Menu Close
Para ilmuwan tidak yakin persis mengapa kita menangis ketika kita sedih. Thomas Stromberg/Flickr, CC BY-SA

Curious Kids: Mengapa air mata keluar ketika kita menangis?

Mengapa air mata keluar ketika kita menangis? – Grace, umur 9, Melbourne, Australia

Hai, Grace , Terima kasih atas pertanyaan bagus ini.

Kita menangis, karena tiga alasan. Pertama, kita membutuhkan air mata untuk menjaga kesehatan mata, jadi bisa dibilang mata kita menangis meski dalam jumlah sedikit sepanjang hari. Jenis air mata ini biasanya tidak keluar dari mata kita.

Air mata memang keluar dari mata kita ketika kita sedang emosional – baik ketika sangat sedih atau sedang bahagia – atau bisa juga ketika mata kita teriritasi oleh sesuatu, seperti sedikit debu yang masuk ke mata kita atau ketika kita memotong bawang.

Air mata dibutuhkan agar mata kita dapat bekerja dengan baik. Mata kita memiliki bagian khusus – yang disebut dengan kelenjar – yang akan mengeluarkan air mata sepanjang hari. Biasanya mereka hanya menghasilkan sedikit air mata – kurang dari setengah sendok teh per hari. Air mata sebagian besar terdiri dari air dan sedikit garam, tetapi air mata juga memiliki beberapa minyak, lendir, dan bahan kimia yang disebut enzim yang bermanfaat untuk membunuh kuman.

Kandungan minyak yang sedikit yang ada dalam air mata akan mencegah air mata menguap atau bocor keluar dari mata kita. Jika kita tidak memiliki minyak di air mata kita, itu akan membuat mata kita benar-benar kering dan sakit.

Saat kamu berkedip, kelopak mata akan memastikan air mata tersebar di sekitar mata kamu dan lendir membantu air mata menempel di bola mata. Air mata yang tersisa mengalir melalui saluran khusus yang mengalir ke hidung kamu.

Saat kita menangis – dan saya harap kamu jarang menangis – kita akan mengeluarkan lebih banyak air mata daripada yang bisa ditahan oleh mata. Ini karena kelenjar air mata terbesar akan bereaksi dan menghasilkan banyak air mata sekaligus, seperti air mancur kecil.

Bagian otak yang membuat kelenjar “air mata” bereaksi menerima sinyal dari bagian otak yang mengontrol emosi.

Ketika ini terjadi, mata dapat menghasilkan lebih dari setengah cangkir air mata dalam hitungan menit. Ini terlalu banyak bagi mata dan saluran yang ada. Ingat bahwa saluran ini masuk ke hidung kita? Itu sebabnya ketika kamu menangis, kamu mungkin akan melihat hidungmu mulai berair. Ini adalah air mata ekstra ini.

Jika kamu menangis kencang, maka akan jumlah air mata yang keluar lebih besar dibanding saluran yang ada, sehingga yang terjadi adalah air mata menetes dari mata.

Menurut psikolog, hanya manusia yang menangis sebagai respons emosional. Teresa Trimm/flickr, CC BY-SA

Psikolog percaya bahwa menangis karena emosi yang hanya dirasakan oleh manusia. Sebagian besar dari kita terkadang menangis karena kita sangat sedih. Beberapa dari kita juga menangis ketika kita bahagia.

Kita belum tahu persis mengapa kita menangis ketika sedang emosional, tetapi kita tahu bahwa ada kandungan kimia yang yang berbeda dari air mata emosional jika dibandingkan air mata normal. Beberapa ilmuwan percaya bahwa bahan kimia ini dapat membantu kita merasa lebih baik setelah menangis.

Ada juga beberapa kondisi aneh yang bisa membuat orang menangis. Beberapa orang menangis ketika mereka makan atau bahkan hanya memikirkan makanan. Ini disebut “sindrom air mata buaya”. Istilah berasal dari legenda yang bercerita tentang buaya yang berpura-pura menangis untuk mengelabui mangsanya agar mendekat.

Sindrom air mata buaya dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan dan patah beberapa tulang di wajahnya. Saat wajah sembuh, beberapa saraf akan memperbaiki diri dengan cara yang bukan sebagaimana mestinya. Saraf yang membuat mulut kamu berair ketika sedang mencium bau makanan yang enak justru terhubung dengan kelenjar air mata. Setelah itu ketika orang itu makan atau mencium sesuatu yang lezat yang membuat mulutnya berair, mereka mulai menangis.


Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami. Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:


Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now