Bahwa para korban dianggap sebagai pihak yang memang seharusnya menjadi korban, adalah pola pikir yang mengerikan. Tentu hal ini berlawanan dengan rasa kemanusiaan kita.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on Gaza
Displaying all articles
Meskipun langkah yang diambil oleh kepala jaksa penuntut umum ICC merupakan langkah yang signifikan, sangat kecil kemungkinannya para pemimpin Israel dan Hamas dapat ditangkap atau diadili.
Konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan Iran hanya sampai pada perang bayangan, sampai keduanya saling menyerang satu sama lain baru-baru ini.
Salah satu konsekuensi terbesar dari ketidakamanan di Laut Merah adalah peningkatan yang signifikan dalam biaya perdagangan global.
TikTok mengalami lonjakan ‘postingan’, ‘streaming’ langsung, dan diskusi tentang Al-Qur'an, dengan banyak yang menyebut keimanan Islam yang mereka lihat di warga Gaza sebagai inspirasi mereka.
Gencatan senjata adalah cara untuk memformalkan penghentian kekerasan di antara pihak-pihak yang bertikai. Namun gencatan senjata bisa datang dalam berbagai bentuk, yang mengarah pada perselisihan.
Jika korban pertama dalam perang adalah kebenaran, maka itu bukanlah kesalahan para jurnalis garis depan yang melakukan pekerjaan berat dalam situasi yang sulit.
Israel memiliki pengalaman pahit dalam upaya pengendalian Gaza. Sekarang Israel harus memutuskan bagaimana mengelola wilayah itu di masa depan.
Banyak orang menyebut genosida dalam perang Israel-Hamas, tetapi perang kata-kata tidak dapat menjadi jalan perdamaian.
Aksi solidaritas membela Palestina terjadi di banyak negara, tidak hanya negara-negara Muslim. Ini menandakan bahwa kesamaan identitas bukanlah satu-satunya alasan mengapa solidaritas terjadi.
Perang di Gaza dan Ukraina telah menyebabkan meningkatnya jumlah jurnalis yang terbunuh, dan ini adalah berita buruk bagi semua orang.
Apa makna dan sejarah penggunaan buah semangka dalam perjuangan dan dukungan untuk Palestina?
Sikap dan pernyataan Barat terhadap kematian warga sipil di Israel dan Palestina menunjukkan standar ganda yang telah menyebar ke seluruh pemerintahan dan institusi Barat.
Konflik Israel dan Palestina (Hamas) menyebabkan kebencian terhadap Israel, hal ini terjadi sebagai bentuk emosi di level kelompok yang terbentuk dari proses kategorisasi dan identifikasi sosial.
Para politikus menyebarkan asumsi mereka, dan mengatasnamakan warga Gaza, untuk mendapatkan dukungan. Nyatanya, apa yang dirasakan warga Gaza tidak demikian.
Asal-usul dan ideologi Hamas kerap kali disalahpahami. Berikut adalah beberapa hal tentang sejarah Hamas dan apa yang mereka yakini.
Untuk memahami apa yang telah terjadi di Israel dan Palestina dalam beberapa hari terakhir, sangat penting untuk juga memahami karakteristik dan motivasi organisasi Hamas.
Warga Israel menganggap penting untuk menunjukkan kembali kemampuan pertahanan militer negara mereka terhadap Hamas, yang mungkin memerlukan pengambilalihan Gaza secara militer.
Sejarah Israel dan Palestina memang rumit. Satu tanah, dua nama. Masing-masing pihak mengklaim tanah itu sebagai milik mereka, dengan nama yang mereka pilih.
Top contributors
-
Associate Professor of Practice of Public Policy, University of Michigan
-
Assoc. Prof. of Religion, Society and Culture, Bishop's University
-
Senior Lecturer in Peace and Conflict Studies, University of Sydney
-
Investigador de I-Communitas, Institute for Advanced Social Research, Universidad Pública de Navarra
-
Assistant professor, Department of International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
-
Associate Professor of Religion, Miami University
-
Lecturer, Universitas Islam Bandung
-
Professor, Sociology, Mount Royal University
-
PhD in Film, Media, Communications, and Journalism, Monash University
-
Professor of Journalism and Communications, Macquarie University
-
Assistant Professor, Faculty of Psychology, Universitas Indonesia
-
Distinguished Professor of Anthropology; Director, Center for the Study of Genocide and Human Rights, Rutgers University - Newark
-
Lecturer in Peace and Security, Durham University
-
Full Professor in Journalism, Dublin City University
-
Postdoctoral research fellow, The University of Melbourne
