tag:theconversation.com,2011:/ca/topics/sampah-41549/articlesSampah – The Conversation2023-11-15T07:43:34Ztag:theconversation.com,2011:article/2142412023-11-15T07:43:34Z2023-11-15T07:43:34ZApakah sampah harus dikirim ke luar angkasa jika kita kehabisan tempat di Bumi?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/549884/original/file-20230214-18-pi7ci8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=23%2C0%2C5266%2C3521&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sebuah alat pemadat sampah menggulingkan tempat pembuangan sampah aktif di TPA Pioneer Crossing di Birdsboro, Pa.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/trash-compactor-rolls-over-an-active-dump-site-at-pioneer-news-photo/1315782016">Natalie Kolb/MediaNews Group/Reading Eagle via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p>Apakah pada akhirnya kita harus mengirim sampah ke luar angkasa jika kita kehabisan tempat di Bumi? Aiden, usia 13 tahun, Maryland Heights, Mo.</p>
</blockquote>
<hr>
<p>Planet kita menyimpan banyak sekali sampah. Sejak <a href="https://www.britannica.com/event/Industrial-Revolution">Revolusi Industri</a>, manusia menghasilkan <a href="https://phys.org/news/2016-11-earth-technosphere-trillion-tons.html">30 triliun ton barang</a>–mulai dari gedung pencakar langit dan jembatan, hingga pakaian dan kantong plastik. Sebagian besarnya masih ada bersama kita dalam bentuk sampah. </p>
<p>Secara global, manusia menambahkan <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/article/zero-waste-families-plastic-culture">350 juta ton</a> ke dalam jumlah ini setiap harinya. Yang lebih buruk lagi, sebagian besar sampah di dunia justru <a href="https://www.wastedive.com/news/world-bank-global-waste-generation-2050/533031/">salah urus</a>–dibuang ke tanah, di saluran air, dan di tempat pembuangan terbuka di kota-kota besar dan kecil. </p>
<p>Sampah-sampah ini membuat orang terpapar <a href="https://www.who.int/tools/compendium-on-health-and-environment/solid-waste">risiko kesehatan yang serius</a>, dan <a href="https://doi.org/10.1016/j.jksus.2013.08.003">merusak tanaman serta tanah</a>. Banyak pula sampah yang <a href="https://www.nationalgeographic.com/environment/article/plastic-pollution">berakhir di lautan</a>. Memikirkan kekacauan yang kita buat bisa membuat kewalahan. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/uUmtJIBibMM?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Pengelolaan sampah di AS adalah bisnis besar.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Sampah di luar angkasa?</h2>
<p>Pengiriman sampah ke luar angkasa tidaklah terlalu mustahil. Lagipula, ada banyak ruang di luar sana, tanpa ada seorang pun–sejauh yang kita ketahui saat ini–yang mengklaimnya. </p>
<p>Beberapa peneliti telah menyarankan <a href="https://space.nss.org/wp-content/uploads/Space-Manufacturing-conference-12-111-Disposal-Of-High-Level-Nuclear-Waste-In-Space.pdf">pengiriman sampah ke luar angkasa</a>. Mereka terutama berpikir tentang <a href="https://www.npr.org/2011/03/15/134569191/spent-fuel-rods-now-a-concern-at-nuclear-plant">batang bahan bakar radioaktif bekas</a> dari pembangkit listrik tenaga nuklir. </p>
<p>Memang benar bahwa limbah nuklir tetap sangat berbahaya selama puluhan ribu tahun. Manusia telah melakukan pekerjaan yang buruk <a href="https://worldnuclearwastereport.org">sejauh ini</a> dalam membuangnya dengan aman di Bumi. </p>
<p>Namun, proposal-proposal ini tidak pernah <a href="https://opinion.sites.northeastern.edu/2020/12/29/why-dont-we-send-nuclear-waste-into-space/">maju</a>, karena berbagai alasan. Salah satunya adalah risiko: Bagaimana jika roket yang membawa berton-ton limbah radioaktif meledak saat lepas landas? </p>
<p>Dalih lainnya adalah biaya, yang akan <a href="https://www.forbes.com/sites/startswithabang/2019/09/20/this-is-why-we-dont-shoot-earths-garbage-into-the-sun/">jauh lebih tinggi</a> dibandingkan biaya yang sudah mahal untuk menyimpannya dengan aman di Bumi.</p>
<p>Ada juga banyak <a href="https://www.nhm.ac.uk/discover/what-is-space-junk-and-why-is-it-a-problem.html">“sampah antariksa”</a> yang telah mengorbit planet ini, termasuk satelit yang rusak dan puing-puing meteor. NASA memperkirakan ada <a href="https://www.nasa.gov/mission_pages/station/news/orbital_debris.html">lebih dari setengah juta keping</a> benda berukuran sebesar kelereng atau lebih besar di orbit Bumi. </p>
<p>Benda-benda ini melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga dapat merusak pesawat ruang angkasa jika terjadi tabrakan. Bukan tindakan yang cerdas untuk menambah masalah ini. </p>
<p>Inilah strategi yang jauh lebih baik: Kurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, insinerator, maupun tempat pembuangan terbuka di darat dan lautan. Sebagian dari pekerjaan itu tergantung pada pemerintah, yang menetapkan aturan tentang isu-isu seperti <a href="https://www.ncsl.org/environment-and-natural-resources/state-plastic-bag-legislation">apakah akan mengizinkan penggunaan kantong plastik sekali pakai</a>. </p>
<p>Namun, ada banyak hal yang bisa dilakukan orang untuk mengurangi sampah dalam kehidupan sehari-hari. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/OSUlu3pEMmY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Banyak komunitas di Amerika Serikat yang mulai membuat kompos dari sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan. Hal ini mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan menghasilkan pupuk yang berharga.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Banyaknya “R”</h2>
<p>Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah “<a href="https://www.epa.gov/recycle">3R sampah</a>”: <em>reduce, reuse, recycle</em> (mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang). Setiap langkah berarti lebih sedikit sampah pada akhirnya. </p>
<p>Jika kami ingin mengurangi sampah dalam hidupmu, pilihlah mug, alat makan, atau tas belanjaan yang dapat digunakan kembali, bukan barang plastik sekali pakai. Banyak kota besar dan kecil yang <a href="https://berkeleyca.gov/doing-business/operating-berkeley/food-service/single-use-foodware-rules">telah menerapkannya</a>. </p>
<p>Beberapa komunitas juga mengumpulkan sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan, dan <a href="https://theconversation.com/city-compost-programs-turn-garbage-into-black-gold-that-boosts-food-security-and-social-justice-136169">mengubahnya menjadi kompos</a> - bahan seperti tanah yang digunakan oleh para tukang kebun dan penata taman sebagai pupuk. Banyak pula tukang kebun yang melakukan <a href="https://www.epa.gov/recycle/composting-home">pengomposan sendiri di rumah</a>.</p>
<p>Kamu bisa menerapkan <a href="https://www.wastedive.com/news/adam-minter-on-why-secondhand-markets-are-the-true-circular-economies/567057/"><em>reuse</em></a> dengan membeli barang dan pakaian bekas dan menyumbangkan barang tidak diinginkan tapi masih bisa digunakan. Di Inggris dan Amerika Serikat, ada jaringan <a href="https://www.freecycle.org/pages/about">Freecycle</a> yang memudahkan orang-orang untuk memberikan barang yang tidak dibutuhkan dan mendapatkan barang yang berbeda sebagai gantinya.</p>
<p>Upaya ulang kertas, plastik, kaca, dan aluminium turut menjauhkan mereka dari tempat pembuangan sampah. Hal ini juga <a href="https://kingcounty.gov/depts/dnrp/solid-waste/programs/climate/climate-change-recycling.aspx">membantu memperlambat perubahan iklim</a>, karena dibutuhkan lebih sedikit energi untuk membuat produk baru dari bahan daur ulang. Pada 2018, <a href="https://www.epa.gov/facts-and-figures-about-materials-waste-and-recycling/national-overview-facts-and-figures-materials">hampir sepertiga</a> sampah kota di AS didaur ulang atau dijadikan kompos. </p>
<p>Beberapa barang, seperti kantong plastik dan sedotan, bisa jadi sulit untuk didaur ulang. Namun, kaleng aluminium, kertas, kardus, dan <a href="https://millerrecycling.com/plastics-recycling-numbers/">beberapa jenis plastik</a> berhasil didaur ulang dengan tingkat yang jauh lebih tinggi. Mengetahui <a href="https://dnr.mo.gov/waste-recycling">apa yang bisa didaur ulang di tempat kamu tinggal</a>, dan <a href="https://theconversation.com/what-is-wishcycling-two-waste-experts-explain-173825">bagaimana cara melakukannya</a>, sangatlah penting. <a href="https://www.realsimple.com/home-organizing/green-living/best-and-worst-states-recycling-study">Peraturannya sangat beragam dari satu tempat ke tempat lain</a>.</p>
<p><iframe id="51naC" class="tc-infographic-datawrapper" src="https://datawrapper.dwcdn.net/51naC/1/" height="400px" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<p>Ada <a href="https://www.gdrc.org/uem/waste/more-3r.html">lebih banyak “R” yang bisa dilakukan</a>. Kamu bisa <a href="https://www.youtube.com/watch?v=AO-EuhVzONM">memperbaiki (<em>repair</em>)</a>, <a href="https://www.thisoldhouse.com/cambridge-house/21014966/what-to-expect-with-reclaimed-wood">mendapatkan kembali (<em>reclaim</em>)</a> dan <a href="https://www.replate.com/waste-less-food/leftovers-reimagined/">menata ulang (<em>reimagine</em>)</a> cara kamu membeli dan menggunakan barang. </p>
<p>Ada diskusi yang berkembang tentang <a href="https://www.repair.org/stand-up">hak untuk memperbaiki</a> - memberikan konsumen akses ke informasi dan suku cadang sehingga mereka dapat memperbaiki barang mereka sendiri, dari barang elektronik hingga mobil. Perusahaan lebih suka jika kita membeli barang baru, tapi banyak orang mendorong penerbitan peraturan yang memudahkan untuk memperbaiki barang.</p>
<p>Ada banyak pilihan untuk mengurangi sampah sebelum ruang menjadi satu-satunya tempat yang tersisa untuk menaruhnya. Setelah mencobanya, kamu akan tahu bahwa ini lebih mudah dari yang kamu kira.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/214241/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kate O'Neill tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Manusia menghasilkan banyak sampah, tetapi ada cara yang lebih murah dan lebih aman untuk menanganinya daripada mengangkutnya ke dalam roket.Kate O'Neill, Professor of Global Environmental Politics, University of California, BerkeleyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2116072023-08-28T03:55:14Z2023-08-28T03:55:14ZPentingnya biogas kelurahan untuk mengatasi tumpukan masalah sampah dapur di perkotaan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544521/original/file-20230824-17-dd8l87.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gunung sampah di Wonosobo, Jawa Tengah.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Ludhita Dwi A/Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://news.detik.com/detiknews/d-6892830/kebakaran-tpa-sarimukti-belum-padam-bandung-barat-tetapkan-darurat-bencana">Kebakaran besar yang melanda tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Sarimukti,</a> Kabupaten Bandung Barat, merupakan puncak gunung es dari masalah pengelolaan sampah organik di Indonesia.</p>
<p>Gunungan sampah di TPA Sarimukti terbakar sejak 19 Agustus lalu, diduga akibat puntung rokok dan gas metana dari sampah yang menumpuk. Saat ini, volume sampah di TPA Sarimukti sudah <a href="https://bandung.kompas.com/read/2023/05/10/153150178/sudah-melebihi-kapasitas-area-tampung-tpa-sarimukti-di-bandung-barat?page=all">tujuh kali lebih besar dari kapasitas seharusnya.</a> </p>
<p>Masalah lainnya terjadi di <a href="https://theconversation.com/tpa-piyungan-ditutup-yogyakarta-semakin-darurat-sampah-laut-210643#:%7E:text=Kabar%20terakhir%2C%20Sekretaris%20Daerah%20Istimewa,dari%20sejumlah%20daerah%20di%20Yogyakarta.">TPA Piyungan</a>, Yogyakarta, yang tutup sementara akibat kelebihan kapasitas. Begitu juga di <a href="https://www.radardepok.com/metropolis/pr-9466766034/tpa-cipayung-tutup-siapsiap-sampah-di-depok-menggunung">TPA Cipayung</a> di Depok, Jawa Barat.</p>
<p>Upaya pengurangan sampah di kota-kota besar sangat mendesak–apalagi sampah dapur <a href="https://www.kompas.id/baca/investigasi/2022/05/19/kota-kota-penyumbang-sampah">yang porsinya paling besar.</a> </p>
<p>Kami menganggap Indonesia seharusnya menempuh langkah strategis memanfaatkan sampah dapur menjadi <a href="https://dml.or.id/news-articles/biogas-sampah-rumah-tangga.html">menjadi biogas</a>, yaitu energi gas ramah lingkungan yang dihasilkan dari limbah organik. </p>
<p>Tak perlu muluk-muluk membangun fasilitas biogas berskala besar. Pemerintah daerah hanya perlu menyiapkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi biogas di tingkat kelurahan atau desa bersama masyarakat setempat.</p>
<p>Dengan langkah ini, kami meyakini sampah organik di kota-kota dapat berkurang. Masyarakat juga bisa memanfaatkan energinya untuk kegiatan sehari-hari, misalnya memasak. </p>
<h2>Beraneka manfaat biogas kelurahan</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1016/j.biortech.2020.124538">Biogas</a> adalah sumber energi ramah lingkungan diperoleh dari hasil penguraian material organik secara anaerob (tanpa oksigen) oleh mikroba. Gas ini terdiri dari gas metana, karbon dioksida, nitrogen, hitrogen sulfida, hingga uap air.</p>
<p>Penggunaan biogas dapat menciptakan peluang ekonomi sirkular bagi masyarakat melalui konsep <em>waste to energy</em>. Sampah dapur yang dahulu langsung dibuang kini dapat <a href="https://www.power-technology.com/features/biogas-pros-and-cons/">dimanfaatkan</a> sebagai sumber energi dan tidak menghasilkan emisi karbon. </p>
<p>Keuntungan lainnya, pemakaian biogas dapat mengurangi ketergantungan warga dengan gas LPG (<em>liquified petroleum gas</em>) yang berasal dari energi fosil dan kebanyakan pasokannya masih diimpor.</p>
<p>Pemakaian biogas dari sampah dapur pernah dilakukan di <a href="https://disnak.jatimprov.go.id/web/posts/read/308-biomethagreen-jadi-solusi-penanganan-sampah-di-kelurahan-cibangkong-bandung">Kelurahan Cibangkong, Kota Bandung, pada 2011</a>. </p>
<p>Upaya tersebut diinisiasi Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling)–sebuah komunitas independen di <a href="https://www.wisatabdg.com/2013/03/my-darling-gerakan-bank-sampah-dari.html">Kelurahan Cibangkong</a>. Komunitas ini mengumpulkan sampah dapur yang dihasilkan oleh tiap rumah tangga. Setelah dikumpulkan, sampah akan diproses oleh alat bernama biodigester dan <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">didistribusikan</a> kepada beberapa rumah tangga.</p>
<p>Biogas sampah dapur di Kelurahan Cibangkong dijual dengan harga Rp <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">20.000 per bulan</a>–jauh lebih rendah dibandingkan harga LPG ukuran 12 kg saat itu sebesar <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">Rp 70 ribu.</a> </p>
<p>Dengan harga tersebut, masyarakat bisa menghemat banyak pengeluaran. Harga biogas bahkan bisa lebih murah jika pemerintah <a href="https://www.mdpi.com/2313-4321/1/1/61">memberlakukan program ini secara massal</a>.</p>
<p>Selain biogas, proses pengolahan sampah dapur juga <a href="https://disnak.jatimprov.go.id/web/posts/read/310-biomethagreen-karya-dosen-unpad-hasilkan-biogas-dari-sampah-perkotaan">menghasilkan cairan sisa organik</a> yang dapat <a href="https://www.power-technology.com/features/biogas-pros-and-cons/">dimanfaatkan</a> sebagai pengganti pupuk kimia. Cairan organik itu <a href="http://citarum.bappenas.go.id/info-citarum/berita-artikel/532-my-darling-kelompok-warga-yang-sayang-lingkungan.html">dapat dijual</a> sebagai pupuk sehingga menjadi peluang bisnis ramah lingkungan bagi masyarakat. </p>
<p>Di Kelurahan Cibangkong, pupuk cair tersebut dijual dengan harga <a href="https://www.inilah.com/wow-warga-bandung-sulap-sampah-jadi-uang">Rp 20 ribu per liter</a> sehingga bisa menjadi pemasukan tambahan bagi masyarakat.</p>
<h2>Tantangan biogas kelurahan</h2>
<p>Usaha menjalankan proyek biogas kelurahan memang belum luput dari tantangan. </p>
<p>Pertama adalah masalah biaya. Per 2020, pemasangan biodigester berukuran 6 meter bisa memakan biaya sebanyak <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/09/29/mahalnya-biaya-investasi-hambat-pengembangan-biogas">Rp 11 juta.</a> Sumber pendanaan dari pemerintah pun <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/09/29/mahalnya-biaya-investasi-hambat-pengembangan-biogas">cukup terbatas</a> sehingga pelaksanaannya masih membutuhkan keterlibatan swasta (biasanya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan).</p>
<p>Pelaksanaan program biogas saat ini juga belum diiringi kerja sama yang baik antar lembaga. Sebagai contoh, dari tingkat pemerintah pusat, program pengembangan biogas tersebar di banyak kementerian dan <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">tidak diiringi dengan koordinasi yang baik.</a> </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/desa-bisa-jadi-ujung-tombak-energi-bersih-indonesia-dan-menggenjot-akses-energi-daerah-terpencil-187072">Desa bisa jadi ujung tombak energi bersih Indonesia dan menggenjot akses energi daerah terpencil</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Perkara lainnya, Indonesia juga <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">tidak memiliki</a> rencana khusus untuk pengembangan biogas seperti Tiongkok, padahal potensi yang dimiliki sangat besar.</p>
<p>Pada level masyarakat, koordinasi untuk mengumpulkan sampah dapur, operasionalisasi sistem biogas, dan <a href="https://www.academia.edu/65015678/Comparison_of_Household_and_Communal_Biogas_Digester_Performance_to_Treat_Kitchen_Waste_Case_Study_Bandung_City_Indonesia">proses pemeliharaan</a> menjadi tantangan tersendiri. Masyarakat juga masih menilai <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">penggunaan biogas cukup rumit</a> apabila dibandingkan LPG.</p>
<p>Sebagai contoh, Kelurahan Cihaurgeulis di Bandung sempat mendapatkan bantuan untuk pengembangan biogas, tapi hal tersebut tidak bertahan lama diakibatkan <a href="https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/67167">kurangnya pengetahuan warga</a> dan bimbingan tentang sistem biogas. </p>
<h2>Rekomendasi pemanfaatan biogas</h2>
<p>Untuk meningkatkan pemanfaatan biogas dari sampah dapur, kami memiliki lima rekomendasi:</p>
<p>Pertama, pemerintah harus mengupayakan berbagai <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">bentuk pembiayaan lain</a> untuk mengembangkan biogas di perkotaan. Misalnya melalui <a href="https://inspektorat.jatengprov.go.id/17/detailpost/pemberian-dana-bantuan-csr-kepada-desa-sugihmanik-grobogan">pemanfaatan dana tanggung jawab sosial perusahaan</a> ataupun pengalokasian anggaran daerah untuk pengeluaran modal (capital expenditure). </p>
<p>Kedua, pemerintah perlu <a href="https://www.mdpi.com/2313-4321/1/1/61">mendampingi</a> masyarakat mulai dari wawasan lingkungan hingga aspek teknis pemanfaatan biogas dari sampah dapur. Pemerintah Daerah dan organisasi masyarakat dapat menjadi tokoh dalam <a href="https://conference.unri.ac.id/index.php/unricsce/article/view/160/174">aksi pendampingan tersebut.</a> </p>
<p>Ketiga, memotivasi masyarakat dalam memisahkan sampah dapur melalui <a href="https://www.mongabay.co.id/2017/04/25/tiga-pintu-wilma-chrysanti-menuju-kota-tanpa-sampah/">program-program yang menyentuh kebiasaan masyarakat</a>. Misalnya, warga diajak untuk melihat perjalanan sampah mereka. Bisa juga melalui penghargaan, bahkan perlombaan ‘minim sampah’ antar-RT.</p>
<p>Keempat, memastikan tata kelola dan petunjuk pelaksanaan yang jelas agar proyek biogas tidak mangkrak. Karena itu, pengelolaan biogas oleh perusahaan daerah, koperasi, dan organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) haruslah menjunjung prinsip tata kelola yang baik.</p>
<p>Terakhir, saat ini masyarakat masih menggunakan LPG karena adanya subsidi dari pemerintah. Namun, kondisi lapangan pun <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230308141359-4-419959/terbukti-subsidi-lpg-bbm-benar-benar-tak-tepat-sasaran">membuktikan</a> bahwa subsidi LPG tidak tepat sasaran. Dalam jangka panjang, pemerintah semestinya dapat <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">mengalihkan anggaran subsidi LPG</a> ke pengembangan biogas khususnya di daerah yang potensial sehingga mampu meningkatkan minat masyarakat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211607/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemerintah daerah hanya perlu menyiapkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi biogas di tingkat kelurahan ataupun desa bersama masyarakat setempat.Muhammad Salman Hakim, Research Administrator, The Purnomo Yusgiantoro Center Vivi Fitriyanti, Researcher, The Purnomo Yusgiantoro Center Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2112692023-08-10T01:40:41Z2023-08-10T01:40:41ZPenutupan TPA Piyungan: ada yang salah dengan pengelolaan sampah?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/541889/original/file-20230809-27-7oemvq.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><iframe style="border-radius:12px" src="https://open.spotify.com/embed/episode/1JDtqzHBv3Tcj5yk8UHp4t?utm_source=generator&theme=0" width="100%" height="152" frameborder="0" allowfullscreen="" allow="autoplay; clipboard-write; encrypted-media; fullscreen; picture-in-picture" loading="lazy"></iframe>
<p>Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) <a href="https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/24/tpa-piyungan-tutup-pemda-diy-siapkan-lahan-penampungan-sampah-sementara">menutup sementara Tempat Pemrosesan sampah Akhir (TPA) Piyungan</a> mulai tanggal 23 Juli hingga 5 September 2023. Penutupan ini dilakukan karena sampah yang ada di TPA Piyungan sudah melebihi kapasitas.</p>
<p>Menurut Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, saat ini <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230726142852-20-978100/sultan-hb-x-sebut-tpa-piyungan-buka-lagi-28-juli-sampah-dibatasi">TPA Piyungan belum sanggup menampung sampah</a> dari wilayah kota Yogyakarta, kabupaten Sleman, dan kabupaten Bantul yang mencapai 700 ton per hari.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/tpa-piyungan-ditutup-yogyakarta-semakin-darurat-sampah-laut-210643">TPA Piyungan ditutup: Yogyakarta semakin darurat sampah laut</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Apa yang harus diperbaiki dalam pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta?</p>
<p>Dalam episode <em>SuarAkademia</em> kali ini, kami berbincang dengan Hijrah Purnama Putra, dosen program studi teknik lingkungan dari Universitas Islam Indonesia.</p>
<p>Hijrah mengatakan penutupan TPA Piyungan ini dilakukan karena adanya penataan lahan disekitar TPA sampai nanti adanya pembukaan lahan baru. Secara desain, Hijrah menyebutkan TPA Piyungan yang didirikan sejak tahun 1996 ini hanya bisa digunakan selama 20 tahun.</p>
<p>Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk menanggulangi permasalahan sampah, Hijrah berpendapat ada beberapa masalah yang juga harus diselesaikan untuk memecahkan persoalan sampah di DIY seperti regulasi yang benar dalam pengelolaan sampah, penunjukan lembaga yang mengelola sampah, hingga teknis operasional pengelolaan sampah.</p>
<p>Simak obrolan selengkapnya di <em>SuarAkademia</em>–ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211269/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Tempat Pemrosesan sampah Akhir (TPA) Piyungan ditutup hingga 5 September 2023. Ini menyebabkan adanya penumpukan sampah di beberapa titik di DIY. Apa yang harus diperbaiki dalam pengelolaan sampah?Muammar Syarif, Podcast ProducerLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2106432023-08-01T02:03:54Z2023-08-01T02:03:54ZTPA Piyungan ditutup: Yogyakarta semakin darurat sampah laut<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/540095/original/file-20230731-198058-weux3o.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ilustrasi sampah yang menumpuk di pesisir laut.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Dedhez Anggara/Antara)</span></span></figcaption></figure><p>Yogyakarta, selain karena wisata dan budayanya, juga kondang dengan masalah penumpukan sampah yang tak kunjung tuntas.</p>
<p>Kabar terakhir, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan Tempat Pemrosesan sampah Akhir (TPA) Piyungan <a href="https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/24/tpa-piyungan-tutup-pemda-diy-siapkan-lahan-penampungan-sampah-sementara">tutup</a> mulai 23 Juli hingga 5 September 2023 akibat kelebihan kapasitas. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari sejumlah daerah di Yogyakarta.</p>
<p>Penutupan TPA Piyungan justru memperburuk persoalan. Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dari sumbernya (manusia) bisa mencemari sungai hingga kawasan pesisir dan laut.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1007/s12210-022-01125-1">Riset saya</a> bersama kolega menguraikan penyebab tebaran sampah di sejumlah pesisir Bantul, Yogyakarta. Kebanyakan sampah ini berasal dari aktivitas manusia di daratan. Sampah berhasil sampai ke pantai karena diangkut oleh aliran sungai (Gambar 1).</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=336&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=336&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=336&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/539946/original/file-20230728-27-6e7ea4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 1. Contoh sampah di komplek Pantai Parangtritis (Courtesy: Fikri Hibatullah, 2022)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hasil pemantauan kami menunjukkan adanya peningkatan kepadatan massa sampah plastik sangat signifikan di daerah Bantul. Angkanya mencapai 364% hanya dalam waktu tiga tahun (2019 - 2022).</p>
<p>Lonjakan sampah yang kami temukan di Bantul bisa terus berlanjut dan terjadi di daerah lainnya. Pasalnya, <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/108358/perda-no-1-tahun-2019">pengembangan tujuan-tujuan wisata di Yogyakarta</a> tidak dibarengi kebijakan khusus untuk mengurangi dan menangani sampah laut.</p>
<h2>Perjalanan sampah di Yogyakarta</h2>
<p>Di Yogyakarta, mayoritas wilayahnya (63%) merupakan bagian dari DAS Opak dan DAS Progo.</p>
<p>Dalam sebuah sistem Daerah Aliran Sungai (DAS), aktivitas di wilayah hulu akan memengaruhi wilayah hilir.</p>
<p>Sungai Progo (bagian dari DAS Progo), misalnya, merupakan satu dari 20 sungai di dunia yang <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">berkontribusi signifikan</a> terhadap pencemaran sampah laut, khususnya sampah jenis plastik. Sungai yang bermuara di Samudra Hindia ini melepaskan sekitar <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">9.800-22.900 ton sampah plastik per tahun.</a></p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=288&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=361&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=361&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/539952/original/file-20230728-17-1c4ax5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=361&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 2. Gambaran sampah di muara Sungai Progo (Courtesy: Bachtiar Mutaqin, 2023)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sungai Progo melewati sebelas kabupaten kota. Di antaranya adalah Temanggung, Wonosobo, Boyolali, Purworejo, Semarang, Magelang, dan Kota Magelang di Jawa Tengah. Ada juga Bantul, Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kulonprogo di Yogyakarta.</p>
<p>Ada juga sungai Opak (bagian dari DAS Opak) yang melintasi Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, serta Kota Yogyakarta. Sungai Opak berhulu di Gunung Merapi serta Pegunungan Baturagung kemudian berhilir di selatan Bantul.</p>
<p>Alih fungsi dua sungai ini menjadi ‘saluran sampah’ dapat terjadi karena <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rstb.2008.0205">tingginya kepadatan penduduk.</a> <a href="https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/">Data Kementerian Dalam Negeri</a> tahun 2022 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di sekitar DAS Progo mencapai 3,64 juta jiwa. Sedangkan ada 2,5 juta penduduk yang mendiami daerah di sekitar DAS Opak.</p>
<p>Kepadatan membuat aktivitas di sekitar dari hulu ke hilir DAS Opak dan Progo semakin marak. Tekanan datang dari pengelolaan sampah yang buruk, tempat Pembuangan Sampah (TPS) terbatas, dan perilaku membuang sampah sembarangan, dan pariwisata tidak ramah lingkungan. Dua aspek yang ada di pesisir seperti aktivitas budi daya dan penangkapan ikan juga turut berkontribusi.</p>
<p>Sampah yang tidak terkelola dapat terbuang ke sungai. Karena itulah, dalam konteks ini, karakteristik DAS turut memengaruhi jumlah sampah yang mengalir dari sungai ke laut.</p>
<p>DAS Opak berbentuk bulat, lebih kecil, dan lebih pendek dibandingkan DAS Progo. Walhasil, sampah di sungai Opak lebih cepat mengalir lalu mengendap di pantai. Sampah ini belum sempat lapuk sehingga massanya cenderung lebih berat.</p>
<p>Tipologi pantai dan karakteristik gelombang juga turut memengaruhi proses pengendapan sampah dari laut ke pantai. </p>
<p>Saya mengambil contoh pantai Samas sebagai hilir dari DAS Opak, dan pantai Baru yang merupakan bagian hilir DAS Progo. Ada sejumlah alasan mengapa dua pantai ini yang dipilih. Misalnya, kedua pantai ini tidak memiliki fasilitas pengelolaan sampah dan tidak menjadi gerakan pembersihan sampah. Keduanya juga memiliki perbedaan karakteristik dan tipologi sehingga jenis dan karakter sampahnya bisa jadi berbeda.</p>
<p>Berdasarkan hasil analisis data dan kegiatan lapangan selama 2019 - 2022, kami menemukan berbagai macam jenis sampah di pesisir pantai Samas dan Baru. Di antaranya adalah plastik, busa plastik, kaca dan keramik, logam, karet, kertas dan kardus, kayu, dan bahan lainnya (Gambar 3).</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=467&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=467&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=467&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=587&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=587&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/539969/original/file-20230728-24473-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=587&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 3. Gambaran kepadatan sampah laut di Pantai Baru dan Pantai Depok dari tahun 2019 hingga semester pertama tahun 2022 (Sumber: Mutaqin dan Hamidin, in review)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Massa sampah laut di pantai Samas lebih berat dari pantai Baru karena material pasir pantai ini lebih kasar, kemiringan lerengnya lebih curam, dan gelombang yang lebih pecah. Semua karakter itu membuat sampah dari laut cenderung lebih mengendap di perairan dibandingkan terempas ke pantai.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1007/s12210-022-01125-1">Temuan riset kami tahun 2023</a> menunjukkan bahwa jumlah sampah laut di pantai Baru lebih banyak daripada pantai Samas. Meskipun jumlah sampahnya lebih sedikit, sampah laut di pantai Samas lebih berat daripada pantai Baru. Hal ini disebabkan sampah berukuran makro (> 2,5 cm) lebih mendominasi pantai Samas daripada sampah meso atau menengah (0,5-2,5 cm).</p>
<p>Kepadatan setiap jenis sampah laut di kedua pantai ini sangat bervariasi tiap tahunnya, bisa mencapai hingga 18 potong sampah per meter persegi. Peringkat teratas jenis sampah yang banyak dijumpai selama 2019 - 2022 adalah sampah plastik.</p>
<p>Pengambilan data dalam riset kami (sedang dalam proses telaah) di Kulonprogo dan Gunungkidul pada 2022 dan 2023 juga menunjukkan hal yang serupa. Jenis sampah yang paling dominan adalah sampah plastik dan diduga berasal dari darat.</p>
<p>Sampah laut yang kami anggap berasal dari darat antara lain: busa makanan, botol, alat makan, wadah paket makanan, wadah makanan, kantong plastik, mainan, rokok, sandal, sarung tangan, karpet, dan karet gelang.</p>
<p>Sementara itu, <a href="https://doi.org/10.2788/018068">sampah yang berasal dari laut</a> antara lain: busa spons dan busa pendingin (Gambar 4).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=317&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=317&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=317&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=399&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=399&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/539972/original/file-20230728-18-naw856.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=399&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 4. Contoh proporsi sampah laut yang ditemukan di a) Pantai Samas dan b) Pantai Baru. Di kedua lokasi tersebut, sampah laut dominan berasal dari daratan (Sumber: Isnain dan Mutaqin 2023)</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Solusi mengatasi darurat sampah</h2>
<p>Pemerintah Yogyakarta perlu melakukan banyak hal untuk membantu pencapaian target <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/254905/Perpres%20Nomor%2083%20Tahun%202018.pdf">Indonesia mengurangi 70% sampah di laut pada 2025.</a></p>
<p>Untuk mengurangi volume sampah di tingkat sumber (rumah tangga), pemerintah perlu mengatur pembatasan penggunaan material yang sulit terurai seperti plastik dan <em>styrofoam</em>, serta pemilahan sampah. Langkah lainnya adalah pengembangan fasilitas daur ulang sampah dan limbah dengan konsep pengolahan sampah berbasis 3R (kurangi, pakai kembali, daur ulang) di tingkat terkecil seperti desa ataupun kelurahan.</p>
<p>Kebijakan ini perlu dibarengi program sosialisasi kondisi sampah laut di Yogyakarta dan bahayanya. Pemerintah DIY hingga desa dapat menggandeng lembaga swadaya masyarakat lokal, seperti GARDU Action di Bantul (Gambar 5), meningkatkan kualitas kegiatan pembersihan seperti Gerakan Merti Pantai, serta menggalakkan kerja bakti membersihkan/memilah sampah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=226&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=226&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=226&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=285&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=285&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/539981/original/file-20230728-27-x19buz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=285&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 5. Pemilahan sampah plastik oleh organisasi lokal GARDUaction di Dusun Mancingan, Kabupaten Bantul (Courtesy: Irfan Fahmi, 2019)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Otoritas dapat membuat kebijakan khusus agar lebih banyak pelaku usaha pariwisata dan juga wisatawan yang menggunakan peralatan makanan dan minuman guna ulang.</p>
<p>Aturan pemberian bonus dan denda bagi pelaku usaha yang menyumbang sampah padat non organik juga penting. Besarannya dapat disesuaikan dengan jumlah sampah padat non organik yang dihasilkan dari kegiatan/usaha yang dilakukan.</p>
<p>Pemerintah dapat membuat kebijakan khusus pemantauan sampah laut. Otoritas juga bisa bekerja sama dengan pemerintah Jawa Tengah terutama untuk pemantauan dan penanganan sampah lintas provinsi.</p>
<p>Penanganan sampah laut bisa juga dilakukan melalui penyediaan alat penangkap sampah otomatis di muara Sungai Opak dan Progo.</p>
<p>Usaha untuk mengurangi, mengelola, dan memantau sampah di Yogyakarta amat mendesak. Tanpa aksi dan kebijakan nyata, sampah laut dapat merusak lingkungan, mengancam keanekaragaman hayati, dan membahayakan kesehatan penduduk. Terganggunya fungsi ekosistem akibat sampah juga menurunkan pendapatan daerah Yogyakarta dari aktivitas pariwisata.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/210643/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bachtiar Mutaqin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Massa sampah plastik di Bantul, misalnya, melonjak hingga 364% hanya dalam 3 tahun. Sementara itu belum ada kebijakan penanganan dan pencegahan dari Pemerintah Yogyakarta.Bachtiar Mutaqin, Associate professor, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2092472023-07-17T01:57:28Z2023-07-17T01:57:28ZBelajar dari Bali tentang pengelolaan sampah desa yang menopang pertanian ramah lingkungan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/536510/original/file-20230710-21-wbo167.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">(Goldquest/Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Sampah bukan semata <a href="https://pu.go.id/berita/sampah-masih-menjadi-kendala-di-perkotaan#:%7E:text=Selain%20itu%2C%20masalah%20sampah%20diperkotaan%20adalah%20timbulan%20sampah,sistemmanajemen%20yang%20belum%20menunjang%2C%20lemahnya%20pengaturan%2C%20lemahnya%20kesadaranmasyarakat.">masalah perkotaan,</a> tapi juga di pedesaan. Kian banyak desa yang berkembang menjadi <a href="https://regional.kompas.com/read/2021/06/15/171018278/urbanisasi-di-perdesaan-fenomena-desa-desa-menjadi-desa-perkotaan#:%7E:text=Sebagai%20gambaran%20besar%2C%20berdasarkan%20Peraturan%20Kepala%20Badan%20Pusat,pada%20tahun%202010%20menjadi%2029.640%20pada%20tahun%202020.">daerah urban.</a> Desa juga menjadi muara pengelolaan sampah perkotaan karena banyak tempat pembuangan akhir berlokasi di daerah rural. </p>
<p>Masalah ini sedianya dapat diatasi dengan pengelolaan sampah dari tingkat desa, misalnya dengan pendirian <a href="http://elearning.litbang.pu.go.id/teknologi/TPS3R">tempat pengelolaan sampah <em>reduce-reuse-recycle</em> (TPS3R).</a>. TPS3R adalah tempat pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan. Namun, <a href="https://www.balipost.com/news/2022/10/29/301334/TPS3R-dan-TPST-Diragukan-Jadi...html">kendala</a> teknologi ataupun kapasitas membuat banyak TPS3R berhenti di tengah jalan. </p>
<p>TP3SR bisa membantu meningkatkan nilai sampah organik–jenis sampah <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-di-indonesia-didominasi-sampah-organik">paling dominan</a> di Indonesia. Sejauh ini, sampah organik belum <a href="https://kkn.undip.ac.id/?p=246861#:%7E:text=Sisa%20pengolahan%20dan%20konsumsi%20makanan%20yang%20tidak%20habis,oksigen%20pada%20perairan%20dan%20mendorong%20pertumbuhan%20organisme%20berbahaya.">dianggap sebagai komoditas ekonomi.</a> Padahal, nilai sampah dapat dinaikkan dengan diolah menjadi produk kompos sehingga bisa menyokong pertanian berkelanjutan. </p>
<p>Isu pertanian berkelanjutan perlu digaungkan karena <a href="https://money.kompas.com/read/2022/05/28/194913326/terlalu-banyak-pupuk-kimia-72-persen-lahan-pertanian-ri-kini-kritis#google_vignette">72% lahan pertanian</a> di Indonesia dalam kondisi kritis. <a href="https://ilmubudidaya.com/alasan-pupuk-kimia-dapat-merusak-tanah">Kualitas lahan semakin menurun</a> karena terlalu banyak menggunakan pupuk kimia.</p>
<p>Penerapan kompos pada lahan pertanian berpotensi <a href="http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/80359/KOMPOS-SEBAGAI-PEMBENAH-TANAH/#:%7E:text=Manfaat%20pupuk%20kompo%20s%20untuk%20tanaman%20adalah%3A%20Meningkatkan,jumlah%20panen%29.%20Menyediakan%20hormon%20dan%20vitamin%20bagi%20tanaman.">memulihkan kesuburan tanah.</a> Karena itu, sampah organik dapat mendukung sistem pertanian ramah lingkungan yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/096195349290031K">melindungi kesehatan ekosistem sawah</a> dan menghasilkan <a href="https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=kandungan+C+tanah+menurun+unpatti&btnG=">pangan yang lebih sehat.</a></p>
<p>Anggapan di atas memicu kami bersama pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, dan organisasi pegiat lingkungan setempat menginisiasi ‘perkawinan’ pengolahan sampah organik dengan pertanian padi di enam desa. <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1190/1/012011/pdf">Hasilnya menggembirakan.</a> Inisiatif kami mampu menggalakkan pengolahan sampah organik di tingkat desa sekaligus penerapan pertanian ramah lingkungan. </p>
<h2>Kerja sama pengolah sampah dan petani di Bali</h2>
<p>Terbitnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang <a href="https://jdih.baliprov.go.id/produk-hukum/peraturan-perundang-undangan/pergub/24822">Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber</a> menjadi pemantik geliat pembangunan TPS3R tingkat desa di Pulau Dewata. Kompos menjadi salah satu produk utama dari sampah organik yang diolah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/536116/original/file-20230706-23274-5t00of.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tim pertanian CERDAS di Gianyar, Bali.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tren ini mendorong kami memulai riset aksi bernama <a href="https://bali.gemapos.id/2270/pertanian-cerdas-padi-berdiri-kokoh-walau-diterpa-angin-kencang">CERDAS: <em>circular economy development in organic agriculture</em></a> (pengembangan ekonomi sirkular dalam pertanian organik). Riset dilaksanakan di enam desa di Kabupaten Gianyar, yakni Taro, Pejeng, Sayan, Tampaksiring, <a href="https://rri.co.id/index.php/denpasar/daerah/56702/panen-perdana-pertanian-ramah-lingkungan-di-desa-temesi">Temesi,</a> dan Tulikup. </p>
<p>Riset aksi adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara teori dan praktik. Harapannya, upaya ini dapat menghasilkan solusi konkret terhadap permasalahan sosial, ekonomi, atau lingkungan yang ada di masyarakat. Studi melibatkan kolaborasi peneliti dengan pihak yang terlibat seperti masyarakat dan organisasi non pemerintah. </p>
<p>Melalui riset aksi, kami mengajak para petani yang berkomitmen untuk bertani padi tanpa atau minim pupuk kimia. Kegiatan ini didukung oleh <a href="https://bali.bisnis.com/read/20220808/537/1564309/sawah-organik-di-bali-diperluas-begini-capaiannya">ekosistem petani organik yang sudah berjalan di Bali</a>. Walhasil, petani pun lebih mudah mendapatkan pendampingan pertanian ramah lingkungan, misalnya pembuatan pupuk dan pestisida nabati.</p>
<p>Dalam riset aksi kami, ada 26 petani yang secara sukarela mengubah pola pertaniannya menjadi organik dengan total luas lahan 6,5 hektare (ha). Ada beberapa petani yang memutuskan langsung beralih ke pupuk organik. Ada juga yang masih tetap menggunakan pupuk urea sebanyak 40 kg/ha sawah atau mengurangi 80% dari penggunaan awal. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/hari-tani-program-subsidi-pupuk-perlu-dirombak-dan-digantikan-program-pertanian-ramah-lingkungan-191171">Hari Tani: program subsidi pupuk perlu dirombak dan digantikan program pertanian ramah lingkungan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Menurut petani organik yang berpengalaman, penerapan pertanian ramah lingkungan ini pada awalnya dapat menurunkan hasil panen ke 4,8 ton per ha dari sebelumnya 6-6,4 ton per ha–saat masih memakai pupuk nonorganik dan pestisida. </p>
<p>Namun, penurunan hanya sementara. Seiring kondisi tanah sawah yang semakin subur, hasil panen akan terus meningkat hingga stabil pada angka 7,2 ton/ha setelah empat tahun.</p>
<p>Melalui kegiatan ini, semakin banyak petani yang memahami bahwa penggunaan kompos mampu secara bertahap memperbaiki kualitas lahan sawah mereka. Semangat para petani juga semakin tinggi dalam menjalankan pertanian ramah lingkungan. </p>
<p>Kesadaran petani menggairahkan pengelolaan sampah organik di TPS3R tingkat desa. Semakin banyak kompos yang terserap pasar, dengan pembeli terbanyak adalah petani. </p>
<p>TPS3R di desa Taro misalnya, kini memiliki kapasitas pengolahan sampah organik hingga 15,4 ton per bulan. Volume sampah tersebut setara dengan 5.13 ton kompos yang siap dipanen pada tiga bulan kemudian. Pupuk kompos kemudian dijual seharga seribu rupiah per kg.</p>
<p>Sebelum kegiatan ini, petani di sekitar TPS3R sebenarnya mengetahui keberadaan fasilitas pengelolaan sampah organik. Namun, mereka tidak memanfaatkan pupuk organik di sawah mereka.</p>
<p>Selain menambah geliat pengelolaan sampah, pihak TPS3R khususnya di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar juga merasakan
ekspos publik yang lebih baik. Ini terutama oleh orang-orang yang tertarik berlatih pengelolaan kompos dan mempelajari pendekatan berbasis warga dalam <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1190/1/012011/meta">pemilahan sampah di tingkat komunitas.</a></p>
<h2>Tantangan ke depan</h2>
<p>Ketergantungan dan preferensi petani untuk bertani dengan pupuk kimia <a href="https://mediaindonesia.com/ekonomi/530550/pupuk-organik-dinilai-jadi-solusi-ketergantungan-pupuk-kimia#:%7E:text=KETERGANTUNGAN%20petani%20dengan%20pupuk%20subsidi%20masih%20sangat%20tinggi%2C,37-42%20persen%20dari%20total%20kebutuhan%20petani%20di%20Indonesia.">masih tinggi.</a> Perlu waktu dan keuletan dari para aktivis pertanian ramah lingkungan untuk mengubah kebiasaan ini. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Bahaya pestisida" src="https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=296&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/536514/original/file-20230710-17-qy0hl8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=371&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Petani menyemprotkan cairan pestisida pada tanaman padi yang berusia 2,5 bulan, di Desa Branta Tinggi, Tlanakan, Pamekasan, Jawa Timur. (Saiful Bahri/Antara)</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di sisi riset, pengarusutamaan pertanian ramah lingkungan memerlukan <a href="https://www.nature.com/articles/s43586-023-00214-1">riset aksi partisipatif</a>. Sebab, selain berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, pendekatan ini juga mampu <a href="https://www.researchgate.net/publication/340768817_Model_Participation_Action_Research_Dalam_Pemberdayaan_Masyarakat">memberdayakan masyarakat.</a> </p>
<p>Tantangan besar dalam mengembangkan pertanian organik biasanya terletak pada tahap inisiasi. Upaya memutus pemakaian pupuk kimia di tahap awal akan berpengaruh pada turunnya produksi pertanian. Namun, seiring berjalannya waktu, produksi akan semakin bertambah karena kualitas lahan membaik, sehingga pertanian organik <a href="https://tirto.id/ketergantungan-pupuk-kimia-dampaknya-terhadap-ketahanan-pangan-gi85">mampu bersaing dengan nonorganik.</a></p>
<p>Sifat pupuk organik yang <a href="https://pelopor.or.id/contoh-pupuk-slow-release/#:%7E:text=Secara%20teknis%2C%20semua%20pupuk%20organik%20bersifat%20slow%20release%2C,ada%20atau%20terkandung%20langsung%20dapat%20dimanfaatkan%20oleh%20tanaman."><em>slow release</em></a> atau melepaskan nutrisi secara perlahan ke lingkungan, akan menguji kesabaran dan keyakinan petani. Belum lagi, pupuk kimia lebih praktis dalam pengaplikasiannya. Tanaman juga terlihat lebih hijau sehingga petani organik mendapat sedikit tekanan mental dari petani non-organik karena tanamannya terlihat kurang hijau.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-kita-mengatasi-persoalan-sampah-sisa-makanan-yang-turut-memperparah-perubahan-iklim-171006">Bagaimana kita mengatasi persoalan sampah sisa makanan yang turut memperparah perubahan iklim?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Untuk mengatasi persoalan sampah melalui TPS3R, pertanian organik diperlukan untuk menyerap produk kompos. Selama ini, TPS3R memiliki kesulitan pemasaran karena belum terhubung dengan jejaring kelompok petani organik ataupun pegiat pertanian ramah lingkungan.</p>
<p>Pemerintahan desa berperan besar dalam menghubungkan dua hal ini.
Kolaborasi antar pemerintah desa-TPS3R-kelompok tani organik sangat mungkin untuk tercipta. Kewajiban <a href="https://www.antaranews.com/berita/3317862/mendes-20-persen-dana-desa-harus-digunakan-untuk-ketahanan-pangan">20% alokasi dana desa</a> untuk ketahanan pangan dapat dimanfaatkan. </p>
<p>Pertanian ramah lingkungan selayaknya didukung. Sebab, pangan sehat mendukung kesehatan masyarakat. </p>
<p>Sampah yang dikelola dengan baik juga membuat lingkungan lebih sehat dan nyaman. Usaha pengolahan sampah di tingkat desa juga dapat lebih berkelanjutan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/209247/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Marcellinus Mandira Budi Utomo menerima dana dari Alumni Grant Scheme Round 1 2022. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Levina Augusta Geraldine Pieter menerima dana dari Alumni Grant Scheme Round 1 2022. </span></em></p>Aktivitas pengelolaan sampah di Gianyar, Bali, bergairah setelah berjejaring dengan para petani padi organik.Marcellinus Mandira Budi Utomo, Peneliti Madya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Levina Augusta Geraldine Pieter, Peneliti Muda, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1772492022-02-17T05:11:47Z2022-02-17T05:11:47ZMengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya?<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<blockquote>
<p><strong>Mengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya? – Georgine T.</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Memang benar, lahar panas (lava) cukup panas untuk membakar sampah-sampah kita.</p>
<p>Saat gunung berapi Kilauea meletus di Hawaii pada tahun 2018, lava yang mengalir panasnya <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-temperatures-were-about-2000-degrees-fahrenheit">lebih dari 1.100 Celsius</a>. Ini lebih panas dari <a href="https://solarsystem.nasa.gov/planets/venus/overview/">permukaan Planet Venus</a>, dan bisa melelehkan bebatuan. Lava tersebut juga sepanas alat di fasilitas pembakaran sampah yang biasanya <a href="https://www3.epa.gov/ttnchie1/mkb/documents/fthermal.pdf">mencapai 1.000-1.200 C</a>.</p>
<p>Tapi tidak semua lava punya suhu yang sama.</p>
<p>Letusan di Hawaii menghasilkan suatu jenis lava bernama <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/basalt.html">basal</a>. Jenis lava ini jauh lebih panas dan encer daripada lava yang biasanya mengalir dari letusan gunung berapi lainnya, seperti lava jenis <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/dacite.html">dasit</a> yang tumpah dari Gunung St. Helens di Washington, Amerika Serikat (AS). Misalnya, letusan Gunung St. Helens selama tahun 2004-2008 mengasilkan kubah lava dengan suhu permukaan yang kurang dari 704 C.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Infographic on number and location of U.S. volcanoes" src="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ilmuwan mengawasi gunung berapi dan memberikan peringatan pada masyarakat sekitar jika mereka melihat tanda-tanda meletus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.usgs.gov/media/images/us-one-earths-most-volcanically-active-countries">USGS</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain suhu, ada alasan lain mengapa membuang sampah ke gunung berapi bukanlah ide yang bagus.</p>
<p>Pertama, meski lava yang bersuhu 1.000 C bisa saja melelehkan banyak benda di tempat sampah kita – termasuk sisa makanan, kertas, plastik, serta beberapa jenis kaca dan logam – suhunya tidak cukup panas untuk melelehkan banyak material lainnya yang cukup umum, termasuk <a href="https://www.americanelements.com/meltingpoint.html">baja, nikel, dan besi</a>.</p>
<p>Kedua, tidak banyak gunung berapi di bumi ini yang memiliki danau lava, atau semacam kawah berbentuk mangkuk berisi lava, yang bisa jadi tempat pembuangan sampah.</p>
<p>Dari ribuan gunung berapi di bumi, ilmuwan hanya mengenali <a href="https://www.bbc.co.uk/newsround/48856373">delapan danau lava aktif</a>. Di antaranya ada <a href="https://www.usgs.gov/media/images/new-usgs-video-about-k-laueas-summit-eruption-now-online">Gunung Kilauea</a>, <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=390020">Gunung Erebus</a> di Antartika, dan <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=223030">Gunung Nyiragongo</a> di Kongo. Sebagian besar gunung berapi aktif memiliki kawah yang berisi bebatuan dan lava dingin, seperti <a href="https://www.usgs.gov/volcanoes/mount-st-helens/lava-flows-mount-st-helens">Gunung St. Helens</a>, atau berisi air, seperti <a href="https://www.usgs.gov/media/images/crater-lake-caldera-wizard-island-cinder-cone-and-lava-flows">Danau Crater</a> di Oregon, AS.</p>
<p>Ketiga, membuang sampah ke delapan danau lava aktif tersebut pun adalah hal yang tidak mudah dan sangat berbahaya.</p>
<p>Danau lava diselimuti oleh kerak lava yang sudah mendingin, namun tepat di bawahnya terdapat lapisan yang masih berbentuk lelehan panas. Jika bebatuan atau material lain jatuh ke permukaan suatu danau lava, maka keraknya akan hancur, mengusik lava di bawahnya dan kemudian menyebabkan ledakan.</p>
<p>Hal ini terjadi di Kilauea pada tahun 2015. Bongkahan batu dari pinggiran kawah jatuh ke danau lava dan menyebabkan ledakan besar yang <a href="https://www.usgs.gov/media/videos/rockfall-and-explosion-halemaumau-crater">melontarkan bebatuan dan lava</a> keluar dari kawah. Siapapun yang melempar sampah ke danau lava harus berlari menjadi dengan sangat cepat sembari menghindari lontaran lava dan sampah yang terbakar.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/w8IaG2U65Is?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Suatu letusan dari Gunung Cumbre Vieja di Pulau La Palma, Spanyol pada tahun 2021 menghasilkan awan gas beracun.</span></figcaption>
</figure>
<p>Mari kita berandai-andai: jika memungkinkan untuk membuang sampah secara aman ke suatu danau lava, apa yang akan terjadi pada sampah tersebut? </p>
<p>Saat plastik, sampah, dan logam terbakar, mereka menghasilkan banyak sekali gas beracun. Pada, gunung berapi sudah menghasilkan ribuan kilogram gas beracun, termasuk sulfur, klorin, dan karbon dioksida.</p>
<p>Gas sulfur dapat menciptakan kabut asam, atau sering disebut “<em>vog</em>” (<em>volcanic fog</em> atau kabut vulkanis). Kabut ini dapat <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hawaiian-volcano-observatory/volcanic-gas">membunuh tumbuhan dan menyebabkan penyakit pernapasan</a> bagi masyarakat sekitar. Bercampurnya gas vulkanis yang sudah berbahaya ini dengan gas lain dari pembakaran sampah akan menghasilkan gas yang jauh lebih berbahaya lagi bagi <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-breakouts-access_roa">orang dan tumbuhan</a> di sekitar gunung berapi.</p>
<p>Terakhir, banyak komunitas adat menganggap gunung berapi sebagai kawasan yang sakral.</p>
<p>Misalnya, Kawah Halema’uma’u di Gunung Kilauea dianggap sebagai rumah dari Pele, Dewi Api di Hawaii, dan kawasan di sekitar kawah tersebut <a href="https://www.hawaii.com/discover/culture/pele/">sangat sakral bagi penduduk asli Hawaii</a>. Membuang sampah ke gunung berapi bisa jadi suatu hinaan bagi budaya-budaya tersebut.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami</em>.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr><img src="https://counter.theconversation.com/content/177249/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Emily Johnson menerima dana dari U.S. Geological Survey.</span></em></p>Lava dari gunung berapi punya suhu yang sangat panas. Tapi menjadikannya tempat pembuangan sampah tak hanya berbahaya tapi juga tak menghargai masyarakat adat yang menganggapnya sebagai situs sakral.Emily Johnson, Research Geologist, US Geological SurveyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1429102020-07-20T07:55:31Z2020-07-20T07:55:31ZCatatan untuk Jakarta: tiga masalah dalam larangan kantong plastik di ibu kota<p>Tren larangan dan pembatasan kantong plastik telah berkembang di seluruh dunia. Pada pertengahan 2018, <a href="https://www.wri.org/blog/2019/03/127-countries-now-regulate-plastic-bags-why-arent-we-seeing-less-pollution">lebih dari 127 negara</a> menetapkan regulasi tentang pembatasan penggunaan kantong plastik.</p>
<p>Angka tersebut <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0956053X19300960">meningkat lebih dari 3 kali lipat</a> selama dekade terakhir. </p>
<p>Jakarta adalah salah satu yang mengadopsi larangan tersebut.</p>
<p>Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan pencemar sampah plastik terbesar kedua di lautan. Kemudian Jepang, yang <a href="https://www.usnews.com/news/business/articles/2019-06-25/big-plastic-user-japan-fights-waste-ahead-of-g-20-summit">menempati urutan kedua</a> untuk volume kemasan plastik sekali pakai per orang.</p>
<p>Pada 1 Juli, kedua negara melarang penggunaan kantong plastik gratis di toko-toko.</p>
<p>Kebijakan terbaru di Jakarta, yang berupa larangan langsung, dan Jepang, yang berupa biaya tambahan, merupakan kebijakan penting yang berusaha meninggalkan logika ekonomi penggunaan barang sekali pakai.</p>
<p>Kebijakan ini memang seharusnya mengurangi jumlah angka kantong plastik yang, <a href="https://www.wired.com/2016/06/banning-plastic-bags-great-world-right-not-fast/">“menyumbat sistem saluran pembuangan, merusak lingkungan, terdegradasi menjadi polusi mikroplastik sekunder, dan membunuh satwa”</a>. </p>
<p>Selain itu, dapat meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan konsumen.</p>
<p>Terlepas dari niatan baik dari kebijakan tersebut, ada tiga masalah dalam larangan penggunaan kantong plastik: </p>
<h2>1. Plastik bukan sumber pencemaran plastik yang terbesar</h2>
<p>Sampah plastik memang masalah yang serius. Manusia menggunakan sebanyak <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0956053X19300960">1 triliun “kantong pembawa” sekali pakai</a>, sekitar 128 per orang per tahun.</p>
<p>Jumlah penggunaan plastik sekali pakai jauh lebih besar, yakni <a href="https://www.nrdc.org/stories/single-use-plastics-101">150 juta ton per tahun</a>.</p>
<p>Sama saja dengan 19,32 kg botol sekali pakai, alat makan, sedotan, kemasan, dan lainnya dari <a href="https://www.worldometers.info/world-population/">setiap orang di planet ini</a>.</p>
<p>Namun, riset terbaru menunjukkan kantong plastik hanya merupakan <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-019-55065-2">sebagian kecil dari sampah laut</a> di perairan sekitar Jakarta. Kemasan dan kantong plastik, baik yang tipis maupun tebal, hanya berjumlah lebih dari <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-019-55065-2">13,5% dari sampah yang ditemukan dan 8,5% dari berat mereka</a>.</p>
<p>Di Jepang, kantong belanja plastik hanya <a href="https://www.japantimes.co.jp/news/2020/06/30/national/all-japan-stores-to-charge-for-plastic-bags/">2% dari keseluruhan sampah plastik</a> di negara tersebut.</p>
<p>Selain itu, meski kantong plastik nampak bagi kita, kita perlu ingat bahwa apa yang ada di dalamnya seringkali lebih berbahaya bagi lingkungan daripada kantong itu sendiri.</p>
<p>Misalnya, produk dengan kemasan plastik berat dan wadah beratnya bisa berkali-kali lipat dari kantong plastik.</p>
<p>Atau, pertimbangkan barang-barang yang dibungkus itu sendiri, mulai dari pelarut pembersih beracun, stroberi yang diimpor dari lokasi yang jauh, hingga soda dalam kaleng aluminium.</p>
<h2>2. Konsumen dapat beralih ke alternatif yang lebih buruk</h2>
<p>Bukti dari pelarangan kantong plastik menunjukkan bahwa kebijakan ini memang mengurangi penggunaan kantong plastik, tapi <a href="https://www.wired.com/2016/06/banning-plastic-bags-great-world-right-not-fast/">terkadang menyebabkan bahaya lain bagi lingkungan</a> jika konsumen <a href="https://www.lifecycleinitiative.org/wp-content/uploads/2020/04/Single-use-plastic-bags-and-alternatives-Recommendations-from-LCA-final.pdf">beralih ke material lain dengan jejak karbon yang lebih besar</a>.</p>
<p>Tas yang terbuat dari kertas membutuhkan <a href="https://www.bbc.com/news/business-47027792">400% lebih banyak energi untuk membuatnya, belum lagi pohon dan penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam proses pembuatannya</a>.</p>
<p>Menanam kapas untuk membuat tas yang terbuat dari kain <a href="https://blogs.ei.columbia.edu/2020/04/30/plastic-paper-cotton-bags/">membutuhkan lahan, jumlah air yang besar, pupuk kimia, dan pestisida</a>.</p>
<p>Kantong plastik menggunakan bahan bakar fosil, sumberdaya yang tak terbarukan dan permanen, <a href="https://blogs.ei.columbia.edu/2020/04/30/plastic-paper-cotton-bags/">dan masuk ke aliran limbah </a>.</p>
<p>Mereka juga dapat <a href="https://www.lifecycleinitiative.org/wp-content/uploads/2020/04/Single-use-plastic-bags-and-alternatives-Recommendations-from-LCA-final.pdf">menyebabkan lebih banyak polusi di darat dan di saluran air, namun dengan efek yang lebih minim pada perubahan iklim dan penggunaan lahan</a> dibanding jenis kantong lainnya.</p>
<p>Kantong plastik yang mudah terurai, anehnya, mungkin <a href="https://www.lifecycleinitiative.org/wp-content/uploads/2020/04/Single-use-plastic-bags-and-alternatives-Recommendations-from-LCA-final.pdf">bisa jadi “pilihan yang paling buruk”</a> karena mereka juga berbahaya untuk iklim dan tanah, menyebabkan polusi air, dan mengeluarkan emisi beracun.</p>
<p>Pada akhirnya, keputusan tentang tipe kantong mana yang akan digunakan berhubungan dengan perihal isu lingkungan mana yang diprioritaskan.</p>
<h2>3. Konsumen yang merasa sudah menyelamatkan lingkungan dengan tidak menggunakan kantong plastik, akan merusak lingkungan dengan cara lain</h2>
<p>Peneliti psikologi <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2019.00348/full">menemukan</a> bahwa orang seringkali membahayakan lingkungan ketika mereka mencoba menyelamatkan bumi.</p>
<p>Misalnya, mereka cenderung akan lebih banyak membeli produk, seperti bahan makanan, hanya karena produk tersebut memiliki label ramah lingkungan.</p>
<p>Ini berhubungan dengan konsep perilaku kompensasi.</p>
<p>Misalnya, orang mungkin merasa bahwa, karena mereka mendaur ulang, mereka tidak perlu ragu makan daging ekstra minggu itu. Atau, karena mereka jalan kaki ke toko ketimbang menyetir, mereka merasa boleh membeli baju berlebih.</p>
<p>Terkadang tindakan kompensasi ini adalah upaya dalam mengantisipasi tindakan merusak lingkungan.</p>
<p>Misalnya, penumpang yang berusaha membeli sebagian jumlah emisi karbon yang dihasilkan ketika bepergian dengan pesawat terbang merasa hal tersebut tindakan tepat.</p>
<p>Namun, dari perspektif lingkungan, tindakan yang paling tepat adalah tidak bepergian menggunakan pesawat. </p>
<p>Intinya, mengurangi penggunaan kantong plastik dapat membuat orang lain merasa bahwa mereka memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan lain yang lebih merugikan lingkungan.</p>
<p>Lantas, apa yang harus kita lakukan?</p>
<h2>Langkah selanjutnya</h2>
<p>Pada akhirnya, keuntungan terbesar dari larangan kantong plastik adalah upaya dalam dalam mengubah cara pandang kita terhadap lingkungan.</p>
<p>Riset menghubungkan biaya untuk kantong plastik dengan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6399129/">perubahan sikap di antara konsumen</a>, termasuk dukungan untuk kebijakan lingkungan tambahan.</p>
<p>Ada pergeseran norma yang lebih luas, seiring <a href="https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/09644010902823717">“munculnya norma anti- kantong plastik yang cepat dan menjamur di seluruh dunia</a>”. </p>
<p>Harapannya, kesadaran yang meningkat tersebut juga bisa meningkatkan kesadaran tentang dampak lingkungan dan mengubah gaya hidup. </p>
<p>Hal tersebut memberikan beberapa pencerahan terkait penggunaan tas kemasan.</p>
<p>Sebagai contoh, berdasarkan data Badan PBB untuk Program Lingkungan (UNEP), <a href="https://www.lifecycleinitiative.org/wp-content/uploads/2020/04/Single-use-plastic-bags-and-alternatives-Recommendations-from-LCA-final.pdf">kantong kain yang digunakan sekitar 50-150 kali lebih baik</a> dibanding kantong plastik sekali pakai.</p>
<p>Jika Anda ingin mengurangi kerusakan lingkungan, pakailah 2 kali untuk mengurangi dampak lingkungan hingga setengahnya. Ingin mengurangi hingga 25%? Pakailah 4 kali. Ingin mengurangi hingga 90%? Pakailah 10 kali.</p>
<p>Jika kita punya kantong atau tas yang dapat digunakan kembali, kita perlu untuk benar-benar menggunakan berulang kali. Artikel di <em>Popular Science</em> <a href="https://www.popsci.com/plastic-bag-better-than-reusable-tote/">mengatakan</a>: “terlepas dari bahannya, kantong terbaik adalah kantong yang sudah Anda miliki.”</p>
<p>Pada akhirnya, apakah kantong plastik harus dilarang? Tidak juga, tapi dampaknya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan dengan hati-hati.</p>
<hr>
<p><em>Nadila Taufana Sahara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p>
<hr>
<p><em>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a>.</em>__</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/142910/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>David D. Sussman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Apakah kita harus melarang penggunaan kantong plastik?David D. Sussman, Visiting Scholar, Tufts UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1280592019-12-02T02:26:52Z2019-12-02T02:26:52ZCara tingkatkan perilaku daur ulang: berikan diskon, promosi dan koneksi sosial kepada konsumen<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/304404/original/file-20191129-95250-mu2esv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=50%2C0%2C6589%2C4426&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/male-hand-putting-twisted-empty-plastic-1464361841?src=305623e4-fa6f-4410-b6cc-2d0e31320533-1-7">PictureAccent/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Apakah Anda selalu bingung memutuskan sampah masuk ke bagian daur ulang, untuk kompos, atau ke TPA untuk dibakar? Anda tidak sendirian. Kebanyakan orang AS juga masih bingung dengan konsep daur ulang.</p>
<p>Akibat Cina yang <a href="https://theconversation.com/will-chinas-crackdown-on-foreign-garbage-force-wealthy-countries-to-recycle-more-of-their-own-waste-81440">menolak menerima lagi impor scrap metal dari negara lain</a> menimbulkan <a href="https://www.theatlantic.com/technology/archive/2019/03/china-has-stopped-accepting-our-trash/584131/">krisis</a> dan memperparah keadaan.</p>
<p>Situasi semacam ini membuat orang tidak yakin apakah barang yang dimaksudkan untuk daur ulang benar-benar didaur ulang. </p>
<p>Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang AS akhirnya tidak memilah sampah mereka untuk didaur ulang. Atau, mereka hanya terjebak pada ‘<a href="https://wamu.org/story/19/02/12/does-your-recycling-actually-get-recycled-yes-maybe-it-depends/">daur ulang semu</a>’ dengan hanya memasukkan sampah yang tidak bisa didaur ulang ke tempat sampah. Meskipun, kebanyakan sampah ini akhirnya tidak didaur ulang. Akhirnya, kebanyakan orang merasa terintimidasi dengan tugas mendaur ulang. </p>
<p>Rata-rata orang AS menghasilkan sekitar <a href="https://www.epa.gov/facts-and-figures-about-materials-waste-and-recycling/national-overview-facts-and-figures-materials">4,5 pound</a> sampah setiap hari. </p>
<p>Namun, hanya <a href="https://www.epa.gov/facts-and-figures-about-materials-waste-and-recycling/national-overview-facts-and-figures-materials">1,5 pound</a> yang bisa didaur ulang atau menjadi kompos. </p>
<p>Artinya, satu orang di AS akan mengirimkan sekitar 67.000 pound sampah ke TPA dalam rentang waktu 78,7 tahun. Ini setara dengan dua kali berat <a href="http://www.bluebulbprojects.com/MeasureOfThings/results.php?amt=62217&comp=weight&unit=lbs&searchTerm=62217+pounds">jangkar sebuah kapal pesiar</a>. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=348&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=348&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=348&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=437&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=437&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/300535/original/file-20191106-12487-1txp3cp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=437&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Material scrap menumpuk di pusat daur ulang AS karena tidak bisa lagi dikirim ke Cina.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Recycling-Shake-up/fccb539a4b7e4f23a321a503ac51fc60/4/0">AP Photo/Charles Krupa</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meskipun banyak komunitas dan advokat yang telah mengadopsi peraturan dan rencana aksi terkait dengan ekonomi sirkuler, namun tantangan terbesar masih membuat orang susah untuk mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang. </p>
<p>Kebijakan yang ada dirancang berdasarkan penilaian dari para teknisi dan ekonom, dan menyisakan sedikit pemahaman tentang ulah manusia di level individu yang bisa cocok dengan sistem. </p>
<p><a href="https://scholar.google.com/citations?user=ZE02oYAAAAAJ&hl=en&oi=ao">Saya</a> bersama kolega menggunakan ilmu tentang perilaku untuk melihat target dari <a href="https://doi.org/10.1073/pnas.1401880112">konservasi energi</a> hingga <a href="https://www.hec.edu/en/knowledge/instants/role-empathy-corporate-social-initiatives">solidaritas komunitas</a>. </p>
<p>Dalam <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3466359">tulisan</a> terbaru, bersama dengan <a href="http://mariekehuysentruyt.com/">Marieke Huysentruyt</a> dan ekonom <a href="https://www.ioes.ucla.edu/person/emma-barnosky/">Emma Barnosky</a>, kandidat Ph.D., saya mengungkapkan adanya solusi menjanjikan atas krisis daur ulang yang didorong oleh keuntungan personal dan koneksi sosial. </p>
<h2>Mengapa daur ulang sangat berat</h2>
<p>Mengapa sangat susah membuat orang AS untuk mendaur ulang? Pertama, kebanyakan dari mereka tidak mengerti persoalan sampah dan strategi daur ulang. Hanya beberapa yang paham tentang masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah, dan kebanyakan kesulitan mengaitkan aksi individu kepada masalah sampah. </p>
<p>Mereka tidak tahu kemana sampah mereka akan berakhir, baik yang sudah didaur ulang atau yang menjadi produk sampingan. Mereka mungkin tahu jadwal membuang sampah dan mendaur ulang, tapi tidak tahu mana material yang akan diterima oleh perusahaan. </p>
<p>Dalam sebuah <a href="https://wasteadvantagemag.com/why-americans-arent-recycling/">survei</a> tahun 2019, dari sekitar 2000 orang AS, 53% dari mereka beranggapan bahwa boks bekas pizza harus didaur ulang dan 68% berpikir hal yang sama untuk peralatan makan berbahan plastik. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=439&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=439&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=439&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=551&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=551&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/302021/original/file-20191115-66925-e3f9ov.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=551&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Panduan yang kompleks membuat para konsumen sulit untuk mendaur ulang secara benar.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.danversma.gov/recycling-guidelines/">Town of Danvers, Mass.</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sekitar 39% dari responden menyatakan ketidaknyamanan dan kurangnya akses ke fasilitas daur ulang sebagai tantangan terbesar. Warga California membayar biaya sekitar 5 hingga 10 sen untuk setiap kaleng minuman, tapi fasilitas yang tersedia sangat jauh untuk dijangkau. </p>
<p>Contohnya, fasilitas daur ulang terdekat di rumah saya di Los Angeles jaraknya 8 mil, atau satu jam berkendara mobil. Ini tidak sepadan hanya untuk mengantarkan beberapa kaleng sampah. </p>
<p>Tentu saja, kebanyakan konsumen di AS tidak suka dengan polusi, namun riset menunjukkan bahwa mereka <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.biotechadv.2003.08.007">tidak menganggap diri mereka sebagai kontributor yang signifikan</a> terhadap polusi tersebut. </p>
<p>Sebagai pembayar pajak, mereka justru menaruh tanggung jawab kepada pemerintah setempat untuk daur ulang. Banyak yang tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan, atau apakah aksi mereka membuat perubahan. </p>
<h2>Pentingnya motivasi</h2>
<p>Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi rintangan-rintangan ini? Menyampaikan pesan yang lebih baik, misalnya menekankan bagaimana sampah dapat diubah ke obyek baru dan <a href="https://theconversation.com/recycling-rates-could-rise-significantly-with-this-simple-tweak-122295">bisa membuat perubahan</a>. </p>
<p>Namun, saya berargumen di buku saya di tahun 2018, <a href="https://www.sup.org/books/title/?id=27989">“<em>The Green Bundle: Pairing the Market With the Planet</em></a>,” bahwa informasi saja tidak dapat mendorong perilaku yang berkelanjutan. Orang harus memiliki motivasi dan motivasi yang terbaik adalah dengan menyatukan keuntungan lingkungan dengan personal, seperti hadiah ekonomi, meningkatkan koneksi status atau sosial. </p>
<p>Dalam sebuah survei di tahun 2014, sekitar 41% responden mengatakan bahwa uang atau hadiah merupakan <a href="https://sustainablebrands.com/read/stakeholder-trends-and-insights/new-study-shows-lack-of-bins-is-biggest-barrier-to-home-recycling">cara efektif bagi mereka untuk daur ulang</a>.
Sistem <em>take-back</em> (ambil kembali), misalnya dengan deposit kaleng dan botol, terbukti efektif untuk beberapa konteks. Meskipun sistem semacam itu harus lebih nyaman lagi bisa diterapkan. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1138157634660569096"}"></div></p>
<p>Mengembalikan botol-botol ke toko adalah satu kemungkinan, namun strategi yang lebih baik lagi sedang dikembangkan di seluruh negeri, yaitu <a href="https://www.weforum.org/agenda/2018/11/new-hampshires-pay-as-you-throw-programs-are-reducing-waste-by-50-percent/"><em>pay-as-you-throw</em></a>“ (bayar saat kau buang), sebuah kebijakan yang membuat konsumen membayar setara dengan sampah padat yang mereka buang, sehingga memberikan insentif bagi pengurangan sampah, menggunakan kembali, dan lebih ke arah pembelian yang berkelanjutan. </p>
<p><a href="https://www.recyclebank.com/home/"><em>Recyclebank</em></a>, sebuah perusahaan berbasis di New York, sudah menawarkan hadiah kepada konsumen yang mendaur ulang dengan diskon dan tawaran kepada pebisnis lokal dan nasional. </p>
<h2>Status dan dukungan</h2>
<p>Status sosial juga memotivasi orang. Gaya hidup nol-sampah telah menjadi sensasi tersendiri di media sosial, meningkatkan nama para <em>influencer</em> di Instagram seperti <a href="https://zerowastehome.com/">Bea Johnson</a>, <a href="http://trashisfortossers.com/">Lauren Singer</a> dan <a href="https://www.goingzerowaste.com/">Kathryn Kellogg</a>, yang kini sedang berkompetisi siapa yang meninggalkan sampah paling sedikit. Visibilitas dari perilaku konservasi itu penting, dan bisa menjadi komponen kuat dalam skema <em>pay-as-you-throw</em>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/kWnsmzSSgdI?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Bea Johnson, seorang minimalis, mengklaim bahwa gaya hidup nol sampah mengurangi banyak hal : kurangi sampah dan kurangi daur ulang.</span></figcaption>
</figure>
<p>Jadi, cukup baik bila mendapatkan dukungan. Organisasi yang mau membantu, atau grup-grup yang digerakkan oleh komunitas, bisa mendorong adanya perubahan perilaku melalui koneksi sosial dan interaksi langsung. Mereka memiliki potensi untuk mentransfer informasi yang berdaya guna dan bertahan dalam komitmen jangka panjang. </p>
<p>Salah satu contoh terkenal adalah <a href="https://www.aa.org/"><em>Alcoholics Anonymous</em></a>, sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bermasalah dengan ketergantungan alkohol. Kelompok ini menitikberatkan kepada keahlian para anggota ketimbang instruksi dari petugas kesehatan. </p>
<p>Contoh lain, <a href="https://www.weightwatchers.com/us/"><em>Weight Watchers</em></a>, sebuah grup yang fokus kepada komunikasi terbuka, dan yang mendukung keberhasilan kemajuan penurunan berat badan dan hubungan yang saling mendukung antar anggota. </p>
<p>Sebuah perusahaan rintisan asal Prancis, <a href="https://yoyo.eco/">Yoyo</a>, yang didirikan pada tahun 2017, telah mengaplikasikan strategi ini untuk daur ulang. Yoyo menghubungkan para partisipan dengan para pelatih, baik individu maupun dari kalangan bisnis, untuk membantu mereka memilah barang-barang untuk daur ulang. Para pelatih ini akan melatih dan mendorong para pemilah, yang akan mendapatkan poin dan hadiah, seperti tiket nonton. </p>
<p>Proses tersebut juga memberikan status tersendiri, memberikan para pemilah dengan <a href="https://www.youtube.com/watch?v=K9OPzqvsnfU&feature=youtu.be">visibilitas sosial yang positif</a> untuk pekerjaan yang biasanya tidak ada ucapan terima kasih.</p>
<p>Dan, karena hadiah cenderung bersifat lokal, maka infrastruktur Yoyo memiliki potensial untuk meningkatkan koneksi antara anggota di komunitas tersebut, mempererat kedudukan sosial di grup tersebut. </p>
<p>Sistem ini menawarkan pendekatan yang nyaman, bersifat sosial dan berdasarkan insentif. Dalam dua tahun ke depan, komunitas tersebut telah tumbuh menjadi 450 pelatih dan 14.500 pemilah dan pengumpul dengan hampir 4,3 juta botol plastik.</p>
<p>Namun, program yang berdasarkan kepada perilaku tersebut tidak bisa memecahkan masalah dari krisis sampah global, antara lain kapasitas daur ulang dan harga material scraps yang fluktuatif. Meski demikian, riset kami menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi dan sikap manusia, maka sains tentang yang fluktuatif. Meski demikian, riset kami menunjukkan bahwa memanfaatkan teknologi dan perilaku manusia, maka ilmu perilaku bisa mendorong orang untuk mendaur ulang lebih efektif ketimbang kampanye atau slogan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/128059/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Magali (Maggie) Delmas menerima dana dari SNO center @ HEC untuk riset terkait dengan ekonomi sirkuler. Magali terafiliasi dengan Alliance for Research on Corporate Sustainability.</span></em></p>AS hanya mendaur ulang sekitar satu pertiga dari sampah padat. Ahli ilmu perilaku berargumen dengan motivasi yang tepat, kita mampu melakukan lebih.Magali (Maggie) Delmas, Professor of Management Institute of the Environment & Sustainability, Anderson School of Management, University of California, Los AngelesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1277162019-11-27T11:15:16Z2019-11-27T11:15:16ZMengapa kita tidak perlu terlalu berlebihan menyikapi hasil riset telur ayam tercemar dioksin di Sidoarjo?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/303387/original/file-20191125-74599-r1h0bs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mengonsumsi telur yang tercemar dioksin bisa menyebabkan kanker.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU3NDY4NDY1MSwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTI2MjgyNDU1MiIsImsiOiJwaG90by8xMjYyODI0NTUyL21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sImJPbFYrbzZEZ3VYck9NNXltVTc2bU9rQUdhQSJd%2Fshutterstock_1262824552.jpg&pi=33421636&m=1262824552">ShDrohnenFly/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Baru-baru ini <a href="https://www.jawapos.com/opini/20/11/2019/menyikapi-kasus-residu-dioksin-dan-antibiotik-pada-produk-ternak-ayam/">sebuah riset kolaborasi</a> dari <a href="https://ipen.org/news/plastic-waste-poisons-indonesia%E2%80%99s-food-chain">Jaringan Eliminasi Polutan Internasional (IPEN)</a> menyampaikan kesimpulan yang mengejutkan sekaligus mencemaskan: konsentrasi dioksin dalam telur ayam kampung dari sebuah desa di Sidoarjo, Jawa Timur, adalah salah satu yang tertinggi di Asia.</p>
<p>Penyebabnya, pakan ayam yang berceceran di tanah desa tersebut <a href="https://dunia.tempo.co/read/1274086/racun-dioksin-di-desa-tropodo-tertinggi-kedua-di-dunia/full&view=ok">tercemar oleh racun berbahaya</a> dari pembakaran sampah plastik yang dilakukan oleh puluhan pabrik tahu di desa tersebut selama bertahun-tahun. Sampah plastik itu merupakan impor dari berbagai negara maju.</p>
<p>Kandungan dioksin pada sampel telur yang diambil dari <a href="https://www.nytimes.com/2019/11/14/world/asia/indonesia-tofu-dioxin-plastic.html">Desa Tropodo, Waru, Sidoarjo itu mencapai 200 pg TEQ g-1 lemak atau 70 kali lebih tinggi</a> dari batas keselamatan yang ditetapkan <a href="https://www.businessinsider.sg/eggs-in-indonesia-have-been-found-to-contain-dangerous-concentrations-of-chemicals-and-the-poison-comes-from-the-worlds-plastic-waste/">Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA)</a>. </p>
<p>Kita seharusnya tidak perlu menyikapi hasil riset IPEN secara berlebihan karena riset tersebut mengambil sampel dalam jumlah yang terbatas dan tidak mewakili kondisi secara keseluruhan kondisi telur di Jawa Timur.</p>
<p>Yang penting dilakukan adalah menjadikan riset tersebut sebagai studi awal dan peringatan dini tentang sejauh mana dioksin atau senyawa berbahaya lainnya sebenarnya sudah sangat dekat dengan lingkungan kita. Masalah utamanya berasal dari lemahnya pengawasan dan ketidaktegasan pemerintah menegakkan regulasi terkait pengendalian bahan berbahaya dan beracun.</p>
<h2>Tak perlu “digebyah-uyah”</h2>
<p>Sebelum temuan di Sidoarjo, tingkat pencemaran dioksin tertinggi yang pernah tercatat di Asia adalah <a href="https://www.voaindonesia.com/a/as-vietnam-luncurkan-pembersihan-dioksin-dari-era-perang-vietnam-/1483606.html">paparan dioksin di tanah</a> di Bien Hoa, Vietnam, sebesar 248 pg TEQ g-1 lemak. Lebih dari 70 juta liter <a href="https://www.bbc.com/indonesia/media-50472942">Agen Oranye</a> disemprotkan oleh <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Agen_Oranye">pasukan Amerika Serikat</a> dalam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Vietnam">Perang Vietnam</a> untuk menundukkan pasukan Vietnam Utara pada 1960-an. </p>
<p>Racun ini merusak jutaan hektare tanaman di sana dan <a href="https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/06/100628_vietnamdioxin">dikaitkan penyakit mematikan seperti kanker dan cacat bawaan pada kehamilan</a> setelah perang berakhir.</p>
<p>Dioksin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada kulit, gangguan reproduksi hingga ancaman <a href="https://theconversation.com/virus-newcastle-disease-pada-unggas-potensial-menjadi-terapi-kanker-pada-manusia-83801">kanker</a>.</p>
<p>Dalam kasus di Sidoarjo, dioksin dapat masuk pada tubuh ayam kampung dan ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi pada telur akibat dari tidak diterapkannya sistem manajemen budidaya dan keamanan biologi yang baik oleh pemilik ayam di kawasan terdampak. </p>
<p>Di bawah sistem manajemen budidaya yang baik, pemilik peternakan akan dapat mengontrol ketat pakan hewan ternaknya. Mereka juga tidak melepasliarkan ayamnya. </p>
<p>Sebagian besar telur yang diproduksi di Jawa Timur berasal dari peternakan yang menerapkan manajemen budidaya ternak yang baik. Penghasil telur terbesar untuk daerah Jawa Timur adalah Blitar, yang <a href="https://nasional.republika.co.id/berita/q1lqez366/perekonomian-blitar-bergantung-pada-peternakan-ayam-petelur">menyumbang 70%</a> dari sekitar <a href="https://jatim.bps.go.id/statictable/2019/10/09/1611/produksi-telur-unggas-dan-susu-sapi-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-timur-2017-2018.html">500 juta kilogram telur yang diproduksi provinsi ini pada 2018</a>. Dari 500 juta kilogram tersebut, telur ayam ras (broiler) mendominasi dengan lebih dari 450 juta kg dan telur ayam kampung hampir 21 juta kg.</p>
<p>Blitar juga terkenal dengan manajemen budidaya ternak ayam yang baik. Selain itu, <a href="https://nasional.republika.co.id/berita/q1lqez366/perekonomian-blitar-bergantung-pada-peternakan-ayam-petelur">pemerintah daerah juga memberikan dukungan penuh</a> para peternak ayam petelur di Blitar melalui program-program pemerintah daerah. Oleh karena itu, kita tidak perlu berlebihan dalam menyikapi hasil riset dari IPEN.</p>
<p>Riset IPEN dilakukan dalam sampel yang terbatas sehingga studi tersebut tidak dapat “digebyah-uyah” bahwa semua telur di Jawa Timur mengandung dioksin. Pengambilan sampel telur hanya dilakukan di lokasi tempat industri pembuatan tahu di Desa Tropodo yang menggunakan sampah plastik impor sebagai bahan bakar. Bisa saja, budidaya ternak ayam di daerah tersebut memang buruk sehingga telur ayam dapat dengan mudah terkontaminasi dioksin.</p>
<h2>Siapa yang harus bertanggung jawab?</h2>
<p>Pemerintah Indonesia sebenarnya telah membuat regulasi yang tepat dengan melarang impor sampah, seperti amanat <a href="https://icel.or.id/tag/uu-nomor-18-tahun-2008/">Undang-Undang No. 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah</a>. Tapi <a href="https://theconversation.com/ancaman-sampah-impor-dari-barat-dan-pentingnya-kerja-sama-asean-untuk-keamanan-lingkungan-121436">meningkatnya tren sampah impor di Indonesia</a> itu menunjukkan lemahnya penegakan aturan tersebut oleh pemerintah yang seharusnya dilarang. </p>
<p>Selain itu, <a href="https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5a152392c87a2/node/534/peraturan-presiden-nomor-97-tahun-2017">Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga</a> mengamanatkan pengurangan sampah sebesar 30% pada 2025 atau lebih dari 20 juta ton sampah.</p>
<p>Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan berbagai negara di Eropa sudah lama menyadari tentang bahaya dioksin yang termasuk golongan <a href="http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/1490">Persistent Organic Pollutants (POPs)</a> atau senyawa organik yang mempunyai sifat beracun bagi makhluk hidup dan dapat bertahan lama di lingkungan (<em>persistent</em>) sehingga berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan. </p>
<p>Kepedulian mereka ditandai dengan penyelenggaraan kesepakatan pada <a href="http://pcbfreeindonesia.menlhk.go.id/konvensi-stockholm/">Konvensi POPs di Stockholm pada Mei 2001</a>. Indonesia juga turut ambil bagian pada konvensi tersebut, yang bertujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari POPs. </p>
<p>Selain itu, salah satu poin kesepakatan yang dihasilkan adalah ketentuan untuk menurunkan emisi dioksin. Terkait dengan POPs, sebenarnya Indonesia telah mempunyai <a href="https://itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2019/04/PP-No-74-Tahun-2001-Tentang-Pengelolaan-Bahan-Berbahaya-dan-Beracun.pdf">Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)</a>, yang memuat daftar limbah B3 yang boleh digunakan dan limbah B3 yang dilarang digunakan.</p>
<p>Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan pemerintah daerah seharusnya dapat bersatu untuk mengatasi masalah ini. Penjaminan perlindungan keamanan pangan di setiap rantai pangan menjadi isu yang penting sekaligus meresahkan masyarakat jika tidak ditangani dengan serius. </p>
<p>Keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran oleh agen biologis, kimia, dan cemaran lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia.</p>
<p>Kita berharap produsen tahu Desa Tropodo tidak lagi <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1276842/heboh-produsen-tahu-tropodo-janji-tak-lagi-pakai-sampah-plastik/full&view=ok">menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar</a> dan pemerintah menegakkan regulasi pengelolaan sampah plastik dan larangan impor sampah.</p>
<h2>Dari sampah plastik ke manusia</h2>
<p>Pada 2018, <a href="https://docs.wixstatic.com/ugd/13eb5b_1afcd484be9048c3b277e492b0e54d49.pdf">lima besar pengekspor sampah plastik ke Indonesia</a> adalah Australia, Jerman, Kepulauan Marshall, Belanda, dan Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, <a href="https://comtrade.un.org/">UN Comtrade menyebutkan</a> volume sampah plastik yang diimpor oleh Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi 320.000 ton dibandingkan pada 2017. </p>
<p>Menurut <a href="https://ipen.org/site/plastic-waste-poisons-indonesias-food-chain">laporan IPEN</a>, ada sekitar 50 industri pembuatan tahu di Desa Tropodo yang membakar sampah plastik sebagai bahan bakar. Di desa sekitarnya, sampah plastik ditimbun setiap hari dan pembakaran terbuka dilakukan untuk mengurangi volume sampah plastik. Sampah plastik ini merupakan sisa dari <a href="https://www.tempo.co/bbc/5035/sampah-plastik-dari-barat-sampel-telur-ayam-kampung-di-dua-desa-mojokerto-terkontaminasi-dioksin">pabrik kertas</a> yang mengimpor sampah dari berbagai negara maju untuk produksi kertasnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=462&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=462&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=462&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=581&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=581&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/303423/original/file-20191125-74542-1d6axc0.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=581&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Gambaran skema bagaimana sampah plastik meracuni rantai makanan (Sumber: <a href="https://ipen.org/documents/indonesia-egg-report-infographic">IPEN</a>).</p>
<p>Sampah plastik merupakan sumber utama senyawa berbahaya yang disebut dioksin. Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan munculnya dioksin sebagai hasil samping reaksi. Dioksin adalah kelompok senyawa kimia berbahaya yang terdiri dari beberapa golongan, seperti senyawa <em>polychlorinated dibenzodioxins</em> (PCDDs), <em>polychlorinated dibenzofurans</em> (PCDFs), dan <em>polychlorinated biphenyls</em> (PCBs). Selain itu, <a href="http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/DioksinFuran/dioksinfuran.htm">PCDDs dan PCDFs</a> mengkontaminasi lingkungan akibat dari produksi dan penggunaan bahan kimia tertentu pada industri bubur kertas (pulp) dan kertas.</p>
<p>Kemungkinan terjadinya <a href="http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/DioksinFuran/dioksinfuran.htm">paparan dioksin terhadap manusia</a> dapat melalui beberapa cara, yaitu melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan secara tidak langsung dari tanah yang terkontaminasi, penyerapan oleh permukaan kulit, dan konsumsi pangan.</p>
<p>Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan laporan ihwal <a href="https://www.who.int/ipcs/features/dioxins.pdf">dampak buruk bagi manusia (jangka pendek dan jangka panjang) akibat paparan oleh dioksin dengan konsentrasi yang tinggi</a>. Dalam jangka pendek paparan dioksin dapat menyebabkan <a href="https://hellosehat.com/kesehatan/operasi/pengangkatan-lesi-kulit-jinak/">lesi kulit</a> (<em>chloracne</em>) atau jaringan kulit tidak normal. </p>
<p>Sedangkan pada jangka panjangnya dapat mengakibatkan berbagai <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas">keracunan</a> seperti keracunan pada imunitas, perkembangan, termasuk perkembangan saraf. Selain itu, pengaruh lainnya adalah gangguan fungsi hormon tiroid, steroid, dan reproduksi, hingga ancaman kanker.</p>
<p>Bila di Vietnam paparan racun dioksin akibat <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Vietnam">perang</a>, di Indonesia karena buruknya pengelolaan sampah plastik dan kebijakannya. Riset oleh <a href="https://ipen.org">IPEN</a>, jaringan global untuk kepentingan publik dan organisasi non-pemerintah (lebih dari 500 LSM dari 116 negara) yang bekerja untuk menciptakan masa depan yang bebas racun, harus dimaknai sebagai peringatan dini yang penting.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/127716/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Arif Nur Muhammad Ansori kini menerima Beasiswa Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU, Batch III) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk menempuh Pendidikan Jenjang Doktor bidang Sains Veteriner di Universitas Airlangga, Surabaya.</span></em></p>Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah, seharusnya dapat bersatu untuk mengatasi masalah dioksin pada makanan.Arif Nur Muhammad Ansori, Ph.D. Candidate in Veterinary Science, Universitas AirlanggaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1261452019-11-04T10:21:13Z2019-11-04T10:21:13ZMenyusui bisa membantu menghadapi perubahan iklim. Ini penjelasan akademisi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/299624/original/file-20191031-28972-11ogjse.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C1356%2C667&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/peaceful-loving-young-african-mother-sitting-1440379625?src=xJYXH3-ZmUGFbKT3J0uPDA-1-2">shutterstock/SeventyFour </a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.bmj.com/content/367/bmj.l5646">Menyusui</a> akhir-akhir ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai kontribusi signifikan para ibu untuk perubahan iklim. </p>
<p>Namun, perlu kehati-hatian dalam menyampaikan pesan tersebut. </p>
<p>Menginformasikan kepada perempuan bahwa menyusui mampu menyelamatkan planet Bumi malah dapat memicu rasa <a href="https://connect.springerpub.com/content/sgrcl/9/4/200">marah, sedih, dan kehilangan</a> bagi mereka yang tidak dapat menyusui. </p>
<p>Inggris, contohnya, memiliki <a href="https://www.breastfeedingnetwork.org.uk/crisis-in-bf/">tingkat menyusui terendah di dunia</a> bukan karena keengganan para ibu untuk menyusui. </p>
<p>Sudah banyak faktor yang memengaruhi para ibu yang ingin menyusui - tetapi tidak dapat melakukannya - yang berada di <a href="https://www.pinterandmartin.com/breastfeeding-uncovered">luar kendali mereka</a>.</p>
<p>Pesan apapun yang menyiratkan mereka harus <a href="https://theconversation.com/breastfeeding-is-not-easy-stop-telling-new-mothers-that-it-is-98026">berusaha lebih keras</a> untuk menyusui membuat mereka tertekan. </p>
<p>Oleh karena itu, hanya memberi tahu perempuan bahwa menyusui itu penting <a href="https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/bfm.2015.0175">tidak akan mengubah apa-apa</a>. </p>
<p>Meski demikian, ada kesamaan cara media menginformasikan krisis iklim dan menyusui secara tidak efektif, yaitu dengan judul berita yang menggugah emosi tentang pentingnya setiap individu melakukan aksi. </p>
<p>Sebagai individu, tentu saja setiap orang semua memiliki peran masing-masing. Tapi, perubahan nyata hanya bisa terjadi pada tingkat komunal. </p>
<p>Hal ini menjadi alasan bagi perlunya investasi pemerintah terkait dengan ASI dalam bentuk perubahan kebijakan, industri, serta lingkungan kerja. Tujuannya adalah menciptakan planet sekaligus populasi manusia yang lebih sehat. </p>
<h2>Dampak lingkungan</h2>
<p>Baru-baru ini terungkap sains terkait <a href="http://www.babymilkaction.org/wp-content/uploads/2014/10/Carbon-Footprints-Due-to-Milk-Formula.pdf">menyusui dan perubahan iklim</a>. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Menyusui mengekstraksi</a> sedikit sumber daya alam, seperti air atau tanah, tidak menghasilkan emisi karbon, dan minim atau nol limbah.</p>
<p>Pemberian ASI <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-4757-4242-8_7">menekan ovulasi</a>, membantu mengurangi jumlah anggota keluarga, dan menjaga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673615010247">keluarga tetap sehat</a>. Hal ini bisa menjaga sumber daya Bumi dari dampak yang ditimbulkan oleh manusia. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Sebuah penelitian terbaru</a> menunjukkan bahwa menyusui selama enam bulan menghemat 95-153kg CO₂e (carbon dioksida ekuivalen) per bayi dibandingkan dengan pemberian susu formula. </p>
<p>Apabila semua bayi di Inggris diberikan ASI selama enam bulan saja, maka <a href="https://www.epa.gov/energy/greenhouse-gas-equivalencies-calculator">penghematan emisi karbon</a> sama dengan mengeluarkan 50.000 sampai 77.500 mobil dari jalan selama setahun. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">Data ini tetap berlaku</a>, bahkan ketika tuntutan diet menyusui turut dijadikan pertimbangan.</p>
<p><a href="https://www.pnas.org/content/109/9/3232.short">Susu bubuk</a> memerlukan sekitar 4.700 liter air per kilo susu. Susu formula menggunakan bahan-bahan
seperti minyak kelapa sawit untuk kebutuhan mineral dan vitamin bagi pertumbuhan bayi. </p>
<p>Terlepas dari klaim industri tentang ‘menghijaukan’ rantai pasokan, <a href="https://www.abc.net.au/news/science/2018-06-29/nestle-suspended-sustainable-palm-oil/9923238">pencabutan sementara</a> keanggotaan Nestlé dari Perkumpulan untuk Sawit Berkelanjutan (<em>Roundtable on Sustainable Palm Oil</em>) memperlihatkan adanya masalah dalam keberlanjutan produksi pangan global.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/palm-oil-boycott-could-actually-increase-deforestation-sustainable-products-are-the-solution-106733">Palm oil boycott could actually increase deforestation – sustainable products are the solution</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hanya ada <a href="https://wayback.archive-it.org/7993/20170405150238/https://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/03/briefing/3939b1_tab4b.htm">40-50 pabrik pengolahan susu formula di seluruh dunia</a>.</p>
<p>Jumlah air yang diperlukan untuk pengangkutan mulai dari bahan mentah ke pabrik pengolahan hingga ke tangan konsumen di seluruh dunia memang belum diketahui, tetapi jelas sangat besar.</p>
<p>Susu formula bubuk membutuhkan air yang <a href="https://www.firststepsnutrition.org/making-infant-milk-safely">dipanaskan hingga suhu 70°C</a> agar steril dan aman dikonsumsi. Hal ini menyerap sumber daya. </p>
<p>Di Inggris, perkiraan biaya energi untuk mendidihkan air bagi produksi susu untuk bayi di tahun pertama setara dengan mengeluarkan <a href="https://fn.bmj.com/content/100/2/F173.short">lebih dari 1,5 juta kilogram karbon dioksida</a>. Belum lagi sampah yang dihasilkan. Sebuah riset menunjukkan bahwa 550 juta kaleng susu formula, 86.000 ton logam, dan 364.000 ton kertas yang <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140673609606619/fulltext">dibuang ke TPA setiap tahunnya</a>. </p>
<p>Industri susu formula meningkat dua kali lipat saat penelitian tersebut diterbitkan tahun 2009. </p>
<p>Lebih lanjut, tidak menyusui biasanya berarti <a href="https://digital.hbs.edu/platform-rctom/submission/the-ecological-impact-of-feminine-hygiene-products/">period haid akan lebih cepat</a>. </p>
<p>Perempuan di Inggris rata-rata menggunakan <a href="https://www.huffingtonpost.co.uk/entry/period-cost-lifetime_n_7258780?guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_sig=AQAAAAMFUc2GGJ0uXPVUr8JMO9KfkFtMt24sxoa5lAUMDb7eFJrQ4GqQsk7YqihIOTGcvvLFX63RS038IkQZ3xRv6DWkSXijGB6CDUBx71eJ6g8BiZyNKQ387XMvizhAq62-tm-hE4OQNXU3Zl42AOIjZ3zdAWHX-ZmiUjp27S7S_k6N">264 pembalut</a> dan tampon, setiap tahunnya. Menyusui dapat menurunkan permintaan akan serat katun, plastik polietilena dan <a href="https://www.researchgate.net/publication/265149999_Comparative_Life_Cycle_Assessment_of_Sanitary_Pads_and_Tampons_GROUP_6">bahan lainnya</a> yang digunakan untuk produksi pembalut dan tampon. </p>
<h2>Perlu dukungan lebih</h2>
<p>Ada kesenjangan pengetahuan di seluruh sektor kehidupan manusia yang harus segera diatasi oleh para ilmuwan. </p>
<p>Namun, jelas bahwa <a href="https://www.bmj.com/content/367/bmj.l5816">mengurangi ketergantungan kita pada susu formula</a>, jika memungkinkan, adalah langkah penting dalam menghadapi krisis iklim. </p>
<p>Tapi, apa gunanya pesan tersebut <a href="https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/jul/27/breastfeeding-support-services-failing-mothers-due-to-cuts">dalam sistem yang gagal mendukung ibu menyusui</a>? </p>
<p>Perempuan membutuhkan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/jhn.12496">lingkungan dan dukungan yang tepat</a> agar menyusui dapat berkembang. </p>
<p>Pemerintah gagal memberikan perhatian terhadap isu ini meski terus-menerus
menghimbau untuk meningkatkan jumlah perempuan menyusui. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/295616/original/file-20191004-118213-ccysf1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sudah ada peraturan yang melarang meminta ibu menyusui untuk meninggalkan tempat umum, meskipun demikian banyak masih merasa sulit menyusui di luar rumah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/young-beautiful-woman-breastfeeding-little-baby-1029287806?src=y3YDVRuiHydKAhGA631m0Q-2-23">Shutterstock/Irina Polonina</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada akhirnya, menyoroti peran ibu menyusui dalam melindungi Bumi bukan pesan bagi setiap perempuan. Namun, ditujukan bagi mereka yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. </p>
<p>Soal meningkatkan menyusui, maka pemerintah yang harus melakukan investasi dalam <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1523-536X.2010.00446.x?casa_token=P5_x0OetRhYAAAAA:nIHWjNpm8Cc_B8TxxpDP_3mCoRvZBlDUMoZiv7QvnKitjnkepNK3hwDa3yBWOrqXkr91XcD3gRjrDCQ">dukungan profesional kesehatan yang lebih besar</a>, mengurangi <a href="https://www.bmj.com/content/362/bmj.k3577/rapid-responses?int_source=trendmd&int_medium=trendmd&int_campaign=trendmd">jangkauan industri pengganti ASI</a>, memastikan <a href="https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/still-talking-about-a-womans-right-to-breastfeed-in-public/">ruang publik</a> dan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30335485">tempat kerja</a> memiliki kebijakan untuk memungkinkan bagi ibu menyusui, serta meningkatkan <a href="http://theconversation.com/six-ways-the-world-has-empowered-and-enabled-breastfeeding-121333">perlindungan kehamilan</a> bagi calon ibu. </p>
<p>Hal ini berarti memastikan bahwa <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652619307322">sekecil mungkin jejak karbon</a> yang dikeluarkan ketika susu formula diperlukan. </p>
<p>Beberapa strategi yang bisa diterapkan seperti mengurangi ketergantungan pada susu formula siap pakai dan botol sekali pakai, mengurangi banyaknya sumber daya yang digunakan dalam promosi susu formula, terutama <a href="https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/types-of-infant-formula/">instruksi yang tidak perlu dan susu balita</a>, dan mengharuskan industri bertanggung jawab untuk mengurangi dampaknya sendiri, seperti membuat produk daur ulang.</p>
<p>Ini menjadi langkah penting yang dapat melindungi kita semua, tidak peduli bagaimana pilihan orang dalam memilih makanan bayi mereka.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/126145/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Natalie Shenker menerima dana dari UKRI melalui Future Leaders Fellowship. Natalie juga salah satu pengurus dan co-founder Human Milk Foundation, sebuah yayasan amal yang bertujuan untuk menjamin makin banyak bayi mendapatkan asi. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Amy Brown pernah menerima dana dari ESRC, NIHR, Public Health Wales, Breastfeeding Network dan First Steps Nutrition Trust. Amy adalah penulis dari empat buku yang diterbitkan oleh Pinter and Martin Ltd - 'Breastfeeding Uncovered: who really decides how we feed our babies', 'Why starting solids matters' , 'The Positive Breastfeeding Book' dan "Informed is best'</span></em></p>Dukungan yang tepat bagi ibu menyusui adalah lingkungan.Natalie Shenker, Research Associate in the Faculty of Medicine, Imperial College LondonAmy Brown, Professor of Child Public Health, Swansea UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1214362019-08-24T03:51:05Z2019-08-24T03:51:05ZAncaman sampah impor dari Barat dan pentingnya kerja sama ASEAN untuk keamanan lingkungan<p>Negara-negara Asia Tenggara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Thailand Juni lalu menyepakati Deklarasi Bangkok tentang <a href="https://environment.asean.org/wp-content/uploads/2019/06/ASEAN-Framework-of-Action-on-Marine-Debris-FINAL.pdf">Memerangi Sampah Laut di Kawasan ASEAN</a>. </p>
<p>Sayangnya, dokumen tersebut tidak memuat poin mengenai impor sampah ke wilayah Asia Tenggara. Padahal masalah pengiriman sampah negara-negara Barat ke <a href="https://www.greenpeace.org/turkey/Global/turkey/image/2019/plastik-atik-ithalat-raporu-GPEA%20Plastic%20waste%20trade%20-%20research%20briefing.pdf">kawasan Asia Tenggara</a>––<a href="https://news.detik.com/dw/d-4543729/usai-larangan-impor-china-limbah-plastik-dunia-serbu-asia-tenggara">setelah Cina menutup rapat pintu mereka sejak dua tahun lalu</a> ––, merupakan isu krusial yang terjadi pada saat penyelenggaraan KTT ASEAN. </p>
<p>Indonesia berpotensi menjadi pelopor “perlawanan” bersama di tingkat regional jika dapat mendorong anggota ASEAN untuk membentuk kesepakatan bersama dalam menanggulangi sampah impor tersebut. </p>
<h2>Sampah di Asia Tenggara</h2>
<p>Cina yang selama ini menampung lebih dari <a href="https://www.dw.com/en/after-chinas-import-ban-where-to-with-the-worlds-waste/a-48213871">setengah total sampah plastik dari seluruh dunia</a> untuk didaur ulang pada 2017 mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang diimpor ke wilayah negara ini.</p>
<p>Akibatnya, kawasan Asia Tenggara kini menjadi tujuan baru pengiriman sampah negara-negara Barat dan menghadapi masalah pelik terkait impor sampah dari beberapa negara Barat.</p>
<p>Beberapa negara Barat mengekspor sampah mereka untuk <a href="https://www.plasticpollutioncoalition.org/pft/2019/3/6/157000-shipping-containers-of-us-plastic-waste-exported-to-countries-with-poor-waste-management-in-2018">mengurangi dampak negatif</a> di dalam negeri dan biaya besar dari proses pengolahan limbah di negaranya. </p>
<p>Namun, sampah yang dikirimkan dengan tujuan untuk didaur ulang pada akhirnya memicu masalah baru di negara penerima. Sebagai contoh, proses <a href="https://theconversation.com/heres-what-happens-to-our-plastic-recycling-when-it-goes-offshore-110356">daur ulang sampah impor di Vietnam</a> dilakukan tidak secara profesional sehingga menyebabkan tercemarnya udara dan sumber air. </p>
<p>Selain itu, ada kecenderungan sampah tersebut diterima oleh negara yang memiliki <a href="https://www.greenpeace.org/turkey/Global/turkey/image/2019/plastik-atik-ithalat-raporu-GPEA%20Plastic%20waste%20trade%20-%20research%20briefing.pdf">regulasi lemah</a> dalam sistem manajemen limbah. </p>
<p>Menghadapi semakin banyak sampah impor, negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, dan Indonesia beberapa bulan belakangan mengembalikan sampah ke negara asal. </p>
<p>Bulan lalu, kantor Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur mengembalikan delapan kontainer limbah seberat 210 ton yang <a href="https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190709160104-106-410572/indonesia-akan-pulangkan-8-kontainer-sampah-ke-australia">diduga terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun ke Australia</a>. Sebulan sebelumnya, pemerintah Indonesia juga mengembalikan <a href="https://www.merdeka.com/uang/indonesia-kembalikan-5-kontainer-sampah-ke-amerika-serikat.html">lima kontainer sampah impor</a> ke Amerika Serikat.</p>
<p>Filipina pada Mei dilaporkan <a href="https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190531103021-106-399938/filipina-kembalikan-69-kontainer-sampah-busuk-ke-kanada">mengembalikan ribuan kilogram sampah impor</a> ke lokasi asalnya, Kanada. Meski sempat memanaskan hubungan bilateral kedua negara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte tetap mengambil keputusan tersebut.</p>
<p>Tindakan ini diikuti oleh negara tetangganya, Malaysia. Pemerintah Negeri Jiran ini <a href="https://news.detik.com/internasional/d-4568494/malaysia-kembalikan-kiriman-3-ribu-ton-sampah-plastik-ke-14-negara">mengirimkan kembali lima kontainer sampah plastik</a> ke Spanyol.</p>
<h2>Penting tapi ternyata tak dibahas di kawasan</h2>
<p>Tara Buakamsri, Direktur Greenpeace Asia Tenggara untuk Thailand, <a href="https://theaseanpost.com/article/asean-promises-tackle-ocean-waste">berpendapat</a> Deklarasi Bangkok tentang <a href="https://environment.asean.org/wp-content/uploads/2019/06/ASEAN-Framework-of-Action-on-Marine-Debris-FINAL.pdf">Memerangi Sampah Laut di Kawasan ASEAN</a> ini seharusnya dapat dikembangkan sehingga mengakomodasi kesepakatan regional tentang sampah impor.</p>
<p>Untuk mengatasi masalah sampah impor di kawasan Asia Tenggara perlu ada kesepahaman antara negara-negara ASEAN. Hal ini karena kebijakan yang dibuat oleh satu negara terkait dengan lingkungan akan memberikan <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0022343396033001008">dampak kepada negara lain</a>. </p>
<p>Dalam studi keamanan internasional, lingkungan termasuk dimensi keamanan non-tradisional. Hubungan antara perubahan kondisi alam dan konflik merupakan salah satu pokok bahan riset. Peneliti geografi politik dari Melbourne University <a href="https://books.google.co.id/books/about/Contemporary_Security_Studies.html?id=S9UV_fNBegIC&redir_esc=y">Jon Barnett</a> menegaskan bahwa kondisi alam yang berubah memang tidak secara langsung menimbulkan konflik, namun dapat memperburuk keadaan.</p>
<p>Dengan demikian, proses transfer sampah dari suatu wilayah ke tempat lain dapat dimaknai sebagai bagian perubahan keadaan lingkungan. </p>
<p>Ketegangan hubungan diplomatik Filipina dan Kanada, misalnya, merupakan pengaruh dari persoalan sampah impor. Situasi menjadi semakin serius ketika pemerintah Filipina memutuskan untuk <a href="https://internasional.kompas.com/read/2019/05/16/11544991/konflik-sampah-picu-penarikan-dubes-filipina-dari-kanada">menarik duta besar dan konsul</a> mereka dari Kanada. </p>
<p>Problem dua negara ini memperlihatkan bahwa permasalahan di tatanan lingkungan dapat merembet ke aspek lain, seperti politik dan hubungan internasional.</p>
<h2>Peran Indonesia</h2>
<p>Di tengah absennya kerja sama regional menghadap sampah impor, komitmen pemerintah Indonesia sangat diperlukan untuk mencari solusi.</p>
<p>Bila dalam beberapa tahun terakhir, paradigma keamanan di wilayah perairan Indonesia cenderung berfokus kepada kasus <a href="https://theconversation.com/kebijakan-penenggelaman-kapal-tak-timbulkan-efek-jera-pencuri-ikan-lalu-apa-lagi-solusinya-119181">pencurian ikan oleh nelayan asing</a>, kini seharusnya perkara sampah dari luar negeri juga menjadi fokus tambahan pemerintah. Sebab, sampah impor juga merupakan ancaman besar terhadap keamanan negara, khususnya keamanan lingkungan.</p>
<p>Banyak sampah yang masuk ke dalam negeri secara <a href="https://tirto.id/pemerintah-didesak-selesaikan-serbuan-impor-sampah-plastik-ilegal-ec4q">ilegal</a>. Kejelasan hukum mengenai sistem ekspor impor dan penegakan aturan yang tegas merupakan strategi untuk mengelola membanjirnya sampah asing.</p>
<p>Seperti halnya Deklarasi Bangkok Memerangi Sampah Laut, sangat dibutuhkan dokumen berupa rekomendasi kebijakan dan kerangka kerja sama yang bisa menjadi tahapan awal dalam upaya menyelesaikan masalah sampah impor di Asia Tenggara.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121436/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rifki Dermawan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sangat disayangkan Deklarasi Bangkok tentang Memerangi Sampah Laut di Kawasan ASEAN tidak memuat poin mengenai impor sampah ke wilayah Asia Tenggara.Rifki Dermawan, Lecturer in International Relations, Universitas AndalasLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1213272019-08-14T08:47:05Z2019-08-14T08:47:05ZRiset baru: Puntung rokok butuh waktu lama untuk terurai dan membahayakan tanaman<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/286809/original/file-20190803-117857-1rts2fh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=14%2C0%2C3244%2C2443&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/discarded-cigarette-butt-grass-on-ground-1113367136?src=BnPLtiSS8_QMtkTXa-uuhw-2-20&studio=1">Daryna Kurinna/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Berkat gencarnya kampanye bebas plastik di seluruh dunia, orang mulai berbondong-bondong berhenti menggunakan <a href="https://theconversation.com/why-you-shouldnt-be-a-straw-man-environmentalist-100303">sedotan plastik</a>. Namun, kita jarang mendengar perlakuan yang sama tentang <a href="https://theconversation.com/ten-stealth-microplastics-to-avoid-if-you-want-to-save-the-oceans-90063">sampah plastik</a> yang lain, yaitu puntung atau filter rokok. </p>
<p>Padahal, benda ini merupakan barang yang <a href="https://oceanconservancy.org/">paling banyak mengotori</a> planet Bumi. Setidaknya dua pertiga dari total 5,6 triliun batang rokok atau 4,5 triliun puntung rokok yang dihisap setiap tahun dibuang sembarangan.</p>
<p>Sejak tahun 1980-an, puntung rokok menyumbang 30% hingga 40% dari semua sampah yang ditemukan di <a href="https://oceanconservancy.org/">tempat pembuangan</a> sampah perkotaan.</p>
<p>Kita selalu bisa menemukan puntung rokok di jalanan, taman, pantai, dan saluran air kita. <a href="https://www.mdpi.com/1660-4601/9/6/2189">Banyak perokok</a> mengaku membuang puntung rokok sembarangan, mungkin karena mereka percaya itu dapat terurai dan entah bagaimana tidak menganggapnya sebagai sampah. </p>
<p>Namun, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0147651319307481?via%3Dihub">penelitian terbaru</a> kami menemukan bahwa puntung rokok justru membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dan apabila dibuang sembarangan akan merusak lingkungan hidup.</p>
<p>Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat, yang <a href="https://www.european-bioplastics.org/bioplastics/">meskipun dapat terurai</a> secara biologis, membutuhkan waktu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0956053X17308474?via%253Dihub">bertahun-tahun untuk terurai</a> . Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rsos.140317">di dasar laut dalam</a>.</p>
<p>Filter rokok bekas juga mengandung <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/009841097160393">ribuan bahan kimia</a> yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, senyawa penyebab kanker. </p>
<p>Ada banyak laporan tentang anak kecil dan anjing peliharaan yang secara tidak sengaja menelan puntung rokok. Selain itu, puntung atau filter rokok bekas juga telah ditemukan dalam tubuh hewan liar, seperti <a href="https://www.independent.co.uk/environment/bird-cigarette-butt-chick-picture-florida-beach-photograph-rubbish-a8980676.html">burung laut</a> dan kura-kura.</p>
<p><a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/20/Suppl_1/i17">Menelan</a> puntung rokok dapat menyebabkan muntah hingga kejang pada manusia. Lindi dari puntung rokok bisa beracun bagi <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3088407/">organisme air</a> seperti bakteri, krustasea, <a href="https://www.nature.com/articles/srep14119">cacing</a>, dan ikan.</p>
<h2>Risiko yang belum diketahui</h2>
<p>Pemahaman manusia akan bahaya puntung rokok yang dibuang sembarangan di taman-taman hingga ruang terbuka hijau lainnya masih minim, meskipun pemandangan tersebut sering kita lihat. </p>
<p>Ada laporan yang mengungkapkan bahwa beberapa burung menggunakan puntung rokok untuk <a href="https://www.newscientist.com/article/2138655-birds-use-cigarette-butts-for-chemical-warfare-against-ticks/">melapisi sarang mereka</a>. Hal ini sangat berbahaya karena pestisida dalam nikotin akan mengurangi jumlah parasit yang tinggal di permukaan tubuh inangnya (ektoparasit) karena parasit ini berguna bagi perkembangan anak burung. Selain itu, puntung rokok bisa menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang bagi hewan. </p>
<p>Habitat perkotaan memiliki risiko tinggi terpapar dari sampah puntung rokok. Berdasarkan survei yang kami lakukan di tiga taman terbesar di Cambridge, Inggris, kami menemukan rata-rata 2,6 puntung rokok per meter persegi dan maksimum 126 puntung rokok per meter persegi di dekat bangku taman, meskipun tersedia asbak. </p>
<p>Pertanyaan selanjutnya adalah apa dampak puntung rokok yang dilemparkan ke tanah terhadap tanaman di taman?</p>
<p>Kami pun melakukan percobaan dengan meletakkan puntung rokok ke pot berisi rumput atau daun semanggi untuk melihat pengaruhnya. Kami menguji puntung baru dari rokok biasa serta puntung bekas (dari rokok yang sudah dibakar), serta meletakkan kayu kecil untuk melihat perbedaannya. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/284937/original/file-20190719-116539-b2t35w.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Pertumbuhan tanaman di sekitar kayu kecil versus pertumbuhan tanaman di sekitar puntung rokok.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Danielle Green</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0147651319307481?via%3Dihub">Kami menemukan bahwa</a> puntung rokok mengurangi tumbuhnya kecambah pada rumput dan semanggi hingga 25%. Selain itu, puntung rokok juga mengurangi jumlah biomassa akar semanggi hampir 60%.</p>
<p>Meskipun ini baru studi awal tentang batang rokok utuh dengan puntung rokok yang bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman, studi lain menemukan bahwa <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S004896970000810X?via%253Dihub">asap dapat mengancam hal yang sama</a> pada tumbuhnya tanaman. </p>
<p>Bahkan, pada awal tahun 1900-an, Mabel Elizabeth Dibbel menyelesaikan <a href="https://core.ac.uk/download/pdf/29154589.pdf">tesis</a> berjudul “Efek asap rokok pada bibit <em>Vicia sativa</em>”. Dibbel menemukan bahwa dengan meniupkan asap rokok ke bibit tanaman akan menghambat pertumbuhan dan merusak struktur sel.</p>
<h2>Perlu penelitian lanjutan</h2>
<p>Meski sudah ada kesadaran ilmiah tentang rokok dan tanaman selama lebih dari 100 tahun, isu ini tetap menjadi topik yang paling jarang diteliti. </p>
<p>Mengingat pentingnya tanaman sebagai penghasil utama makanan manusia dan berperan untuk membuat lingkungan lebih menyenangkan, perlu ada pengurangan terhadap sampah rokok.</p>
<p>Beberapa orang menyarankan untuk langsung <a href="https://www.nbcnews.com/news/us-news/plastic-straw-ban-cigarette-butts-are-single-greatest-source-ocean-n903661">melarang puntung rokok</a> karenanya bahayanya bagi kesehatan manusia. </p>
<p>Saran lain lagi adalah memaksa produsen untuk menawarkan uang bagi perokok yang mengembalikan puntung rokok mereka. </p>
<p>Apapun solusinya, sangat jelas bahwa selama 39 tahun kejayaan rokok sebagai sampah nomor satu dunia harus segera berakhir. </p>
<p>Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran bahwa puntung rokok merupakan sampah berbahaya bagi lingkungan dan harus dibuang dengan benar.</p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121327/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dannielle Green tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Eksperimen kami ingin mengetahui seberapa merusaknya puntung rokok yang dibuang ke tanaman.Dannielle Green, Senior Lecturer in Ecology, Anglia Ruskin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1215202019-08-09T10:21:13Z2019-08-09T10:21:13ZKampanye “Rayakan Idul Adha Tanpa Kantong Plastik” terus dorong upaya Indonesia kurangi sampah plastik<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/287067/original/file-20190806-84235-1249jma.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C3500%2C2331&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Daging yang siap dibagikan pada Hari Raya Idul Adha menggunakan kantong plastik.</span> <span class="attribution"><span class="source">Lano Lan/shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melanjutkan kampanye ‘Rayakan Idul Adha Tanpa Kantong Plastik’ yang sudah dimulai sejak tahun 2016 untuk mendukung upaya pemerintah mengurangi sampah plastik. </p>
<p>Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, mengatakan pemerintah berharap bisa terus menurunkan komposisi sampah plastik melalui kampanye dan edukasi yang sudah dilakukan sejak tahun 2016. </p>
<p>Melalui kampanye kurangi penggunaan plastik sekali pakai secara nasional sejak tahun 2016, pemerintah berhasil mengurangi komposisi sampah plastik sebesar 652.000 ton pada tahun 2018. Artinya, komposisi sampah plastik berkurang sebesar 1% dari <a href="https://www.bps.go.id/publication/2018/12/07/d8cbb5465bd1d3138c21fc80/statistik-lingkungan-hidup-indonesia-2018.html">total 65,2 juta ton sampah yang dihasilkan Indonesia pada tahun 2016</a>. </p>
<p>Dengan pencapaian tersebut, Novrizal berharap kampanye ini bisa terus mengurangi komposisi sampah plastik di Indonesia. Apalagi tahun ini, kampanye ini juga didukung oleh beberapa inisiatif serupa dari beberapa pemerintah daerah. </p>
<p>Program mengurangi sampah plastik sudah dilakukan oleh <a href="https://kompas.id/baca/metro/2019/07/23/dki-imbau-pembagian-daging-kurban-bebas-kemasan-plastik/">pemerintah provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta</a>, <a href="https://style.tribunnews.com/2019/08/04/kurangi-pemakaian-plastik-di-hari-idul-adha-2019-risma-minta-wadah-daging-kurban-pakai-daun">pemerintah kota Surabaya, Jawa Timur</a>, <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190728095903-20-416162/warga-diminta-tak-pakai-kresek-hitam-untuk-daging-kurban">pemerintah kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah</a>, dan <a href="http://sumutinvest.com/2019/07/30/jelang-idul-adha-pemprov-sumut-pastikan-bebas-plastik-bagikan-daging-kurban/">pemerintah provinsi Sumatera Utara</a>. </p>
<p>“Ada angka penurunan 1%, ini adalah hal yang sangat positif karena ini semua dari indikasi partisipasi publik dan perubahan perilaku masyarakat,” jelasnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/287066/original/file-20190806-84244-1tx97eg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">KLHK kembali imbau masyarakat untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai sebagai pembungkus makanan, selain berbahaya juga diharapkan menurunkan sampah plastik.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dalam sebarannya, KLHK memberikan alternatif pembungkus makanan yang lebih alami, seperti besek bambu, besek daun pandan, besek daun kelapa, daun jati, dan daun pisang. </p>
<p>Novrizal mengatakan bahwa pemilihan bahan-bahan tersebut berdasarkan pengalaman yang ada dan berkembang di masyarakat. </p>
<p>“Hal ini tentunya dapat berkembang sesuai dengan inovasi dan kreativitas masyarakat. Prinsip utama adalah bagaimana semaksimal mungkin mendorong pengurangan penggunaan plastik sekali pakai sebagai wadah yang dipergunakan,” lanjutnya. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/287480/original/file-20190809-144892-bnm5ti.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Salah satu contoh daging kurban yang siap dibagikan dibungkus oleh besek bambu. Foto : KLHK/twitter.</span>
</figcaption>
</figure>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/287478/original/file-20190809-144868-1ext294.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Membungkus makanan dengan daun jati atau daun pisang bisa membuat daging lebih harum dan tahan lama. Foto : KLHK/twitter.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Rahyang Nusantara, koordinator nasional untuk Gerakan Diet Kantong Plastik, sebuah gerakan yang aktif mengkampanyekan pengurangan pemakaian kantong plastik sekali pakai, menyatakan dukungan dari pemerintah daerah memberikan perubahan dalam kampanye tahun ini. </p>
<p>“Setahu saya ini hanya surat edaran dan, <em>surprisingly</em>, tahun ini, pemerintah, tidak hanya KLHK, tapi beberapa Pemda (pemerintah daerah) juga kompak menyerukan ini,” </p>
<p>“Sebelum-sebelumnya yang selalu disebarluaskan adalah seruan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang menyatakan larangan menggunakan kantong plastik warna hitam. Sementara untuk tahun ini, semua jenis plastik dilarang digunakan untuk kemasan daging kurban,” jelas Rahyang. </p>
<p>BPOM sudah <a href="https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20150820/KH.00_.02_.1_.55_.2890_.pdf">melarang penggunaan kantong plastik <em>kresek</em> berwarna hitam</a> untuk wadah makanan sejak tahun 2009. Alasannya kantong plastik berwarna hitam berasal dari proses daur ulang yang tidak diketahui asal usulnya yang mungkin bisa beracun. Sumbernya bisa berasal dari wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, hingga limbah logam berat. </p>
<p>“Semua kantong plastik itu tidak (memiliki kualitas) <em>food grade</em> (atau dianggap aman untuk menyimpan makanan). Plastik yang aman untuk makanan dan minuman hanya plastik dengan <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Resin_identification_code">kode resin 5</a> (nomor yang tercantum dalam kemasan plastik),” jelas Rahyang.</p>
<p>Lebih lanjut, Rahyang mengatakan momen Idul Adha menjadi momen yang menarik dengan adanya imbauan tanpa plastik tersebut. </p>
<p>Namun, ia mengharapkan agar gerakan tersebut bisa lebih dari sekadar imbauan. </p>
<p>“Karena (bersifat) imbauan, artinya ini ajakan secara sukarela dan tentunya tidak ada kewajiban,” ujarnya.</p>
<p>Rahyang mengatakan pemerintah bisa menggunakan <a href="https://www.bphn.go.id/data/documents/08uu018.pdf">Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan</a> dan <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt50938db8deb96/node/pp-no-81-tahun-2012-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-dan-sampah-sejenis-sampah-rumah-tangga/">Peraturan Pemerintah (PP) No 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga </a>sebagai dasar hukum untuk memberlakukan larangan penggunaan plastik sekali paki. </p>
<p>Novrizal mengatakan bahwa kampanye memang awalnya bertujuan untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap sampah, namun tidak menutup kemungkinan bisa dijadikan sebagai sebuah regulasi atau ketetapan. </p>
<p>“Hal yang utama ingin dicapai adalah adanya perubahan perilaku masyarakat dan kepedulian masyarakat,” lanjutnya. </p>
<p>Ia mengatakan saat ini pemerintah pusat lebih mengedepankan pemberian insentif ketimbang sanksi bagi daerah-daerah yang memiliki kinerja pengurangan sampah yang baik.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121520/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Kementerian LIngkungan Hidup dan Kehutanan serukan penggunaan pembungkus makanan alami untuk daging kurban. Hal ini ditujukan untuk mengurangi sampah plastik.Fidelis Eka Satriastanti, Editor Lingkungan HidupLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1206692019-08-02T05:20:16Z2019-08-02T05:20:16ZSebuah konferensi besar di Australia sukses diadakan tanpa gunakan plastik. Ini tips dari penyelenggaranya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/285055/original/file-20190722-116552-1rvoqcd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=41%2C47%2C3920%2C2922&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Coffee-break delegasi konferensi sains kelautan di Fremantle, Australia, yang menerapkan konsep bebas plastik.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alicia Sutton/AMSA</span></span></figcaption></figure><p>Apa yang kita gunakan sebelum produk plastik sekali pakai masuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari? </p>
<p>Sebelum tahun 1980-an, kantong plastik masih jarang ditemukan di supermarket. Namun pada tahun 2019, penggunaannya tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga diperlukan untuk mempertahankan gaya hidup kita.</p>
<p>Mulai dari wadah makanan, kemasan untuk produk di supermarket, hingga pembungkus barang dengan murah dan berkualitas rendah, plastik dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari.</p>
<p>Namun, seiring berjalannya waktu, ketergantungan terhadap plastik sekali pakai ini ternyata menghasilkan tumpukan sampah bagi manusia. Nilai “ekonomi pembuangan sampah” bagi masyarakat dan lingkungan menjadi <a href="https://theconversation.com/eight-million-tonnes-of-plastic-are-going-into-the-ocean-each-year-37521">semakin tajam</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/perut-paus-sperma-penuh-plastik-di-wakatobi-lima-langkah-kurangi-ancaman-mikroplastik-di-laut-indonesia-104484">Perut paus sperma penuh plastik di Wakatobi: lima langkah kurangi ancaman mikroplastik di laut Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Menemukan solusi untuk menghilangkan limbah plastik dalam kehidupan sehari-hari masih menjadi tantangan, terutama saat menggelar acara besar, salah satunya konferensi profesional. </p>
<p>Dalam suatu waktu, sebagai akademisi, ilmuwan, peneliti, atau profesional, kita mungkin akan menjadi bagian dari panitia penyelenggara konferensi. </p>
<p>Tahun 1990-an, panitia konferensi akan bangga menghitung berapa gelas kopi yang mereka gunakan, namun, kini hal tersebut berubah. </p>
<p>Sebagai panitia dari konferensi nasional <a href="http://amsa19.amsa.asn.au">Asosiasi Ilmu Kelautan Australia</a>, kami pun menantang diri kami untuk bertindak ketimbang hanya berbicara teori. Kami menggelar konferensi bebas plastik untuk 570 partisipan dari profesional ilmu kelautan, akademisi, dan mahasiswa. </p>
<p>Lalu, bagaimana cara melayani ratusan orang tanpa menghasilkan sampah plastik sama sekali?</p>
<h2>Menjadi bagian dari solusi</h2>
<p>Kami mulai merencanakan semuanya sejak 12 bulan lalu, ketika kami mengetahui bahwa tema konferensi kali ini seputar<a href="https://theconversation.com/marine-science-challenges-for-a-growing-blue-economy-22845">ekonomi biru</a>, yang diadakan pada bulan Juli di Fremantle, kota pelabuhan terletak di barat Australia yang juga merupakan tempat kelahiran dari gerakan <a href="http://www.plasticfreejuly.org">Juli Bebas Plastik</a>.</p>
<p>Sejak hari pertama, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, yaitu menghilangkan plastik dan mengurangi limbah secara keseluruhan, mulai dari sampah sehari-hari hingga plastik sekali pakai yang dapat dibawa pulang dan akhirnya menjadi sampah. </p>
<p>Bagi kami, daur ulang hanyalah sebagian kecil dari solusi. </p>
<p>Kita perlu “menolak, mengurangi, dan mendaur ulang” untuk benar-benar menangani sampah plastik.</p>
<h2>Apa yang kita lakukan</h2>
<p>Kami memulai dengan memilih bekerja sama dengan penyelenggara acara yang memiliki konsep yang sama dengan kami. Lalu, kami mencari pengganti plastik untuk konferensi, antara lain :</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tidak ada plastik di AMSA 2019.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Angela Rossen</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<ul>
<li><p>Tanda pengenal terbuat dari kardus yang kaku tanpa disertai pelindung plastik.</p></li>
<li><p>Tali tanda pengenal terbuat dari bambu dengan klip logam.</p></li>
<li><p>Tas jinjing terbuat dari 100% bahan alami.</p></li>
<li><p>Tidak mencetak amplop untuk pendaftaran dan tidak mencetak abstrak konferensi.</p></li>
<li><p>Mencetak pada kertas daur ulang yang dikerjakan oleh perusahaan yang menggunakan <a href="http://www.thebigpicturefactory.com.au/">alat cetak bertenaga surya</a>.</p></li>
<li><p>Delegasi diminta untuk membawa botol air dan gelas kopi mereka sendiri atau membelinya saat sebelum registrasi. </p></li>
<li><p>Kios kopi dengan <a href="http://go2cup.com.au">gelas yang dapat dicuci dan digunakan kembali</a>.</p></li>
<li><p>Menyediakan galon air minum terbuat dari gelas untuk para peserta di setiap ruang konferensi. </p></li>
<li><p>Tidak ada permen kemasan. </p></li>
<li><p>Menggunakan produk pensil yang ramah lingkungan ketimbang pulpen, serta disediakan rautan pensil. </p></li>
<li><p>Hanya menyediakan piring, peralatan makan, dan gelas. </p></li>
<li><p>Katering vegetarian disediakan saat istirahat. </p></li>
<li><p>Semua peserta pameran, penyelenggara lokakarya, dan lainnya, seperti mahasiswa dan dosen, berkomitmen mengurangi limbah plastik demi mendapatkan produk dan katering gratis.</p></li>
</ul>
<p>Dan, yang terpenting, kami berhasil merancang perubahan ini tanpa adanya kenaikan budget atau mempengaruhi profit kami.</p>
<h2>Apa yang kami pelajari</h2>
<p><strong>Rencanakan lebih awal.</strong> Membutuhkan usaha ekstra untuk melakukan hal yang berbeda dari biasanya, namun selalu ada pilihan lain yang tersedia, selain menggunakan plastik. Luangkan waktu untuk mencari tahu lalu ajukan solusi yang didapatkan pada acara Anda berikutnya. </p>
<p><strong>Bekerja dengan semua orang.</strong> Buat tujuan bersama dengan tim Anda: penyelenggara acara, tempat, peserta, katering - lebih banyak ide akan menghasilkan solusi yang lebih baik. Hal ini akan menciptakan efek riak, tidak hanya untuk acara tersebut, tetapi dalam mengembangkan praktik yang lebih berkelanjutan untuk acara lainnya.</p>
<p><strong>Lakukan kunjungan ke lapangan.</strong> Identifikasi potensi masalah dan rancang solusi jauh sebelumnya. Rebecca Prince-Ruiz, pendiri dan direktur eksekutif dari gerakan <a href="https://www.plasticfreejuly.org/">Juli Bebas Sampah</a>, sempat mengunjungi tempat konferensi kami dan memberikan masukan yang sangat berharga.</p>
<p><strong>Jangan berasumsi.</strong> Pada konferensi kelautan lain yang kami hadiri, botol air minum dari plastik digantikan oleh gelas, yang merupakan hal yang baik, dan gelas styrofoam, yang tidak terlalu baik. Tidak semua pemasok memiliki pengetahuan tentang bahan yang berkelanjutan, jadi luangkan waktu untuk berbicara apa artinya bebas plastik dan tanpa sampah dengan mereka. </p>
<h2>Menghapus plastik ‘tersembunyi’</h2>
<p>Tidak peduli seberapa rapi perencanaan yang Anda lakukan, akan selalu ada “plastik tersembunyi”. Mengawasi semua aspek operasional dari tempat konferensi dan pemasok-pemasoknya (makanan, layanan linen hingga pembuangan limbah), dan hotel-hotel yang digunakan oleh para delegasi (yang kemungkinan menyediakan botol plastik untuk minuman dan kebutuhan pribadi di kamar mereka) sangatlah tidak mungkin. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/sampah-perkotaan-dan-cara-pemulung-memperkuat-komunitasnya-114997">Sampah perkotaan dan cara pemulung memperkuat komunitasnya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hal tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pemesanan lebih awal, namun perlu diingat bahwa tujuannya adalah mengubah sikap mereka terhadap sampah dan bukan mengubah seluruh industri dalam satu konferensi. </p>
<p>Tetapi, jika kita bisa melakukannya untuk 570 orang, maka semua orang juga dapat mulai membuat <a href="https://theconversation.com/climate-change-seeing-the-planet-break-down-is-depressing-heres-how-to-turn-your-pain-into-action-114407">perubahan serupa</a> di rumah dan tempat kerja mereka sendiri.</p>
<hr>
<p><em><a href="https://www.amsa.asn.au">AMSA</a> telah menyelenggarakan <a href="http://amsa19.amsa.asn.au/amsa-public-lecture/">kuliah umum tahunan</a>, yang disponsori oleh <a href="http://www.oceans.uwa.edu.au">UWA Oceans Institute</a>, di Fremantle, pada hari Rabu 10 Juli pukul 18:30. Konferensi ini membahas masalah polusi plastik dan apa yang dapat dilakukan tentang hal itu, baik secara global maupun lokal.</em></p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/120669/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Konferensi nasional Asosiasi Ilmu Kelautan Australia tahun ini merupakan zona bebas plastik, Para ilmuwan kelautan ingin mengurangi beban lingkungan dari plastik yang dibuang.Elizabeth Sinclair, Senior Research Fellow, School of Biological Sciences and The UWA Oceans Institute, The University of Western AustraliaDr Charlotte Birkmanis, PhD Candidate, The UWA Oceans Institute and School of Biological Sciences, The University of Western AustraliaRobert Pemberton, Business Support Manager, UWA Oceans Institute, The University of Western AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1199992019-07-12T06:48:13Z2019-07-12T06:48:13ZAkibat manajemen sampah buruk, negara Barat ekspor sampah berkualitas rendah ke Asia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/283313/original/file-20190709-44453-i3e8e5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C1000%2C546&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/recyclable-rubbish-held-hands-isolated-on-686760625?src=a_f7etguYEOo6NQPtM0Fng-1-31">Photka/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Selama bertahun-tahun, sampah daur ulang yang dikumpulkan dari rumah tangga di Inggris dan negara-negara Barat lainnya diekspor. Strategi ini memungkinkan negara-negara ini terus tidak memikirkan mengenai cara konsumen membeli barang dan membuang semua kemasan dan wadah yang tidak lagi dipakai. </p>
<p>Selama ada pengumpulan rutin untuk kertas, logam dan plastik daur ulang, ke mana sampah ini pergi dan apa yang terjadi padanya tidak begitu dipertimbangkan. Akan tetapi, kebiasaan ini harus diubah sekarang.</p>
<p>Beberapa tahun yang lalu, Cina tersadarkan akan dampak lingkungan akibat keputusannya menerima buangan sampah daur ulang dari negara lain untuk dipilah, diproses, dan digunakan dalam pembuatan barang baru. <a href="https://www.recyclingtoday.com/article/tomra-tom-eng-china-national-sword-recycling/">Peraturan Cina</a> yang lebih keras mulai berlaku pada 2018. Peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas daur ulang yang diimpor.</p>
<p>Ini seharusnya menjadi peringatan bagi negara-negara Barat untuk mengubah cara sampah daur ulang dikumpulkan dan diproses demi meningkatkan kualitasnya. Akan tetapi, tampaknya tidak ada yang berubah, selain memindahkan <a href="https://www.mrw.co.uk/download?ac=3150674">tujuan negaranya</a>. Alih-alih mengekspor ke Cina, sampah daur ulang lantas diekspor ke beberapa negara Eropa Timur dan berbagai <a href="http://www.greenpeace.org/eastasia/Global/eastasia/publications/campaigns/toxics/GPEA%20Plastic%20waste%20trade%20-%20research%20briefing-v1.pdf">negara Asia lainnya</a>, termasuk <a href="https://edition.cnn.com/2019/05/28/asia/malaysia-plastic-waste-return-intl/index.html">Malaysia</a> dan Filipina.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah daur ulang tersebar ke seluruh dunia tapi tidak semua berjalan dengan baik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/recycle-global-rubbish-environment-garbage-concept-353053700?src=zI3Xab6SafB0gOPR1eSR3A-1-3">Lightspring/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perselisihan berlangsung beberapa tahun belakangan karena Kanada mengekspor sampah berkualitas rendah <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-48455440">ke Filipina</a> sehingga berujung Filipina mengembalikan limbah tersebut. Negara lain juga akan mengikuti langkah Filipina tersebut ini. Hal ini tidak menjadi solusi karena sampah tersebut tetap pergi ke suatu tempat.</p>
<h2>Bagaimana cara mengumpulkannya</h2>
<p>Kita perlu mengubah cara kita mengumpulkan sampah daur ulang untuk memastikan bahwa barang yang dikumpulkan bisa digunakan lagi di pabrik. Ini berarti mengubah fokus dengan metode pengumpulan bahan bersih, berkualitas tinggi yang dapat didaur ulang, yang dipisahkan berdasarkan jenisnya.</p>
<p><a href="https://www.isonomia.co.uk/can-we-sort-out-the-contamination-confusion/">Kerugian akibat proses daur ulang yang tidak tepat</a> menunjukkan bahwa penting bagi kita untuk mengingat titik akhir dari barang-barang yang kita buang. Kerugian tersebut terjadi ketika <a href="https://www.britishscienceassociation.org/News/british-science-week-lifts-the-lid-on-recycling-misconceptions">barang yang tidak dapat didaur ulang atau yang tak tepat pilah</a> dimasukkan dalam kotak penyimpanan, kantong, atau tempat sampah. Hasilnya sampah tersebut kemudian ditolak di fasilitas pemilahan dan juga oleh pasar luar negeri sekarang ini.</p>
<p>Sering ada kebingungan mengenai <a href="http://www.wrap.org.uk/sites/files/wrap/Recycling%20guidelines%201.9.pdf">apa yang dapat didaur ulang di rumah</a> dan otoritas lokal memiliki pemahaman yang berbeda-beda karena penggunaan berbagai fasilitas penyortiran. Sejumlah besar bahan dapat didaur ulang, tetapi infrastrukturnya tidak ada di semua bagian Inggris, dan metode penyortiran bervariasi tergantung fasilitas yang ada dan ini menentukan bahan mana yang dapat ditangani. </p>
<p>Sistem pengumpulan perlu dibuat dengan menyesuaikan sistem pengolahan sampah yang ada ketimbang membebankannya pada rumah tangga, pengumpul, atau fasilitas pemilahan. Hal ini nantinya akan memandu pihak rumah tangga tentang bagaimana mereka harus mengumpulkan sampah untuk daur ulang.</p>
<p>Penyortiran yang efisien memastikan pengumpulan bahan berkualitas lebih tinggi dan <a href="https://www.zerowastescotland.org.uk/content/new-report-examines-contamination-levels-separately-collected-recyclate">memberi manfaat</a> di seluruh rantai daur ulang. </p>
<p><a href="https://gweddill.gov.wales/docs/desh/publications/160322-review-of-welsh-government-collections-blueprint-technical-report-en.pdf">Cetak Biru Koleksi Pemerintah Welsh di Inggris</a>, yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut. Mereka mengamankan bahan daur ulang berkualitas tinggi dengan <a href="https://www.bbc.co.uk/news/uk-wales-41037531">partisipasi rumah tangga tingkat tinggi</a>. Dengan proses pemilihan bahan yang semakin selektif, sampah yang dihasilkan dapat memasuki pasar untuk bahan sekunder baik di negara-negara tetangga, atau di Cina, di mana sampah ini akan melewati persyaratan impor yang lebih ketat.</p>
<p>Komunikasi yang lebih baik harus menjadi prioritas. Di bawah ini terdapat tiga cara agar konsumen dapat mendaur ulang dengan lebih baik.</p>
<ol>
<li><p><a href="https://www.oprl.org.uk/get-involved/what-is-the-scheme/">Pelabelan kemasan daur ulang yang jelas dan konsisten</a>. Label “periksa secara lokal” yang menyarankan konsumen untuk memeriksa apakah pusat daur ulang di daerah mereka menerima sampah yang mereka hasilkan tidak membantu dan hanya menyebabkan kebingungan dan membuat orang salah buang. Ini merupakan langkah awal yang baik, bersama dengan komunikasi yang lebih baik dengan pusat daur luang terhadap keberadaan barang-barang yang tidak bisa didaur ulang. </p></li>
<li><p>Informasi lebih lanjut untuk rumah tangga tentang <a href="https://www.cornwall.gov.uk/media/30771062/recycling-destinations-01-18.pdf">ke mana saja sampah daur ulang</a> pergi dan apa yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman seputar permintaan akan bahan berkualitas tinggi. Kondisi daur ulang berdampak pada penggunaan akhirnya. Jika daur ulang basah <a href="https://www.bbc.co.uk/programmes/articles/31BZJBNHCJh0LmfkgJny8Yb/pizza-boxes">atau berminyak</a> ini sering menyebabkan kerugian kontaminasi akibat barang-barang yang saling menempel selama proses penyortiran manual. Hasilnya sampah kualitasnya menjadi sangat buruk sehingga mereka tidak cocok untuk digunakan.</p></li>
<li><p><a href="https://resourceassociation.com/node/14355">Informasi yang lebih baik tentang tujuan akhir sampah daur ulang</a> yang dihasilkan oleh kota tempat mereka tinggal. Menerbitkan informasi ini <a href="https://www.preston.gov.uk/yourservices/bins-and-recycling/recycling/happens-rubbish-recycling/">saat ini hanya bersifat sukarela</a>. Ini harus dibuat wajib dan harus meliputi semua limbah yang dikumpulkan, tidak hanya yang ditangani oleh otoritas lokal. Ini akan memastikan ekspor yang konsisten, etis, dan legal. Ini akan mengekspos <a href="https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/oct/22/the-guardian-view-on-recycling-exports-stop-the-rubbish-launderers">praktik ekspor yang buruk</a> seperti sampah berkualitas rendah dan penyortiran yang buruk, yang membantu menyembunyikan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2019/feb/07/uk-worst-offender-in-europe-for-%20elektronik-limbah-ekspor-laporan">ekspor ilegal barang-barang elektronik bekas</a> akibat kurangnya transparansi.</p></li>
</ol>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kotak pizza berminyak.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/leftover-pepperoni-pizza-slice-delivery-box-1356860603?src=z_iYnnoJTMU8NOeS8U1kCA-1-37">Onajourney/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Sistem lainnya</h2>
<p>Sistem daur ulang untuk wadah minuman <a href="https://consult.defra.gov.uk/environment/introducing-a-deposit-return-scheme/">sedang diteliti</a> oleh pemerintah Inggris, tetapi akan segera diimplementasikan di <a href="https://www.letsrecycle.com/news/latest-news/scotland-confirms-all-in-deposit-return-scheme/">Skotlandia</a>. </p>
<p>Sistem ini, yang dilaksanakan di <a href="https://www.theguardian.com/environment/2018/jul/12/can-norway-help-us-solve-the-plastic-crisis-one-bottle-at-a-time">Norwegia</a> dan <a href="http://www.ukgermanconnection.org/kids-bottle-recycling-machines">Jerman</a>, dilakukan dengan menambahkan harga ke wadah minuman yang bisa ditebus ketika konsumen mengembalikan wadah minuman kosong dan duitnya bisa digunakan untuk pembelian selanjutnya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mengembalikan botol dan kaleng di Jerman.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/meppen-germany-march-2-2016-shoppers-390749152?src=mRiEWiYrIC6EeMQrxrHbsw-1-2">Defotoberg/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sistem ini membuat pengumpulan sampah <a href="https://www.zerowastescotland.org.uk/content/quality-heart-scotland%E2%80%99s-deposit-return-scheme"> dengan kualitas lebih tinggi</a>, yang juga disertai beberapa manfaat potensial lainnya, seperti mengurangi buangan. Tentu ada argumen yang menentang, seperti biaya untuk implementasi dan dampaknya pada skema otoritas lokal dalam hal pengumpulan sampah rumah tangga karena nilai bahan yang dikumpulkan mengurangi biaya pengumpulannya. </p>
<p>Akan tetapi <a href="https://reloopplatform.eu/wp-content/uploads/2016/06/Ringkasan-of-studies_impact-of-DRS-on-munis-FINAL-31May2016.pdf">hilangnya penghasilan</a> bagi Dewan Kota mungkin dapat diimbangi dengan pengurangan biaya pengumpulan karena volume daur ulang turun. </p>
<p>Meningkatkan kualitas sampah yang dikumpulkan harus dilakukan. Sistem pengembalian sampah dipandang sebagai langkah penting untuk melakukan hal ini. Pada akhirnya, kita membutuhkan perubahan mendasar dalam cara kita melihat sampah yang kita hasilkan, sehingga kita tidak mengumpulkan sampah dan melakukan “daur ulang palsu” secara masif di negara lain. </p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/119999/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Christine Cole receives funding as part of the European Union's Horizon 2020 research and innovation programme under grant agreement No 776714 (Activating Circular Services in the Electric and Electronic Sector - C-SERVEES).</span></em></p>Negara Barat mengekspor sampah daur ulang sampah kualitas rendah ke negara berkembang di Asia.Christine Cole, Research associate, Loughborough UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1150602019-04-10T08:34:24Z2019-04-10T08:34:24ZDari tempat pembuangan sampah, para ilmuwan temukan mikroorganisme pengurai plastik<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/268328/original/file-20190409-2901-jv2b3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemulung cilik memungut sampah di tepi pantai di Labuhan Baju, Flores, Nusa Tenggara Timur, Maret 2017.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU1NDgyNzU0MCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNTc5NjI1MzUxIiwiayI6InBob3RvLzU3OTYyNTM1MS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJhSXhSK1RzODN0RzYwUEpqQlYvekIwSnVXVzAiXQ%2Fshutterstock_579625351.jpg&pi=41133566&m=579625351&src=Uxqbq9kgDmM2esS0Ryh4rA-1-1">Don Mammoser/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tempat pembuangan sampah tidak diduga-duga menjadi tempat para ilmuwan menemukan mikroorganisme dan enzim yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah plastik di dunia. </p>
<p>Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai dan menjadi masalah yang serius. Baru-baru ini, misalnya, seorang mahasiswa menemukan <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/04/08/12415061/kicauan-di-rt-menteri-susi-mahasiswi-penemu-sampah-plastik-bungkus-indomie">bungkus plastik Indo Mie berusia 19 tahun yang masih utuh</a> di pantai di Malang, Jawa Timur. <a href="https://theconversation.com/anda-memakan-plastik-mikro-dalam-cara-yang-tak-terbayangkan-100256">Potongan kecil plastik (mikroplastik)</a> dapat masuk ke tubuh manusia melalui <a href="https://investigasi.tempo.co/240/mikroplastik-dalam-botol-air-mineralmu">air minum kemasan</a>. </p>
<p>Dunia memproduksi jutaan ton sampah plastik per tahun. Indonesia sendiri “menyumbang” sampah plastik <a href="https://www.forbes.com/sites/hannahleung/2018/04/21/five-asian-countries-dump-more-plastic-than-anyone-else-combined-how-you-can-help/#4b6fafa91234">di laut terbanyak kedua di dunia</a> (setelah Cina), yakni sebesar <a href="https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/Calendar_2011_03_AMERICANA/Science-2015-Jambeck-768-71__2_.pdf">0,5 juta sampai 1,29 juta ton per tahun</a>. Jumlah ini setara dengan bobot sekitar 650 mobil <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Fortuner">Toyota Fortuner</a>.</p>
<p>Fakta mengkhawatirkan ini mendorong para ilmuwan mencari mikroorganisme dan enzim yang dapat menghancurkan sampah plastik. Sejumlah <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs13205-016-0394-x">riset menunjukkan bahwa semua mikroorganisme</a> yang dapat menguraikan plastik diperoleh dari <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117300295">tempat pembuangan sampah akhir (TPA)</a> atau pusat pengolahan limbah. Para “tentara organik” tersebut telah <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012145">teradaptasi dengan lingkungan penuh sampah plastik</a>. Adaptasi dalam hal ini termasuk cara mereka memperoleh nutrisi untuk bertahan hidup bahkan berkembang biak. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1114728297349373952"}"></div></p>
<p>Mikroorganisme mendapatkan nutrisi dengan cara memecah rantai panjang kimiawi atau polimer plastik menjadi senyawa monomernya yang ukurannya lebih kecil. Proses inilah yang mendasari gagasan penelitian dan <a href="http://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196">pengembangan mikroorganisme </a> sebagai agen bioremediasi limbah plastik. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Jenis plastik dan kodenya dalam produk massal.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lalu mikroorganisme apa saja yang mampu menghancurkan ikatan kimia plastik? Apa yang mempengaruhi mudah atau sulitnya mengurai plastik?</p>
<h2>Cendawan pengurai plastik</h2>
<p>Plastik tersusun dari rantai atom karbon yang panjang dan kompleks. Rantai panjang ini disebut polimer dan unit terkecilnya disebut monomer. Di alam, penguraian polimer plastik terjadi melalui proses fisika seperti radiasi sinar matahari, panas, tekanan, dan kelembapan yang berlangsung sangat lama. </p>
<p>Namun, belakangan ini diketahui bahwa beberapa jenis cendawan atau fungi bersel satu yang tidak kasat mata berpotensi menjadi agen biologis untuk menguraikan polimer plastik. Peneliti Sehroon Khan dan kawan-kawannya pada 2017 menemukan bahwa jenis cendawan <em>Aspergillus tubingensis</em> dalam dua bulan dapat menghancurkan jenis polimer plastik <em>polyester polyurethane</em> (PU) yang jadi bahan pembuatan ban dan jaket kulit sintetis. Mereka menemukan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117300295">cendawan ini</a> dari tempat pembuangan sampah di Islamabad Pakistan. </p>
<p>Setahun sebelumnya, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs13205-016-0394-x">Anudurga Gajendiran dan koleganya dari Vellore Institute of Technology India</a> menemukan bahwa cendawan jenis <em>Aspergillus clavatus</em> yang diperoleh dari tanah TPA dalam waktu 90 hari dapat mendegradasi plastik jenis <em>low density polyethylene</em> (LDPE) yang digunakan untuk membuat kantong plastik dan tempat sampah. </p>
<p>Di Indonesia, <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012145">E. Munir dan koleganya dari Universitas Sumatra Utara melaporkan bahwa <em>Trichoderma viride</em> dan <em>Aspergillus nomius</em></a> yang juga diperoleh dari daerah TPA di Medan dapat menurunkan berat plastik LDPE hingga 6% dalam waktu 45 hari. </p>
<h2>Bakteri penghancur polimer</h2>
<p>Bakteri juga perlu dieksplorasi untuk menjadi agen pendegradasi sampah plastik. Pemanfaatan bakteri bahkan lebih menarik untuk dikembangkan dalam skala industri karena perkembangbiakannya lebih cepat dan struktur selnya lebih sederhana daripada cendawan.</p>
<p>Riset Shosuke Yoshida dan koleganya dari<a href="http://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196"> Kyoto Institute of Technology yang dimuat di <em>Science</em></a> pada 2016 berhasil menemukan bakteri jenis baru, <em>Ideonella sakaiensis</em> 201-F6, yang mampu mendegradasi plastik jenis <em>polyethylene terepthalate</em> (PET) yang biasa digunakan untuk membuat botol air minum kemasan. Bakteri ini diambil dari tanah dan air limbah yang ada di pusat daur ulang limbah berbahan PET. </p>
<p>Mereka melaporkan bahwa <em>I. sakaiensis</em> 201-F6 dapat menghasilkan dua jenis enzim (PETase dan MHETase) yang dapat memecah rantai PET sampai pada level yang aman bagi lingkungan. </p>
<h2>Enzim dari bakteri</h2>
<p>Pada 2018 Austin dan koleganya mempublikasikan hasil penelitian <a href="https://www.pnas.org/content/115/19/E4350">di jurnal ilmiah bergengsi PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences)</a> mengenai struktur kristal X-ray dari enzim PETase yang dihasilkan oleh <em>I. sakaiensis</em> 201-F6. </p>
<p>Enzim yang dihasilkan oleh <em>I. sakaiensis</em> 201-F6 tidak beracun, ramah lingkungan, dan dapat diproduksi dalam skala industri. Optimalisasi produksi dan peningkatan aktivitas enzim ini perlu dieksplorasi lebih lanjut. </p>
<h2>Larva serangga pencerna sampah</h2>
<p>Selain para “tentara organik” tak kasat mata, beberapa jenis larva serangga juga dapat mencerna sampah plastik. <a href="https://www.cell.com/current-biology/fulltext/S0960-9822(17)30231-2?_returnURL=https%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0960982217302312%3Fshowall%3Dtrue">Paolo Bombelli dan koleganya dari University of Cambridge </a> menemukan bahwa ulat <em>Galleria mellonella</em> dapat mengurai kantong plastik <em>polyethylene</em> (PE). Sekitar 200 lubang terbentuk pada kantong plastik PE dan berat kantong plastik berkurang 92 miligram setelah 12 jam ulat-ulat <em>G. mellonella</em> dilepaskan di kantong tersebut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"><em>Galleria mellonella</em> memakan kantong plastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.cell.com/current-biology/fulltext/S0960-9822(17)30231-2?_returnURL=https%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0960982217302312%3Fshowall%3Dtrue">Bombelli/2017</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kemampuan ulat ini untuk mencerna PE dapat terbentuk karena pada habitat alaminya, <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/04/wax-worms-eat-plastic-polyethylene-trash-pollution-cleanup/">ulat <em>G. mellonella</em> memakan lilin lebah </a>(<em>beeswax</em>), suatu senyawa lemak yang sangat kompleks. Ikatan kimiawi karbon yang ada dalam struktur lilin lebah menyerupai yang ada dalam PE, dan kemungkinan menjadi target penghancuran oleh mikroorganisme yang ada dalam sistem pencernaan ulat.</p>
<p>Plastik jenis PS (<em>styrofoam</em>) yang sulit diurai secara biologis ternyata menjadi santapan lahap larva <em>Tenebrio molitor</em> atau <em>mealworms</em>. Di Indonesia, <em>mealworms</em> dikenal sebagai ulat Hong Kong dan biasa dijadikan pakan burung. </p>
<p>Para <a href="https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.est.5b02661">peneliti dari Beihang University Beijing</a> dan Stanford University menemukan bahwa larva-larva <em>T. molitor</em> memakan <em>styrofoam</em> sebagai satu-satunya sumber pakan mereka. Laju kesintasan (<em>survival</em>) kelompok larva yang diberi makan <em>styrofoam</em> tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kelompok larva yang diberi makan dedak. <em>Styrofoam</em> terdegradasi secara efisien menjadi biomassa larva, CO2, dan kotoran larva oleh sistem pencernaan larva dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. </p>
<p>Para peneliti tersebut menginvestigasi peranan bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan larva <em>T. molitor</em>. Dari sistem pencernaan larva, <a href="https://pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.est.5b02663">bakteri <em>Exiguobacterium</em> sp. strain YT2 </a> berhasil diperoleh, dan diketahui dapat membentuk lapisan biofilm serta membuat lubang-lubang kecil pada permukaan <em>styrofoam</em>. Dalam media cair, kultur <em>Exiguobacterium</em> sp. strain YT2 dapat mendegradasi 7,4% <em>styrofoam</em> dalam kurun waktu 60 hari. </p>
<h2>‘Tentara organik’ bukan solusi utama</h2>
<p>Meski berbagai agen biologis seperti cendawan, bakteri, dan larva serangga dapat dikembangkan di Indonesia untuk mengatasi masalah sampah plastik, solusi utama terletak pada upaya kita mengurangi sampah plastik yang kita hasilkan setiap hari. </p>
<p>Walau kita kerap mendengar prinsip 3R (<em>reduce, reuse, recycle</em>) dalam kaitan sampah, tidak mudah mempraktikkannya di sini karena sistem manajemen sampah secara umum belum memilah sampah organik dan non-organik.</p>
<p>Tapi langkah kecil dapat kita lakukan: membawa tas belanja sendiri, menggunakan kotak makanan dan botol minuman yang dapat diisi ulang, dan memakai sedotan <em>stainless steel</em> yang dapat dicuci dan dipakai kembali.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/115060/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Renna Eliana Warjoto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Di tempat pambuangan sampah cendawan, bakteri, dan larva serangga teradaptasi untuk mengurai plastik.Renna Eliana Warjoto, Lecturer at Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1149972019-04-08T10:21:42Z2019-04-08T10:21:42ZSampah perkotaan dan cara pemulung memperkuat komunitasnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/267936/original/file-20190407-115797-1w7ubuk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemulung mencari botol plastik bekas untuk dijual dan digunakan lagi di Jakarta, Desember 2018.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU1NDY2MTkzMCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTI0NjcwOTY2MiIsImsiOiJwaG90by8xMjQ2NzA5NjYyL21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sInRNNmYzQzh1cjFYcjZQTmMwd1J2Qk1UdUhVOCJd%2Fshutterstock_1246709662.jpg&pi=41133566&m=1246709662&src=GOU1ItlRsRhHuTDn_qhOzg-1-0">Hansvand/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Pertumbuhan penduduk perkotaan Indonesia mencapai 4,1% per tahun, <a href="https://kumparan.com/@kumparanbisnis/sri-mulyani-68-penduduk-indonesia-hidup-di-perkotaan-pada-2025">lebih tinggi dibanding Cina (3,8%) dan India (3,1%)</a>. Dengan level pertumbuhan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada 2025 sekitar 68% penduduk negeri ini akan hidup di kota-kota.</p>
<p>Salah satu masalah yang timbul dari meningkatnya jumlah penghuni kota adalah produksi sampah yang terus naik. Kelompok miskin dan terpinggirkan di kota, yang pindah dari desa tapi tidak bisa masuk ke dalam pekerjaan formal, melihat sampah sebagai sumber mata pencaharian.</p>
<h2>‘Harta karun’ sampah</h2>
<p>Walau banyak orang menjauhi bau busuk sampah, barang sisa/bekas memiliki nilai ekonomi bagi pemulung dan juragan barang bekas di Ibu Kota. </p>
<p>Saya melakukan wawancara dengan komunitas pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang Bekasi pada Agustus tahun lalu untuk sebuah survei awal penelitian mengenai komunitas pemulung dan urbanisasi. </p>
<p>Pada saya, Ketua Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI) Bagong Suyoto mengatakan bahwa “sampah adalah harta karun”.</p>
<p>Kini <a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/10/14392781/jakarta-produksi-1900-2400-ton-sampah-plastik-per-hari">setiap hari penduduk Jakarta (rumahan atau perkantoran) menghasilkan sampah sekitar 7.000 ton</a>, 28% di antaranya sampah plastik. Dengan jumlah produksi ini saja, <a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/22/18391161/110-hektar-hingga-7000-ton-sampah-per-hari-ini-5-fakta-tpst-bantargebang">sekitar 7.000 pemulung</a> mengais rezeki dari barang bekas di TPA Bantargebang. </p>
<p>Jumlah sampah lebih banyak lagi secara nasional. Data BPS 2016 menunjukkan jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 65 juta ton lebih per tahun, yang dihasilkan oleh sekitar 260 juta penduduk. </p>
<h2>Posisi tawar lemah</h2>
<p>Seperti usaha di sektor formal, bisnis sampah juga memiliki mata rantai dan jaringan dari pemulung sampai pengepul besar yang saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama: mengumpulkan uang. Masalahnya adalah komunitas pemulung memiliki posisi tawar sangat lemah terhadap pelapak dan pengepul besar. Misalnya, komunitas pemulung kerap tak berdaya karena mereka tidak bisa menentukan harga barang bekas yang mereka kumpulkan. Harga ditentukan oleh pelapak. </p>
<p>Keadaan menjadi lebih buruk ketika pelapak menentukan harga sangat murah <a href="https://weeklyline.net/bisnis/20140201/ini-daftar-harga-sampah.html">(kini botol Aqua Rp3000 per kilogram dan kresek Rp250/kg)</a> untuk barang bekas yang mereka setorkan. </p>
<p>Pola hubungan pemulung terjadi dalam dua dimensi: horisontal dan vertikal. Secara vertikal pemulung memiliki relasi langsung dengan pelapak/bandar/rentenir. Secara vertikal pemulung juga berhubungan tidak langsung dengan industri. Pola hubungan vertikal tersebut merupakan <a href="https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/viewFile/569/579">arus suplai kebutuhan pokok, pendapatan, dan utang piutang.</a> </p>
<h2>Stigma negatif</h2>
<p>Sebagian masyarakat kerap menyematkan stigma negatif kepada pemulung sebagai masalah sosial yang harus segera diatasi. Aktifitas pemulung dianggap ilegal dan liar yang mengganggu pemandangan dan keteraturan. </p>
<p>Berbeda dengan “pasukan kuning” yang direkrut pemerintah DKI Jakarta dan digaji bulanan yang mengambil semua jenis sampah, para pemulung memang hanya memungut sampah yang punya nilai ekonomi seperti barang berbahan plastik, besi, kertas, dan barang yang bisa dijual lagi. </p>
<p>Suka atau tidak suka, pemulung merupakan orang yang setiap hari mendedikasikan waktu dan energi mereka untuk membersihkan sampah orang lain. Bagong menyebut “Pemulung adalah pahlawan program 3R (<em>reduce</em>, <em>reuse</em>, dan <em>recycle</em>) yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pengelolaan Sampah.” Celakanya, pemerintah justru abai dan kurang memperhatikan aktifitas serta ruang gerak pemulung. </p>
<p>Karena itu, menarik untuk dicermati ketika pemulung dianggap sebagai masalah yang muncul dari masalah pengelolaan sampah yang tidak memisahkan sampah organik dan non-organik. Bagaimana pun, keduanya merupakan hubungan sebab-akibat. Eksistensi pemulung untuk mengelola sampah merefleksikan aksi nyata dari slogan pengelolaan sampah berkelanjutan. Di tengah stigma negatif terhadap pemulung, pekerjaan ini justru menjadi semacam setali tiga uang dalam menyelesaikan permasalahan sampah di wilayah perkotaan. </p>
<h2>Urbanisasi tanpa keterampilan</h2>
<p>Para pemulung meski tidak memiliki ketrampilan untuk dapat bekerja di sektor formal, mampu bertahan di perkotaan karena faktor modal sosial, yaitu hubungan yang bisa dipakai untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan manfaat sosial. Banyak pemulung di kota besar terafiliasi dalam sebuah komunitas pemulung yang menjadi wadah bagi mereka dalam melancarkan pekerjaannya. </p>
<p>Di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang mereka memiliki hubungan dengan sesama suku dan sesama pemulung. Hubungan yang berdasarkan kesamaan ini disebut <a href="http://www.socialcapitalgateway.org/content/book/putnam-r-d-2000-bowling-alone-collapse-and-revival-american-community-new-york-simon-sc">modal sosial mengikat</a>. Para pemulung juga memiliki hubungan patronase antara ketua pemulung dan para pemulung. Hubungan ini disebutmodal sosial menjembatani. Modal-modal sosial ini mampu mengubah kepentingan pribadi dan kompetisi menjadi kerja sama sosial. </p>
<p>Dalam konteks kehidupan komunitas pemulung, biasanya diawali oleh pembebasan (membeli) lahan kosong yang dilakukan oleh orang yang nantinya akan menjadi ketua komunitas pemulung tersebut. Setelah itu, sang ketua mulai membentuk komunitas pemulung dengan cara merekrut pemulung secara informal berdasarkan kekerabatan dan rekomendasi dari anggota sebelumnya. Bagi mereka yang ingin menjadi pemulung, bergabung dengan komunitas semacam ini memberikan keuntungan. Paling tidak, mereka dapat menempati bangunan yang disediakan pemilik lahan sebagai tempat tinggal dan menyimpan hasil pulungannya. </p>
<p>Lebih dari itu, meski terkadang pemilik/penguasa lahan (yang juga sebagai ketua pemulung) menciptakan aturan informal secara sepihak, tapi tidak menutup kemungkinan aturan itu diputuskan secara bersama. Bagi pemulung yang hidup di dalam sebuah komunitas, aturan-aturan informal terkait pola kerja yang diterapkan tidak dianggap sebagai hambatan atau pengekang, malah sebaliknya, dianggap memberikan keteraturan. </p>
<p>Sementara itu, modal sosial menjembatani (<em>bridging social capital</em>) memperluas kerja sama internal menuju kerja sama eksternal. Pola hubungan dan aktifitas para pemulung yang diwadahi komunitas merefleksikan bentuk koordinasi mereka dengan para pengusaha dan pemerintah. Hal ini bergantung kepada kapasitas jaringan sosial yang dimiliki oleh ketua pemulung.</p>
<h2>Pentingnya kebijakan inklusif</h2>
<p>Komunitas pemulung menyimpan potensi modal sosial yang senantiasa dimanfaatkan untuk mendatangkan keuntungkan ekonomi dan manfaat sosial. Namun, satu dimensi yang mungkin terlupa adalah dimensi kebijakan. Peran pemerintah menjadi amat penting dalam konteks dimensi kebijakan. </p>
<p>Pemerintah harus mengupayakan menghapus eksklusi sosial yaitu kondisi untuk melemahnya kapasitas dalam berbagai aspek kehidupan yang dihadapi pemulung. Tereksklusi, artinya pemulung memiliki keterbatasan akses, partisipasi, dan kebebasan dalam hal pelayanan, hak dan kebutuhan hidup dasar. </p>
<p>Pemerintah harus mengedepankan pemberdayaan pemulung melalui skema kebijakan yang bersifat <em>bottom up</em> (dari bawah ke atas). Dalam kebijakan tersebut, masyarakat ditempatkan bukan hanya sebagai sasaran kebijakan, tapi juga sebagai subjek kebijakan. Masyarakat perlu diberi keleluasaan menyampaikan aspirasinya untuk mewujudkan sebuah lingkungan sosial yang inklusif–lingkungan sosial yang merangkul seluruh masyarakat dengan tujuan menciptakan kesejahteraan untuk mereka.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/114997/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rusydan Fathy tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Masalahnya adalah, komunitas pemulung memiliki posisi tawar sangat lemah terhadap pelapak dan pengepul besar.Rusydan Fathy, Researcher, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1140172019-03-29T08:27:50Z2019-03-29T08:27:50ZInsinerator sampah akan perparah pencemaran udara Jakarta<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/266062/original/file-20190327-139356-11uuoi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Petugas kebersihan mengangkut sampah di Jakarta, Juni 2018.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/1128529790?size=medium_jpg">Dominic Dudley/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Pemerintah DKI Jakarta dalam tiga tahun ke depan akan memiliki tempat pembakaran sampah sementara dalam volume besar setelah Gubernur Anies Baswedan <a href="https://kompas.id/baca/utama/2018/12/20/fasilitas-pengolahan-sampah-jadi-listrik-mulai-dibangun/">mulai membangun Intermediate Treatment Facility (ITF)</a> di Sunter Jakarta Utara, Desember 2018 lalu. Fasilitas insinerator yang dibangun di atas lahan sekitar 3 hektare itu ditargetkan dapat menghanguskan sampah sekitar 2.200 ton (sekitar 30% dari total sampah) per hari. Saat ini, setiap hari warga Jakarta “memproduksi” sampah <a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/10/14392781/jakarta-produksi-1900-2400-ton-sampah-plastik-per-hari">sekitar 7.000 ton</a>, 28% di antaranya sampah plastik. </p>
<p>Terbaru, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta sedang mencari <a href="https://tirto.id/dinas-lh-dki-cari-lokasi-itf-untuk-kelola-sampah-di-jakarta-barat-deGG">lokasi untuk pembangunan ITF lainnya di area Kota Jakarta Barat</a>. Selain membakar sampah, ITF juga dapat memproduksi listrik dengan kapasitas 35 Megawatt setiap hari. Setelah sampah dibakar di insinerator, baru sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir.</p>
<h2>Lingkungan indah vs lingkungan sehat</h2>
<p>Rencana pembangunan insinerator atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah berbasis termal (PLTSa termal) muncul akibat pandangan bahwa timbunan sampah merupakan bagian dari permasalahan keindahan kota. Pandangan ini tercantum dalam konsideran <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt5ae19c393411b/node/lt5ae19bc82b5ba">Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.</a> Banyaknya timbunan sampah mengakibatkan suasana kota tidak enak dipandang. Dengan pandangan seperti ini, tidak heran jalan keluar yang diambil adalah membakar sampah hingga hangus. Kenyataannya, pandangan ini salah.</p>
<p><a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/28066/node/1011/undangundang-nomor-18-tahun-2008">Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah</a> memandang permasalahan sampah sebagai permasalahan lingkungan hidup dan kesehatan, bukan permasalahan keindahan kota. </p>
<p>Penggunaan insinerator berlawanan dengan tujuan pengelolaan sampah untuk melindungi kesehatan dan lingkungan. Insinerator membuang emisi berupa dioksin, <a href="http://www.no-burn.org/europewasteburning/#pollution">senyawa yang dikenal paling beracun.</a> Pencemaran dioksin dapat menimbulkan penyakit <a href="https://www.epa.gov/dioxin/learn-about-dioxin">kanker, permasalahan reproduksi dan perkembangan, kerusakan pada sistem imun dan mengganggu hormon.</a></p>
<p>Merkuri dan partikel halus adalah senyawa lainnya yang dibuang oleh insinerator ke udara. Paparan merkuri dapat <a href="https://www.epa.gov/mercury/health-effects-exposures-mercury">berdampak buruk pada sistem saraf dan perkembangan otak anak.</a> Partikel halus dapat menyebabkan terjadinya <a href="https://www.iarc.fr/wp-content/uploads/2018/07/pr221_E.pdf">penurunan fungsi paru, kanker, serangan jantung, dan kematian dini.</a></p>
<p>Pihak pengembang insinerator pada kesempatan yang lain menyatakan bahwa insinerator di ITF Sunter memenuhi baku mutu emisi Uni Eropa yang lebih ketat <a href="https://www.antaranews.com/berita/777691/itf-sunter-dirancang-penuhi-standar-lingkungan-uni-eropa">dibandingkan baku mutu emisi yang berlaku di Indonesia.</a> Meski demikian, sebuah studi menunjukkan bahwa insinerator dengan teknologi terbaru pun tetap membuang dioksin pada saat mulai menyalakan (<em>start up</em>) dan mematikan (<em>shut down</em>) mesin, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11426-010-0156-2">dengan konsentrasi 1000 kali lebih tinggi dibanding pada saat kondisi operasi stabil.</a></p>
<p>Insinerator modern di Uni Eropa merupakan <a href="http://www.gaialibrary.org/system/files/Particulate%20Emissions%20and%20Health%20Statement%20of%20Evidence%20for%20the%20Proposed%20Ringaskiddy%20Waste-to-Energy%20Facility.pdf">sumber utama emisi partikel halus.</a> Insinerator di New York, Amerika Serikat, membuang <a href="http://documents.dps.ny.gov/public/Common/ViewDoc.aspx?DocRefId=%7BDEEA097E-A9A6-4E53-898C-0BC2F4C60CC4%7D">emisi merkuri 14 kali lebih tinggi dibandingkan PLTU Batubara setiap unit energi yang dihasilkan.</a></p>
<p>Selain emisi beracun, insinerator juga menghasilkan abu yang masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Penanganan abu ini menjadi lebih mahal karena sifatnya yang berbahaya. Pengalaman di Amerika Serikat dan Norwegia menunjukkan adanya ancaman <a href="http://www.newsreview.com/chico/fly-in-the-ashes/content?oid=6579788">pencemaran udara</a> dan <a href="https://www.thelocal.no/20150511/sweden-dumps-toxic-ash-in-norway">air akibat kebocoran abu</a> tersebut. Fakta ini sekaligus juga menunjukkan bahwa insinerator sebenarnya tidak memusnahkan seluruh sampah. Cukup jelas bahwa lingkungan dan kesehatan terancam oleh operasi insinerator.</p>
<h2>Udara Jakarta tercemar, pengawasannya lemah</h2>
<p>Konsentrasi rata-rata tahunan partikel halus di Jakarta selalu melampaui baku mutu udara ambien daerah provinsi DKI Jakarta (BMUAD Jakarta). Konsentrasi partikel halus di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat melebihi <a href="https://www.ucanews.com/news/jakarta-air-quality-will-worsen-activists-warn/84290">dua kali lipat BMUAD Jakarta pada 2016 sampai 2018.</a></p>
<p>Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta pada <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjhjuTE-ZLhAhUSinAKHc5ECrMQFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fperpustakaan.bappenas.go.id%2Flontar%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F124697-%5B_Konten_%5D-Konten%2520C8620.pdf&usg=AOvVaw3ipm6rGFZ9zACXlA7uwi1a">2010</a>, <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjukLuZ-pLhAhVKrY8KHYBHByoQFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fperpustakaan.bappenas.go.id%2Flontar%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F124694-%5B_Konten_%5D-Konten%2520C8619.pdf&usg=AOvVaw3-aHhM4N6Bf_julmUR7iDH">2011</a>, <a href="https://lingkunganhidup.jakarta.go.id/bank-data/">2015, dan 2016</a> menyimpulkan bahwa udara Jakarta berada pada status tercemar. Alih-alih memulihkan mutu udara Jakarta, pemerintah DKI Jakarta malah membangun insinerator yang akan memperparah pencemaran udara Jakarta. </p>
<p>Kekhawatiran terhadap semakin tercemarnya udara Jakarta jika insinerator dioperasikan di Jakarta bukan isapan jempol belaka. Pengawasan pencemaran udara yang lemah memperkuat kekhawatiran tersebut.</p>
<p>Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan <a href="http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn1311-2016.pdf">hanya mewajibkan pemantauan dioksin dan furan (keduanya bahan kimia berbahaya) setiap lima tahun sekali.</a> Dengan kata lain, masyarakat Jakarta baru bisa mengetahui jumlah dioksin dan furan yang dibuang ke udara Jakarta setiap lima tahun.</p>
<p>Kementerian Lingkungan Hidup mewajibkan pemantauan emisi secara terus menerus (<em>contiuous emission monitoring system-CEMS</em>) untuk parameter selain dioksin dan furan. Akan tetapi, pengalaman pada kegiatan pembangkit listrik lainnya di Indonesia menunjukan bahwa <a href="https://icel.or.id/wp-content/uploads/Policy-Paper.-ICEL-CSE-REEI-2017-Indonesias-Coal-Power-Emission-Norms-Lessons-from-India-China.pdf">CEMS tersebut tidak terhubung dengan server pemantauan emisi terpusat milik pemerintah.</a> Pelaku usaha pembangkit listrik melaporkan data CEMS setiap tiga atau enam bulan sekali. Dengan kata lain, masyarakat tidak bisa mengetahui emisi yang dibuang pembangkit listrik setiap waktu.</p>
<p>Dengan keadaan buruknya kualitas lingkungan hidup Jakarta dan lemahnya pengawasan, cukup beralasan untuk menyatakan bahwa rencana pembangunan insinerator merupakan tindakan yang sembrono.</p>
<h2>Kurangi sampah di hulu, bukan bakar sampah</h2>
<p>Pengurangan sampah sejak di hulu seharusnya menjadi fokus pengelolaan sampah pemerintah pusat dan provinsi DKI Jakarta. Pengurangan sampah akan berkontribusi pada berkurangnya beban sampah yang harus ditangani. Fokus pada pengurangan sampah sesuai dengan esensi UU Pengelolaan Sampah: pengelolaan sampah yang baik terindikasi pada semakin sedikit sampah yang dihasilkan dan diangkut ke tempat pemrosesan akhir sampah, dan sebaliknya.</p>
<p>Satu ketentuan pengurangan sampah yang harus dijadikan perhatian saat ini adalah kewajiban produsen untuk menggunakan material yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin dan dapat diurai oleh alam. Pemerintah pusat belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk pelaksanaan kewajiban produsen tersebut. Pemerintah seharusnya mempercepat penetapan NSPK kewajiban produsen dalam pengurangan sampah, bukannya mengeluarkan kebijakan penanganan sampah yang problematik seperti mengoperasikan insinerator.</p>
<p>Pemerintah pusat dan provinsi DKI Jakarta harus segera menghentikan rencana pembangunan insinerator yang bertentangan dengan UU Pengelolaan Sampah. Kewajiban pemerintah adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup, bukan menurunkannya. Untuk menyelesaikan masalah sampah dan melindungi lingkungan hidup, jelas solusinya adalah kurangi sampah, bukan bakar sampah.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/114017/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Fajri Fadhillah tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pengurangan sampah sejak di hulu seharusnya menjadi fokus pengelolaan sampah pemerintah pusat dan provinsi DKI Jakarta.Fajri Fadhillah, Peneliti Hukum pada Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1098012019-01-14T06:24:04Z2019-01-14T06:24:04ZJika Anda mendaur ulang semua limbah plastik di dunia, Anda dapat membeli NFL, Apple dan Microsoft<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/253592/original/file-20190114-43535-1bszu4n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tempat akhir pembuangan sampah plastik. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/plastic-waste-dump-655183921?src=5KnOLZK3tofkyXrQr0qF_A-1-30">By MOHAMED ABDULRAHEEM/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tahun lalu, saya bertugas sebagai juri panel untuk <a href="http://www.rss.org.uk/RSS/Get_involved/Statistic_of_the_year/RSS/Get_involved/Statistic_of_the_Year_.aspx?hkey=e5008987-fab9-4385-9110-4287e487b8d6">International Statistic of the Year (Statistik Internasional Tahun Ini)</a> yang diselenggarakan oleh The Royal Statistical Society (RSS).</p>
<p>Pada 18 Desember yang lalu, kami, para juri panel, mengumumkan pemenangnya: <a href="http://advances.sciencemag.org/content/3/7/e1700782">90,5%</a>, angka itu merujuk pada plastik yang tidak pernah didaur ulang. Ok – tapi mengapa angka itu masalah besar?</p>
<p>Hampir sama dengan kompetisi <a href="https://en.oxforddictionaries.com/word-of-the-year">Word of the Year</a> yang diselenggarakan oleh Oxford English Dictionary, kompetisi statistik internasional ini bertujuan untuk menangkap <em>zeitgeist</em> atau semangat zaman yang dunia pada tahun tersebut. Panel juri dalam kompetisi ini menerima banyak nominasi dari komunitas statistik dan publik atas data statistik yang mengangkat masalah dunia yang paling mendesak saat ini.</p>
<p>Tahun sebelumnya, pemenangnya adalah 69. Angka ini merupakan jumlah rata-rata warga Amerika Serikat yang tewas akibat mesin pemotong rumput setiap tahunnya. Bandingkan dengan jumlah rata-rata warga Amerika tewas setiap tahun akibat serangan para teroris jihadis imigran: dua. Dan jumlah rata-rata warga Amerika yang mati tiap tahun akibat penembakan yang dilakukan oleh orang Amerika lainnya: 11.737. </p>
<p>Angka-angka tersebut, pertama kali dipublikasikan di <a href="https://www.huffingtonpost.com/todd-r-miller/the-freakonomics-of-extre_b_11821634.html">The Huffington Post</a>, menjadi sorotan setelah <a href="https://twitter.com/kimkardashian/status/825580660337283073?lang=en">tweet viral</a> Kim Kardashian sebagai reaksi terhadap usulan pelarangan masuknya imigran ke wilayah Amerika Serikat. </p>
<p>Data statistik 2018 ini menjadi populer karena sebuah laporan <a href="https://www.unenvironment.org/resources/report/single-use-plastics-roadmap-sustainability">Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)</a>. Ketua panel juri sekaligus Presiden RSS, Sir David Spiegelhalter, menyatakan: “Sangat memprihatinkan bahwa plastik yang didaur ulang amat sedikit jumlahnya, dan hal ini menghasilkan begitu banyak sampah plastik yang telah mencemari lingkungan dunia. Hal ini merupakan sebuah masalah yang benar-benar besar dan terus berkembang di dunia.”</p>
<p>Mari kita tinjau kembali data pemenang statistik tahun ini. Sekitar 90,5% dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5517107/">6,3 miliar ton metrik</a> (1 ton metrik = 1000 kilogram) sampah plastik, yang diproduksi sejak <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">dimulainya produksi massal</a> sekitar 60 tahun lalu, saat ini berserakan di planet kita, di tempat pembuangan sampah, di dalam laut, atau telah dibakar. Bila kita tidak mengubah cara kita mengelola plastik, diperkirakan pada 2050, jumlah sampah plastik akan meningkat menjadi <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">12 miliar ton metrik</a>. </p>
<p>Saat panel juri pertama kali mulai memperhatikan data statistik ini, sesungguhnya saya sama sekali tidak memiliki gambaran utuh mengenai apa arti miliaran ton plastik itu. Berdasarkan sebuah <a href="https://news.nationalgeographic.com/news/2015/02/150212-ocean-debris-plastic-garbage-patches-science/">studi pada 2015</a> dan sedikit kalkulasi sederhana, sampai dengan 2018, jumlah tersebut setara dengan 7,2 triliun kantong belanjaan penuh dengan plastik.</p>
<p>Namun, kalkulasi ini bagi saya belum cukup memberikan gambaran mengenai besaran sampah plastik yang sesungguhnya. Orang-orang cenderung untuk menggunakan jarak tempuh sebagai alat ukur untuk menggambarkan sebuah angka, maka saya mencoba hal yang sama. Asumsikan bahwa satu kantong belanja dari plastik memiliki tinggi kurang lebih 1 kaki (30,48 cm). Bila Anda menumpuk atau merentangkan kantong-kantong belanja tersebut, Anda dapat menempuh bolak-balik (dari bumi) ke bulan 5.790 kali. Angka-angka tersebut mulai memberikan gambaran permasalahan secara lebih jelas. </p>
<iframe src="https://datawrapper.dwcdn.net/nzwmJ/1/" scrolling="no" frameborder="0" width="100%" height="441"></iframe>
<p>Faktanya, bila seseorang dapat menguangkan semua sampah plastik yang mencemari lingkungan kita–termasuk juga 12% sampah plastik yang dimusnahkan dengan cara dibakar–dia bisa memiliki cukup uang untuk membeli perusahaan-perusahaan terbesar dunia.</p>
<p>Asumsikan bahwa biaya untuk membuat satu botol plastik adalah <a href="https://www.economist.com/economic-and-financial-indicators/2014/11/15/the-price-of-making-a-plastic-bottle">3,25 sen</a> dolar AS, kita dapat mengestimasi bahwa <a href="https://www.livescience.com/32231-does-recycling-plastic-cost-more-than-making-it.html">satu kantong belanja</a> berisi sekitar US$1 dari produk material plastik. (Saya mengambil satu kantong belanjaan dan mengisinya dengan 31 botol plastik). Maka, 7,2 triliun kantong belanjaan setara dengan US$7,2 triliun.</p>
<p>Apa saja yang dapat Anda beli dengan <a href="https://www.gobankingrates.com">uang sebanyak itu</a>? Apple, Amazon, Google, Microsoft, Walmart, Exxon, GM, AT&T, Facebook, Bank of America, Visa, Intel, Home Depot, HSBC, Boeing, Citigroup, Anheuser-Busch, semua tim NFL, semua tim MLB, serta semua tim sepak bola yang ada di Premier League. </p>
<p>Dengan kata lain, bila seseorang dapat mengumpulkan dan mendaur ulang semua sampah plastik yang belum didaur ulang di bumi ini, maka orang tersebut akan menjadi orang yang paling kaya di planet ini.</p>
<p>Salah satu aspek yang paling sulit dari statistik adalah menempatkan angka-angka tersebut ke dalam konteks yang dapat diterima dengan mudah oleh otak kita, serta menjadi sebuah bentuk yang memiliki suatu makna tertentu bagi kita. Dari data statistik mengenai plastik di atas, sudah jelas ini saatnya untuk membersihkan tindakan kita.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/109801/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Liberty Vittert is an Ambassador for the Royal Statistical Society and a member of the Judging panel for the Statistic of the Year.</span></em></p>Bila Anda menumpuk atau merentangkan kantong-kantong belanja tersebut, Anda dapat menempuh bolak-balik (dari bumi) ke bulan 5.790 kali.Liberty Vittert, Visiting Assistant Professor in Statistics, Washington University in St. LouisLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1011192018-08-15T11:48:09Z2018-08-15T11:48:09ZMengurangi pemakaian sedotan plastik mungkin sepele, tapi tetap langkah penting<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/232084/original/file-20180815-2924-1y5xpct.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Seekor burung membuat sarang dari sampah manusia, termasuk sedotan plastik, dalam sebuah kapal di Amsterdam.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Sedotan plastik sedang hangat dibicarakan. </p>
<p>Di tahun 2018 ini, kita telah melihat begitu banyaknya aksi dan upaya publik untuk menghapuskan penggunaan sedotan plastik. Beberapa perusahaan raksasa seperti <a href="https://theconversation.com/how-to-clean-up-our-universal-plastic-tragedy-98565">McDonald</a> dan <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-44774762">Starbucks</a>, misalnya, telah melarang sedotan di beberapa gerai mereka.</p>
<p>McDonald bahkan baru-baru ini mengumumkan akan mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas di gerai mereka di Inggris dan Irlandia, <a href="https://www.bbc.com/news/uk-44492352">pada September 2018</a>. Starbucks mengambil langkah senada dengan menghapuskan sedotan plastik dari seluruh gerai di dunia <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-44774762">pada 2020</a>. </p>
<p>Selain itu, maskapai penerbangan, jaringan hotel dan restoran juga beramai-ramai meninggalkan tren pemakaian sedotan plastik. </p>
<p>Data dan pernyataan yang lugas dan dramatis, termasuk ramalan bahwa “jumlah plastik akan lebih melampaui ikan di lautan <a href="http://www.sciencemag.org/news/2016/02/will-plastic-really-outweigh-fish-ocean-2050">pada 2050</a>” mendapat sambutan dari pemerintah, perusahaan multinasional besar dan anggota masyarakat.</p>
<p>Pernyataan-pernyataan seperti itu memang <a href="https://theconversation.com/not-all-marine-fish-eat-plastics-99488">tidak akurat 100 persen</a>, tapi dampaknya terasa. Penggunaan sedotan sehari-hari jadi berkurang. </p>
<h2>Perlawanan terhadap anti-sedotan</h2>
<p>Seiring banyaknya upaya “anti-sedotan” baru-baru ini, ada retorika “anti-anti-sedotan” yang menolak gerakan itu dengan beragam alasan.</p>
<p>Pegiat hak kaum disabilitas, misalnya, ikut bersuara soal larangan sedotan plastik. Beberapa orang dengan disabilitas memerlukan sedotan untuk minum karena mereka punya bermasalah saat menelan atau tidak bisa mengangkat atau memegang gelas.</p>
<p>Berbagai alternatif sedotan plastik juga bermunculan sebagai solusi praktis, seperti sedotan yang terbuat dari silikon, kertas, atau logam tahan karat.</p>
<p>Pada akhirnya, konsumen punya pilihan etika yang harus diambil: <a href="https://www.nationalgeographic.com/environment/planetorplastic/">planet atau plastik</a>?</p>
<p>Kami tidak mengingkari pentingnya aksesibilitas (karenanya kami tidak mendukung larangan mutlak terhadap sedotan). Kami hanya meyakini bahwa “orang dengan disabilitas tetap bisa mengambil bagian dalam <a href="https://themighty.com/2018/05/review-reusable-drinking-straws-disability/">menyelamatkan lingkungan</a>.” </p>
<p>Argumen anti-anti sedotan yang menurut kami bermasalah adalah mereka yang sifatnya libertarian (jangan utak-atik sedotan saya) atau pesimistis (ini tidak menyentuh akar masalah). Ada pula argumen yang merupakan campuran keduanya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/anda-memakan-plastik-mikro-dalam-cara-yang-tak-terbayangkan-100256">Anda memakan plastik mikro dalam cara yang tak terbayangkan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Banyak <a href="https://business.financialpost.com/opinion/terence-corcoran-the-best-defence-against-plastic-pollution-that-catherine-mckenna-will-hate?utm_campaign=Echobox&utm_medium=Social&utm_source=Twitter#Echobox=1531311622">jurnalis dan penulis</a> mengajukan <a href="https://www.macleans.ca/society/environment/why-a-ban-on-plastic-straws-sucks/">argumen balasan</a> terhadap upaya mengurangi plastik di lautan. </p>
<p>Mereka mengatakan bahwa menyasar sedotan secara khusus takkan berpengaruh signifikan terhadap lautan.</p>
<p>Secara kuantitatif, tentu saja, sedotan hanyalah sebagian kecil—hanya sekitar <a href="https://phys.org/news/2018-04-science-amount-straws-plastic-pollution.html">empat persen</a>—dari plastik yang masuk dan mencemari lautan. Tapi ini bukan berarti sedotan tidak layak disoroti. </p>
<p>Mengapa upaya untuk menyasar empat persen sampah laut itu dikatakan tidak berguna atau tidak efektif, sementara alternatif yang diajukan hanyalah berpangku tangan? </p>
<h2>“Plastik gerbang”</h2>
<p>Daftar sampah “<a href="http://www.wwf.ca/newsroom/?uNewsID=27401">Dirty Dozen</a>” dari Great Canadian Shoreline Cleanup mencatat barang-barang apa saja yang paling banyak ditemukan di <a href="https://www.shorelinecleanup.ca/">bibir pantai atau danau</a>. Hasilnya, sedotan plastik menempati urutan ke-9, di bawah puntung rokok, bungkus makanan, tutup botol dan kantong plastik.</p>
<p>Penelitian lain juga menemukan hasil senada tentang kontribusi sedotan terhadap <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X16300665#f0015">sampah di laut</a>. Laporan UNEP tahun 2018 juga menempatkan <a href="https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/25513/state_plastics_WED.pdf?sequence=1&isAllowed=y">sedotan dan pengaduk plastik</a> di urutan ke-7.</p>
<p>Meski demkian, jenis plastik selain sedotan memerlukan pendekatan berbeda dalam mencegah mereka mencemari lingkungan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Desain tutup minuman Starbucks yang berukuran sebesar ibu jari telah memungkinkan perusahaan itu berkomitmen meninggalkan sedotan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://news.starbucks.com/news/starbucks-announces-environmental-milestone">(Starbucks)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perlukah kita fokus pada larangan mutlak terhadap rokok, dengan kekuatan yang sama seperti kita menolak sedotan? Dapatkah kita menyalahkan pabrik minuman yang menggunakan botol plastik sekali-pakai dengan cara yang sama?</p>
<p>Sepertinya, mereka yang anti-anti-sedotan plastik akan menanggapi petisi-petisi semacam itu—bahkan mungkin dengan lebih lantang.</p>
<p>Dune Ives, direktur eksekutif Lonely Whale Foundation, menyebut sedotan sebagai <a href="https://www.globalwildlife.org/2017/10/19/the-gateway-plastic/">“plastik gerbang”</a> bagi calon pegiat lingkungan. Sesuatu yang sepele seperti sedotan dapat memancing diskusi yang lebih besar, lebih serius, mengenai polusi plastik, atau konsumsi massa global secara lebih luas. </p>
<p>Inilah titik penting bagi “perang terhadap sedotan” dan upaya menyeluruh untuk mengurangi sampah plastik di lautan: <a href="https://theconversation.com/how-to-break-up-with-plastics-using-behavioural-science-99741">mengubah norma</a>. </p>
<p>Kita bisa membandingkan ini dengan pelarangan kantong plastik, yang di banyak negara atau wilayah telah dilarang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X17301650">(atau dikenakan pajak khusus)</a> guna mengurangi sampah plastik. </p>
<p>Ada beberapa kalangan yang mengatakan, kontribusi kantong plastik terhadap sampah kota sebenarnya dapat diabaikan karena bobotnya yang <a href="https://uspirg.org/reports/usf/trash-america">teramat ringan.</a>. Mereka juga mengklaim, pelarangan kantong plastik hanyalah pencitraan dan idealisme semata—tidak benar-benar demi menjaga lingkungan. </p>
<p>Sama halnya dengan kantong plastik, konsep menghilangkan atau mengganti sedotan plastik sekali-pakai memerlukan revolusi mental.</p>
<h2>Mengubah kebiasaan</h2>
<p>Belum ada seruan radikal untuk menghentikan produksi plastik saat ini juga. Yang ada hanyalah ajakan berhenti menggunakan produk plastik, yang dipandang <a href="https://theconversation.com/plastic-free-campaigns-dont-have-to-shock-or-shame-shoppers-are-already-on-board-98944">tidak efektif</a> dalam mengajak lebih banyak orang lagi bergabung. </p>
<p>Plastik, dalam beberapa konteks tertentu, memang tidak tergantikan. Misalnya sebagai kemasan steril dan alat sekali-pakai dalam kedokteran. Atau dalam mengurangi pembusukan makanan serta menjaga kebersihan makanan.</p>
<p>Gerakan pengurangan pemakaian sedotan atau kantong plastik, perlu mempertimbangkan perbedaan konteks ini.</p>
<p>Setiap tahun, 8-12 juta ton metrik plastik <a href="http://science.sciencemag.org/content/347/6223/768">memasuki laut kita</a>. Kita amat sangat perlu mengatasi masalah plastik kita yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X17309967">semakin menjalar ini</a>. </p>
<p>Kita perlu pendekatan skala besar dan menyebar yang mempertanyakan kembali budaya membuang sampah, serta kecenderungan untuk membeli lebih banyak, lebih besar dan lebih sering. </p>
<p>Menghindari penggunaan sedotan plastik mungkin terlihat sepele, tetapi tetap penting. </p>
<p>Mungkin sepele bagaikan setetes air di tengah lautan, tetapi bukankah laut itu sendiri merupakan kumpulan tetesan air?</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/101119/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Riley Schnurr menerima dana WWF-Canada melalui Sobey Fund for Oceans.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Tony Robert Walker tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Restoran dan kedai kopi mulai melarang penggunaan sedotan. Memang langkah kecil, tapi jangan kecil hati dulu.Riley Schnurr, Graduate Student, Dalhousie UniversityTony Robert Walker, Assistant Professor, Dalhousie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/972732018-06-04T09:30:55Z2018-06-04T09:30:55ZRumput laut, jawaban Indonesia terhadap krisis sampah plastik dunia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/220558/original/file-20180527-51121-z0b159.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C998%2C556&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sampah plastik dibuang ke sungai. Komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian plastik kini sudah di tahap yang mengkhawatirkan. <a href="https://www.cnbc.com/2017/07/19/the-world-has-made-more-than-9-billion-tons-of-plastic-says-new-study.html">Data</a> terkini menunjukkan bahwa sejak tahun 1950-an sembilan juta ton plastik telah diproduksi di seluruh dunia, dan setidaknya saat ini masih meninggalkan sampah sebesar tujuh juta ton.</p>
<p>Tidak hanya merusak <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X11005133?via%3Dihub">lingkungan</a> dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749113005642">mengancam kehidupan satwa</a>, sampah plastik juga mengancam kehidupan manusia.</p>
<p>Salah satu komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik. Serpihan tersebut telah terbukti merusak lingkungan, terutama di lautan, dengan jumlahnya yang ternyata lebih besar dibanding dengan yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian terbaru menunjukan <a href="http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/10/12/124006;jsessionid=123F0E078E457FC6106D3ACEE956F209.c3.iopscience.cld.iop.org">jumlah mikroplastik</a> yang tersebar di lingkungan kini mencapai sekitar 51 triliun butir, atau setara 236 ribu metrik ton. Partikel kecil ini bisa saja masuk ke dalam perut kita melalui air minum atau makanan laut dan <a href="https://pubs.acs.org/doi/pdfplus/10.1021/acs.est.5b01090">mengancam kesehatan</a>.</p>
<p>Langkah-langkah untuk mengurangi dampak penggunaan plastik telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahan plastik yang dapat hancur atau terurai secara alami di lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah “biodegradable plastics” atau bioplastik.</p>
<p>Penelitian yang sedang saya lakukan ingin menunjukkan bahwa rumput laut dapat menjadi bahan terbaik untuk produksi bioplastik. Artikel ini juga memberikan gambaran bagaimana Indonesia dapat berperan penting dalam pengembangan plastik rumput laut.</p>
<h2>Kebijakan melawan plastik</h2>
<p>Negara-negara di dunia belakangan ini telah memberlakukan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5667635/">aturan-aturan</a> yang mendukung penggunaan plastik ramah lingkungan dan juga daur ulang, guna menekan pemakaian plastik.</p>
<p>Tahun depan, Inggris <a href="https://www.forbes.com/sites/trevornace/2018/04/25/uk-to-ban-all-plastic-straws-q-tips-and-single-use-plastics/">melarang</a> segala penjualan produk plastik sekali pakai, seperti sedotan minuman dan kapas pembersih. Kemudian <a href="https://www.theguardian.com/us-news/2018/may/23/new-york-plastic-straws-ban-proposal-city-council-policy">kota-kota di Amerika Serikat</a> telah mendeklarasikan perang terhadap sedotan minuman plastik. Seattle pun ikut meluncurkan kampanyenya dengan jargon “Tidak ada sedotan plastik di Seattle”. Sedangkan New York juga sedang mempertimbangkan untuk melarangnya. </p>
<p>Di 2017, Kenya bahkan menerapkan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2017/aug/28/kenya-brings-in-worlds-toughest-plastic-bag-ban-four-years-jail-or-40000-fine">pelarangan paling keras</a> terhadap penggunaan kantong plastik, yaitu dengan memberikan ganjaran 4 tahun penjara atau denda sebesar $40.000.</p>
<h2>Pencarian solusi</h2>
<p>Meskipun demikian, penghentian penggunaan plastik seutuhnya merupakan hal yang mustahil. Plastik merupakan bahan yang paling mudah serta serba guna untuk berbagai macam keperluan. Plastik juga memberikan banyak sekali manfaat untuk kehidupan manusia. Ketergantungan orang akan plastik telah mendorong meningkatnya produksi plastik, bahkan di <a href="https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/plastic-compounding-market">masa mendatang</a>.</p>
<p>Jumlah produksi plastik sangatlah besar, dan diperkirakan akan terus meningkat kedepannya. Pada tahun 2014, produksi plastik kemasan dunia tercatat senilai $270 miliar dan diprediksi akan meningkat hingga $375 pada tahun 2030.</p>
<p>Salah satu cara untuk mengatasi masalah penggunaan plastik diantaranya dengan mendaur ulang. Namun cara ini tidaklah semudah yang diharapkan. Jenis produk plastik yang jumlahnya ratusan menjadi kendala utama pada proses daur ulang, terutama dalam proses pemilahannya. Sehingga hanya sekitar 9% saja jumlah sampah plastik dunia yang telah di daur ulang, 12% dibakar, sedangkan sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir atau di <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">samudra</a>.</p>
<p>Cara lainnya yaitu dengan mengembangkan bioplastik. Plastik ini umumnya terbuat dari tanaman atau bakteri sehingga menjadikannya lebih ramah terhadap lingkungan serta dapat <a href="http://ec.europa.eu/research/bioeconomy/pdf/cordis_rp_bioplastics_brochure_accessibility_v2.pdf">berkelanjutan</a>.</p>
<h2>Permintaan tinggi bioplastik</h2>
<p>Kapasitas <a href="https://www.european-bioplastics.org/market-data-update-2016/">produksi bioplastik dunia</a> diperkirakan akan meningkat hingga 6,1 juta ton pada 2021 dari sejumlah 4,2 juta ton pada 2016 yang dipicu oleh semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap penggunaan produk-produk ramah lingkungan.</p>
<p>Masyarakat kini juga telah banyak memanfaatkan bioplastik untuk keperluan sehari-hari mulai dari kantong plastik, peralatan rumah tangga hingga barang elektronik.
<a href="https://bioplasticsnews.com/bioplastics-feedstock-alliance/">Merek-merek terkenal dunia</a> seperti Coca-cola, Heinz, Unilever, Nestle, Danone, dan Nike juga telah menggunakannya terutama untuk kemasan produk.</p>
<h2>Mengapa rumput laut untuk bioplastik?</h2>
<p>Bahan baku yang biasa digunakan untuk bioplastik antara lain adalah jagung, tebu, minyak tumbuhan, dan pati. Namun penggunaan komoditas tanaman tersebut untuk plastik dapat menimbulkan masalah lainnya.</p>
<p>Pertama, produksi bioplastik membutuhkan investasi yang sangat besar untuk lahan produktif, pupuk, dan kimia. Kemudian, pemanfaatan tanaman tersebut untuk plastik juga akan memicu <a href="https://www.theguardian.com/environment/2008/apr/26/waste.pollution">persaingan</a> antara kebutuhan untuk pangan dengan kebutuhan plastik, sehingga bisa menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut dan juga mengakibatkan krisis pangan.</p>
<p>Sejauh ini, rumput laut merupakan kandidat terbaik untuk bioplastik karena mampu menjawab tantangan tersebut di atas. Pertama, harganya yang murah. Kemudian, tidak seperti tanaman darat, rumput laut tidak memerlukan pupuk serta lahan produktif karena ditanam di laut. Dengan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan bioplastik, produksi pangan juga akan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan kenaikan harga atau krisis pangan.</p>
<h2>Peran kunci Indonesia</h2>
<p>Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan. Indonesia juga merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia. Nilai <a href="https://www.usc.edu.au/research-and-innovation/sustainability-and-environment/australian-centre-for-pacific-islands-research/research-areas/tropical-aquaculture/improving-seaweed-production-and-processing-opportunities-in-indonesia">ekspor</a> rumput lautnya yaitu senilai US$200 juta dan dengan produksinya yang dilaporkan meningkat sekitar 30% tiap tahunnya.</p>
<p>Selanjutnya, Indonesia adalah <a href="http://www.fao.org/3/a-i5555e.pdf">penghasil jenis rumput laut merah terbesar di dunia</a>, di mana kandungan karbohidratnya merupakan <a href="https://aip.scitation.org/doi/10.1063/1.4982288">bahan utama untuk membuat bioplastik</a>. Produksi rumput laut indonesia menyumbang lebih dari sepertiga produksi rumput laut dunia.</p>
<p><a href="http://www.fao.org/docrep/field/003/AB738E/AB738E04.htm">Laporan</a> terkini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan lokasi yang sangat cocok untuk ditanami jenis rumput laut merah, karena didukung oleh faktor iklim, ketersediaan unsur hara, dan kondisi geografisnya.</p>
<p>Indonesia juga merupakan salah satu pionir dalam hal pengembangan plastik berbahan dasar rumput laut dibandingkan negara-negara lainnya. Industri start up <a href="https://www.reuters.com/article/us-indonesia-evoware/indonesian-startup-wages-war-on-plastic-with-edible-seaweed-cups-idUSKBN1DN0XA">Indonesia Evoware</a> telah menciptakan serta menjual secara komersial cangkir minuman dan kotak makanan berbahan rumput laut hasil budidaya.</p>
<p>Penemuan tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi rumput laut untuk dijadikan bahan alternatif bioplastik. Namun demikian, penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk menghasilkan bioplastik yang dapat digunakan untuk jenis produk yang lebih luas lagi. Kedepannya, kita berharap dapat menghasilkan plastik rumput laut yang memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan plastik konvensional yang ada saat ini.</p>
<p>Dengan segala potensi yang ada, Indonesia seharusnya memiliki peran besar dalam pengembangan plastik ramah lingkungan dari rumput laut, guna mengatasi krisis plastik global yang terjadi saat ini. Ketika botol minuman atau tas belanja yang berbahan terbuat dari plastik rumput laut mencemari samudera, kita tidak lagi khawatir karena limbah tersebut sebetulnya hanya kembali ke tempatnya semula, di laut.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/97273/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bakti Berlyanto Sedayu menerima dana dari Australia Awards Scholarships. Bakti terafiliasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan-RI. </span></em></p>Solusi Indonesia untuk krisis sampah plastik duniaBakti Berlyanto Sedayu, PhD candidate, Victoria UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/910162018-02-15T09:34:28Z2018-02-15T09:34:28Z11 miliar potongan plastik bawa penyakit bagi terumbu karang<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/206531/original/file-20180215-131010-6knbo6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=21%2C0%2C2374%2C1598&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Botol plastik terperangkap di terumbu karang</span> <span class="attribution"><span class="source">Tane Sinclair Taylor</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Ada lebih dari 11 miliar sampah plastik di terumbu karang di seluruh Asia-Pasifik, menurut penelitian baru kami. Penelitian kami juga menemukan bahwa kontak dengan plastik bisa menjadikan karang 20 kali lebih rentan terhadap serangan penyakit.</p>
<p>Dalam studi kami, <a href="http://science.sciencemag.org/cgi/doi/10.1126/science.aar3320">dimuat dalam jurnal Science</a>, kami meneliti lebih dari 124.000 karang pembangun terumbu (<em>reef-building corals</em>) dan mendapati bahwa 89% karang dengan plastik tertambat menunjukkan tanda-tanda visual penyakit—ini kenaikan drastis dibandingkan 4% peluang karang terserang penyakit jika tanpa plastik.</p>
<p>Secara global, lebih dari 275 juta orang hidup dalam bentangan 30km terumbu karang. Mereka mengandalkan ekosistem itu untuk mendapatkan makanan, melakukan perlindungan kawasan pantai, pemasukan dari pariwisata, dan nilai budaya.</p>
<p>Terumbu karang sudah menanggung tekanan dari perubahan iklim dan <a href="https://theconversation.com/back-to-back-bleaching-has-now-hit-two-thirds-of-the-great-barrier-reef-76092">kejadian-kejadian pemutihan</a> besar-besaran. Temuan-temuan kami menunjukkan ancaman signifikan lain terhadap karang-karang terbesar di dunia dan ekosistem serta kehidupan yang ditopangnya. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-indonesia-bisa-melawan-pencemaran-plastik-81558">Bagaimana Indonesia bisa melawan pencemaran plastik?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Bekerja sama dengan banyak ahli dan penyurvei bawah air di Indonesia, Myanmar, Thailand, dan Australia, kami menghimpun data dari 159 terumbu karang antara tahun 2010 dan 2014. Dengan melakukan itu, kami menghimpun salah satu set data paling ekstensif tentang kesehatan karang di kawasan tersebut dan tingkat sampah plastik pada tataran global.</p>
<p>Terdapat kesenjangan besar antara perkiraan global sampah plastik <a href="http://science.sciencemag.org/content/347/6223/768">yang masuk ke lautan</a> dan jumlah yang <a href="http://www.pnas.org/content/114/23/6052.abstract">tersapu ke pantai</a> atau didapati <a href="http://www.pnas.org/content/111/28/10239.full">mengapung di permukaan</a>.</p>
<p>Penelitian kami memberikan salah satu perkiraan paling komprehensif tentang sampah plastik di dasar laut, dan dampaknya terhadap salah satu ekosistem paling penting di dunia tersebut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah plastik di sebuah desa nelayan di Myanmar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Kathryn Berry</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jumlah benda-benda plastik yang tersangkut di terumbu sangat bervariasi di kawasan-kawasan berbeda yang kami survei—dengan tingkat yang terendah dijumpai di Australia dan yang tertinggi di Indonesia. </p>
<p>Sekitar 80% sampah plastik laut berasal dari daratan. Variasi plastik yang kami amati di terumbu selama survei berkaitan dengan perkiraan tingkat sampah plastik yang memasuki lautan dari pantai terdekat. Sepertiga terumbu yang kami survei tidak memiliki sampah plastik yang tertinggal, akan tetapi selebihnya mempunyai lebih dari 26 serpihan-serpihan sampah plastik per 100 meter persegi.</p>
<p>Kami memperkirakan ada sekitar 11,1 miliar benda-benda plastik di terumbu karang di seluruh Asia-Pasifik. Lebih dari itu, kami memperkirakan angka ini akan meningkat 40% dalam tujuh tahun ke depan—setara dengan sekitar 15,7 miliar benda-benda plastik pada tahun 2025. </p>
<p>Peningkatan ini lebih cepat terjadi di negara-negara berkembang daripada di negara-negara industri. Menurut proyeksi kami, antara tahun 2010 dan 2025 jumlah sampah plastik di terumbu karang Australia hanya akan meningkat sekitar 1%, sedangkan di Myanmar akan meningkat dua kali lipatnya.</p>
<h2>Bagaimana sampah plastik bisa menyebabkan penyakit?</h2>
<p>Meskipun mekanismenya belum jelas, pengaruh serpihan sampah plastik terhadap perkembangan penyakit mungkin berbeda-beda di antara tiga penyakit global yang kami amati peningkatannya dengan mempertimbangkan faktor plastik. </p>
<p>Sampah plastik bisa melukai jaringan karang, berpotensi membiarkan masuk patogen-patogen seperti <em>Halofolliculina corallasia</em>, mikroba yang menyebabkan penyakit <em>skeletal eroding band</em>. </p>
<p>Serpihan sampah plastik juga bisa menimbulkan patogen secara langsung. Polivinil klorida (PVC)—plastik yang sangat lazim digunakan dalam mainan anak-anak, bahan-bahan bangunan seperti pipa, dan banyak produk lainnya—didapati membawa sebuah famili bakteri yang disebut Rhodobacterales. Bakteri ini berkaitan dengan bermacam-macam penyakit karang. </p>
<p>Begitu pula, polipropilena—yang yang dipakai untuk membuat tutup botol dan sikat gigi—bisa dikolonisasi oleh <em>Vibrio</em>, sebuah patogen potensial yang terkait dengan sekolompok penyakit karang yang merusak secara global yang disebut sindrom putih.</p>
<p>Akhirnya, sampah plastik menutupi permukaan karang dan bisa menghalangi sinar. Ini menciptakan kondisi rendah oksigen yang mendukung pertumbuhan berbagai mikroorganisme yang terkait dengan penyakit pita hitam (<em>black band disease</em>). </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah plastik mengapung di atas karang.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Kathryn Berry</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karang berstruktur kompleks berpeluang delapan kali lebih besar terpengaruh oleh plastik, terutama spesies bercabang dan berbentuk meja. Hal ini berpotensi membahayakan banyak spesies laut yang berlindung di bawah atau di dalam karang-karang tersebut, dan pada akhirnya merugikan perikanan yang bertumpu pada ekosistem ini.</p>
<p>Studi kami menunjukkan bahwa mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke laut bisa mencegah secara langsung penyakit dan kematian karang.</p>
<p>Begitu karang sudah terinfeksi, secara logistik sulit mengatasi penyakit yang ditimbulkan. Sejauh ini cara paling mudah menangani masalah tersebut adalah dengan mengurangi jumlah plastik salah urus yang sampai ke lautan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Murid-murid membersihkan pantai dengan mengumpulkan sampah plastik.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Sulawesi, Indonesia kegiatan ini sudah mulai dilakukan dengan <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmars.2018.00035/abstract">melibatkan anak-anak sekolah</a> seperti di Kepulauan Spermonde dan Selayar. Warga desa melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan pantai untuk mencegah plastik ke laut.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/91016/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Joleah Lamb tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Terumbu karang di Asia-Pasifik dibanjiri sekitar 11.1 miliar potongan plastik, memperparah risiko penyakit hingga lebih dari 20 kali lipat.Joleah Lamb, Research fellow, Cornell UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/815582017-09-05T07:25:17Z2017-09-05T07:25:17ZBagaimana Indonesia bisa melawan pencemaran plastik?<p>Empat sungai di Indonesia—Brantas, Bengawan Solo, Serayu, dan Progo—termasuk <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611/tables/1">20 yang terkotor sedunia</a>. Fakta itu berdasarkan hitungan metrik ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. </p>
<p>Ini menjadikan Indonesia pengotor laut dari sampah plastik terbesar kedua di dunia sesudah Cina. <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">Artikel ilmiah di Nature baru-baru ini</a> memperkirakan antara 1,15 hingga 1,41 juta ton plastik dari sungai memasuki lautan tiap tahun. Dari jumlah ini, Indonesia diperkirakan membuang sekitar 200.000 ton plastik dari sungai-sungai dan kali, terutama di Jawa dan Sumatra. </p>
<iframe src="https://datawrapper.dwcdn.net/08O16/1/" scrolling="no" frameborder="0" allowtransparency="true" allowfullscreen="allowfullscreen" webkitallowfullscreen="webkitallowfullscreen" mozallowfullscreen="mozallowfullscreen" oallowfullscreen="oallowfullscreen" msallowfullscreen="msallowfullscreen" width="100%" height="542"></iframe>
<p>Sampah plastik dapat membunuh binatang laut. Makhluk-makhluk tersebut dapat terperangkap jaring ikan atau mati kelaparan sesudah memakan partikel yang tidak dapat diserap tubuhnya. Plastik yang mulai terurai mengeluarkan zat kimia berbahaya dan mencemari laut, menyebabkan risiko kesehatan pada binatang-binatang dan juga dapat memasuki rantai makanan dan berakhir di piring kita. </p>
<p>Plastik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Banyak warga menggunakan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, gelas, sedotan, botol, dan alat-alat lainnya. </p>
<p>Pada Februari 2016 pemerintah mencoba mengurangi penggunaan plastik melalui program kantong plastik berbayar seharga <a href="http://sains.kompas.com/read/2016/02/22/15015811/Bayar.Rp.200.untuk.Kantong.Plastik.Apa.Reaksi.Warga.">Rp 200</a>, bekerja sama dengan peritel modern. Namun pemerhati lingkungan menyayangkan kecilnya harga plastik tersebut. Mereka juga merasa perlu ada transparansi tentang bagaimana dana yang terkumpul digunakan. Bulan Oktober 2016, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan <a href="http://www.mongabay.co.id/2016/10/07/program-kantong-plastik-berbayar-di-ritel-moderen-dihentikan-mengapa/">menghentikan program</a> dengan alasan ketiadaan payung hukum untuk pelaksanaan di lapangan.</p>
<h2>Perlu pengelolaan sampah darat yang lebih baik</h2>
<p>Untuk menghentikan pencemaran laut oleh sampah plastik oleh Indonesia, pengelolaan sampah di daratan perlu diubah. </p>
<p>Penelitian di <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">Nature</a> menunjukkan bahwa “sumber dari daratan, bukan sumber dari laut, yang dianggap sumber utama masuknya plastik ke lautan”. Ini termasuk sampah plastik—rumah tangga dan komersial—yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke laut.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/indonesia-lamban-menerapkan-kesepakatan-asean-tentang-asap-83725">Indonesia lamban menerapkan kesepakatan ASEAN tentang asap</a></em></p>
<hr>
<p>Di Konferensi Kelautan PBB yang pertama Juni lalu, Indonesia <a href="https://oceanconference.un.org/commitmentang%20pes/?id=14387">berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik pada 2025</a>. Ini Konferensi PBB pertama di dunia dengan fokus sumber daya laut yang berkelanjutan. </p>
<p>Janji semacam ini suatu langkah yang baik menuju perubahan kebijakan. Namun beberapa pemerhati lingkungan dan cendekiawan meragukan efektivitas pemerintahan saat ini dalam <a href="http://sea-globe.com/indonesia-plastic-bag-tax/">mencapai perubahan</a>. Sejauh ini dalam <a href="http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf">Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah</a> tidak terdapat rujukan khusus mengenai sampah plastik. </p>
<h2>Mengapa harus disebut khusus di undang-undang?</h2>
<p>Sebagai awalan, kita perlu membahas definisi mendasar soal plastik. Plastik yang bisa terurai, plastik yang bisa didaur ulang, plastik yang bisa terurai secara biologis, dan alternatif dari plastik yang bisa menghasilkan kompos, semuanya berbeda satu sama lain. Dan perbedaan ini penting untuk diketahui. </p>
<p>Banyak orang <a href="http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/plastik-biodegradable-adalah-suatu-kebohongan-besar">salah paham</a> mengenai plastik yang disebut-sebut bisa terurai. Sesungguhnya, plastik jenis ini ketika mulai hancur menyalurkan zat kimia berbahaya yang bisa masuk ke dalam rantai makanan dan membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. </p>
<p>Aturan yang lebih ketat dapat membatasi penggunaan plastik, menetapkan standar untuk mengurangi limbah dalam proses pengemasan dan mewajibkan produsen untuk bertanggung jawab terhadap pembuangan limbah. Aturan yang lebih ketat juga dapat mengatur kewajiban-kewajiban mengenai penggunaan ulang, daur ulang, dan pembuangan. </p>
<p>Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah menyatakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah memegang tanggung jawab bersama atas sampah. Namun undang-undang tersebut tidak menjelaskan siapa melakukan apa. </p>
<p>Pemerintah pusat memiliki kekuasaan untuk menetapkan strategi dan kebijakan nasional. Pemerintah pusat adalah tingkat pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk menetapkan “norma, standar, prosedur, dan kriteria” (pasal 7). </p>
<p>Pemerintah pusat juga berwenang untuk menciptakan insentif dan disinsentif untuk mengurangi sampah (pasal 21). Namun, tidak jelas apakah pemerintah daerah dapat melakukan hal yang sama. </p>
<p>Pada Desember 2014, Gubernur Bali mengumumkan pulau tersebut akan <a href="http://bali.tribunnews.com/2015/08/01/bali-bebas-sampah-plastik-tahun-2018">“bebas plastik pada 2018”</a>. Namun tindak lanjut inisiatif ini berjalan lambat. Penyebabnya sebagian karena ada kebingungan level pemerintahan mana yang harus bergerak terlebih dahulu. Sejauh ini, pemerintah pusat terlihat enggan memimpin usaha ini.</p>
<p><a href="http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-1-2009-UU%20No.%2032%20Th%202009_Combine.pdf">Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup</a> mengizinkan pemerintah provinsi untuk menciptakan insentif dan disinsentif yang sama seperti pajak lingkungan, retribusi, dan subsidi. Sayangnya, pemerintah daerah masih menunggu sinyal dari pemerintah pusat untuk bergerak. </p>
<h2>Kebijakan saat ini</h2>
<p>Pemerintah Indonesia sedang menyusun sebuah program untuk manajemen limbah dari darat dalam kurun waktu empat tahun. Dana hingga Rp 13,3 triliun (atau US$1 miliar) disebut-sebut disiapkan untuk mengurangi limbah plastik. Seperti apa bentuk program tersebut belum jelas. </p>
<p>Sejumlah LSM, individu, juga organisasi publik dan komersial di Indonesia telah melakukan usaha-usaha untuk mengurangi limbah plastik melalui pendidikan untuk anak sekolah, kegiatan membersihkan pantai, dan advokasi manajemen limbah yang lebih baik. </p>
<p>Di Indonesia, Bali adalah salah satu daerah yang aktif mendorong pengelolaan sampah plastik yang baik. Penyebabnya mungkin karena keindahan alam dan status Bali sebagai tujuan wisata internasional terancam pengelolaan sampah yang buruk. </p>
<p>Lima belas pemerintahan kota, termasuk <a href="https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/02/06/090843491/pemerintah-berembuk-cari-solusi-sampah-plastik-di-laut">Jakarta, Surabaya, dan Medan</a>, direncanakan mulai terlibat mengelola sampah plastik. </p>
<p>Sebelas kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah menyetujui sebuah <a href="http://www.greeners.co/berita/11-kementerian-susun-rencana-aksi-nasional-penanggulangan-sampah-plastik-laut./">Rencana Aksi Nasional</a>, untuk mengatasi plastik di laut yang akan dimulai 2017. </p>
<p>Dalam rencana aksi ini ada kegiatan-kegiatan untuk mengubah perilaku melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran, pembatasan penggunaan plastik, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan mekanisme pembiayaan. </p>
<h2>Lebih dari kesadaran dan pendidikan</h2>
<p>Kesadaran masyarakat mengenai bahaya sampah plastik yang dikelola dengan buruk sangatlah penting. Namun ini tidak cukup untuk benar-benar mengurangi ketergantungan pada penggunaan plastik sekali pakai. </p>
<p>Untuk memenangi perang terhadap limbah plastik, pemerintah pusat dan daerah harus memperkuat kerangka hukum. </p>
<p>Perlu ada definisi-definisi yang bisa dipakai secara nasional untuk membedakan berbagai jenis plastik. Perlu ada kejelasan mengenai tanggung jawab di setiap tingkat pemerintahan dan pembuatan norma-norma baru, standar, prosedur, dan kriteria. </p>
<p>Pemerintah harus melakukan pendekatan multilevel yang melibatkan komunitas yang terdampak. Mereka yang merasakan dampak dari limbah plastik hidup dalam keadaan genting sehari-harinya dan mereka membutuhkan penanganan cepat. </p>
<hr>
<p><em>Thomas Wright menulis artikel ini bersama Dr Sarah Waddell, spesialis hukum lingkungan hidup Indonesia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/81558/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Thomas Wright receives funding from the Australian Government through the Research Training Program to conduct his RHD project.</span></em></p>Untuk menghentikan pencemaran laut dari sampah plastik oleh Indonesia, manajemen sampah di daratan perlu diubah.Thomas Wright, PhD Candidate in Anthropology, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.