tag:theconversation.com,2011:/au/topics/konservasi-44111/articlesKonservasi – The Conversation2023-09-27T00:31:51Ztag:theconversation.com,2011:article/2115272023-09-27T00:31:51Z2023-09-27T00:31:51ZPotret gentrifikasi pariwisata di Indonesia: ketimpangan dan eksploitasi di kawasan konservasi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/550168/original/file-20230926-23-yhq86c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=8%2C0%2C5789%2C3851&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemandangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dari dalam tenda wisatawan.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/traveler-man-relaxing-taking-view-bromo-2000564177">Mumemories/shutterstock</a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230912092846-20-997787/kebakaran-6-hari-bromo-imbas-flare-prewedding-berhasil-dipadamkan">Kebakaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru</a> karena penggunaan <em>flare</em> saat pengambilan foto <em>pre-wedding</em> baru-baru ini tak hanya menimbulkan pertanyaan soal etika pengunjung di tempat wisata. Isu ini juga menunjukkan semakin maraknya fenomena gentrifikasi pariwisata di Indonesia, termasuk di kawasan konservasi.</p>
<p>Gentrifikasi merupakan perubahan karakteristik wilayah akibat penetrasi kapital dan mobilitas masyarakat kelas menengah atas yang berpotensi menaikkan standar hidup wilayah tersebut di atas jangkauan masyarakat setempat. Gentrifikasi terjadi akibat <a href="https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/28/120000569/pengertian-komodifikasi-dan-contohnyahttps://www.kompas.com/skola/read/2021/06/28/120000569/pengertian-komodifikasi-dan-contohnya">komodifikasi</a> ruang, yaitu ketika nilai guna ruang <a href="https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/monetisasi">diuangkan</a> demi mengejar keuntungan.</p>
<p>Dalam perkembangannya, isu gentrifikasi juga tidak terbatas pada fenomena yang terjadi di <a href="https://jissh.journal.lipi.go.id/index.php/jissh/article/view/179/0">wilayah urban</a>, tetapi juga di <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0743016717312512">pedesaan</a>, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14616688.2014.1000954">ruang kosong</a>, maupun <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1068/a37158">kawasan lindung</a>.</p>
<p>Isu gentrifikasi makin mendesak untuk dibahas mengingat makin besarnya perhatian dan <a href="https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/APBN-Dukung-Kebangkitan-Pariwisata-Indonesia">dukungan</a> pemerintah terhadap pariwisata sebagai <a href="https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/apbn-dukung-kebangkitan-pariwisata">sektor prioritas</a> yang dianggap salah satu <a href="https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4668/tingkatkan-pertumbuhan-sektor-pariwisata-menko-airlangga-dorong-inovasi-tanpa-henti-wujudkan-desa-wisata-berdaya-saing-global">sumber pertumbuhan baru</a> ekonomi Indonesia.</p>
<p>Secara kasat mata, gentrifikasi pariwisata memang terlihat menyejahterakan. Destinasi wisata diubah menjadi lebih modern, indah, dan tertata rapi. Namun, seperti halnya industri lain, gentrifikasi pariwisata juga berisiko merusak alam dan menimbulkan kesenjangan. </p>
<h2>Destinasi super prioritas = destinasi super mahal?</h2>
<p>Pariwisata pada dasarnya adalah industri yang <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1080/00420980500120881">menjual lokalitas</a>, baik itu budaya lokal, sejarah tempat, maupun bentang alamnya. Itulah mengapa gentrifikasi pariwisata tersebar mengikuti di mana lokasi komoditas berada.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/543560/original/file-20230820-153697-8254at.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Keindahan alam Gunung Barujari dan Danau Segara Anak di Taman Nasional Gunung Rinjani.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meski bersifat lokal, status sebagai sektor prioritas membuat <a href="https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-menparekraf-targetkan-itif-berikan-kontribusi-signifikan-bagi-investasi-sektor-pariwisata-indonesia">investasi skala besar</a>–baik dari modal asing maupun dalam negeri–mengalir ke lokasi pariwisata maupun daerah sekitarnya. </p>
<p>Arus modal membuat hotel-hotel dan fasilitas lainnya, termasuk jalan raya, menjamur untuk memanjakan turis kelas atas. Segudang fasilitas itu kemudian menggantikan bentang alam termasuk permukiman di sekitarnya. Perubahan inilah yang menunjukkan gentrifikasi pariwisata. </p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/reel/CxSVUMPRWxW/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<p>Kita bisa melihat fenomena ini terjadi di <a href="https://info5dsp.kemenparekraf.go.id/">lima lokasi pariwisata super prioritas</a> yang diharapkan menjadi “Bali Baru” oleh Pemerintah–termasuk <a href="https://bpiw.pu.go.id/article/detail/pengembangan-destinasi-pariwisata-super-prioritas-borobudur-yogyakarta-prambanan-untuk-percepatan-pemulihan-ekonomi">Borobudur</a>, <a href="https://kek.go.id/kawasan/kek-Mandalika">Mandalika</a>, dan <a href="https://setkab.go.id/tujuh-arahan-presiden-dan-transformasi-labuan-bajo-sebagai-destinasi-pariwisata-super-prioritas/">Labuan Bajo</a>. </p>
<p>Di Kawasan Candi Borobudur sebagai salah satu <a href="https://whc.unesco.org/en/list/592/">UNESCO World Heritage</a>, misalnya, kisaran tarif salah satu hotelnya dapat mencapai <a href="https://www.aman.com/resorts/amanjiwo/accommodation/suites">Rp15-90 juta</a> per malam. Meski sudah lama menjadi destinasi wisata, pembangunan di kawasan pedesaan di Magelang, Jawa Tengah ini kini semakin marak dengan adanya status destinasi super prioritas. </p>
<p>Mandalika, kawasan pantai selatan Lombok, Nusa Tenggara Barat <a href="https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/815211?solr_nav%5Bid%5D=2a8691ddda1255ab6d5e&solr_nav%5Bpage%5D=0&solr_nav%5Boffset%5D=4">yang dulunya hanyalah ‘ruang kosong’ tak berpenghuni</a> kini menjadi salah satu <em>node</em> dalam jejaring kapital global. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=425&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=425&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=425&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=534&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=534&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/543552/original/file-20230820-76078-2ay8zr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=534&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Lokasi KEK Mandalika pada masa lalu berupa ‘onbewoond bergterrein’ yang berarti wilayah perbukitan yang tak berpenghuni.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Sumber utama peta: Universitaire Bibliotheken Leiden (layout diolah oleh penulis)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada November 2021, Presiden Jokowi meresmikan <a href="https://www.kominfo.go.id/content/detail/38074/resmikan-sirkuit-mandalika-presiden-siap-digunakan-untuk-ajang-kelas-dunia/0/berita#:%7E:text=Lombok%20Tengah%2C%20Kominfo%20%2D%20Presiden%20Joko,ajang%20kelas%20dunia%20siap%20digelar.">Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika</a> di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Pemerintah juga membangun <a href="https://pu.go.id/berita/presiden-jokowi-resmikan-jalan-bypass-bil-mandalika-dan-sirkuit-mandalika-akses-bil-ke-mandalika-jadi-hanya-15-menit#:%7E:text=Pembangunan%20Jalan%20Bypass%20BIL%E2%80%93%20Mandalika,dengan%20anggaran%20sebesar%20Rp199%20miliar.">jalan <em>bypass</em> Bandara Internasional Lombok-Mandalika</a> <a href="https://dpu.ntbprov.go.id/web/post/JALAN-BY-PASS-BIL-MANDALIKA">dengan cepat</a> untuk <a href="https://www.kompas.com/properti/read/2022/03/15/200000721/bypass-bill-mandalika-jadi-percontohan-jalan-nasional-begini">mendukung acara motoGP</a>. </p>
<p>Selain itu, jejaring hotel global seperti <a href="https://group.accor.com/en/brands/premium/pullman">Pullman</a> juga <a href="https://www.suarantb.com/2022/10/22/hotel-pullman-mandalika-beroperasi-penuh-berdampak-pada-peningkatan-ekonomi-masyarakat/">resmi beroperasi</a> untuk mendukung pariwisata khususnya hajatan global seperti <a href="https://www.motogp.com/en/calendar/2023/event/indonesia/7390ee6e-25c5-4e45-b769-2b9b9666ee86">motoGP</a> dan <a href="https://www.worldsbk.com/en/event/MAN/2023">World Superbike/WSBK</a> di <a href="https://www.kompas.id/baca/paparan-topik/2022/03/16/sirkuit-mandalika-profil-sirkuit-yang-dikelilingi-destinasi-wisata">Sirkuit Mandalika</a>. </p>
<p>Di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pembangunan pariwisata juga berkembang sangat pesat. Meski jauh dari ibu kota provinsi, Labuan Bajo berkembang layaknya kota besar. <a href="https://www.ayana.com/labuan-bajo/komodo/">Hotel</a> dan <a href="https://www.sudamalaresorts.com/komodo/">resor mewah</a>, jasa pelayaran <a href="https://www.plataran.com/phinisis-yachts/">pinisi mewah</a>, termasuk kawasan <a href="https://www.kominfo.go.id/content/detail/48892/bandara-komodo-dan-sarana-transportasi-di-labuan-bajo-telah-siap/0/rilis_media_gpr">pertemuan dan konferensi di Golo Mori</a> bisa ditemukan di Kabupaten Manggarai Barat. </p>
<p>Pada Mei lalu, Labuan Bajo bahkan menjadi tuan rumah untuk hajatan internasional <a href="https://www.kominfo.go.id/content/detail/49067/segudang-harapan-warga-labuan-bajo-setelah-ktt-ke-42-asean-berakhir/0/rilis_media_gpr">Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023</a>.</p>
<p>Meski berkembang dengan pesat, pariwisata tidak serta merta menyejahterakan. Di Labuan Bajo misalnya, walaupun Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menetapkan upah minimum kabupaten setara dengan upah minimum provinsi, banyak <a href="https://www.medialabuanbajo.com/news/pr-5976001423/upah-minimum-di-manggarai-barat-dua-juta-pemda-tegur-perusahaan-yang-belum-bayar-upah-sesuai-umk">perusahaan di sektor pariwisata kedapatan melanggar aturan tersebut</a>. </p>
<h2>Ekspansi kapital di gunung dan laut</h2>
<p>Jika ditelisik lebih jauh, gentrifikasi pariwisata tidak hanya terjadi di Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo, tetapi juga di lokasi lainnya di Indonesia. Untuk mendukung data dalam tulisan ini, saya mencoba membuat riset kecil untuk memetakan akomodasi pariwisata yang berada di wilayah non-perkotaan Nusantara. </p>
<p>Dengan <a href="https://www.google.com/maps">Google Maps</a> dan <a href="https://sigap.menlhk.go.id/sigap/peta-interaktif">peta interaktif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)</a>, saya mencoba mengidentifikasi fasilitas pariwisata yang bersinggungan dengan kawasan konservasi seperti taman nasional, taman wisata alam (TWA), hutan lindung, dan kategori kawasan hutan lainnya. </p>
<p>Selain itu, saya juga membatasi pencarian akomodasi dengan tarif Rp. 800ribu - 25 juta per malam. Asumsinya, mahalnya tarif menunjukkan orientasi profit dan siapa saja yang bisa menjadi turis di destinasi tersebut, yakni masyarakat kelas menengah ke atas. </p>
<p>Dari hasil penelusuran, saya menemukan sekitar 69,8% dari total 232 fasilitas pariwisata tersebut berada di <a href="https://www.google.com/maps/search/Hotels/@-8.3838909,116.022993,12.21z/data=!4m7!2m6!5m4!5m2!4m1!1i2!16i993750!6e3?entry=ttu">kawasan konservasi</a> yang tersebar di seluruh Indonesia. </p>
<p>Misalnya, beberapa amenitas ada yang beroperasi di dalam taman nasional, seperti di kawasan <a href="https://www.pariwisatasumut.net/2019/11/penginapan-di-tangkahan.html">Tangkahan</a>, <a href="https://gunungleuser.or.id/">Taman Nasional Gunung Leuser</a> di Aceh-Sumatra Utara, dan kawasan <a href="https://www.plataran.com/plataran-menjangan/">Menjangan</a> di <a href="https://tnbalibarat.menlhk.go.id/">Taman Nasional Bali Barat</a>. </p>
<p>Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) <a href="https://www.ntbprov.go.id/post/maksimalkan-potensi-gili-tramena-pemprov-ntb-resmikan-uptd-baru">Gili Trawangan-Gili Meno-Gili Air atau Gili Tramena</a> bahkan memiliki ratusan amenitas dengan tarif di atas Rp1 juta. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/543558/original/file-20230820-147573-21eyt4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peta sebaran akomodasi di wilayah Gili Tramena dengan tarif di atas satu juta rupiah per malam.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Google</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Keindahan alam memang selalu yang kita cari. Berdasarkan data KLHK, kunjungan wisata alam ke kawasan konservasi pada 2022 tercatat sebanyak <a href="http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6992/kunjungan-wisata-alam-kawasan-konservasi-meningkat-di-tahun-2022">5,1 juta wisatawan domestik dan 189 ribu wisatawan mancanegara</a>.</p>
<p>Secara hukum, kegiatan wisata di dalam kawasan konservasi, bahkan di <a href="https://news.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/04/04/o52syn284-kawasan-hutan-lindung-bisa-dimanfaatkan-untuk-jasa-wisata?#:%7E:text=REPUBLIKA.CO.ID%2C%20KUNINGAN,dimanfaatkan%20dengan%20membuka%20jasa%20wisata.">kawasan lindung memang dibolehkan</a>. </p>
<p>Namun, beberapa fakta menunjukkan risiko pariwisata terhadap alam. <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230912092846-20-997787/kebakaran-6-hari-bromo-imbas-flare-prewedding-berhasil-dipadamkan">Kebakaran di Taman Nasional Bromo</a>, misalnya, berimbas pada ekosistem serta rusaknya sistem perpipaan air warga sekitar. Kebakaran yang pernah terjadi di Taman Nasional Komodo tahun 2018, juga diduga <a href="https://tirto.id/benarkah-kebakaran-taman-nasional-komodo-lantaran-faktor-alam-glxE">disebabkan oleh ulah wisatawan</a>.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1509780781308477443"}"></div></p>
<p>Di Mandalika, <a href="https://www.detik.com/bali/nusra/d-6478096/dua-desa-di-kek-mandalika-kebanjiran-kades-hutan-gundul-irigasi-sempit">dua desa terendam banjir</a> akibat pemangkasan bukit-bukit dan belum siapnya sistem drainase di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus ini. </p>
<h2>Pariwisata untuk siapa?</h2>
<p>Kita perlu kritis dalam melihat apakah kegiatan pariwisata mengarah ke industri yang berlebihan dan berpotensi merusak alam di sekitarnya.</p>
<p>Tidak hanya soal ancaman terhadap alam, kita juga perlu mengawal dampak sosialnya. Meski dianggap sebagai sumber pertumbuhan baru, pembangunan pariwisata sering kali menimbulkan kesenjangan sosial dengan masyarakat lokal. Pariwisata juga cenderung hanya bisa diakses oleh masyarakat menengah ke atas. Padahal, menurut <a href="https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_10.pdf">Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009</a>, berwisata adalah hak setiap orang.</p>
<p>Untuk menekan dampak gentrifikasi pariwisata, pemerintah harus memperkuat regulasi agar sektor ini tidak hanya dinikmati oleh pebisnis besar. Pemerintah dapat membatasi kepemilikan aset properti pariwisata dan memperkuat pengawasan untuk mencegah eksploitasi berlebihan atas nama pariwisata. </p>
<p>Pemerintah harus bisa menjamin bahwa pembangunan pariwisata harus bisa melibatkan dan menyejahterakan warga lokal, serta menjunjung konservasi agar keadilan sosial dan kelestarian alam dapat terwujud.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211527/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dwiyanti Kusumaningrum tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Prioritas pengembangan sektor pariwisata membuat berbagai wilayah menjadi komoditas–termasuk kawasan konservasi. Ini tak hanya menimbulkan kesenjangan, namun juga mengancam alam.Dwiyanti Kusumaningrum, Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2003622023-03-01T02:32:04Z2023-03-01T02:32:04ZMasalah pakaian, ‘catcalling’, budaya patriarki: 3 faktor penghambat karier perempuan pegiat konservasi alam<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/511738/original/file-20230222-25-tz08fo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Praktisi konservasi pemula (Lilis dan Elif) naik perahu kembali ke daratan utama setelah kegiatan pemantauan populasi kalong di Bualemo, Sulawesi Tengah.</span> </figcaption></figure><p><em>Artikel ini terbit untuk memperingati <a href="https://www.internationalwomensday.com/">Hari Perempuan Internasional</a> pada 8 Maret 2023.</em></p>
<p>Sektor konservasi alam masih <a href="https://conbio.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/csp2.395">belum inklusif kepada perempuan</a>. Hal ini menghambat upaya mengatasi perubahan iklim dan penurunan biodiversitas (keanekaragaman hayati). </p>
<p>Padahal, <a href="https://www.ohchr.org/en/documents/reports/analytical-study-gender-responsive-climate-action-full-and-effective-enjoyment">keterlibatan perempuan</a> terbukti penting untuk memperkuat <a href="https://www.nature.org/en-us/about-us/who-we-are/our-science/how-women-contribute-to-conservation/">program pelestarian alam yang berkelanjutan</a>.</p>
<p>Sebagai peneliti yang terlibat dalam beberapa lembaga konservasi di Indonesia, saya melihat keterlibatan maupun kepemimpinan perempuan masih kurang karena berbagai hambatan.</p>
<p>Para pengambil kebijakan perlu menyadari hambatan ini serta mengatasinya untuk meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam konservasi biodiversitas.</p>
<h2>Tiga penghambat partisipasi perempuan</h2>
<p>Saya mengamati ada tiga hambatan perempuan untuk bergiat di sektor konservasi, mulai dari stigma, keamanan dalam bekerja, hingga kebijakan organisasi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=390&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=390&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=390&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=490&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=490&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/511557/original/file-20230221-24-3rwx9q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=490&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penulis sedang mengecek koloni kelelawar di Sulawesi (kiri), dan pegiat konservasi Nuruliawati (kanan) sedang melakukan sensing di Sumatra sebagai bagian dari perencanaan wisata gajah yang memperhatikan prinsip kesejahteraan satwa.</span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Hambatan pertama</strong> adalah adanya anggapan <a href="https://conbio.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/csp2.36">perempuan tidak cocok memiliki pekerjaan dengan aktivitas yang berat</a> seperti di konservasi yang membutuhkan penelitian lapangan.</p>
<p>Pandangan yang beredar di masyarakat kita cenderung ‘memagari’ perempuan dalam bingkai pernikahan semata, di mana berkeluarga seolah-olah menjadi satu-satunya tujuan hidup.</p>
<p>Kalaupun bekerja, perempuan diharapkan berkegiatan yang membuatnya selalu di dalam ruangan. Ketika ingin beraktivitas di lapangan, perempuan kerap menghadapi hambatan struktural, misalnya: pengasuhan anak dan pengelolaan rumah tangga yang lebih dibebankan kepada perempuan. Akhirnya, perempuan pun ‘terpaksa’ memilih pekerjaan kantoran. </p>
<p>Anggapan dan ekspektasi sosial ini menyebabkan perempuan sulit membangun karier di bidang konservasi. </p>
<p>Perempuan menjadi salah satu kelompok dengan <a href="https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1132018/v1">risiko stres yang tinggi di sektor konservasi</a>. Perempuan lebih rentan tertekan secara mental akibat pertanyaan-pertanyaan yang menghakimi terkait status pernikahan dan berkeluarga, serta hal lain yang mungkin tidak sesuai dengan anggapan sosial.</p>
<p>Saya pun sering dicecar pertanyaan kenapa belum menikah. </p>
<p>Pertanyaan ini, sayangnya, kerap diajukan bukan untuk memahami pilihan saya, melainkan untuk menyalahkan keinginan saya bekerja di hutan untuk kegiatan konservasi. Saya dianggap tidak sukses karena belum menjadi pegawai negeri sipil, dan disarankan mengambil pekerjaan ‘feminin’ – misalnya di bank.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/perempuan-adat-krusial-bagi-hutan-tapi-jadi-korban-berlapis-krisis-iklim-195741">Perempuan adat krusial bagi hutan, tapi jadi korban berlapis krisis iklim</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><strong>Hambatan kedua</strong> adalah risiko pelecehan seksual.</p>
<p>Keamanan pribadi menjadi perhatian utama bagi perempuan, apalagi ketika masyarakat kerap meminimalkan bahkan menormalkan pelecehan seksual.</p>
<p>Pekerjaan di sektor konservasi kerap mengharuskan pegiatnya untuk berkemah di hutan atau tinggal di tempat terpencil selama berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan. Situasi ini membuat perempuan lebih rentan mengalami pelecehan seksual.</p>
<p>Pernah terjadi, saat saya berdua saja di mobil dengan supir setelah melakukan survei, pengemudi tersebut bertanya, “Mbak, tadi malam tidak pakai <em>bra</em> ya?”. </p>
<p>Saya tertegun. Rasa marah dan takut bercampur aduk. Saya merasa takut karena saat itu kami sedang melalui jalanan di tengah pegunungan. </p>
<p>Tak jarang beberapa orang mencoba menjodohkan saya dengan laki-laki lajang hingga yang sudah beristri. </p>
<p>Godaan (<em>catcalling</em>) maupun candaan yang bernada pelecehan juga menjadi makanan saya sehari-hari di lapangan. </p>
<p>Masalah yang saya alami merupakan gunung es dari <a href="https://conbio.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/csp2.36">kerentanan perempuan di sektor konservasi.</a> Sebab, saya juga mendengar cerita senada dari kolega perempuan lainnya.</p>
<p>Tidak adanya ruang aman dan masih kentalnya budaya patriarki di struktur sosial, berisiko mengikis motivasi perempuan untuk terus berkarier di bidang konservasi.</p>
<p>Beberapa lembaga konservasi di Indonesia sudah memiliki kebijakan <em>safeguard</em> yang melek gender. Upaya perumusan strategi konservasi juga mulai inklusif terhadap perempuan seiring meningkatnya kesadaran gender. Walau demikian, kebijakan yang sama justru jarang terdengar untuk praktisi dan peneliti (staf) di internal lembaga konservasi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/511615/original/file-20230222-29-i49d2i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Praktisi konservasi asli Sulawesi Tengah, Asnim Alyoihana Lanusi, yang berkiprah selama lebih dari 20 tahun di konservasi berbasis masyarakat. Asnim berkampanye soal kebanggaan satwa di Pulau Salibabu, Kepulauan Talaud, perbatasan utara Indonesia.</span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Hambatan ketiga</strong> adalah kebijakan organisasi yang membatasi keterlibatan perempuan. </p>
<p>Di Indonesia, masih ada sejumlah organisasi yang menerapkan syarat gender tertentu yang menghalangi perempuan mengambil pekerjaan lapangan. Ini terjadi secara formal di lowongan pekerjaan yang mengutamakan laki-laki, maupun secara informal menugaskan perempuan di bagian administrasi dan laki-laki di lapangan. </p>
<p>Sekalipun bekerja di suatu lembaga konservasi, saya terkadang dianggap sebagai notulen semata dibandingkan peneliti utama dan pemimpin organisasi. Ada juga perempuan-perempuan lainnya yang diharapkan membuat kopi atau menyiapkan makanan di saat laki-laki yang dianggap lebih tahu berdiskusi mengenai isu-isu keanekaragaman hayati.</p>
<p>Pembatasan tersebut menjadi salah satu sebab mengapa <a href="https://conbio.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/csp2.395">sektor konservasi masih didominasi laki-laki</a>.</p>
<p>Kondisi itu turut tercermin mulai dari jumlah peserta laki-laki di ruangan pertemuan, panel pembicara seminar (perempuan menjadi pembawa acara atau moderator), hingga di manajemen organisasi level atas yang sebagian besar diisi oleh laki-laki. </p>
<p>Dengan posisi dan tanggung jawab yang sama, laki-laki dapat dibayar lebih tinggi daripada perempuan. Laki-laki pun lebih sering diberikan posisi kepemimpinan daripada perempuan dengan kualifikasi yang sama.</p>
<h2>Perubahan organisasi dan solidaritas perempuan</h2>
<p>Sektor konservasi perlu berubah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan. Kerentanan dan hambatan tidak seharusnya membenarkan rendahnya keterlibatan perempuan. Ini bukan masalah yang hanya diatasi oleh perempuan, melainkan pekerjaan bersama.</p>
<p>Pemahaman dan validasi tantangan yang dihadapi oleh perempuan di tingkat organisasi penting untuk menjadi langkah awal pembenahan.</p>
<p>Untuk membangun lingkungan yang inklusif, lembaga konservasi dapat mewajibkan pelatihan bias gender terhadap pekerja di konservasi, menghilangkan syarat spesifik gender dalam lowongan pekerjaan, serta mengembangkan protokol keamanan dan perlindungan staf perempuan (termasuk mekanisme khusus menangani pelecehan seksual). </p>
<p>Langkah lainnya adalah penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan pekerja perempuan yang memiliki anak: ruang menyusui, tempat bermain anak, dan lainnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-masih-ada-ketidaksetaraan-gender-dalam-program-pemberdayaan-masyarakat-pesisir-128934">Riset: masih ada ketidaksetaraan gender dalam program pemberdayaan masyarakat pesisir</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Para perempuan pun bisa melawan tantangan ini dengan bersolidaritas.</p>
<p><a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fcosc.2022.1006437/full#B19">Studi terbaru saya</a> menjabarkan bahwa solidaritas antarperempuan dapat efektif meningkatkan keterlibatan perempuan di sektor konservasi. Upaya pendampingan langsung melalui skema <em>mentorship</em> (bimbingan) antarperempuan dapat menjadi pelecut semangat kaum hawa untuk bergelut dalam pelestarian keanekaragaman hayati.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/511737/original/file-20230222-24-zc2v88.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Lilis dan Elif, praktisi konservasi pemula sedang memasang jaring kabut untuk pemantauan kondisi kalong di Pulau Mantawalu Daka, Sulawesi Tengah.</span>
</figcaption>
</figure>
<p><em>Mentorship</em> dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh praktisi pemula dalam mengatasi tantangan dan anggapan sosial yang sering dihadapi perempuan. Skema ini juga menyediakan langkah untuk membangun karier, meningkatkan kompetensi teknis, membangun jejaring, dan menjadikan pegiat ataupun peneliti konservasi lebih bersaing.</p>
<p>Akses internet dan penggunaan media sosial bisa menjadi sarana pendukung dengan meningkatkan visibilitas pencapaian perempuan.</p>
<p>Menyaksikan perempuan dapat menjadi pemimpin, menyadari perempuan memiliki ragam pilihan karier, bahkan sesederhana perempuan bisa ke hutan, bisa memotivasi perempuan generasi berikutnya untuk berani mengikuti langkah serupa. </p>
<p>Tengok saja Farwiza Farhan, pemimpin Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA) yang masuk <a href="https://time.com/collection/time100-next-2022/6213894/farwiza-farhan/">tokoh global berpengaruh versi TIME 100</a>; Asnim Alyoihana Lanusi, Direktur PROGRES –- organisasi lokal untuk perlindungan satwa Sulawesi; Marsya Christyanti Sibarani, Ketua Tambora Muda - jejaring pemuda pegiat konservasi Indonesia. Ada juga rentetan perempuan inspiratif lainnya yang tergabung di <a href="https://womensearthalliance.org/indonesia/">Women’s Earth Alliance</a>. </p>
<p>Peningkatan keterlibatan dan kepemimpinan perempuan di konservasi akan memicu dan mendorong pendekatan konservasi yang juga inklusif dan menyeluruh.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/200362/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sheherazade tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ada tiga hambatan perempuan untuk bergiat di sektor konservasi, mulai dari stigma, keamanan dalam bekerja, hingga kebijakan organisasi.Sheherazade, PhD student | Conservation scientist, University of California, BerkeleyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1990232023-02-07T03:04:03Z2023-02-07T03:04:03ZRiset: simpanse dan gorila bisa hidup damai<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/507839/original/file-20230202-1711-drog0p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Simpanse memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka juga dapat bersahabat dengan gorila.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/common-chimpanzee-sitting-next-zoo-223179226">apple2499/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Demi bertahan hidup, hewan berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya, baik itu makanan, pasangan kawin, atau wilayah. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa simpanse dan gorila menjalin persahabatan, dan beberapa di antaranya berlangsung setidaknya 20 tahun. Mereka bermain, makan, dan bersosialisasi bersama.</p>
<p><a href="https://www.cell.com/iscience/fulltext/S2589-0042(22)01331-1?_returnURL=https%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS2589004222013311%3Fshowall%3Dtrue#%20">Studi perdana</a> ini melihat relasi jangka panjang yang damai antara kera. Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Crickette Sanz dari Universitas Washington, Amerika Serikat, membuat penemuan ini dengan menggunakan data selama lebih dari 20 tahun dari Taman Nasional Nouabalé-Ndoki di Republik Kongo.</p>
<p>Kita tahu bahwa banyak hewan yang sangat teritorial, termasuk simpanse dan gorila. Kedua spesies akan mempertahankan wilayahnya dari kelompok lain. Simpanse <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10329-021-00921-x">membunuh anggota</a> kelompok simpanse lain yang tersesat ke wilayah mereka. Antara tahun 2014 dan 2018, para peneliti menemukan bahwa sekelompok simpanse di <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-021-93829-x">Gabon</a>, Afrika Tengah, telah membunuh gorila muda. Mereka bahkan melihat seekor betina simpanse memakan bayi gorila.</p>
<p>Karena hal tersebut, saya terkejut ketika mendengar dari studi baru bahwa dua spesies kera terkadang membentuk hubungan yang bertahan lama. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa spesies-spesies ini dapat hidup dengan damai di satu wilayah selama beberapa dekade, dan menjadi santapan bagi yang lain di wilayah lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Gambar dua gorila memikirkan sesuatu" src="https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/492357/original/file-20221028-68119-d7sx1j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Dua gorila ini terlihat seperti sedang berbagi keheningan yang bersahabat.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/gorillas-thinking-something-4263361">Edwin Verin/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lalu, bagaimana simpanse dan gorila dapat bersahabat dan tidak berkelahi?</p>
<h2>1. Sosialisasi terjadi di antara simpanse dan gorila muda</h2>
<p>Primata jantan dewasa muda cenderung lebih terbuka dan memiliki rasa ingin tahu lebih daripada anggota lain di <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0012438">kelompok mereka</a>. Dalam studi baru, para ilmuwan menemukan bahwa primata berusia remaja sering mencari anggota tertentu dari spesies lain untuk bermain. Mereka terkadang melakukan perjalanan jarak jauh (lebih dari 300 meter) sendirian untuk melakukannya.</p>
<p>Bercampur dengan kelompok sendiri atau spesies lain dapat berisiko. Namun, kedua spesies tersebut tidak menyerang. Sebaliknya, mereka tenang dan santai. Studi ini juga menemukan bahwa simpanse dan gorila betina dengan keturunan yang masih muda juga terikat satu sama lain, seperti halnya seluruh spektrum rentang usia. Simpanse bahkan terlihat menirukan pukulan dada gorila yang mengamuk. Spesies-spesies ini tidak pernah membuat panggilan peringatan ketika mereka bertemu satu sama lain.</p>
<h2>2. Persahabatan yang berorientasi pada makanan</h2>
<p>Saat ini, tugas selanjutnya bagi para peneliti adalah mengidentifikasi perbedaan antara perilaku simpanse dan gorila di daerah jelajah di Republik Kongo dan Gabon (terpisah sekitar 1.000 km).</p>
<p>Simpanse dan gorila mengonsumsi makanan yang serupa, dan sebagian besar interaksi ramah yang dicatat para ilmuwan di Republik Kongo adalah kera yang memakan buah ara dan pohon buah lainnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Gambar dua simpanse yang tampak sedang mengobrol" src="https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/492356/original/file-20221028-61500-2jihi3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Apakah mereka sedang mengobrol?</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/two-chimpanzees-apparently-having-conversation-using-2176600685">Patrick Rolands/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mengapa kamu mentolerir seseorang yang merusak persediaan makananmu? Buah ara adalah sumber daya energi tinggi yang berharga. Pohon berbuah hanya empat sampai lima hari dan secara tidak sinkron (artinya berbuah secara acak). Jika gorila atau simpanse menemukan buah yang matang, mungkin mereka lebih baik mentolerir satu sama lain daripada membuang-buang energi dengan melakukan perkelahian yang buas. </p>
<p>Menggabungkan pengetahuan atau tetap berada cukup dekat untuk mengetahui apa yang lainnya lakukan juga dapat memberi mereka keuntungan. Simpanse <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0271576">cenderung makan</a> lebih banyak buah daripada gorila, tetapi gorila-gorila di Republik Kongo ini memiliki pola makan buah yang lebih tinggi dari biasanya. Ini dapat membantu menjelaskan perilaku akrab mereka yang tidak umum di sekitar simpanse lokal.</p>
<h2>3. Simpanse dan gorila saling melindungi diri</h2>
<p>Macan tutul adalah pemangsa dari kedua spesies ini, sehingga mereka membutuhkan sebanyak mungkin mata untuk berwas-was. Kedua spesies bahkan menanggapi panggilan alarm pemangsa dari yang lain. Mereka berbagi informasi tentang predator dan <em>feeding site</em> (lokasi atau area tempat makan macam).</p>
<p>Banyak spesies lain bekerja sama untuk menghindari predator. Kijang, rusa kutub, dan zebra berkumpul dalam jumlah ribuan setiap tahun untuk bepergian bersama melintasi Tanzania dan Kenya untuk mencari tempat penggembalaan yang baik dan tempat yang aman untuk berkembang biak. Kami melihat aliansi antara spesies monyet lain <a href="https://academic.oup.com/beheco/article/15/3/400/217371">juga</a>, seperti monyet berhidung dempul dan monyet Diana di Taman Nasional Taï, di Pantai Gading, Afrika Barat. Ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan peluang mendapatkan makan atau mendeteksi predator.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Aliansi zebra dan rusa kutub" src="https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/492359/original/file-20221028-60938-7g1q9x.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Setiap tahun, dataran Afrika Timur menyediakan panggung untuk salah satu tontonan alam yang paling mengesankan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/zebra-equus-burchelli-great-migration-37942108">TravelMediaProductions/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penemuan-penemuan ini bisa memberi petunjuk tentang bagaimana manusia berevolusi. Spesies manusia purba yang berbeda mungkin juga menunjukkan toleransi dan persahabatan lintas spesies meskipun ada tumpang tindih yang sama dalam pola makan dan persaingan. <a href="https://theconversation.com/six-recent-discoveries-that-have-changed-how-we-think-about-human-origins-190274">Hibrida kerangka</a> dari berbagai spesies manusia telah ditemukan. </p>
<p>Persahabatan juga dapat mengurangi <a href="https://www.pnas.org/doi/abs/10.1073/pnas.1411450111">stres</a> bagi manusia dan <a href="https://0-blogs-biomedcentral-com.brum.beds.ac.uk/bmcseriesblog/2016/12/09/hidden-role-pets-management-mental-health-conditions/https://0-blogs-biomedcentral-com.brum.beds.ac.uk/bmcseriesblog/2016/12/09/hidden-role-pets-management-mental-health-conditions/">memiliki hewan peliharaan</a> dapat meningkatkan kesehatan mental. Oleh sebab itu, akan menarik untuk melihat apakah kera juga menikmati manfaat-manfaat ini ketika memiliki teman dari spesies lain.</p>
<h2>Jangan anggap remeh kera</h2>
<p>Sejauh yang kita ketahui, interaksi ini mungkin lebih umum daripada yang dilaporkan. Di tempat simpanse dan gorila berbagi habitat, para peneliti umumnya hanya mempelajari satu spesies atau spesies lainnya. Spesies yang tidak terbiasa dengan manusia akan sering melarikan diri saat melihat tim peneliti. Peneliti sering bekerja dengan spesies selama bertahun-tahun sebelum mereka terbiasa dengan manusia.</p>
<p><a href="https://www.iucnredlist.org/species/15933/129038584">Simpanse</a> dianggap terancam punah, sementara <a href="https://www.iucnredlist.org/search?query=gorilla&searchType=species">gorila</a> terdaftar sebagai kritis terancam punah dalam daftar merah spesies terancam Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Studi ini menunjukkan betapa mengejutkannya kerabat dekat kita dan betapa pentingnya melestarikan alam agar perilaku menakjubkan mereka tidak hilang sebelum kita mempelajarinya.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/199023/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Chris Young tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Persahabatan antara dua primata yang sangat berbeda ini kemungkinan besar melebihi janji yang Anda buat untuk menjadi sahabat selamanya dengan teman sekolah Anda.Chris Young, Senior Lecturer in Evolution and Social Behaviour, Nottingham Trent UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1904592022-09-13T02:48:24Z2022-09-13T02:48:24ZRiset temukan kuburan massal katak purba yang mati akibat kebanyakan kawin<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/483959/original/file-20220912-20-3lq8hu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penulis melihat spesimen fosil dari koleksi Geiseltal di Jerman. </span> <span class="attribution"><span class="source">Daniel Falk</span></span></figcaption></figure><p>Katak adalah salah satu hewan yang hidup berdampingan dengan dinosaurus. Sungguh luar biasa membayangkan makhluk kecil ini <a href="https://choice.npr.org/index.html?origin=https://www.npr.org/sections/thetwo-way/2017/%2007/03/535383841/how-frogs-benefited-from-the-dinosaurus-extinction#:%7E:text=Tapi%20scientists%20say%20they,vacuum%20other%20animals%20left%20behind">mampu bertahan dari kepunahan dinosaurus.</a> </p>
<p>Adanya kasus kematian massal katak purba di sebuah kawasan lembah Geisel (<em>Geiseltal</em>) di Jerman tengah telah lama menjadi misteri. Ratusan <a href="https://www.booklooker.de/B%C3%BCcher/Angebote/titel=Das+eoz%C3%A4ne+Geiseltal">fosil katak</a> ditemukan di kuburan massal di Geiseltal berusia 45 juta tahun. Daerah ini merupakan kawasan rawa yang berada di dekat pantai.</p>
<p>Alasan keberadaan ratusan katak purba di sana dan juga sebab kematiannya membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Namun, <a href="https://doi.org/10.1002/spp2.1453">studi saya bersama tim</a> menemukan penjelasannya: mereka mati karena kelelahan saat kawin.</p>
<p>Kami juga membuktikan bahwa perilaku kawin katak dan kodok modern sudah bertahan setidaknya sejak 45 juta tahun lalu. Pasalnya, fosil katak yang ditemukan di <a href="https://doi.org/10.2110/palo.2010.p10-126r">situs kuburan massal lainnya</a> memiliki kesamaan fitur pada kerangkanya dengan spesimen di Geiseltal.</p>
<h2>Temuan-temuan kami</h2>
<p>Tim kami, yang terdiri dari peneliti Irlandia dan Jerman, mempelajari fosil kerangka katak. Sebagai ahli paleontologi (ilmu tentang kehidupan purbakala), kami mengambil foto, membuat gambar, dan menganalisis fosil. Kami memeriksa berapa banyak tulang yang masih terpasang, serta tulang maupun sendi mana yang masih menempel.</p>
<p>Data-data tersebut memungkinkan kami untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada kerangka katak sekaligus menafsirkan alasan kematian mereka. Riset kami juga menemukan banyaknya kerangka dalam satu lapisan sedimen. Temuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar fosil katak mati dalam peristiwa kematian massal (peristiwa berulang saat ratusan katak mati dalam waktu singkat).</p>
<p>Ilmuwan lain mengira katak dan kodok Geiseltal mati ketika danau mengering dan kadar oksigen <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/spp2.1453">menurun dengan cepat</a>. Namun, studi kami menunjukkan hal ini tidak mungkin. Sebab, amat mudah bagi katak untuk mencapai permukaan air. </p>
<p>Kami juga menemukan bukti bangkai katak yang mengapung di air selama beberapa waktu sebelum tenggelam ke dasar danau. Jadi danau tidak mengering.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=958&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=958&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=958&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1204&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1204&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479392/original/file-20220816-2693-vyi0qu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1204&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Katak Geiseltal Kuno.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Daniel Falk</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami turut membandingkan kerangka katak Geiseltal dengan katak modern. Hasilnya, fosil kerangka tersebut bukanlah katak, melainkan kodok. Meski mirip, kedua hewan ini berasal dari famili yang berbeda. Katak termasuk dalam famili <em>Ranidae</em>, sedangkan kodok termasuk famili <em>Bufonidae</em>.</p>
<p>Sejumlah perilaku mereka pun tak sama. Misalnya, Kodok menjalani <a href="https://www.jstor.org/stable/1564675?origin=crossref#metadata_info_tab_contents">sebagian besar hidupnya di darat</a>. Mereka hanya ke perairan untuk kawin. </p>
<p>Nah, musim kawin kodok sangat intens – satu kodok dapat kawin dengan banyak pasangan sekaligus – tapi sangat singkat. Bahkan, musim kawin beberapa <a href="https://bmcecol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12898-019-0243-y">spesies kodok tropis modern</a> hanya berlangsung dalam hitungan jam.</p>
<p>Seks bisa menjadi jebakan maut bagi spesies kodok dan katak modern. Kematian karena kelelahan lalu tenggelam sangat jamak terjadi. Katak dan kodok betina lebih berisiko tenggelam karena mereka sering terendam akibat ditindih oleh satu individu jantan, bahkan lebih. </p>
<p>Pada masa kini, kuburan massal katak juga ditemukan di jalur migrasi, di dekat, ataupun di area perairan tempat kawin. Situasi yang sama mungkin terjadi untuk spesimen kodok Geiseltal.</p>
<p>Bangkai-bangkai katak atau kodok yang mati terbawa arus ringan di danau berawa lalu tenggelam ke dasar di daerah danau yang dingin, dalam, dan tidak terganggu. Suhu dingin (sekitar 8°C) meredam proses pembusukan, sehingga menjadi pengawet alami kerangka katak atau kodok. Pada beberapa kasus, kerangka tulang kecil seperti tulang jari tangan atau tulang kaki masih jelas terlihat.</p>
<p>Beberapa katak mungkin <a href="https://journals.ametsoc.org/view/journals/clim/31/23/jcli-d-18-0129.1.xml?tab_body=abstract-display">mati beku</a>, karena penyakit, ataupun karena usia tua. Ketiga sebab ini sesungguhnya sulit dipastikan. Namun, setelah berbulan-bulan mempelajari fosil ini dan menganalisis gaya hidup mereka, tim kami sampai pada kesimpulan yang mencengangkan.</p>
<p>Penjelasan yang paling mungkin mengapa ada beberapa kelompok katak, masing-masing berjumlah ratusan, yang mati hampir bersamaan di kolam yang berbeda, adalah karena perilaku kawin yang intens. Ini menjelaskan mengapa kuburan massal serupa telah ditemukan di berbagai belahan dunia.</p>
<p><a href="https://www.naturkundemuseum.uni-halle.de/sammlungen/geiseltal_sammlung/">Koleksi fosil Geiseltal Jerman</a> sempat ditutup selama beberapa dekade, tapi baru-baru ini dibuka kembali untuk publik dan ilmuwan. Koleksi ini menjadi kapsul waktu yang luar biasa karena ada sekitar 50.000 fosil yang terkuak dari bekas tambang terbuka lignit (batubara coklat) di Geiseltal.</p>
<p>Fosil-fosil itu juga termasuk buaya, ular besar, burung raksasa yang tidak bisa terbang, dan kuda purba seukuran anjing. Banyak fosil Geiseltal terawetkan dengan sangat baik sehingga menunjukkan detail luar biasa termasuk tulang, sisik, kulit, organ dalam, dan isi usus.</p>
<p>Tambang itu dibanjiri untuk membuat area rekreasi pada awal 2000-an. Kawasan tersebut sekarang menjadi danau raksasa.</p>
<h2>Jangan anggap remeh katak</h2>
<p>Kematian massal katak dan kodok akibat kawin mungkin terdengar ekstrem. Namun sebenarnya, penyebab kematian katak dan kodok yang jauh lebih umum adalah aktivitas manusia yang menghancurkan rumah mereka, mencemari sumber air, dan menyebarkan penyakit.</p>
<p>Katak dan kodok selamat dari beberapa perubahan iklim dan peristiwa kepunahan di bumi. Namun, beberapa spesies telah punah. Pada 2021, salah satu dari <a href="https://www.nhm.ac.uk/discover/news/2021/may/extinction-of-frog-is-a-huge-blow-to-the-%20keanekaragaman-of-life.html">beberapa spesies katak yang tersisa</a> dari garis keturunan kuno amfibi diduga telah punah, lantaran sudah 60 tahun tak pernah terlihat.</p>
<p><a href="https://ipbes.net/">Laporan PBB tahun 2019</a> menunjukkan amfibi, terutama katak, adalah <a href="https://www.businessinsider.com/frogs-amphibians-dying-6th-mass-%20kepunahan-foto-2019-6?r=US&IR=T">salah satu hewan yang sangat terdampak</a> perubahan iklim. Katak memang dapat berpindah dalam jarak pendek jika kondisi lingkungan di habitat mereka berubah. Namun, mereka <a href="https://www.theguardian.com/environment/2021/jun/16/disease-causing-mass-deaths-frogs-reaches-britain-aoe">rentan terhadap penyakit</a> yang dapat <a href="https://www.science.org/doi/full/10.1126/science.aav0379">didorong oleh aktivitas manusia</a>.</p>
<p>Katak dan kodok hidup hampir di mana-mana, termasuk di <a href="https://www.nwf.org/Educational-Resources/Wildlife-Guide/Amphibians/Tree-Frogs">pohon</a>, <a href="https://naturebackin.com/%202017/02/16/against-the-odds-finding-tree-frogs-in-flowers/">di bunga</a>, di hutan, maupun <a href="https://museum.wa.gov.au/explore/articles/%20bertemu-katak-hidup-gurun">di gurun</a>. Beberapa spesies berwarna seperti pelangi. Ada pula spesies lain <a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/amphibians/facts/wallaces-flying-frog">yang bisa terbang</a>.</p>
<p>Bayangkan makhluk-makhluk ini <a href="https://www.pnas.org/doi/10.1073/pnas.1704632114">makan di sebelah T-Rex</a>. Karena itulah, kehilangan spesies katak maupun kodok akan menjadi tragedi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/190459/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Daniel Falk menerima dana dari Beasiswa Pascasarjana Government of Ireland-Irish Research Council (IRC) GOIPG/2018/3354. Dia adalah kandidat PhD di University College Cork (UCC), Irlandia. Proyek ini merupakan kolaborasi UCC dan Koleksi Ilmu Pengetahuan Alam dari Martin-Luther-University Halle (Saale), Jerman.</span></em></p>Jutaan tahun telah berlalu. Namun katak dan kodok modern masih belum belajar bahwa mereka memiliki terlalu banyak hal yang baik.Daniel Falk, Geology / Palaeontology PhD candidate, University College CorkLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1872642022-07-29T01:57:13Z2022-07-29T01:57:13ZHari Harimau Sedunia: Pengukuran populasi harimau tidaklah mudah, bukan cuma perkara jumlah<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/474793/original/file-20220719-26-oyfnrb.JPG?ixlib=rb-1.1.0&rect=6%2C145%2C4610%2C2921&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">(sumber: BKSDA Sumatera Barat, SINTAS Indonesia, San Diego Zoo Wildlife Alliance)</span></span></figcaption></figure><p>Menurut tanggalan <em>shio</em>, 2022 merupakan <a href="https://tigers.panda.org/our_work/about_tx2_public/">tahun harimau</a>. Pada tahun ini, 13 negara habitat harimau berkomitmen untuk melipatgandakan populasi harimau menjadi dua kali dari populasi tahun 2010. Ini merupakan salah satu komitmen terbesar dalam konservasi spesies maupun sejarah pelestarian harimau.</p>
<p>Indonesia pernah menjadi rumah bagi <a href="https://rimbakita.com/harimau-di-indonesia/">tiga subspesies harimau (harimau sumatra, jawa, dan bali)</a>. Sayangnya, harimau jawa dan bali sudah punah, hanya harimau sumatra yang tersisa.</p>
<p>Populasi harimau di alam terus mengalami tekanan. Harimau sumatra terancam dengan jumlah saat ini <a href="https://www.iucnredlist.org/species/15955/214862019">diperkirakan sebanyak 393 individu dewasa</a>, menurun 10% dibandingkan tahun 2008 yakni 439 harimau.</p>
<p>Kerusakan dan fragmentasi habitat, perdagangan bagian tubuh harimau untuk obat dan ornamen, perburuan satwa mangsa (rusa, kijang, dan babi), dan konflik manusia-harimau menjadi <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1749-4877.2010.00219.x">empat ancaman utama bagi harimau</a>. </p>
<p>Ancaman lainnya meliputi penyakit satwa seperti <em>Canine Distemper Virus</em> yang menyerang harimau dan <a href="https://www.mongabay.co.id/2021/08/01/virus-menular-asf-ancaman-serius-populasi-satwa-liar-dilindungi/"><em>Asian Swine Fever</em> yang menyerang satwa mangsa babi hutan</a>. </p>
<p>Padahal, keberadaan harimau bernilai penting bagi ekosistem. Satwa ini merupakan pemangsa puncak yang mengendalikan populasi satwa-satwa mangsanya, seperti babi hutan, <a href="https://doi.org/10.1016/j.biocon.2018.01.015">yang dapat menjadi hama pertanian</a>. Masyarakat di Sumatra Barat, misalnya, menghormati harimau karena memiliki <a href="https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/02/17/mitologi-inyiak-balang-budaya-menghormati-harimau-oleh-masyarakat-minang">nilai kultural sebagai penjaga hutan</a>. </p>
<p>Menyambut Hari Harimau Sedunia pada tanggal 29 Juli, sudah saatnya kita merefleksikan upaya mengetahui status populasi harimau sebagai bagian penting dalam pelestariannya. Pertanyaan besar yang paling sering ditanyakan adalah:</p>
<p>“Ada berapa jumlah harimau saat ini?”</p>
<p>Meski tampak sederhana, pencarian jawaban atas pertanyaan ini tidaklah mudah. Tulisan ini akan menjabarkan tentang cara menghitung ukuran populasi harimau di alam.</p>
<h2>Menghitung populasi harimau</h2>
<p>Saat ini metode ilmiah utama untuk menghitung jumlah harimau adalah <a href="https://books.google.co.uk/books?id=Yrg7DwAAQBAJ&source=gbs_similarbooks"><em>Capture-Mark-Recapture</em> atau Tangkap-Tandai-Tangkap Kembali (CMR)</a>. Metode CMR memperkirakan kepadatan harimau dengan mengambil sampel populasi harimau, tanpa harus mendata seluruh harimau yang tinggal di dalam suatu wilayah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474794/original/file-20220719-24-cwugg5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tim pemantau sedang memasang kamera pengintai.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: BKSDA Sumatra Barat, SINTAS Indonesia, San Diego Zoo Wildlife Alliance)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Metode ini mensyaratkan agar harimau dapat ditemukan (tangkap), tiap individu bisa diidentifikasi dengan benar (tandai), dan ditemukan kembali di lokasi yang sama atau berbeda (tangkap kembali).</p>
<p>Berkembangnya teknologi turut membuat metode CMR semakin populer. Kamera pengintai (<em>camera trap</em>) menjadi alat utama ‘menangkap’ harimau dalam bingkai foto. Metode ini jauh lebih mudah dibanding menangkap langsung harimau.</p>
<p>Setiap individu harimau memiliki pola loreng unik sama seperti sidik jari manusia. Loreng ini menjadi identitas harimau yang membedakannya satu sama lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=578&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=578&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=578&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=726&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=726&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474796/original/file-20220719-18-rxg66l.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=726&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi loreng individu harimau yang sama di dua lokasi berbeda.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: BKSDA Sumatra Barat, SINTAS Indonesia, San Diego Zoo Wildlife Alliance/diolah oleh Robby Maqoma)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain peralatan, CMR juga membutuhkan desain studi yang baik. Misalnya kamera pengintai dipasang di lokasi yang optimal untuk mendeteksi harimau. Lokasi tersebut bisa berupa jalur harimau (di mana terdapat tapak atau kotoran harimau) atau jalur satwa mangsanya. </p>
<p>Distribusi kamera juga harus merata untuk menjamin setiap individu harimau memiliki peluang yang sama untuk ‘tertangkap’. Di Sumatra, survei harimau biasa menggunakan <a href="https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0030605317001144/type/journal_article">sistem <em>grid</em> atau petak</a>, di mana satu stasiun kamera (biasa berpasangan untuk mendapatkan foto kedua sisi harimau) dipasang dalam <em>grid</em> ukuran 3x3 kilometer (km). </p>
<p>Survei juga dilakukan dalam periode waktu terbatas, umumnya 90 hari. Angka ini menjadi <a href="https://books.google.co.uk/books?id=Yrg7DwAAQBAJ&source=gbs_similarbooks">acuan asumsi populasi tertutup harimau</a> di mana tidak terjadi proses kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi yang dapat mengubah angka populasi harimau di area kajian selama survei.</p>
<p>Syarat di atas terlihat sederhana. Tapi, penerapannya di lapangan bisa lebih menantang, terutama karena keterbatasan sumber daya. Jika kita ingin melakukan survei kamera di area yang luas, maka dibutuhkan lebih banyak kamera pengintai dan tim lapangan. Tentunya ini akan berdampak pada periode survei yang panjang dan biaya operasional yang tinggi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474798/original/file-20220719-24-t9jm4w.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perjuangan tim lapangan yang sedang mendaki bukit.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: BKSDA Sumatra Barat, SINTAS Indonesia, San Diego Zoo Wildlife Alliance)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Oleh karena itu, studi populasi harimau biasanya dilakukan di wilayah prioritas seperti area inti kawasan konservasi. Namun, angka kepadatan yang dihasilkan di suatu lokasi (misalnya di habitat pergunungan) tidak dapat digunakan untuk prediksi kepadatan harimau area lain (contoh di rawa gambut). </p>
<p>Keterbatasan luasan area survei menjadi tantangan dalam menentukan jumlah harimau di wilayah besar seperti taman nasional. Idealnya, survei dilakukan di semua tipe habitat di suatu kawasan (misalnya Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh yang memiliki habitat rawa gambut, dataran rendah, perbukitan, sub-pegunungan, dan pegunungan) agar estimasi kepadatan harimau bisa merepresentasikan wilayah tersebut.</p>
<p>Walaupun menghadapi tantangan, kita patut berbangga karena peneliti Indonesia telah menghasilkan beragam publikasi ilmiah tentang kepadatan populasi harimau dengan metode CMR yang menjadi basis pengelolaan konservasi.</p>
<p>Beberapa diantaranya dilakukan <a href="https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0030605317001144/type/journal_article">di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung</a>, <a href="https://threatenedtaxa.org/JoTT/article/view/6271">Taman Nasional Berbak-Sembilang di Sumatra Selatan</a>, <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/oryx/article/assessing-the-sumatran-tiger-panthera-tigris-sumatrae-population-in-batang-gadis-national-park-a-new-protected-area-in-indonesia/B16A232E133D2A70D76EC5CAB9C38D1E">Taman Nasional Batang Gadis di Sumatra Utara</a>, dan <a href="http://dx.doi.org/10.1038/s41467-017-01656-4">Pegunungan Bukit Barisan di sepanjang Pulau Sumatra</a>.</p>
<h2>Bukan sekadar angka</h2>
<p>Informasi kepadatan harimau tidak selalu tersedia karena keterbatasan sumber daya untuk melakukan survei lapangan dan analisis.</p>
<p>Menjawab pertanyaan “Ada berapa populasi harimau?” memang penting untuk menyusun strategi konservasi harimau ke depannya. Namun informasi populasi harimau tidak harus dalam jumlah ekor. </p>
<p>Selain “Ada berapa harimau?”, kita juga bisa bertanya:
- Apakah terdapat harimau di kawasan ini?
- Bagaimana pola sebaran harimau di wilayah ini?
- Bagaimana perbandingan rasio jantan-betina dan kelas umur mereka?</p>
<p>Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk dijawab. Misalnya, informasi seputar ada atau tidaknya harimau di suatu kawasan menjadi sangat penting ketika kita menilai habitat yang kritis. </p>
<p>Informasi mengenai pola sebaran harimau juga vital dalam penetapan skala prioritas kegiatan pengamanan suatu kawasan. Sedangkan, kita memerlukan informasi rasio jantan-betina untuk mengetahui kesehatan populasi harimau di suatu kawasan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474799/original/file-20220719-18-yl9hf8.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Petugas sedang memeriksa tanda keberadaan harimau.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: BKSDA Sumatra Barat, SINTAS Indonesia, San Diego Zoo Wildlife Alliance)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pemerintah Indonesia bersama para mitra telah melakukan pemantauan berkala terkait populasi harimau, baik pada tingkat bentang alam maupun skala pulau. Pada tingkat bentang alam, misalnya, pemerintah telah melakukan pemantauan berkala dengan kamera pengintai pada kawasan-kawasan prioritas. </p>
<p>Sementara, pada tingkat pulau, pemerintah telah melaksanakan survei deteksi/non-deteksi di 60% habitat harimau sumatra di seluruh Pulau Sumatra <a href="https://journals.plos.org/plosone/article/file?id=10.1371/journal.pone.0025931&type=printable">pada 2007-2009</a>. Survei tersebut sedang diulang dengan target cakupan yang lebih luas, <a href="http://www.catsg.org/index.php?id=710">yaitu 100% habitat harimau sumatra di seluruh Pulau Sumatra</a>.</p>
<p>Tujuan utama perlindungan harimau adalah mempertahankan atau bahkan meningkatkan jumlah dan sebaran harimau. Oleh karena itu, walaupun membutuhkan keterampilan khusus, pemantauan status populasi merupakan komponen penting dan seyogianya diterapkan di dalam pengelolaan harimau. </p>
<p>Berbagai pilihan metode ilmiah telah memberikan cukup ruang bagi pihak pengelola untuk melakukan pemantauan populasi harimau sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Hanya melalui kegiatan pemantauan populasi secara berkala, efektivitas upaya perlindungan harimau dapat diukur – apakah populasinya meningkat, stabil, atau justru menurun.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/187264/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Menjawab pertanyaan “Ada berapa populasi harimau?” memang penting untuk menyusun strategi konservasi harimau ke depannya. Namun informasi populasi harimau tidak harus dalam jumlah ekor.Ardiantiono, PhD Student, University of KentHariyo T. Wibisono, PhD on Wildlife Ecology, University of DelawareLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1836052022-05-24T03:51:59Z2022-05-24T03:51:59ZNasib Indonesia: titik panas ancaman populasi satwa, tapi kekurangan data untuk mengukurnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/464925/original/file-20220524-25-si6a37.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C1022%2C662&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kuskus Waigeo, satwa asli Papua.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.inaturalist.org/photos/93568341?size=large">Charleyhesse/iNaturalist</a></span></figcaption></figure><p>Baru-baru ini ramai berita <a href="https://akurat.co/tiga-harimau-sumatra-ditemukan-mati-di-aceh-timur">kematian tiga ekor harimau terjerat di Aceh </a>. Kasus ini menarik perhatian publik, hingga ramai pernyataan seorang Youtuber yang menyatakan bahwa <a href="https://www.merdeka.com/jatim/sebut-alam-sedang-tidak-baik-baik-saja-alshad-ahmad-tuai-kritik.html">hutan sedang tidak baik-baik saja</a>. </p>
<p>Sebenarnya, bagaimana kondisi satwa liar kita di alam? </p>
<p>Negeri kita menempati <a href="https://www.researchgate.net/publication/287195479_Conservation_Challenges_in_Indonesia#:%7E:text=Indonesia%20faces%20many%20challenges%20in,the%20misuse%20of%20natural%20resources.">peringkat pertama dunia</a> untuk keanekaragaman spesies endemik, dan peringkat kedua untuk keanekaragaman spesies setelah Brasil. Indonesia menjadi <a href="http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/Buku_IBSAP%202015-2020.pdf">rumah bagi 10% spesies vertebrata dunia: 13% mamalia, 16% burung, 7% reptil, 6% amfibi, dan 9% ikan air tawar </a>. </p>
<p>Namun, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara acap kali diidentifikasi sebagai <a href="https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.3000158">pusat terjadinya</a> penurunan populasi atau kepunahan satwa. Fenomena tersebut dikenal sebagai <a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.1251817"><em>defaunation</em> atau defaunasi</a>. </p>
<p>Argumen ini dilatari oleh beragam faktor. Konversi hutan primer (hutan alami) di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Sebanyak <a href="https://journals.plos.org/plosone/article/peerReview?id=10.1371/journal.pone.0266178">9,79 juta hektare hutan hilang antara 2001-2019</a>. </p>
<p>Negara ini juga menjadi <a href="https://library.forda-mof.org/libforda/koleksi-621-potret-perdagangan-ilegal-satwa-liar-di-indonesia-.html">pusat perdagangan satwa liar</a> dengan estimasi kerugian mencapai US$ 600 juta tiap tahunnya.</p>
<p>Kendati begitu, pengukuran defaunasi di Indonesia bukanlah hal yang sederhana karena informasi populasi seperti distribusi dan kelimpahan satwa amat terbatas. Indonesia juga tidak memiliki basis data populasi untuk seluruh satwa di tanah air, tren populasinya, dan seberapa besar dampak tekanan yang ada terhadap satwa.</p>
<h2>Sudah terbatas, timpang pula</h2>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/464927/original/file-20220524-22-bwq5uy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peneliti senior Stasiun Riset Soraya, Ibrahim (kanan), mendampingi mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry saat melakukan penelitian, di Stasiun Riset Soraya, Kota Subulussalam, Aceh.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Syifa Yulinnas/Antara</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami mengulas lebih dari 300 publikasi ilmiah dengan topik populasi kelompok mamalia darat yang berukuran sedang dan besar (berat badan >1 kg), mulai dari musang hingga gajah. </p>
<p>Hasilnya (yang belum dipublikasi karena masih dalam tahap penulisan), kami mendapati informasi populasi satwa liar di Indonesia secara umum masih diambil dari area yang terbatas dan di satu titik waktu. Misalnya, <a href="https://media.neliti.com/media/publications/261168-demography-population-of-sumatran-surili-ccd9f179.pdf">estimasi populasi simpai (langur)</a> (<em>Presbytis melalophos</em>) di kawasan Geopark Mengkarang Purba, Jambi, hanya berbasiskan data yang dikumpulkan selama sekitar tiga bulan dari survei di tepi sungai. Luasan area surveinya pun hanya 0,48% dari total kawasan.</p>
<p>Contoh lainnya, <a href="https://eprints.umm.ac.id/83728/18/Azmi%20Chanan%20Aryanti%20-%20Population%20Javan%20Lutung%20Habitat%20Forest%20Park%20R.%20Soerjo%20East%20Java.pdf">penelitian estimasi populasi lutung jawa</a> (<em>Trachypithecus auratus</em>) di Hutan Raya R. Soerjo hanya berdasarkan survei di kawasan wisata. </p>
<p>Padahal, guna mengetahui tren populasi satwa, Indonesia membutuhkan penelitian yang dilakukan secara berkala di area survei yang mewakili habitat (atau titik-titik populasi) satwa di suatu kawasan tertentu. Survei sebaran harimau sumatra dapat menjadi contoh. Penelitian ini dilakukan dari Aceh hingga Lampung pada 2007-2009. Survei kemudian diulang pada <a href="https://www.researchgate.net/publication/339439643_The_second_collaborative_Sumatra-wide_Tiger_Survey">10 tahun kemudian</a>. </p>
<p>Riset juga semestinya didesain untuk pemantauan populasi jangka panjang agar informasi yang diperoleh lebih akurat, khususnya untuk melihat bagaimana satwa merespons tekanan ancaman. Sejauh ini, tidak banyak kajian di Indonesia yang dilakukan dengan desain jangka panjang. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0006320713000797">Studi mamalia di Amazon yang dilakukan selama tujuh tahun dapat menjadi contoh.</a>. Riset ini dilakukan tim peneliti dari Towson University, Amerika Serikat, di berbagai titik habitat di Taman Nasional Manu, Peru.</p>
<p>Selain data yang terbatas, ada juga kesenjangan publikasi berdasarkan kepopuleran satwa dan distribusi regionalnya. Spesies yang dianggap karismatik—umumnya satwa besar seperti gajah dan harimau— atau yang sering berinteraksi dengan manusia seperti monyet ekor panjang, dan berada di Indonesia bagian barat lebih banyak dikaji dalam publikasi. </p>
<p>Sebaliknya, informasi populasi mamalia yang berada di bagian tengah dan timur Indonesia masih terbatas. Misalnya, tidak ada satupun publikasi mengenai populasi tiga spesies landak semut atau ekidna : <em>Tachyglossus aculeatus</em>, <em>Zaglossus attenboroughi</em>, dan <em>Zaglossus bartoni</em>. Padahal, sebagian spesies ini merupakan <a href="https://www.newscientist.com/definition/echidnas/">satwa endemik pulau Papua.</a> </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/464926/original/file-20220524-30932-oxf6yh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Foto landak semut spesies Achyglossus aculeatus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.inaturalist.org/photos/12813862?size=medium">Simon Grove/iNaturalist</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Contoh lainnya adalah <a href="https://www.iucnredlist.org/species/136218/21949526">kuskus talaud, satwa asli Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, yang berstatus kritis.</a> Satwa ini hanya tercatat di <a href="https://smujo.id/biodiv/article/view/6833">satu publikasi</a> yang memuat informasi kepadatan dan sebarannya. </p>
<p>Informasi status dan tren populasi satwa perlu terus digali dengan metode ilmiah yang kuat, khususnya untuk satwa terancam yang kurang mendapatkan perhatian.</p>
<h2>Riset populasi satwa perlu diperbanyak</h2>
<p>Defaunasi dapat mempengaruhi struktur ekosistem di alam dan mengganggu jasa ekosistem (manfaat alam kepada manusia), yang berdampak negatif pada kehidupan manusia. Misalnya, hilangnya mamalia pemakan buah dapat menghambat regenerasi hutan sehingga turut <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-019-12539-1">berkontribusi pada perubahan iklim</a>. </p>
<p>Contoh lainnya adalah, peningkatan drastis populasi satwa generalis (yang mampu beradaptasi di berbagai tempat) seperti tikus dan babi karena kepunahan predator alami dikaitkan dengan penyebaran penyakit zoonosis (penyakit manusia yang berawal dari satwa) dan <a href="https://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev-ecolsys-112414-054142">kerusakan hasil pertanian</a>.</p>
<p>Untuk menghadapi risiko tersebut, pemerintah dapat memperkuat upaya konservasi dengan data satwa yang memadai di seluruh kawasan. Kerja sama perlu dibangun lebih erat dengan akademisi, pegiat konservasi, dan masyarakat setempat untuk memperkuat basis data satwa di Indonesia. </p>
<p>Riset ini diperlukan untuk mengetahui apa saja ancaman bagi populasi satwa di tanah air, ataupun melihat satwa yang paling terancam. Data yang kuat juga dibutuhkan agar upaya konservasi tepat sasaran, demi memperlambat dan menghentikan laju kepunahan satwa.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/0nDWAYhlJ7o?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Video tentang komodo dari organisasi nirlaba Komodo Survival Program.</span></figcaption>
</figure>
<p>Sebenarnya, tidak sedikit cerita sukses konservasi satwa liar yang dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran. Misalnya, <a href="https://news.mongabay.com/2015/12/komodo-dragon-one-of-indonesias-rare-conservation-success-stories/">kondisi populasi Komodo yang stabil karena perlindungan masif</a> di Taman Nasional Komodo.</p>
<p>Aksi konservasi eks-situ (di luar habitat aslinya) juga berhasil meningkatkan jumlah populasi spesies satwa yang sudah amat terancam di alam. Sebagai contoh, <a href="http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6483/badak-sumatera-kembali-lahir-di-tn-way-kambas">kelahiran anak badak di Suaka Rhino Sumatera, Lampung.</a></p>
<p>Keberhasilan tindakan tersebut masih dapat diperluas seiring dengan data satwa yang semakin memadai. Harapannya, upaya konservasi tak berkutat pada spesies karismatik saja, tapi juga satwa-satwa lainnya guna menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/183605/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Irene Margareth Romaria Pinondang menerima dana dari University of Kent. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Ardiantiono tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Indonesia tidak memiliki basis data seluruh populasi satwa. Riset yang dilakukan juga masih jarang menyentuh satwa di kawasan Indonesia tengah maupun timur.Ardiantiono, PhD Student, University of KentIrene Margareth Romaria Pinondang, Mahasiswa doktoral, University of KentLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1796702022-03-25T03:49:55Z2022-03-25T03:49:55ZPenelitian genomik jadi salah satu bekal terbaik pelestarian satwa Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/453758/original/file-20220323-23-12jrcxn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) bernama Sean bersama dua dari tiga anaknya yang berumur sekitar dua bulan saat mulai dilatih naluri berburunya di Bali Zoo, Gianyar, Bali</span> <span class="attribution"><span class="source">(Nyoman Budhiana/Antara)</span></span></figcaption></figure><p>Seiring dengan <a href="https://theconversation.com/sequencing-your-genome-is-becoming-an-affordable-reality-but-at-what-personal-cost-36720">ongkos perunutan gen (<em>genomic sequencing</em>) yang semakin murah</a>, penelitian genomik semakin banyak dilakukan pada berbagai jenis hewan.</p>
<p>Sebelumnya, data genomik dan penelitian genetika hanya umum dilakukan untuk manusia, mencit (tikus), dan lalat buah. Saat ini, kita mulai banyak melihat data genom utuh untuk badak, komodo, dan harimau.</p>
<p>Kini, data genomik sangat penting untuk menghadapi tantangan global berupa kepunahan biodiversitas dan perubahan iklim.</p>
<p>Kemampuan satwa liar beradaptasi dengan perubahan lingkungan, misalnya, sangat tergantung dengan variasi genetik yang mereka miliki. <a href="https://theconversation.com/mengapa-satwa-langka-rentan-punah-begini-kata-genetika-129145">Agar satwa liar terjaga dari kepunahan</a>, kita perlu menjaga variasi genetik spesiesnya tetap tinggi. Variasi genetik yang tinggi dapat memperluas spektrum kerja sistem imun tubuh.</p>
<p>Selain itu, perubahan-perubahan genetika juga perlu diketahui untuk melihat sejauh mana tantangan-tantangan yang ada telah mengubah ukuran populasi mereka. </p>
<p>Nah, penelitian genomik menjadi pilihan peneliti untuk menilik sejarah evolusi hewan yang terancam punah. Sebab, aktivitas <a href="https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/whole-genome-sequencing">perunutan genom utuh (<em>whole genome sequencing</em>)</a> mampu mengungkap jutaan penanda genetik dari beberapa individu saja.</p>
<h2>Mengungkap sejarah hewan endemik Indonesia</h2>
<p><a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/mec.16121">Penelitian genomik komodo</a> yang dipublikasikan oleh Alessio Iannucci dari University of Florence, Italia, dan koleganya pada tahun 2021 menemukan bahwa spesies tersebut pernah mengalami penurunan ukuran populasi yang cukup drastis sekitar satu juta tahun yang lalu.</p>
<p>Setelah itu, ukuran populasi komodo sempat meningkat sesaat, lalu stabil pada kira-kira 400-100 ribu tahun silam. Dinamika tersebut berdasarkan penurunan variasi genetik yang dapat dihitung dari keragaman genomik suatu populasi.</p>
<p>Perubahan iklim global yang terjadi akibat <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B978012823498300039X">periode glasial maksimum terakhir (LGM)</a> – ketika Bumi memiliki lapisan es terluas pada sekitar 20 ribu tahun yang lalu – diperkirakan mengubah habitat komodo secara drastis. Perubahan itu kemudian menyebabkan penurunan ukuran populasi komodo yang berlangsung hingga kira-kira beberapa ribu tahun yang lalu, sebelum keragaman genomik komodo tampak stabil.</p>
<p>Kisah serupa juga diperoleh dari penelitian genomik terhadap keluarga badak (Rhinoceratidae). Dalam studi yang diterbitkan di <a href="https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(21)00891-6">jurnal Cell pada 2021</a>, peneliti membandingkan genom spesies badak yang punah melalui fosilnya dengan genom spesies badak yang masih hidup.</p>
<p>Hasilnya, keragaman genomik yang rendah memang merupakan fitur hasil ’warisan’ dari keluarga badak.</p>
<p>Riset genomik pernah dilakukan kepada harimau di seluruh dunia oleh peneliti genetika Yue-Chen Liu bersama timnya yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960982218312144">diterbitkan di jurnal Cell pada 2018</a>. Dari studi ini, harimau-harimau dari berbagai lokasi di Asia didapati mengalami penurunan keragaman genomik sejak 100 ribu tahun yang lalu, termasuk harimau sumatera.</p>
<p>Berbagai penelitian genomik di atas menunjukkan bahwa satwa yang terancam punah memang memiliki keragaman genomik yang relatif rendah. Hal tersebut adalah hasil adaptasi terhadap perubahan iklim global yang terjadi ratusan ribu tahun silam. Karena itu, aspek genetik mereka sebenarnya tidak akan menjadi faktor yang menyebabkan kepunahannya. </p>
<p>Kendati demikian, seiring perubahan iklim dan gangguan habitat yang semakin intens, pemantauan berkala lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui apakah kecenderungan ini akan terus berlaku.</p>
<h2>Informasi genomik untuk menjaga keanekaragaman hayati</h2>
<p>Penelitian genomik memperkaya sejarah alam spesies-spesies selama ratusan ribu tahun. Dengan mengapresiasi sejarah populasi spesies, masyarakat dan pembuat kebijakan dapat semakin memahami pentingnya menjaga habitat mereka. </p>
<p>Selain itu, melalui pengungkapan berapa lama keragaman genetik yang dimiliki suatu populasi spesies, kita dapat memetakan risiko kepunahan populasinya.</p>
<p>Banyak negara berlomba menghasilkan sebanyak mungkin data genomik berbagai spesies yang mereka miliki dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Di Inggris, misalnya, ada proyek ambisius <a href="https://www.darwintreeoflife.org/">Darwin Tree of Life</a>, kolaborasi berbagai institusi untuk merunut genom 70,000 spesies eukariotik (organisme dengan sel berinti) di seluruh Inggris dan Irlandia.</p>
<p>Eropa pun memiliki dokumen referensi genom berbagai macam spesies bernama <a href="https://www.erga-biodiversity.eu/">European Reference Genome Atlas</a>. Baru-baru ini, sejumlah ilmuwan menginisiasi proyek pengurutan genom lebih dari 105 ribu spesies asli Afrika melalui <a href="https://africanbiogenome.org/">African BioGenome Project (AfricaBP)</a>.</p>
<p>Dalam tulisan yang terbit <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-022-00712-4">di jurnal terkemuka Nature pada Maret 2022</a> tentang AfricaBP, peneliti Afrika menegaskan pentingnya sumber daya genomik untuk membantu upaya konservasi biodiversitas, peningkatan kualitas pangan, dan meningkatkan praktik berbagi data dan manfaat yang lebih berkeadilan. Konsorsium ini menginvestasikan ratusan juta dolar per tahun untuk mengembangkan sumber daya mereka. </p>
<p>Semakin banyak genom makhluk hidup yang kita ketahui, <a href="https://www.pnas.org/content/115/17/4325.full">semakin banyak informasi tentang bagaimana kehidupan bekerja</a>, termasuk di dalamnya gen, protein, dan jalur metabolisme lainnya. Aspek-aspek ini dapat bermanfaat bagi kesehatan, pangan, dan ekosistem secara umum.</p>
<p>Mengingat sumber daya perunutan genom yang timpang secara global, kolaborasi internasional yang seimbang diperlukan jika kita ingin memastikan perolehan sumber daya genomik untuk biodiversitas di seluruh dunia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/179670/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sabhrina Gita Aninta menerima beasiswa studi PhD dari Queen Mary University of London.</span></em></p>Semakin banyak genom makhluk hidup yang kita ketahui, semakin banyak kita memperoleh informasi tentang bagaimana kehidupan bekerja serta mengantisipasi risiko yang .Sabhrina Gita Aninta, PhD Student, Queen Mary University of LondonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1769862022-02-15T08:12:00Z2022-02-15T08:12:00ZKhalifah di bumi: bagaimana anak muda Muslim di Indonesia memperjuangkan isu lingkungan berlandaskan nilai agama<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/446458/original/file-20220215-25-12o5nxj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sekumpulan anak muda berpartisipasi dalam Jakarta Climate Strike pada tahun 2019.</span> <span class="attribution"><span class="source">(The Conversation Indonesia/Luthfi T. Dzulfikar)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13676261.2020.1782864">Riset kami</a> menemukan anak muda Muslim di Indonesia yang memperjuangkan isu lingkungan menggunakan nilai agama sebagai landasan yang kuat bagi aktivisme mereka. Mereka menganggap diri mereka sebagai “<a href="https://quran.com/2/30?translations=17,101,22,21,19,20,18,95">khalifah</a>” – atau wakil Tuhan di dunia – yang mengemban tugas sakral untuk menjaga alam.</p>
<p>Temuan ini sejalan dengan meningkanya popularitas “Islam hijau” sebagai <a href="https://theconversation.com/young-muslim-women-are-leading-environmental-movements-grounded-in-their-beliefs-150504">agenda yang penting</a> bagi anak muda secara global.</p>
<p>Indonesia selama ini punya <a href="https://theconversation.com/covid-19-public-ignorance-and-democratic-decline-three-forces-chipping-away-at-indonesias-poor-environmental-conservation-16055">rekam jejak yang buruk</a> terkait perlindungan alam. Ada berbagai masalah terkait <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0025326X19304254">polusi</a> hingga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2351989420307460">deforestasi</a> yang masih terus berlangsung hingga kini. Perekonomian yang pesat tampaknya tumbuh seiringan dengan kerusakan lingkungan.</p>
<p>Di tengah tren mengkhawatirkan tersebut, sebagian aktivis lingkungan Muslim berusia muda berkomitmen dan bersemangat untuk meningkatkan kesadaran rekan-rekan mereka tentang krisis ekologi. Mereka memandang polusi dan perusakan lingkungan <a href="https://rissc.jo/docs/QuranEnv-Combined.pdf">sebagai hal yang haram</a>.</p>
<h2>Aktivisme yang dijiwai ayat suci</h2>
<p>Dalam penelitian, kami mewawancarai 20 aktivis lingkungan berusia 19-23 tahun dari berbagai kampus di Jawa dan Sumatra. Para aktivis muda Muslim ini memiliki wawasan akademik yang kokoh – mereka menggunakan ini sebagai jembatan antara teologi Islam dengan praktik konservasi lingkungan.</p>
<p>Misalnya, Pertiwi di Palembang, Sumatra Selatan, merupakan lulusan pesantren. Ia belajar tentang pesan-pesan dalam Al-Quran secara mendalam.</p>
<p>Pada saat kuliah, ia bergabung dengan suatu organisasi yang berkampanye melawan polusi Sungai Musi dengan cara meningkatkan kesadaran komunitas di pesisir sungai, melobi korporasi besar yang menjadi pencemar, dan mengadakan program bersih-bersih sungai.</p>
<p>Pertiwi mengatakan bahwa aktivisme yang ia lakukan berlandaskan ayat-ayat Al-Quran yang membahas kehancuran kondisi alam.</p>
<p>“Lihat saja banyak nenek moyang kita, Allah murka pada mereka <em>kan</em>? Ia tidak hanya marah karena sifat manusia yang merusak lingkungan, tapi juga karena tindakan manusia yang secara langsung mengganggu ciptaan Allah,” katanya.</p>
<p>Ia mengamini bahwa perusakan lingkungan adalah hal yang haram, termasuk membuang sampah sembarangan.</p>
<p>“Ini melanggar Sang Pencipta. […] Tuhan melihat, mendengar, dan mengetahui apa saja yang dilakukan manusia,” ungkapnya.</p>
<p>Sementara, rekannya yang bernama Fahmi mempelajari teknik kimia. Ia bergabung dengan <a href="https://www.instagram.com/sobatbumi_id/?hl=en">Sobat Bumi</a> – suatu gerakan hijau yang diinisiasi oleh Pertamina.</p>
<p>Fahmi mengalami suatu pencerahan saat ia sedang mendaki melewati hutan pegunungan di suatu taman nasional. Ia menyadari kebenaran yang terkandung dalam Al-Quran.</p>
<p>“Barang siapa yang menjaga lingkungan di sekitarnya, maka Allah akan menjaganya juga baik di dunia ini maupun di akhirat,” terangnya.</p>
<p>“Manusia bisa benar-benar merasakan rahmat-Nya. Rasa syukur itu betul-betul [bisa berwujud] penyesalan atas kesalahan seperti mencemari lingkungan segar yang memberikan kita udara untuk bernapas.”</p>
<p>Salah satu responden kami yang lain di Bandung, Jawa Barat yakni Iin, merupakan anggota aktif dari gerakan <a href="https://www.instagram.com/yfccindonesia/?hl=en">Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia</a>. Ia percaya bahwa manusia memegang amanat dari sebagai khalifah, atau wakil Tuhan di muka bumi.</p>
<p>“Istilah khalifah disebut dalam suatu ayat yang menyatakan, ‘<em>Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah [wakil atau utusan] di muka bumi’</em>‘,” katanya mengutip <a href="https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html">Al-Quran 2:30</a>.</p>
<p>Ia juga punya kebanggaan atas aspirasi karirnya dalam konservasi lingkungan.</p>
<p>“Kalaupun saya berkarir di bidang lingkungan, saya tahu gajinya tidak akan sebesar bekerja untuk perusahaan minyak dan gas,” katanya.</p>
<p>“Tapi, saya tidak masalah dengan itu, karena saya selama ini digaji oleh Tuhan dengan napas, makanan, dan anugerah untuk menjalani kehidupan sehari-hari.”</p>
<p>Sementara itu di Jakarta, responden lain dalam studi kami yang bernama Heri bergabung dengan gerakan kampusnya untuk membersihkan Sungai Ciliwung – salah satu sungai <a href="https://theconversation.com/research-indonesias-ciliwung-among-the-worlds-most-polluted-rivers-131207">yang paling tercemar</a> di dunia.</p>
<p>“Ajaran agama yang saya dapat [di madrasah (sekolah Islam)] memuat wawasan tentang lingkungan. Harmoni itu harus vertikal dan horizontal, <a href="https://rissc.jo/docs/QuranEnv-Combined.pdf">’<em>hablum minallah</em>‘ dan ’<em>hablum minannas</em>‘</a>. Ini mengatur bagaimana kita harus berinteraksi dengan lingkungan,” kata Heri.</p>
<p>Ungkapan Heri sejalan dengan pesan Mustofa Bisri (sering disapa “Gus Mus”), seorang tokoh agama populer yang terafiliasi dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Gus Mus pernah mengunggah <a href="https://twitter.com/gusmusgusmu/status/378301052216279040">cuitan</a> bahwa kehidupan manusia di dunia tidak hanya berkaitan dengan Allah (<em>hablum minallah</em>), tapi juga sesama manusia (<em>hablum minannas</em>) dan lingkungan (<em>hablum minal alam</em>).</p>
<p>Ini merupakan wujud paradigma dalam Al-Quran yang mengajarkan pentingnya berpegang teguh pada keimanan yang melampaui batas ruang dan waktu. Ini juga merupakan keyakinan umum di banyak agama, bahwa amalan seseorang di dunia akan terbawa hingga akhirat (“<em>as above, so below</em>”).</p>
<p>Para aktivis muda ini berlandaskan pada berbagai referensi Quran tersebut untuk menjelaskan kewajiban moral mereka untuk terlibat dalam konservasi dan perbaikan kondisi alam. Kemurnian alam dipandang sebagai cerminan dari kesempurnaan ciptaan Tuhan yang penuh dengan kebaikan.</p>
<p>Mereka merasa memiliki tugas moral untuk mencegah orang Indonesia lain melakukan pencemaran lingkungan. Mereka juga berkampanye secara aktif untuk kembali mengajak para pencemar yang beragama Islam di daerah mereka untuk kembali pada nilai agama.</p>
<p>Misalnya, responden menunjukkan suatu kaos yang menggambarkan bulan sabit dan bintang, dengan tulisan: “Bahkan saat kiamat tiba, jika seseorang memegang tunas kelapa di tangannya, ia sebaiknya menanamkannya.”</p>
<p>Para aktivis muda terkadang mengibaratkan perjuangan lingkungan mereka sebagai suatu perjalanan menantang yang dipandu oleh Tuhan. Namun, mereka tidak berkecil hati karena mereka percaya akan diberikan imbalan di akhirat karena telah berupaya sebaik mungkin menjadi khalifah.</p>
<h2>Landasan moral untuk aksi hijau</h2>
<p>Dalam gerakan “Islam hijau” yang baru, aktivis Muslim muda menggunakan wawasan keagamaan mereka untuk membangun suatu <a href="https://theconversation.com/religious-communities-can-make-the-difference-in-winning-the-fight-against-climate-change-172192">komunitas yang kritis</a> dan bersemangat untuk menjaga dunia alam.</p>
<p>Gerakan “Islam hijau” kini semakin penting karena menawarkan logika moral untuk memajukan aksi lingkungan di dunia.</p>
<p>Sebaliknya, <a href="https://theconversation.com/sidelining-god-why-secular-climate-projects-in-the-pacific-islands-are-failing-77623">banyak strategi sekuler</a> untuk mitigasi krisis iklim sekadar berlandaskan pada klaim ilmiah yang sulit dijelaskan pada masyarakat, atau nilai global yang abstrak, yang bisa jadi susah diresapi secara personal dan spiritual.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/176986/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Gregorius Ragil Wibawanto menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Pamela Nilan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Banyak aktivis muda Muslim di Indonesia berpegang teguh pada nilai agama untuk mengemban tugas sakral untuk menjaga lingkungan. Kini “green Islam” menjadi agenda penting kaum muda dunia.Pamela Nilan, Professor of Sociology, University of NewcastleGregorius Ragil Wibawanto, Lecturer at Department of Sociology, Fisipol UGM., Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1658032021-08-09T10:50:34Z2021-08-09T10:50:34ZCurious Kids: kenapa gajah memiliki gading?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/415221/original/file-20210809-19-558jz0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tim -- salah satu dari segelintir gajah bergading besar yang tersisa di alam -- meninggal tahun lalu pada usia 50, di Taman Nasional Amboseli, Kenya.</span> <span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<blockquote>
<p><em>Kenapa gajah memiliki gading, sementara manusia memiliki rambut? – Valentina, usia 6 tahun di London, Inggris</em></p>
</blockquote>
<p>Gading pada gajah sebenarnya adalah gigi mereka. Lebih tepatnya, gading adalah gigi taring yang sangat panjang.</p>
<p>Manusia juga memiliki gigi taring – letaknya ada di bagian depan mulut dan digunakan untuk mengoyak makanan. Pada gajah, gigi taring ini terletak di rahang bagian atas dan terus tumbuh sepanjang hidup mereka.</p>
<p>Gading ini adalah salah satu ciri khas gajah yang paling menonjol, selain tubuh mereka yang sangat besar dan belalai yang panjang (ini adalah <a href="https://www.4elephants.org/blog/article/the-trunk-of-an-elephant">salah satu bagian tubuh yang paling luar biasa</a> dan serbaguna di dunia hewan – tapi itu cerita untuk lain waktu).</p>
<p>Pada gajah Afrika, baik jantan maupun betina memliki gading, sementara pada gajah Asia gading hanya dimiliki oleh individu jantan.</p>
<p>Kita menggunakan gigi taring hanya untuk mengoyak makanan, sementara gajah menggunakan gading mereka untuk <a href="https://www.worldwildlife.org/stories/what-is-ivory-and-why-does-it-belong-on-elephants">beragam aktivitas</a>, dari menggali lubang dan menyobek kulit pohon hingga bertarung dengan gajah atau hewan lain. Bahkan, mereka juga mengistirahatkan belalai mereka di atas gading.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="Seekor gajah terlihat mengistirahatkan belalainnya pada gading." src="https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/389583/original/file-20210315-15-pbj2dy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gading milik gajah terletak di rahang bagian atas dan terus tumbuh sepanjang hidup mereka.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Graeme Shannon)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Secara umum, gajah jantan memanfaatkan ukuran mereka yang sangat besar untuk <a href="http://www.bbc.co.uk/earth/story/20141101-male-elephants-have-a-sweet-side">menakuti lawan sekaligus menarik perhatian para betina</a>. </p>
<p>Ukuran tubuh sangat penting untuk menarik perhatian lawan jenis, sedemikian penting sehingga gajah jantan dewasa telah berevolusi menjadi dua kali lebih besar dari gajah betina dewasa, bahkan mencapai tujuh ton. Ini sama beratnya dengan empat mobil keluarga – lengkap dengan penumpang. Sesuai dengan itu, gading mereka juga seringkali berukuran lima hingga tujuh kali lebih besar dari gading milik gajah betina.</p>
<p>Salah satu gading terbesar yang pernah tercatat merupakan milik <a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/article/140619-satao-tusker-tsavo-kenya-ahmed-elephant-poaching">seekor gajah tua bernama Ahmed</a>, yang hidup di Kenya hingga usia 65 tahun. Gading miliknya memiliki panjang 3m, dan masing-masing beratnnya 67kg. Ini 5kg lebih berat dari rata-rata manusia dewasa.</p>
<p>Saking besarnya gading milik Ahmed, rumornya ia harus berjalan mundur untuk naik ke atas bukit. Meskipun menarik, kemungkinan besar cerita ini tidak benar.</p>
<p>Berkat perlindungan dari presiden Kenya pada waktu itu, Ahmed bisa hidup hingga nafas terakhirnya, dan mati karena usia tua pada tahun 1974. Sayangnya, kebanyakan gajah lain tidak mengalami hidup yang seindah Ahmed.</p>
<h2>Harga yang harus dibayar untuk gading</h2>
<p>Manusia sejak dulu sangat tertarik dengan gading gajah yang sangat indah. Hingga saat ini, gading gajah adalah <a href="https://theconversation.com/ivory-up-in-flames-but-who-really-noticed-how-messages-on-elephant-poaching-might-be-missed-92987">salah satu bahan yang paling berharga</a> di alam.</p>
<p>Sayangnya, permintaann yang tinggi untuk gading telah menyebabkan <a href="https://www.pnas.org/content/111/36/13117">kematian ribuan gajah di Afrika</a>, karena satu-satunya cara mengambil gading mereka adalah dengan membunuh mereka terlebih dahulu. Yang menjadi target seringkali gajah yanng paling tua dan paling besar – karena mereka memiliki gading yang juga paling besar, atau dalam hal ini paling berharga.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/389592/original/file-20210315-21-160pl8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Para ahli hewan masih belum tahu seperti apa jadinya hidup seekor gajah apabila tidak memiliki gading.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal ini tidak hanya tragis untuk individu gajah, tapi juga <a href="https://theconversation.com/save-the-elephant-what-we-can-learn-from-failures-of-the-war-on-drugs-64839">populasi gajah secara lebih luas</a>, mengingat para gajah yang paling tua dan paling bijak memiliki peran kepemimpinan yang sangat penting dalam komunitas mereka.</p>
<p>Bahkan, <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rspb.2011.0168?url_ver=Z39.88-2003&rfr_id=ori:rid:crossref.org&rfr_dat=cr_pub%20%200pubmed">kami melakukan berbagai eksperimen</a> yang menunjukkan bahwa para gajah betina yang paling tua, yang juga menjadi pemimpin dalam kelompok keluarga di komunitas mereka, jauh lebih handal ketimbang gajah betina yang lebih muda dalam membedakan antara singa jantan yang berbahaya dengan singa betina hanya berdasarkan suara auman mereka.</p>
<p>Pembunuhan gajah untuk mendapatkan gading mereka telah menyebabkan gajah memiliki gading yang lebih kecil dibandingkan beberapa abad yang lalu (<a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ece3.1769">penelitian tahun 2015 </a> menunjukkan penurunan sekitar 21%-37%).</p>
<p>Lebih dari itu, pada daerah di mana umum terjadi pembunuhan gajah secara ilegal, terdapat peningkatan tajam jumlah gajah yang bahkan <a href="https://www.awf.org/blog/going-tuskless">tidak memiliki gading sama sekali</a>. Padahal, dalam populasi yang sehat biasanya hanya terdapat 2 atau 3 dari setiap 100 gajah yang tidak memiliki gading. Tapi, <a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/article/wildlife-watch-news-tuskless-elephants-behavior-change">di salah satu populasi di Mozambique</a>, angka ini mencapai 32%.</p>
<p>Para gajah tersebut bisa jadi lebih aman karena kemungkinannya lebih kecil untuk dikejar oleh pemburu gading. Peluang hidup dan reproduksi yang lebih tinggi ini bisa jadi menjelaskan mengapa kehadiran gajah tanpa gading menjadi lebih umum dalam populasi (saat ini <a href="https://socgen.ucla.edu/2018/11/09/under-poaching-pressure-elephants-are-evolving-to-lose-their-tusks/">sedang berlangsung beberapa penelitian</a> untuk mengkonfirmasi apakah ini yang memang terjadi). Yang kita belum tahu adalah seperti apa jadinya hidup gajah apabila mereka tidak memilki gading – terutama saat mereka makan atau berinteraksi dengan gajah lain.</p>
<p>Kabar baiknya, ketika gajah diberikan perlindungan dan kebebasan untuk jalan-jalan, populasi mereka <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-africa-42367560">dapat berkembang dengan baik</a>. Ada banyak proyek konservasi yang bagus di Afrika dan Asia yang berupaya untuk memastikan para gajah – dan tentunya gading mereka – bisa tetap menjadi bagian penting dari alam hingga bertahun-tahun ke depan.</p>
<p>Dengan mengurangi secara drastis jumlah gajah yang dibunuh untuk gading mereka, kita bisa melindungi berbagai populasi yang tersisa, dan mungkin menghentikan, bahkan membalikkan, tren penurunan ukuran gading yang sedang terjadi.</p>
<p>Siapa tahu? Mungkin ada gajah muda di Afrika yang pada masa akan memiliki gading yang sama besarnya dengan gading raksasa milik Ahmed.</p>
<h2>Bagaimana dengan rambut?</h2>
<p>Menariknya, gajah dan manusia sama-sama memiliki rambut. Bahkan, semua mamalia akan memiliki rambut <a href="https://www.scientificamerican.com/article/what-is-the-difference-be/">dalam hidup mereka</a>, bahkan paus dan lumba-lumba. Hanya saja jumlahnya berbeda-beda, dan tergantung seberapa berguna rambut tersebut dalam membuat tubuh mereka tetap hangat.</p>
<p>Gajah, misalnya, memiliki tutupan rambut keriting yang tipis di sekujur tubuh mereka, yang hanya bisa dilihat jika kita sangat dekat. Bandingkan dengan berang-berang laut, yang memiliki rambut yang sangat padat dibandingkan mamalia lain: 130.000 helai rambut per sentimeter persegi.</p>
<p>Sementara itu, <a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-do-humans-not-have-fur-like-chimpanzees-and-gorillas-80320">kepala manusia</a> hanya memiliki antara <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10417585/">124-200 helai rambut</a> per sentimeter persegi.</p>
<p>Bagi berang-berang laut, kegunaan dari bulu yang padat adalah untuk menjaga suhu tubuh mereka saat berada di lautan yang dingin. Sebaliknya gajah harus menjaga tubuhnya tetap dingin di lingkungan yang panas, sehingga tentunya memiliki rambut yang lebih sedikit.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami</em>.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr><img src="https://counter.theconversation.com/content/165803/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Graeme Shannon tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gajah menggunakan gading mereka untuk menggali lubang, menakuti rival gajah lain, dan mengistirahatkan belalai mereka. Apa jadinya jika mereka terus-terusan dibunuh dan diburu untuk gading mereka?Graeme Shannon, Lecturer in Zoology, Bangor UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1550512021-04-13T07:11:10Z2021-04-13T07:11:10ZTiga alasan kenapa pemerintah Indonesia harus melindungi hiu berjalan “kalabia” Papua<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/394434/original/file-20210412-19-wrq050.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Hiu berjalan Halmahera ini sudah mendapatkan status "Hampir Terancam" tahun 2020. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Hemiscyllium_halmahera.jpg">Mark Erdmann, California Academy of Science/wikipedia</a></span></figcaption></figure><p>Awal Desember 2020, Badan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memperbarui status 3 dari 6 <a href="https://www.iucnredlist.org/species/195436/124542275">spesies hiu berjalan (<em>walking shark</em>)</a> langka dan endemik di wilayah timur Indonesia. </p>
<p>Status <a href="https://www.iucnredlist.org/species/176486052/176486116"><em>Hemiscyllium halmahera</em></a> atau hiu berjalan Halmahera berubah dari “belum ada data” (<em>not evaluated</em>) menjadi “hampir terancam” (<em>near threatened</em>). </p>
<p>Sementara, dua spesies hiu berjalan lainnya, yaitu <a href="https://www.iucnredlist.org/species/195437/124542411"><em>Hemiscyllium henryi</em></a> (hiu berjalan Teluk Triton Kaimana) dan <a href="https://www.iucnredlist.org/species/195436/124542275"><em>Hemiscyllium galei</em></a> (hiu berjalan Teluk Cenderawasih) menjadi “terancam” (<em>vulnerable</em>) pada 2020 dari sebelumnya “kurang data” (<em>data deficient</em>) pada 2012.</p>
<p><a href="https://www.iucn.org">IUCN</a> sudah mendata status kerentanan satwa dan tumbuhan sejak 1964 yang dikenal sebagai <em><a href="https://www.iucnredlist.org">IUCN Red List</a></em>. </p>
<p>Meski masih ada beberapa tahapan sebelum status “kepunahan” terjadi, status “hampir terancam” dan “rentan” ini memberikan gambaran umum bahwa populasi spesies hiu berjalan di Indonesia tidak aman di habitat asli mereka.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/392471/original/file-20210330-15-yz3v0r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sembilan kategori dari IUCN Red List.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.iucn.org/resources/conservation-tools/iucn-red-list-threatened-species">Photo: The IUCN Red List of Threatened Species</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal ini juga dipicu bahwa ukuran populasi hiu berjalan kecil dan cenderung sedikit di alam dan hanya tersebar pada daerah yang relatif terbatas.</p>
<p>Sebagai peneliti biologi laut, saya berargumen bahwa spesies hiu berjalan ini harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah Indonesia. Ini alasannya. </p>
<h2>1) Menjaga keseimbangan ekologi laut</h2>
<p>Kelompok hiu berjalan merupakan hasil evolusi 400 juta tahun silam dari kelompok (<em>clade</em>) ikan bertulang belakang, <a href="http://species-identification.org/species.php?species_group=sharks&id=6&menuentry=groepen"><em>Elasmobranchii</em></a>.</p>
<p>Sama halnya dengan hiu martil karena bentuk kepala yang unik seperti martil, maka nama “hiu berjalan” disematkan karena spesies ini bergerak dengan sirip di dasar laut seakan-akan sedang berjalan. </p>
<p>Namun, di Papua, khususnya Raja Ampat, masyarakat setempat menyebut hiu berjalan ini sebagai “kalabia”. </p>
<p>Di Indonesia, setidaknya tercatat 6 spesies hiu berjalan yang biasanya ditemukan terbatas di sekitar perairan Maluku (Kepulauan Aru), Maluku Utara (Halmahera), Papua (Teluk Cenderawasih Nabire dan Depapre) dan Papua Barat (kawasan Raja Ampat, Teluk Cenderawasih-Wondama, Manokwari, Fak-fak dan Kaimana). </p>
<p>Tiga hiu berjalan lainnya adalah <a href="https://www.iucnredlist.org/species/199932/124548294"><em>Hemiscyllium freycineti</em></a> atau hiu karpet berbintik Raja Ampat dengan status “hampir terancam”, <a href="https://www.iucnredlist.org/species/41820/68625409"><em>Hemiscyllium trispeculare</em></a> dengan status “risiko rendah” (<em>least concern</em>) dan <a href="https://www.iucnredlist.org/species/41819/124419235"><em>Hemiscyllium strahani</em></a> dengan status “rentan” (<em>vulnerable</em>). </p>
<p>Hiu berjalan berukuran relatif kecil, dengan panjang kurang dari 120 cm atau sekitar 2 langkah kaki orang dewasa. </p>
<p>Kalabia biasa ditemukan di perairan dangkal di daerah pesisir Indo-Pasifik. Ia aktif pada malam hari untuk mencari makan hingga daerah pasang surut dan menemukan pasangan.</p>
<p>Sebagai top predator, peran hiu adalah memangsa ikan-ikan kecil dan krustasea (seperti udang dan kepiting) lain, terutama yang lemah dan sakit, untuk mengatur dan menjaga keseimbangan ekosistem lautan.</p>
<p>Apabila predator utama ini berkurang bahkan hilang, maka ekosistem perairan akan terganggu karena tidak ada pemangsa yang membantu menstabilkan populasi. </p>
<h2>2) Cegah perburuan hiu</h2>
<p>Indonesia masih menjadi salah satu pemasok daging, sirip, dan tulang hiu terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar <a href="https://www.antaranews.com/berita/651221/kkp-indonesia-ekspor-3800-ton-daging-hiu-per-bulan">3.800 ton daging per bulan pada 2017</a>. </p>
<p>Pemanenan hiu itu bisa terjadi karena perairan Indonesia didiami oleh setidaknya <a href="http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/finish/47-buku-cetakan-2013/529-buku-pengenalan-jenis-jenis-hiu-indonesia">116 jenis spesies hiu di dunia</a>, dan beberapa jenis merupakan spesies yang rentan, seperti kalabia.</p>
<p>Sayangnya, untuk skala nasional, baru beberapa jenis hiu dan pari yang sepenuhnya dilindungi dan tidak boleh ditangkap sama sekali, seperti <a href="https://kkp.go.id/djprl/kkhl/artikel/3303-kkp-tetapkan-hiu-paus-rhincodon-typus-sebagai-ikan-yang-dilindungi">hiu paus (<em>Rhincodon typus</em>)</a> karena status kurangnya data. </p>
<p>Lebih lanjut, hingga kini, belum ada instrumen dan penetapan insentif di Indonesia dalam mendorong <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/faf.12273">penangkapan ikan secara berkelanjutan</a>, termasuk hiu dan pari sehingga ancaman eksploitasi sangat tinggi. </p>
<p>Dengan status terbaru kalabia dari IUCN, kini pemerintah Indonesia sudah memiliki landasan kuat agar spesies ini mendapatkan status perlindungan penuh dan sekaligus menghindari eksploitasi berlebihan. </p>
<p>Pemerintah bisa menggunakan kajian yang sudah dilakukan oleh IUCN, sebagai otoritas penelitian global, saat menetapkan status kalabia untuk mulai rencana melindungi spesies ini. </p>
<p>Selain perburuan, kalabia juga menghadapi tekanan tidak langsung mulai dari pembangunan kawasan pesisir hingga pemanasan global, mirip seperti satwa laut lainnya. </p>
<h2>3) Ikon konservasi Raja Ampat</h2>
<p>Kalabia telah menjadi salah satu ikon konservasi di kawasan Raja Ampat, Papua Barat, karena telah disematkan menjadi nama kapal edukasi tentang sumber daya hayati laut. </p>
<p>Kapal Kalabia ini sudah menjangkau puluhan kampung di Raja Ampat dan menyampaikan informasi serta edukasi tentang kekayaan dan perlindungan sumber daya hayati laut. </p>
<p>Saya mengusulkan agar pemerintah bisa menggunakan status ikon ini untuk mengupayakan alternatif pemanfaatan ekonomi atas kalabia, tidak hanya sekadar hewan buruan. </p>
<p>Sebagai contoh, pemerintah daerah atau pusat bisa mengadopsi konsep pariwisata berkelanjutan atau <a href="https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32377091/konsep_ekowisata.pdf?1385142455=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DEkowisata_PENGERTIAN_DAN_KONSEP_DASAR_EK.pdf&Expires=1613808738&Signature=ACD7hMITy%7EGYaA0MvcGvRQmvVLoj8OAGsQkvJ8PDsCEkUzFJPvGSl0HBZ1%7EQauTFRHNlTNRRNAzigSu0HuuXUmLDKjKHDaTBcO1SEM23BZzVNuJuQES3jx5Yikiri4zD7Dkpni4UVhIxwFLOJOoj7J5Q3-cVnjZ6Misq5zJb8aFgrLyFBo9VoxoqZVFEZo00hOBogApwn0d93K8zfTUGduuyN48jhTBXP-54p0tof6lgH2pAgp%7EU2ZeKnzmRo0YgSXI7CTwcp970FTs%7EX7u4mZ%7EvGgg8zxdrE0ALpUF7%7EaAirBZrkhyS290bIrqhyRNSDcjA8NdwnflKU8Uq%7Ej88LA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA">ekowisata</a> sebagai jalan tengah antara konservasi dan pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. </p>
<p>Apabila <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0308597X17307807">dihitung secara ekonomi</a>, pendapatan masyarakat melalui kegiatan pengamatan satwa liar, atau wisata fotografi non-konsumtif, memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan konsumtif atau pemanenan satwa liar. </p>
<p>Artinya, kita lebih baik menggunakan konsep ekowisata, dengan hanya mengamati satwa ini karena berperan sebagai penyedia jasa lingkungan. </p>
<p>Perbandingan ini banyak digunakan untuk meyakinkan masyarakat dan para pembuat keputusan untuk menerapkan prinsip-prinsip konservasi. </p>
<p>Di samping itu, objek pariwisata sangat bergantung pada keasrian alam, ekosistem, dan biota unik sehingga kita (baik masyarakat dan pemerintah) akhirnya <a href="https://doi.org/10.1017/S0376892900017707">harus menjaga dan melindungi dengan baik</a> agar terus memberikan manfaat. </p>
<p>Di sisi lain, pemerintah dan masyarakat setempat bisa memanfaatkan nilai ekonomi dari aspek ekowisata ini untuk mendukung operasional konservasi, misalnya pengelolaan, penegakan hukum, dan penjagaan kawasan serta biota. </p>
<p>Status baru ini bukan berita yang menggembirakan bagi dunia konservasi satwa di Indonesia. </p>
<p>Namun, ini bisa menjadi langkah penting bagi pemerintah untuk melindungi kalabia secara nasional.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155051/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ricardo Tapilatu adalah anggota 'Dewan Pakar' pada lembaga Pusat Kajian Perencanaan dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan. Lembaga ini merupakan alumni perikanan dan kelautan dari berbagai universitas di Indonesia dan para peneliti independen/NGO. Ricardo juga anggota Analisis Papua Strategis (APS) terkait pembangunan di Tanah Papua.</span></em></p>Keterbaruan status kalabia, spesies hiu berjalan endemik Indonesia, seharusnya bisa mendorong perlindungan penuh bagi spesies ini,Ricardo Tapilatu, Guru Besar bidang Biologi Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas PapuaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1548482021-02-16T04:10:47Z2021-02-16T04:10:47ZIni cara kawasan konservasi perairan bisa melindungi lautan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/384401/original/file-20210216-16-1gxejed.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=16%2C0%2C3620%2C2413&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Maritim Galapagos adalah rumah bagi 3000 spesies laut. </span> <span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Lautan secara tidak langsung menyatukan komunitas global. Namun, lautan saat ini menghadapi ancaman lebih banyak dari sebelumnya dalam sejarah. </p>
<p>Fakta dan prediksi yang ada sangat mengejutkan. </p>
<p><a href="http://www.fao.org/3/ca9231en/CA9231EN.pdf">Lebih dari 25% lokasi perikanan dunia mengalami <em>overfishing</em>, sebagian besar pada level berlebihan dan tidak memiliki kesempatan untuk perluasan</a>.</p>
<p>Laju asidifikasi laut, yang terjadi ketika lautan menyerap banyak karbon, <a href="https://doi.org/10.1038/nclimate1372">sudah jauh dari normal</a>. </p>
<p>Dengan pergantian abad, <a href="http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/ioc-oceans/focus-areas/rio-20-ocean/blueprint-for-the-future-we-want/marine-biodiversity/facts-and-figures-on-marine-biodiversity/">lebih dari setengah spesies laut di dunia bisa punah</a>.</p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Manusia terus-menerus membangun dengan sembrono dan menghancurkan ekosistem terbesar dunia. </p>
<p>Konservasi laut bukan sekadar untuk melindungi keanekaragaman hayati; <a href="https://doi.org/10.1002/aqc.3512">dengan melindungi laut, kita sebenarnya melindungi diri sendiri</a>. </p>
<figure class="align-left ">
<img alt="Ikon SDG 14: _Life below water_" src="https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/380271/original/file-20210122-13-wvml7a.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">SDG ke-14: Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(PBB)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena kondisi <a href="https://www.ipcc.ch/srocc/">laut semakin memburuk oleh perubahan iklim</a>, komunitas juga dalam bahaya. </p>
<p>Bagi beberapa komunitas, ini bisa berarti mendapati kawasan pesisir – termasuk rumah mereka di dalamnya – tersapu oleh badai yang semakin intens. </p>
<p>Bagi komunitas lain, ini berarti kehilangan ikan yang mendukung penghidupan mereka. </p>
<p>Lautan yang sehat akan mendukung <a href="https://davidsuzuki.org/science-learning-centre-article/making-coasts-work-healthy-oceans-healthy-economies-healthy-communities/">kesehatan komunitas</a> dan <a href="https://www.doi.org/10.1126/science.aaz4390">planet</a>. </p>
<p>Kita melihat hubungan ini dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-14: kehidupan dalam air. </p>
<p>Tujuan ke-14 ini punya 7 target utama yang ingin mencapai “konservasi dan pengolahan laut berkelanjutan, lautan dan sumber maritim untuk kehidupan berkelanjutan.”</p>
<h2>Melindungi lautan dunia</h2>
<p>Riset terbaru saya menunjukkan bagaimana pentingnya kawasan konservasi perairan (KKP) <a href="https://doi.org/10.1038/s41893-020-00659-2">untuk mencapai lautan berkelanjutan</a>. </p>
<p>Saat ini, hanya 6,4% lautan global yang dilindungi dan hanya 2,7% mencakup <a href="https://mpatlas.org/">perlindungan terhadap aktivitas ilegal</a>, sementara <a href="https://doi.org/10.1111/conl.12247">para ilmuwan sudah menyatakan perlindungan maksimum laut perlu setidaknya 30%</a>. </p>
<p>Tahun lalu, <a href="https://www.gov.uk/government/news/global-ocean-alliance-30-countries-are-now-calling-for-greater-ocean-protection">beberapa negara bergabung dalam Aliansi Lautan Global</a> dan sepakat untuk <a href="https://www.oceanunite.org/30-x-30/">melindungi 30% lautan pada tahun 2030</a>, target ini disebut “30x30”. </p>
<p>Apabila kita bisa mencapai ini, maka kita bisa menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati, memastikan persediaan ikan dan makanan untuk semua, dan menjaga laut yang sehat untuk mengatasi krisis iklim. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Peta Kawasan Konservasi Perairan." src="https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=404&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=404&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=404&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=507&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=507&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/380255/original/file-20210122-15-gwaz5i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=507&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perlindungan maritim global per April 2020.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.mpatlas.org">(MPAtlas.org, April 2020)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Tidak semua KKP sama</h2>
<p>Kawasan Konservasi Perairan (KKP) sudah <a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-08-102698-4.00001-0">ada selama beberapa dekade</a>, dalam berbagai bentuk.</p>
<p>Dalam pengertian luas, <a href="https://www.iucn.org/theme/marine-and-polar/our-work/marine-protected-areas">suatu KKP adalah kawasan yang dikelola untuk melindungi kehidupan laut dengan menentukan area mana saja yang boleh ada dan tidak ada aktivitas</a>. </p>
<p>Saat ini, KKP ada dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran, tetapi kualitas juga sama pentingnya bagi wilayah konservasi.</p>
<p>Selama beberapa tahun, tekanan untuk memperluas kawasan lindung global mendorong beberapa pemerintah untuk melindungi area-area yang tidak digunakan atau punya nilai ekologi rendah guna <a href="https://doi.org/10.1002/aqc.2445">menghindari konflik dan menghasilkan keputusan sulit</a>. </p>
<p>Namun, cara ini tidak memberikan hasil yang memuaskan. </p>
<p>Kawasan konservasi ini harus berada di tempat dan menggunakan regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa KKP mampu berkelanjutan. </p>
<p><a href="https://wdpa.s3-eu-west-1.amazonaws.com/MPA_guide/TheGraphicGuidetoMPAs_foronlineviewing_lowRes.pdf">KKP bisa memberikan level perlindungan kehidupan laut yang berbeda
</a>. </p>
<p>Hal ini dapat dipengaruhi oleh tujuan konservasi, kebutuhan ekonomi, sosial serta budaya di area tersebut. </p>
<p>Pada sisi lain, KKP bisa mendapatkan perlindungan minim, karena beberapa aktivitas ekstraktif boleh dilakukan di kawasan ini, seperti menggunakan alat pancing yang bisa merusak spesies dan habitat. </p>
<p>Mungkin masih ada keuntungan konservasi, meski hanya sedikit. </p>
<p>Di sisi lain, KKP dapat mendapat perlindungan tinggi atau sepenuh. Perlindungan semacam ini hanya membolehkan kegiatan ekstraksi dan destruktif ringan (perlindungan tinggi) atau tidak boleh ada kegiatan sama sekali (perlindungan penuh). </p>
<p>Ini akan memberikan perlindungan terbaik pada keanekaragaman hayati.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Infografis menjelaskan tingkatan berbeda perbedaan perlindungan yang bisa diberikana pada kawasan konservasi perairan." src="https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=848&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=848&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=848&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1066&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1066&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/377892/original/file-20210110-17-74k3hb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1066&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Level perlindungan kawasan yang dibuat oleh <em>MPA Guide</em>, Gambar dari Andy Warner.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.protectedplanet.net/en/resources/mpa-guide">(Oregon State University, IUCN World Commission on Protected Areas, Marine Conservation Institute, National Geographic Society, and UNEP World Conservation Monitoring Centre, 2019)</a>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di atas kertas, beberapa negara telah melampaui tujuan 30%, tetapi jika KKP tidak memiliki peraturan yang kuat, tidak akan mungkin memberikan manfaat konservasi yang kita butuhkan. </p>
<p>Misalnya, <a href="https://doi.org/10.1016/j.marpol.2020.104379">di Prancis, 33,7% dari wilayah perairan negara memang dilindungi, tetapi kurang dari 2% dari area ini yang sepenuhnya dilindungi</a>. </p>
<p>KKP terkuat memiliki setidaknya beberapa kawasan yang sepenuhnya terlindungi dari aktivitas berbahaya.</p>
<p>Di pesisir Atlantik dari Kanada, paus hidung botol (<em>northern bottlenose whale</em>) berenang bebas di KKP yang dikenal sebagai “<em>Gully</em>.” </p>
<p>Sebagai <a href="https://www.dfo-mpo.gc.ca/oceans/mpa-zpm/index-eng.html">salah satu KKP tertua di Kanada</a>, area ini melindungi <a href="https://doi.org/10.3389/fmars.2020.00181">ratusan spesies</a>, termasuk <a href="https://wwf.ca/stories/gully-east-coast-natural-wonder-turns-10/">paus dan lumba-lumba, ikan, kepiting, gurita, dan invertebrata lainnya</a>, belum lagi <a href="https://doi.org/10.1016/j.marpol.2011.10.022">karang dengan keanekaragaman tertinggi di Kanada Timur</a>. </p>
<p>Walau berlokasi di lepas pantai, KKP <em>Gully</em> memiliki keterikatan lokal, <a href="https://doi.org/10.1093/icesjms/fsn182">karena nelayan menggunakan area ini</a>, sehingga tempat ini walau jauh memiliki hubungan dengan masyarakat Kanada. </p>
<p>Meskipun tidak terlihat, <em>Gully</em> tidak diabaikan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Paus hidung botol menunjukkan hidungnya di atas permukaan air." src="https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=274&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=274&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=274&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=345&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=345&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/377647/original/file-20210107-19-1j0aphh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=345&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Habitat paus hidung Utara yang terancam punah dilindungi oleh KKP Gully di Kanada.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Whitehead Lab/Cephas)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>KKP <em>Gully</em> pernah <a href="https://cpaws.org/wp-content/uploads/2018/02/CPAWS_Oceans_Report_2015_How-Well_EN.pdf">dikritik di masa lalu karena lemahnya peraturan untuk beberapa kegiatan</a>. </p>
<p>Lalu, tahun 2019, pemerintah Kanada melarang aktivitas ekstraksi gas dan minyak, pertambangan dan penggunaan trawl bawah di seluruh KKP Kanada. </p>
<p>Melalui manajemen tiga zona, termasuk zona yang dilindungi sepenuhnya dari permukaan ke dasar laut, KKP Gully menjadi <a href="https://wwf.ca/stories/lessons-atlantic-canadas-oldest-marine-protected-area/">kisah sukses konservasi</a> Kanada. </p>
<h2>Langkah selanjutnya</h2>
<p>KKP berpotensi membantu kita mencapai target SDG 14, mengelola ekosistem perikanan yang sehat dan berkelanjutan.</p>
<p>KKP tidak bisa membantu untuk mencapai target lainnya, seperti mengurangi polusi atau dampak dari pengasaman. </p>
<p>Peraturan KKP terbatas hanya dalam wilayah tertentu, tetapi perilaku kita yang merusak dampaknya tidak terbatas.</p>
<p>KKP adalah salah satu jenis alat dalam kotak peralatan yang lebih besar yang mencakup manajemen perikanan, peraturan perkapalan, kebijakan perubahan iklim, dan banyak lagi. </p>
<p>Di dalam lautan yang terus berubah dan semakin sibuk, KKP harus bekerja sama satu sama lain dan dengan alat-alat lain. </p>
<p>Ini akan membentuk struktur yang lebih besar terkait pengelolaan laut di seluruh habitat, ekosistem, dan batas geopolitik. </p>
<p>Dalam upaya melindungi sepertiga lautan, kita harus melindungi area yang tepat, dengan peraturan yang kuat dan <a href="https://doi.org/10.1038/s41893-019-0423-y">tanpa memperburuk ketidakadilan dan ketidaksetaraan pada masyarakat yang terkena dampak keputusan konservasi</a>. </p>
<p>Tujuan kita saat ini mungkin hanya 30x30, tapi ambisi sebenarnya adalah untuk melihat lautan 100% bisa dikelola secara berkelanjutan untuk memastikan masa depan yang baik untuk semua.</p>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/154848/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Julie Reimer terafiliasi dengan Sierra Club Canada Foundation.</span></em></p>Kawasan konservasi perairan menjadi sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.Julie Reimer, PhD Candidate, Geography, Memorial University of NewfoundlandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1535372021-01-22T03:54:21Z2021-01-22T03:54:21ZAhli ciptakan alat pemetaan mangrove baru dan menempatkan konservasi dalam jangkauan masyarakat pesisir<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/379437/original/file-20210119-23-n3w8yg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5455%2C3639&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mangrove, seperti yang ada di Madgaskar, menyediakan banyak manfaat, seperti perlindungan dari badai dan pencegahan erosi pesisir</span> <span class="attribution"><span class="source">(Louise Jasper/Blue Ventures)</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Mangrove merupakan tanaman tahan garam yang tumbuh di zona pasang surut di sebagian besar wilayah <a href="https://data.unep-wcmc.org/datasets/4">garis pantai tropis dan subtropis</a> dunia. </p>
<p>Ekosistem mangrove bervariasi, mulai dari yang sedikit dan tersebar, pohon berukuran kecil, hingga lebat dan tinggi.</p>
<p>Ekosistem ini menyediakan habitat bagi <a href="https://doi.org/10.1016/j.aquabot.2007.12.007">berbagai macam spesies</a>, termasuk ikan (dari ikan kakap hingga hiu), invertebrata (seperti udang dan kepiting), reptil (dari ular hingga buaya), burung (burung cekakak hingga elang), primata (seperti kera dan lemur) dan bahkan harimau Benggala.</p>
<p>Selain itu, ekosistem mangrove menyediakan <a href="https://www.unep-wcmc.org/resources-and-data/the-importance-of-mangroves-to-people--a-call-to-action">barang dan fungsi esensial</a> bagi jutaan orang yang hidup di kawasan pesisir. </p>
<p>Contohnya, mencegah erosi pantai, menyediakan perlindungan dari badai, menyediakan makanan, alat memasak dan bangunan, hingga sebagai tempat budaya dan spiritual. </p>
<p>Mangrove juga <a href="https://doi.org/10.1038/ngeo1123">menyerap karbon</a>, menyimpan hampir sama atau lebih dari karbon yang diserap oleh hutan di daratan. </p>
<p>Sebagian besar karbon ini tersimpan di tanah yang sangat dalam.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Dua perempuan memegang GPS dekat pohon bakau." src="https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378724/original/file-20210114-14-6h591c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Anggota komunitas menggunakan GPS untuk memetakan hutan mangrove di Lamboara, Madagaskar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Garth Cripps/Blue Ventures)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meskipun memiliki nilai yang tinggi, budi daya perikanan, pertanian, pembangunan kota, dan panen yang tidak terkelola mengubah sebagian besar ekosistem mangrove di daerah tropis. </p>
<p>Sekitar <a href="https://doi.org/10.1641/0006-3568(2001)051%5B0807:MFOOTW%5D2.0.CO;2">35% tutupan mangrove global telah hilang</a> pada 1980-an dan 1990-an. </p>
<p>Meski tingkat kehilangan menurun selama 2 dekade belakangan ini, yaitu sekitar <a href="https://doi.org/10.1038/s41467-020-18118-z">4% antara 1996 dan 2016</a>, masih banyak kawasan kehilangan mangrove dalam jumlah yang tinggi, <a href="https://www.mdpi.com/2072-4292/11/6/728">termasuk Myanmar</a>. </p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Saya dan rekan-rekan saya menggunakan citra satelit dan pengukuran lapangan untuk mempelajari ekosistem mangrove di beberapa negara. </p>
<p>Kami juga mengembangkan alat yang menyediakan informasi yang akurat, dapat diandalkan, terkini, dan relevan bagi pengelola kawasan pesisir untuk kebutuhan konservasi <a href="https://discover.blueventures.org/blue-forests/">hutan biru yang rentan</a> tersebut dengan lebih efektif. </p>
<h2>Alat pemetaan mangrove yang baru</h2>
<p>Hingga kini, informasi dari citra satelit terkait perluasan dan perubahan mangrove bersifat global dan bukan pada skala wilayah yang lebih kecil, misalnya kawasan konservasi berbasis komunitas. </p>
<p>Jika ingin fokus pada skala lokal, maka memerlukan kepakaran teknis tersendiri dan berbiaya besar.</p>
<p>Akibatnya, pengelola kawasan di tingkat lokal seringkali kekurangan informasi detail yang mereka butuhkan untuk merencanakan konservasi, pemulihan, dan tata kelola mangrove, dan memanfaatkan program <a href="https://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BFripp1401.pdf">Pembayaran Jasa Ekosistem (PES)</a>, dan dana iklim untuk hutan dan <a href="https://doi.org/10.1016/j.marpol.2015.12.020">inisiatif karbon biru</a> secara efektif.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378679/original/file-20210113-13-hq7tjy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pemetaan mangrove oleh komunitas di Lambora, Madagaskar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Garth Cripps/Blue Ventures)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Alat baru kami, yaitu <em>Google Earth Engine Mangrove Mapping Methodology</em> (<a href="https://www.mdpi.com/2072-4292/12/22/3758">GEEMMM</a>), membuat informasi ini tersedia secara gratis bagi pengelola kawasan pesisir dan menjangkau wilayah-wilayah yang lebih kecil.</p>
<p>Alat ini sangatlah dibutuhkan. Produk global, seperti <a href="https://www.globalmangrovewatch.org/">Global Mangrove Watch</a>, tidak ditujukan untuk penggunaan lokal. </p>
<p>Lebih lanjut, metode konvensional untuk melakukan pemetaan lokal memiliki berbagai tantangan teknis, seperti ketersediaan data, teknik pemrosesan data, kemampuan menghitung dan perangkat lunak yang khusus. </p>
<p>Ini berada di luar jangkauan anggaran sebagian besar proyek konservasi yang dikelola secara lokal. </p>
<p>Alat kami memotong kendala tersebut dan menawarkan pendekatan yang lebih mudah bagi non-pakar, termasuk alur kerja yang komprehensif dan runut. </p>
<p>Alat tidak memerlukan kepakaran yang tinggi atas citra satelit, pemrosesan data atau <em>coding</em>. </p>
<p>Alat kami hanya memerlukan kemampuan komputer dasar, koneksi internet yang stabil, dan pemahaman akan pemetaan mangrove.</p>
<h2>Mencoba alat baru</h2>
<p>Untuk mengujicobakan alat pemetaan mangrove ini, kami memilih Myanmar, yang merupakan <a href="https://www.mdpi.com/2072-4292/11/6/728">kawasan dengan tingkat kehilangan tutupan mangrove global tinggi</a> sebagai studi kasus. </p>
<p>Hilangnya mangrove biasanya disebabkan konversi untuk pertanian, seperti padi, sawit dan karet, serta budi daya perikanan, terutama udang. </p>
<p>Alat ini menghasilkan peta terkini dan historis terkait luas mangrove, menilai akurasi kuantitatif dan kualitatif peta-peta ini, dan menghitung jumlah perubahan yang terjadi dalam kawasan yang rentan. </p>
<p>Hasil kami menunjukkan sebesar 35% hilangnya mangrove di pesisir Myanmar sejak tahun 2004.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Citra satelit menunjukkan deforestasi mangrove." src="https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=626&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=626&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=626&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=787&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=787&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378720/original/file-20210114-24-150ul7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=787&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Hilangnya mangrove di negara bagian Rakhine, Myanmar, sepanjang pesisir tenggara Pulau Ramree dan pesisir barat Kota Taungup. Gambar kiri (1) menunjukkan citra satelit Landsat, sekitar 2004-2008, dan gambar kanan (2) menunjukkan citra kontemporer, sekitar 2014-2018. Gambar atas (a) menunjukkan fitur landskap yang tampak seperti foto berwarna biasa, sedangkan gambar bawah (b) menunjukkan komposit warna yang buatan agar menciptakan tambahan kontras. Mangrove paling mudah diidentifikasi dalam komposit warna buatan seperti wilayah merah gelap dekat dengan air. Dalam jangka waktu 10 tahun, banyak kawasan mangrove yang sudah mengalami deforestasi.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Trevor Gareth Jones)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Rekan saya di Madagaskar menguji alat baru kami di pesisir barat negara tersebut, di mana <a href="https://blueventures.org/new-research-mapping-madagascars-mangroves/">21% mangrove dari pulau tersebut hilang antara tahun 1990 dan 2010, atau setara dengan ukuran 80.000 lapangan sepak bola</a>. </p>
<p>Mangrove adalah ekosistem yang terancam di Madagaskar. Memahami lokasi dan bagaimana mangrove dimanfaatkan merupakan hal penting bagi komunitas pesisir. </p>
<p>“Komunitas-komunitas ini memerlukan dukungan melalui penggunaan alat monitoring sederhana yang sesuai dengan konteks lokal,” kata Cicelin Rakotomahazo, koordinator <em>Blue Forests</em> di Andavadoaka, Madagaskar.</p>
<p>Alat baru kami ini bisa <a href="https://github.com/Blue-Ventures-Conservation/GEEMMM">tersedia gratis secara online</a> bagi pengguna nirlaba dan menggunakan <em>Google Earth Engine</em> dengan instruksi lebih detail. </p>
<p>Alat ini menawarkan informasi lokal yang relevan dan menghilangkan halangan teknis, menyediakan pendekatan siap-guna agar pengelola kawasan pesisir bisa menggunakan pengetahuan lokal mereka untuk memetakan mangrove di mana pun ditemukan. </p>
<p>Mereka yang menggunakan alat ini juga memiliki peran dalam menguji dan mempertajam perkembangan alat ini.</p>
<p>Mangrove yang sehat dapat melindungi manusia dari gelombak ombak dan badai, mencegah erosi pesisir, dan berperan sebagai tempat tumbuh ikan dan invertebrata. </p>
<p>Mangrove juga merupakan tempat perlindungan bagi burung lokal dan burung migrasi, serta tempat berburu bagi banyak primata dan reptil, menyerap karbon, hingga berperan dalam mitigasi perubahan iklim.</p>
<p>Komunitas-komunitas yang hidup di dalam dan sekitar ekosistem mangrove adalah advokat utama, dan alat pemetaan baru (GEEMMM) ini menawarkan kontribusi nyata terhadap konservasi, restorasi, dan pengelolaan.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya Nugraha menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/153537/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Trevor Gareth Jones bekerja di Blue Ventures Conservation, NGO konservasi yang bertanggung jawab atas proyek ini.</span></em></p>Meskipun bernilai tinggi, laju penebangan mangrove cukup tinggi. Sebuah alat baru bertujuan untuk membantu komunitas menahan deforestasi mangrove dan memanfaatkan program dan pendanaan konservasi.Trevor Gareth Jones, Adjunct Professor of Forest Resources Management and MGEM Program Advisor, University of British ColumbiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1521832020-12-16T16:03:42Z2020-12-16T16:03:42ZBagaimana orang utan, primata yang paling menyendiri menemukan cinta<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/375484/original/file-20201216-19-vdcbn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/GNu4g4Z5jN4">(Unsplash/Dimitry B)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/6Ua8HWoj0ywuus8hIc5ZDc" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Orang utan adalah spesies primata <a href="https://www.worldwildlife.org/species/orangutan#:%7E:text=Both%20species%20have%20experienced%20sharp,about%207%2C500%20(Critically%20Endangered).">yang populasinya terancam secara kritis</a>. Di Borneo, misalnya, riset memperkirakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960982218300861#!">terjadi kehilangan 100.000 orang utan</a> - atau sekitar 50% populasi mereka - dari 1999 hingga 2015.</p>
<p>Namun, suatu hal yang jarang diketahui adalah bahwa orang utan merupakan spesies kera besar yang paling soliter.</p>
<p>Setelah <a href="https://mitpress.mit.edu/books/orangutans">6 atau 7 tahun hidup bersama induknya</a>, mereka akan mulai menyebar dan hidup menyendiri di <em>home range</em> atau daerah tinggal masing-masing.</p>
<p>Lalu, bagaimana primata yang hidupnya soliter ini menemukan pasangan?</p>
<p>Untuk menjawab misteri ini, kami berbicara dengan Tatang Mitra Setia, peneliti biologi konservasi di Universitas Nasional yang menghabiskan <a href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=en&user=I3usFYUAAAAJ&view_op=list_works&sortby=pubdate">lebih dari dua dekade</a> meneliti tentang perilaku orang utan.</p>
<p>Beberapa penelitiannya, misalnya, menyelidiki bagaimana seruan panjang atau <em>long call</em> dari orang utan jantan digunakan sebagai <a href="http://www.lontar.ui.ac.id/detail?id=20416134&lokasi=lokal">mekanisme “sayembara cinta”</a> untuk menemukan pasangan betina.</p>
<p>Bagaimana lengkapnya? Dari riset tentang epidemiologi, korupsi, sains data, kosmologi, kebijakan kemiskinan, hingga energi nuklir - dengarkan jawabannya dalam Sains Sekitar Kita di KBR Prime, Spotify, dan Apple Podcasts!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/152183/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Pada episode ini, kami berbicara dengan Tatang Mitra Setia, peneliti biologi di Universitas Nasional yang menyelidiki bagaimana orangutan, primata yang paling menyendiri, mencari pasangannya.Luthfi T. Dzulfikar, Youth + Education EditorLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1515842020-12-08T07:21:49Z2020-12-08T07:21:49ZMengapa harimau memiliki belang? Ini kata ahli<p>Saat harimau mengintai mangsa, biasanya saat senja atau fajar, mereka hampir tidak terlihat. Baik tinggal di padang rumput atau hutan, harimau liar memiliki warna oranye terang dengan garis-garis hitam. </p>
<p>Bagaimana hewan dengan warna terang ini bisa bersembunyi dengan baik untuk berburu? </p>
<p>Jawabannya : kamuflase!</p>
<h2>Harimau hijau?</h2>
<p>Dalam <a href="https://scholar.google.com/citations?user=UlHC7aIAAAAJ&hl=en">pekerjaan saya</a> sebagai seorang dokter hewan, saya memperhatikan bagaimana beragam kulit, bulu, warna, bintik dan belang telah berevolusi, baik untuk membantu memikat pasangan atau menyembunyikan keberadaan mereka</p>
<p><a href="https://www.plt.org/educator-tips/camouflage-nature-examples">Kamuflase</a> – atau “menyamarkan warna” – membuat mereka bisa bersembunyi, tanpa terdeteksi. </p>
<p>Harimau adalah <a href="https://sciencing.com/role-tigers-ecosystem-7638501.html">predator utama</a> dan peringkat atas dalam rantai makanan, mereka tidak perlu bersembunyi dari hewan lain yang ingin memangsa mereka. </p>
<p>Mereka adalah karnivora – pemakan daging – dan bergantung kepada kemampuan bersembunyi untuk berburu. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="foto harimau bagaimana manusia melihatnya dan rusa melihatnya" src="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=197&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368672/original/file-20201110-15-u0lvtw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=247&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mata manusia bisa memproses merah, hijau, dan biru, sehingga bagi kita, harimau terlihat oranye (kanan). Rusa hanya memproses hijau dan biru, yang membuat mereka buta warna (kiri).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://doi.org/10.1098/rsif.2019.0183">J. G. Fennell et al, _Journal of The Royal Society Interface_</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Harimau terbantu oleh terbatasnya pandangan mangsa mereka. Rusa dan satwa lainnya <a href="https://www.nhm.ac.uk/discover/how-do-other-animals-see-the-world.html">tidak bisa melihat banyak warna</a>, mirip seperti manusia yang buta warna. </p>
<p>Karena mereka hanya melihat sedikit warna, mereka mampu melihat lebih baik dalam keadaan redup, tapi ini juga membuat mereka sangat rentan terhadap serangan predator. </p>
<p>Di mata mereka, kulit harimau tidak terlihat berwarna oranye menyala, tapi berwarna hijau dan menyatu dengan alam. </p>
<h2>Bersembunyi secara terbuka</h2>
<p>Belang-belang pada harimau juga memiliki peran yang penting. Garis atau belang vertikal yang mereka miliki, dalam warna cokelat hingga hitam, merupakan contoh dari apa yang disebut oleh para ahli biologi sebagai gangguan pewarnaan. </p>
<p>Garis-garis ini membantu harimau menyaru dengan pohon-pohon dan rerumputan yang tinggi. </p>
<p>Ini penting karena predator ini tidak berburu dalam kelompok seperti singa, atau memiliki kecepatan tinggi seperti cheetah. Harimau merupakan kucing yang penyendiri dan mengandalkan kemampuan bersembunyi dan kamuflase untuk bertahan hidup. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368690/original/file-20201110-21-11jcsb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Harimau Bengal berkamuflase di antara pohon-pohon dan foliage di Taman Nasional Kanha, India.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Search&limit=50&offset=0&profile=default&search=tiger+camouflage&advancedSearch-current=%7B%7D&ns0=1&ns6=1&ns12=1&ns14=1&ns100=1&ns106=1#/media/File:Tiger-India.jpg">Kailash Kumbhkar/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bentuk belang ini juga bervariasi di antara 6 subspesies harimau. Harimau Sumatra memiliki belang lebih kecil dan banyak ketimbang yang lain. Ini membantu mereka untuk tetap tersembunyi di belantara hutan. </p>
<h2>Unik seperti sidik jari</h2>
<p>Kalau kita melihat harimau yang berbeda dengan lebih dekat, kita akan menyadari bahwa pola belang mereka sangat unik, sama seperti pola belang di zebra.
Tidak ada yang sama, mirip seperti sidik jari manusia. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369711/original/file-20201117-23-1t628a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Setiap harimau memiliki pola belang yang unik – dan tidak ada yang berukuran sama pada dua sisi!</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Tiger_Stripes_(29808869755).jpg">Mathias Appel/Wikimedia Commons</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ini membuat para peneliti yang mempelajari mereka di habitat asli bisa mengidentifikasi dan menghitung harimau. Mereka menggunakan kamera jarak jauh untuk mengambil foto hewan saat mereka melintas. </p>
<p>Dengan menggunakan metode ini, para ahli harimau memprediksi hanya ada 3.400 harimau liar yang kini berada di Asia. </p>
<p>Bukan hanya kulit harimau yang dihiasi dengan belang hitam. Saat kami harus membius harimau untuk merawat luka atau memeriksa gigi mereka, kami harus mencukur bulu mereka. </p>
<p>Kami selalu terkejut melihat kulit mereka, mereka memiliki pola yang sama di kulit seperti warna bulu mereka; seakan-akan mereka memiliki tato!</p>
<h2>Harimau putih</h2>
<p>Jadi, apabila belang membantu harimau berkamuflase dari mangsa, kenapa ada yang berwarna putih? Bukankah mereka akan menjadi sangat menonjol di hutan, apalagi dengan bulu putih dan belang hitam?</p>
<p>Iya, ini benar! </p>
<p>Harimau putih atau harimau putih dengan belang terlihat umum karena mereka sering muncul di TV atau di atraksi wisata. Padahal warna ini sebenarnya jarang di alam liar. </p>
<p>Mutasi genetis pada Harimau Bengal membuat warna mereka seputih susu. Kedua induk membawa gen yang langka untuk menghasilkan bayi harimau berwarna putih. </p>
<p>Harimau putih dikembangbiakkan dengan kerabat dalam penangkaran untuk menarik wisatawan – dan hasil ini memproduksi keturunan yang tidak sehat. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368931/original/file-20201111-19-ni96bi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Warna putih pada harimau disebabkan oleh mutasi genetis yang langka. Dalam penangkaran, kebun binatang membiakkan harimau-harimau ini, memproduksi keturunan yang terlihat cantik tapi sakit untuk menarik wisatawan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/w/index.php?search=white+tiger&title=Special:Search&profile=advanced&fulltext=1&advancedSearch-current=%7B%7D&ns0=1&ns6=1&ns12=1&ns14=1&ns100=1&ns106=1&searchToken=5pfeoj2liliglbbehtzhn7ca6#%2Fmedia%2FFile%3AStanding_white_tiger.jpg">Basile Morin/Wikimedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hanya ada sedikit harimau putih di alam liar; terakhir kali terlihat sekitar 60 tahun lalu. </p>
<p>Ini masuk akal dalam konteks evolusi. Harimau putih dan hitam lebih mudah terlihat ketimbang harimau oranye, jadi akan lebih sulit bagi mereka untuk menangkap mangsa. </p>
<p>Belang-belang yang unik dari harimau membantu mereka berburu, tapi juga menjadi alasan ancaman kepunahan mereka. </p>
<p><a href="https://kids.kiddle.co/Poaching">Manusia membunuh harimau</a> karena kulit mereka yang indah, harganya cukup tinggi di <a href="https://www.independent.co.uk/voices/comment/save-tiger-poaching-facts-9630722.html">lingkaran perdagangan ilegal satwa liar</a>, terutama di Asia. </p>
<p>Penjaga hutan dan grup konservasi terus bekerja bersama untuk melindungi hewan ikonik ini: harimau adalah yang terbesar dari semua kucing besar. </p>
<hr>
<p><em>Fidelis Eka Satriastanti menerjemahkan ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/151584/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Andrew Cushing tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bagaimana harimau – predator puncak – berhasil berburu mangsa mereka meski memiliki bulu berwarna oranye terang? Rahasianya berada pada belang mereka!Andrew Cushing, Assistant Professor in Zoological Medicine, University of TennesseeLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1502912020-11-20T06:39:41Z2020-11-20T06:39:41ZMengapa kampanye anti-konsumsi daging satwa liar di era COVID-19 gagal?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/370029/original/file-20201118-19-1eyfc92.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1024%2C768&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Babi hutan yang baru saja diburu dan dibawa pulang ke desa di Kalimantan.</span> <span class="attribution"><span class="source">Paul Hasan Thung</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>COVID-19 kemungkinan berasal dari virus yang berpindah <a href="https://theconversation.com/heres-how-scientists-know-the-coronavirus-came-from-bats-and-wasnt-made-in-a-lab-141850">dari binatang liar ke manusia</a>. </p>
<p>Sehingga, beberapa organisasi konservasi menggunakan pandemi ini sebagai bagian kampanye melawan perburuan dan konsumsi satwa liar untuk mencegah transmisi penyakit zoonosis di masa depan.</p>
<p>Namun, riset kami dengan masyarakat adat di Indonesia menemukan bahwa beberapa kampanye anti-konsumsi satwa liar saat ini mengacuhkan satu persoalan utama. </p>
<p>Banyak masyarakat adat melihat COVID-19 sebagai isu baru dan modern, yaitu sebuah masalah yang berhubungan dengan kehidupan baru dan tidak terkait perburuan tradisional. </p>
<p>Atas alasan ini, pesan anti-satwa liar yang terinspirasi dari fenomena COVID-19 tidak bisa meyakinkan kelompok tersebut, dan sangat mungkin tidak berhasil. </p>
<p>Salah satu peneliti dari tim kami, Paul Thung, sedang melakukan studi lapangan bersama dengan masyarakat adat Dayak di pulau Kalimantan, sejak akhir 2019. </p>
<p>Organisasi konservasi di daerah tersebut mencoba membujuk masyarakat pedesaan menghentikan perburuan dan konsumsi satwa liar seperti babi hutan, rusa, luwak, landak atau bahkan orang utan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Poster berbahasa Indonesia dengan kartun orang gua makan daging." src="https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/364535/original/file-20201020-13-1gc2i8j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Poster peringatan bahaya mengonsumsi daging liar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Paul Hasan Thung</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Poster ini adalah contoh yang baik. </p>
<p>Dimulai dengan peringatan soal virus corona (“WASPADA terhadap penularan penyakit coronavirus [COVID-19]”), lalu adanya bahaya umum tentang penyakit zoonosis (“Apakah Anda tahu ada banyak penyakit yang menular ke manusia melalui konsumsi hewan liar? Salah satunya CORONAVIRUS”), lalu saran untuk berhenti makan satwa liar (“Dengan semua risiko ini, apakah Anda masih ingin mengonsumsi daging hewan liar?”).</p>
<p>Contoh <a href="https://www.wildlifealliance.org/stopeatingwildlife/">serupa</a> dapat dilihat pula di tempat lain di Kalimantan dan di seluruh dunia.</p>
<p>Saat ini, belum banyak informasi tentang efek dari COVID-19 yang berhubungan dengan kampanye konservasi di lapangan. </p>
<p>Akan tetapi, di beberapa tempat di Kalimantan setidaknya, pesan ini tidak berpengaruh. </p>
<p>Sebaliknya, masyarakat dan penjaga hutan di tempat Paul meneliti melaporkan peningkatan perburuan beberapa bulan belakangan. </p>
<p>Untuk memahami hal ini, kita harus menganalisa persepsi lokal terhadap COVID-19.</p>
<h2>Percakapan tentang pandemi</h2>
<p>Selama observasi lapangan, Paul berpartisipasi dan merekam berbagai percakapan tentang asal dari coronavirus. </p>
<p>Secara mengejutkan, ia menemukan bahwa argumen zoonosis –COVID-19 berasal dari satwa liar– disambut dengan keraguan. </p>
<p>Sebaliknya, narasumber yang berasal dari suku Dayak banyak yang beranggapan bahwa virus ini dibuat oleh manusia, yaitu misalnya oleh ahli yang mengembangkan senjata biologis.</p>
<p>Mungkin mudah menyatakan klaim tersebut sebagai <a href="https://theconversation.com/coronavirus-conspiracy-theories-are-dangerous-heres-how-to-stop-them-spreading-136564">teori konspirasi</a>. </p>
<p>Meski demikian, sebagai ahli antropologi, kami berusaha memahami logika lokal. </p>
<p>Dengan melakukan itu, kami dapat menemukan beberapa ketidakcocokan antara argumen zoonosis yang dipakai para konservasionis dan pengalaman pedesaan Dayak dan persepsi tentang COVID-19.</p>
<p>Pertama, argumen zoonosis menempatkan <a href="https://www.kitlv.nl/nl/product/deadly-dances-in-the-bornean-rainforest-hunting-knowledge-of-the-penan-benalui/%22%22">praktik tradisional</a> suku Dayak sebagai sebuah permasalahan. </p>
<p>Argumen ini menyatakan bahwa satwa liar yang diburu Dayak selama berabad-abad mengandung banyak penyakit yang dapat membahayakan orang yang memakannya. </p>
<p>Namun, kesimpulan bahwa masyarakat Dayak harus berhenti berburu dan mengonsumsi satwa liar tidak sejalan pengalaman mereka yang lebih panjang dan nampaknya tidak pernah mengalami masalah. </p>
<p>Hal ini juga bersinggungan dengan mata pencaharian mereka karena daging satwa liar adalah sumber penting <a href="https://forestsnews.cifor.org/64855/covid-19-led-ban-on-wild-meat-could-take-protein-off-the-table-for-millions-of-forest-dwellers?fnl=en">protein dan pendapatan</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Seorang pria memotong daging di pinggir sungai ditemani oleh anjing dan ayam." src="https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/365782/original/file-20201027-23-e5gn0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Porsi tangkapan setelah perjalanan berburu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Paul Hasan Thung</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kedua, beberapa penduduk di area ini melihat COVID-19 sebagai fenomena modern yang berpusat di daerah urban dan lebih makmur. </p>
<p>Masyarakat di <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00141844.2020.1743337%22%22">Kalimantan</a>, dan tempat lainnya, sangat peka akan manfaat dan kerugian dari “kemajuan” dan modernitas.</p>
<p>Meskipun semua orang ingin kemajuan –untuk mendapatkan uang, menikmati fasilitas dan infrastruktur “modern”–, perubahan seperti ini membawa masalah dan risiko. </p>
<p>Infrastruktur transportasi, misalnya, meningkatkan mobilitas pengusaha dan wisatawan, tapi juga mengundang pengerukan sumber daya alam yang berlebihan, pencuri dan virus. </p>
<p>Seperti yang dikatakan seorang narasumber kepada Paul: “Corona naik pesawat juga.”</p>
<p>Maka, ketika pandemi terjadi, banyak masyarakat Dayak pedesaan menanggapinya dengan kembali ke tradisi, bukan meninggalkannya. Banyak orang yang telah bekerja atau belajar di kota-kota kembali ke desa mereka. </p>
<p>Pekerjaan fisik di hutan dan lahan dan mengkonsumsi makanan alami, termasuk satwa liar, digambarkan sebagai cara untuk menjaga kesehatan. </p>
<p>Dari beberapa orang yang berbicara dengan Paul, mereka berargumen bahwa virus, yang tampaknya berkembang di tempat lebih dingin dan kota-kota dengan AC, akan mati di luar ruangan di bawah Matahari. </p>
<h2>Mengubah pembicaraan</h2>
<p>Kegagalan penerjemahan ini memberikan pelajaran penting bagi para konservasionis. </p>
<p>Yang krusial, ini mengingatkan kita bahwa konservasi harus dipandu oleh pihak dan pengalaman lokal di lapangan. </p>
<p>Ketimbang sekadar mengedukasi orang lain, pihak konservasi perlu lebih dahulu mendidik diri sendiri tentang kondisi dan perhatian spesifik masyarakat lokal. </p>
<p>Ini berarti mencari tahu apa yang masyarakat lokal menganggap sebagai masalah (COVID-19 sebagai penyakit urban dan modern, misalnya) sebelum bekerja bersama mereka untuk menemukan solusi melalui pendekatan yang lebih sesuai. </p>
<p>Dalam kasus ini, konservasionis mungkin bisa mengubah perhatian dari asal COVID-19 ke kekhawatiran masyarakat lokal tentang kondisi (modern) yang membuatnya menular. </p>
<p>Mereka juga bisa menentukan cara untuk memitigasi dampak yang timbul, misalnya kesulitan ekonomi. </p>
<p>Upaya tersebut tidak akan mencapai tujuan langsung untuk mengurangi perburuan dan konsumsi satwa liar. Tapi, mereka bisa saja memiliki dampak jangka panjang yang lebih produktif. </p>
<p>Di pedesaan Kalimantan, konservasionis terkadang <a href="https://www.nature.com/articles/454159b">disebut-sebut lebih peduli terhadap satwa ketimbang manusia</a>. Masyarakat bisa mengenali kampanye konservasi oportunis dengan sangat mudah. </p>
<p>Namun, pandemi COVID-19 ini menjadi peluang bagi konservasionis untuk membuktikan komitmen mereka pada kesejahteraan masyarakat lokal. </p>
<p>Membangun hubungan jangka panjang berbasis rasa saling percaya dan menghormati membuat konservasi punya peluang yang jauh lebih besar untuk berhasil dalam jangka panjang.</p>
<hr>
<p>Artikel ini diadaptasi dari <a href="https://pokokborneo.wordpress.com/2020/10/02/why-education-about-zoonotic-diseases-is-not-reducing-hunting-a-view-from-rural-borneo/"><em>Pokok</em></a>, sebuah blog tentang konflik manusia-orangutan di Kalimantan.</p>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/150291/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Paul Hasan Thung menerima dana dari The Arcus Foundation</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Liana Chua menerima dana dari the Arcus Foundation dan the European Research Council (No. 758494).</span></em></p>Masyarakat adat di Kalimantan mengaitkan virus corona dengan kehidupan modern, bukan dengan perburuan tradisional mereka.Paul Hasan Thung, PhD Student in Social Anthropology, Brunel University LondonLiana Chua, Reader in Anthropology, Brunel University LondonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1492782020-11-12T03:18:35Z2020-11-12T03:18:35Z3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Taman Nasional Komodo<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/368512/original/file-20201110-21-2x2l96.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C2496%2C1646&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/10</span></span></figcaption></figure><p>Akhir Oktober, <a href="https://www.instagram.com/p/CGsBpd7ALRm/?igshid=129vxtl0tohsn">foto komodo (<em>Varanus komodoensis</em>)</a> “menghadang” truk menyebar di media sosial dan memicu perdebatan publik terkait pembangunan Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT). </p>
<p>Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa pembangunan di Taman Nasional Komodo merupakan bagian dari pengembangan <a href="https://money.kompas.com/read/2020/10/26/082650426/mengenal-proyek-jurassic-park-di-tn-komodo-yang-jadi-polemik?page=all">Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, NTT</a>. </p>
<p>Tahun 2019, Presiden Joko “Jokowi” Widodo melontarkan pernyataan bahwa Labuan Bajo, “pintu masuk Taman Nasional Komodo”, harus mendapatkan perlakuan sebagai “<a href="https://nasional.kompas.com/read/2019/11/28/11181551/jokowi-labuan-bajo-destinasi-wisata-premium-jangan-dicampur-dengan-menengah">wisata super premium</a>” atau eksklusif bagi kalangan menengah ke atas.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368539/original/file-20201110-21-1rpbtbb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Unggahan foto milik akun gregoriusafioma mengundang perdebatan publik tentang pembangunan Taman Nasional Komodo di NTT.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai peneliti biologi konservasi, kami melihat viralnya foto komodo dan narasi yang muncul di berbagai media memperlihatkan beberapa hal yang luput dari perhatian dalam pengembangan kawasan wisata komodo. </p>
<p>Berikut hasil analisis kami. </p>
<h2>Pengembangan wisata berasaskan kehati-hatian</h2>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0006320714000196">Survei yang dilakukan pada periode 2003-2012 di Taman Nasional Komodo</a> mengestimasi antara 923–1252 komodo di Pulau Komodo dan 1119–1493 komodo di Pulau Rinca pada tahun 2011-2012. </p>
<p>Sementara, pulau-pulau lebih kecil seperti Gili Motang dan Nusa Kode, dihuni oleh 12-80 dan 13-97 ekor komodo.</p>
<p>Belum ada kajian ilmiah yang dipublikasikan untuk periode yang lebih baru dan lingkup pulau yang lebih luas.</p>
<p>Saat ini, pembangunan dermaga yang sedang berlangsung di Loh Buaya (Pulau Rinca) menjadi awal mula protes para aktivis lingkungan karena <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/10/28/pemerintah-lakukan-berbagai-pembangunan-di-tn-komodo-bagaimana-dampaknya/">dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem Pulau Rinca</a>.</p>
<p>Berkaca dari kasus pembangunan di Loh Buaya ini, kami melihat bahwa pengembangan kawasan konservasi komodo memerlukan data yang lengkap, keterlibatan semua pemangku kepentingan, dan komunikasi yang tepat sasaran.</p>
<p><strong>1) Gunakan data yang lengkap</strong> </p>
<p>Sejauh ini, pemerintah berfokus pada data <a href="https://www.suara.com/tekno/2020/10/28/203445/klhk-populasi-komodo-terus-meningkat">jumlah komodo</a>. </p>
<p>Hal ini dapat dipahami karena komodo merupakan spesies ikon yang menjadi pusat perhatian dalam isu pembangunan di Loh Buaya. </p>
<p>Namun, pemerintah perlu mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/10/28/pemerintah-lakukan-berbagai-pembangunan-di-tn-komodo-bagaimana-dampaknya/">spesies lain maupun ekosistem pulau</a>, seperti kakatua jambul kuning (<em>Cacatua sulphurea</em>) yang <a href="https://academic.oup.com/condor/advance-article-abstract/doi/10.1093/condor/duaa042/5905884">juga menempati habitat yang sama</a> dan <a href="https://regional.kompas.com/read/2018/01/30/19163061/populasi-burung-kakatua-kecil-jambul-kuning-di-ntt-nyaris-punah">terancam punah</a>. </p>
<p>Selain data ekologi, data tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang tinggal di dalam taman nasional juga harus diperhatikan. <a href="https://www.bio-conferences.org/articles/bioconf/full_html/2020/03/bioconf_isif2019_00021/bioconf_isif2019_00021.html">Perbedaan persepsi masyarakat di pulau yang berbeda terhadap upaya konservasi komodo</a>, misalnya, menunjukkan setiap pulau memerlukan pendekatan berbeda.</p>
<p><strong>2) Pelibatan masyarakat</strong> </p>
<p>Masyarakat menolak pembangunan di Taman Nasional Komodo karena <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201026160009-20-562877/suara-warga-pulau-rinca-terhimpit-proyek-jurassic-park-ntt">merasa kesejahteraan mereka tidak turut terangkat</a>. </p>
<p>Berdasarkan <a href="http://gtg.webhost.uoradea.ro/PDF/GTG-4-2019/gtg.27424-443.pdf">studi dari Universitas Negeri Malang pada tahun 2019</a>, masyarakat setempat tidak turut terlibat dalam pengelolaan aktivitas wisata di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.</p>
<p>Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan dan aktivitas wisata dapat <a href="https://www.merdeka.com/peristiwa/warga-tolak-komersialisasi-berkedok-pengembangan-wisata-pulau-komodo.html">membatasi manfaat ekonomi yang diterima masyarakat</a> dan <a href="https://www.researchgate.net/publication/319523768_How_Ecotourism_Affects_Human_Communities">membuat upaya konservasi kurang efektif</a>.</p>
<p>Apabila tersedia data yang lengkap seputar pihak terdampak, maka pemerintah bisa melibatkan seluruh pemangku kepentingan tanpa terkecuali sejak tahap perencanaan. </p>
<p>Dengan demikian, kebutuhan setiap pihak dapat diakomodasi dengan fokus utama konservasi alam di kawasan wisata komodo. </p>
<p><strong>3) Komunikasi yang efektif</strong></p>
<p>Meskipun pemerintah mengklaim telah <a href="https://mediaindonesia.com/read/detail/356532-pembangunan-di-taman-nasional-komodo-patuhi-kaidah-konservasi">memperhatikan kaidah konservasi</a> dan <a href="https://koran.tempo.co/read/berita-utama/459268/pemerintah-klaim-telah-libatkan-penduduk#">melibatkan masyarakat</a>, kedua hal ini perlu mereka paparkan kepada publik dan pemangku kebijakan dengan efektif sejak perencanaan pembangunan.</p>
<p>Masyarakat, saat ini, lebih peduli dan sadar dengan berbagai isu lingkungan, terutama berkaitan dengan identitas nasional seperti komodo. </p>
<p>Hal ini tampak dari peta narasi media sosial <a href="https://threadreaderapp.com/thread/1321128043331514368.html">yang dicuitkan Drone Emprit di Twitter pada 27 Oktober 2020</a>.</p>
<p>Sehingga, pemerintah perlu mengkomunikasikan kepada publik <a href="https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4396192/cerita-akhir-pekan-proyek-pembangunan-wisata-di-tn-komodo-mau-dibuat-seperti-apa">kajian lingkungan</a> yang mereka klaim telah dilakukan. </p>
<p>Ini diperlukan agar masyarakat mengetahui konsep dan data apa saja yang digunakan sebagai pertimbangan pembangunan. </p>
<p>Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1386219/proyek-jurassic-park-pulau-rinca-ditolak-forum-masyarakat-pariwisata-sebabnya">mengurangi penolakan</a>. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Komodo di Loh Buaya, Pulau Rinca, NTT, tahun 2013" src="https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368387/original/file-20201109-13-hm2glf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Komodo di Taman Nasional Komodo, NTT, tahun 2013. Komodo juga terdapat di luar kawasan Taman Nasional Komodo namun lebih sulit ditemui.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ardiantiono/Dokumentasi Pribadi</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Terbiasa dengan manusia</h2>
<p>Studi yang <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10531-018-1601-3">dipublikasikan pada tahun 2018 di jurnal <em>Biodiversity and Conservation</em></a> menunjukkan adanya efek aktivitas manusia terhadap perilaku komodo. </p>
<p>Komodo di kawasan wisata menjadi tidak takut manusia (terhabituasi). Ini berbeda dengan sifat alami komodo yang menghindari manusia. </p>
<p>Untungnya, perubahan perilaku ini tidak berkaitan langsung dengan risiko kepunahan karena kepadatan individu dan tingkat ketahanan hidup komodo di kawasan wisata tidak lebih rendah dari kawasan dengan sedikit atau tanpa aktivitas manusia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Cek sarang komodo di Loh Buaya, Pulau Rinca, NTT" src="https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368382/original/file-20201109-17-17gbfoa.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Foto penelitian di Loh Buaya, Pulau Rinca, NTT, tahun 2013 ketika pengecekan sarang komodo. Komodo yang ada di habitat alaminya cenderung menghindari manusia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ardiantiono/Dokumentasi Pribadi</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, adaptasi komodo tersebut perlu menjadi perhatian pengelola. </p>
<p>Pertama, perilaku terhabituasi komodo dapat menurunkan kewaspadaan wisatawan dan berisiko memicu <a href="https://kumparan.com/kumparannews/mengapa-turis-singapura-diserang-komodo-saat-memotret/full">agresi komodo terhadap orang yang berada terlalu dekat</a>.</p>
<p>Kedua, komodo yang ada di kawasan wisata didominasi oleh individu dewasa sehingga meningkatkan kompetisi dengan individu muda. </p>
<p>Penurunan ketahanan hidup komodo muda karena kalah berkompetisi untuk akses ke makanan dan pasangan kawin akan berdampak negatif pada pertumbuhan populasi komodo.</p>
<p>Kami beranggapan bahwa pembangunan infrastruktur yang memang ingin meminimalkan interaksi antara turis dengan komodo <a href="https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4393049/proyek-pembangunan-wisata-di-taman-nasional-komodo-diklaim-patuhi-kaidah-konservasi">seperti yang sedang dilakukan di Loh Buaya</a> dapat diterima. </p>
<p>Namun, ini bisa menjadi bumerang dan malah mengancam populasi komodo apabila memicu <a href="https://theconversation.com/overtourism-mengancam-indonesia-apa-yang-harus-dilakukan-122553">kegiatan pariwisata berlebihan</a> atau pembukaan lahan di lokasi baru di luar kawasan wisata yang sudah ada. </p>
<p>Hal ini yang <a href="https://www.merdeka.com/peristiwa/warga-tolak-komersialisasi-berkedok-pengembangan-wisata-pulau-komodo.html">dikhawatirkan masyarakat</a> dari pemberian <a href="https://icel.or.id/isu/mengenal-izin-pengusahaan-pariwisata-alam-yang-menjadi-dasar-penyediaan-sarana-wisata-di-tn-komodo/">Izin Pengusahaan Pariwisata Alam</a> kepada pengusaha swasta di area baru.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Wisata komodo di Loh Liang, Pulau Komodo, NTT, 2014" src="https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/368384/original/file-20201109-17-4rlrws.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Aktivitas wisata di Loh Liang, Pulau Komodo, NTT, tahun 2014. Komodo yang ada di kawasan wisata tidak takut mendekati manusia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ardiantiono/Dokumentasi Pribadi</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Ideal bagi Taman Nasional Komodo</h2>
<p>Taman Nasional Komodo merupakan salah satu <a href="https://whc.unesco.org/en/list/609/">situs warisan dunia menurut UNESCO sejak 1991</a> dan berkembang menjadi <a href="http://pika.ksdae.menlhk.go.id/assets/pdf/PERMEN%20LHK%20NO%20P%2076%20TAHUN%202015%20%20tentang%20kriteria%20zona%20dan%20blok%20tn%20ca%20sm%20tahura%20twa.pdf">kawasan wisata pada tahun 2015</a>. </p>
<p>Idealnya, konsep wisata di kawasan ini bertujuan mengenalkan keunikan satwa sekaligus memberikan pemahaman soal pengelolaan biodiversitas dan ekosistem pulau kepada wisatawan. </p>
<p>Konsep pariwisata yang <a href="https://ecotourism.org/what-is-ecotourism/">mengutamakan kesejahteraan masyarakat lokal, konservasi alam, dan edukasi</a> (ekowisata) lebih cocok untuk Indonesia yang memiliki kekayaan hayati dan budaya. </p>
<p>Apalagi mengingat turis menyukai Taman Nasional Komodo karena <a href="https://openrepository.aut.ac.nz/bitstream/handle/10292/12984/KurniasariK.pdf?sequence=3&isAllowed=y">banyaknya kondisi habitat alami</a>.</p>
<p>Pembangunan dalam kawasan konservasi, dalam bentuk apa pun, tetap akan memiliki dampak bagi satwa liar, ekosistem, dan masyarakat sekitar. </p>
<p>Jika pembangunan hendak dilakukan, rencana induk dan dampak lingkungan dan sosial sebaiknya disampaikan dengan efektif kepada masyarakat di setiap tahap pembangunan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/149278/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sabhrina Gita Aninta menerima dana dari Queen Mary University of London untuk studi doktoralnya. Ia terafiliasi dengan Tambora Muda Indonesia, perkumpulan konservasionis muda Indonesia. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Ardiantiono menerima beasiswa Leverhume Trust untuk studi doktoral di program Biodiversity Management, University of Kent, Inggris. Ardian merupakan penulis artikel ilmiah "Effects of human activities on Komodo dragons in Komodo National Park" yang disadur dalam artikel ini. </span></em></p>Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan TN Komodo: data lengkap, keterlibatan masyarakat dan komunikasi efektif.Sabhrina Gita Aninta, PhD Student, Queen Mary University of LondonArdiantiono, PhD Student, University of KentLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1347902020-04-02T03:52:47Z2020-04-02T03:52:47ZMengapa usaha hutan konservasi di Indonesia masih belum optimal<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/323396/original/file-20200326-133001-50jt6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kawasan Hutan di Taman Nasional Gunung Leuser</span> <span class="attribution"><span class="source">Junaidi Hanafiah / CC BY-SA</span></span></figcaption></figure><p>Indonesia memiliki <a href="https://jurnal.ugm.ac.id/ijg/article/view/12496">kawasan hutan tropis terbesar ketiga</a> di dunia setelah Amazon dan Kongo. Hutan-hutan di daerah ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan pemerintah Indonesia telah menetapkan <a href="https://www.forclime.org/documents/Brochure/English/Conservation%20Area%20Management%20in%20Indonesia%20(English).pdf">jutaan hektare sebagai hutan konservasi</a> sebagai langkah untuk melindungi keanekaragaman hayati serta iklim dunia. </p>
<p>Pemerintah Indonesia telah menetapkan <a href="https://www.cifor.org/publications/pdf_files/infobrief/001-Brief.pdf">zona-zona</a> dalam hutan konservasi untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat yang sudah sejak lama menggantungkan hidup mereka kepada keberadaan sumber daya hutan di dalam dan sekitar kawasan hutan.</p>
<p>Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas tradisional sehari-hari, seperti <a href="http://www.fao.org/indonesia/news/detail-events/en/c/1179445/">bercocok tanam</a> dan <a href="https://books.google.co.id/books?id=WZpSj1RSdwgC&pg=PA14-IA12&lpg=PA14-IA12&dq=religious+tradition+in+conservation+areas+in+Indonesia&source=bl&ots=ok3E4dnG_i&sig=ACfU3U3cIbicsk_5bi7VVM2W7SH5OhA8mA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi01LO7x7foAhWYSH0KHTxdBKsQ6AEwEnoECAoQAQ#v=onepage&q=religious%20tradition%20in%20conservation%20areas%20in%20Indonesia&f=false">kegiatan religius</a> di dalam zona-zona tertentu. </p>
<p>Pemerintah juga menetapkan zona-zona yang terlarang bagi manusia. </p>
<p>Meski demikian, penetapan zona-zona ini masih belum mampu mencegah masyarakat membuat pemukiman atau perkebunan dalam kawasan dilarang tersebut.</p>
<p>Lebih lanjut, meskipun <a href="http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BMoeliono1001.pdf">masyarakat setempat sudah terlibat</a> dalam penentuan zona-zona tersebut, masih tersisa berbagai macam tantangan lain dalam pengelolaan hutan konservasi. </p>
<h2>Perlindungan alam vs kesejahteraan masyarakat</h2>
<p>Hutan konservasi di seluruh Indonesia memiliki luas mencapai <a href="http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/Statistik%20DJ%20KSDAE%202018%20(1)-compressed.pdf">27 juta hektare</a>, angka ini setara dengan sepertiga dari seluruh kawasan hutan Indonesia, atau sama dengan luas dua kali pulau Jawa dan Bali.</p>
<p>Contoh dari hutan konservasi adalah Taman Nasional, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, serta Taman Wisata Alam, yang masing-masing memiliki fokus pengelolaan yang berbeda. </p>
<p><a href="https://www.elaw.org/es/content/indonesia-number-41-1999-stipulation-act-forestry">Undang-undang Kehutanan tahun 1999</a> menetapkan bahwa hutan konservasi berfungsi utama untuk melindungi dan mengawetkan keanekaragaman hayati dan ekosistem.</p>
<p>Artinya, area ini harus tetap alami dengan sedikit aktivitas manusia, misalnya pertanian tradisional yang diakomodasi pada zona pemanfaatan tradisional ataupun zona khusus lainnya. </p>
<p>Keberadaan masyarakat di sekitar kawasan hutan memang menjadi bagian tak terpisahkan dari pengelolaan hutan.</p>
<p><a href="http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/Ruang%20Adaptif%20%20(e-book).pdf">Laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)</a> menunjukkan terdapat 6.381 desa – termasuk 134 komunitas masyarakat adat – yang tinggal di sekitar hutan konservasi Indonesia.</p>
<p>Mereka pun sudah sejak lama <a href="https://theconversation.com/in-papua-forests-offer-more-economic-benefits-than-oil-palm-plantations-research-finds-130708">bergantung pada</a> sumber daya hutan seperti untuk memperoleh makanan dan obat-obatan, serta membangun rumah.</p>
<p>Tahun 2015, KLHK mengeluarkan <a href="https://www.coursehero.com/file/50000333/PERMEN-LHK-NO-P-76-TAHUN-2015-tentang-kriteria-zona-dan-blok-tn-ca-sm-tahura-twapdf/">peraturan</a> mengenai pengelolaan berbasis zonasi sebagai solusi penyelesaian masalah klasik antara agenda konservasi dan keberlangsungan hidup masyarakat di hutan konservasi.</p>
<p>Contohnya, untuk zona pemanfaatan, masyarakat bisa menggunakan lahan sebagai ladang tradisional mereka. Untuk zona religius, mereka dapat menggunakan area tersebut sebagai tempat pemujaan. Area yang tidak boleh disentuh oleh manusia sama sekali adalah zona inti. </p>
<p>Idealnya, pemerintah berharap sistem pengelolaan kawasan konservasi ini dapat menjadi jawaban untuk bisa mencapai tujuan konservasi sambil tetap mengakomodasi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar secara berkelanjutan.</p>
<h2>Tantangan di lapangan</h2>
<p>Di atas kertas, pengelolaan hutan konservasi berbasis zonasi memang terlihat sebagai jalan terbaik untuk menjawab baik kebutuhan konservasi maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.</p>
<p>Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa konflik antara masyarakat setempat dengan pengelola kawasan masih terus terjadi.</p>
<p>Sebagai contoh, Taman Nasional Tesso Nilo di Provinsi Riau, di mana masyarakat masih <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1026227/70-persen-lahan-taman-nasional-tesso-nilo-dikuasai-cukong-kelapa/full&view=ok">membangun pemukiman dan menanam tanaman sawit secara ilegal</a> di area yang seharusnya dilarang.</p>
<p>Taman Nasional ini diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2004 untuk melindungi spesies endemik Indonesia yang terancam punah, yaitu gajah Sumatra (<em>Elephas maximus sumatranus</em>) dan harimau Sumatra (<em>Panthera tigris sumatrae</em>).</p>
<p>Hingga kini, pengelolaan taman nasional ini tidak pernah luput dari konflik lahan.</p>
<p>Seringkali, taman nasional memiliki sumberdaya manusia sangat terbatas untuk melindungi hutan konservasi yang begitu luas. </p>
<p>Contohnya, Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Aceh hanya memiliki 142 staf untuk menjaga satu juta hektare lahan. Atau, sama dengan 1 orang untuk setiap 7.000 hektare. Kondisi ini banyak kita temukan di hutan konservasi lainnya. </p>
<p>Selanjutnya, keterlibatan masyarakat lokal juga belum optimal dalam mendukung agenda konservasi alam, akibat tingkat pemahaman mereka yang kurang dan atau ketiadaan kolaborasi dengan otoritas setempat. Hal ini juga yang kemudian mendorong kerusakan hutan.</p>
<p>Sejak tahun 2015, sekitar <a href="https://nationalgeographic.grid.id/read/13296509/hutan-konservasi-yang-rusak-30-persen">30% hutan konservasi rusak</a> akibat perambahan hutan oleh masyarakat.</p>
<h2>Tak semua buruk</h2>
<p>Pengelolaan hutan konservasi berbasis zonasi bukan solusi tunggal untuk mengakhiri permasalahan konflik lahan.</p>
<p>Untuk memastikan dukungan masyarakat setempat dalam agenda konservasi pemerintah, keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam penentuan zonasi di hutan konservasi layak untuk dilanjutkan. </p>
<p>Pengalaman saya dalam proses revisi zonasi di Taman Nasional Kelimutu di Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa menjadi contoh. </p>
<p>Pada waktu itu, masyarakat setempat merasa <a href="https://www.cendananews.com/2016/11/hindari-konflik-masyarakat-perlu-dilibatkan-dalam-konservasi-taman-nasional-kelimutu.html">dirugikan</a> karena negara menentukan sebuah area sebagai hutan konservasi, padahal tempat tersebut merupakan tempat ritual masyarakat setempat.</p>
<p>Setelah melalui berbagai proses konsultasi antara masyarakat setempat dan pihak pengelola, masyarakat akhirnya memperoleh kembali hak mereka untuk berkegiatan di sana. Area tersebut ditetapkan sebagai zona budaya.</p>
<p>Upaya lainnya adalah skema <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20190313/99/899097/ini-penjelasan-klhk-soal-skema-kemitraan-konservasi">Kemitraan Konservasi</a>. Model pengelolaan ini bertujuan meningkatkan keterlibatan masyarakat setempat dalam mengelola hutan konservasi.</p>
<p>Sebagai contoh di <a href="https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/view/5679/5527">Taman Nasional Meru Betiri</a> di Provinsi Jawa Timur, melalui skema ini masyarakat mengembangkan hasil hutan non kayu, terutama buah durian di dalam hutan konservasi bersama pihak pengelola.</p>
<p>Kerjasama antara pemangku kebijakan – pihak pemerintah, perusahaan swasta, dan LSM – sangat dibutuhkan demi mencapai pengelolaan hutan konservasi yang optimal.</p>
<hr>
<p><em>Stefanus Agustino Sitor berkontribusi dalam penulisan artikel ini.</em></p>
<hr>
<p>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/134790/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Lies Wijayanti Rahayu Faida tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Konservasi diharapkan menjadi usaha kita untuk melindungi lingkungan. Mengapa usaha ini masih terus terhambat?Lies Wijayanti Rahayu Faida, Ketua Program Studi Ilmu Kehutanan (S2), Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1279232019-12-04T06:50:57Z2019-12-04T06:50:57ZKepunahan besar pada zaman es kemungkinan membuat hewan yang tersisa terpisah-pisah<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/304396/original/file-20191129-95226-1p4kk1u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kepunahan mamut berbulu dan megafauna lainnya menyebabkan hewan yang masih hidup berpisah.</span> <span class="attribution"><span class="source">Wikimedia</span></span></figcaption></figure><p>Saat dunia bergulat dengan krisis kepunahan, mamalia besarlah yang paling terancam. Spesies-spesies yang terancam ini - badak, panda, harimau, beruang kutub, dan sejenisnya - sangat berpengaruh dalam ekosistem mereka. Jadi apa yang akan terjadi pada hewan-hewan kecil yang ditinggalkan?</p>
<p>Kepunahan fauna yang begitu besar pada masa lalu bisa memberi kita petunjuk. Ribuan tahun yang lalu, banyak mamalia besar punah termasuk mamut, kucing bergigi saber, dan wombat raksasa Australia. Kepunahan terjadi pada waktu yang berbeda, tak lama setelah penguasaan oleh manusia terjadi di setiap benua.</p>
<p>Dalam sebuah studi yang saya pimpin, <a href="https://science.sciencemag.org/content/365/6459/1305">diterbitkan dalam jurnal Science</a>, kami menemukan bahwa setelah megafauna punah, banyak spesies mamalia yang tersisa hidup sendiri-sendiri. Hal ini melemahkan koneksi antar spesies dan mungkin membuat ekosistem lebih rentan.</p>
<p>Ketika aktivitas manusia mendorong kepunahan megafauna modern, penelitian kami memberikan wawasan berharga tentang dampak potensial bagi spesies yang selamat yang lebih kecil.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=394&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=394&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=394&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=495&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=495&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/302594/original/file-20191120-474-vx0b6l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=495&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Banyak mamalia besar seperti beruang kutub berisiko punah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Henry H. Holdsworth/Natural Habi</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Hasil mengejutkan</h2>
<p>Tim kami menganalisis catatan fosil berusia 21.000 tahun dari 93 spesies mamalia di ratusan lokasi di Amerika Utara, sebelum kepunahan terjadi.</p>
<p>Kami kemudian menentukan sejauh mana spesies tertentu hidup berdampingan dengan spesies lain untuk setiap lokasi. Kami menemukan bahwa setelah kepunahan mamalia besar, mamalia kecil kerap menjauhkan diri dari spesies dekatnya, dan hasilnya mereka jauh lebih jarang ditemukan bersama dari yang diduga.</p>
<p>Anehnya, pemisahan ini terjadi ketika mereka yang tersisa menduduki habitat baru setelah kepunahan itu - yang berarti meningkatnya ruang potensial untuk tinggal bersama.</p>
<p>Diagram di bawah ini menunjukkan kemungkinan bagaimana spesies hewan hidup berdampingan sebelum dan sesudah kepunahan megafauna. Pada diagram pertama, dua spesies menempati area yang sama (situs oranye). Pada diagram kedua, hewan menempati area yang sama tapi lebih terpisah (situs merah dan kuning).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=469&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=469&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=469&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=589&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=589&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299572/original/file-20191030-17888-d1d512.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=589&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">Created by Anikó Tóth</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pemisahan tersebut menunjukkan adanya sebuah perubahan interaksi antar spesies setelah peristiwa kepunahan. Spesies hewan yang selamat mungkin akan dengan cepat berkembang biak ketika mamalia besar menghilang, menyebabkan interaksi yang lebih kompetitif. Ini bisa mendorong mereka untuk saling mengasingkan dari tempat tinggal masing-masing.</p>
<p>Analisis kami menunjukkan dampak kepunahan megafauna yang masih dirasakan hingga saat ini - yang mengarah semakin terpisahnya spesies di seluruh benua, dan cara interaksi mereka yang lebih oportunistik.</p>
<hr>
<p><strong><em>Arahkan kursor ke siluet hewan untuk mempelajari lebih lanjut. Perhatikan perbedaan ukuran terbesar antara fauna di Amerika Utara 12.000 tahun yang lalu dan hari ini</em></strong></p>
<p><iframe id="tc-infographic-446" class="tc-infographic" height="400px" src="https://cdn.theconversation.com/infographics/446/8d436f7689ff8919ba426622354691e5c5fd820a/site/index.html" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<hr>
<h2>Hewan-hewan saling membutuhkan</h2>
<p>Hubungan antara spesies besar dan kecil adalah kunci dalam berjalannya ekosistem, membuatnya stabil dan tangguh. Mamalia besar saat ini relatif lebih kecil dibandingkan megafauna pada zaman es terakhir. Namun, mereka masih memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem.</p>
<p>Sama seperti pada masa lalu, mamalia besar modern dapat mengendalikan hama, membantu penyebaran benih, dan menyebarkan nutrisi (dengan berjalan jauh dan membuang vegetasi yang dicerna). Ini bermanfaat bagi manusia dan spesies lainnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/why-we-need-to-protect-the-extinct-woolly-mammoth-122256">Why we need to protect the extinct woolly mammoth</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Beberapa hewan besar juga membentuk dan membuat rumah untuk hewan lainnya. Sebagai contoh, gajah di Afrika mendorong pohon untuk menciptakan padang rumput terbuka, seperti sepupunya di era Pleistosen, mamut Kolombia. Hal ini memungkinkan spesies lain, seperti rusa dan zebra, untuk beradaptasi dengan padang rumput dan berbagi habitat.</p>
<p>Jika gajah punah dan tidak lagi mendorong pohon, padang rumput akan berubah dan hewan yang tersisa dapat mati atau mencari habitat baru. Dengan demikian, hilangnya interaksi antar spesies dapat membuat ekosistem kurang stabil dan lebih rentan.</p>
<p>Dan kepunahan hewan memiliki efek bola salju dalam hal interaksi spesies. Jika separuh spesies dalam suatu komunitas punah, maka paling tidak tiga perempat dari kemungkinan interaksi dalam sistem akan ikut mati.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=415&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=415&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=415&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=521&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=521&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299794/original/file-20191101-26419-l2ixb5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=521&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"><em>Thylacoleo carnifex</em>, singa berkantung yang telah punah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Image credit: Mauricio Antón</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Pelajaran untuk konservasi di Australia</h2>
<p>Meskipun penelitian kami terbatas di Amerika Utara, temuan di dalamnya memiliki potensi untuk menjadi acuan dalam upaya konservasi di Australia dan memberi pencerahan tentang masa lalu.</p>
<p>Catatan fosil dan catatan sejarah Australia mendokumentasikan banyak spesies mamalia besar yang telah punah. Sebagai contoh, lebih dari 40.000 tahun yang lalu <a href="https://science.sciencemag.org/content/292/5523/1888">manusia memusnahkan karnivora besar</a> seperti singa berkantung, dan baru-baru ini, harimau Tasmania.</p>
<p>Orang-orang juga memperkenalkan karnivora berukuran sedang yang invasif, seperti rubah dan kucing liar, yang sudah bertahun-tahun ini penyebarannya tidak terkendali. Hal ini merusak rangkaian unik hewan berkantung Australia yang lebih kecil dan beragam.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/an-end-to-endings-how-to-stop-more-australian-species-going-extinct-111627">An end to endings: how to stop more Australian species going extinct</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Saat ini, pemusnahan kucing liar adalah masalah konservasi utama di Australia. Seandainya singa berkantung masih ada, kucing liar mungkin telah dibunuh dan disingkirkan oleh hewan-hewan yang lebih besar ini, memperlambat penyebaran mereka.</p>
<p>Ketika merencanakan konservasi dan pengelolaan hewan, mungkin sama pentingnya untuk melindungi interaksi antar hewan, seperti halnya menyelamatkan individu-individu spesies. Ketika memperkenalkan atau menghilangkan spesies sebagai bagian dari inisiatif lingkungan, sangat penting untuk mempertimbangkan semua interaksi yang perlu kita tambahkan.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/127923/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Aniko Blanka Toth tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Setelah mamut berbulu dan megafauna lainnya punah, hewan yang bertahan hidup tidak lagi berbaur. Ini memiliki implikasi besar bagi konservasi modern.Aniko Blanka Toth, Postdoctoral Fellow, Macquarie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1253762019-10-28T14:56:27Z2019-10-28T14:56:27ZApakah etis mengganti emisi dari polusi pabrik di California dengan membayar karbon dari hutan Amazon? Ini jawaban akademisi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/298542/original/file-20191024-170449-ngzs6x.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kilang minyak Chevron El Guendo (kiri), dan Kawasan hutan nasional Bom Futuro (kanan).</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Chevron_El_Segundo_refinery,_2007.jpg">Pedro Szekely/WikimediaCommons, Reuters/Nacho Doce</a></span></figcaption></figure><p>Kebakaran hutan yang terjadi di Amazon, Brasil <a href="https://theconversation.com/are-the-amazon-fires-a-crime-against-humanity-122738">telah membuat marah seluruh dunia</a>. Namun, apakah orang yang hidup di belahan dunia lain yang jauh dari hutan hujan Amazon dapat membantu menyelamatkannya?</p>
<p>Negara bagian California di AS menyatakan mereka telah memiliki jawabannya.</p>
<p>Pada 19 September lalu, Dewan Sumber Daya Udara California telah <a href="https://www.sfchronicle.com/business/article/California-approves-controversial-tropical-forest-14454158.php">mengadopsi</a> Standar Hutan Tropis (<em>Tropical Forest Standar</em>), yang menetapkan dasar bagi penggunaan listrik, kilang minyak dan pencemar lainnya di California untuk “<em>offset</em>” (kompensasi) emisi gas rumah kaca mereka dengan membayar pemerintah di kawasan hutan tropis untuk tidak menebang pohon.</p>
<p>Semua orang diuntungkan dengan keberadaan hutan hujan tropis yang memiliki kemampuan <a href="https://theconversation.com/amazon-fires-are-destructive-but-they-arent-depleting-earths-oxygen-supply-122369">menyimpan karbon dioksida jumlah besar </a> dan <a href="https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/2019/08/2c.-Chapter-2_FINAL.pdf">melepaskan dengan jumlah yang besar</a> ketika hutan tersebut hilang. Teorinya, ini membayar untuk melindungi. </p>
<p>Standar tersebut adalah bagian dari <a href="https://theconversation.com/california-aims-to-become-carbon-free-by-2045-is-that-feasible-102390">kebijakan iklim yang ambisius dari pemerintah California</a> yang mencakup target pengurangan emisi yang signifikan dan membatasi jumlah kompensasi yang dapat dibeli oleh pencemar. </p>
<p>Pemerintah negara tropis di seluruh dunia sekarang dapat mencoba memasukkan tawaran untuk <em>offset</em> mereka ke pemerintah California. Setidaknya <a href="https://www.ecosystemmarketplace.com/articles/california-is-poised-to-lead-on-climate-again/">satu miliar dolar AS pada tahun 2030</a> telah ditawarkan untuk melindungi hutan tropis atau 100 kali lebih banyak dari yang ditawarkan Uni Eropa <a href="https://www.npr.org/2019/08/27/754687137/brazil-rejects-g-7s-offer-of-22-million-to-fight-amazon-fires">ke Brasil</a> untuk memerangi kebakaran di Amazon.</p>
<p>Tapi, seperti yang <a href="https://cal-span.org/unipage/index.php?site=cal-span&owner=CARB&date=2019-09-19">diperdebatkan di sidang pada 19 September di Sacramento</a>, Standar Hutan Tropis tersebut <a href="https://www.arb.ca.gov/lispub/comm/bccommlog.php?listname=tfs2019">kontroversial</a>.</p>
<p>Beberapa kelompok masyarakat adat, pembuat kebijakan, pemerhati lingkungan dan peneliti melihat standar tersebut sebagai cara baru untuk membantu secara finansial dalam upaya melindungi hutan tropis. Lainnya mengatakan tindakan tersebut tidak akan membendung deforestasi, malah membahayakan masyarakat yang rentan.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1174725851075629056"}"></div></p>
<h2>‘Pasar karbon’ California</h2>
<p>Para pembuat kebijakan telah mempertimbangkan cara agar California dapat mengurangi deforestasi setidaknya sejak saya memulai <a href="https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C30&q=maron+greenleaf&btnG=">penelitian hukum dan antropologis</a> tentang <em>offset</em> hutan akhir tahun 2000an.</p>
<p>Negara bagian California adalah rumah bagi salah satu <a href="https://ww3.arb.ca.gov/cc/ab32/ab32.htm">pasar karbon</a> yang penting, yang dikenal dengan “<em>cap and trade</em>” (mekanisme yang membatasi jumlah emisi dari sumber tertentu). Sepuluh negara bagian AS, Uni Eropa, Quebec dan beberapa kota di Cina <a href="https://www.nytimes.com/interactive/2019/04/02/climate/pricing-carbon-emissions.html">menggunakan program <em>cap-and-trade</em></a> ini.</p>
<p>Dalam <a href="https://theconversation.com/setting-the-right-price-for-carbon-five-questions-for-economist-nicholas-stern-87803">program <em>cap-and-trade</em></a>, pembuat kebijakan membatasi jumlah gas rumah kaca yang dikeluarkan setiap tahun dan mengeluarkan “jaminan” untuk mencemari. Pencemar juga dapat “memperdagangkan” jaminan ini di antara mereka.</p>
<p>Dari perspektif perubahan iklim global, sumber gas rumah kaca tidak menjadi masalah karena dampaknya sama saja. </p>
<p>Sebagai alternatif untuk mengurangi emisi mereka, pencemar di California sudah dapat membeli “<em>offset</em>” terbatas dari entitas yang disetujui. Misalnya, untuk setiap metrik ton karbon dioksida yang disimpan oleh Suku Yurok di hutan California
Utara, mereka dapat <a href="https://www.newyorker.com/news/dispatch/how-carbon-trading-became-a-way-of-life-for-californias-yurok-tribe">menjual <em>offset</em> karbon tersebut kepada pencemar di California</a>. Sebagai gantinya, para pencemar —— seperti kilang minyak Chevron di Richmond — dapat mengeluarkan emisi mereka.</p>
<p>Dalam beberapa tahun, kilang yang sama berpotensi membayar <a href="https://wriorg.s3.amazonaws.com/s3fs-public/ending-tropical-deforestation-jurisdictional-approaches-redd.pdf">negara bagian Acre di Brasil</a> untuk melindungi hutan hujan Amazon.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/293862/original/file-20190924-51401-1d3s4mp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Emisi karbon: kurangi or <em>offset</em>?</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/California-Climate-Change-Lawsuits/ba4df2bbb4274f5bacc9a0caf110e4ff/3/0">AP Photo/Paul Sakuma, File</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Landasan Etis</h2>
<p><a href="https://ww3.arb.ca.gov/cc/capandtrade/meetings/022510/pres.pdf">Logika ekonomi <em>offset</em> karbon internasional</a> adalah para pencemar bisa aman membayar yang lain untuk mengurangi emisi.</p>
<p>Namun, Standard Hutan Tropis yang diakui oleh California mungkin tidak memiliki landasan etis yang kuat. </p>
<p>Sama halnya dengan <a href="https://www.nytimes.com/2009/02/10/nyregion/10indulgence.html">indulgensi Katolik</a> yang memaafkan orang berdosa dengan membayar gereja, maka <em>offset</em> karbon seperti memberikan pengampunan kepada para perusahaan pencemar untuk berubah. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=851&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=851&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=851&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1069&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1069&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/293864/original/file-20190924-51421-3n7v8m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1069&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Bagi orang yang hidup dengan kabut asap, penting untuk mengetahui sumber polusi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Southern-California-Smog/46b011b6ef47405f8a396d5be4b139a7/12/0">Foto AP / Nick Ut, File</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mekanisme <em>offset</em> karbon mungkin memberikan waktu bagi Bumi untuk pulih, sementara manusia terus mengembangkan energi terbarukan dan teknologi rendah karbon. Namun, ini hanya menunda kebutuhan mendesak untuk transisi energi dari bahan bakar fosil.<br>
Kelompok pro lingkungan hidup di California telah <a href="https://caleja.org/wp-content/uploads/2017/04/EJissuesinCAcapandtrade.pdf">mengkritik kebijakan <em>offset</em></a> tersebut. Mereka menyatakan bahwa lokasi dari sumber polusi udara juga penting diperhatikan. </p>
<p>Emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembangkit listrik dan kilang minyak keluar bersama dengan <a href="https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002604">partikel berbahaya dan polutan berbahaya lainnya</a> yang dapat <a href="https://doi.org/10.1016/S0140-6736(14)60617-6">memperburuk asma dan menyebabkan masalah kesehatan serius lainnya</a>.</p>
<p>Peneltian menunjukkan bahwa orang kulit berwarna sering tinggal dan bekerja di <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/10/12/125011/pdf">wilayah dengan kualitas udara terburuk</a>, baik <a href="https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002604">di California</a> maupun <a href="https://www.mdpi.com/1660-4601/8/6/1755">di tempat lain di Amerika Serikat</a>.</p>
<p>Dalam upaya melindungi hutan tropis, Standar Hutan Tropis justru memperburuk isu ketidakadilan alih-alih mengurangi polusi di California. </p>
<h2>Konsekuensi tidak disengaja</h2>
<p>Pasar di California sudah ada untuk <em>offset</em> karbon. Lalu, apakah penting apabila pencemar membeli dari hutan di California Utara atau daerah tropis lainnya? </p>
<p>Secara etis, ya. Hal ini karena <em>offset</em> dari hutan tropis dapat membahayakan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2015.09.021">Para peneliti</a> menemukan bahwa sebuah program di Kenya, misalnya, komunitas yang lebih miskin menerima sedikit manfaat dari penjualan <em>offset</em> karbon ketimbang yang kaya. Di Zanzibar, program <em>offset</em> justru <a href="https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2018.04.021">mengganggu norma perlindungan hutan yang sudah lama ada</a>.</p>
<p>Program karbon hutan lainnya, <a href="https://www.ecologyandsociety.org/vol18/iss4/art1/">seperti di Ekuador</a>, belum mendapatkan persetujuan atau partisipasi yang berarti dari masyarakat setempat. Masyarat adat dan komunitas terpinggirkan lainnya sangat <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264837715002926">rentan</a> terhadap offset karbon yang memperburuk ketidaksetaraan yang ada. </p>
<p>Standar Hutan Tropis berupaya untuk menghindari ancaman tersebut. Standar tersebut mensyaratkan bahwa setiap <em>offset</em> dari program anti-deforestasi pemerintah yang memenuhi perlindungan sosial dan lingkungan yang tinggi <a href="https://wriorg.s3.amazonaws.com/s3fs-public/ending-tropical-deforestation-jurisdictional-approaches-redd.pdf">di seluruh yurisdiksi</a>. Dan, bukan datang dari perusahaan swasta yang tidak jelas atau pemerintahan opresif. </p>
<p>Para <a href="https://www.latimes.com/opinion/story/2019-09-11/la-oe-uc-fossil-fuel-divestment-endowment">pendukung <em>offset</em> berharap</a> bahwa pemerintah hutan tropis di mana pun akan berusaha untuk memenuhi standar ketat ini untuk mengakses pendanaan.</p>
<p>Meski demikian, tampuk pemerintahan berubah. Para pemimpin baru dapat <a href="https://www.aljazeera.com/news/2019/08/190827195351319.html">menghilangkan atau mengurangi perlindungan bagi hutan tropis dan masyarakat</a> dengan cara yang melanggar standar California. Dari ribuan mil jauhnya, sulit untuk mengetahui apakah pelanggaran telah terjadi.</p>
<p>Para pengritik Standar Hutan Tropis juga <a href="https://www.arb.ca.gov/lists/com-attach/127-tfs2018-UDoFbFU9Az4LeQcq.pdf">khawatir</a> bahwa mereka tidak bisa mengetahui pasti seandainya hutan telah ditebang habis tanpa pendanaan <em>offset</em>. Kekhawatiran ini juga diungkapkan oleh <em>offset</em> karbon lainnya. </p>
<p>Uang jumlah besar yang mengalir dari California seharusnya memberikan insentif kepada pemerintah untuk melindungi hutan-hutan yang terancam. Namun, juga bisa membuat mereka klaim hutan yang sudah terlindungi sebagai hutan punah. </p>
<h2>Iklim berubah, moral berubah</h2>
<p>Berdasarkan cara pandang etika lingkungan, detail sangat penting. </p>
<p>Perubahan iklim mengancam manusia dan kehidupan mahkluk hidup lainnya. Jika pengurangan emisi dari <em>offset</em> tidak nyata, justru berkontribusi pada ancaman terhadap manusia dan mahkluk hidup lainnya. </p>
<p>Namun, California telah mengambil sikap etis dalam mendukung Standar Hutan Tropis. Tidak melakukan apa-apa atas perubahan iklim <a href="https://theconversation.com/youth-climate-movement-puts-ethics-at-the-center-of-the-global-debate-123746">mendukung status quo</a>: Penghancuran atas hutan Amazon dan hutan tropis lainnya yang penting bagi dunia.</p>
<p>Baru-baru ini, penulis dan aktivis iklim Bill McKibben, <a href="https://www.newyorker.com/news/daily-comment/money-is-the-oxygen-on-which-the-fire-of-global-warming-burns">membandingkan</a> momen yang saat ini dengan menit-menit terakhir pertandingan sepak bola.</p>
<p>Dalam posisi tertinggal, sebuah tim akan melakukan segala cara, termasuk yang risikonya besar sekali, demi meraih kemenangan.</p>
<p><em>Fahri Nur Muharom menerjemahkan artikel ini dari Bahasa inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/125376/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Maron Greenleaf menerima dana dari Social Science Research Council, the Wenner-Gren Foundation, dan Universitas Stanford untuk melakukan riset terkait offset karbon dari hutan. </span></em></p>Rencana baru California untuk memerangi perubahan iklim global merupakan rencana yang inovatif. Tapi menimbulkan pertanyaan etis yang rumit tanpa jawaban yang mudah.Maron Greenleaf, Postdoctoral Fellow and Lecturer, Dartmouth CollegeLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1213662019-08-07T08:16:16Z2019-08-07T08:16:16ZPekan Hiu: Hal-hal yang sering diabaikan tentang hiu<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/286811/original/file-20190803-117893-tr6c4f.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=10%2C4%2C1011%2C761&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tidak apa-apa, saya pemakan fitoplankton: Hiu paus di Indonesia.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flic.kr/p/8jtUkk">Marcel Ekkel/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Manusia memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap hiu, meskipun data menunjukkan bahwa risiko digigit oleh hiu sangatlah kecil.</p>
<p>Selain sebagai <a href="https://scholar.google.com/citations?user=FKrC4FYAAAAJ&hl=en">ahli biologi</a> kelautan, saya bekerja sebagai direktur di <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/sharks/">Program Penelitian Hiu</a> di Florida, Amerika Serikat, yang sudah mendokumentasikan kasus serangan hiu global terhadap manusia sejak tahun 1958. Data tersebut dikumpulkan dalam sebuah dokumen tentang <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/shark-attacks/">serangan hiu internasional</a> atau (<em>Shark Attack International File</em>). </p>
<p>Melalui data yang berhasil dikumpulkan, kami berusaha membuktikan bahwa serangan hiu justru sangat jarang terjadi. </p>
<p>Anda 30 kali lebih mungkin tersambar petir, lebih mungkin meninggal saat <a href="https://theconversation.com/why-do-people-risk-their-lives-for-the-perfect-selfie-55937">mengambil foto selfie</a> atau bahkan <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/shark-attacks/odds/compare-risk/nyc-biting-injuries/">digigit seseorang di New York</a>, ketimbang digigit hiu.</p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/Bz_foeEj4D0/?utm_source=ig_web_copy_link","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<p>Menyambut <a href="https://www.discovery.com/shark-week/2019/s/shark-week-announcement-2019">program mingguan khusus tentang Hiu (<em>Shark Week</em>)</a> di Discovery Channel, berikut adalah beberapa hal tentang hiu yang sering diabaikan :</p>
<h2>Hiu berasal dari keluarga besar dan beragam</h2>
<p>Tidak semua hiu sama. Hanya belasan dari sekitar 520 spesies hiu yang berpotensi memiliki konflik dengan manusia. Bahkan ketiga spesies hiu yang dianggap berbahaya bagi manusia, – <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/carcharodon-carcharias/">hiu putih</a> (<em>Carcharodon carcharias</em>), <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/galeocerdo-cuvier/">hiu harimau</a> (<em>Galeocerdo cuvier</em>) dan <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/carcharhinus-leucas/">hiu banteng</a> (<em>Carcharhinus leucas</em>) –, memiliki perilaku dan genetik yang berbeda satu sama lain. </p>
<p>Hiu macan dengan hiu banteng berbeda secara genetik, seperti anjing berbeda dengan kelinci. Kedua spesies ini juga jauh berbeda dengan hiu putih, layaknya anjing dengan kangguru. </p>
<p>Kedua grup – hiu putih dengan hiu harimau dan hiu banteng – memisahkan diri karena evolusi sejak 170 juta tahun lalu, saat masih zaman dinosaurus, sebelum asal usul burung, dan <a href="https://www.ck12.org/book/CK-12-Human-Biology/section/7.2/">110 juta tahun sebelum asal usul primata</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=339&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=339&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=339&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=426&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=426&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/285713/original/file-20190725-136764-1xsdvll.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=426&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Hiu putih, hiu harimau, dan hiu banteng adalah spesies berbeda yang terpisah secara genetik ratusan juta tahun yang lalu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Gavin Naylor</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meski demikian, banyak orang beranggapan bahwa semua hiu itu sama dan memiliki kecenderungan akan menyerang manusia. </p>
<p>Istilah ‘serangan hiu’ secara ilmiah sama dengan serangan mamalia. Tidak akan ada yang menyamakan gigitan anjing dengan gigitan hamster, tapi inilah yang kita lakukan ketika membicarakan hiu. </p>
<p>Lebih jelasnya, ketika seorang reporter bertanya tentang kasus serangan hiu putih di Cape Cod, Amerika Serikat dan meminta saran bagi para pengunjung pantai di California Utara, Amerika Serikat maka ini sama saja dengan, “Seorang pria mati digigit anjing di Cape Cod. Apa yang harus kita lakukan saat berhadapan dengan kanguru di California Utara?”</p>
<h2>Kenali spesies</h2>
<p>Memahami perilaku dan kebiasaan hidup spesies lokal adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga diri. Contohnya, hampir semua serangan yang terjadi di Cape Cod dilakukan oleh hiu putih yang memiliki tubuh cukup besar dan berenang sendirian di perairan air dingin untuk mencari ikan. Meskipun mereka juga bisa terlihat bergerombol dekat koloni anjing laut untuk berburu ikan pada waktu-waktu tertentu. </p>
<p>Sementara, serangan hiu yang terjadi di pantai Carolina merupakan spesies air hangat, seperti hiu banteng, hiu harimau, dan <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/carcharhinus-limbatus/">hiu sirip hitam</a> (<em>Carcharhinus limbatus</em>). </p>
<p>Setiap spesies hiu memiliki habitat dan preferensi makanan masing-masing. </p>
<p>Hiu sirip hitam, yang kami duga bertanggung jawab atas beberapa kasus serangan ringan pada manusia di Amerika Serikat bagian tenggara, memakan ikan kecil seperti menhaden. </p>
<p>Sebaliknya, hiu banteng bisa berada di perairan air tawar dan perairan air asin, hingga muara sungai. </p>
<p>Gigitan hiu banteng lebih tajam daripada hiu sirip hitam karena mereka lebih besar, lebih kuat, lebih agresif, dan lebih ulet. Beberapa kematian manusia akibat gigitan hiu berasal dari hiu banteng. </p>
<p>Hiu harimau juga besar dan berbahaya bagi manusia, terutama di lepas pantai pulau vulkanik seperti Hawai, Amerika Serikat, dan Reunion, pulau kecil di perairan Afrika milik Prancis. Hiu harimau merupakan hewan tropis yang sering menjelajah ke perairan dangkal yang sering dikunjungi oleh para perenang dan peselancar.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/yDqzGOa-adc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Hiu merupakan predator penting yang memiliki peran dalam rantai makanan di laut.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Manusia bukan target hiu</h2>
<p>Hiu tidak “berburu” manusia. Berdasarkan dokumen Serangan Hiu Internasional yang disusun selama 60 tahun terakhir, ada hubungan antara serangan hiu dan jumlah orang di dalam air. </p>
<p>Dengan kata lain, gigitan hiu terjadi karena adanya pertemuan manusia dengan hiu. Kebanyakan kasus gigitan hiu adalah kasus salah identifikasi. Apabila hiu berburu manusia, maka jumlah kasus akan jauh lebih banyak karena manusia merupakan target mereka. </p>
<p>Situasi di lapangan juga berpengaruh terhadap risiko serangan hiu. Pertemuan dengan hiu akan mungkin terjadi apabila mereka berenang dekat ke pantai, tempat manusia berenang. Hiu cenderung berenang mengikuti ikan atau anjing laut yang merupakan mangsa mereka. </p>
<p>Jadi kita bisa menggunakan variabel lingkungan, seperti suhu, pasang surut, atau kondisi cuaca untuk lebih baik memprediksi pergerakan ikan-ikan ke pantai yang bisa digunakan untuk memperkirakan keberadaan hiu. </p>
<p>Hal ini akan dilakukan oleh program kami bekerja sama dengan universitas lainnya selama beberapa tahun ke depan. </p>
<p>Kami sudah memulai pemantauan pergerakan hiu yang ditandai di perairan lepas pantai dan hubungannya dengan variabel lingkungan sehingga bisa mengetahui kondisi apa saja yang membuat hiu mendekati pantai. </p>
<h2>Mengetahui lebih banyak tentang hiu</h2>
<p>Masih banyak yang harus dipelajari tentang hiu. Terutama fakta bahwa adanya lebih dari spesies hiu yang tidak pernah menggigit manusia. Salah satunya, <a href="https://www.newsweek.com/one-worlds-rarest-sharks-also-one-most-adorable-325280">hiu kantung yang berukuran mungil di laut dalam</a>. Hiu unik ini memiliki kantong aneh di belakang sirip dada.</p>
<p>Hanya dua spesimen hiu kantong berhasil ditangkap - satu di lepas pantai Cile 30 tahun yang lalu dan satu lagi di Teluk Meksiko di Laut Mediterania. </p>
<p>Kami belum mengetahui persis fungsi dari kantong tersebut, dugaan awal kantong tersebut digunakan untuk menyimpan cairan bercahaya yang berguna untuk mengalihkan perhatian predator. Sementara, kerabat dekatnya, <a href="https://sharkdevocean.wordpress.com/2015/04/23/second-ever-pocket-shark-discovered-in-gulf-of-mexico/"><em>tail light shark</em></a> atau hiu ekor, melepaskan cairan bercahaya dari kelenjar di bagian bawah dekat lubang napas.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/UTO5debfmsg?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Hiu goblin (<em>Mitsukurina owstoni</em>) yang banyak ditemukan di Asia ini bisa memanjangkan rahangnya untuk memasukkan mangsa ke dalam mulutnya.</span></figcaption>
</figure>
<p>Bentuk hiu sangatlah beragam, mulai dari <a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/mitsukurina-owstoni/">hiu goblin</a> yang unik (<em>Mitsukurina owstoni</em>) dan sering ditemui di Jepang, hingga<a href="https://www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/rhincodon-typus/"> hiu paus</a> (<em>Rhincodon typus</em>), hiu pemakan fitoplankton yang terkenal jinak. </p>
<p>Sayangnya, kami belum bisa menemukan lokasi pembiakan hiu paus yang kemungkinan dipenuhi dengan ribuan <a href="https://www.earthtouchnews.com/oceans/sharks/baby-whale-shark-rescued-from-gillnet-in-india-video/">anak hiu</a>. Untuk jenis hiu laut dalam, umumnya bisa dideteksi kapal-kapal selam, contohnya hiu enam insang atau <a href="https://twitter.com/gavinnaylor/status/1146144452681113601"><em>sixgill shark</em></a>, hiu raksasa pemakan bangkai dan kemungkinan hewan lain di laut dalam. </p>
<p>Meski hiu bukan hewan yang asing lagi bagi manusia, namun ternyata banyak yang belum diketahui. Pemahaman tentang biologi hiu masih di permukaan saja. Tapi, setidaknya kita mendapatkan gambaran sedikit bahwa hiu berbeda dengan vertebrata lainnya. </p>
<p>Mereka sudah berevolusi selama 400 juta tahun lamanya untuk beradaptasi dengan lingkungan, oleh karena itu banyak hal yang belum terungkap oleh manusia. </p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121366/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Gavin Naylor tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemberitaan sering melebih-lebihkan risiko serangan hiu bagi manusia. Padahal, lebih dari 500 spesies hiu tidak pernah menyerang manusia, bahkan ada banyak yang bisa dipelajari tentang mereka.Gavin Naylor, Director, Florida Program for Shark Research, University of FloridaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1202862019-07-22T02:47:16Z2019-07-22T02:47:16ZPerempuan mulai bergabung dengan gerakan lingkungan, tapi pelecehan dan ketidakadilan gender menghambat mereka<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/283819/original/file-20190712-173376-1lrdsqy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C10%2C2448%2C1685&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Apakah semuanya terlibat?</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/people-hands-cupping-plant-nurture-environmental-604290230?src=-VPsVKv1lX91ihZsFvCRdA-1-7&studio=1">Rawpixel.com/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/metoo-workplace-equality-and-the-wave-of-women-3-essential-reads-108147">Gerakan #MeToo</a> membawa perubahan besar pada banyak organisasi di Amerika Serikat dalam dua tahun terakhir. Walau begitu, gerakan ini masih meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana tempat kerja dapat lebih inklusif dan adil bagi <a href="https://hbr.org/podcast/2019/06/why-things-arent-better-yet">perempuan dan kelompok lainnya</a>.</p>
<p>Beberapa bulan lalu, sejumlah <a href="https://www.politico.com/story/2019/06/11/jewell-nature-conservancy-1524088">petinggi</a> dari <a href="https://www.nature.org/en-us/"><em>The Nature Conservancy</em></a> memutuskan untuk keluar dari organisasi konservasi terbesar di Amerika Serikat. Mereka keluar setelah terbongkarnya kasus pelecehan seksual dan pelanggaran tempat kerja setelah adanya investigasi. </p>
<p>Kenyataan ini menegaskan bahwa budaya organisasi atau tempat kerja “<a href="https://www.politico.com/story/2019/05/05/29/the-nature-conservancy-harassment-probe-1488630">menghambat perempuan untuk berkembang</a>.”</p>
<p>Kami telah melakukan studi tentang perempuan di pucuk pimpinan lembaga yang melindungi lingkungan selama beberapa tahun terakhir. Penelitian kami berhasil menunjukkan bahwa pelecehan merupakan salah satu dari banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para perempuan saat menjadi pimpinan. Hasil ini, sayangnya, tidak mengejutkan bagi kami. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1138152976554610688"}"></div></p>
<h2>Kehadiran perempuan dalam konservasi</h2>
<p>Selama lebih dari 30 tahun, lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat mendapatkan kritikan karena kerap <a href="https://www.jstor.org/stable/41674848">dipimpin oleh orang kulit putih dari golongan ekonomi kaya</a>, dan <a href="https://www.dukeupress.edu/the-rise-of-the-american-conservation-movement">berjenis kelamin laki-laki</a>.</p>
<p>Lembaga konservasi melakukan perbaikan dengan <a href="https://www.greenbiz.com/article/why-diversity-sustainability-matters-and-what-you-can-do">merekrut lebih banyak staf dari latar belakang yang beragam</a> dan bermitra lebih erat dengan <a href="https://www.politico.com/story/2015/05/05/new-sierra-club-president-green-diversity-problem-118433">pejuang keadilan lingkungan</a>.</p>
<p>Hasilnya, para perempuan semakin terlibat dalam organisasi konservasi. Pada tahun 2017, <a href="https://www.diversegreen.org/wp-content/uploads/2017/05/BeyondDiversity_NGO_Scorecard.Final_.pdf">41% dari staf penuh waktu</a> adalah perempuan. Namun, sampai saat ini belum banyak penelitian yang mendokumentasikan pengalaman mereka.</p>
<p><em>The Nature Conservancy</em> bukanlah organisasi pertama di mana perempuan mengeluhkan iklim kerja yang menyulitkan. </p>
<p>Sejak tahun 2016, skandal pelecehan seksual telah ditemukan di kelompok nirlaba lainnya, seperti <a href="https://news.mongabay.com/2018/04/calls-for-change-in-handling-abuse-allegations-at-top-conservation%20-group%20/"><em>Conservation International</em></a> dan <a href="https://www.hcn.org/issues/48.21/how-the-park-service-is-failing-women"><em>US National Park Service</em></a>.</p>
<p>Penelitian telah mengidentifikasi banyaknya hambatan di tempat kerja yang menyulitkan kemajuan perempuan dalam profesinya. </p>
<p>Hal itu meliputi adanya <a href="https://doi.org/10.5465/amj.2016.0148">tantangan terhadap kompetensi mereka</a>, <a href="https://doi.org/10.1073/pnas.1211286109">perbedaan gaji dan promosi</a>, dan <a href="https://doi.org/10.1177/0003122412451728">pelecehan seksual</a>. </p>
<p>Tantangan-tantangan ini disebut sebagai sebuah “<a href="https://www.scholars.northwestern.edu/en/publications/through-the-labyrinth-the-truth-about-how-women-become-leaders">labirin</a>” yang menghambat perempuan untuk menduduki jabatan kepemimpinan senior. </p>
<p>Meski pelestarian lingkungan adalah bidang yang cenderung progresif dengan para pendukungnya menganggap mereka berjuang untuk “berbuat baik,” namun dalam sebuah studi terbaru kami menemukan bahwa para ilmuwan perempuan yang memimpin upaya konservasi <a href="http://dx.doi.org/10.1111/csp2.36">menghadapi banyak dari hambatan ini</a>.</p>
<h2>Tantangan terkait gender di organisasi lingkungan</h2>
<p>Kami mewawancarai 56 perempuan yang menjabat posisi kepemimpinan di organisasi konservasi non-pemerintah, lembaga federal dan negara bagian, dan organisasi lainnya di 19 negara bagian di Amerika Serikat. </p>
<p>Usia mereka antara 26 hingga 64 tahun dan memiliki latar belakang ilmu pengetahuan alam dan sosial yang beragam.</p>
<p>Dalam percakapan kami, mereka mendeskripsikan enam kategori tantangan terkait gender–ketidaksetaraan gaji dan kesulitan menegosiasikan tingkat gaji, perekrutan dan promosi yang tidak setara, dikecualikan secara informal, pelecehan seksual dan tanggapan organisasi yang tidak memadai, dan adanya asumsi bahwa mereka tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan mereka atau tidak layak menjadi pemimpin.</p>
<p>Perempuan mengungkapkan tantangan-tantangan sudah ada sejak awal karier mereka, baik dalam bentuk pelecehan di lokasi-lokasi lapangan yang terpencil atau dalam bentuk anggapan bahwa ilmuwan yang sejati seharusnya tidak mengenakan sepatu hak tinggi atau riasan.</p>
<p>Bagi banyak perempuan, pelecehan-pelecehan tersebut berlangsung bahkan hingga mereka menjadi pemimpin senior.</p>
<p>Perempuan dari semua latar belakang mengatakan bahwa mereka mengalami hambatan yang sama. Sebagian besar menyatakan setidaknya ada empat tantangan yang mereka harus hadapi. </p>
<p>Banyak yang melaporkan mengalami pelecehan seksual, mulai dari komentar hingga kontak fisik yang tidak diinginkan. Beberapa menggambarkan atasan laki-laki atau kolega berperilaku mengancam secara verbal atau fisik.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=889&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=889&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=889&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1117&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1117&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/280116/original/file-20190618-118535-1lu8lif.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1117&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Dorceta Taylor, seorang profesor di University of Michigan, Amerika Serikat, mengajarkan kursus tentang topik termasuk sistem pangan, sejarah dan politik lingkungan, keadilan lingkungan, dan teori sosiologis. Dia menulis laporan di tahun 2014 yang menggambarkan gerakan lingkungan Amerika Serikat sebagai gerakan orang dalam yang berkulit putih’</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flic.kr/p/dNHBt4">UMSEAS</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dalam pandangan mereka, perilaku-perilaku ini sering tidak dilaporkan karena perempuan takut akan adanya tindakan balasan atau mereka tidak berpikir bahwa melapor akan membawa perubahan. </p>
<p>Dan, ketika organisasi benar-benar mengambil tindakan, dalam penelitian kami, mereka menilai bahwa tindakan itu tidak cukup. Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang partisipan, “Saya sudah berpikir untuk melaporkan, tapi saya lalu bertanya kepada diri sendiri, kenapa saya harus lapor? Pelaku tidak akan dituntut pertanggungjawaban. Saya yang harus menanggung beban dan biasanya hanya dibalas dengan : ‘jangan terlalu diambil hati’. </p>
<p>Perempuan non-kulit putih menghadapi rintangan yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka yang berkulit putih. </p>
<p>Partisipan kulit hitam, Hispanik, dan keturunan Asia menggambarkan diri mereka diperlakukan berbeda sebagai pejuang lingkungan satu-satunya dari ras atau etnis tertentu dan membuat rekan-rekan mereka menganggap bukan sebagai pimpinan atau ilmuwan. </p>
<p>Beberapa dari mereka menjelaskan, perempuan kulit putih kesulitan untuk menjadi pimpinan, tapi perempuan non-kulit putih bahkan susah untuk masuk ke dalam gedung.</p>
<h2>Dukungan yang bisa diberikan?</h2>
<p>Para partisipan mengatakan ada dua jenis dukungan yang telah memperbaiki situasi mereka. Salah satunya dukungan struktural, antara lain adanya kebijakan organisasi tentang pelecehan seksual, ketidakadilan gaji dan masalah lainnya, dan pelatihan tentang kepemimpinan dan keragaman. </p>
<p>Beberapa melaporkan bahwa kebijakan organisasi tentang pelecehan seksual hanya diberlakukan setelah terjadi skandal.</p>
<p>Langkah-langkah lainnya fokus kepada hubungan antar individu, meliputi memberikan peluang kepada perempuan, mempelajari kebutuhan individu perempuan, menawarkan masukan dan bimbingan, menghubungkan perempuan dengan jejaring profesional, memperjuangkan pekerjaan mereka, dan menunjukkan kepercayaan pada mereka.</p>
<p>Sangat penting melihat perilaku-perilaku tersebut diterapkan oleh para pimpinan terlepas dari gender mereka. </p>
<p>Oleh karena itu, keputusan untuk mempekerjakan mantan Sekretaris Dalam Negeri Amerika Serikat Sally Jewell sebagai interim CEO dari <em>The Nature Conservancy</em> tampak menjanjikan. Jewell sendiri telah menyoroti perlunya <a href="https://www.eenews.net/stories/1060561213">budaya tempat kerja</a> "di mana karyawan bisa nyaman dengan dirinya sendiri untuk bekerja.”</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=422&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=422&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=422&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=530&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=530&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/279859/original/file-20190617-118514-18pwm4d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=530&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Gabon-U-S-Secretary-Interior/c61280262daf4023aad58221caa21155/149/0">AP Photo/Joel Bouopda Tatou</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mengapa keragaman penting dalam konservasi ?</h2>
<p>Tugas lembaga lingkungan lebih dari melindungi satwa liar dan alam. Upaya ini melibatkan orang-orang yang bekerja untuk mempromosikan gaya hidup dan kebiasaan yang berkelanjutan, sehingga generasi masa depan dapat berkembang. </p>
<p>Dalam sebuah esai tahun 2014, sebanyak 240 ilmuwan lingkungan menyatakan bahwa “masalah gender dan bias budaya” akan menghambat konservasi karena <a href="http://dx.doi.org/10.1038/515027a">memicu argumen yang memecah belah</a> terkait dengan alasan dan cara melestarikan alam.</p>
<p>“Upaya perlindungan lingkungan tidak jarang akan menjumpai pandangan yang beragam dan nilai yang berbeda di dunia nyata,” jelas mereka dalam esai tersebut. “Untuk menjawab dan memasukkan pandangan dan nilai-nilai ini, kami menyerukan adanya perwakilan yang lebih inklusif dari para ilmuwan dan praktisi dalam memetakan masa depan bidang kami, dan untuk pendekatan konservasi yang lebih inklusif.”</p>
<p>Pergolakan yang terjadi di <em>The Nature Conservancy</em> adalah satu bagian dari seruan lebih luas untuk <a href="https://grist.org/feature/the-unsustainable-whiteness-of-green/">transformasi gerakan lingkungan Amerika Serikat</a>. </p>
<p>Ada banyak alasan untuk meyakini bahwa gerakan yang lebih beragam <a href="https://cdn.naaee.org/sites/default/files/eepro/resource/files/diversity_module.9.22.15.pdf">akan lebih efektif</a>, bukan hanya dalam merekrut dan memperkerjakan staf yang berkualitas, tetapi juga dalam mengatasi <a href="https://www.un.org/sustainabledevelopment/blog/2019/05/nature-decline-unpreback-report/">krisis kepunahan yang sedang dihadapi planet Bumi</a>.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/120286/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Organisasi lingkungan utama Amerika Serikat telah berjanji untuk menjanjikan keragaman staf dan dewan mereka selama lebih dari 20 tahun, tetapi bergerak perlahan. Apakah skandal di tempat kerja akan membuat perbedaan?Megan Jones, Ph.D. Candidate in Human Dimensions of Natural Resources, Colorado State UniversityJennifer Solomon, Assistant Professor, Human Dimensions of Natural Resources, Colorado State UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1190332019-06-20T07:03:16Z2019-06-20T07:03:16ZPara ilmuwan berlomba selamatkan badak Sumatra sejak kematian pejantan terakhir di Malaysia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/280161/original/file-20190619-171222-vy5v3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C934%2C672&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rosa, dalam penangkaran Badak Sumatra (_Dicerorhinus sumatrensis_), Way Kambas, Sumatra, Indonesia.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Sumatran_rhinoceros#/media/File:Sumatran_Rhinoceros_Way_Kambas_2008.jpg">Willem v Strien/Wikipedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Dunia berduka atas kematian Tam, <a href="https://www.nationalgeographic.com/animals/2019/05/last-sumatran-rhino-malaysia-dies/?cmpid=org=ngp::mc=social::src=twitter::cmp=editorial::add=tw20190527animals-lastmalesumatranrhino::rid=&sf213370109=1">badak Sumatra jantan terakhir di Malaysia</a>. Kematiannya diduga karena usia senja. Tam mencapai usia tiga puluhan tahun, tergolong lansia bagi badak Sumatra. Pada 2008, dari alam liar dia dimasukkan ke penangkaran di Borneo Malaysia. </p>
<p>Kesehatannya memburuk sejak April 2019 dan pada akhirnya meninggal pada Mei lalu. Dia meninggalkan seekor betina bernama Iman yang tidak dapat bereproduksi karena tumor yang pecah di rahimnya.</p>
<p>Diperkirakan masih terdapat 80 ekor badak Sumatra yang bertahan hidup di belantara Indonesia. Bukan jumlah yang besar, tetapi angka ini <a href="https://www.worldwildlife.org/species/javan-rhino">sedikit lebih baik daripada badak Jawa</a> yang <a href="https://www.worldwildlife.org/species/javan-rhino">mungkin jumlahnya hanya 58 ekor</a>. </p>
<p>Sebagai perbandingan, badak putih Afrika, yang menarik perhatian besar, <a href="https://www.savetherhino.org/rhino-info/population-figures/">diperkirakan berjumlah 20.000</a>. Akan tetapi populasi badak Sumatra-badak paling kecil dan paling berambut di dunia-telah menurun 70% dalam dua dekade terakhir, penyebab utamanya adalah perburuan dan hilangnya habitat. Sekarang spesies ini <a href="https://www.iucnredlist.org/species/6553/12787457">digolongkan sebagai spesies terancam punah</a> dengan risiko kepunahan yang paling tinggi.</p>
<p>Mayoritas badak Sumatra yang tersisa diperkirakan berada di Sumatra. Ada sedikit kemungkinan beberapa hidup di Kalimantan, Indonesia. Mengevaluasi populasi badak Sumatra sangat sulit, karena kelangkaannya. Spesies ini hidup menyebar di hutan pegunungan yang lebat.</p>
<p><a href="https://www.cambridge.org/core/journals/oryx/article/will-current-conservation-responses-save-the-critically-endangered-sumatran-rhinoceros-dicerorhinus-sumatrensis/E36BC68A94599C82D48D9EB810DFD321">Kamera penangkap gambar</a> menjadi alat utama untuk menghitung populasi badak yang relatif kecil dan pemalu ini, tetapi bahkan perkiraan 80 individu ini tingkat akurasinya dipertanyakan. Mungkin ada lebih dari 80 di alam, tapi kemungkinan besar lebih sedikit. Mungkin <a href="https://news.mongabay.com/2017/11/worst-case-scenario-there-could-be-only-30-wild-sumatran-rhinos-left/">sedikitnya hanya 30 ekor yang tersisa</a>.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=828&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=828&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=828&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1041&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1041&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/277352/original/file-20190531-69055-1hq9bi5.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1041&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Badak Sumatera pernah berkeliaran di Asia, dari India tenggara, Bangladesh, Myanmar, dan Thailand hingga pulau Sumatra dan Kalimantan. Saat ini, populasinya di Malaysia diyakini sudah punah. Populasi kecil mungkin masih hidup di Kalimantan, Indonesia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Sumatran_rhinoceros#cite_note-5">Eric Dinerstein/Wikipedia</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Sumatra, populasinya dianggap terisolasi karena habitatnya <a href="https://theconversation.com/habitat-loss-doesnt-just-affect-species-it-impacts-networks-of-ecological-relationships-117687">terfragmentasi menjadi kantong-kantong kecil akibat deforestasi</a>. Hasilnya adalah kawin sedarah dan ini berarti, secara genetik, sub-populasi ini memiliki masa depan yang suram. Mereka telah punah di alam liar di Malaysia sejak 2015. Badak Tam dan Iman tidak dapat menjadi harapan bagi spesies tersebut. Tanpa kemampuan bereproduksi, populasi badak Sumatra di Malaysia telah punah secara fungsional selama bertahun-tahun.</p>
<p>Ukuran populasi yang kecil, badak yang hidup berjauhan satu sama lain, dan terisolasinya habitat yang layak menyebabkan konsekuensi fatal bagi badak Sumatra. Jika betina tidak secara teratur kawin, mereka memiliki kecenderungan untuk mengembangkan kista rahim. Inilah yang membuat badak Iman tidak subur. Fenomena ini disebut <a href="https://www.nature.com/scitable/knowledge/library/allee-effects-19699394">ahli biologi konservasi sebagai “efek Allee”</a>: semakin mengecil suatu populasi, semakin sedikit individu yang dapat sukses bereproduksi. Pada akhirnya, spesies ini akan menuju <a href="https://conservationbytes.com/2008/08/25/the-extinction-vortex/">pusaran kepunahan</a>.</p>
<h2>Pembiakan di penangkaran</h2>
<p>Kematian Tam mungkin mendorong rencana ambisius untuk menyelamatkan badak Sumatra–dengan <a href="https://savesumatranrhinos.org/">upaya bersama</a> untuk menangkap sebanyak mungkin badak liar yang tersisa dan membiakkannya di penangkaran.</p>
<p>Seekor badak betina muda bernama Pahu–yang habitat hutannya <a href="https://www.worldwildlife.org/stories/critically-endangendang-sumatran-rhino-moved-to-new-home">dihancurkan</a> oleh perusahaan tambang–ditangkap pada 2018 dan tampaknya hidup dengan baik dalam penangkaran. Sayangnya, terdapat risiko terhadap strategi ini. Dengan mengambil badak dari habitatnya, kita mengurangi kemungkinan mereka berkembang biak di alam liar.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=409&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/277393/original/file-20190531-69063-63bai7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=514&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ibu, Ratu, dengan Andatu yang berusia empat bulan di Suaka Badak Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Indonesia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Sumatran_rhinoceros#/media/File:Sumatran_rhinoceros_four_days_old.jpg">International Rhino Foundation/Wikipedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai seorang ahli ekologi, sulit bagi saya untuk mendukung penangkaran. Namun, mau tidak mau, hal itu mungkin satu-satunya harapan untuk menyelamatkan spesies yang tampaknya akan perlahan-lahan menjadi punah.</p>
<p>Konon, keberhasilan pembiakan badak Sumatra di penangkaran masih belum terjamin. Telah ada beberapa keberhasilan di kebun binatang Amerika Serikat, tetapi dari 45 badak yang ditangkap sejak 1984, hanya <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/oryx/article/will-current-conservation-responses-save-the-critically-endangered-sumatran-rhinoceros-dicerorhinus-sumatrensis/E36BC68A94599C82D48D9EB810DFD321">empat anak badak yang telah lahir</a>). Bahkan geopolitik memperlakukan spesies ini dengan buruk. Malaysia punya Iman dan sel telurnya–satu-satunya badak penangkaran Sumatra yang masih hidup di pulau Kalimantan. Malaysia juga punya sperma Tam yang baru saja mati. </p>
<p>Akan tetapi, Malaysia harus berkolaborasi dengan Indonesia, yang memiliki tujuh badak di penangkaran yang <a href="https://www.savetherhino.org/programmes/the-sumatran-rhino-sanctuary/">sejauh ini menghasilkan dua anak</a>.</p>
<h2>Bangkit dari kematian?</h2>
<p>Harapan terakhir mungkin harus menggunakan <a href="https://malaysia.news.yahoo.com/death-malaysia-last-male-sumatran-225539255.html?guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_sig=AQAAAD_kQRJsSBKlJUSaSDDk68L2KSzq0l1A0Dbppp4c9H8kW_qbQ7CDaTExYtSmeVg5Zc3Z2uWm5YpcSesKj9l-EYvSyA6s96xmis7SowVMaFqL-uNv2WDM_3hdI77V9xD6-RfTEVOatbW4TzCqUn7AbM4Ybk82EOKDOQH6CEzRQYat">telur dan sperma yang badak</a>, termasuk Iman dan Tam, untuk melakukan inseminasi buatan atau bayi tabung dengan ibu pengganti dari spesies yang sama. Sebab, badak Sumatra benar-benar unik, <a href="http://www.pachydermjournal.org/index.php/pachy/article/view/464/363">mereka adalah satu-satunya anggota dari genus mereka</a>. Dengan tidak adanya spesies badak terkait, satu-satunya kandidat pengganti harus merupakan badak Sumatra lain. Jika berhasil, keturunannya berpotensi berasal dari gen yang hilang, <a href="https://theconversation.com/hybrid-embryos-raise-hope-of-resurrecting-northern-white-rhino-but-whats-the-point-99249">seperti yang telah disarankan untuk badak putih Afrika</a>. </p>
<p>Meski ilmu ini sedang berkembang, “<a href="https://theconversation.com/uk/topics/de-extinction-22997"><em>de-extinction</em>/membangkitkan spesies yang punah</a>” masih merupakan kemungkinan dengan keberhasilan rendah yang mahal dan <a href="https://theconversation.com/the-northern-white-rhino-should-not-be-brought-back-to-life-94153">membawa dilema praktis dan etisnya sendiri</a>. </p>
<p>Jika berhasil, kita bisa membiakkan spesies yang telah mati secara ekologis. Saya ingin hewan liar berada di alam liar sehingga dapat berkontribusi pada ekosistem tempat mereka berevolusi dan tidak hidup di kebun binatang selamanya.</p>
<p>Kedua mode penyelamatan–penangkaran dan kebangkitan genetik–adalah upaya yang terlalu kecil dan terlalu terlambat, seperti petugas pemadam kebakaran mengambil tindakan ketika kerusakan sudah terlalu jauh. </p>
<p>Semakin lama masyarakat menunggu untuk membantu spesies yang jumlahnya menurun, semakin besar keterlambatan dalam mengatasi faktor-faktor yang mengancam spesies dalam bahaya kepunahan, seperti perburuan liar, hilangnya habitat, spesies non-asli, atau perubahan iklim. Akibatnya, semakin rendah kemungkinan keberhasilan upaya penanganan dan semakin besar biaya yang dihabiskan.</p>
<p>Tam hanyalah seekor badak. Dia bukan yang terakhir dari spesiesnya, atau bahkan pejantan terakhir dari spesiesnya, tetapi kita kehilangan satu lagi dari populasi yang sudah terbatas. Semakin kecil ukuran populasi, semakin besar dampak kehilangan satu ekornya. </p>
<p>Matinya Tam membunyikan alarm yang memperingatkan kita akan ketidakmampuan kita untuk bertindak cepat untuk menngatasi ancaman terhadap spesies, yang tujuan akhirnya untuk menyelamatkan kehidupan di Bumi. </p>
<p>Setiap badak Sumatra yang mati sekarang akan disambut dengan peliputan dan perhatian publik. Ini adalah upaya yang benar, tetapi kita juga harus mulai melakukan tindakan konservasi cukup dini agar upaya itu tidak sia-sia.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/119033/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jason Gilchrist tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dunia sedang berduka setelah kepergian badak Sumatra jantan terakhir di Malaysia. Apakah ada cara agar spesies ini tidak berakhir punah?Jason Gilchrist, Ecologist, Edinburgh Napier UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1167432019-05-20T09:08:50Z2019-05-20T09:08:50ZBerapa banyak spesies yang ada di Bumi? Pertanyaan sederhana ini sulit dijawab<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/274853/original/file-20190516-69204-14rano7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C2%2C1356%2C663&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Berapa banyak spesies yang tersisa untuk diberi nama? Pertanyaan yang bagus.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock/ju see</span></span></figcaption></figure><p>Anda mungkin berpikir pertanyaan ini hanya berupa bagian sederhana dari perhitungan biologis–berapa banyak spesies berbeda yang membentuk kehidupan di Bumi?</p>
<p>Namun jawabannya mungkin sedikit mengejutkan.</p>
<p>Sederhananya, kita tidak tahu.</p>
<p>Kita dapat mengetahui secara lebih akurat jumlah buku di Perpustakaan Kongres AS daripada jutaan dan miliaran (dan seterusnya) spesies yang hidup di planet kita, <a href="https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.1001130" title="Why Worry about How Many Species and Their Loss?">tulis ahli ekologi kelahiran Australia Robert May</a>.</p>
<p>Perkiraan untuk jumlah spesies di Bumi saat ini berkisar antara <a href="https://science.sciencemag.org/content/339/6118/413" title="Can We Name Earth's Species Before They Go Extinct?">5,3 juta</a> dan <a href="https://www.sciencedaily.com/releases/2016/05/160502161058.htm" title="Earth may be home to one trillion species">1 triliun </a>.</p>
<p>Perkiraan tersebut memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat besar. Ini seperti mendapatkan laporan bank yang mengatakan Anda memiliki simpanan antara Rp70.000 dan Rp14,5 miliar di rekening Anda.</p>
<p>Mengapa kita tidak tahu jawaban pertanyaan mendasar ini?</p>
<h2>Sangat sulit untuk menghitung kehidupan</h2>
<p>Salah satu bagian dari masalah ini adalah kita tidak bisa begitu saja menghitung jumlah bentuk kehidupan. Banyak yang hidup di habitat yang tidak dapat diakses (seperti laut dalam), terlalu kecil untuk dilihat, sulit ditemukan, atau hidup di dalam makhluk hidup lainnya.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/_lOwi6upg4I?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Spesies baru ditemukan di hampir setiap penyelaman, kata David Attenborough.</span></figcaption>
</figure>
<p>Jadi, alih-alih menghitung, para ilmuwan mencoba memperkirakan jumlah total spesies dengan mencari pola keanekaragaman hayati.</p>
<p>Pada awal 1980-an, ahli entomologi <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/6e7f/a29129b9f65ea6db02a97b155a2edd62c048.pdf" title=" Beetles and other insects of tropical forest canopies at Manaus, Brazil, sampled by insecticidal fogging">terkenal</a> asal Amerika Terry Erwin memperkirakan jumlah spesies di Bumi dengan menyemprotkan pestisida ke kanopi pohon-pohon hutan hujan tropis di Panama. <a href="https://repository.si.edu/handle/10088/4383" title="Tropical forests: Their richness in Coleoptera and other arthropod species">Setidaknya 1.200 spesies</a> kumbang jatuh ke tanah. Dari jumlah itu, 163 hidup hanya pada satu spesies pohon tertentu.</p>
<p>Dengan asumsi bahwa setiap spesies pohon memiliki jumlah kumbang yang serupa, dan mengingat bahwa kumbang membentuk sekitar <a href="https://australianmuseum.net.au/learn/animals/insects/beetles-order-coleoptera/">40% dari serangga (kelompok hewan terbesar)</a>, Erwin sampai pada perkiraan kontroversial, yakni ada 30 juta spesies di Bumi.</p>
<p>Banyak ilmuwan meyakini angka 30 juta itu terlalu besar. Perkiraan kemudian mencapai angka di bawah 10 juta.</p>
<p>Pada 2011, para ilmuwan menggunakan teknik berdasarkan pola dalam jumlah spesies di setiap tingkat klasifikasi biologis untuk sampai pada prediksi yang jauh lebih rendah, yakni sektar <a href="https://science.sciencemag.org/content/333/6046/1083" title="8.7 Million: A New Estimate for All the Complex Species on Earth">8,7 juta spesies</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/271121/original/file-20190426-121233-1y7l2qo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kumbang permata, salah satu spesies serangga yang lebih warna-warni yang hidup di zaman sekarang.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock / Suttipon Thanarakpong</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Semua makhluk, yang besar dan sangat kecil</h2>
<p>Tapi sebagian besar perkiraan keanekaragaman hayati global mengabaikan mikroorganisme seperti bakteri karena banyak dari organisme ini hanya dapat diidentifikasi hingga tingkat spesies dengan mengurutkan DNA mereka.</p>
<p>Akibatnya keragaman mikroorganisme yang sebenarnya mungkin telah diperkirakan terlalu sedikit.</p>
<p>Setelah menyusun dan menganalisis basis data pengurutan DNA dari lima juta spesies mikroba dari 35.000 situs di seluruh dunia, para peneliti menyimpulkan bahwa secara mengejutkan, ada <a href="https://www.sciencedaily.com/releases/2016/05/160502161058.htm" title="Earth may be home to one trillion species"">satu triliun spesies di Bumi</a>. Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada estimasi <a href="https://www.space.com/25959-how-many-stars-are-in-the-milky-way.html">jumlah bintang di galaksi Bima Sakti</a>.</p>
<p>Akan tetapi, seperti perkiraan sebelumnya, angka ini bergantung pada pola keanekaragaman hayati, dan tidak semua orang setuju bahwa hal tersebut harus diterapkan pada mikroorganisme.</p>
<p>Bukan hanya mikroorganisme yang diabaikan dalam perkiraan keanekaragaman hayati global. Kita juga mengabaikan banyak bentuk kehidupan yang hidup <em>di dalam</em> bentuk kehidupan lainnya.</p>
<p>Sebagian besar–dan mungkin semua–spesies serangga adalah korban setidaknya satu atau lebih <a href="https://bmcecol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12898-018-0176-x" title="Quantifying the unquantifiable: why Hymenoptera, not Coleoptera, is the most speciose animal order">spesies tawon parasit </a>. Spesies ini bertelur di dalam atau pada spesies inang (mirip film <em>Aliens</em>, jika alien memiliki sayap). Peneliti <a href="http://www.bbc.com/earth/story/20150522-the-wasps-that-rule-the-world">berpendapat</a> bahwa kelompok serangga yang mengandung tawon parasit ini mungkin merupakan kelompok hewan terbesar di planet ini.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/YhUhkvlY23k?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Tawon parasit menemukan inang untuk anak kecilnya.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Apakah yang kita maksud dengan spesies?</h2>
<p>Masalah yang lebih mendasar pada penghitungan spesies bermuara pada problem yang agak filosofis: ahli biologi belum sepakat tentang <em>arti</em> sebenarnya dari istilah “spesies”.</p>
<p>Konsep spesies biologis yang terkenal menyatakan bahwa dua organisme tergabung dalam spesies yang sama jika mereka dapat kawin silang dan menghasilkan keturunan yang subur. Tetapi karena konsep ini bergantung pada perkawinan, hal ini tidak dapat digunakan untuk mendefinisikan spesies organisme aseksual seperti banyak mikroorganisme serta <a href="https://gizmodo.com/these-asexual-animals-don-t-need-love-on-valentine-s-da-1822975640">beberapa reptil, burung, dan ikan</a>.</p>
<p>Konsep ini juga mengabaikan fakta bahwa banyak makhluk hidup yang kita anggap spesies terpisah dapat dan melakukan kawin silang. Misalnya, anjing, anjing hutan, dan serigala <a href="https://www.smithsonianmag.com/smart-news/coywolves-are-taking-over-eastern-north-america-180957141/">mudah kawin</a>, namun biasanya dianggap menjadi spesies yang terpisah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/271133/original/file-20190426-121241-1gjv9yz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tiga hibrida berusia enam hingga tujuh bulan antara seekor serigala abu-abu barat jantan dan seekor anjing hutan barat betina yang dihasilkan dari inseminasi buatan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0088861">PLOS One (L. David Mech et al)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Definisi lain untuk spesies yang juga populer bergantung pada kemiripan individu dengan lainnya (jika terlihat seperti bebek, itu adalah bebek), sejarah evolusi bersama, atau persyaratan ekologis yang sama.</p>
<p>Namun tidak satu pun dari definisi ini yang sepenuhnya memuaskan, dan tidak ada yang berlaku untuk semua bentuk kehidupan.</p>
<p>Ada <a href="https://www.biotaxa.org/Zootaxa/article/view/zootaxa.2765.1.5" title="Philosophically speaking, how many species concepts are there?">setidaknya 50 definisi spesies yang berbeda</a> untuk dipilih . Apakah seorang ilmuwan memilih untuk menunjuk bentuk kehidupan yang baru ditemukan sebagai spesies baru atau tidak bermuara pada paham filosofis mereka akan sifat suatu spesies.</p>
<h2>Akibat dari kehilangan spesies</h2>
<p>Ketidaktahuan kita akan keanekaragaman hayati sesungguhnya di planet kita memiliki konsekuensi nyata. Setiap spesies adalah <a href="https://theconversation.com/natures-hidden-wealth-is-conservations-missed-opportunity-54948">potensi harta karun solusi untuk</a> masalah termasuk <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4966551/" title="The discovery of artemisinin and Nobel Prize in Physiology or Medicine">obat untuk penyakit</a>, <a href="https://theconversation.com/learning-new-tricks-from-sea-sponges-natures-most-unlikely-civil-engineers-80373">inspirasi untuk teknologi baru</a>, sumber bahan, dan penyedia layanan ekosistem utama yang baru.</p>
<p>Meski demikian, kita hidup di zaman kepunahan massal dengan laporan <a href="https://www.abc.net.au/news/science/2019-02-12/insect-species-in-decline-and-facing-extinction/10804094">penurunan serangga yang mengancam</a>, <a href="https://blogs.scientificamerican.com/extinction-countdown/large-ocean-fish-could-be-gone-by-2050-study-says/">depopulasi skala luas dari lautan kita</a> dan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2014/sep/29/earth-lost-50-wildlife-in-40-years-wwf">hilangnya lebih dari 50% satwa liar</a> dalam rentang hidup seorang manusia.</p>
<p>Tingkat hilangnya keanekaragaman hayati kita saat ini berarti kita hampir pasti akan kehilangan spesies lebih cepat daripada kemampuan kita menamai mereka. Ibaratnya, kita secara efektif membakar perpustakaan tanpa mengetahui nama atau isi buku yang hilang.</p>
<p>Jadi, sementara perkiraan kita tentang jumlah spesies di planet ini tetap sangat tidak tepat, satu hal yang kita tahu adalah bahwa kita mungkin telah menamai dan menjelaskan hanya sebagian kecil dari makhluk hidup.</p>
<p>Spesies baru muncul setiap saat, dengan kecepatan sekitar 18.000 spesies <a href="https://www.esf.edu/species/">setiap tahun</a>. Misalnya, para peneliti di Los Angeles menemukan <a href="https://www.cbsnews.com/news/la-is-buzzing-with-30-new-fly-species/">30 spesies baru</a> dari lalat yang hidup di taman kota, sementara para peneliti lain (juga di AS) menemukan <a href="https://www.theatlantic.com/health/archive/2012/12/1-458-bacteria-species-new-to-science-found-in-our-belly-buttons/266360/">lebih dari 1.400 spesies bakteri baru</a> tinggal di pusar para mahasiswa.</p>
<p>Bahkan jika kita mengambil perkiraan yang lebih konservatif, yakni 8,7 juta spesies kehidupan di Bumi, maka kita hanya menjelaskan dan memberi nama sekitar 25% bentuk kehidupan di planet ini. Jika angka 1 triliun itu benar, maka kita telah melakukan pekerjaan yang sangat buruk, dengan 99,99% spesies masih menunggu deskripsi.</p>
<p>Jelas bahwa planet kita benar-benar penuh dengan kehidupan, bahkan jika kita belum bisa menentukan angka yang tepat untuk jumlahnya. Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak keanekaragaman, yang menakjubkan ini, yang kita pilih untuk diselamatkan.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/116743/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tanya Latty menerima dana dari the Australian Research Council, AgriFutures Australia and the Branco Weiss Society in Science foundation. Ia terafiliasi dengan the Australian Entomological Society.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Timothy Lee menerima dana dari the Australian Biological Resources Study, the Australian Lepidoptera Research Endowment and Sugar Research Australia. Ia adalah anggota dari the Australian Entomological Society.</span></em></p>Bumi kita penuh dengan kehidupan, tapi sesungguhnya kita tidak tahu ada berapa banyak spesies hidup di dalamnya.Tanya Latty, Senior Lecturer, School of Life and Environmental Sciences, University of SydneyTimothy Lee, Associate Lecturer in Life and Environmental Sciences, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1146312019-04-02T07:31:22Z2019-04-02T07:31:22ZPelarangan kulit eksotik untuk fashion dapat musnahkan ular dan buaya dalam jangka panjang<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/267025/original/file-20190402-177163-1tuytt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penduduk asli di Argentina mengeringkan kulit anaconda kuning (ular) dengan cara mematoknya di ruang terbuka.</span> <span class="attribution"><span class="source">Tomas Waller, Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Kita kenal dengan konsep “berita palsu”: kisah-kisah yang secara faktual tidak akurat, tapi berhasil diterima masyarakat karena pesan mereka cocok dengan keyakinan para penerima pesan.</p>
<p>Kami di bidang sains konservasi <a href="https://www.iucn.org/crossroads-blog/201903/banning-exotic-leather-bad-reptiles">mengingatkan</a> bahwa sebuah bentuk dari jenis misinformasi ini–yang dikenal sebagai “<em>feelgood conservation</em>”–mengancam pendekatan untuk pengelolaan hewan liar yang telah dikembangkan oleh beberapa dekade penelitian. </p>
<p>Masalah ini muncul pada Februari lalu ketika pengusaha ritel di Inggris Selfridges <a href="https://www.theguardian.com/business/2019/feb/26/selfridges-to-stop-selling-exotic-animal-skins">mengumumkan</a> bahwa mereka tidak lagi menjual kulit-kulit “eksotis"—kulit dari spesies reptil seperti buaya, kadal, dan ular—untuk melindungi populasi hewan liar dari eksploitasi berlebihan.</p>
<p>Namun, keputusan ini tidak didukung oleh bukti.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/guns-snares-and-bulldozers-new-map-reveals-hotspots-for-harm-to-wildlife-113361">Guns, snares and bulldozers: new map reveals hotspots for harm to wildlife</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Terlalu sederhana</h2>
<p>Melarang penggunaan kulit hewan dalam industri mode terdengar mudah dan terlihat terpuji—reptil liar akan hidup damai, daripada harus dibunuh untuk perdagangan kulit mewah.</p>
<p>Namun <a href="https://www.cites.org/eng/news/cites-further-recognized-as-a-crucial-conservation-tool-that-benefits-wildlife-conservation-and-livelihoods-of-rural-communities_08112018">riset puluhan tahun</a> menunjukkan bahwa menghindari perdagangan komersial kulit reptil, Selfridges mungkin mencapai hal yang berbanding terbalik dari keinginan mereka. Mengurangi perdagangan komersial dapat menjadi bencana bagi beberapa <a href="http://www.iucncsg.org/365_docs/attachments/protarea/16th-aa4f3b77.pdf">populasi reptil liar</a>.</p>
<p>Bagaimana mungkin? Bukankah penggunaan kulit hewan liar secara komersial mengancam populasi reptil tropis yang dikumpulkan dan dibunuh untuk diambil kulitnya?</p>
<p>Ternyata, tidak. Anda harus melihat masa lalu nasib hewan individual tersebut dan mempertimbangkan masa depan spesies tersebut. Penggunaan kulit hewan liar secara komersial memberi orang lokal—kebanyakan sangat miskin—sebuah <a href="http://wedocs.unep.org/handle/20.500.11822/22864">insentif finansial langsung</a> untuk merawat populasi reptil dan habitat tempat mereka bergantung.</p>
<p>Jika kadal, ular, dan (khususnya) buaya tidak berharga bagi Anda, mengapa Anda ingin mempertahankan keberadaan mereka, atau melindungi hutan dan rawa-rawa tempat mereka tinggal?</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266001/original/file-20190326-139380-s9i52b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Seorang perempuan membesarkan piton Burma di perkebunan kecil Kepulauan Hainan, Cina.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Daniel Natusch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-australia-can-learn-from-victorias-shocking-biodiversity-record-113757">What Australia can learn from Victoria's shocking biodiversity record</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Pemakan manusia terbesar di billabong</h2>
<p>Studi kasus paling penting yang mendukung prinsip tersebut melibatkan buaya air asin di Australia tropis—pemakan manusia paling besar dan kejam di billabong (danau kecil dalam istilah Australia).</p>
<p>Dipanen berlebihan hingga hampir punah, reptil besar ini akhirnya dilindungi dalam <a href="http://www.environment.gov.au/cgi-bin/sprat/public/publicspecies.pl?taxon_id=1774">Wilayah Utara Australia pada 1971</a>. Populasi ini mulai pulih, tapi pada 1979-80, ketika kasus buaya menyerang manusia mulai marak, publik dan politikus menginginkan buaya-buaya ini dikurangi lagi. Jadi sulit untuk menyalahkan mereka untuk itu. Siapa yang ingin seekor buaya lapar di kolam tempat anak-anak mereka berenang?</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/265766/original/file-20190326-36252-gr1fj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Buaya air asin adalah alasan banyak pantai tidak dibuka untuk berenang di Australia utara.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/close-saltwater-crocodile-while-devours-prey-242488627">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun pada masa kini situasi tersebut telah berubah sepenuhnya. Buaya air asin telah kembali ke habitatnya. Populasi ini telah <a href="https://wildlife.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/jwmg.191">pulih</a>. Reptil-reptil besar ini kini ada di tiap sungai dan anak sungainya—bahkan di sekitar kota Darwin, ibu kota Northern Territory.</p>
<p>Cerita sukses konservasi ini dicapai bukan dengan melindungi buaya, tapi dengan membuat mereka menjadi <a href="https://wildlife.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/jwmg.191">aset finansial untuk orang-orang lokal</a>.</p>
<p>Telur dikumpulkan dari alam tiap tahunnya, pemilik tanah dibayar untuk itu, dan hasil penetasannya pun dibawa ke peternakan buaya tempat mereka dibesarkan, lalu dibunuh untuk dibuat aksesoris kulit mewah, dagingnya, dan produk lainnya. Pemilik tanah pun akhirnya memiliki ketertarikan finansial dalam menjaga buaya dan habitatnya karena dapat keuntungan dari itu.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266000/original/file-20190326-139341-1dw657e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Telur buaya air asin dipanen di Northern Territory, Australia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Daniel Natusch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kunci kesuksesan adalah dukungan oleh masyarakat. Ada banyak hal negatif yang tidak dapat dimungkiri dalam memiliki buaya besar sebagai tetangga—tapi jika buaya-buaya itu dapat berkontribusi pada anggaran keluarga, Anda mungkin ingin mempertahankannya. Di Australia, ini telah berhasil.</p>
<p>Perdagangan ular sanca raksasa di Indonesia, tetangga utara Australia, telah diteliti dengan cara yang sama, dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0006320718314411">kesimpulannya sama</a>. Panen ini berkelanjutan karena memberi uang tunai kepada masyarakat lokal, dalam masyarakat yang uang tunai sulit didapat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/elephants-and-economics-how-to-ensure-we-value-wildlife-properly-107184">Elephants and economics: how to ensure we value wildlife properly</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Keputusan tanpa bukti</h2>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=841&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=841&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=841&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1057&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1057&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266003/original/file-20190326-139361-aegeu4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1057&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kolektor menangkap seekor ular anaconda kuning di Argentina.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Emilio White</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jadi bukti menyebutkan bahwa eksploitasi komersial ternyata dapat menjaga populasi, bukannya memusnahkan mereka.</p>
<p>Lalu mengapa <a href="https://www.businessoffashion.com/articles/opinion/op-ed-why-chanels-exotic-skins-ban-is-wrong">perusahaan-perusahaan</a> mengambil keputusan yang dapat membahayakan hewan liar? Mungkin karena mereka tidak tahu hal ini. </p>
<p>Kampanye media oleh aktivis hak-hak hewan bertujuan untuk meyakinkan orang-orang kota yang baik hati bahwa cara terbaik mengkonservasi hewan adalah menghentikan manusia membahayakan hewan-hewan liar. Hal ini mungkin efektif untuk beberapa hewan, tapi gagal total untuk reptil liar.</p>
<p>Kami berpendapat, jika kita ingin menjaga populasi ular besar dan buaya liar hingga cucu kita pun bisa melihat mereka (semoga tidak terlalu dekat), kita perlu meninggalkan ”<em>feelgood conservation</em>“ dan mempertimbangkan manajemen berbasis sains bukti.</p>
<p>Kita perlu meninggalkan pandangan "ayo jangan membahayakan binatang cantik” dan lebih serius untuk mencari bukti kuat. Dan ketika membahas reptil besar, jawabannya jelas.</p>
<p>Pelarangan yang diumumkan Selfridges adalah langkah bencana yang dapat memusnahkan beberapa dari hewan liar paling spektakuler di dunia dan mengasingkan orang-orang yang tinggal dekat mereka.</p>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Reza Pahlevi.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/114631/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Daniel Natusch is a practicing research scientist and conservation biologist. He is affiliated with the Macquarie University and consults for the International Union for the Conservation of Nature (IUCN) and the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Daniel is the Scientific Advisor to the Southeast Asian Reptile Conservation Alliance (SARCA), which aims to improve the sustainability of the reptile skin trade. SARCA's work program is funded by governments and companies dedicated to improving the trade's operating environment for the benefit of species and people.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Grahame Webb. Since 1977 his contribution to crocodile biology, research, conservation, management and sustainable use have been largely as a consultant (Wildlife Management International Pty. Limited) to the NT Government and to various other Governments. He is affiliated with Charles Darwin University. Chair of the IUCN-SSC Crocodile Specialist Group, and a member of the IUCN Sustainable Use and Livelihoods Specialist Group He has received numerous grants related to researching wild crocodiles and the captive husbandry and farming of crocodilians. WMI was involved in the development of farming technologies.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Rick Shine is an ecologist and conservation biologist and a Professor in Biology at Macquarie University. He has conducted extensive research on sustainability of the commercial harvest of reptiles in Sumatra, with funding from the Australian Research Council.</span></em></p>Jadi bukti menyebutkan bahwa eksploitasi komersial reptil liar ternyata dapat menjaga populasi, bukannya memusnahkan mereka.Daniel Natusch, Honorary Research Fellow, Macquarie UniversityGrahame Webb, Adjunct Professor, Environment & Livelihoods, Charles Darwin UniversityRick Shine, Professor in Evolutionary Biology, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1084692018-12-20T09:53:59Z2018-12-20T09:53:59ZHiu berjalan Halmahera, mengapa spesies endemik Maluku Utara ini makin rentan<p>Dalam tiga dekade terakhir, penangkapan hiu di perairan Indonesia meningkat pesat. Sejak 2000, penangkapan hiu telah mencapai lebih dari <a href="https://www.scribd.com/doc/301149695/Tinjauan-Status-Perikanan-Hiu-Dan-Upaya-Konservasinya-Di-Indonesia">100 ribu ton per tahun</a>. Tidak ada tanda-tanda akan terjadi tren penurunan eksploitasi hiu. </p>
<p>Dengan demikian, paling tidak dalam sejam terdapat sekitar 11 ton hiu yang ditangkap di perairan Indonesia, termasuk untuk hidangan lezat dan mahal di meja makan para penggemar hiu di Asia dan Pasifik.</p>
<p>Pada era sebelumnya, antara 1976 dan 1990, penangkapannya mencapai 80.000 ton per tahun. Level kenaikan tangkapan ini merupakan yang tertinggi di dunia sehingga Indonesia masuk dalam <a href="https://www.pewtrusts.org/%7E/media/legacy/uploadedfiles/peg/publications/report/the20future20of20sharkspdf.pdf">daftar 20 negara penghasil hiu</a>.</p>
<p>Kenaikan tangkapan level nasional ini sejalan dengan kenaikan produksi hiu skala global. Data <a href="http://www.fao.org/3/a-i5445e.pdf?">Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO)2016</a> menunjukkan bahwa eksploitasi hiu secara global pada 1950-an mencapai 300.000 ton setahun. Puncak penangkapan terjadi pada 2000, mencapai 888.000 ton per tahun. Data terakhir pada 2013, masih pada angka 800.000 ton. </p>
<p><a href="https://c402277.ssl.cf1.rackcdn.com/publications/790/files/original/Reviving_Ocean_Economy_REPORT_low_res.pdf?1429717323">Lembaga konservasi menyebut keadaan ini</a> sebagai tangkap lebih karena penangkapan hiu telah melebihi potensi lestarinya sehingga konservasi tidak berjalan di perairan Samudera Hindia Timur dan Pasifik Barat Tengah, yang merupakan wilayah perairan Indonesia.</p>
<p>Padahal secara biologis hiu berkembang sangat lambat dan spesies ini ikut menentukan produktifitas perairan karena memiliki peranan penting dalam mengatur <a href="https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/ksppk/article/view/651/455">keseimbangan ekosistem</a> di suatu perairan.</p>
<p>Perikanan hiu tergolong unik karena hampir 70% merupakan hasil tangkapan sampingan (by-catch) dari pengoperasian berbagai alat penangkapan ikan. Saat ini, hiu telah menjadi sumber pendapatan masyarakat karena hampir seluruh bagian tubuh hiu dapat dimanfaatkan baik sirip, daging, tulang, kulit dan hati. Hal ini yang menjadi pemicu terjadinya peningkatan produksi hiu secara global dan konsumen terakhir adalah orang-orang yang bisa membeli ikan hiu.</p>
<p>Minimnya informasi biologi serta tingginya “eksploitasi” hiu yang tidak disertai data yang akurat, akan menyulitkan dalam upaya pengelolaan hiu secara lestari. Hal inilah yang mendorong konservasionis internasional lebih memusatkan perhatiannya pada penelitian dan konservasi sumber daya hiu di Indonesia, terutama pada jenis-jenis hiu yang dilindungi dan terancam punah. </p>
<p>Riset saya menunjukkan bahwa hiu berjalan Halmahera tergolong sebagai spesies endemik lokal perairan dangkal Halmahera, Maluku Utara. Statusnya rentan bahkan terancam kritis jika tidak segera ditetapkan sebagai spesies prioritas nasional yang dilindungi.</p>
<h2>Asal Usul hiu berjalan Halmahera</h2>
<p>Survei <a href="http://www.bioflux.com.ro/docs/2017.234-240.pdf">Allen dan Erdmann (2012) dalam Limmon dkk.</a> menempatkan perairan Halmahera dengan tingkat keragaman relatif ikan karang tergolong “excellent” dengan nilai Coral Fish Diversity
Index(CFDI) 327. Perairan ini memiliki jumlah <em>record species</em> ikan karang yang pernah ditemui sebanyak 974 spesies dari perkiraan 1.271 spesies, termasuk spesies endemik. </p>
<p>Salah satu spesies hiu yang pernah ditemukan di perairan Halmahera, Maluku Utara adalah hiu berjalan Halmahera, dikenal dengan sebutan <a href="https://www.conservation.org/publications/Documents/CI_Hemiscyllium-halmahera.pdf">Walking Shark Halmahera (<em>Hemiscyllium halmahera</em>)</a>. </p>
<p>Untuk <a href="http://www.fisheriesjournal.com/archives/2018/vol6issue4/PartA/6-3-22-908.pdf">riset ini</a>, saya menganalisis DNA untuk melacak asal usul (<em>natural history</em>) hiu berjalan Halmahera. Hasil temuan menunjukkan hiu ini tergolong sebagai spesies endemik lokal. Rentang distribusinya sempit, hanya di perairan dangkal Halmahera. Spesies ini tidak pernah dilaporkan atau diidentifikasi di perairan lain di seluruh dunia.</p>
<p>Penelusuran data <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/BLAST">bioinformatik</a> hiu ini terhadap gen bank <a href="https://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi">National Center for Biotechnology Information (NCBI)</a> menunjukkan bahwa hiu berjalan Halmahera memiliki tingkat akurasi kekerabatan atau kesamaan secara genetik hanya 92% dengan spesies <em>Chiloscyllium griseum</em> yang <a href="http://www.fishbase.org/photos/thumbnailssummary.php?Genus=Chiloscyllium&Species=griseum#">pernah ditemui di perairan India, Pakistan, dan Thailand</a>. Jadi keduanya sama pada tingkat <em>family</em>, tapi berbeda pada genus dan spesies.</p>
<p>Sebelumnya, <a href="http://www.oceansciencefoundation.org/josf/josf23d.pdf">sebuah riset pada 2016</a> menyatakan hiu berjalan Halmahera mempunyai kekerabatan dengan 8 spesies hiu lainnya dari famili Hemiscylliidae yang ditemukan di perairan Australia, Papua Nugini, Papua, dan Kepulauan Aru. </p>
<p>Selama satu tahun, antara Maret 2017-Februari 2018, saya melakukan penyelaman malam sebanyak 296 kali pada kedalaman laut antara 10 hingga 20-an meter di ambang perairan Teluk Kao, Maluku Utara. Saya menemukan sebanyak 604 hiu berjalan Halmahera dengan panjang antara 16,9-79 centimeter yang diduga berumur maksimal sekitar 7 tahun. </p>
<p>Pertumbuhan ukuran ikan ini tergolong cepat di usia muda dan mencapai dewasa saat berusia di atas 2-3 tahun, tepat saat mulai pertama mengalami matang gonad (kelenjar seks). Hasil analisis terhadap <a href="http://www.fisheriesjournal.com/archives/2018/vol6issue4/PartA/6-3-22-908.pdf">laju pertumbuhan populasinya di alam tergolong “moderat” atau “sedang”</a>. </p>
<h2>Terancam oleh merkuri</h2>
<p>Dinamika pertumbuhan individu dan populasi <em>Hemiscyllium halmahera</em> terkait erat dengan tingkat kesehatan ekosistem terumbu karang. Siklus hidupnya, sejak pemijahan, perkembangan embrio menjadi juvenil (muda) hingga mencapai dewasa, membuktikan bahwa ikan ini penghuni terumbu karang dangkal dengan kondisi tempat hidupnya sedang berada dalam status terancam.</p>
<p>Hasil analisis kandungan logam berat berbahaya seperti merkuri pada kulit, sirip jalan, daging serta organ pencernaan dalam tubuh ikan hiu ini menunjukkan nilai kandungan merkuri telah <a href="https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/ksppk/article/view/651">melebihi ambang batas</a> yang ditetapkan, terutama pada organ pencernaan. </p>
<h2>Status Konservasi</h2>
<p><a href="https://www.iucnredlist.org/">International Union for Conservation of Nature (IUCN)</a> menggariskan bahwa upaya konservasi perlu didukung dengan sejumlah informasi bioekologi yang memadai terkait karakteristik spesies target baik aspek alamiah maupun aspek dinamika populasinya. Data bioekologi berguna sebagai basis kebijakan konservasi hiu berjalan Halmahera. </p>
<p>Hingga kini hanya terdapat 8 spesies hiu yang mirip dan masih satu famili dengan spesies hiu berjalan Halmahera yang terdaftar pada <a href="https://www.iucnredlist.org/search?taxonomies=111766&searchType=species">IUCN Redlist</a> dan memiliki status konservasi. </p>
<p>Sedangkan hiu berjalan Halmahera belum masuk dalam daftar spesies yang dilindungi karena belum memiliki ketersediaan data yang cukup. Dengan demikian, hingga saat ini belum pernah ada upaya pengelolaannya secara lestari.</p>
<h2>Konservasi dan nilai tambah ekonomi</h2>
<p>Tantangan terbesar dalam perikanan hiu di Indonesia adalah bagaimana membuat model konservasi secara berkelanjutan. Model pengelolaan sumber daya hiu di Indonesia seharusnya dapat menjadi pilar pembangunan ekonomi secara nasional, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekologi, budaya serta ancaman terhadap hiu di alam liar.</p>
<p>Species <em>Hemiscyllium halmahera</em> merupakan spesies prioritas nasional yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Karena itu, saya mengusulkan kepada pemerintah segera menetapkan model pengelolaan kawasan konservasi perairan. Salah satu model usulan pengelolaannya dapat dilakukan dengan pendekatan pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Tobelo seluas 60.000 hektare yang berbasis masyarakat.</p>
<p>Dengan demikian, hiu berjalan Halmahera bukan hanya sebagai spesies unggulan yang harus dilestarikan tapi juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan pariwisata bahari.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/108469/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yoppy Jutan menerima dana tugas belajar dari pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dan dana akhir studi dari PT. Aneka Tambang.</span></em></p>Hiu berjalan Halmahera tergolong sebagai spesies endemik lokal yang tidak pernah dilaporkan atau didentifikasi di perairan lain di seluruh dunia. Ini data baru.Dr. Yoppy Jutan, Researcher in marine biology, Universitas PattimuraLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.