tag:theconversation.com,2011:/africa/topics/evolusi-44175/articles
Evolusi – The Conversation
2023-12-12T07:23:33Z
tag:theconversation.com,2011:article/214242
2023-12-12T07:23:33Z
2023-12-12T07:23:33Z
Apakah virus sudah ada di Bumi sebelum sel? Seorang ahli mikrobiologi menjelaskan
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/549885/original/file-20230131-26-ml6jvg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C3%2C2305%2C1292&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mungkin kehidupan pertama di Bumi merupakan bagian dari 'dunia RNA'.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/molecule-illustration-royalty-free-illustration/1359392488">Artur Plawgo/Science Photo Library via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apakah sudah ada virus di Bumi ketika sel hidup pertama muncul miliaran tahun yang lalu? - Aayush A., usia 16 tahun, India</strong></p>
</blockquote>
<p>Bagaimana kehidupan di Bumi dimulai telah membingungkan para ilmuwan sejak lama. Dan sampai sekarang pun masih membingungkan.</p>
<p>Fosil memberikan bukti yang sangat penting tentang evolusi tumbuhan dan hewan. Sayangnya, hanya ada <a href="https://ucmp.berkeley.edu/bacteria/bacteriafr.html">sedikit fosil mikroba purba yang tersedia</a>, sehingga para ilmuwan bergantung pada mikroba modern untuk menyusun teori tentang bagaimana kehidupan dimulai. </p>
<p>Saya mempelajari bakteri dan jenis mikroba lain yang disebut <em>archaea</em> dari lingkungan yang panas <a href="https://scholar.google.com/citations?user=pN5i54IAAAAJ&hl=en">selama bertahun-tahun</a> untuk mempelajari bagaimana mereka berevolusi di Bumi purba, tapi saya masih memiliki begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab.</p>
<p>Berdasarkan bukti fosil yang kita miliki, mikroba bersel tunggal muncul di Bumi sebelum kehidupan bersel yang lebih besar seperti tumbuhan dan hewan. Tapi, jenis mikroba apa yang merupakan jenis kehidupan pertama?</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/de1hiS_XjWg?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ventilasi hidrotermal adalah tempat lahirnya kehidupan awal di Bumi.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Mikroba apa saja yang dianggap hidup?</h2>
<p>Mikroba adalah makhluk hidup bersel tunggal yang dikelilingi oleh suatu membran. Mereka mengonsumsi dan mengubah nutrisi menjadi molekul biologis atau energi dan terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop.</p>
<p>Berdasarkan definisi ini, bakteri, <em>archaea</em>, dan eukariota bersel tunggal adalah mikroba. <a href="https://bio.libretexts.org/Courses/University_of_California_Davis/BIS_2A%3A_Introductory_Biology_(Easlon)/Readings/02.2%3A_Bacterial_and_Archaeal_Diversity">Bakteri dan <em>archaea</em></a> adalah makhluk bersel satu yang tidak memiliki struktur internal yang tertutup membran, seperti nukleus untuk menyimpan materi genetiknya. Eukariota bersel tunggal memiliki nukleus dan mungkin memiliki struktur tertutup membran lainnya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Diagram yang membandingkan sel eukariotik dan prokariotik" src="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tidak seperti sel prokariotik, sel eukariotik memiliki struktur yang diselimuti membran seperti nukleus dan mitokondria.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/eukaryotic-vs-prokaryotic-cells-educational-royalty-free-illustration/1201105509">VectorMine/iStock via Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa ilmuwan <a href="https://www.genome.gov/genetics-glossary/Virus">menganggap virus</a> sebagai mikroba yang terbuat dari materi genetik yang terbungkus oleh mantel protein. Mereka tidak dapat bereplikasi sendiri dan membajak mesin sel lain untuk membuat salinan dirinya sendiri. Karena mereka tidak memiliki banyak <a href="https://www.khanacademy.org/test-prep/mcat/cells/viruses/a/are-viruses-dead-or-alive">ciri-ciri sel hidup</a>, mereka <a href="https://microbiologysociety.org/publication/past-issues/what-is-life/article/are-viruses-alive-what-is-life.html">secara teknis tidak hidup</a>.</p>
<h2>Bukti kehidupan awal di Bumi</h2>
<p>Fosil dapat memberikan petunjuk kepada para ilmuwan tentang kapan kehidupan dimulai, tapi fosil paling baik merekam benda-benda keras seperti tulang dan gigi. Mikroba terbuat dari bahan lunak yang tidak memfosil dengan baik. Namun, beberapa hidup bersama dalam kelompok sel yang sangat besar yang dapat mengakumulasi mineral dan meninggalkan fosil yang cukup besar. </p>
<p>Sebagai contoh, <em>cyanobacteria</em> membentuk struktur besar yang disebut <a href="https://theconversation.com/ancient-microbial-life-used-arsenic-to-thrive-in-a-world-without-oxygen-146533">stromatolit</a> di lautan Bumi purba. Para ilmuwan telah menemukan fosil stromatolit yang berasal dari <a href="https://www.sciencedaily.com/releases/2022/11/221107135817.htm">3,48 miliar tahun yang lalu</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Stromatolit di dekat sungai" src="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Stromatolit dapat memberikan informasi tentang kehidupan di Bumi purba.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/stromatolites-found-by-the-ottawa-river-rock-royalty-free-image/1176691303">Jana Kriz/Moment via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ilmuwan lain menemukan apa yang mereka yakini sebagai <a href="https://www.the-scientist.com/news-opinion/microbial-fossils-found-in-3-4-billion-year-old-subseafloor-rock-68975">fosil arkea</a> di dalam bebatuan dari dasar laut yang panas dan berusia 3,4 miliar tahun. Bumi menjadi layak huni sekitar 4 miliar tahun yang lalu, jadi bakteri dan arkea pasti muncul antara 3,5 miliar dan 4 miliar tahun yang lalu.</p>
<p>Melihat reaksi kimia yang dilakukan sel juga dapat memberikan petunjuk. Reaksi yang membentuk molekul biologis dan menghasilkan energi membentuk apa yang disebut metabolisme sel. </p>
<p>Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa beberapa reaksi metabolisme telah terjadi setidaknya <a href="https://newsroom.ucla.edu/releases/life-on-earth-likely-started-at-least-4-1-billion-years-ago-much-earlier-than-scientists-had-thought">4,1 miliar tahun yang lalu</a>. Reaksi-reaksi ini mungkin telah terjadi dengan sendirinya <a href="https://news.ncbs.res.in/research/unravelling-origin-life">sebelum sel berevolusi</a>, mungkin di permukaan <a href="https://doi.org/10.3390/life11080795">tanah liat atau mineral</a>.</p>
<h2>Teori-teori tentang bagaimana kehidupan dimulai di Bumi</h2>
<p>Sel menyalin materi genetik mereka, yang terbuat dari DNA dan RNA, untuk meneruskannya ke generasi baru. Meskipun DNA adalah bentuk materi genetik yang paling banyak digunakan oleh organisme hidup saat ini, beberapa ilmuwan percaya bahwa RNA adalah <a href="https://news.ncbs.res.in/research/unravelling-origin-life">molekul penyimpan informasi pertama</a> di Bumi purba karena RNA dapat membuat salinan dirinya sendiri. </p>
<p>Karena beberapa virus modern menggunakan RNA untuk menyimpan informasi genetik, beberapa ilmuwan percaya bahwa virus dapat <a href="https://doi.org/10.1016/j.biochi.2005.03.015">berevolusi dari RNA yang dapat mereplikasi dirinya sendiri</a>. Kemungkinan ini berarti bahwa virus mungkin telah muncul sebelum bakteri. Namun, karena virus tidak meninggalkan fosil, tidak ada bukti yang tersedia untuk mendukung gagasan ini.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/VYQQD0KNOis?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Hipotesis dunia RNA menyatakan bahwa RNA yang dapat mereplikasi diri berevolusi sebelum DNA atau protein.</span></figcaption>
</figure>
<p>Pada suatu titik, reaksi metabolisme dan proses replikasi harus menyatu di dalam membran untuk membuat bentuk awal sel: pra-sel. Mungkin hal ini terjadi ketika sebuah struktur mirip virus menginfeksi kumpulan reaksi metabolisme yang tertutup di dalam membran. Pra-sel kemudian dapat menduplikasi dirinya sendiri, yang mengarah pada <a href="https://doi.org/10.1098/rstb.2002.1183">evolusi sel hidup pertama</a>. Sel ini akan menjadi seperti bakteri dan archaea saat ini.</p>
<p>Mungkin struktur mirip virus memang terbentuk sebelum sel. Namun, struktur sederhana mirip virus itu mungkin hanya berupa potongan-potongan DNA atau RNA, jadi bisakah mereka benar-benar dianggap sebagai “virus”? </p>
<p>Teori populer lainnya menyatakan bahwa virus berevolusi dari bakteri atau arkea yang mengalami degenerasi yang kehilangan sebagian besar instruksi genetik untuk melakukan metabolisme dan membentuk sel. Ada <a href="http://www.biologyaspoetry.com/textbooks/microbes_and_evolution/symbioses_serial_endosymbiosis.html">banyak contoh</a> degenerasi kecil serupa yang terjadi di dunia bakteri saat ini.</p>
<h2>Mengungkap kehidupan awal</h2>
<p>Permukaan Bumi saat ini sangat berbeda dengan <a href="https://eos.org/science-updates/rethinking-the-search-for-the-origins-of-life">permukaan Bumi 4 miliar tahun yang lalu</a>. Beberapa orang berspekulasi bahwa jauh di bawah permukaan Bumi, di tempat yang terlalu panas untuk kehidupan modern, kondisi awal ini <a href="https://www.chemistryworld.com/features/hydrothermal-vents-and-the-origins-of-life/3007088.article">mungkin masih ada</a>, yang memungkinkan beberapa bentuk kehidupan proto terus ada di tempat yang terlindung dari konsumsi mikroba lain. </p>
<p>Ketika manusia bisa menjelajahi planet atau bulan lain, mungkin kita akan menemukan proses yang mirip dengan proses yang terjadi di Bumi purba. Penemuan semacam ini bisa membantu kita memecahkan teka-teki asal usul kehidupan di Bumi.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/214242/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kenneth Noll sebelumnya menerima dana dari NSF, NASA, DOE, dan Office of Naval Research.
</span></em></p>
Bukti fosil tentang bagaimana kehidupan paling awal di Bumi muncul memang sulit didapat. Namun, para ilmuwan telah menemukan beberapa teori berdasarkan mikroba, virus, dan prion yang ada saat ini.
Kenneth Noll, Professor Emeritus of Microbiology, University of Connecticut
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/216512
2023-11-10T07:23:38Z
2023-11-10T07:23:38Z
Mengapa perilaku homoseksual begitu umum pada mamalia?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/556190/original/file-20231003-21-bhysm1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C121%2C4256%2C2535&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/es/image-photo/two-monkey-friends-on-tree-110270648">Hung Chung Chih / Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Perilaku seksual antara individu dengan jenis kelamin yang sama telah diamati pada lebih dari 1.500 spesies hewan, yang mencakup berbagai kelompok taksonomi. Ini mengejutkan. Spesies-spesies ini berkisar dari invertebrata - seperti serangga, laba-laba, echinodermata, dan nematoda - hingga vertebrata seperti ikan, amfibi, reptilia, burung, dan mamalia. Ini adalah fenomena yang menantang penjelasan konvensional tentang reproduksi dan menimbulkan pertanyaan penting tentang peran dan evolusinya di dunia alami.</p>
<p>Mungkin inilah sebabnya mengapa hal ini menarik perhatian beberapa disiplin ilmu, termasuk zoologi dan biologi evolusioner. Perilaku seksual antara individu dengan jenis kelamin yang sama didefinisikan sebagai perilaku sesaat, yang biasanya dilakukan dengan lawan jenis, tapi diarahkan pada individu dengan jenis kelamin yang sama. Meskipun tidak secara langsung berkontribusi pada reproduksi, jenis perilaku seksual ini merupakan sebuah misteri dari perspektif evolusi.</p>
<p>Kelompok peneliti kami telah mengeksplorasi evolusi perilaku seksual sesama jenis pada mamalia dalam sebuah studi yang baru saja diterbitkan <a href="https://doi.org/10.1038/s41467-023-41290-x">dalam jurnal <em>Nature Communications</em></a>.</p>
<p>Perilaku seksual sesama jenis tampaknya menjadi tren umum pada mamalia. Sejauh ini, perilaku ini telah tercatat pada sekitar 5% spesies dan 50% famili, dan dipraktikkan dengan prevalensi yang sama oleh jantan dan betina. </p>
<p>Menurut data yang tersedia, perilaku ini tidak terdistribusi secara acak di antara garis keturunan mamalia, tapi cenderung lebih banyak ditemukan pada beberapa kelompok, terutama primata. Perilaku ini telah diamati pada setidaknya 51 spesies, mulai dari lemur hingga kera. </p>
<p>Pada beberapa spesies, perilaku ini jarang terjadi dan hanya muncul pada kondisi yang sangat spesifik. Namun, pada 40% spesies, perilaku homoseksual merupakan aktivitas yang moderat atau bahkan sering terjadi selama musim kawin. </p>
<p>Temuan ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang biologi dan evolusi seksualitas di dunia hewan.</p>
<h2>Sebuah cara untuk memperkuat hubungan sosial</h2>
<p>Penelitian kami telah membuat penemuan yang menarik dengan mengungkap hubungan yang signifikan antara perilaku seksual sesama jenis pada mamalia dan pola perilaku sosial mereka. </p>
<p>Analisis kami menemukan bahwa spesies yang menunjukkan perilaku sosial yang lebih berkembang baik pada jantan maupun betina lebih cenderung menunjukkan interaksi seksual sesama jenis. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa perilaku seksual ini secara evolusioner disukai sebagai cara untuk membangun, mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial yang dapat meningkatkan ikatan dan aliansi antara anggota kelompok yang sama.</p>
<p>Analisis komparatif filogenetik ini juga menemukan hubungan antara perilaku seksual ini dan kekerasan interseksual - antara individu dengan jenis kelamin yang sama - tetapi hanya dalam kasus jantan. Spesies yang jantannya lebih kejam lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku seksual ini pada suatu saat dalam hidupnya.</p>
<p>Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku seksual sesama jenis yang ditunjukkan oleh mamalia non-manusia merupakan adaptasi yang memainkan peran penting dalam pemeliharaan hubungan sosial pada kedua jenis kelamin dan mitigasi konflik, terutama di antara jantan.</p>
<h2>Hati-hati dalam menerapkan kesimpulan ini pada manusia</h2>
<p>Bagaimanapun, kami menekankan perlunya kehati-hatian, karena asosiasi ini bisa jadi disebabkan oleh faktor lain. Selain itu, hasil penelitian ini tidak mengesampingkan hipotesis lain tentang evolusi perilaku seksual sesama jenis, yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. </p>
<p>Penting juga untuk dicatat bahwa hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan evolusi orientasi seksual pada manusia. Hal ini karena penelitian ini berfokus pada perilaku seksual antara individu sesama jenis yang didefinisikan sebagai pacaran jangka pendek atau interaksi kawin, dan bukan sebagai preferensi seksual yang lebih permanen. </p>
<p>Terakhir, kita harus mencatat bahwa perilaku seksual hanya dipelajari secara rinci pada sebagian kecil spesies mamalia. Hal ini menyiratkan bahwa pemahaman kita tentang evolusi perilaku seksual sesama jenis pada mamalia dapat berubah seiring dengan semakin banyaknya spesies yang diteliti di masa depan.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Spanyol</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/216512/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Perilaku homoseksual sangat umum terjadi di alam, terutama pada mamalia dan, khususnya, pada primata. Analisis filogenetik mencoba untuk menjelaskan asal-usul dan fungsi dari fenomena ini.
José María Gómez Reyes, Chair professor, Estación Experimental de Zonas Áridas (EEZA - CSIC)
Adela González Megías, Universidad de Granada
Miguel Verdú, Universitat de València
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/212779
2023-10-13T06:54:53Z
2023-10-13T06:54:53Z
Kapan kita menjadi manusia seutuhnya? Apa yang dikatakan fosil dan DNA tentang evolusi kecerdasan modern
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/546109/original/file-20200908-18-1d4s7mt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Cave_painting#/media/File:SantaCruz-CuevaManos-P2210651b.jpg">Mariano/Wikipedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Kapan makhluk seperti kita pertama kali muncul di planet ini? Ternyata hanya ada sedikit sekali kesepakatan mengenai pertanyaan ini. </p>
<p>Fosil dan DNA menunjukkan bahwa manusia yang mirip dengan kita, yang secara anatomis adalah <em>Homo sapiens</em>, berevolusi sekitar <a href="https://science.sciencemag.org/content/358/6363/652.abstract">300.000 tahun yang lalu</a>. Anehnya, arkeologi - peralatan, artefak, seni gua - menunjukkan bahwa teknologi dan budaya yang kompleks, “modernitas perilaku”, berevolusi lebih baru: 50.000-65.000 tahun yang lalu. </p>
<p>Beberapa <a href="https://www.amazon.com/gp/product/0060845503/ref=dbs_a_def_rwt_bibl_vppi_i24">ilmuwan</a> menafsirkan hal ini menunjukkan bahwa <em>Homo sapiens</em> yang paling awal tidak sepenuhnya modern. Namun, data yang berbeda melacak hal yang berbeda. Tengkorak dan gen memberi tahu kita tentang otak, artefak tentang budaya. Otak kita mungkin telah menjadi modern sebelum budaya kita.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Diagram pohon yang menunjukkan evolusi manusia." src="https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=543&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=543&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=543&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=682&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=682&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/356815/original/file-20200907-16-u10ts4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=682&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tonggak-tonggak fisik dan budaya utama dalam evolusi manusia modern, termasuk perbedaan genetik kelompok etnis.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Nick Longrich</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>“Lompatan besar”</h2>
<p>Selama 200.000-300.000 tahun setelah <em>Homo sapiens</em> pertama kali muncul, peralatan dan artefak masih sangat sederhana, tidak lebih baik dari teknologi Neanderthal, dan lebih sederhana dari teknologi pemburu-pengumpul modern seperti penduduk asli Amerika. </p>
<p>Mulai sekitar 65.000 hingga 50.000 tahun yang lalu, teknologi yang lebih maju mulai muncul: <a href="http://www.paleoanthro.org/media/journal/content/PA20100100.pdf">senjata proyektil yang kompleks</a> seperti <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/antiquity/article/indications-of-bow-and-stonetipped-arrow-use-64-000-years-ago-in-kwazulunatal-south-africa/89AF638BE5E64CEAC63363EFDD4D5E8F">busur</a> dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S030544030500230X">pelempar tombak</a>, <a href="https://www.pnas.org/content/113/40/11184.short">kail</a>, <a href="https://science.sciencemag.org/content/246/4933/1002">keramik</a>, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305440307002142?via%3Dihub">jarum jahit</a>.</p>
<p>Orang-orang membuat seni representasional - <a href="https://archeologie.culture.fr/chauvet/en/close-cave-painting">lukisan gua kuda</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Venus_figurines">dewi gading</a>, <a href="https://blog.britishmuseum.org/the-lion-man-an-ice-age-masterpiece/">patung berkepala singa</a>, yang menunjukkan bakat artistik dan imajinasi. Sebuah <a href="https://www.nature.com/articles/nature08169?free=2?message=remove&free=2">seruling tulang burung</a> mengisyaratkan musik. Sementara itu, kedatangan manusia <a href="https://www.nature.com/articles/nature22968">di Australia 65.000 tahun yang lalu </a>menunjukkan bahwa kita telah menguasai pelayaran.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=477&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=477&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=477&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=599&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=599&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/357019/original/file-20200908-14-1kysvfn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=599&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Venus dari Brassempouy, 25.000 tahun lalu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikipedia</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perkembangan teknologi yang tiba-tiba ini disebut sebagai “<a href="https://www.amazon.com/gp/product/0060845503/ref=dbs_a_def_rwt_bibl_vppi_i24">lompatan besar ke depan</a>”, yang seharusnya mencerminkan <a href="https://www.theguardian.com/education/2003/jul/03/research.highereducation1">evolusi otak manusia yang sepenuhnya modern</a>. Namun, fosil dan DNA menunjukkan bahwa kecerdasan manusia telah menjadi modern jauh lebih awal.</p>
<h2>Modernitas anatomis</h2>
<p>Tulang-belulang <em>Homo sapiens</em> primitif pertama kali muncul <a href="https://www.nature.com/articles/nature22336">300.000 tahun yang lalu</a> di Afrika, dengan otak <a href="https://www.jstage.jst.go.jp/article/ase/advpub/0/advpub_120927/_pdf/-char/en">sebesar atau lebih besar dari otak kita</a>. Mereka diikuti oleh <em>Homo sapiens</em> yang secara anatomis modern setidaknya <a href="https://www.nature.com/articles/nature03258">200.000 tahun yang lalu</a>, dan bentuk otak pada dasarnya menjadi <a href="https://advances.sciencemag.org/content/4/1/eaao5961">modern</a> setidaknya 100.000 tahun yang lalu. Pada titik ini, manusia memiliki tempurung kepala yang ukuran dan bentuknya mirip dengan kita. </p>
<p>Dengan asumsi bahwa otak sama modernnya dengan kotak yang menampungnya, nenek moyang kita di Afrika secara teoritis dapat menemukan relativitas, membangun teleskop luar angkasa, menulis novel, dan menciptakan lagu-lagu cinta. Tulang belulang mereka menunjukkan bahwa mereka sama seperti kita.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=362&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=362&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/350706/original/file-20200802-17-hw80j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=362&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tengkorak 300.000 tahun lalu, Maroko.</span>
<span class="attribution"><span class="source">NHM</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena catatan fosil sangat tidak merata, fosil hanya memberikan tanggal yang minim. <a href="https://science.sciencemag.org/content/358/6363/652.abstract">DNA manusia bahkan menunjukkan asal-usul modernitas yang lebih awal</a>. Dengan membandingkan perbedaan genetik antara DNA manusia modern dan orang Afrika kuno, diperkirakan nenek moyang kita hidup 260.000 hingga 350.000 tahun yang lalu. Semua manusia yang hidup adalah keturunan dari orang-orang tersebut, yang menunjukkan bahwa kita mewarisi kesamaan mendasar dari spesies kita, yaitu kemanusiaan, dari mereka.</p>
<p>Semua keturunan mereka - Bantu, Berber, Aztec, Aborigin, Tamil, San, Han, Maori, Inuit, Irlandia - memiliki perilaku khas yang tidak dimiliki oleh kera besar lainnya. Semua budaya manusia membentuk ikatan pasangan jangka panjang antara laki-laki dan perempuan untuk merawat anak. Kita bernyanyi dan menari. Kita membuat karya seni. Kita menyemir rambut, menghiasi tubuh dengan ornamen, tato, dan riasan. </p>
<p>Kita membuat tempat berlindung. Kita menggunakan api dan alat-alat yang rumit. Kita membentuk kelompok sosial yang besar dan multigenerasi dengan puluhan hingga ribuan orang. Kita bekerja sama untuk berperang dan saling membantu. Kita mengajar, bercerita, berdagang. Kita memiliki moral, hukum. Kita merenungkan bintang-bintang, tempat kita di alam semesta, makna hidup, apa yang terjadi setelah kematian. </p>
<p>Detail dari peralatan, mode, keluarga, moral, dan mitologi kita berbeda-beda dari satu suku ke suku lainnya dan dari satu budaya ke budaya lainnya, tapi semua manusia yang hidup menunjukkan perilaku-perilaku ini. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku-perilaku ini - atau setidaknya, kapasitas untuk melakukannya - adalah bawaan. Perilaku bersama ini menyatukan semua orang. Perilaku-perilaku ini adalah kondisi manusia, apa artinya menjadi manusia, dan perilaku-perilaku ini merupakan hasil dari keturunan bersama. </p>
<p>Kita mewarisi kemanusiaan kita dari orang-orang di Afrika bagian selatan 300.000 tahun yang lalu. Alternatifnya - bahwa semua orang, di mana pun secara kebetulan menjadi manusia seutuhnya dengan cara yang sama pada waktu yang sama, mulai 65.000 tahun yang lalu - bukan tidak mungkin, tetapi satu asal usul lebih mungkin.</p>
<h2>Efek jaringan</h2>
<p>Arkeologi dan biologi mungkin terlihat tidak sejalan, tetapi sebenarnya keduanya menceritakan bagian yang berbeda dari kisah manusia. Tulang dan DNA memberi tahu kita tentang evolusi otak, perangkat keras kita. Alat-alat mencerminkan kemampuan otak, tetapi juga budaya, perangkat keras dan perangkat lunak kita. </p>
<p>Sama seperti halnya kita bisa meng-<em>upgrade</em> sistem operasi komputer lama kita, budaya bisa berevolusi meskipun kecerdasan tidak. Manusia pada zaman dahulu tidak memiliki ponsel pintar dan penerbangan luar angkasa, tapi kita tahu dari mempelajari para filsuf seperti Buddha dan Aristoteles bahwa mereka sama pintarnya. Otak kita tidak berubah, yang berubah adalah budaya kita. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=534&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=534&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=534&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=671&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=671&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/350707/original/file-20200802-15-1vceq19.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=671&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Teknologi Zaman Batu Pertengahan.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal itu menciptakan sebuah teka-teki. Jika para pemburu-pengumpul di zaman Pleistosen sepandai kita, mengapa budaya mereka tetap begitu primitif untuk waktu yang lama? Mengapa kita membutuhkan ratusan ribu tahun untuk menciptakan busur, jarum jahit, perahu? Dan apa yang berubah? Mungkin beberapa hal.</p>
<p>Pertama, <a href="https://www.nature.com/articles/nature19471">kita melakukan perjalanan keluar dari Afrika</a>, menempati lebih banyak wilayah di planet ini. Kemudian ada lebih banyak manusia yang bisa diciptakan, meningkatkan peluang prasejarah Steve Jobs atau Leonardo da Vinci. Kita juga menghadapi lingkungan baru di Timur Tengah, Kutub Utara, India, Indonesia, dengan iklim, makanan, dan bahaya yang unik, termasuk <a href="https://theconversation.com/were-other-humans-the-first-victims-of-the-sixth-mass-extinction-126638">spesies manusia lainnya</a>. Kelangsungan hidup menuntut inovasi.</p>
<p>Banyak dari daerah-daerah baru ini yang jauh lebih layak huni daripada Kalahari atau Kongo. Iklimnya lebih sejuk, tetapi <em>Homo sapiens</em> juga <a href="https://www.amazon.co.uk/Plagues-People-William-McNeill/dp/0385121229">meninggalkan penyakit dan parasit Afrika</a>. Hal ini membuat suku-suku tumbuh lebih besar, dan suku-suku yang lebih besar berarti lebih banyak kepala yang berinovasi dan mengingat ide, lebih banyak tenaga kerja, dan <a href="https://www.gutenberg.org/files/3300/3300-h/3300-h.htm">kemampuan yang lebih baik untuk berspesialisasi</a>. Populasi mendorong inovasi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/350709/original/file-20200802-14-11p7e8x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Beijing dari luar angkasa.</span>
<span class="attribution"><span class="source">NASA</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal ini memicu siklus umpan balik. Ketika teknologi baru muncul dan menyebar - senjata, pakaian, tempat tinggal yang lebih baik - jumlah manusia dapat meningkat lebih jauh, mempercepat evolusi budaya lagi. </p>
<p>Jumlah banyak manusia mendorong budaya, budaya meningkatkan jumlah, mempercepat evolusi budaya, dan seterusnya, yang pada akhirnya mendorong populasi manusia untuk melampaui ekosistem mereka, menghancurkan megafauna dan <a href="https://theconversation.com/how-the-extinction-of-ice-age-mammals-may-have-forced-us-to-invent-civilisation-128799">memaksa evolusi pertanian</a>. Akhirnya, pertanian menyebabkan peningkatan populasi yang eksplosif, yang berpuncak pada peradaban jutaan orang. Sekarang, evolusi budaya melesat dengan sangat cepat.</p>
<p>Artefak mencerminkan budaya, dan kompleksitas budaya adalah properti yang muncul. Artinya, bukan hanya kecerdasan tingkat individu yang membuat budaya menjadi canggih, tetapi juga interaksi antarindividu dalam kelompok, dan antarkelompok. Seperti <a href="https://www.bbvaopenmind.com/en/technology/innovation/the-top-10-supercomputers-the-new-scientific-giants/#:%7E:text=The%20world's%20most%20powerful%20supercomputer%20today%20is%20Summit%2C%20built%20by,to%20its%202.41%20million%20cores.">jaringan jutaan prosesor</a> untuk membuat superkomputer, kita meningkatkan kompleksitas budaya dengan meningkatkan jumlah orang dan hubungan di antara mereka.</p>
<p>Jadi, masyarakat dan dunia kita berevolusi dengan cepat dalam 300.000 tahun terakhir, sementara otak kita berevolusi dengan lambat. Kita mengembangkan jumlah kita menjadi <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/World_population">hampir 8 miliar</a>, menyebar ke seluruh dunia, membentuk kembali planet ini. Kita melakukannya bukan dengan mengadaptasi otak kita, melainkan dengan mengubah budaya kita. Dan sebagian besar perbedaan antara masyarakat pemburu-pengumpul kuno dan masyarakat modern hanya mencerminkan fakta bahwa ada lebih banyak dari kita dan lebih banyak koneksi di antara kita.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212779/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nicholas R. Longrich tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Artefak menunjukkan adanya ‘lompatan besar’, sebuah evolusi terbaru dari kecerdasan modern. Fosil dan DNA menyatakan bahwa itu adalah ilusi.
Nicholas R. Longrich, Senior Lecturer in Paleontology and Evolutionary Biology, Life Sciences at the University of Bath, University of Bath
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/210869
2023-08-16T07:54:01Z
2023-08-16T07:54:01Z
Mengapa manusia berevolusi dengan penis yang besar tapi testisnya kecil?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/540547/original/file-20230801-25-16awue.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">POJ THEVEENUGUL / shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Manusia memiliki penis yang jauh lebih panjang dan lebih lebar daripada kera besar lainnya. Bahkan gorila terbesar sekalipun, yang beratnya dua kali lipat manusia, memiliki penis hanya sepanjang 2,5 inci (6,35 cm) saat ereksi.</p>
<p>Namun, testis kita lumayan kecil. Testis simpanse memiliki berat lebih dari sepertiga berat otaknya, sementara testis kita kurang dari 3%. Ukuran relatif penis dan testis kita tergantung pada strategi perkawinan kita, dan dapat memberikan beberapa wawasan mengejutkan ke dalam budaya manusia purba.</p>
<p>Primata menunjukkan berbagai macam perilaku kawin, termasuk monogami, poligini - jantan memiliki banyak pasangan - dan multijantan-multibetina. Salah satu indikator perilaku mana yang terjadi pada suatu spesies adalah perbedaan ukuran antara jantan dan betina. Semakin besar <a href="http://www.mnn.com/earth-matters/animals/blogs/9-most-dramatic-examples-sexual-dimorphism">dimorfisme (ciri perbedaan jenis kelamin) seksual ini</a>, semakin besar kemungkinan perkawinannya adalah poligini atau multi jantan dan multi betina. Hal ini dapat ditunjukkan dengan mengamati simpanse dan gorila, kerabat terdekat kita yang masih hidup. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/154053/original/image-20170124-16070-v8lwj1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Organ seksual kera besar, dibandingkan dengan ukurannya (bonobo berdada rata hingga hamil).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://global.oup.com/academic/product/the-cradle-of-humanity-9780198704522?cc=gb&lang=en&">Mark Maslin, The Cradle of Humanity</a>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Simpanse jantan jauh lebih besar daripada betina, dan mereka memiliki sistem perkawinan multi-jantan dan multi-perempuan. Pada dasarnya, simpanse jantan melakukan hubungan seks setiap saat dengan betina mana pun dan dengan alasan apa pun. Oleh karena itu, seekor betina dapat mengandung sperma dari beberapa pasangan pada satu waktu, yang membuat sperma itu sendiri - dan bukan hanya hewan yang memproduksinya - berkompetisi secara langsung. Karena alasan ini, simpanse telah berevolusi dengan testis yang besar untuk menghasilkan sperma dalam jumlah besar, beberapa kali sehari.</p>
<p>Gorila jantan juga jauh lebih besar daripada betina, tapi mereka memiliki sistem perkawinan poligini atau harem, yakni banyak betina hidup dengan satu jantan. Dengan sedikit atau bahkan tidak ada persaingan di dalam rahim, gorila tidak memerlukan perlombaan testis untuk memfasilitasi produksi lebih banyak sperma. Oleh karena itu, testis mereka relatif kecil. Hal ini mirip dengan manusia modern, yang testisnya juga berukuran sangat kecil dan memproduksi sperma dalam jumlah yang relatif sedikit. Bahkan jumlah sperma manusia berkurang lebih dari 80% jika laki-laki berejakulasi lebih dari dua kali sehari.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/154065/original/image-20170124-16066-5krmk7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Simpanse memiliki testis yang sangat besar untuk ukuran mereka.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Steffen Foerster / shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penis manusia berukuran besar jika dibandingkan dengan milik kerabat terdekat kita: simpanse, gorila, dan orang utan. Namun, ahli primata <a href="https://www.researchgate.net/profile/Alan_Dixson">Alan Dixson</a> dalam bukunya yang sangat rinci, <a href="https://global.oup.com/academic/product/primate-sexuality-9780199544646?cc=gb&lang=en&"><em>Primate Sexuality</em></a>, menyatakan bahwa jika kita melihat semua primata, termasuk monyet, hal tersebut hanyalah angan-angan belaka. </p>
<p>Pengukuran komparatif menunjukkan bahwa penis manusia tidak terlalu panjang. Babon Hamadryas, misalnya, yang berasal dari Tanduk Afrika, memiliki penis ereksi dengan panjang <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Da8KDkaRk8c&feature=youtu.be&t=3m40s">5,5 inci (hampir 14 cm)</a> - sedikit lebih pendek dari rata-rata penis manusia jantan, tapi beratnya hanya sepertiga dari berat kita. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=659&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=659&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=659&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=828&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=828&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/154055/original/image-20170124-16083-ai2ide.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=828&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa penis kompleks yang ditemukan pada primata yang kawin dengan banyak jantan dan banyak betina, seperti simpanse (h), lemur coklat (a) atau kera (d, e, f).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://global.oup.com/academic/product/primate-sexuality-9780199676613?cc=gb&lang=en&">Alan F. Dixson, Primate Sexuality</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penis manusia sebenarnya sangat tumpul - tidak memiliki benjolan, tonjolan, flensa (pinggiran luar yang menonjol seperti pipa gas), kekusutan, atau fitur menarik lainnya yang dimiliki oleh primata lain. Pada primata, kurangnya kerumitan penis ini biasanya ditemukan <a href="https://global.oup.com/academic/product/primate-sexuality-9780199544646?cc=gb&lang=en&">pada spesies monogami</a>.</p>
<h2>Misteri monogami</h2>
<p>Pengamatan ini berbenturan dengan fakta bahwa laki-laki secara signifikan lebih besar daripada perempuan. Hal ini menunjukkan latar belakang evolusi kita melibatkan perkawinan poligini yang signifikan, bukan hanya monogami. Hal ini didukung oleh data antropologi yang menunjukkan bahwa sebagian besar populasi manusia modern terlibat dalam pernikahan poligini. Antropolog Clellan Ford dan Frank Beach dalam buku mereka yang berjudul <em><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Patterns_of_Sexual_Behavior">Patterns of Sexual Behaviour</a></em> menyatakan bahwa 84% dari 185 budaya manusia yang mereka data terlibat dalam poligini.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=866&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=866&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=866&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1088&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1088&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/154056/original/image-20170124-16089-12sce5o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1088&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Primata dengan penis yang lebih sederhana cenderung monogami seperti tamarind (a) atau poligini seperti gorila (g).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://global.oup.com/academic/product/primate-sexuality-9780199676613?cc=gb&lang=en&">Alan F. Dixson, Primate Sexuality</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meski demikian, bahkan dalam masyarakat seperti ini, kebanyakan orang tetap monogami. Pernikahan poligini biasanya merupakan hak istimewa yang hanya diperuntukkan bagi laki-laki berstatus tinggi atau kaya. Perlu dicatat bahwa masyarakat pemburu-pengumpul di seluruh dunia hanya mempraktikkan monogami atau monogami serial yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita mungkin telah menggunakan sistem perkawinan ini.</p>
<p>Namun, sekilas, tampaknya masuk akal bagi pejantan untuk bereproduksi dengan sebanyak mungkin betina. Monogami pada manusia telah lama membingungkan para antropolog, dan banyak upaya telah dilakukan untuk mencari tahu apa yang membuat jantan tetap bertahan.</p>
<p>Tiga teori utama telah diajukan. Pertama, kebutuhan akan pengasuhan dan pengajaran dari orang tua dalam jangka panjang, karena anak-anak kita membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi dewasa. Kedua, para pejantan perlu menjaga betinanya dari pejantan lain. Ketiga, anak-anak kita rentan untuk waktu yang lama dan pembunuhan bayi bisa menjadi risiko dari pejantan lain. Jadi, untuk memastikan bahwa anak-anak dapat mencapai kedewasaan, pejantan cenderung tetap tinggal untuk melindungi mereka, baik secara sosial maupun fisik. Ini mungkin alasan mengapa jantan mempertahankan ukuran relatif mereka yang lebih besar.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/154134/original/image-20170124-16074-893a23.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Babon Hamadryas memiliki penis yang sangat panjang.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Hamadryas_baboon.jpg">المُصوّر: مُعتز توفيق إغباريّة</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jika kita melihat evolusi sistem perkawinan monogami pada manusia melalui lensa masyarakat manusia, jelas bahwa dibutuhkan upaya sosial yang sangat besar untuk mempertahankan dan melindungi lebih dari satu pasangan pada satu waktu. Hanya ketika pejantan memiliki akses ke sumber daya dan kekuatan tambahan, mereka dapat melindungi beberapa betina, biasanya dengan memastikan pejantan lain melindungi mereka. Jadi, monogami tampaknya merupakan adaptasi untuk melindungi pasangan dan anak-anaknya dari pejantan lain. Monogami ini diperkuat oleh tingginya biaya sosial dan stres yang ditimbulkan jika mencoba melakukan hal ini untuk beberapa pasangan, dan telah didukung oleh norma-norma budaya.</p>
<p>Jadi, ketika hidup dalam masyarakat manusia yang kompleks, organ seksual terbesar dan terpenting adalah otak. Di suatu tempat pada masa lalu evolusi kita, seberapa cerdas dan sosial kita menjadi kontrol utama pada akses kita ke pasangan seksual - bukan seberapa besar atau mewahnya penis laki-laki.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/210869/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mark Maslin adalah seorang Profesor di University College London, anggota Royal Society Industrial Fellow, Direktur Pendiri Rezatec Ltd, Direktur Kemitraan Pelatihan Doktoral NERC London, dan anggota Komite Penasihat Festival Sains Cheltenham. Beliau adalah anggota Dewan CSR Sopra-Steria yang tidak dibayar. Dia telah menerima dana di masa lalu dari NERC, EPSRC, ESRC, Royal Society, DIFD, DECC, BIS, FCO, Innovate UK, Carbon Trust, Badan Antariksa Inggris, Badan Antariksa Eropa, Leverhulme Trust, WWF, JLT Re, Channel 4, RICS, British Council, dan CAFOD.</span></em></p>
Kita memiliki penis primata monogami, namun ukuran tubuh kita menunjukkan bahwa nenek moyang kita sering berganti pasangan.
Mark Maslin, Professor of Earth System Science, UCL
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/207983
2023-06-29T03:45:19Z
2023-06-29T03:45:19Z
Bagaimana burung bertahan hidup sedangkan dinosaurus punah? Ahli menjawabnya
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/532477/original/file-20230617-19-y1ry1w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Bukan kemampuan terbang yang memberikan keuntungan bagi burung.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/miragaia-dinosaur-bellows-in-protest-as-royalty-free-illustration/495835013">Corey Ford/Stocktrek Images via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Jika dinosaurus mati, bagaimana bisa masih ada burung? Caiden S., usia 9 tahun, Wylie, Texas, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Semua orang tahu apa itu burung - dan hampir semua orang tahu apa itu dinosaurus. Tetapi tidak semua orang menyadari bahwa <a href="https://doi.org/10.1371/journal.pone.0039056">burung berevolusi dari dinosaurus</a> sekitar 160 juta tahun yang lalu. </p>
<p>Faktanya, burung dan dinosaurus hidup bersama selama sekitar 100 juta tahun. Burung merupakan keturunan dari kelompok dinosaurus tertentu yang disebut dromaeosaurus, atau “kadal berlari”, yang merupakan keluarga theropoda berbulu atau dinosaurus <em>beast foot</em> yang mencakup velociraptor. </p>
<p>Namun, ketika sebuah <a href="https://doi.org/10.1126/science.1177265">asteroid menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu</a> di lepas pantai wilayah yang sekarang dikenal sebagai Meksiko, <a href="https://theconversation.com/scientists-have-found-dust-from-the-asteroid-that-wiped-out-the-dinosaurs-inside-the-crater-it-left-156232">dinosaurus punah</a>- namun beberapa burung masih ada. Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa bisa demikian? </p>
<p>Dengan bertindak seperti detektif, para ilmuwan spesialis evolusi burung mencoba mencari tahu mengapa burung tidak ikut punah. Mereka mengumpulkan petunjuk-petunjuk seperti fosil dan bukti-bukti lain tentang kehidupan di Bumi di masa lalu. Untuk saat ini, para ilmuwan memiliki gagasan tentang mengapa burung bisa bertahan hidup, tapi belum ada jawaban pasti.</p>
<h2>Keuntungan menjadi burung yang tidak bergigi</h2>
<p><a href="https://www.allaboutbirds.org/news/do-birds-have-teeth/">Burung-burung masa kini tidak memiliki gigi</a>. Sebagai gantinya, mereka memiliki paruh yang memiliki berbagai bentuk dan ukuran untuk makan dan minum. Namun beberapa <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.cub.2016.03.039">burung yang hidup di zaman dinosaurus sebenarnya memiliki gigi</a>. Yang lainnya tidak. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="burung primitif" src="https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=515&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=515&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=515&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=647&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=647&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/503346/original/file-20230105-24-d58wgt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=647&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"><em>Ichthyornis dispar</em> adalah burung laut primitif bergigi yang hidup pada akhir Periode Kapur - dari 100 juta sampai 66 juta tahun yang lalu - di Amerika Utara.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Courtesy of Michael Hanson and Bhart-Anjan S. Bhullar.</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Setelah asteroid menghantam Bumi dahulu kala, semua burung bergigi punah. Namun, banyak burung yang tidak bergigi tetap hidup. Beberapa ilmuwan menduga bahwa <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.cub.2016.03.039">dengan tidak memiliki gigi adalah penyebab burung-burung ini bisa bertahan hidup</a>. </p>
<p>Fosil burung-burung yang tidak bergigi pada masa purba menunjukkan <a href="https://doi.org/10.1073/pnas.1011924108">bahwa mereka bisa makan lebih banyak makanan nabati</a> - terutama kacang-kacangan, buah-buahan dan biji-bijian. Ini berarti mereka tidak terlalu bergantung pada makanan hewan lain dibandingkan burung-burung bergigi. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa perbedaan pola makan ini menjadi keuntungan besar setelah hantaman asteroid.</p>
<p>Ketika asteroid menghantam Bumi, asteroid tersebut langsung <a href="https://theconversation.com/curious-kids-what-effect-did-the-asteroid-that-wiped-out-the-dinosaurs-have-on-plants-and-trees-132386">menyebabkan tsunami dan gempa bumi yang sangat besar</a>. Denyut panas yang sangat besar akibat hantaman tersebut menyebabkan kebakaran hutan yang sangat besar di dekat lokasi hantaman asteroid. Pada bulan-bulan berikutnya, sejumlah besar debu memenuhi lapisan udara yang mengelilingi Bumi. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga <a href="https://teachingkidsnews.com/2014/09/21/4-scientists-explain-asteroid-impact-led-dinosaur-extinction/">cahaya yang tersedia bagi tanaman untuk tumbuh menjadi lebih sedikit</a>. </p>
<p>Bagi hewan yang memakan tumbuhan, jumlah makanannya jauh lebih sedikit. Banyak yang punah yang berarti masalah bagi hewan yang memakannya. </p>
<p>Karena begitu banyak spesies hewan yang mati - dan tanaman berjuang untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup - makanan akan sulit ditemukan jika kamu adalah seekor burung. Namun, jika kamu bisa mematuk tanah dan menemukan biji-bijian atau kacang-kacangan yang terkubur untuk dimakan, hal itu mungkin akan membuat perbedaan besar dalam <a href="https://doi.org/10.1073/pnas.1011924108">kemampuan kamu untuk bertahan hidup sebagai spesies</a>.</p>
<h2>Bagaimana ilmu pengetahuan bekerja</h2>
<p>Tentu saja, ada kemungkinan faktor lain yang menyebabkan burung-burung yang tidak bergigi bisa bertahan hidup sementara sepupunya yang bergigi binasa - diantaranya adalah faktor keberuntungan. </p>
<p>Untuk saat ini, ini adalah sebuah misteri tanpa jawaban yang pasti. Begitulah cara kerja sains. Para ilmuwan merumuskan ide atau hipotesis dengan menggunakan pengetahuan dan informasi yang ada. Kemudian mereka menguji ide-ide mereka - baik dengan melakukan eksperimen atau dengan mengumpulkan lebih banyak bukti. Informasi ini bisa mendukung atau menyangkal gagasan mereka.</p>
<p>Jadi, para ilmuwan yang mempelajari evolusi burung siap untuk merevisi cerita tentang bagaimana burung bisa berkembang biak dan dinosaurus tidak karena mereka mengumpulkan lebih banyak informasi dari batu, fosil, dan <a href="https://theconversation.com/is-it-possible-to-recreate-dinosaurs-from-their-dna-164060">DNA purba</a>.</p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Univerisitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/207983/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Chris Lituma tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Burung dan dinosaurus hidup bersama selama jutaan tahun, tapi hanya burung yang tidak bergigi yang selamat dari hantaman asteroid yang menjungkirbalikkan kehidupan di Bumi.
Chris Lituma, Assistant Professor of Wildlife and Fisheries Resources, West Virginia University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/205664
2023-05-16T06:01:35Z
2023-05-16T06:01:35Z
Bagaimana taring ular berevolusi? Para peneliti telah temukan jawabannya
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/526170/original/file-20230515-23-krcr2g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Beberapa ular memiliki taring yang keras dan tumpul untuk memecahkan kepiting. Ada pula taring ular yang tajam untuk mencengkeram tikus. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://images.theconversation.com/files/399366/original/file-20210507-23-7ectsj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=668">Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Hanya sedikit objek di alam yang dapat menimbulkan rasa takut dan ketertarikan yang lebih besar daripada taring ular berbisa. </p>
<p>Gigi seperti jarum ini digunakan oleh ular untuk menusuk mangsanya dan menyuntikkan bisa yang mematikan. Dengan lebih dari 3.000 spesies ular yang menghuni dunia ini, kami bertanya-tanya: apakah semua taring mereka sama? Atau apakah taring mereka memiliki bentuk yang berbeda tergantung pada apa yang mereka makan, seperti yang kita temukan pada kelompok hewan lainnya? </p>
<p>Untuk menemukan jawabannya, kami meneliti bentuk tiga dimensi taring ular pada 81 spesies dan menemukan bahwa taring memang berevolusi sesuai dengan mangsa yang disukai ular, mulai dari kepiting bercangkang keras hingga mamalia berbulu. Hasil penelitian kami diterbitkan dalam jurnal <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/evo.14239"><em>Evolution</em></a>. </p>
<h2>Perbedaan taring di berbagai famili ular</h2>
<p>Ular berbisa dapat ditemukan di seluruh dunia dan dikelompokkan ke dalam lima famili besar: <em>viper</em>, <em>atractaspidid</em>, <em>elapid</em>, <em>colubrid</em>, dan <em>homalopsid</em>. Sepanjang evolusi, masing-masing keluarga ini secara mandiri “merancang” taring dan sistem pengiriman bisa mereka yang menyebabkan sedikit perbedaan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="taring di berbagai famili ular" src="https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397640/original/file-20210428-19-jvnlor.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambaran umum tengkorak dari lima keluarga ular berbisa. Perhatikan perbedaan posisi taring di dalam mulut, perbedaan ukuran dan ukuran tulang rahang atas tempat taring melekat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Silke Cleuren</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><em>Viper</em> dan <em>atractaspidid</em> memiliki taring berbentuk tabung panjang yang membalik ketika menyerang,_ Elapid_ memiliki taring berbentuk tabung pendek yang melekat pada rahang, <em>colubrid</em> serta _homalopsid _ memiliki taring berlekuk sampai ke bagian belakang mulut mereka.</p>
<h2>Taring ular beradaptasi dengan pola makannya</h2>
<p>Variasi bentuk gigi sesuai dengan pola makan adalah hal yang umum di kerajaan mamalia. Karnivora sering kali memiliki gigi pipi berbilah untuk merobek daging, dan herbivora memiliki gigi geraham bergerigi untuk menggiling daun, akar, dan materi tanaman lainnya. </p>
<p>Ular berbisa memiliki jenis mangsa yang berbeda-beda. Ada yang berspesialisasi pada mamalia kecil seperti tikus, ada yang mencari ikan, udang atau kepiting, dan ada juga yang berburu reptil dan bahkan ular lainnya. Ada juga yang generalis, yang hampir semua makanan bisa masuk ke dalam mulutnya. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="evolusi gigi taring bergantung pada makanan" src="https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397649/original/file-20210428-23-ftwsgb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Variasi bentuk gigi di seluruh dunia hewan. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa tergantung pada makanan yang dimakan, berbagai bentuk gigi optimal yang berbeda telah berevolusi yang baik untuk mengatasi sumber makanan yang disukai oleh hewan tersebut.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Silke Cleuren</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Menghubungkan bentuk taring dengan pola makan</h2>
<p>Kami meneliti bentuk tiga dimensi taring dari 81 spesies ular yang termasuk dalam empat famili, dengan pengecualian ular jenis <em>atractaspididae</em> yang langka. Dengan mengukur perbedaan dalam kekuatan dan ketajaman taring, kami dapat menunjukkan bagaimana bentuk taring terkait erat dengan pilihan mangsa mereka.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="hubungan antara taring dan pola makan" src="https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=459&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=459&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=459&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=577&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=577&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397586/original/file-20210428-21-1i9ltnm.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=577&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Variasi dalam ketajaman ujung taring (sumbu-x) dan ketahanan (sumbu-y) untuk setiap kategori makanan yang berbeda yang ditemukan pada ular. Bentuk taring yang ditemukan pada ular dengan pola makan tertentu diwakili oleh garis berwarna.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Silke Cleuren</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Taring akan lebih kuat dan tumpul pada spesies yang mengincar mangsa yang lebih keras, seperti kadal dan kepiting, dan lebih ramping dan berujung tajam pada spesies yang mengincar mangsa dengan kulit yang lebih lembut, seperti tikus. Selain itu, kami menemukan bentuk taring yang menunjukkan “<a href="https://theconversation.com/like-a-jackal-in-wolfs-clothing-the-tasmanian-tiger-was-no-wolfish-predator-it-hunted-small-prey-159343">konvergensi evolusioner</a>”: taring dari spesies yang berkerabat jauh namun dengan pola makanan yang sama lebih mirip dibandingkan taring dari spesies yang berkerabat dekat namun dengan pola makanan yang berbeda.</p>
<h2>Memprediksi makanan ular langka dan fosilnya</h2>
<p>Mengetahui lebih banyak tentang makanan yang disukai setiap jenis ular dapat bermanfaat bagi keberhasilan masa depan ular dan mangsanya. Di Australia, sebagian besar spesies ular yang terancam punah dipengaruhi oleh hilangnya habitat, yang kemungkinan besar juga mengakibatkan ketidakmampuan untuk menangkap mangsa yang mereka sukai. </p>
<p>Dengan menyelidiki taring mereka, kita sekarang dapat memprediksi kelompok mangsa yang paling disukai. Jika kita ingin merelokasi ular, kita dapat menggunakan informasi ini untuk memilih habitat yang cocok yang mengandung makanan favoritnya. </p>
<p>Pengetahuan ini juga dapat digunakan ke arah lain contohnya untuk konservasi spesies mangsa yang terancam punah dengan melindungi mereka dari ular yang menjadi ancaman bagi mereka. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="meme taring ular" src="https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397632/original/file-20210428-15-16cpwjw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">Silke Cleuren</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Menyelidiki taring dari fosil ular purba dapat menjelaskan mangsa mana yang mungkin menjadi target mereka dan bagaimana keadaan habitat mereka. Mengetahui bentuk taring fosil ular dapat membantu menjelaskan variasi taring yang luas yang kita lihat saat ini dan bagaimana variasi ini memastikan kelangsungan hidup beberapa predator alam yang paling terspesialisasi.</p>
<h2>Jadi, apakah pakaian pelindung kita perlu dikembangkan lebih baik lagi?</h2>
<p>Mengingat ancaman yang dapat ditimbulkan oleh ular terhadap manusia, memahami bagaimana bentuk taring bervariasi juga dapat membantu kita merancang pakaian pelindung yang lebih baik. Dengan menguji seberapa mudah taring yang beragam dapat menembus kain dan bahan lainnya, kita dapat membuat pilihan bahan yang lebih baik yang benar-benar melindungi dari gigitan ular. </p>
<p>Hal ini dapat menghasilkan perbaikan pakaian seperti celana atau sepatu hiking yang akan membuat kita tetap aman jika kita secara tidak sengaja terlalu dekat dengan ular pemarah saat berjalan-jalan di habitat mereka. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=261&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=261&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=261&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=328&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=328&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397634/original/file-20210428-13-xs3x1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=328&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pakaian pelindung - pelindung kaki dari ular.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Snakeprotex</span></span>
</figcaption>
</figure>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/205664/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Silke Cleuren menerima dana dari Monash Graduate Scholarship (MGS), the Monash International Tuition Scholarship, dan Holsworth Wildlife Research Endowment, sebuah Yayasan Amal Pembina Ekuitas & Masyarakat Ekologi Australia. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Alistair Evans terafiliasi sebagai Honorary Research pada Museums Victoria. Dia menerima dana dari Australian Research Council dan Monash University. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>David Hocking tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Beberapa ular memiliki taring yang keras dan tumpul untuk memecahkan kepiting. Ada pula taring ular yang tajam untuk mencengkeram tikus.
Silke Cleuren, PhD candidate, Monash University
Alistair Evans, Associate Professor, Monash University
David Hocking, Adjunct Research Associate, Monash University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/202345
2023-03-30T08:49:06Z
2023-03-30T08:49:06Z
Akibat evolusi, mikroba yang ada di usus manusia diwariskan dari generasi ke generasi
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/516864/original/file-20230322-22-14dfck.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mikroba berevolusi di dalam usus manusia</span> </figcaption></figure><p>Ketika para manusia purba berpindah dari Afrika, mereka membawa serta mikroba usus mereka. Ternyata, mikroba ini juga ikut berevolusi bersama mereka.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1146/annurev-micro-090110-102830">Mikrobioma yang berada pada usus manusia</a> terdiri dari ratusan hingga ribuan spesies bakteri dan <a href="https://microbiologysociety.org/why-microbiology-matters/what-is-microbiology/archaea.html">arkea</a>). Dalam satu spesies mikroba tertentu, galur yang berbeda membawa gen yang berbeda yang dapat <a href="https://doi.org/10.1016/j.chom.2022.08.009">mempengaruhi kesehatan dan penyakit yang kita idap</a>. </p>
<p>Terdapat <a href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2019.01.001">variasi yang jelas</a> dalam komposisi mikroba dan keragaman mikrobioma usus di antara orang-orang yang tinggal di berbagai negara di seluruh dunia. Meskipun para peneliti mulai memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi komposisi mikrobioma, seperti pola makan, masih ada pemahaman yang terbatas tentang mengapa kelompok yang berbeda memiliki galur yang berbeda dari spesies mikroba yang sama dalam usus mereka. </p>
<p>Kami adalah peneliti yang mempelajari <a href="https://scholar.google.com/citations?user=KEmIhncAAAAJ&hl=en">evolusi mikroba</a> dan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=up7dycYAAAAJ&hl=en">mikrobioma</a>. Penelitian <a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.abm7759">kami yang baru saja terbit</a> menemukan bahwa mikroba tidak hanya mendiversifikasi diri dalam inang manusia modern awal saat mereka melakukan perjalanan ke seluruh dunia, tetapi juga mengikuti evolusi manusia dengan membatasi diri mereka pada kehidupan di dalam usus.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/VzPD009qTN4?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Mikrobioma memainkan peran kunci dalam kesehatanmu.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Mikroba berevolusi di dalam usus manusia</h2>
<p>Kami berhipotesis bahwa ketika manusia menyebar ke seluruh dunia dan mengalami diversifikasi genetik, begitu pula spesies mikroba dalam usus mereka. Dengan kata lain, mikroba usus dan inang manusianya “mengalami kodifikasi” dan berevolusi bersama - seperti halnya manusia yang mengalami diversifikasi sehingga orang-orang di Asia terlihat berbeda dengan orang-orang di Eropa, demikian pula mikrobioma mereka.</p>
<p>Untuk mengetahui hal ini, kami perlu memasangkan data genom dan mikrobioma manusia dari orang-orang di seluruh dunia. Namun, kumpulan data yang menyediakan data mikrobioma dan informasi genom untuk individu masih terbatas ketika kami memulai penelitian ini. Sebagian besar data yang tersedia untuk umum berasal dari Amerika Utara dan Eropa Barat, dan kami membutuhkan data yang lebih mewakili populasi di seluruh dunia. </p>
<p>Jadi tim peneliti kami menggunakan data yang ada dari Kamerun, Korea Selatan, dan Inggris, dan juga merekrut ibu dan anak kecil mereka di Gabon, Vietnam, dan Jerman. Kami mengumpulkan sampel air liur dari orang dewasa untuk memastikan genotipe, atau karakteristik genetik, dan sampel tinja untuk mengurutkan genom mikroba usus mereka.</p>
<p>Untuk analisis kami, kami menggunakan data dari 839 orang dewasa dan 386 anak-anak. Untuk menilai sejarah evolusi manusia dan mikroba usus, kami membuat <a href="https://www.khanacademy.org/science/ap-biology/natural-selection/phylogeny/a/phylogenetic-trees">pohon filogenetik</a> untuk setiap orang dan juga untuk 59 jenis spesies mikroba yang paling umum dimiliki bersama.</p>
<p>Ketika kami membandingkan pohon manusia dengan pohon mikroba, kami menemukan gradien seberapa baik kecocokannya. Beberapa pohon bakteri sama sekali tidak cocok dengan pohon manusia, sementara beberapa lainnya sangat cocok, yang menunjukkan bahwa spesies-spesies ini mengalami kodifikasi dengan manusia. Beberapa spesies mikroba, pada kenyataannya, telah mengikuti perjalanan evolusi selama lebih dari ratusan ribu tahun. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Dua pohon filogenetik yang membandingkan keragaman genetik manusia di seluruh wilayah geografis dengan keragaman genetik _Collinsella aerofaciens_" src="https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=344&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=344&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/484917/original/file-20220915-26-syoolq.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=344&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Dua pohon filogenetik dari partisipan manusia (kiri) dan satu spesies bakteri (kanan) terlihat sangat mirip, mengindikasikan bahwa keduanya kemungkinan besar melakukan diversifikasi bersama selama proses evolusi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.doi.org/10.1126/science.abm7759">Reprinted with permission from Suzuki dkk., Science Volume 377, abm7759 (2022)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami juga menemukan bahwa mikroba yang berevolusi bersama-sama dengan manusia memiliki seperangkat gen dan sifat yang unik dibandingkan dengan mikroba yang tidak melakukan kodiversifikasi dengan manusia. Mikroba yang bermitra dengan manusia memiliki genom yang lebih kecil dan sensitivitas oksigen serta suhu yang lebih besar, sebagian besar mikroba tidak dapat mentolerir kondisi di bawah suhu tubuh manusia.</p>
<p>Sebaliknya, mikroba usus dengan ikatan yang lebih lemah dengan evolusi manusia memiliki sifat dan gen yang khas dari bakteri yang hidup bebas di lingkungan luar. Temuan ini menunjukkan bahwa mikroba yang berevolusi sangat bergantung pada kondisi lingkungan tubuh manusia dan harus ditularkan dengan cepat dari satu orang ke orang lain, baik secara turun-temurun maupun di antara orang-orang yang tinggal di komunitas yang sama. </p>
<p>Dengan mengkonfirmasi cara penularan ini, kami menemukan bahwa ibu dan anak-anak mereka memiliki jenis mikroba yang sama di dalam usus mereka. Sebaliknya, mikroba yang tidak mengalami kodifikasi, lebih mungkin bertahan hidup dengan baik di luar tubuh dan dapat ditularkan secara lebih luas melalui air dan tanah.</p>
<h2>Gut microbes and obat khusus pribadi</h2>
<p>Penemuan kami yang menyatakan bahwa mikroba usus berevolusi bersama dengan inang manusianya memberikan cara lain untuk memahami mikrobioma usus manusia. Mikroba usus telah berpindah dari satu orang ke orang lain selama ratusan hingga ribuan generasi, <a href="https://doi.org/10.1126/science.aaz6827">sehingga ketika manusia berubah, begitu juga dengan mikroba usus mereka</a>. Akibatnya, beberapa mikroba usus berperilaku seolah-olah mereka adalah bagian dari genom manusia: mereka adalah paket gen yang diwariskan antar generasi dan dimiliki bersama oleh individu-individu terkait.</p>
<p><a href="https://www.genome.gov/genetics-glossary/Personalized-Medicine">Obat-obatan pribadi</a> (<em>personalized medicine</em>) dan pengujian genetik mulai membuat pengobatan menjadi lebih spesifik dan efektif bagi masing-masing individu. Mengetahui mikroba mana yang memiliki hubungan jangka panjang dengan manusia dapat membantu para peneliti mengembangkan pengobatan berbasis mikrobioma yang spesifik untuk setiap populasi. Para dokter sudah menggunakan <a href="https://doi.org/10.1126/scitranslmed.abk1107">probiotik lokal</a> yang berasal dari mikroba usus anggota masyarakat tersebut untuk mengobati malnutrisi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Ilustrasi bakteri usus" src="https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/484949/original/file-20220915-19-qzu5f6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bakteri usus dapat digunakan untuk membantu mengobati berbagai penyakit dan kondisi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/gut-bacteria-probiotics-royalty-free-image/1325237120">Artur Plawgo/iStock via Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Temuan kami juga membantu para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana mikroba bertransisi secara ekologis dan evolusioner dari “hidup bebas” di lingkungan menjadi bergantung pada kondisi usus manusia. Mikroba yang telah terdiversifikasi memiliki ciri-ciri dan gen yang <a href="https://doi.org/10.1146/annurev.genet.41.110306.130119">mengingatkan kita pada simbion bakteri</a> yang hidup di dalam inang serangga. Ciri-ciri yang sama ini menunjukkan bahwa inang hewan lain mungkin juga memiliki mikroba usus yang mengalami kodiversifikasi selama evolusi.</p>
<p>Memberikan perhatian khusus pada mikroba yang memiliki sejarah evolusi yang sama dengan manusia dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang peran mereka dalam kesejahteraan manusia. </p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/202345/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Mikroba usus manusia secara genetik berubah bersamaan dengan proses evolusi manusia. Mikroba kita berevolusi dengan membatasi diri mereka pada kehidupan di dalam usus.
Taichi A. Suzuki, Postdoctoral Research Associate in Microbiome Science, Max Planck Institute for Biology
Ruth Ley, Director, Department of Microbiome Science, Max Planck Institute for Biology
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/195785
2022-12-04T11:16:12Z
2022-12-04T11:16:12Z
Mengungkap misteri regenerasi otak melalui riset pada spesies salamander axolotl
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/498562/original/file-20221201-26-c5uz5x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Axolotl adalah organisme yang dijadikan model oleh peneliti untuk mempelajari berbagai topik dalam biologi.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flic.kr/p/aE4bnU">Ruben Undheim/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/amphibians/facts/axolotl">Axolotl</a> (<em>Ambystoma mexicanum</em>) adalah salamander air yang terkenal karena kemampuannya untuk <a href="https://doi.org/10.1159%2F000504294">meregenerasi sumsum tulang belakang, jantung, dan anggota tubuhnya</a>. Amfibi ini juga <a href="https://doi.org/10.1186/1749-8104-8-1">dapat membuat neuron baru</a> sepanjang hidup mereka. Pada tahun 1964, para peneliti mengamati bahwa axolotl dewasa dapat <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14248567/">meregenerasi bagian otak mereka</a>, bahkan jika sebagian besar telah hilang secara menyeluruh. Namun, suatu penelitian menemukan bahwa <a href="https://doi.org/10.7554/eLife.13998">regenerasi otak</a> axolotl memiliki kemampuan terbatas untuk membangun kembali struktur jaringan aslinya.</p>
<p>Jadi seberapa sempurna axolotl dapat meregenerasi otak mereka setelah terluka?</p>
<p>Sebagai <a href="https://scholar.google.com/citations?user=OdA08uIAAAAJ&hl=en">peneliti yang mempelajari regenerasi di tingkat sel</a>, saya dan beberapa kolega di <a href="https://bsse.ethz.ch/qdb">Laboratorium Treutlein</a> di ETH Zurich, Swiss dan <a href="http://tanakalab.org">Laboratorium Tanaka</a> di Institute of Molecular Pathology di Wina, Austria memiliki sebuah pertanyaan terkait kemampuan axolotl dalam meregenerasi semua jenis sel yang berbeda di otak mereka, termasuk penghubung koneksi satu wilayah otak ke wilayah lainnya. Dalam <a href="https://science.org/doi/10.1126/science.abp9262">penelitian yang baru-baru ini diterbitkan</a>, kami membuat atlas sel yang membentuk bagian dari otak axolotl untuk menjelaskan cara regenerasinya dan evolusi otak lintas spesies.</p>
<h2>Mengapa melihat sel?</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/nrg2416">Jenis sel</a> yang berbeda memiliki fungsi yang juga berbeda. Mereka memiliki spesialisasi dalam peran tertentu karena masing-masing jenis sel mengekspresikan gen yang berbeda. Memahami jenis sel yang ada di otak dan fungsinya membantu memperjelas gambaran keseluruhan tentang cara kerja otak. Ini juga memungkinkan para peneliti untuk membuat perbandingan lintas evolusi dan mencoba menemukan tren biologis lintas spesies.</p>
<p>Salah satu cara untuk mengidentifikasi sel yang mengekspresikan gen tertentu adalah dengan menggunakan teknik yang disebut <a href="https://doi.org/10.3389/fgene.2019.00317">pengurutan RNA sel tunggal (scRNA-seq)</a>. Alat ini membantu para peneliti dalam menghitung jumlah gen aktif di dalam setiap sel dari sampel tertentu. Ini memberikan potret aktivitas yang dilakukan setiap sel saat dikumpulkan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/k9VFNLLQP8c?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Pengurutan RNA sel tunggal dapat memberikan informasi tentang fungsi spesifik setiap sel dalam sampel.</span></figcaption>
</figure>
<p>Alat ini memiliki peran yang vital untuk membantu memahami jenis sel yang ada pada otak hewan. Ilmuwan telah menggunakan scRNA-seq pada <a href="https://doi.org/10.1038%2Fnbt.4103">ikan</a>, <a href="https://doi.org/10.1126/science.aar4237">reptil</a>, <a href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2018.06.021">tikus</a> dan bahkan <a href="https://doi.org/10.1126/science.aap8809">manusia</a>. Namun, satu bagian utama dari teka-teki evolusi otak ini telah hilang: amfibi.</p>
<h2>Memetakan otak axolotl</h2>
<p>Tim kami memutuskan untuk fokus pada <a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-323-39632-5.00016-5">telensefalon</a> axolotl. Pada manusia, telensefalon adalah divisi otak terbesar dan berisi wilayah yang disebut <a href="https://doi.org/10.1038/nrn2719">neokorteks</a> yang memainkan peran kunci dalam perilaku dan kognisi hewan. Sepanjang evolusi baru-baru ini, neokorteks telah <a href="https://doi.org/10.3389/fnana.2014.00015">bertumbuh secara hebat</a> dibandingkan dengan bagian otak lainnya. Jenis sel yang membentuk telensefalon secara keseluruhan juga telah <a href="https://doi.org/10.1016/j.pneurobio.2020.101865">menjadi sangat beragam</a> dan tumbuh dalam kompleksitas dari waktu ke waktu, menjadikannya wilayah yang menarik untuk dipelajari.</p>
<p>Kami menggunakan scRNA-seq untuk mengidentifikasi berbagai jenis sel yang membentuk telensefalon axolotl, termasuk berbagai jenis <a href="https://www.ninds.nih.gov/health-information/patient-caregiver-education/brain-basics-life-and-death-neuron">neuron</a> dan <a href="https://doi.org/10.3389/fnana.2018.00104">sel induk</a>, atau sel yang dapat membelah dirinya sendiri atau berubah menjadi jenis sel lain. Kami mengidentifikasi gen yang aktif ketika <a href="https://doi.org/10.3389/fcell.2020.00533">sel induk menjadi neuron</a> dan menemukan bahwa banyak gen melewati jenis sel perantara yang disebut neuroblas – yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya pada axolotl –sebelum menjadi neuron dewasa.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/uooR4293p_4?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Kemampuan regeneratif Axolotl telah menjadi daya tarik bagi para ilmuwan.</span></figcaption>
</figure>
<p>Kami kemudian menguji regenerasi axolotl dengan membuang satu bagian telensefalon mereka. Dengan menggunakan <a href="https://doi.org/10.1126/science.aad7038">metode khusus scRNA-seq</a>, kami dapat menangkap dan mengurutkan semua sel baru pada berbagai tahap regenerasi, dari satu hingga 12 minggu setelah terjadinya luka atau cedera. Pada akhirnya, kami menemukan bahwa semua jenis sel yang dihilangkan telah pulih sepenuhnya.</p>
<p>Kami mengamati bahwa regenerasi otak terjadi dalam tiga fase utama. Fase pertama dimulai dengan peningkatan cepat jumlah sel induk, dan sebagian kecil dari sel ini mengaktifkan proses penyembuhan luka. Pada fase kedua, sel induk mulai berdiferensiasi menjadi neuroblas. Akhirnya, pada fase ketiga, neuroblas berdiferensiasi menjadi jenis neuron yang sama dengan yang semula telah hilang.</p>
<p>Yang menakjubkan, kami juga mengamati bahwa <a href="https://www.brainfacts.org/thinking-sensing-and-behave/brain-development/2012/making-connections">koneksi saraf</a> yang terputus antara area yang dihilangkan dan area lain di otak telah terhubung kembali. Penghubungan ulang ini menunjukkan bahwa area regenerasi juga telah mendapatkan kembali fungsi aslinya.</p>
<h2>Amfibi dan otak manusia</h2>
<p>Menambahkan amfibi ke dalam teka-teki evolusi memungkinkan para peneliti untuk menyimpulkan perubahan otak dan jenis-jenis selnya berubah seiring waktu dan mekanisme di balik regenerasi.</p>
<p>Ketika membandingkan data axolotl kami dengan spesies lain, kami menemukan bahwa sel-sel di telensefalon mereka menunjukkan kemiripan yang kuat dengan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482171/">hippocampus</a> – wilayah otak yang terlibat dalam pembentukan memori – dan <a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-12-801238-3.04706-1">korteks penciuman</a> – wilayah otak yang terlibat dalam indera penciuman – mamalia. Kami bahkan menemukan beberapa kesamaan dalam satu jenis sel axolotl dengan neokorteks, yaitu area otak khusus untuk persepsi, pemikiran, dan penalaran spasial pada manusia. Kesamaan-kesamaan ini menunjukkan bahwa area otak ini dapat dilindungi dari kerusakan secara evolusioner, atau tetap sebanding selama evolusi, dan bahwa neokorteks mamalia mungkin memiliki tipe sel leluhur di telensefalon amfibi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Axolotl dalam tangki" src="https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/482165/original/file-20220831-4904-pdq0jw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Memecahkan misteri regenerasi axolotl dapat meningkatkan perawatan medis untuk cedera serius.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Axolotl_ambystoma_mexicanum_anfibio_ASAG.jpg">Amandasofiarana/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Walaupun penelitian kami menyoroti proses regenerasi otak, termasuk gen yang terlibat dan proses transformasi sel menjadi neuron, kami masih belum berhasil mengidentifikasi <a href="https://www.nature.com/scitable/topicpage/cell-signaling-14047077/">sinyal eksternal</a> yang memulai proses ini. Selain itu, kami belum mengetahui jika proses yang kami identifikasi masih dapat diakses oleh hewan yang berevolusi di kemudian hari, seperti tikus atau manusia.</p>
<p>Namun, kami tidak sendirian dalam memecahkan teka-teki evolusi otak ini. <a href="https://www.tosches-lab.com/">Laboratorium Tosches</a> di Columbia University, Amerika Serikat mengeksplorasi keragaman jenis sel pada <a href="https://science.org/doi/10.1126/science.abp9186">spesies salamander lain – <em>Pleurodeles waltl</em></a>, sedangkan lab Fei di Guangdong Academy of Medical Sciences di Cina dan kolaborator di perusahaan ilmu hayati <a href="https://en.genomics.cn/">BGI</a> di Cina mengeksplorasi bagaimana tipe sel <a href="https://science.org/doi/10.1126/science.abp9444">diatur secara spasial dalam otak bagian depan axolotl</a>.</p>
<p>Mengidentifikasi semua jenis sel di otak axolotl juga membantu merintis penelitian inovatif dalam pengobatan regeneratif. Otak tikus dan manusia <a href="https://doi.org/10.1100/tsw.2011.113">sebagian besar kehilangan kapasitasnya</a> untuk memperbaiki atau meregenerasi dirinya sendiri. <a href="https://doi.org/10.4103%2F1673-5374.270294">Intervensi medis</a> untuk cedera otak parah saat ini berfokus pada terapi obat dan sel punca untuk meningkatkan atau mendorong perbaikan. Memeriksa gen dan tipe sel yang memungkinkan axolotl mencapai regenerasi yang hampir sempurna dapat menjadi kunci untuk meningkatkan perawatan luka parah dan membuka potensi regenerasi pada manusia.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/195785/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ashley Maynard bekerja di ETH Zurich dan tidak mengungkapkan afiliasi yang relevan di luar penunjukan akademiknya.</span></em></p>
Axolotl adalah amfibi yang dikenal karena kemampuannya untuk menumbuhkan kembali organnya, termasuk otak. Penelitian baru mengklarifikasi proses regenerasi mereka.
Ashley Maynard, PhD Candidate in Quantitative Developmental Biology, Swiss Federal Institute of Technology Zurich
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/194907
2022-11-23T07:59:44Z
2022-11-23T07:59:44Z
Temuan fosil bayi membantu ilmuwan memahami perkembangan mamalia setelah kepunahan dinosaurus
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/496027/original/file-20221117-11-7y6prm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ilustrasi _Pantolambda bathmodon_</span> <span class="attribution"><span class="source">H Sharpe</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Enam puluh dua juta tahun yang lalu, seorang ibu melahirkan seorang bayi. Setelah membutuhkan beberapa menit untuk mengatasi rasa terkejut sehabis dilahirkan, bayi itu mulai menjelajahi dunia di sekitarnya. Ia mulai menyusu dari induknya, layaknya naluri alami yang dimiliki oleh semua hewan sejenis mamalia.</p>
<p>Setiap hari bayi ini tumbuh dan mulai memakan tunas dan daun untuk dirinya sendiri setelah satu atau dua bulan. Ia akan segera menjadi mandiri setelahnya, tetapi sayangnya sebuah tragedi menimpanya. Setelah hanya dua setengah bulan, ia mati.</p>
<p>Kisah bayi ini tidak berakhir di situ. 62 juta tahun kemudian, saudara jauhnya (manusia) akan menemukan kerangkanya yang membatu di gurun keras New Mexico, di barat daya Amerika Serikat.</p>
<p>Ia diklasifikasikan sebagai spesies mamalia awal, seekor hewan mirip beruang yang disebut <em>Pantolambda bathmodon</em>. Spesies ini termasuk kelompok Pantodonta yang punah pada era Eosen sekitar 10 juta tahun lalu setelah fosil bayi ini lahir. Akibatnya, kelompok Pantodonta tidak meninggalkan keturunan yang masih hidup.</p>
<p>Bersama tim ilmuwan internasional, saya menggunakan tulang dan gigi fosil ini untuk <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-022-05150-w">mengungkap kehidupannya dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya</a>. Hasil dari penelitian ini dapat membantu menjelaskan bagaimana mamalia seperti <em>Pantolambda</em> mengambil alih dunia setelah dinosaurus punah 66 juta tahun yang lalu.</p>
<h2>Jejak sejarah</h2>
<p>Kerangka menceritakan kisah kehidupan makhluk hidup. Terperangkap di dalam mineral padat pada gigi, <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/bies.202000298">garis-garis kecil menandakan</a> setiap hari pertumbuhan gigi Anda, yang terus tumbuh ke dalam sepanjang sebagian besar kehidupan.</p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/nature12169">Kimia mereka mengungkapkan pola makan Anda</a>. Unsur penyusun dari diet Anda didaur ulang untuk membangun jaringan Anda untuk mempertahankan sidik jari kimia aslinya. Tulang Anda tumbuh seperti pohon yang <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rsbl.2021.0383">meninggalkan garis kehidupan setiap tahunnya</a>.</p>
<p>Kerangka Anda bertindak seperti sebuah jurnal yang mencatat beberapa peristiwa besar yang Anda alami, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10764-006-9051-2">seperti kelahiran, kelaparan, atau cedera</a>. Para ilmuwan dapat mengungkap kalender ini dengan memotong tulang dan gigi menjadi irisan kertas yang sangat tipis sehingga cahaya dapat menembusnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/484086/original/file-20220912-2404-dzzz5r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Goresan email atau garis pertumbuhan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">G Funston</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami melakukan ini untuk fosil bayi <em>Pantolambda</em>, bersama dengan beberapa fosil dewasa. Kami menelusuri pertumbuhan harian gigi bayi berusia dua setengah bulan itu. Ini memberi tahu kami bahwa giginya tumbuh dengan cepat. Beberapa gigi terbentuk dalam waktu dua bulan, seperti yang lainnya, seperti geraham besar, membutuhkan waktu hingga enam bulan (<a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0047248405001648">gigi geraham manusia membutuhkan waktu tiga tahun untuk terbentuk</a>).</p>
<p>Gigi <em>Pantolambda</em> mengungkapkan suatu hal yang lebih penting tentangnya. Seperti di kalender kehidupan kita, ada hari besar yang mendapat sorotan: hari ulang tahun. Garis kelahiran yang berbeda menandai hari kelahiran bayi ini, dan garis yang sama juga muncul di gigi <em>Pantolambda</em> dewasa. Ini membuktikan bahwa gigi dewasa mulai terbentuk sebelum lahir.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=533&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=533&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=533&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=670&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=670&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/484085/original/file-20220912-1707-8e73gt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=670&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar mikroskopis fosil gigi dengan panah yang menunjukkan garis kelahiran.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Gregory Funston</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Analisis kami menunjukkan bahwa bayi <em>Pantolambda</em> lahir dengan gigi susu lengkap, dan gigi dewasa mereka menggantikannya dalam waktu satu tahun setelah lahir. Sebagian besar mamalia saat ini memiliki gigi susu, tetapi biasanya tidak diganti selama bertahun-tahun. Kami juga melihat lebih dalam kehidupan awal <em>Pantolambda</em> dengan memetakan perubahan kimiawi gigi mereka. Untuk melakukan ini, kami membutuhkan laser.</p>
<p>Kami menguapkan gigi sedikit demi sedikit dengan menggunakan laser mikroskopis. Seperti jarum pada vinil, laser memainkan rekaman perubahan kimiawi yang dialami tubuh kita saat kita lahir, menyusui, dan menyapih. Mencocokkan catatan ini dengan garis waktu dari tanda pertumbuhan harian, kami dapat menentukan berapa lama induk <em>Pantolambda</em> hamil dan menyusui.</p>
<h2>Yang kami pelajari</h2>
<p>Studi kami, yang pertama dari jenisnya pada mamalia fosil, mengungkapkan bahwa <em>Pantolambda</em> memiliki masa kehamilan yang panjang (tujuh bulan) dan masa menyusui yang singkat (satu hingga dua bulan). Data juga menunjukkan bahwa rentang hidup <em>Pantolambda</em> cukup singkat, yaitu empat hingga lima tahun, dan ada beberapa yang mencapai usia sekitar sepuluh tahun.</p>
<p>Gaya hidup ini memiliki kemiripan dengan mamalia plasenta, kelompok yang termasuk manusia. Ini adalah bukti paling awal dari jenis gaya hidup ini dalam catatan fosil. </p>
<p>Mamalia plasenta istimewa karena memiliki plasenta. Sementara banyak mamalia dan bahkan jenis hewan lainnya (<a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0195976">ikan, misalnya</a>) memiliki plasenta, manusia dan kerabatnya memiliki <a href="https://www.researchgate.net/profile/Kathleen-Smith-10/publication/305333208_Evolution_of_the_placenta_in_therian_mammals/links/5788f72708ae5c86c99aca42/Evolution-of-the-placenta-in-therian-mammals.pdf">plasenta yang lebih berkembang</a>. Plasenta yang kita miliki dapat memberi nutrisi yang lebih baik, pembuangan kotoran, dan perlindungan bagi janin.</p>
<p>Aspek terakhir ini sangat penting. Mamalia lain mungkin tidak hamil lama karena <a href="https://www.jstor.org/stable/2407079">sistem kekebalan ibu dapat menolak janin jika tumbuh terlalu besar</a>. Plasenta yang kita miliki secara khusus dapat mencegah hal ini. Penelitian kami menunjukkan bahwa <em>Pantolambda</em> pasti juga memiliki plasenta yang sama.</p>
<p>Kehamilan yang lebih lama memungkinkan mamalia plasenta untuk melahirkan bayi yang lebih besar, yang kami hipotesiskan <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-022-05150-w">merupakan jalan pintas untuk mencapai ukuran yang lebih besar di masa dewasa</a>. Mereka menjadi lebih besar dan lebih cepat dari jenis mamalia lainnya.</p>
<p>Ini adalah marsupial berkantung (termasuk kanguru dan koala) dan <em>monotremata</em> yang bertelur (seperti platipus berparuh bebek). Namun, seperti biasa dalam sains, kisahnya tidak jelas. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kelompok mamalia yang punah, <em>multituberkulat</em> kecil seperti hewan pengerat, juga <a href="https://www.journals.uchicago.edu/doi/10.1086/720410">tampaknya memiliki reproduksi seperti plasenta</a>, atau paling tidak, masa menyusui dalam periode yang singkat seperti <em>Pantolambda</em>.</p>
<p>Kami sekarang dapat memahami riwayat hidup <em>Pantolambda</em> lebih baik daripada hampir semua fosil mamalia lainnya. Faktanya, kami mungkin mengetahui riwayat hidup <em>Pantolambda</em> lebih baik daripada beberapa mamalia langka yang ada saat ini (misalnya, salah satu dari beberapa <a href="https://digitallibrary.amnh.org/handle/2246/7249">spesies kelelawar</a>) yang baru ditemukan. Sebagai salah satu spesies plasenta awal, <em>Pantolambda</em> memiliki peran yang besar pada keanekaragaman mamalia yang menakjubkan yang kita lihat saat ini.</p>
<p>Meskipun mamalia yang hidup pada waktu yang sama dengan <em>Pantolambda</em> berevolusi begitu cepat sehingga silsilah keluarganya sulit untuk dilacak, kami tahu bahwa merekalah yang membentuk ekosistem pertama yang didominasi mamalia. Para korban selamat yang mewarisi Bumi memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka dapat mendirikan salah satu dinasti terbesar yang pernah ada di planet ini.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/194907/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Gregory Funston menerima dana dari The Royal Society (Inggris) dan Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada.</span></em></p>
Ahli paleontologi mempelajari fosil Pantolambda secara detail forensik untuk mempelajari gaya hidupnya.
Gregory Funston, Banting Postdoctoral Fellow, The University of Edinburgh
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/192172
2022-10-13T06:19:56Z
2022-10-13T06:19:56Z
Temuan fosil baru buktikan ‘monster laut’ hidup jutaan tahun yang lalu di Bumi
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/489252/original/file-20221011-13-bwiaoe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gigi Thalassotitan.</span> <span class="attribution"><span class="source">Nicholas Longrich</span></span></figcaption></figure><p>Enam puluh enam juta tahun yang lalu, monster laut benar-benar ada. Mereka adalah mosasaurus, kadal laut besar yang hidup pada waktu yang sama dengan dinosaurus terakhir. Dengan panjangnya yang mencapai 12 meter, mosasaurus terlihat seperti komodo dengan sirip dan ekor seperti hiu. Mereka juga sangat beragam, mengembangkan lusinan spesies yang mengisi peran yang berbeda. Beberapa mosasaurus makan ikan dan cumi-cumi, sedangkan yang lain makan kerang atau amon.</p>
<p>Saat ini <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0195667122001793?dgcid=author">kami telah menemukan mosasaurus baru</a> yang memangsa hewan laut besar, termasuk mosasaurus <em>lainnya</em>..</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=817&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=817&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=817&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1026&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1026&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487600/original/file-20221002-27126-grh6vs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1026&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Mosasaurus <em>Thalassotitan</em> menyerang spesies mosasaurus yang lebih kecil, <em>Halisaurus</em>. Karya Andrey Atuchin.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami temukan fosil spesies baru, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0195667122001793?dgcid=author"><em>Thalassotitan atrox</em></a>, yang digali di Oulad Abdoun Basin di Provinsi Khouribga, satu jam di luar Casablanca di Maroko.</p>
<p>Pada akhir periode Kapur, <a href="https://doi.org/10.1016/j.gloplacha.2013.12.007">permukaan laut yang tinggi</a> membanjiri sebagian besar Afrika. Didorong oleh angin, pasat arus laut menarik perairan dasar yang kaya nutrisi ke permukaan, sehingga menciptakan <a href="https://doi.org/10.1016/j.cub.2017.04.043">ekosistem laut yang subur</a>. Lautan yang penuh dengan ikan memiliki daya tarik bagi predator – mosasaurus. Mereka membawa predator mereka sendiri, raksasa <em>Thalassotitan</em>. Dengan panjang sembilan meter dan kepala besar sepanjang 1,3 meter, <em>Thalassotitan</em> adalah hewan paling mematikan di laut saat itu.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487604/original/file-20221002-20-9yoxbu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ukuran <em>Thalassotitan</em></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kebanyakan mosasaurus memiliki rahang panjang dan gigi kecil untuk menangkap ikan. Namun, <em>Thalassotitan</em> sangatlah berbeda. Mereka memiliki moncong yang pendek dan lebar dan rahang kuat yang berbentuk seperti rahang paus pembunuh. Bagian belakang tengkoraknya lebar untuk menempelkan otot rahang yang besar dan memberikan gigitan yang kuat. Anatomi ini memberi tahu kita bahwa mosasaurus ini diadaptasi untuk menyerang dan mencabik-cabik hewan besar.</p>
<p>Gigi mereka yang sangat besar dan berbentuk kerucut <a href="https://www.int-res.com/articles/ab2010/11/b011p213.pdf">menyerupai gigi orca.</a>. Ujung gigi itu terkelupas, patah, dan digerus. Ini – tidak ditemukan pada mosasaurus pemakan ikan – menunjukkan bahwa <em>Thalassotitan</em> merusak giginya dengan menggigit tulang reptil laut seperti plesiosaurus, penyu, dan mosasaurus lainnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=598&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=598&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=598&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=751&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=751&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487601/original/file-20221002-27856-5899ly.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=751&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tengkorak <em>Thalassotitan</em></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di situs yang sama, kami mendapatkan temuan yang tampak seperti sisa-sisa fosil para mangsanya . Batuan yang menghasilkan tengkorak dan kerangka <em>Thalassotitan</em> penuh dengan tulang yang dicerna sebagian dari mosasaurus dan plesiosaurus. Sebagian gigi hewan-hewan ini telah dicerna oleh kandungan asam yang ada, termasuk tengkorak sepanjang setengah meter milik <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1342937X10001851">plesiosaurus</a> berleher panjang. Itu menunjukkan bahwa mereka dibunuh, dimakan, dan dicerna oleh predator besar yang kemudian <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/08912963.2011.631703">meludahkan tulangnya</a>. Kami tidak dapat membuktikan <em>Thalassotitan</em> memakannya. Namun, karena itu cocok dengan profil si pembunuh dan tidak ada yang lain, maka <em>Thalassotitan</em> menjadi tersangka utama.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487602/original/file-20221002-12-xgatwm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sisa mosasaurus kecil, Halisaurus, menunjukkan gigi yang dimakan asam.</span>
</figcaption>
</figure>
<p><em>Thalassotitan</em>, yang duduk di puncak rantai makanan, juga memberi banyak petunjuk tentang rantai makanan hewan laut purba dan evolusinya di periode Kapur.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/scientists-have-found-dust-from-the-asteroid-that-wiped-out-the-dinosaurs-inside-the-crater-it-left-156232">Scientists have found dust from the asteroid that wiped out the dinosaurs inside the crater it left</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Evolusi pembunuh</h2>
<p>Penemuan <em>Thalassotitan</em> memberi tahu kita tentang ekosistem laut sebelum asteroid menghantam pada 66 juta tahun yang lalu dan mengakhiri zaman dinosaurus.</p>
<p><em>Thalassotitan</em> hanyalah salah satu dari sejumlah spesies mosasaurus yang hidup di perairan Maroko. Mosasaurus merupakan sebagian kecil dari ribuan spesies yang hidup di lautan. Namun, predator yang sangat beragam menunjukkan keragaman tingkat rantai makanan yang lebih rendah, sehingga lautan dapat menyediakan makanan bagi mereka semua. Artinya, jumlah ekosistem laut tidak mengalami penurunan sebelum asteroid menghantam.</p>
<p>Sebaliknya, mosasaurus dan hewan lainnya – plesiosaurus, penyu raksasa, amon, spesies ikan yang tak terhitung jumlahnya, moluska, bulu babi, dan krustasea – berkembang biak, lalu mati tiba-tiba ketika <a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.1177265">asteroid Chicxulub selebar 10 kilometer menghantam bumi</a>, meluncurkan debu dan jelaga ke udara, dan menghalangi matahari. Kepunahan mosasaurus bukanlah hasil yang dapat diprediksi dari perubahan lingkungan secara bertahap, melainkan hasil tak terduga dari bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Seperti sambaran petir dari langit biru yang cerah, akhir dari keberadaan mososaurus begitu cepat dan tak terduga.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=185&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=185&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=185&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=232&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=232&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487610/original/file-20221002-18-6lu4ah.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=232&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah asteroid mendekati Bumi.</span>
<span class="attribution"><span class="source">NASA</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, evolusi mosasaurua mungkin juga dimulai dengan bencana. Anehnya, evolusi mosasaurus karnivora raksasa menyerupai keluarga pemangsa lainnya – <em>Tyrannosauridae</em>. Raksasa <em>T. rex</em> berevolusi di darat pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat mosasaurus menjadi predator puncak di laut. Apakah itu kebetulan? Mungkin tidak.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/487608/original/file-20221002-3194-gtqfpd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Torbosaurus tyrannosaur yang berasal dari Mongolia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Nick Longrich</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mosasaurus dan <a href="https://www.nature.com/articles/s41559-019-0888-0">tyrannosaurus mulai membedakan diri antara satu spesies dengan yang laiinya</a> dan menjadi lebih besar di saat yang sama, yaitu pada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0031018213002514">tahap Turonian periode Kapur</a> sekitar 90 juta tahun yang lalu. Hal ini mengikuti kepunahan besar <a href="https://pubs.geoscienceworld.org/gsa/gsabulletin/article/109/5/560/183244/Nonmarine-extinction-across-the-Cenomanian?casa_token=EPiZkxT68YkAAAAA:1qGLmu4DhCdd7-h4BC3E0V3dfvjFGvTwz3GTuZ_FLpAa-PT-dJEe7wMknDCAgsCTMticuA">di darat</a> dan <a href="https://archives.datapages.com/data/sepm_sp/fg4/Biotic_Patterns_Across.htm">laut</a> sekitar 94 juta tahun yang lalu di perbatasan Cenomanian-Turonian.</p>
<p>Kepunahan ini terkait dengan pemanasan global ekstrem – iklim “rumah kaca hebat” – yang didorong oleh <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2020PA004016">gunung berapi yang melepaskan karbon dioksida</a> ke atmosfer. Akibatnya, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0195667119305373">plesiosaurus yang merupakan predator raksasa</a> menghilang dari laut dan predator allosaurid raksasa musnah di darat. Dengan peran predator yang kosong, mosasaurus dan tyrannosaurus menjadi predator teratas. <em>Thalassotitan</em> dan <em>T. rex</em> hanya berevolusi sejak awal karena kepunahan massal, meskipun pada akhirnya mereka juga musnah karena hal yang sama.</p>
<h2>Semakin besar ukuran mereka, semakin mudah mereka punah</h2>
<p>Predator puncak sangatlah menarik karena mereka merupakan hewan yang besar dan berbahaya. Namun, ukuran dan posisinya di puncak rantai makanan ternyata membuat mereka rentan. Dengan berada di posisi atas rantai makanan, artinya mereka memiliki lebih sedikit hewan. Dibutuhkan banyak ikan kecil untuk memberi makan ikan besar, banyak ikan besar untuk memberi makan mosasaurus kecil, dan banyak mosasaurus kecil untuk memberi makan satu mosasaurus raksasa. Ini berarti predator puncak jadi makhluk langka. Predator puncak membutuhkan banyak makanan, sehingga mereka akan menghadapi kesulitan jika pasokan makanan terganggu.</p>
<p>Jika lingkungan memburuk, predator berbahaya dapat dengan cepat menjadi spesies yang terancam punah.</p>
<p>Sensitivitas terhadap perubahan lingkungan inilah yang membuat pemangsa seperti <em>Thalassotitan</em> sangat menarik untuk dipelajari. Kepunahan mereka menunjukkan bahwa menjadi predator teratas merupakan strategi evolusioner yang berisiko. Selama rentang waktu yang singkat, evolusi mendorong evolusi predator yang semakin besar. Ukuran mereka yang besar membantu mereka untuk dapat bersaing dan menjatuhkan mangsa. Namun, dalam rentang waktu yang lama, spesialisasi untuk peran predator puncak meningkatkan kerentanan terhadap bencana. Akhirnya, kepunahan massal menghapus pemangsa teratas dan siklus dimulai lagi.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192172/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nicholas R. Longrich tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Fosil mosasaur sang pembunuh raksasa telah ditemukan di samping sisa-sisa fosil mangsanya.
Nicholas R. Longrich, Senior Lecturer in Paleontology and Evolutionary Biology, University of Bath
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/189634
2022-08-31T07:39:11Z
2022-08-31T07:39:11Z
Ahli bahasa jelaskan kapan manusia mulai berbicara?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/481746/original/file-20220830-18800-q5adad.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Manusia adalah satu-satunya hewan yang dapat mengekspresikan pikirannya dalam kalimat utuh.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/son-whispering-into-fathers-ear-royalty-free-image/1270752418?adppopup=true">Oliver Rossi/DigitalVision via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Kapan manusia mulai berbicara? – Albert R., umur 12, Florida, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Sebenarnya, tidak ada yang tahu kapan manusia mulai berbicara atau kapan berbicara itu “diciptakan.” Ini merupakan sebuah misteri besar. Tetapi, sebagai <a href="https://www.socsci.uci.edu/%7Erfutrell/">ilmuwan bahasa</a> selama 15 tahun, saya dapat memberi perkiraan terbaik kami tentang masa awal manusia berbicara dengan satu sama lain dengan menggunakan bahasa, dan pendapat kami mengenai permulaannya. </p>
<h2>Bahasa manusia dan berapa lama bahasa itu telah ada</h2>
<p>Berbicara adalah kemampuan yang hanya dimiliki oleh <em>Homo sapiens</em>, spesies kita. Dalam <a href="https://www.jstor.org/stable/24940617">setiap budaya di mana orang bisa mendengar</a>, kita berbicara dengan bahasa lisan. Dan dalam kelompok yang memiliki banyak orang tuli – seperti di <a href="http://sandlersignlab.haifa.ac.il/html/html_eng/pdf/EMERGING_SIGN_LANGUAGES.pdf">desa-desa</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Village_sign_language">tertentu</a> di mana banyak orang terlahir tuli karena alasan genetik – atau di komunitas tuna rungu di seluruh dunia, orang berbicara dengan tangan mereka, menggunakan bahasa isyarat. Seperti bahasa lisan yang jumlahnya banyak dan berbeda-beda, <a href="https://www.littlepassports.com/blog/world-community/the-many-languages-of-sign-language/">bahasa isyarat juga memiliki banyak jenis yang berbeda</a>. </p>
<p>Burung bernyanyi, <a href="https://theconversation.com/when-dogs-bark-are-they-using-words-to-communicate-153345">anjing menggonggong</a>, dan kucing mengeong. Tapi, bentuk-bentuk komunikasi ini sangatlah sederhana jika dibandingkan dengan bahasa manusia. Misalnya, seekor binatang mungkin dapat membuat 10 suara berbeda, tetapi manusia dewasa dapat mengetahui <a href="https://doi.org/10.1098/rstb.2009.0213">lebih dari 20.000 kata</a>. Selain itu, kita adalah <a href="https://web.stanford.edu/class/linguist197a/hockett60sciam.pdf">satu-satunya hewan</a> yang dapat mengekspresikan pikiran dalam kalimat utuh. Karena bahasa hanya dimiliki manusia dan sangat berbeda dengan dunia hewan, para peneliti tidak benar-benar berpikir bahwa bahasa merupakan sesuatu yang diciptakan; melainkan suatu hal yang berevolusi bersamaan dengan evolusi manusia dari kera. </p>
<p>Untuk itu, kita perlu melihat kembali ke masa awal evolusi manusia untuk mengetahui pertama kali kita mulai berbicara. Para ilmuwan percaya bahwa manusia yang kita kenal sekarang kemungkinan besar <a href="https://doi.org/10.1126/sciadv.aao5961">berevolusi sekitar 300.000 tahun yang lalu</a>. Beberapa nenek moyang kita seperti <em>Homo erectus</em> dan saudara kita seperti Neanderthal <a href="https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2018.01.001">mungkin juga memiliki bahasa mereka sendiri</a>, tetapi para peneliti belum tahu pasti.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="gambaran kapur evolusi kera ke manusia" src="https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/476369/original/file-20220727-11735-ejyizd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Para ilmuan percaya bahwa nenek moyang manusia telah berbicara.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/evolution-royalty-free-image/163746345?adppopup=true">altmodern/E+ via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Yang menakjubkan dari hal ini adalah, hampir sepanjang waktu tersebut, bahasa hanya digunakan untuk berbicara. Manusia baru membaca atau menulis <a href="https://sites.utexas.edu/dsb/tokens/the-evolution-of-writing/">kurang lebih 5.000 tahun yang lalu</a>. Hampir sepanjang waktu manusia tinggal di bumi, tidak ada yang membaca buku atau membaca tanda, atau bahkan menulis nama mereka.</p>
<p>Manusia mulai menulis <a href="https://sites.utexas.edu/dsb/tokens/from-accounting-to-writing/">untuk mencatat laporan aktivitas mereka</a>. Contohnya, jika petani Joe berutang tiga domba kepada petani Jill, mereka akan menggambar seekor domba dan menulis tiga tanda. Pada akhirnya, gambar-gambar sederhana ini berubah menjadi hieroglif dan kemudian menjadi huruf-huruf pada alfabet yang kita gunakan saat ini untuk menuliskan segala macam hal, seperti daftar belanjaan, puisi, dan cerita. </p>
<h2>Asal mula berbicara</h2>
<p>Kamu juga mungkin bertanya-tanya dari mana berbicara berasal? Sebelum manusia menggunakan bahasa, bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lain? Apakah mereka hanya membuat suara seperti hewan? Sebenarnya, kami juga tidak yakin dengan jawabannya. Tapi, ada dua teori yang mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan ini. </p>
<p><a href="https://webspace.ship.edu/cgboer/langorigins.html">Teori pertama</a> mengatakan bahwa bahasa dimulai dengan manusia membuat suara yang berbeda-beda, kebanyakan dengan meniru hal-hal di sekitar mereka, seperti panggilan binatang, suara alam, dan suara alat. Mereka akhirnya mulai menggunakan suara-suara ini untuk berbicara dengan satu sama lain. Mereka mungkin membuat suara angin yang kencang untuk berbicara tentang cuaca atau menirukan suara burung untuk memberi tahu bahwa ada seekor burung di dekat lawan bicaranya. Ratusan tahun kemudian, suara-suara tersebut berubah menjadi kata-kata yang mulai dipelajari sebagai bagian dari bahasa mereka. Pada titik tertentu, manusia mulai merangkai kata-kata untuk membentuk kalimat. </p>
<p><a href="https://mitpress.mit.edu/books/origins-human-communication">Teori utama lainnya </a>, yang lebih baru dari teori sebelumnya, meyakini bahwa manusia memulai dengan memberi isyarat, seperti menunjuk suatu hal dengan tangan mereka, meniru tindakan menggunakan tubuh mereka, dan membuat ekspresi wajah tertentu. Gerakan-gerakan ini akhirnya berubah menjadi bahasa isyarat yang utuh. Proses ini berlanjut hingga saat ini di desa-desa di mana banyak orang tuli. Jika banyak orang tuli yang tidak tahu bahasa isyarat berkumpul, <a href="https://www.pbs.org/wgbh/evolution/library/07/2/l_072_04.html">mereka akan secara spontan menciptakannya</a> dalam kurun waktu beberapa tahun.</p>
<p>Teori ini menduga bahwa manusia akhirnya mulai membuat suara bersama dengan gerak tubuh mereka setelah mengembangkan bahasa isyarat. Pada sebuah titik tertentu, mereka mulai meninggalkan gerakan tubuh untuk berkomunikasi dan beralih ke suara yang kemudian menjadi kata-kata. Menurut teori ini, suara menjadi lebih sering digunakan karena berbicara dengan suara yang keras memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain meskipun sedang tidak melihatnya.</p>
<p>Pertanyaan-pertanyaan besar seperti ini membantu kita mengeksplorasi apa artinya menjadi manusia. Hanya manusia yang memiliki bahasa, jadi mencari tahu asal mula bahasa adalah cara kita untuk juga mengetahui dari mana manusia berasal.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/189634/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Richard Futrell tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Seorang ilmuwan bahasa menjelaskan bahwa berbicara tidak pernah diciptakan tetapi telah berkembang selama ratusan ribu tahun.
Richard Futrell, Associate Professor of Language Science, University of California, Irvine
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/188778
2022-08-19T03:53:25Z
2022-08-19T03:53:25Z
Kapan ikan muncul pertama kali di Bumi – dan bagaimana para ilmuwan mengetahuinya?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/479269/original/file-20220816-18-m56deh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rekonstruksi _Haikouichthys ercaicunensis_ berdasarkan bukti fosil.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Haikouichthys_3d.png">Talifero/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Kapan ikan muncul di Bumi? Ratusan juta tahun yang lalu adalah waktu yang lama sekali. – Josh, umur 11, Ephrata, Pennsylvania, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/46965">Fosil tertua yang menyerupai ikan</a> muncul antara 518 juta dan 530 juta tahun yang lalu. Ditemukan di Cina dan disebut <em>Haikouichthys</em>, hewan ini memiliki panjang sekitar satu inci (2,5 cm) dan memiliki
<a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">kepala dengan tujuh hingga delapan celah di dasarnya yang tampak seperti insang</a>. Mereka juga punya <a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">tulang belakang yang berbeda dikelilingi oleh otot</a> </p>
<p>Tapi ada alasan mengapa <em>Haikouichthys</em> tidak menyerupai ikan modern. Misalnya, <a href="https://www.science.org/content/article/fossils-give-glimpse-old-mother-lamprey">mereka tidak memiliki rahang</a>. Sebaliknya, mulut mereka adalah lubang seperti kerucut yang mirip dengan yang terlihat di <a href="https://nhpbs.org/wild/Agnatha.asp"><em>hagfish</em> dan <em>lamprey</em> modern</a>. Mereka juga <a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">tampaknya tidak memiliki sirip samping</a>.</p>
<p>Meskipun <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=w4GYLBMAAAAJ">ilmuwan seperti saya</a> tidak ada untuk melihat sendiri apa yang terjadi di Bumi waktu itu, kami menggunakan petunjuk geologis untuk mencari tahu hewan apa yang hidup saat ini. Inilah cara kami mengetahui masa hidup dari fosil seperti <em>Haikouichthys</em>.</p>
<h2>Mengukur dalam jutaan</h2>
<p>Untuk mengetahui kapan ikan pertama kali muncul di Bumi, kamu memerlukan cara untuk mengukur interval waktu yang sangat lama. Jam mengukur interval pendek, seperti detik, menit, dan jam. Kalender mengukur interval yang lebih panjang, seperti hari, bulan, dan tahun. Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur jutaan tahun lalu?</p>
<p><a href="https://cosmosmagazine.com/earth/earth-sciences/what-is-radiometric-dating/">Penanggalan radiometrik</a> adalah metode yang digunakan para ilmuwan untuk menghitung perjalanan waktu dalam jutaan tahun. Untuk menentukan usia batuan dan fosil, para ilmuwan mengukur jenis atom penyusunnya.</p>
<p>Kamu mungkin tahu bahwa atom adalah penyusun <a href="https://theconversation.com/what-do-molecules-look-like-184892">molekul, yang membentuk segala sesuatu di sekitar Anda</a> – rumput, semen, bahkan udara. Meskipun sebagian besar atom sangat stabil, <a href="https://kids.britannica.com/kids/article/radioactivity/399579">beberapa, disebut atom radioaktif, tidak stabil</a>. Selama periode waktu yang lama, mereka secara spontan terurai menjadi atom yang lebih stabil.</p>
<p>Uranium adalah salah satu dari atom radioaktif ini. <a href="https://kids.kiddle.co/Uranium">Ini terurai sangat lambat menjadi timbal</a>. Baik uranium maupun atom timbal dapat ditemukan <a href="https://kids.kiddle.co/Pitchblende">secara alami dalam batuan dan mineral</a> dalam jumlah yang sangat, sangat rendah.</p>
<p>Fisikawan nuklir telah menghitung bahwa dibutuhkan <a href="https://www.livescience.com/39773-facts-about-uranium.html">700 juta tahun untuk satu pon uranium</a> untuk terurai menjadi setengah pon timbal. Tingkat peluruhan ini terjadi pada tingkat yang dapat diprediksi sehingga para ilmuwan dapat menggunakannya untuk menghitung dengan cukup akurat berapa umur batuan dan fosil.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Foto hitam putih pria dalam gaun gaya lama duduk di depan sebuah alat yang rumit." src="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ernest Rutherford di Universitas McGill, 1905.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ernest_Rutherford_1905.jpg">Unknown, published in 1939 in 'Rutherford: being the life and letters of the Rt. Hon. Lord Rutherford'/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ide penanggalan radiometrik pertama kali muncul dari <a href="https://library.si.edu/digital-library/book/radioactivit00ruth">seorang ilmuwan Selandia Baru bernama Ernest Rutherford</a> pada tahun 1904. Idenya adalah untuk mengukur jumlah atom uranium dan memimpin atom dalam batu dan membandingkannya. Dia meramalkan bahwa batu yang lebih tua akan memiliki lebih banyak timbal dan lebih sedikit uranium daripada batu yang lebih muda.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A graph illustrating how proportion of unstable atoms in a substance decreases while the proportion of stable atoms increases over time." src="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Atom yang tidak stabil berubah menjadi atom stabil dari waktu ke waktu dengan kecepatan yang stabil dan dapat diprediksi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://oceanexplorer.noaa.gov/edu/learning/player/lesson15/l15_la1.html">NOAA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/do07ra.html">Ilmuwan Amerika Bertram Boltwood</a> menguji ide Rutherford, dan <a href="https://www.lindahall.org/about/news/scientist-of-the-day/bertram-boltwood">mengukur jumlah uranium dan timbal dalam batuan yang berbeda</a> dikumpulkan dari seluruh dunia.</p>
<p>Setelah batu terbentuk, tidak ada elemen baru yang ditambahkan ke dalamnya. Jadi, para ilmuwan dapat menghitung berapa banyak uranium yang berasal dari batu itu dengan menambahkan apa yang tersisa ke jumlah timbal yang ada sekarang, berkat proses peluruhan radioaktif. Kemudian, karena mereka tahu persis berapa lama waktu yang dibutuhkan uranium untuk terurai menjadi timbal, mereka dapat mengetahui usia batu tersebut. Boltwood membuktikan bahwa ide Rutherford berhasil dalam menciptakan bidang penanggalan radiometrik pada tahun 1907.</p>
<h2>Proses penemuan fosil <em>Haikouichthys</em></h2>
<p><a href="https://education.nationalgeographic.org/resource/fossil">Fosil pada dasarnya adalah batu</a>. Jadi para ilmuwan dapat menggunakan penanggalan radiometrik untuk memperkirakan berapa lama organisme yang meninggalkan jejak fosil hidup di Bumi.</p>
<p>Hewan meninggalkan jejak fosil hanya dalam keadaan khusus. Agar <em>Haikouichthys</em> menjadi fosil, mayat mereka harus tenggelam ke dasar air dan ditutupi dengan sedimen sebelum mikroorganisme dapat menguraikannya. Kemudian, mineral dalam sedimen akan meresap ke dalam <em>Haikouichthys</em> agar sisa-sisanya menjadi fosil.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A close-up photograph of a Haikouichthys fossil with 'eye' and 'V shaped myomere' labeled." src="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Spesimen <em>Haikouichthys</em> yang hampir lengkap dengan mata dan serat otot berbentuk zigzag yang disebut miomer terlihat. Ini adalah salah satu dari banyak <em>Haikouichthys</em> fosil yang ditemukan di China.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Dr. and Prof. Degan Shu, Shannxi Key Laborotory of Early Life and Envionment Department of Geology, Northwest University</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hasil radiometrik dari fosil <em>Haikouichthys</em> menunjukkan bahwa hewan ini <a href="https://doi.org/10.1038/46965">berenang di perairan Bumi antara 518 juta dan 530 juta tahun yang lalu</a> – dan mungkin lebih lama lagi.</p>
<h2>Umur bumi sama dengan 24 jam perhari</h2>
<p>Para ilmuwan, menggunakan penanggalan radiometrik, <a href="https://education.nationalgeographic.org/resource/how-did-scientists-calculate-age-earth">memperkirakan Bumi itu sendiri berusia 4,5 miliar tahun</a>. Untuk waktu yang lama di Bumi, tidak ada kehidupan sama sekali. Kemudian mikroorganisme seperti bakteri muncul. Baru-baru ini saja tumbuhan dan hewan mulai hidup di Bumi</p>
<p>Padahal, jika kamu menganggap usia Bumi sampai sekarang sebagai hari 24 jam, ternyata <em>Haikouichthys</em> hidup 2 jam dan 45 menit sebelum hari kiamat. <a href="https://australian.museum/learn/science/human-evolution/hominid-and-hominin-whats-the-difference/">Hewan mirip manusia</a> muncul lebih baru di Bumi – sekitar <a href="https://www.smithsonianmag.com/science-nature/the-human-familys-earliest-ancestors-7372974/">5 juta hingga 7 juta tahun yang lalu </a> – hanya beberapa menit sebelumnya.</p>
<p>Apakah <em>Haikouichthys</em> adalah ikan pertama atau tidak masih kontroversial. Ada sangat sedikit fosil mirip ikan lain dari periode waktu yang sama. Tapi ahli paleontologi terus menggali. Siapa tahu, mungkin dalam beberapa tahun mereka akan menemukan hewan mirip ikan yang bahkan lebih tua yang akan menggantikan <em>Haikouichthys</em> sebagai makhluk mirip ikan tertua.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188778/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Isaac Skromne menerima dana dari National Science Foundation dan National Institute of Health.</span></em></p>
Seorang ahli biologi menjelaskan bagaimana para peneliti menentukan usia fosil purba berkat proses fisik yang disebut peluruhan radioaktif.
Isaac Skromne, Assistant Professor of Biology, University of Richmond
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/188160
2022-08-11T04:59:58Z
2022-08-11T04:59:58Z
Peneliti pecahkan misteri kapan nenek moyang mamalia menjadi berdarah panas
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/478206/original/file-20220809-22-o4j68c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tritylodon, seorang terapis, direkonstruksi sebagai hewan berdarah panas yang tinggal di malam hari. Perhatikan uap yang keluar dari paru-parunya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Diilustrasikan oleh Luzia Soares</span></span></figcaption></figure><p>Mamalia dan burung mengatur suhu tubuh mereka dan menghasilkan panas tubuh mereka sendiri. Endotermi atau berdarah panas, merupakan hasil dari proses ini, dan mungkin menjelaskan setidaknya beberapa dominasi mamalia di hampir semua ekosistem di seluruh dunia. </p>
<p>Namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti kapan endotermik ini muncul. Studi baru kami, <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-022-04963-z">yang hanya dipublikasikan di <em>Nature</em></a> mengubah itu. Kombinasi intuisi ilmuwan, temuan fosil dari wilayah Karoo Afrika Selatan, dan teknologi mutakhir telah memberikan jawaban: endotermi berkembang pada nenek moyang mamalia sekitar 233 juta tahun yang lalu selama <a href="https://www.britannica.com/science/Triassic-Period">periode trias terakhir</a> </p>
<p>Asal usul endotermi mamalia telah menjadi salah satu misteri besar bagi paleontologi yang belum terpecahkan. Banyak pendekatan yang berbeda telah digunakan untuk mencoba menentukan jawabannya tetapi mereka sering memberikan hasil yang tidak jelas atau bertentangan. Kami pikir metode kami menunjukkan harapan yang nyata karena telah divalidasi oleh kehadiran sejumlah besar spesies modern. Ini menunjukkan bahwa endotermi berevolusi sesuai dengan perubahan badan mamalia.</p>
<p>Berdarah panas adalah kunci dari apa yang membuat mamalia bisa seperti sekarang ini. Endotermi kemungkinan merupakan titik awal di mana mamalia berevolusi: ketika mereka memperoleh mantel bulu penyekat; evolusi otak yang lebih besar, yang disuplai dengan darah yang lebih hangat; tingkat reproduksi yang lebih cepat; dan kehidupan yang lebih aktif merupakan ciri khas mamalia yang berevolusi karena berdarah panas.</p>
<p>Sampai saat ini, sebagian besar ilmuwan berspekulasi bahwa transisi menjadi makhluk berdarah panas adalah <a href="https://doc.rero.ch/record/200125/files/PAL_E3904.pdf">proses bertahap dan juga lambat</a> selama puluhan juta tahun yang dimulai pada era Permo-Trias, meskipun beberapa menyarankan itu terjadi saat mamalia muncul yakni, <a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.1203117">sekitar 200 juta tahun yang lalu</a>.</p>
<p>Sebaliknya, hasil kami menunjukkan bahwa mereka muncul saat nenek moyang mamalia hidup sekitar 33 juta tahun yang lalu. Tanggal baru ini konsisten dengan adanya<a href="https://theconversation.com/what-fossils-reveal-about-the-hairy-history-of-mammals-ancestors-61449">temuan terbaru</a> yang biasanya dikaitkan dengan banyak sifat dari" mamalia", seperti memiliki kumis dan bulu, juga berevolusi lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Dan menurut hasil itu juga, endotermia secara geologis berkembang dengan sangat cepat, yakni kurang dari satu juta tahun. Temuan kami menyarankan bahwa proses tersebut mungkin telah dipicu oleh jalur metabolisme dan kemunculan bulu.</p>
<h2>Intuisi ilmuwan</h2>
<p>Penelitian kami dimulai dengan intuisi Dr Araújo dan Dr David tentang telinga bagian dalam. Ini lebih dari sekadar organ pendengaran: yang juga menampung organ keseimbangan yang berada pada saluran setengah lingkaran.</p>
<p>Tiga kanal pada telinga bagian dalam berorientasi pada tiga dimensi ruang. Mereka diisi dengan cairan yang mengalir di kanal saat kepala bergerak dan mengaktifkan reseptor untuk memberi tahu otak yang tepat dari kepala dan tubuh. Viskositas, atau kekentalan, dari cairan ini (disebut endolimfe) sangat penting untuk memberikan kemampuan organ untuk secara efisien mendeteksi rotasi kepala dan membantu keseimbangan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="A skull with prominent front teeth is displayed side-on, the brain shaded in dark pink and a small green spot denoting the inner ear" src="https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=472&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=472&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/472847/original/file-20220706-95-fuggny.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=472&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Otak (merah muda) dan telinga bagian dalam (hijau) mamalia modern, primata, direkonstruksi dalam 3D.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Julien Benoit</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan cara yang sama seperti sepotong mentega berubah dari padat menjadi cair dalam panci hangat, atau madu menjadi lebih kental ketika dingin, viskositas endolimfe berubah dengan suhu tubuh. Itu berarti viskositas endolimfe biasanya akan diubah oleh evolusi suhu tubuh yang lebih tinggi. Tetapi tubuh harus beradaptasi karena perubahan viskositas akan mencegah saluran setengah lingkaran bekerja dengan baik. Pada mamalia, kanal beradaptasi dengan suhu tubuh yang lebih tinggi dengan mengubah geometrinya.</p>
<p>Para peneliti menyadari bahwa perubahan bentuk kanal setengah lingkaran ini akan mudah dilacak melalui dengan meneliti fosil. Menentukan spesies di mana perubahan geometri terjadi, menurut mereka, akan memberikan panduan yang akurat tentang kapan endotermik berevolusi.</p>
<p>Mereka membutuhkan fosil untuk menguji hipotesis mereka – dan di sanalah kekayaan fosil Afrika Selatan berasal dari <a href="https://pubs.geoscienceworld.org/gssa/sajg/article/123/2/131/587464/Introduction-to-the-tetrapod-biozonation-of-the">wilayah Karoo</a> menjadi penting.</p>
<h2>Rekonstruksi dan proses penelitian</h2>
<p>Wilayah Karoo yang gersang banyak menyimpan harta karun berupa fosil, banyak di antaranya milik nenek moyang mamalia. Fosil-fosil ini menawarkan catatan evolusi kehidupan yang tak terputus selama hampir 100 juta tahun. Mereka mendokumentasikan transformasi dari hewan mirip reptil, seperti (<a href="https://www.britannica.com/animal/therapsid">therapsids</a>) menjadi mamalia dengan sangat detail.</p>
<p>Dengan menggunakan teknik pemindaian CT mutakhir dan pemodelan 3D, kami dapat merekonstruksi telinga bagian dalam dari lusinan nenek moyang mamalia dari Karoo Afrika Selatan dan tempat lain di dunia. Dari sana kami dapat menunjukkan dengan tepat spesies mana yang memiliki anatomi telinga bagian dalam yang konsisten dengan suhu tubuh yang lebih hangat, dan mana yang tidak.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-fossils-reveal-about-the-hairy-history-of-mammals-ancestors-61449">What fossils reveal about the hairy history of mammals’ ancestors</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Satu hal yang kita harus pertimbangkan adalah posisi geografis Karoo pada saat hewan-hewan ini hidup. Itu terletak lebih dekat ke Kutub Selatan daripada sekarang sebagai akibat dari pergeseran benua. Itu berarti suhu tubuh yang lebih hangat yang disarankan oleh geometri telinga bagian dalam tidak dapat disebabkan oleh iklim yang lebih hangat secara keseluruhan. Karena iklim Afrika Selatan rata-rata lebih dingin, perubahan viskositas cairan telinga bagian dalam hanya dapat disebabkan oleh suhu tubuh yang umumnya lebih hangat pada nenek moyang mamalia.</p>
<h2>Waktu yang penting</h2>
<p>Ini adalah waktu yang penting untuk bidang kami. Sampai saat ini, untuk merekonstruksi evolusi endoterm, para ilmuwan hanya memiliki akses ke fitur kerangka yang secara dipertanyakan berkorelasi dengan berdarah panas. Setiap upaya adalah usaha untuk mendapatkan hasil yang akurat. Telinga bagian dalam, seperti yang ditunjukkan penelitian ini, mengubah hal itu. Kami percaya ini mungkin kunci untuk membuka lebih banyak pengetahuan tentang nenek moyang mamalia di masa depan.</p>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188160/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Julien Benoit menerima dana dari Palaeontological Scientific Trust (PAST) dan proyek scatternya; NRF; dan Pusat Keunggulan DST-NRF dalam Palaeosciences (GENUS, CoE dalam Palaeosciences).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Kenneth D. Angielczyk menerima dana dari US National Science Foundation dan Field Museum of Natural History.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Ricardo Miguel Nóbrega Araújo menerima dana dari Fundação para a Ciência e a Tecnologia postdoctoral fellowship SFRH/BPD/96205/2013, FCT–AGA KHAN Development Network nomor hibah 333206718, nomor hibah National Geographic Society CP-109R-17, anggota platform MRI nasional infrastruktur France-BioImaging didukung oleh Badan Riset Nasional Prancis (ANR-10-INBS-04, «Investasi untuk masa depan»), labex CEMEB (ANR-10-LABX-0004) dan NUMEV (ANR-10-LABX-0020 ). Kegiatan IPFN mendapat dukungan keuangan melalui proyek UIDB/50010/2020 dan UIDP/50010/2020</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Romain David menerima dana dari Yayasan Calleva.</span></em></p>
Berdarah panas adalah kunci dari apa yang membuat mamalia seperti sekarang ini. Itu sebabnya berolahraga ketika muncul pada nenek moyang mamalia penting.
Julien Benoit, Senior Researcher in Vertebrate Palaeontology, University of the Witwatersrand
Kenneth D. Angielczyk, Lecturer, University of Chicago
Ricardo Miguel Nóbrega Araújo, Junior Researcher, Universidade de Lisboa
Romain David, Postdoctoral Researcher, Natural History Museum
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/188098
2022-08-04T03:49:07Z
2022-08-04T03:49:07Z
Peneliti temukan species ikan purba cerdas, ‘Qikiqtania’
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/477310/original/file-20220803-17-ysnjua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Visi seorang seniman tentang *Qikiqtania* menikmati gaya hidupnya yang sepenuhnya akuatik dan berenang bebas.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alex Boersama</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Sekitar 365 juta tahun yang lalu, satu kelompok jenis ikan meninggalkan air untuk hidup di darat. Hewan-hewan ini dikenal sebagai <a href="https://ucmp.berkeley.edu/vertebrates/tetrapods/tetraintro.html">tetrapoda awal</a> , yaitu sebuah garis keturunan yang kemudian menyebar hingga mencakup ribuan spesies, termasuk amfibi, burung, kadal, dan mamalia. Manusia merupakan keturunan tetrapoda awal, sehingga manusia mewarisi transisi perubahan habitat dari air ke darat.</p>
<p>Akan tetapi, bagaimana jika mereka kembali ke air, bukan terus menjelajahi darat? Bagaimana jika hewan-hewan yang baru saja meninggalkan air ini memutuskan untuk kembali hidup di air?</p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/s41586-022-04990-w">Sebuah fosil baru</a>
menunjukkan bahwa satu species ikan telah melakukan hal tersebut. Berbeda dari hewan-hewan lain dengan hubungan erat yang menggunakan sirip mereka untuk menopang tubuh di dasar air dan terkadang menelusuri daratan, makhluk yang baru ditemukan ini memiliki sirip yang dibuat untuk berenang.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="seated man manipulating a stone above a box" src="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tom Stewart memegang fosil <em>Qikiqtania</em>.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Stephanie Sang</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada bulan Maret 2020, saya bergabung dengan the University of Chicago di Amerika Serikat dan menjadi peneliti di sebuah laboratorium milik seorang biologis <a href="https://oba.bsd.uchicago.edu/faculty/neil-h-shubin-phd">Neil Subin</a>.Saya bekerja dengan seorang peneliti, Justin Lemberg, untuk meneliti fosil yang ditemukan pada tahun 2004 lalu saat ekspedisi ke wilayah Arktik Kanada.</p>
<p>Pada permukaan batu tempat fosil ditemukan, kami dapat melihat beberapa pecahan rahang dengan panjang sekitar 2 inci (5cm) dan gigi runcing. Bercak-bercak sisik putih dengan tekstur yang tidak rata juga terlihat. Meskipun anatomi ini menunjukkan bahwa fosil tersebut merupakan makhluk tetrapoda awal. Tapi kami masih ingin meneliti apa yang ada di dalam batu.</p>
<p>Kami menggunakan teknologi tomografi terkomputasi (CT scan) yang memancarkan X-Rays ke arah spesimen untuk menemukan berbagai hal yang mungkin tersebunyi dan tidak terlihat. Pada tanggal 13 Maret, kami memindai sepotong batu yang terlihat biasa dengan beberapa sisik di atasnya. Kami menemukan bahwa batu tersebut berisi sirip lengkap yang terkubur di dalamnya. Hal ini mengejutkan kami. Tapi, beberapa hari kemudian, laboratorium dan kampus ditutup karena COVID-19.</p>
<h2>Sirip yang terungkap</h2>
<p>Sirip seperti ini sangatlah berharga karena dapat memberi petunjuk bagi para ilmuwan mengenai evolusi tetrapoda awal dan kehidupan mereka ratusan juta tahun lalu. Misalnya, kami dapat menduga jika seekor hewan sedang berenang atau berjalan berdasarkan bentuk tulang tertentu pada kerangka hewan tersebut.</p>
<p>Meski pemindaian sirip yang pertama tersebut menjanjikan, kami perlu melihat kerangka dalam resolusi yang lebih tinggi. Setelah kami diizinkan untuk kembali ke kampus, seorang profesor di departemen ilmu geofisika universitas segera membantu kami untuk memotong balok menggunakan gergaji batu. Hal ini membuat balok memperlihatkan lebih banyak bentuk sirip dibanding bentuk batunya. sehingga memungkinkan kami untuk memindai dengan lebih baik dan melihat sirip dari jarak yang lebih dekat.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/aRCdHHe2yfw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Animasi sirip dada <em>Qikiqtania</em> menunjukkan bagaimana ia diawetkan di batu. Sisik ditampilkan dalam warna kuning, jari sirip berwarna biru, dan endoskeleton berwarna abu-abu. <em>Credit: Tom Stewart</em></span></figcaption>
</figure>
<p>Setelah debu dihilangkan dan kami selesai menganalisis data pada rahang, sisik, dan sirip, kami menyadari bahwa hewan ini merupakan sebuah spesies baru. Tidak hanya itu, spesies ini ternyata memiliki hubungan dekat dengan vertebrata berkaki, yaitu hewan yang memiliki jari tangan dan kaki.</p>
<p>Kami menamakan spesies ini <em>Qikiqtania wakei</em>. Nama genusnya, yang diucapkan
“kick-kiq-tani-ahh,” mengacu pada kata-kata dalam bahasa Inuktikut, yaitu Qikiqtaaluk atau
Qikiqtani yang adalah nama tradisional <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Qikiqtaaluk_Region">untuk wilayah tempat fosil ini ditemukan</a>. Saat ikan ini masih hidup pada ratusan juta tahun lalu, wilayah ini merupakan lingkungan yang hangat dengan sejumlah sungai dan aliran air. Nama spesies ini merupakan sebuah penghormatan untuk mendiang <a href="https://www.nytimes.com/2021/05/19/science/david-wake-dead.html">David Wake</a> seorang ilmuwan dan mentor yang merupakan inspirasi bagi banyak dari kami di bidang biologi perkembangan dan evolusi.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/qCEYP08Q-bw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Animasi kerangka lengkap <em>Qikiqtania</em>. <em>Credit: Tom Stewart</em></span></figcaption>
</figure>
<h2>Kerangka mengungkapkan cara hidup seekor binatang</h2>
<p><em>Qikiqtania</em> mengungkap banyak hal terkait masa penting pada sejarah silsilah kita. Melalui sisik <em>Qikiqtania</em>, ilmuwan dapat secara jelas memahami bahwa spesies ini hidup di bawah air. Sisik tersebut menunjukkan kanal sensorik yang membuat ikan ini mampu mendeteksi aliran air di sekitar tubuhnya. Rahangnya membantu ilmuwan mengetahui bahwa ikan ini merupakan hewan pemangsa yang mencari makan dengan menggigit dan mencengkram mangsanya dengan taring dan menelan makanan dengan cara mengisap.</p>
<p>Akan tetapi, sirip pada kedua sisi (sirip pektoral) <em>Qikiqtania</em> adalah temuan yang paling mengejutkan. Ikan ini memiliki tulang humerus, tulang yang juga terdapat pada lengan atas manusia. Tapi tulang humerus <em>Qikiqtania</em> memiliki bentuk yang sangat tak biasa.</p>
<p>Seperti <a href="https://shubinlab.uchicago.edu/research-2-2/"><em>Tiktaalik</em></a>, tetrapoda awal memiliki tulang humerus dengan tonjolan mencolok di bagian bawah dan sekumpulan tonjolan yang khas, tempat otot menempel. Benjolan tulang ini menunjukkan bahwa tetrapoda awal hidup di dasar danau dan sungai, menggunakan sirip atau lengan untuk menopang diri, awalnya di dasar laut dan kemudian di darat.</p>
<p>Saat tetrapoda awal lainnya seperti <a href="https://shubinlab.uchicago.edu/research-2-2/"><em>Tiktaalik</em></a> berada di tepi air untuk mengenal daratan, <em>Qikiqtania</em> melakukan sesuatu yang berbeda. Humerus miliknya benar-benar berbeda dari yang pernah dikenal sebelumnya. Bagi saya dan rekan-rekan saya, hal ini menunjukkan bahwa <em>Qikiqtania</em> telah meninggalkan tepi air dan kembali berkembang untuk hidup, sekali lagi, di permukaan dan di perairan terbuka.</p>
<p>Humerus <em>Qikiqtania</em> ini berbeda karena tidak memiliki tonjolan khas. Sebaliknya, humerus <em>Qikiqtania</em> tipis dan memiliki bentuk seperti bumerang, dan sirip lainnya besar dan berbentuk seperti dayung. Sirip ini dibentuk untuk berenang.</p>
<h2>Evolusi bukanlah pergerakan satu arah</h2>
<p><a href="https://plato.stanford.edu/entries/evolution">Evolusi bukan merupakan proses yang sederhana atau linier.</a> Meskipun tetrapoda awal mungkin terlihat bahwa mereka memiliki kecenderungan untuk hidup di darat, <em>Qikiqtania</em> secara pasti menunjukkan hal yang berbeda. Evolusi tidak langsung menuju manusia, melainkan sebuah serangkaian proses kompleks yang secara bersama-sama menumbuhkan pohon kehidupan yang rumit. Spesies baru terbentuk dan mereka menjadi lebih beragam. Cabangnya dapat menuju ke berbagai arah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Man standing on rocky flat ground with mountains in the distance" src="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Neil Shubin, yang menemukan fosil, menunjuk ke seberang lembah ke situs di mana <em>Qikiqtania</em> ditemukan di Pulau Ellesmere.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Neil Shubin</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Banyak alasan yang membuat fosil ini istimewa. Bukan hanya karena ditemukannya ikan yang telah tertanam di dalam batu selama ratusan juta tahun oleh para ilmuwan di Kutub Utara di <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ellesmere_Island">Pulau Ellesmere </a> merupakan sebuah keajaiban. Bukan hanya karena fosil ini sangatlah lengkap, dengan anatomi lengkap yang terungkap oleh sebuah kebetulan di puncak pandemi global. Fosil ini juga menunjukkan sekilas keragaman yang lebih luas dan rentang gaya hidup ikan pada transisi air ke darat untuk pertama kalinya. Fosil ini juga membantu para peneliti melihat lebih dalam dan mencoba memahami pohon kehidupan yang rumit.</p>
<h2>Penemuan bergantung pada masyarakat</h2>
<p><em>Qikiqtania</em> ditemukan di tanah Inuit, dan spesies ini dimiliki komunitas Inuit. Saya dan rekan-rekan saya dapat melakukan penelitian ini hanya karena kemurahan hati dan dukungan dari orang-orang di desa kecil Resolute Bay dan Grise Fiord, Iviq Hunters dan Trappers of Grise Fiord, dan Departemen Warisan dan Budaya, Nunavut. Untuk mereka, atas nama seluruh tim peneliti kami, kamu mengucapkan “nakurmiik.” Terima kasih. Ekspedisi paleontologis ke tanah mereka benar-benar mengubah pemahaman kami terhadap sejarah kehidupan di bumi.</p>
<p>Beberapa tahun terakhir, COVID-19 menjadi penghalang bagi para ahli paleontologi untuk berpergian dan mengunjungi situs di seluruh dunia. Kami memiliki keinginan yang besar untuk kembali, mengunjungi teman lama, dan mencari lagi. Siapa tahu ada hewan-hewan yang masih tersembunyi dan menunggu untuk kami telusuri.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188098/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Thomas Stewart tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Spesies yang baru ditemukan – Qikiqtania – menyoroti jalur evolusi yang berliku-liku.
Thomas Stewart, Assistant Professor of Biology, Penn State
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/184387
2022-06-09T04:30:18Z
2022-06-09T04:30:18Z
Curious Kids: Mengapa laba-laba punya hingga 8 mata sedangkan bagi kita 2 saja cukup?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/466928/original/file-20220603-16-lsp1a1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Laba-laba pelompat, seperti ini, biasanya memiliki delapan mata: dua mata depan yang sangat besar untuk mendapatkan gambar berwarna yang jelas dan menilai jarak, dan mata samping tambahan untuk mendeteksi ketika ada sesuatu yang bergerak.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/opoterser/3470203318/in/photolist-6hDGxG-4GDaxe-bVhmry-ofUDRu-3rRmE8-24HDFH-26RFKys-833xjG-GTPhV-6GhQEU-295jtf3-7h7HeP-KBCeFJ-qVYY5j-nwG8aU-6JxxyV-6r6SvE-2qn1im-cBseL-24HJvmu-rbJxCn-e4jyWH-fFQWhW-abYzdX-7uyQFm-21dUinh-GDhPXq-6vYTKY-awyBzJ-d5c8Cy-3jZtY6-56idKV-gX6QJi-JvAxSW-4UVaaD-aADySm-7nsyZD-ayX2S7-cantCG-oKGDrA-ds4out-NmvNhk-c8EDcm-5zFfm2-5S2VPs-WitbpR-6L1v74-6TBZqx-6SrhNo-72JB2W">Flickr/Thomas Shahan</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Mengapa laba-laba membutuhkan enam mata sedangkan kita hanya membutuhkan dua?? – Amos, umur 3, Newcastle, Inggris.</strong></p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<p>Hai, Amos. Terima kasih atas pertanyaan kamu yang bagus ini.</p>
<p>Hal pertama yang harus kita katakan adalah bahwa meskipun benar bahwa beberapa laba-laba memiliki enam mata, sebagian besar sebenarnya memiliki delapan mata.</p>
<p>Jawaban singkat untuk pertanyaan kamu adalah bahwa hewan telah berevolusi dengan bentuk dan jumlah mata berbeda sehingga akhinya menemukan yang paling cocok dengan dengan kebutuhan mereka</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-what-are-spider-webs-made-from-and-how-strong-are-they-91824">Curious Kids: What are spider webs made from and how strong are they?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Manusia memiliki dua mata yang menghadap ke depan. Mata kita sangat pandai melihat warna dan bentuk. Memiliki dua mata besar di depan kepala kita berarti mereka dapat bekerja sama untuk menebak seberapa jauh sesuatu itu (kita menyebutnya “perkiraan jarak”). Itu memudahkan kita untuk menangkap hewan lain sehingga kita bisa memakannya.</p>
<p>Laba-laba juga binatang pemburu dan mereka membutuhkan mata yang membantu mereka menemukan dan menangkap makanan mereka. Faktanya, kebanyakan laba-laba tidak dapat melihat dengan baik, sehingga mereka menggunakan sentuhan dan rasa untuk menjelajahi dunia. Tetapi jenis mata yang mereka miliki memberi tahu kita sesuatu tentang makanan yang mereka makan dan kehidupan yang mereka jalani.</p>
<h2>Mata laba-laba untuk kehidupan laba-laba</h2>
<p>Spesies laba-laba pelompat adalah pemburu aktif, seperti singa kecil yang mengejar mangsanya (yang biasanya serangga). Mereka biasanya memiliki delapan mata: dua mata depan yang sangat besar untuk mendapatkan gambar berwarna yang jelas dan menilai jarak, dan mata samping ekstra untuk mendeteksi ketika ada sesuatu yang bergerak. Berikut adalah gambar laba-laba pelompat yang ada di Australia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/279709/original/file-20190617-158927-5fc4f9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Laba-laba pelompat membutuhkan dua mata besar di bagian depan sehingga mereka dapat menebak seberapa jauh mangsanya.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Michael Duncan.</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsanya. Laba-laba yang melempar jaring ini juga perlu melihat dengan jelas dan memperkirakan jarak yang ada. Beberapa laba-laba telah mengembangkan mata hitam besar yang tampak menakutkan yang menatap lurus ke depan, sehingga mereka dijuluki laba-laba raksasa! Mata raksasa ini membantu laba-laba untuk melihat area yang luas dan secara akurat melemparkan jaring laba-labanya untuk menangkap mangsanya. Berikut adalah gambar laba-laba pelempar jaring.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/279710/original/file-20190617-158941-uuyn25.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Laba-laba pelempar jaring ini berasal dari keluarga Deinopis. Titik-titik kecil yang terlihat seperti lubang hidung sebenarnya adalah mata!</span>
<span class="attribution"><span class="source">Michael Duncan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa laba-laba hidup di gua-gua yang benar-benar gelap, di mana mata mereka tidak berguna sama sekali. Mereka harus mengandalkan indera lain untuk bisa menemukan makanan mereka dalam kegelapan. Untuk menghemat energi, laba-laba ini kehilangan mata selama proses evolusi mereka, jadi sekarang beberapa dari mereka tidak memiliki mata sama sekali. Kamu bisa melihat gambar laba-laba seperti itu <a href="https://phys.org/news/2012-08-world-eyeless-huntsman-spider.html">di sini</a>.</p>
<h2>Jadi mengapa kebanyakan laba-laba memiliki banyak mata?</h2>
<p>Mata manusia dan mata laba-laba adalah hasil dari evolusi perlahan untuk membantu kita bertahan hidup di lingkungan kita yang berbeda. Salah satu alasan mata manusia berbeda dari laba-laba adalah karena tubuh dan otak kita juga dibangun dengan cara berbeda.</p>
<p>Misalnya, laba-laba tidak memiliki leher. Jadi mereka tidak bisa menoleh untuk melihat hal-hal seperti yang kita bisa lakukan. Memiliki mata ekstra di sekitar kepala mereka adalah salah satu cara laba-laba melihat lebih banyak dunia di sekitar mereka, membantu mereka dengan cepat menemukan mangsa atau pemangsa potensial.</p>
<p>Mata manusia dan mata laba-laba memiliki fungsi yang berbeda. Kedua mata kita sangat kompleks dan pandai melakukan banyak pekerjaan sekaligus, sedangkan laba-laba memiliki jenis mata berbeda yang melakukan pekerjaan berbeda.</p>
<p>Misalnya, mata besar laba-laba pelompat di bagian tengah adalah yang terbaik untuk melihat bentuk, tetapi mata samping yang sederhana memiliki tugas penting untuk mengawasi pemangsa.</p>
<p>Jadi laba-laba bermata dua atau bahkan manusia bermata delapan bukanlah hal yang mustahil. Tapi dua mata yang kita miliki dan delapan mata yang dimiliki kebanyakan laba-laba sangat cocok untuk membantu masing-masing dari kita untuk bertahan hidup.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-do-spiders-have-hairy-legs-108602">Curious Kids: why do spiders have hairy legs?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/184387/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Mata manusia sangat kompleks dan pandai melakukan banyak pekerjaan sekaligus, sedangkan laba-laba memiliki berbagai jenis mata yang melakukan pekerjaan berbeda.
Samantha Nixon, Research officer, The University of Queensland
Andrew Walker, Postdoctoral Research Fellow, The University of Queensland
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/184599
2022-06-09T04:30:17Z
2022-06-09T04:30:17Z
Riset baru: stres bisa membuat kita lebih disukai orang lain
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/467497/original/file-20220607-20-juyzsj.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Menyentuh wajah adalah sinyal stres yang umum</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/darkhaired-girl-covers-her-face-hands-591242858">from shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Manusia berperilaku dengan cara yang aneh. Kita dengan mudah mengungkapkan perasaan batin kita pada saat-saat kita merasa lemah, yang tampaknya bukan hal yang cerdas untuk dilakukan.</p>
<p>Hanya dengan melihat perilaku seseorang, kita bisa mengetahui kapan mereka sedang merasakan <a href="https://doi.org/10.1098/rstb.2019.0284">sakit</a> , frustasi, atau kecewa. Tentunya strategi terbaik adalah mencoba dan menyembunyikan kelemahan? Mengapa mengambil risiko untuk dimanfaatkan?</p>
<p>Banyak hewan lain jarang menunjukan perubahan perilaku ketika mereka sedang berjuang. Dokter hewan dan penjaga hewan harus bergantung pada beberapa macam isyarat seperti perubahan tekanan darah, detak jantung, atau kadar hormon untuk mendapatkan gambaran tentang <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rstb.2019.0284#:%7E:text=A%20facial%20expression%20of%20pain,expressions%20%5B15%E2%80%9317%5D">rasa sakit </a> atau <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016648018303599?via%3Dihub">stres</a> yang sedang mereka rasakan. Tetapi mungkinkah ada keuntungan untuk memberi tahu tentang kerentanan kamu?</p>
<p>Riset kami (<a href="https://cordis.europa.eu/project/id/864694">yang dibiayai oleh ERC, yaitu sebuah badan riset yang didanai oleh Uni Eropa</a> ) menyelidiki apa alasan kita berkomunikasi dengan menggunakan tubuh, wajah, dan tangan kita. Kami menemukan bahwa sinyal ini memainkan peran kunci dalam cara kami membangun dan memelihara jejaring sosial. Secara spesifik, <a href="https://doi.org/10.1016/j.evolhumbehav.2022.04.001">eksperimen</a> yang kami lakukan menunjukkan semakin stres kamu, semakin banyak orang lain yang menganggap Anda menyenangkan.</p>
<h2>Evolusi dan stres</h2>
<p>Kita sudah lama memahami bahwa stres dan perilaku seseorang saling terkait. Ketika seseorang stres, mereka lebih cenderung menunjukkan apa yang kita sebut perilaku yang diarahkan kepada diri sendiri. Kita menyentuh wajah kami, kita menggigit kuku kami, kita meraba-raba dengan benda-benda dan bermain dengan rambut kami. Bentuk perilaku stres yang sangat mirip terlihat baik pada monyet dan kera, yang menambah bukti bahwa mereka berasa dari nenek moyang yang sama.</p>
<p>Namun, cara orang lain melihat perilaku yang berhubungan dengan stres ini telah menjadi misteri bagi para peneliti. Apakah orang-orang bahkan memperhatikan perilaku ini pada orang lain? Bisakah kita mendeteksi ketika orang lain sedang stres? Bagaimana hal itu mengubah kesan kita tentang mereka?</p>
<p>Untuk menyelidiki, kami perlu menginduksi stres ringan pada sukarelawan untuk mempelajari perilaku mereka. Mereka memiliki waktu tiga menit untuk mempersiapkan presentasi dan wawancara kerja tiruan, yang segera diikuti dengan tes matematika yang menantang.</p>
<p>Ini tidak akan mengejutkan ketika mengetahui sebagian besar peserta menjadi stres.</p>
<p>Kami menunjukkan rekaman relawan yang stres ini kepada sekelompok orang baru, yang menilai perilaku berdasarkan skala untuk melihat misalnya “Seberapa stres orang ini?” Hasilnya memberi tahu kami seperti apa orang-orang ketika mereka stres dan apa yang orang pikirkan tentang mereka.</p>
<p>Ternyata, manusia cukup pandai mengenali saat seseorang sedang merasa stres. Semakin stres seseorang, maka orang lain mengganggap orang tersebut lebih stres dari aslinya - hubungan linier yang jelas. Seperti yang diharapkan, perilaku mengarahkan diri sendiri tampaknya memainkan peran penting. Semakin banyak perilaku stress yang dihasilkan seseorang, maka orang lain menilai orang itu lebih stres dari aslinya.</p>
<p>Perlu juga dicatat bahwa ini bukan sinyal halus yang hanya dapat dideteksi oleh teman dekat, karena kami meminta orang asing untuk membuat penilaian tentang peserta kami.</p>
<h2>Penemuan baru</h2>
<p>Fakta bahwa orang lain dapat dengan jelas mendeteksi ketika kita sedang stres adalah bukti bahwa perilaku ini berfungsi seperti jenis komunikasi non-verbal lainnya (seperti ekspresi wajah, gerak tubuh) – adalah fakta yang belum didukung sampai sekarang. Ini adalah studi pertama yang menemukan hubungan nyata antara perilaku stres dan persepsi stres.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Portrait of focused young professional sitting in modern coffee shop." src="https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/462475/original/file-20220511-21-4qqmzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Manusia menampilkan sinyal yang jelas saat stres.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/portrait-concentrated-young-correspondent-working-on-644276986">from shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Fakta bahwa mereka yang dinilai lebih stres dari aslinya juga dianggap sebagai orang yang paling disukai dapat menjelaskan mengapa kita menunjukkan sisi kelemahan ini sejak awal (dan mengapa mereka berevolusi). Kesan pertama orang terhadap “pemberi sinyal stres” tidak negatif, tetapi sebenarnya sangat positif. Kami mengharapkan orang untuk mengambil keuntungan dari kelemahan tetapi menunjukkan sisi rentan Anda mendorong orang lain untuk mendukung dan mendorong tumbuhnya ikatan sosial.</p>
<p>Kita adalah spesies yang sangat kooperatif, lebih dari hewan lain, dan kita tertarik pada mereka yang jujur terkait niat dan pikiran mereka. Tidak ada yang lebih jujur daripada mengatakan bahwa kita sedang lemah.</p>
<p>Penelitian lain menunjukkan <a href="https://elifesciences.org/articles/00362">stres mungkin hal yang baik</a> yang harus diterima. Otak kita berevolusi untuk mengatasi tantangan di lingkungan, dan stres ringan memberikan tantangan yang sehat untuk menjaga pikiran kita tetap terstimulasi.</p>
<p>Mengomunikasikan stres juga sama. Tunjukkan perasaan kamu, baik atau buruk. Jangan berusaha terlalu keras untuk menyembunyikan tingkat stres selama presentasi atau wawancara penting. Berkomunikasi dengan jujur dan wajar melalui perilaku Anda sebenarnya dapat meningkatkan kesan positif pada orang lain.</p>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/184599/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jamie Whitehouse menerima dana dari European Research Council (ID perjanjian hibah: 864694)</span></em></p>
Sebuah studi pertama dari jenisnya menyelidiki apa yang terjadi dalam pikiran orang lain selama momen menggigit kuku kamu.
Jamie Whitehouse, Research Fellow, Department of Psychology, Nottingham Trent University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/179223
2022-03-15T06:31:41Z
2022-03-15T06:31:41Z
Curious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/451896/original/file-20220314-117594-1ci7skl.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">SHARK</span> </figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/au/topics/curious-kids-36782"><img src="https://images.theconversation.com/files/291898/original/file-20190911-190031-enlxbk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=1" width="100%"></a></p>
<hr>
<blockquote>
<p><strong>Mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu? - Natalya N, Umur 12, California, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Pertama, mari kita bicara tentang perbedaan antara tulang dan tulang rawan. Keduanya adalah bahan yang dapat membuat kerangka, tetapi keduanya sangat berbeda.</p>
<p>Tulang biasa tidak bisa dibengkokkan dan sangat kuat, tapi bisa retak jika banyak tekanan. Sedangkan tulang rawan, meskipun tidak sekuat tulang biasa, tapi bisa dibengkokkan dan lebih fleksibel.</p>
<p>Kerangka manusia terbuat dari tulang, tetapi kita juga memiliki tulang rawan di telinga dan hidung kita dan bantalan di persendian kita. Faktanya, <a href="https://www.healthline.com/health/how-many-bones-does-a-baby-have#bone-composition-at-birth">kebanyakan kerangka kita adalah tulang rawan ketika kita masih bayi</a>, tapi saat kita tumbuh mereka digantikan oleh tulang.</p>
<p>Tulang rawan terlalu kenyal untuk menopang berat badan seseorang. Jika kerangka kita terbuat dari tulang rawan, kita akan jatuh karena beban gravitasi. Tubuh kita membutuhkan kekuatan tulang yang kuat untuk menopang berat kita di darat.</p>
<p>Di dalam air, bagaimanapun, kerangka tulang rawan hiu telah membantu mereka bertahan hidup dan berkembang. Karena tulang rawan lebih ringan daripada tulang, hiu tidak perlu bekerja keras untuk berenang. Ini sangat penting, karena mereka tenggelam jika berhenti berenang. Jika mereka memiliki kerangka yang lebih berat, mereka harus bekerja lebih keras dan menghabiskan lebih banyak energi hanya untuk terus bergerak.</p>
<p>Tulang rawan kuat tetapi fleksibel, sehingga membantu hiu menjadi perenang yang cepat dan dapat bermanuver. Itu membantu mereka menangkap mangsa dan menghindari pemangsa. Dan hiu memang memiliki predator. Banyak hiu besar, seperti <a href="https://www.sharks.org/great-hammerhead-shark-sphyrna-mokarran">martil besar</a>, suka makan hiu kecil. Dan <a href="https://www.smithsonianmag.com/smart-news/great-white-sharks-are-completely-terrified-orcas-180972009/">orca, atau paus pembunuh, akan memakan hiu putih besar</a>. Beberapa hiu, seperti <a href="https://www.sharks.org/lemon-shark-negaprion-brevirostris">hiu lemon</a>, bahkan akan memakan anggota yang lebih kecil dari spesiesnya sendiri.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/oz6zOyZpYTY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Ikan pari adalah anggota keluarga hiu yang memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan. Siripnya yang fleksibel seperti sayap memungkinkan mereka untuk “terbang” di air – dan, terkadang, melompat ke udara.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Manfaat tulang</h2>
<p>Saat ini ada sekitar 1.000 spesies ikan dengan tulang rawan sebagai kerangka tubuh mereka, dan lebih dari 28.000 spesies ikan dengan tulang biasa sebagai kerangka mereka. Sifat tulang yang tidak bisa bengkok dan bisa menjadi sangat kuat dapat membantu otot bekerja lebih baik dengan memberikan penunjang kuat. Jadi memiliki tulang memungkinkan tubuh untuk bisa bergerak di dalam air. </p>
<p>Misalnya, ada banyak sekali bentuk ikan bertulang. Banyak dari mereka menggunakan <a href="https://fishionary.fisheries.org/pectoral-fins/">sirip dada di sisi mereka</a> untuk bergerak, bukannya <a href="https://www.youtube.com/watch?v=HqErSOEjHe4&t=21099">menggerakkan diri dengan ekor seperti hiu</a> . Itu memungkinkan mereka untuk bergerak maju dan mundur, yang sangat berguna untuk bergerak masuk dan keluar dari tempat yang sempit, seperti sudut di terumbu karang.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Gray model of a fish head with gaping jaws and large front teeth" src="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah model tengkorak fosil <em>placodermi</em> yang ditemukan di tempat yang sekarang berada di timur laut Ohio.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flic.kr/p/U9Jihc">James St. John/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lebih dari 400 juta tahun yang lalu, sekelompok ikan purba yang disebut <a href="https://www.britannica.com/animal/placoderm"><em>placodermi</em></a> adalah ikan pertama yang mengembangkan rahang. Ini penting karena membantu mereka menjadi pemangsa yang mengesankan.</p>
<p><em>Placodermi</em> memiliki lempengan tulang luar biasa yang dapat melindungi kepala dan bagian tubuh mereka, tetapi sisa kerangka mereka terbuat dari tulang rawan. Itulah salah satu alasan kami menemukan fosil kepala dan rahang mereka, tetapi tidak pada sisa kerangka mereka. Tulang rawan jarang memfosil.</p>
<h2>Silsilah keluarga yang mencurigakan</h2>
<p><em>Placodermi</em> mungkin adalah nenek moyang dari dua kelompok utama ikan – hiu dan pari modern, dengan kerangka yang terbuat dari tulang rawan, dan ikan bertulang. Kedua kelompok telah bertahan selama ratusan juta tahun. Tapi ikan bertulanglah yang <a href="https://www.britannica.com/animal/crossopterygia">menciptakan amfibi</a> – makhluk pertama yang meninggalkan laut dan mengembangkan anggota badan dan paru-paru yang memungkinkan mereka hidup di darat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Graphic showing vertebrate evolution starting with jawed fish" src="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Vertebrata di darat, termasuk manusia, berevolusi dari ikan bertulang mulai lebih dari 400 juta tahun yang lalu.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2021.01.046">Dr. Guojie Zhang</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Amfibi dengan kerangka bertulang itu <a href="https://www.britannica.com/animal/reptile/Evolution-and-paleontology">menciptakan reptil</a>, dan <a href="https://www.scientificamerican.com/article/meet-the-ancient-reptile-that-gave-rise-to-mammals/">dari reptil muncul burung dan mamalia</a> dan akhirnya termasuk manusia. Itu berarti kita bisa melacak tulang kita sampai ke ikan purba. Saat ini ada sekitar 60.000 spesies di Bumi dengan kerangka tulang berenang, hidup di darat atau terbang di udara.</p>
<hr>
<p>_Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:
_
• mengirimkan email ke redaksi@theconversation.com
• tweet ke kami @conversationIDN dengan tagar #curiouskids
• DM melalui Instagram @conversationIDN</em></p>
<p><em>Arina Apsarini Putri Asrofi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/179223/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Michael Heithaus menerima dana dari National Science Foundation, Paul G. Allen Family Foundation, dan Shark Conservation Fund.</span></em></p>
Keras dan kuat, atau lentur dan fleksibel? Kerangka tulang rawan memberikan keuntungan di laut, tetapi tidak akan tahan terhadap kehidupan di darat
Michael Heithaus, Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/175736
2022-01-28T04:36:44Z
2022-01-28T04:36:44Z
Curious Kids: mengapa kecerdasan hewan tidak berevolusi menjadi seperti manusia?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/443129/original/file-20220128-19-1l4r8se.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Rido/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p><strong>Manusia dan hewan hidup dalam lingkungan yang sama. Tapi mengapa hewan-hewan tidak berevolusi seperti kita? – Sami, 13 tahun, London, Inggris</strong></p>
<p>Sami, pertanyaanmu sungguh brilian. </p>
<p>Manusia berevolusi secara berbeda dengan hewan lainnya. Kita memiliki otak yang jauh lebih besar dibandingkan ukuran badan ataupun tubuh dibandingkan mamalia lainnya. Kecerdasan manusia juga berevolusi, sedangkan hewan lainnya tidak.</p>
<p>Kecerdasan ini adalah anugerah. Berkat kecerdasan, kita bisa merencanakan sesuatu, maupun bekerja sama. Manusia pun dapat membuat terobosan sekaligus berbagi cerita keberhasilan seputar terobosan tersebut.</p>
<p>Makhluk hidup mengalami evolusi supaya mereka semakin mahir bertahan hidup. Misalnya, loreng pada harimau, warna cerah yang dimiliki kupu-kupu, ataupun otak besar pada manusia. </p>
<p>Fitur-fitur ini kemudian diwariskan secara turun-temurun.</p>
<hr>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/282267/original/file-20190702-126345-1np1y7m.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><em><a href="https://theconversation.com/au/topics/curious-kids-36782">Curious Kids</a> adalah serial dari <a href="https://theconversation.com/uk">The Conversation</a> yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka tentang dunia oleh para ahli. Jika kamu memiliki pertanyaan yang ingin dijawab oleh ilmuwan, kirimkan ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">curiouskids@theconversation.com</a>. Pastikan kamu menyertakan nama depan, usia, dan kota atau kota. Kami memang tidak akan dapat menjawab setiap pertanyaan, tetapi kami akan melakukan yang terbaik.</em></p>
<hr>
<p>Ada beragam hipotesis (dugaan sementara) tentang asal mula kecerdasan manusia. Salah satunya terkait topik penelitian saya yang disebut <a href="https://doi.org/10.3109/03014460.2014.923938">reproduksi biokultur</a>. </p>
<p>Otak yang besar memungkinkan manusia untuk mempertahankan lebih banyak bayi dibandingkan hewan lainnya. Dalam teori reproduksi biokultur, ada dugaan bahwa kecerdasan yang membantu kita menjaga kehidupan bayi-bayi berasal dari rasa kepedulian kita terhadap satu sama lain. Khususnya terkait bagaimana kita menjaga anak-anak.</p>
<h2>Saling peduli dan membantu</h2>
<p>Banyak hewan yang hidup secara berkelompok, kecil maupun besar. Beberapa spesies burung dan mamalia, seperti meerkat (sejenis musang), bergotong-royong untuk memberi makan maupun melindungi bayi-bayi mereka.</p>
<p>Kerja sama itu disebut dengan pengembangbiakan bersama (<a href="https://www.youtube.com/watch?v=MAxi-lGPcfo">cooperative breeding</a>). Ada hewan-hewan yang bertugas sebagai pengasuh. Mereka tidak bereproduksi untuk membantu anggota keluarga yang dominan, seperti ibu atau saudara betinanya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Kawanan meerkat" src="https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/438103/original/file-20211216-19-1tywl7x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Meerkat menerapkan cooperative breeding.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/meerkat-surikate-playing-near-deserted-forest-557139316">RAJU SONI/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sedangkan manusia berbeda. Siapapun yang mau dan mampu, bisa memiliki bayi. Memang tak semua orang tua bisa atau mau merawat bayinya sendiri, tapi banyak orang yang bisa membantu merawatnya. </p>
<p>Orang tua maupun para pengasuh menjaga anak-anak untuk waktu yang lama, terkadang sampai seumur hidup. Saya juga adalah orang tua yang terus menjaga perkembangan anak saya, maupun keturunannya – cucu saya. Inilah yang disebut para ahli sebagai <a href="https://doi.org/10.3109/03014460.2014.923938">reproduksi biokultur</a>. </p>
<p>Sedangkan para pengasuh bisa saja memiliki hubungan keluarga dengan anak yang diasuhnya, tapi bisa juga tidak. Aturan main ini tidak ditentukan berdasarkan hubungan genetika, tapi dengan sebutan yang kita sematkan kepada orang lain. Sebutan ini bukan nama seperti Sami atau Barry, tetapi merupakan label ‘anak’, ‘bibi’, ‘kakek’, ‘sepupu’, ataupun ‘teman’.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Sekumpulan orang dewasa dan anak-anak di pantai" src="https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=463&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=463&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/438100/original/file-20211216-17-p2u9jt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=463&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kita mungkin menyebut teman orang tua kita sebagai tante atau om.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/happy-multiracial-families-round-dancing-beach-644453188">View Apart/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penyematan sebutan ini <a href="https://www.npr.org/sections/13.7/2010/03/the_evolution_of_symbolic_lang.html">adalah wujud dari bahasa simbolis</a>. Artinya, sebutan kita kepada orang lain mewakili ide bagaimana kita memperlakukan mereka. Evolusi dalam komunikasi simbolis tersebut hanya terjadi pada manusia dan beberapa nenek moyang kita.</p>
<p>Manusia memiliki panggilan ‘paman’ atau ‘bibi’ untuk menyebut orang yang lebih tua dan tidak memiliki kekerabatan secara langsung. </p>
<p>Karena alasan kedekatan, kita bahkan bisa memanggil sahabat kita dengan sebutan ‘saudara’ atau ‘sepupu’. </p>
<p>Beberapa pemimpin keagamaan pun disebut ‘bapa’, ‘ibu’, atau ‘suster’. Panggilan ini muncul sebagai simbol penghormatan sekaligus memberikan informasi terkait hubungan kita dengan orang-orang tersebut.</p>
<h2>Kecerdasan tingkat tinggi untuk bertahan hidup</h2>
<p>Cara penamaan yang dilakukan manusia itu cukup rumit. Butuh kecerdasan dengan otak yang besar untuk mengingat seluruh nama dan sejarah interaksi yang kita punya dengan keluarga ataupun teman.</p>
<p>Simpanse, sebagai sepupu biologis terdekat kita, hanya punya ukuran sepertiga dari otak manusia. Mereka tidak menggunakan bahasa simbolis atau memanggil simpanse lainnya dengan sebutan tertentu. </p>
<p>Induk simpanse memang peduli pada anak-anaknya. Tapi, kakeknya, ayahnya, ataupun simpanse lain tidak sepeduli itu. Akhirnya, hanya sepertiga bayi simpanse yang bertahan hidup hingga dewasa.</p>
<p>Sebaliknya, begitu banyak orang yang menaruh perhatian kepada bayi: memberi makan, menjaga saat sakit, mendidik, memberikan uang, mencurahkan kasih sayang. Akhirnya bayi manusia berpeluang lebih tinggi – tak sekadar bertahan hidup – tapi juga berkembang. </p>
<p>Kecerdasan tingkat tinggi yang membuat manusia lebih peduli kepada satu sama lain juga dapat menjawab sejumlah pertanyaan ihwal mengapa populasi manusia saat ini sedang menuju delapan miliar penduduk.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/175736/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Barry Bogin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Ada dugaan bahwa kecerdasan yang membantu kita menjaga kehidupan bayi-bayi berasal dari rasa kepedulian kita terhadap satu sama lain.
Barry Bogin, Professor of Biological Anthropology (Emeritus), Loughborough University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/163973
2021-07-08T09:10:19Z
2021-07-08T09:10:19Z
Riset: teori seleksi seksual Darwin terbalik
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/410266/original/file-20210708-23-1xkjjbn.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gajah laut jantan mengerdilkan rekan-rekan betina mereka.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/northern-elephant-seal-mirounga-angustirostris-male-440246053">Sean Lema/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Charles Darwin adalah seorang ilmuwan yang cermat. Pada pertengahan abad ke-19, ketika dia mengumpulkan bukti untuk teorinya bahwa spesies berevolusi melalui <a href="https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/natural-selection/">seleksi alam</a>, dia menyadari bahwa itu tidak menjelaskan ekor indah merak jantan, tanduk yang dipamerkan oleh rusa jantan, atau mengapa beberapa jantan dari beberapa spesies jauh lebih besar daripada rekan betina mereka.</p>
<hr>
<iframe id="noa-web-audio-player" style="border: none" src="https://embed-player.newsoveraudio.com/v4?key=x84olp&id=https://theconversation.com/darwin-" got-sexual-selection-backwards-research-suggests-162711&bgcolor="F5F5F5&color=D8352A&playColor=D8352A" width="100%" height="110px"></iframe>
<p><em>Anda dapat mendengarkan lebih banyak artikel dari The Conversation, dinarasikan oleh Noa, <a href="https://theconversation.com/uk/topics/audio-narrated-99682">di sini</a>.</em></p>
<hr>
<p>Untuk <a href="https://theconversation.com/these-useless-quirks-of-evolution-are-actually-evidence-for-the-theory-107395">keanehan</a> ini, Darwin mengajukan teori sekunder: <a href="http://darwin-online.org.uk/content/frameset?pageseq=1&itemID=F937.1&viewtype=text">seleksi seksual</a> dari sifat-sifat yang meningkatkan peluang hewan untuk mendapatkan pasangan dan bereproduksi. </p>
<p>Dia dengan hati-hati membedakan antara senjata seperti tanduk, taji, taring dan ukuran tipis yang digunakan untuk menaklukkan rival yang bersaing, dan ornamen yang ditujukan untuk memikat lawan jenis.</p>
<p>Darwin berpikir bahwa sifat-sifat yang dipilih secara seksual dapat dijelaskan dengan rasio jenis kelamin yang tidak merata – ketika ada lebih banyak jantan daripada betina dalam suatu populasi, atau sebaliknya. <a href="http://darwin-online.org.uk/content/frameset?pageseq=1&itemID=F937.1&viewtype=text">Dia beralasan</a> bahwa seekor jantan dengan lebih sedikit betina yang tersedia harus bekerja lebih keras untuk mengamankan salah satu dari mereka sebagai pasangan, dan bahwa kompetisi ini akan mendorong seleksi seksual.</p>
<p>Dalam sebuah <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/evo.14273">studi baru</a>, saya dan rekan-rekan telah mengkonfirmasi hubungan antara seleksi seksual dan rasio jenis kelamin, seperti dugaan Darwin. </p>
<p>Tapi yang mengejutkan, temuan kami menunjukkan bahwa Darwin salah jalan. Kami menemukan bahwa seleksi seksual paling menonjol bukan ketika calon pasangan langka, tapi ketika mereka berlimpah – dan ini berarti melihat kembali tekanan seleksi yang berperan dalam populasi hewan yang menampilkan rasio jenis kelamin yang tidak merata.</p>
<p>Sejak zaman Darwin, kita telah belajar banyak tentang rasio jenis kelamin yang tidak merata, yang umum terjadi pada populasi hewan liar. Misalnya, di komunitas banyak <a href="https://www.nature.com/articles/6883570/">kupu-kupu</a> dan <a href="https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/415033">mamalia</a>, termasuk manusia, jumlah perempuan dewasa melebihi jumlah laki-laki dewasa.</p>
<p>Keadaan tidak simetris ini paling ekstrim <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/jeb.12415">di antara hewan berkantung</a>. Pada antechinus Australia, misalnya, semua jantan <a href="https://www.livescience.com/40229-marsupials-mate-to-death.html">mendadak mati</a> setelah musim kawin, jadi ada kalanya tidak ada jantan dewasa yang hidup dan seluruh populasi hewan dewasa terdiri dari betina yang hamil.</p>
<p>Sebaliknya, banyak burung mengarak lebih banyak jantan daripada betina dalam populasi mereka. Pada beberapa burung plover, misalnya, jantan <a href="https://www.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1420-9101.2011.02305.x">lebih banyak daripada betina</a> enam banding satu.</p>
<p>Jadi mengapa banyak spesies burung memiliki lebih banyak jantan, sementara mamalia sering memiliki lebih banyak betina? Jawaban singkatnya adalah kita tidak tahu. Tapi ada bukti yang menyakinkan.</p>
<h2>Menjelaskan rasio jenis kelamin yang tidak merata</h2>
<p>Beberapa rasio jenis kelamin yang tidak merata sebagian dapat dijelaskan oleh <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rsbl.2019.0867">perbedaan umur</a>. <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32205429/">Mamalia betina</a>, termasuk manusia, biasanya hidup lebih lama dari rekan jantan mereka dengan selisih yang lebar. </p>
<p>Pada manusia, perempuan hidup rata-rata sekitar <a href="https://www.bbc.com/future/article/20151001-why-women-live-longer-than-men">5% lebih lama</a> daripada laki-laki. Pada <a href="https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/R/bo3620491.html">Singa Afrika</a> dan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/%2024317695/">paus pembunuh</a>, umur betina lebih panjang hingga 50%.</p>
<p>Preferensi predator juga bisa berperan. Singa Afrika membunuh kira-kira <a href="https://oxford.universitypressscholarship.com/view/10.1093/acprof:oso/9780199208784.001.0001/acprof-9780199208784">tujuh kali lebih banyak</a> jantan daripada kerbau betina, karena kerbau jantan cenderung berkeliaran sendiri, sedangkan betina dilindungi dalam kawanan. </p>
<p>Sebaliknya, cheetah membunuh <a href="https://academic.oup.com/jmammal/article/80/4/1084/851830">lebih banyak betina</a> Rusa Thompson daripada jantan, mungkin karena mereka lebih mudah berlari lebih cepat dari rusa betina – terutama yang hamil yang.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seekor singa di depan kawanan kerbau" src="https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=323&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=323&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=323&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=405&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=405&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/406743/original/file-20210616-3862-g8e4ss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=405&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Singa tampaknya tidak menyukai peluang mereka melawan kawanan betina kerbau.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/african-buffalo-747035347">Seyms Brugger/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Akhirnya, jantan dan betina sering <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8982783/">menderita secara berbeda</a> dari parasit dan penyakit. Pandemi COVID-19 adalah contoh yang mencolok dari hal ini: jumlah laki-laki dan perempuan yang terinfeksi serupa di sebagian besar negara, tapi pasien laki-laki memiliki <a href="https://theconversation.com/coronavirus-the-puzzle-of-why-the-risk-of-death-is-%20lebih%20besar-untuk-pria-dan-untuk-lansia-135176">peluang kematian yang lebih tinggi</a> dibandingkan perempuan.</p>
<h2>Rasio jenis kelamin dan seleksi seksual</h2>
<p>Terlepas dari pengetahuan kita yang berkembang tentang rasio jenis kelamin yang tidak merata, pandangan Darwin yang menghubungkan rasio jenis kelamin dengan seleksi seksual hanya mendapat sedikit perhatian dari para ilmuwan. </p>
<p>Studi kami berusaha untuk mengatasi hal ini, menyatukan dua untaian teori evolusi ini untuk meninjau kembali argumen Darwin.</p>
<p>Kami secara khusus melihat evolusi <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/evo.14273">jantan besar</a> dalam spesies yang berbeda, yang seringkali beberapa kali lebih besar daripada rekan betina mereka. Kami melihat ini pada <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ajpa.10011">babun (jenis monyet) jantan</a>, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs00265%20-002-0507-x">gajah laut</a> dan <a href="https://academic.oup.com/beheco/article/15/4/592/205890">burung yang bermigrasi</a>, misalnya.</p>
<p>Terkadang, betina lebih besar daripada jantan – seperti beberapa spesies <a href="https://oxford.universitypressscholarship.com/view/10.1093/acprof:oso/9780199208784.001.0001/acprof-9780199208784-chapter-4">burung</a>, seperti jacana Afrika. Istilah ilmiah ketika satu jenis kelamin dalam suatu spesies lebih besar dari yang lain adalah “<a href="https://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199441728/obo-978019941728-0110.xml">dimorfisme ukuran seksual</a>” .</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Janaca Afrika betina yang lebih besar dan jantan yang lebih kecil" src="https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=360&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=360&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=360&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=452&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=452&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/406957/original/file-20210617-15-18mi7gu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=452&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jacana Afrika betina, di sebelah kiri, lebih besar dari jantan .</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/berniedup/6001942849/">Bernard DUPONT/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sudah jelas bagaimana <a href="https://academic.oup.com/condor/article/112/1/183/5152556">seleksi seksual</a> terkadang dapat membuat perbedaan dimorfisme atau berdasarkan kelamin. Menjatuhkan musuh membutuhkan kekuatan otot, sedangkan ketahanan bertarung membutuhkan stamina. Jadi menjadi lebih besar sering kali berarti mendominasi saingan, dengan demikian memenangkan lotre reproduksi evolusioner.</p>
<p>Menganalisis 462 spesies reptil, mamalia, dan burung yang berbeda, penelitian kami menemukan hubungan erat antara dimorfisme ukuran seksual dan rasio jenis kelamin, membenarkan dugaan Darwin.</p>
<p>Tapi trennya berlawanan dengan yang diprediksi Darwin dengan buktinya yang terbatas. Ternyata seleksi seksual paling intens – ditunjukkan oleh jantan yang lebih besar dibandingkan betina – terjadi pada spesies yang ada banyak betina untuk dipilih jantan, daripada kelangkaan betina seperti yang disarankan Darwin.</p>
<h2>Implikasi untuk seleksi seksual</h2>
<p>Ini sama sekali tidak membatalkan teori Darwin tentang seleksi alam dan seleksi seksual. Temuan kami hanya menunjukkan bahwa mekanisme yang berbeda dengan yang diusulkan Darwin mendorong persaingan kawin untuk hewan yang hidup dalam populasi yang tidak simetris jenis kelaminnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/how-to-slam-dunk-creationists-when-it-comes-to-the-theory-of-evolution-81581">How to slam dunk creationists when it comes to the theory of evolution</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Asumsi Darwin didasarkan pada gagasan bahwa persaingan paling ketat untuk mendapatkan pasangan harus terjadi ketika ada kekurangan pasangan kawin. Tapi <a href="https://www.pnas.org/content/106/Supplement_1/1001">teori yang lebih baru</a> menunjukkan bahwa logika ini mungkin tidak benar, dan bahwa seleksi seksual sebenarnya adalah sistem yang pemenang mengambil semuanya.</p>
<p>Itu berarti bahwa ketika ada banyak pasangan potensial dalam populasi, pejantan teratas – dalam penelitian kami, yang terbesar dan terberat – menikmati keuntungan besar yang tidak proporsional, membuahi sejumlah besar betina dengan mengorbankan jantan yang lebih kecil, yang mungkin tidak bereproduksi sama sekali.</p>
<p>Kami membutuhkan studi lebih lanjut untuk membantu kami memahami bagaimana jantan dan berita mencari pasangan baru dalam populasi yang tidak simetris laki-laki dan perempuan, dan dalam keadaan apa ornamen, persenjataan dan ukuran tipis sangat berguna. </p>
<p>Studi semacam itu dapat memberi kita wawasan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang cara kerja alam, berdasarkan teori asli seleksi seksual Darwin.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/163973/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tamas Szekely tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Seleksi seksual jantan yang lebih besar mungkin didorong oleh kelimpahan – bukan kelangkaan – betina.
Tamas Szekely, Professor of Biodiversity at The Milner Centre for Evolution, University of Bath
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/151584
2020-12-08T07:21:49Z
2020-12-08T07:21:49Z
Mengapa harimau memiliki belang? Ini kata ahli
<p>Saat harimau mengintai mangsa, biasanya saat senja atau fajar, mereka hampir tidak terlihat. Baik tinggal di padang rumput atau hutan, harimau liar memiliki warna oranye terang dengan garis-garis hitam. </p>
<p>Bagaimana hewan dengan warna terang ini bisa bersembunyi dengan baik untuk berburu? </p>
<p>Jawabannya : kamuflase!</p>
<h2>Harimau hijau?</h2>
<p>Dalam <a href="https://scholar.google.com/citations?user=UlHC7aIAAAAJ&hl=en">pekerjaan saya</a> sebagai seorang dokter hewan, saya memperhatikan bagaimana beragam kulit, bulu, warna, bintik dan belang telah berevolusi, baik untuk membantu memikat pasangan atau menyembunyikan keberadaan mereka</p>
<p><a href="https://www.plt.org/educator-tips/camouflage-nature-examples">Kamuflase</a> – atau “menyamarkan warna” – membuat mereka bisa bersembunyi, tanpa terdeteksi. </p>
<p>Harimau adalah <a href="https://sciencing.com/role-tigers-ecosystem-7638501.html">predator utama</a> dan peringkat atas dalam rantai makanan, mereka tidak perlu bersembunyi dari hewan lain yang ingin memangsa mereka. </p>
<p>Mereka adalah karnivora – pemakan daging – dan bergantung kepada kemampuan bersembunyi untuk berburu. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="foto harimau bagaimana manusia melihatnya dan rusa melihatnya" src="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mata manusia bisa memproses merah, hijau, dan biru, sehingga bagi kita, harimau terlihat oranye (kanan). Rusa hanya memproses hijau dan biru, yang membuat mereka buta warna (kiri).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://doi.org/10.1098/rsif.2019.0183">J. G. Fennell et al, _Journal of The Royal Society Interface_</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Harimau terbantu oleh terbatasnya pandangan mangsa mereka. Rusa dan satwa lainnya <a href="https://www.nhm.ac.uk/discover/how-do-other-animals-see-the-world.html">tidak bisa melihat banyak warna</a>, mirip seperti manusia yang buta warna. </p>
<p>Karena mereka hanya melihat sedikit warna, mereka mampu melihat lebih baik dalam keadaan redup, tapi ini juga membuat mereka sangat rentan terhadap serangan predator. </p>
<p>Di mata mereka, kulit harimau tidak terlihat berwarna oranye menyala, tapi berwarna hijau dan menyatu dengan alam. </p>
<h2>Bersembunyi secara terbuka</h2>
<p>Belang-belang pada harimau juga memiliki peran yang penting. Garis atau belang vertikal yang mereka miliki, dalam warna cokelat hingga hitam, merupakan contoh dari apa yang disebut oleh para ahli biologi sebagai gangguan pewarnaan. </p>
<p>Garis-garis ini membantu harimau menyaru dengan pohon-pohon dan rerumputan yang tinggi. </p>
<p>Ini penting karena predator ini tidak berburu dalam kelompok seperti singa, atau memiliki kecepatan tinggi seperti cheetah. Harimau merupakan kucing yang penyendiri dan mengandalkan kemampuan bersembunyi dan kamuflase untuk bertahan hidup. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Harimau Bengal berkamuflase di antara pohon-pohon dan foliage di Taman Nasional Kanha, India.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Search&limit=50&offset=0&profile=default&search=tiger+camouflage&advancedSearch-current=%7B%7D&ns0=1&ns6=1&ns12=1&ns14=1&ns100=1&ns106=1#/media/File:Tiger-India.jpg">Kailash Kumbhkar/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bentuk belang ini juga bervariasi di antara 6 subspesies harimau. Harimau Sumatra memiliki belang lebih kecil dan banyak ketimbang yang lain. Ini membantu mereka untuk tetap tersembunyi di belantara hutan. </p>
<h2>Unik seperti sidik jari</h2>
<p>Kalau kita melihat harimau yang berbeda dengan lebih dekat, kita akan menyadari bahwa pola belang mereka sangat unik, sama seperti pola belang di zebra.
Tidak ada yang sama, mirip seperti sidik jari manusia. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Setiap harimau memiliki pola belang yang unik – dan tidak ada yang berukuran sama pada dua sisi!</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Tiger_Stripes_(29808869755).jpg">Mathias Appel/Wikimedia Commons</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ini membuat para peneliti yang mempelajari mereka di habitat asli bisa mengidentifikasi dan menghitung harimau. Mereka menggunakan kamera jarak jauh untuk mengambil foto hewan saat mereka melintas. </p>
<p>Dengan menggunakan metode ini, para ahli harimau memprediksi hanya ada 3.400 harimau liar yang kini berada di Asia. </p>
<p>Bukan hanya kulit harimau yang dihiasi dengan belang hitam. Saat kami harus membius harimau untuk merawat luka atau memeriksa gigi mereka, kami harus mencukur bulu mereka. </p>
<p>Kami selalu terkejut melihat kulit mereka, mereka memiliki pola yang sama di kulit seperti warna bulu mereka; seakan-akan mereka memiliki tato!</p>
<h2>Harimau putih</h2>
<p>Jadi, apabila belang membantu harimau berkamuflase dari mangsa, kenapa ada yang berwarna putih? Bukankah mereka akan menjadi sangat menonjol di hutan, apalagi dengan bulu putih dan belang hitam?</p>
<p>Iya, ini benar! </p>
<p>Harimau putih atau harimau putih dengan belang terlihat umum karena mereka sering muncul di TV atau di atraksi wisata. Padahal warna ini sebenarnya jarang di alam liar. </p>
<p>Mutasi genetis pada Harimau Bengal membuat warna mereka seputih susu. Kedua induk membawa gen yang langka untuk menghasilkan bayi harimau berwarna putih. </p>
<p>Harimau putih dikembangbiakkan dengan kerabat dalam penangkaran untuk menarik wisatawan – dan hasil ini memproduksi keturunan yang tidak sehat. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Warna putih pada harimau disebabkan oleh mutasi genetis yang langka. Dalam penangkaran, kebun binatang membiakkan harimau-harimau ini, memproduksi keturunan yang terlihat cantik tapi sakit untuk menarik wisatawan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/w/index.php?search=white+tiger&title=Special:Search&profile=advanced&fulltext=1&advancedSearch-current=%7B%7D&ns0=1&ns6=1&ns12=1&ns14=1&ns100=1&ns106=1&searchToken=5pfeoj2liliglbbehtzhn7ca6#%2Fmedia%2FFile%3AStanding_white_tiger.jpg">Basile Morin/Wikimedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hanya ada sedikit harimau putih di alam liar; terakhir kali terlihat sekitar 60 tahun lalu. </p>
<p>Ini masuk akal dalam konteks evolusi. Harimau putih dan hitam lebih mudah terlihat ketimbang harimau oranye, jadi akan lebih sulit bagi mereka untuk menangkap mangsa. </p>
<p>Belang-belang yang unik dari harimau membantu mereka berburu, tapi juga menjadi alasan ancaman kepunahan mereka. </p>
<p><a href="https://kids.kiddle.co/Poaching">Manusia membunuh harimau</a> karena kulit mereka yang indah, harganya cukup tinggi di <a href="https://www.independent.co.uk/voices/comment/save-tiger-poaching-facts-9630722.html">lingkaran perdagangan ilegal satwa liar</a>, terutama di Asia. </p>
<p>Penjaga hutan dan grup konservasi terus bekerja bersama untuk melindungi hewan ikonik ini: harimau adalah yang terbesar dari semua kucing besar. </p>
<hr>
<p><em>Fidelis Eka Satriastanti menerjemahkan ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/151584/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Andrew Cushing tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Bagaimana harimau – predator puncak – berhasil berburu mangsa mereka meski memiliki bulu berwarna oranye terang? Rahasianya berada pada belang mereka!
Andrew Cushing, Assistant Professor in Zoological Medicine, University of Tennessee
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/149979
2020-11-20T03:38:25Z
2020-11-20T03:38:25Z
Curious Kids : Bagaimana manusia pertama berevolusi?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/369020/original/file-20201112-21-10nzzoe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5982%2C3997&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock </span></span></figcaption></figure><p>Kita tahu bahwa manusia belum ada dari awal zaman. Bagaimana pun juga, manusia tidak akan bisa bertahan hidup berdampingan dengan dinosaurus pemakan daging seperti <em>Tyrannosaurus rex</em>.</p>
<p>Bagaimana manusia pertama muncul di dunia –dan bagaimana nenek moyang mereka (kakek mereka, kakek buyut mereka, dan selanjutnya)– adalah salah satu pertanyaan terbesar bagi para arkeolog. </p>
<p>Hingga hari ini, pertanyaan tersebut masih membingungkan kami.</p>
<h2>Ketika semua makhluk hidup berukuran kecil</h2>
<p>Dalam membahas bagaimana manusia pertama muncul, kita harus memahami dulu bahwa hampir semua makhluk hidup berkembang dari bentuk lain melalui proses evolusi.</p>
<p>Misalnya, contoh kehidupan pertama di Bumi diketahui berumur lebih dari 3,5 milyar tahun yang lalu. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/a-3-5-billion-year-old-pilbara-find-is-not-the-oldest-fossil-so-what-is-it-40482">A 3.5-billion year old Pilbara find is not the oldest fossil: so what is it?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kehidupan awal ini mungkin saja terbentuk dari mikroba-mikroba kecil (terlalu kecil bagi mata manusia) yang hidup di bawah air di dunia yang sangat berbeda dengan saat ini. </p>
<p>Saat itu, benua-benua masih terbentuk dan tidak ada oksigen di udara. </p>
<p>Sejak masa tersebut, kehidupan di Bumi telah berubah dengan drastis dan hadir dalam banyak bentuk. </p>
<p>Lebih lanjut, sekitar 1 miliar tahun yang lalu selama pertengahan sejarah Bumi (1,8 miliar hingga 800 juta tahun yang lalu), kehidupan di Bumi tidak lebih dari <a href="https://theconversation.com/life-on-earth-was-nothing-but-slime-for-a-boring-billion-years-23358#">lapisan lendir yang besar</a>.</p>
<h2>Garis keturunan yang amat panjang</h2>
<p>Semua manusia yang hidup sekarang masuk ke dalam spesies yang disebut <em>Homo sapiens</em>.</p>
<p>Meskipun demikian, kita memiliki <a href="https://theconversation.com/the-origin-of-us-what-we-know-so-far-about-where-we-humans-come-from-54385">garis keturunan anggota keluarga yang panjang</a> yang disebut <a href="https://www.nationalgeographic.org/media/hominin-history/">hominin</a>, yang sudah ada sebelum manusia modern –termasuk saudara manusia purba kita, Neandertal (<em>Homo neanderthalensis</em>).</p>
<p><em>Homo sapiens</em> adalah satu-satunya hominin yang masih hidup sekarang.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/349310/original/file-20200724-29-ixsuxz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambaran kemungkinan bentuk rupa laki-laki dan perempuan Neandertal. Neandertal sudah punah sekarang, tapi mereka termasuk dari anggota hominin.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Martin Meissner/AP</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hominin pertama kali muncul pada berjuta-juta tahun yang lalu dan berubah sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang panjang melalui evolusi.</p>
<p>Oleh karena pohon keluarga yang sangat rumit ini, kami perlu memutar otak untuk menentukan apa yang kita maksud sebagai “orang”.</p>
<p>Ini mungkin terdengar lucu, karena kita tahu dengan jelas bedanya orang dengan anjing atau kucing.</p>
<p>Namun, perbedaan di antara kamu dan nenek moyang Lucy di masa awal kehidupan (lebih banyak penjelasan di bawah) yang hidup lebih dari 100.000 generasi yang lalu, lebih kecil dibandingkan perbedaan antara manusia dan seekor anjing. </p>
<p>Inilah mengapa jawabannya sangat rumit. </p>
<p>Jadi, saya akan memberikan dua jawaban dan silakan memutuskan sendiri jawaban manakah yang kamu pikir benar.</p>
<h2>Kamu dan saya adalah <em>Homo sapiens</em></h2>
<p>Jawaban pertama adalah mengasumsikan terlebih dahulu bahwa “orang” pertama adalah anggota <em>Homo sapiens</em>. </p>
<p>Manusia ini sepenuhnya sama seperti kamu dan saya, tapi dia tidak memiliki iPhone!</p>
<p>Kerangka tertua <em>Homo sapiens</em> yang ditemukan (sejauh ini) berasal dari Maroko dan berumur <a href="https://theconversation.com/new-moroccan-fossils-suggest-humans-lived-and-evolved-across-africa-100-000-years-earlier-than-we-thought-78826">sekitar 300.000 tahun</a>. </p>
<p>Nenek moyang kita ini mungkin tinggal pada waktu yang sama dengan anggota keluarga manusia yang lain, termasuk Neandertal dan <a href="https://theconversation.com/fresh-clues-to-the-life-and-times-of-the-denisovans-a-little-known-ancient-group-of-humans-110504">Denisovan</a>. </p>
<p>Para arkeolog telah lama memperdebatkan apa yang membuat manusia berbeda dengan jenis-jenis manusia purba lainnya. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/how-we-discovered-that-neanderthals-could-make-art-92127">How we discovered that Neanderthals could make art</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Jawabannya mungkin terdapat di otak kita. </p>
<p>Kami menduga bahwa <em>Homo sapiens</em> adalah satu-satunya spesies yang bisa melakukan banyak hal, seperti <a href="https://theconversation.com/indonesian-cave-paintings-show-the-dawn-of-imaginative-art-and-human-spiritual-belief-128457">menciptakan seni</a> dan bahasa –walaupun beberapa penemuan terbaru menunjukkan Neandertal juga bisa menghasilkan seni.</p>
<p>Sulit mengetahui mengapa <em>Homo sapiens</em> bisa bertahan dan anggota keluarga hominin lainnya tidak. </p>
<p>Namun, ada kemungkinan besar bahwa kreatifitas –yang nampak pada beberapa lukisan gua yang indah yang ditemukan di Prancis dan Indonesia– membantu <em>Homo sapiens</em> bertahan hidup selama 100.000 tahun. </p>
<h2>Lucy purba</h2>
<p>Cara kedua untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengasumsikan “manusia” pertama adalah hominin pertama yang memisahkan diri dari keluarga jauh, yang termasuk simpanse dan gorila. </p>
<p>Kita <a href="https://theconversation.com/how-the-skull-of-humanitys-oldest-known-ancestor-is-changing-our-understanding-of-evolution-122926">tidak bisa tahu dengan pasti</a> siapa nenek moyang pertama kita, tapi banyak ilmuwan menduga bahwa nenek moyang pertama adalah <em><a href="https://humanorigins.si.edu/evidence/human-fossils/species/australopithecus-afarensis">Australopithecus afarensis</a></em>. </p>
<p>Spesies ini akan terlihat berbeda dibandingkan dengan kamu dan saya, tapi tetap berjalan tegak dan menggunakan perkakas batu. Contoh yang terbaik adalah fosil kerangka bernama <a href="https://iho.asu.edu/about/lucys-story">Lucy</a>. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/349313/original/file-20200724-35-vqzm5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kemungkinan rupa Lucy ketika ia hidup lebih dari 3 juta tahun yang lalu.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/digiart2001/3729899242/in/photolist-enjiuc-2fY3D4K-enTXFs-k3cJ1-EaQXLx-c6yHHd-c6AiWu-6FAH6C-74XMSC-6FwB6R-6FwB4x-dHAbwB-dAzHz6-F4yNY-4gzkKq-byAwP7-8xquFu/">Jason Kuffer/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=1113&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=1113&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=1113&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1398&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1398&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/349312/original/file-20200724-31-ofbq0h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1398&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kami tidak memiliki kerangka Lucy yang lengkap. Fosil Lucy ditemukan di Etiopia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Marsha Miller/AP</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ketika Lucy masih hidup sekitar 3,18 juta tahun yang lalu, badannya tertutup rambut. Kemungkinan tingginya sama dengan anak usia 5 tahun. Berdasarkan tulangnya, Lucy sudah dewasa ketika ia meninggal.</p>
<p>Kerangka Lucy ditemukan di Afrika dan walaupun bagian kerangka yang kami temukan lebih banyak dibanding kerangka hominin purba lainnya, kerangka Lucy masih belum lengkap. </p>
<p>Hal ini menyulitkan untuk menentukan siapakah “manusia” pertama.</p>
<p>Sebagian fosil dari masa Lucy ditemukan tidak lengkap dan kami hanya memiliki sebagian tulang untuk mempelajari setiap spesies yang sudah punah.</p>
<p>Inilah mengapa setiap penemuan arkeologi mengasyikkan. </p>
<p>Setiap fosil baru memberikan kami kesempatan baru untuk menyelesaikan teka-teki pohon keluarga bersama-sama.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya Nugraha menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/149979/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ian Moffat menerima dana dari Australian Research Council dan Australian Nuclear Science and Technology Organisation.</span></em></p>
Temuan kerangka spesies kita Homo sapiens yang tertua berumur sekitar 300.000 tahun. Namun, ada waktu ketika tak ada satu manusia pun yang ada dan dunia hanya terselimuti oleh lendir.
Ian Moffat, Senior Lecturer in Archaeological Science, Flinders University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/138855
2020-05-20T10:36:54Z
2020-05-20T10:36:54Z
Bagaimana sayap burung hantu dan kolibri menginspirasi drone, kincir angin, dan teknologi lainnya
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/336379/original/file-20200520-152298-188asqr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kolibri adalah satu-satunya burung yang dapat terbang ke samping dan ke belakang, berkat fitur evolusi dari struktur muskuloskeletal mereka. </span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Apakah evolusi menghasilkan temuan terbaik? Jika dilihat hasil selama jutaan tahun di dunia alami yang menjadi kanvasnya, sepertinya pernyataan ini benar.</p>
<p>Kemampuan unta untuk menyimpan air di dalam tubuhnya, dan juga teknik yang digunakan oleh burung elang laut untuk terbang dengan jarak yang sangat jauh melewati lautan membuktikan bahwa evolusi telah membantu berbagai satwa untuk dapat bertahan hidup dan berkembang. </p>
<p>Penelitian pascasarjana saya mengeksplorasi tentang berbagai temuan hebat yang terjadi berkat adanya evolusi, yang seringkali ditemukan pada burung. </p>
<p>Secara khusus, hal yang saya pelajari adalah perilaku yang ditunjukkan oleh sekelompok burung ketika mereka sedang terbang, dan juga hubungan antara massa tubuh, ukuran sayap, keterkaitan satu spesies burung dengan spesies burung lainnya, dan berbagai sifat biologis burung lain yang telah berevolusi, dapat menghasilkan teknik terbang yang indah di berbagai macam spesies burung. </p>
<p>Temuan-temuan baru berkat evolusi sangat luar biasa, maka dari itu, para ilmuwan mempelajarinya dan lalu menerapkannya dalam mendesain berbagai macam teknologi sehari-hari. </p>
<p>Sebagai contoh, cara terbang burung kolibri yang cepat dan tepat telah menjadi inspirasi dalam mengembangkan berbagai perangkat terbang agar mampu melakukan manuver yang rumit. Contoh lainnya adalah teknik terbang burung hantu yang secara diam-diam tanpa suara telah menjadi inspirasi dari desain turbin angin yang sunyi dan efisien. </p>
<p>Berdasarkan kedua contoh tersebut, kita bisa melihat bagaimana temuan-temuan alami dapat menginspirasi biomimikri (inovasi teknologi yang mengadopsi sistem yang sudah lama ada di alam) dalam merancang dan memperbarui berbagai teknologi masa kini. </p>
<h2>Manuver yang tepat</h2>
<p>Burung kolibri adalah salah satu spesies burung terkecil di dunia. Mereka memiliki tubuh yang kecil dan ringan dengan sayap yang besar yang membuat mereka mampu terbang secara cepat dan tepat dengan presisi yang luar biasa.</p>
<p>Banyak burung lainnya yang juga memiliki sayap yang besar, namun, dengan kemampuan manuvernya yang luar biasa menjadi keunikan tersendiri dari burung kolibri jika dibandingkan dengan jenis burung. Mengapa?</p>
<p>Rahasianya terletak pada otot dan tulang-tulangnya. </p>
<p>Burung kolibri <a href="https://doi.org/10.1016/j.cub.2012.04.057">menggunakan otot sayap nya besar agar dapat tetap mengepakkan sayap secara cepat ketika terbang</a>. Hal ini dikenal sebagai <em>high wing beat frequency</em>, atau frekuensi ketukan sayap yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan burung kolibri mampu terbang secara melayang, biasanya mereka lakukan pada saat musim panas, ketika mereka datang menghampiri bunga-bunga dan tempat makan burung atau <em>bird-feeders</em> di halaman belakang rumah. </p>
<p>Burung kolibri membutuhkan <a href="https://www.pnas.org/content/88/11/4870.short">banyak energi untuk dapat tetap terbang dalam kurun waktu yang cukup panjang</a> dan juga untuk mengumpulkan makanan. </p>
<p>Selain itu, kerangka tulang dada yang panjang yang dimiliki oleh burung kolibri menjadi permukaan yang tepat sebagai tempat otot sayap mereka merekat. Semakin besar permukaan dari kerangka tulang dada suatu burung, semakin banyak otot yang dapat terhubung satu dengan yang lainnya. </p>
<p>Agar dapat melayang, burung kolibri mengepakkan sayapnya dalam pola angka delapan. Kepakan sayap ini dapat mereka lakukan berkat kibasan sayapnya secara terus menerus yang dapat dilakukan karena bentuk tulang sayapnya yang pendek. Tulang sayap yang pendek ini menjadi keunikan lain bagi burung kolibri, yang tidak ditemukan di spesies burung lainnya. </p>
<p>Selain itu, otot dan tulang burung kolibri bekerja sama agar mampu melayang dan juga mampu terbang menyamping dan ke belakang dengan <a href="https://doi.org/10.1098/rspb.2009.0090">kecepatan hingga 50 kilometer per jam</a>. </p>
<p>Ketika para peneliti melihat bagaimana cara otot dan tulang burung kolibri bekerja agar dapat menghasilkan teknik terbang yang cepat dan tepat walaupun dengan tubuhnya berukuran kecil, mereka menjadi tertarik untuk mencari tahu apakah mekanisme serupa dapat digunakan dalam untuk teknologi masa kini. </p>
<p>Sebagai contoh, <a href="https://spectrum.ieee.org/automaton/robotics/military-robots/aerovironments-nano-hummingbird-surveillance-bot-would-probably-fool-you"><em>AeroVironment Nano Hummingbird</em></a>, sebuah prototipe yang dikembangkan oleh <em>Defense Advanced Research Projects Agency</em> di Amerika Serikat, terinspirasi dari burung kolibri. <em>Nano Hummingbird</em> sendiri adalah sebuah perangkat drone yang meniru cara terbang burung kolibri yang tangkas dan lincah. </p>
<p>Drone ini dapat mengakses lokasi-lokasi yang sulit atau bahkan tidak dapat dijangkau. Selain itu, drone ini juga dapat mengumpulkan informasi melalui kamera video yang terpasang. </p>
<p>Penelitian lebih lanjut mengenai presisi cara terbang burung kolibri dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan terjadinya penemuan drone semacam ini, yang membuat kita dapat melihat wilayah-wilayah alami yang belum dapat dipetakan secara detail dan efektif. Temuan semacam ini nyatanya terjadi jauh lebih cepat dibandingkan prediksi yang diyakini sebelumnya. Kemajuan teknologi yang dapat kita lihat dari drone ini dapat diterapkan untuk memantau cuaca, mengirim paket, dan bahkan untuk sinematografi.</p>
<h2>Penerbangan yang senyap</h2>
<p>Sebagai predator pada malam hari, burung hantu mengandalkan teknik terbang secara diam-diam agar bisa menangkap mangsa. Untuk lepas landas sebelum terbang, burung hantu membutuhkan gaya angkat. Selain itu, mereka juga membutuhkan lebih banyak energi untuk tetap berada di udara. </p>
<p>Untuk menghasilkan gaya angkat tersebut, burung hantu harus mengepakkan sayapnya yang berukuran besar. Ketika burung hantu mengepakkan sayapnya yang lebar, bukankan mereka akan menghasilkan suara yang sangat keras, yang tentunya akan membuyarkan tujuan untuk memangsa secara sembunyi-sembunyi?</p>
<p>Ketika sedang terbang, gerakan dari sayap seekor burung menciptakan turbulensi di udara yang menghasilkan suara kepakan sayap. Namun, tidak seperti burung pada umumnya, burung hantu memiliki sebuah mekanisme luar biasa yang dapat mengurangi kebisingan selama mereka terbang. Rahasianya terletak pada struktur bulu mereka.</p>
<p>Sayap burung hantu memiliki bulu dengan ujung yang tajam, yang biasa disebut gerigi, yang terletak di sepanjang bagian depannya, yang bersentuhan dengan udara selama mereka terbang. Gerigi inilah yang memecah turbulensi udara yang biasanya <a href="https://doi.org/10.1098/rsfs.2016.0078">menyebabkan suara kepakan sayap</a> yang pada akhirnya mengurangi kebisingan yang dihasilkan selama mereka terbang. </p>
<p>Struktur di ujung sayap burung hantu yang berbentuk rumbaian semakin mengurangi kebisingan dengan cara menyebarkan turbulensi yang terjadi secara cepat dan efektif. Ketika sedang terbang meluncur, gerigi dan rumbai ini sangat berkontribusi dalam menciptakan ketenangan pada saat burung hantu sedang berburu. </p>
<p>Dengan menjadikan teknik terbang secara diam-diam yang dilakukan burung hantu sebagai acuan, para peneliti berusaha untuk menggunakan struktur serupa untuk mengurangi kebisingan yang dihasilkan oleh <a href="https://doi.org/10.1088/1748-%203190%20/%20aa7013">kincir angin dan kipas angin yang akan meningkatkan efisiensinya</a>.</p>
<p>Menerapkan struktur bulu burung hantu ke dalam desain teknologi turbin modern juga dapat meningkatkan efisiensi dalam mengkonversi energi angin. Hal ini membuktikan keefektifan yang dapat dicapai jika kita dapat mengintegrasikan dunia alami dan teknologi.</p>
<h2>Hanya sebagian kecil dari kemungkinan akan munculnya temuan lainnya</h2>
<p>Keunikan dari cara terbang burung kolibri dan burung hantu yang telah dijelaskan di atas hanya sebagian kecil dari kemungkinan-kemungkinan munculnya temuan lainnya yang terinspirasi dari alam pada masa depan.</p>
<p>Contoh biomimikri lainnya dapat dilihat pada teknologi pencegah gegar otak yang terinspirasi dari burung pelatuk, desain kereta yang dirancang sesuai dengan bentuk paruh burung raja udang, dan juga teknologi laser yang terinspirasi dari bulu burung yang berwarna-warni.</p>
<p>Alam memang telah menjadi inspirasi dari berbagai kemajuan di bidang teknologi. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tetap melanjutkan eksplorasi mengenai berbagai sistem alam yang menakjubkan lainnya yang tersedia di bumi ini.</p>
<p><em>Diva Tasya Belinda Rauf menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/138855/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ilias Berberi tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Contoh biomimikri lainnya dapat dilihat pada teknologi pencegah gegar otak yang terinspirasi dari burung pelatuk.
Ilias Berberi, PhD Student, Biology, Carleton University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/137903
2020-05-08T08:56:28Z
2020-05-08T08:56:28Z
Curious Kids: seperti apa bentuk alien?
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/332906/original/file-20200505-83730-3hc9w8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mungkinkah dunia alien terlihat seperti ini?</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/otherworldly-plant-life-growing-on-alien-125289035">Shutterstock</a></span></figcaption></figure><hr>
<p>Kenapa kita selalu berpikir bahwa alien itu membutuhkan sumber daya kehidupan yang sama dengan manusia di bumi? Istilah “alien” sendiri berarti suatu hal yang tidak kita kenali. Tidakkah seharusnya kita mengubah pikiran kita tentang alien? Mereka mungkin tidak membutuhkan kondisi yang sama seperti di bumi – Arushi, 11 tahun </p>
<hr>
<p>Kita tidak tahu apakah alien itu ada atau tidak. Tetapi terdapat begitu banyak planet di alam semesta – beberapa ahli mengatakan bahwa ada lebih banyak planet dibanding jumlah <a href="https://www.bbc.co.uk/programmes/w3cswk2g">seluruh pasir di bumi</a> – sehingga banyak ilmuwan berpikir bahwa <a href="https://www.seti.org/">keberadaan alien patut dicari tahu</a>.</p>
<p>Untuk membantu mempersempit pencarian kita, kita sering mencari tahu <a href="https://theconversation.com/what-evolutionary-theory-can-teach-us-about-the-appearance-of-aliens-86719">seperti apa bentuk alien</a>, dan karena itu kondisi apa yang mereka butuhkan. </p>
<p>Sebagai contoh, jika kita berpikir alien sebagian besar terdiri atas karbon seperti kita, kita harus mencari planet yang memiliki karbon. Jika kita berpikir mereka bergantung pada air, kita harus mencari planet dengan air, <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/2019/09/first-water-found-in-habitable-exoplanets-atmosphere-hubble-kepler-k2-18b/">beberapa di antaranya telah kita temukan</a>.</p>
<p>Masalahnya, mencari tahu seperti apa alien itu tidaklah mudah. Kita hanya memiliki satu contoh dari kehidupan –kehidupan di muka bumi– untuk dipelajari. Untuk melihat mengapa ini masalah menantang, bayangkan kita ingin belajar tentang kupu-kupu.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/302758/original/file-20191120-479-13xy58q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Bayangan tentang bentuk kehidupan alien.</span>
<span class="attribution"><span class="source">©Helen Cooper</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Biasanya, kita akan mencari sebanyak mungkin kupu-kupu dan mencari tahu hal-hal apa saja yang ada pada semua kupu-kupu. Kita mungkin belajar bahwa semua kupu-kupu memiliki dua antena dan enam kaki. Jika kita hanya melihat satu kupu-kupu, <a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/invertebrates/m/monarch-butterfly/">sebut saja kupu-kupu raja</a>, kami mungkin salah memprediksi bahwa semua kupu-kupu berwarna jingga dan hitam. </p>
<p>Dengan melihat hanya satu contoh kehidupan (kehidupan di bumi), sulit bagi kita untuk mengetahui bagian mana yang universal dan mana yang khusus hanya ada di bumi. Di Bumi, semua kehidupan berbasis karbon dan membutuhkan air. Apakah semua kehidupan alien juga begitu?</p>
<h2>Tebakan besar</h2>
<p>Terkadang ilmuwan membuat <a href="https://theconversation.com/what-do-aliens-look-like-the-clue-is-in-evolution-63899">tebakan</a> berdasarkan proses yang disebut “<a href="https://www.sciencedaily.com/terms/convergent_evolution.htm">evolusi konvergen</a>” di bumi. Ini terjadi ketika sifat yang berbeda, seperti mata atau anggota badan, berevolusi beberapa kali dalam kelompok organisme yang berbeda. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/evolution-tells-us-we-might-be-the-only-intelligent-life-in-the-universe-124706">Evolution tells us we might be the only intelligent life in the universe</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Misalnya, organ mata telah berevolusi <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/0777/0fe786da597c6d80658fbd3055e827a8a370.pdf">beberapa kali</a> pada mahluk di Bumi, jadi kita mungkin berpikir bahwa alien juga memiliki mata. Masalahnya adalah bahwa spesies yang berbeda di Bumi bukanlah contoh independen, karena mereka semua berasal dari <a href="https://www.nature.com/articles/nature09014">satu kesatuan</a> <a href="https://theconversation.com/ancestor-of-all-life-on-earth-evolved-earlier-than-we-thought-according-to-our-new-timescale-101752">leluhur</a>. </p>
<p>Semua kehidupan di Bumi berhubungan. Mata mungkin umum di planet yang terang seperti bumi, namun tidak di planet yang gelap. Mata mungkin umum dalam kehidupan berbasis DNA, namun tidak demikian pada kehidupan lainnya.</p>
<p>Pilihan lain adalah menggunakan kimia dan fisika. Makhluk hidup membutuhkan banyak energi dan banyak reaksi kimia. Air adalah tempat terbaik bagi reaksi kimia. Demikian pula, karbon sangatlah baik dalam membentuk molekul besar, panjang, dan kompleks yang membantu kehidupan yang kompleks. Argumen ini mendukung pencarian kehidupan berbasis karbon di planet-planet yang ada air. </p>
<p>Di sisi lain ada cairan yang baik untuk pengganti air, seperti metana cair. Selain itu ada juga bahan kimia lain, seperti silikon yang dapat membentuk ikatan rumit. </p>
<p>Mungkin kita harus mencari kehidupan silikon di planet metana cair. Faktanya, beberapa ilmuwan ingin <a href="https://www.nasa.gov/press-release/nasas-dragonfly-will-fly-around-titan-looking-for-origins-signs-of-life/">mengeksplorasi</a> <a href="https://www.reuters.com/article/us-space-titan/possibility-of-life-scientists-map-saturns-exotic-moon-titan-idUSKBN1XS2H2">Titan</a>, sebuah bulan dari Saturnus yang tampaknya ditutupi lautan metana cair. </p>
<p>Ada satu hal, <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/international-journal-of-astrobiology/article/darwins-aliens/89B3E0F2165EB8D63A7C5EAA7D9702D3">menurut saya</a>, yang kita ketahui tentang alien: seperti kita, mereka pasti produk evolusi melalui seleksi alam. </p>
<p>Seleksi alam adalah proses beberapa individu memiliki lebih banyak keturunan daripada yang lain, sehingga sifat-sifat yang menyebabkan individu memiliki banyak keturunan menjadi lebih umum dari waktu ke waktu. Ini adalah penyebab utama dari evolusi, dan ini alasan mengapa organisme dapat beradaptasi dengan baik.</p>
<h2>Seleksi alam universal</h2>
<p>Apa yang membedakan kehidupan dan non-kehidupan, yang membedakan sebuah planet dengan alien da planet lain yang hanya terdiri dari tumpukan batu dan pasir, adalah kompleksitas kehidupan. </p>
<p>Makhluk hidup terbuat dari banyak bagian rumit yang bekerja bersama untuk tujuan bersama yaitu tetap hidup, bereplikasi, dan makan. Jenis adaptasi yang kompleks ini hanya dapat tercapai melalui satu proses: seleksi alam.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/titan-first-global-map-uncovers-secrets-of-a-potentially-habitable-moon-of-saturn-126985">Titan: first global map uncovers secrets of a potentially habitable moon of Saturn</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ini mungkin satu hal pasti yang kita ketahui tentang alien: mereka pasti produk evolusi melalui seleksi alam. Sangat menarik untuk memikirkan apa artinya ini bagi alien. </p>
<p>Apakah karena mereka berevolusi melalui seleksi alam sama seperti kita dapat memberi tahu kita seperti apa mereka nantinya? Apakah ini memberi tahu kita tentang kondisi seperti apa yang dibutuhkan alien?</p>
<p>Seperti layaknya semua pertanyaan bagus, pertanyaan ini menghasilkan lebih banyak pertanyaan baru ketimbang jawaban. </p>
<p>Tetapi ketika kita merenungkan pertanyaan itu, ingat: di suatu tempat di luar sana mungkin saja terdapat alien – mungkin saja lebih aneh daripada imajinasi kita – dan mungkin mereka juga sedang merenungkan pertanyaan yang sama.</p>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan oleh Agradhira Nandi Wardhana dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/137903/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Samuel Levin memiliki saham di Melonfrost Inc.
Dia menerima dana dari NERC. </span></em></p>
Di luar sana mungkin saja terdapat alien - mungkin yang lebih aneh dari bayangan kita - sedang merenungkan pertanyaan serupa.
Samuel Levin, PhD in Evolutionary Biology, University of Oxford
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/124989
2019-10-11T09:19:33Z
2019-10-11T09:19:33Z
Evolusi cepat menjelaskan sosok kecil ‘Hobbit’ yang telah punah dari Pulau Flores
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/296372/original/file-20191010-188792-td78r1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sebuah pulau Indonesia adalah tempat penemuan H. Floresiensis - tapi bagaimana spesies manusia kerdil berevolusi?</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU3MDcwNjk2NiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTI0Mzg5ODU1NyIsImsiOiJwaG90by8xMjQzODk4NTU3L21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sIi9kRE5JTUhLU1BEcU9nZkdEWVV5L1lQR005YyJd%2Fshutterstock_1243898557.jpg&ir=true&pi=33421636&m=1243898557">Areza Taqwim/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Tidak setiap hari para ilmuwan menemukan spesies manusia baru.</p>
<p>Namun itulah yang terjadi pada 2004, ketika para arkeolog menemukan sejumlah fosil yang masih terawat di gua Liang Bua, Pulau Flores, Indonesia. Ukuran spesies manusia baru yang kecil ini, <a href="https://www.nature.com/news/the-discovery-of-homo-floresiensis-tales-of-the-hobbit-1.16197"><em>Homo floresiensis</em></a>, membuatnya dijuluki “Hobbit.”</p>
<p>Yang mengejutkan, para peneliti percaya bahwa spesies ini bertahan hingga akhir Zaman Es terakhir, sekitar 18.000 tahun yang lalu – jauh lebih lama dari Neanderthal, lebih lama dari spesies manusia selain kita.</p>
<p>Segera interpretasi kerangka Hobbit ini mendapat kritik tajam dari para antropolog dan ahli biologi evolusi. Hobbit yang malang itu dianggap bukan merupakan contoh dari spesies manusia baru yang kecil, tapi <em>Homo sapiens</em> yang abnormal, yang mengalami berbagai <a href="https://doi.org/10.1002/ajpa.20655">pertumbuhan dan</a> <a href="https://doi.org/10.1098/rspb.2007.1488">kondisi hormonal</a>. Hobbit, bagi banyak ilmuwan, tidak memiliki tempat dalam luasnya catatan evolusi manusia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/295885/original/file-20191007-52202-lzkp34.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Interpretasi seorang seniman tentang wujud <em>H. floresiensis</em> dalam kehidupan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/timevanson/7283199410">Tim Evanson/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun mahluk perempuan ini – ya, Hobbit kemudian ditetapkan sebagai perempuan – membalas. Makhluk berbadan dan berotak kecil ini tingginya hanya 3 kaki (sekitar 90 cm) dan otaknya hanya sebesar otak simpanse. Tapi posisinya dalam garis leluhur manusia dipastikan ketika para peneliti menemukan individu kecil lagi di Flores. Penemuan kedua yang jauh lebih tua ini menyangkal pandangan bahwa Hobbit adalah <em>Homo sapiens</em> yang unik dan tidak normal.</p>
<p>Setelah 15 tahun <a href="https://theconversation.com/the-hobbit-took-our-breath-away-now-its-the-new-normal-60784">penelitian intensif</a>, para antropolog sekarang dengan yakin mengatakan bahwa individu Liang Bua telah hidup antara 60.000 dan 90.000 tahun yang lalu. Sepupunya yang jauh lebih tua di Flores, hidup 700.000 tahun yang lalu. Periode hidup yang panjang ini membuktikan keberhasilan dari spesies manusia ini, tidak peduli seberapa kecil perawakan mereka.</p>
<p>Dan tahun ini, di Filipina, para antropolog menemukan spesies manusia kerdil baru, yang ditetapkan sebagai <a href="https://doi.org/10.1038/s41586-019-1067-9"><em>Homo luzonensis</em></a>.</p>
<p>Jadi, mengapa manusia kecil akhirnya tinggal di pulau-pulau ini? Bagi kami para ahli bio-geografi dan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=scYHGuQAAAAJ&hl=en&oi=ao">ahli biologi</a> <a href="https://scholar.google.com/citations?user=gE-4C2cAAAAJ&hl=en&oi=ao">evolusioner</a>, jawabannya tepat di depan kita: <a href="https://www.pbs.org/wgbh/nova/article/gigantism-and-dwarfism-islands/">hukum pulau</a>.</p>
<h2>Kehidupan pulau dan ukuran tubuh</h2>
<p>Seorang ahli zoologi, J. Bristol Foster, <a href="https://doi.org/10.1038/202234a0">yang pertama kali mengemukakan</a> hukum pulau pada 1964.</p>
<p>Dia menemukan bahwa ketika spesies yang bertubuh besar menetap di sebuah pulau, mereka akan berevolusi menjadi lebih kecil dalam ukuran - sampai ke titik memberikan keturunan yang kerdil. Pada saat yang bersamaan, bagi spesies yang bertubuh kecil akan terjadi kebalikannya. Spesies bertubuh kecil akan berevolusi menjadi lebih besar, menghasilkan spesies bertubuh besar.</p>
<p>Ada beberapa kasus mengagumkan dari hukum pulau ini yang berlaku di seluruh dunia. Gajah kerdil dan mamut dari <a href="https://doi.org/10.1023/A:1025577414005">Mediterania</a> dan pulau Baja California, kuda nil di Siprus yang ukurannya mirip dengan keledai, rusa setinggi anjing peliharaan di Kreta, tikus sebesar sapi di Karibia dan serangga sepanjang tangan manusia di Selandia Baru.</p>
<p>Ahli biologi telah mengemukakan berbagai mekanisme yang dapat menjelaskan tren evolusi ini. Salah satunya penjelasan yang diajukan adalah tidak adanya predator alami di pulau-pulau. Sejumlah spesies, terutama gajah dan kuda nil, menghindari predator dengan ukuran tubuhnya yang besar. Namun, ini adalah strategi yang boros energi terutama ketika tidak ada predator yang bersembunyi di kegelapan. Selain itu, di pulau-pulau dengan pasokan sumber makanan yang terbatas, ukuran tubuh yang lebih kecil lebih memungkinkan untuk bertahan hidup karena individu ini tidak terlalu membutuhkan banyak makanan.</p>
<p>Penjelasan lain adalah kemungkinan bahwa individu yang lebih kecil tanpa predator menghasilkan lebih banyak keturunan. Mungkin perempuan mulai melahirkan lebih awal dan pada ukuran yang lebih kecil, mengeluarkan energi lebih sedikit dalam pertumbuhan dan lebih banyak dalam reproduksi. Kemungkinan ini kemungkinan penjelasan untuk <a href="https://doi.org/10.1073/pnas.0708024105">bagaimana manusia pigmi kontemporer berevolusi</a>.</p>
<p>Semua opsi ini pada akhirnya akan menyebabkan perubahan dalam penyusunan genetika yang mendasari variasi ukuran tubuh.</p>
<p>Jadi, kami bertanya, dapatkah hukum pulau itu menjadi penjelasan atas kecilnya ukuran <em>Homo floresiensis</em> dan <em>Homo luzonensis</em>? Kami pikir, mungkin bisa.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=420&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=420&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=420&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=528&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=528&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/296081/original/file-20191008-128681-801yeu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=528&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Penggalian pada 2009 di gua Liang Bua, tempat <em>Homo floresiensis</em> ditemukan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Indonesia-Hobbit/2a6835d986064cf095696d86e3e700e6/1/0">AP Photo/Achmad Ibrahim</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Memodelkan generasi di pulau</h2>
<p>Nenek moyang Hobbit yang paling mungkin adalah <em>Homo erectus</em>, suatu spesies yang ukuran otak dan perawakannya dua kali lebih besar. Berdasarkan sejarah geologis Flores dan fosil tertua yang diketahui dari <em>Homo floresiensis</em>, tampaknya evolusi spesies baru tersebut terjadi dalam waktu kurang dari sekitar 300.000 tahun.</p>
<p>Sebagai ahli biologi evolusi, kami mengenal gagasan bahwa evolusi Darwin adalah proses yang lambat dan bertahap serta berlangsung dalam rentang waktu yang sangat panjang. Bisakah perubahan ukuran tubuh yang drastis terjadi secepat ini?</p>
<p>Tim peneliti antar-disiplin kami mengembangkan <a href="https://theconversation.com/simulating-evolution-how-close-do-computer-models-come-to-reality-57538">model komputer</a> untuk mencoba menjawab pertanyaan dasar ini. Seperti permainan komputer yang mensimulasikan evolusi ukuran tubuh berdasarkan kemungkinan-kemungkinan biologis dan ekologis yang realistis.</p>
<p>Dalam pemodelan kami, orang-orang yang menduduki pulau itu, tumbuh besar hingga seukuran orang dewasa berdasarkan berapa banyak makanan yang tersedia, melahirkan anak, kemudian mati. Aturan dasar permainan ini adalah bahwa semakin dekat ukuran tubuh individu ke ukuran tubuh “optimal” untuk pulau, semakin banyak keturunan yang diberikan. Mewariskan gen bawaan untuk ukuran tubuh besar atau kecil.</p>
<p>Dari generasi ke generasi, mutasi baru terjadi dalam populasi dan mengubah ukuran tubuh, baik itu semakin besar atau semakin kecil. Kadang-kadang, individu baru mungkin menginvasi pulau dan bercampur dengan penduduk lain. Aturan dasar lainnya adalah bahwa populasi kecil tidak dapat tumbuh di atas jumlah sumber daya pulau.</p>
<p>Rekan kami, ilmuwan sistem Bumi <a href="https://scholar.google.com/citations?user=kSDahsoAAAAJ&hl=en&oi=ao">Neil Edwards</a> dan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=1gais1MAAAAJ&hl=en">Phil Holden</a>, menggunakan data paleoklimatik untuk memperbaiki model kami. Waktu yang lebih panas dan lebih basah dapat mendukung lebih banyak orang di pulau itu, dan akan mempengaruhi ukuran tubuh optimal pada saat tertentu.</p>
<p>Kami memulai simulasi dengan asumsi bahwa <em>Homo erectus</em> awalnya bertubuh besar saat tiba di pulau dan kemudian berevolusi menjadi spesies yang lebih kecil. Karena kita tidak tahu angka pasti yang harus dimasukkan dalam model, sehingga kami memperkirakan berdasarkan data yang diperoleh dari populasi manusia saat ini.</p>
<p>Karena ketidakpastian ini, kami menjalankan model hingga ribuan kali, masing-masing menggunakan kombinasi acak dari semua parameter. Akhirnya kami dapat membangun distribusi statistik dari jangka waktu <em>Homo erectus</em> menjadi sekecil <em>Homo floresiensis</em>.</p>
<p><iframe id="bx726" class="tc-infographic-datawrapper" src="https://datawrapper.dwcdn.net/bx726/3/" height="400px" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<h2>Spesies baru dalam sekejap</h2>
<p>Setelah menjalankan 10.000 simulasi, kami terkejut menemukan bahwa <a href="http://dx.doi.org/10.1098/rsbl.2019.0481">dalam waktu kurang dari 350 generasi, prosesnya selesai</a>. Berbicara dari segi tahun, dengan asumsi seorang perempuan pertama kali melahirkan bayi pada usia rata-rata 15 tahun, yang berarti sekitar 10.000 tahun yang lalu.</p>
<p>Itu mungkin tampak lama untuk Anda dan saya. Tapi dari perspektif evolusi, itu adalah kedipan mata - lebih dari seperseribu dari sejarah evolusi <em>Homo</em>.</p>
<p>Tentu saja kami tidak berharap bahwa semua fitur yang membuat <em>Homo floresiensis</em> seunik itu berkembang secara cepat dan bersamaan. Namun, simulasi kami masih menunjukkan, 300.000 tahun adalah waktu yang lebih dari cukup bagi spesies manusia baru untuk muncul.</p>
<p>Pekerjaan kami mendukung gagasan bahwa evolusi yang cepat cukup masuk akal berdasarkan serangkaian parameter ekologis yang realistis, dan bahwa seleksi alam mungkin merupakan faktor kuat yang mempengaruhi ukuran tubuh individu di pulau-pulau. Dan jika <em>Homo floresiensis</em> benar-benar merupakan produk dari hukum pulau, maka ia menunjukkan - lagi-lagi - bahwa kita manusia, cenderung mematuhi keseluruhan aturan yang sama yang mendorong evolusi bagi banyak mamalia lainnya.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkana artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/124989/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>José Alexandre Felizola Diniz-Filho receives funding from CNPq and CAPES.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Pasquale Raia tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>
Ketika spesies yang bertubuh besar menetap di sebuah pulau, mereka akan berevolusi menjadi lebih kecil dalam ukuran - sampai ke titik memberikan keturunan yang kerdil.
José Alexandre Felizola Diniz-Filho, Professor of Ecology and Evolution, Universidade Federal de Goias (UFG)
Pasquale Raia, Associate Professor of Paleontology and Paleoecology, University of Naples Federico II
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.
tag:theconversation.com,2011:article/124585
2019-10-08T12:48:18Z
2019-10-08T12:48:18Z
Lima hewan yang bisa membantu kita melawan penyakit
<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/295356/original/file-20191003-49383-1uyrcuf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Jangan khawatir.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/1177757560?src=GySalNUaeuaTHBVgp9NZVg-1-74&studio=1&size=medium_jpg">Fdzoru/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Sebagai manusia, kita mungkin merasa beruntung tentang nasib evolusi kita. Kita hidup lebih lama dibandingkan banyak hewan lain, dan rentang hidup kita <a href="https://www.scientificamerican.com/article/why-humans-live-so-long1/">terus meningkat</a> berkat diet yang lebih baik, kemajuan di bidang kedokteran, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Tapi upaya kita untuk mengalahkan penuaan dan penyakit-penyakit yang menyertainya terus berlanjut.</p>
<p>Kasus <a href="https://www.alodokter.com/osteoarthritis">osteoartritis (sakit persendian)</a>, misalnya, telah berlipat ganda <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5584421/">sejak pertengahan abad ke-20</a>. Di negara maju, penyakit jantung menyumbang <a href="https://www.cdc.gov/heartdisease/facts.htm">ratusan ribu kematian</a> setiap tahunnya - sekitar <a href="https://www.bhf.org.uk/for-professionals/press-centre/facts-and-figures">satu kematian setiap tiga menit</a>.</p>
<p>Kerajaan hewan mungkin tempat yang tepat untuk mencari cara baru dalam mencegah dan mengobati kondisi ini. DNA kita mungkin sangat mirip <a href="https://www.nature.com/articles/nature04072">dengan simpanse</a> dan hewan lain, tapi ada perbedaan yang mungkin membantu kita membuka cara baru untuk memahami dan mengobati penyakit pada masa depan.</p>
<p>Dan dengan menggunakan teknik <a href="https://ghr.nlm.nih.gov/primer/genomicresearch/genomeediting">penyuntingan gen seperti CRISPR</a>, mungkin saja suatu hari kita bisa menggunakan ilmu yang kita peroleh dari hewan untuk menangani penyakit kita - meski kemungkinan itu masih sangat jauh.</p>
<h2>Simpanse dan penyakit jantung</h2>
<p>Ketika manusia berevolusi, susunan genetik kita juga berubah, sehingga risiko kita terhadap arteri tersumbat meningkat. Ketika risiko ini digabungkan ini dengan mbanyak <a href="https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/eating-red-meat-daily-triples-heart-disease-related-chemical">asupan daging merah</a> dan makanan lain yang meningkatkan peluang penyakit jantung, maka kita akan menghadapi masalah besar.</p>
<p><a href="https://www.pnas.org/content/early/2019/07/18/1902902116">Penelitian terbaru</a> menunjukkan bahwa meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular disebabkan oleh hilangnya gen tertentu dalam tubuh kita, ini berbeda dengan hewan lain - termasuk sepupu terdekat kita, simpanse. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tikus yang sudah diubah secara genetik - bermutasi genetik yang sama dengan manusia - memiliki risiko terkena serangan jantung dua kali lebih besar dibandingkan tikus normal. Pada masa depan, kita mungkin menggunakan rekayasa genetik untuk mengurangi risiko penyakit jantung. </p>
<h2>Tikus mol telanjang dan kanker</h2>
<p><a href="https://theconversation.com/meet-the-naked-mole-rat-impervious-to-pain-and-cancer-and-lives-ten-times-longer-than-it-should-118809">Tikus mol telanjang</a> mungkin tidak enak dipandang, tapi tikus pengerat ini sangat menarik bagi para ilmuwan karena <a href="https://www.nature.com/articles/nature12234">mereka tidak terkena kanker</a>. Tikus ini juga bisa memberitahu kita tentang umur panjang. Mengingat ukurannya, mereka harusnya hidup dalam jangka waktu yang sama dengan kerabat mereka (sekitar empat tahun), tapi mereka kerap hidup <a href="http://sageke.sciencemag.org/cgi/content/full/2002/21/pe7">tujuh kali lebih lama</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=498&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=498&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/285168/original/file-20190722-11364-18m7ysl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=498&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tampilan bukan segalanya dalam dunia biologi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/779258935?src=uCnyw2zmH-sz3nLtBdDALQ-1-0&studio=1&size=huge_jpg">Neil Bromhall/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hewan pengerat yang jelek ini suatu saat akan terungkap rahasianya oleh para ilmuwan, yang mungkin suatu hari bisa membantu kita dalam pengembangan terapi baru untuk mengalahkan kanker dan penyakit lain yang berkaitan dengan usia.</p>
<h2>Kanguru dan osteoartritis</h2>
<p>Osteoartritis memiliki banyak penyebab, tapi <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10983905">obesitas</a>, postur tubuh tidak ideal, dan <a href="https://europepmc.org/abstract/med/7752117">keselarasan sendi yang buruk</a> adalah risiko utamanya. Banyak <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1420-9101.2006.01276.x">primata</a> dan hewan karnivora memiliki masalah persendian yang mirip dengan manusia. Kera besar menunjukkan paling banyak kemiripan penyakit persendian dengan manusia.</p>
<p>Kanguru, di sisi lain, dapat bergerak melompat dengan kecepatan 40 pil per jam dengan sedikit risiko radang sendi hingga usia tua. <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0730725X17301303">Struktur tulang rawan yang unik</a> pada lutut memungkinkan mereka untuk menahan perenggangan berulang dan beban akibat pendaratan. </p>
<p><a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/joa.12683">Struktur ligamen</a> juga meningkatkan stabilitas sendi, ini penting agar menjaga kesehatan sendi tetap baik. Penelitian seperti ini dapat membantu menambahkan bahan yang bisa digunakan untuk implan lutut buatan pada manusia.</p>
<h2>Ikan gua dan diabetes</h2>
<p>`
Diabetes adalah masalah kesehatan global dan penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi. Hampir <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes">satu dari sepuluh orang dewasa </a> terkena penyakit ini dan angkanya sudah sangat tinggi. Solusi untuk penyakit ini - jika ada - mungkin berasal dari ikan buta di gua Meksiko.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/285141/original/file-20190722-11376-z1qeug.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ikan gua Meksiko dapat makan sesuka hati mereka.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/224156962?src=fWJfdPazcG2GzmoNLMA2xg-1-1&studio=1&size=medium_jpg">Kuttelvaserova Stuchelova/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ikan kecil ini memakan alga dan mampu makan sebanyak mungkin tanpa terkena masalah. Hal ini karena cara unik mereka dalam beradaptasi untuk bertahan hidup, dengan tidak <a href="https://www.nature.com/articles/nature26136">mengatur gula darah mereka</a>. Ini berarti gejala yang biasanya terlihat pada orang dengan diabetes, seperti memiliki kadar glukosa darah sangat bervariasi, tampaknya bukan masalah bagi ikan ini. Para ilmuwan berharap bahwa dengan memahami lebih lanjut tentang ikan ini, suatu hari kita bisa menemukan pengobatan yang lebih baik untuk penyakit ini.</p>
<h2>Zebra dan bisul</h2>
<p>Dalam lingkungan yang penuh tantangan, kita menjadi lebih sadar akan kesehatan mental kita. Tapi kita sering mengabaikan bagaimana ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik kita. Di manusia, pusat pengolahan informasi di otak sering menghubungkan hal-hal sulit yang terjadi dalam hidup kita. </p>
<p>Ini berarti, kita sedang mengalami stres kronis dalam jangka waktu yang lama. Dan hal ini dapat menyebabkan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5126869/">radang perut</a>.</p>
<p>Hewan, seperti zebra, biasanya mengalami stres <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/19ee/6e731a091779985321183a9976e2742b99cd.pdf">untuk periode yang lebih pendek</a>, seperti ketika mereka mencari makanan atau mencoba menghindari predator. Mereka jarang mengalami periode stres yang lama. </p>
<p>Tapi penelitian telah menunjukkan bahwa stres berkepanjangan yang dialami hewan, seperti tikus, dapat <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5915631/">menyebabkan tumbuhnya bisul</a>. Ini serupa dengan bisul pada manusia. Ini berfungsi sebagai pengingat yang baik bahwa gaya hidup modern kita yang penuh tuntutan, buruk bagi semua aspek kesehatan kita.</p>
<p>Hubungan antara hewan dan penyakit bukan satu arah. Ada banyak contoh saat kita menggunakan pemahaman penyakit manusia untuk membantu hewan, seperti menggunakan pemahaman kita tentang <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-019-42702-z">klamidia ke koala</a>, yang penyakit ini <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30681773">dapat menyebabkan infertilitas</a>, kebutaan, dan kematian.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/124585/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Adam Taylor is affiliated with the Anatomical Society.</span></em></p>
DNA kita mungkin mirip dengan simpanse dan hewan lain, tetapi perbedaan lah yang bisa membantu kita membuka cara baru untuk memahami dan mengobati penyakit di masa depan.
Adam Taylor, Director of the Clinical Anatomy Learning Centre and Senior Lecturer, Lancaster University
Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.