tag:theconversation.com,2011:/africa/topics/bisnis-42637/articlesBisnis – The Conversation2023-10-04T02:59:26Ztag:theconversation.com,2011:article/2132282023-10-04T02:59:26Z2023-10-04T02:59:26ZApa perbedaan antara ‘startup’ dan bisnis lainnya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/547361/original/file-20230707-19-h3ttvo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C45%2C5089%2C2743&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Antara 2012 dan 2021, pendanaan untuk perusahaan rintisan teknologi AS melonjak menjadi $344 miliar.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/diverse-team-of-professional-businesspeople-meeting-royalty-free-image/1363104989?phrase=start+ups&adppopup=true">gorodenkoff/iStock via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apa perbedaan antara <em>startup</em> dan bisnis, dan apakah yang satu lebih baik dari yang lain? - Aditya, usia 16 tahun, Ranchi, Jharkhand, India</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Semua <em>startup</em> adalah bisnis, tetapi tidak semua bisnis adalah <em>startup</em>.</p>
<p>Hampir <a href="https://www.uschamber.com/small-business/new-business-applications-a-state-by-state-view">100.000 bisnis baru</a> berdiri setiap minggu di Amerika Serikat pada 2022. Namun, apa yang membedakan sebuah <em>startup</em>? </p>
<p>Sebagai seorang profesor pemasaran dan inovasi yang telah bekerja di beberapa startup, termasuk Netflix pada masa-masa awal berdirinya, saya dapat membagikan beberapa perbedaan antara <em>startup</em> dan bisnis yang lebih tradisional.</p>
<h2>Startup menciptakan sesuatu yang baru</h2>
<p>Bisnis tradisional umumnya memiliki solusi yang sudah mapan untuk masalah yang sudah diketahui dan tidak mengembangkan sesuatu yang baru.</p>
<p>Sebagai contoh, sebuah restoran sushi baru di lingkungan sekitarmu mungkin merupakan sebuah bisnis baru, namun sama sekali bukan <em>startup</em>. Namun, jika sebuah perusahaan lokal baru mengembangkan perangkat yang dapat membuat sushi secara otomatis dan mencoba membuat restoran sushi menggunakannya, maka itu adalah sebuah <em>startup</em>. Restoran tersebut hanya mencoba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan sushi, sedangkan perusahaan perangkat tersebut mencoba mengubah semua restoran sushi dengan metode barunya.</p>
<p><em>Startup</em> berpusat pada inovasi yang belum pernah dibawa ke pasar sebelumnya. Ini bisa berupa produk atau layanan, teknologi, proses, merek, atau bahkan model bisnis baru. Umumnya, mereka memiliki tujuan besar untuk mengubah industri dengan mendisrupsi pemimpin pasar atau perilaku pelanggan saat ini. </p>
<p>Pikirkan Uber, sebuah perusahaan rintisan inventif yang awalnya beroperasi di San Francisco. Perusahaan ini membangun model taksi yang telah teruji–sebuah bisnis–dan menciptakan aplikasi berbagi tumpangan unik yang belum pernah ada sebelumnya.</p>
<h2>Tujuan <em>startup</em></h2>
<p>Terlepas dari produk dan lokasinya, fokus utama dari sebuah <em>startup</em> adalah mencari tahu apakah ada kebutuhan untuk produk mereka. </p>
<p><em>Startup</em> mencoba menemukan dan mengoptimalkan <a href="https://www.coursera.org/articles/target-market">target pasar</a> untuk solusi baru mereka. Siapa yang akan menghargai dan membeli apa yang mereka kembangkan? Perusahaan rintisan sering kali berpikir bahwa mereka memiliki gambaran yang baik tentang siapa yang akan menyukai apa yang mereka bangun, tetapi mereka tidak selalu benar. </p>
<p>Sebagai contoh, saya mengepalai bagian pemasaran hampir satu dekade yang lalu di <a href="https://techcrunch.com/2019/02/27/compass-acquires-contactually-a-crm-provider-to-the-real-estate-industry/">Contactually</a>, perusahaan rintisan yang berfokus pada jejaring profesional. Saat Contactually mulai mempromosikan layanannya, mereka menargetkan bisnis kecil di beberapa industri, dengan berpikir bahwa produknya memenuhi kebutuhan yang sama untuk semua industri tersebut. Namun kemudian kami menemukan bahwa penawaran kami bekerja dengan sangat baik untuk agen <em>real estate</em> dan pialang, dan kami mulai mengerahkan semua upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok ini secara eksklusif.</p>
<p>Bagian dari mengidentifikasi target pasar adalah menetapkan <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Product/market_fit">kesesuaian produk/pasar</a>–sejauh mana inovasi memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaan rintisan tahu bahwa mereka mungkin telah menemukan sesuatu ketika pelanggan dari target pasar membeli solusi baru dan bersedia berbagi pengalaman positif mereka dengan orang lain. </p>
<p>Setelah sebuah startup melewati tahap-tahap tersebut, <em>startup</em> tersebut <a href="https://www.investopedia.com/terms/s/scalability.asp">akan mencoba untuk berkembang</a>. Ini berarti berhasil <em>startup</em> bertumbuh sehingga tidak dibatasi oleh pendanaan atau staf. Sebagai contoh, ketika <a href="https://backlinko.com/netflix-users">Netflix meluncurkan platform streaming</a> pada 2010, perusahaan ini mampu mengembangkan sayapnya ke seluruh dunia dengan cara yang lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan jika mereka tetap bertahan dengan model bisnis “DVD-melalui-milis”.</p>
<p>Akhirnya, untuk mencapai hal-hal yang memungkinkannya untuk berkembang, perusahaan rintisan umumnya berfokus pada <a href="https://doi.org/10.1007/s13162-021-00197-w">menghabiskan waktu bersama dan belajar dari pelanggan mereka</a>. Setelah mencapai ukuran tertentu, sebagian besar bisnis kurang fokus pada pembelajaran pelanggan dan lebih fokus pada membuat perusahaan menjadi lebih efisien.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Sebuah tim bekerja bersama di sebuah kantor." src="https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/536329/original/file-20230707-17-lxpvfg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penelitian menunjukkan sekitar 90% perusahaan rintisan akan gagal, sementara ribuan perusahaan rintisan baru bermunculan setiap minggunya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/team-of-professionals-work-on-a-project-royalty-free-image/586970675?phrase=start+ups&adppopup=true">Kelvin Murray/Stone via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Bertransisi menjadi bisnis yang mapan</h2>
<p>Amazon, Netflix, Uber, dan Airbnb adalah perusahaan-perusahaan besar dunia yang berawal dari sebuah perusahaan rintisan. Berhasil mengembangkan <em>startup</em> menjadi perusahaan yang makmur sangatlah sulit. Data industri menunjukkan bahwa <a href="https://www.forbes.com/sites/neilpatel/2015/01/16/90-of-startups-will-fail-heres-what-you-need-to-know-about-the-10/">90% startup akan gagal</a>.</p>
<p>Setelah mapan di pasarnya, bisnis tradisional menghadapi tantangan yang berbeda: <a href="https://sloanreview.mit.edu/article/the-hard-truth-about-business-model-innovation/">menjalankan bisnis dengan lebih efisien</a>. </p>
<p>Perusahaan rintisan mungkin dapat mengandalkan pendanaan dari berbagai jenis investor luar saat mereka mulai kokoh berdiri. Namun, bisnis yang sudah mapan harus berjalan dengan lancar untuk menghasilkan keuntungan dari apa yang dijualnya.</p>
<p>Perusahaan non-<em>startup</em> perlu mencari cara untuk mengelola pekerja dengan lebih baik dan menjalankan bisnis dengan cara yang dapat memecahkan masalah pelanggan sekaligus memungkinkan perusahaan untuk memenuhi semua tujuannya. </p>
<p>Untuk bisnis non-<em>startup</em>, tujuan spesifiknya bisa berupa berapa banyak uang atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan, bagaimana dan ke mana harus berekspansi untuk tumbuh lebih banyak atau lebih cepat, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk, atau bagaimana membuat lebih banyak produk dengan sumber daya yang sama atau lebih sedikit.</p>
<p>Meskipun fokus <em>startup</em> adalah menentukan apakah ada permintaan untuk produk baru dan inovatif, tujuan utama bisnis tradisional adalah menciptakan operasi yang efisien yang dapat bertahan jauh di masa depan. </p>
<p>Jika beruntung, <em>startup</em> yang sukses, seperti Uber atau Netflix, akan berkembang dan tumbuh, yang pada akhirnya berevolusi menjadi bisnis tradisional–bisnis yang mungkin akan diganggu oleh perusahaan-perusahaan rintisan dengan ide-ide baru di masa depan.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213228/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Putri bekerja di Maven Clinic setelah sebelumnya bekerja di CNBC dan Morning Brew</span></em></p>Bisnis tradisional beroperasi dengan solusi yang sudah mapan untuk masalah yang sudah diketahui. Perusahaan rintisan berfokus pada produk atau layanan yang tidak disediakan oleh orang lain.Joel Mier, Lecturer of Marketing, University of RichmondLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2020512023-03-23T08:19:36Z2023-03-23T08:19:36ZMengapa era revolusi industri 4.0 belum terwujud?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/516011/original/file-20230317-1688-viqny9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Teknologi semakin canggih dan dapat mengubah kehidupan kita.</span> </figcaption></figure><p>Sudah hampir satu dekade sejak istilah revolusi industri keempat diciptakan, namun banyak orang yang belum pernah mendengarnya ataupun tahu apa yang dimaksud dengan istilah tersebut. </p>
<p>Industri 4.0 merupakan suatu upaya untuk menjelaskan bagaimana menghubungkan berbagai teknologi canggih dapat mengubah cara kita membuat sesuatu. Sebagai contohnya adalah menempatkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam robot pabrik. </p>
<p>Meskipun tidak ada kesepakatan formal bahwa kita sedang hidup di era baru ini, namun hal ini merupakan tanda betapa pentingnya perkembangan dan potensi revolusi ini. Revolusi industri sebelumnya adalah: bangkitnya tenaga uap pada akhir abad ke-18, penggunaan listrik untuk menyalakan mesin pada akhir abad ke-19, dan pergeseran ke penggunaan alat elektronik digital yang dimulai pada tahun 1970-an. </p>
<p>Hal tersebut ditentukan oleh beberapa tanda yang jelas. Namun, terdapat banyak teknologi baru yang dapat diklaim sebagai bagian dari industri 4.0. Teknologi ini termasuk <em>virtual reality</em> (VR) yang bekerja pada bidang perakitan dan pencetakan 3D. Ada juga perkembangan yang kurang dikenal seperti kembaran digital - model virtual yang secara akurat mencerminkan perilaku objek fisik nyata seperti turbin angin atau mesin pesawat terbang.</p>
<p>Teknologi apa pun yang “pintar” atau “siber-fisik” - di mana batas antara dunia digital dan fisik menjadi kabur - dapat diklaim sebagai bagian dari revolusi industri keempat.</p>
<p>Namun, banyak perusahaan yang tampaknya lambat dalam memanfaatkan perkembangan ini. Di sini, kami akan menunjukkan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan menjelaskan perubahan yang mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi dapat memenuhi potensinya.</p>
<h2>Sebuah revolusi yang terhenti?</h2>
<p>Sebuah rantai pasokan menggambarkan keseluruhan sistem untuk memproduksi sebuah produk, dari bahan mentah hingga pengiriman barang jadi ke konsumen. Jadi, akan sangat berguna untuk melihat dampak teknologi industri 4.0 terhadap rantai ini.</p>
<p>Sulit untuk mengukur seberapa besar dampak teknologi tertentu terhadap perekonomian. Namun, satu hal yang bisa kita lakukan adalah melihat dampaknya terhadap para pengambil keputusan di perusahaan.</p>
<p>Salah satu dari kami (Ralf Seifert) <a href="https://www.imd.org/ibyimd/supply-chain/the-supply-chain-agenda-keeps-growing-how-will-you-adapt/">baru-baru ini menerbitkan sebuah hasil dari survei</a> yang dilakukan terhadap beberapa ratus eksekutif senior. Survei tersebut menanyakan pandangan para eksekutif tentang pengelolaan rantai pasokan.</p>
<p>Tak satu pun dari prioritas utama yang disebutkan oleh para eksekutif yang memiliki kaitan dengan industri 4.0. Teknologi yang menjadi perhatian utama yang sangat terkait dengan revolusi industri keempat, seperti AI, <em>machine learning</em>, <em>internet of things</em>, robotika, dan pencetakan 3D berada di urutan ketiga terbawah.</p>
<p>Pengamatan terhadap tren online juga menunjukkan bahwa penelusuran “industri 4.0” mencapai puncaknya pada tahun 2019, tetapi sejak saat itu turun ke tingkat yang jauh lebih rendah. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seorang teknisi industri yang menggunakan teknologi _virtual reality_ untuk desain industri" src="https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C15%2C5104%2C2858&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507923/original/file-20230202-7442-rr6yh6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"><em>Virtual reality</em> adalah salah satu teknologi yang diharapkan dapat mendorong revolusi industri keempat.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/factory-female-industrial-engineer-wearing-virtual-1335833918">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mungkin ada beberapa kemungkinan alasan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak menerima industri 4.0 dengan baik. <a href="https://assets.kpmg.com/content/dam/kpmg/au/pdf/2020/fourth-industrial-revolution-benchmark.pdf">Pada tahun 2020, sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan akuntansi besar, KPMG</a>, menunjukkan bahwa dari semua teknologi industri 4.0, hanya <em>cloud computing</em> yang telah mencapai tingkat implementasi yang lebih maju walau masih belum sepenuhnya.</p>
<p>Bagi banyak pebisnis, manfaat teknologi penting lainnya masih belum jelas. Tekanan sehari-hari seperti layanan dan biaya lebih diutamakan, sehingga dibutuhkan upaya untuk beralih dari solusi yang sudah familiar. Hal ini konsisten dengan penurunan dalam penelusuran industri 4.0 - bahkan ketika rantai pasokan global telah <a href="https://www.whitehouse.gov/cea/written-materials/2021/06/17/why-the-pandemic-has-disrupted-supply-chains/">terganggu oleh pandemi virus corona</a>, <a href="https://www.cnbc.com/2021/03/29/suez-canal-is-moving-but-the-supply-chain-impact-could-last-months.html">terhalangnya jalur pelayaran Terusan Suez</a> pada tahun 2021, <a href="https://www.cnbc.com/2021/07/27/floods-in-europe-and-china-disrupt-global-shipping-supply-chains.html">banjir yang menghambat transportasi kereta api di Eropa</a>, dan kekurangan kontainer pengantaran.</p>
<p>Laporan KPMG tahun 2020 menemukan bahwa kurang dari separuh pemimpin bisnis memiliki pemahaman yang baik tentang istilah “revolusi industri keempat”.</p>
<h2>Risiko tinggi, pengawasan tinggi</h2>
<p>Kurangnya pemahaman merupakan salah satu rintangan dalam pemanfaatan teknologi industri 4.0. Hal lainnya adalah kebutuhan untuk membangun <em><a href="https://www.europeanbusinessreview.com/the-real-industry-4-0-challenge/">business case</a></em> sebagai solusi untuk pengeluaran teknologi yang baru.</p>
<p>Semakin ambisius teknologi tersebut, semakin tinggi pula risiko dan pengawasannya. Tidak semua perusahaan memiliki pemimpin yang siap untuk memperjuangkan dan mendukung inovasi dalam menghadapi hasil yang tidak pasti atau kurang terlihat.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Manufaktur aditif" src="https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=8%2C8%2C4609%2C3334&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507689/original/file-20230201-10196-z824zk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Manufaktur aditif, sebuah istilah industri dari pencetakan 3D, dianggap sebagai teknologi Industri 4.0 yang utama.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Inisiatif Industri 4.0 juga dapat menyebabkan resistensi terhadap perubahan di kalangan pekerja. Departemen IT, yang telah dilatih selama bertahun-tahun untuk mencari penyedia solusi perusahaan besar, merasa ragu untuk merekomendasikan solusi khusus dari perusahaan kecil - terutama untuk teknologi yang tidak mereka kenal.</p>
<p>Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyediakan sumber daya untuk membangun tim terpisah yang ditugaskan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kapabilitas industri 4.0. Meskipun demikian, harus ada keselarasan dengan strategi bisnis yang lebih luas dari perusahaan tersebut.</p>
<h2>Dari krisis menjadi peluang</h2>
<p>Gangguan rantai pasokan yang belum pernah terjadi selama dua tahun terakhir telah mendorong para eksekutif untuk mempertimbangkan dan mengkonfigurasi ulang rantai pasokan mereka. Namun, seringkali, mereka memilih untuk melakukan hal ini dengan cara konvensional. </p>
<p><em>Reshoring</em> (mengembalikan produksi ke negara asal perusahaan) dan <em>nearshoring</em> (memindahkan produksi ke negara yang lebih dekat, daripada negara yang lebih jauh) telah menjadi pilihan populer untuk perusahaan yang ingin membangun ketahanan rantai pasokan mereka.</p>
<p>Teknologi Industri 4.0 memiliki peran dalam transisi ini. Sebagai contoh, pemikiran ulang rantai pasokan global yang muncul karena adanya kebutuhan untuk mengurangi biaya tenaga kerja. </p>
<p>Alat berat angkut tanpa pengemudi atau kendaraan berpemandu otomatis, adalah salah satu contoh cara robotika dapat mengurangi kenaikan biaya di tempat lain. Manufaktur aditif - nama industri untuk pencetakan 3D - dapat menyederhanakan dan mengurangi biaya proses produksi yang melibatkan dua atau lebih langkah yang mahal.</p>
<p>Untuk rantai pasokan yang melintasi perbatasan internasional, akan ada insentif tambahan untuk menggunakan platform digital untuk meningkatkan kemampuan melacak inventaris - istilah yang mencakup segala sesuatu mulai dari bahan mentah hingga produk jadi - dan untuk membantu mengangkut barang. Hal ini akan membantu perusahaan mengidentifikasi gangguan yang tidak direncanakan dengan lebih cepat dan bereaksi dengan tepat.</p>
<p>Disfungsi rantai pasokan yang menjadi sorotan utama dan bisa dibilang memperlambat kemajuan jangka pendek industri 4.0 mungkin akan menjadi penggerak yang pada akhirnya memenuhi janjinya.</p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/202051/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Banyak perusahaan yang lamban dalam memanfaatkan teknologi seperti AI dan 3D printing. Inilah yang menghalangi revolusi industri 4.0 untuk terwujud.Richard Markoff, Supply Chain Researcher, International Institute for Management Development (IMD)Ralf Seifert, Professor of Operations Management, International Institute for Management Development (IMD)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1987742023-02-02T07:17:09Z2023-02-02T07:17:09ZGlass Onion memberi contoh risiko ketika berbisnis bersama teman – ini caranya agar kamu bisa sukses<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/507789/original/file-20230202-16-3d58yn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=1%2C0%2C1276%2C720&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Dalam film Glass Onion, miliuner Miles Bron dan teman-temannya berseteru dengan Andi Brand - kawan sekaligus mantan rekan bisnis Bron.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://images.app.goo.gl/BRn5FcwQap3cKwzGA">Netflix</a></span></figcaption></figure><p>Film misteri pembunuhan Netflix yang baru, <a href="https://www.youtube.com/watch?v=gj5ibYSz8C0"><em>Glass Onion</em></a> adalah sebuah kisah peringatan – tapi bukan soal <em>influencers</em>, stereotip para laki-laki yang terobsesi tren teknologi (“<a href="https://www.esquire.com/uk/culture/a42304964/glass-onion-elon-musk/"><em>tech bros</em></a>”), atau <a href="https://adg.org/perspective/222-a-metaphor-for-a-mystery-glass-onion/">ironisme arsitektur</a> seperti anggapan banyak orang terkait film ini. <em>Glass Onion</em> (dan serial <a href="https://www.youtube.com/watch?v=p2v7IQVSimk"><em>Succession</em></a> yang tayang di HBO) adalah peringatan soal potensi bahaya untuk berbisnis dengan teman atau keluarga.</p>
<p>Bisnis-bisnis macam ini punya kontribusi besar terhadap perekonomian. Secara global, antara 70%-80% perusahaan dimiliki atau dikelola bersama oleh <a href="https://familybusinessunited.com/2020/10/27/globally-most-businesses-are-family-owned/">keluarga</a> atau <a href="https://www.independent.co.uk/news/business/start-ups-friends-relatives-employed-study-businesses-a8255856.html">sekelompok teman</a>. Hubungan dekat memang dapat menjadi sumber dukungan dan <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11365-020-00734-2">pengaruh positif</a> yang besar terhadap ide atau bisnis baru. </p>
<p><a href="https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/ET-03-2019-0052/full/html">Riset saya</a> yang berfokus pada pengembangan bisnis baru di dalam universitas menunjukkan bahwa teman dapat menjadi mitra bisnis yang sukses. Utamanya bagi pelajar, <a href="https://link.springer.com/book/10.1007/978-3-030-35191-5">universitas</a> dan perguruan tinggi yang fokus pada kewirausahaan menawarkan berbagai jenis <a href="https://wonkhe.com/blogs/how-can-universities-provide-enterprising-solutions-for-small-business/">dukungan</a> untuk mewujudkan bisnis impian bersama teman.</p>
<p>Ada beberapa tantangan ketika baru mulai berbisnis bersama mitra, yang akan lebih mudah diatasi jika kita bekerja dengan orang-orang yang dekat dengan kita. Pendiri bisnis harus saling percaya dan memahami apa yang disukai, tak disukai, dan ambisi rekannya.</p>
<p>Jika kamu dan mitramu memiliki kesamaan nilai dan gaya penyelesaian masalah, akan lebih mudah untuk memprediksi bagaimana mitramu akan bereaksi di saat krisis atau ketika dirundung ketidakpastian. Dengan pemikiran ini, lebih mudah bagi kita untuk memanfaatkan hubungan pertemanan untuk menjadi hubungan bisnis.</p>
<h2>Risikonya</h2>
<p>Tentu saja, pendekatan ini tak selalu berhasil. Apa yang awalnya mungkin hanya pertengkaran atau ketidaksepakatan soal arah bisnis baru, bisa berujung pada sakit hati, memburuknya bisnis (dan hubungan), dan bahkan masalah hukum.</p>
<p>Bisnis yang melibatkan keluarga atau teman dapat betul-betul mengganggu keseimbangan hidup-kerja (<em>work-life balance</em>), hal yang <a href="https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JFBM-12-2020-0113/full/html">penting dalam kesuksesan bisnis</a>. Berkurangnya batasan dan bertambahnya waktu yang dihabiskan untuk mendiskusikan pekerjaan dapat mengganggu hubungan personalmu hingga berujung pada kelelahan dan rasa sebal. Tak realistis dan sehat untuk terus membicarakan kerjaan sepanjang waktu.</p>
<p>Bisnis keluarga yang berlangsung selama beberapa dekade dengan orang yang sama di puncak manajemen, pada akhirnya mungkin mandek dan terlalu bergantung pada pasar yang telah jenuh. Rasa puas terhadap pencapaian diri sendiri ini, seperti dalam jenis bisnis apa pun, dapat muncul dan kemudian mempengaruhi hubungan dengan konsumen, pengetahuan tentang pesaing, dan kemampuan untuk berinovasi.</p>
<p>Jika tak diatasi dengan baik, permasalahan ini bisa jadi kebiasaan. Seperti yang terjadi di serial <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Ut4pgRu5gHU"><em>Succession</em></a>, bentrokan kepribadian dan perebutan kekuasaan dapat mengganggu produktivitas dan menjadi ancaman terhadap jalannya usaha.</p>
<h2>Melindungimu dan bisnismu</h2>
<p>Sebelum memulai, penting untuk <a href="https://startups.co.uk/strategy/7-important-factors-to-consider-before-starting-a-business/">membuat rencana ke depan</a>. Ini termasuk menciptakan strategi agar para mitra bisa meninggalkan perusahaan secara damai ketika keadaan mengharuskan.</p>
<p>Rencana tersebut juga harus mengikutsertakan pertimbangan soal implikasi legal yang mungkin timbul dari ketidaksepakatan, serta rencana untuk melindungi ide, kontribusi bisnis, dan hak milik intelektual lainnya ketika itu terjadi.</p>
<p>Penelitian juga menunjukkan bahwa dalam <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877858516300948?via%3Dihub">bisnis keluarga yang sudah lama berjalan</a>, adanya pemahaman tidak tertulis terkait siapa yang mungkin menjadi pewaris bisa jadi mempengaruhi seberapa serius upaya sang pendiri bisnis melindungi aset intelektualnya. Bahkan dengan teman dan orang-orang terkasih, kamu harus tetap mendokumentasikan dan mendaftarkan ide, desain, prototipe, produk, proses, dan slogan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="In a sunny office, four young people smile and give each other high fives around a table of laptops and charts" src="https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/505089/original/file-20230118-21-pokfes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sebelum merayakan bisnis baru, pastikan kamu dan teman atau rekan bisnismu melindungi kekayaan intelektual.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/we-did-four-cheerful-young-people-641703658">Roman Samborskyi / Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebelum kamu menjalankan idemu (atau menuliskannya di <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Dkcv10rLAhM">serbet</a> seperti yang dilakukan pendiri bisnis di film <em>Glass Onion</em>), berikut lima hal yang perlu menjadi pertimbangan:</p>
<p><strong>1. Transparansi – apa rencana semua orang?</strong></p>
<p>Saat memulai usaha baru, penting untuk terbuka tentang niat dan tujuan – dalam jangka pendek dan panjang.</p>
<p>Apa yang membawa kalian semua ke <em>startup</em> potensial ini? Apa yang ingin masing-masing dari kalian capai? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk kamu tanyakan.</p>
<p><strong>2. Keamanan – carilah nasihat hukum sedini mungkin</strong></p>
<p>Berbarengan dengan pendaftaran perusahaan secara resmi, kamu juga harus menghubungi pengacara yang ahli di bidang kekayaan intelektual untuk menerima panduan mengenai bagaimana melindungi kontribusi pada tahap awal usaha maupun yang tengah berlangsung, secara adil – dengan merek dagang, paten, dan hak cipta yang sesuai jika diperlukan.</p>
<p><strong>3. Prioritas – berpegang teguh pada kekuatanmu</strong></p>
<p>Inilah yang memberikan tambahan nilai yang unik dalam berbisnis: ingatlah keahlian apa yang kamu bawa ke usahamu.</p>
<p>Walaupun melakukannya bersama teman, bisnismu bukan sekadar kesempatan untuk <em>nongkrong</em> dan bersenang-senang. Kamu memang harus menikmati pekerjaanmu – tapi ingat bahwa waktu, uang, dan penghidupan jadi taruhan di sini.</p>
<p>Tim yang memiliki banyak orang dengan beragam keahlian dan pengalaman dapat menghadirkan kreativitas, banyak perspektif, dan daya tahan dalam menghadapi perubahan yang tak terhindarkan.</p>
<p><strong>4. Berbaik hatilah – hargai dan pertimbangkan perubahan dalam hidup</strong></p>
<p>Layaknya bisnis yang sulit ditebak, hidup kita bisa tiba-tiba berubah drastis. Mitra pemilik harus lebih mawas terhadap perubahan dalam pola kerja, gaya hidup, dan peristiwa-peristiwa penting demi menjaga kesehatan dan kebahagiaan. Ini terutama relevan ketika teman yang berbisnis bersama kamu berada pada tahapan hidup yang sama denganmu, misalnya baru berkeluarga atau akan menikah.</p>
<p>Menunjukkan kepedulian dan bersiap menghadapi hal-hal ini ketika nantinya muncul, dapat mengurangi ketegangan dan konflik ketika menjalankan bisnis sehari-harinya</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/198774/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Robert Crammond tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Empat hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum meluncurkan bisnis rintisan bersama temanmu.Robert Crammond, Senior Lecturer in Enterprise, University of the West of ScotlandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1844912022-07-22T03:33:24Z2022-07-22T03:33:24ZLulusan hukum berperan penting dalam penyelesaian sengketa bisnis atau ‘arbitrase’, tapi kampus belum siapkan mereka dengan baik<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/475522/original/file-20220721-15018-rx92za.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/verkeorg/25102323896">(Flickr/verkeorg)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Ambisi Indonesia meraih <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20190509/9/920475/visi-indonesia-2045-indonesia-targetkan-jadi-ekonomi-terbesar-kelima">pertumbuhan ekonomi terbesar kelima di dunia</a> pada 2025 memicu berbagai kebijakan yang <a href="https://katadata.co.id/pingitaria/finansial/5f7ddb0c60090/uu-cipta-kerja-buka-14-jenis-usaha-yang-sebelumnya-tertutup-bagi-asing">mendorong investasi dan transaksi bisnis</a>. Namun, seiring pertumbuhan transaksi, potensi munculnya sengketa bisnis pun bertambah.</p>
<p>Di sini, <a href="https://www.hukumonline.com/berita/a/7-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam-proses-arbitrase-nasional-lt60d4bf6c7f5c1/">arbitrase</a> – suatu jalur hukum yang lebih efisien dan transparan ketimbang pengadilan dengan menunjuk ahli hukum bisnis sebagai penengah – telah menjadi forum penyelesaian sengketa yang <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20190709/12/1121965/sengketa-bisnis-perusahaan-indonesia-lebih-suka-memilih-arbitrase">kian populer di kalangan pebisnis</a>.</p>
<p>Menurut Ketua <a href="https://baniarbitration.org">Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)</a>, penyedia jasa arbitrase independen bentukan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), lembaganya setiap tahun menerima setidaknya 100 permintaan penyelesaian sengketa bisnis.</p>
<p>Masalahnya, meski kebutuhan terhadap arbitrase semakin meningkat, saya sebagai dosen hukum, dan juga BANI, memandang bahwa tidak banyak mahasiswa maupun sarjana hukum di lapangan yang memahami karakteristik, prinsip-prinsip penting, maupun tata cara dalam proses arbitrase.</p>
<p>Padahal, banyak lulusan hukum tersebut kelak mengemban peran penting dalam dunia arbitrase. Mereka menjadi penengah atau “arbiter” hingga menjadi advokat hukum yang mewakili para pihak yang bersengketa.</p>
<p>Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan hal tersebut. Misalnya, tidak diberikannya pengertian yang komprehensif mengenai arbitrase di bangku kuliah, arbitrase tidak diberikan tempat yang penting dalam kurikulum, dan/atau para calon sarjana hukum belum memiliki minat terhadap arbitrase.</p>
<h2>Peran krusial lulusan hukum dalam arbitrase</h2>
<p>Kerahasiaan, kecepatan, profesionalisme, transparansi, dan kredibilitas suatu proses arbitrase, menjadi hal-hal krusial yang dibutuhkan dunia industri.</p>
<p><strong>Pertama</strong>, salah satu subjek yang memegang peran krusial adalah sang ‘arbiter’. Arbiter tak hanya harus menuntut terselesaikannya sengketa, tapi juga memastikan resolusi konflik berlandaskan kebenaran dan keadilan.</p>
<p>Dalam pengamatan kami, banyak lulusan hukum yang menjadi arbiter sering terjebak dalam ‘<a href="https://journals.usm.ac.id/index.php/humani/article/view/853">positivisme</a>’. Artinya, mereka kerap hanya mempersoalkan apa kata hukum dan juga ketentuan dalam klausul perjanjian bisnis, tanpa memahami lika-liku konflik tersebut.</p>
<p>Padahal, seorang pemecah masalah harus melampaui apa yang ada di balik teks atau substansi dasar dalam sengketa. Seorang arbiter juga harus mengetahui persoalan bisnis, sebagai objek dari dunia arbitrase.</p>
<p>Hanya melihat hukum dan ketentuan dalam perjanjian tanpa memahami bisnisnya tidak akan mengarah pada penyelesaian yang adil dan baik.</p>
<p><strong>Kedua</strong>, subjek yang juga penting adalah para pihak yang bersengketa maupun para advokat yang mewakilinya.</p>
<p>Kemungkinan besar, banyak di antara lulusan hukum nanti yang justru akan menjadi advokat ketimbang menjadi arbiter yang memang terbatas jumlahnya.</p>
<p>Aspek penting yang dijalankan lulusan hukum yang mengemban peran ini adalah pembelaan. Proses pembelaan yang baik harus bertumpu pada kebenaran dan keadilan dalam penyelesaian sengketa. Pembelaan harus dilandasi fakta-fakta yang valid dan objektif, bukan data-data yang palsu. </p>
<p>Aturan hukum – termasuk <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43018/uu-no-18-tahun-2003">UU Nomor 18 Tahun 2003</a> tentang Kode Etik Advokat Indonesia – mengharuskan advokat hukum dalam arbitrase untuk menjalankan pembelaan secara <a href="https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-idas-sollen-i-dengan-idas-sein-i-lt5acd738a592ef"><em>das sollen</em></a> (taat hukum) dan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Bahkan, jika ada permintaan dari pebisnis yang mereka bela yang bertentangan dengan integritas tersebut, para advokat harus menolaknya (Pasal 3).</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/475525/original/file-20220721-14589-5m0m11.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Para lulusan hukum yang terlibat arbitrase harus memahami pentingnya kode etik arbiter dan advokat hukum.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/WdJkXFQ4VHY">(Unsplash/Ben Rosett)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sayangnya, menurut cerita Ketua BANI, di lapangan ada banyak advokat hukum yang seringkali melanggar prinsip sakral di atas.</p>
<p>Bahkan, <a href="https://kumparan.com/dzadit-taqwa/etika-pembelaan-dalam-penyelesaian-sengketa-1xsC3o4YzGP/2">persekongkolan</a> tak hanya antara pebisnis yang bersengketa dengan advokat mereka, tapi juga antara para pihak dengan sang arbiter sebagai penengah hukum.</p>
<p>Persekongkolan dan kolusi adalah hal terlarang dalam proses arbitrase – iktikad yang baik harus menjadi semangat utama. Para lulusan hukum harus diajarkan bahwa arbitrase harus fokus pada selesainya sengketa dengan adil, bukan 'menang’-nya sengketa.</p>
<h2>Fakultas hukum harus siapkan calon praktisi arbitrase dengan lebih baik</h2>
<p>Mengingat masih banyaknya masalah yang muncul di antara para lulusan hukum di atas, kami memandang bahwa fakultas hukum harus lebih baik lagi dalam mempersiapkan mahasiswa mereka guna menunjang iklim arbitrase di Indonesia.</p>
<p><strong>Pertama</strong>, memastikan bahwa materi-materi terkait arbitrase mendapatkan perhatian dalam kurikulum pendidikan tinggi hukum.</p>
<p>Saat ini, tidak banyak perguruan tinggi hukum yang menjadikan mata kuliah arbitrase sebagai mata kuliah wajib fakultas.</p>
<p>Sepengetahuan kami, dari <a href="https://pddikti.kemdikbud.go.id/asset/data/publikasi/Statistik%20Pendidikan%20Tinggi%20Indonesia%202019.pdf">524 lembaga pendidikan tinggi</a> yang menyediakan program studi ilmu hukum, hanya <a href="https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/01-F-HUKUM.pdf">Fakultas Hukum Universitas Padjajaran</a> yang menjadikan arbitrase sebagai mata kuliah wajib. Sebab, banyak guru-guru besar di sana fokus pada arbitrase. Di antaranya adalah Profesor <a href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=en&user=Ud-afI51UAMC&view_op=list_works&sortby=pubdate">Huala Adolf</a>, Profesor <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=n8ks_n4AAAAJ&view_op=list_works&sortby=pubdate">Ahmad Ramli</a>, dan Profesor <a href="https://mediaintegritas.com/content/prof-dr-mieke-komar-sh-mcl">Mieke Komar</a>.</p>
<p>Perguruan tinggi pun tak banyak yang menjadikan arbitrase sebagai mata kuliah wajib saat peminatan. Bahkan, arbitrase tidak mendapatkan kejelasan mengenai di bawah bidang studi hukum mana materi ini diampu.</p>
<p><strong>Kedua</strong>, memastikan bahwa mahasiswa hukum memiliki pengetahuan substansi yang baik dalam memecahkan persoalan dalam dunia arbitrase.</p>
<p>Objek utama arbitrase adalah sengketa bisnis. Sekadar tahu prosedur arbitrase tanpa memahami industri, terutama lika-liku bisnis yang dipersengketakan, tidak akan berarti apa-apa. </p>
<p>Dalam pengajaran saat ini, misalnya, materi di berbagai fakultas hukum seringkali hanya berpusat pada aspek prosedural atau tata cara arbitrase sesuai yang tertera pada <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45348/uu-no-30-tahun-1999">UU Nomor 30 Tahun 1999</a> tentang Arbitrase.</p>
<p>Fakultas hukum harus lebih banyak memasukkan silabus yang memperkuat wawasan mahasiswa akan dunia industri di Indonesia. Dosen pun bisa lebih banyak mengangkat kasus-kasus yang membantu mahasiswa <a href="https://theconversation.com/mata-uang-digital-hingga-hukum-luar-angkasa-dosen-hukum-harus-kreatif-siapkan-mahasiswa-hadapi-laju-teknologi-125890">memperdalam pemahaman akan lika-liku bisnis</a>.</p>
<p>Menurut pengalaman BANI, hal inilah yang justru menjadi kunci keberhasilan proses penyelesaian sengketa bisnis.</p>
<p><strong>Ketiga</strong>, memastikan lulusan hukum memiliki kemampuan penyelesaian sengketa berdasarkan keadilan dan kebenaran.</p>
<p>Pendidikan harus menjadi tempat bagi mahasiswa untuk berdebat mengenai makna keadilan dan kebenaran. Pendidikan tidak boleh menjadi tempat yang hanya sekadar mengajarkan konsep, tanpa akhirnya memperdebatkan konsep-konsep tersebut dalam dunia nyata.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/475529/original/file-20220721-9733-u66gg6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ruang kuliah harus menjadi tempat mahasiswa bisa saling memperdebatkan tentang makna keadilan dalam berbagai kasus dunia nyata.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Unsplash/Edwin Andrade)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://theconversation.com/mata-uang-digital-hingga-hukum-luar-angkasa-dosen-hukum-harus-kreatif-siapkan-mahasiswa-hadapi-laju-teknologi-125890">Menelusuri berbagai putusan</a>, misalnya, sebaiknya tak hanya sempit dalam konteks di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Ini akan memberikan pengalaman bagi para mahasiswa mengenai bagaimana menimbang-menimbang keadilan.</p>
<p>Fakultas hukum dapat mengajak mahasiswa memperdebatkan kasus-kasus hipotetis, lalu meminta mereka menganalisis dan menyampaikan solusinya. Dengan kata lain, perdebatan yang ramai – ketimbang penyampaian satu arah – adalah cara yang lebih tepat mendidik mahasiswa hukum menjadi pemecah masalah.</p>
<p>Selain itu, prinsip keadilan juga berarti bahwa lulusan hukum yang menjadi praktisi arbitrase harus menjaga etika sebaik-baiknya.</p>
<p>Fakultas hukum harus lebih tegas menekankan pada mahasiswa tentang kode etik arbiter dan advokat hukum, serta dampaknya pada masyarakat jika hal tersebut mereka langgar.</p>
<p>Belum terpenuhinya berbagai hal ini, menurut kami, menjadi salah satu sebab banyaknya lulusan hukum memiliki wawasan arbitrase yang lemah di saat jalur ini telah menjadi forum penyelesaian sengketa yang paling sering dipilih.</p>
<hr>
<p><em>Anangga W. Roosdiono, Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), juga berkontribusi dalam penulisan artikel ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/184491/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhamad Dzadit Taqwa tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Banyak lulusan hukum kelak berperan penting dalam penyelesaian sengketa bisnis – dari menjadi arbiter hingga advokat hukum bagi pihak yang bersengketa. Sudahkah kampus menyiapkan mereka dengan baik?Muhamad Dzadit Taqwa, Dosen Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1742942022-04-08T16:21:53Z2022-04-08T16:21:53ZBeriklan di masa pandemi: bagaimana perusahaan menggunakan COVID sebagai alat pemasaran<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/439162/original/file-20220103-23-ez8umw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=12%2C6%2C3862%2C2818&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/savannahgeorgia-united-statesapril-23-2020-store-1711594426">(Shutterstock/Kevin Chen Images)</a></span></figcaption></figure><p>Pada awal pandemi, konsumen dibombardir dengan bentuk iklan baru yang tampak dibentuk dengan tergesa-gesa. Pada periode yang penuh ketidakpastian tersebut, pelanggan dijanjikan bahwa mereka dapat mengandalkan merek favorit mereka untuk melewati masa sulit COVID-19.</p>
<p>Iklan-iklan itu, <a href="https://www.nytimes.com/2020/05/22/arts/pandemic-ads-salute-you.html">yang kerap menampilkan</a> musik piano bernuansa sedih dengan narasi-narasi bahwa kita semua “menjalani ini bersama-sama”, ada <a href="https://www.coca-colacompany.com/news/going-dark-doing-good-coca-cola-channels-millions-in-marketing-spending-to-support-covid-19-relief">di mana-mana</a>. </p>
<p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07393148.2021.1997538">Penelitian kami</a> mengungkap taktik di balik teknik iklan ini, dan mengapa konsumen harus waspada terhadap strategi pemasaran di masa krisis.</p>
<p>Ketika COVID baru muncul, banyak orang merasa bingung bagaimana menghadapinya. Pemerintah pun terkesan tidak yakin tentang bagaimana meresponsnya. </p>
<p>Lalu datanglah iklan yang berusaha membingkai pandemi dengan cara yang membuat suatu perusahaan – dan tentu produk mereka – menjadi bagian penting dari solusi.</p>
<p>Kami menemukan bahwa selama pertengahan Maret - akhir April 2020, perusahaan menggunakan media iklan untuk menyampaikan tiga jenis cerita utama tentang COVID.</p>
<p>Beberapa perusahaan, seperti korporasi ekspedisi global <em>Maersk</em>, menekankan dampak pandemi terhadap rantai pasokan global. Iklan kemudian ditampilkan untuk menunjukkan peran perusahaan dalam membantu memindahkan peralatan medis penting ke tempat yang tepat.</p>
<p>Pemasaran semacam ini mendefinisikan COVID sebagai krisis logistik – suatu masalah yang seakan mudah diselesaikan oleh manajer perusahaan yang punya keahlian dalam rantai pasok.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1247431339349086209"}"></div></p>
<p>Perusahaan lainnya, terutama perusahaan barang konsumsi (<em>consumer goods</em>) ternama seperti Starbucks, menekankan sisi finansial dari krisis tersebut. Mereka pun menunjukkan peran dalam menyumbangkan makanan atau uang kepada pihak-pihak yang membutuhkannya dalam waktu singkat.</p>
<p>Pemasaran semacam ini mendefinisikan COVID sebagai krisis modal. Jika masalahnya adalah ketidakcukupan uang, maka perusahaan kaya dapat menjadi pahlawan dengan menyediakan dana secara cepat.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1250801543948967941"}"></div></p>
<p>Lalu ada perusahaan lain, terutama yang bergerak di industri fesyen dan merek-merek mewah, berfokus pada dampak emosional dari pandemi. Iklan perusahaan jenis ini rata-rata menunjukkan bahwa produk mereka dapat membantu masyarakat melewati pandemi dengan cara yang lebih mudah dan bahkan menyenangkan.</p>
<p>Iklan-iklan ini beranggapan bahwa konsumsi pribadi Anda – berbelanja di masa <em>lockdown</em> – bisa menjadi suatu aktivitas kemanusiaan. Anda dianggap hadir sebagai pembeli yang bersyukur dan tetap berjuang, atau pembelian barang sebagai cara untuk tetap <a href="https://www.prweek.com/article/1678186/brands-positioning-messages-during-covid-19">merawat</a> diri sendiri.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1240434637303939074"}"></div></p>
<p>Namun, ada risiko yang melekat pada pesan-pesan ini. Tidak semuanya berhasil dengan baik. Beberapa iklan tampaknya tidak menyadari masalah sosial yang lebih luas, sehingga membuat krisis ini sangat menantang bagi sebagian orang.</p>
<p>Iklan fesyen yang menarget perempuan yang menggambarkan pandemi sebagai semacam masa untuk <a href="https://milled.com/jolyn-clothing-co/impromptu-staycation-we-have-activity-inspo-stSL1Hy04K1Y_Lhg?__cf_chl_tk=IZ2lBoGqAFKUPjfPTMPBZ82n8CqTANTlLM14qzEc_Yo-1637712544-0-gaNycGzNDhE"><em>staycation</em></a> (liburan di rumah atau apartemen), misalnya, hadir bersamaan dengan berbagai <a href="https://www.marketplace.org/2020/12/28/a-year-ago-women-were-the-majority-of-the-workforce-then-2020-hit/">laporan berita</a> tentang perempuan-perempuan lain yang harus meninggalkan pekerjaan karena beban berat rumah tangga dan mengasuh anak di tengah pandemi.</p>
<p>Ada juga iklan rokok elektrik yang mendorong konsumen untuk <em>vaping</em> “demi kesehatan Anda”. Iklan ini <a href="https://www.prweek.com/article/1683314/big-tobacco-using-covid-19-messaging-influencers-market-products?utm_source=website&utm_medium=social">mendapatkan kritik tajam</a> saat rumah sakit dipenuhi pasien COVID yang menggunakan ventilator.</p>
<p>Beberapa perusahaan bahkan <a href="https://www.testisumisura.com/coronavirus-ripartiamo-dallabc-della-comunicazione/">memprovokasi konsumen</a> dengan mengolok-olok betapa parahnya pandemi.</p>
<p>Misalnya, sebuah resor ski Italia yang <a href="https://www.testisumisura.com/coronavirus-ripartiamo-dallabc-della-comunicazione/">mengundang</a> pelancong untuk “menjajaki pengalaman segar di gunung dengan paru-paru sehat” di tempat “di mana kesenangan itu menular”.</p>
<p>Padahal di suatu bagian bumi lain, perusahaan media sosial berjuang untuk <a href="https://www.wired.com/story/coronavirus-anxieties-soar-wellness-influencers-step-in/">membasmi misinformasi</a> dari “kreator” dan “<em>influencer</em>” yang disewa merek kesehatan untuk mempromosikan produk yang belum teruji sebagai obat COVID-19.</p>
<p>Bahkan iklan-iklan yang menanggapi pandemi secara serius tetap harus sangat hati-hati.</p>
<p>Ketika Inggris menerapkan <em>lockdown</em> (karantina wilayah) pertamanya, merek pembersih Dettol <a href="https://www.campaignlive.co.uk/article/dettols-back-work-ad-goes-viral-wrong-reasons/1693406">sempat viral</a> (secara tidak baik) ketika mereka mendorong pekerja untuk kembali ke kantor. Beberapa konsumen menghubungkan iklan tersebut dengan iklan layanan masyarakat pemerintah yang mempromosikan belanja sebagai cara untuk meningkatkan perekonomian.</p>
<p>Kesalahpahaman ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, karena Dettol memang <a href="https://www.standard.co.uk/news/london/dettol-tube-london-underground-handsanitiser-advertising-a4539451.html">mitra perusahaan pemerintah Inggris</a> untuk sanitasi transportasi umum. Beberapa merek dalam penelitian kami memang menyatakan bahwa salah satu manfaat dari krisis ini adalah kesempatan bagi mereka untuk bermitra dengan pemerintah.</p>
<p>Sementara itu, iklan-iklan lain yang <a href="https://www.campaignlive.co.uk/article/john-lewis-invites-shoppers-come-in-12-april/1711777">mendorong konsumen untuk berbelanja</a> untuk “membantu” membangun kembali ekonomi (termasuk dunia industri), <a href="https://digitalagencynetwork.com/inspiring-back-to-the-new-normal-ad-campaigns-by-brands-for-the-post-covid-19-era/">semakin meningkat</a>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/vM3J9jDoaTA?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Iklan yang membahas masalah sosial adalah hal yang biasa, tidak hanya saat COVID. Konsumen kerap diarahkan untuk melihat korporasi sebagai solusi atas segala hal, mulai dari <a href="https://press.princeton.edu/books/hardcover/9780691122298/a-corporate-solution-to-global-poverty">kemiskinan</a> hingga <a href="https://www.globalwitness.org/en/blog/greenwashing-zone-cop26/">perubahan iklim</a>.</p>
<h2>Menjadi konsumen yang punya kesadaran</h2>
<p>Penelitian kami menunjukkan iklan semacam itu sering dirancang untuk memengaruhi cara masyarakat memahami masalah sosial, dan mendorong orang untuk memikirkan konsumsi etis sebagai <a href="https://www.commodifyingcompassion.com/">salah satu solusi</a>.</p>
<p><a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0002764208327670">Studi lain</a> pun menjelaskan bagaimana pemasaran yang dibingkai sebagai suatu niat baik dapat “menciptakan kesan ‘memberi’” – padahal tidak juga. Energi konsumen justru berisiko teralihkan dari upaya atau kampanye perubahan yang lebih radikal. Sebab, konsumen dibuat percaya bahwa mereka telah berkontribusi melalui pembelian yang “etis”.</p>
<p>Salah satu contoh yang umum adalah ketika perusahaan mengatakan dengan bangga bahwa persentase tertentu dari hasil penjualan produk digunakan untuk tujuan sosial. Jumlah yang disumbangkan <a href="https://www.thirdsector.co.uk/analysis-cause-related-marketing-stated-amount-fair-share/fundraising/article/1117807">seringkali kecil</a>. Sedangkan pendapatan yang diambil perusahaan cukup besar.</p>
<p>Penulis lain <a href="https://www.theatlantic.com/business/archive/2014/05/is-for-profit-the-future-of-non-profit/371336/">telah mengatakan</a>: “Jika kita bersikeras bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sosial secara efektif, kita akan membuat dunia ini disetir oleh pola konsumsi yang impulsif”.</p>
<p>Risiko dari menempelkan masalah sosial ke kampanye iklan cukup besar – bagi perusahaan, konsumen, maupun isu sosial tersebut.</p>
<p>Penelitian kami menunjukkan bahwa ada saat-saat tertentu yang <a href="https://www.cbds.center/post/not-every-time-is-the-right-time-for-real-time-marketing-branding-in-the-covid-19-pandemic">kurang tepat untuk beriklan</a>. Kita harus waspada terhadap merek yang menawarkan kebaikan.</p>
<hr>
<p><em>Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/174294/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Maha Rafi Atal menerima dana dari the Danish Council for Free Research (Samfund og Erhverv, Det Frie Forskningsråd) 6109-00158.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Lisa Ann Richey menerima dana dari the Danish Council for Free Research (Samfund og Erhverv, Det Frie Forskningsråd) 6109-00158.</span></em></p>Penelitian baru kami menunjukkan bagaimana saat pandemi, banyak perusahaan ingin dianggap sebagai bagian dari solusi.Maha Rafi Atal, Lecturer in Global Economy, School of Social and Political Sciences, University of Glasgow, University of GlasgowLisa Ann Richey, Professor of Globalization, Copenhagen Business SchoolLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1521822020-12-18T07:15:48Z2020-12-18T07:15:48ZBelajar dari 50 orang kaya Indonesia versi Forbes: kiat tahan banting dari resesi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/375573/original/file-20201216-13-1ufzy10.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/pictures-of-money/17309005211/in/photolist-snxbdk-aFAPtx-5rzm-SwL7t4-8Gn2wS-SgH7Ej-aFDgrH-2gXbvF-QxcaH-7acLp9-s4focP-23Fp2ai-4a8cF1-7HKuTk-apUnh-2e97Xc7-ad9aU-5QKWwC-25FU7BD-qD6v-4EfozF-97jPtq-8BwCSj-Kteq7f-GFT6Fh-5rzn-5aSAmS-cGH7UQ-fBsQs-5rzk-TeFkrq-TvJ9FJ-omrcRK-JCQG88-713m5r-i6VAS8-T3wFa3-27DSDrj-aJdoEV-7xFvR7-659Rgz-bbeUhH-f9ZEG-9Uv4aE-76nw-bjXdPj-bjoEy4-6c6Q6r-76nj-5rzp">pictures-of-money/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Kala pandemi menghantam <a href="https://theconversation.com/resesi-mengintai-indonesia-di-bulan-september-apa-penyulutnya-dan-akibatnya-143446">perekonomian Indonesia</a> dan meningkatkan <a href="https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5099977/ngeri-corona-bikin-8-juta-orang-terancam-jatuh-miskin">jumlah orang yang jatuh miskin</a>, segelintir orang di Indonesia terbukti cukup tahan resesi di tengah-tengah virus COVID-19 yang merajalela. </p>
<p>Majalah bisnis asal Amerika Serikat, Forbes baru saja merilis daftar <a href="https://www.forbes.com/sites/naazneenkarmali/2020/12/09/indonesias-50-richest-2020-in-a-pandemic-year-more-than-half-saw-fortunes-decline/?sh=697b89db4aed">50 orang terkaya Indonesia yang memiliki total kekayaan senilai US$133 miliar</a> atau Rp 1,873.17 triliun. </p>
<p>Jumlah itu hanya turun <a href="https://www.forbes.com/sites/naazneenkarmali/2020/12/09/indonesias-50-richest-2020-in-a-pandemic-year-more-than-half-saw-fortunes-decline/?sh=697b89db4aed">1.2% dari daftar yang dirilis pada tahun lalu</a>. Artinya orang-orang super kaya tersebut bisa dikatakan tahan banting terhadap krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.</p>
<p>Menurut Stevanus Pangestu, dosen ekonomi dari Universitas Katolik Atma Jaya dan Muhamad Rifki Fadilah, peneliti ekonomi dari The Indonesian Institute, berikut ini adalah beberapa tips yang kita bisa ambil dari mereka dalam mengelola keuangan supaya tahan krisis akibat pandemi</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=365&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=365&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=365&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=458&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=458&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/375846/original/file-20201218-17-xyjzc4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=458&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/pictures-of-money/17123254699/in/photolist-s68a4i-snzBqK-s5ZdWJ-s61m4j-bt4mNt-s61ncG-s4fksR-aYWk56-aFAQEv-aFAaK6-8HWvej-snzAJp-a2YSa6-brd1K2-dK2oa7-aFATbM-dK2osL-skhAfL-aFDjPB-s688Fi-smQwn4-s684tk-s685Wv-s61ku3-rqLAHi-snzzza-SgH7Ej-24kJXLf-bZvUDS-97gKwe-677q9C-aFB2Ba-snuFa5-djNX5-bn4oq2-2eeJQk9-biaQuZ-az2SCh-snxbdk-aFAPtx-5rzm-SwL7t4-8Gn2wS-aFDgrH-b6MUJK-5nj3tT-5noirC-cMnty-QxcaH-7acLp9">picturesofmoney/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>1. Memiliki pendidikan dan literasi keuangan yang baik</h2>
<p>Orang-orang kaya dapat digolongkan masuk ke dalam golongan kelas menengah atas. Golongan ini memiliki karakter khusus yaitu tingkat pendidikan yang lebih baik.</p>
<p>Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, mereka memiliki literasi di bidang keuangan dan kemampuan ini membuat mereka dapat mengelola keuangannya dengan baik. </p>
<p>Walaupun pendiri atau generasi pertama memiliki pendidikan yang terbatas, mereka memastikan generasi penerusnya memiliki pendidikan yang baik. Seperti contohnya <a href="https://www.siloamhospitals.com/id/Contents/About-Us/Leadership-Team/Leadership-Team/Board-of-Commissioners/John-Riady">John Riady</a> yang merupakan penerus Lippo Group, mempunyai gelar Bachelor of Politics, Economics and Philosophy dari Georgetown University pada dan Master of Business Administration Wharton School of Business dari University of Pennsylvania, keduanya merupakan kampus bergensi di Amerika Serikat.</p>
<h2>2.Cermat dalam pengeluaran</h2>
<p>Dalam mengonsumsi, orang kaya cenderung tidak berlebihan (<em>overspend</em>). </p>
<p>Mengeluarkan sejumlah uang yang belum kita peroleh atau berutang, apalagi secara konsisten, merupakan rumus pasti menuju kehancuran keuangan. </p>
<p>Kuncinya ialah dengan memiliki alokasi khusus untuk pengeluaran yang bersifat kebutuhan maupun keinginan. </p>
<p>Banyak contoh orang yang sudah sangat kaya pun masih sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.</p>
<p>Seperti contohnya anak dari salah satu orang terkaya di Indonesia, Armand Wahyudi Hartono yang diberitakan masih gemar <a href="https://www.wartaekonomi.co.id/read270498/pernah-lakban-sepatu-ini-kesederhanaan-anak-orang-terkaya-di-indonesia/1">makan di kantin kantor dan berhemat listrik di rumahnya dengan membatasi penggunaan pendingin ruangan</a>.</p>
<h2>3. Usahakan berhutang untuk sesuatu yang produktif</h2>
<p>Jika memang kita harus berutang, hendaknya kredit ini bersifat produktif; yaitu untuk memperoleh aset yang nilainya akan terus meningkat seiring kita mencicil untuk mendapatkannya.</p>
<p>Seperti contohnya membeli tanah atau gedung yang akan terus naik harganya, atau berutang untuk mendirikan suatu usaha baru.</p>
<p>Orang kaya cenderung dapat bertahan di tengah krisis adalah karena mereka memiliki aset dan juga kebiasaan untuk menabung atau mengelola aset yang lebih produktif.</p>
<h2>4. Memiliki banyak sumber pendapatan</h2>
<p>Dalam menghasilkan pendapatan dan berinvestasi, orang kaya umumnya memiliki sumber pendapatan yang banyak dan gemar menambah sumber pendapatan yang baru.</p>
<p>Mereka memiliki banyak instrumen keuangan lainnya seperti investasi saham, reksadana, obligasi yang dapat memberikan pendapatan pasif kepada mereka, sehingga pada akhirnya mereka memiliki jumlah dana yang lebih banyak jumlahnya di atas rata-rata.</p>
<p>Memiliki banyak bisnis juga merupakan ciri dari pengusaha terkaya di dunia. Mereka yang telah memiliki modal besar tentu memiliki keunggulan besar dalam mempertahankan dan meningkatkan kekayaannya. </p>
<p>Mereka tidak hanya bekerja keras tetapi juga mempekerjakan asetnya dengan keras agar dapat menghasilkan keuntungan.</p>
<p>Contohnya saja Michael dan Budi Hartono, pemilik Djarum Group yang merupakan orang terkaya di Indonesia dengan <a href="https://www.forbes.com/profile/r-budi-michael-hartono/?sh=1a9d6a802cbe">kekayaan senilai US$38.8 miliar</a> atau Rp 546.4 triliun memiliki jaringan bisnis yang sangat luas.</p>
<p>Group Djarum selain memiliki perusahaan rokok PT Djarum, juga memiliki PT Bank Central Asia yang merupakan <a href="https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-bri-dan-mandiri-masuk-jajaran-sepuluh-bank-terbesar-di-asia-tenggara">salah satu bank terbesar di Asia</a>, penyewaan menara telekomunikasi lewat <a href="https://www.ptsmn.co.id/">PT Sarana Menara Nusantara</a> dan baru-baru ini merambah ke ranah digital lewat situs e-commerce <a href="https://infografik.bisnis.com/read/20190910/547/1146589/generasi-ketiga-dan-gurita-bisnis-grup-djarum">Blibli.com dan Tiket.com</a>.</p>
<h2>5. Ciptakan peluang</h2>
<p>Pengusaha merupakan pihak yang tahu cara mengambil keuntungan dari peluang yang ada di masyarakat, yaitu dengan menawarkan solusi dalam kehidupan sehari-hari. </p>
<p>Lebih hebat lagi ialah mereka yang dapat membuat pasarnya sendiri melalui penciptaan permintaan dan penawaran, serta menguasai rantai pasok produksi. </p>
<p>Misalnya saja <a href="https://www.forbes.com/profile/anthoni-salim/?list=indonesia-billionaires&sh=40fe921229be">Anthoni Salim</a> dari Salim Group yang memiliki kekayaan US$5.9 miliar atau Rp 83 triliun dan orang terkaya ke-empat di Indonesia. Salim Group memiliki <a href="https://www.indofoodcbp.com/">PT Indofood CBP Sukses Makmur</a> yang memproduksi mi instan Indomie dan juga memiliki <a href="https://www.bogasari.com/">PT Bogasari Flour Mills</a> produsen tepung yang merupakan bahan baku mi instan.</p>
<h2>6. Memperbanyak aset dan kelola resiko</h2>
<p>Para pengusaha juga lebih tahan banting karena strateginya dalam memperbanyak asetnya, seperti membeli saham perusahaan yang berasal dari sektor yang berbeda. Ini merupakan salah satu cara seorang investor mengelola risiko dengan memiliki usaha variatif, sehingga jika satu menurun maka dampaknya bisa berkurang dengan usaha lain yang masih positif. </p>
<p>Seperti contohnya Djarum Group yang baru-baru ini <a href="https://www.idntimes.com/sport/soccer/isidorus-rio/bos-djarum-dikabarkan-beli-saham-klub-serie-c-italia/full">membeli saham sebuah klub sepak bola di Italia</a> untuk merambah ke sektor industri olah raga.</p>
<p>Seperti pepatah dalam investasi, janganlah taruh telur di satu keranjang, karena kalau keranjang itu jatuh, maka semua telurmu akan ikut jatuh dan pecah.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/152182/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Membangun dan mempertahankan kekayaan dengan pengelolaan keuangan yang baik, ditambah dengan tidak berhenti memperkaya diri dengan jejaring dan ilmu adalah mengapa orang kaya lebih tahan krisis.Yessar Rosendar, Business + Economy (Indonesian edition)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1483682020-11-05T08:37:55Z2020-11-05T08:37:55ZLogika keliru aturan ketenagakerjaan UU Cipta Kerja<p>Salah satu bab yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang baru disahkan adalah <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/10/06/09090351/ini-pasal-pasal-kontroversial-dalam-bab-ketenagakerjaan-uu-cipta-kerja">Bab Ketenagakerjaan</a>. </p>
<p>Perubahan terhadap beberapa pasal dalam <a href="https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf">UU tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan</a> banyak menjadi sorotan karena dianggap akan membawa kerugian bagi pekerja. </p>
<p>Upaya pengurangan atau pelonggaran aturan hukum ketenagakerjaan dengan mengorbankan perlindungan bagi pekerja adalah langkah keliru, berdasarkan logika yang keliru pula.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/3-ancaman-uu-ciptaker-bagi-para-pembela-lingkungan-dan-ham-148988">3 ancaman UU Ciptaker bagi para pembela lingkungan dan HAM</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Deregulasi ketenagakerjaan</h2>
<p>Pemerintah meyakini aturan hukum ketenagakerjaan yang <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1217752/menteri-hanif-uu-ketenagakerjaan-kita-kaku-seperti-kanebo-kering/full&view=ok">terlalu kaku</a> merupakan salah satu penghalang investasi untuk masuk ke Indonesia dan, karena itu, merasa perlu melakukan deregulasi. </p>
<p>Beberapa revisi pasal dalam Bab Ketenagakerjaan di UU Cipta Kerja jelas mencerminkan upaya ini. </p>
<p>Sebagai contoh, ketentuan dalam Pasal 56 UU Ketenagakerjaan tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) diubah sehingga tidak lagi berbatas waktu maksimal 2 tahun dengan kemungkinan perpanjangan maksimal 1 tahun. </p>
<p>Artinya, akan semakin banyak pekerja yang dipekerjakan dengan jenis perjanjian kontrak dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan juga tidak lagi memiliki kewajiban untuk mengubah status pekerja kontrak menjadi pekerja tetap, ketika jangka waktu tiga tahun sudah terlewati. </p>
<p>Begitu juga perubahan ketentuan istirahat panjang di Pasal 79 yang tadinya diwajibkan oleh UU menjadi hanya dapat diberikan jika diatur dalam perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perusahaan. </p>
<p>Istirahat panjang yang tadinya merupakan hak yang wajib diberikan, menjadi sesuatu yang sifatnya hanya pilihan. </p>
<p>Kedua pasal itu menunjukkan berkurangnya kontrol negara terhadap aturan hukum ketenagakerjaan. </p>
<p>Hal-hal terkait hubungan kerja, seperti jangka waktu perjanjian kontrak dan istirahat panjang, dikembalikan pada mekanisme kesepakatan para pihak - yakni pekerja dan pengusaha - melalui perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perusahaan. </p>
<p>Ini jelas mengurangi perlindungan bagi pekerja, karena dalam hubungan yang timpang antara pekerja dan pengusaha, sangat besar kemungkinan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha merugikan pihak pekerja. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ada-hoaks-di-balik-demo-membedah-keberhasilan-strategi-gaslighting-pemerintah-148533">"Ada hoaks di balik demo": membedah keberhasilan strategi _gaslighting_ pemerintah</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Logika keliru</h2>
<p>Dengan banyaknya pasal yang kontroversial di Bab Ketenagakerjaan, wajar jika bab ini seperti menjadi arena perdebatan utama dalam narasi kontra UU Cipta Kerja. </p>
<p>Belakangan, pihak pendukung UU Cipta Kerja <a href="https://www.merdeka.com/uang/baleg-dpr-uu-cipta-kerja-tak-hanya-soal-ketenagakerjaan.html">mengkritik</a> mengapa protes terhadap UU Cipta Kerja seperti terfokus di Bab Ketenagakerjaan. </p>
<p>Padahal, menurut mereka, banyak bab lain di UU omnibus itu yang bernilai positif, serta berprospek baik bagi perbaikan perekonomian, seperti kemudahan membuka usaha, dan dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). </p>
<p>Di sinilah menurut saya masalah utamanya. </p>
<p>Sedari awal, memasukkan Bab Ketenagakerjaan di UU yang jelas-jelas tujuannya adalah untuk peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha adalah hal yang tidak tepat. </p>
<p>Perubahan yang dilakukan UU Cipta Kerja terhadap beberapa pasal UU Ketenagakerjaan, bukan malah memberikan perlindungan tambahan bagi pekerja, tapi justru menguranginya. </p>
<p>Ini karena perspektif yang diusung oleh UU Cipta Kerja memang untuk kepentingan bisnis, bukan untuk kepentingan pekerja. </p>
<p>Pada tanggal 24 April 2020, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sempat <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/04/24/16183991/jokowi-tunda-pembahasan-klaster-ketenagakerjaan-ruu-cipta-kerja">menunda</a> pembahasan kluster ketenagakerjaan dalam rancangan UU (RUU) Cipta Kerja. </p>
<p>Sayangnya, keputusan ini berubah dengan sangat cepat dan drastis. </p>
<p>Kluster ketenagakerjaan <a href="https://tirto.id/rapat-rapat-penentu-ruu-cipta-kerja-f5VY">tiba-tiba</a> dimasukkan kembali dalam draf RUU Cipta Kerja per tanggal 25 September 2020, dan pembahasannya dikebut.</p>
<p>Akibatnya sudah jelas terlihat. Banyak pasal di Bab Ketenagakerjaan yang disusun dengan tidak memperhatikan kondisi sosiologis hubungan kerja, yakni ketimpangan posisi pekerja dengan pengusaha. </p>
<p>Pasal-pasal ini jugalah yang kemudian semakin memancing reaksi keras masyarakat terhadap pengesahan UU Cipta Kerja. </p>
<p>Salah satu pasal yang dengan terang mencerminkan kekeliruan logika ini adalah perubahan ketentuan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK).</p>
<blockquote>
<p>“Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.” (Pasal 151, ayat 2, UU Ketenagakerjaan)</p>
</blockquote>
<p>Ketentuan tersebut kemudian diubah menjadi:</p>
<blockquote>
<p>“Dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maksud dan alasan pemutusan hubungan kerja diberitahukan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.” (Pasal 151, ayat 2, UU Ketenagakerjaan setelah diubah lewat UU Cipta Kerja)</p>
</blockquote>
<p>Perubahan Pasal 151 ini memunculkan narasi bahwa UU Cipta Kerja memungkinkan adanya PHK sepihak. </p>
<p>Pemerintah membantah keras dan mengatakan bahwa ketentuan dalam ayat 3 dan 4 pasal tersebut tetap membuka kesempatan bagi pekerja untuk melakukan upaya perundingan bipartit antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh (bipartit) dan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial lain jika mereka menolak di-PHK. </p>
<blockquote>
<p>“Dalam hal pekerja/buruh telah diberitahu dan menolak pemutusan hubungan kerja, penyelesaian pemutusan hubungan kerja wajib dilakukan melalui perundingan bipartit antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.” </p>
<p>“Dalam hal perundingan bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan kesepakatan, pemutusan hubungan kerja dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai dengan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial.” (Pasal 151, ayat 3 dan 4, UU Ketenagakerjaan) </p>
</blockquote>
<p>Dilihat sekilas, memang seperti tidak ada yang salah. </p>
<p>Masalahnya, logika ini terbangun dari pandangan bahwa hubungan kerja itu bersifat ideal, bahwa posisi pekerja dan pengusaha setara sehingga mudah saja bagi pekerja untuk menolak “pemberitahuan PHK” yang dilakukan oleh pengusaha, dan bahwa mereka juga akan dengan mudah dapat melakukan upaya bipartit dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial untuk mempertahankan haknya. </p>
<p>Pada kenyataan di lapangan, menolak PHK bukanlah hal yang mudah dilakukan. </p>
<p>Ketimpangan posisi tawar, ketakutan terhadap atasan, serta ketidaktahuan atas hak-haknya sebagai pekerja acapkali membuat mereka <a href="http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/download/2209/1556">tak berkutik</a> jika terjadi PHK.</p>
<p>UU Ketenagakerjaan mencegah kemungkinan terjadinya PHK secara sepihak dan sewenang-wenang lewat dua hal: kewajiban untuk berunding dulu sebelum melakukan PHK; dan jika perundingan tidak berhasil, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. </p>
<p>Di UU Cipta Kerja, perlindungan ini menguap sebab terbuka kemungkinan PHK dilakukan hanya melalui pemberitahuan sepihak dari pengusaha ke pekerja. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-uu-cipta-kerja-merusak-desentralisasi-yang-dibangun-setelah-reformasi-148091">Bagaimana UU Cipta Kerja merusak desentralisasi yang dibangun setelah reformasi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Perlindungan pekerja menghambat investasi?</h2>
<p>Aturan ketenagakerjaan Indonesia yang <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesias-labour-laws-discourage-investment-and-leave-workers-worse-off-experts">keras</a> - PHK sepihak tidak mudah dilakukan, pemecatan berbiaya tinggi bagi pengusaha - kerap dijadikan <a href="https://www.bloomberg.com/opinion/articles/2020-10-14/indonesia-protests-labor-reforms-are-difficult-but-overdue">kambing hitam</a> hambatan investasi. Namun kajian dari World Economic Forum menunjukkan hasil yang berbeda. </p>
<p><a href="https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a4e6183df7/korupsi-penghambat-utama-investasi-di-indonesia">World Economic Forum Competitiveness Report</a> secara konsisten menempatkan korupsi sebagai masalah utama penghambat investasi di Indonesia. </p>
<p>Aturan ketenagakerjaan hanya menempati peringkat ke-12 dari penghambat terbesar investasi. Etos kerja pekerja justru menjadi hal yang lebih berpengaruh; etos kerja menempati peringkat ke-7 dalam kajian tersebut. </p>
<p>Padahal, bagaimana mungkin meningkatkan etos kerja pekerja jika perlindungan yang diberikan terhadapnya justru melemah? </p>
<p>Pada 2018, Singapura - negara dengan ranking <em>ease doing business</em> <a href="https://tradingeconomics.com/singapore/ease-of-doing-business#:%7E:text=Singapore%20is%20ranked%202%20among,2019%20from%202%20in%202018.">tertinggi</a> di ASEAN -justru mengamandemen hukum ketenagakerjaannya menjadi <a href="https://www.straitstimes.com/politics/parliament-laws-to-protect-workers-rights-expanded-to-cover-all-employees">lebih protektif</a> terhadap pekerja. </p>
<p>Ini merupakan salah satu bukti bahwa kemudahan bisnis sebenarnya bisa berjalan beriringan dengan perlindungan pekerja. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/selain-cipta-kerja-ada-tiga-omnibus-law-lain-yang-menunggu-disahkan-apa-layak-diteruskan-148009">Selain Cipta Kerja, ada tiga omnibus law lain yang menunggu disahkan. Apa layak diteruskan?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bukan jalan pintas</h2>
<p>Kebutuhan terhadap lapangan kerja baru adalah sebuah keniscayaan untuk memastikan hubungan kerja tetap berjalan. </p>
<p>Upaya untuk menarik investor masuk, mengembangkan UMKM, dan memastikan pengusaha tetap bertahan di kondisi yang serba sulit seperti sekarang tentu juga sangat penting dilakukan oleh pemerintah. </p>
<p>Namun, melonggarkan perlindungan terhadap pekerja bukanlah cara yang tepat.</p>
<p>Masih banyak instrumen hukum lain yang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan bisnis dan melindungi kepentingan pengusaha, misalnya dengan memberikan insentif pajak, memastikan tidak ada korupsi dan pungli dalam proses pendirian perusahaan, dan menjamin birokrasi yang mudah dan tidak berbelit-belit. </p>
<p>Dengan penolakan masyarakat yang begitu keras terhadap UU Cipta Kerja, khususnya terkait bab ketenagakerjaan, pemerintah perlu menyadari bahwa deregulasi aturan ketenagakerjaan bukanlah jalan pintas yang tepat diambil.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/148368/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nabiyla Risfa Izzati tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Upaya untuk menarik investor, mengembangkan UMKM, dan memastikan pengusaha dengan mengorbankan perlindungan terhadap pekerja bukanlah cara yang tepat.Nabiyla Risfa Izzati, Lecturer of Labour Law, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1474452020-10-06T06:53:36Z2020-10-06T06:53:36ZLarangan terbang 59 negara terhadap WNI: dampaknya pada perdagangan Indonesia dan alternatif penanganannya<p>Jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia semakin meningkat signifikan terlebih setelah pemerintah memutuskan <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200518143247-20-504506/pelonggaran-psbb-antara-kurva-corona-dan-beban-berat-ekonomi">melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)</a>. </p>
<p>Selama bulan September saja kasus baru telah bertambah sebanyak <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201001093050-20-553035/catatan-september-112212-kasus-baru-covid-dalam-30-hari">112,212 kasus</a> dan saat ini totalnya mencapai <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/10/05/15331121/update-bertambah-3622-kini-ada-307120-kasus-covid-19-di-indonesia?page=all">307,120 kasus</a>. </p>
<p>Kegagalan pemerintah mengendalikan penyebaran coronavirus di Indonesia memaksa banyak negara untuk mengeluarkan larangan bagi warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayah mereka. Setidaknya sudah ada <a href="https://travel.kompas.com/read/2020/03/20/074430327/daftar-59-negara-yang-melarang-masuk-wna-dan-wni-terkait-virus-corona?page=all">59 negara </a>yang mengeluarkan larangan tersebut. Beberapa di antaranya termasuk negara-negara potensial bagi eksportir Indonesia, seperti <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1323080/amerika-serikat-masih-jadi-tujuan-utama-ekspor-manufaktur-ri">Amerika Serikat</a> dan sebagian negara anggota <a href="https://kemenperin.go.id/artikel/18490/Kemenperin-Perluas-Pasar-Ekspor-Tiga-Produk-Unggulan-Indonesia-di-Uni-Eropa">Uni Eropa</a>. </p>
<p>Larangan ini memiliki setidaknya tiga dampak terhadap kinerja perdagangan ekspor dan impor Indonesia.</p>
<p><strong>1. Hambatan berdagang</strong></p>
<p>Larangan tersebut menghambat pebisnis asal Indonesia maupun mancanegara bertemu untuk melakukan aktivitas bisnis. </p>
<p>Bagi pebisnis Indonesia, larangan ke berbagai negara menghalangi mereka untuk bertemu dengan calon rekan dagang. Negosiasi menggunakan fasilitas cenderung kurang efektif karena pertukaran pesan tidak maksimal. Contohnya, komunikasi non verbal bisa <a href="https://www.pon.harvard.edu/daily/conflict-resolution/the-challenges-of-online-negotiations/">disalahartikan</a>. </p>
<p>Sedangkan bagi pebisnis warga negara asing, peringatan berpergian memengaruhi mereka untuk melakukan aktivitas bisnis di Indonesia. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan. </p>
<p>Pertama, asuransi perjalanan dapat berubah. Perusahaan asuransi bisa tidak menerima ataupun menaikkan premi karena risiko lebih tinggi daripada keadaan normal. </p>
<p>Kedua, pebisnis berpotensi mengalami ketidakpastian penerbangan karena beberapa kasus maskapai penerbangan tidak mengijinkan penerbangan yang disebabkan oleh larangan pemerintah. Sementara, kepastian adalah salah satu hal penting dalam bisnis.</p>
<p>Dari negara-negara yang melarang warga Indonesia masuk, ada Amerika Serikat menyumbang ekspor sebesar <a href="https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/01/15/1734/ekspor-desember-2019-mencapai-us-14-47-miliar--sedangkan-nilai-impor-mencapai-us-14-50-miliar.html">Rp 263 triliun</a> atau sekitar 11.41% dari jumlah total ekspor Indonesia tahun lalu. Juga ada Uni Eropa yang tahun lalu menyumbang 9.24% dari total ekspor Indonesia tahun 2019 senilai <a href="https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/01/15/1734/ekspor-desember-2019-mencapai-us-14-47-miliar--sedangkan-nilai-impor-mencapai-us-14-50-miliar.html">Rp 211 triliun</a>. </p>
<p>Melihat data tersebut, potensi Indonesia kehilangan pendapatan dari ekspor cukup disayangkan mengingat jumlahnya relatif menjanjikan. </p>
<p><strong>2. Ancaman relokasi usaha</strong></p>
<p>Ada <a href="https://money.kompas.com/read/2020/06/23/165017426/ri-berpotensi-kedatangan-40-perusahaan-relokasi-dari-china?page=all">40 perusahaan yang berencana memindahkan pabriknya</a> dari Cina ke Indonesia.</p>
<p>Tapi rencana tersebut berpotensi gagal akibat larangan terbang terhadap warga Indonesia. </p>
<p>Hal tersebut mungkin saja terjadi karena pelaku usaha mancanegara kehilangan kepercayaan terhadap pemangku kebijakan Indonesia dalam menciptakan iklim usaha yang aman dan kondusif. </p>
<p>Kepercayaan merupakan salah satu unsur vital dalam ekonomi yang butuh waktu lama untuk terbangun. Investor asing dapat berpikir bahwa modalnya di Indonesia bisa saja terancam akibat penanganan COVID-19 yang kacau. Saking kacaunya sehingga negara lain menutup pintunya untuk Indonesia. </p>
<p>Tidak jadi masuknya perusahaan asing ke Indonesia akan berdampak pada berkurangnya lapangan pekerjaan. Sebuah <a href="https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/168">riset</a> memperlihatkan bahwa perusahaan asing, terutama perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT), yang menyumbang <a href="https://topcareer.id/read/2019/10/27/11407/industri-tekstil-serap-tenaga-kerja-terbanyak-nomor-dua/">penyerapan tenaga kerja terbesar kedua</a> setelah industri makanan. Pada tahun lalu industri TPT <a href="https://indomaritim.id/serap-37-juta-tenga-kerja-di-tahun-2019-industri-tekstil-dan-pakaian-jadi-unggulan/">menyerap 3,7 juta orang pekerja</a>. </p>
<p>Dengan adanya pandemi di industri TPT sendiri hingga April lalu sudah ada <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20200527/12/1245537/tpt-dan-pariwisata-dibayangi-ketidakpastian-penyerapan-tenaga-kerja">PHK terhadap 2 juta karyawan</a>, dengan adanya investor masuk dan membuka pabrik baru diharapkan terjadinya penyerapan tenaga kerja.</p>
<p>Contohnya saja perusahaan garmen asal Cina yang berencana merelokasi 9 pabriknya ke Indonesia, pabrik-pabrik ini <a href="https://industri.kontan.co.id/news/china-berencana-relokasi-pabrik-tekstil-ke-indonesia">berpotensi menyerap sekitar 200,000 tenaga kerja</a>.</p>
<p><strong>3. Perjanjian dagang yang tertunda</strong></p>
<p>Berlakunya larangan terbang bagi warga Indonesia mengancam batalnya beberapa perdagangan dagang Indonesia dengan negara lain. Larangan masuk WNI sekaligus peringatan berpergian mengindikasikan berkurangnya kepercayaan pemerintah negara lain terhadap pemerintah Indonesia dalam penangangan COVID-19.</p>
<p>Sementara, perundingan perdagangan memerlukan kepercayaan antar pihak, apalagi dengan Uni Eropa yang terkenal dengan regulasi impornya yang sangat ketat. </p>
<p>Ditambah, negosiasi perjanjian nol tarif antara kedua pihak sedang berlangsung dan berjalan alot ketika menyangkut <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200207104532-4-136039/uni-eropa-kembali-ganggu-sawit-ri-pemerintah-melawan">persoalan kelapa sawit</a>. </p>
<p>Maka, untuk menumbuhkan kepercayaan sebagai salah satu cara meningkatkan posisi tawar, pemerintah Indonesia perlu memperlihatkan kepada negara lain bahwa komoditas Indonesia bebas dari virus dengan cara memperkuat penanganan COVID-19. </p>
<h2>Solusi yang bisa dilakukan</h2>
<p>Setidaknya, ada dua langkah yang dapat ditempuh pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak negatif dari larangan terbang terhadap warga Indonesia.</p>
<p><strong>1. Maksimalkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)</strong> </p>
<p>Tahun lalu kontribusi UMKM mencapai <a href="https://www.jawapos.com/ekonomi/16/01/2020/akumindo-yakin-kontribusi-umkm-tahun-ini-capai-rp-2-3945-triliun/">65% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara Rp 2.394,5 triliun</a> dan menyerap <a href="https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/31/204100326/sri-mulyani--umkm-serap-96-persen-tenaga-kerja">96% tenaga kerja</a> yang setara dengan 121 juta orang. </p>
<p>Dengan potensi yang sedemikian besar, pemerintah bisa berupaya memberdayakan UMKM untuk menutup kerugian dari perdagangan internasional yang tidak terealisir. </p>
<p>Pemerintah dapat mendukung UMKM dengan beberapa cara. Beberapa di antaranya, pemerintah dapat memberikan bantuan berupa pelatihan dan subsidi infrastruktur <em>digital</em>, semisal bantuan kuota internet atau gawai. </p>
<p>Pelatihan tenaga kerja UMKM dan subsidi infrastruktur digital sangat penting mengingat ketidaklayakan infrastruktur komunikasi dan ketidaksiapan tenaga kerja masih menjadi problem utama dalam mengembangkam UMKM.</p>
<p><strong>2. Aturan keimigrasian khusus</strong></p>
<p>Pemerintah dapat mengeluarkan aturan yang hanya memperbolehkan perjalan individu yang punya keperluan bisnis saja. Dengan hanya pebisnis yang diperbolehkan masuk, pemerintah sekaligus memperoleh dua jaminan. </p>
<p>Pertama, aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan entitas dari luar negeri tetap berjalan. </p>
<p>Kedua, pemerintah membatasi pergerakan orang asing yang berpotensi menularkan COVID-19.</p>
<p>Selain untuk menunjukan keseriusan penanganan COVID-19, pemerintah dengan melakukan ini menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu melarang WNA. Tindakan ini secara tidak langsung juga mengangkat nilai tawar politik Indonesia.</p>
<p>Singkat kata, pemerintah Indonesia perlu melihat masalah ini sebagai sesuatu problem yang serius. Jika tidak, pihak yang dirugikan justru semakin banyak. Memaksimalkan potensi dalam negeri beserta seleksi pendatang dari luar negeri bisa menjadi langkah penanggulangan masalah ini.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/147445/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yohanes Ivan Adi Kristianto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Larangan masuk WNI dan travel warning berpotensi mengakibatkan menurunnya pendapatan ekonomi dari perdagangan dan investasi.Yohanes Ivan Adi Kristianto, Lecturer at the Department of International Relations, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1383042020-06-08T08:52:51Z2020-06-08T08:52:51ZKemampuan beradaptasi adalah kunci pengusaha UKM bisa sukses di Indonesia<p>Di tengah pandemi COVID-19 di mana dunia usaha terdampak karena roda perekonomian yang terhenti, seorang pengusaha UKM harus mampu berinovasi serta beradaptasi agar usahanya tetap bisa bertahan.</p>
<p>Menurut International Labour Organization, <a href="https://insight.kontan.co.id/news/temuan-ilo-hampir-70-umkm-berhenti-produksi-akibat-covid-19">sekitar 70% usaha kecil dan menengah di Indonesia harus berhenti beroperasi</a>. Berhentinya roda ekonomi juga membuat para pengusaha baik besar dan kecil akhirnya mengorbankan karyawan. Sebanyak <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200603193109-4-162890/3-bulan-corona-3-juta-orang-kena-phk-dirumahkan">3,05 juta orang pekerja di Indonesia telah terdampak (PHK dan dirumahkan) </a> sejak merebaknya coronavirus.</p>
<p>Salah satu <a href="https://www.smeru.or.id/en/content/cognitive-skills-entrepreneurship-and-economic-growth-indonesia">riset kami</a> mempelajari tentang keterampilan apa yang dibutuhkan oleh para pengusaha agar bisa menjadi lebih handal. Riset ini mengaitkan dua jenis keterampilan kognitif dengan produktivitas kewirausahaan di Indonesia.</p>
<p>Keterampilan kognitif adalah kapasitas untuk belajar dan mengolah informasi baru, kemampuan untuk memproses dan mengartikulasikan pengetahuan yang diperoleh, dan kemudian menghubungkan dan menerapkannya pada informasi yang sebelumnya diperoleh.
Ilmuwan bidang psikologi Raymond Cattell mengkategorikan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/9781118660584.ese0431">keterampilan kognitif dalam dua kelompok</a> yaitu <em>Fluid intelligence</em> dan <em>Crystallized intelligence</em>.</p>
<p><em>Fluid intelligence</em> adalah kapasitas untuk berpikir secara logis dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan biologis dan relatif tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya. </p>
<p>Sedangkan <em>Crystallized intelligence</em> adalah kemampuan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan dan interaksi dengan lingkungan.</p>
<p>Hasilnya dari studi kami, fluid intelligence lebih dibutuhkan karena berkaitan dengan kemampuan seorang pengusaha untuk berpikir logis dan beradaptasi.</p>
<p>Pengusaha yang handal sangat penting, karena di Indonesia terdapat sekitar <a href="https://katadata.co.id/berita/2020/05/15/pengertian-umkm-kriteria-kekayaan-dan-pemberdayaan-di-tengah-pandemi">64 juta usaha kecil dan menengah (UKM)</a> yang berkontribusi pada 60% Produk Domestik Bruto negara dan menyerap 97% angkatan kerja.</p>
<h2>Bagaimana fluid intelligence lebih penting</h2>
<p>Menggunakan data dari <a href="https://www.rand.org/well-being/social-and-behavioral-policy/data/FLS/IFLS.html">Indonesian Family Life Survey (IFLS)</a> yang dikumpulkan tahun 2007 dan 2014, kami mengukur <em>crystallized intelligence</em> dengan skor tes matematika dan <em>fluid intelligence</em> dengan skor tes <em>Raven’s progressive matrices</em> yang merupakan pengukuran terhadap kemampuan penalaran induktif. </p>
<p>Kedua jenis keterampilan ini dikaitkan dengan produktivitas usaha rumah tangga nonpertanian di Indonesia yang dilihat dari laba dan jumlah aset usaha.</p>
<p>Kami membagi sampel usaha rumah tangga nonpertanian di survei tersebut ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipe keterampilan utama yang digunakan. </p>
<p>Kelompok pertama adalah sektor yang banyak menggunakan keterampilan fisik seperti pertambangan dan penggalian serta konstruksi. </p>
<p>Kelompok kedua adalah sektor yang banyak menggunakan konsentrasi dan komputer seperti transportasi dan komunikasi, industri pengolahan, dan jasa. </p>
<p>Kelompok ketiga adalah sektor yang mengutamakan keterampilan bersosialisasi dengan banyak orang seperti sektor penjualan, asuransi, dan keuangan.</p>
<p>Hasil studi kami menunjukkan <em>fluid intelligence</em> memiliki peranan yang lebih penting dalam menentukan keberhasilan sebuah bisnis. Peningkatan <em>fluid intelligence</em> sebesar satu standar deviasi akan menaikkan laba sebesar 5,7% dan nilai bisnis sebesar 7%. </p>
<p>Kami tidak menemukan bukti bahwa <em>crystallized intelligence</em> berdampak pada kinerja bisnis, kecuali pada sektor-sektor usaha yang tergolong pada kelompok kedua yakni sektor yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi atau banyak menggunakan komputer.</p>
<p>Peningkatan satu standar deviasi pada <em>crystallized intelligence</em> akan menaikkan laba sebesar 9,2% pada bisnis yang tergolong sektor tersebut. </p>
<p>Implikasinya, <em>crystallized intelligence</em> akan mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi jika seorang pengusaha menjalankan bisnis pada sektor yang sangat membutuhkan pengetahuan.</p>
<p>Temuan kami menunjukkan bahwa bagi pelaku usaha rumah tangga nonpertanian di Indonesia, kemampuan untuk memecahkan masalah dan beradaptasi dengan perubahan berperan lebih besar dalam menentukan produktivitas bisnis dibandingkan pengetahuan yang diperoleh melalui sekolah, seperti matematika. </p>
<p>Untuk lebih memahami temuan ini, mari bayangkan pelaku usaha mikro seperti pemilik warung kelontong yang biasa kita jumpai di sekitar tempat tinggal kita. Jenis usaha seperti ini tidak membutuhkan sistem pembukuan yang rumit sehingga kemampuan matematika dasar sudah cukup untuk menunjang usahanya. </p>
<p>Pemilik warung dapat meningkatkan keuntungannya sehari-hari jika ia menyesuaikan dagangannya dengan preferensi dan profil pembeli yang sering berkunjung ke warung tersebut. Dengan menjual lebih banyak barang yang sering dibeli oleh pelanggan warung, pemilik warung dapat mencapai laba yang lebih tinggi.</p>
<h2>Alasan mengapa fluid intelligence lebih penting</h2>
<p>Terdapat beberapa hal yang dapat menjelaskan temuan kami. </p>
<p>Dalam konteks usaha mikro di negara berkembang seperti Indonesia, kemampuan memecahkan masalah dan beradaptasi terhadap perubahan berperan lebih besar dalam produktivitas usaha karena lingkungan ekonomi kerap berubah dan kerangka hukum belum sepenuhnya mengatur tentang usaha mikro. </p>
<p>Mayoritas dari kelompok usaha ini bermodal rendah dan menggunakan teknologi sederhana serta padat karya, sehingga pengetahuan seperti yang diperoleh dari bangku sekolah tidak menawarkan keuntungan lebih dibandingkan kemampuan untuk beradaptasi dalam merespon perubahan.</p>
<p>Dalam hal implikasi kebijakan, mengingat bahwa <em>fluid intelligence</em> ditentukan sejak lahir, tampaknya program pelatihan tidak akan menjadi alat yang efektif untuk mendukung sebagian besar pengusaha di Indonesia menjadi lebih produktif.</p>
<p>Sebaliknya, temuan kami menunjukkan perlunya pembuat kebijakan untuk berinvestasi di bidang kesehatan khususnya nutrisi sejak bayi berada dalam kandungan.</p>
<p>Pemerintah perlu lebih memperhatikan asupan nutrisi untuk ibu dan anak selama 1000 hari pertama kehidupan dengan harapan meningkatkan fluid intelligence dari anak-anak tersebut. </p>
<p>Di samping itu, informasi terkait keterampilan yang diperlukan dalam sektor tertentu harus tersedia bagi individu yang memasuki pasar tenaga kerja untuk mengurangi ketidakcocokan keterampilan dan pekerjaan. Individu dengan crystallized intelligence lebih tinggi sebaiknya didorong untuk bekerja pada sektor-sektor yang membutuhkan keterampilan tersebut.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/138304/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Untuk riset yang diangkat dalam artikel, The SMERU Research Institute menerima dana dari Partnership for Economic Policy (PEP), sebuah konsorsium internasional yang berfokus pada masalah kebijakan di bidang kemiskinan dan pembangunan sosial-ekonomi di negara berkembang.</span></em></p>Seorang pengusaha handal yang mampu berinovasi dan beradaptasi terhadap berbagai kondisi akan sangat menentukan keberlangsungan usaha, khususnya di tengah pandemi COVID-19 ini.Niken Kusumawardhani, Senior Researcher, SMERU Research InstituteDaniel Suryadarma, Deputy Team Leader - RISE Programme in Indonesia, SMERU Research InstituteLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1388242020-05-22T11:16:17Z2020-05-22T11:16:17ZPerjanjian ASEAN-EU CATA dengan Uni Eropa dapat menjadi kunci pemulihan maskapai penerbangan di ASEAN<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/336225/original/file-20200519-152302-13iqlqq.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Terminal 3 di bandara Soekarno-Hatta yang sepi, 4 Mei 2020.</span> <span class="attribution"><span class="source">Credit: Koji Hachiyama</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Merebaknya wabah COVID-19 membuat negara-negara ASEAN menerapkan beberapa kebijakan drastis di sektor angkutan di antaranya lewat pengetatan prosedur masuknya warga negara asing lewat transportasi udara. </p>
<p>Pembatasan terhadap penerbangan domestik dan internasional telah membuat maskapai kehilangan pendapatan yang sangat signifikan.</p>
<p>Di Indonesia, maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, memperkirakan pendapatannya <a href="https://www.cnbcindonesia.com/market/20200422101445-17-153564/gegara-covid-19-pendapatan-garuda-bisa-tertekan-33-di-q1">tergerus 33% pada tiga bulan pertama tahun ini</a>. Hal ini berarti Garuda hanya akan mendapatkan Rp 11 triliun dibandingkan Rp 16,49 triliun yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.</p>
<p>Menurut perkiraan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), dibandingkan situasi 2019, <a href="https://www.iata.org/en/pressroom/pr/2020-04-24-01/">maskapai penerbangan di negara-negara ASEAN pada tahun 2020 secara keseluruhan akan mengalami penurunan pendapatan sebesar US$38 miliar </a>. </p>
<p>Untuk pulih dari keterpurukan ini, salah satu strategi yang bisa dilakukan negara-negara di ASEAN adalah mengadopsi perjanjian transportasi udara dengan kawasan lainnya.</p>
<p>Dengan membuat perjanjian tentang pasar penerbangan dengan kawasan lainnya di dunia, maskapai-maskapai penerbangan di ASEAN diharapkan bisa meningkatkan kembali jumlah penumpang dan pendapatan yang tergerus akibat pandemi COVID-19. </p>
<p>Salah satu perjanjian transportasi yang bisa segera diadopsi adalah Perjanjian Transportasi Udara Komprehensif ASEAN-Uni Eropa (EU) yang disingkat ASEAN-EU CATA, yang negosiasinya sedang berjalan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pesawat Garuda Indonesia yang sedang mendarat.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/smartjunco/9959883635/in/photolist-gb81pD-2dkjVg1-21HGHzQ-z1Xybp-6znas3-7AZeCh-rnCqaT-8SqJBe-ehkcmV-r8h21i-aS63zM-bnULcy-EzqTBr-8tzwY3-eAkr56-7Hvzih-bw1LRJ-LbKMAY-ZshetV-nwzd2f-ap3J3K-WiWf2P-QdrhAr-7nXjiJ-LEqmQ-7USUo7-N8HT8b-7C85Dx-2hm75yC-6x7Y1V-7myayh-78VXvo-R7E8mf-7ysR4A-d7Vzy1-7oPVrN-qaH7r6-eG4ZQ3-8M2bmw-DH18vB-hCTVG9-7Lyn99-7gXtVb-aNXzTP-phRzks-92EtA2-qseiBm-Lhtqn-5VyL7m-QRZvXN">smartjunco/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mengapa ASEAN-EU CATA penting</h2>
<p>Perundingan persiapan perjanjian ASEAN-EU CATA antara Komisi Eropa dan ASEAN ini dimulai sejak 2016 dan sejauh ini <a href="https://asean.org/storage/2019/09/Overview-of-ASEAN-EU-Relations-as-of-August-2019.pdf">sudah ada delapan putaran perundingan yang telah dilakukan</a>. </p>
<p>ASEAN-EU CATA akan menjadi perjanjian penerbangan antar blok pertama pada skala antarbenua dan akan mencakup berbagai penyetaraan regulasi secara bertahap terutama pada aspek akses pasar penerbangan di kedua kawasan di samping aspek-aspek lainnya seperti keselamatan, keamanan, manajemen lalu lintas udara, perlindungan sosial, konsumen dan lingkungan, dan persaingan.</p>
<p>Perjanjian ASEAN-EU CATA merupakan perjanjian transportasi udara terbesar yang ASEAN akan miliki, sebelumnya perjanjian seperti ini hanya berlangsung dengan satu negara, seperti perjanjian <a href="http://www.setnas-asean.id/news-events/read/asean-china-perkuat-kerjasama-transportasi-udara">transportasi udara ASEAN-Cina</a>.</p>
<h2>Bagaimana perjanjian ini bisa membantu</h2>
<p>Perjanjian ASEAN-EU CATA dapat membantu pemulihan industri penerbangan ASEAN melalui dua hal:</p>
<p><strong>1. Pemberian hak penerbangan yang lebih luas pada maskapai-maskapai di kedua kawasan tersebut</strong></p>
<p>ASEAN-EU CATA akan memeberikan maskapai-maskapai dari EU dan ASEAN hak penerbangan yang disebut sebagai <a href="https://pinterpoin.com/2018/09/01/pengertian-fifth-freedom-flights/">hak kebebasan penerbangan ke-5</a> atau <a href="https://www.icao.int/Pages/freedomsAir.aspx"><em>fifth freedom flights</em></a>. Hak ini membuat sebuah maskapai diperbolehkan untuk melayani penerbangan antar dua negara asing yang bukan merupakan negara asal dari maskapai tersebut.</p>
<p>Dengan hak tersebut, Garuda Indonesia, misalnya, bisa terbang dari Denpasar, Bali di Indonesia ke Amsterdam di Belanda dengan transit di Paris. Ketika transit tersebut, Garuda Indonesia dapat mengambil penumpang dan kargo. </p>
<p>Dan begitu pun sebaliknya, maskapai milik salah satu negara Uni Eropa bisa mengambil penumpang dan kargo ketika transit di negara ASEAN.</p>
<p>Perjanjian ini juga akan mempermudah terjadinya <a href="https://economy.okezone.com/read/2019/06/14/320/2066550/maskapai-wajib-jelaskan-penerbangan-codeshare-ke-penumpang">kerja sama penerbangan antar dua maskapai atau lebih</a> atau disebut juga dengan <em>codeshare</em> pada rute-rute penerbangan jaringan regional maupun domestik.</p>
<p>Misalnya maskapai Lufthansa milik Jerman bisa memiliki rute Munich - Surabaya, Jawa Timur dimana pesawat Lufthansa hanya akan mengantar sampai Jakarta dan setelahnya penumpang pesawat akan menggunakan pesawat dari maskapai Indonesia ke Surabaya.</p>
<p>Kerja sama seperti ini akan meningkatkan lalu lintas udara antara negara-negara ASEAN dan Uni Eropa. Selain itu, hal ini akan memperkuat posisi bandara di kedua kawasan dan menciptakan permintaan tambahan yang dapat membantu membuka kembali rute-rute yang ditutup karena krisis ekonomi maupun pandemi.</p>
<p><strong>2. Pelonggaran batasan-batasan akses pasar penerbangan</strong> </p>
<p>Dengan perjanjian ASEAN-EU CATA, akan lebih banyak maskapai ASEAN dan Uni Eropa yang akan dapat berpartisipasi dalam penerbangan antar bandara penghubung atau disebut <em>hub-to-hub</em>. Hal ini berpotensi menyaingi para pemain Timur Tengah dan kawasan Teluk maupun Turki yang saat ini mendominasi koridor penerbangan ASEAN – Uni Eropa lewat bandara-bandara penghubung seperti di Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab; Doha di Qatar; atau Istanbul, Turki. </p>
<p>Operator-operator ASEAN dan Uni Eropa yang bersaing pada rute-rute <em>hub-to-hub</em> lainnya akan terstimulasi untuk bekerja sama dalam bentuk <em>joint-venture</em> yang memungkinkan pemasaran bersama maupun pembagian pendapatan, yang pada akhirnya akan mengurangi dominasi operator-operator besar yang ada saat ini. Pada saat yang sama kehadiran pemain baru juga akan mengurangi biaya perjalanan secara rata-rata.</p>
<p>Kemungkinan masuknya pemain-pemain asing ke dalam pasar domestik transportasi udara ASEAN sebaiknya tidak dilihat sebagai hilangnya kedaulatan. Pembukaan rute baru adalah suatu strategi yang cukup realistis untuk diambil guna memulihkan seluruh industri penerbangan saat ini. </p>
<p>Strategi ini juga berpotensi meningkatkan persaingan pasar transportasi udara antarnegara ASEAN maupun di pasar domestik di tiap negara melalui peningkatan efisiensi dan penurunan biaya perjalanan. </p>
<p>Di sisi lain, negara-negara ASEAN mungkin perlu membuat aturan tentang kepemilikan saham maskapai asing yang beroperasi di kawasan nasional masing-masing negara. Investor domestik idealnya menjadi pemegang saham mayoritas agar mendapatkan keuntungan yang baik.</p>
<p>Akhirnya, pemerintah juga harus merumuskan dan menerapkan standar-standar keselamatan dan keamanan angkutan udara untuk menyeleksi maskapai yang beroperasi di pasar. Hal ini akan menjamin terjaganya tingkat pelayanan yang tinggi di tengah persaingan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/138824/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Merebaknya wabah COVID-19 membuat negara-negara ASEAN menerapkan beberapa kebijakan drastis di sektor angkutan di antaranya lewat pengetatan prosedur masuknya warga negara asing lewat transportasi udara…Alloysius Joko Purwanto, Transport & energy economist, Economic Research Institute for ASEAN and East AsiaPanayotis Christidis, Senior Researcher, European Commission's Joint Research CentreLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1354712020-04-13T10:14:05Z2020-04-13T10:14:05Z4 langkah antisipasi PHK akibat pandemi COVID-19 dari segi hukum<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/326323/original/file-20200408-108538-xixbdz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pekerja di industri garmen</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/iloasiapacific/23622503316/in/photolist-BZrveW-BzBGbd-Gfx4F6-BUsKfe-B5kmEZ-UqhYFf-BS9Jwj-BS9J7m-WPm9yV-UAXzwL-B5eBmW-GdeWfG-BtemRF-w3jMd1-w3thiD-wZT5Tp-wYArZo-UqhWQw-egLPTa-wZkZ7F-FkgS3c-294jQLB-wGJjSy-Fk6oLQ-jdBaYr-fJZKyV-fKh6LA-vLvHuT-wkujTe-KqoLkh-UqhX4h-KqoHz7-cEwNrd-dyTiJg-dyTiQx-ngg3Hq-KqoKrJ-wHoXNt-wHTuRa-dyYM1b-r3LVVR-K38bny-vLvH54-JwH1Bs-vLwfc4-wF4QH7-K38uXj-KmjSSx-WKFdj7-dyYLTu">iloasiapacific/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Dampak pandemi global COVID-19 ini sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia. </p>
<p><a href="https://bisnis.tempo.co/read/1321618/dampak-corona-pelemahan-ekonomi-diperkirakan-bisa-4-6-bulan">Pelemahan perekonomian diproyeksikan akan terjadi selama 4-6 bulan ke depan.</a> Bahkan bisa jadi lebih lama, karena kita belum bisa memprediksikan kapan wabah ini bisa teratasi dengan tuntas. </p>
<p>Pada fase awal wabah ini di Indonesia, sektor pariwisata, penerbangan, perhotelan, ritel dan restoran langsung terpukul. Dampak terhadap sektor lain, perlahan akan semakin terasakan. </p>
<p>Hal ini tentu akan berimbas pada nasib pekerja. </p>
<p>Meski pun Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah meminta pengusaha <a href="https://investor.id/national/jokowi-jangan-ada-phk">tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)</a>, namun opsi ini dikhawatirkan masih akan ditempuh dalam menghadapi krisis saat ini. </p>
<p>Di Jakarta saja telah ada sebanyak <a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/06/06231941/phk-massal-di-tengah-pandemi-covid-19-dan-upaya-pemerintah-berikan">162,416 pekerja</a> telah di-PHK dan dirumahkan tanpa upah sebagai imbas COVID-19. </p>
<p>Situasi krisis saat ini bisa jadi membuat pengusaha tidak punya pilihan lain selain melakukan PHK karena mereka harus menekan biaya operasional besar-besaran.</p>
<p>Namun <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/undangundang-nomor-13-tahun-2003">Undang-Undang (UU) No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan</a> sudah menegaskan bahwa PHK seharusnya menjadi langkah terakhir yang ditempuh. Sebelum melakukan PHK, UU Ketenagakerjaan mengatur bagaimana pengusaha, buruh, serikat buruh, dan pemerintah harus bekerja sama agar tidak terjadi PHK.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/326327/original/file-20200408-108521-g33nja.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/iloasiapacific/23540017642/in/photolist-BS9K89-dkFbx3-dkFawY-dkFaWs-dkF5Hc-dkF9xd-cExM8j-dkF7b8-dkF7Cr-dyYMjJ-dkF73F-dkF9WE-dkFboj-dkF8SW-qLjkNV-dyYMo9-dkF6pc-dkF7VU-dyYLsw-dkF8FW-q6YYht-dkF7gP-dkF7qB-qnzAv8-dkF6UK-dkF9EC-dkF8WF-cExRUq-dkFaBQ-dkFbBC-dkFbXS-dkF87f-dkF9sb-fKgtK3-dkFcvo-dkF92u-dkF98P-dkF8S4-dkFbjj-dkFbto-qDRx9n-dyYMgL-dkFbNo-dvi32Y-294jPSx-dkF6tP-dkF67g-dyTjgH-UqhUXd-dkFaRS">iloasiapacific/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Menghindari PHK</h2>
<p>Pengusaha, pekerja, serikat pekerja, dan pemerintah harus mampu menjalin kerja sama yang mengantisipasi terjadinya PHK. </p>
<p>Berikut ini empat hal yang bisa dilakukan:</p>
<h2>1. Lakukan dialog dua arah atau bipartit.</h2>
<p>Pengusaha dan pekerja bersama dengan serikat pekerja perlu melakukan dialog secara transparan sejak dini dalam mengantisipasi kondisi ketenagakerjaan akibat pandemi COVID-19 ini. </p>
<p>Perusahaan yang karena sifat industrinya mengharuskan kehadiran pekerja maka harus mengatur sistem kerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. </p>
<p>Selain itu, dialog bipartit juga perlu membahas antisipasi terhadap kondisi terburuk hubungan kerja di antara mereka seperti efisiensi, pengaturan jam kerja, dan pembagian kerja. </p>
<p>Dialog ini menjadi pintu utama membangun pemahaman bersama menghadapi dampak pandemi COVID-19 baik bagi perusahaan maupun pekerja. </p>
<h2>2. Susun kebijakan ketenagakerjaan dalam situasi pandemi COVID-19.</h2>
<p>Kebijakan ini harus merespons setiap perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19 terhadap sistem kerja karyawan. Perubahan tersebut meliputi penerapan sistem bekerja dari rumah, <em>social distancing</em>, pembatasan sarana transportasi umum, dan <em>lockdown</em> terbatas yang saat ini sudah dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah. Saat ini ada <a href="https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/080408865/9-daerah-di-indonesia-yang-terapkan-psbb-karena-virus-corona?page=1">9 wilayah</a> yang telah mendapat persetujuan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Jakarta lalu Bogor di Jawa Barat dan Tangerang Selatan di Banten. </p>
<p>Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja harus aktif dalam memberikan informasi kebijakan untuk bekerja dan melakukan tinjauan kebijakan secara berkala. Kebijakan yang bisa diterapkan misalnya kebijakan pengurangan hari dan jam kerja, meliburkan/merumahkan pekerja, dan sebagainya. </p>
<p>Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan rencana mitigasi ketenagakerjaan dalam menghadapi situasi kerja yang memburuk karena krisis ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19. </p>
<p>Hal ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan program pemerintah yang dapat menyerap angkatan kerja besar dan program dukungan pengembangan keterampilan seperti contohnya <a href="https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4973838/kartu-pra-kerja-resmi-dibuka-buruan-daftar">pemberian Kartu Pra Kerja</a> bagi orang yang baru lulus sekolah dan sedang mencari pekerjaan.</p>
<h2>3. Realisasikan dan pantau implementasi paket insentif bagi pengusaha dan pekerja untuk bertahan.</h2>
<p>Pemerintah sudah menerbitkan paket <a href="https://investor.id/opinion/menata-insentif-dampak-pandemi-covid19">insentif</a> bagi pengusaha seperti pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dan hibah anggaran untuk sektor usaha kecil. </p>
<p>Pemerintah sendiri berencana akan memberikan stimulus sebesar <a href="https://mediaindonesia.com/read/detail/301109-halau-dampak-covid-19-ke-umkm-pemerintah-terbitkan-8-kebijakan">Rp 2 triliun</a> untuk meningkatkan daya beli pelaku koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).</p>
<p>Selain itu, insentif sosial juga disiapkan oleh pemerintah bagi pekerja yang terkena PHK atau tidak dapat bekerja seperti pekerja sektor non formal. </p>
<p>Insentif ini berbentuk bantuan langsung dan potongan biaya untuk kebutuhan fasilitas yang disediakan pemerintah <a href="https://indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/token-listrik-gratis-bagi-masyarakat">(listrik dan air)</a>. Kebijakan ini perlu dipastikan realisasi dan dipantau agar tepat sasaran.</p>
<h2>4. Lakukan dialog tiga arah (tripartit) antara pengusaha, pekerja/serikat pekerja dan pemerintah.</h2>
<p>Paralel dengan pemberian paket insentif bagi pengusaha dan pekerja, dalam situasi yang sulit ini pemerintah juga harus menjadi pihak yang mampu menengahi dialog antara pengusaha dengan pekerja dan serikat pekerja baik untuk mencegah terjadinya PHK. </p>
<p>Peran pemerintah dapat diupayakan sebagai penengah mencari solusi yang disepakati kedua pihak terutama terkait pemenuhan hak-hak pekerja, apabila PHK tidak terhindarkan. </p>
<p>Dalam hal ini pemerintah dapat membentuk Satuan Tugas Penanganan PHK agar lebih respons terhadap permasalahan pengusaha dan pekerja selama pandemi ini dapat diantisipasi dan diselesaikan sejak dini. </p>
<h2>Risiko PHK Besar-besaran</h2>
<p>Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan pandemi COVID-19 akan berdampak pada kelompok tertentu yang rentan terhadap pasar tenaga kerja dan menurunnya jumlah lapangan kerja, serta kualitas kerja antara lain upah dan perlindungan sosial, serta </p>
<p>Bahkan ILO memprediksikan dalam kondisi terburuk <a href="https://www.ilo.org/global/about-the-ilo/newsroom/news/WCMS_738742/lang--en/index.htm">akan ada hampir 25 juta pengangguran</a> di seluruh dunia akibat pandemi ini. </p>
<p>Opsi PHK bisa jadi langkah terakhir yang akan ditempuh. Langkah ini menjadi situasi buruk terutama bagi pekerja. PHK akan berdampak sangat serius pada perekonomian keluarga pekerja. Di sisi lain, pengusaha juga dalam posisi yang sulit karena harus memenuhi kewajiban bagi karyawan yang mengalami PHK. </p>
<p>Tugas pemerintah dan kita dalam menyelesaikan pandemi COVID-19 ini masih panjang. Penyelamatan warga dan menekan penyebaran virus menjadi fokus utama saat ini. Kita berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera teratasi dengan tuntas sehingga pemerintah dengan dukungan semua pihak bisa segera memulihkan ekonomi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/135471/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>M Nur Sholikin terafiliasi dengan Pusat Studi Hukum dan kebijakan Indonesia yang merupakan lembaga riset dan advokasi independen. </span></em></p>Kondisi perekonomian yang turun drastis karena pandemi COVID-19 berpotensi menimbulkan PHK besar-besaranM Nur Sholikin, Peneliti PSHK dan Pengajar STHI Jentera, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1345702020-03-25T09:40:52Z2020-03-25T09:40:52ZCoronavirus: tiga cara krisis ini dapat mengubah hidup kita selamanya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/322875/original/file-20200325-168918-15xrhms.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Parked school buses in Freeport, New York, 18 March 2020. Justin Lane/EPA-EFE</span></span></figcaption></figure><p>Kesadaran bahwa hidup kita akan berubah untuk beberapa waktu ke depan mulai mengakar. Untuk <a href="https://theconversation.com/how-to-flatten-the-curve-of-coronavirus-a-mathematician-explains-133514">mendatarkan kurva</a> atau mencegah muncul kasus baru COVID-19, langkah radikal dalam bentuk pembatasan sosial mulai diterapkan di semakin banyak negara. </p>
<p>Orang-orang diimbau – atau diperintahkan – untuk mengisolasi diri di rumah. Di banyak negara, sekolah-sekolah ditutup. Begitu pula dengan teater, bar, dan bioskop. Perjalanan wisata dan bisnis tidak disarankan. Perbatasan berbagai negara ditutup.</p>
<p>Kebanyakan orang menduga langkah-langkah melawan virus tersebut hanya sementara, dan pada suatu masa tertentu – dalam dua, enam atau mungkin 12 bulan – hidup akan kembali normal dan kegiatan akan berjalan seperti biasa. Hal ini mungkin benar sampai taraf tertentu. Tapi akan banyak perubahan pula yang dapat menjadi permanen.</p>
<p>Sistem sosial, baik secara makro maupun mikro, bersifat lembam dan sangat susah diubah. Seiring berjalannya waktu, perusahaan-perusahaan berkembang menjadi struktur yang kompleks dan birokratis, dengan banyak rutinitas yang akhirnya menjadi kebiasaan sehingga hampir tidak mungkin diubah. </p>
<p>Pergerakan ekonomi pun sangat bergantung pada <a href="https://www.wiwiss.fu-berlin.de/en/forschung/pfadkolleg/Was_ist_Pfadabh__ngigkeit_/index.html">arah yang telah ditentukan</a>. Perubahan radikal pun dengan demikian sangat dihindari, dan mereka cenderung lebih memilih mencari kesempatan yang disebabkan oleh sebuah kejadian kecil atau ketidaksengajaan sejarah. Jadi, sekalipun kandidat presiden dari Partai Demokrat, Bernie Sanders, <a href="https://theconversation.com/is-bernie-sanders-really-a-socialist-and-how-could-he-like-denmark-53201">dan para pendukungnya</a> menginginkan lebih banyak sosialisme diterapkan, Amerika Serikat tidak akan mungkin menyamai Denmark.</p>
<p>Namun saat kala krisis yang bersifat fundamental, kesempatan akan perubahan menjadi terbuka. Kadang, kesempatan ini sengaja dimanfaatkan untuk mengubah arah tindakan yang hendak diambil. Misalnya, pasca-tragedi Fukushima tahun 2011 lalu, <a href="https://theconversation.com/nuclear-futures-renewables-blossom-in-germanys-post-nuclear-vision-14364">Kanselir Jerman Angela Merkel memutuskan</a>, secara tiba-tiba, akan menghentikan ketergantungan Jerman pada energi nuklir. Ada pula perubahan revolusioner yang terjadi hampir secara tidak sengaja, seperti runtuhnya <a href="https://theconversation.com/the-man-whose-words-brought-down-the-berlin-wall-was-far-from-a-bumbling-fool-50108">Tembok Berlin</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/321566/original/file-20200319-22632-9m72jd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Saat tragedi Fukushima, hampir seperempat listrik di Jerman berasal dari tenaga nuklir.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/nuclear-power-plant-after-sunset-dusk-609628034">Vlastas/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penelitian ilmu sosial telah lama menunjukkan bahwa perubahan sosio-politik biasanya terjadi <a href="https://www.jstor.org/stable/258605?seq=1#metadata_info_tab_contents">secara tiba-tiba</a>: suatu sistem sosial cukup stabil untuk kurun yang lama, hingga sebuah kejutan eksternal mengganggu dan menjadi katalis perubahan.</p>
<p>Bisa saja coronavirus adalah kejutan eksternal tersebut, mengubah beberapa aspek kehidupan kita secara fundamental. Daripada kembali ke keadaan pra-coronavirus, beberapa perubahan dapat menjadi permanen. Dalam tiga aspek kehidupan ekonomi kita, perubahan yang diakibatkan oleh coronavirus dapat bertahan jauh lebih lama daripada yang diantisipasi saat ini.</p>
<h2>1. Perjalanan bisnis</h2>
<p>Perjalan bisnis kerap <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0969776409104694?casa_token=FoZvnZ2VCIQAAAAA:r22eR0BgH16VocVSMCbBlJmANoS8FEvOPA0PbCVLAZjjVIU9ImDgnkJDqH4PfPXmmVRSBPXpVXck%5D">dianggap penting</a> bagi kesuksesan dan efektivitas dalam menjalankan suatu perusahaan. Tentu benar bahwa pertemuan tatap muka membantu membangun suatu hubungan dan kepercayaan, yang kerap penting dalam kesuksesan suatu proyek. Namun kini banyak perusahaan dan organisasi lainnya yang dipaksa untuk secara radikal mengurangi atau menghentikan perjalanan bisnis, dan mereka mungkin menyadari bahwa ini bukanlah hal yang penting – selama hal itu bisa dipadankan dengan kegiatan sejenis.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1236465665759838208"}"></div></p>
<p>Dengan banyaknya karyawan yang kini harus mengandalkan panggilan Skype atau Zoom daripada terbang ke belahan bumi lain untuk melakukan pertemuan tatap muka, mereka mungkin menyadari bahwa telekonferensi adalah sebuah alternatif yang cukup baik: pilihan yang lebih fleksibel, ramah bagi mereka yang telah berkeluarga, serta lebih ramah lingkungan. Sementara itu, para bos akan melihat potensi penghematan anggaran yang drastis. Maka pada masa depan, kita mungkin akan melihat skenario perjalanan bisnis menjadi jauh lebih sedikit daripada sebelumnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/321571/original/file-20200319-22632-1ssgwez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Lebih sedikit.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/96A9UTFAMUM">Social.Cut/Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>2. Bekerja jarak jauh</h2>
<p><a href="https://www.gov.uk/flexible-working">Pengaturan kerja yang fleksibel</a> semakin dan terus meluas. Tapi kerja dari rumah secara ekstensif dianggap <a href="https://theconversation.com/how-remote-working-can-increase-stress-and-reduce-well-being-125021">buruk bagi kita</a>, karena ada kecenderungan kita akan bekerja lebih lama. </p>
<p>Perusahaan pun tidak luput dengan meningkatnya biaya koordinasi dan manfaat kritis berada di antara sesama kolega yang hilang, seperti membangun hubungan dan semangat tim.</p>
<p>Atas dasar inilah terdapat tanda-tanda semacam kembalinya tren ruang kerja/kantor secara fisik: beberapa pelopor bekerja secara jarak jauh telah meminta karyawan mereka <a href="https://qz.com/924167/ibm-remote-work-pioneer-is-calling-thousands-of-employees-back-to-the-office/">untuk kembali ke kantor</a>.</p>
<p>Namun dengan bekerja jarak jauh yang menjadi suatu keharusan untuk saat ini, baik para pemimpin maupun karyawan harus membangun kompetensi dan memutuskan bagaimana cara bekerja secara efektif pada masa ini. Orang-orang terpaksa harus menjalankan rutinitas baru, dan perusahaan harus mencari jalan agar para kolega dapat tetap berinteraksi di luar rapat formal secara daring. Hubungan kerja yang baik berperan penting bagi inovasi dan ketahanan suatu organisasi. Tentu kita masih terus mencari apa yang akan menggantikan dispenser air untuk saat ini – tempat para kolega bertemu, bergosip, dan berinovasi.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1239936844160253963"}"></div></p>
<p>Coronavirus bisa saja memaksa kita untuk menjadi lebih baik dalam bersama-sama bekerja secara jarak jauh, yang dalam jangka panjang dapat menjadi alternatif bekerja di perkantoran di pusat kota.</p>
<h2>3. Disrupsi industri</h2>
<p>Banyak industri yang telah mengalami disrupsi signifikan sebelum coronavirus menyerang. Langkah-langkah yang diambil untuk melawan coronavirus akan mempercapat pergeseran seismik ini. Layanan streaming, misalnya, mengancam model bisnis pembuatan dan distribusi konten yang telah lama ada, dan posisi Amazon sebagai disruptor super semakin terasa di berbagai industri.</p>
<p>“Ekonomi diam di rumah” terbentuk oleh coronavirus yang secara dramatis akan mempercepat pergeseran dari lama ke baru, membuat <a href="https://theconversation.com/how-to-regulate-facebook-and-the-online-giants-in-one-word-transparency-85765">pertanyaan-pertanyaan</a> seputar konsentrasi pasar dan kemungkinan akan regulasi menjadi semakin penting.</p>
<p>Perubahan juga akan datang baik dari sisi permintaan maupun suplai. Semakin banyak orang yang akan menggunakan layanan ini, mulai menyukainya, dan akhirnya menjadi pelanggan setia. Sisi suplai pun akan berubah. Perusahaan lama akan semakin lemah dan mungkin tersingkirkan, sementara para disruptor akan terus menanamkan modalnya dari posisinya yang semakin menguat.</p>
<p>Di sektor-sektor lain, perubahan juga akan terjadi secara dramatis dan mungkin untuk selamanya. Misalnya, pendidikan tinggi telah lama lamban dalam bertransisi ke ruang pembelajaran secara daring, tapi kini mereka terpaksa memberikan <a href="https://theconversation.com/coronavirus-universities-are-shifting-classes-online-but-its-not-as-easy-as-it-sounds-133030">perkuliahan secara daring</a>, perguruan tinggi kemungkinan tidak akan kembali secara total ke status quo sebelumnya. Ada kesempatan besar melalui pendidikan secara daring – terutama dalam hal pangsa pasar pelajar yang baru dan biaya yang lebih rendah akibat skala ekonomi.</p>
<p>Perubahan terjadi akibat “ledakan”, dan coronavirus mungkin adalah bagian dari kejutan eksternal kritis yang mengubah beberapa aspek dalam kehidupan kita tersebut. Kita boleh saja berpikir perubahan yang ada saat ini hanya bersifat sementara, tapi bisa saja perubahan tersebut malah akan bersifat permanen.</p>
<p><em>Bram Adimas Wasito menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/134570/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Johann Fortwengel tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Coronavirus dapat mengubah beberapa aspek kehidupan kita secara fundamental.Johann Fortwengel, Senior Lecturer, King's Business School, King's College LondonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1330962020-03-07T01:09:31Z2020-03-07T01:09:31ZBagaimana Indonesia dapat meraup US$129 juta dari Brexit<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/319171/original/file-20200307-58017-13s0fbq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/duncan/48699356242/in/photolist-2hcoVX9-2hgEajM-Hg6AFu-2hfh39V-RypJEM-2bCwYr1-2dXp48T-KDvxhk-Q7gzBs-LB2t7N-JqNR6Q-JtjPtz-2g2UgYS-YXfS34-29otoxT-2inW62s-2inqc23-JDn6Vz-2c5i5u6-2ej8HhV-Jvj7b6-Jji9Aw-JqeL39-2ekFRLz-2ifERWB-2hEwHAc-2hH2jST-UzBs6j-PvhhAa-2huytz2-U9PdqL-2inEbCU-24Dyj1D-2hZCpHB-Se9TmS-2fbR7fd-PAJcWb-Vdyzuh-R1URNf-SDgWwm-T9NFad-J3LwxC-T8wTnm-JkVXEc-S8sgie-2d7SGop-2cVACZP-EsUHK4-JsTUk2-T8wTeW">duncan/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Meski hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun, hubungan perdagangan di antara keduanya masih relatif kecil.</p>
<p>Sejauh ini, ekspor ke Inggris tak sampai <a href="https://www.nottingham.ac.uk/asiaresearch/documents/policy-briefs/policy-brief-hicks.pdf">1% dari total ekspor Indonesia dan hanya 0,3% untuk ekspor ke Indonesia dari total ekspor Inggris</a>.</p>
<p>Tapi jika Indonesia bisa memanfaatkan momentum keluarnya Inggris dari Uni Eropa, atau kerap disebut sebagai Brexit, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini dapat meraih surplus perdagangan setidaknya sebesar US$123,9 juta akibat meningkatnya arus perdagangan di antara kedua negara pasca-Brexit. </p>
<p>Ini adalah hal yang diperlukan Indonesia mengingat tahun lalu Indonesia mencatat <a href="https://money.kompas.com/read/2020/01/15/132826826/sepanjang-2019-neraca-dagang-indonesia-defisit-32-miliar-dollar-as">defisit perdagangan sebesar US$3,2 miliar</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/319170/original/file-20200307-118966-gzxqo3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/tristantaussac/15145365916/in/photolist-p5kXCy-CdgXjg-2fwUuhc-2f6ZVjY-27CDM7m-2dMPfKx-2f6ZZxs-2eqMD86-2hBc8uc-2i5LY8n-2gU6XLW-2gCbkVi-27wjvZg-2hAcBHy-2ikLnBH-2aTVc9f-2bhYJ77-2a9AbPP-PjF8P2-2dH3TcS-2d9hCFj-2dq1TGK-2czKwrj-QRz2vQ-24uKTHv-2gnRwkn-2dcVxpg-29kiikv-26yH1bd-2gf5dgy-26pca7o-2e4XFQ9-2cPBoXR-S7ejw5-2ejmrcu-2ih5wQX-2h4FNpc-28WC3k5-24CR8Rc-2ahpQMM-2eo2mcT-2hvVtSs-29v2Hfq-2dZkFsu-Rr4Pig-PPqJhB-2ivzDty-R4B2hC-MphhMf-RwDtz1">tristantaussac//flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mengambil kesempatan dari Brexit</h2>
<p>Meski <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0305750X17302474">menuai kontroversi</a>, Brexit memberi <a href="https://www.econstor.eu/bitstream/10419/157171/1/IW-Report-2016-10.pdf">dampak ekonomi yang positif</a> bagi Inggris yang kini dapat menegosiasikan kembali perjanjian dagang yang baru dengan negara-negara ketiga, termasuk Indonesia.</p>
<p>Pasca-Brexit, Inggris kemungkinan besar akan membuat perjanjian dagang baru dengan berbagai negara ketiga di luar Uni Eropa, termasuk Indonesia, di bawah skenario tanpa kesepakatan.</p>
<p>Dalam skenario tersebut, Inggris akan segera meninggalkan Uni Eropa <a href="https://www.bbc.com/news/uk-politics-48511379">tanpa perjanjian terkait proses “perceraian”</a>. Ini berarti Inggris dapat kembali meraih kedaulatan terkait aturan, bebas dari <a href="http://europas-krisen.zdf.de/media/downloads/Brexit/150507-Open-Europe-What-If-Report-Final-Digital-Copy.pdf">aturan-aturan dagang Uni Eropa yang terlewat mengekang</a>, misalnya hukum sosial dan ketenagakerjaan Uni Eropa yang berdampak secara signifikan terhadap ekonomi Inggris – 22 dari 100 aturan Uni Eropa yang paling mahal berasal dari kategori ini dan sangat memberatkan pengusaha kecil.</p>
<p>Tanpa beban tersebut, Inggris dapat menegosiasikan kembali perjanjian dagangnya dengan negara-negara ketiga, termasuk Indonesia.</p>
<p>Inggris bukanlah mitra dagang utama Indonesia. Negara ini berada di posisi ke-17 dalam daftar tujuan ekspor Indonesia.</p>
<p>Produk ekspor Indonesia ke Inggris terdiri atas sepatu (<a href="https://www.atlantis-press.com/proceedings/icot-19/125918426">16,3%</a>, kayu dan produk olahannya (9,7%), pakaian (7,7%), mesin dan perabot listrik (6,0%), mebel (5%), kertas (5%), dan produk-produk lainnya.</p>
<p>Sementara itu, Indonesia mengimpor secara signifikan produk berteknologi tinggi dari Inggris seperti mesin dengan proporsi sebesar 15,3% dari total impor Indonesia.</p>
<p>Era pasca-Brexit seharusnya menjadi landasan bagi hubungan bilateral yang lebih terbuka dan menguntungkan <a href="https://www.atlantis-press.com/proceedings/icot-19/125918426">di antara kedua negara</a>.</p>
<p>Berdasarkan perhitungan saya, tidak hanya Indonesia akan mendapat keuntungan, Inggris juga dapat meningkatkan PDB-nya sebesar US$1,2 miliar berkat perjanjian dagang dengan berbagai negara yang di antaranya termasuk Indonesia.</p>
<p>Jika Indonesia memilih untuk tidak membuat perjanjian dagang apa pun dengan Inggris pasca-Brexit, PDB Indonesia dapat jatuh sebesar US$26,7 juta, yang cukup kecil jika dibandingkan total PDB saat ini sebesar US$1,2 triliun.</p>
<p>Di kalangan negara-negara maju, memiliki perjanjian bebas dagang (FTA) dalam skala regional yang melibatkan Inggris dan negara-negara lainnya akan menyelamatkan mereka dari dampak menular akibat meningkatnya proteksionisme. Perjanjian bebas dagang akan memberikan dampak sinyal positif yang akan menciptakan perdagangan yang lebih liberal di kawasan.</p>
<p><em>Bram Adimas Wasito menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/133096/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Fithra Faisal Hastiadi tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Brexit menimbulkan banyak ketidakpastian khususnya dalam bidang ekonomi, maka dari itu Indonesia harus mengambil kesempatan untuk menambah perdagangan dengan Inggris.Fithra Faisal Hastiadi, Lecturer, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1317752020-02-14T03:54:22Z2020-02-14T03:54:22ZKepemimpinan yang beretika diperlukan untuk memulihkan integritas BUMN<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/315216/original/file-20200213-11040-1qwk6fr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tanker-tanker milik Pertamina di stasiun Kertosono</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/ikhlasulamal/201831311/in/photolist-iQrqc-2gwMLNe-4EjyfT-vmGJx4-cxkZi9-7xqTnX-cxkZBb-uJtJXX-cxkYZ5-cxkYTU-cxm4Vh-cxmaLj-cxkZbN-e3wdev-aWjvqM-e3BSus-5gzfba-5gzfaZ-Zead5F-Z49xqB-2gHdNiU-BiCM1F-vR3ia5-5owDuP-wvz9Wg-2gLMJMB-2gLMJJv-2gLMJLj-2gMJtm6-2gMKdg5-2bWVW1U-2gMJtoA-4av3Q5-qqBffm-NTvq5K-dmh62d-5wxNru-5wxNry-5wxNrw-Bsiy3S-5ZHbji-bKQrEZ-2baNGGL-Gh1Fvn-iQrqd-8ygP8v-PWNXaP-NBndZm-M7JABL-iBR2wu">ikhlasulamal/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Presiden Joko Widodo menyebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai ‘agen pembangunan’. Saat ini BUMN terlibat dalam 40% proyek infrastruktur nasional, sebuah prioritas dalam masa jabatan Jokowi.</p>
<p>Meskipun BUMN berperan penting dalam mendistribusikan barang dan jasa di Indonesia, praktik-praktik korupsi masih marak terjadi di dalamnya. Menteri BUMN yang baru Erik Thohir memiliki <a href="http://intosaijournal.org/site/wp-content/uploads/2019/04/Eradicating-Corruption-and-SDG16_INTOSAI-Journal-Spring-2019.pdf">tugas berat untuk membasmi korupsi dan membangun integritas di dalam tubuh BUMN</a>.</p>
<p>Tahun lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa tidak kurang dari <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20191003185044-4-104308/ini-8-direksi-bumn-di-zaman-rini-soemarno-yang-terjerat-kpk">delapan direktur BUMN terlibat penyuapan</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/310644/original/file-20200117-118319-tnkdiq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Basuki</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/kedubesaustralia/25469541946/in/photolist-ENE4ty-EGKNtn-ENDLQJ-ENDWpJ-DTeQ5o-EGL9u4-EGKJKk-DTeXSN-ioPax9-P7yiNk-MAVHfi-JHBHyV-hzH6Nm-hzJJni-hwp7x9-em3XN5-fzARnw-hwpbDg-hvUz78-NSnc3w-cLwCZh-nfa4cz-hufQuq-Cc6RLy-JmGEj9-V51t6u-P7JTJB-S5A2jC-iZFUsW-P7HnWT-PeCFd9-P7LVwk-EGFo5H-fDAkYw-GXtYmn-MQLQhR-P7yh86-FvXwst-FtE1JN-P8JuuL-EGFoBe-Myg4F9-P55tFL-BSpFS2-GQeFYs-NNKKYb-BShz2d-HGZLu5-SWetjx-GQeFTC">kedubesaustralia/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Korupsi yang mendarah daging dalam BUMN dapat menghalangi ambisi Jokowi dalam merealisasikan BUMN sebagai ‘agen perubahan’. Per 2019, Indonesia memiliki 142 BUMN. Namun, hanya <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20191202131212-4-119556/ri-punya-142-bumn-tapi-cuma-15-yang-sumbang-besar-ke-negara">15 yang berkontribusi secara signifikan pada keuangan negara</a>.</p>
<p>Tapi bukan tidak mungkin bagi sebuah institusi publik yang berada dalam lingkungan politik-ekonomi yang korup untuk membangun integritas. <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23276665.2018.1515392">Penelitian</a> terbaru kami menunjukkan bahwa hal ini dapat dilakukan melalui konsep kepemimpinan yang beretika.</p>
<p>Thohir sepertinya berupaya menanamkan konsep ini melalui pelantikan komisaris-komisaris baru di sejumlah BUMN. Namun mencari pemimpin dengan rekam jejak yang bersih dan bebas dari kontroversi bukan perkara mudah.</p>
<h2>Kepemimpinan beretika</h2>
<p><a href="https://www.victoria.ac.nz/__data/assets/pdf_file/0003/1719471/FC0412_Brian-Picot-%20Chair_FINAL_web.pdf">Kepemimpinan beretika</a> merujuk pada watak, perilaku, dan pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin dengan mengedepankan keteladanan, penguatan, dan komunikasi untuk memotivasi karyawan agar dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai moral, norma, dan aturan.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1080/23276665.2018.1515392">Baik di dalam maupun di luar organisasi, kepemimpinan beretika</a> berperan penting dalam meningkatkan dan menjaga kualitas integritas organisasi.</p>
<p>Kepemimpinan beretika perlu dilakukan dalam rangka membawa perubahan yang berkelanjutan di tengah lingkungan politik dan sosio-budaya yang menantang seperti di Indonesia, tapi tidak ada jaminan bahwa hal tersebut dapat tercapai.</p>
<p>Temuan dan kajian penelitian ilmiah mengkonfirmasi <a href="https://erl.ucc.edu.gh/jspui/bitstream/123456789/2973/1/%5BAlan_Lawton%2C_Julie_Rayner%2C_Karin_Lasthuizen%5D_Ethi%28BookZZ.org%29.pdf">pentingnya kepemimpinan yang beretika untuk mewujudkan organisasi yang beretika dan berintegritas</a>.</p>
<p>Agar integritas dapat tertanam dalam setiap lini organisasi, maka kehadiran manajer eksekutif yang mampu <a href="https://doi.org/10.1080/23276665.2018.1515392">menjadi teladan dan menunjukkan komitmen terhadap program integritas di organisasi mutlak diperlukan</a>. </p>
<p>Pemimpin membutuhkan hak otonom untuk mengembangkan dan menerapkan program integritas bagi organisasinya, dan mereka perlu memiliki keberanian moral untuk tetap bertahan di bawah tekanan pemangku kepentingan.</p>
<p>Pemimpin politik juga harus secara serius mendukung dan melindungi organisasi agar mampu memutus mata rantai konflik kepentingan yang dapat mengarah pada korupsi.</p>
<p>BUMN tidak dapat menghindar dari jaringan politisi yang oportunis dan pihak-pihak yang memiliki “maksud tertentu”. Oleh karenanya, pemimpin organisasi harus mendapat dukungan politis dari pimpinan tertinggi di pemerintahan, termasuk Menteri BUMN, agar dapat menjadi ‘agen pembangunan’ seperti yang didambakan.</p>
<p>Agar BUMN memiliki integritas yang tinggi dan dapat berfungsi secara efektif guna mencapai tujuannya, maka kepemimpinan yang beretika perlu diwujudkan dalam tiga hal, <a href="https://doi.org/10.1080/23276665.2018.1515392">dukungan politik, kepemimpinan yang otonom di tingkat CEO (pemimpin puncak dalam organisasi), dan komitmen manajamen eksekutif terhadap etika</a>. Ketika masyarakat dapat melihat performa etika yang lebih baik di suatu institusi publik, barulah kepercayaan dapat diperoleh.</p>
<h2>Pilihan Thohir</h2>
<p>Untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan penerapan praktik-praktik manajemen yang beretika, Thohir baru-baru ini melantik beberapa orang yang secara umum dianggap ‘pemimpin anti-korupsi’ menjabat sebagai komisaris di beberapa BUMN.</p>
<p>Dia melantik mantan Gubernur Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, atau dikenal BTP, penerima <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2013/10/16/ahok-gets-2013-bung-hatta-anti-corruption-award.html">Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) pada 2013</a> sebagai Presiden Komisaris Pertamina.</p>
<p>Dia juga melantik mantan pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Amien Sunaryadi masing-masing sebagai Presiden Komisaris Bank Tabungan Negara (BTN) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).</p>
<h2>Kontroversi</h2>
<p>Namun beberapa pilihan Tohir ini tidak luput dari kontroversi.</p>
<p>Misalnya, saat BTP menjabat sebagai Gubernur Jakarta, dia pernah terlibat dalam kasus dugaan korupsi <a href="https://en.tempo.co/read/761887/ahok-fulfills-kpk-summons-over-sumber-waras-case">pembelian tanah untuk sebuah rumah sakit di Jakarta</a> dan pernah dipanggil oleh polisi terkait dugaan adanya maladministrasi dalam <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2018/02/26/ahok-questioned-over-reclamation-project.html">proyek reklamasi Teluk Jakarta</a>.</p>
<p>Selain itu, sebagian orang beranggapan bahwa pada saat bertutur kata BTP terlalu kasar dan arogan serta tidak sopan. Beberapa orang meyakini faktor inilah yang menyebabkan dia dipenjara selama dua tahun atas tuduhan penistaan agama. Pendukungnya meyakini kejadian tersebut sebagai <a href="https://www.nbcnews.com/news/world/jakarta-governor-ahok-jailed-blasphemy-over-viral-video-n756711">pembunuhan karakter</a> terhadap sosok gubernur yang bersih sebelum ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta.</p>
<p>Sementara Chandra sendiri pernah menjadi kuasa hukum <a href="https://nasional.kompas.com/read/2014/01/29/1615315/Bela.Tersangka.Korupsi.Hak.Chandra.M.Hamzah">seorang tersangka kasus korupsi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)</a> setelah tidak lagi menjabat di KPK.</p>
<p>Kontroversi seputar penunjukkan para komisaris baru di beberapa BUMN tadi menandakan bahwa tidak mudah menemukan pemimpin yang beretika. Bahkan mereka yang memiliki rekam jejak dalam pemberantasan korupsi seolah kesulitan menghadapi konflik kepentingan di sekitar mereka.</p>
<p>Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah BTP, Chandra atau Amien bisa berhasil dalam menanamkan integritas di dalam organisasi mereka masing-masing. Namun dengan jabatan tersebut, mereka mendapat kesempatan kedua untuk membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin yang beretika.</p>
<p><em>Bram Adimas Wasito menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/131775/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dedy Eryanto sedang menempuh Pendidikan Program Doktoral di School of Business and Government, Victoria University of Wellington - New Zealand atas beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan Republik Indonesia</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Iris van Eeden Jones dan Karin Lasthuizen tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Menteri BUMN yang baru berupaya menanamkan kepemimpinan yang beretika di BUMN, tetapi menemukan pemimpin yang memiliki rekam jejak bersih dan bebas kontroversi bukanlah perkara mudah.Iris van Eeden Jones, Research associate Brian Picot Chair in Ethical Leadership, Te Herenga Waka — Victoria University of WellingtonDedy Eryanto, Te Herenga Waka — Victoria University of WellingtonKarin Lasthuizen, Professor, Brian Picot Chair in Ethical Leadership, Te Herenga Waka — Victoria University of WellingtonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1314852020-02-10T08:42:54Z2020-02-10T08:42:54ZRiset: kesuksesan besar dalam berbisnis sebagian besar didasarkan pada keberuntungan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/314412/original/file-20200210-109896-dhgp78.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/two-dice-laying-over-pile-money-79422970">Shutterstock/FotograFFF</a></span></figcaption></figure><p>Buku-buku bisnis <em>best seller</em> berjanji untuk mengajari Anda resep dan rahasia kesuksesan. Tapi kenyataan pahitnya adalah kesuksesan yang luar biasa dalam berbisnis sangat bergantung pada keberuntungan. </p>
<p>Tidak ada aturan baku untuk mencapai performa yang menakjubkan dalam berbisnis karena biasanya hal tersebut mengharuskan adanya sesuatu yang berbeda atau baru dan tidak ada cara pasti untuk mendapatkan inovasi demikian.</p>
<p><a href="https://www.amazon.co.uk/Luck-Business-Idea-Ideas-Management/dp/1138094269/ref=sr_1_1">Penelitian terbaru saya</a> menunjukkan bukti sistematis bahwa keberuntungan berperan kritis dalam kesuksesan, tidak hanya dalam berbisnis tapi juga di dunia musik, perfilman, ilmiah, dan olahraga profesional. Temuan utama di sini adalah ada banyak hal yang bisa didapat dengan lebih memperhatikan “tempat kedua”.</p>
<p>Mari kita lihat industri musik. Jika sebuah band atau seorang musikus baru memilki lagu yang mencapai <em>top-20</em>, apakah label musik sebaiknya segera membuat mereka menandatangani kontrak? <a href="https://journals.aom.org/doi/10.5465/AMBPP.2018.19">Analisis saya</a> terhadap 8.297 lagu di Billboard 100 Amerika Serikat dari tahun 1980 hingga 2008 tidak menyarankan hal tersebut. Bos-bos label musik justru sebaiknya mendekati mereka yang berada di antara posisi 22 hingga 30, “tempat kedua” dalam tangga lagu.</p>
<p>Sebuah ciri khas dari artis-artis yang berada di papan atas tangga lagu adalah mereka menikmati “kesuksesan mudah”. Contoh klasiknya adalah Gangnam Style oleh artis Korea PSY. Video musiknya viral di luar dugaan siapapun. Karena kesuksesan yang sedemikian melibatkan keberuntungan yang luar biasa, kesuksesan PSY tidak berkesinambungan. </p>
<p>Bahkan sebetulnya artis-artis yang menempati <em>top 20</em> besar kemungkinan hanya menempati posisi 40 hingga 45 secara rata-rata untuk <em>single</em> mereka berikutnya, suatu kemunduran yang tidak proporsional menuju titik rataan (<em>mean</em>) daripada musikus yang single-nya berada di posisi lebih bawah.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/9bZkp7q19f0?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Sementara, mereka yang berada di antara posisi 22 hingga 30 diprediksi paling berpeluang tinggi <em>single</em> berikutnya akan menempati posisi yang lebih tinggi. Performa mereka yang tidak terlalu luar biasa menunjukkan bahwa kesuksesan mereka tidak terlalu bergantung pada keberuntungan, membuat performa mereka prediktor yang lebih bisa diandalkan berdasarkan prestasi serta performa mereka pada masa mendatang. Di sinilah bos-bos label musik akan menemukan permata tersembunyi.</p>
<p>Hal yang sama juga terjadi di dunia bisnis. Misalnya, perusahaan yang berkembang paling cepat – seperti yang berada dalam <a href="https://fortune.com/100-fastest-growing-companies/">daftar <em>Fortune’s 100 Fastest Growing Companies</em></a> – biasanya mendapat perhatian dari media, investasi, dan tiruan paling banyak. Hasil yang saya dapatkan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan perusahaan-perusahaan tersebut hampir tidak memiliki pola tapi “efek kurang itu lebih” yang sistematis dapat terjadi.</p>
<p>Maka perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aktual tertinggi (di atas 34% per tahun) diprediksi memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah secara signifikan pada tahun berikutnya daripada perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aktual tinggi tapi dengan figur yang tidak seekstrem perusahaan-perusahaan di kategori sebelumnya (antara 32% hingga 34% per tahun). Hal ini menunjukkan bahwa pemain-pemain top tidak hanya lebih beruntung daripada perusahaan-perusahaan lain, tapi juga diprediksi akan menjadi lebih buruk daripada yang lain.</p>
<p>Namun, menjual gagasan nan bermasalah belajar dari mereka yang paling berhasil terus berlanjut. Misalnya, banyak buku-buku bisnis <em>best seller</em>, seperti <a href="https://www.amazon.co.uk/Search-Excellence-Americas-Best-Run-Companies/dp/1781253404/ref=sr_1_1?crid=1DAVS3BVBW0A7&keywords=in+search+of+excellence&qid=1580378402&s=books&sprefix=in+search+of+ex%2Cstripbooks%2C271&sr=1-1">In Search of Excellence</a>, buku yang paling banyak dimiliki di Amerika Serikat antara kurun 1986 hingga 2006, membagikan rumus. Pertama, pilih beberapa perusahaan sukses. Lalu analisis praktik-praktik yang mirip ditemukan di perusahaan-perusahaan tersebut ketika mereka bertransisi dari “baik menjadi hebat” dan susun praktik-praktik tersebut sebagai prinsip bagi mereka yang juga ingin menjadi hebat.</p>
<p>Satu hal yang terabaikan oleh buku-buku tersebut adalah performa yang luar biasa tidak bertahan lama. Ambil 50 perusahaan yang dimuat dalam tiga buku bisnis paling laris dan populer: <a href="https://www.amazon.co.uk/Search-Excellence-Americas-Best-Run-Companies/dp/1781253404/">In Search of Excellence</a>, <a href="https://www.amazon.co.uk/Great-Collins-Takeaways-Analysis-Review/dp/1944195807/">Good to Great</a>, dan <a href="https://www.amazon.co.uk/Built-Last-Successful-Visionary-Companies/dp/1844135845/">Built to Last</a>. </p>
<p>Penelitian saya <a href="https://www.amazon.co.uk/Luck-Business-Idea-Ideas-Management/dp/1138094269/">menunjukkan bahwa</a> peningkatan performa yang signifikan dari perusahaan-perusahaan “baik menjadi hebat” sebelum dimuat dalam buku-buku terlaris dilanjutkan dengan performa mengecewakan yang sistematis. Dari 50 perusahaan, 16 di antaranya gagal dalam lima tahun pertama sejak buku-buku <em>best seller</em> diterbitkan dan 23 berkinerja di bawah harapan dalam <a href="https://us.spindices.com/indices/equity/sp-500">indeks S&P 500</a> (yang mewakili ekspektasi performa rata-rata 500 perusahaan terbuka terbesar di Amerika Serikat).</p>
<p>Hanya lima dari 11 perusahaan yang tersisa berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang mirip dengan tingkat pertumbuhan saat mereka dimuat dalam buku. Yang kemudian terjadi setelah masa “kehebatan” jelas bukan bertahannya status tersebut tapi justru penurunan yang tajam menjadi biasa saja.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1110957262959460353"}"></div></p>
<p>Bagaimana pun juga, “resep keberhasilan” yang menyesatkan masih sangat populer dalam media dan pendidikan bisnis. Ada semakin banyak daftar yang memuat <a href="https://www.investopedia.com/terms/f/fortune-100.asp">perusahaan</a>, <a href="https://hbr.org/2018/11/the-best-performing-ceos-in-the-world-2018">CEO</a>, dan <a href="https://www.entrepreneur.com/slideshow/321571">wirausahawan</a> berkinerja terbaik. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya hal ini adalah adanya paradoks fundamental dalam perilaku manusia: semakin tidak jelas dunia ini, semakin banyak orang mencari dan mengandalkan apa yang terlihat sebagai <a href="https://www.amazon.co.uk/Effect-Business-Delusions-Deceive-Managers/dp/1476784035/ref=sr_1_1?keywords=halo+effect&qid=1580379168&s=books&sr=1-1">solusi pasti dan pemimpin kuat</a>.</p>
<h2>Bisnis keberuntungan</h2>
<p>Penelitian dan pendidikan manajemen sebaiknya fokus pada teori-teori preskriptif yang dapat membantu praktisi-praktisi bisnis meningkatkan kinerjanya dari “inkompeten menjadi OK”, daripada fokus pada bagaimana mereka berubah dari “baik menjadi hebat”. Tapi teori-teori manajemen saat ini dan banyak <em>best seller</em> manajemen bisnis fokus pada “baik menjadi hebat”, walaupun “hebat” dalam berbisnis biasanya merupakan masalah keberuntungan.</p>
<p>Merujuk pada keberuntungan sangat jarang dilakukan dalam penelitian manajemen. <a href="https://www.amazon.co.uk/Luck-Business-Idea-Ideas-Management/dp/1138094269">Sebuah kajian</a> terkait keberuntungan dalam <a href="http://aom.org/Publications/AMJ/Welcome-to-AMJ.aspx">jurnal-jurnal manajemen terkemuka</a> menunjukkan bahwa hanya 2% dari artikel-artikel yang menyebut kata tersebut. </p>
<p>Media dan pengajar bisnis perlu mengakui bahwa kita sering mendapat tawaran untuk membantu para praktisi dalam mengurangi kesalahan dalam berbisnis dan kehidupan sehari-hari, tapi kita memiliki keterbatasan dalam mengajar bagaimana seseorang atau suatu perusahaan bisa sukses fenomenal.</p>
<p>Hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat modern dalam menghadapi kesuksesan. Kita telah dilatih untuk menghormati dan meniru mereka yang paling berhasil. Namun ketika mereka yang paling berhasil dalam masyarakat modern tidak lagi menjadi tolok ukur yang dapat diandalkan, mengabaikan hal-hal yang tidak berkorelasi tersebut justru membuat kita terus menghormati keberuntungan mereka dan membiarkan ketimpangan terus melebar.</p>
<p><a href="https://hbr.org/2004/05/the-risky-business-of-hiring-stars">Mempekerjakan “bintang”</a> atau meniru praktik-praktik <a href="https://www.jstor.org/stable/10.1086/323039?seq=1">mereka yang paling berhasil</a> tidak hanya berujung pada kekecewaan tapi juga <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Nick_Leeson">mengembangbiakkan kecurangan</a> karena tidak ada cara lain untuk meniru keberuntungan mereka. </p>
<p>Dunia bisnis perlu mengkaji kembali performa luar biasa dan memperhatikan <a href="https://www.amazon.co.uk/Luck-Business-Idea-Ideas-Management/dp/1138094269/ref=sr_1_1">dampak keberuntungan</a>) serta manfaat berada di tempat kedua – atau bahkan ketiga maupun keempat – terbaik. </p>
<p>Mendewakan keberhasilan secara membabi-buta hanya menguatkan mitos meritokrasi dan membiarkan kecurangan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/131485/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Chengwei Liu tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Abaikan buku-buku bisnis yang menjanjikan resep rahasia kesuksesan – biasanya kesuksesan itu bergantung pada keberuntungan.Chengwei Liu, Associate Professor of Strategy and Behavioural Science, ESMT BerlinLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1310142020-02-07T04:56:41Z2020-02-07T04:56:41ZDampak coronavirus pada pariwisata Indonesia dan mitigasinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/313804/original/file-20200205-149752-6ey1yi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Terminal 3 bandara Soekarno Hatta</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/9076539@N03/8346198004/in/photolist-dHwrTA-e16XMA-e1ePJa-9VoPqW-9Sh3nk-iNsAHB-4ozWLe-9nJT9A-j4Ys6Z-4biV1P-e1z2CG-Br4bqn-CHXpjR-F8b56D-gjdJUG-9VoPjf-e1tghZ-e1z24w-5ptMmD-9ZTHS9-t6URzj-8jnN6s-e1kCB1-dJY2Xn-e1eKF6-8jnMX5-222ihA3-3XRKEp-4boBZy-9C85X1-dNhbZK-4oDYX1-9FaawW-2i9PJwT-F1iYkM-e1ySDj-e172D5-sTTQo8-5tsrfR-LEBPMo-24QHnpC-23tzmHk-FbyYjp-5bv69Q-24Twhqo-a1A7oU-9n4Vda-zPM9uZ-Fib6sX-9hUq2v">raymondloupatty/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span></figcaption></figure><p>Coronavirus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina telah menewaskan lebih dari <a href="https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6">600 orang</a> dan membuat ketakutan global. </p>
<p>Untuk mencegah penyebaran virus lebih luas, pemerintah-pemerintah di dunia melakukan pembatasan segala bentuk kontak berhubungan langsung dengan Cina. Termasuk Pemerintah Indonesia. </p>
<p>Langkah pembatasan tersebut berdampak paling besar terhadap industri pariwisata Indonesia.</p>
<p>Menteri Pariwisata Wishnutama memperkirakan kerugian industri pariwasata Indonesia akan mencapai US$ 4 miliar atau Rp 54,8 triliun (dalam kurs Rp 13.722 per dolar AS).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/313814/original/file-20200205-149752-16eoedq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kursi kosong di sebuah pantai di Bali.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flickr.com/photos/artembali/40931154163/in/photolist-2bY6qCt-afzeek-afBZ19-afC1Su-28WfQqE-27TJv1A-afzcX8-afzePi-afzdat-afze1z-25mWS7x-2cqoGs4-56tjo8-56hKKQ-2g3dvBS-28eEyp7-2dfLRns-S6KCVz-afBZPu-NE6tRx-56dyz2-2aSinXG-qC3qhH-29Z7Ueu-TGwHrC-Sa4uEn-2ifpF8N-6r79Ad-56dyVn-56hJSY-56xswU-2g7yyKg-6VoExX-rqe5mx-27kM12N-56conM-2gssARi-agFb5S-56gz1E-4VDd7Z-k9AV-2eD2bVj-Ct6y1j-2gssCj8-85V3Rt-kXywCa-2gssBqe-5be4bb-BxZ6oP-57rSpt">artembali/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>akibat coronavirus. </p>
<p>Hal ini dikarenakan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina adalah salah satu penyumbang terbesar ke pariwisata Indonesia.</p>
<h2>Tren wisman Cina</h2>
<p>Jumlah wisman dari Cina menempati peringkat kedua terbesar dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia pada tahun 2019 kemarin. Jumlahnya mencapai <a href="https://nasional.republika.co.id/berita/q54ac6284/dampak-larangan-wisman-cina-ke-indonesia-menurut-bps">2,07 juta kunjungan atau sekitar 12.86%</a> dari total kunjungan wisman. Jika dirata-rata, jumlah wisman Cina mencapai 175.000 orang per bulannya. </p>
<p>Data global menunjukkan setiap turis dari Cina mengeluarkan setidaknya US$1,139 atau setara Rp15,9 juta per kunjungan mereka. Ini tentu merupakan angka yang bagus untuk menambah jumlah pundi-pundi devisa bagi <a href="https://travel.tempo.co/read/1170715/imlek-tilik-potensi-wisatawan-tiongkok-di-indonesia/full&view=ok">Indonesia.</a>. Jumlahnya sedikit lebih kurang dari pengeluaran turis dari Vietnam, Filipina, dan Malaysia yang biasanya menghabis <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51324351">$1,220</a> per kunjungan ke Indonesia.</p>
<p>Kontribusi penambahan devisa dari turis Cina akan menurun karena pemerintah Indonesia telah menghentikan sementara izin seluruh maskapai yang menuju atau pun dari <a href="https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/ybDlvr0b-pariwisata-ri-bakal-terkena-dampak-virus-korona">Cina.</a> setelah wabah coronavirus merebak. Tidak itu saja, pemerintah Indonesia <a href="https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200202162924-106-470925/ri-hentikan-sementara-kebijakan-bebas-visa-bagi-wn-china">mencabut sementara kebijakan bebas visa kunjungan dan visa on arrival</a> bagi seluruh warga negara Cina. Larangan tersebut juga berlaku untuk warga negara asing yang melakukan perjalanan ke Cina dalam 14 hari terakhir.</p>
<p>Sementara sebaliknya, pemerintah Cina mengeluarkan kebijakan pelarangan perjalanan ke luar negeri untuk warga negaranya termasuk ke Indonesia untuk mencegah penyebaran virus lebih luas. </p>
<h2>Pengusaha mengeluh</h2>
<p>Beberapa keluhan pun sudah banyak disampaikan oleh para pengusaha yang bergerak di sektor pariwisata.</p>
<p>Salah satunya disampaikan oleh <a href="https://mediaindonesia.com/read/detail/287567-virus-korona-mulai-hantam-sektor-pariwisata">Perhimpunan Hotel </a>dan Restoran Indonesia (PHRI). Mereka menyebut terjadinya penurunan kunjungan turis Cina sudah terasa di Manado dan Bali. Di Manado, di hari biasa total kunjungan wisatawan asal ‘Negeri Panda’ itu bisa mencapai 70%, saat ini menurun hanya di kisaran 30%. </p>
<p>Sementara di Bali, pada saat musim bukan liburan seperti saat ini, pengusaha hotel bintang tiga biasanya masih mendapatkan kunjungan wisawatan hingga 40%, tetapi kunjungan wisatawan saat ini tidak melebihi 30%. </p>
<p>Sejumlah hotel terkena dampak tersebut pun kini telah mengurangi pekerja <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200203204923-4-134937/hotel-di-bali-dan-manado-kena-dampak-parah-kasus-corona">harian lantaran sepi kunjungan </a></p>
<h2>Langkah-langkah mitigasi</h2>
<p>Tahun lalu, jumlah wisman naik 1,88% menjadi 16,11 juta pengunjung.</p>
<p>Wabah coronavirus dipastikan akan mengguncang industri pariwisata Indonesia karena jumlah wisman Cina yang cukup signifikan.</p>
<p>Oleh karena itu, untuk mengatasi lemahnya permintaan wisman dari luar, pemerintah bisa menggenjot pariwisata dalam negeri yang potensinya lumayan. </p>
<p>Jumlah kunjungan <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/03/jumlah-perjalanan-wisatawan-nusantara-2018-tumbuh-12">wisatawan domestik</a> pada 2018 tumbuh 12,37% atau sebanyak 303,4 juta kali dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai 270,82 juta. Total pengeluaran wisatawan domestik pada tahun 2018 juga naik 17,89% menjadi Rp 291,02 triliun. </p>
<p>Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik, khususnya pendapatan per kapita masyarakat, menjadi alasan mengapa kenaikan jumlah kunjungan dan pengeluaran turis domestik bisa terjadi. </p>
<p>Selain itu, semakin mudahnya akses ke daerah-daerah tujuan wisata dengan kehadiran jalan tol dan proyek infrastruktur lainnya semakin mendorong minat para wisatawan lokal untuk berwisata. </p>
<p>Belum lagi faktor kemajuan teknologi yang menambah daya tarik tempat wisata untuk dikunjungi. </p>
<p>Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata harus jeli melihat potensi pariwisata dalam negeri yang begitu besar. Para pemangku kepentingan industri pariwisata baik pemerintah maupun pihak swasta perlu membuat berbagai insentif untuk mendorong permintaan pariwisata dalam negeri di tengah melemahnya permintaan pariwisata internasional. </p>
<p>Salah satu insentif yang bisa dibuat swasta adalah membuat penawaran diskon pesawat atau hotel dan akomodasi di tempat wisata. Dengan adanya insentif harga yang lebih murah maka para wisatawan lokal akan semakin tertarik untuk berwisata di dalam negeri. </p>
<p>Persoalan coronavirus ini memang menjadi salah satu pembuka tahun yang kurang baik. Kendati demikian, kita harus segara mencegahnya dengan sigap dan cermat untuk menangkis segala kerugian yang akan timbul. </p>
<p>Pemerintah dan masyarakat perlu membangun kerja sama yang terintegrasi untuk memberikan perlindungan yang masif terhadap sektor pariwisata yang rentan sekali terhadap gejolak eksternal.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/131014/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhamad Rifki Fadilah tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Coronavirus Wuhan berpotensi menggangu pertumbuhan pariwisata Indonesia, lantas apa yang mesti dilakukan untuk meredam tren negatif ini?Muhamad Rifki Fadilah, Peneliti Bidang Ekonomi, The Indonesian InstituteLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1125292019-03-21T05:32:32Z2019-03-21T05:32:32ZMengapa perusahaan global pindahkan kantor pusatnya ke seluruh dunia – pajak, talenta pekerja, dan kecemasan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/263115/original/file-20190311-86686-hm0vi7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1000%2C664&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/double-exposure-global-world-map-on-577182709?src=wz476NqmzlJkbKNH_Y0NNg-1-75">shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Sejak <a href="https://theconversation.com/uk/brexit">referendum Inggris soal Uni Eropa pada 2016</a>, perusahaan-perusahaan terkenal telah mengumumkan keputusan untuk memindahkan domisili perusahannya ke luar Inggris. Raksasa elektronik Panasonic telah <a href="https://www.bbc.co.uk/news/business-45351288">pindah ke Amsterdam</a>, <a href="https://edition.cnn.com/2019/01/23/business/sony-europe-hq-brexit-netherlands/index.html">Sony</a> juga akan segera menyusul. Perusahaan perkapalan P&O akan <a href="https://uk.reuters.com/article/uk-britain-eu-p-o/po-to-change-flag-of-uk-ships-to-cyprus-ahead-of-brexit-idUKKCN1PG1KA">mengalihkan pendaftaran kapalnya</a> ke Siprus, sementara perusahaan teknik Dyson <a href="https://www.theguardian.com/technology/2019/jan/22/dyson-to-move-company-hq-to-singapore">memindahkan kantor pusat perusahaannya</a> ke Singapura.</p>
<p>Tidak ada yang baru tentang bisnis besar yang memindahkan kantor pusat perusahaan mereka. Pada 2003, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan <a href="https://unctad.org/en/pages/PressReleaseArchive.aspx?ReferenceDocId=3768">menyambut hadirnya pasar dunia</a> untuk kemungkinan seperti itu. Dan bahkan banyak perusahaan yang merupakan ikon dari Amerika telah memutuskan untuk memindahkan kantor pusatnya, termasuk Burger King (ke Kanada), Budweiser (ke Belgia), dan Lucky Strike (ke Inggris). Jadi mengapa mereka melakukannya? Dan apa manfaat dari perpindahan ini?</p>
<p>Salah satu alasan paling jelas dan meyakinkan untuk pindah adalah keinginan untuk meningkatkan laba. Ada keringanan pajak besar terkait dengan menjadi badan hukum yang terdaftar di negara yang digadai-gadai sebagai ‘suaka pajak’. Irlandia, Swiss, dan Panama telah menarik semua investasi semacam ini.</p>
<p>Namun langkah seperti ini tidak luput dari potensi timbulnya biaya tambahan. Perusahaan berisiko merusak reputasi mereka - termasuk tuduhan penghindaran pajak dan perilaku tidak etis, sementara negara-negara tempat mereka berpindah menghadapi <a href="https://www.independent.co.uk/news/business/news/eu-tax-haven-offshore-avoidance-countries-blacklist-latest-a8092826.html">peningkatan pengawasan</a>.</p>
<p>Alasan lain untuk pindah adalah untuk menempatkan bisnis di pusat keuangan utama seperti London, New York, Frankfurt atau Hong Kong. Perusahaan yang melakukan ini dapat dimotivasi oleh peluang yang lebih baik untuk meningkatkan modal dan memiliki akses ke talenta pekerja yang sangat terspesialisasi. Langkah semacam ini sangat populer di kalangan bisnis dari negara berkembang karena menunjukkan komitmen terhadap standar hukum dan praktik bisnis yang kuat. Ini dapat meningkatkan reputasi mereka (dan selanjutnya, kinerja).</p>
<p>Selain itu, bisnis kadang-kadang berpindah sebagai akibat dari proses akuisisi. Ketika sebuah perusahaan dibeli oleh perusahaan lain, lokasi perusahaannya dapat beralih ke lokasi perusahaan pembeli - inilah yang terjadi ketika Budweiser pindah ke Belgia, setelah <a href="https://www.washingtonpost.com/news/business/wp/2014/09/23/nations-most-iconic-beer-brands-are-being-bought-by-foreign-investors-so-what/">diakuisisi oleh InBev</a>.</p>
<p>Namun terlepas dari semua motif ini untuk pindah, bagi banyak perusahaan multinasional tidak ada tempat yang lebih nyaman seperti ‘rumah’. Ini bisa jadi karena dari sanalah pendiri berasal, dan di mana mereka berhasil memberikan solusi untuk masalah bisnis yang ada di negara itu - di mana seluruh ekosistem penting untuk mendirikan bisnis ada, dan di mana para pemangku kepentingan utama berada.</p>
<p>Jadi ketika relokasi kantor pusat perusahaan terjadi, seperti dalam kasus Dyson dan P&O, faktor-faktor pendorong mungkin juga ikut berperan. Beberapa perusahaan memutuskan untuk pindah ketika ekosistem negara asal yang membuat mereka kompetitif pada awalnya rusak, dan keuntungan yang dirasakan dari pasar rumah baru lebih tinggi daripada keuntungan yang dirasakan dari negara asal mereka.</p>
<p>Di sinilah Brexit jelas mempunyai efek yang penting bagi banyak bisnis yang memiliki kantor pusat perusahaan di Inggris. Ketika ketidakpastian melanda, ketika ada kekhawatiran tentang menarik talenta pekerja, ketika rezim legislatif tidak jelas dan kualitas layanan yang tersedia berada di bawah ancaman, masalah lokasi kantor pusat suatu perusahaan menjadi menonjol.</p>
<h2>Mengapa hal ini menjadi sebuah masalah?</h2>
<p>Dampak ekonomi dari relokasi bervariasi. Beberapa kantor pusat perusahaan memiliki fungsi yang sangat terbatas dan hanya sedikit staf, sementara yang lain adalah perusahaan yang lebih besar, sehingga potensi kehilangan pekerjaan akan berbeda dari kasus ke kasus. Namun demikian, pekerja yang direlokasi biasanya hanya mereka yang sangat trampil, mereka melakukan pekerjaan khusus yang dibayar dengan sangat baik dan sering kali dikenakan pajak tinggi. Kerugian pendapatan pajak perusahaan juga mungkin signifikan.</p>
<p>Juga, dampak ekonomi yang dihasilkan jauh melampaui perusahaan itu sendiri. Relokasi dapat mengurangi permintaan akan layanan yang sangat khusus seperti nasihat hukum, perbankan, dan logistik - yang semuanya memiliki efek negatif pada ekosistem ekonomi negara asal dan kemampuannya untuk menarik investor di masa depan.</p>
<p>Terakhir, relokasi sangat simbolis. Sementara beberapa bisnis memilih untuk pindah untuk menunjukkan komitmen ke wilayah baru (di mana pelanggan dan pesaing mereka yang paling penting berada), langkah ini pasti mengirimkan pesan yang berlawanan dengan negara asal mereka - negara yang tidak lagi sepenuhnya memenuhi kebutuhan akan investor dengan ambisi global.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/259283/original/file-20190215-56246-udx16p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Amsterdam menjadi alternatif yang menarik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/bike-over-canal-amsterdam-city-picturesque-797232592?src=Ej4LeXNDXa-kde6gEzVcWg-1-5">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kepercayaan investor sangat penting untuk membuat atau menghancurkan tujuan investasi, dan investor sering membuat keputusan mengikuti keputusan orang lain. Dengan ketidakpastian Brexit yang berkelanjutan, ada kemungkinan lebih banyak perusahaan akan memutuskan untuk pindah. Mereka yang mendirikan markas regional mereka di Inggris sebagai batu loncatan untuk ekspansi lebih lanjut di UE tidak diragukan lagi akan memikirkan perubahan, sementara banyak pemerintah UE melakukan yang terbaik untuk memikat mereka.</p>
<p>Amsterdam telah mengambil alih Sony dan Panasonic dengan iming-iming lokasi, daya saing dan kualitas hidup yang sangat baik. Dublin berharap untuk menarik investor AS melalui kesamaan bahasa, hubungan historis antara kedua negara, iklim investasi yang ramah dan keringanan pajak. Berlin, <a href="https://www.uktech.news/news/berlin-becoming-europes-number-one-tech-hub-20180905">‘ibu kota’ bagi perusahaan <em>start up</em> di Eropa</a>, berusaha menarik wirausahawan Inggris dengan pengaturan modal awal yang rendah, lembaga pendidikan tinggi dan infrastruktur yang baik, serta kumpulan talenta muda dan beragam. Paris bertujuan untuk memancing bank-bank internasional menjauh dari Kota London dengan <a href="https://www.theguardian.com/business/2017/jul/07/france-london-banks-brexit-paris-taxes">melonggarkan peraturan</a>).</p>
<p>Segera setelah referendum Uni Eropa, <a href="https://home.kpmg/xx/en/home/campaigns/2016/06/ceo-outlook.html">survei KPMG</a> menunjukkan bahwa 76% dari 1.300 CEO yang disurvei di seluruh dunia ingin memindahkan kantor pusat perusahaan mereka. Meski beberapa pendapat CEO mungkin telah berubah sejak saat itu, sudah pasti ada kecenderungan baru-baru ini untuk memindahkan kantor pusat dari Inggris. Jika terlalu banyak perusahaan memutuskan untuk bergabung dengan mereka, mereka yang tertinggal akan menghadapi masa-masa yang mengkhawatirkan.</p>
<p><em>Artikel dari bahasa Inggris ini diterjemahkan oleh Ariza Muthia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/112529/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Carmen Raluca Stoian tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Setelah keputusan Brexit, dampak ekonomi dari relokasi kantor pusat dari sebuah perusahan dapat bervariasi. Panasonic telah pindahkan kantor ke Amsterdam, Sony juga akan segera menyusul.Carmen Raluca Stoian, Lecturer in International Business, University of KentLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1013562018-09-03T08:32:04Z2018-09-03T08:32:04ZRahasia sukses membangun startup<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/231657/original/file-20180813-2891-acgcfi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C14%2C4888%2C3239&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Startup yang didanai melalui pinjaman perusahaan dapat lebih sukses dari mereka yang hanya menggunakan pinjaman pribadi atau tidak memiliki pinjaman sama sekali.</span> <span class="attribution"><span class="source">(shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Memulai bisnis baru dapat <a href="https://theconversation.com/how-entrepreneurs-have-the-most-stressful-yet-most-satisfying-jobs-95018">menyenangkan tetapi juga membuat stress</a>. Di antara tugas-tugasnya, seorang pengusaha harus mengumpulkan cukup dana untuk usaha mereka. Namun kenyataannya jenis pendanaan itu penting, bukan hanya masalah jumlahnya saja. Startup yang mengajukan pinjaman perusahaan cenderung mengungguli mereka yang menggunakan pinjaman pribadi atau tidak memiliki pinjaman sama sekali. </p>
<p>Hanya sedikit bisnis baru hanya mengandalkan pembiayaan dari pemiliknya. <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2028176">Survei</a> dari perusahaan rintisan di Amerika Serikat menemukan tiga perempat dari seluruh startup memiliki pinjaman.</p>
<p>Sekitar 55% dari startup menggunakan pinjaman pribadi atas nama pemilik. Contohnya termasuk pinjaman pribadi dari bank dan pinjaman dengan jaminan rumah. Sekitar 44% menggunakan pinjaman perusahaan, seperti pinjaman bank yang ditanggung perusahaan. Dan 24% nya menggunakan <a href="https://www.investopedia.com/terms/t/trade-credit.asp">kredit perdagangan</a> dari pelanggan mereka. Misalnya, mereka akan menunggu 30 hari untuk membayar tagihan kepada pelanggan mereka. </p>
<h2>Pentingnya jenis pinjaman</h2>
<p>Rincian pembiayaan startup ini patut dicatat, karena <a href="https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2017.10.013">penelitian terbaru</a> menunjukkan hubungan yang signifikan antara penggunaan (atau jenis) pinjaman dan keberhasilan usaha. Dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki ekuitas, perusahaan pemula yang awalnya menggunakan pinjaman perusahaan justru memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi dan tingkat ketahanan bisnis yang lebih lama, yakni hingga tiga tahun kemudian.</p>
<p>Sebaliknya, perusahaan yang menggunakan pinjaman pribadi cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah dan tingkat ketahanan bisnis yang cenderung lebih singkat. Menggunakan kredit perdagangan tampaknya juga tidak begitu berpengaruh.</p>
<p>Penelitian ini memang tidak menjelaskan mengapa penggunaan pinjaman perusahaan lebih untung daripada pinjaman pribadi. Tetapi ada beberapa kemungkinan alasan yang dapat menjawab alasan tersebut.</p>
<h2>Pemberi pinjaman memilih kandidat yang lebih kuat?</h2>
<p>Satu penjelasan yang berkaitan dengan prosedur pengajuan pinjaman yang berbeda-beda. Ini secara tidak langsung dapat membedakan antara usaha yang lebih menjanjikan dan yang kurang menjanjikan. </p>
<p>Bank tentunya ingin uang pinjaman mereka kembali. sehingga ketika mempertimbangkan aplikasi pengajuan pinjaman dari perusahaan, mereka dengan hati-hati meninjau rencana dan prospek dari startup yang mengajukan pinjaman.</p>
<p>Sebagai perbandingan, untuk pinjaman pribadi, bank hanya fokus pada kelayakan personal si pengaju pinjaman. Mereka bahkan mungkin tidak tahu bahwa pemilik menggunakannya untuk membangun startup.</p>
<p>Akibatnya, startup yang memiliki rencana lebih kuat cenderung memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman perusahaan. Dengan mengetahui hal ini, pemilik dari startup yang kuat tersebut cenderung mengajukan pinjaman tersebut. </p>
<p>Pemilik dari startup yang kurang menjanjikan justru cenderung meminta dan menerima pinjaman pribadi.</p>
<h2>Pemantauan pinjaman membantu keberhasilan?</h2>
<p>Kemungkinan faktor lain yang menentukan keberhasilan sebuat startup muncul setelah bank menerbitkan pinjaman. Untuk pinjaman perusahaan, bank cenderung memantau kinerja perusahaan secara lebih dekat untuk meningkatkan peluang kembalinya uang pinjaman mereka. Mereka dapat memberi tahu pemilik jika ada bahaya yang muncul.</p>
<p>Bank juga dapat menghubungkan para pemilik startup dengan para ahli seperti akuntan dan pengacara. Oleh karena itu pemantauan pinjaman dapat membantu agar startup memiliki kinerja yang baik. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/228893/original/file-20180723-189335-yk8s5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pemilik startup yang memilih meminjam uang dari bank akan mendapat manfaat dengan mendapatkan saran dan bimbingan dari pemberi pinjaman.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selanjutnya, pinjaman perusahaan dapat membuat startup membangun peringkat kreditnya dan mendapatkan pinjaman berikutnya untuk tumbuh di masa depan. Dan perusahaan yang memiliki hubungan lebih lama dengan perbankan dapat menegosiasikan persyaratan pinjaman yang lebih baik.</p>
<p>Di sisi ekuitas, penelitian sebelumnya menunjukkan pinjaman perusahaan membantu perusahaan dalam mendapatkan dana segar dari modal ventura. Mereka juga menerima penilaian yang lebih tinggi pada penawaran saham publik perdana mereka ketika ditanggung oleh bank.</p>
<h2>Beberapa perusahaan melewatkannya</h2>
<p>Sayangnya, beberapa perusahaan melewatkan kesempatan ini. <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.jfs.2016.04.002">Studi lain</a> meneliti keputusan yang diambil perusahaan swasta kecil ketika meminjam uang. Beberapa tidak menginginkan pinjaman, beberapa berhasil mendapatkannya, dan beberapa mengajukan pinjaman tetapi ditolak.</p>
<p>Menariknya, seperempat dari perusahaan yang membutuhkan pinjaman bahkan tidak mengajukan apa pun. Mereka terlalu putus asa dengan proses itu. Mereka pikir bank akan menolaknya, sehingga mereka tidak mencobanya.</p>
<p>Meskipun analisis lebih lanjut menyatakan hasilnya tidak sampai seburuk itu. Setidaknya sepertiga dari perusahaan kecil sesungguhnya memiliki kualifikasi untuk pinjaman yang mereka ajukan.</p>
<h2>Saran untuk startup</h2>
<p>Hasil ini memiliki implikasi bagi para pengusaha. Pertama, bahkan jika mereka tidak membutuhkan pinjaman untuk mempertahankan bisnis nya, pemilik startup mungkin mendapat manfaat dari bank tersebut. Uang tambahan yang mereka dapatkan bisa membantu perusahaan mereka tumbuh lebih cepat.</p>
<p>Jika mereka memilih untuk meminjam, maka mereka tidak diizinkan menggunakan pinjaman pribadi mereka dan <a href="https://www.entrepreneur.com/article/315938">memaksimalkan pinjaman lewat kartu kredit</a>. Mereka harus berusaha untuk mendapatkan pinjaman bisnis, bahkan jika mereka membutuhkan usaha lebih banyak. </p>
<p>Kedua, pengusaha yang menolak untuk mengajukan pinjaman bagi perusahaan harus melihatnya sebagai umpan balik atas ukuran keberhasilan perusahaan startup tersebut. Ini adalah bukti proposal bisnis mereka, apa pun kelebihannya, mungkin perlu ditingkatkan. </p>
<p>Beberapa pengusaha mungkin hanya perlu memperbaiki rencana bisnis yang masih belum jelas. Sedangkan yang lain mungkin ingin merancang ulang produk mereka atau mencari alternatif pasar. Peningkatan semacam itu mungkin tidak hanya mendapatkan mereka pinjaman, tapi juga meningkatkan peluang keberhasilan bisnis mereka.</p>
<h2>Mendukung pengusaha</h2>
<p>Hasil penelitian juga menunjukkan, pendidikan dan saran adalah cara lain untuk membantu pemilik startup untuk mau mengajukan pinjaman bisnis. Perusahaan seperti <a href="https://innovateniagara.com/">Innovate Niagara</a> dan Toronto’s <a href="https://www.marsdd.com/">MaRS Discovery District</a>dapat memberikan informasi kepada pengusaha tentang manfaat pinjaman buat perusahaan. Mereka juga bisa membimbing para pengusaha melalui aplikasi online. </p>
<p>Ini bisa membantu para pengusaha baru untuk terlihat lebih berpengalaman. Pengusaha dengan lebih banyak pendidikan dan pengalaman biasanya mengajukan pinjaman perusahaan lebih banyak, dan pinjaman pribadi lebih sedikit.</p>
<p>Pembuat kebijakan juga harus membantu memastikan pinjaman tersebut tersedia. Mereka bisa melakukan penyesuaian terhadap peraturan-peraturan terkait pinjaman dan pajak pinjaman.</p>
<p>Tetapi itu tidak termasuk uang pinjaman pemerintah itu sendiri, atau melalui agen pembangunan untuk menyediakan pinjaman yang mudah dikualifikasi. Jika keuntungan dari pinjaman perusahaan seleksi dan proses pemantauan bank, maka proses tersebut menjadi kontra produktif. </p>
<p>Titik itu mungkin sangat menarik bagi politisi pasar bebas. Mereka dapat membantu bisnis tanpa memberi persyaratan.</p>
<p>(Janji politik dari partai Konservatif Progresif yang memenangkan pemilihan di Ontario mungkin dapat menjadi perhatian kita. <a href="https://www.ontariopc.ca/plan_for_the_people">Mereka telah berjanji</a> untuk membantu provinsi Ontario “terbuka untuk bisnis” dan pada saat yang bersamaan juga bertanggung jawab secara fiskal.)</p>
<h2>Pemberi pinjaman alternatif?</h2>
<p>Penelitian selanjutnya mungkin dapat menyelidiki dampak pinjaman perusahaan dari institusi non-bank. Misalnya, serikat kredit yang biasanya memiliki hubungan lebih baik dengan anggota dan komunitas mereka. Mereka juga dapat melakukan pemilihan dan pemantauan startup secara lebih baik dibandingkan bank. </p>
<p>Sebaliknya, beberapa perusahaan berbasis teknologi finansial mungkin menawarkan pinjaman bisnis dengan metode yang relatif terbuka seperti urun dana. Tetapi mereka mungkin tidak menghasilkan manfaat yang sama seperti pinjaman bank biasanya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/101356/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tatyana Sokolyk menerima dana dari CMA Brock Accounting Research dan Education Centre grant.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Michael J. Armstrong tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Startup yang didanai melalui pinjaman bisnis dapat lebih sukses dari mereka yang hanya menggunakan pinjaman pribadi atau ekuitas.Michael J. Armstrong, Associate professor of operations research, Goodman School of Business, Brock UniversityTatyana Sokolyk, Associate Professor, Brock UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/920122018-03-09T10:23:23Z2018-03-09T10:23:23ZInovasi digital Indonesia: maju di Pulau Jawa, timpang di wilayah timur<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/206845/original/file-20180218-75961-mhijmr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/digital-disruption-concept-disruptive-business-ideas-680059189?src=T4a01A1VlgqglgU5AJZN_Q-1-72">Panchenko Vladimir/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Inovasi digital seperti layanan transportasi daring <a href="https://www.go-jek.com">Go-Jek</a>, jual beli daring <a href="https://www.tokopedia.com">Tokopedia</a>, dan layanan “protes” publik <a href="https://lapor.go.id">LAPOR!</a> tidak akan dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat selama mereka tidak memiliki akses terhadap infrastruktur dan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang memadai. </p>
<p>Bagusnya infrastruktur pun tidak menjamin inovasi digital ini dapat dinikmati semua orang jika mereka tidak mengerti cara menggunakan laptop atau ponsel pintar. </p>
<p><a href="https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/12/15/1310/indeks-pembangunan-teknologi-informasi-dan-komunikasi--ip-tik--indonesia-tahun-2016-sebesar-4-34-pada-skala-0---10-.html">Badan Pusat Statistik</a> menunjukkan terdapat ketimpangan yang signifikan antara kawasan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur dalam akses teknologi dan kemampuan teknis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). </p>
<p>Setidaknya, empat provinsi di Pulau Jawa memiliki Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK) tinggi dan berada di atas IP-TIK nasional. Sebaliknya, lima provinsi dengan IP-TIK terendah semuanya berada di kawasan Indonesia bagian timur. Karena itu, <a href="http://cipg.or.id/innovationoutlook2018/">laporan yang kami buat</a> menunjukkan urgensi bagi pemerintah, sebagai aktor utama, dan dibantu oleh masyarakat, universitas, dan kelompok bisnis untuk memangkas kesenjangan digital.</p>
<h2>Inovasi buka peluang dan pangkas birokrasi</h2>
<p>Inovasi digital memungkinkan masyarakat untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan, baik itu berupa informasi, kesempatan, maupun peningkatan kapasitas. Arus informasi yang semakin deras, ditunjang dengan teknologi yang semakin maju, memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi yang diinginkan sesuai dengan selera masing-masing.</p>
<p>Tidak bisa dibantah bahwa perkembangan inovasi digital di Indonesia telah mendorong efisiensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kehadiran berbagai aplikasi transportasi daring dan e-dagang adalah contoh inovasi digital yang berperan sebagai perantara antara masyarakat sebagai konsumen dengan penyedia layanan.</p>
<p>Inovasi ini membuat proses interaksi antara kedua belah pihak menjadi lebih efisien karena dilakukan secara daring. Pembeli tidak perlu mengeluarkan usaha lebih untuk mendatangi tempat penjual, dan penjual dapat mengatur waktu kerjanya dengan lebih fleksibel.</p>
<p>Dalam contoh yang sedikit berbeda, kehadiran layanan teknologi finansial seperti <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha </a> memungkinkan masyarakat yang selama ini sulit mendapatkan akses ke perbankan konvensional untuk mendapatkan modal usaha dengan lebih mudah. Taraf hidup masyarakat pun dapat meningkat menjadi lebih baik berkat hadirnya inovasi digital.</p>
<p>Dalam konteks pelayanan publik, inovasi digital juga membuka keran komunikasi masyarakat dengan pemerintah dan memungkinkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia. </p>
<p>Hadirnya aplikasi <a href="https://lapor.go.id">LAPOR! </a>(Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) menjadi salah satu contoh inovasi digital yang memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Hal ini akan berdampak pada pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel, dan partisipatif.</p>
<h2>Memudahkan tapi lahir ketimpangan baru</h2>
<p>Perkembangan TIK melahirkan beragam inovasi yang kini telah hadir dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. </p>
<p>Teknologi <em>Internet of Things</em> memungkinkan berbagai perangkat untuk dapat dikendalikan lewat medium internet. Kecerdasan buatan (<em>artificial intelligence</em>), sebagai sistem yang dapat berpikir dan bertindak seperti manusia, berpotensi menggantikan peran <em>customer service</em> dalam melayani keluhan pelanggan. Sedangkan teknologi <em>blockchain</em> memungkinkan informasi tersimpan dengan aman sehingga mendorong transparansi dan menghilangkan peran perantara. </p>
<p>Meski berpotensi mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif, inovasi digital di Indonesia juga berpotensi memperparah ketimpangan yang saat ini masih terjadi. </p>
<p>Salah satu indikasinya dapat dilihat dari perubahan lanskap lapangan kerja yang sebenarnya semakin terbuka, spesifik, dan beragam, tapi membutuhkan kemampuan menggunakan teknologi yang lebih tinggi. Belum meratanya akses dan tingkat kemampuan penggunaan teknologi di Indonesia, terutama antara kawasan Indonesia barat dan Indonesia timur, membuat manfaat dari berbagai inovasi digital hanya dapat dinikmati oleh masyarakat di kawasan barat. Sebaliknya, masyarakat Indonesia timur akan semakin tertinggal karena belum memiliki kesempatan yang sama dalam hal akses dan pengetahuan digital. </p>
<p>Inovasi digital yang sedang menjamur di Indonesia hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang mempunyai akses serta sumber daya TIK yang memadai. Faktanya, keberadaan infrastruktur TIK yang berkualitas masih terbatas di Pulau Jawa dan Sumatra, tempat empat dari lima pengguna internet di Indonesia berada di kedua pulau tersebut. </p>
<p>Selain itu, masyarakat perdesaan yang telah memiliki ponsel pintar dan mendapat akses internet baru berada di kisaran 42-48 persen, jauh di bawah masyarakat perkotaan yang penetrasi ponsel pintar dan akses internet-nya telah <a href="https://apjii.or.id/survei2017">mencapai 71-72 persen</a>. Tidak hanya itu, akses internet baru dapat dinikmati 21 persen masyarakat kelas ekonomi bawah, sangat timpang bila dibandingkan dengan penetrasi internet pada masyarakat kelas ekonomi atas yang mencapai 93 persen.</p>
<p>Di sisi lain, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki kemampuan teknis yang memadai untuk dapat menggunakan berbagai perangkat TIK. Pada 2017, pengguna internet Indonesia sudah mencapai <a href="https://kominfo.go.id/content/detail/12644/penetrasi-internet-2017-naik-pengguna-masih-dominan-di-wilayah-urban/0/berita_satker">143.26 juta jiwa</a>, tapi pemanfaatan TIK oleh masyarakat Indonesia masih didominasi oleh aktivitas pertukaran pesan instan (89 persen) serta media sosial (87 persen). Artinya, TIK belum digunakan sepenuhnya oleh masyarakat untuk peningkatan kompetensi ataupun aktivitas produktif lainnya.</p>
<p>Kondisi ini membuat tidak semua masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses informasi, peningkatan kapasitas, hingga menyampaikan aspirasi ke pemerintah. Hanya masyarakat yang mempunyai akses dan sumber daya TIK yang memadai dapat menikmati berbagai keuntungan dari inovasi digital yang terjadi di Indonesia. </p>
<h2>Pemerataan infrastruktur dasar digital</h2>
<p>Karena itu, kami menekankan <a href="http://cipg.or.id/innovationoutlook2018/">pentingnya pemerataan infrastruktur dasar yang dibarengi dengan literasi digital</a>. Upaya pemerataan infrastruktur sudah menjadi prioritas pemerintah Indonesia, terutama lewat proyek <a href="https://kppip.go.id/proyek-prioritas/teknologi-informasi/palapa-ring-broadband-2/">Palapa Ring</a>. </p>
<p>Sedangkan masyarakat sipil banyak mengambil peran dalam inisiatif seperti <a href="http://siberkreasi.id/">Gerakan Nasional Literasi Digital</a>. Agar dampak yang dirasakan semakin besar, pemerintah lokal juga perlu mengambil inisiatif untuk mengadopsi program-program sejenis.</p>
<p>Kami mengusulkan <a href="http://cipg.or.id/innovationoutlook2018/">tiga agenda perubahan</a> untuk memaksimalkan potensi inovasi digital di Indonesia.</p>
<p><em>Pertama</em>, kerangka regulasi yang komprehensif dan memperhatikan berbagai aspek. Saat ini, Indonesia masih belum memiliki standar yang sama dan cenderung gagap dalam menyikapi inovasi digital seperti transportasi daring dan teknologi finansial. Selain itu, Indonesia juga belum memiliki regulasi yang jelas terkait perlindungan data pribadi. Ini menunjukkan bagaimana Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan negara ASEAN lain seperti <a href="https://www.atkearney.co.uk/documents/10192/5540871/Lifting+the+Barriers+to+E-Commerce+in+ASEAN.pdf/d977df60-3a86-42a6-8d19-1efd92010d52">Malaysia dan Singapura</a>.</p>
<p><em>Kedua</em>, pendekatan aktor jamak (<em>multistakeholder</em>) yang memungkinkan keterlibatan setiap aktor yang terkait (akademisi, bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil) sesuai kapasitas masing-masing. <a href="http://setkab.go.id/presiden-jokowi-visi-indonesia-wujudkan-ekonomi-digital-terbesar-di-asean/">Visi ekonomi digital Indonesia</a> perlu diselaraskan dengan peran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta sektor akademik agar dapat menyediakan talenta digital yang sesuai dengan kebutuhan industri digital.</p>
<p><em>Ketiga</em>, mekanisme kontrol yang jelas dalam mengawal inovasi digital di Indonesia. Kebijakan ekonomi digital Indonesia saat ini masih disusun secara tumpang tindih oleh berbagai institusi tanpa adanya koordinasi dari satu lembaga khusus. Hal ini berbeda dengan negara lain di ASEAN yang telah bergerak cepat untuk membentuk institusi khusus yang bertanggung jawab terhadap isu ekonomi digital, seperti <a href="http://www.mdes.go.th/view/10/home">Thailand</a> atau <a href="http://www.digitalmalaysia.my/about-mdec/corporate-profile">Malaysia</a>. </p>
<p>Melihat tren global, inovasi digital yang sedang terjadi di Indonesia merupakan sebuah keniscayaan. Yang harus dipastikan adalah bagaimana inovasi ini menjadi pendorong pembangunan yang lebih inklusif, bukan justru membuat ketimpangan yang semakin lebar.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/92012/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Wirawan Agahari tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Meski berpotensi mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif, inovasi digital di Indonesia juga dapat memperparah ketimpangan di wilayah timur.Wirawan Agahari, Senior Research Associate, Centre for Innovation Policy and GovernanceLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/891742018-01-17T08:21:49Z2018-01-17T08:21:49ZBitcoin, investasi yang sangat spekulatif. Waspadai gelembung keuangan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/200172/original/file-20171220-4995-18t4bbo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/raising-bitcoin-course-vector-graphic-binary-778256746?src=bQcbVPtlZXRrPUdZcr4cUA-1-4">Alexander Bauman/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Dengan harga sebuah bitcoin <a href="https://www.coindesk.com/price/">mencapai</a> rekor tinggi melampaui $10.000, semakin banyak orang awam yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di mata uang kripto (<em>cryptocurrency</em>). Lonjakan harga belum lama ini, bagaimana pun juga, disertai risiko luar biasa besar. Para investor harus siap menghadapi kemungkinan bahwa mereka bisa kehilangan seluruh investasi mereka.</p>
<p>Bitcoin <a href="https://www.ft.com/content/c84caffc-d683-11e7-a303-9060cb1e5f44">diluncurkan</a> pada 2008 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto sebagai sarana transaksi di antara para partisipan tanpa perlu adanya perantara. Sejak permulaan 2017, harga bitcoin naik 1300% ketika semakin banyak konsumen datang berbondong-bondong membawa harapan akan menangguk untung dari peningkatan popularitas dan peningkatan terkait dalam nilai bitcoin.</p>
<p>Mata uang kripto sebetulnya bukan mata uang sama sekali. Sebagaimana <a href="https://www.ft.com/content/c84caffc-d683-11e7-a303-9060cb1e5f44">dijelaskan Financial Times</a>, bitcoin adalah serangkaian kode komputer, dan itu berarti bahwa bitcoin baru bisa diciptakan—sampai batas yang disepakati—oleh komputer yang punya hak untuk melakukan itu dengan memecahkan teka-teki rumit. Transaksi dicatat dalam sebuah basis data yang disebut blockchain.</p>
<p>Bitcoin, persis aset-aset lain seperti emas, tidak mendatangkan pendapatan. Anda harus menjualnya untuk mewujudkan nilai apa pun. Dan, seperti emas dan mata uang lainnya, bitcoin bisa ditransfer <em>peer-to-peer</em>.</p>
<p>Bagian yang mencemaskan menyangkut bitcoin adalah, bersama dengan berbagai mata uang kripto lainnya, ia menggugat peran tradisional bank dan bank sentral. Di dunia klasik, bank bertindak sebagai perantara dengan menyediakan pinjaman dari deposit yang mereka simpan dan dari pendanaan bank sentral. Bank sentral menggunakan suku bunga untuk dana yang disediakannya sebagai dongkrak untuk menjamin stabilitas harga. Pemberlakuan mata uang kripto mengancam model ini karena bank tidak lagi diperlukan untuk memperantarai dana dan tidak ada bank sentral yang menjamin kestabilan harga.</p>
<p>Ketakutan-ketakutan lebih dekat tentang bitcoin berkisar pada peningkatan dramatis nilainya belum lama ini. Ada kecemasan di pasar bahwa sebuah <a href="https://www.cryptocoinsnews.com/bitcoin-price-flash-crashes-10075-market-goes-berserk/">keruntuhan tiba-tiba</a> mungkin sudah menunggu menyusul kejatuhan mata uang kripto itu lebih dari $1.300 dalam hitungan menit di bursa bitcoin <a href="https://www.bitfinex.com/">Bitfinex</a>. Bitcoin pulih kembali ke level di atas $10.800.</p>
<p>Keruntuhan mendadak itu menggemakan peringatan yang sudah lama disampaikan bahwa pesta bitcoin disetel untuk berakhir dalam genangan air mata. Yang terbaru, Jamie Dimon, CEO JPMorgan, salah satu bank investasi terbesar di dunia, <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-09-12/jpmorgan-s-ceo-says-he-d-fire-traders-who-bet-on-fraud-bitcoin">menyatakan</a> akan memecat setiap pegawai yang memperdagangkan bitcoin karena bertindak bodoh.</p>
<p>Dalam sebuah persekutuan yang sangat tidak lazim, kata-katanya digemakan oleh peraih Nobel Ekonomi Joseph Stiglitz, yang melangkah lebih jauh lagi dengan <a href="https://www.bloomberg.com/news/videos/2017-11-29/joseph-stiglitz-bitcoin-ought-to-be-outlawed-video">berpendapat</a> bahwa bitcoin:</p>
<blockquote>
<p>harus dilarang. </p>
</blockquote>
<p>Semua itu adalah isyarat yang jelas bahwa para profesional tidak mempercayai muluknya <a href="http://bitcoinaccrual.com/bitcoin-after-2000-years-something-fundamentally-different/">janji-janji</a> para penggila kripto. </p>
<h2>Faktor blockchain</h2>
<p>Tidak ada keraguan bahwa Bitcoin—dan terutama blockchain, teknologi di balik itu—berpotensi merevolusi industri jasa keuangan.</p>
<p>Sebuah blockchain berfungsi sebagai buku besar digital transaksi ekonomi yang transparan dan tidak dapat diakali, dicatat dalam urut-urutan kronologis, yang beroperasi pada jaringan <em>peer-to-peer.</em></p>
<p>Pada dasarnya, teknologi memungkinkan terjadinya pertukaran nilai di lingkungan sejawat dengan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan tanpa perlu adanya perantara tepercaya. Itu sama saja dengan menghapus kebutuhan akan perbankan atau perusahaan jasa keuangan yang menjalankan peran perantaraan itu.</p>
<p>Penggunaan teknologi tidak terbatas pada transaksi keuangan. Hampir semua yang bernilai bisa diperdagangkan di blockchain.</p>
<p>Tapi betapa pun bermanfaatnya teknologi blockchain yang mendasarinya, atau seluas apa pun ia bisa diterapkan, ada risiko-risiko nyata dan substansial dalam bitcoin.</p>
<h2>Volatilitas versus keuntungan</h2>
<p>Risiko pertama adalah, dan ini yang paling signifikan, dibandingkan dengan mata uang mana pun—saham, atau emas—bitcoin sangat volatil alias tidak stabil. Volatilitas bitcoin terhadap dolar AS hampir enam kali volatilitas Rand (mata uang Afrika Selatan) terhadap dolar AS. Walaupun ini sungguh menggembirakan dalam masa-masa bagus, hal itu berpotensi menghancurkan para investor pada masa-masa sulit.</p>
<p>Ketika para investor profesional memutuskan aset mana yang harus dikuasai, mereka melihat keuntungan dan volatilitas aset. Hanya investor dengan selera bagus terhadap risiko yang bersedia berinvestasi untuk aset berisiko dan volatil. Biasanya mereka adalah para profesional keuangan yang bekerja di, misalnya, bank investasi besar atau <em>hedge fund</em>.</p>
<p>Investor dengan selera risiko (<em>risk appetite</em>) yang lebih rendah seperti manajer aset atau dana pensiun, lebih menyukai aset dengan keuntungan agak lebih rendah tapi tidak begitu volatil.</p>
<p>Aturan praktisnya adalah kepiawaian seorang investor berbanding lurus dengan volatilitas aset di mana dia berinvestasi. Tetapi dalam soal bitcoin aturan praktis ini tidak berlaku. Semakin banyak saja investor swasta yang <a href="https://www.cnbc.com/2017/11/27/bitcoin-exchange-coinbase-has-more-users-than-stock-brokerage-schwab.html">berbondong-bondong</a> mendatangi “bursa” bitcoin yang menjamur di internet dan diiklankan secara agresif di media sosial.</p>
<h2>Dilebih-lebihkan</h2>
<p>Ada risiko besar bahwa bitcoin sudah dilebih-lebihkan.</p>
<p>Kasus-kasus penggunaan praktis bitcoin sebetulnya terbatas. Bitcoin tidak memungkinkan berlangsungnya transaksi yang memadai per detiknya untuk digunakan sebagai pengganti sistem pembayaran modern. Bitcoin juga tidak menawarkan fungsi selain transaksi pseudonim—transaksi yang identitas para pihak sesungguhnya disembunyikan.</p>
<p>Bitcoin <a href="http://bitcoinafrica.io/2017/11/09/pyramid-scheme-mmm-nigeria/">disukai oleh skema-skema piramida</a>, termasuk skema piramida MMM di Nigeria yang terkenal bereputasi miring itu. Dalam sebuah <a href="https://www.ft.com/content/1877c388-8797-11e5-90de-f44762bf9896">artikel mutakhir</a>, Financial Times menyebut bitcoin itu sendiri adalah sebuah skema piramida, pernyataan yang sangat <a href="http://www.newsbtc.com/2017/01/04/financial-times-bitcoin-is-a-pyramid-scheme/">mengecewakan</a> para penggila kripto. (<a href="https://www.merriam-webster.com/dictionary/pyramid%20scheme">Sebuah skema piramida</a> biasanya adalah sebuah operasi ilegal di mana para peserta membayar untuk bergabung dan mendapat untung terutama dari pembayaran yang dilakukan para peserta berikutnya. Jika tidak ada orang baru yang ikut, skema itu ambruk.)</p>
<h2>Risiko regulasi</h2>
<p>Risiko ketiga, dan mungkin yang paling besar, adalah risiko regulasi. Pada September 2017, pemerintah Cina <a href="https://www.forbes.com/sites/kenrapoza/2017/10/18/chinas-blockchain-bitcoin-ban-no-match-for-stateless-cryptocurrency-market/#99bce232de6b">melarang</a> pertukaran bitcoin di Cina daratan, yang menyebabkan harga bitcoin rontok. </p>
<p>Walaupun bitcoin diklaim sebagai sebuah “mata uang global”, realitasnya adalah 58% dari seluruh penambangan bitcoin <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2965436">berlangsung di Cina</a>. Jika suatu saat pemerintah Cina memutuskan untuk menganggap penambangan bitcoin ilegal, kemungkinan besar harganya akan terjun bebas. </p>
<p>Negara-negara lain juga menyuarakan keprihatinan. Belum lama ini Bank Sentral Rusia <a href="https://www.coindesk.com/russian-central-bank-issues-new-warning-against-cryptocurrencies/">mengeluarkan peringatan</a> kepada para investor tentang risiko investasi mata uang kripto, sambil menyebutkan kekhawatiran tentang sebuah gelembung. Ini menunjukkan bahwa mungkin ada upaya penindakan terkoordinasi.</p>
<p>Mata uang kripto <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-11-26/what-the-world-s-central-banks-are-saying-about-cryptocurrencies">dilarang</a> di India karena penggunaannya merupakan suatu pelanggaran atas peraturan valuta asing. Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, menempuh <a href="http://www.rba.gov.au/speeches/2017/sp-so-2017-10-27.html">pendekatan berbeda</a>. Bank sentral ini memantau pasar mata uang kripto dalam upaya memahami teknologi yang mendasarinya.</p>
<p>South African Reserve Bank <a href="https://www.cryptocoinsnews.com/south-african-central-bank-open-cryptocurrencies-blockchain-tech/">mengungkapkan</a> keterbukaannya terhadap teknologi blockchain. Tetapi otoritas keuangan ini juga <a href="https://www.resbank.co.za/RegulationAndSupervision/NationalPaymentSystem(NPS)/Legal/Documents/Position%20Paper/Virtual%20Currencies%20Position%20Paper%20%20Final_02of2014.pdf">menyoroti</a> potensi risiko bagi nasabah.</p>
<h2>Gelembung klasik</h2>
<p>Ada risiko nyata yang tidak sepenuhnya dipahami oleh banyak nasabah yang berinvestasi di mata uang kripto. Berbagai iklan menjanjikan bahwa bitcoin bisa membuat Anda cepat kaya. Dan media sosial penuh dengan kisah-kisah tentang teman-teman tetangga atau sepupu-sepupu jauh yang telah meraup banyak uang melalui bitcoin.</p>
<p>Tak ada keraguan, kasus-kasus itu nyata, dan mereka yang berinvestasi awal bisa menuai untung besar. Tetapi itulah yang terjadi dalam setiap gelembung—dari gelembung dotcom sampai tulip mania. Itu juga yang terjadi dalam setiap skema piramida.</p>
<p>Seperti biasa, investor harus sangat waspada dengan skema yang menjanjikan keuntungan cepat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/89174/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bitcoin, persis aset-aset lain seperti emas, tidak mendatangkan pendapatan. Bitcoin mengancam peran tradisional bank dan bank sentral. Berpotensi jadi gelembung yang bisa pecah kapan saja.Co-Pierre Georg, Senior Lecturer, African Institute for Financial Markets and Risk Management and Director, UCT Financial Innovation Lab, University of Cape TownQobolwakhe Dube, PhD candidate, University of Cape TownLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/897952018-01-11T11:04:57Z2018-01-11T11:04:57ZKonflik lokal dan ekonomi: pelajaran dari Maluku<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/201130/original/file-20180108-83563-1cwdu0r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemandangan kota Ambon. Konflik berkepanjangan di wilayah itu membuat pertumbuhan ekonomi Maluku tidak seoptimal seharusnya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Hampir 20 tahun berlalu sejak Indonesia menghadapi krisis sosial ekonomi yang juga diwarnai oleh konflik-konflik internal. <a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00074918.2017.1298720?needAccess=true&journalCode=cbie20">Kajian terbaru</a> yang saya lakukan menunjukkan bahwa perekonomian Maluku (termasuk Maluku Utara) dapat mencapai pertumbuhan yang jauh lebih tinggi - 60,3% lebih tinggi di tahun 2011 dalam estimasi saya — jika konflik internal di awal era reformasi tersebut tidak terjadi.</p>
<p>Indikator ekonomi yang digunakan, produk domestik bruto per kapita, dapat diterjemahkan menjadi pendapatan per kapita. Ini artinya jarak 60,3% tersebut bisa diartikan sebagai perkiraan dampak terhadap pendapatan per kapita di tahun 2011 tersebut. Karena indikator ini juga menggambarkan kinerja ekonomi secara umum, kesenjangan tersebut juga berkait dengan kegiatan bisnis dan pasar yang lebih rendah, yang juga berarti kesempatan kerja yang lebih rendah.</p>
<p>Pada periode 1998-2000, Provinsi Maluku (merujuk pada batas lama sebelum 1999) mencatat angka kematian yang paling tinggi yang disebabkan oleh konflik internal dibanding konflik daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan angka kematian hampir mencapai 5.000 jiwa, Maluku menyumbang separuh dari total 9.399 angka kematian dari konflik-konflik lokal di seluruh Indonesia di periode tersebut. Ditambah lagi, konflik tersebut juga menyebabkan ratusan ribu orang tercerabut dari rumahnya.</p>
<p>Akan tetapi, belum pernah ada perhitungan dampak konflik perekonomian Maluku sebelum kajian ini.</p>
<h2>Cara menghitung kerugian</h2>
<p>Menghitung kerugian yang disebabkan oleh konflik tidak mudah terutama karena menurunnya perekonomian di Maluku mungkin saja disebabkan oleh <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia_1997">krisis finansial Asia</a>, dan bukan oleh konflik lokal. Karena itu, kajian ini melakukan perkiraan dengan menggunakan perekonomian Maluku “sintetis” yang dirumuskan berdasar perekonomian provinsi-provinsi lain yang sama-sama merasakan krisis ekonomi tetapi tidak mengalami konflik berdarah seperti yang terjadi di Maluku.</p>
<p>Provinsi-provinsi tersebut dipilih bukan berdasarkan penilaian subjektif yang acak tetapi berdasarkan oleh data.</p>
<p>Setelah mengeluarkan provinsi-provinsi yang juga mengalami konflik tingkat tinggi, maka saya menemukan bahwa perekonomian per kapita Maluku di masa sebelum konflik dapat diwakili oleh kombinasi antara empat provinsi: Bengkulu, Sumatra Utara, Jambi, dan Sulawesi Selatan. Perbandingan perjalanan perekonomian antara Maluku sekarang dengan Maluku sintetis menunjukkan bagaimana konflik mempengaruhi perekonomian lokal.</p>
<p>Pada tahun 1999, kesenjangan antara Maluku sintetis dan Maluku aktual melebar ke angka yang lebih besar dari besaran perekonomian Maluku aktualnya (artinya perekonomian Maluku aktual kurang dari separuh apa yang bisa dia capai jika tak ada konflik). Kesenjangan menyempit di tahun 2000, tetapi melebar lagi di 2001-2003 sehingga Maluku aktual tidak menunjukkan tanda-tanda bisa mengejar Maluku sintetis.</p>
<p>Pada 2011, kesenjangan antara dua Maluku ini meningkat hingga 60,3%. Garis ini menguatkan pandangan bahwa kekerasan yang terus-menerus, termasuk <a href="http://news.liputan6.com/read/77541/ketika-ambon-ampquotmenangis-lagi">insiden di tahun 2004</a>, menjadi alasan mengapa perjalanan perekonomian riil Maluku terpengaruh cukup dalam.</p>
<p>Perkiraan kasar untuk 2016 menunjukkan tak banyak yang berubah dalam hal kesenjangan antara Maluku aktual dengan sintetis. Ini memperlihatkan kondisi Maluku aktual semakin stabil dalam 5 tahun terakhir tetapi tren perekonomian Maluku tetap tidak dapat mencapai potensinya bila tidak ada konflik.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/200058/original/file-20171219-5004-mbhe9a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Produk Regional Bruto per kapita: Maluku dan Maluku sintetis, 1975–2011 (dalam jutaan rupiah dengan harga-harga 1993)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kajian ini menelaah faktor-faktor lain lebih dalam karena metodologinya tidak bisa menjelaskan secara langsung penyebab dari kesenjangan. Menilik wilayah-wilayah konflik lain di Indonesia, maka bisa dikatakan bahwa skala dan lama konflik di Maluku telah membuat provinsi tersebut tak mampu memulihkan diri lebih cepat.</p>
<h2>Kepercayaan bisnis yang menurun menghambat pertumbuhan</h2>
<p>Telaah lanjutan ini melihat kondisi-kondisi yang mempengaruhi kinerja perekonomian Maluku, yang disebut sebagai penentu pertumbuhan, dibandingkan dengan versi sintetisnya.</p>
<p>Pada periode antara 1985-1998, kondisi antara yang sintetis dan aktual memang tidak persis sama. Tetapi tidak banyak fluktuasi di antara keduanya. Setelah konflik 1999, nilai relatif dari industri manufaktur dan infrastruktur menurun sedikit dibanding versi sintetisnya. Tetapi nilai relatif investasi dan pertambangan turun cukup tajam.</p>
<p>Tren ini memperlihatkan kepercayaan bisnis yang menurun tajam. Ini terutama ditunjukkan oleh fakta bahwa nilai relatif infrastruktur pelan-pelan kembali ke posisi pra-krisis setelah lima tahun. Infrastruktur didanai uang negara sebagaimana ditunjukkan oleh belanja modal pemerintah yang melesat. Tetapi investasi di sektor swasta, yang berdampak pada kegiatan perekonomian swasta, turun cukup jauh dan tidak bisa kembali pada masa sebelum konflik dan krisis.</p>
<p>Satu pelajaran penting dari kajian ini adalah mengakui potensi dampak dari konflik lokal di Indonesia. Ini penting menimbang persaingan elite politik lokal bisa meningkatkan ketegangan politik yang bisa berlanjut melewati kegiatan politik seperti pilkada.</p>
<p>Menurut <a href="http://documents.worldbank.org/curated/en/335371468050337376/Decentralization-and-violent-conflicts-the-case-of-North-Maluku-Indonesia">laporan Cutura dan Watanabe (2004)</a>, konflik di Maluku Utara juga dipengaruhi oleh persaingan politik antara Kesultanan Ternate dan Tidore yang telah berusia panjang yang juga mempengaruhi ketegangan politik yang mewarnai pemilihan gubernur saat itu.</p>
<h2>Banyak alasan untuk menghentikan konflik secepatnya</h2>
<p>Meskipun telaah saya tidak bisa menyimpulkan bahwa angka-angka yang saya dapatkan didorong oleh konflik penuh kekerasan, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perekonomian Maluku mungkin saja pulih lebih cepat jika kekerasannya tidak berlangsung sedemikian lama. Konflik berkepanjangan, ditambah dengan tingkat kekerasan yang menonjol di seluruh provinsi, berdampak pada kinerja perekonomian di Maluku.</p>
<p>Maka, satu implikasi dari kajian ini adalah bahwa penting untuk bukan hanya mencegah konflik, tetapi memastikan ketika konflik meletus, dia tidak berlangsung lama.</p>
<p>Menangani konflik dengan cepat penting untuk memulihkan kepercayaan bisnis dan investasi swasta dan mencegah dampak jangka panjang pada perekonomian lokal.</p>
<p>Tetapi ada satu bahaya jika pemerintah pusat melakukan intervensi. Campur tangan pemerintah pusat bisa saja membuat konflik horisontal (perseteruan yang terbatas di daerah) menjadi konflik vertikal (konflik daerah dengan pusat). Maka, intervensi apa pun untuk menghentikan konflik daerah membutuhkan keterlibatan para tokoh masyarakat.</p>
<hr>
<p><em><a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00074918.2017.1298720?needAccess=true&journalCode=cbie20">Versi lengkap</a> dari artikel ini diterbitkan Desember 2017 di Bulletin of Indonesian Economic Studies.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/89795/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yogi Vidyattama tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Selama ini belum pernah ada kalkulasi dampak konflik terhadap perekonomian Maluku. Maluku tertinggal cukup jauh dibandingkan potensi optimumnya jika tidak mengalami konflik berkepanjangan.Yogi Vidyattama, Senior Research Fellow in Social and Economic Modelling, University of CanberraLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/883902017-12-04T09:11:01Z2017-12-04T09:11:01ZPegawai LGBTI menghadapi tantangan lebih dalam penugasan internasional<p>Seiring meningkatnya jumlah pekerja yang mendapatkan penugasan internasional, perusahaan-perusahaan memikul tanggung jawab lebih besar untuk memikirkan para pegawai LGBTI (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks) mereka yang menghadapi persekusi dalam penugasan kerja. </p>
<p>Rusia, Nigeria, Arab Saudi, dan Indonesia adalah sebagian dari <a href="http://globalmobilitytrends.bgrs.com/">tujuan penugasan ekspatriat yang paling berat</a> bagi perusahaan multinasional, menurut bisnis relokasi BGRS. Ini karena beberapa dari negara-negara tersebut memberlakukan hukuman mati bagi homoseksualitas. Tujuan penugasan populer lain meliputi Brasil, India, Cina, Meksiko, dan Turki, dan negara-negara ini menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah terhadap homoseksualitas.</p>
<p>Penugasan internasional di lingkungan korporasi-korporasi multinasional <a href="https://www.pwc.com/gx/en/managing-tomorrows-people/future-of-work/pdf/talent-mobility-2020.pdf">meningkat sebanyak 25% sejak tahun 2000</a> dan jumlah ini diperkirakan akan mencapai lebih dari 50% pertumbuhan pada tahun 2020. </p>
<p>Secara statistik, ada peluang bagi ekspatriat LGBTI dan keluarga mereka menjalani transfer internal perusahaan. Di seluruh dunia, populasi LGBTI <a href="https://williamsinstitute.law.ucla.edu/wp-content/uploads/Gates-How-Many-People-LGBT-Apr-2011.pdf">diperkirakan</a> mencapai antara 1 dari 10 hingga 1 dari 20 populasi orang dewasa, dan lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia tinggal dan bekerja di luar negara asal mereka.</p>
<p>Para pegawai LGBTI yang pindah karena penugasan luar negeri kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan ekstra <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1534484310380242">dibandingkan ekspatriat pada umumnya</a>. Bukan hal yang tidak lazim bagi negara tujuan untuk menolak permohonan visa pasangan jika perkawinan sejenis <a href="http://expatresearch.com/files/8315/0444/1678/McPhail__McNulty_2015_EJIM.pdf">tidak legal di negara tersebut</a>.</p>
<p>Begitu pula, akses terhadap perawatan kesehatan dan layanan-layanan lain terbatas bagi mereka yang pindah sebagai pasangan sejenis. Dalam studi mereka tentang ekspatriat LGBTI di tempat-tempat yang berbahaya, Ruth McPhail dan Yvonne McNulty menekankan sebuah wawancara dengan seorang ekspatriat LGBTI yang mengalami kesulitan dalam memperoleh visa pasangan di Indonesia: </p>
<blockquote>
<p>Saya tahu istri saya tidak akan pernah mendapatkan visa pasangan di Indonesia; pengalaman saya membuat saya siap untuk itu. Karena itulah saya minta jaminan untuk dua hal ini saja: pertama, istri saya bisa datang dan tinggal setidak-tidaknya selama 90 hari untuk sekali datang dengan <em>multiple entry</em>, dan yang kedua, jika terjadi evakuasi medis atau situasi kegentingan sipil kami akan dievakuasi sebagai sebuah keluarga. Dua hal ini lebih penting bagi saya daripada jenis visa yang diberikan kepada kami.</p>
</blockquote>
<p>Setiap hari, minimnya akses pada atau interaksi dengan keluarga LGBTI lain lazim di kalangan ekspatriat LGBTI, dan “menyesuaikan diri” tidak selamanya memberi jaminan. Dari perspektif karier, orang-orang LGBTI mungkin menghadapi iklim tempat kerja yang sulit, tidak adanya peluang karier atau status dalam pekerjaan. </p>
<p>Misalnya, <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1523422308328396">penelitian menunjukkan</a> lesbian menghadapi kesulitan-kesulitan unik bagi pengembangan karier mereka. Kesulitan itu meliputi identifikasi pekerjaan yang tepat, mencari jalan untuk mendapatkan pekerjaan dan mengembangkan pekerjaan itu. Tentu saja ini mematikan potensi mereka.</p>
<p>Mempertimbangkan ini semua, pengalaman pegawai LGBTI dalam penugasan internasional bisa menjadi pengalaman yang mengundang frustrasi dan kesepian. Karena itulah para pegawai LGBTI bisa jadi tidak serta-merta menerima penugasan internasional karena takut mendapat stigma, tidak didukung atau mendapat diskriminasi oleh kolega mereka dan sistem hukum di negara tuan rumah.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/mengapa-ketimpangan-menjadi-keprihatinan-para-ekonom-terkenal-dunia-83982">Mengapa ketimpangan menjadi keprihatinan para ekonom terkenal dunia</a></em></p>
<hr>
<h2>Membantu pegawai LGBTI dalam penugasan luar negeri</h2>
<p>Pada akhirnya, perusahaan-perusahaan multinasional mempunyai dua pilihan. Pertama, menutup mata terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi pegawai LGBTI dan kemudian harus menerima konsekuensi kepulangan tugas prematur dan biaya penugasan gagal. Yang kedua adalah mengambil jalan yang sama sulitnya dengan mengakui kesulitan itu dan berkonsentrasi pada upaya-upaya mendukung orang-orang LGBTI melalui pengalaman penugasan internasional mereka. </p>
<p><a href="https://williamsinstitute.law.ucla.edu/press/work-policies-that-support-lgbt-community-are-good-for-business/">The Williams Institute</a> mendapati bahwa beberapa perusahaan multinasional sedang meretas jalan dengan mengadopsi kebijakan-kebijakan khusus bagi orang-orang LGBTI. Mereka melaporkan hasil berupa meningkatnya moral dan produktivitas pegawai. </p>
<p>Jika perusahaan menyadari bahwa isu-isu itulah yang mula-mula menghalangi para pegawai LGBTI untuk mempertimbangkan penugasan internasional, ada beberapa <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ijmr.12132/full">mekanisme pendukung efektif</a> yang bisa digunakan. Salah satu opsinya adalah merencanakan karier pegawai LGBTI sesuai dengan tujuan hidup mereka, karena semua itu mempengaruhi pengalaman mereka di luar negeri.</p>
<p>Apakah seorang pegawai memilih untuk mengungkapkan orientasi seksualnya atau tidak bisa juga berpengaruh pada penugasannya di luar negeri. Kebutuhan ini harus dipertimbangkan sehubungan dengan kadar kesukaran penugasan.</p>
<p>Selama penugasan, perusahaan bisa memberikan dukungan tambahan untuk meringankan beban, seperti menawarkan penugasan ulang sukarela atau opsi pulang dini. Seperti semua sistem pendukung yang bagus mana pun, jalur komunikasi harus bergerak dalam dua arah. </p>
<p>Perusahaan multinasional memiliki kewajiban untuk peduli terhadap komunitas LGBTI demi memastikan penugasan internasional mereka memperoleh tingkat dukungan yang sesuai.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/88390/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pekerja LGBTI yang ditempatkan pada penugasan internasional besar kemungkinan mengalami tantangan lebih dibanding ekspatriat umumnya .Miriam Moeller, Senior Lecturer, International Business, The University of QueenslandJane Maley, Senior lecturer in management, Charles Sturt UniversityRuth McPhail, Head of the Department of Employment Relations and Human Resources & Professor at Griffith University President RQAS GC, Griffith UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/836492017-09-11T11:01:52Z2017-09-11T11:01:52ZSulit menemukan CEO rendah hati. Ini alasannya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/185218/original/file-20170908-19911-1ruusal.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kerendah hatian yang autentik mungkin langka diantara calon untuk posisi CEO.
</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Kerendahan hati adalah karakteristik terkini di kalangan mereka yang berpengaruh. Mulai dari <a href="http://www.huffingtonpost.com/entry/bush-clinton-humble-presidential-library-talk_us_59683418e4b0d6341fe7ce11">politisi</a>, <a href="http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2011-07-16/murdoch-minta-maaf-terkait-isu-heking-telepon/98674">eksekutif</a>, hingga <a href="https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170412144308-227-207004/kendrick-lamar-gandeng-rihanna-dan-u2-dalam-damn/">artis papan atas</a>.</p>
<p>Gagasan tentang CEO <a href="https://www.wsj.com/articles/the-case-for-humble-executives-1445385076">rendah hati</a> adalah penyimpangan romantis dari jagoan korporat serakah yang <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0304405X7690026X">mementingkan diri sendiri</a>. Hampir bisa dipastikan, ketika dihadang kesulitan, para CEO rendah hati akan mengorbankan kepentingan mereka demi maslahat yang lebih besar.</p>
<p><a href="http://pubsonline.informs.org/doi/abs/10.1287/orsc.1120.0795">Berbagai studi meneguhkan</a> anggapan bahwa pemimpin rendah hati adalah pemimpin yang paling bersahaja, stabil secara emosi, dan mau belajar. Tidak mengherankan, kecil kemungkinan mereka memperlihatkan sifat-sifat mengagungkan diri seperti narsisme.</p>
<p>Barangkali yang paling signifikan adalah <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0149206315604187">temuan</a> bahwa perusahaan dan tim yang dipimpin oleh individu lebih rendah hati memperlihatkan kinerja lebih bagus. Tetapi, walaupun kerendahan hati bagus untuk bisnis, sulit sekali bagi para CEO untuk benar-benar rendah hati.</p>
<h2>Kesuksesan menyingkirkan kerendahan hati</h2>
<p>Salah satu kekuatan khas para pemimpin rendah hati adalah <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0018726705059929">kesadaran diri</a>—keyakinan pada kemampuan mereka diiringi penilaian diri akurat atas keterbatasan mereka. Namun, pada kenyataannya orang sering <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10626367">melebih-lebihkan keunggulan</a> mereka seraya mengecilkan keterbatasan mereka. </p>
<p>Misalnya, <a href="http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.64.2655">temuan penelitian yang sering muncul</a> adalah orang merasa dirinya lebih baik dari rata-rata orang. Lebih pintar, lebih menarik, bahkan <a href="https://www.onepetro.org/journal-paper/ASSE-17-08-24">pengemudi yang lebih jago</a>. Para CEO bukan perkecualian, bahkan mereka lebih berisiko melebih-lebihkan kekuatan mereka.</p>
<p>Alasan utamanya adalah para CEO—sebagai produk sampingan kesuksesan karier mereka—sangat percaya diri. Entah CEO itu meniti dari anak tangga terbawah korporat, entah dia adalah <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/smj.405/full">CEO selebriti</a> yang ditunjuk ke posisi itu, dia harus berhasil menyingkirkan orang-orang percaya diri dan cakap lainnya untuk mendapatkan posisi itu.</p>
<p>Kepercayaan diri yang diperoleh dengan <a href="http://pubsonline.informs.org/doi/abs/10.1287/mnsc.1050.0485">kesuksesan karier</a> sangat penting artinya dalam memimpin sebuah organisasi. Bagaimana pun juga, kesuksesan adalah pedang bermata dua. Rangkaian kesuksesan karier yang panjang bisa membuat CEO menilai terlalu tinggi kekuatan mereka tanpa mengindahkan peran faktor-faktor lain, seperti <a href="http://www.jstor.org/stable/2696421?seq=1#page_scan_tab_contents">keberuntungan</a>, dalam pencapaian mereka.</p>
<p>Kepercayaan diri berlebihan semacam itu bahkan bisa mengancam organisasi. Berbagai studi menunjukkan bahwa para CEO yang menilai kemampuan mereka terlalu tinggi cenderung <a href="http://www.jstor.org/stable/2393810?seq=1#page_scan_tab_contents">membayar lebih banyak untuk akuisisi</a>, mengambil <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0149206317699521">risiko yang tidak perlu</a>, menghasilkan <a href="http://amj.aom.org/content/46/2/139.short">produk-produk baru yang gagal</a>, dan menunjukkan <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.2189/asqu.52.3.351">kinerja perusahaan yang tidak stabil</a>.</p>
<h2>Bertindak ‘layaknya seorang CEO’</h2>
<p>Jika menemukan seorang CEO yang benar-benar rendah hati adalah hal yang sulit, maka melihat profil kepribadian orang yang ingin menjadi CEO membuat halnya jadi tambah rumit.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/empat-pelajaran-dari-paradise-papers-tentang-bisnis-global-dan-elite-politik-87008">Empat pelajaran dari Paradise Papers tentang bisnis global dan elite politik</a></em></p>
<hr>
<p><a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0030507377900174">Penelitian menunjukkan</a> bahwa pekerjaan tertentu menarik orang dengan kepribadian spesifik. Para perekrut pada akhirnya <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1744-6570.2000.tb00217.x/full">mengandalkan penilaian</a>, sering kali subjektif, tentang bagaimana kepribadian seorang kandidat sesuai dengan pekerjaan dan organisasi.</p>
<p>CEO cenderung mencetak skor lebih tinggi daripada orang kebanyakan dalam hal atribut-tribut kepribadian seperti orientasi pencapaian, ambisi, ketegasan, preferensi risiko. Individu-individu dengan sebagian, atau kombinasi, sifat-sifat itu mungkin lebih piawai dalam <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0191886901000216">berpura-pura memenuhi kriteria ideal</a> untuk sebuah peran spesifik.</p>
<p>Misalnya, berbagai <a href="http://psycnet.apa.org/record/2009-24670-005">studi menunjukkan</a> bahwa orang-orang narsistik sangat mahir tampil karismatik pada kesan pertama. Karisma sendiri sudah lama dianggap sebagai karakteristik yang diinginkan dari CEO. Oleh karena itulah CEO yang dipandang karismatik menerima <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1048984304000232">gaji lebih tinggi</a>.</p>
<p>Dengan demikian, kerendahan hati sejati menjadi karakter kepribadian yang langka di kalangan kandidat untuk posisi CEO.</p>
<h2>Yang menghambat untuk memimimpin dengan kerendah hatian</h2>
<p>CEO rendah hati menekankan kepemimpinan sebagai <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/job.2211/full">aktivitas bersama</a> dan aktif <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0170840612470229">meminta saran</a> orang lain. Pendekatan ini bisa berhasil untuk keputusan-keputusan yang lebih matang dan analitis, tetapi mengorbankan kecepatan.</p>
<p>Perusahaan-perusahaan berkinerja tinggi sering kali dicirikan dengan kemampuan <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/smj.343/full">membuat keputusan dengan cepat</a>. Pada kenyataannya, beberapa bukti menunjukkan bahwa semakin narsistik CEO semakin cepat dia membuat keputusan subjektif, misalnya, mengenai pengadopsian teknologi baru.</p>
<p>CEO juga diharapkan memberikan <a href="http://amj.aom.org/content/60/3/1094.short">ramalan tepat tentang masa depan yang tidak pasti</a>. Meski begitu, saat menghadapi ketidakpastian para manajer sering <a href="http://www.jstor.org/stable/2118364">membebek mayoritas</a>, dan perusahaan-perusahaan pada akhirnya saling meniru. Berbeda dengan CEO rendah hati; berkat kesadaran diri mereka, mereka lebih mungkin mengeluarkan nasihat yang lebih realistis yang berbeda <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=71411">dari optimisme kolektif</a>.</p>
<p>Biar bagaimanapun, para analis cenderung <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1540-6261.00526/full">mengutamakan</a> ramalan optimistis. Oleh karena itulah CEO rendah hati bisa jadi “dihukum” karena menyampaikan ramalan-ramalan yang lebih konservatif, meskipun itu lebih realistis.</p>
<p>Beberapa penelitian menunjukkan bahwa para profesional paripurna berpotensi menjadi lebih sadar diri pada <a href="http://amr.aom.org/content/16/4/719.short">tahapan-tahapan belakangan</a> karier mereka. Jika memang demikian halnya, maka sebagian CEO bisa menjadi semakin rendah hati ketika mereka mendekati masa pensiun.</p>
<p>Meski begitu, keunggulan yang dianggap melekat dengan usia dan pengalaman itu bisa dimentahkan oleh kecenderungan-kecenderungan lain yang muncul selama fase belakangan karier. Misalnya, para CEO yang mendekati masa pensiun memiliki kecenderungan alamiah untuk <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/hrm.21730/full">mengurangi investasi</a> dalam inovasi dan mereka yang menjabat lebih lama cenderung terlalu menentang perubahan.</p>
<p>Melengkapi organisasi dengan atribut-atribut kepemimpinan yang tepat sangatlah penting bagi kesuksesan. Kerendahan hati adalah komoditas berharga, tetapi langka, di jajaran puncak eksekutif.</p>
<p>Tetap benar-benar rendah hati di sepanjang tahapan-tahapan progresif pencapaian tingkat tinggi adalah perkara sulit bagi para CEO. Mereka yang sejatinya rendah hati, pada akhirnya, akan menghadapi tantangan-tantangan tersendiri yang bisa mengalahkan keunggulan kerendahan hati mereka.</p>
<p>Kerendahan hati terancam menjadi jargon kepemimpinan terbaru yang akan segera lewat. Organisasi-organisasi yang berhasil mendapatkan seorang CEO dengan kerendahan hati autentik, bagaimanapun juga, mungkin memang beruntung.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/83649/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mariano L.M. Heyden menerima dana dari Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Mathew Hayward does not work for, consult, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has disclosed no relevant affiliations beyond their academic appointment.</span></em></p>Kesuksesan bisa jadi berkat sekaligus kutukan. Daftar kesuksesan yang panjang dapat membuat seorang CEO menakar kelebihan mereka terlalu tinggi tanpa mengakui peran faktor-faktor lain.Mariano L.M. Heyden, Associate Professor of Strategy & International Business, Monash UniversityMathew Hayward, Professor Entrepreneurship and Strategy, Monash UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/833642017-09-05T07:14:11Z2017-09-05T07:14:11Z‘E-government’ dapat mengurangi ekonomi bawah tanah dan meningkatkan penerimaan pajak<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/184328/original/file-20170901-26045-1od6crk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=2%2C0%2C997%2C618&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Semakin besar jumlah uang tunai yang beredar, semakin besar ekonomi bawah tanah, dengan asumsi transaksi bawah tanah umumnya terjadi dalam betuk pembayaran tunai, sehingga tidak meninggalkan jejak untuk pejabat berwenang</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com/Wara1982</span></span></figcaption></figure><p>Indonesia mengklaim program amnesti pajaknya <a href="http://finansial.bisnis.com/read/20160923/10/586570/jp-morgan-amnesti-pajak-indonesia-sukses-besar">tersukses di dunia</a>. Namun ekonomi bawah tanahnya—berbagai aktivitas yang tidak masuk pencatatan negara—menghambat Indonesia mencapai potensi penerimaan pajak. </p>
<p>Tahun lalu, Indonesia memperkenalkan amnesti pajak untuk menaikkan pendapatan pajak negara yang kecil. Sampai dengan Maret 2017—ketika program berakhir—Indonesia mengumpulkan Rp147 triliun atau sekitar 1,1% PDB. Ini dianggap <a href="http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160930065019-78-162245/sri-mulyani-pencapaian-tax-amnesty-ri-tertinggi-di-dunia/">pencapaian amnesti pajak tertinggi di dunia</a>.</p>
<p>Namun Indonesia sebenarnya dapat meraih pendapatan lebih hingga AS$18 miliar, atau Rp237 triliun, jika pemerintah dapat mengatasi kegiatan “<em>shadow economy</em>” atau ekonomi bawah tanah. </p>
<h2>Ekonomi bawah tanah</h2>
<p>Beberapa peneliti mendefinisikan ekonomi bawah tanah sebagai semua kegiatan ekonomi yang tak terdaftar. Ini bisa apa pun dari pedagang kaki lima dan industri rumah tangga hingga pabrik besar yang tak terdaftar. </p>
<p>Ekonom Friedrich Schneider mendefinisikan ekonomi bawah tanah sebagai kegiatan yang <a href="http://www.gfintegrity.org/storage/gfip/documents/reports/world_bank_shadow_economies_all_over_the_world.pdf">sengaja disembunyikan dari pejabat berwenang</a> untuk menghindari pembayaran pajak dan tanggung jawab lainnya. </p>
<p>Ekonomi bawah tanah Indonesia antara 2003 dan 2013 rata-rata sebesar 19% dari PDB, menurut laporan Schneider untuk Bank Dunia. Dengan PDB sebesar <a href="http://www.worldbank.org/en/country/indonesia">AS$861,9 miliar di 2015</a>, menurut Bank Dunia, artinya ekonomi bawah tanah Indonesia bernilai sekitar AS$164 miliar. </p>
<p>Estimasi pendapatan pajak tambahan sebesar AS$18 miliar dihitung dengan memperhitungkan rasio pajak-ke-PDB sebesar 11%. </p>
<h2>Memperkirakan seberapa besar ekonomi bawah tanah</h2>
<p>Kita dapat memperkirakan ekonomi bawah tanah melalui indikator-indikator seperti: </p>
<ul>
<li><p>beban pajak: semakin besar perbedaan antara biaya tenaga kerja total dan pendapatan sesudah pajak, semakin besar insentif untuk kerja di bawah tanah </p></li>
<li><p>indeks kemudahan berbisnis: semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka usaha dan semakin tinggi biaya untuk memulai usaha atau mendapatkan izin, semakin rendah kemudahan berbisnis dalam suatu negara—situasi yang membuat banyak bisnis lebih memilih bekerja di bawah tanah </p></li>
<li><p>jumlah uang yang beredar: semakin besar jumlah uang tunai yang beredar, semakin besar ekonomi bawah tanah, dengan asumsi transaksi bawah tanah umumnya terjadi dalam bentuk pembayaran tunai, sehingga tidak meninggalkan jejak untuk pejabat berwenang</p></li>
<li><p>tingkat pengangguran: tingkat pengangguran tinggi dapat mendorong orang untuk bekerja dalam kegiatan bawah tanah. </p></li>
</ul>
<p>Ekonomi bawah tanah Indonesia lebih kecil dari negara berkembang lainnya di wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia (35% dari PDB), Filipina (37%), dan Thailand (57%). Singapura di 13% dan Vietnam di 18% adalah negara-negara di ASEAN yang memiliki rasio ekonomi bawah tanah lebih kecil dari Indonesia. </p>
<p>Meski demikian, dengan PDB terbesar di wilayah Asia Tenggara, nilai ekonomi bawah tanah Indonesia jauh lebih besar dibandingkan tetangga-tetangga ini. </p>
<h2>Yang dibutuhkan untuk membuka usaha di Indonesia</h2>
<p>Biaya tinggi untuk memulai usaha berhubungan erat dengan <a href="http://idei.fr/sites/default/files/medias/doc/by/auriol/taxation_developing_countries.pdf">ukuran ekonomi yang tak resmi</a>.</p>
<p>Di Indonesia, biaya <a href="http://data.worldbank.org/indicator/IC.REG.COST.PC.ZS">untuk prosedur membuka usaha</a>) di 2016 sekitar 20,3% of pendapatan nasional kotor (PNB) per kapita. Itu termasuk tertinggi di wilayah Asia Tenggara; bandingkan dengan Malaysia (6,2%), Thailand (6,6%) dan Vietnam (4,6%).</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/teknologi-blockchain-untuk-mengawal-penerimaan-negara-dari-ppn-87021">Teknologi blockchain untuk mengawal penerimaan negara dari PPN</a></em></p>
<hr>
<p>Artinya seseorang yang hendak menjadi wirausahawan perlu menyiapkan sekitar 20,3% dari pendapatan tahunan mereka hanya untuk memperoleh izin atau mendaftarkan usaha baru mereka, ditambah dengan modal untuk menjalankan usaha. </p>
<p>Di luar program amnesti pajak, perlu ada reformasi yang lebih besar untuk mengurangi biaya untuk berbisnis. </p>
<p>Pemerintah dapat meningkatkan jumlah wajib pajak dan mengurangi besarnya ekonomi bawah tanah dengan mengurangi jumlah hari, prosedur, dan kunjungan kantor yang dibutuhkan untuk mendaftarkan sebuah usaha. </p>
<h2>Peran ‘e-government’</h2>
<p>Banyak <a href="http://dl.acm.org/citation.cfm?id=2910107">penelitian</a> telah menemukan bahwa menerapkan <em>e-government</em> dapat memudahkan pelaksanaan tugas-tugas administratif, mengurangi biaya dan merampingkan prosedur administratif dengan mengikuti prinsip “sekali-saja” (<em>once-only principle</em>) . </p>
<p>Dalam prinsip sekali-saja warga dan unit usaha hanya perlu memberikan informasi ke kantor pemerintahan sekali saja. Kantor-kantor pemerintahan akan membagi informasi ini secara internal melalui sistem <em>e-government</em> mereka. </p>
<p>Dengan menyatukan sistem data, pemerintah mengurangi kebutuhan mereka untuk meminta data kepada warga berulang kali. Di negara seperti Swedia, misalnya, warga hanya perlu mendaftarkan keberadaan mereka sekali di kantor pajak (<em>Skatteverket</em>). Data ini akan dibagi di antara lembaga pemerintahan. </p>
<p>Ketika warga perlu mendapatkan akses pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan perpajakan, ia hanya perlu menyebutkan nomor individu mereka (<em>personnummer</em>). Ini berlaku juga untuk tujuan bisnis. </p>
<p>Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Jakarta suatu inisiatif yang bagus untuk menyediakan satu titik untuk mengakses berbagai pelayanan publik (pendaftaran bisnis, dll). </p>
<p>Namun Indonesia masih termasuk yang terburuk dalam kinerja penerapan <em>e-government</em> di wilayah Asia. Indonesia di atas Myanmar, Laos, dan Kamboja, tapi di bawah Cina, India, dan tetangga di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.</p>
<p>Data dari <a href="https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/Data-Center">United Nations Department of Economic and Social Affairs (UNDESA)</a> menunjukkan indeks <em>e-government</em> Indonesia dengan nilai 0,45 menempatkannya di posisi 116 dari 193 negara. </p>
<h2>Menuju ‘e-government’ yang lebih baik</h2>
<p>Di 2014, pemerintah mengeluarkan Rencana Pitalebar Indonesia yang memiliki <a href="https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2014/12/rencana_pitalebar_indonesia_2014-2019.pdf">visi <em>e-government</em> yang lebih baik</a>. Rencana ini bertujuan meningkatkan akses warga ke pendidikan dan kesehatan serta memudahkan usaha dalam kegiatan logistik dan penyediaan barang dan jasa. </p>
<p>Rencana ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan (seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Bank Indonesia). Namun, tak jelas dalam rencana ini institusi mana yang memimpin koordinasi antar lembaga. </p>
<p>Melihat pentingnya strategi <em>e-government</em> yang baik, penting bagi pemerintah untuk menyiapkan sebuah unit khusus untuk mengarahkan strategi dan memastikan semua lembaga yang terlibat melaksanakannya. Apakah unit tersebut sebuah satuan baru setingkat kementerian atau ditempatkan di bawah kementerian yang sudah ada, sangat penting bagi unit ini memiliki mandat yang jelas, kuat, dan diakui.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/83364/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Morten Meyerhoff Nielsen receives funding from European Commission, and government agencies in Denmark, Faro Islands, Sweden, FYROM, Georgia, Oman, Dubai, Netherlands, Estonia, Latvia, Albania. He is affiliated with UNU-EGOV.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Ibrahim Rohman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ekonomi bawah tanah-berbagai aktivitas yang tidak masuk pencatatan negara-menghambat Indonesia mencapai potensi penerimaan pajakIbrahim Rohman, Research fellow, United Nations UniversityMorten Meyerhoff Nielsen, Academic Fellow, United Nations UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.