Menu Close

Articles on Masyarakat adat

Displaying 1 - 20 of 35 articles

Ladang Gilir Balik di antara rimbunan hutan dan kebun wanatani. Semuanya menjadi mozaik bentang alam yang turut menjaga kelestarian daerah tangkapan air Danau Sentarum. (Rifky/CIFOR)

Melihat lebih dekat praktik berladang ramah lingkungan “Gilir Balik” masyarakat Ngaung Keruh (bagian 2)

Praktik ladang berpindah Gilir Balik justru berperan menjaga kelestarian lingkungan di Kalimantan Barat.
Masyarakat Ngaung Keruh memanen padi di ladang.

Melihat lebih dekat praktik berladang ramah lingkungan “Gilir Balik” masyarakat Ngaung Keruh (bagian 1)

Melihat lebih dekat tradisi ladang berpindah Gilir Balik yang sudah berlangsung selama ratusan tahun dan menopang kehidupan masyarakat Ngaung Keruh di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Foto udara hutan di Pulau Halmahera. (Eustaquio Santimano/Flickr)

Kisah Orang Tugutil: nomad terakhir Halmahera yang terhimpit raksasa tambang dan kayu

Orang Tugutil sangat dekat dengan alam. Hingga tiba perusahaan tambang dan kayu membuat mereka tersingkir dan terpaksa beradaptasi dengan kehidupan lainnya.
Warga asli dari lima kampung yakni Pasir Merah, Belongkeng, Pasir Panjang, Sembulang Tanjung, dan Sembulang Hulu yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City Pulau Rempang tahap pertama menggelar aksi solidaritas dan doa bersama menolak untuk direlokasi. (Teguh Prihatna/Antara)

Konflik Rempang: transisi energi yang berujung kolonialisme baru dan merugikan kaum adat

Penjajahan dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat, tak hanya pihak asing. Masyarakat adat menjadi pihak terjajah karena ruang hidup yang terebut dan hak-hak mereka diberangus.
Pemandangan hutan hujan primer di desa Honitetu, Kabupaten Seram Barat, provinsi Maluku, Indonesia pada 23 Agustus 2017. (Ulet Ifansasti/CIFOR), CC BY-NC-ND.

Sejauh mana pembayaran REDD+ menguntungkan masyarakat lokal?

REDD+ adalah program PBB untuk melawan deforestasi. Namun, apakah masyarakat lokal dan masyarakat adat telah menerima manfaat yang setara?
Salah satu manuskrip Galigo yang tertulis di gulungan daun Lontar. (Universitas Leiden)

Etika lingkungan dan pelestarian alam dalam epos Galigo

Kisah-kisah di dalam “Sureq Galigo” tetap hidup dalam tradisi lisan dan norma adat masyarakat di berbagai wilayah di Sulawesi. Begitu juga dengan etika lingkungan di dalamnya.
Wisatawan mengamati pernak-pernik yang dijual warga Suku Baduy Luar di Kampung Kaduketug, Lebak, Banten. (Sumber: Muhammad Bagus Khoirunas/Antara)

Mengapa ambisi pariwisata Indonesia minim suara warga lokal?

Partisipasi warga penting karena pariwisata dapat mengubah struktur masyarakat. Apalagi, sektor ini tengah bergairah setelah relaksasi perjalanan pasca-pandemi, ditambah budaya viral di media sosial.

Top contributors

More