tag:theconversation.com,2011:/au/topics/kesehatan-perempuan-42446/articlesKesehatan Perempuan – The Conversation2023-10-17T04:09:25Ztag:theconversation.com,2011:article/2126952023-10-17T04:09:25Z2023-10-17T04:09:25ZUntuk laki-laki: begini cara membantu perempuan PMS<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/545861/original/file-20170501-12970-zb42tm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Perempuan dapat mengalami tekanan yang signifikan menjelang menstruasi.</span> <span class="attribution"><span class="source">from shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Banyak perempuan mengalami berbagai gejala fisik dan emosional sebelum mereka menstruasi. <a href="https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/premenstrual-syndrome-pms">Stres pramenstruasi</a>, yang juga dikenal sebagai PMS, sering kali dimanifestasikan oleh ketegangan atau kemarahan dalam hubungan mereka. Beberapa perempuan mungkin merasa sangat marah pada pasangannya sehingga mereka ingin <a href="https://www.researchgate.net/publication/225090569_PMS_as_a_Gendered_Illness_Linked_to_the_Construction_and_Relational_Experience_of_Hetero-Femininity">meninggalkannya</a>.</p>
<p>Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0175068">PLoS ONE</a>, kami menemukan bahwa pasangan seorang perempuan dapat membantu mengurangi gejala PMS, dan bukannya memperparahnya. Penelitian kami menunjukkan bahwa konseling dengan pasangan dapat mengurangi gejala-gejala <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3955202/">gejala pramenstruasi</a> yang sedang hingga parah dan meningkatkan kepuasan hubungan.</p>
<h2>Masalah hubungan</h2>
<p>Sekitar 40% perempuan perempuan wanita melaporkan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22393222">stres pramenstruasi sedang hingga berat</a> pada tiga hingga empat hari sebelum menstruasi. Gejala yang paling umum adalah mudah tersinggung, marah dan depresi, terkadang disertai dengan kelelahan, sakit punggung dan sakit kepala. </p>
<p>Gejala-gejala ini diakibatkan oleh kombinasi dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23624686">perubahan hormonal</a> dan <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:26243">tekanan hidup</a>. Tingkat keparahannya dipengaruhi oleh <a href="http://researchdirect.uws.edu.au/islandora/object/uws%3A16540">strategi mengatasi masalah</a> yang digunakan perempuan dan konteks hubungan mereka. Perempuan yang mengakui perubahan pramenstruasi, melakukan perawatan diri dan meminta dukungan akan lebih <a href="https://www.researchgate.net/publication/224053890_Challenging_the_Positioning_of_Premenstrual_Change_as_PMS_The_Impact_of_a_Psychological_Intervention_on_Women's_Self-Policing">kecil kemungkinannya</a> untuk mengalami stres pramenstruasi yang ekstrem.</p>
<p>Ketika kami mewawancarai perempuan yang mengalami PMS, biasanya kami mendengar bahwa mereka merasa tidak puas dengan elemen-elemen dalam hubungan mereka - baik itu <a href="https://www.researchgate.net/publication/224053989_The_ongoing_silencing_of_women_in_families_An_analysis_and_rethinking_of_premenstrual_syndrome_and_therapy">dukungan emosional</a> yang mereka terima di rumah, atau piring-piring yang ditinggalkan di tempat cuci piring di penghujung hari.</p>
<p>Bagi perempuan yang menderita stres pramenstruasi sedang hingga berat, masalah-masalah ini dapat <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:5319">dibiarkan mendidih selama tiga minggu</a> setiap bulan, ketika mereka dapat ditekan atau diabaikan. Namun selama satu minggu itu perempuan, ketika wanita merasa lebih sensitif atau <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:21336">rentan</a>, semuanya bisa menjadi terlalu berlebihan. </p>
<p>Kemarahan dan kebencian yang terpendam akhirnya mencapai titik didih dan perempuan merasa mereka <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:10272">tidak lagi memegang kendali</a>. Hal ini dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:15438">ketegangan hubungan</a>.</p>
<h2>Bagaimana terapi membantu</h2>
<p>Kita telah mengetahui bahwa <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19247573">terapi satu lawan satu</a> dapat mengurangi gejala-gejala stres pramenstruasi. Fokusnya adalah membantu perempuan memahami asal-usul gejalanya dan mengembangkan <a href="https://www.academia.edu/23389578/A_woman-centred_psychological_intervention_for_premenstrual_symptoms_drawing_on_cognitive-behavioural_and_narrative_therapy">strategi mengatasinya</a>. Hal ini mungkin termasuk mengambil waktu istirahat untuk perawatan diri, menghindari konflik, mengekspresikan kebutuhan akan dukungan, dan mengurangi stres dalam hidup.</p>
<p>Sementara <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.2217/WHE.13.62">pengobatan medis</a>, seperti antidepresan SSRI (<em>selective serotonin re-uptake inhibitor</em>), dapat digunakan untuk membantu wanita mengatasi stres pramenstruasi, terapi psikologis lebih <a href="https://www.researchgate.net/publication/11172704_Medical_fluoxetine_and_psychological_cognitive-behavioural_therapy_treatment_for_premenstrual_dysphoric_disorder_A_study_of_treatment_processes">efektif</a> dalam jangka panjang. Terapi ini juga <a href="https://www.researchgate.net/publication/224968314_Evaluating_the_relative_efficacy_of_a_self-help_and_minimal_psycho-educational_intervention_for_moderate_premenstrual_distress_conducted_from_a_critical_realist_standpoint">berhasil</a> dalam versi <a href="https://www.westernsydney.edu.au/pmds_selfhelp"><em>self-help</em></a>, di mana perempuan membaca tentang cara mengatasi PMS dalam sebuah buku panduan tertulis, daripada berbicara dengan terapis.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=766&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=766&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=766&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=963&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=963&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/167320/original/file-20170501-12984-15w94yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=963&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perempuan dalam hubungan lesbian melaporkan dukungan dan pengertian yang lebih besar sebelum menstruasi dari pasangannya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?src=7En1XSNWy9TgT2Fx5iFoPA-1-20">www.shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meskipun terapi untuk stres pramenstruasi mempertimbangkan masalah hubungan, pasangan umumnya tidak dilibatkan secara langsung dalam sesi tersebut. Ini adalah kelalaian yang serius. Banyak laki-laki <a href="https://www.researchgate.net/publication/23181933_A_Complex_Negotiation_Women's_Experiences_of_Naming_and_Not_Naming_Premenstrual_Distress_in_Couple_Relationships">mengatakan bahwa mereka tidak mengerti</a> PMS. Mereka ingin mendukung pasangannya tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. </p>
<p>Yang lain mungkin menghindari pasangan mereka ketika mereka memiliki gejala, yang membuat perempuan merasa ditolak dan membuat <a href="https://www.researchgate.net/publication/225090569_PMS_as_a_Gendered_Illness_Linked_to_the_Construction_and_Relational_Experience_of_Hetero-Femininity">stres pramenstruasi semakin parah</a>.</p>
<p>Perempuan dalam <a href="https://www.researchgate.net/publication/224053984_Empathy_Egalitarianism_and_Emotion_Work_in_the_Relational_Negotiation_of_PMS_The_Experience_of_Women_in_Lesbian_Relationships">hubungan lesbian</a> telah melaporkan dukungan dan pengertian yang lebih besar sebelum menstruasi dari pasangannya. Dukungan semacam ini <a href="http://researchdirect.westernsydney.edu.au/islandora/object/uws:25775">berhubungan dengan berkurangnya gejala</a> dan peningkatan kemampuan mengatasi masalah. Pasangan laki-laki yang mendukung dapat memberikan <a href="https://www.researchgate.net/publication/235403536_PMS_as_a_process_of_negotiation_Women%27s_experience_and_management_of_premenstrual_distress">efek positif</a> yang serupa. </p>
<h2>Terapi pasangan bahkan lebih baik</h2>
<p>Dalam penelitian terbaru kami, kami membandingkan dampak dari terapi satu lawan satu dan terapi pasangan untuk gangguan pramenstruasi dengan kelompok kontrol yang berada dalam daftar tunggu terapi. <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0175068">Hasil penelitian</a> menunjukkan bahwa terapi berbasis pasangan adalah yang paling efektif dalam meningkatkan hubungan dan mengurangi gangguan pramenstruasi.</p>
<p>Penelitian yang berlangsung selama tiga tahun ini melibatkan 83 perempuan yang menderita PMS sedang hingga berat. Mereka secara acak dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok terapi satu lawan satu, kelompok terapi pasangan, dan kelompok daftar tunggu. Sebagian besar (95%) berada dalam hubungan heteroseksual.</p>
<p>Perempuan dalam dua kelompok terapi melaporkan gejala pramenstruasi, reaksi emosional, dan gangguan pramenstruasi yang lebih rendah, dibandingkan dengan kelompok kontrol daftar tunggu. Hal ini menegaskan bahwa terapi ini efektif, apapun jenisnya. </p>
<p>Namun, para perempuan dalam kelompok terapi pasangan memiliki strategi penanggulangan perilaku yang secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan kelompok terapi satu lawan satu dan kelompok kontrol daftar tunggu. Pada kelompok terapi pasangan, 58% perempuan melaporkan peningkatan perawatan diri dan penanggulangan. Hal ini dibandingkan dengan 26% pada kelompok terapi satu-satu, dan 9% pada kelompok daftar tunggu.</p>
<p>Sebagian besar perempuan dalam kelompok terapi pasangan (57%) melaporkan adanya peningkatan hubungan dengan pasangannya. Hal ini dibandingkan dengan 26% pada kelompok terapi empat mata dan 5% pada kelompok daftar tunggu yang melaporkan adanya perbaikan.</p>
<p>Pada kelompok terapi pasangan, 84% perempuan melaporkan peningkatan kesadaran dan pemahaman pasangannya terhadap PMS, dibandingkan dengan 39% pada kelompok terapi empat mata dan 19% pada kelompok daftar tunggu.</p>
<h2>Laki-laki dapat menjadi bagian dari solusi</h2>
<p>Setelah mengikuti sesi terapi, para perempuan melaporkan bahwa mereka lebih kecil kemungkinannya untuk <a href="https://www.researchgate.net/publication/224053890_Challenging_the_Positioning_of_Premenstrual_Change_as_PMS_The_Impact_of_a_Psychological_Intervention_on_Women's_Self-Policing">“kehilangan kendali”</a> ketika mengekspresikan perasaan mereka selama masa PMS. Mereka telah meningkatkan kesadaran akan potensi konflik hubungan; menggambarkan ketegangan hubungan sebagai hal yang tidak terlalu bermasalah; dan lebih mungkin untuk berbicara dengan pasangan mereka tentang PMS dan meminta dukungan. </p>
<p>Peningkatan ini terlihat jelas pada kedua kelompok terapi dalam penelitian kami. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan melakukan terapi tanpa pasangannya, terapi ini tetap dapat memberikan dampak positif. Para perempuan masih akan belajar perawatan diri dan strategi koping, mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang PMS, dan pulang ke rumah dan memberi tahu pasangannya tentang pengalaman terapi.</p>
<p>Namun, hasil penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa dampak positif terbesar terlihat ketika pasangan perempuan berpartisipasi dalam sesi terapi juga. Jadi, para laki-laki mungkin merasa difitnah karena <a href="https://www.researchgate.net/publication/269575960_Representations_of_PMS_and_Premenstrual_Women_in_Men's_Accounts_Atas_Analysis_of_Online_Posts_from_PMSBuddycom">“disalahkan”</a> untuk PMS. Namun, mereka bisa menjadi bagian dari solusi, bukan penyebab masalah.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212695/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jane Ussher menerima dana dari Australian Research Council (ARC) untuk penelitian tentang hubungan dan Premenstrual Stress (PMS), dan evaluasi terapi pasangan untuk PMS</span></em></p>Sebuah studi baru menemukan bahwa pasangan seorang perempuan dapat membantu mengurangi gejala PMS, dan bukannya memperparahnya.Jane Ussher, Professor of Women's Health Psychology, Translational Health Research Institute (THRI), Western Sydney UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1861222022-07-04T03:29:41Z2022-07-04T03:29:41ZHak aborsi di AS dibatalkan: seperti apa akses aborsi dan hak reproduksi di seluruh dunia?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/471996/original/file-20220701-13-s9bure.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Orang-orang memprotes larangan aborsi total di Polandia. </span> <span class="attribution"><span class="source">Salvatore Allotta / Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://reproductiverights.org/maps/worlds-abortion-laws/">Situasi global terkait hak-hak reproduksi</a> terus berubah. Putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) yang <a href="https://www.supremecourt.gov/opinions/21pdf/19-1392_6j37.pdf">membatalkan Roe v Wade</a> – putusan penting tahun 1973 yang melindungi hak perempuan untuk melakukan aborsi – menandai kemunduran yang signifikan untuk akses aborsi.</p>
<p>Tapi itu bukan satu-satunya kasus. Sementara negara-negara seperti AS, Polandia dan Rusia mengambil langkah mundur, kemajuan justru terlihat di beberapa negara, seperti Irlandia, Kolombia, dan Argentina.</p>
<p><a href="https://policy.bristoluniversitypress.co.uk/reimagining-global-abortion-politics">Pembatasan aborsi</a> berkisar dari regulasi yang mengizinkan aborsi hanya untuk melindungi kehidupan atau kesehatan perempuan hamil, hingga mendekriminalisasi aborsi sepenuhnya. Ada pula pembatasan terstruktur yang terkait batas waktu kehamilan, seperti mengizinkan aborsi hanya pada trimester pertama.</p>
<p>Beberapa aturan mengizinkan aborsi atas dasar sosial ekonomi, misalnya di <a href="https://reproductiverights.org/maps/worlds-abortion-laws/">Finlandia</a>. Sementara itu, Undang-Undang Aborsi Inggris tahun 1967 memberikan penafsiran yang lebih luas tentang kesehatan, karena memasukkan aspek kesejahteraan. Sebelum mengambil keputusan tindakan aborsi, dokter dapat mempertimbangkan bagaimana kondisi kehidupan perempuan yang hamil tersebut dan dampak yang akan mereka alami jika melanjutkan kehamilan.</p>
<p>Jika kesehatan ditafsirkan secara lebih ketat, seperti di <a href="https://reproductiverights.org/maps/worlds-abortion-laws/">Zimbabwe, Maroko, atau Peru</a>, aborsi hanya dapat dilakukan jika kesehatan fisik ibu hamil dalam bahaya. Di negara lain, seperti Ghana dan Bolivia, aturan tentang akses aborsi diperluas dengan memasukkan alasan kesehatan mental secara eksplisit.</p>
<p>Di beberapa rezim, aborsi dapat dilakukan berdasarkan kesehatan janin, terutama dalam kasus anomali serius. Kasus seperti ini terjadi di <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-europe-61450984">Kroasia</a>. Meskipun demikian, sentimen anti-pilihan (<em>anti-choice</em>) – atau anti-aborsi – di negara itu baru-baru ini menyebabkan seorang perempuan ditolak melakukan aborsi setelah janinnya didiagnosis menderita tumor otak serius. Setelah empat penolakan oleh rumah sakit Kroasia, perempuan itu disarankan oleh dokter untuk melakukan perjalanan ke negara tetangga, Slovenia. Tapi setelah publik mengekspresikan kemarahan atas penolakan tersebut, ia akhirnya dapat melakukan aborsi di Kroasia.</p>
<p>Aturan aborsi yang paling liberal adalah yang sepenuhnya mendekriminalisasi dan menghapuskan aborsi dari hukum pidana. Aturan tersebut mengizinkan tindakan aborsi dan mengutamakan keselamatan ibu hamil dalam pengambilan keputusan kesehatan.</p>
<p>Irlandia Utara mendekriminalisasi aborsi pada 2019 setelah adanya penyelidikan hak asasi manusia (HAM) internasional terhadap UU aborsi sebelumnya, ditambah intervensi dari Westminster (parlemen Inggris). <a href="https://commonslibrary.parliament.uk/research-briefings/cbp-8909/">Peraturan Aborsi (Irlandia Utara)</a>, yang mulai berlaku pada Maret 2020, mengizinkan aborsi hingga 12 minggu usia kehamilan berdasarkan permintaan, serta atas alasan gangguan janin yang parah dan kelainan janin yang fatal.</p>
<p>Walaupun <a href="https://theconversation.com/westminster-steps-in-after-northern-ireland-fails-to-comply-with-abortion-law-change-how-it-happened-158239">UU Aborsi Irlandia Utara</a> telah diliberalisasi, bukan berarti akses aborsi menjadi mudah.</p>
<p>Pemerintah belum bisa sepenuhnya <a href="https://www.theguardian.com/world/2022/may/04/abortion-services-in-northern-ireland-almost-nonexistent-despite-legalisation">melayani permintaan</a> aborsi, karena tindakan aborsi disediakan secara <em>ad hoc</em> oleh lembaga kesehatan di Irlandia Utara. Beberapa perempuan yang menginginkan layanan aborsi akhirnya tetap melakukan perjalanan ke Inggris. Situasi ini menggambarkan bagaimana kebuntuan politik dapat membatasi akses aborsi.</p>
<h2>Lebih ketat pembatasannya</h2>
<p>Di beberapa negara, aborsi dilarang sepenuhnya, atau hanya untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil. <a href="https://livrepository.liverpool.ac.uk/3128310/1/MaltaBriefingPaperMay2021FINAL.pdf">Malta</a> adalah satu-satunya negara Uni Eropa yang melarang aborsi <a href="https://www.theguardian.com/world%20/2020/jun/11/like-ireland-on-steroids-maltas-abortion-taboo-leaves-women-in-despair">atas alasan apapun</a>. Namun, baru-baru ini <a href="https://theconversation.com/why-it-is-vital-to-decriminalise-abortion-the-case-of-malta-163679">gerakan pro-pilihan (<em>pro-choice</em>) mulai muncul</a> di negara tersebut.</p>
<p>Pembatasan yang <a href="https://www.kompas.id/baca/opini/2018/02/23/mencegah-hukum-draconian">represif</a> terhadap aborsi juga secara umum mempengaruhi perawatan kesehatan reproduksi pada ibu melahirkan, seperti keguguran dan kehamilan di luar kandungan. Pengambilan keputusan yang membutuhkan tindakan medis mendesak dapat tertunda ketika hak janin dianggap sama dengan hak ibu hamil. Di <a href="https://www.amnesty.org/en/latest/news/2015/11/el-salvador-total-abortion-ban/">El Salvador</a>, perempuan dapat dituntut dan dipenjara karena mengalami keguguran atau mencoba untuk melakukan aborsi. Mereka bisa didakwa atas pembunuhan berat, hukumannya bisa sampai 50 tahun penjara.</p>
<p>Di Republik Irlandia, sebelum mulainya liberalisasi pada tahun 2018, UU aborsi mempengaruhi semua aspek perawatan kesehatan ibu. Janin dipandang memiliki hak yang sama dengan perempuan hamil, sehingga tenaga kesehatan dapat menolak permintaan aborsi. Pada 2014, seorang perempuan hamil yang mengalami kematian otak <a href="https://www.theguardian.com/world/2014/dec/26/ireland-court-rules-brain-dead-pregnant-womans-%20life-support-switched-off">diberi alat bantu agar tetap hidup</a> selama empat minggu atas dasar bahwa hak hidup janinnya tidak boleh direnggut, walaupun hal tersebut bertentangan dengan keinginan keluarganya.</p>
<p>Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan aktivis untuk meliberalisasi UU aborsi telah mendorong kemajuan yang signifikan, seperti yang terlihat di Irlandia, serta di <a href="https://www.theguardian.com/global-development/2022/feb/22/%20colombia-legalises-abortion-in-move-celebrated-as-historic-victory-by-campaigners">Kolombia</a> yang Mahkamah Konstitusinya pada 2022 mulai mendekriminalisasi aborsi hingga usia kehamilan 24 minggu. Di <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-latin-america-55475036">Argentina</a>, sejak 2020, aborsi diperbolehkan berdasarkan permintaan dalam 14 minggu pertama kehamilan.</p>
<h2>Di luar hukum</h2>
<p>Kemajuan dalam hak aborsi bersifat siklus, bukan linier. Seperti yang kita lihat di AS, gerakan anti-aborsi terus melawan setiap kemajuan yang diperoleh. Kemunduran hak-hak reproduksi sering <a href="https://centreforfeministforeignpolicy.org/agnieszkagraffinterview">berkorelasi</a> dengan reaksi yang lebih luas terhadap hak-hak gender dan kebangkitan rezim politik sayap kanan dan populis.</p>
<p>Hukum hanyalah salah satu bagian dari akses aborsi. <a href="https://reproductiverights.org/maps/worlds-abortion-laws/law-and-policy-guide-conscientious-objection/">Penolakan atas alasan nurani</a> oleh petugas kesehatan, peraturan yang ditujukan pada penyedia layanan aborsi, stigma dan protes di klinik kesehatan, semuanya berakibat pada sulitnya dan tingginya risiko untuk melakukan aborsi.</p>
<p>Bahkan di negara-negara dengan regulasi yang tidak terlalu membatasi, ada gerakan di luar kerangka hukum untuk membantu orang mengakses aborsi dan perawatan kesehatan, dengan membantu perjalanan atau dukungan keuangan.</p>
<p>Sementara <a href="https://nursingclio.org/2017/03/29/irish-abortion-trails-and-informal-care-networks-facilitating-continuities-in-care/">jaringan dan organisasi aktivis</a> ini sering dianggap tidak berguna ketika pembatasan telah dilonggarkan, kenyataannya hambatan untuk aborsi masih terus ada walaupun regulasi telah diubah. </p>
<p><a href="https://www.asn.org.uk/">Abortion Support Network</a>, organisasi yang berbasis di Inggris, membantu sekitar 60 perempuan per tahun dari Irlandia, empat tahun setelah UU Aborsi diliberalisasi. Upaya-upaya ini merupakan bagian dari hak-hak reproduksi seperti halnya kerangka hukum – dan pekerjaan mereka belum selesai ketika regulasi berubah.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186122/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Claire Pierson is affiliated with Alliance for Choice Belfast.</span></em></p>Kemunduran hak-hak reproduksi sering berkorelasi dengan reaksi yang lebih luas terhadap hak-hak gender dan kebangkitan rezim politik sayap kanan dan populis.Claire Pierson, Senior Lecturer in Politics, University of LiverpoolLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1504702021-10-26T01:03:29Z2021-10-26T01:03:29Z9 faktor yang pengaruhi perempuan cepat-lambat deteksi awal kanker payudara<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/387938/original/file-20210305-15-gdx2mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/pink-ribbons-on-pink-surface-3900427/">Photo by Anna Shvets from Pexels</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini untuk memperingati Hari Kanker Payudara Sedunia 26 Oktober.</em></p>
<p>Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan di dunia. Di Indonesia, kanker payudara menempati peringkat pertama di antara jenis kanker lain, dan <a href="https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf">turut menyumbang 11% angka kematian akibat kanker</a>.</p>
<p>Masalahnya, seperti kebanyakan di negara berkembang lainnya, hasil perawatan medis pada pasien kanker payudara kurang menggembirakan. Banyak kasus berakhir dengan kematian karena diagnosis dan pengobatannya terlambat. </p>
<p>Sebuah riset <a href="http://www.inaactamedica.org/archives/2008/19153424.pdf">di rumah sakit kanker di Jakarta dengan data kasus kanker pada 1998-2002 menyimpulkan</a> bahwa sebagian besar (60-70%) penderita kanker payudara mendatangi layanan kesehatan ketika telah berada pada stadium lanjut dan terindikasi sel kanker telah menyebar pada organ tubuh lain. </p>
<p>Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan datang lebih cepat atau lambat ke layanan kesehatan. <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/08870446.2020.1841765">Riset kualitatif kami dengan sampel 23 penyintas kanker payudara di Surabaya</a> menunjukkan ada sembilan faktor yang mempengaruhi keputusan mereka untuk mendatangi atau tidak mendatangi layanan kesehatan lebih awal. Salah satunya, tingginya pendidikan perempuan tidak menjamin bahwa mereka memiliki pengetahuan yang memadai terkait kanker payudara. </p>
<h2>Tiga bulan yang menentukan</h2>
<p>Riset kami mengeksplorasi variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan responden untuk mendatangi layanan kesehatan lebih awal untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan medis. Interval tiga bulan antara waktu pertama kali muncul gejala kanker payudara dan waktu konsultasi medis pertama kali disebut presentasi awal, dan merupakan masa krusial. </p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2150175/">Penelitian sebelumnya</a> mengindikasikan bahwa konsultasi medis lebih dari tiga bulan setelah pertama kali gejala kanker payudara muncul berhubungan dengan <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(99)02143-1/fulltext">rendahnya usia harapan hidup</a>. Beberapa studi sebelumnya mencatat bahwa variabel demografis, psikososial, dan budaya terkait dengan presentasi awal kanker payudara. </p>
<p>Riset kami merujuk <em>Theory of Planned Behavior</em> (TPB) untuk memahami pengaruh variabel psikososial terhadap perilaku presentasi awal. Presentasi awal meliputi deteksi dini melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri (<a href="https://www.alodokter.com/periksa-payudara-sendiri-sadari-sebelum-terlambat">SADARI</a>) dan melakukan pemeriksaan medis ketika mengalami gejala kanker payudara.</p>
<p>Menurut <a href="https://www.dphu.org/uploads/attachements/books/books_4931_0.pdf">konsep TPB</a>, faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap suatu perilaku sehat adalah niat untuk melakukan perilaku sehat tersebut. Niat dibentuk oleh sikap terhadap perilaku (positif atau negatif), norma subjektif (persepsi orang-orang terdekat), serta persepsi kontrol perilaku yang dimiliki (mudah atau sulit). </p>
<h2>Profil responden</h2>
<p>Mayoritas responden dalam riset ini adalah perempuan yang telah menikah (82,6%), lulusan perguruan tinggi (69,56%), bekerja sebagai pegawai swasta (56,52%) dan memiliki status sosial ekonomi yang cukup tinggi dengan pendapatan per bulan di atas Rp 10 juta (56,52%). </p>
<p>Kebanyakan partisipan didiagnosis dengan kanker payudara stadium I dan II (69,56%), tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker (78,26%), dan memiliki asuransi kesehatan (52,17%). </p>
<p>Sebagian besar responden menunjukkan adanya gejala sebelum mendapatkan diagnosis dengan kanker payudara. Hanya dua responden yang tidak menunjukkan gejala tapi melakukan mamografi dan didiagnosis mengidap kanker payudara berdasarkan hasil mamografi tersebut.</p>
<p>Sembilan faktor yang mempengaruhi perilaku perilaku deteksi dini kanker payudara dapat dipilah jadi dua kelompok besar: faktor internal dan eksternal. </p>
<h2>Faktor internal</h2>
<p><strong>1. Pengetahuan terkait kanker payudara</strong> </p>
<p>Beberapa responden menunjukkan pemahaman yang terbatas terkait kanker payudara: gejala, keparahan, stadium, faktor resiko, perawatan medis dan alur perawatan kanker payudara. </p>
<p>Rendahnya pengetahuan ini berdampak pada kurangnya kesadaran bahwa mereka rentan menderita kanker payudara, serta seberapa parah penyakit ini dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya berdampak negatif terhadap presentasi awal kanker payudara. </p>
<p>Memperhatikan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi tapi kurang memiliki pengetahuan yang memadai tentang kanker payudara, maka muncul dugaan pada populasi dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah kemungkinan pengetahuan terhadap kanker payudara akan semakin rendah pula.</p>
<p><strong>2. Persepsi kontrol perilaku</strong></p>
<p>Responden mengindikasikan bahwa sebelum didiagnosis dengan kanker payudara, mereka yakin mampu melakukan SADARI dan pergi ke dokter ketika menemukan sesuatu yang tidak normal pada payudara mereka. Hal tersebut merupakan faktor yang dapat mendorong munculnya presentasi awal. </p>
<p>Walau demikian, beberapa responden mengindikasikan bahwa mereka tidak tahu harus pergi ke mana. Apakah pergi ke puskesmas, dokter umum, atau dokter spesialis tertentu. Atau apa yang harus mereka lakukan ketika menemukan gejala kanker payudara.</p>
<p><strong>3. Riwayat kesehatan sebelumnya dan persepsi risiko</strong></p>
<p>Perempuan yang memiliki riwayat sakit, baik terkait dengan payudara maupun tidak, memiliki kesadaran yang lebih tinggi atas abnormalitas yang terjadi pada payudara mereka. </p>
<p>Pada responden yang memiliki persepsi bahwa ia memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita kanker payudara, maka kecenderungan untuk melakukan pemeriksaan medis lebih awal pun meningkat. </p>
<p>Hanya tiga responden yang melaporkan bahwa sebelum didiagnosis dengan kanker payudara, mereka merasa tidak berisiko karena tidak memiliki faktor genetika.</p>
<p><strong>4. Sikap dan kepercayaan</strong></p>
<p>Sebagian besar responden memperlihatkan sikap yang positif terhadap konsultasi medis dan SADARI, yang mendorong mereka untuk menunjukkan presentasi kanker payudara secara awal. </p>
<p>Beberapa kepercayaan negatif tentang kanker payudara juga diungkapkan oleh responden. Misalnya, kanker payudara sangat menakutkan dan mematikan, tabu untuk dibicarakan, seseorang sebaiknya tidak berpikir mengenai suatu penyakit tertentu supaya tidak terjangkit penyakit tersebut. Ada juga kepercayaan lainnya seperti kanker payudara adalah kutukan atau hukuman, dan secara umum masyarakat berpikir bahwa risiko mereka untuk menderita kanker payudara cukup rendah.</p>
<p>Kombinasi sikap terhadap kanker payudara yang negatif, kepercayaan tradisional yang tidak relevan, dan rendahnya pengetahuan terkait gejala dan faktor risiko kanker payudara bisa jadi membuat sebagian perempuan berpikir kanker payudara merupakan penyakit yang serius, namun sulit disembuhkan, yang menambahkan risiko untuk tidak melakukan presentasi dini.</p>
<h2>Faktor eksternal</h2>
<p><strong>1. Norma subjektif</strong></p>
<p>Mayoritas responden mengindikasikan bahwa individu yang mereka anggap dekat dan penting (misal: suami, orang tua, teman dekat, anak) mendorong mereka untuk mengikuti pemeriksaan medis ketika ia menemukan gejala kanker. Hal ini juga berpengaruh terhadap perilaku deteksi dini kanker payudara. </p>
<p>Jika responden mempersepsikan bahwa lingkungan sosial mereka melakukan praktik deteksi dini kanker payudara (misal SADARI), maka mereka cenderung akan melakukan hal tersebut. Berlaku pula sebaliknya.</p>
<p><strong>2. Memiliki prioritas lain</strong></p>
<p>Responden mengisyaratkan bahwa presentasi dini sangat terkait dengan kegiatan rutin sehari-hari mereka. Ketika mereka memiliki prioritas lain, seperti pengasuhan anak, pekerjaan atau kesibukan keluarga, maka hal tersebut berpeluang untuk menunda perilaku SADARI atau pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan medis.</p>
<p><strong>3. Dukungan instrumental</strong></p>
<p>Responden penelitian menyebutkan bahwa ketika mereka mendapatkan bantuan dari orang lain, misalnya membuatkan janji atau menemani pergi ke dokter, maka presentasi awal memiliki peluang besar untuk terjadi. </p>
<p>Tempat kerja juga dapat memfasilitasi tersedianya dukungan instrumental. Misalnya, salah seorang responden menjelaskan bahwa ia melakukan pemeriksaan payudara karena tempat ia bekerja menyediakan fasilitas pemeriksaan payudara oleh tenaga medis di kantor.</p>
<p><strong>4. Faktor penyedia layanan kesehatan</strong></p>
<p>Menurut beberapa responden, ketika mereka merasa bahwa layanan kesehatan dapat dengan mudah dijangkau, misalnya jarak dekat atau transportasi mudah diakses, atau kemudahan dalam membuat jadwal kunjungan, maka kecenderungan periksa lebih awal akan meningkat. </p>
<p>Selain itu, responden melaporkan bahwa keputusan untuk memeriksakan diri ketika merasakan gejala yang muncul juga dipengaruhi oleh status penyedia layanan kesehatan, yang membuat mereka merasa nyaman dan aman. Misalnya, sudah kenal dengan dokter yang memeriksa, dokternya perempuan, atau dokter yang sudah terkenal memiliki reputasi dan kompetensi yang baik.</p>
<p><strong>5. Isu finansial</strong></p>
<p>Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki status sosial ekonomi yang cukup baik, akibatnya isu finansial tidak menjadi hambatan pada upaya presentasi awal.</p>
<p>Dengan melihat latar belakang status sosial ekonomi responden, temuan ini tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Misalnya, pada populasi dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. </p>
<p>Lain hal, temuan ini mengindikasikan bahwa presentasi awal dan pengobatan medis kanker payudara kebanyakan hanya mampu diakses atau dijangkau oleh pasien dengan status sosial ekonomi yang tinggi. </p>
<h2>Rekomendasi</h2>
<p>Kami merekomendasikan bahwa kegiatan promosi kesehatan kanker payudara sebaiknya tidak hanya menyampaikan informasi terkait kanker payudara dan gejalanya. Perlu juga upaya untuk meningkatkan persepsi risiko terhadap kanker payudara, dan meningkatkan keterampilan untuk mengenali anatomi payudara normal dan tidak normal. </p>
<p>Edukasi tidak hanya diberikan pada perempuan tapi juga melibatkan lingkungan sosial seperti suami dan atau keluarga menjadi penting untuk dilibatkan.</p>
<p>Hasil penelitian juga mengindikasikan pentingnya layanan kesehatan yang mudah diakses dengan biaya terjangkau, khususnya bagi masyarakat pada kelompok sosial ekonomi menengah ke bawah atau hidup jauh dari pusat kota, untuk meningkatkan presentasi dini.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/150470/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Triana Kesuma Dewi menerima dana riset dari Kementerian Riset dan Teknologi pada 2019 untuk riset ini.
</span></em></p>Edukasi tidak hanya perlu diberikan pada perempuan, lingkungan sosial seperti suami dan atau keluarga pun penting untuk dilibatkanTriana Kesuma Dewi, Lecturer and Researcher, Faculty of Psychology, Universitas AirlanggaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1261452019-11-04T10:21:13Z2019-11-04T10:21:13ZMenyusui bisa membantu menghadapi perubahan iklim. Ini penjelasan akademisi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/299624/original/file-20191031-28972-11ogjse.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C1356%2C667&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/peaceful-loving-young-african-mother-sitting-1440379625?src=xJYXH3-ZmUGFbKT3J0uPDA-1-2">shutterstock/SeventyFour </a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.bmj.com/content/367/bmj.l5646">Menyusui</a> akhir-akhir ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai kontribusi signifikan para ibu untuk perubahan iklim. </p>
<p>Namun, perlu kehati-hatian dalam menyampaikan pesan tersebut. </p>
<p>Menginformasikan kepada perempuan bahwa menyusui mampu menyelamatkan planet Bumi malah dapat memicu rasa <a href="https://connect.springerpub.com/content/sgrcl/9/4/200">marah, sedih, dan kehilangan</a> bagi mereka yang tidak dapat menyusui. </p>
<p>Inggris, contohnya, memiliki <a href="https://www.breastfeedingnetwork.org.uk/crisis-in-bf/">tingkat menyusui terendah di dunia</a> bukan karena keengganan para ibu untuk menyusui. </p>
<p>Sudah banyak faktor yang memengaruhi para ibu yang ingin menyusui - tetapi tidak dapat melakukannya - yang berada di <a href="https://www.pinterandmartin.com/breastfeeding-uncovered">luar kendali mereka</a>.</p>
<p>Pesan apapun yang menyiratkan mereka harus <a href="https://theconversation.com/breastfeeding-is-not-easy-stop-telling-new-mothers-that-it-is-98026">berusaha lebih keras</a> untuk menyusui membuat mereka tertekan. </p>
<p>Oleh karena itu, hanya memberi tahu perempuan bahwa menyusui itu penting <a href="https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/bfm.2015.0175">tidak akan mengubah apa-apa</a>. </p>
<p>Meski demikian, ada kesamaan cara media menginformasikan krisis iklim dan menyusui secara tidak efektif, yaitu dengan judul berita yang menggugah emosi tentang pentingnya setiap individu melakukan aksi. </p>
<p>Sebagai individu, tentu saja setiap orang semua memiliki peran masing-masing. Tapi, perubahan nyata hanya bisa terjadi pada tingkat komunal. </p>
<p>Hal ini menjadi alasan bagi perlunya investasi pemerintah terkait dengan ASI dalam bentuk perubahan kebijakan, industri, serta lingkungan kerja. Tujuannya adalah menciptakan planet sekaligus populasi manusia yang lebih sehat. </p>
<h2>Dampak lingkungan</h2>
<p>Baru-baru ini terungkap sains terkait <a href="http://www.babymilkaction.org/wp-content/uploads/2014/10/Carbon-Footprints-Due-to-Milk-Formula.pdf">menyusui dan perubahan iklim</a>. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Menyusui mengekstraksi</a> sedikit sumber daya alam, seperti air atau tanah, tidak menghasilkan emisi karbon, dan minim atau nol limbah.</p>
<p>Pemberian ASI <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-4757-4242-8_7">menekan ovulasi</a>, membantu mengurangi jumlah anggota keluarga, dan menjaga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673615010247">keluarga tetap sehat</a>. Hal ini bisa menjaga sumber daya Bumi dari dampak yang ditimbulkan oleh manusia. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Sebuah penelitian terbaru</a> menunjukkan bahwa menyusui selama enam bulan menghemat 95-153kg CO₂e (carbon dioksida ekuivalen) per bayi dibandingkan dengan pemberian susu formula. </p>
<p>Apabila semua bayi di Inggris diberikan ASI selama enam bulan saja, maka <a href="https://www.epa.gov/energy/greenhouse-gas-equivalencies-calculator">penghematan emisi karbon</a> sama dengan mengeluarkan 50.000 sampai 77.500 mobil dari jalan selama setahun. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Data ini tetap berlaku</a>, bahkan ketika tuntutan diet menyusui turut dijadikan pertimbangan.</p>
<p><a href="https://www.pnas.org/content/109/9/3232.short">Susu bubuk</a> memerlukan sekitar 4.700 liter air per kilo susu. Susu formula menggunakan bahan-bahan
seperti minyak kelapa sawit untuk kebutuhan mineral dan vitamin bagi pertumbuhan bayi. </p>
<p>Terlepas dari klaim industri tentang ‘menghijaukan’ rantai pasokan, <a href="https://www.abc.net.au/news/science/2018-06-29/nestle-suspended-sustainable-palm-oil/9923238">pencabutan sementara</a> keanggotaan Nestlé dari Perkumpulan untuk Sawit Berkelanjutan (<em>Roundtable on Sustainable Palm Oil</em>) memperlihatkan adanya masalah dalam keberlanjutan produksi pangan global.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/palm-oil-boycott-could-actually-increase-deforestation-sustainable-products-are-the-solution-106733">Palm oil boycott could actually increase deforestation – sustainable products are the solution</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hanya ada <a href="https://wayback.archive-it.org/7993/20170405150238/https://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/03/briefing/3939b1_tab4b.htm">40-50 pabrik pengolahan susu formula di seluruh dunia</a>.</p>
<p>Jumlah air yang diperlukan untuk pengangkutan mulai dari bahan mentah ke pabrik pengolahan hingga ke tangan konsumen di seluruh dunia memang belum diketahui, tetapi jelas sangat besar.</p>
<p>Susu formula bubuk membutuhkan air yang <a href="https://www.firststepsnutrition.org/making-infant-milk-safely">dipanaskan hingga suhu 70°C</a> agar steril dan aman dikonsumsi. Hal ini menyerap sumber daya. </p>
<p>Di Inggris, perkiraan biaya energi untuk mendidihkan air bagi produksi susu untuk bayi di tahun pertama setara dengan mengeluarkan <a href="https://fn.bmj.com/content/100/2/F173.short">lebih dari 1,5 juta kilogram karbon dioksida</a>. Belum lagi sampah yang dihasilkan. Sebuah riset menunjukkan bahwa 550 juta kaleng susu formula, 86.000 ton logam, dan 364.000 ton kertas yang <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140673609606619/fulltext">dibuang ke TPA setiap tahunnya</a>. </p>
<p>Industri susu formula meningkat dua kali lipat saat penelitian tersebut diterbitkan tahun 2009. </p>
<p>Lebih lanjut, tidak menyusui biasanya berarti <a href="https://digital.hbs.edu/platform-rctom/submission/the-ecological-impact-of-feminine-hygiene-products/">period haid akan lebih cepat</a>. </p>
<p>Perempuan di Inggris rata-rata menggunakan <a href="https://www.huffingtonpost.co.uk/entry/period-cost-lifetime_n_7258780?guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_sig=AQAAAAMFUc2GGJ0uXPVUr8JMO9KfkFtMt24sxoa5lAUMDb7eFJrQ4GqQsk7YqihIOTGcvvLFX63RS038IkQZ3xRv6DWkSXijGB6CDUBx71eJ6g8BiZyNKQ387XMvizhAq62-tm-hE4OQNXU3Zl42AOIjZ3zdAWHX-ZmiUjp27S7S_k6N">264 pembalut</a> dan tampon, setiap tahunnya. Menyusui dapat menurunkan permintaan akan serat katun, plastik polietilena dan <a href="https://www.researchgate.net/publication/265149999_Comparative_Life_Cycle_Assessment_of_Sanitary_Pads_and_Tampons_GROUP_6">bahan lainnya</a> yang digunakan untuk produksi pembalut dan tampon. </p>
<h2>Perlu dukungan lebih</h2>
<p>Ada kesenjangan pengetahuan di seluruh sektor kehidupan manusia yang harus segera diatasi oleh para ilmuwan. </p>
<p>Namun, jelas bahwa <a href="https://www.bmj.com/content/367/bmj.l5816">mengurangi ketergantungan kita pada susu formula</a>, jika memungkinkan, adalah langkah penting dalam menghadapi krisis iklim. </p>
<p>Tapi, apa gunanya pesan tersebut <a href="https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/jul/27/breastfeeding-support-services-failing-mothers-due-to-cuts">dalam sistem yang gagal mendukung ibu menyusui</a>? </p>
<p>Perempuan membutuhkan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/jhn.12496">lingkungan dan dukungan yang tepat</a> agar menyusui dapat berkembang. </p>
<p>Pemerintah gagal memberikan perhatian terhadap isu ini meski terus-menerus
menghimbau untuk meningkatkan jumlah perempuan menyusui. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sudah ada peraturan yang melarang meminta ibu menyusui untuk meninggalkan tempat umum, meskipun demikian banyak masih merasa sulit menyusui di luar rumah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/young-beautiful-woman-breastfeeding-little-baby-1029287806?src=y3YDVRuiHydKAhGA631m0Q-2-23">Shutterstock/Irina Polonina</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada akhirnya, menyoroti peran ibu menyusui dalam melindungi Bumi bukan pesan bagi setiap perempuan. Namun, ditujukan bagi mereka yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. </p>
<p>Soal meningkatkan menyusui, maka pemerintah yang harus melakukan investasi dalam <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1523-536X.2010.00446.x?casa_token=P5_x0OetRhYAAAAA:nIHWjNpm8Cc_B8TxxpDP_3mCoRvZBlDUMoZiv7QvnKitjnkepNK3hwDa3yBWOrqXkr91XcD3gRjrDCQ">dukungan profesional kesehatan yang lebih besar</a>, mengurangi <a href="https://www.bmj.com/content/362/bmj.k3577/rapid-responses?int_source=trendmd&int_medium=trendmd&int_campaign=trendmd">jangkauan industri pengganti ASI</a>, memastikan <a href="https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/still-talking-about-a-womans-right-to-breastfeed-in-public/">ruang publik</a> dan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30335485">tempat kerja</a> memiliki kebijakan untuk memungkinkan bagi ibu menyusui, serta meningkatkan <a href="http://theconversation.com/six-ways-the-world-has-empowered-and-enabled-breastfeeding-121333">perlindungan kehamilan</a> bagi calon ibu. </p>
<p>Hal ini berarti memastikan bahwa <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">sekecil mungkin jejak karbon</a> yang dikeluarkan ketika susu formula diperlukan. </p>
<p>Beberapa strategi yang bisa diterapkan seperti mengurangi ketergantungan pada susu formula siap pakai dan botol sekali pakai, mengurangi banyaknya sumber daya yang digunakan dalam promosi susu formula, terutama <a href="https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/types-of-infant-formula/">instruksi yang tidak perlu dan susu balita</a>, dan mengharuskan industri bertanggung jawab untuk mengurangi dampaknya sendiri, seperti membuat produk daur ulang.</p>
<p>Ini menjadi langkah penting yang dapat melindungi kita semua, tidak peduli bagaimana pilihan orang dalam memilih makanan bayi mereka.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/126145/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Natalie Shenker menerima dana dari UKRI melalui Future Leaders Fellowship. Natalie juga salah satu pengurus dan co-founder Human Milk Foundation, sebuah yayasan amal yang bertujuan untuk menjamin makin banyak bayi mendapatkan asi. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Amy Brown pernah menerima dana dari ESRC, NIHR, Public Health Wales, Breastfeeding Network dan First Steps Nutrition Trust. Amy adalah penulis dari empat buku yang diterbitkan oleh Pinter and Martin Ltd - 'Breastfeeding Uncovered: who really decides how we feed our babies', 'Why starting solids matters' , 'The Positive Breastfeeding Book' dan "Informed is best'</span></em></p>Dukungan yang tepat bagi ibu menyusui adalah lingkungan.Natalie Shenker, Research Associate in the Faculty of Medicine, Imperial College LondonAmy Brown, Professor of Child Public Health, Swansea UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/893702018-01-08T10:13:46Z2018-01-08T10:13:46ZVagina membersihkan dirinya sendiri: tren pembersih vagina tidak perlu dan berbahaya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/199853/original/file-20171219-27557-1jimydm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tidak, Anda tidak perlu membersihkan vagina Anda dengan ketimun atau ratus vagina. Cukup menjaga kulit luar bersih.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Kita menemukan begitu banyak produk yang disebut pembersih vagina yang menawarkan bantuan untuk “bau vagina” dan keputihan, dan “menjaga Anda tetap segar”. Dari <a href="https://www.amazon.com/Best-Sellers-Health-Personal-Care-Feminine-Hygiene-Deodorant-Sprays/zgbs/hpc/3779521">deodoran</a> hingga <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Bw020j-G_b8">membersihkan dengan ketimun</a>, <a href="https://www.amazon.com/Panty-Liners-Scented-Feminine-Care/s?ie=UTF8&page=1&rh=n%3A3779581%2Cp_n_theme_browse-bin%3A389598011">“panty liners” beraroma</a>, dan <a href="http://acupunctureplus.com.au/clinic/vaginal-steaming/">tren terbaru</a> “menguapi vagina” atau ratus vagina. Produk-produk ini secara aktif mempromosikan pandangan bahwa vagina perempuan harus bebas dari keputihan dan tidak berbau, atau menguarkan aroma kelopak mawar atau vanili. </p>
<p>Banyak perempuan menganggap keputihan sebagai hal yang tidak diinginkan dan tidak alami, padahal itu fisiologis dan normal. <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25128928">Data menunjukkan sekitar setengah perempuan</a> menggunakan “panty liner” untuk menyerap keputihan, dengan hampir 30% menggunakannya sehari-hari. Memang perempuan Australia secara umum bukan penggemar berat “douching”, istilah bahasa Prancis untuk membersihkan vagina dengan semprotan cairan, tetapi tetap penting untuk memahami mengapa membersihkan vagina tidaklah disarankan.</p>
<h2>Apa sih keputihan, dan mengapa itu penting?</h2>
<p>Vagina membersihkan dirinya sendiri, dan keputihan berperan penting dalam menjaga kesehatan vagina. Sejak pubertas, ketika estrogen diproduksi, vagina dikolonisasi oleh bakteri sehat dari kelompok <em>Lactobacillus</em> yang memproduksi asam laktat. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198476/original/file-20171211-27698-17g264l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Banyak produk yang dipromosikan mengurangi bau vagina. Namun vagina tidaklah ditakdirkan untuk harum seperti parfum.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ekosistem vagina yang berlangsung seimbang disebut sebagai mikrobioma vagina dan keasaman vagina yang dihasilkan memberi proteksi terhadap infeksi yang ditransmisikan melalui hubungan seksual.</p>
<p>Keputihan yang sehat berasal dari cairan dari dinding vagina, mukus dari serviks serta lactobacilli, dan karena lingkungan vagina terpengaruh secara hormonal, jangan heran dengan perbedaan volume keputihan sepanjang bulan, ini benar-benar normal. </p>
<p>Selain memberikan lingkungan yang protektif, keputihan menyediakan lubrikasi alami dengan sekitar 1 sampai 4 ml cairan diproduksi tiap 24 jam. keputihan yang sehat memiliki ciri khas aroma—dan pada beberapa perempuan aromanya mungkin lebih kuat dikarenakan banyaknya kelenjar keringat di daerah rambut pubis. Jadi meski membersihkan bagian dalam vagina tidak disarankan, tapi penting untuk menjaga kulit bagian luarnya bersih.</p>
<h2>Gangguan pada lingkungan vagina sehat</h2>
<p>Apa pun yang dimasukkan ke vagina berpotensi mengganggu lingkungan vagina dan keseimbangan flora vagina, termasuk tampon, penis, kondom, cairan sperma, jari, dan mainan seks bahkan yang bersih. Dalam hal ini, gangguan hampir selalu bersifat sementara dan vagina segera memperbaiki dirinya sendiri.</p>
<p>Namun tidak demikian halnya soal produk pembersih vagina, atau <em>douching</em> berulang. Cairan pembersih buatan sendiri biasanya mengandung air dan cuka, dan produk komersil mengandung antiseptik dan wewangian yang bisa mengurangi lactobacilli serta mengurangi efek protektif keputihan. </p>
<p>Di Indonesia sendiri ratus vagina tidaklah baru, tetapi di Australia “perawatan Miss V” tersebut adalah yang terbaru. Mengutip sebuah versi yang dipromosikan di <a href="http://www.smh.com.au/lifestyle/beauty/gwyneth-paltrow-advises-women-to-steamclean-their-vaginas-20150130-131xsp.html">situs Gwyneth Paltrow, GOOP</a>:</p>
<blockquote>
<p>Anda duduk di sesuatu seperti takhta mini, lalu kombinasi uap <em>mugwort</em> dan infra merah membersihkan rahim Anda, dan lain-lain. Ini adalah pelepasan energetik—tidak sekadar pembersih uap—yang menyeimbangkan kadar hormon perempuan.</p>
</blockquote>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198474/original/file-20171211-27683-1hfssy2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Menguapi vagina bisa berbahaya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://kingspa.com/chicago/v_steam.html">Screenshot, King Spa website</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Terlepas dari risiko terbakar dan melepuh, ada banyak alasan untuk tidak melakukan penguapan vagina. Tidak hanya uap memiliki efek mengeringkan pada vagina, tapi juga bisa mengganggu mikrobioma vagina dan mengurangi pelindung alami tubuh melawan infeksi.</p>
<p>Sementara uap sebenarnya tidak akan mencapai rahim, menyemprotkan uap herbal panas ke dalam organ penting ini tidak bemanfaat dan justru bisa berbahaya. Pastinya tidak ada manfaat dari pengobatan pseudo-ilmiah ini terhadap kadar hormon perempuan.</p>
<h2>Kapan perlu mencari pertolongan medis</h2>
<p>Meski keputihan memang normal, sebaiknya mencari pertolongan medis bila mengalami perubahan signifkan dalam volume, warna, atau bau keputihan. </p>
<p>Perubahan pada keputihan bisa merupakan tanda infeksi, meski sebagian besar infeksi menular seksual (IMS) termasuk klamidia dan gonorea, biasanya tidak menyebabkan perubahan pada keputihan.</p>
<p>Penyebab yang paling sering yakni Candida (sariawan vagina) atau <em>bacterial vaginosis</em> (BV) yang terjadi ketika flora vagina dikolonisasi berlebihan oleh jamur (Candida) atau bakteri vagina lain. BV adalah kondisi di mana vagina tidak dapat mengembalikan kondisi normalnya dan menjadi lebih basa. Alkalinitas dari darah mens bisa berhubungan dengan BV.</p>
<p>Lactobacilli berkurang dan digantikan oleh bakteri vagina lain yang bisa dikaitkan dengan peningkatan keputihan kehijauan-kelabu dan bau tidak sedap. Meski kondisi ini tidak dianggap berbahaya, bagi perempuan yang hidup dengan BV, memiliki keputihan yang persisten dan berbau tak sedap bisa melemahkan dan sebaiknya ke dokter untuk mendiskusikan bagaimana mengatasi kondisi tersebut.</p>
<p>Sebagai dokter yang bekerja pada kesehatan seksual, kami ingin membantu perempuan untuk mengerjakan apa yang normal dan apa yang tidak. Sangatlah penting untuk menghentikan praktik-praktik yang menyamar sebagai pengobatan klinis tapi tidak memiliki dasar bukti. Keputihan itu sehat dan berperan penting dalam melawan infeksi. Mencoba menghilangkannya tidaklah masuk akal dan sebenarnya bisa berbahaya.</p>
<hr>
<p><em>Dr. Ellie Freedman, Direktur Medis di Northern Sydney Sexual Assault Service Staff Specialist Clinic di Rumah Sakit Royal North Shore ikut menulis artikel ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/89370/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Deborah Bateson tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Keputihan adalah proses tubuh normal yang berfungsi untuk menjaga kesehatan vagina. Penguapan atau ratus vagina, seperti yang dipromosikan Gwyneth Paltrow, malah bisa berbahaya.Deborah Bateson, Clinical Associate Professor, Discipline of Obstetrics, Gynaecology and Neonatology, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/867692017-11-27T09:25:09Z2017-11-27T09:25:09ZKampanye antikekerasan: perempuan menanggung mitos selaput dara dan tes keperawanan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/194992/original/file-20171116-7987-11t7csd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Keperawanan tidak relevan dengan apakah seorang petugas dapat melakukan tugas kepolisian atau tidak.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/close-flower-petals-210993271?src=dDI-MPR9z1SWqML9-Ayi8A-1-49">Andrii Muzyka/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan, 25 November sampai 10 Desember setiap tahun, menjadi momentum yang tepat untuk menyoroti bahwa pelaku <a href="https://www.komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/Modul%20dan%20Pedoman/Kekerasan%20Seksual/15%20BTK%20KEKERASAN%20SEKSUAL.pdf">kekerasan seksual</a> terhadap perempuan tidak hanya individual dan orang-orang dekat. Kekerasan seksual juga dilakukan oleh aparat lembaga negara atas nama moralitas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tes keperawanan untuk seleksi polisi dan prajurit perempuan di Indonesia harus segera dihapus.</p>
<p>Pada 2014, <a href="https://www.voaindonesia.com/a/hrw-desak-indonesia-hentikan-tes-keperawanan-untuk-calon-polwan/2525757.html">Human Rights Watch merilis hasil riset tentang tes keperawanan</a> untuk calon anggota perempuan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Setahun berikutnya, lembaga ini merilis bahwa praktik serupa juga terjadi dalam rekrutmen <a href="https://international.sindonews.com/read/1032916/40/hrw-soroti-panglima-tni-jenderal-gatot-soal-tes-keperawanan-1439520814">prajurit perempuan Tentara Nasional Indonesia</a>. </p>
<p>Kala itu publik Indonesia mengecam keras Polri atas praktik “tes keperawanan” terhadap pelamar perempuan dalam proses perekrutan polisi. Cerita miris tes keperawanan juga diungkap dalam proses rekrutmen <a href="https://nasional.tempo.co/read/666260/cerita-miris-prajurit-wanita-tni-saat-tes-keperawanan">prajurit perempuan di Tentara Nasional Indonesia</a>, tapi sampai kini <a href="https://www.voaindonesia.com/a/hrw-minta-tes-keperawanan-di-militer-dan-kepolisian-dihentikan/4129701.html">sistem tersebut belum berubah</a>. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga</strong>: <a href="https://theconversation.com/pengabdi-setan-dan-kisah-hantu-perempuan-simbol-adanya-kekerasan-terhadap-perempuan-85417">‘Pengabdi Setan’ dan kisah hantu perempuan: simbol adanya kekerasan terhadap perempuan</a></em></p>
<hr>
<p>Banyak yang mengangkat soal ketidakadilan praktik tersebut. Mereka berpendapat bahwa tes itu bersifat seksis, menyakitkan, dan menciptakan trauma. Mereka juga mengingatkan bahwa keperawanan tidak relevan dengan apakah seorang petugas dapat melakukan tugas kepolisian atau tidak.</p>
<p>Namun sedikit yang mempertanyakan aspek yang paling meragukan dari praktik mengerikan ini: validitas tes itu sendiri.</p>
<h2>Masalah global</h2>
<p>Tes keperawanan tidak hanya terjadi di Indonesia. Di banyak negara perempuan kerap diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan meski pun alasannya sering kali tidak ada hubungannya dengan kepentingan perempuan tersebut. <a href="https://www.hrw.org/news/2001/07/24/turkey-virginity-tests-reinstated">Turki</a>, <a href="https://www.theguardian.com/world/2011/may/31/egypt-online-protest-virginity-tests">Mesir</a>, <a href="https://www.moroccoworldnews.com/2014/12/146074/morocco-forced-to-virginity-check-teenage-girl-threatens-to-commit-suicide">Maroko</a>, dan <a href="https://www.pri.org/stories/2012-07-03/iraqi-women-forced-undergo-virginity-testing">Irak,</a> adalah sebagian nama-nama negara yang juga melakukan pengujian keperawanan yang kontroversial.</p>
<p>Dalam satu kasus di Turki pada awal 1990-an, <a href="https://www.hrw.org/reports/1994/turkey/">seorang siswi bunuh diri</a> setelah menjalani tes keperawanan yang diinstruksikan oleh kepala sekolahnya.</p>
<h2>Prosedur uji</h2>
<p>Cara tes yang dilakukan bisa bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Kita sekarang mengenal istilah “<a href="http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/05/150514_tes_keperawanan_tni"><em>two fingers test</em>” yang dilakukan oleh Polri</a>. Di beberapa tempat di Irak, pemeriksaan bersifat visual. Seorang perempuan dianggap perawan saat tidak ada tanda “robek” pada selaput daranya.</p>
<p>Di satu desa di Maroko, tes ini agak lebih imajinatif. Pengantin harus menjalani “tes telur”. Pengantin perempuan berbaring telentang dengan kaki terbentang. Pemeriksa, biasanya perempuan yang lebih tua, kemudian akan memecahkan sebutir telur yang terbuka ke vaginanya. Jika telur menyelinap ke dalamnya, dia akan dianggap tidak lagi perawan.</p>
<p>Apa pun metodenya, ada dua aspek yang sering digunakan untuk menentukan keperawanan perempuan: selaput dara ‘masih utuh’ dan lubang vagina yang kencang. Keduanya masih banyak dipercaya menandakan keperawanan pada perempuan. Tidak ada dasar yang dapat diandalkan untuk kesimpulan semacam itu.</p>
<h2>Mitos selaput dara</h2>
<p>Mari kita mulai dengan selaput dara. Selaput dara adalah membran di saluran vagina. Dokter masih belum sepakat mengenai fungsinya. Banyak yang percaya bahwa selaput itu sama sekali tidak berguna bagi tubuh perempuan.</p>
<p>Jika kegunaan selaput ini dianggap masih merupakan misteri, kondisi perawannya selaput merupakan salah satu mitos medis terbesar yang pernah ada. Banyak yang memperoleh kesan bahwa selaput dara perawan menyerupai salah satu dari dua hal berikut: selaput serupa balon yang menutupi lorong vagina atau menyerupai cincin dengan tepi yang halus.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/66883/original/image-20141210-6039-usrsqb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa orang berpikir bahwa mengendarai sepeda bisa mengakibatkan robeknya selaput dara.</span>
<span class="attribution"><span class="source">My Good Images/Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa percaya bahwa setiap gangguan pada selaput dara bisa mengakibatkan robeknya organ itu. Makanya bukan hal yang aneh jika anak perempuan dinasihati untuk berhati-hati saat mengendarai sepeda atau perempuan muda disarankan agar tidak menggunakan <em>tampon</em> (sejenis pembalut berbentuk silinder kecil) karena takut bisa merusak selaput dara mereka.</p>
<p>Pada kenyataannya selaput dara lebih tepat bila dibandingkan dengan— menggunakan kata-kata dokter yang sering merekonstruksi selaput dara— kelopak bunga. Selaput memiliki takik, lipatan, dan celah, bahkan saat selaput tersebut masih ‘perawan’. Selaput dara sifatnya fleksibel dengan kepadatan yang berbeda, beberapa tipis namun beberapa yang lain cukup tebal.</p>
<p>Jika terjadi penetrasi, selaput dara mungkin mengalami luka. Namun, seringkali, selaput dara meregang dan tidak rusak.</p>
<p>Karena itulah tidak akurat untuk berpikir bahwa satu tindakan seksual akan selalu menghasilkan perubahan pada selaput dara. Ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki selaput dara halus berbentuk cincin sebenarnya sudah aktif secara seksual selama bertahun-tahun.</p>
<p>Kebalikannya juga benar. Selaput dara perempuan perawan mungkin memiliki satu celah besar dan beberapa lekukan di sana-sini. Ini adalah jenis selaput dara yang banyak salah dipercayai untuk menandakan bahwa seorang perempuan telah mengalami penetrasi seksual.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/pelajaran-dasar-penanganan-kejahatan-seksual-dengarkan-korban-jangan-tanya-dulu-85997">Pelajaran dasar penanganan kejahatan seksual: dengarkan korban, jangan tanya dulu</a></em></p>
<hr>
<p>Inilah sebabnya mengapa seksolog, ginekolog, dan dokter umum sama-sama sering enggan ditanyai mengenai opini mereka apakah seorang perempuan perawan atau tidak berdasarkan kondisi selaput daranya. Para dokter di Belanda menggunakan kata-kata berikut saat menerima permintaan tersebut:</p>
<blockquote>
<p>Tidak ada indikasi untuk menunjukkan bahwa perempuan yang dimaksud tidak lagi perawan.</p>
</blockquote>
<p>Trauma pada selaput dara tidak mudah ditentukan. Sudah ada penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa ahli forensik kasus pelecehan seksual pada anak sekali pun seringkali tidak dapat membedakan tanda-tanda penganiayaan pada selaput dara anak perempuan. Hal ini terutama terjadi pada kasus ketika anak tersebut dibawa ke rumah sakit selang beberapa waktu setelah terjadinya penganiayaan.</p>
<h2>Asumsi yang salah</h2>
<p>Aspek kedua yang sering diperiksa adalah rapatnya vagina. Ada kepercayaan luas bahwa perempuan yang tidak tersentuh secara seksual memiliki lubang vagina yang rapat karena selaput dara utuh dan bahwa laki-laki dapat merasakan kerapatan tersebut saat berhubungan seksual.</p>
<p>Ini adalah asumsi yang keliru. Kerapatan vagina tidak disebabkan oleh selaput dara namun sebagai akibat dari otot dasar panggul yang terkontraksi. Semakin kuat kontraksi otot, semakin sempit saluran vagina.</p>
<p>Perlu dicatat bahwa ketika seorang perempuan merasa cemas, terutama bila berhubungan seks, dia secara otomatis mengencangkan otot dasar panggulnya. Banyak dokter menganggap hal ini adalah alasan mengapa perempuan perawan sering dirasa ‘sempit’ oleh pasangannya.</p>
<p>Bagi perempuan yang ingin ‘lebih sempit’, dokter di Belanda menyarankan mereka untuk berlatih mengerutkan otot panggul mereka. Ini mirip dengan menahannya saat kebelet ke toilet tapi Anda belum bisa pergi.</p>
<p>Tegangnya otot panggul adalah saran yang juga diresepkan oleh dokter kepada perempuan yang berharap dapat lulus menjalani “tes telur”. Dengan mengencangkan otot panggulnya, perempuan tersebut berhasil melampaui “tes telur” yang harus dia jalani. </p>
<h2>Lebih menyerupai fabel daripada fakta</h2>
<p>Setiap jenis tes keperawanan yang bergantung pada pengamatan selaput dara atau kerapatan vagina hasilnya tidak definitif dan seringkali sama sekali tidak benar. Keyakinan bahwa lebih mudah untuk melihat keperawanan seorang perempuan daripada seorang laki-laki lebih merupakan sebuah dongeng daripada fakta ilmiah. Sayangnya, ini adalah dongeng yang masih banyak dipercaya dan dipraktikkan untuk menekan para perempuan.</p>
<p>Tidak seorang pun, baik perempuan maupun laki-laki, boleh dipaksa untuk dicek keperawanannya, terlepas dari kesahihan ujiannya.</p>
<p>Perlu dipikirkan, jika alat uji keperawanan yang saat ini dipakai sangat tidak dapat diandalkan, mengapa ada orang yang tega dan berani memaksakan dilakukannya ujian yang hanya didasarkan pada kesalahpahaman? Termasuk oleh Polri dan <a href="http://nasional.kompas.com/read/2015/05/15/20005141/Panglima.TNI.Tes.Keperawanan.untuk.Kebaikan.Kenapa.Harus.Dikritik.">TNI</a> kepada calon anggota perempuan.</p>
<hr>
<p><em>Tulisan ini diterjemakan dan diperbarui dari</em> <a href="https://theconversation.com/women-suffer-the-myths-of-the-hymen-and-the-virginity-test-35324">Women suffer the myths of the hymen and the virginity test</a></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86769/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sherria Ayuandini menerima dana dari The Wenner-Gren Foundation, McDonnell International Scholars Academy, dan Universiteit van Amsterdam.</span></em></p>Tes keperawanan untuk calon polisi dan tentara perempuan bersifat seksis, menyakitkan, dan menciptakan trauma. Banyak yang menunjukkan ketidakadilan praktik tersebut.Sherria Ayuandini, Research affiliate, University of AmsterdamLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/869422017-11-13T10:30:21Z2017-11-13T10:30:21ZMamogram rutin bisa menyelamatkan nyawa, sains menjelaskan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/193395/original/file-20171106-1061-8ol99p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">shutterstock</span> </figcaption></figure><p>Sebuah artikel terbaru yang dimuat The Conversation menyatakan mamografi rutin tidak menyelamatkan nyawa—dan bahwa <a href="https://theconversation.com/mamogram-rutin-tidak-berfaedah-and-bisa-berbahaya-riset-85258">bahaya pemeriksaan rutin lebih besar daripada manfaatnya</a>. </p>
<p>Sebagai peneliti yang bekerja di bidang deteksi kanker payudara selama beberapa dekade, kami tahu bahwa persis sebaliknya yang benar—terdapat bukti berlimpah bahwa deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan mamografi, ditambah terapi modern, mengurangi secara sangat signifikan kematian karena kanker payudara.</p>
<p>Kami yakin bahwa perempuan harus memutuskan sendiri apakah akan menjalani pemeriksaan atau tidak setelah mereka mendapatkan semua fakta. </p>
<p>Pemeriksaan mamogram membantu menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker-kanker kecil payudara ketika belum menjalar ke seluruh tubuh (metastasis). Metastasis inilah yang membuat kanker payudara menjadi penyakit mematikan. Manfaat tambahan deteksi dini adalah ia kerap memperbesar peluang pasien mendapatkan terapi yang lebih lunak dan tidak begitu beracun: pembedahan yang tidak begitu ekstensif dan penggunaan obat dengan efek samping lebih sedikit dan tidak begitu keras ketimbang kemoterapi.</p>
<h2>Pemeriksaan mamogram membantu menyelamatkan nyawa</h2>
<p>Perdebatan tentang manfaat, dan usia terbaik untuk mulai, pemeriksaan mamografi rutin berlangsung sengit dalam literatur medis maupun media selama bertahun-tahun. Oleh karena itu menjadi penting bahwa rekomendasi dan bimbingan bagi perempuan didasarkan pada tinjauan menyeluruh dan presentasi bukti terbaik yang ada.</p>
<p>Studi yang dirujuk dalam artikel yang tidak menyarankan mamogram rutin didasarkan pada pemeriksaan yang dilakukan pada awal 1980-an menggunakan teknologi yang ketinggalan zaman. Studi itu <a href="http://pubs.rsna.org/doi/10.1148/radiology.189.3.8234686">mengundang banyak</a> <a href="http://www.ajronline.org/doi/10.2214/ajr.161.4.8372753">kritik</a> dari <a href="http://www.mammographyed.com/Resources/15266/FileRepository/Canadian%20Research%20Feedback/Tarone_Advanced_Cancers_CNBSS_1994.pdf">berbagai pengamat</a> karena <a href="http://www.ajronline.org/doi/10.2214/ajr.161.4.8372752">buruknya kualitas gambar</a> dan <a href="http://pubs.rsna.org/doi/10.1148/radiology.189.3.8234686">kelemahan-kelemahan lain</a> dalam <a href="https://doi.org/10.1093/jnci/85.2.93">cara studi itu dilakukan</a>. Inilah satu-satunya studi yang gagal memperlihatkan manfaat pemeriksaan.</p>
<p>Berbagai tinjauan atas semua <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(12)61611-0/fulltext">uji coba acak terhadap pemeriksaan kanker payudara</a> di lain pihak—termasuk yang belum lama ini dilakukan oleh <a href="http://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMsr1504363">The International Agency for Research on Cancer</a>, juga yang dilakukan oleh <a href="http://annals.org/aim/article/745247/screening-breast-cancer-update-u-s-preventive-services-task-force">sebuah tim riset di Amerika Serikat</a> dan satu lagi <a href="https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/cancer-control/en/reports/complete-systematic-evidence-review-acs-breast-cancer-screening-guideline.pdf">yang dilakukan untuk American Cancer Society</a>—menunjukkan penurunan dalam kematian karena kanker payudara sekitar 20%. Cara uji coba acak itu dianalisis cenderung memandang rendah manfaat, sehingga manfaat riil bagi perempuan yang diperiksa kemungkinannya lebih tinggi dari itu.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/australia-dan-indonesia-perlu-bekerja-sama-untuk-melawan-kdrt-86940">Australia dan Indonesia perlu bekerja sama untuk melawan KDRT</a></em></p>
<hr>
<p>Sebuah <a href="https://academic.oup.com/jnci/article-lookup/doi/10.1093/jnci/dju261">studi Kanada mutakhir</a>, diterbitkan pada tahun 2014, mendukung temuan-temuan itu. Para peneliti membandingkan kematian karena kanker payudara dalam seluruh program pemeriksaan di tujuh provinsi Kanada dan mengamati sekitar 40% lebih sedikit kematian pada perempuan yang diperiksa, dengan manfaat meluas untuk pemeriksaan antara usia 40 dan 79 tahun. Untuk perempuan dalam usia 40-an, penurunan dalam kematian karena kanker mencapai 44%. </p>
<p>Pengamatan serupa dicatat di <a href="https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2011.07.005">British Columbia</a>, di <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cncr.28174/abstract;jsessionid=5146A956679BFC959041C6A09D77DEB9.f03t01">Norwegia</a>, <a href="http://www.ejcancer.com/article/S0959-8049(01)00382-3/fulltext">Florence</a> dan <a href="https://www.nature.com/bjc/journal/v99/n3/full/6604532a.html">lima daerah di Italia</a> dan <a href="http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/jms.2012.012078">di seluruh Eropa</a>—perempuan yang menjalani pemeriksaan mamografi lebih kecil kemungkinannya mengalami kematian karena kanker payudara daripada mereka yang tidak.</p>
<h2>Mamogram mendeteksi kanker-kanker potensial</h2>
<p>Penting bagi perempuan untuk mengetahui bahwa pemeriksaan mamografi tidak mendiagnosis kanker. Gambar dari sebuah mamogram hanya memungkinkan seorang radiolog mendeteksi area mencurigakan di payudara di mana kanker bisa muncul. </p>
<p>Sehingga, sebagian kanker ikut terdeteksi oleh mamografi—artinya jika tidak ditemukan kanker-kanker itu mungkin tidak akan menimbulkan bahaya. Ini bisa terjadi jika suatu kanker yang tumbuh perlahan-lahan terdeteksi, tetapi pasien meninggal karena sebab-sebab lain sebelum kanker menjadi mematikan. Misalnya, jika seorang perempuan meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, atau karena serangan jantung sebelum kanker merenggut nyawanya. </p>
<p>Inilah sebuah contoh berdasarkan data riil dari <a href="http://www.bccancer.bc.ca/screening/Documents/SMP_Report-AnnualReport2016.pdf">Program Pemeriksaan British Columbia</a>. Di antara 1.000 perempuan berusia 55 tahun yang menjalani pemeriksaan, 929 (atau 93%) dari mereka menunjukkan hasil normal. Mereka diminta datang lagi satu atau dua tahun kemudian untuk pemeriksaan selanjutnya. Tujuh puluh satu perempuan yang lain diminta kembali untuk pencitraan tambahan guna mengevaluasi area yang tidak normal. Pada titik ini, tingkat dugaan kanker masih sangat rendah. Setelah pencitraan, 59 dari para perempuan itu diberitahu bahwa tidak terbukti adanya kanker (ini bisa dianggap sebagai alarm palsu). </p>
<p>Pada 12 perempuan (1,2% dari mereka yang diperiksa), dugaan masih ada. Mereka akan menjalani biopsi, dengan pembekuan lokal, di mana sejumlah kecil jaringan akan diambil dengan jarum dan diperiksa di bawah mikroskop. Di sinilah diagnosis yang sesungguhnya dilakukan. Sekitar empat dari 1.000 perempuan itu kedapatan mengidap kanker payudara dan ditawari perawatan. Satu kanker luput dalam pemeriksaan.</p>
<p>Keempat kanker itu riil. Sebagian akan menjadi sangat agresif dan tumbuh dengan cepat sedangkan sebagian lainnya mungkin tumbuh lambat, barangkali bahkan tidak tumbuh sama sekali. Patolog memiliki peralatan untuk membedakan kedua situasi ini, dan penelitian terus berlanjut untuk meningkatkan uji coba tersebut. Tetapi ini bukan ilmu pasti. </p>
<p>Kebanyakan dokter dan kaum perempuan memilih perawatan agresif karena “lebih baik selamat daripada menyesal” dan dalam beberapa kasus hasilnya adalah perawatan berlebihan. Walaupun <a href="http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1206809#t=article">perkiraan yang tidak masuk akal tingginya tentang deteksi terhadap lesi kanker melalui pemeriksaan (over-detection)</a> dikemukakan oleh <a href="http://www.bmj.com/content/348/bmj.g366">beberapa</a> <a href="http://theoncologist.alphamedpress.org/content/19/2/103">peneliti</a>, analisis yang lebih cermat menunjukkan bahwa angkanya berkisar antara <a href="http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/jms.2012.012082">satu hingga 10%</a> <a href="http://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0969141315573978">kanker</a>. </p>
<p>Sama sekali tidak masuk akal menyia-nyiakan nyawa yang diselamatkan oleh pemeriksaan—untuk menghindari perawatan berlebihan sejumlah kecil kanker. Sebuah cara yang menjanjikan untuk menghindari perawatan berlebihan adalah mengikuti jejak perawatan kanker prostat pria sambil menunggu uji patologi disempurnakan. Ini melibatkan sebuah diskusi antara pasien dan dokter mengenai perawatan lebih konservatif terhadap beberapa kanker. <a href="http://www.ejcancer.com/article/S0959-8049(15)00697-8/fulltext">Berbagai uji klinis</a> saat ini <a href="http://www.ejcancer.com/article/S0959-8049(15)00394-9/fulltext">sedang berlangsung</a> untuk <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT02926911">menguji gagasan-gagasan ini</a>.</p>
<h2>Alarm palsu dan detektor asap</h2>
<p>Peringatan (alarm palsu) dari pemeriksaan untuk uji coba tambahan bisa menimbulkan kecemasan. Karena itulah penting bagi perempuan untuk diberi tahu tentang kemungkinan adanya alarm palsu sebelum mereka memilih untuk diperiksa. Perempuan harus diberitahu bahwa persentase mereka yang mendapat peringatan kemudian didiagnosa menderita kanker hanya kecil saja.</p>
<p>Sebagian besar perempuan akan menerima risiko kecemasan sementara begitu mereka mengetahui potensi reduksi mortalitas dengan menjalani pemeriksaan. Dalam sebuah studi, <a href="http://www.jacr.org/article/S1546-1440(16)30942-5/fulltext">perempuan yang menghadiri kelas-kelas pendidikan publik tentang pemeriksaan dikabarkan mengalami penurunan tingkat kecemasan</a>. Para pasien dan dokter juga harus mendukung penelitian diagnostik lebih cepat untuk mengurangi waktu dalam menetapkan apakah ada kanker atau tidak. </p>
<p>Alarm palsu dari mamografi sangat mirip dengan alarm palsu dari detektor asap. Anda memasang detektor asap untuk menghindari kerusakan dan kerugian karena kebakaran. Bagi sebagian besar orang, tidak akan pernah ada kebakaran di rumah (hanya sekitar 12% perempuan yang mengidap kanker payudara), sehingga untuk orang yang tidak tertimpa kebakaran, Anda boleh bilang detektor asap membuang-buang uang saja. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/kampanye-antikekerasan-perempuan-menanggung-mitos-selaput-dara-dan-tes-keperawanan-86769">Kampanye antikekerasan: perempuan menanggung mitos selaput dara dan tes keperawanan</a></em></p>
<hr>
<p>Mungkin juga kebakaran mulai terjadi dan detektor tidak berbunyi karena suatu alasan (sensitivitas mamografi adalah sekitar 80%) atau kebakaran membesar sedemikian cepat hingga alarm tidak benar-benar menolong Anda (satu fraksi kanker terlalu agresif hingga pemeriksaan tidak berguna). Atau, api mungkin menyala di perapian, sehingga tidak jadi soal benar alarm tidak menyala karena api itu tidak bakal membahayakan Anda (beberapa kanker bersifat indolen; inilah lesi kanker yang diperiksa). Alarm mungkin berbunyi di tengah malam dan membangunkan Anda, tetapi tidak ada kebakaran (seperti ketika mamogram membunyikan alarm palsu). </p>
<p>Manfaatnya, tentu saja, alarm bisa membangunkan Anda tepat pada waktunya dan menyelamatkan nyawa Anda. Ia bahkan bisa membangunkan Anda begitu cepat hingga Anda bisa mematikan api sebelum kerusakan benar-benar menimpa rumah Anda. Hal-hal yang sama dengan situasi ini terjadi dalam pemeriksaan mamografi.</p>
<h2>Radiolog memilih mamogram</h2>
<p>Kita tahu bahwa dosis X-ray meningkatkan risiko kanker. Dan, walaupun tidak ada bukti langsung, masuk akal untuk bersikap hati-hati dan mengasumsikan bahwa dosis rendah X-ray dari mamogram bisa menyebabkan kanker. Namun, menghindari mamografi karena takut pada radiasi bukanlah taruhan yang layak dimenangkan. </p>
<p><a href="http://pubs.rsna.org/doi/10.1148/radiol.10100655">Kami sudah menganalisis</a> risiko dan manfaat pemeriksaan setiap dua tahun dari usia 50 hingga 69. Dalam sebuah sampel 1.000 perempuan, radiasi dari mamogram secara hipotetis dianggap bertanggung jawab atas 0,27 kanker dan 0,04 kematian karena kanker. Mamogram, di lain pihak, akan mencegah lima kematian (125 kali lebih besar dari yang meninggal) dan menyelamatkan 105 tahun kehidupan. </p>
<p>Itu sebabnya para radiolog payudara, yang paham betul dengan dosis radiasi dalam mamografi modern, <a href="http://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.14.13237">banyak melakukan pemeriksaan tahunan mereka sendiri</a> dan merekomendasikan hal yang sama bagi keluarga, teman-teman dan pasien mereka.</p>
<p>Kami mengakui manfaat pemeriksaan mamografi maupun keterbatasan dan risiko-risikonya. Sama sekali tidak sempurna memang. Tetapi pemeriksaan berpotensi <a href="http://www.statcan.gc.ca/pub/82-003-x/2015012/article/14294-eng.pdf">mencegah 1.000 kematian karena kanker payudara di kalangan perempuan Kanada setiap tahunnya</a>. Perempuan dan penyedia layanan kesehatan mereka membutuhkan sebuah gambaran akurat dan berimbang tentang keunggulan dan keterbatasan ini sehingga mereka bisa membuat keputusan matang untuk menjalani pemeriksaan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86942/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Paula Gordon adalah seorang radiologis di Vancouver, Kanada. Dia membaca hasil pemeriksaan mamogram da melakukan pencitraan diagnostik untuk payudara dan biopsi yang dipandu gambar. Dia adalah relawan penasihat di breast-info.org dan densebreastscanada.ca.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Artikel ini didasari oleh karya oleh Martin Yaffe yang di masa lalu didanai oleh The Canadian Institutes for Health Research, The Canadian Cancer Society, The Canadian Breast Cancer Foundation, US National Cancer Institute, dan US Department of Defense Breast Cancer Research Program. Yaffe menjalankan kolaborasi riset dengan GE Healthcare melalui tempat dia bekerja. Ia juga memiliki sahan di Volpara Health Technologies (NZ) yang memproduksi software untuk mengukur kepadatan payudara.</span></em></p>Bertentangan dengan artikel mamogram sebelum ini, dua ilmuwan dari Kanada ini mengatakan mamogram rutin berfaedah dan bisa menyelamatkan nyawa. Baca ini juga sebelum memutuskan pemeriksaan mamografi.Paula Gordon, Clinical Professor in the Department of Radiology & Medical Director of the Sadie Diamond Breast Program at BC Women’s Hospital, University of British ColumbiaMartin Yaffe, Professor of Medical Biophysics and Medical Imaging and Senior Scientist at Sunnybrook Research Institute, University of TorontoLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/852822017-10-11T10:39:29Z2017-10-11T10:39:29ZSunat perempuan umum ditawarkan melalui klinik kelahiran di Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/189776/original/file-20171011-15748-1muboz3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Apapun bentuknya, sunat perempuan melanggar hak kesehatan anak perempuan. </span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><a href="http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/">Perlukaan alat kelamin perempuan (<em>female genital cutting</em>)</a>, suatu tradisi kuno memotong, menggores, menusuk, atau melukai alat kelamin gadis-gadis muda, diyakini dipraktikkan terutama di sub Sahara Afrika dan Timur Tengah. Namun, <a href="http://www.unicef.org/media/files/FGMC_2016_brochure_final_UNICEF_SPREAD.pdf">laporan terbaru dari United National Children Fund</a> menunjukkan bahwa ternyata perlukaan serupa, walau bukan mutilasi, banyak terjadi di Indonesia. </p>
<p>Sekitar 60 juta perempuan atau separuh dari total perempuan di Indonesia, negara dengan populasi mayoritas Muslim terbesar di dunia, diperkirakan telah menjalani perlukaan alat genitalnya (sunat perempuan) semasa bayi.</p>
<p>Di Indonesia, praktik yang dikenal sebagai khitan atau sunat perempuan telah lama dipraktikkan di masyarakat oleh “penyunat” tradisional. Dalam 10-15 tahun terakhir, praktik ini juga dilakukan oleh para petugas kesehatan (nakes), atau istilahnya “medikalisasi”, sehingga hal yang tadinya ritual simbolik malah jadi melembaga sebagai praktik medis melukai alat kelamin bayi perempuan. </p>
<p>Banyak klinik bersalin kini menawarkan prosedur sunat bayi perempuan sebagai bagian dari paket pelayanan kelahiran, dilakukan segera setelah persalinan, tanpa biaya tambahan.</p>
<h2>Mengapa sunat perempuan begitu umum di Indonesia</h2>
<p>Di Indonesia, orang-orang menganggap sunat sebagai tindakan wajib dari agama dan bagian dari tradisi. Mayoritas Muslim di Indonesia menganut <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Shafi%27i">mazhab Syafii</a> yang mewajibkan sunat bagi anak laki-laki dan perempuan. </p>
<p>Pada 2006 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mencoba melarang praktik medikalisasi sunat perempuan. Namun para ulama bereaksi dengan mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa sunat perempuan merupakan bagian dari praktik keagamaan. Pada 2010, Kementerian Kesehatan Indonesia <a href="http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%201636%20ttg%20Sunat%20Perempuan.pdf">mengeluarkan peraturan yang mengizinkan petugas medis melakukan perlukaan di genital bayi perempuan</a>. </p>
<p>Argumen yang mendukung medikalisasi sunat perempuan adalah bahwa lebih baik petugas medis terlatih yang melakukan prosedur itu daripada mengambil risiko infeksi parah jika dilakukan oleh penyunat tradisional. Namun, medikalisasi oleh petugas kesehatan malah justru berbahaya karena bidan atau dokter cenderung menggunakan gunting dan benar-benar melukai kulit sekitar alat genital bayi perempuan secara nyata. Sementara, penyunat tradisional hanya melakukan ritual simbolik menggores sepotong kunyit atau jengger ayam, dengan menggunakan pisau lipat, tidak berani memotong alat genital bayi. </p>
<p>Pada 2014, Kementerian Kesehatan mencabut peraturan (izin) tersebut. Namun, lembaga medis terus melaksanakan prosedur sunat perempuan tersebut. Perlukaan genital bayi perempuan sekarang lebih sering dilakukan oleh petugas medis daripada penyunat tradisional.</p>
<p>Dalam sebuah penelitian <a href="http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pnacu138.pdf">Population Council Indonesia pada 2001-2002</a> tentang penyunatan perempuan, dari 2.215 kasus yang dilaporkan, 68% dilakukan oleh dukun bayi dan penyunat tradisional. Sisanya 32% dilakukan oleh tenaga medis, kebanyakan bidan. </p>
<p>Lima belas tahun kemudian, proporsi di atas sudah terbalik. Lebih banyak sunat perempuan dilakukan oleh tenaga medis daripada penyunat tradisional. Data dari <a href="http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf">Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2013</a> menunjukkan petugas medis melakukan lebih dari separuh atau 53,2% dari sunat perempuan yang dilaporkan. Dari persentase tersebut, 50,9% dilakukan oleh bidan, 2,3% oleh petugas medis lainnya, dan selebihnya sekitar 46,8% oleh dukun bayi atau penyunat tradisional.</p>
<h2>Dilakukan terhadap bayi</h2>
<p>Studi pada 2001-2002 menunjukkan bahwa 85,2% sunat perempuan dilakukan pada bayi perempuan baru lahir atau sebelum anak perempuan mencapai usia sembilan tahun. Survei 2013 mengkonfirmasi hal ini: 96,7% sunat perempuan dilakukan sebelum usia lima tahun, dan dari jumlah ini, 82,8% dilakukan saat bayi berusia antara 0-11 bulan.</p>
<p>Mayoritas dari perempuan dengan sunat perempuan tidak dapat mengingat proses atau rasa sakit saat ditanyai sebagai responden dewasa. Akibatnya, tidak ada bukti komplikasi fisik atau psikologis yang langsung kelihatan atau yang timbul dalam jangka panjang.</p>
<p>Pengamatan langsung terhadap prosedur sunat perempuan pada 2001-2002 menunjukkan bahwa tindakan medikalisasi sunat perempuan melibatkan rasa sakit karena goresan (24,3%) dan sayatan (49,2%), atau perlukaan dengan menggunting/memotong (22,4%) sebagian kulit atau mucosa disekitar labia dalam dekat clitoris. Terlihat ada juga peregangan (3%) dan sebagian kecil penusukan dan penindikan (1,1%).</p>
<h2>Keinginan orang tua</h2>
<p>Studi 2001-2002 menunjukkan bahwa 92% orang tua yang diwawancarai menginginkan praktik tersebut berlanjut. Data ini berasal dari delapan kabupaten di enam provinsi: Sumatra Barat, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Orang tua menyatakan tidak hanya menginginkan anak perempuan mereka menjalani sunat tapi juga cucu mereka di masa depan.</p>
<p>Survei Kesehatan Dasar Nasional 2013 menunjukkan hal yang sama, kebanyakan orang tua (90-94,9%) mempunyai keinginan serupa di sembilan provinsi di Indonesia, termasuk Aceh, Kalimantan Timur, sebagian besar Sulawesi dan Gorontalo, juga Maluku dan Maluku Utara. Dan 24 provinsi lainnya di Indonesia menunjukkan persentase yang lebih rendah.</p>
<h2>Berbeda dengan Afrika?</h2>
<p>Sulit untuk membandingkan praktik mutilasi alat kelamin perempuan atau pemotongan di Afrika dengan perlukaan alat kelamin bayi perempuan di Indonesia. </p>
<p>Studi Population Council 2001-2002 menunjukkan bahwa sebagian besar khitan tradisional di Indonesia terbatas pada simbolik atau hanya menggores, menggesek, dan menindik dengan jarum untuk menghasilkan setetes darah.</p>
<p>Sebaliknya, di Afrika, praktik ini dilaporkan melibatkan pemotongan untuk menghilangkan klitoris (atau lipatan kulit di sekitar klitoris) sebagian atau seluruhnya, dan kemudian dijahit untuk mempersempit lubang vagina (infibulasi) yang dapat menyebabkan komplikasi pada persalinan di kemudian hari.</p>
<p>Dari <a href="http://www.who.int/reproductivehealth/topics/fgm/overview/en/">klasifikasi jenis sunat perempuan WHO pada 1997</a>, praktik sunat perempuan di Indonesia mengacu pada tipe “tidak terklasifikasi” atau Tipe IV:</p>
<blockquote>
<p>“Semua prosedur berbahaya lainnya terhadap genital perempuan untuk tujuan non-medis”.</p>
</blockquote>
<h2>Hak asasi manusia</h2>
<p>Meski demikian, apapun bentuk perlukaan alat kelamin perempuan tidak dapat diterima.</p>
<p>Bahwa hal itu dilakukan tanpa persetujuan bayi atau gadis kecil dan tanpa manfaat kesehatan atau perintah agama yang jelas sudah cukup untuk mengklasifikasikan tindakan ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan hak kesehatan bayi dan anak perempuan.</p>
<p>Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dengan jelas pada 1997 bahwa mutilasi alat kelamin perempuan tidak boleh dilembagakan, dan bentuk perlukaan alat genital tidak seharusnya dilakukan oleh profesional kesehatan mana pun dalam lingkungan atau tempat pelayanan kesehatan. </p>
<p>Dengan mengizinkan dokter, bidan, dan perawat untuk mempraktikan sunat perempuan, Kementerian Kesehatan telah salah melegitimasi praktik tersebut secara medis, sehingga terjadi pelembagaan praktik medikalisasi di Indonesia. Walau peraturannya sudah dicabut, perlu upaya menghentikan medikalisasi sunat perempuan. </p>
<p>Pemerintah harus melakukan kampanye yang menginformasikan kepada masyarakat bahwa khitan perempuan tidak diwajibkan berdasarkan hukum Islam. Pemerintah juga harus memperbarui kurikulum pelatihan kebidanan untuk menghapus medikalisasi sebagai bagian praktik pelayanan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan untuk melahirkan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/85282/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Meiwita Budiharsana tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sunat perempuan sudah lama dilakukan oleh penyunat tradisional di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, ritual itu makin dilembagakan dalam praktik medis.Meiwita Budiharsana, Lecturer, Faculty of Public Health, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/831132017-09-05T07:24:26Z2017-09-05T07:24:26ZPerempuan juga kena serangan jantung, tapi gejalanya kerap disalahartikan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/183634/original/file-20170828-1557-1opu76z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pentingnya kesehatan jantung perempuan selama bertahun-tahun diabaikan.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/tacitrequiem/2967264518/in/photolist-5wd1n5-C9eu3d-bio5FZ-e58Suq-bip4NB-dGJTAr-bio4EF-7St6x3-oyMwQR-893NSN-9VGtLU-4a2MRq-bioE3v-4ES4kU-aEQSYd-bRvU7D-bnsWZc-8Uciid-R7jQS5-aEQTFb-8vLPAy-7BcZkK-7BcZpB-7PRkaq-dHeJpy-am4Txp-bmSaa6-8vHiKe-am7ax3-yEzNe-7yfhnj-8vHKA8-88biBa-GFkbKX-o2uQpi-ea6FRt-o2EYKs-7BgP8m-aELZHr-7BgPgh-gnr2d9-8kvuo2-am79UG-o4Arhp-3grbg-8jYvKn-7bD8L1-8KGG38-nKityM-nzcBBA/">tacit requiem (joanneQEscober )/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Serangan jantung <a href="https://www.world-heart-federation.org/resources/women-cvd-facts-tips/">membunuh 3,3 juta</a> perempuan di dunia setiap tahun dan banyak perempuan meninggal akibat penyakit lain yang terkait jantung. Di <a href="https://www.cdc.gov/dhdsp/data_statistics/fact_sheets/fs_women_heart.htm">Amerika Serikat</a>, hampir 290 ribu perempuan meninggal akibat penyakit jantung di 2013—atau satu dari empat kematian perempuan.</p>
<p>Sementara itu di Australia, sebuah <a href="http://mmihr.acu.edu.au/2016/10/cardiovascular-disease-the-3bn-hidden-killer-of-australian-women/">laporan baru-baru ini</a> menemukan lebih dari 31 ribu perempuan meninggal karena penyakit jantung setiap tahun, jauh lebih banyak daripada 12 ribu perempuan yang meninggal akibat kanker jenis yang paling lazim, seperti kanker payudara.</p>
<p>Bagaimana dengan Indonesia? Data Kementerian Kesehatan di tahun 2013 memperkirakan <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwjIm6zNl_rVAhUIgI8KHR8yAXUQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-jantung.pdf&usg=AFQjCNFBqImaIpNO-5uWR7gv5O8QWgd3cA">lebih banyak perempuan</a> didiagnosis dokter memiliki masalah jantung ketimbang laki-laki. Masalah jantung adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Estimasinya ada 1,22 juta perempuan dibanding 1,07 juta laki-laki.</p>
<p>Meski lebih banyak laki-laki daripada perempuan yang <a href="http://www.sbs.com.au/topics/life/health/article/2016/06/01/matters-heart">masuk rumah sakit di Australia</a> tiap tahunnya karena penyakit jantung, jumlah yang meninggal antara kedua jenis kelamin sama saja. Ini karena penyakit jantung <a href="https://www.heartresearch.com.au/heart-disease/women-and-heart-disease/">kurang dikenali di kalangan perempuan</a> ketimbang laki-laki akibat dari gejalanya yang tidak lazim dan fakta bahwa lebih kecil kemungkinan bagi perempuan untuk segera mencari bantuan medis. </p>
<p>Suatu <a href="http://www.georgeinstitute.org/media-releases/disadvantaged-women-at-greater-risk-of-heart-disease-than-men-0">studi baru di Australia</a> juga menemukan bahwa perempuan dari kalangan ekonomi bawah memiliki kemungkinan 25 persen lebih besar untuk mendapatkan serangan jantung dibanding laki-laki dari latar belakang sosial ekonomi yang sama.</p>
<p>Selama bertahun-tahun, pentingnya kesehatan jantung perempuan tidak muncul ke permukaan. Hal ini baru mulai muncul di dasawarsa terakhir. Di tahun 1997, hanya 30 persen dari <a href="http://circoutcomes.ahajournals.org/content/circcvoq/early/2010/02/10/CIRCOUTCOMES.109.915538.full.pdf">perempuan Amerika yang disurvei</a> yang sadar bahwa penyakit kardiovaskular (termasuk penyakit jantung dan stroke) adalah penyebab utama kematian perempuan. Meski ada berbagai kampanye media mengenai ini, angka tersebut naik hanya ke 50 persen di tahun 2009.</p>
<h2>Gejalanya beda</h2>
<p>Baik jenis kelamin (seks) dan gender harus dipertimbangkan ketika mendiskusikan penyakit jantung pada perempuan. Meski dua istilah ini kerap dipakai bergantian, ternyata ada <a href="https://www.mja.com.au/journal/2016/205/8/global-womens-health-issues-sex-and-gender-matter">perbedaan penting</a> antara keduanya. Jenis kelamin merujuk pada sifat-sifat organ tubuh, sedangkan gender menentukan peran, perilaku, dan ekspektasi yang ditentukan secara sosial.</p>
<p>Baru sekarang inilah kita mulai memahami perbedaan berdasar jenis kelamin dan gender pada perempuan dengan penyakit kardiovaskular, karena untuk bertahun-tahun lamanya perempuan tidak diikutkan dalam percobaan klinis. Faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, juga <a href="http://circ.ahajournals.org/content/133/9/916.full#sec-51">cara-cara penyakit tersebut termanifestasi</a>, bisa berbeda antara perempuan dan laki-laki.</p>
<p>Faktor risiko yang umum di kedua jenis kelamin antara lain kolesterol tinggi, merokok, obesitas, ketiadaan aktivitas fisik. Tapi diabetes akibat kehamilan, melahirkan prematur, darah tinggi di masa kehamilan, dan efek dari perawatan kanker payudara adalah faktor khas yang terjadi pada perempuan.</p>
<p>Memiliki masalah autoimun juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Dan karena <a href="http://theconversation.com/man-flu-is-real-but-women-get-more-autoimmune-diseases-and-allergies-77248">lebih banyak perempuan daripada laki-laki</a> yang punya masalah autoimun, maka faktor ini lebih <a href="http://circres.ahajournals.org/content/118/8/1273.short#sec-8">relevan bagi perempuan</a>.</p>
<p>Sama halnya dengan penyakit mental seperti depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang lebih lazim ditemukan pada perempuan. Para peneliti sekarang ini <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0149763416300574">semakin tertarik</a> pada kaitan antara faktor psikologis dan penyakit jantung, terutama pada perempuan.</p>
<p>Semakin cepat serangan jantung ditangani setelah terjadi, semakin kecil pula kemungkinan otot jantung tergerus dan kemudian risiko kematian dan cacat semakin kecil kemungkinannya. Baik bagi laki-laki maupun perempuan, gejala penyakit jantung yang paling umum adalah sakit dada. Tapi perempuan bisa mengalami <a href="http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartAttack/WarningSignsofaHeartAttack/Heart-Attack-Symptoms-in-Women_UCM_436448_Article.jsp#.WYKhGtOGOjg">gejala yang tidak biasa</a> seperti napas pendek-pendek, lemas, kecapaian, dan mual. Perempuan juga bisa saja merasakan gejala yang berkaitan dengan dada tapi di tempat yang berbeda dengan laki-laki seperti di leher, rahang, dan punggung.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/agar-tidak-mati-akibat-kelamaan-duduk-86410">Agar tidak mati akibat kelamaan duduk</a></em></p>
<hr>
<p>Gejala-gejala yang tidak biasa di kalangan perempuan terkadang mengarah pada <a href="https://www.theatlantic.com/health/archive/2015/10/heart-disease-women/412495/">salah diagnosis serangan jantung</a>. Alasan dari gejala yang berbeda adalah penyakit jantung di <a href="http://circres.ahajournals.org/content/118/8/1273.short#sec-8">kalangan perempuan</a> memiliki pola yang tidak terlalu menghalangi arteri koroner (pembuluh yang menyediakan darah ke jantung). </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/180821/original/file-20170803-6912-pogdrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gejala serangan jantung di kalangan perempuan tidak seperti yang bisa pada laki-laki, termasuk napas pendek dan kelelahan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">from shutterstock.com</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Perempuan lebih sering didiagnosis saat usia lebih tua</h2>
<p>Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak memompa darah yang cukup untuk tubuh dan biasanya muncul dalam bentuk kelelahan dan sulit bernapas. Gagal jantung di perempuan biasanya muncul pada umur yang lebih tua.</p>
<p>Perempuan juga <a href="http://circres.ahajournals.org/content/118/8/1273.full#sec-35">dua kali lipat lebih mungkin</a> daripada laki-laki untuk mengalami tipe gagal jantung yang dikenal sebagai “<em>heart failure with preserved ejection fraction</em>” atau HFpEF. Kondisi ini dikaitkan dengan tingginya angka kematian dan kualitas hidup yang berkurang. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang dominan: 80-90 persen pasien dengan HFpEF <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735109711005110">memiliki tekanan darah tinggi</a>. </p>
<p>Sampai hari ini tidak ada penanganan yang pasti untuk HFpEF, meski uji klinis terus berlangsung.</p>
<p>Perempuan secara umum <a href="http://circres.ahajournals.org/content/118/8/1273.short">10 tahun lebih tua</a> ketika mengalami kejadian jantung pertama mereka. Maka besar kemungkinan mereka sudah punya kondisi lain, seperti arthritis dan diabetes, yang biasanya membuat mereka mendapatkan hasil akhir yang lebih buruk.</p>
<p>Perempuan berusia tua juga <a href="http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/jwh.2007.0386">banyak yang hidup sendirian</a>, karena <a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07399332.2011.610539">lebih banyak perempuan</a> ditinggal mati pasangan ketimbang laki-laki. Mereka juga kemungkinan hidup dengan sumber keuangan yang berkurang sementara kebutuhan akan dukungan di kehidupan sehari-hari lebih tinggi. Akibatnya mungkin saja mereka tidak bisa pergi menemui dokter atau mendapatkan resep obat.</p>
<p>Situasi-situasi yang mengelilingi perempuan saat mereka didiagnosis dengan masalah kardiovaskular membatasi mereka untuk olahraga yang cukup. Padahal, olahraga itu penting untuk mengoptimalkan fungsi jantung dan mendorong fungsi jasmani untuk penuaan yang sehat. Perempuan usia lanjut perlu diberi mekanisme terstruktur yang mendorong mereka aktif secara fisik.</p>
<p>Program rawat jalan seperti rehabilitasi jantung, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu termasuk perawat, dokter, pakar diet, spesialis <a href="https://www.slideshare.net/mochammadyunus52/exercise-physiology-37229546">fisiologi olahraga</a>, dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Terapi_okupasi">terapis okupasi</a>, <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735109715071193">mengurangi kematian dini</a> dan dipromosikan dalam panduan praktik klinis di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5013580/">seluruh dunia</a>. Program ini menangani faktor risiko dan mengajari orang bagaimana mengelola penyakit mereka. </p>
<p>Awalnya program ini dianjurkan terutama bagi pasien serangan jantung atau yang baru saja mengalami bedah <em>bypass</em> jantung, tetapi program ini <a href="http://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2015/10/13/08/57/cardiac-rehabilitation-for-heart-failure">semakin banyak dianjurkan</a> bagi mereka yang mengalami gagal jantung. Sayangnya, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa di AS laki-laki <a href="http://circres.ahajournals.org/content/118/8/1273.full#sec-38">sepertiga lebih mungkin</a> mendaftarkan diri ke program tersebut dibandingkan perempuan. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/180824/original/file-20170803-18749-1oa24gf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Perempuan usia lanjut lebih tinggi kemungkinannya hidup sendiri karena lebih banyak perempuan ditinggal mati pasangannya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/search/elderly?photo=VyarWMe4C2A">Foto oleh Fabrizio Verrecchia dari Unsplash</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Alasannya bisa beragam. Pola rujukan dan tenaga kesehatan mempengaruhi partisipasi dalam program semacam ini. Tetapi kami juga mendapati bahkan ketika <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18240989">perempuan dirujuk ke program</a>, mereka sering tidak datang. Alasannya karena keterbatasan transportasi, kurangnya kemampuan berolahraga serta adanya tanggung jawab mengurus keluarga.</p>
<p>Ini adalah contoh lain mengapa strategi yang berfokus pada gender harus dikembangkan untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung di kalangan perempuan.</p>
<h2>Membantu perempuan mengambil kendali</h2>
<p>Memperbaiki kisah akhir dari kasus jantung pada perempuan tidak hanya membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap, dan keyakinan di kalangan tenaga kesehatan, tetapi yang lebih penting adalah di antara perempuan sendiri.</p>
<p>Langkah pertama bagi perempuan untuk memperkecil risiko adalah mendorong mereka mengedepankan kesehatan mereka sendiri dengan meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko dan gejala yang khas perempuan. Ada juga faktor gaya hidup yang penting dipertimbangkan, seperti:</p>
<ul>
<li>Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai perlu tidaknya pemeriksaan kardiovaskular berdasarkan sejarah keluarga dan faktor risiko</li>
<li>Menghindari merokok dan mencari bantuan jika Anda perokok</li>
<li>Membuat rencana olahraga dan penanganan stres serta depresi</li>
<li>Berdiet sehat yang rendah lemak jenuh dan tinggi serat serta hindari makanan olahan pabrik (<em>processed food</em>)</li>
</ul>
<h2>Masa depan</h2>
<p>Kita telah mengalami kemajuan dalam hal mengakui perbedaan gender dan jenis kelamin terkait penyakit jantung, tetapi masih banyak pertanyaan tak terjawab, khususnya tentang perempuan dari kelompok minoritas. <a href="https://www.mja.com.au/journal/2016/205/8/global-womens-health-issues-sex-and-gender-matter">Kuota wajib untuk memasukkan perempuan dalam uji klinis</a> lumayan membantu, tetapi tetap saja perempuan tak terwakili dengan baik dalam uji klinis dan kita juga kekurangan riset soal kebutuhan spesifik perempuan. </p>
<p>Perempuan memang hidup lebih lama, tapi kerap dengan <a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07399332.2011.610539">kondisi cacat</a>, sehingga berakibat buruk pada masyarakat. Maka jadi menyenangkan melihat terbitnya panduan praktik klinis baik untuk pencegahan dasar <a href="http://circ.ahajournals.org/content/circulationaha/123/11/1243.full.pdf">penyakit kardiovaskular</a> maupun untuk <a href="http://circ.ahajournals.org/content/early/2016/01/25/CIR.0000000000000351">serangan jantung</a> yang khusus untuk perempuan. </p>
<p>Selain mengawasi faktor biologis seperti tekanan darah, berat badan, gula darah, dan kolesterol, perempuan juga perlu menangani faktor psikologis dan sosial, seperti stres dan depresi. Kita perlu mengembangkan program perawatan kesehatan menggunakan pendekatan berdasar gender untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit jantung sebagai isu kesehatan perempuan, yang akan memperbaiki hasil akhirnya pada perempuan.</p>
<hr>
<p><em>Data Kementerian Kesehatan Indonesia ditambahkan ke versi ini atas seizin penulis.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/83113/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Patricia Davidson menerima dana dari Heart Foundation, National Health and Medical Research Council, Australian Research Council, dan National Institutes for Health.</span></em></p>Penyakit jantung lama dianggap penyakitnya laki-laki. Ketidaktahuan kita mengenai dampaknya pada perempuan menyebabkan hasil yang berbeda antara perempuan dan laki-laki yang mengalami hal yang sama.Patricia Davidson, Professor and Dean, School of Nursing, Johns Hopkins UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.