tag:theconversation.com,2011:/global/topics/asean-42703/articlesASEAN – The Conversation2024-02-02T16:07:37Ztag:theconversation.com,2011:article/2226082024-02-02T16:07:37Z2024-02-02T16:07:37ZBagaimana Pilpres 2024 akan membingkai ulang arah kebijakan politik luar negeri Indonesia?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/572968/original/file-20240201-27-dr6t1r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C374%2C250&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><p>Dua pekan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kontestasi <a href="https://theconversation.com/the-professor-the-general-and-the-populist-meet-the-three-candidates-running-for-president-in-indonesia-217811">tiga calon presiden</a> – Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto dalam meraih simpati rakyat kian ketat. Sepanjang masa kampanye, salah satu aspek yang mengundang perhatian publik adalah bagaimana ketiganya memandang dan menyusun arah kebijakan luar negeri ketika terpilih nanti. </p>
<p>Seiring dengan akan berakhirnya periode kedua pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, pertanyaan mengenai politik luar negeri kian menguat, terutama apakah penerusnya akan melanjutkan atau mengubah pola hubungan Indonesia dengan Cina, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara tetangga.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/sang-profesor-sang-jenderal-dan-si-populis-fakta-tiga-kandidat-presiden-yang-perlu-kamu-tahu-218584">Sang profesor, sang jenderal, dan si populis: fakta tiga kandidat presiden yang perlu kamu tahu</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Melanjutkan tradisi sejak masa awal kemerdekaan Indonesia, Jokowi telah menerapkan politik luar negeri “<a href="https://www.jstor.org/stable/20030977">bebas aktif</a>”, sebagai landasan kebijakan nonblok yang aktif memberikan kontribusi perdamaian dan diinisiasi pertama kali tahun 1948 oleh wakil presiden pertama, Mohamad Hatta.</p>
<p>Pada 2022, Jokowi sempat berupaya menempatkan peran Indonesia sebagai <a href="https://www.thejakartapost.com/paper/2022/06/19/jokowi-set-to-play-an-unexpected-global-role-as-peacebroker.html">perantara perdamaian</a> dalam perang Rusia-Ukraina. Jokowi <a href="https://www.voanews.com/a/explainer-why-indonesia-s-leader-is-visiting-kyiv-moscow/6640961.html">mengunjungi</a> kedua negara dan <a href="https://thediplomat.com/2022/04/ukraines-zelenskyy-says-indonesian-president-invited-him-to-g20-meet/">mengundang Ukraina</a> untuk menghadiri KTT G20 di Bali.</p>
<p>Pada tingkat ASEAN, di bawah kepemimpinan Indonesia tahun ini terlihat tampak berupaya menciptakan <a href="https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/5471/3918">sikap netral</a> dalam menyikapi hubungan antara AS dan Cina dengan tujuan mencegah timbulnya potensi konflik dan menjaga stabilitas kawasan.</p>
<p>Sejauh ini, tiga calon presiden (capres) yang berkompetisi pada Pemilu 2024 menyatakan akan mempertahankan tradisi kebijakan luar negeri Indonesia “bebas aktif”. Pertanyaannya, adakah perbedaan implementasi “bebas aktif” di antara ketiganya?</p>
<h2>Anies: mengakhiri pragmatisme</h2>
<p>Anies <a href="https://www.youtube.com/watch?v=ISfjRiXASX8">menguraikan platform kebijakan politik luar negerinya</a> dengan mengkritisi pendekatan pemerintah saat ini dalam mengelola hubungan luar negeri yang menurutnya “<a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2023/11/08/indonesias-diplomacy-must-be-value-led-not-transactional-says-anies.html">pragmatis dan transaksional</a>”.</p>
<figure class="align- centre ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/572717/original/file-20240201-17-pcdk1i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Papan reklame yang menampilkan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kritik ini muncul karena sejak Jokowi menjadi presiden pada tahun 2014, <a href="https://www.internationalaffairs.org.au/australianoutlook/a-retreat-from-multilateralism-foreign-policy-restructuring-under-jokowi/">pendekatan kebijakan luar negeri yang berkhidmat terhadap multilateralisme tidak lagi dilanjutkan</a>. Sebab, pendekatan tersebut diyakini hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi ekonomi Indonesia. </p>
<p>Hal inilah yang menjadi faktor mengapa Jokowi tidak menghadiri <a href="https://www.voaindonesia.com/a/sidang-umum-pbb-kenapa-presiden-jokowi-selalu-absen-ke-new-york/7281995.html">sejumlah forum tingkat tinggi</a> dan hanya fokus melantangkan <a href="https://intermestic.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/view/223">diplomasi ekonomi</a> serta memperbaiki <a href="https://www.scitepress.org/Papers/2018/102758/102758.pdf">hubungan bilateral</a> dengan sejumlah negara tertentu. Diyakini, pendekatan ini lebih banyak memberi manfaat ekonomi bagi Indonesia.</p>
<p>Berbeda dengan pendekatan pragmatis Jokowi, Anies ingin mengembalikan Indonesia ke tingkat global dengan mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam mengatasi isu-isu internasional. Kebijakan luar negerinya akan fokus pada peningkatan peran dan partisipasi Indonesia untuk urusan internasional dan dalam tatanan global.</p>
<p>Sebagai contoh, Anies mendambakan Indonesia berperan menjadi pemimpin garda depan di ASEAN untuk menjamin terwujudnya <a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2023/11/08/indonesias-diplomacy-must-be-value-led-not-transactional-says-anies.html">perdamaian dan stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik</a> dan, dalam jangka panjang, menjadikan ASEAN sebagai pusat dialog antarnegara besar.</p>
<h2>Prabowo: menjadi tetangga yang baik</h2>
<p>Prabowo memaparkan <a href="https://www.youtube.com/watch?v=mpZdLC2tRRI">platform kebijakan luar negerinya</a> dengan janji untuk mempertahankan <a href="https://kemlu.go.id/washington/en/pages/kebijakan_luar_negeri_ri/716/etc-menu">politik luar negeri bebas aktif</a> dan di saat yang sama memperkuat kebijakan pertahanan negara.</p>
<p>Arah kebijakan luar negeri ini sudah bisa diprediksi dari awal, mengingat latar belakang militer Prabowo dan posisinya saat ini sebagai menteri pertahanan.</p>
<p>Meski demikian, serupa dengan Anies, pendekatan Prabowo juga berfokus pada peran Indonesia dalam stabilitas kawasan. Ia ingin Indonesia menjadi “tetangga yang baik” dan menjaga hubungan yang stabil dengan negara tetangga di Asia Tenggara.</p>
<p>Kemungkinan, Prabowo juga akan melanjutkan pendekatan luar negeri yang dilakukan Jokowi, yaitu <a href="https://thediplomat.com/2019/11/jokowi-2-0-indonesia-amid-us-china-competition/">enggan</a> untuk berpihak di tengah persaingan negara adidaya.</p>
<p>Yang menarik, Prabowo menekankan bagaimana Indonesia harus menghormati AS bersama sekutunya, serta Cina. Ia juga <a href="https://www.youtube.com/watch?v=mpZdLC2tRRI">menekankan</a> bahwa India dan Rusia juga merupakan mitra penting bagi Indonesia, sebagaimana juga negara-negara Afrika yang memiliki kesamaan pengalaman kolonialisme masa lalu.</p>
<figure class="align- centre ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/572720/original/file-20240201-15-htfoq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Calon presiden sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) dan putra sulung Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, mendaftarkan diri sebagai kandidat capres-cawapres dalam Pemilu 2024.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Prabowo menjadi satu-satunya capres yang dengan terbuka membahas pentingnya Indonesia menjadi tetangga yang baik. Di bawah kepemimpinannya jika terpilih nanti, ia hendak menunjukkan bahwa kehadiran Indonesia di kawasan tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara-negara sekitar.</p>
<h2>Ganjar: memaknai kembali ‘bebas aktif’</h2>
<p>Platform <a href="https://www.youtube.com/watch?v=_HNhR1ZYjl4">kebijakan luar negeri</a> Ganjar fokus pada <a href="https://drive.google.com/file/d/1-olOvmrwXLJjjlE9B_oTnCMMRVQYSuse/view">empat isu penting global</a>: kemunduran demokrasi, ketidakadilan global, kemerosotan ekonomi, dan konflik di kawasan.</p>
<p>Secara khusus, Ganjar menekankan pada eskalasi ketegangan di Asia, yang ditunjukkan dengan memburuknya hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan, Cina dan Taiwan, serta masih berlangsungnya sengketa Laut Cina Selatan (LCS).</p>
<p>Ganjar juga berkomitmen mempertahankan politik luar negeri “bebas dan aktif” dengan sedikit pemaknaan ulang agar lebih efektif dan selaras dengan situasi geopolitik saat ini. Pemaknaan ulang ini termasuk merumuskan strategi agar Indonesia dapat lebih proaktif –bukan pasif responsif – dalam urusan internasional.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/572722/original/file-20240201-19-zr0n4c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Calon presiden Ganjar Pranowo saat berkampanye.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Platform kebijakan luar negeri masing-masing kandidat memberikan gambaran sekilas mengenai arah kebijakan luar negeri Indonesia di masa depan. Kebijakan luar negeri yang “bebas aktif” kemungkinan besar akan tetap berlaku, apapun hasil pemilu mendatang. Meski, di tengah persamaan tersebut, masing-masing calon juga menekankan prioritas tertentu yang menjadi pembeda satu sama lain.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/222608/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Hangga Fathana tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ketiga calon presiden memiliki pendekatan yang sama terhadap hubungan luar negeri Indonesia, namun ada beberapa perbedaan menarikHangga Fathana, Assistant Professor in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2158372023-11-03T12:11:57Z2023-11-03T12:11:57ZKrisis kemanusiaan Myanmar: alasan mengapa mekanisme penyelesaian sengketa ASEAN tidak efektif<p>Komitmen ASEAN dalam upaya penyelesaian krisis kemanusiaan di Myanmar kembali dipertanyakan usai <em>retreat</em> Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta, 4 September lalu.</p>
<p>Pasalnya, dalam pertemuan yang ditujukan untuk <a href="https://www.thejakartapost.com/opinion/2023/08/08/time-for-asean-to-reconsider-its-decision-making-process.html">meninjau ulang</a> implementasi <a href="https://asean.org/tag/five-point-consensus/">Lima Poin Kesepakatan (Five-Point Consensus/5PC)</a> itu, ASEAN <a href="https://asean.org/asean-leaders-review-and-decision-on-the-implementation-of-the-five-point-consensus-2/">memutuskan</a> akan tetap mempertahankan 5PC sebagai referensi utama dalam mengatasi krisis di Myanmar.</p>
<p>5PC merupakan hasil kesepakatan para pemimpin ASEAN mengenai situasi di Myanmar. Lima poin yang dimaksud adalah (1) penghentian aksi kekerasan, (2) penyelenggaraan dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai, (3) pembentukan utusan khusus ASEAN untuk memfasilitasi proses dialog dan mediasi, (4) pengiriman bantuan kemanusiaan, dan (5) kunjungan utusan khusus ke Myanmar.</p>
<p>Namun, dua tahun setelah 5PC mulai diimplementasikan, serangan bersenjata dan persekusi oleh junta militer Myanmar terhadap etnis Rohingya justru <a href="https://www.miragenews.com/myanmar-war-crimes-escalate-un-human-rights-1081907/">menunjukkan eskalasi</a>.</p>
<p>Padahal, komunitas internasional telah berharap penuh pada ASEAN sebagai pihak utama yang bisa merumuskan solusi atas segala krisis yang terjadi di kawasan. PBB juga secara <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/myanmar-asean-united-nations-peace-five-point-consensus-3066401">terang-terangan mendorong</a> tindakan aktif ASEAN dalam menemukan solusi damai di Myanmar.</p>
<p>Selama ASEAN hanya sebatas mengedepankan negosiasi melalui cara-cara damai–yang <a href="https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/asean-myanmar-foreign-ministers-meeting-10272022151552.html">terbukti tidak efektif</a> dalam menangani krisis yang ada–tampaknya sulit untuk mengharapkan ada perkembangan berarti dalam resolusi konflik.</p>
<p>Mengapa ASEAN, sebagai organisasi regional justru tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi krisis di Myanmar?</p>
<h2>Nihilnya mekanisme regional penyelesaian konflik</h2>
<p><a href="https://www.cfr.org/blog/aseans-complete-failure-myanmar-short-overview">Ketidakefektifan</a> resolusi konflik di Myanmar yang dirumuskan ASEAN dilatarbelakangi oleh <a href="https://asean.org/asean-protocol-on-enhanced-dispute-settlement-mechanism/">aturan dan mekanisme penyelesaian sengketa</a> yang <a href="https://unair.ac.id/en/indonesia-foreign-ministrys-critical-notes-on-dispute-resolution-mechanisms-in-asean/">tidak memadai</a>. Sebagai contoh, ASEAN tidak memiliki mekanisme regional yang <a href="https://reliefweb.int/report/myanmar/urgent-statement-call-asean-leaders-prioritise-establishment-regional-protection-framework-myanmar-and-rohingya-crisis-worsens">secara khusus mengatur krisis pengungsi Rohingya</a>.</p>
<p>Di sisi lain, mayoritas negara anggota ASEAN juga bukan negara pihak dari <a href="https://www.unhcr.org/id/wp-content/uploads/sites/42/2017/05/KonfensidanProtokol.pdf">Konvensi Pengungsi 1951</a> yang mengatur tentang status dan hak-hak pengungsi, sehingga respons yang dihasilkan terhadap masalah pengungsi Myanmar pun tidak seragam.</p>
<p>Sebelumnya, dugaan pelanggaran HAM di Myanmar telah diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) berdasarkan <a href="http://www.preventgenocide.org/id/hukum/konvensi.htm">Konvensi Genosida 1948</a>. Pemohon kasus ini adalah Gambia, bukan negara anggota ASEAN. Hal ini semakin menunjukkan bahwa ASEAN belum sepenuhnya mengambil langkah serius terhadap konflik di Myanmar.</p>
<p>Absennya mekanisme penyelesaian konflik di kawasan ini jugalah yang memicu berlarutnya sengketa Laut Cina Selatan, misalnya, karena isu ini pada akhirnya justru direspons secara individu oleh masing-masing negara ASEAN yang terlibat melalui <a href="https://pca-cpa.org/home/">Pengadilan Arbitrase Permanen (Permanent Court of Arbitration)</a>.</p>
<h2>Terlalu fokus pada ‘negosiasi yang bersahabat’</h2>
<p>Dalam kerangka ASEAN, terdapat dua instrumen kunci yang berperan penting dalam menangani ancaman terhadap perdamaian di kawasan, yaitu <a href="https://asean.org/our-communities/asean-political-security-community/outward-looking-community/treaty-of-amity-and-cooperation-in-southeast-asia-tac/">Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia 1976 (TAC)</a> dan <a href="https://asean.org/rules-of-procedure-of-the-high-council-of-the-treaty-of-amity-and-cooperation-in-southeast-asia/">Rules of Procedure of the High Council</a> sebagai instrumen teknisnya.</p>
<p>Pada awal perumusan TAC, mayoritas negara anggota ASEAN sudah menunjukkan kecenderungan menghindari penyelesaian sengketa di kawasan melalui jalur yudisial. Hal ini terlihat dari usulan untuk membentuk pengadilan di tingkat regional pada akhirnya tidak disetujui. Akibatnya, prosedur hukum berupa arbitrase pihak ketiga atau ajudikasi oleh suatu pengadilan di tingkat regional Asia Tenggara tidak diatur secara eksplisit di dalam TAC.</p>
<p>Secara khusus, TAC mendorong penerapan prinsip-prinsip universal tentang hidup berdampingan secara damai dan kerja sama yang bersahabat di antara negara-negara Asia Tenggara. Pasal 13 TAC mewajibkan negara-negara anggota untuk menahan diri dari penggunaan ancaman atau kekuatan dan mendorong agar penyelesaian sengketa dilakukan di antara negara-negara yang berselisih melalui negosiasi yang bersahabat.</p>
<p>Maka, tidak heran ketika terjadi perselisihan yang mengancam perdamaian dan keharmonisan regional, negara anggota tetap mengutamakan negosiasi dan itikad baik (<em>good faith</em>). Apabila suatu kesepakatan tidak tercapai melalui negosiasi, Dewan Tinggi (High Council) ASEAN akan merekomendasikan para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui jasa baik (<em>good offices</em>), mediasi (<em>mediation</em>), pencari fakta (<em>inquiry</em>) atau konsiliasi (<em>conciliation</em>).</p>
<p>Keempat cara tersebut merupakan bagian dari prinsip <a href="https://asean.org/the-asean-way/">ASEAN Way</a> (prinsip dan norma yang menjadi panduan interaksi antara negara-negara anggota ASEAN), yang pada dasarnya adalah cara-cara nonyudisial melalui negosiasi politik untuk menghasilkan suatu konsensus mengenai penyelesaian suatu sengketa.</p>
<p>Akan tetapi, jika konsensus masih juga tidak dapat tercapai, maka penyelesaian sengketa akan kembali diserahkan kepada KTT ASEAN untuk dibahas bersama seluruh anggotanya–yang biasanya berujung pada <a href="https://asiatimes.com/2022/05/asean-us-summit-rhetoric-versus-reality/">retorika diplomatik belaka</a> dari masing-masing negara anggota.</p>
<p>Negara-negara anggota ASEAN juga cenderung menghindari penyelesaian sengketa antara para anggotanya melalui jalur yudisial, karena negara anggota cenderung tunduk pada perwujudan ASEAN Way.</p>
<h2>Terhambat prinsip non-intervensi</h2>
<p>Penyelesaian sengketa melalui cara damai juga merupakan bentuk dari penerapan <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/images/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf">prinsip non-intervensi ASEAN</a> dalam menjalankan hubungan diplomasi antaranggota. Prinsip ini menekankan bahwa sesama anggota ASEAN tidak boleh melakukan intervensi terhadap masalah internal yang dihadapi oleh negara anggota lainnya.</p>
<p>Prinsip non-intervensi ini merupakan <a href="https://www.jstor.org/stable/25798479">pedoman fundamental</a> yang juga termasuk bagian dari doktrin ASEAN Way pada seluruh tatanan peraturan di ASEAN. Penerapan prinsip non-intervensi digunakan sebagai jaminan terhadap kedaulatan negara-negara anggota dalam hal mengurus permasalahan internal di negaranya.</p>
<p>Namun demikian, komitmen terhadap prinsip dan norma kedaulatan negara inilah yang justru kerap mengakibatkan terbatasnya pergerakan ASEAN dalam melakukan “intervensi” saat terjadi suatu krisis kemanusiaan di kawasan.</p>
<p>Padahal, prinsip non-intervensi juga seharusnya memiliki pengecualian.</p>
<p>Dalam tatanan hukum internasional, termasuk dalam Piagam PBB, prinsip non-intervensi juga biasa diterapkan dan menjadi norma dasar. Namun, <a href="https://unic.un.org/aroundworld/unics/common/documents/publications/uncharter/jakarta_charter_bahasa.pdf">Bab VII Piagam PBB</a> memberikan pengecualian penerapan prinsip non-intervensi bagi langkah-langkah yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.</p>
<p>Pada praktiknya, ada intervensi kemanusiaan (<em>humanitarian intervention</em>) yang digunakan oleh Dewan Keamanan PBB dalam menangani berbagai krisis kemanusiaan yang terjadi pada beberapa negara, seperti di Rwanda dan Timor Timur. Ini dilakukan secara kolektif dengan tetap menghormati aturan hukum internasional yang berlaku.</p>
<p>Penggunaan intervensi kemanusiaan ini juga berkaitan dengan prinsip <a href="https://www.globalr2p.org/what-is-r2p/#:%7E:text=The%20Responsibility%20to%20Protect%20%E2%80%93%20known,cleansing%20and%20crimes%20against%20humanity."><em>responsibility to protect</em> (R2P)</a> dalam norma hukum internasional, yang mewajibkan komunitas internasional untuk turut terlibat apabila suatu negara sudah tidak mampu melindungi penduduknya dari tindakan pelanggaran HAM.</p>
<p>Jika merujuk pada apa yang diterapkan oleh PBB, prinsip non-intervensi ASEAN tampaknya masih diinterpretasikan secara sempit, sehingga mengakibatkan tidak berjalannya fungsi ASEAN dalam menangani krisis kemanusiaan sebagai organisasi regional. </p>
<p>Penerapan prinsip non-intervensi ASEAN semestinya memiliki beberapa pengecualian dalam implementasinya. Dalam keadaan tertentu, ASEAN dimungkinkan untuk melakukan intervensi, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan kejahatan internasional (genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, perang dan kejahatan agresi) yang terjadi di kawasan.</p>
<h2>Apa yang bisa dilakukan ASEAN ke depannya</h2>
<p>ASEAN harus mengambil langkah-langkah konkret sebagai upaya menyelesaikan konflik di kawasan, dengan cara-cara berikut:</p>
<p><strong>1. Melakukan revisi dan penyesuaian terhadap prinsip non-intervensi</strong></p>
<p>ASEAN harus secara cermat mempertimbangkan kembali prinsip non-intervensi dan memperbarui ASEAN Charter untuk merinci kriteria yang lebih tepat mengenai “intervensi”. Ini akan memungkinkan ASEAN melakukan intervensi terhadap kasus pelanggaran HAM massal atau krisis kemanusiaan serius, terutama yang melibatkan tindakan represif oleh pemerintah terhadap warganya, tanpa melanggar kaidah dan norma diplomatik maupun hukum internasional.</p>
<p><strong>2. Membentuk Pengadilan HAM regional</strong></p>
<p>Penting untuk mendirikan sebuah pengadilan HAM yang berwenang mengadili kasus pelanggaran HAM dan krisis kemanusiaan di tingkat regional Asia Tenggara. Keberadaan badan ini akan meningkatkan penegakan hukum dan kepastian hukum di kawasan, membantu menyelesaikan sengketa antara negara anggota ASEAN dengan cara yang adil dan efektif, serta mendukung perlindungan HAM sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sipil.</p>
<p><strong>3. Tegas menjatuhkan sanksi terhadap junta Militer Myanmar</strong></p>
<p>Negara-negara anggota ASEAN perlu mengambil tindakan serius dan tegas sebagai sanksi terhadap junta militer. Ini bisa dalam bentuk agresi ekonomi seperti yang telah diterapkan oleh Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Tindakan ini setidaknya akan melumpuhkan sumber ekonomi junta dan memaksa mereka untuk segera menghentikan tindakan represif terhadap kelompok Rohingya di Myanmar.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/215837/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>ASEAN belum menunjukkan langkah efektif dalam penyelesaian krisis Myanmar. Blok ini juga masih menginterpretasikan prinsip non-intervensi secara sempit.Bugivia Maharani Setiadji Putri, Peneliti, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)Nurul Fazrie Fitriani, Peneliti, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2127602023-11-02T07:51:20Z2023-11-02T07:51:20ZMenyorot arah kebijakan luar negeri Malaysia di bawah pemerintahan Anwar Ibrahim<p>Politik luar negeri (polugri) Malaysia mengalami <a href="https://www-jstor-org.proxy.undip.ac.id/stable/resrep19795">perkembangan yang signifikan</a> sejak <a href="https://www.history.com/topics/world-war-ii">Perang Dunia II</a> (1939-1945) dan awal <a href="https://www.history.com/topics/cold-war/cold-war-history">Perang Dingin</a> (1947). Pada masa-masa itu, kebijakan polugri Malaysia dipengaruhi oleh situasi geopolitik yang kompleks, terutama akibat persaingan antara <a href="https://www-jstor-org.proxy.undip.ac.id/stable/2539142">Amerika Serikat (AS)</a> (Blok Barat) dengan <a href="https://www.kompas.com/global/read/2021/11/27/180100070/daftar-negara-blok-barat-dan-blok-timur-dalam-perang-dingin?page=all">Blok Soviet</a> (Blok Timur).</p>
<p>Selama Perang Dingin, Malaysia memutuskan untuk <a href="https://www.jstor.org/stable/2644845">bersikap pro-Barat</a> dan menjadi bagian dari <a href="https://www-jstor-org.proxy.undip.ac.id/stable/2644845?seq=2">strategi antikomunisme</a> global yang dipimpin oleh AS. Kebijakan polugri Malaysia mulai menjadi lebih netral sejak <a href="https://carnegieendowment.org/2021/07/16/have-friendly-malaysia-china-relations-gone-awry-pub-84981">menjalin hubungan diplomatik dengan Cina</a> tahun 1974.</p>
<p>Polugri Malaysia kemudian, hingga kini, lebih banyak dipengaruhi oleh tekanan dari dalam negeri dan situasi regional, seperti <a href="https://www.rappler.com/newsbreak/iq/177220-asean-founding-fathers/">berdirinya ASEAN</a> pada tahun 1967 dan <a href="https://www-jstor-org.proxy.undip.ac.id/stable/27908333">Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971</a> yang menegaskan komitmen terhadap zona perdamaian, kebebasan, dan netralitas dalam kerangka ASEAN.</p>
<p>Sejumlah keputusan tersebut membawa dampak jangka panjang bagi hubungan Malaysia dengan negara-negara Barat dan arah kebijakan luar negerinya.</p>
<p>Dalam 50 tahun terakhir, Malaysia mampu <a href="https://www.usip.org/publications/2023/10/active-neutrality-malaysia-middle-us-china-competition">menjaga keseimbangan</a> dalam menjalin hubungan dengan AS maupun Cina serta fokus pada kerja sama di ASEAN dan dengan para negara tetangga, meskipun arah kebijakannya kerap mengalami perubahan di setiap kepemimpinan.</p>
<p>Hari ini, kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim kembali memunculkan pertanyaan tentang arah terkini kebijakan politik luar negeri Malaysia.</p>
<h2>Amerika atau Cina?</h2>
<p>Di bawah pemerintahan Najib Razak (2009-2018), arah kebijakan luar negeri Malaysia cenderung mengadopsi kebijakan dengan penekanan pada <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2017/09/13/-trump-welcomes-scandal-hit-najib-to-white-house.html">hubungan dengan negara-negara Barat</a>, terutama AS.</p>
<p>Setelah pemerintahan Najib berakhir pada 2018, Mahathir Mohamad kembali ke bangku kekuasaan pada 2019. Dia memfokuskan kebijakan polugri Malaysia ke kepada Asia Timur, terutama ke <a href="https://www.khmertimeskh.com/505305/new-momentum-in-malaysia-japan-ties/">Cina dan Jepang</a>, sebagai bagian dari strategi <a href="https://www.japantimes.co.jp/country-report/2019/05/10/malaysia-report-2019/look-east-policy-2-0-brings-malaysia-japan-together/">“Look East 2.0</a>”. </p>
<p>Kini, di bawah pemerintahan PM Anwar, tampaknya Malaysia secara praktik akan <a href="https://www.thestar.com.my/opinion/columnists/comment/2023/04/06/the-story-behind-anwars-china-trip">lebih condong ke Beijing ketimbang ke Washington.</a></p>
<p>Dalam kunjungannya ke Beijing April lalu, dan pertemuannya dengan Presiden Cina Xi Jinping, Anwar <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/malaysian-pm-anwar-s-visit-to-china-the-start-of-more-chinese-investments-says-business-groups">memberi sinyal</a> bahwa Malaysia dan Cina kini tengah memperkuat <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/malaysian-pm-anwar-s-visit-to-china-the-start-of-more-chinese-investments-says-business-groups">aspek investasi</a>, terutama dalam bidang teknologi hijau, ekonomi digital, dan pertanian modern, melalui penandatanganan 19 kesepakatan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/557239/original/file-20231102-17-zt8dre.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dalam kunjungan diplomatiknya ke Beijing.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://twitter.com/anwaribrahim/status/1641800047892508672/photo/4">Akun X resmi Anwar Ibrahim</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, secara normatif, Malaysia akan tetap berupaya untuk menemukan keseimbangan di tengah dua kekuatan besar–AS dan Cina–dan realistis terhadap dinamika politik global. Pendekatan semacam ini menjadi kunci dalam kebijakan luar negeri Malaysia yang cenderung fleksibel dan pragmatis.</p>
<p>Malaysia tentunya tidak ingin terjebak dalam perangkat naratif global, seperti perang dagang AS versus Cina, yang mungkin menghambat pengejaran kepentingan nasionalnya.</p>
<p>Selain itu, Malaysia terlihat menerima pandangan Cina tentang konsep “<a href="https://www.cgtn.com/how-china-works/news/2021-06-24/How-is-China-promoting-Asia-Pacific-integration--119arBifH3i/share.html">rumah bersama</a>” di Asia-Pasifik dengan lebih positif daripada pandangan Barat. Meski begitu, pemerintah Malaysia juga <a href="https://carnegieendowment.org/2023/08/21/how-malaysia-views-u.s.-and-chinese-narratives-about-world-order-pub-90409">tetap menegaskan</a> bahwa Cina tidak boleh mendominasi kawasan tersebut.</p>
<p>Hal ini mengindikasikan bahwa, meskipun Malaysia memahami narasi Cina, tetap ada batasan dan kepentingan strategis yang harus dilindungi.</p>
<h2>Sikap terhadap krisis Myanmar</h2>
<p>Hubungan diplomatik antara Malaysia dan Myanmar dapat dianalisis dengan melihat konteks sejarah. <a href="https://www.thetimes.co.uk/article/british-museums-myanmar-exhibition-explores-how-colonial-rule-set-stage-for-genocide-xfmcrx88v">Kedua</a> <a href="https://www.malaysia.gov.my/portal/content/30120">negara</a> ini memiliki sejarah kolonial yang mirip karena sama-sama pernah dijajah Inggris. Malaysia juga cenderung mendukung Myanmar secara politik, salah satunya dengan mendukung masukan Myanmar dalam keanggotaan <a href="https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/186810341303200102">ASEAN pada tahun 1997</a>] </p>
<p>Namun, kudeta militer di <a href="https://www.theguardian.com/global-development/commentisfree/2022/mar/09/after-a-year-of-reporting-on-myanmars-military-coup-i-knew-my-luck-would-eventually-run-out">Myanmar pada tahun 2021</a> yang menggulingkan pemerintahan demokratis di bawah kepemimpinan <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-11685977">Aung San Suu Kyi</a> telah <a href="https://fulcrum.sg/the-struggle-for-international-recognition-myanmar-after-the-2021-coup/">menggoyahkan hubungan diplomatik</a> Myanmar dengan Malaysia dan anggota ASEAN lainnya seperti Indonesia.</p>
<p>Anwar telah dengan tegas meminta adanya intervensi yang konkret dalam konflik di Myanmar oleh ASEAN. Menurutnya, prinsip <a href="https://www.benarnews.org/english/news/philippine/anwar-asean-myanmar-03022023115804.html">non-intervensi</a>–yang selama ini dianggap membuat penyelesaian konflik Myanmar oleh ASEAN menjadi lamban–jangan sampai membuat ASEAN jadi menutup mata dan diam saja melihat praktik pelanggaran demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) di Myanmar.</p>
<p>Anwar juga menjadi salah satu pemimpin negara ASEAN yang paling kritis terhadap krisis di Myanmar. Awal tahun ini, ia sempat bertemu dengan mantan PM Thailand Prayuth Chan-o-cha (yang saat itu masih menjabat) dan dengan <a href="https://www.thejakartapost.com/world/2023/02/10/anwar-urges-thailand-to-step-up-on-myanmar-crisis.html">tegas meminta</a> partisipasi lebih konkret dari Bangkok, mengingat posisi geografis Thailand yang berbatasan langsung dengan Myanmar.</p>
<p>Dalam <a href="https://asia-nikkei-com.translate.goog/Spotlight/Myanmar-Crisis/Anwar-Marcos-discuss-giving-flexibility-to-Myanmar-approach?_x_tr_sl=it&_x_tr_tl=en&_x_tr_hl=it&_x_tr_pto=wapp">pertemuan diplomatiknya</a> dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Anwar mengusulkan agar negara-negara ASEAN diberikan <a href="https://asia.nikkei.com/Spotlight/Myanmar-Crisis/Anwar-Marcos-discuss-giving-flexibility-to-Myanmar-approach">lebih banyak fleksibilitas</a> untuk berinteraksi secara informal dengan junta Myanmar guna mempermudah penyelesaian krisis.</p>
<p>Di bawah pemerintahan Muhyiddin Yassin–pendahulu Anwar–kebijakan luar negeri terhadap Myanmar lebih <a href="https://www.isis.org.my/2022/10/13/will-malaysia-change-its-policy-on-myanmar/">berfokus pada krisis kemanusiaan</a>. Kini, di tangan Anwar, ada indikasi kuat akan adanya pendekatan yang lebih proaktif, terutama dengan mengajak ASEAN untuk membuka diri bernegosiasi dengan junta Myanmar. Hal ini disebabkan kritik-kritik keras saja terbukti gagal dalam menyelesaikan isu Myanmar.</p>
<h2>Sikap terhadap sengketa Laut Cina Selatan</h2>
<p>Dalam isu <a href="https://www.rfa.org/english/news/southchinasea/anwar-scs-04102023041442.html">sengketa Laut Cina Selatan</a>, Malaysia di bawah kepemimpinan Anwar terus menyatakan keberatannya terhadap klaim Cina atas sembilan garis putus-putus (<em>nine-dash line</em>). Anwar juga teguh <a href="https://www.kompas.com/global/read/2023/04/08/190100270/luruskan-pernyataan-anwar-ibrahim-kemenlu-malaysia-tergaskan-lindungi">mempertahankan hak kedaulatan Malaysia</a> atas sebagian wilayah LCS yang mencakup bagian utara Kalimantan.</p>
<p>Terbaru, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan <a href="https://www.antaranews.com/berita/3704583/malaysia-tolak-klaim-peta-baru-laut-china-selatan-oleh-china">penolakan tegas</a> atas <a href="https://www.chinadaily.com.cn/a/202308/28/WS64ec91c2a31035260b81ea5b.html">Peta Standar Cina Edisi 2023</a>, yang dirilis pemerintah Cina pada 25 Agustus lalu. Peta tersebut mencakup klaim sepihak atas wilayah LCS yang <a href="https://www.kompas.com/global/read/2023/08/31/143800970/malaysia-tolak-peta-baru-laut-china-selatan-yang-klaim-wilayahnya">tumpang tindih</a> dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Malaysia di negara bagian Sabah dan Sarawak–satu daratan dengan Pulau Kalimantan.</p>
<p>Meski demikian, Anwar pun tetap berhati-hati saat berurusan dengan Cina. Pemerintah Malaysia mengakui bahwa sengketa LCS adalah masalah yang sangat kompleks dan sensitif, sehingga harus ditangani secara damai dan rasional melalui dialog berdasarkan hukum internasional.</p>
<p>Terlepas dari sengketa LCS, Anwar <a href="https://www.aa.com.tr/id/regional/anwar-ibrahim-dorong-malaysia-yang-netral-di-tengah-persaingan-kekuatan-besar-di-asia-pasifik/2645239">menegaskan</a> Malaysia tidak akan memihak blok global manapun dan bahwa Malaysia tidak bisa mengabaikan pentingnya Cina sebagai tetangga dan negara yang hebat dalam hal perdagangan.</p>
<h2>Perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia</h2>
<p>Salah satu aspek dari kebijakan luar negeri Malaysia adalah regulasi yang berkaitan dengan perlindungan pekerja migran di Malaysia, terutama pekerja dari Indonesia sebagai tetangga dekatnya.</p>
<p>Anwar telah <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/malaysia-indonesia-joko-widodo-anwar-ibrahim-migrant-worker-rights-3547701">bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo</a> di Kuala Lumpur untuk membahas masalah ini, terutama mengenai perjanjian bilateral untuk memastikan perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak pekerja migran Indonesia di Malaysia.</p>
<p>Namun, situasi pekerja migran di negara ini jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan.</p>
<p>Meningkatnya <a href="https://www.ilo.org/asia/projects/WCMS_428584/lang--en/index.htm">migrasi pekerja di ASEAN</a> telah mulai menciptakan struktur sosial yang saat ini dipengaruhi oleh eksploitasi kapitalis (dalam konteks pandangan Marxis terhadap proses produksi) selama <em>booming</em> ekonomi pada tahun 1980-an, ketika negara-negara <a href="https://thediplomat.com/2023/06/a-third-of-domestic-workers-in-malaysia-face-forced-labor-conditions-un-says/">Tiger Asia</a> (Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan) berkembang, kemudian memengaruhi negara-negara di Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia.</p>
<p>Pekerja migran kemudian menjadi komoditas yang digunakan untuk pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam sektor manufaktur dan ekspor. <a href="https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/documents/publication/wcms_885139.pdf">Sebuah studi</a> oleh Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (<em>International Labour Organization</em>/ILO) terhadap pekerja migran di Malaysia, Thailand, dan Singapura, menemukan bahwa 29% dari responden disebutkan berada dalam kategori “kerja paksa_” dengan 80% di antaranya berasal dari Indonesia, diikuti oleh Filipina dan Kamboja.</p>
<p>Situasi pekerja migran Indonesia sangat rumit. Hampir <a href="https://www-scmp-com.translate.goog/week-asia/people/article/3231532/desperate-indonesians-risk-abuse-death-malaysia-taking-jobs-illegal-recruiters?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=it&_x_tr_hl=it&_x_tr_pto=wapp&_x_tr_hist=true">2 ribu</a> orang Indonesia telah meninggal dunia akibat penyalahgunaan dan kekerasan saat bekerja di Malaysia.</p>
<p>Selain itu, saat ini Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pekerja migran berbiaya rendah tertinggi, yang ditempatkan dalam sektor-sektor seperti konstruksi, pekerjaan rumah tangga, dan pertanian, melalui agen-agen yang menarik mereka sebagai “barang dagangan.”</p>
<p>Walaupun Anwar <a href="https://www.kompas.id/baca/english/2023/01/10/anwar-swears-to-protect-dignity-of-indonesian-migrant-workers">sudah berjanji akan mempromosikan peraturan</a> untuk meningkatkan kualitas hidup pekerja migran (termasuk pekerja migran dari Indonesia) dalam negeri, janji-janji ini belum ditepati.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212760/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Aniello Iannone tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dalam 50 tahun terakhir, Malaysia mampu menjaga keseimbangan dalam menjalin hubungan dengan AS, Cina serta para negara tetangga. Bagaimana arah kebijakan luar negeri Malaysia kini?Aniello Iannone, Lecturer | Researcher| Indonesianists, Universitas DiponegoroLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2130782023-10-27T05:12:31Z2023-10-27T05:12:31ZMengapa negara Arab dan ASEAN lamban merespons konflik Israel-Hamas?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/556211/original/file-20231026-17-bhlptg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=88%2C241%2C2460%2C1437&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">KTT ASEAN-GCC di Riyadh, Arab Saudi.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://asean.org/asean-leaders-and-gulf-cooperation-council-hold-first-summit/">ASEAN official website</a></span></figcaption></figure><p>Negara-negara ASEAN dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) <a href="https://asean.org/asean-leaders-and-gulf-cooperation-council-hold-first-summit/">mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya</a> pada 20 Oktober 2023 di Riyadh, Arab Saudi. GCC sendiri merupakan aliansi politik dan ekonomi beranggotakan negara Arab di Teluk Persia, yaitu <a href="https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/view/37228">Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman</a></p>
<p>KTT ASEAN-GCC ini <a href="https://www.kompas.id/baca/english/2023/10/20/en-asean-dan-negara-negara-teluk-kekuatan-ekonomi-baru">bertujuan</a> untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua kawasan dan menjajaki peluang-peluang kolaborasi di berbagai bidang seperti energi terbarukan, ekonomi digital, dan pembangunan berkelanjutan.</p>
<p>Hal yang mencuri perhatian global antara lain adalah bagaimana kedua blok ini dalam pertemuannya menghasilkan gagasan untuk upaya penyelesaian konflik Israel-Hamas yang saat ini tengah memanas. Terlebih lagi, salah satu landasan kerja sama antara kedua kawasan adalah <a href="https://rm.id/baca-berita/nasional/193478/ini-3-hal-yang-ditekankan-indonesia-di-ktt-aseangcc">perdamaian</a>. </p>
<p>Namun, tampaknya kedua kelompok regional tersebut tidak memanfaatkan kesempatan yang langka ini untuk membahas apa yang tengah terjadi di Jalur Gaza. KTT ASEAN-GCC nyatanya lebih fokus mempererat <a href="https://english.aawsat.com/gulf/4618911-gcc-asean-summit-boosts-economic-development-ties">kerja sama ekonomi dan perdagangan</a>. Keduanya menghasilkan <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2023/10/Final-ASEAN-GCC-FOC-2024-2028.pdf">kerangka kerja sama ASEAN-GCC 2024-2028</a> untuk meningkatkan integrasi pasar regional mereka.</p>
<p>Perihal sikap terhadap perang di Gaza, tidak ada gagasan konkret yang dihasilkan selain hanya <a href="https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/asean-gulf-condemn-hamas-israel-10202023164537.html">kecaman-kecaman</a> dari <a href="https://www.thestar.com.my/news/nation/2023/10/20/leaders-convene-at-historic-asean-gcc-summit-malaysia-calls-for-an-end-to-oppression-of-palestinians">beberapa negara</a>. Kita semua pasti setuju bahwa di saat-saat seperti ini, mengutuk saja tidak cukup.</p>
<p>Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo yang juga menjadi ketua bersama (<em>co-chairs</em>) dalam KTT ini, <a href="https://mediaindonesia.com/internasional/623051/retno-asean-gcc-inginkan-perdamaian-palestina">konsisten menegaskan</a> bahwa akar penyebab perang di Gaza adalah pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina yang sudah seharusnya disikapi berdasarkan parameter hukum internasional. Sayangnya, <a href="https://apnews.com/article/palestinian-jordan-egypt-israel-refugee-502c06d004767d4b64848d878b66bd3d">respons negara-negara Arab masih tidak tegas</a>.</p>
<p>Padahal, masyarakat global bisa <a href="https://www.nst.com.my/opinion/letters/2023/10/966011/three-drastic-actions-muslim-countries-can-take">berharap banyak pada kedua blok ini</a>, misalnya dengan <a href="https://www.aljazeera.com/news/2023/10/18/iran-calls-on-oic-members-to-sanction-israel-following-hospital-attack">embargo ekonomi</a> oleh ASEAN dan GCC kepada Israel sebagai langkah untuk menekan agresi Israel, atau membangun komunikasi maupun mengadakan perundingan guna menjembatani kedua pihak yang bertikai. Sebab, negara-negara Arab dan beberapa negara ASEAN memiliki faktor kesamaan historis dan identitas, terutama identitas agama–dalam hal ini sebagai mayoritas Muslim.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/556212/original/file-20231026-23-d455k8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Para pemimpin dari negara ASEAN dan negara Arab di kawasan Teluk Persia berfoto bersama dalam perhelatan KTT ASEAN-GCC Summit di Riyadh, Arab Saudi, 20 Oktober 2023.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://asean.org/asean-leaders-and-gulf-cooperation-council-hold-first-summit/">ASEAN official website</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mengapa negara-negara Arab dan mayoritas Muslim lainnya cenderung lamban, <a href="https://www.antaranews.com/berita/3787584/dunia-arab-dikritik-karena-abaikan-penderitaan-rakyat-palestina">bahkan abai</a>, terhadap konflik Israel-Palestina?</p>
<h2>Sikap ASEAN dan GCC terhadap konflik di Gaza</h2>
<p>Setiap negara anggota ASEAN memiliki posisi dan pandangan yang berbeda terhadap konflik Israel-Palestina, tergantung sejauh mana mereka masing-masing memiliki hubungan dengan kedua negara. </p>
<p>Sebagai contoh, di blok ASEAN, <a href="https://ugm.ac.id/id/berita/konflik-palestina-israel-kembali-memanas-indonesia-konsisten-dukung-palestina/">Indonesia</a>, <a href="https://www.reuters.com/world/malaysian-pm-joins-thousands-condemn-israel-western-allies-barbarism-gaza-2023-10-24/">Malaysia</a> dan <a href="https://www.thestar.com.my/aseanplus/aseanplus-news/2023/10/09/brunei-reiterates-solidarity-with-palestinians">Brunei Darussalam</a> lebih terbuka dalam mengambil sikap dukungan terhadap Palestina dan <a href="https://thediplomat.com/2023/10/the-growing-significance-of-malaysia-and-indonesias-non-recognition-of-israel/#:%7E:text=There%20are%20now%20only%20six,this%20corner%20of%20the%20globe.">menolak menjalin hubungan diplomatik formal</a> dengan Israel. Di lain sisi, Singapura dan Filipina memiliki <a href="https://www.ajc.org/news/why-israel-is-striving-to-expand-ties-with-these-10-asian-countries">hubungan baik dengan Israel</a>. Sementara, anggota <a href="https://aseannow.com/topic/1308984-thailand-remains-neutral-on-israeli-palestine-conflict/">ASEAN lainnya</a> berupaya bersikap netral.</p>
<p>Di blok GCC, para anggotanya tampak terjebak dalam dilema akibat perselisihan internal. Pada tahun 2014, contohnya, hubungan Qatar dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sempat meregang karena <a href="https://www.aljazeera.com/news/2018/9/30/qatar-refutes-saudi-uae-allegations-of-supporting-terrorism">tuduhan dukungan Qatar terhadap terorisme</a>, meskipun pada Januari 2021 semua pihak sepakat <a href="https://www.fragomen.com/insights/regional-update-on-normalization-of-diplomatic-relations-with-qatar.html">berdamai</a>.</p>
<p>Arab Saudi merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang sikapnya terhadap konflik ini paling ditunggu. Namun, negara ini tampaknya <a href="https://visual.republika.co.id/berita/s2kcqx415/sikap-arab-saudi-terhadap-israel-menjajah-palestina">sangat berhati-hati</a> dalam mengambil sikap, terbatas pada menyerukan dihentikannya serangan baik dari Israel maupun Hamas. Ini mungkin karena saat ini Saudi tengah <a href="https://www.kompas.id/baca/internasional/2023/10/09/palestina-terabaikan-dalam-pesta-antara-dunia-arab-dan-israel">menormalisasi hubungan dengan Israel</a>. </p>
<p>Kesimpulannya, sebagian besar negara ASEAN maupun GCC memang telah konsisten menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, namun belum ada yang keras menolak hubungan dengan Israel. </p>
<p>KTT ASEAN-GCC melahirkan dokumen pernyataan bersama (<em>joint-statement</em>) <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2023/10/FINAL-ASEAN-GCC-Statement-on-Development-in-Gaza-1.pdf">mengenai konflik di Gaza</a>. ASEAN secara terpisah juga mengeluarkan pernyataan mengenai konflik Gaza. Substansi utama dari kedua pernyataan tersebut serupa, yaitu <a href="https://asianews.network/asean-gcc-urge-ceasefire-in-gaza-end-to-civilian-attacks/">dukungan mereka terhadap solusi “dua negara”</a> yang memungkinkan Israel dan Palestina untuk hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. </p>
<p>Selain itu, ASEAN dan GCC juga mendukung <a href="https://cdn.saudigazette.com.sa/article/636901/SAUDI-ARABIA/GCC-ASEAN-backs-Saudi-led-initiative-to-revive-Middle-East-peace-process">inisiatif</a> Arab Saudi, Uni Eropa, dan Liga Negara-negara Arab untuk merestorasi proses perdamaian di Timur Tengah melalui kerja sama dengan Mesir dan Yordania.</p>
<h2>Normalisasi hubungan negara Arab dengan Israel</h2>
<p><a href="https://www.mei.edu/publications/oncoming-saudi-israeli-normalization">Normalisasi</a> atau perbaikan hubungan negara-negara Arab, terutama Arab Saudi, dengan Israel merupakan proses yang kompleks dan terus berkembang.</p>
<p>Secara historis, dunia Arab <a href="https://www.atlantis-press.com/proceedings/icprss-21/125961797">telah memusuhi Israel</a> sejak berdirinya Israel sebagai negara merdeka. Pembagian wilayah Palestina oleh PBB pun memicu meletusnya <a href="https://www.cambridge.org/core/books/abs/cold-wars/arabisraeli-relations-194864/BED2E8EDDDCF11D9A538F5B6250F8C70">konflik Timur Tengah</a> antara lima negara Arab (Mesir, Irak, Yordania, Lebanon, dan Suriah) dengan Israel pada 1948, yang menyebabkan permusuhan jangka panjang. </p>
<p>Namun, <a href="https://www.brookings.edu/articles/the-emergence-of-gcc-israel-relations-in-a-changing-middle-east/">pergeseran</a> yang signifikan terjadi dalam beberapa tahun terakhir.</p>
<p>Salah satu faktor yang memengaruhi proses normalisasi ini adalah <a href="https://democraticac.de/?p=72708">perubahan lanskap geopolitik di Timur Tengah</a>. Misalnya, <a href="https://www.jstor.org/stable/4311724">kebangkitan Iran</a> sebagai kekuatan regional telah membuat beberapa negara Arab menilai kembali hubungan mereka dengan Israel sebagai aliansi dalam menekan kebangkitan Iran.</p>
<p>Proliferasi nuklir Iran dianggap sebagai <a href="https://www.cfr.org/backgrounder/arab-views-nuclear-iran">ancaman keamanan kawasan Timur Tengah</a>. Selain itu <a href="https://www.bbc.com/news/world-middle-east-42008809">perbedaan mazhab Islam di Iran</a>, yaitu Syiah, membuat hubungan Iran dengan Arab Saudi tidak akur.</p>
<p>Selama ini, Iran dikenal sebagai <a href="https://edition.cnn.com/2023/10/09/middleeast/hamas-iran-israel-attack-analysis-intl/index.html">pendukung dan penyokong Hamas</a>.</p>
<p>Pertimbangan ekonomi juga berperan dalam proses normalisasi. Komunitas bisnis Israel melihat potensi <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.2307/2676534">integrasi ekonomi dan globalisasi</a> melalui perjanjian ekonomi dengan Palestina dan dunia Arab.</p>
<p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13629390410001679900">Liberalisasi ekonomi Israel</a> meningkatkan <a href="https://www.jstor.org/stable/4328662">kompetisi dan efisiensi pasar domestik</a> dan membuat perusahaan Israel harus berekspansi ke negara lain, yang mau tidak mau menuntut Israel untuk <a href="https://www.haaretz.com/israel-news/2023-03-23/ty-article/.premium/israeli-tech-workers-in-the-uae-the-smartest-move-ive-made/00000187-0e80-d26b-a5f7-dff8f4170000">bekerja sama dengan negara-negara tetangganya di Timur Tengah</a>.</p>
<p>Proses normalisasi juga dipengaruhi oleh <a href="https://escholarship.org/content/qt4s21h6hm/qt4s21h6hm_noSplash_fa428742cc822fe86888b2c4e49f720e.pdf">perubahan narasi seputar konflik Israel-Arab</a>, yakni dengan adanya visi “<a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0022343306063933">Timur Tengah Baru</a>” yang ditandai dengan kemakmuran ekonomi dan perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab.</p>
<p>Peran masing-masing negara Arab dalam proses normalisasi sangat bervariasi. <a href="https://www.researchgate.net/publication/340169413_Oman%27s_Diplomacy_Strategy">Oman</a>, misalnya, mempertahankan hubungan diplomatik dengan Mesir setelah menandatangani <a href="https://www.rand.org/pubs/research_briefs/RB2501.html#:%7E:text=Oman%20was%20one%20of%20only,by%20the%20other%20Gulf%20states.">perjanjian damai dengan Israel</a> pada 1978. Sementara, sebagian besar negara Arab lainnya <a href="https://www.concordia.ca/content/dam/artsci/azrieli/docs/OccasionalPapers/ADiplomaticHistoryofOmani-IsraeliRelations.pdf">memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel</a>. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan keragaman pendekatan di dunia Arab dalam normalisasi hubungan dengan Israel. </p>
<p>Meskipun ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, eskalasi konflik di Gaza yang memakan banyak sekali korban jiwa dan kerusakan fasilitas vital <a href="https://www.reuters.com/world/middle-east/gaza-hospital-blast-what-we-know-about-explosion-2023-10-18/">seperti rumah sakit</a>, menyadarkan kita bahwa status Palestina dan rakyatnya, <a href="https://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/research_reports/RR2400/RR2445/RAND_RR2445.pdf">serta isu-isu keamanan regional lainnya</a>, tetap menjadi poin penting dalam perdebatan yang terus memecah belah Israel dan dunia Arab.</p>
<h2>Perdamaian kawasan kunci kemakmuran ekonomi</h2>
<p>Dalam kerangka kerja sama ASEAN-GCC 2024-2028, kedua belah pihak akan menjalin kemitraan yang erat untuk meningkatkan integrasi pasar regional mereka, termasuk upaya untuk menerapkan keberlanjutan dan dekarbonisasi, transformasi digital, usaha kecil dan menengah, keterlibatan sektor publik-swasta, dan hubungan antar masyarakat.</p>
<p>Namun, perlu diingat bahwa aspek politik untuk mengakhiri konflik dan mencapai perdamaian tidak bisa diabaikan karena perdamaian merupakan fondasi bagi kemakmuran ekonomi.</p>
<p>Sangat penting bagi negara-negara anggota ASEAN dan GCC untuk bekerja sama merumuskan pendekatan yang lebih terpadu, berani, dan proaktif dalam menghadapi ancaman bencana kemanusiaan ini jika memang ingin memajukan perekonomian regional.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213078/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Negara-negara Arab dan ASEAN bisa berperan besar dan aktif membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Lalu mengapa kini mereka cenderung lamban dan abai?Ayu Anastasya Rachman, Head of International Relations Department, Universitas Bina Mandiri GorontaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2137852023-09-27T14:40:43Z2023-09-27T14:40:43ZBagaimana ASEAN menyeimbangkan posisi di tengah rivalitas AS-Cina?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/548758/original/file-20230918-15-fbappu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=32%2C0%2C5352%2C3584&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sesi foto para pemimpin negara-negara ASEAN.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://branda.antaranews.com/data/content_photo_wire.php?pubid=1693889101&getcod=dom">Media Center KTT ASEAN 2023</a></span></figcaption></figure><p>Perselisihan dagang antara dua kekuatan besar, Amerika Serikat (AS) dan Cina, pastinya berpengaruh terhadap ekonomi dunia, termasuk kawasan Indo-Pasifik yang di dalamnya terdapat blok ASEAN. Ini <a href="https://internasional.kontan.co.id/news/ini-bahaya-perang-dagang-as-china-yang-mengancam-asean">berimbas</a> mulai dari harga berbagai komoditas dan produk hingga investasi asing yang mengalir ke kawasan.</p>
<p>Di sisi lain, beberapa dekade terakhir, kawasan Asia Tenggara telah mengalami pertumbuhan pesat. Ini sebagian besar karena ASEAN kerap berkomitmen untuk menjaga tatanan regionalnya tetap <a href="https://www.antaranews.com/berita/2591261/indonesia-penengah-rivalitas-as-dan-china">bebas, terbuka, dan setara</a>. Namun, ASEAN pun kini menjadi <a href="https://api.taylorfrancis.com/content/books/mono/download?identifierName=doi&identifierValue=10.4324/9781003106814&type=googlepdf">rentan terhadap dampak</a> rivalitas AS-Cina.</p>
<p>Kedua raksasa ekonomi tersebut kerap tarik menarik <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiqqJHQpbuBAxUy2TgGHTkOBVIQFnoECB0QAQ&url=http%3A%2F%2Fjurnal.lemhannas.go.id%2Findex.php%2Fjkl%2Farticle%2Fdownload%2F132%2F53%2F&usg=AOvVaw2tkmuKcCrFWqFfzD4Yj9Aa&opi=89978449">dukungan</a> dari negara-negara ASEAN.</p>
<p>Wajar jika ASEAN merasa khawatir dengan meningkatnya rivalitas AS-Cina, yang sangat berpotensi membuat kawasan Asia Tenggara menjadi ladang <a href="https://magazine.wharton.upenn.edu/digital/what-u-s-china-proxy-wars-mean-for-asias-balancing-act/"><em>proxy war</em></a> (area konfrontasi dua kekuatan besar).</p>
<p>Terkait hal ini, penting bagi ASEAN untuk memperkuat diri agar tidak terlalu bergantung dengan AS maupun Cina–serta aliansinya masing-masing. Dan paling tidak, jangan sampai negara-negara ASEAN lebih condong ke salah satu pihak, karena ini sedikit banyak akan berdampak bagi stabilitas politik dan keamanan di kawasan.</p>
<h2>Posisi politik ASEAN</h2>
<p>Sepanjang Agustus hingga September 2023 terjadi <a href="https://www.csis.org/analysis/previewing-2023-g20-us-asean-and-east-asia-summits">berbagai peristiwa politik internasional</a> yang cukup berpengaruh pada situasi politik negara-negara Asia Tenggara.</p>
<p>Mulai dari <a href="https://setkab.go.id/di-afrika-selatan-presiden-jokowi-hadiri-ktt-brics/">Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)</a> <a href="https://www.reuters.com/world/what-is-brics-who-are-its-members-2023-08-21/">BRICS</a> ke-15 di Afrika Selatan, yang tidak dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin karena <a href="https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230320142728-134-927325/apa-itu-icc-yang-perintahkan-tangkap-presiden-rusia-putin">ancaman penangkapan oleh Mahkamah Pidana Internasional</a> atas tuduhan penjahat perang, <a href="https://setkab.go.id/inilah-agenda-ktt-ke-43-asean-2023-jakarta/">KTT ASEAN ke-43 di Jakarta</a> dengan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, sampai <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230910195301-4-471142/ktt-g20-india-resmi-ditutup-pemimpin-negara-sepakati-ini">KTT G20 di India</a>.</p>
<p>Salah satu isu yang menjadi perbincangan global adalah <a href="https://www.globaltimes.cn/page/202308/1297264.shtml">penerbitan</a> <a href="https://www.chinadaily.com.cn/a/202308/28/WS64ec91c2a31035260b81ea5b.html">Peta Cina 2023</a> akhir Agustus lalu oleh pemerintah Cina yang memuat <a href="https://breakingdefense.com/2023/09/new-chinese-10-dash-map-sparks-furor-across-indo-pacific-vietnam-india-philippines-malaysia/">10 garis putus-putus atau <em>ten-dash line</em></a> (sebelumnya 9 garis putus-putus atau <em>nine-dash line</em>), <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230830153655-4-467565/heboh-peta-baru-china-10-garis-putus-putus-pepet-wilayah-ri">memperluas klaimnya</a> atas wilayah Laut Cina Selatan (LCS).</p>
<p>Cina memang sudah lama mengklaim teritorial sepihak LCS, yang berbatasan langsung dengan negara ASEAN; Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta perairan Taiwan.</p>
<p>Ini sontak membuat <a href="https://www.nbcnews.com/news/world/china-new-map-anger-india-south-china-sea-border-disputes-rcna102921">Filipina, Malaysia dan Vietnam</a>, serta India geram dan <a href="https://www.cnbc.com/2023/09/01/philippines-taiwan-malaysia-reject-chinas-latest-south-china-sea-map.html">menolak mentah-mentah</a> eksistensi peta tersebut.</p>
<p>Blok ASEAN <a href="https://www.thejakartapost.com/world/2023/09/04/calls-mount-for-asean-to-denounce-ten-dash-line.html">sudah memprotes</a> agresivitas Cina tersebut, tetapi hingga kini ASEAN belum menerapkan tindakan keras apapun untuk menjadi solusi sengketa ini.</p>
<p>KTT ASEAN baru-baru ini di Jakarta menerbitkan <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2023/09/DECLARATION-OF-ASEAN-CONCORD-IV.pdf">Jakarta Declaration on ASEAN Concord IV</a> yang tidak memprotes Peta Baru Cina, tetapi hanya menyepakati kode etik <a href="https://asean2023.id/id/news/asean-china-agree-on-guidelines-to-accelerate-negotiations-for-the-code-of-conduct-in-the-south-china-sea"><em>Code of Conduct</em></a> sesuai dengan Konvensi PBB 1982 tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) di LCS.</p>
<p>Ketiadaan protes terhadap Peta Baru Cina pada Deklarasi ASEAN Concord IV bisa jadi karena fokus organisasi regional lebih kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi. ASEAN tampaknya berusaha memisahkannya dengan isu politik. </p>
<p>Merujuk pada konsep <a href="https://www.jstor.org/stable/3014464"><em>balance of power</em></a> (keseimbangan kekuasaan), jika ada sebuah negara yang kuat di kawasan, maka negara lain hanya mempunyai dua pilihan, bergabung sebagai aliansi atau bergabung dengan aliansi lain dengan tujuan menyeimbangkan kekuatan. Harapannya, keseimbangan bisa membuat negara-negara tidak saling memaksakan kehendaknya atau mengganggu kepentingan negara lain.</p>
<p>Konkritnya, ada Cina yang merupakan negara kuat di kawasan Asia, maka negara lain di kawasan bisa memilih untuk bersekutu dengan Cina atau bersekutu dengan kubu lain–dalam hal ini AS–untuk menyeimbangkan kekuatan di kawasan agar pengaruh Cina tidak terlalu dominan.</p>
<p>ASEAN sebenarnya tidak harus memilih salah satu negara hegemon tersebut, tetapi justru harus menjaga hubungan antar sesama negara anggota. Fokus ASEAN lebih pada kerja sama ekonomi, transformasi digital, kendaraan listrik, dan ekonomi hijau.</p>
<p>Kerja sama ini dapat dilakukan melalui mekanisme Kemitraan Strategis, <a href="https://www.voaindonesia.com/a/tpp-fokus-utama-forum-apec-di-bali/1748844.html">Trans-Pacific Partnership (TPP)</a> dan <a href="https://asean.org/our-communities/economic-community/integration-with-global-economy/the-regional-comprehensive-economic-partnership-rcep/">Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)</a>.</p>
<p>ASEAN harus fokus pada kerja sama ekonomi baik dengan AS maupun Cina dibandingkan kerja sama aliansi pertahanan keamanan. Tidak perlu memilih salah satu pihak, karena dalam hal ekonomi, keduanya sama-sama penting.</p>
<h2>AS dan Cina sama-sama penting bagi ASEAN</h2>
<p>Cina adalah mitra dagang terbesar ASEAN selama 12 tahun terakhir. Dengan investasi lebih dari US$310 miliar atau setara Rp4.800 triliun, Cina menjadi <a href="https://www.kemlu.go.id/chicago/id/news/17526/jokowi-puji-kerja-sama-antara-asean-dan-china">sumber Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI) terbesar keempat</a> terhadap negara ASEAN.</p>
<p>AS juga merupakan <a href="https://id.usembassy.gov/id/lembar-informasi-kemitraan-strategis-komprehensif-as-asean-setelah-1-tahun/">mitra dagang strategis</a>–terbesar keempat bagi ASEAN. Ini menunjukkan kawasan ini menjadi semakin penting bagi dunia usaha dan pemerintah AS. </p>
<p>ASEAN menikmati surplus perdagangan lebih dari US$250 miliar (Rp3.862 triliun) dari AS. Tercatat pada 2021, ASEAN mengekspor mesin dan peralatan listrik senilai US$73 miliar (Rp1.130 triliun), atau 28% dari seluruh ekspor ASEAN ke AS.</p>
<p>Sementara itu, reaktor nuklir, ketel uap, dan bagian-bagiannya menyumbang ekspor sebesar 14% atau senilai US$38 miliar (Rp588 triliun). Pakaian dan aksesori pakaian serta furnitur masing-masing menyumbang sekitar ekspor senilai US$15 miliar (Rp232 triliun), <a href="https://www.aseanbriefing.com/news/an-overview-of-us-trade-and-investment-in-asean/">6% dari total ekspor ASEAN</a>.</p>
<p>Meski kemitraan strategis AS dan Cina penting bagi ASEAN dan harus dipertahankan. Jangan sampai masing-masing negara ASEAN terbawa dalam tarik menarik kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan dari AS maupun Cina. Sentralitas ASEAN harus bebas dari pengaruh eksternal manapun. </p>
<h2>Penguatan mekanisme AOIP</h2>
<p>Hasil dari KTT ASEAN Ke-34 tahun 2019 di Thailand, mekanisme resolusi konflik ASEAN yang merujuk pada <a href="https://kemlu.go.id/yangon/id/news/24713/esensi-asean-outlook-on-the-indo-pacific-aoip">ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP)</a> berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan secara damai sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui, termasuk <a href="https://perpustakaan.kasn.go.id/index.php?p=show_detail&id=632&keywords=">UNCLOS 1982</a>, <a href="https://unic.un.org/aroundworld/unics/common/documents/publications/uncharter/jakarta_charter_bahasa.pdf">Piagam PBB</a>, <a href="https://www.asean.org/wp-content/uploads/images/archive/AC-Indonesia.pdf">Piagam ASEAN</a>, dan <a href="https://asean.org/our-communities/asean-political-security-community/outward-looking-community/treaty-of-amity-and-cooperation-in-southeast-asia-tac/">Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC)</a>. </p>
<p>Pada awalnya AOIP adalah respons terhadap kehadiran Dialog Keamanan Kuadrilateral (<em>Quadrilateral Security Dialogue</em>) di Indo-Pasifik. Dialog ini biasanya disebut Quad, yakni dialog informal antara AS, Jepang, Australia dan India terkait isu-isu keamanan regional.</p>
<p>AOIP bisa dijadikan strategi bagi ASEAN dalam menghadapi kontestasi AS-Cina dengan merujuk pada tiga prinsip utama ASEAN: sentralitas, inlusivitas dan saling melengkapi. Sentralitas ASEAN sangat dibutuhkan di tengah dinamika pergeseran geopolitik dan geostrategis di kawasan Indo-Pasifik. Dalam hal ini, AOIP membuka dialog dan kerja sama dengan semua negara tanpa terkecuali.</p>
<p>Dialog ini juga akan mampu <a href="https://kemlu.go.id/yangon/id/news/24713/esensi-asean-outlook-on-the-indo-pacific-aoip">mengedepankan sinergi</a> di tengah berbagai perbedaan konsep Indo-Pasifik dan ditujukan untuk memperkuat mekanisme yang sudah ada dalam menghadapi tantangan regional dan global.</p>
<h2>Netral tidak berarti lemah</h2>
<p>Ada <a href="https://www.bbc.com/indonesia/articles/cql0lekgkqzo">pemikiran</a> bahwa ASEAN perlu memihak salah satu blok, setidaknya menjadi “halaman belakang” supaya posisi ASEAN lebih kuat dan tidak ragu mengambil keputusan. Hal ini didasarkan pada dinamisnya situasi politik dan keamanan internasional.</p>
<p>Dalam <a href="https://www.usip.org/publications/2023/03/us-china-rivalry-dangers-compelling-countries-take-sides">politik global</a>, tidak memihak kadang bisa diasumsikan lemah, karena tidak memiliki aliansi keamanan sebagai daya tawar (<em>bargaining position</em>) yang kuat.</p>
<p>Padahal, membangun infrastruktur dan perekonomian kawasan tidak harus dengan menjadikan kawasan sebagai pangkalan militer baik AS ataupun Cina demi mendapatkan investasi.</p>
<p>ASEAN hanya perlu memegang teguh prinsip <a href="https://thediplomat.com/2023/02/neutrality-and-non-alignment-are-the-way-forward-for-asean"><em>non-alignment</em></a>, yang artinya ASEAN tidak ikut pada kutub atau kekuatan manapun, demi menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan. </p>
<p>Ekonomi dan politik saling memengaruhi. ASEAN harus pelan-pelan mengurangi ketergantungan pada negara mana pun, baik blok Timur maupun Barat dalam bidang ekonomi maupun politik serta pertahanan keamanan agar tak mudah terombang-ambing dan memiliki daya tawarnya sendiri.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213785/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Irma Indrayani tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Jangan sampai negara-negara ASEAN lebih condong ke salah satu pihak, karena ini sedikit banyak akan berdampak bagi stabilitas politik di kawasan.Irma Indrayani, Head of International Relations Department, Universitas NasionalLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2124552023-09-07T05:38:31Z2023-09-07T05:38:31ZIndonesia bisa panen raya dari AI dan memimpin di Asia Tenggara<p><em>Artikel ini adalah bagian dari serial #KenapaTakutAI?#</em></p>
<p>Indonesia sedang memiliki peluang besar untuk menjadi navigator pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara.</p>
<p>Kesempatan ini dilatarbelakangi oleh keunggulan Indonesia dalam penerapan AI di sektor publik dan sektor bisnis, potensi pasar yang besar bagi investasi pengembangan AI dalam negeri, dan tingginya hasil riset terkait AI.</p>
<p>Teknologi berbasis AI sudah mulai diterapkan di sektor publik di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kecepatan dan kualitas pelayanan publik melalui pendekatan <em>citizen-centric</em>.</p>
<p>Sebagai contoh, inisiatif Jakarta Smart City (<a href="https://smartcity.jakarta.go.id/">JSC</a>) milik Pemerintah DKI Jakarta telah berhasil menjadi pelopor penggunaan teknologi berbasis AI dalam mewujudkan <em>smart governance</em>. Ini inisiatif dalam pelayanan publik terintegrasi hingga penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan berbasis data di Indonesia sejak 2014.</p>
<p>Sementara di sektor bisnis, Indonesia menjadi pasar potensial terbesar dalam penanaman modal untuk pengembangan AI di Asia Tenggara. </p>
<p>Menurut <a href="https://oecd.ai/en/data?selectedArea=investments-in-ai-and-data&selectedVisualization=vc-investments-in-ai-by-country">laporan terbaru dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)</a>, hingga kuartal ketiga (Q3) 2023, Indonesia mencatatkan rata-rata besaran nilai penerimaan pendanaan modal ventura (VC) untuk pengembangan AI terbesar di antara enam negara pengembang AI terdepan di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. </p>
<p>Indonesia berhasil meraup rata-rata besaran investasi sebesar US$23 juta (Rp 351,670 miliar). Angka ini jauh melebihi Filipina ($11 juta), Singapura ($10 juta), Thailand ($6,4 juta), Malaysia ($4 juta), dan Vietnam ($3,9 juta). </p>
<p>Dalam area riset, Indonesia juga menjadi yang terdepan. </p>
<p>Laporan terbaru <a href="https://oecd.ai/en/data?selectedArea=ai-research&selectedVisualization=ai-publications-time-series-by-country">OECD</a>, secara akumulatif, ada 124.251 publikasi saintifik terkait AI yang telah dipublikasikan oleh akademisi dan peneliti di Indonesia hingga 2022. </p>
<p>Pencapaian ini membuat posisi Indonesia menempati peringkat tertinggi dalam publikasi riset di bidang AI, melampaui pencapaian negara-negara anggota ASEAN lainnya.</p>
<h2>Manfaat penggunaan AI dan tantangan</h2>
<p>Potensi terbesar dari penggunaan AI adalah pada sektor pertumbuhan ekonomi. </p>
<p>Dalam lingkup regional, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, diprediksi akan mendapatkan keuntungan <a href="https://www.kearney.com/service/digital/article/-/insights/racing-toward-the-future-artificial-intelligence-in-southeast-asia">ekonomi</a> hingga US$950 miliar (Rp14.525 triliun), atau 13%, dari total produk domestik bruto (PDB) kawasan pada 2030. </p>
<p>Dari sebelas negara anggota ASEAN, Indonesia diperkirakan akan mendapat dampak ekonomi paling tinggi, sekitar US$366 miliar (Rp5.596 triliun), diikuti Thailand ($117 miliar), Singapura ($110 miliar), Malaysia ($115 miliar), Vietnam ($109 miliar), dan Filipina ($92 miliar). </p>
<p>Keuntungan ekonomi dari pemanfaatan AI di kawasan <a href="https://www.kearney.com/service/digital/article/-/insights/racing-toward-the-future-artificial-intelligence-in-southeast-asia">didominasi</a> oleh dua sektor utama, yaitu <em>marketing and sales</em> dan <em>supply chain management</em>, dengan persentase penambahan nilai (<em>value added</em>) masing-masing sebesar 50-60% dan 20-25%.</p>
<p>Namun, di samping manfaat tersebut, terdapat beberapa tantangan bagi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam tata kelola AI pada masa depan. </p>
<p>Menurut <a href="https://asiasociety.org/policy-institute/raising-standards-data-ai-southeast-asia">studi Asia Society Policy Institute (2022)</a>, setidaknya terdapat tiga isu krusial yang perlu mendapat perhatian, yaitu inklusivitas, ketahanan siber, dan disrupsi pasar tenaga kerja.</p>
<p>Inklusi berkaitan dengan perlunya mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat (<em>citizen-centric approach</em>) dalam merumuskan berbagai kebijakan terkait pengembangan dan penggunaan teknologi berbasis AI ke depan. </p>
<p>Dengan AI yang sangat bergantung pada data publik dari penggunaan aplikasi, layanan, dan utilitas virtual, maka ketahanan siber harus menjadi <a href="https://www.eastasiaforum.org/2022/08/24/asia-pacific-cybercrime-threatens-to-crimp-ai/">prasyarat</a> sebelum melakukan pengembangan lebih lanjut. </p>
<p>Meskipun Indonesia telah mengesahkan <a href="https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun%202016.pdf">Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)</a> dan <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/229798/uu-no-27-tahun-2022">UU Perlindungan Data Pribadi (PDP)</a>, keberadaan regulasi spesifik tentang keamanan siber masih diperlukan. Ini untuk memperkuat keamanan infrastruktur jaringan informasi dan sumber daya di bidang keamanan siber.</p>
<p>Mengamankan perlindungan data pribadi berstandar tinggi dan mengantisipasi maraknya pengintaian digital (<em>digital surveillance</em>) harus menjadi prioritas negara. Ini sangat penting dalam rangka menumbuhkan kepercayaan publik terhadap penggunaan teknologi berbasis AI. </p>
<p>Adopsi AI yang eksponensial dan meluas juga menimbulkan disrupsi pada pasar tenaga kerja. Menurut <a href="https://www.mckinsey.com/featured-insights/asia-pacific/automation-and-the-future-of-work-in-indonesia">prediksi McKinsey (2019), Indonesia</a> akan kehilangan 23 juta pekerjaan pada 2030. Namun, pada periode tahun yang sama akan muncul pula 27-46 juta jenis pekerjaan baru. </p>
<p>Oleh karena itu, kita perlu perencanaan strategi jangka panjang demi menghasilkan dan mempertahankan ketersediaan tenaga kerja berkapabilitas tinggi ke depan.</p>
<p>Sejauh ini, Indonesia sudah memulai langkah konkret dengan adanya 10 agenda prioritas di dalam visi “<a href="https://investindonesia.go.id/en/why-invest/indonesia-economic-update/making-indonesia-4.0-indonesias-strategy-to-enter-the-4th-generation-of-ind">Making Indonesia 4.0</a>” yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. </p>
<p>Salah satu inisiatif yang berdampak positif adalah upaya penguatan kerja sama dengan sektor swasta dan universitas dalam menghasilkan talenta berkualitas yang mampu bekerja di industri teknologi tinggi, seperti <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2019/02/02/bukalapak-itb-launch-ai-cloud-computing-innovation-center.html">the Artificial Intelligence and Cloud Computing Innovation Center</a> dan <a href="https://tokopedia-ai.cs.ui.ac.id/#:%7E:text=As%20a%20result%20of%20partnership%20between%20UI%20and,government%2C%20delivering%20concrete%20AI%20solutions%20for%20real-world%20problems.">Tokopedia AI Center of Excellence</a>. </p>
<h2>Peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023</h2>
<p>Berkaca pada kesuksesan Presidensi G20 yang lalu, Indonesia yang sedang memegang Presidensi ASEAN 2023 harus melanjutkan pengaruhnya untuk menavigasi masa depan tata kelola AI di kawasan. Ini sebagai bagian dari penguatan lingkungan digital di kawasan, sehingga optimalisasi manfaat dan pencegahan potensi risiko dapat dilakukan. </p>
<p>Peranan tersebut dapat diawali dengan merangkul negara-negara lain yang terdepan dalam pengembangan AI di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Kita perlu memastikan bahwa pemanfaatan AI dilakukan secara adil bagi masyarakat di kawasan dan potensi risiko dapat dikelola dengan baik. </p>
<p>Pertemuan <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2023/02/Endorsed-3rd-ADGMIN-JMS.pdf">para menteri digital se-ASEAN pada awal tahun ini memang sudah mengakui</a> pentingnya pembuatan pedoman tata kelola dan etika penggunaan AI. Namun, substansi pedoman untuk mencegah potensi risiko dalam pemanfaatan teknologi ini masih belum terlihat secara spesifik. </p>
<p>Untuk itu, beberapa inisiatif konkret dan kolektif lebih lanjut sangat dibutuhkan.</p>
<p>Pertama dan terpenting, Asia Tenggara perlu menyepakati definisi bersama terkait AI beserta berbagai risiko pemanfaatannya. </p>
<p>Dalam hal ini, Indonesia bisa mengusulkan adopsi pendekatan berbasis risiko (<em>risk-based approach</em>) yang diterapkan Uni Eropa dalam mendefinisikan risiko-risiko dalam pemanfaatan AI.</p>
<p>Kedua, Indonesia perlu mendorong pembentukan kerangka peraturan bersama di tingkat regional untuk mengatur tata kelola AI, yang juga melingkupi pengembangan dan pemanfaatannya. </p>
<p>Keberadaan basis hukum ini diperlukan untuk mengatur praktik penggunaan AI yang dianggap berpotensi berdampak negatif bagi pengguna. Praktik-praktik negatif tersebut dapat berupa diskriminasi, pengintaian digital, hingga kebocoran data pribadi. </p>
<p>Keberadaan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (<a href="https://karya.brin.go.id/id/eprint/13918/1/Artikel_Michael_PR%20Elektronika_2020.pdf">Stranas KA</a>) sebagai pedoman pengembangan AI dan beberapa instrumen hukum terkait ekosistem digital, seperti (<a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/37582/uu-no-19-tahun-2016">UU ITE</a>) dan (<a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/229798/uu-no-27-tahun-2022">UU PDP</a>), bisa menjadi modal Indonesia dalam menginisiasi perumusan kerangka peraturan tata kelola AI di kawasan.</p>
<p>Ketiga, Indonesia perlu menginisiasi perumusan kemitraan komprehensif regional untuk pengembangan AI. Inisiatif ini sangat penting untuk memperkuat semangat kebersamaan antarnegara anggota ASEAN dalam memanfaatkan dan mengembangkan AI secara kolektif. </p>
<p>Beberapa kerja sama yang dilakukan dapat melingkupi pembinaan tenaga kerja berketerampilan tinggi, pembangunan infrastruktur digital, penguatan penelitian, hingga peningkatan investasi. </p>
<p>Begitu besar potensi manfaat dari penggunaan AI untuk kawasan pada masa depan dan Indonesia bisa panen raya nanti. Kepemimpinan Indonesia atas ASEAN tahun ini dapat digunakan untuk memastikan masa depan tata kelola AI di kawasan tidak hanya berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi negara, tapi juga memastikan keadilan pengembangan antarnegara, dan keamanan terhadap hak-hak digital penggunanya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212455/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Albert Jehoshua Rapha tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Potensi terbesar dari penggunaan AI adalah pada sektor pertumbuhan ekonomi.Albert Jehoshua Rapha, Research Fellow, Pusat Kajian Kebijakan dan Manajemen Pembangunan (PK2MP), Universitas DiponegoroLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2122572023-08-25T09:18:03Z2023-08-25T09:18:03ZIndonesia tunda gabung BRICS: keputusan tepat, tapi aliansi ini tetap penting bagi ASEAN<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544737/original/file-20230825-19-km5u5b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C1599%2C840&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Para pemimpin BRICS mengumumkan hasil-hasil KTT BRICS ke-15, di Sandton Convention Centre, Johannesburg, 24 Agustus 2023.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53138459169/">Official media of 15th BRICS Summit</a></span></figcaption></figure><p>Pada hari Kamis, 24 Agustus 2023, Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertolak ke Johannesburg, Afrika Selatan, dalam rangka menghadiri <a href="https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/di-afrika-selatan-presiden-jokowi-hadiri-ktt-brics/">Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15</a> sebagai negara undangan.</p>
<p><a href="https://english.almayadeen.net/news/politics/south-africa-announces-67-countries-invited-to-brics-not-fra">Ada 67 Negara yang diundang dalam KTT BRICS ke-15 ini</a>. Sebelumnya, santer bahwa ada <a href="https://www.reuters.com/world/more-than-40-nations-interested-joining-brics-south-africa-2023-07-20/">40 negara yang tertarik</a> untuk bergabung dalam BRICS, termasuk <a href="https://www.reuters.com/world/what-is-brics-who-are-its-members-2023-08-21/">Indonesia</a>.</p>
<p>Indonesia memang menjadi negara yang tengah menjadi sorotan internasional, mengingat peran-peran presidensinya dalam G20 2022 dan ASEAN 2023. Beberapa pakar juga <a href="https://theconversation.com/jokowi-akan-hadiri-ktt-brics-apa-manfaatnya-untuk-indonesia-210070">sudah menjabarkan</a> segala keuntungan yang akan didapat Indonesia jika bergabung dengan BRICS. Sebaliknya, BRICS juga akan diuntungkan karena posisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara.</p>
<p>Kenyataannya, Jokowi pada akhirnya mengumumkan bahwa Indonesia belum memutuskan untuk bergabung dengan BRICS. Alasannya, pemerintah perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan berbagai hal. BRICS kemudian mengumumkan <a href="https://www.theguardian.com/business/2023/aug/24/five-brics-nations-announce-admission-of-six-new-countries-to-bloc">enam anggota barunya,</a> yakni Argentina, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, yang keanggotaannya mulai berlaku per 1 Januari 2024.</p>
<p>Ini adalah keputusan yang paling tepat, bijak, dan masuk akal bagi Indonesia. Sebagai negara yang cenderung memilih bersikap netral di tengah polarisasi politik, terutama persaingan antarkekuatan besar, bergabung dengan BRICS dapat menjadi bumerang bagi Indonesia.</p>
<p>Meski demikian, Indonesia sepenuhnya sadar bahwa BRICS tetaplah mitra yang amat penting.</p>
<h2>Menghindari ‘jebakan’ kepentingan anti-Barat</h2>
<p>Dalam sejarahnya, <a href="https://economictimes.indiatimes.com/definition/brics">BRICS</a> yang anggotanya terdiri dari negara ekonomi berkembang, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, bertujuan mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan atau antara negara berkembang. Kemitraan mencakup berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, politik, dan pembangunan sosial. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Joko Widodo tiba di OR Tambo International Airport, Afrika Selatan, menjelang KTT BRICS ke-15 yang diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2023.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53137363322/">Official media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>BRICS pertama kali <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/india/how-brics-was-born-how-it-overtook-g7-and-where-it-is-headed/articleshow/102913989.cms?from=mdr">diinisiasi oleh Rusia pada 2009 </a> untuk menciptakan kekuatan keseimbangan terhadap kelompok ekonomi negara maju Group of 7 (G7) yang beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS).</p>
<p>Akan tetapi, seiring dengan perkembangan geopolitik global, baik BRICS dan G7 tidak bisa menghindari perluasan agenda mereka pada isu-isu politik dan keamanan global. </p>
<p>Selama KTT BRICS, misalnya, para pemimpin kelompok ini mengeluarkan <a href="https://www.gov.br/mre/pt-br/canais_atendimento/imprensa/notas-a-imprensa/declaracao-de-joanesburgo-ii-sandton-gauteng-africa-do-sul-23-de-agosto-de-2023">pernyataan bersama</a> yang mengekspresikan keprihatinan mereka tentang perang saat ini, menyerukan gencatan senjata segera.</p>
<p>Walau begitu, Afrika Selatan, Cina, dan India juga tidak menyerukan <a href="https://www.voanews.com/a/china-urges-brics-expansion-at-summit-of-emerging-economies/7237463.html">kecaman</a> terhadap invasi Rusia ke Ukraina meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir dalam KTT karena <a href="https://time.com/6307033/vladimir-putin-brics-summit-icc-warrant/">adanya surat perintah penangkapan dari Mahkamah Peradilan Internasional (ICC)</a>. </p>
<p>Sementara itu, Brasil <a href="https://www.voanews.com/a/china-urges-brics-expansion-at-summit-of-emerging-economies/7237463.html">tegas menolak</a> bergabung dengan negara-negara Barat untuk mengirimkan senjata ke Ukraina atau menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. </p>
<p>Ini bertolak belakang dengan <a href="https://nasional.kompas.com/read/2023/08/24/21174491/jokowi-tegaskan-indonesia-belum-gabung-jadi-anggota-brics">hasil G7 Summit</a> bulan Maret lalu, yang cenderung mengonsolidasikan kekuatan untuk mendukung Ukraina dan menjatuhkan sanksi yang lebih berat pada Rusia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Cina Xi Jinping dalam sidang pleno KTT BRICS.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53136401944/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Artinya, secara tidak langsung BRICS memberikan panggung bagi anggotanya untuk melawan hegemoni Barat yang dipimpin AS. Sentimen anti-Barat dalam BRICS ini bertolak belakang dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri bebas aktif Indonesia.</p>
<p>Jangan lupa bahwa <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/142/halaman_list_lainnya/gerakan-non-blok-gnb">Indonesia merupakan salah satu negara pionir Gerakan Non-Blok dalam hubungan internasional</a>. Indonesia selalu menekankan prinsip untuk tidak ikut campur dalam persaingan antarnegara besar yang tengah saling merebut pengaruh. Sebaliknya, Indonesia memilih fokus perdamaian dan pembangunan global. </p>
<p><a href="https://news.detik.com/berita/d-6558337/8-peran-indonesia-dalam-perdamaian-dunia-dan-contohnya">Salah satu contoh realisasi</a> kebijakan luar negeri “bebas aktif” Indonesia misalnya adalah memprakarsai ASEAN, membantu usaha perdamaian di Kamboja dan Vietnam, serta memediasi perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF).</p>
<p>Indonesia, yang bahkan dalam Presidensi G20 2022 lalu dipercaya menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina, hanya akan terperangkap dalam situasi rumit yang tidak perlu jika bergabung dengan BRICS. Ini juga akan membuat Indonesia sulit mengambil sikap politik global, misalnya ketika merespons ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau perang dagang AS-Cina.</p>
<p>Jika Indonesia bergabung dengan BRICS, kelompok Barat akan melihatnya sebagai sinyal keberpihakan terhadap Rusia dan Cina. Hal ini bisa sangat memengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan AS, Cina, maupun Rusia, yang selama ini baik-baik saja.</p>
<h2>Kepentingan pribadi anggota lama</h2>
<p>Jika diamati dari kacamata politik internasional, penambahan keanggotaan BRICS tampak sebagai upaya untuk memperkuat aliansi itu, terlepas dari seberapa signifikan keuntungannya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang memimpin KTT BRICS ke-15 di Johannesburg.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53136652961/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Cina, sebagai negara ekonomi terbesar dalam BRICS, tampaknya mendukung penambahan anggota <a href="https://www.economist.com/by-invitation/2023/08/18/brics-expansion-would-be-a-sign-of-chinas-growing-influence-says-oliver-stuenkel">demi memperkuat pengaruhnya sendiri</a> di tatanan global.</p>
<p><a href="https://www.reuters.com/article/us-ukraine-crisis-putin/russias-putin-says-sanctions-violate-principles-of-wto-idUSKBN0HD17V20140918">Rusia yang terisolasi dan tengah mendapatkan sanksi dari Barat</a> juga membutuhkan sekutu baru akibat dampak dari perang yang berlarut-larut di Ukraina.</p>
<p><a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3226537/why-india-wary-chinas-brics-expansion-push-indonesia-saudi-arabia-egypt-and-others-seek-join">India dan Brasil memilih pendekatan yang lebih hati-hati karena tidak ingin terjebak dalam polarisasi</a>.</p>
<p>Sementara itu, Afrika Selatan, negara dengan ekonomi terkecil dalam kelompok ini, mengundang negara-negara Afrika untuk bergabung BRICS guna memperkuat kawasan Afrika. </p>
<h2>BRICS tetap penting bagi Indonesia</h2>
<p>Meski belum bergabung dengan BRICS, Indonesia sepenuhnya menyadari betapa pentingnya BRICS sebagai mitra diplomasi, terutama dalam hal ekonomi.</p>
<p>Kehadiran Presiden Jokowi bersama Menteri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan di Johannesburg, tidak lepas dari kepentingan bilateral Indonesia dan kepentingan regional sebagai Ketua ASEAN 2023.</p>
<p><a href="https://www.kompas.id/baca/internasional/2023/08/21/peluang-tiwikrama-brics">Dengan total nilai ekonomi mencapai 33,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global</a> dan <a href="https://www.silkroadbriefing.com/news/2023/08/21/intra-brics-trade-and-analysis-2023/">mewakili 45% dari total populasi dunia</a>, BRICS jelas merupakan mitra yang strategis bagi ASEAN.</p>
<p>Bagi negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara, BRICS dapat membantu pertukaran teknologi, pengetahuan, dan perdagangan yang saling menguntungkan satu sama lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Foto bersama para pemimpin negara BRICS.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53137049345/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Negara-negara BRICS juga terus mempromosikan <a href="https://www.indmoney.com/articles/brics-2023-summit-countries-discuss-de-dollarization-and-bloc-expansion">de-dolarisasi</a> untuk menghapus ketergantungan terhadap dolar AS sebagai mata uang internasional. Mereka mempromosikan pencapaian <a href="https://www.ndb.int">Bank Pembangunan Baru BRICS</a> dalam mendanai berbagai proyek, memosisikannya sebagai bagian dari rencana pembangunan ekonomi blok tersebut.</p>
<p>Langkah tersebut pada dasarnya sejalan dengan Indonesia yang juga sedang <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/19/indonesia-lanjutkan-dedolarisasi">menggiatkan penggunaan rupiah sebagai upaya mengurangi ketergantungan meminimalisasi penurunan nilai tukar terhadap dolar</a>.</p>
<p>Dalam hal ini, Bank Pembangunan Baru BRICS dapat <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-08-23/brics-bank-aims-to-increase-local-currency-borrowing-to-30">membantu menguatkan mata uang rupiah</a> sebagai alat transaksi internasional.</p>
<p>Pada akhirnya, meski <a href="http://www.brics.utoronto.ca/docs/150709-partnership-strategy-en.html">BRICS mulai menjadi lebih pragmatis dan fokus pada agenda pembangunan dan perdagangan</a> antara negara-negara berkembang, kemungkinan untuk menjadi proksi pertarungan kekuasaan negara-negara besar akan tetap ada.</p>
<p>Oleh karena itu, Indonesia sudah mengambil keputusan bijak dengan tidak terburu-buru bergabung dengan BRICS, setidaknya dalam waktu dekat. Indonesia tidak boleh mempertaruhkan hubungan diplomasi baiknya dengan pihak manapun.</p>
<p>Patut diingat bahwa Indonesia sebaiknya fokus memperluas kerja sama, dan investasi serta pengembangan teknologi. Ini semua perlu dilakukan dengan semua pihak, baik kubu Global North maupun Global South.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212257/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tidak bergabung BRICS adalah keputusan yang paling tepat, bijak dan masuk akal bagi Indonesia. Indonesia tidak boleh mempertaruhkan hubungan diplomasi baiknya dengan pihak manapun.Ayu Anastasya Rachman, Head of International Relations Department, Universitas Bina Mandiri GorontaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2106422023-07-29T16:46:34Z2023-07-29T16:46:34ZPertemuan menteri ASEAN: upaya mengatasi krisis Myanmar kembali gagal - apa langkah selanjutnya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/539911/original/file-20230728-22-xahusw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://gallery.asean2023.id/d/7494ce63538a4a8d9355/?p=%2F11%20July%202023%2F04%2056th%20ASEAN%20Foreign%20Ministers’%20Meeting%20(Plenary)&mode=list">Committee of the 56th AMM/PMC</a></span></figcaption></figure><p>Menteri luar negeri negara-negara ASEAN bertemu awal bulan Juli di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri perwakilan diplomatik bukan hanya dari negara-negara Asia Tenggara namun juga dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara mitra di luar kawasan, termasuk Amerika Serikat (AS), Cina, Australia, Jepang dan Korea Selatan.</p>
<p>Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia <a href="https://www.reuters.com/world/asia-pacific/myanmar-crisis-south-china-sea-tensions-loom-over-asean-meet-2023-07-10/">ingin berfokus pada</a> bagaimana ASEAN mampu mendorong kolaborasi di tengah perubahan regional dan global. </p>
<p>Namun, jalan masih panjang untuk bisa mencapai <a href="https://asean.org/what-we-do#fundamental-principles">misi ASEAN</a> dalam menciptakan stabilitas dan keamanan regional serta mempercepat pertumbuhan ekonomi.</p>
<p>Salah satu alasannya adalah karena ASEAN belum mampu mengatasi situasi krisis di Myanmar secara signifikan.</p>
<p>Konflik di Myanmar telah berlangsung sejak Februari 2021, setelah Junta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi—-pemimpin yang terpilih secara demokratis. </p>
<p>Sejak saat itu, di Myanmar terjadi perang saudara, tidak hanya Junta dan oposisi sipil, tetapi juga melibatkan berbagai kelompok etnis di negara tersebut. <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-60144957">Diperkirakan</a> 12 ribu orang telah terbunuh dan jutaan warga sipil terpaksa mengungsi.</p>
<h2>Mengapa Myanmar penting bagi ASEAN</h2>
<p>Perdamaian di Myanmar penting bagi ASEAN karena dua alasan.</p>
<p>Pertama adalah alasan sosioekonomi. ASEAN mengalami <a href="https://theconversation.com/dilema-asean-bagaimana-prinsip-noninterferensi-jadi-justifikasi-pengabaian-terhadap-myanmar-dan-menghambat-mea-207018">kesulitan</a> untuk menerapkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan integrasi di seluruh kawasan melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). </p>
<p>MEA merupakan salah satu upaya ASEAN <a href="https://investasean.asean.org/index.php/page/view/asean-economic-community/view/670/newsid/755/about-aec.html#:%7E:text=The%20AEC%20is%20the%20realization,integrated%20into%20the%20global%20economy.">untuk menjadikan</a> kawasan ASEAN sebagai satu pasar tunggal dan basis produksi bersama. Ini menjadikannya kawasan yang sangat kompetitif, dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan terintegrasi penuh ke dalam ekonomi global.</p>
<p>Situasi politik yang tidak stabil di Myanmar turut menjadi salah satu faktor penghambat implementasi MEA secara efektif. Tidak hanya itu, krisis di Myanmar saat ini juga menciptakan arus pengungsi yang melarikan diri dari konflik antara Junta dan oposisi. Menurut data PBB, lebih dari satu juta penduduk Myanmar <a href="https://news.un.org/en/story/2022/06/1120292">telah mengungsi</a> ke negara-negara sekitarnya di kawasan, termasuk ke Indonesia.</p>
<p>Alasan kedua, yang bisa dibilang lebih penting bagi ASEAN sebagai sebuah institusi, adalah politik. Kegagalan dalam menyelesaikan krisis Myanmar akan berdampak besar pada persatuan dan kestabilan di kawasan dan mengancam kredibilitas ASEAN dalam jangka panjang.</p>
<h2>Kegagalan terus-menerus</h2>
<p>Beberapa bulan setelah kudeta, anggota ASEAN dan Junta Myanmar menyepakati Lima Poin Konsensus (<em>Five Points of Consensus</em>/5PC).</p>
<p>Konsensus ini mencakup penghentian kekerasan di Myanmar, dialog antara semua pihak, penunjukan utusan khusus, pemberian bantuan kemanusiaan oleh ASEAN, dan kunjungan utusan tersebut ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak yang terlibat.</p>
<p>5PC telah menjadi <a href="https://en.antaranews.com/news/288084/56th-amm-indonesia-emphasizes-asean-credibility-five-point-consensus">referensi utama</a> bagi ASEAN sebagai pendekatan untuk penyelesaian konflik di Myanmar.</p>
<p>Namun, hingga saat ini, pihak Junta <a href="https://www.hrw.org/news/2022/04/22/myanmar-aseans-failed-5-point-consensus-year">masih mengabaikan</a> konsensus tersebut. Ini menimbulkan keretakan di internal ASEAN perihal bagaimana menerapkan 5PC dan melanjutkan negosiasi dengan pihak Junta.</p>
<p>Konferensi tingkat tinggi yang berlangsung selama empat hari di Jakarta tidak menghasilkan kemajuan yang signifikan terkait penyelesaian krisis Myanmar, kecuali hanya seruan untuk melakukan “<a href="https://www.kompas.id/baca/english/2023/07/16/en-penyelesaian-krisis-myanmar-buntu-apa-yang-bisa-dilakukan-indonesia">dialog inklusif di Myanmar</a>”. Tidak ada kerangka waktu dan hasil yang jelas yang dicapai dari konferensi mengenai bagaimana ASEAN dapat membantu menyelesaikan konflik di Myanmar.</p>
<p>Kegagalan ini kembali menimbulkan keraguan akan kemampuan ASEAN untuk membuat kemajuan perdamaian yang nyata dalam menyelesaikan konflik, terutama selama masa kepemimpinan Indonesia.</p>
<p>Bulan lalu, Thailand dan Laos mengadakan pertemuan informal tertutup dengan Junta di Thailand untuk mencari “solusi alternatif.” </p>
<p>Pertemuan tersebut mematik <a href="https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thailand-seeking-re-engage-myanmar-junta-with-asean-meeting-letter-sources-2023-06-16/">beragam respons</a> dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Beberapa pihak bahkan <a href="https://www.abc.net.au/news/2023-06-19/thailand-hosts-talk-with-myanmar-junta/102497120">mengatakan</a> bahwa pemerintah Thailand menyabotase upaya Indonesia.</p>
<p>Sementara itu, kelompok oposisi Myanmar <a href="https://progressivevoicemyanmar.org/2023/07/07/press-statement-myanmar-springs-young-revolutionaries-meet-with-head-of-the-asean-special-envoy-office-and-express-concern-over-aseans-continued-failure-to-address-myanmar-crisis/">merilis pernyataan</a> yang mengkritik kegagalan ASEAN yang “terus berlanjut” dalam menyelesaikan krisis.</p>
<h2>Melibatkan negara-negara di luar kawasan</h2>
<p>ASEAN sangat perlu menunjukkan relevansinya dalam politik internasional kontemporer. </p>
<p>Mungkin ini saatnya bagi ASEAN untuk mengakui bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan konflik Myanmar sendirian dan perlu untuk mengikutsertakan <a href="https://asean.org/our-communities/asean-political-security-community/outward-looking-community/treaty-of-amity-and-cooperation-in-southeast-asia-tac/">negara-negara mitra ASEAN</a> secara lebih aktif. Terdapat peran-peran yang dapat diisi oleh negara mitra ASEAN yang dapat mendukung upaya ASEAN di Myanmar.</p>
<p>AS dan sekutu-sekutu Barat, misalnya, telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap rezim tersebut. Mereka juga membatasi akses pemerintah dan pejabat Myanmar terhadap sistem keuangan internasional.</p>
<p>Sanksi-sanksi ini dapat mendorong Junta ke meja perundingan, yang selama ini belum dapat dilakukan oleh ASEAN, karena “prinsip kebijakan non-intervensi”. Prinsip ini melarang negara-negara ASEAN untuk mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain. Menjatuhkan sanksi akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip ini.</p>
<p>Namun, ASEAN dapat menghubungkan upaya negosiasi mereka dengan sanksi Barat. ASEAN dapat menawarkan untuk mencabut sanksi jika Junta dapat menunjukkan kemajuan dalam negosiasi dengan ASEAN. Tentu saja, langkah ini juga membutuhkan persetujuan dan komitmen bersama dari pihak Barat karena pihak Barat yang menjatuhkan sanksi ekonomi. Ini merupakan salah satu contoh dari kerja sama lebih lanjut antara ASEAN dan negara-negara mitranya untuk menyelesaikan konflik Myanmar.</p>
<p>Masih ada waktu bagi Indonesia untuk menggunakan waktunya sebagai ketua dan pengaruh diplomatiknya yang kuat untuk memulai langkah-langkah lebih lanjut dengan negara-negara mitra untuk mencoba dan memperbaiki situasi di Myanmar.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/210642/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Rifqi Daneswara tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Saatnya ASEAN mengevaluasi kembali implementasi 5 Poin Konsensus dan mencari cara yang lebih efektif untuk memberikan tekanan pada Junta militer Myanmar.Muhammad Rifqi Daneswara, Research Fellow, Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2070182023-07-05T02:35:33Z2023-07-05T02:35:33ZDilema ASEAN: bagaimana prinsip noninterferensi jadi justifikasi pengabaian terhadap Myanmar dan menghambat MEA<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/530048/original/file-20230605-15-10occ9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">pexels gu bra</span> </figcaption></figure><p>Signifikansi ASEAN pada level global kian terlihat melalui pertumbuhan yang pesat di tengah stagnansi global.</p>
<p>Melansir statistik yang dimuat dalam <a href="https://aseanstats.org/wp-content/uploads/2020/11/ASEAN_Key_Figures_2020.pdf">ASEAN Key Figure 2020</a>, nilai pendapatan domestik bruto (PDB) gabungan sepuluh negara anggota ASEAN mencapai US$3,2 triliun (sekitar Rp 47.800 triliun) pada tahun 2019. Ini membuat ASEAN secara kolektif menempati peringkat kelima ekonomi terbesar di dunia.</p>
<p>Wajar jika ASEAN cukup ambisius untuk menciptakan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan Asia Tenggara melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).</p>
<p>Sayangnya, cita-cita ASEAN untuk mewujudkan integrasi ekonomi regional tidak bisa mengaburkan instabilitas politik yang semakin berlarut di Myanmar. Tercatat 3.600 penduduk Myanmar harus meregang nyawa di tangan pemerintahan junta militer. Sebanyak 58.000 rumah terbakar. Sejumlah infrastruktur lain pun rusak, termasuk rumah sakit, klinik, dan sekolah.</p>
<p>Hingga kini, ASEAN belum mampu memberikan solusi konkret terhadap konflik di Myanmar, selain hanya sikap normatif yang tercermin dalam <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/Chairmans-Statement-on-ALM-Five-Point-Consensus-24-April-2021-FINAL-a-1.pdf">Lima Poin Konsensus</a>.</p>
<p>Hal ini kemudian menimbulkan kekhawatiran besar, yakni bagaimana MEA akan mampu diterapkan secara efektif jika fragmentasi sikap politik terhadap krisis Myanmar ini masih berlanjut. Sebab, jika memberikan tekanan politik pada pemerintah otoritarian Myanmar saja kesulitan, bagaimana ASEAN bisa mengintegrasikan peran masyarakat di kawasan untuk mewujudkan MEA?</p>
<h2>Prinsip noninterferensi: bumerang bagi ASEAN?</h2>
<p>Sejak ASEAN <a href="https://asean.org/the-founding-of-asean/">lahir pada 1967</a>, <a href="https://core.ac.uk/download/pdf/12118557.pdf">prinsip noninterferensi</a> menjadi satu prinsip regional bersama yang dibangun untuk mencapai kompromi di tengah perbedaan sistem dan arah politik negara anggota. Berdasarkan prinsip ini, anggota-anggota ASEAN tidak boleh melakukan campur tangan terhadap masalah internal yang dihadapi oleh anggota lainnya.</p>
<p>Prinsip ini hadir untuk menjembatani kesepakatan antarnegara ASEAN — yang mayoritas pernah mengalami periode kolonialisme — untuk membatasi campur tangan politik sesama anggota, terutama dalam konteks kebijakan dalam negeri.</p>
<p>Dengan kata lain, prinsip noninterferensi ini adalah fondasi terpenting dalam arsitektur kerja sama ASEAN. </p>
<p>Secara ekonomi, prinsip ini tak membatasi negara anggota ASEAN untuk melakukan kerja sama secara lebih informal, terutama lewat penekanan pada aspek masyarakat, yang dapat dilakukan tanpa perlu saling mencampuri kondisi politik internal masing-masing. Ini misalnya kerja sama di bidang usaha kecil dan menengah (UMKM) melalui penyusunan <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2015/12/SAP-SMED-Final.pdf">ASEAN Strategic Action Plan for SME Development 2016-2025</a>, </p>
<p>Secara ideal, hal ini mampu menjadikan unsur masyarakat tidak hanya sebagai objek tetapi juga subjek dari pertumbuhan ekonomi. Ini sesuai dengan yang tercantum dalam <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2021/08/AECBP_2025r_FINAL.pdf">cetak biru (<em>blueprint</em>) MEA 2025</a>, yakni “memperluas konektivitas antar masyarakat, kelembagaan, dan infrastruktur ASEAN melalui ASEAN”. </p>
<p>Namun, bila ditarik secara historis, implementasi prinsip noninterferensi ini justru dapat menghambat jalan menuju MEA.</p>
<p>Seorang ekonom terkemuka asal Hungaria, Bela Balassa, menjelaskan bahwa integrasi ekonomi pada dasarnya <a href="https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=mUmRLOFDW5EC&oi=fnd&pg=PR3&dq=bela+balassa+democracy&ots=sYhVxunDPi&sig=ZJvcSkT9jfhyB_9JYuYlW4Sch14&redir_esc=y#v=onepage&q=democratic&f=false">perlu didukung oleh proses demokratisasi</a>. ASEAN kemudian diuji ketika menerima keanggotaan negara-negara yang memiliki sistem pemerintahan otoritarian seperti Laos, Kamboja, dan Myanmar.</p>
<p>Selain kompleksitas dalam kawasan ASEAN sendiri, bergabungnya negara-negara otoritarian tersebut juga memantik banyak kritik. Kritik terutama datang dari negara Barat yang kerap mempermasalahkan indikasi komunisme. Namun, terlepas dari berbagai dinamika tersebut, Myanmar <a href="https://www.jstor.org/stable/42704181?casa_token=-m77c5vnuoQAAAAA%3APOpgUdRC1dMo70rrPFsFePY0kFGFF7ZoVSAJnMGVvbmM47ilMVNHjU4sgq4-SA1w9AQ5nTj1zQAAKAMR0aC3xcwVr9UW3qrIxLmDmZ2UMW2OPtUFDGME">secara resmi</a> menjadi anggota ASEAN pada Juli 1997. </p>
<h2>Prinsip noninterferensi: justifikasi pengabaian Myanmar</h2>
<p>Prinsip noninterferensi sebenarnya memiliki kekuatan politis, terutama dalam menjembatani keragaman sistem politik antarnegara anggota ASEAN. Namun, prinsip ini jugalah yang tampaknya memberikan legitimasi kepada ASEAN untuk mengabaikan krisis di Myanmar. </p>
<p>Meskipun kebijakan reformasi domestik sejak 2010 telah berhasil menciptakan dampak positif di berbagai sektor ekonomi, kudeta Myanmar pada 2021 mengikis liberalisasi pasar yang tengah berlangsung.</p>
<p>Kudeta tersebut <a href="https://muse.jhu.edu/pub/70/article/855274/summary">semakin memperparah</a> kinerja ekonomi Myanmar. Pasalnya, peristowa itu terjadi tepat setelah vaksinasi besar-besaran yang menguras banyak anggaran dan ketika bisnis diharapkan untuk bangkit kembali.</p>
<p>Instabilitas politik <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-19722-3_11">menghambat jalannya perekonomian</a>, seperti peningkatan perdagangan dan modal asing, perluasan sektor keuangan, dan kemakmuran sektor swasta yang harusnya pesat.</p>
<p><a href="https://www.ide.go.jp/library/English/Publish/Reports/Brc/pdf/10_00.pdf">Bagi Myanmar</a>, MEA menjadi batu loncatan dalam kemajuan liberalisasi perdagangan dan investasi domestik. Investasi asing, yang sangat ditopang MEA, menjadi <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3043051">bahan bakar berbagai sektor perekonomian</a>.</p>
<p>Instabilitas yang menghambat alur investasi luar negeri berujung pada pertumbuhan ekonomi Myanmar yang negatif <a href="https://www.adb.org/countries/myanmar/economy">5,9%</a> pada 2021. Tidak adanya konsensus politik atas Krisis Myanmar tentu saja mencederai tujuan akhir dari integrasi ekonomi, yakni mendorong kesejahteraan nasional.</p>
<p>Selain di sektor ekonomi, gejolak politik juga mendorong keretakan dalam negeri, seperti misalnya krisis kemanusiaan (krisis pengungsi Rohingya) dan perpecahan etnis.</p>
<p>Namun, krisis politik yang juga berujung pada terguncangnya perekonomian pada nyatanya tidak mampu direspons oleh ASEAN secara konkret, selain bantuan teknis berupa bantuan kemanusiaan.</p>
<p>Prinsip noninterferensi yang dibangun atas dasar penghormatan terhadap keragaman politik internal pada nyatanya telah mengarah pada pengabaian terhadap Myanmar, terutama dalam merekognisi buruknya dampak politik pada kemajuan ekonomi Myanmar yang sebenarnya mulai menemui momentumnya.</p>
<p>Prinsip noninterferensi juga menjadi justifikasi atas stagnansi penyelesaian krisis Myanmar. Hal ini tentu menjadi bumerang tersendiri bagi pelaksanaan MEA yang perlu didukung oleh liberalisasi pasar. Dalam konteks Myanmar, liberasi ini terhambat oleh adanya instabilitas politik.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=350&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=350&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=350&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=439&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=439&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/530045/original/file-20230605-19-jm1why.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=439&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Instabilitas Politik di Myanmar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">tsawwunna24/Unsplash</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Alternatif komitmen politik untuk Myanmar</h2>
<p>Setidaknya hingga menjelang KTT ASEAN 2023, ada dua hal yang dapat dikritisi dari implementasi MEA. </p>
<p>Pertama, kerangka kerja yang ada hanya menguntungkan negara-negara yang telah berhasil menerapkan demokrasi setidaknya secara parsial, terutama negara-negara yang berhasil mengimplementasikan liberalisasi ekonomi. </p>
<p>Kedua, MEA tidak dapat melangkah lebih jauh dari sektor ekonomi makro, apalagi menjangkau sektor ekonomi di level masyarakat. </p>
<p>Kegagalan ASEAN dalam merumuskan konsensus politik yang konkret bagi isu Myanmar bisa berbuntut pada pengabaian atas masyarakat, terutama bila melihat permasalahan-permasalahan HAM yang muncul setelahnya.</p>
<p>Suatu mekanisme integrasi ekonomi berbasis <em>people</em> atau masyarakat akan sangat sulit terwujud bila ASEAN terus membiarkan hambatan utamanya, yakni otoritarianisme yang terus berlangsung.</p>
<p>Oleh karena itu, konsensus politik perlu diupayakan sebagai bentuk komitmen ASEAN dalam menyikapi ancaman liberalisasi pasar dan tentunya sebagai simbol solidaritas ASEAN sebagai satu komunitas regional.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/207018/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Gibraltar Andibya Muhammad tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Konsensus politik regional ASEAN harus diwujudkan tidak hanya untuk mendukung kemajuan ekonomi Myanmar, tetapi juga untuk implementasi yang konkret dari Masyarakat Ekonomi ASEAN.Gibraltar Andibya Muhammad, Research Assistant at Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS), Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1810642022-04-14T17:10:37Z2022-04-14T17:10:37ZDebat kusir ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN: tidak relevan dan mengancam ribuan bahasa daerah lain di Asia Tenggara<p>Baru-baru ini, Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri mengusulkan bahasa Melayu sebagai <a href="https://nasional.kompas.com/read/2022/04/04/21082651/nadiem-tolak-usulan-pm-malaysia-untuk-jadikan-melayu-bahasa-resmi-asean">bahasa perantara antara Indonesia dan Malaysia</a>, dan juga <a href="https://www.thejakartapost.com/opinion/2022/04/05/malay-for-asean.html">‘bahasa resmi kedua’ ASEAN</a> (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) setelah bahasa Inggris.</p>
<p>Pada konferensi pers pertemuan bilateral Indonesia-Malaysia awal bulan ini, ia <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/indonesia-reject-malaysia-proposal-second-asean-language-2608796">mengklaim bahwa usulan ini sudah disetujui</a> oleh Presiden Indonesia, Joko “Jokowi” Widodo, yang direspons dengan anggukan kepala dan senyum oleh Jokowi.</p>
<p>Namun, ide ini tidak mendapat respons yang cukup baik dari masyarakat Indonesia.</p>
<p>Menteri Pendidikan (Mendikbudristek) Nadim Makarim secara terang-terangan <a href="https://nasional.kompas.com/read/2022/04/04/21082651/nadiem-tolak-usulan-pm-malaysia-untuk-jadikan-melayu-bahasa-resmi-asean">menolak usulan tersebut</a>. Ia berpendapat bahwa bahasa Indonesia mempunyai keuntungan historis, hukum, dan linguistik dan lebih dikenal di dunia internasional. Sehingga, lebih masuk akal kalau bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai ‘bahasa resmi kedua’ di ASEAN.</p>
<p>Sebelum memperdebatkan bahasa mana yang layak dijadikan sebagai ‘bahasa resmi kedua’ di ASEAN, ada beberapa hal yang perlu diluruskan terlebih dulu mengenai status ‘bahasa resmi’ di ASEAN dan isu kebahasaan yang lebih mendesak.</p>
<h2>Tidak ada ‘bahasa resmi pertama’ ASEAN</h2>
<p>Selama beberapa dekade setelah ASEAN dibentuk pada 1967, <a href="https://eresources.nlb.gov.sg/printheritage/detail/d59efd31-139b-4afe-a426-cb3258e84955.aspx">bahasa Inggris secara de facto menjadi lingua franca</a> (bahasa perantara) ASEAN.</p>
<p>Pada masa tersebut, tidak ada dokumen resmi yang menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa resmi ASEAN. Baru pada penandatanganan Piagam ASEAN (<em>ASEAN Charter</em>) pada 2009, bahasa Inggris <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/01434632.2012.661433">secara resmi dinyatakan sebagai ‘bahasa kerja’</a> ASEAN.</p>
<p>Namun, topik mengenai kebahasaan tidak banyak dibahas di dokumen resmi ASEAN. Di piagam ASEAN tersebut (yang berfungsi sebagai perjanjian yang mengikat secara hukum antara sepuluh negara anggota), hanya ada satu pasal berisi kalimat pendek, yaitu Pasal 34 yang menyatakan bahwa ‘Bahasa kerja ASEAN adalah bahasa Inggris’.</p>
<p>Di Pasal 34 Piagam ASEAN tersebut, jelas status bahasa Inggris adalah ‘bahasa kerja’ (<em>working language</em>), bukan ‘bahasa resmi’ (<em>official language</em>). Jadi, bahasa Inggris tidak pernah menjadi ‘bahasa resmi pertama’ ASEAN. Sehingga, proposal Perdana Menteri Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN sebenarnya tidak relevan.</p>
<p>Ada perbedaan antara ‘bahasa resmi’ dan ‘bahasa kerja’.</p>
<p><a href="https://ask.un.org/faq/14463#:%7E:text=Official%20languages%20are%20the%20languages,working%20languages%20of%20the%20Secretariat">Perserikatan Bangsa-bangsa</a> (PBB), misalnya, mengartikan bahasa resmi sebagai bahasa yang digunakan untuk semua dokumen resmi PBB. Sedangkan bahasa kerja digunakan untuk komunikasi internal di antara staf.</p>
<p>Jika kita mengunjungi situs web resmi ASEAN, di sana terdapat <a href="https://asean.org/about-asean/asean-charter/translations-of-the-asean-charter/">dokumen terjemahan Piagam ASEAN</a> dalam semua bahasa-bahasa nasional negara anggota ASEAN. Jadi, bisa dibilang, bahasa-bahasa tersebut merupakan ‘bahasa resmi’ ASEAN.</p>
<p>Tapi, yang perlu juga menjadi perhatian adalah bahwa Pasal 34 tentang ‘bahasa kerja’ ini pun sangat sederhana dan belum ada kebijakan yang melindungi keanekaragaman bahasa di Asia Tenggara.</p>
<p>Meski <a href="https://asean.org/about-asean/asean-charter/translations-of-the-asean-charter/">Pasal 2(l) Piagam ASEAN</a> mengingatkan anggota-anggota ASEAN untuk ‘menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN’, profesor bidang kebahasaan dari Griffith University di Australia, Andy Kirkpatrick <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/01434632.2012.661433">mengatakan</a> tidak ada kebijakan yang konkrit mengenai bagaimana merealisasikan penghormatan terhadap keanekaragaman bahasa di ASEAN, termasuk bahasa nasional dan bahasa lokal dan daerah.</p>
<p>Selain membuka ruang munculnya perdebatan kosong mengenai jago-jagoan sebagai ‘bahasa kedua’ ASEAN, hal ini justru bisa mengancam keberlangsungan lebih dari 1.000 bahasa di negara-negara anggota ASEAN.</p>
<h2>Isu kebahasaan yang lebih mendesak</h2>
<p>Bahasa Indonesia mempunyai keunggulan jika hendak dijadikan bahasa perantara di ASEAN. Bahasa Indonesia digunakan <a href="https://asian.washington.edu/fields/indonesian">lebih dari 200 juta orang</a>. Ada juga dialek-dialek di kawasan Asia Tenggara yang berhubungan erat dengan bahasa Indonesia, seperti di Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand selatan.</p>
<p><a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/indonesia-reject-malaysia-proposal-second-asean-language-2608796">Senada dengan Menteri Nadiem</a>, bahasa Indonesia juga dipelajari di banyak universitas terkemuka di seluruh dunia.</p>
<p>Namun, di luar perdebatan mengenai bahasa mana yang layak menjadi ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN, sebenarnya ada isu kebahasaan lain yang lebih mendesak.</p>
<p>Seperti ungkapan Kirkpatrick, di ASEAN tidak hanya ada bahasa Inggris atau bahasa Indonesia atau bahasa Melayu saja. Terdapat <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/01434632.2012.661433">lebih dari 1.000 bahasa asli</a> (<em>indigenous languages</em>), dan lebih dari 700 di antaranya ada di Indonesia. Penetapan ‘bahasa resmi’ bisa berdampak pada promosi suatu bahasa, namun mengorbankan bahasa lain di ASEAN.</p>
<p>Contohnya, selama ini negara-negara ASEAN mempromosikan bahasa Inggris karena digunakan sebagai bahasa kerja di ASEAN. Akhirnya, sekolah-sekolah menerapkan pendidikan bilingual dalam bahasa Inggris dan bahasa nasional, dan sering <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/01434632.2012.661433">mengorbankan bahasa lokal</a>.</p>
<p>Ketika petinggi-petinggi negara ASEAN tidak secara sistematis mempromosikan penggunaan bahasa asli, pengguna bahasa lokal dapat kehilangan media untuk mengekspresikan identitas, pengetahuan, dan budaya mereka.</p>
<p>Motto ASEAN adalah “Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas”. Namun, <a href="https://www.aseantoday.com/2020/05/a-call-for-a-more-robust-language-policy-in-asean/">minimnya kebijakan konkrit</a> yang melindungi keanekaragaman bahasa dan budaya di ASEAN, dan ditambah dengan perdebatan dan proposal untuk menjadikan bahasa tertentu sebagai ‘bahasa resmi’ menimbulkan pertanyaan:</p>
<p>Identitas seperti apa yang diinginkan ASEAN? Suatu komunitas yang merangkul keanekaragaman bahasa dan budaya yang kaya, atau komunitas yang justru perlahan bergerak menuju homogenitas?</p>
<h2>Kebijakan bahasa Uni Eropa bisa menjadi pelajaran</h2>
<p>Menurut saya, ASEAN bisa belajar dari <a href="https://www.europarl.europa.eu/factsheets/en/sheet/142/language-policy">kebijakan bahasa di Uni Eropa</a> (UE).</p>
<p>Uni Eropa menjadikan bahasa nasional negara-negara anggotanya sebagai bahasa resmi lembaga. Tidak ada bahasa resmi ‘pertama’, ‘kedua’, atau seterusnya karena hal ini bisa menimbulkan ketidaksetaraan status.</p>
<p>Menurut Piagam Hak Fundamental UE, warga negara UE memiliki hak untuk menggunakan salah satu dari 24 bahasa resmi saat menghubungi lembaga UE, dan lembaga UE wajib menjawab dalam bahasa yang sama. Uni Eropa mengakui bahasa sebagai bagian mendasar dari identitas Eropa dan ekspresi budaya masyarakat.</p>
<p>UE memiliki sekitar 60 bahasa asli dan secara proaktif mengakui keanekaragaman tersebut sebagai bagian integral dari identitasnya. ASEAN, dengan lebih dari 1000 bahasa, akan mendapat manfaat yang signifikan dari kebijakan bahasa yang konkrit untuk mempromosikan dan melindungi bahasa-bahasa tersebut.</p>
<p>Perdebatan mengenai bahasa mana yang layak dijadikan ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN sebaiknya tidak membuat kita lupa bahwa ASEAN, bahkan negara kita sendiri Indonesia, mempunyai keanekaragaman bahasa dan budaya yang kaya.</p>
<p>Keanekaragaman inilah yang membentuk dan menjadikan ASEAN seperti sekarang. Mengabaikan keanekaragaman bahasa hanya demi kepraktisan dan ego petinggi-petinggi suatu negara hanya akan <a href="https://www.aseantoday.com/2020/05/a-call-for-a-more-robust-language-policy-in-asean/">melemahkan identitas</a> kita.</p>
<p>Memperkuat identitas keanekaragaman ini, di sisi lain, akan membantu kita menonjol di dunia global, ketimbang hanya menjadi pengikut dan konsumen produk globalisasi dan kebudayaan asing saja.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/181064/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Billy Nathan Setiawan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Perdebatan mengenai bahasa mana yang layak jadi ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN sebaiknya tidak membuat kita lupa bahwa Asia Tenggara mempunyai keanekaragaman bahasa dan budaya yang kaya.Billy Nathan Setiawan, PhD Candidate in Applied Linguistics, University of South AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1715992021-11-17T02:41:40Z2021-11-17T02:41:40ZPertahanan siber Indonesia jadi tugas penting panglima TNI yang baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/432119/original/file-20211116-23-hlnn29.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C4000%2C2664&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat sidang paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta.</span> <span class="attribution"><span class="source">Galih Pradipta/Antara Foto</span></span></figcaption></figure><p>Dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) awal November lalu, Jenderal Andika Perkasa menyebutkan bahwa salah satu prioritas utama kepemimpinannya adalah <a href="https://www.liputan6.com/news/read/4703977/andika-perkasa-akan-perkuat-tni-di-sektor-keamanan-siber">penguatan keamanan siber</a>.</p>
<p>Presiden Joko “Jokowi” Widodo dijadwalkan [melantik Andika](https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211116100421-32-721725/jokowi-lantik-andika-perkasa-jadi-panglima-tni-besok](https://news.detik.com/berita/d-5814580/jokowi-lantik-jenderal-andika-jadi-panglima-tni-hari-ini-letjen-dudung-ksad), yang sebelumnya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), sebagai Panglima TNI hari ini.</p>
<p>Pernyataan Andika itu adalah pertanda positif bagi masa depan keamanan dan pertahanan siber Indonesia. Laporan <em><a href="https://jakartaglobe.id/special-updates/indonesian-organizations-face-more-cyberattacks-report">Check Point Software Technologies</a></em> menunjukkan bahwa serangan siber di Indonesia terjadi tujuh kali lebih banyak rata-rata dunia dengan sektor pemerintah dan militer, manufaktur, dan perbankan menjadi tiga sektor yang paling terimbas serangan siber.</p>
<p>Salah satu kejadian mencolok terakhir adalah <a href="https://nasional.kompas.com/read/2021/10/25/18284871/pelaku-peretasan-situs-milik-bssn-diduga-hacker-dari-brasil?page=all">peretasan situs Badan Siber dan Sandi Negara</a> (BSSN) pada Oktober lalu. </p>
<p>Fokus pada pertahanan siber oleh TNI menjadi keniscayaan dan kini memiliki kegentingan ekstra.</p>
<p>Indonesia telah memiliki fondasi yang relatif dalam pertahanan siber, namun ini belum cukup untuk menghadapi pelbagai tantangan pertahanan siber yang terus berkembang. Setidaknya, terdapat tiga tantangan besar pertahanan siber yang harus diselesaikan oleh Panglima TNI yang baru.</p>
<h2>Fondasi baik</h2>
<p>Dalam hal pertahanan siber, secara kelembagaan, TNI telah memiliki rujukan regulasi berupa <a href="https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun%202016.pdf">Undang-Undang (UU) No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)</a> dan <a href="https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/6/t/peraturan+pemerintah+republik+indonesia+nomor+82+tahun+2012">Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Teransaksi Elektronik</a>. TNI juga mengacu pada Pedoman Pertahanan Siber yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan pada 2014. </p>
<p>Dengan segala kritik terkait peraturan-peraturan tersebut, ruang regulasi ini mampu memberikan fleksibilitas bagi TNI untuk mengambil inisiatif di bidang pertahanan siber, di antaranya dengan pembentukan Satuan Siber (Satsiber) TNI. </p>
<p>Keluwesan ini juga didukung adanya sinergi lintas kelembagaan dalam penguatan pertahanan dan keamanan siber dengan BSSN, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan kepolisian.</p>
<p>Dalam beberapa tahun terakhir, pertahanan siber juga menjadi pembahasan reguler antara tiga matra TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara). Berkembangnya diskursus ini telah mendorong pembuatan kebijakan pertahanan siber di kalangan TNI, seperti mulai pelaksanaan rutin latihan operasi pertahanan siber di semua matra dan sejumlah inisiatif peningkatan kapasitas prajurit.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-sebenarnya-rencana-anggaran-pengadaan-alutsista-rp-1-7-kuadriliun-dan-apa-yang-perlu-dilakukan-163267">Bagaimana sebenarnya rencana anggaran pengadaan alutsista Rp 1,7 kuadriliun dan apa yang perlu dilakukan?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Tiga tantangan</h2>
<p><strong>Tantangan terbesar</strong> muncul dari dalam internal kelembagaan TNI. Walau telah menjadi hal yang rutin yang terucap dan tertulis dalam berbagai kesempatan, pertahanan siber masih belum menjadi wacana utama. </p>
<p>Ini adalah persoalan budaya strategis (<em>strategic culture</em>) dan doktrin militer yang masih menempatkan isu pertahanan dan keamanan siber sebagai isu keamanan non-tradisional. </p>
<p>Budaya strategis Indonesia, <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/app5.203">mengutamakan pertahanan fisik – khususnya darat – dan pandangan yang ke arah dalam</a> (<em>inward-looking</em>) dalam melihat potensi ancaman pertahanan dan keamanan. </p>
<p>Akibatnya, pertahanan siber menjadi nomor dua dalam prioritas strategis, politik anggaran dan pengadaan sumber daya.</p>
<p><strong>Tantangan kedua</strong> adalah tantangan lintas kelembagaan, yaitu adanya <a href="https://www.researchgate.net/publication/345728640_What_Makes_Cyberspace_Secure_Constructing_Cybersecurity_in_Indonesia">persepsi berbeda terkait ancaman keamanan dan pertahanan siber di antara lembaga-lembaga</a>. </p>
<p>Perbedaan ini berdampak pada pendekatan pengambilan kebijakan yang silang sengkarut. Hal ini juga berkaitan dengan sifat ancaman siber yang kerap mengaburkan batas antara isu pertahanan dan keamanan, domestik dan internasional, maupun tradisional dan non-tradisional. </p>
<p><strong>Tantangan ketiga</strong> adalah semakin rumitnya dinamika strategis di kawasan Indo-pasifik. </p>
<p>Persaingan strategis antara Amerika Serikat (AS) dan Cina akan menjadi lanskap utama dinamika keamanan kawasan hingga beberapa dekade ke depan yang berpotensi menempatkan Asia Tenggara sebagai episentrum konflik. </p>
<p>Pertempuran siber telah, sedang, dan akan menjadi bagian utama yang mewarnai lanskap geopolitik tersebut. </p>
<p>AS dan sekutunya telah berulangkali <a href="https://www.ft.com/content/fe589e37-2f85-428e-a0ef-cbb5a5211157">menuduh Cina melakukan serangan siber</a>. Terakhir, <a href="https://dig.watch/updates/aukus-security-partnership-cover-cyber-capabilities-ai-and-quantum-technologies">kesepakatan aliansi AUKUS</a> antara AS, Australia, dan Inggris menyisipkan kerja sama siber, <em>Artificial Intelligence</em>, dan teknologi kuantum sebagai instrumen untuk menggentarkan Cina.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/penempatan-perwira-militer-polisi-aktif-di-bumn-menjadi-tanda-reformasi-semakin-mundur-141786">Penempatan perwira militer, polisi aktif di BUMN menjadi tanda Reformasi semakin mundur</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Tugas panglima</h2>
<p>Walau mungkin hanya akan memimpin TNI dalam waktu yang singkat, Andika perlu untuk menyiapkan fondasi lanjutan bagi masa depan pertahanan siber Indonesia. </p>
<p>Menurut saya, ada tiga poin yang dapat ia jadikan pilihan kebijakan pertahanan siber.</p>
<p>Pertama, pengembangan kapasitas dan kapabilitas penggentaran siber (<em>cyber deterrence</em>) menjadi keniscayaan. </p>
<p>Pengembangan ini dapat dilakukan dengan mengubah orientasi pertahanan siber dari yang selama ini cenderung bersifat defensif, menjadi ofensif. </p>
<p>Peningkatan kemampuan ofensif siber dan kapasitas untuk mengelar operasi secara terus-menerus (<em>persistent engagement</em>) akan berefek pada penggentaran siber. </p>
<p>Hal ini harus diikuti oleh modernisasi alutsista di bidang siber dan peningkatan kapasitas siber prajurit secara signifikan. Proyek Kekuatan Pokok Minimum (<em>Minimum Essential Force</em>) atau MEF di masa mendatang perlu lebih banyak memasukkan dimensi pertahanan siber. </p>
<p>Ini tentu bukan pekerjaan yang dapat dilakukan cepat, namun perubahan orientasi akan berdampak besar bagi masa depan pertahanan siber Indonesia. </p>
<p>Hal ini akan berakibat pada perubahan budaya strategis melalui terobosan-terobosan yang mengedepankan pertahanan siber. Perubahan orientasi ini juga akan menjawab tantangan dinamika kawasan yang menuntut Indonesia mampu mempertahankan ruang siber dan fisiknya secara mandiri.</p>
<p>Kedua, tantangan dinamika lingkungan strategis kawasan memerlukan diplomasi pertahanan siber. </p>
<p>Penekanan pada sentralitas ASEAN dalam penurunan ketegangan kawasan menjadi relevan dengan memasukkan isu konflik siber. </p>
<p>Melalui kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan, TNI perlu mendorong keterlibatan yang lebih aktif dalam mendorong pembentukan norma-norma siber kawasan yang mendorong stabilitas dan perdamaian kawasan ASEAN. </p>
<p>Penegasan kepemimpinan Indonesia di Asia Tenggara perlu dilakukan melalui inisiatif dan sikap proaktif pada diplomasi pertahanan siber.</p>
<p>Ketiga, dan yang paling membosankan karena sudah sering dilontarkan, adalah sinergi lintas kelembagaan. </p>
<p>Persoalan anggaran, arah kebijakan, dan harmonisasi kebijakan pertahanan dan keamanan siber akan menjadi tugas wajib bagi Panglima TNI yang baru. </p>
<p>Komunikasi yang intensif dengan kepemimpinan sipil khususnya dengan Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan menjadi kunci. Faktor kedekatan Andika dengan kedua nama tersebut mungkin dapat modal komunikasi yang positif.</p>
<p>Pada akhirnya, segala tantangan dan inisiatif perihal pertahanan dan keamanan siber tidak boleh melupakan amanat reformasi perihal hubungan sipil-militer yang lebih demokratis. </p>
<p>Masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah besar terkait demokratisasi hubungan sipil-militer. Kita bisa lihat beberapa tahun terakhir, gravitasi politik elektoral sialnya menarik militer (dan terlebih lagi, polisi) ke ruang-ruang politik praktis. </p>
<p>Akibatnya, ruang demokrasi kita terutama di ranah siber mengalami <a href="https://id.safenet.or.id/2019/10/proyeksi-2019-2024-siaga-satu-represi-kemerdekaan-berekspresi-dan-kriminalisasi-aktivis-pro-demokrasi/">penurunan kualitas yang signifikan</a>.</p>
<p>Kemampuan pertahanan siber yang lebih baik tidak boleh digunakan untuk menyerang rakyat sendiri maupun <em>cawe-cawe</em> dalam urusan politik elektoral, khususnya di pemilu terdekat 2024. </p>
<p>Kepentingan keamanan dan pertahanan (siber) harus tetap meletakkan demokrasi dan hak asasi sebagai prinsip yang tak boleh dikompromi. Ini adalah tugas terbesar bagi Panglima TNI di era reformasi: memastikan TNI menjalankan amanah reformasi, melindungi demokrasi, dan menjaga pertahanan NKRI.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/171599/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Abid A. Adonis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Indonesia telah memiliki fondasi yang relatif dalam pertahanan siber, namun ini belum cukup untuk menghadapi pelbagai tantangan pertahanan siber yang terus berkembang.Abid A. Adonis, DPhil/PhD Student in Information, Communication, and the Social Sciences at Oxford Internet Institute, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1696402021-10-13T10:16:29Z2021-10-13T10:16:29ZMembongkar alasan ASEAN bungkam dalam merespons perjanjian AUKUS<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/426154/original/file-20211013-27-1f5fsq5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C5%2C3528%2C2340&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemimpin negara-negara ASEAN berkumpul di Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi tahun ini.</span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/HO/ Setpres-Muchlis Jr/wpa/foc.</span></span></figcaption></figure><p>Kesepakatan trilateral antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia tentang pembangunan kapal selam bertenaga nuklir, yang dikenal dengan <a href="https://www.economist.com/asia/australia-is-getting-nuclear-subs-with-american-and-british-help/21804790">AUKUS</a>, menuai kecaman dari berbagai negara.</p>
<p>Beberapa ahli <a href="https://www.bbc.com/news/world-58564837">percaya</a> bahwa kesepakatan ini merupakan bagian dari strategi AS untuk menekan dominasi Cina di Asia Pasifik dengan melengkapi Australia, sekutunya di kawasan itu, dengan kapal selam bertenaga nuklir.</p>
<p>Menanggapi pakta ini, dalam <a href="https://www-thetimes-co-uk.translate.goog/article/china-should-end-ban-on-first-use-of-nuclear-weapons-says-envoy-0mskmzh8j?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc">pernyataan</a> seorang mantan diplomat senior Cina, mengatakan Cina tidak akan segan untuk menjadi negara yang pertama kali menggunakan nuklir jika ada negara yang menggunakan nuklir lebih dulu, terutama mengusik kawasannya. </p>
<p>Penolakan juga datang dari sekutu AS, Prancis, karena kesepakatan tersebut membuat kontrak Prancis dengan Australia untuk membangun 14 kapal selam diesel-listrik senilai<a href="https://www.farsnews.ir/en/news/14000625000438/UK-DM-Says-AUKUS-Nclear-Sbmarine-Deal-N-A-%E2%80%98Berayal%E2%80%99-as-French-C-O-f"> US$40 miliar.</a> atau setara dengan Rp 568 triliun batal.</p>
<p>Namun, perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara, ASEAN, belum mengeluarkan pernyataan resminya, meskipun perjanjian tersebut memiliki dampak politik yang signifikan di kawasan tersebut.</p>
<p>Sikap bungkam ASEAN ini bukan menjadi kali yang pertama. ASEAN sering kali memilih diam dalam merespons isu-isu sensitif karena kebijakan non-intervensi yang telah disepakati di badan tersebut. </p>
<p>Namun, kemungkinan besar keheningan ini juga dipicu oleh perpecahan di antara negara-negara anggota ASEAN yang memiliki pandangan yang berbeda tentang Cina di kawasan itu.</p>
<h2>Perpecahan kelompok</h2>
<p>Tanggapan dari sepuluh negara di Asia Tenggara terhadap kesepakatan AUKUS ini cukup beragam. Beberapa mendukung kesepakatan tersebut, dan beberapa yang lain menentangnya.</p>
<p>Hubungan antara masing-masing negara dan Cina tampaknya telah mempengaruhi sikap yang berbeda ini.</p>
<p>Misalnya <a href="https://www.aljazeera.com/news/2021/4/6/philippine-warns-china-of-unwanted-hostilities-over-sea-dispute">perselisihan</a> antara Filipina dengan Cina di wilayah Kepulauan Spratly di kawasan <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13748349">Laut Cina Selatan.</a></p>
<p>Meskipun Filipina telah memenangkan kasus arbitrase setelah mengajukan keberatan atas klaim Cina di pulau itu pada tahun 2016. Namun, Cina masih aktif di sekitar wilayah tersebut. Dengan demikian, dukungan Filipina terhadap kesepakatan AUKUS bisa dipahami karena menjadi peluang bagi Filipina untuk menghentikan Cina.</p>
<p>Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menyatakan bahwa Australia membantu negara-negara ASEAN dalam menghadapi ancaman yang datang di kawasan. <a href="https://www-reuters-com.translate.goog/world/asia-pacific/philippines-supports-australia-nuclear-sub-pact-counter-china-2021-09-21/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc">Ancaman</a> yang dimaksud oleh Locsin adalah keberadaan ratusan kapal milisi maritim Cina di zona ekonomi eksklusif Filipina.</p>
<p>Singapura juga menjadi negara yang ikut mendukung pakta tersebut karena mereka berharap aliansi trilateral ini dapat berkontribusi dalam menciptakan stabilitas dan <a href="https://www.channelnewsasia.com/singapore/pm-lee-scott-morrison-australia-us-uk-partnership-aukus-2182196">perdamaian di kawasan.</a></p>
<p>Begitu juga dengan Vietnam yang diyakini akan menyetujui pakta AUKUS, meskipun belum mengeluarkan <a href="https://thediplomat-com.translate.goog/2021/09/aukus-the-view-from-asean/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc">pernyataan resmi.</a></p>
<p>Di sisi lain, terdapat kelompok negara di Asia Tenggara yang menentang AUKUS termasuk Malaysia dan Indonesia, yang dianggap sebagai pemimpin tidak resmi ASEAN.</p>
<p>Penolakan Indonesia kemungkinan besar dipengaruhi oleh kedekatannya dengan Cina yang semakin intensif di berbagai sektor, terutama selama <a href="https://theconversation.com/growing-ties-between-indonesia-and-china-may-hurt-us-indonesia-relationship-148532">pandemi COVID-19. </a></p>
<p>Hal ini terlihat dengan sikap Indonesia yang telah <a href="https://www.bbc.com/news/world-australia-58635393">membatalkan</a> pertemuan dengan Perdana Menteri Australia setelah AUKUS diumumkan.</p>
<p>Menurut Presiden <em>Australian Institute of International Affairs</em>, <a href="https://www.bbc.com/news/world-australia-58635393">Allan Gyngell</a> menyatakan bahwa penolakan karena kesepakatan AUKUS yang dianggap sebagai pesan bahwa negara-negara Asia Tenggara tidak mampu dalam menjaga keamanan regional mereka, sehingga membutuhkan bantuan dari negara adidaya.</p>
<p>Selain itu, Malaysia juga memperingatkan bahwa pakta ini dapat memicu perlombaan <a href="https://www.bbc.com/news/world-australia-58635393">senjata nuklir.</a></p>
<p>Namun, Malaysia tetap berhati-hati dalam bersikap dan mencermati pakta tersebut. Malaysia juga melakukan <a href="https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/aukus-aims-to-consolidate-us-alliances-in-indo-pacific-against-chinas-hegemony/2370723">konsolidasi</a> dengan Cina untuk membahas tanggapan Beijing terhadap AUKUS untuk menjaga keseimbangan kekuatan antara Cina dan AS serta sekutunya.</p>
<p>Meski awalnya keberatan terhadap pakta ini, Indonesia tampaknya masih menganut politik luar negeri bebas aktif, yang melarang Indonesia untuk berpihak.</p>
<p>Hal ini terlihat dari perilisan <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/2937/siaran_pers/statement-on-australias-nuclear-powered-submarines-program">lima poin penting </a> oleh pemerintah Indonesia dalam menanggapi perjanjian AUKUS. Intinya, Indonesia merekomendasikan dialog untuk menyelesaikan konflik dan perbedaan, sebelum beralih ke tenaga nuklir.</p>
<p>Indonesia juga khawatir akan kemungkinan adanya <a href="https://www-rfa-org.translate.goog/english/news/china/aukus-southeastasia-09172021164007.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc">perang nuklir di kawasan Asia Tenggara.</a> Hal ini akan menyebabkan ASEAN kehilangan fungsi utamanya ketika Laut Cina Selatan berubah menjadi arena konflik.</p>
<h2>Kebijakan non-interferensi ASEAN</h2>
<p>Kebungkaman ASEAN ini merupakan bukan hal yang istimewa.</p>
<p>Dalam konflik dan beberapa kasus yang terjadi di kawasan Asia Tenggara sebelumnya, ASEAN memutuskan untuk tidak berpihak dan tetap diam sesuai dengan kebijakan non-intervensinya.</p>
<p>Hal ini terjadi pada kasus <a href="https://jurnal.ugm.ac.id/ikat/article/view/27466/16821">Muslim Rohingya</a> yang menjadi korban diskriminasi dan rasisme oleh pemerintah Myanmar di Rakhine.</p>
<p>Selain itu, pada awal tahun 2021, sebuah <a href="https://fokus.tempo.co/read/1431226/asean-terjebak-kudeta-militer-myanmar/full&view=ok">kudeta</a> oleh militer Myanmar yang menggulingkan Win Myint bersama dengan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. Dalam hal ini, ASEAN juga tidak berbuat banyak. </p>
<p>ASEAN juga mengambil sikap yang sama dalam kasus konflik demokrasi di Thailand antara militer dan warga negara yang menuntut perubahan konstitusional dan <a href="http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-20-II-P3DI-Oktober-2020-229.pdf">reformasi monarki. </a></p>
<h2>Apa yang harus dilakukan ASEAN?</h2>
<p>ASEAN menghadapi dilema dalam menanggapi kesepakatan AUKUS. </p>
<p>Di satu sisi, ASEAN perlu beraliansi dengan kekuatan negara lain untuk menjaga stabilitas di kawasannya, dan konflik Laut Cina Selatan yang belum kunjung berakhir membuat tugas ASEAN semakin menantang.</p>
<p>Di sisi lain, ASEAN perlu menjaga hubungan dengan Cina untuk mendapatkan keuntungan ekonomi terus menerus. Meskipun terjadi penurunan ekonomi global, nilai kerja sama ekonomi ASEAN-Cina <a href="http://asean.chinamission.org.cn/eng/dshd/t1813086.htm">meningkat 7%</a> dari tahun ke tahun mencapai 2,93 triliun yuan atau Rp 6.459 triliun tahun lalu.</p>
<p>Tidak hanya itu, investasi dua arah yang dilakukan Cina <a href="http://asean.chinamission.org.cn/eng/dshd/t1813086.htm">meningkat sebesar 58,8% </a> dan menjadikan ASEAN sebagai mitra dagang terbesar Cina.</p>
<p>Namun, ASEAN masih harus angkat suara dan merespon pakta AUKUS ini, dan harus menyadari bahwa pakta ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kawasan regional.</p>
<p>Sementara itu, Indonesia sebagai aktor kunci di ASEAN, juga harus mempertimbangkan kembali kebijakan politik bebas aktifnya dan lebih <a href="http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-20-II-P3DI-Oktober-2020-229.pdf">proaktif.</a></p>
<p>Kehadiran AUKUS di kawasan Indo-Pasifik dapat berdampak positif bagi Indonesia dan kawasan sebagai penyeimbang atas pengaruh Cina yang makin kuat di kawasan.</p>
<p>Namun, Indonesia tetap harus mempertimbangkan matang-matang sebelum melangkah. Akan tetapi, berdiam diri juga bukan menjadi pilihan strategis, baik bagi ASEAN maupun Indonesia.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini ditulis bersama dengan Yeta Purnama, mahasiswi Universitas Islam Indonesia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/169640/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bungkam bukan pilihan strategis, baik bagi ASEAN maupun IndonesiaMuhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1567552021-03-11T04:04:46Z2021-03-11T04:04:46ZIndonesia semestinya mencari keuntungan lebih atas upaya perdamaian dan bantuan luar negerinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/388727/original/file-20210310-21-x43z9l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=329%2C25%2C3894%2C2786&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla menyalami sejumlah ulama yang mengikuti pertemuan trilateral ulama Afganistan, Indonesia dan Pakistan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada 2018.</span> <span class="attribution"><span class="source">Wahyu Putro A/Antara Foto</span></span></figcaption></figure><p>Bulan lalu, dalam sebuah wawancara, mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengungkapkan inisiatifnya untuk membantu proses ke arah kesepakatan damai antara <a href="https://asia.nikkei.com/Editor-s-Picks/Interview/Indonesia-seeks-to-broker-Taliban-peace-deal-in-Afghanistan">pemerintah Afghanistan dan kelompok fundamentalis Islam Taliban</a>.</p>
<p>Indonesia menyambut baik peran sebagai <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/06/indonesia-steps-up-support-for-rebuilding-afghanistan.html">fasilitator perjanjian damai</a> tersebut menyusul permintaan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat berkunjung ke Indonesia pada 2017. </p>
<p>Setahun kemudian, Presiden Joko “Jokowi” Widodo melakukan kunjungan balasan ke Kabul pada Januari. Pada Mei 2018, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2018/05/11/president-jokowi-opens-trilateral-ulema-meeting-at-bogorpalace.html">perdamaian trilateral Afghanistan</a> sebagai bagian dari “Diplomasi Islam”.</p>
<p>Komitmen Indonesia sebagai fasilitator perdamaian di Afghanistan mencerminkan aspirasinya untuk mengembangkan upaya bina damai (<em>peacebuilding</em>) di level global dan regional.</p>
<p>Namun sayangnya upaya tersebut belum memberikan manfaat nyata bagi kepentingan nasional Indonesia. </p>
<p>Pemerintah seharusnya bisa mulai mempertimbangkan untuk menyusun strategi upaya perdamaian dan pemberian bantuan luar negeri yang sesuai dengan dan dapat memenuhi kepentingan nasional.</p>
<h2>Upaya bertahun-tahun</h2>
<p>Indonesia memulai kontribusi perdamaiannya tahun 1956 dengan bergabung pada misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu United Nations Emergency Forces (UNEF) I. </p>
<p>Sejak saat itu, Indonesia secara aktif berkontribusi pada fasilitasi perdamaian dan pemeliharaan perdamaian <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/91/halaman_list_lainnya/indonesia-and-the-united-nations-peacekeeping-mission">di tingkat regional dan global</a>. Kontribusi ini memperkuat citra diri Indonesia “<a href="https://books.google.com.au/books/about/Indonesia.html?id=NS7dxQEACAAJ&redir_esc=y">mitra sejati perdamaian dunia</a>”.</p>
<p>Di Asia Tenggara, Indonesia telah berperan dalam berbagai upaya perdamaian kawasan. Salah satunya dengan menjadi bagian dari <a href="https://www.officialgazette.gov.ph/2011/04/11/indonesia-joins-the-international-monitoring-team/">Tim Pemantau Internasional (International Monitoring Team, IMT) di Filipina Selatan</a>. Selain itu Indonesia juga memfasilitasi perdamaian dalam <a href="https://www.jstor.org/stable/25798047?seq=1#metadata_info_tab_contents">konflik Thailand-Kamboja</a> pada tahun 1990-an. Indonesia juga terlibat dialog aktif dengan Myanmar untuk mendorong demokratisasi antara 2011 dan 2014.</p>
<p>Aktivisme diplomatik ini menjadi salah satu dasar bagi Indonesia untuk mengembangkan visi sebagai “<a href="https://www.jstor.org/stable/24916593?seq=1"><em>peacebuilder</em> dan <em>peacemaker</em></a>” yang berkontribusi pada perdamaian regional dan global.</p>
<p>Indonesia juga dikenal lewat aktivisme “<a href="https://www.britannica.com/topic/middle-power"><em>middle power</em></a>”. “Kekuatan menengah” adalah istilah untuk menggambarkan suatu negara yang bukan termasuk negara adidaya, namun memiliki pengaruh dan pengakuan internasional yang signifikan. </p>
<p>Cara negara <em>middle power</em> membangun pengaruh adalah dengan <a href="https://www.foreignaffairs.com/reviews/capsule-review/2004-05-01/soft-power-means-success-world-politics"><em>soft power</em></a>, yaitu bukan melalui kekuatan material seperti kekuatan militer maupun daya dorong ekonomi melainkan dengan berbagi pengalaman demokratisasi dan pengelolaan konflik.</p>
<p>Indonesia, misalnya, adalah bagian dari <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/where-next-mikta">MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia</a>. Kemitraan informal kekuatan menengah ini berdiri pada 2013 di sela-sela Sidang Umum PBB dengan tujuan memperbaiki tata kelola global yang berpihak ke negara adidaya.</p>
<p>Sebagai negara mitra pembangunan, Indonesia baru-baru ini juga memberikan bantuan senilai Rp 36,5 miliar (sekitar US$ 2,5 juta) <a href="https://www.antaranews.com/berita/1615030/pemerintah-indonesia-kucurkan-rp365-miliar-untuk-bantu-palestina">untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Palestina</a>.</p>
<p>Upaya ini selaras dengan nilai-nilai Indonesia yang mempromosikan <a href="https://www.un.org/development/desa/en/news/intergovernmental-coordination/south-south-cooperation-2019.html">Kerja Sama Selatan-Selatan</a> dan <a href="https://www.kemenkeu.go.id/en/publications/news/soft-diplomacy-of-hand-above-indonesia-aid-time-for-indonesia-to-contribute-to-the-world/">diplomasi <em>soft power</em> “tangan di atas”</a> (memberikan bantuan alih-alih menerima). </p>
<p>Peluncuran Indonesia AID (<a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/695/view/peresmian-indonesia-aid">IndoAID</a>) pada 2019 juga menandai pergeseran Indonesia dari negara penerima bantuan menjadi negara pemberi bantuan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/apa-dampak-diplomasi-bantuan-indonesia-ke-kawasan-pasifik-147283">Apa dampak diplomasi bantuan Indonesia ke kawasan Pasifik?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Apa untungnya untuk Indonesia?</h2>
<p>Menakar dampak dari aktivisme ini tidaklah mudah karena kontribusi Indonesia bersifat tidak dapat diukur, seperti citra positif negara sebagai “mitra sejati untuk perdamaian dunia”.</p>
<p>Namun demikian, Indonesia tidak seharusnya mengabaikan pentingnya mengevaluasi apa dan sejauh mana kontribusi upaya perdamaian dan bantuan internasional Indonesia bagi <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/19/halaman_list_lainnya/strategic-purposes-of-the-indonesian-foreign-policy">kepentingan nasionalnya</a>.</p>
<p>Pada era Orde Baru (1966-1998), misalnya, politik luar negeri Indonesia cenderung mengacu pada “<a href="https://www.thejakartapost.com/news/2010/04/11/rethinking-ri039s-foreign-policy-concentric-circle.html">lingkaran konsentris</a>”. Kawasan terdekat Indonesia - seperti Asia Tenggara misalnya - merupakan inti dari fokus kebijakan luar negerinya. </p>
<p>Bahkan setelah jatuhnya Orde Baru, beberapa aktivitas politik luar negeri Indonesia masih bertumpu pada lingkaran konsentris ini.</p>
<p>Termasuk di dalamnya adalah aktivitas di <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/1987/berita/indonesian-aid-strengthens-solidarity-and-partnership-in-the-pacific">Kepulauan Pasifik</a> – seperti mengadakan <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/economy/policy/indoensia-puts-meat-into-indo-pacific-agenda-launches-south-pacific-forum/articleshow/68513814.cms?from=mdr">Forum Indonesia-Pasifik Selatan</a> pada 2019, dan keterlibatan RI dengan <a href="https://www.adb.org/publications/cooperation-integration-indonesia-timor-leste">Timor Leste</a> setelah kemerdekaannya dari Indonesia pada 1999. Terkait hal tersebut, terdapat juga beberapa upaya diplomasi untuk mengurangi dukungan untuk <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/pacific-islands-stand-ground-west-papua-push">separatis Papua Barat</a>. </p>
<p>Bantuan Idonesia untuk Palestina adalah komitmen normatif berdasarkan <a href="https://en.antaranews.com/news/141354/indonesias-action-towards-palestine-mirrors-anti-colonialism">solidaritas anti-kolonial</a>. Hal ini juga bisa dilihat sebagai upaya balas budi karena Palestina adalah <a href="https://observerid.com/palestine-the-first-to-recognize-indonesian-independence/">entitas pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945</a>. </p>
<p>Lebih penting lagi, setelah melewati transisi demokrasi, yang dimulai pada 1998, Indonesia menegaskan dirinya sebagai <a href="http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jicsa/article/view/712">negara Muslim moderat terbesar</a> pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014).</p>
<p>Berkontribusi pada proses perdamaian Afghanistan merupakan salah satu ekspresi dari identitas ini selain juga berpartisipasi pada gerakan global untuk memerangi radikalisme.</p>
<p>Jika dibandingkan dengan negara donor tradisional yang berasal dari dunia Barat dan aktor-aktor perdamaian lainnya, Indonesia bisa dibilang cukup unik. </p>
<p>Hal ini karena Indonesia mendasari aktivitas perdamaian dan bantuan internasional pada gerakan berbasis solidaritas sembari mengembangkan citra rendah hati dan sikap tidak mencari keuntungan.</p>
<p>Politik luar negeri dan kepentingan nasional memang dapat berkontribusi pada usaha Indonesia dalam pembentukan citra dan identitas yang berbasis solidaritas. Namun demikian, pemerintah Indonesia perlu mengevaluasi lebih lanjut bagaimana upaya ini dapat memberi keuntungan nyata bagi kepentingan nasional. </p>
<p>Dampak positif dan nyata tersebut dapat berupa akses pasar yang lebih baik, preferensi perdagangan yang lebih besar, serta interaksi antarmasyarakat yang lebih intens.</p>
<p>Dampak-dampak yang lebih nyata ini pada gilirannya akan dapat bertransformasi menjadi pengaruh politik. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih mempromosikan nilai-nilainya, seperti demokrasi dan resolusi konflik secara damai ke negara lain.</p>
<p>Dalam hal ini, Indonesia harus mempertimbangkan keterlibatan yang lebih erat dengan negara-negara dalam lingkaran konsentrisnya. </p>
<p>Tetangga-tetangga dekat ini seringkali hanya menjadi bagian dari prioritas jangka pendek Indonesia, bahkan kadang diabaikan. Tetangga dekat RI seperti Myanmar adalah contoh nyata negara yang seharusnya diprioritaskan dalam aktivitas perdamaian dan bantuan asing Indonesia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/memanfaatkan-kekuatan-universitas-sebagai-aktor-baru-dalam-diplomasi-global-141120">Memanfaatkan kekuatan universitas sebagai aktor baru dalam diplomasi global</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Jalan ke depan</h2>
<p>Indonesia harus secara strategis menyusun rencana kegiatan bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaiannya untuk mendapatkan manfaat yang lebih nyata.</p>
<p>Mencari keuntungan nyata tidak selalu merupakan situasi kalah-menang. </p>
<p>Mempertimbangkan prioritas nasional saat memberikan bantuan asing dan aktivisme penjaga perdamaian dapat menghasilkan solusi yang saling menguntungkan. </p>
<p>Hal tersebut akan membantu Indonesia menciptakan keterlibatan jangka panjang yang lebih mendalam ketimbang membuat agenda jangka pendek sesaat. Pada saat yang sama, bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaian juga akan memberdayakan negara lain. </p>
<p>Untuk mencapai ini, pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri, harus lebih banyak melibatkan dan menerima masukan dari lembaga <em>think tank</em>, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk warga negaranya, untuk merumuskan lebih baik rencana pemberian bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaiannya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156755/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemerintah seharusnya bisa mulai mempertimbangkan untuk menyusun strategi upaya perdamaian dan pemberian bantuan luar negeri yang sesuai dengan dan dapat memenuhi kepentingan nasional.Lina A. Alexandra, Senior Researcher, Centre for Strategic and International Studies, IndonesiaAtin Prabandari, Assistant Professor, Department of International Relations, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1561162021-02-27T05:20:14Z2021-02-27T05:20:14ZIni alasan kolaborasi di wilayah ASEAN sangat penting untuk mengatasi sampah plastik di laut<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/386629/original/file-20210226-19-1ozd3lb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5176%2C3453&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Anggota-anggota ASEAN bisa memiliki peran pentin dalam mengurangi sampah plastik laut global.</span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Noveradika/hp/11</span></span></figcaption></figure><p>Sebuah <a href="https://science.sciencemag.org/content/347/6223/768.abstract?ijkey=BXtBaPzbQgagE&keytype=ref&siteid=sci">studi pada tahun 2015</a> oleh Jenna Jambeck, ahli kelautan asal Amerika Serikat (AS), mengungkapkan enam dari 11 negara Asia Tenggara berada dalam 20 negara teratas yang salah mengelola sampah plastik mereka. </p>
<p>Indonesia berada dalam posisi kedua, diikuti oleh Filipina (ketiga), Vietnam (keempat), dan Thailand (keenam), Malaysia (kedelapan), dan Myanmar (ke-17).</p>
<p>Total <a href="https://science.sciencemag.org/content/347/6223/768.abstract?ijkey=BXtBaPzbQgagE&keytype=ref&siteid=sci">polusi plastik laut</a> di negara-negara itu mencapai 1,4-3,54 juta metrik ton per tahun, dari 8-12 metrik ton secara global.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/385464/original/file-20210222-21-1657t8c.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik sampah plastik dari 9 negara ASEAN.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Terletak di antara Samudra Pasifik dan Hindia, negara-negara ASEAN perlu mengelola tidak hanya sampah plastik mereka sendiri, tetapi juga sampah dari sumber lain, seperti negara atau lautan. </p>
<p>Oleh karena itu, kami menyarankan upaya kolaboratif dari negara-negara ASEAN untuk melawan masalah sampah plastik laut global.</p>
<h2>Apa yang telah dilakukan ASEAN sejauh ini?</h2>
<p>Tahun 2019, masalah sampah laut sebagai <a href="http://www.jeeng.net/Marine-Debris-Pathway-Across-Indonesian-Boundary-Seas,132428,0,2.html">masalah lintas batas</a> atau “<em>transboundary issue</em>” menjadi sorotan ketika <a href="https://www.asean2019.go.th/en/meeting/special-asean-ministerial-meeting-on-marine-debris-2/">pertemuan menteri ASEAN di Bangkok, Thailand</a>, yang dihadiri oleh delegasi dari sepuluh anggota ASEAN. </p>
<p>Pertemuan tingkat tinggi tersebut mendorong agar negara-negara menyusun rencana aksi, dalam tingkat nasional dan regional, untuk mengatasi masalah sampah lautan. </p>
<p>Akhirnya, negara-negara anggota ASEAN meluncurkan <a href="https://environment.asean.org/wp-content/uploads/2019/06/ASEAN-Framework-of-Action-on-Marine-Debris-FINAL.pdf"><em>ASEAN Framework of Action on Marine Debris</em></a> atau Kerangka Kerja Atasi Sampah Laut sebagai langkah yang optimis di masa depan. </p>
<p>Namun, ini perlu diterjemahkan ke dalam rencana aksi regional yang konkret melalui proses yang mengikat secara hukum dengan pencapaian dan peran pemangku kepentingan yang jelas. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386079/original/file-20210224-23-1o26geo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sampah plastik di wilayah ASEAN berasal dari anggota negara-negara ASEAN dan lautan global.</span>
<span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada tingkat nasional, beberapa negara telah menyusun rencana mereka sendiri untuk mengurangi sampah plastik di daratan.</p>
<p>Namun, belum ada rencana yang spesifik untuk mengatur sampah plastik lautan di tingkat regional. </p>
<p>Setiap negara memiliki kebijakan sendiri-sendiri untuk mengelola sampah di dalam wilayah mereka.</p>
<p>Di Malaysia, pemerintah telah memberlakukan <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/ban-on-non-biodegradable-plastic-bags-takes-effect-in-malaysias-federal-territories">larangan penggunaan plastik sekali pakai</a>. </p>
<p>Pemerintah Thailand juga sedang aktif mendiskusikan kemungkinan <a href="https://www.bangkokpost.com/business/1493670/environmental-tax-could-cut-e-waste">pajak sampah</a>.</p>
<p>Sementara, negara-negara lain, seperti <a href="https://www.env.go.jp/en/water/marine_litter/pdf/112576.pdf">Singapura</a> dan <a href="https://southeastasiaglobe.com/plastic-pollution-vietnam/">Vietnam</a>, sudah mendeklarasikan komitmen nasional untuk melawan sampah plastik laut. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/five-ways-to-reduce-your-household-waste-and-stop-it-being-shipped-to-poorer-countries-154123">Five ways to reduce your household waste – and stop it being shipped to poorer countries</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Indonesia sendiri sedang memperbarui <a href="https://www.thejakartapost.com/adv/2018/05/04/waste-recycling-goes-hi-tech.html">teknologi daur ulang sampah</a> dan mengembangkan <a href="https://news.mongabay.com/2020/03/this-solar-powered-device-aims-to-clean-1000-rivers-will-it-work/">kapal pengumpul sampah</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Burung camar melihat plastik makanan." src="https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386081/original/file-20210224-9618-1p8wnsu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Plastik laut bisa melukai satwa di laut dan area pantai.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://pixabay.com/photos/seagull-bird-fauna-waste-plastic-4401424/">pixabay</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai tambahan bagi kebijakan sampah setiap negara, negara-negara di ASEAN harus menyusun rencana aksi regional yang memasukkan tindakan bersama untuk mengurangi plastik di lautan.</p>
<p>Untuk memastikan agar rencana tersebut efektif, kami merekomendasikan aksi-aksi ini harus dimonitor dan dilaporkan dalam pertemuan ASEAN tingkat tinggi karena negara-negara ASEAN tidak hanya menerima sampah dari wilayah mereka sendiri, tetapi juga negara lain di dunia.</p>
<p>Sementara kawasan ini, yang didominasi oleh negara-negara berkembang berpenduduk padat, masih kesulitan mengurangi sampah plastik di darat, mereka juga harus memecahkan masalah sampah laut dari negara-negara tetangga <a href="http://www.jeeng.net/Marine-Debris-Pathway-Across-Indonesian-Boundary-Seas,132428,0,2.html">akibat angin dan arus laut di daerah pantai mereka</a>.</p>
<p>Rencana aksi regional bisa memperkuat warisan ASEAN terkait sampah plastik dan menyediakan model untuk aksi global.</p>
<p>Kami merekomendasikan kolaborasi di antara negara-negara ASEAN untuk mengembangkan teknologi daur ulang sampah. </p>
<p>Ini sangat penting karena karakteristik sampah kita berbeda dengan sampah negara Eropa atau Amerika Serikat.</p>
<p>Dengan kemitraan dan pengelolaan yang kuat, teknologi ini bisa tersedia untuk mengelola sampah di lautan di kawasan tersebut.</p>
<p>Kolaborasi, antara pemerintah, sektor swasta, organisasi nirlaba dan universitas, harus meliputi:</p>
<ul>
<li><p>perangkat hukum yang efektif</p></li>
<li><p>pengelolaan berdasarkan pengawasan dan penilaian</p></li>
<li><p>transisi ke ekonomi sirkuler </p></li>
<li><p>infrastruktur pengelolaan sampah </p></li>
<li><p>dukungan untuk kemitraan publik dan swasta </p></li>
</ul>
<p>Kami juga merekomendasikan pemberian dana untuk penelitian sampah laut dan juga memastikan kebijakan dan regulasi dilaksanakan berdasarkan penelitian tersebut.</p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<h2>Mencapai lautan yang sehat</h2>
<p>Sampah laut berhubungan erat dengan kesehatan laut, tetapi juga kesehatan manusia sendiri.</p>
<p>Butuh <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-16510-3_4">ratusan tahun</a> untuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0025326X19304254">plastik</a>, baik dari ukuran terbesar (makro), kecil (mikro), hingga terkecil (nano), untuk terurai.</p>
<p>Plastik bisa berpotensi <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0228811">menyebarkan penyakit dan spesies invansif</a>, merusak biota laut, ekosistem, dan juga manusia melalui rantai makanan. </p>
<p>Jadi, mengatasi <a href="https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/goal-14-life-below-water.html">masalah ini</a> sangat penting karena kita juga bertujuan untuk mencapai <em>Sustainable Development Goals (SDGs)</em> dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk <a href="https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/goal-12-responsible-consumption-and-production.html">konsumsi dan produksi berkelanjutan</a>, <a href="https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/goal-13-climate-action.html">perubahan iklim</a>, dan <a href="https://www.globalgoals.org/17-partnerships-for-the-goals">kemitraan untuk pengembangan ramah berkelanjutan</a>.</p>
<p>Untuk mencapai target-target ini, kita harus mengatasi tantangan utama sampah plastik laut di negara-negara ASEAN.</p>
<p>Terakhir, kita perlu meningkatkan perilaku publik melalui edukasi sampah, yang berada dalam tingkat yang mengkhawatirkan. </p>
<p>Ini bisa terlihat dengan mudah dengan mengamati jalan, gorong-gorong, sungai, dan pantai.</p>
<p>Sampah laut plastik adalah masalah yang kompleks dan dampaknya mencerminkan karakteristik masyarakat, peradaban, dan negara.</p>
<p>Dengan melakukan aksi bersama, kami berharap bisa menyelamatkan kehidupan tumbuhan dan binatang dalam ekosistem laut dan meningkatkan kesehatan laut.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156116/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Negara-negara di wilayah ASEAN memiliki peran penting dalam melawan masalah sampah plastik laut global.Noir Primadona Purba, Lecturer and Marine Reseacher, Universitas PadjadjaranKirana Agustina, Engagement Specialist for National Plastic Action Partnership, World Resources InstituteLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1548562021-02-18T03:51:28Z2021-02-18T03:51:28ZAda beragam konflik di Asia Tenggara - termasuk kudeta militer di Myanmar; masihkah ASEAN relevan?<p><a href="https://theconversation.com/kudeta-myanmar-militer-kembali-berkuasa-membuat-demokrasi-myanmar-semakin-rapuh-154384">Kudeta militer di Myanmar</a> awal bulan ini menjadi tantangan terbaru bagi ASEAN.</p>
<p>Sejak berdiri pada 1967, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara – lebih dikenal sebagai <a href="https://asean.org/asean/about-asean/">ASEAN</a> (Association of Southeast Asian Nations) – memiliki misi untuk menciptakan stabilitas dan keamanan regional serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di kawasan.</p>
<p>Misi ini berulang kali menghadapi tantangan, mulai dari infiltrasi komunisme di era Perang Dingin, <a href="https://www.antaranews.com/berita/1859840/asean-diharapkan-bersatu-agar-kendalikan-konflik-di-laut-china-selatan">konflik di Laut Cina Selatan</a>, sengketa wilayah negara, terhambatnya penerapan pasar bebas, hingga belum mengakarnya rasa memiliki di antara warga negara-negara anggota. </p>
<p>Sikap ASEAN terhadap kudeta di Myanmar <a href="https://www.thejakartapost.com/seasia/2021/02/01/asean-voices-split-over-myanmar-military-coup.html">terbelah</a> dan lemah. </p>
<p>Filipina, Kamboja, dan Thailand memilih untuk menunggu sebelum menentukan sikap. Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos cenderung diam. </p>
<p>Indonesia dan Malaysia hanya menyatakan keprihatinan dan menyarankan <a href="https://www.liputan6.com/global/read/4476028/asean-dianggap-tak-bisa-berbuat-banyak-soal-kudeta-myanmar-apa-alasannya">dialog</a>.</p>
<p>Sikap ASEAN tersebut menuai <a href="https://fokus.tempo.co/read/1431226/asean-terjebak-kudeta-militer-myanmar">kritik</a> <a href="https://www.voaindonesia.com/a/mengapa-sulit-bagi-asean-sikapi-kudeta-myanmar-/5765433.html">dari</a> <a href="https://www.liputan6.com/global/read/4476028/asean-dianggap-tak-bisa-berbuat-banyak-soal-kudeta-myanmar-apa-alasannya">berbagai kalangan</a> karena dianggap tidak bisa berbuat banyak soal kudeta di Myanmar.</p>
<p>Masihkah ASEAN relevan hari ini?</p>
<h2>Peran tidak efektif</h2>
<p>Prinsip non-intervensi ASEAN – negara anggota tidak boleh mencampuri masalah internal negara anggota lain – <a href="https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/330/173">justru menghambat</a> tujuan organisasi itu untuk mengintegrasikan kawasan Asia Tenggara. </p>
<p>Prinsip ini berpotensi mengganggu penyelesaian konflik yang berakibat memanasnya hubungan antarnegara anggota. </p>
<p>Sebagai contoh, konflik Rohingnya di Myanmar berdampak ke negara-negara ASEAN lain karena banyak orang Rohingnya yang mengungsi ke <a href="https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/330/173">Thailand, Malaysia, dan Indonesia</a>.</p>
<p>Prinsip non-intervensi juga menghambat penyelesaian isu politik-keamanan lainnya. </p>
<p>Dalam konflik Laut Cina Selatan, misalnya, ASEAN “hanya” menghimbau untuk menahan diri dan mengutamakan dialog. Terakhir, ASEAN mencoba menengahi dengan memulai membuat tata berperilaku di Laut Cina Selatan.</p>
<p>Contoh lainnya ialah konflik perbatasan Kamboja-Thailand akibat sengketa terhadap Kuil Preah Vihear pada 2008 yang sempat pecah menjadi <a href="https://www.antaranews.com/berita/136978/kronologi-konflik-thailand-kamboja">konflik bersenjata</a>. Peran ASEAN ketika itu hanya melakukan mediasi konflik tersebut tanpa ada <a href="https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/13030/Skripsi%20ILHAM%20PUTRA%20DEWANTA%2014410553.pdf?sequence=1">keputusan mengikat</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/penganiayaan-kondisi-hidup-yang-sangat-sulit-mendorong-orang-rohingya-terus-mencari-tempat-perlindungan-155045">Penganiayaan, kondisi hidup yang sangat sulit mendorong orang Rohingya terus mencari tempat perlindungan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Mencegah konflik terbuka</h2>
<p>Meskipun banyak kritik terkait “diamnya” ASEAN dalam konflik politik keamanan di kawasan Asia Tenggara, beberapa analis percaya keberadaan ASEAN tetap berperan dalam mengendalikan stabilitas wilayah. </p>
<p>Keberadaan ASEAN dianggap dapat mencegah konfrontasi terang-terangan antaranggota yang dapat memunculkan perang <a href="https://www.crisisgroup.org/asia/south-east-asia/preventive-diplomacy-southeast-asia-redefining-asean-way">terbuka</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Penandatanganan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh Menteri-menteri Luar Negeri Narciso Ramos (Filipina), Adam Malik (Indonesia), Thanat Khoman (Thailand), Tun Abdul Razak (Malaysia), dan S. Rajaratnam (Singapura), menandai pembentukan ASEAN." src="https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=410&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/383679/original/file-20210211-19-1sdcpnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=515&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penandatanganan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh Menteri-menteri Luar Negeri Narciso Ramos (Filipina), Adam Malik (Indonesia), Thanat Khoman (Thailand), Tun Abdul Razak (Malaysia), dan S. Rajaratnam (Singapura), menandai pembentukan ASEAN.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/">ASEAN Secretariat</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sejarah politik di Asia Tenggara dapat menjelaskan kenapa keberadaan ASEAN mencegah negara anggotanya berperang secara terbuka. </p>
<p>Negara-negara anggota ASEAN <a href="https://core.ac.uk/download/pdf/36735063.pdf">tidak mau</a> kawasan Asia Tenggara menjadi medan pertempuran antara pihak-pihak lain berkekuatan besar, seperti Cina, Amerika Serikat, dan Rusia (dulu Uni Soviet). </p>
<p>Indikasi menghindari menjadi medan pertempuran terlihat dengan bergabungnya semua negara anggota ASEAN ke dalam Gerakan Non-Blok (GNB). GNB dibentuk pada 1961 sebagai deklarasi tidak memihak ke blok <a href="http://ris.org.in/others/NAM-RIS-Web/NAM-Articles/Ziering-2016-NAM-Southeast%20Asia-min.pdf">manapun</a>.</p>
<p>Untuk itu pula, ASEAN bersikeras untuk tidak mendukung blok kekuatan besar manapun di dunia. </p>
<p>Selain itu, perlu diingat bahwa ASEAN mengutamakan stabilitas politik di kawasan, sehingga ketika masalah keamanan internal terjadi, ASEAN menjaga supaya negara anggota lain tidak mengintervensi urusan domestik dengan tujuan terjadinya kestabilan politik <a href="https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/download/10128/9036">regional</a>.</p>
<p>Hilangnya ASEAN <a href="https://core.ac.uk/download/pdf/36735063.pdf">diprediksi</a> akan memecah kekuatan Asia Tenggara karena masing-masing negara dapat berafiliasi dengan blok besar di luar kawasan. </p>
<p>Hal ini dapat memicu konflik bersenjata terbuka di kawasan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kudeta-myanmar-militer-kembali-berkuasa-membuat-demokrasi-myanmar-semakin-rapuh-154384">Kudeta Myanmar: militer kembali berkuasa, membuat demokrasi Myanmar semakin rapuh</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bagaimana selanjutnya?</h2>
<p>Menurut saya, ASEAN perlu mempertimbangkan untuk memperbarui tujuan. </p>
<p>Melihat sejarahnya, tujuan awal didirikannya ASEAN ialah membendung pengaruh ideologi <a href="https://www.scmp.com/week-asia/explained/article/2186774/explained-asean">komunis</a>. </p>
<p>ASEAN dibentuk saat kondisi global terbelah antara blok Barat dan blok Timur. </p>
<p>Meski tidak mengungkapkan secara gamblang memihak Barat, pemrakarsa ASEAN tegas menolak masuknya pengaruh komunisme, sehingga ASEAN dibentuk untuk mencegah paham tersebut masuk. </p>
<p>Tiga belas tahun lalu, ASEAN memperbarui visinya yang telah termaktub sejak 1967 dalam Deklarasi Bangkok ke dalam <a href="https://asean.org/storage/November-2020-The-ASEAN-Charter-28th-Reprint.pdf">Piagam ASEAN 2008</a>. </p>
<p>Dalam piagam tersebut, ASEAN mulai melihat bahwa isu demokrasi, tata kelola pemerintahan, dan HAM perlu diprioritaskan.</p>
<p>Namun, apakah tujuan baru ASEAN telah diterapkan?</p>
<p>Selama ini, ASEAN cenderung bersikap setengah-setengah dalam menyikapi konflik dalam negeri negara anggota yang terkait pelanggaran HAM. </p>
<p>ASEAN terlibat dalam isu-isu yang sedang marak di suatu negara anggota – melalui forum dialog, misalnya, namun tindakan ASEAN tidak bisa mengikat negara yang terlibat dalam isu tersebut. </p>
<p>Sehingga meski ASEAN ikut membicarakan isu yang terjadi, persoalan tidak terselesaikan.</p>
<p>Prinsip non-intervensi kembali menjadi penghalang ASEAN untuk mengimplementasikan visi yang telah diperbarui.</p>
<p>Sebagai contoh, dalam isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Rohingnya, negara anggota ASEAN melakukan tindakan namun hanya sebatas diskusi bilateral atau menggunakan forum Komisi Antar-Pemerintah ASEAN untuk HAM (ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, atau AICHR). </p>
<p>ASEAN sebagai organisasi juga hanya meminta Myanmar untuk selalu <a href="https://thediplomat.com/2018/10/aseans-limited-role-in-solving-the-rohingya-crisis/">menginformasikan kondisi terkini</a> serta menawarkan bantuan jika dibutuhkan, tapi tidak bertindak langsung untuk memfasilitasi pengungsi di kawasan terdampak atau menekan pemerintah Myanmar untuk bertindak non-koersif.</p>
<p>Belum ada totalitas dari ASEAN untuk menyelesaikan persoalan HAM yang menimpa masyarakat Rohingya karena terhalang oleh <a href="https://theaseanpost.com/article/non-interference-and-rohingya-crisis">prinsip non-intervensi</a>. Padahal, di saat yang sama, ASEAN berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.</p>
<p>Sementara itu, bila ASEAN memang lebih mementingkan aspek ekonomi, ASEAN lebih baik fokus bergerak dalam menciptakan zona perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara dan mengesampingkan urusan politik dan keamanan.</p>
<p>Jika ASEAN memang ingin menjaga stabilitas politik regional, ASEAN perlu menegaskan kepada lingkungan internasional bahwa ASEAN <em>tidak</em> mencampuri urusan politik domestik jika negara yang bersangkutan tidak mengizinkan. </p>
<p>Dalam isu kudeta di Myanmar, misalnya, ASEAN lebih baik memberikan pernyataan tegas kepada publik bahwa apa yang terjadi di Myanmar bukan kewenangan organisasi tersebut. </p>
<p>Implementasi lainnya adalah ASEAN tidak perlu berinisiatif membuka diskusi tentang isu demokrasi Myanmar, kecuali memang diminta oleh Myanmar dan disetujui negara anggota ASEAN lainnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengenal-3-jenis-perjanjian-dagang-antarnegara-dan-manfaatnya-bagi-ekonomi-indonesia-151551">Mengenal 3 jenis perjanjian dagang antarnegara dan manfaatnya bagi ekonomi Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Posisi Indonesia</h2>
<p>Apapun perubahan dalam tujuan ASEAN, Indonesia tetap perlu mempertahankan pengaruhnya di Asia Tenggara. </p>
<p>Walaupun dominasi peran Indonesia sempat memudar di awal era Reformasi, Indonesia tetap dianggap sebagai motor utama <a href="https://aspeniaonline.it/indonesia-southeast-asias-once-and-future-regional-power/#">ASEAN</a>. </p>
<p>Dengan tetap menjadi pemimpin di Asia Tenggara, Indonesia punya peluang lebih besar untuk menyalurkan kepentingannya di level internasional.</p>
<p>Jika Indonesia tetap ingin memperjuangkan integrasi ASEAN, Indonesia perlu fokus memperkuat rezim pasar bebas di Asia Tenggara. </p>
<p>Selain itu, Indonesia perlu menggerakkan ASEAN untuk menciptakan budaya berbagi seperti merealisasikan pertukaran mahasiswa dalam kawasan Asia Tenggara, mencontoh program Erasmus di kawasan Uni Eropa. </p>
<p>Dengan menjalankan integrasi ekonomi dan sosial-budaya, integrasi kawasan lebih mungkin tercipta ketimbang berkutat pada persoalan politik keamanan terus-menerus.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/154856/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yohanes Ivan Adi Kristianto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dalam berbagai konflik di Asia Tenggara, ASEAN dianggap tidak mampu berbuat banyak.Yohanes Ivan Adi Kristianto, Lecturer at the Department of International Relations, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1543842021-02-01T09:33:31Z2021-02-01T09:33:31ZKudeta Myanmar: militer kembali berkuasa, membuat demokrasi Myanmar semakin rapuh<p>Sesaat sebelum anggota-anggota parlemen Myanmar yang baru terpilih dilantik hari ini, militer <a href="https://www.theguardian.com/world/2021/feb/01/aung-san-suu-kyi-and-other-figures-detained-in-myanmar-raids-says-ruling-party">menahan</a> pemimpin <em>de facto</em> Aung San Suu Kyi, presiden Win Myint, dan beberapa figur kunci di partai penguasa <em>National League for Democracy</em> (NLD).</p>
<p>Pihak militer kemudian <a href="https://www.theguardian.com/world/2021/feb/01/aung-san-suu-kyi-and-other-figures-detained-in-myanmar-raids-says-ruling-party">mengumumkan</a> mengambil alih kendali negara selama 12 bulan dan menyatakan keadaan darurat. </p>
<p>Aksi tersebut adalah sebuah kudeta, terlepas apakah militer mau mengakuinya atau tidak.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1356029505576419330"}"></div></p>
<h2>Kisruh pemilu dan klaim kecurangan</h2>
<p>November kemarin, NLD dan Suu Kyi meraih <a href="https://theconversation.com/aung-san-suu-kyi-wins-big-in-myanmars-elections-but-will-it-bring-peace-or-restore-her-reputation-abroad-149619">kemenangan telak</a> dalam pemilihan umum (pemilu) nasional. Partai <em>Union Solidarity and Development Party</em> (USDP) yang didukung militer <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/myanmar-s-military-backed-opposition-party-stares-political-abyss">meraih suara rendah di wilayah-wilyah kunci</a></p>
<p>Dipermalukan oleh hasil pemilu, USDP <a href="https://www.irrawaddy.com/opinion/analysis/myanmars-losing-party-keeps-pushing-claims-election-fraud-seeks-overturn-outcome.html">menuduh</a> pemilu itu penuh kecurangan. Namun, pengamat internasional, termasuk Carter Center, <a href="https://anfrel.org/category/country-profiles/myanmar/"><em>Asian Network for Free Elections</em></a> and Misi Pengamatan Pemilu Uni Eropa, menyatakan pemilu telah berjalan <a href="https://www.mmtimes.com/national-news/17540-myanmar-polls-a-success-international-observers.html">sukses</a></p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/aung-san-suu-kyi-wins-big-in-myanmars-elections-but-will-it-bring-peace-or-restore-her-reputation-abroad-149619">Aung San Suu Kyi wins big in Myanmar's elections, but will it bring peace — or restore her reputation abroad?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Organisasi-organisasi lokal ternama, seperti <a href="https://www.facebook.com/PACEMyanmar/community/"><em>People’s Alliance for Credible Elections</em></a> (PACE), menyatakan hal yang sama. Kelompok-kelompok ini mengeluarkan <a href="https://www.pacemyanmar.org/mmobservers-statment-eng/">pernyataan bersama</a> pada 21 Januari: </p>
<blockquote>
<p>hasil pemilu dapat dipercaya dan mencerminkan keinginan mayoritas pemilih.</p>
</blockquote>
<p>Namun, menyontek strategi mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump, USDP bersikukuh pada klaim adanya kecurangan walaupun tidak memiliki bukti-bukti kuat - sebuah langkah yang diniatkan untuk merendahkan legitimasi pemilu.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/381547/original/file-20210201-20282-1srvmqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pendukung militer Myanmar berunjuk rasa menentang hasil pemilu di Yangon, Myanmar, minggu lalu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Thein Zaw/AP</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Awalnya, militer tidak <a href="https://mailchi.mp/frontiermyanmar.net/tense-election-enters-home-stretch-2948606?e=aa4da994bf">segera mendukung </a> klaim USDP, tapi secara bertahap memberi sokongan; panglima militer, Jendral Min Aung Hlaing, bahkan tidak menolak kemungkinan dilakukannya kudeta <a href="https://www.bangkokpost.com/opinion/opinion/2058863/military-stokes-coup-fears-amid-political-crisis">minggu lalu</a>.</p>
<p>Sehari kemudian, otoritas pelaksana pemilu secara tegas menolak klaim USDP bahwa terjadi kecurangan luas <a href="https://www.rfa.org/english/news/myanmar/election-fraud-01282021184631.html">setelah bisu berminggu-minggu</a> – ini kemudian menjadi awal untuk apa yang disebut oleh sejarawan Myanmar Thant Myint-U <a href="https://twitter.com/thantmyintu/status/1354784233428934663">sebagai</a>: </p>
<blockquote>
<p>Krisis konstitusional paling akut [di Myanmar] sejak dihapusnya junta pada 2010.</p>
</blockquote>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/381548/original/file-20210201-23-y25d20.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ketegangan meningkat minggu ini menjelang pembukaan parlemen Myanmar. Jalan-jalan di ibu kota banyak yang ditutup.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Aung Shine Oo/AP</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Kesepakatan berbagi kuasa sipil-militer</h2>
<p>Sulit untuk diketahui bagaimana kejadian hari ini akan membawa manfaat bagi militer, karena kesepakatan berbagi kekuasaan yang dilakukan dengan NLD berdasarkan konstitusi 2008 telah memungkinkan militer untuk <a href="https://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/FFM-Myanmar/EconomicInterestsMyanmarMilitary/A_HRC_42_CRP_3.pdf">memperluas pengaruh dan kepentingan ekonomi di negara itu</a>.</p>
<p>Militer telah berkuasa atas Myanmar selama setengah abad lebih setelah Jenderal Ne Win melakukan kudeta pada 1962. </p>
<p>Sebuah “<a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10357718.2013.788126?needAccess=true&journalCode=caji20">swa-kudeta</a>” internal yang terjadi pada 1988 mendudukkan beberapa jenderal angkatan baru ke tampuk kekuasaan. Junta itu, yang dipimpin Jendral Senior Than Shwe, memperbolehkan pemilu dilakukan pada 1990 yang dimenangkan telak oleh partai Suu Kyi. Namun, pemimpin militer <a href="https://www.jstor.org/stable/25798813">menolak mengakui</a> hasil pemilu.</p>
<p>Pada 2008, sebuah konstitusi yang dibuat oleh junta memberikan 25% kursi parlemen untuk militer dan membolehkan militer memilih menteri-menteri urusan pertahanan, urusan, dan dalam negeri serta wakil presiden. </p>
<p><a href="https://www.hrw.org/news/2010/05/26/burma-20-years-after-1990-elections-democracy-still-denied">Pemilu 2010</a> diboikot oleh NLD, tapi partai itu memenangkan suara kembali pada pemilu berikutnya di 2015.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ethical-minefields-the-dirty-business-of-doing-deals-with-myanmars-military-152318">Ethical minefields: the dirty business of doing deals with Myanmar's military</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sejak awal 2016, Suu Kyi secara <em>de facto</em> adalah pemimpin Myanmar, walau tetap tidak ada pemerintah sipil yang berada di atas militer. Hingga minggu lalu, hubungan antara sipil dan militer kadang tegang, tapi secara umum baik.</p>
<p>Hubungan itu didasarkan oleh pengakuan kedua belah pihak pada kepentingan bersama dalam kebijakan-kebijakan kunci di level nasional.</p>
<p>Kesepakatan pembagian kekuasaan ini sebenarnya sangat nyaman bagi militer; militer memiliki otonomi penuh dalam urusan keamanan dan mempertahankan keuntungan ekonomi.</p>
<p>Karena kemitraan ini, militer dapat melakukan <a href="https://www.hrw.org/news/2020/01/22/myanmar-government-rohingya-report-falls-short">operasi pembersihan</a> di Rakhine pada 2017 yang berujung pada <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10357718.2020.1813251?scroll=top&needAccess=true">eksodus</a> lebih dari 740.000 pengungsi Muslim Rohingya ke Bangladesh.</p>
<p>Dalam pembasmian besar-besaran itu, Suu Kyi dengan tegas membela negara dan militer Myanmar di <a href="https://www.eastasiaforum.org/2020/03/26/the-folly-of-aung-san-suu-kyis-bad-apple-defence/">Mahkamah Internasional</a>. Reputasi Myanmar di mata global – dan juga reputasi personal Suu Kyi – runtuh dan tidak pernah membaik.</p>
<p>Meski demikian, ada satu pertikaian kunci antara NLD dan militer: larangan konstitusi yang membuat Suu Kyi mustahil menduduki jabatan presiden. </p>
<p>Beberapa tokoh NLD telah menyatakan kegusaran mendalam tentang peran permanen angkatan bersenjata sebagai penentu dalam segala hal terkait hukum dan konstitusi di negara itu.</p>
<h2>Langkah mundur Myanmar</h2>
<p>Terlepas bagaimana situasi berkembang minggu ini dan selanjutnya, demokrasi Myanmar yang rapuh telah dirusak oleh tindakan militer.</p>
<p>Pemerintahan NLD jelas memiliki <a href="https://www.routledge.com/Myanmar-Politics-Economy-and-Society/Simpson-Farrelly/p/book/9780367110444">kekurangan</a>, tapi kudeta adalah langkah sangat mundur bagi Myanmar – dan kabar buruk bagi demokrasi di kawasan.</p>
<p>Sepertinya jelas tindakan ini adalah cara Jendral Min Aung Hlaing untuk mempertahankan posisi penting di politik nasional, karena dia telah menerima <a href="https://www.bangkokpost.com/opinion/opinion/2031635/whats-next-for-myanmars-military-chief-after-65-">mandat pensiun</a> tahun ini setelah berumur 65 tahun.</p>
<p>Karena USDP memperoleh hasil pemilu yang buruk, maka tidak ada cara lain secara politik yang lebih mungkin bagi dia untuk mempertahankan kekuasaan, misalnya lewat jalur presiden.</p>
<p>Kudeta akan berakibat kontraproduktif bagi militer dalam banyak hal. Pemerintah di seluruh dunia kemungkinan besar akan menerapkan sanksi atau memperpanjang sanksi bagi anggota militer Myanmar.</p>
<p>Amerika Serikat telah <a href="https://www.politico.com/news/2021/01/31/myanmar-coup-464252">mengeluarkan pernyataan</a> akan “mengambil tindakan” bagi mereka yang bertanggung jawab. Investasi asing – kecuali mungkin yang berasal dari Cina – akan merosot.</p>
<p>Karena warga Myanmar telah menikmati kebebasan politik yang meningkat selama satu dekade terakhir, mereka kemungkinan juga akan menjadi warga yang tidak kooperatif saat pemerintahan militer berlaku kembali.</p>
<p>Pemilu 2020, sekali lagi, menunjukkan ketidaksukaan warga Myanmar pada peran politik angkatan bersenjata dan menegaskan langgengnya kepopuleran Suu Kyi.</p>
<p>Penahanan Suu Kyi akan berakibat buruk pada upaya yang berhasil membawa Myanmar melewati masa-masa genting. </p>
<p>Kudeta ini bisa jadi menjadi akhir yang buruk dari mengendurnya ketegangan antara sipil dan militer yang selama ini telah membawa keuntungan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/154384/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nicholas Farrelly sebelumnya menerima dana untuk riset Myanmar dari The Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Adam Simpson tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sulit untuk menerka apa manfaat kudeta ini bagi militer; militer selama ini telah mampu memperluas pengaruh dan mendapat kepentingan ekonomi di negara itu.Adam Simpson, Senior Lecturer, University of South AustraliaNicholas Farrelly, Professor and Head of Social Sciences, University of TasmaniaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1450332020-09-01T06:19:45Z2020-09-01T06:19:45ZDitolak di berbagai tempat, mengapa pengungsi Rohingya diterima dengan tangan terbuka di Aceh<p>Pada akhir Juni 2020, 99 pencari suaka Rohingya tiba di pesisir Aceh dengan menggunakan kapal setelah terombang-ambing di lautan selama lebih dari 120 hari.</p>
<p>Saat pihak berwenang sibuk mempertimbangkan apakah akan mengizinkan para pencari suaka untuk mendarat, nelayan setempat mengambil inisiatif. Mereka membantu para pengungsi Rohingya – <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/24/indonesian-fishermen-rescue-dozens-of-rohingya-refugees-in-aceh-waters.html">yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak</a> – untuk berlabuh di tempat aman.</p>
<p>“Kami ditolak di semua tempat, hanya di Aceh kami diterima,” <a href="https://www.youtube.com/watch?v=ApExODTo354">ucap salah satu lelaki Rohingya</a> setelah mencapai daratan.</p>
<p>Seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada 2009 bahwa kelompok Rohingya “mungkin adalah kelompok yang <a href="https://www.thejakartapost.com/seasia/2016/12/01/whats-behind-persecution-of-myanmars-rohingya.html">paling tidak memiliki teman</a> di dunia”.</p>
<p>Bahkan Malaysia, yang sebelumnya menoleransi kedatangan ribuan pencari suaka Rohingya dan mengkritik persekusi yang dilakukan Myanmar terhadap kelompok minoritas yang kebanyakan Muslim tersebut, sekarang mengklaim bahwa ada “harapan yang tidak adil” terhadap Malaysia untuk membantu para pengungsi Rohingya di tengah <a href="https://www.abc.net.au/news/2020-04-27/coronavirus-sees-rohingya-face-growing-hostility-in-malaysia/12185296">iklim xenofobia yang dipicu oleh pandemi COVID-19</a>.</p>
<p>Negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara lainnya juga menunjukkan keengganan yang sama untuk membantu.</p>
<p>Menteri Luar Negeri Indonesia mengkonfirmasi <a href="https://en.antaranews.com/news/152938/unhcr-grants-refugee-status-to-99-rohingya-migrants-in-aceh">pada akhir Juli</a> bahwa seluruh pencari suaka telah didaftarkan pada badan pengungsi PBB (UNHCR) dan sedang menerima bantuan kemanusiaan. </p>
<p>Mereka telah dipindahkan dari gedung bekas fasilitas imigrasi ke tempat <a href="https://reliefweb.int/report/indonesia/iom-facilitates-movement-99-rescued-rohingya-long-term-shelter-aceh">penampungan jangka panjang</a>.</p>
<p>Di penampungan tersebut, para pengungsi Rohingya terus menerima sambutan yang hangat dari para warga lokal. Para pengungsi bahkan turut berpartisipasi dalam <a href="https://aceh.antaranews.com/berita/159022/begini-cara-pengungsi-rohingya-rayakan-hut-ri-ke-75">perayaan</a> peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia Agustus lalu. </p>
<p>Ada sejumlah penjelasan mengapa para warga lokal Aceh secara konsisten terus menerima para pengungsi ketika pihak-pihak lain menolak kedatangan mereka.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/dengan-pengaruhnya-di-asean-dan-posisinya-sebagai-anggota-tidak-tetap-dk-pbb-bagaimana-peran-indonesia-dalam-resolusi-konflik-rohingya-103689">Dengan pengaruhnya di ASEAN dan posisinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB, bagaimana peran Indonesia dalam resolusi konflik Rohingya?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Menjelaskan keistimewaan Aceh</h2>
<p>Pertama, penjelasan yang paling umum adalah <a href="https://indonesiaatmelbourne.unimelb.edu.au/the-rohingya-in-aceh-solidarity-and-indifference/">solidaritas antar-Muslim</a>.</p>
<p>Di Aceh, 98% warganya mengidentifikasi diri sebagai Muslim. Orang Aceh acapkali dianggap sudah pasti orang Muslim.</p>
<p>Penjelasan bahwa warga Aceh termotivasi untuk membantu sesama Muslim terlihat sebagai penjelasan yang meyakinkan, namun hal ini tidak secara penuh menjelaskan kemurahhatian mereka terhadap pengungsi non-Muslim.</p>
<p>Misalnya pada 2016, warga Aceh <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2016/06/13/tamil-asylum-seekers-return-to-aceh-for-fuel.html">membantu</a> para pencari suaka Tamil yang beragama Hindu dari Sri Lanka.</p>
<p>Kedua, hukum adat laut Aceh, yang dikenal sebagai Panglima Laot, mewajibkan seluruh nelayan di Aceh untuk membantu setiap orang yang nyawanya terancam di laut. </p>
<p>Sistem Panglima Laot ini telah berlaku sejak <a href="https://www.shs-conferences.org/articles/shsconf/abs/2018/06/shsconf_iclk2018_06003/shsconf_iclk2018_06003.html">setidaknya abad ke-17</a>. </p>
<p>Sebagaimana hukum adat lainnya di Aceh, Panglima Laot didasarkan pada syariat Islam, dan mengatur seluruh aspek dalam praktik <a href="https://www.mongabay.co.id/2019/06/27/melihat-masa-depan-panglima-laot-di-aceh/">perikanan</a> maupun kehidupan bermasyarakat dalam perkampungan nelayan di daerah pesisir.</p>
<p>Tradisi budaya Aceh yang kuat dalam memuliakan tamu, atau dikenal sebagai Peumulia Jamee, dapat menjadi penjelasan kebaikan hati yang ditunjukkan warga pada pengungsi setelah mereka mencapai daratan. </p>
<p><a href="https://knepublishing.com/index.php/Kne-Social/article/view/2935/6278">Beberapa peneliti telah berargumen</a> bahwa hal ini merupakan elemen penting dari keramahan Aceh kepada para Rohingya, terutama anak-anak. </p>
<p>Ketiga, sejarah Aceh yang telah mengalami konflik dan bencana alam juga turut mempengaruhi bagaimana warga Aceh memandang diri mereka maupun orang-orang lain.</p>
<p>Antara tahun 1976-2005, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melawan pemerintah Indonesia dalam sebuah konflik sipil berkepanjangan untuk menuntut kemerdekaan. </p>
<p>Selama konflik ini, banyak warga Aceh yang terpaksa mengungsi. Beberapa bahkan mencari suaka di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Australia.</p>
<p>Konflik ini berlangsung di bawah kepemimpinan lima presiden yang berbeda hingga, pada 25 Desember 2004, Aceh mengalami bencana tsunami yang menyebabkan kerusakan dan korban nyawa dengan skala yang <a href="https://theconversation.com/the-post-tsunami-paradox-of-female-empowerment-in-aceh-88864">tidak pernah terjadi sebelumnya</a>. </p>
<p>Lebih dari 130.000 orang meninggal, lebih dari 37.000 orang dilaporkan hilang, dan setengah juta orang terpaksa mengungsi.</p>
<p>Bencana ini menyebabkan kedatangan ribuan pekerja kemanusiaan asing yang turut membantu dalam upaya rekonstruksi. Tsunami tersebut juga menjadi katalis untuk perdamaian, yang difinalisasi melalui perjanjian perdamaian Kesepakatan Helsinki pada 15 Agustus 2005.</p>
<p>Masyarakat Aceh masih secara jelas mengingat, dan masih terus terdampak, oleh konflik sipil dan kejadian tsunami tersebut.</p>
<p>Rima Shah Putra, Direktur Geutanyoe Foundation, sebuah lembaga masyarakat yang berbasis di Aceh, mengatakan bahwa ingatan mengenai penderitaan yang dialami tersebut <a href="https://www.abc.net.au/news/2020-06-27/aceh-fishermen-praised-rohingya-refugees-indonesia-australia/12400268">masih kuat dalam ingatan masyarakat Aceh</a>, begitu pula dengan ingatan mengenai bantuan internasional yang diterima pasca tsunami. </p>
<p>Pengalaman-pengalaman konflik sipil dan bencana alam yang dialami beberapa generasi terakhir Aceh menciptakan rasa empati bagi para pengungsi yang terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumah mereka.</p>
<p>Pengaruh identitas keislaman, pengalaman pasca konflik dan pasca bencana, serta hukum adat lokal menjelaskan mengapa masyarakat Aceh terus menunjukkan penerimaan pada para pengungsi.</p>
<p>Namun pertanyaan yang masih belum terjawab adalah: apa yang akan terjadi pada para pengungsi Rohingya tersebut dalam jangka panjang?</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/krisis-kemanusiaan-rohingya-apa-yang-bisa-dilakukan-negara-lain-91665">Krisis kemanusiaan Rohingya: apa yang bisa dilakukan negara lain</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kebijakan Indonesia terhadap pengungsi</h2>
<p>Indonesia belum menandatangani <a href="https://www.unhcr.org/1951-refugee-convention.html">Konvensi Pengungsi PBB</a>.</p>
<p>Namun, pada 2016 terbit <a href="https://law.unimelb.edu.au/centres/cilis/research/publications/cilis-policy-papers/stalemate-refugees-in-indonesia-presidential-regulation-no-125-of-2016">peraturan presiden</a> (perpres) mengenai penanganan pengungsi dari luar negeri.</p>
<p>Peraturan tersebut menunjukkan posisi hukum Indonesia yang terbaru mengenai pengungsi dan pencari suaka.</p>
<p>Indonesia menganggap dirinya sebagai negara transit bagi para pengungsi dan pencari suaka, alih-alih negara tujuan atau tempat tinggal baru.</p>
<p>Menurut ketentuan dalam peraturan presiden tersebut, setiap pengungsi yang diproses oleh UNHCR di Indonesia akan ditempatkan di negara ketiga atau dipulangkan ke negara asal.</p>
<p>Tidak ada ketentuan untuk penempatan jangka panjang. Namun, perpres tersebut mencakup pula ketentuan untuk pencegatan dan penyelamatan para pengungsi dalam perairan Indonesia.</p>
<p>Dalam proses perancangan perpres ada praduga bahwa individu yang mencari suaka tidak akan dihadapkan pada <em>refoulement</em> (pemulangan secara tidak sukarela ke negara asal mereka menghadapi persekusi).</p>
<p>Pemerintah Australia dan Indonesia, yang bersama-sama memimpin forum international <a href="https://www.baliprocess.net">the Bali Process</a> untuk melawan perdagangan orang di kawasan, telah didesak untuk <a href="https://www.smh.com.au/world/asia/australia-urged-to-help-rohingya-refugees-in-limbo-20200626-p556fr.html">membantu orang Rohingya</a> yang saat ini terpaksa mengungsi di tengah pandemi COVID-19 dan mencegah terulangnya kejadian yang disebut sebagai <a href="https://theconversation.com/the-andaman-sea-refugee-crisis-a-year-on-what-happened-and-how-did-the-region-respond-59686">krisis Laut Andaman</a> tahun 2015.</p>
<p>Sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia, sambutan Aceh yang ramah kepada pengungsi Rohingya kemungkinan tidak akan berkelanjutan tanpa pendekatan yang lebih terkoordinasi dan dukungan dari pemerintah pusat.</p>
<p>Sebagaimana disebutkan oleh <a href="https://theconversation.com/profiles/antje-missbach-12469">Antje Missbach</a>, peneliti senior Arnold Bergstraesser Institute di Jerman, <a href="https://refuge.journals.yorku.ca/index.php/refuge/article/view/40402">dalam studinya</a> terhadap gelombang pengungsi Rohingya di Aceh sebelumnya, keramahan orang Aceh tidak lantas berujung kepada “masa tinggal yang permanen atau integrasi, karena hal ini membutuhkan tindakan-tindakan yang sangat berbeda”.</p>
<p>Masih menjadi pertanyaan apakah pada masa depan Indonesia serta negara-negara tetangganya akan menunjukkan keramahan dan sambutan yang lebih besar, atau bahkan memberikan hak-hak dasar, kepada para pengungsi. </p>
<hr>
<p><em>Shaffira D. Gayatri menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/145033/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Max Walden adalah kandidat PhD dan terlibat dalam proyek "Indonesia's refugee policies: responsibility, security and regionalism" yang didanai oleh Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Balawyn Jones adalah peneliti senior dalam proyek "Indonesia's refugee policies: responsibility, security and regionalism" yang didanai oleh Australian Research Council.</span></em></p>Solidaritas sesama Muslim, hukum adat, dan pengalaman konflik dan bantuan asing dapat menjelaskan mengapa orang Aceh sangat terbuka pada orang yang kesulitan.Max Walden, PhD Candidate at Melbourne Law School, The University of MelbourneBalawyn Jones, PhD Candidate and Research Fellow, Melbourne Law School, The University of MelbourneLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1388242020-05-22T11:16:17Z2020-05-22T11:16:17ZPerjanjian ASEAN-EU CATA dengan Uni Eropa dapat menjadi kunci pemulihan maskapai penerbangan di ASEAN<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/336225/original/file-20200519-152302-13iqlqq.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Terminal 3 di bandara Soekarno-Hatta yang sepi, 4 Mei 2020.</span> <span class="attribution"><span class="source">Credit: Koji Hachiyama</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Merebaknya wabah COVID-19 membuat negara-negara ASEAN menerapkan beberapa kebijakan drastis di sektor angkutan di antaranya lewat pengetatan prosedur masuknya warga negara asing lewat transportasi udara. </p>
<p>Pembatasan terhadap penerbangan domestik dan internasional telah membuat maskapai kehilangan pendapatan yang sangat signifikan.</p>
<p>Di Indonesia, maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, memperkirakan pendapatannya <a href="https://www.cnbcindonesia.com/market/20200422101445-17-153564/gegara-covid-19-pendapatan-garuda-bisa-tertekan-33-di-q1">tergerus 33% pada tiga bulan pertama tahun ini</a>. Hal ini berarti Garuda hanya akan mendapatkan Rp 11 triliun dibandingkan Rp 16,49 triliun yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.</p>
<p>Menurut perkiraan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), dibandingkan situasi 2019, <a href="https://www.iata.org/en/pressroom/pr/2020-04-24-01/">maskapai penerbangan di negara-negara ASEAN pada tahun 2020 secara keseluruhan akan mengalami penurunan pendapatan sebesar US$38 miliar </a>. </p>
<p>Untuk pulih dari keterpurukan ini, salah satu strategi yang bisa dilakukan negara-negara di ASEAN adalah mengadopsi perjanjian transportasi udara dengan kawasan lainnya.</p>
<p>Dengan membuat perjanjian tentang pasar penerbangan dengan kawasan lainnya di dunia, maskapai-maskapai penerbangan di ASEAN diharapkan bisa meningkatkan kembali jumlah penumpang dan pendapatan yang tergerus akibat pandemi COVID-19. </p>
<p>Salah satu perjanjian transportasi yang bisa segera diadopsi adalah Perjanjian Transportasi Udara Komprehensif ASEAN-Uni Eropa (EU) yang disingkat ASEAN-EU CATA, yang negosiasinya sedang berjalan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/336977/original/file-20200522-124814-1kajl6c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pesawat Garuda Indonesia yang sedang mendarat.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/smartjunco/9959883635/in/photolist-gb81pD-2dkjVg1-21HGHzQ-z1Xybp-6znas3-7AZeCh-rnCqaT-8SqJBe-ehkcmV-r8h21i-aS63zM-bnULcy-EzqTBr-8tzwY3-eAkr56-7Hvzih-bw1LRJ-LbKMAY-ZshetV-nwzd2f-ap3J3K-WiWf2P-QdrhAr-7nXjiJ-LEqmQ-7USUo7-N8HT8b-7C85Dx-2hm75yC-6x7Y1V-7myayh-78VXvo-R7E8mf-7ysR4A-d7Vzy1-7oPVrN-qaH7r6-eG4ZQ3-8M2bmw-DH18vB-hCTVG9-7Lyn99-7gXtVb-aNXzTP-phRzks-92EtA2-qseiBm-Lhtqn-5VyL7m-QRZvXN">smartjunco/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mengapa ASEAN-EU CATA penting</h2>
<p>Perundingan persiapan perjanjian ASEAN-EU CATA antara Komisi Eropa dan ASEAN ini dimulai sejak 2016 dan sejauh ini <a href="https://asean.org/storage/2019/09/Overview-of-ASEAN-EU-Relations-as-of-August-2019.pdf">sudah ada delapan putaran perundingan yang telah dilakukan</a>. </p>
<p>ASEAN-EU CATA akan menjadi perjanjian penerbangan antar blok pertama pada skala antarbenua dan akan mencakup berbagai penyetaraan regulasi secara bertahap terutama pada aspek akses pasar penerbangan di kedua kawasan di samping aspek-aspek lainnya seperti keselamatan, keamanan, manajemen lalu lintas udara, perlindungan sosial, konsumen dan lingkungan, dan persaingan.</p>
<p>Perjanjian ASEAN-EU CATA merupakan perjanjian transportasi udara terbesar yang ASEAN akan miliki, sebelumnya perjanjian seperti ini hanya berlangsung dengan satu negara, seperti perjanjian <a href="http://www.setnas-asean.id/news-events/read/asean-china-perkuat-kerjasama-transportasi-udara">transportasi udara ASEAN-Cina</a>.</p>
<h2>Bagaimana perjanjian ini bisa membantu</h2>
<p>Perjanjian ASEAN-EU CATA dapat membantu pemulihan industri penerbangan ASEAN melalui dua hal:</p>
<p><strong>1. Pemberian hak penerbangan yang lebih luas pada maskapai-maskapai di kedua kawasan tersebut</strong></p>
<p>ASEAN-EU CATA akan memeberikan maskapai-maskapai dari EU dan ASEAN hak penerbangan yang disebut sebagai <a href="https://pinterpoin.com/2018/09/01/pengertian-fifth-freedom-flights/">hak kebebasan penerbangan ke-5</a> atau <a href="https://www.icao.int/Pages/freedomsAir.aspx"><em>fifth freedom flights</em></a>. Hak ini membuat sebuah maskapai diperbolehkan untuk melayani penerbangan antar dua negara asing yang bukan merupakan negara asal dari maskapai tersebut.</p>
<p>Dengan hak tersebut, Garuda Indonesia, misalnya, bisa terbang dari Denpasar, Bali di Indonesia ke Amsterdam di Belanda dengan transit di Paris. Ketika transit tersebut, Garuda Indonesia dapat mengambil penumpang dan kargo. </p>
<p>Dan begitu pun sebaliknya, maskapai milik salah satu negara Uni Eropa bisa mengambil penumpang dan kargo ketika transit di negara ASEAN.</p>
<p>Perjanjian ini juga akan mempermudah terjadinya <a href="https://economy.okezone.com/read/2019/06/14/320/2066550/maskapai-wajib-jelaskan-penerbangan-codeshare-ke-penumpang">kerja sama penerbangan antar dua maskapai atau lebih</a> atau disebut juga dengan <em>codeshare</em> pada rute-rute penerbangan jaringan regional maupun domestik.</p>
<p>Misalnya maskapai Lufthansa milik Jerman bisa memiliki rute Munich - Surabaya, Jawa Timur dimana pesawat Lufthansa hanya akan mengantar sampai Jakarta dan setelahnya penumpang pesawat akan menggunakan pesawat dari maskapai Indonesia ke Surabaya.</p>
<p>Kerja sama seperti ini akan meningkatkan lalu lintas udara antara negara-negara ASEAN dan Uni Eropa. Selain itu, hal ini akan memperkuat posisi bandara di kedua kawasan dan menciptakan permintaan tambahan yang dapat membantu membuka kembali rute-rute yang ditutup karena krisis ekonomi maupun pandemi.</p>
<p><strong>2. Pelonggaran batasan-batasan akses pasar penerbangan</strong> </p>
<p>Dengan perjanjian ASEAN-EU CATA, akan lebih banyak maskapai ASEAN dan Uni Eropa yang akan dapat berpartisipasi dalam penerbangan antar bandara penghubung atau disebut <em>hub-to-hub</em>. Hal ini berpotensi menyaingi para pemain Timur Tengah dan kawasan Teluk maupun Turki yang saat ini mendominasi koridor penerbangan ASEAN – Uni Eropa lewat bandara-bandara penghubung seperti di Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab; Doha di Qatar; atau Istanbul, Turki. </p>
<p>Operator-operator ASEAN dan Uni Eropa yang bersaing pada rute-rute <em>hub-to-hub</em> lainnya akan terstimulasi untuk bekerja sama dalam bentuk <em>joint-venture</em> yang memungkinkan pemasaran bersama maupun pembagian pendapatan, yang pada akhirnya akan mengurangi dominasi operator-operator besar yang ada saat ini. Pada saat yang sama kehadiran pemain baru juga akan mengurangi biaya perjalanan secara rata-rata.</p>
<p>Kemungkinan masuknya pemain-pemain asing ke dalam pasar domestik transportasi udara ASEAN sebaiknya tidak dilihat sebagai hilangnya kedaulatan. Pembukaan rute baru adalah suatu strategi yang cukup realistis untuk diambil guna memulihkan seluruh industri penerbangan saat ini. </p>
<p>Strategi ini juga berpotensi meningkatkan persaingan pasar transportasi udara antarnegara ASEAN maupun di pasar domestik di tiap negara melalui peningkatan efisiensi dan penurunan biaya perjalanan. </p>
<p>Di sisi lain, negara-negara ASEAN mungkin perlu membuat aturan tentang kepemilikan saham maskapai asing yang beroperasi di kawasan nasional masing-masing negara. Investor domestik idealnya menjadi pemegang saham mayoritas agar mendapatkan keuntungan yang baik.</p>
<p>Akhirnya, pemerintah juga harus merumuskan dan menerapkan standar-standar keselamatan dan keamanan angkutan udara untuk menyeleksi maskapai yang beroperasi di pasar. Hal ini akan menjamin terjaganya tingkat pelayanan yang tinggi di tengah persaingan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/138824/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Merebaknya wabah COVID-19 membuat negara-negara ASEAN menerapkan beberapa kebijakan drastis di sektor angkutan di antaranya lewat pengetatan prosedur masuknya warga negara asing lewat transportasi udara…Alloysius Joko Purwanto, Transport & energy economist, Economic Research Institute for ASEAN and East AsiaPanayotis Christidis, Senior Researcher, European Commission's Joint Research CentreLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1366872020-05-05T02:51:48Z2020-05-05T02:51:48ZUpaya kerja sama internasional untuk tuntaskan kasus pelanggaran HAM akibat kebakaran hutan<p>Saat perhatian dunia internasional dan nasional berpusat kepada wabah pandemi COVID-19, Indonesia harus <a href="https://www.beritasatu.com/nasional/625243-menteri-lhk-antisipasi-karhutla-tetap-prioritas-di-tengah-pandemi-corona">tetap waspada</a> menghadapi puncak musim kemarau yang diperkirakan jatuh pada bulan Juni dan Juli mendatang. </p>
<p>Asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi hampir setiap tahun telah merugikan kesehatan manusia dan lingkungan, pendidikan, hingga ekonomi.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kebakaran-hutan-makin-mengancam-kesehatan-penduduk-indonesia-dari-iritasi-hingga-potensi-kanker-124112">Kebakaran hutan makin mengancam kesehatan penduduk Indonesia: dari iritasi hingga potensi kanker</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kabut asap biasanya menyebar melampaui batas negara dan mempengaruhi <a href="https://www.theguardian.com/sustainable-business/2015/nov/11/indonesia-forest-fires-explained-haze-palm-oil-timber-burning">negara-negara tetangga</a>, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. </p>
<p>Berdasarkan laporan penelitian <a href="https://katadata.co.id/berita/2019/09/12/indonesia-malaysia-saling-tuding-soal-kabut-asap-kebakaran-hutan">Harvard Columbia-University</a>, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah menjadi penyebab sekitar 100.000 kasus kematian di beberapa negara Asia Tenggara pada tahun 2016.</p>
<p>Selain menimbulkan korban jiwa, karhutla juga memiliki aspek pelanggaran hak asasi manusia. Akibat asap karhutla, hak untuk mendapatkan pendidikan terganggu karena anak-anak tidak bisa bersekolah akibat penutupan sekolah-sekolah, lalu pelanggaran <a href="https://doi.org/10.1017/S0165070X00012882">hak atas lingkungan yang sehat</a> dan atas standar hidup yang layak ketika orang harus menggunakan masker untuk bernafas. </p>
<p><a href="https://www.thejakartapost.com/news/2015/09/19/haze-disaster-human-rights-abuse-says-rights-commission.html">Komisi Nasional untuk HAM (Komnas HAM)</a> juga menegaskan bahwa kebakaran hutan yang terus menerus terjadi sejak tahun 2015 merupakan kasus pelanggaran HAM oleh negara. </p>
<h2>Butuh kerja sama antarbangsa</h2>
<p>Dampak yang terjadi akibat karhutla ini sudah menembus batas negara, sehingga isu ini juga menarik perhatian masyarakat internasional.</p>
<p>Oleh karena itu, penanganan asap dari kebakaran hutan dan lahan pun membutuhkan koordinasi pada skala global mengingat semua bangsa dan negara sudah saling keterkaitan atas pemenuhan hak asasi manusia.</p>
<p>Kerja sama antarnegara ini dibangun sebagai upaya untuk menjamin pemenuhan hak untuk mendapatkan lingkungan yang sehat secara bersama-sama, bukan secara individu, atau yang biasa disebut <em><a href="https://www.law.muni.cz/sborniky/dny_prava_2009/files/prispevky/tvorba_prava/Cornescu_Adrian_Vasile.pdf">solidarity rights</a></em> (hak solidaritas).</p>
<p>Bagi Indonesia, kerjasama dalam rangka menjamin pemenuhan hak atas lingkungan yang sehat bisa dilakukan lewat kerangka ASEAN maupun badan internasional lainnya. </p>
<h2>Melalui ASEAN</h2>
<p><a href="http://setnas-asean.id/asean-intergovernmental-commission-on-human-rights-aichr">Badan HAM ASEAN</a> memiliki kewenangan untuk mengatasi permasalahan HAM di Asia Tenggara. </p>
<p>Sayangnya, badan ini hanya sebatas konsultasi dan tidak memiliki fungsi investigasi atau pengawasan khusus.</p>
<p>Kelemahan lainnya, ia tidak memiliki mekanisme pemberian sanksi kepada negara-negara anggota karena tidak berlandaskan kepada penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM.</p>
<p>Peran ini juga yang membuat tidak ada laporan pelanggaran HAM akibat karhutla dari negara-negara ASEAN kepada Badan HAM ASEAN. </p>
<p>Meski demikian, Badan HAM ASEAN memiliki fungsi pengawasan literatur yang secara pasif dapat melakukan studi atas dokumen-dokumen yang dilaporkan oleh kelompok masyarakat atau komisi HAM di negara-negara anggota ASEAN.</p>
<p>Artinya, badan ini bisa memberikan rekomendasi kepada negara-negara ASEAN untuk membuat instrumen hukum yang mengikat, terutama dalam penegakan hukum terhadap korporasi.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-laporan-pelaksanaan-ham-di-perusahaan-publik-di-indonesia-masih-rendah-129208">Riset: laporan pelaksanaan HAM di perusahaan publik di Indonesia masih rendah</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Penyebab utama kebakaran hutan dan lahan di Indonesia adalah aktivitas korporasi di bidang perkebunan sawit yang tidak memenuhi standar ramah lingkungan.</p>
<p>Sebagian besar <a href="https://news.mongabay.com/2019/08/81-of-indonesias-oil-palm-plantations-flouting-regulations-audit-finds/">pembukaan lahan perkebunan sawit oleh korporasi dilakukan dengan pembakaran</a> yang pada akhirnya menghasilkan kabut asap.</p>
<p>Selama ini, <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160723123001-20-146532/csr-perusahaan-di-asean-belum-memperhatikan-ham">korporasi</a> masih menganggap bahwa HAM merupakan tanggung jawab negara. Akibatnya, pemenuhan HAM masih bergantung pada peran dan kekuatan negara.</p>
<p>Idealnya, korporasi multinasional juga diberi beban untuk ikut serta dalam pemenuhan HAM. </p>
<p>Salah satu solusi adalah Badan HAM ASEAN dapat memberikan rekomendasi untuk mendorong negara-negara anggota untuk lebih tegas terhadap semua korporasi yang berpotensi menyebabkan karhutla serta mengevaluasi penanganan karhutla, baik yang beroperasi di wilayah negaranya sendiri maupun di wilayah negara tetangga.</p>
<p>Badan tersebut dapat mendorong negara anggota untuk menyusun Rencana Aksi Nasional terhadap korporasi yang bergerak di bidang perkebunan sawit agar aktivitas mereka dapat meminimalisir karhutla.</p>
<p>Indonesia sudah menerbitkan <a href="https://www.mongabay.co.id/2019/11/29/jokowi-teken-inpres-rencana-aksi-sawit-berkelanjutan-apa-isinya/">Instruksi Presiden terkait pengelolaan sawit berkelanjutan</a> pada tahun 2019. Namun, peraturan ini lebih condong kepada produksi sawit untuk energi terbarukan (<em>biofuel</em>), bukan pencegahan karhutla. </p>
<p>Dampak asap yang lintas batas negara seharusnya mendorong aksi bersama dari negara-negara anggota ASEAN karena kebakaran lahan dan hutan di Indonesia juga terjadi akibat <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190913192412-20-430374/menteri-lhk-3-perusahaan-malaysia-terlibat-pembakaran-hutan">perusahaan dari negara lain</a>. </p>
<p>Badan HAM ASEAN juga dapat mendesak negara-negara anggota untuk menepati <a href="https://www.antaranews.com/berita/1111636/aichr-desak-penerapan-perjanjian-asean-tentang-kabut-asap-secara-penuh">perjanjian antarnegara ASEAN</a> tentang polusi kabut asap lintas batas yang sudah ada sejak 2002, sekaligus mendorong mereka untuk mengikatkan diri pada penjanjian-perjanjian internasional mengenai HAM dan korporasi. </p>
<h2>2) Melalui badan internasional lainnya</h2>
<p>Selain pada level regional, permasalahan HAM juga dapat dibawa kepada organisasi internasional, yaitu <em>[United Nations Committee on Economic, Social and Culture Rights</em> (CESCR)](https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/CESCR/Pages/CESCRIntro.aspx).</p>
<p>CESCR merupakan lembaga yang terdiri dari para ahli independen dengan tugas untuk memantau implementasi setiap negara dalam melindungi hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya.</p>
<p>Masyarakat yang merasa dirugikan akibat karhutla, baik secara individu maupun secara kolektif, dapat mengajukan laporan atau pengaduan kepada CESCR.</p>
<p><a href="https://juris.ohchr.org/Search/Details/2522">Pada 20 Maret 2017, dua warga negara Italia melapor ke CESCR</a> yang diwakili oleh penasihat hukum, Cesare Romano. Mereka mengklaim bahwa pemerintah Italia telah melanggar hak mereka atas kesehatan.</p>
<p>Lembaga ini dapat mengevaluasi komitmen negara dan industri untuk meminimalkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. </p>
<p>Karhutla telah membawa dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat Asia Tenggara setiap tahunnya.</p>
<p>Kejadian yang berulang-ulang menunjukkan bahwa mekanisme nasional masih belum mampu menjamin derita tidak akan terulang lagi. </p>
<p>Oleh karena itu kerja sama dalam skala internasional dapat menjadi alternatif penyelesaian masalah HAM pada kebakaran hutan dan lahan. </p>
<hr>
<p><em>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a></em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/136687/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Insan Tarigan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>ASEAN bisa memberikan dorongan kepada negara-negara anggota untuk berkomitmen menyelesaikan asap karhutla yang terjadi hampir setiap tahun.Muhammad Insan Tarigan, Lecturer in International Law Departement, Universitas SurabayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1348992020-04-09T03:19:56Z2020-04-09T03:19:56ZPara pemimpin dunia perlu belajar cara bersekutu dari sang musuh penyebab COVID-19<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/326432/original/file-20200408-179222-mzr4rc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://pixabay.com/users/PIRO4D-2707530/">PIRO4D from Pixabay</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=513&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=513&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=513&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=645&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=645&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/326061/original/file-20200407-182957-wtf586.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=645&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penggambaran virus corona.</span>
<span class="attribution"><span class="source">from Pixabay</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sejak awal tahun ini, SARS-CoV-2, virus berbahaya yang menyebabkan pandemi COVID-19, memulai sebuah <a href="https://www.businessinsider.sg/coronavirus-vs-flu-social-distancing-infections-spread-explainer-video-2020-3?r=US&IR=T">perang sengit</a> dengan umat manusia, melibatkan negara-negara di seluruh dunia. Sebagai lawan, virus itu memiliki pasukan yang berjumlah yang tak terhingga, tidak terlihat, dan <a href="https://science.sciencemag.org/content/367/6485/1444">ganas</a>.</p>
<p>SARS-CoV-2 adalah jenis terbaru virus corona –virus yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan termasuk influenza, SARS, dan MERS. Virus corona digambarkan berbentuk bulat dengan bagian seperti jamur berwarna merah seperti mahkota. Karakter inilah yang memberikan nama Corona, bahasa Latin yang artinya mahkota.</p>
<p>Virus ini bisa masuk dalam saluran pernapasan manusia. Di sana, ia bertemu dan melebur dengan ACE2 - protein baik yang mengatur tekanan darah - masuk ke dalam sel tubuh kemudian memperbanyak diri dan mengambil alih kendali. </p>
<p>Strategi pasukan corona menggabungkan diri dengan ACE2 dapat menjadi pembelajaran bagi negara-negara di dunia untuk menghadapi pandemi ini.</p>
<p>Dengan bersekutu dan menggabungkan sumber daya global, kerja sama antar negara lebih efektif dalam mencegah penyebaran virus. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-membaiknya-ekonomi-cina-pada-masa-pandemi-covid-19-bergantung-pada-negara-lain-135568">Mengapa membaiknya ekonomi Cina pada masa pandemi COVID-19 bergantung pada negara lain</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Menyelamatkan muka sendiri</h2>
<p>Sayangnya, yang terjadi saat ini adalah egoisme politik yang mendongkrak angka kematian. Seiring meluasnya wabah COVID-19, berbagai pemimpin negara memperlihatkan sikap mementingkan diri sendiri. </p>
<p>Pemerintah Cina, misalnya, sempat melakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan citra positif di kalangan internasional. Selain <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-04-01/china-concealed-extent-of-virus-outbreak-u-s-intelligence-says">menutup-nutupi kasus yang mulai merebak di akhir tahun 2019</a>, Cina menolak tawaran AS di awal Januari 2020 untuk membantu dalam meneliti virus Corona. Cina juga didapati menekan angka kasus positif dan angka kematian dengan <a href="https://thediplomat.com/2020/03/can-chinas-covid-19-statistics-be-trusted/">memanipulasi data</a>. </p>
<p>Lalu, meski pada pertengahan Februari 2020, misi gabungan <a href="https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/who-china-joint-mission-on-covid-19-final-report.pdf">WHO dan Cina telah mengeluarkan rekomendasi</a> bagi pemimpin-pemimpin negara untuk melakukan pencegahan penyebaran wabah, banyak negara menelantarkan arahan ini. </p>
<p>Salah satu arahan pertama yang diberikan untuk negara-negara yang belum mendapati kasus positif adalah untuk mempersiapkan mekanisme tanggap darurat termasuk kesiapan memberlakukan strategi pembatasan sosial. </p>
<p>Namun, kebanyakan pemimpin negara mengabaikan peringatan ini. Indonesia, misalnya, sebelum mengumumkan kasus Corona pertama pada 2 Maret, <a href="https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/alasan-jokowi-digugat-tak-antisipasi-corona-pemerintah-justru-promosi-wisata/ar-BB127unp?li=AAfukE3">tidak melakukan antisipasi</a> dan justru mempertimbangkan pemberian insentif untuk wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia.</p>
<p>Di Amerika Serikat (AS), <a href="https://www.politico.com/news/2020/03/24/trump-coronavirus-campaign-reelection-145007">Presiden Donald Trump</a> sempat menganggap SARS-Cov-2 sebagai rekayasa partai oposisi dan berulang kali meremehkan ancaman wabah bahkan mempolitisi kebijakan untuk kepentingan pemilu. </p>
<p>Di tengah krisis, Cina dan AS sebagai negara terkuat dunia terus <a href="https://thehill.com/homenews/administration/489926-coronavirus-response-reveals-deep-fractures-in-global-partnerships">bersitegang</a>. </p>
<p>Pemerintah Cina sempat menuding <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-china-51353279">AS menyulut kepanikan</a> setelah AS melarang masuk warga negara asing yang sempat mengunjungi Cina. </p>
<p>Trump juga berulang kali menggunakan istilah “<a href="https://www.aljazeera.com/programmes/newsfeed/2020/03/trump-defends-calling-coronavirus-chinese-virus-200323102618665.html">virus Cina</a>”, terutama setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina menuding <a href="https://edition.cnn.com/2020/03/13/asia/china-coronavirus-us-lijian-zhao-intl-hnk/index.html">AS-lah yang mendatangkan virus tersebut ke Cina</a>.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1238111898828066823"}"></div></p>
<p>Terakhir, beberapa media internasional sempat memberitakan mengenai <a href="https://www.nytimes.com/2020/03/15/world/europe/cornonavirus-vaccine-us-germany.html">kegusaran pemerintah Jerman</a> terkait upaya Trump membeli perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, karena memiliki perkembangan penelitian vaksin yang menjanjikan. </p>
<p>Di tengah krisis pandemi yang mengancam dunia, kepentingan politik nasional masih menjadi prioritas. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kesamaan-wali-kota-surabaya-dan-chicago-dalam-memimpin-di-tengah-pandemi-134796">Kesamaan Wali Kota Surabaya dan Chicago dalam memimpin di tengah pandemi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bersekutu tambah mutu</h2>
<p>Pertumbuhan jumlah pasien karena penularan wabah ini terjadi secara <a href="https://theconversation.com/mengapa-meratakan-kurva-penularan-covid-19-sangat-penting-matematikawan-menjelaskannya-134573">eksponensial</a>. Per 8 April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari <a href="https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019">1,2 juta kasus dan 72.000 kematian</a> di penjuru Bumi.</p>
<p>Berdasarkan terus meningkatnya angka kasus, jumlah kematian yang disebabkan oleh lemahnya sistem kesehatan di berbagai negara, dan gangguan besar terhadap pola hidup manusia; corona unggul dalam perang yang tidak bisa dilawan dengan kekuatan militer terbaik manapun.</p>
<p>Dalam masa krisis ini, bukan saatnya saling menuding dan mencari tahu siapa yang bisa disalahkan. Telaah analitis mungkin berguna untuk mencegah pandemik di masa depan namun di tengah kecamuk perang melawan pandemi, perhatian harus diarahkan pada cara menjatuhkan musuh ketimbang membuat lawan baru.</p>
<p>Dalam ilmu hubungan internasional, konsep <em><a href="https://hostnezt.com/cssfiles/internationalrelations/International%20Relations%20Theory%20(5th%20Edition)%20Paul%20R.%20Viotti,%20Mark%20V.%20Kauppi.pdf">balance of power</a></em> (perimbangan kekuatan) mendorong negara-negara untuk menggabungkan kekuatan untuk memerangi musuh bersama.</p>
<p>Konsep ini berguna untuk mengumpulkan tenaga dan kemampuan demi kepentingan bersama. </p>
<p>Sumber daya kita terbatas dan jika setiap pemimpin negara rela mengesampingkan kepentingan politiknya untuk menghadapi krisis kesehatan terbesar abad ini, ada harapan untuk kita keluar dari ancaman maut ini bersama-sama. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/sains-terbuka-mendorong-riset-global-untuk-hadapi-coronavirus-mengapa-peran-indonesia-minim-131615">Sains terbuka mendorong riset global untuk hadapi coronavirus: mengapa peran Indonesia minim?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Di saat kita harus menjaga jarak fisik dari satu sama lain, slogan “bersatu kita teguh” justru bergaung keras ketika kita harus meningkatkan upaya kita bersama sebagai bagian dari kemanusiaan dan mengalahkan corona. </p>
<p>Pada 20 Februari 2020, Cina dan negara-negara ASEAN sepakat bekerja sama untuk menghadapi wabah <a href="https://asean.org/statement-special-asean-china-foreign-ministers-meeting-coronavirus-disease-2019-covid-19/">dalam sebuah pertemuan khusus terkait COVID-19</a>. Pertemuan itu adalah salah satu upaya antar-negara pertama di tengah pandemi ini.</p>
<p>Sebulan kemudian, <a href="https://g20.org/en/media/Documents/G20_Extraordinary%20G20%20Leaders%E2%80%99%20Summit_Statement_EN%20(3).pdf">pertemuan darurat negara-negara G20 terkait COVID-19</a> pada 26 Maret 2020 memberikan harapan kearah pendekatan multilateral dan koordinasi internasional.</p>
<p>Salah satu hasil pertemuan G-20 adalah janji negara-negara anggota untuk membantu biaya produksi dan distribusi Alat Pelindung Diri (APD) petugas medis di seluruh dunia. </p>
<p>Minggu lalu, sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyetujui sebuah <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/03/un-adopts-resolution-calling-for-cooperation-on-virus.html">resolusi</a> yang mendesak “kerja sama internasional” dan “multilateralisme” dalam melawan wabah.</p>
<p>Ini langkah-langkah maju ke arah yang tepat –seandainya saja dilakukan lebih cepat– untuk menggalang kekuatan dan melumatkan si virus laknat.</p>
<hr>
<p>Ikuti perkembangan terbaru seputar isu politik dan masyarakat selama sepekan terakhir. Daftarkan email Anda di <a href="http://theconversation.com/id/newsletters/catatan-mingguan-65">sini</a></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/134899/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Susy Tekunan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Egoisme masing-masing negara perlu dikesampingkan dalam menghadapi pandemiSusy Tekunan, Lecturer of International Relations, Universitas Pelita Harapan Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1065722018-11-09T04:32:11Z2018-11-09T04:32:11ZPengaruh Arab Saudi di Indonesia dan Malaysia terlalu kuat untuk diguncang<p>Pembunuhan <a href="https://theconversation.com/us/topics/jamal-khashoggi-60971">jurnalis Jamal Khashoggi</a> di kantor Kedutaan Arab Saudi di Turki mempengaruhi hubungan internasional mereka dengan negara mayoritas muslim di Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.</p>
<p>Hal itu bisa dilihat ketika Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad <a href="https://www.freemalaysiatoday.com/category/nation/2018/08/06/putrajaya-shuts-down-saudi-backed-anti-terrorism-centre/">menutup</a> kantor Pusat Perdamaian Internasional (CPS) yang didanai oleh Raja Saudi Salman bin Abdl Aziz. Malaysia juga <a href="https://www.nst.com.my/news/nation/2018/06/385065/malaysian-soldiers-saudi-arabia-return-soon-says-mohamad-sabu">menarik</a> pasukan mereka dari Arab Saudi.</p>
<p>Sementara itu di Indonesia, selain keresahan mengenai nasib Khashoggi, terdapat protes atas eksekusi mati tenaga kerja Indonesia Tuti Tursilawati tanpa <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-says-it-had-no-warning-saudi-arabia-would-be-executing-maid">peringatan</a> terlebih dahulu dari pihak pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia. </p>
<p>Namun tanda-tanda di atas tidak akan cukup membawa pada perubahan karena begitu kuatnya pengaruh dana dan ideologi Arab Saudi tertanam di negara-negara tersebut.</p>
<h2>Pengaruh Arab Saudi di Asia Tenggara</h2>
<p>Islam di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan nilai yang dibentuk dan diasimilasikan dari budaya kuno Melayu pada <a href="https://books.google.co.uk/books?id=rMtGDwAAQBAJ&pg=PA2&dq=islam+masuk+indonesia+tahun+625&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjjo4KgksLeAhVFQRoKHQz4C5UQ6AEIKTAA#v=onepage&q=islam%20masuk%20indonesia%20tahun%20625&f=false">625 Masehi</a>. Penyebaran agama melalui media seni dan budaya seperti musik dan pertunjukan wayang menitikberatkan pada konsep moderasi dan keramahtamahan serta penghargaan terhadap nilai-nilai budaya lokal. </p>
<p>Akan tetapi setelah masuknya pengaruh yang begitu besar dari Arab Saudi sejak dua dekade belakangan ini telah terjadi pola perubahan cara memaknai ajaran Islam di kedua negara ini.</p>
<p>Arab Saudi sendiri mendapatkan perhatian yang begitu besar di masyarakat Malaysia setelah mereka dilaporkan memberikan sumbangan US$680 juta kepada Najib Razak, kala dia menjabat Perdana Menteri, meskipun fakta-fakta tersebut kemudian disanggah olah keluarga kerajaan yang malah menduga dana itu berasal dari korupsi dana pembangunan 1MDB. </p>
<p>Di Malaysia, Arab Saudi juga menyumbang ke sekolah-sekolah dan universitas-universitas untuk <a href="https://moderndiplomacy.eu/2018/04/19/the-saudi-export-of-ultra-conservatism-in-the-era-of-mbs-an-update/">menyebarkan</a> paham konservatif. </p>
<p>Mereka memberikan <a href="https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/5FA9C2C190CB47D1EBBB027E59494218/9780748696871c1_p21-40_CBO.pdf/islamic_university_of_medina_since_1961_the_politics_of_religious_mission_and_the_making_of_a_modern_salafi_pedagogy.pd">beasiswa</a> kepada siswa laki-laki untuk melanjutkan kuliah di universitas-universitas di Arab Saudi seperti Universitas Islam Madinah yang terkenal dengan paham salafisme. </p>
<p>Universitas Sains Islam Malaysia <a href="https://www.reuters.com/article/us-malaysia-politics-religion-analysis/worries-about-malaysias-arabisation-grow-as-saudi-ties-strengthen-idUSKBN1EF103">menerima</a> sumbangan besar dari Arab Saudi. Sementara di Filipina, terdapat <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10576100500236881?src=recsys">aliran</a> dana dari Arab Saudi ke Front Pembebasan Islam Moro, yang diduga memiliki kaitan erat dengan Al Qaeda.</p>
<p>Arab Saudi juga baru-baru ini menebar pesona mereka di Malaysia. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir berkunjung ke sana pada Oktober, untuk membahas berbagai hal termasuk kuota haji. Pihak Arab Saudi juga mencoba untuk meyakinkan kepada pemerintahan yang baru, bahwa dukungan mereka untuk Najib tidak bermaksud jahat.</p>
<p>Ketika Raja Salman mengunjungi Jakarta pada 2017, ia mengalokasikan dana <a href="https://international.la-croix.com/news/saudi-funding-of-indonesian-education-fuels-concerns/5754">US$13 miliar</a> untuk bisnis, pendidikan dan agama di Indonesia. </p>
<p>Di Indonesia, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10576100500236881?src=recsys">aliran</a> dana Arab Saudi juga terlacak sejak 1980-an. Mereka berkontribusi mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA). Lembaga ini didirikan dari uang Arab Saudi dan terkenal dengan paham Islam yang ortodoks. </p>
<p>Sebagai <a href="https://www.nybooks.com/articles/2016/10/27/indonesia-the-saudis-are-coming/">contoh</a> laki-laki dianjurkan untuk menumbuhkan jenggot dan memakai celana setengah betis. Sedangkan perempuan dianjurkan untuk memakai cadar. Pelajar-pelajar ini <a href="https://tirto.id/lipia-ajaran-wahabi-di-indonesia-ckes">mempelajari filosofi</a> ajaran Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, yang merupakan pencetus ajaran Wahabiah di Arab Saudi. </p>
<p>LIPIA juga memiliki <a href="http://www.mei.edu/publications/saudi-religious-influence-indonesia">korelasi</a> kuat dengan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud. Mereka <a href="https://tirto.id/lipia-ajaran-wahabi-di-indonesia-ckes">dimonitor</a> secara saksama oleh Kedutaan Arab Saudi di Jakarta, sehingga LIPIA seperti menjadi cabang dari Universitas Islam Saud di Indonesia. </p>
<p>Khalid bin Muhammad Al-Deham, yang berkebangsaan Arab Saudi memimpin lembaga dan manajemen LIPIA. Terdapat <a href="https://tirto.id/lipia-ajaran-wahabi-di-indonesia-ckes">11.535</a> alumni sejak 1982-2013. Jumlah lulusan mereka meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2017 mereka menamatkan <a href="https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2017/04/14/114922/lipia-wisuda-750-mahasiswa-dari-berbagai-angkatan.html">750 lulusan</a>. </p>
<p>Di antara alumni mereka tersebut termasuk koordinator Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan juga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Alumni lain yang terkenal juga termasuk Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab, Aman Abdurrahman, <a href="https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/01/160114_indonesia_jumlah_korban">aktor intelektual</a> di belakang bom Jakarta di 2016, yang menewaskan 7 korban, dan Umar Thalib, pendiri organisasi Islam militan yang dikenal dengan Laskar Jihad.</p>
<p>Arab Saudi juga mendanai pelajar dari Indonesia untuk mendalami ajaran islam di Universitas Islam Madinah. Di antara mereka terdapat politikus PKS Hidayat Nur Wahid, <a href="https://www.reuters.com/article/uk-indonesia-politics-cleric-exclusive/exclusive-indonesian-islamist-leader-says-ethnic-chinese-wealth-is-next-target-idUSKBN18817N">Ketua</a> Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama (GNPF-MUI) Bahtiar Nasir, dan Syafiq Riza Basalamah, seorang penceramah agama yang terkenal di Youtube. Syafiq juga merupakan dosen di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember yang <a href="https://www.ayat-kursi.com/2017/08/ustadz-syafiq-riza-basalamah.html">mengadopsi</a> kurikulum dari Universitas Islam Madinah. </p>
<h2>Penyebaran ideologi Arab Saudi</h2>
<p>Terdapat hubungan yang jelas antara LIPIA di Jakarta, USIM di Malaysia, Universitas Raja Saud di Riyadh dan Universitas Islam Madinah, yang berusaha untuk menyebarkan ideologi Arab Saudi dan didanai oleh Saudi. </p>
<p>Tentu saja tidak semua lulusan mereka memiliki paham yang ekstrem. Akan tetapi terdapat peningkatan paham Islam ekstrem yang memicu polarisasi dan konflik. Beberapa orang khawatir peningkatan <a href="http://www.atimes.com/article/malaysias-arabization-owes-ties-saudi-regime/">arabisasi</a> di Malaysia dan Indonesia dapat membawa pada tumbuhnya sikap tidak toleran dan perpecahan, bahkan di antara penganut Islam sendiri terdapat dikotomi perbedaan antara paham Islam liberal dan Islam ortodoks. </p>
<p>Dampak ini akan berlipat ketika Arab Saudi tidak hanya <a href="http://parstoday.com/id/radio/indonesia-i44599-metode_penyebaran_wahabi_di_indonesia">mengekspor</a> nilai-nilai Wahabiah, akan tetapi juga mendukung orang-orang untuk masuk ke politik. Di Malaysia, banyak lulusan pelajar Islam dari Arab Saudi secara aktif direkrut masuk dalam <a href="http://www.atimes.com/article/malaysias-arabization-owes-ties-saudi-regime/">birokrasi</a>, menyusul pendanaan kegiatan dakwah di masjid-masjid yang didanai oleh Arab Saudi. </p>
<p>Pengaruh politikus yang beraliran Salafiah dan Wahabiah semakin kuat di perpolitikan Malaysia dan Indonesia. Ini tidak saja menyebarkan ajaran Wahabiah semakin meluas akan tetapi juga menyematkan pengaruh Saudi Arabia di struktur pemerintahan. </p>
<p>Besarnya aliran dana dari Arab Saudi ke Asia Tenggara memudahkan mereka menyematkan pengaruh dan ideologi mereka. Hubungan ekonomi seperti pendanaan dan kerja sama minyak bumi antara Indonesia dan Malaysia meningkatkan dukungan dari kerajaan Arab Saudi. </p>
<p>Dengan demikian, meski sekarang terjadi guncangan dan usaha untuk mentransformasi hubungan dengan Arab Saudi, akan tetapi kuatnya pengaruh ideologi dan ekonomi menyebabkan usaha ini akan sangat susah untuk dilakukan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/106572/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pengaruh aliran dana dan ideologi Arab Saudi di Indonesia dan Malaysia tertanam kuat di Indonesia dan Malaysia.Asmiati Malik, Doctoral Researcher in Political Economy, University of BirminghamScott Edwards, Doctoral Researcher in International Relations, University of BirminghamLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1049012018-10-24T04:16:38Z2018-10-24T04:16:38ZBagaimana posisi ASEAN di tengah-tengah Cina dan AS dan sekutunya di Indo-Pasifik?<p>Asia Tenggara berada di titik transisi antara Samudra Hindia dan Pasifik. Maka wacana mengenai konsep geopolitik “Indo-Pasifik” menjadi penting bagi ASEAN. Konsep “Indo-Pasifik, yang diusung Jepang, India, Australia, dan Amerika Serikat (AS), bertujuan untuk "menahan” kekuatan Cina di wilayah tersebut.</p>
<p>Bagaimana ASEAN dan para anggotanya dapat mengimbangi kekuatan dan kepentingan ekonomi dari pemain-pemain kelas kakap lain di dalam wilayah tersebut? Ketegangan yang timbul karena isu ini akan mewarnai kebijakan luar negeri ASEAN untuk tahun-tahun mendatang.</p>
<h2>‘Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka’</h2>
<p>Wilayah Indo-Pasifik dapat dilihat sebagai zona maritim yang dikelilingi oleh Samudra Hindia dan Pasifik, serta termasuk semua negara yang berada dalam spektrum ini. </p>
<p>Pada 2017, AS mengadopsi konsep <a href="https://thediplomat.com/2018/03/what-does-a-free-and-open-indo-pacific-actually-mean/">“Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka” (FOIP)</a>, dalam Strategi Keamanan Nasional AS. Konsep tersebut menekankan prinsip kebebasan navigasi, supremasi hukum dan kedaulatan negara dalam wilayah tersebut. </p>
<p>Jepang, India, Australia dan AS membentuk suatu kelompok strategis, dinamai “<em>the Quad</em>” untuk mengusung FOIP. Meskipun kelompok tersebut tidak secara eksplisit dibentuk sebagai suatu aliansi melawan pengaruh Cina, secara tidak langsung kelompok tersebut tampak melaksanakan fungsi tersebut. Faktanya, pada 2017, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono menyatakan bahwa <em>the Quad</em> berusaha untuk <a href="https://www.iiss.org/blogs/analysis/2018/01/revived-quad">“menahan” Cina</a>. </p>
<h2>Sikap Cina</h2>
<p>Cina meremehkan konsep Indo-Pasifik. Bahkan Menteri Luar Negeri Cina menyatakan bahwa ide tersebut akan “pupus bagaikan <a href="https://timesofindia.indiatimes.com/world/china/quad-move-will-dissipate-like-sea-foam-china/articleshow/63221055.cms">busa</a>.” Namun, Cina tetap memulai tindakan mitigasi yang signifikan di wilayah timur Samudra Hindia karena kepentingan ekonomi di jalur komunikasi laut (rute perdagangan dan pertahanan) yang melintasinya. </p>
<p>Cina telah meningkatkan jumlah <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/14-chinese-navy-ships-spotted-in-indian-ocean-indian-navy-monitoring-locations/articleshow/61882634.cms">ekspedisi angkatan laut di bagian timur Samudra Hindia</a> dan telah <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/with-china-encircling-india-top-commanders-assess-navys-combat-efficiency/articleshow/64083393.cms">“mengelilingi”</a> garis pantai India dengan menanamkan modal pada pembangunan beberapa pelabuhan di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti Bangladesh, Sri Lanka, Malaysia, dan Myanmar. </p>
<p>Di daerah Pasifik Barat, klaim Cina terhadap Laut Cina Selatan dan pembangunan fasilitas serta peluncuran misil di atas pulau-pulau yang dipersengketakan juga telah mengusik ASEAN.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/240183/original/file-20181011-72113-59ywqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar yang bertanggal 11 Mei 2015 menunjukkan tampak atas pulau-pulau yang telah dibuat oleh Cina di perairan Laut Cina Selatan, yang terletak di bagian barat Palawan, Filipina.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Keberpihakan strategis ASEAN</h2>
<p>ASEAN belum mempunyai pandangan yang seragam atas konsep Indo-Pasifik. Keterlibatan ASEAN di dalam Indo-Pasifik kemungkinan besar akan dibentuk oleh dorongan aliansi strategis dan kepentingan ekonomi.</p>
<p>Selain India dan Cina, ASEAN harus bersaing dengan tiga anggota <em>the Quad</em> yang semuanya berlomba-lomba untuk mendapatkan pengaruh di Indo-Pasifik.</p>
<p>Beberapa anggota ASEAN mulai khawatir terhadap persekutuan yang terbentuk di antara Jepang, India, Australia, dan AS. Mereka khawatir negara-negara tersebut akan menelantarkan ASEAN.</p>
<p>Namun, ada beberapa anggota yang diam-diam mendukung konsep Indo-Pasifik. Contohnya, Vietnam memiliki hubungan yang dekat dengan India dan tampak <a href="https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/ISEAS_Perspective_2018_43@50.pdf">“menerima”</a> FOIP. Pada saat yang bersamaan, Indonesia telah menunjukkan dukungannya dengan dikeluarkannya <a href="https://thediplomat.com/2018/05/whats-in-indonesias-indo-pacific-cooperation-concept/">“konsep kerjasama Indo-Pasifik”</a> pada awal tahun ini.</p>
<p>Lima negara Asia Tenggara, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar, juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan mendukung <a href="https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/japan-vows-quality-infrastructure-in-mekong-region-in-push-for-free-and-open-indo">ide FOIP dari Jepang</a>(setelah Jepang mengumumkan bantuan pembangunan kepada Delta Mekong).</p>
<p>Di lain pihak, pada Mei 2018, menteri luar negeri Singapura menyatakan bahwa mereka belum akan memberikan komitmen terhadap FOIP. Ke depannya, para anggota ASEAN kemungkinan besar akan pilih-pilih dalam membentuk aliansi strategis dengan para pemain besar, tergantung pada kepentingannya masing-masing.</p>
<h2>Kepentingan ekonomi</h2>
<p>Keberpihakan strategis juga dibentuk oleh kepentingan ekonomi yang krusial, mengingat nilai ekonomi Indo-Pasifik yang besar. Dapat dikatakan bahwa dua perjanjian perdagangan regional terbesar saat ini–Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP)–berlaku di wilayah Indo-Pasifik.</p>
<p>ASEAN berperang penting dalam kedua perjanjian tersebut–semua anggota ASEAN adalah bagian dari RCEP sedangkan empat anggota ASEAN (Singapura, Malaysia, Vietnam dan Brunei) menjadi bagian dari CPTPP–di samping para pemain-pemain Indo-Pasifik lain seperti India, Cina, Australia dan Jepang. Ratifikasi dari RCEP dan CPTPP menjadi mekanisme penyeimbang dalam wilayah tersebut dan pasti menjadi faktor pertimbangan kebijakan luar negeri ASEAN. </p>
<h2>Kemitraan keamanan maritim</h2>
<p>Dinamika Indo-Pasifik juga akan mempengaruhi keamanan maritim Asia Tenggara. India sangat tertarik menggaet ASEAN untuk membangun kerjasama maritim sebagai penyeimbang terhadap pergerakan militer Cina.</p>
<p>Dengan ukuran dan keahlian militernya, India dapat menjadi mitra efektif bagi anggota-anggota ASEAN untuk menunjang kemampuan pertahanan dan menjaga kepentingan nasional sepanjang garis pantainya. Bentuk <a href="https://timesofindia.indiatimes.com/india/india-indonesia-for-rules-based-peaceful-indo-pacific/articleshow/64383047.cms">kerjasama</a> yang demikian (atau <a href="http://pib.nic.in/newsite/PrintRelease.aspx?relid=176933">retorika kemitraan lain yang serupa</a>), sudah berjalan.</p>
<p>Di lain pihak, Cina juga telah menjadi mitra strategis ASEAN. <a href="https://www.straitstimes.com/singapore/inaugural-asean-china-maritime-exercise-held-at-changi-naval-base">Latihan maritim pertama antara ASEAN dan Cina</a> (simulasi yang dilakukan di darat tanpa latihan operasi militer) dilaksanakan pada Agustus 2018.</p>
<p>Dalam pengelolaan aliansi strategis, para anggota ASEAN kemungkinan besar akan menjalin kerjasama keamanan maritim yang baru atau meningkatkan hubungan-hubungan yang ada untuk menjaga stabilitas dalam perairannya.</p>
<p>Kerjasama seperti itu akan fokus terhadap titik-titik penyumbatan maritim atau <em>“choke points”</em> seperti Selat Malaka yang dapat digunakan untuk mengendalikan akses ke jalur-jalur komunikasi laut.</p>
<p>Kerjasama juga dapat terbentuk secara bilateral (disebabkan oleh negara yang lebih mementingkan kepentingan mereka masing-masing) atau melibatkan kelompok-kelompok dalam zona yang spesifik seperti pesisir timur Samudra Hindia. Mekanisme keamanan regional yang demikian <a href="https://www.mindef.gov.sg/web/portal/mindef/news-and-events/latest-releases/article-detail/2018/june/03june18_speech/!ut/p/z1/tVJNb9QwEP0tHHz0evK1ySIhFApqQZtugW2b-FI5ifNREju13U377zvpcgJaxAFfRn4z8_xmnhlnOeNKHPpWuF4rMeC94OubePfx5AxC_3wX7T1Ir_b7bfTh_PNlvGZXjDNeKTe5jhVjr2rZ0EorJ5Uj0OlRElBytlSomsoDopbAIJy0jho5SGElAj54CYHbe4XVECzRS27sJGXVLfRT1desWEdRFAdlSX2vqmlYrmuaQFTTIKzCeNMkiV8m7Ppvejmm4YWTAvbz55Ld1_DUC8Hf7rJvETJsNskeLnw4jX8WvMJRoIb4ZQ0xuz70cmaXSpsRV_z9H0c8A_blWcIrU6JtvslOshaZhetorxrN8mXNLF_Wy_Jf14wd_e3dHU_RzcW-B8fy_2EnSm8HXR6_VqrKIEGNRjbSSLO6Nwh3zk32LQEC8zyvjhpWrT6sbIuQLAlM2jgxEDjmCFgpTNW9P4Z3KE2MQhHPXxJ_eqbTFqf7jZ1N45gEj_RHk30KQl5cbJvMRUX65glxj11X/dz/d5/L2dBISEvZ0FBIS9nQSEh/?urile=wcm%3Apath%3A%2Fmindef-content%2Fhome%2Fnews-and-events%2Flatest-releases%2F2018%2Fjune%2F03june18_speech">telah disebutkan</a> oleh Singapura. Dengan kata lain, kegiatan maritim akan semakin bertambah di perairan ASEAN.</p>
<h2>Tantangan ke depan</h2>
<p>Pada akhirnya, budaya pengambilan keputusan ASEAN yang berbasis konsensus, ditambah dengan disparitas ekonomi dan keberpihakan geopolitik yang berbeda-beda antara para anggota, akan menjadi tantangan bagi blok tersebut saat menghadapi tekanan eksternal di Indo-Pasifik.</p>
<p>Secara tradisional ASEAN mengandalkan kesatuan mereka saat menghadapi negara-negara berkekuatan besar. Namun dilema Indo-Pasifik tampaknya dapat menjadi permasalahan yang bisa menguji persatuan tersebut. Kegagalan untuk mengeluarkan pernyataan bersama mengenai Laut Cina Selatan (bagian kunci dari Indo-Pasifik) saat Pertemuan Menteri ASEAN tahun 2012 adalah satu contoh untuk runtuhnya persatuan tersebut. </p>
<p>Meskipun ASEAN seringkali telah menunjukkan tampang persatuan, permulaan negosiasi dengan Cina mengenai kode perilaku di Laut Cina Selatan dapat menyulitkan dan memperdalam jurang di antara para anggota.</p>
<p>Perbedaan dalam perspektif para anggota terhadap zona Indo-Posifik dapat mengganggu proses pembentukan respons yang kompak. Sampai pada saat ini, upaya Indonesia untuk memimpin pembentukan “Pandangan ke Masa Depan ASEAN Indo-Pasifik” (<a href="https://asia.nikkei.com/Politics/International-Relations/ASEAN-crafts-position-on-US-Free-and-Open-Indo-Pacific-strategy"><em>ASEAN Indo-Pacific Outlook</em></a>) adalah langkah ke arah yang benar.</p>
<h2>Masa depan yang tidak pasti</h2>
<p>Kebangkitan “Indo-Pasifik” menawarkan kesempatan dan tantangan untuk ASEAN. Secara regional, ASEAN menghadapi pilihan-pilihan yang sulit dan tak terelakkan. Bagaimana ASEAN akan mengarungi perairan tersebut akan memiliki dampak yang penting terhadap masa depannya sendiri dan masa depan zona Indo-Pasifik.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/104901/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ankush Ajay Wagle tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pandangan komprehensif terhadap implikasi konsep “Indo-Pasifik” kepada blok ASEAN.Ankush Ajay Wagle, Research Assistant, National University of SingaporeLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1036892018-09-24T07:22:26Z2018-09-24T07:22:26ZDengan pengaruhnya di ASEAN dan posisinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB, bagaimana peran Indonesia dalam resolusi konflik Rohingya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/237623/original/file-20180923-129853-1r8sbur.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=2%2C2%2C995%2C562&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Warga Muslim Rohingya Muslim menanti jatah bantuan makanan dekat tempat pengungsian di Kutupalong Bangladesh.</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja merilis <a href="https://news.un.org/en/story/2018/08/1017802">sebuah laporan</a> <a href="https://edition.cnn.com/2018/09/18/asia/myanmar-united-nations-report-intl/index.html">menuduh</a> militer Myanmar melakukan genosida. Sejak Agustus 2017, ratusan ribu orang-orang Rohingya, minoritas Muslim dan etnis di Myanmar, melarikan diri dari persekusi dan kekerasan oleh militer Myanmar ke negara tetangga Bangladesh.</p>
<p>PBB juga menyerukan jenderal-jenderal di Myanmar untuk disidang di Pengadilan Kriminal Internasional.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/explainer-why-the-un-has-found-myanmars-military-committed-genocide-against-the-rohingya-102251">Explainer: why the UN has found Myanmar’s military committed genocide against the Rohingya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Indonesia, negara tetangga Myanmar dan anggota dari Perhimpunan Negara-Negara di Asia Tenggara (ASEAN), akan menjadi <a href="http://jakartaglobe.id/news/indonesia-wins-un-security-council-seat/">anggota tidak tetap dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB)</a> mulai 1 Januari 2019.</p>
<p>Apa yang Indonesia dapat lakukan untuk membantu menyelesaikan krisis pengungsi Rohingya?</p>
<h2>Tanggapan dari dunia internasional</h2>
<p>Kejahatan terhadap Rohingya yang <a href="https://theconversation.com/un-report-documents-genocide-against-rohingya-what-now-102555">disebut</a> dalam laporan PBB termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, perbudakan seksual, persekusi dan perbudakan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/rohingya-crisis-a-year-since-it-shocked-the-world-whats-changed-101209">Rohingya crisis: a year since it shocked the world, what's changed?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebagai tanggapan, ASEAN, melalui <a href="https://aseanmp.org/about-aphr/">Perkumpulan Anggota Parlemen di ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR)</a>, memberikan <a href="https://aseanmp.org/2018/08/24/mp-statement-rohingya-crisis/">rekomendasi ke DK PBB untuk membawa kasusnya ke Pengadilan Kriminal Internasional</a>.</p>
<h2>Tantangan untuk Indonesia</h2>
<p>Diplomat senior Indonesia Abdulkadir Jailani menyatakan bahwa memiliki kursi di DK PBB, yang dianggap sebagai organ terkuat di PBB, <a href="http://www.thejakartapost.com/academia/2018/06/11/great-opportunity-great-responsibility.html">merupakan kesempatan luar biasa bagi Indonesia untuk mempertunjukkan pengaruh diplomatiknya dalam mewujudkan perdamaian</a>.</p>
<p>Salah satu isu penting di kawasan yang Indonesia harus hadapi sebagai anggota non-permanen DK PBB adalah krisis Rohingya.</p>
<p>Analis Sian Troath <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/when-indonesia-sits-security-council">menyarankan</a> bahwa Indonesia harus mengambil peran sebagai “mediator dan pemimpin” dalam menyelesaikan krisis.</p>
<p>Akan tetapi, mengingat peran ganda sebagai negara anggota ASEAN dan anggota non-permanen DK PBB, Indonesia akan menghadapi tantangan besar jika Indonesia mau menindaklanjuti permintaan APHR untuk membawa kasus Rohingya ke Pengadilan Kriminal Internasional. Status Indonesia sebagai negara non-pihak dari Statuta Roma mungkin akan membuat masalah.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/asean-countries-should-find-a-solution-to-end-the-persecution-of-rohingya-66919">ASEAN countries should find a solution to end the persecution of Rohingya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Apa yang dapat Indonesia lakukan?</h2>
<p>Setidaknya yang bisa Indonesia lakukan adalah memantau dengan seksama kemajuan kasus Rohingya.</p>
<p>Tahap pra-peradilan di Pengadilan Kriminal Internasional terhadap dugaan deportasi Rohingya di awal September <a href="https://www.icc-cpi.int/Pages/item.aspx?name=pr1403">memutuskan</a> bahwa kasus tersebut dapat lanjut ke tahap pengadilan.</p>
<p>Putusan ini seharusnya menjadi dorongan bagi Indonesia untuk menyelesaikan krisis Rohingya. </p>
<p>Penasihat Khusus PBB untuk Pencegahan Genosida <a href="https://www.un.org/sg/en/content/sg/note-correspondents/2018-09-07/note-correspondents-statement-adama-dieng-united-nations">menyambut</a> putusan ini. <a href="https://www.theguardian.com/world/2018/sep/19/myanmar-rohingya-crisis-icc-begins-investigation-into-atrocities">Jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional Fatou Bensouda telah meluncurkan investigasi pendahuluan</a> terhadap kasusnya.</p>
<p>Sebagai “<a href="http://www.thejakartapost.com/seasia/2016/09/18/as-aseans-natural-leader-indonesia-should-assert-leadership.html">pemimpin</a>” ASEAN, Indonesia dapat saja memberikan tekanan lebih untuk mengakhiri krisis pengungsi Rohingya.</p>
<p>Akan tetapi, upaya <a href="https://www.philstar.com/headlines/2018/04/28/1810321/full-text-chairmans-statement-32nd-asean-summit">repatriasi sukarela</a>, atau mengizinkan warga Rohingya kembali ke Myanmar secara sukarela tidaklah cukup.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/the-rohingya-repatriation-deal-what-is-at-stake-and-what-needs-to-be-done-91082">The Rohingya repatriation deal: what is at stake and what needs to be done</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ketua dari Misi Pencari Fakta Independen Internasional tentang Myanmar, Marzuki Darusman, menyatakan bahwa repatriasi harus diikuti dengan, <a href="https://reliefweb.int/report/myanmar/statement-mr-marzuki-darusman-chairperson-independent-international-fact-finding-1">diantaranya pengakuan kewarganegaraan Rohingya</a>.</p>
<p>Jika Indonesia, dalam perkataan Abdulkadir Jailani, ingin membuat “<a href="http://www.thejakartapost.com/academia/2018/06/11/great-opportunity-great-responsibility.html">sebuah kontribusi penting … mewujudkan perdamaian</a>”, maka anggota non-permanen baru DK PBB ini harus memainkan peran kunci dalam mendorong dunia internasional dan DK PBB itu sendiri untuk menyelesaikan krisis Rohingya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/103689/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Anbar Jayadi Anbar tidak akan lagi bekerja di Bidang Studi Hukum Internasional, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia pasca 5 Oktober 2018.</span></em></p>Salah satu hal mendesak yang perlu ditangani Indonesia sebagai sebagai anggota baru tidak tetap Dewan Keamanan PBB adalah konflik RohingyaAnbar Jayadi, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/940362018-03-27T08:34:32Z2018-03-27T08:34:32ZAustralia masuk ASEAN? Menelaah diplomasi Jawa ala Jokowi<p>Dalam sebuah <a href="https://www.smh.com.au/world/asia/indonesian-president-widodo-says-australia-should-be-in-asean-20180315-p4z4ha.html">wawancara dengan Fairfax Media</a> pada pertengahan Maret Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan bahwa bergabungnya Australia dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) merupakan “ide bagus.” </p>
<p>Jokowi mengatakan bahwa bergabungnya Australia ke ASEAN akan lebih meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi kawasan Asia Tenggara. </p>
<p>Namun, pernyataan ini menimbulkan spekulasi di kalangan pengamat politik.</p>
<p>Para pengamat menafsirkan penyataan Jokowi sebagai “respons orang Jawa” yang suka memberikan jawaban ambigu demi menyenangkan hati orang lain.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"974429235401048064"}"></div></p>
<h2>Akankah Australia bergabung dengan ASEAN?</h2>
<p>Para pengamat berpendapat bahwa kecil kemungkinannya Australia akan masuk ASEAN karena berbagai alasan. Salah satu alasannya adalah kebijakan pertahanan mereka yang berbeda.</p>
<p>Australia terikat oleh pakta pertahanan militer, termasuk Perjanjian Keamanan Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (ANZUS Treaty) dan <a href="https://www.nato.int/">Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)</a>. Sifat agresif pakta-pakta tersebut bertentangan dengan prinsip non-interferensi ASEAN. Perlu diketahui, ASEAN menekankan tidak adanya permusuhan militer eksternal sebagai prinsip intinya.</p>
<p>Hambatan lain bisa jadi datang dari negara-negara anggota ASEAN lain. Mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN dijalankan dengan konsensus. Hal ini mengharuskan 10 negara anggota harus menyetujui usulan bergabung Australia ke ASEAN. Sejauh ini, negara-negara anggota lain belum merespons usulan Jokowi tersebut.</p>
<p>Sebelumnya, para pemimpin ASEAN, termasuk Indonesia, sudah mementahkan ide bergabungnya Australia ke ASEAN. </p>
<p>Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad <a href="https://www.smh.com.au/news/World/Mahathir-Australia-cant-be-part-of-East-Asian-group/2004/12/06/1102182222051.html">menolak</a> upaya-upaya mantan perdana Menteri Australia John Howard untuk menjalin hubungan lebih erat dengan ASEAN pada tahun 2002. Mantan presiden Megawati Sukarnoputri juga mengungkapkan keberatannya.</p>
<p>Pada tahun 2017, mantan sekretaris jenderal ASEAN Rodolfo Severino menolak gagasan menjadikan Australia sebagai bagian ASEAN dengan alasan <a href="http://asc.fisipol.ugm.ac.id/the-future-of-asean-australian-relations/">Australia “bukan Asia Tenggara ”</a>.</p>
<h2>Stereotip presiden-presiden Jawa</h2>
<p>Pemilihan Jokowi sebagai presiden meneguhkan sebuah pola lama dalam politik Indonesia bahwa presiden harus berasal dari etnis Jawa.</p>
<p>Hanya satu dari tujuh presiden Indonesia yang bukan orang Jawa. B.J. Habibie yang kelahiran Sulawesi menerima mandat kepresidenan setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya menyusul protes mahasiswa pada tahun 1998. Perlu diketahui B.J. Habibie pun sebenarnya setengah Jawa.</p>
<p>Dengan adanya aturan tak tertulis bahwa presiden Indonesia harus orang Jawa, para pengamat politik sering menghubungkan kebudayaan Jawa dengan kepemimpinan Indonesia. Terkait komentar Jokowi tentang bergabungnya Australia ke dalam ASEAN, para pengamat yakin bahwa Jokowi memberikan jawaban ambigu karena ingin bersikap sopan.</p>
<p>Namun, perlu diketahui bahwa kebudayaan Jawa tidak hanya soal kesopanan dan jawaban yang menyenangkan hati orang lain.</p>
<p>Kekayaan budaya Jawa meliputi unsur-unsur baik agresif maupun halus. Contoh unsur agresif meliputi ambisi, pengaruh, kepentingan, kekuasaan, harmoni, dan tenggang rasa (<em>ngugemi rasa</em>)—yakni tidak ofensif dan mempertimbangkan perasaan orang lain.</p>
<p>Di masa lalu, para pemimpin Indonesia menunjukkan kebudayaan Jawa dalam yang bentuk yang berbeda-beda dalam hubungan diplomatik.</p>
<h2>Sukarno yang berapi-api</h2>
<p>Dibesarkan dalam tradisi Jawa seperti cerita wayang Ramayana dan Mahabharata, Sukarno meninggalkan jejaknya dalam sejarah sebagai seorang pemimpin kuat yang melawan kolonialisme dan imperialisme dengan taktik-taktik politik tegas, ditopang karisma tak terlupakannya.</p>
<p>Orang Jawa yakin bahwa pola politik luar negeri semacam memiliki logika tertentu yang digambarkan lewat simbol mandala.</p>
<p>Sejarawan dan akademisi Indonesia Soemarsaid Moertono <a href="https://books.google.co.id/books?id=eWhgLSPn4M4C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false">mendefinisikan</a> mandala sebagai sebuah lingkaran yang melambangkan dinamika pengaruh, kepentingan, atau ambisi.</p>
<p>Lambang ini mencerminkan ide orang Jawa sebagai pemimpin tertinggi satu-satunya yang berambisi untuk mengejar dominasi dunia dan kedamaian universal.</p>
<p>Selama era 1960-an, Sukarno menunjukkan sebuah sikap agresif terhadap kolonialisme Belanda di Irian Barat (sekarang Papua Barat). Dia juga menentang pembentukan Malaysia pada tahun 1963, yang dia yakini merupakan perpanjangan kekuasaan kolonial Inggris di kawasan tersebut.</p>
<p>Dalam hal ini, gaya kepemimpinan Sukarno adalah ungkapan konfrontatif kebudayaan Jawa.</p>
<h2>Pendekatan lunak dan keras Soeharto</h2>
<p>Soeharto, sebaliknya, menampilkan wajah kebudayaan Jawa yang lebih halus.</p>
<p>Asli dari Jawa, Soeharto menghindari perselisihan secara terbuka dan lebih suka menyelesaikan perselisihan di balik pintu tertutup.</p>
<p>Salah satu capaian Soeharto adalah berhasil memasukkan gagasan “halus” Jawa yang mengutamakan nilai-nilai harmonis ke dalam prinsip fundamental ASEAN, yang lebih dikenal sebagai “Jalan ASEAN”. </p>
<p>Meski begitu, Soeharto juga menampakkan wajah agresif kebudayaan Jawa. Kampanye penumpasan komunis Indonesia yang dilancarkannya dan invasi Indonesia atas Timor Timur (sekarang Timor Leste) pada tahun 1975 adalah contoh wajah garang Jawa Soeharto.</p>
<h2>Gaya kepemimpinan Jokowi</h2>
<p>Dari gaya-gaya kepemimpian sebelumnya, pernyataan Jokowi tentang bergabungnya Australia ke dalam ASEAN tidak mengejutkan sebetulnya. Pernyataannya adalah ungkapan <em>ngugemi rasa</em> atau tenggang rasa.</p>
<p>Konsep <em>ngugemi rasa</em> sebetulnya bisa dipakai untuk menjelaskan niat Jokowi untuk tidak menyinggung perasaan Australia demi menjaga hubungan harmonis dengan tetangga paling besar ASEAN di selatan itu.</p>
<p>Dengan demikian, pernyataan Jokowi tidak bisa dianggap enteng.</p>
<p>Ini bukan pertama kalinya para pemimpin negara-negara Asia Tenggara beropini tentang pemberian keanggotaan bagi negara-negara di luar Asia Tenggara.</p>
<p>Pada Mei 2017, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berusaha <a href="https://www.todayonline.com/world/asia/duterte-says-turkey-mongolia-could-join-asean">memasukkan</a> Mongolia dan Turki ke dalam ASEAN, sebuah langkah yang mengabaikan pentingnya batas-batas geografis dan kesamaan pengalaman historis.</p>
<p>Walaupun Australia bukan anggota ASEAN, hubungan antara Australia dan ASEAN <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/australia-and-asean-next-50-years">tak terpisahkan</a>.</p>
<p>Pernyataan Jokowi bisa dipahami sebagai pujian atas kontribusi Australia di kawasan Asia Tenggara dan bukan pernyataan eksplisit dukungan bagi keanggotaan Australia dalam ASEAN.</p>
<p>Penting bagi Australia untuk memahami peran signifikan kebudayaan Jawa dalam diplomasi Indonesia. Menerima mentah-mentah pernyataan para pemimpin Jawa Indonesia bisa menimbulkan kesalahpahaman dan memberikan respons menyesatkan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/94036/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dedi Dinarto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pernyataan President Indonesia Joko “Jokowi” Widodo tentang bergabungnya Australia ke ASEAN mengundang banyak tafsir. Ini telaah diplomasi Jawa ala JokowiDedi Dinarto, Research Associate with the Indonesia Programme, S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/900302018-01-15T11:32:22Z2018-01-15T11:32:22ZPendidikan trans-ASEAN mengajak mahasiswa mengalami wawasan regional yang sesungguhnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/201924/original/file-20180115-101492-104ffg3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mahasiswa dari berbagai negara ASEAN melakukan pertukaran di universitas di Thailand. </span> <span class="attribution"><span class="source">Thiranun Kunatum/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Perayaan ulang tahun ke-50 ASEAN pada Agustus tahun lalu mulai meredup, dan sekarang justru perhatian tertuju pada pelbagai tugas demi mencapai visi ambisius untuk menciptakan masyarakat ekonomi, sosial budaya, dan politik yang terintegrasi. Pendidikan adalah satu bidang yang dianggap berperan penting dalam proses pembentukan masyarakat ASEAN ini.</p>
<p>Rencananya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk identitas regional, sambil menyumbang pada pertumbuhan ekonomi. Dari sekian banyak rencana aksi yang disusun pada <a href="http://asean.org/?static_post=fourteenth-asean-summit-thailand-26-february-1-march-2009">ASEAN Summit ke-14 di Cha-Am Hua-in pada 2009</a>, regionalisasi pendidikan tinggi mendapat tempat penting dalam agendanya. </p>
<p>Inisiatif berpusat pada memupuk kerja sama antara lembaga pendidikan dengan meningkatkan daya banding mereka melalui jaminan kualitas dan kerangka kualifikasi. ASEAN juga berencana mendorong proyek-proyek riset bersama dan mendorong mobilitas mahasiswa dan staf melalui sistem transfer kredit bersama dan mekanisme lain yang sejenis.</p>
<p>Pembentukan “<a href="https://www.insidehighered.com/blogs/globalhighered/towards-harmonization-higher-education-southeast-asia">Ruang Bersama ASEAN untuk Pendidikan Tinggi</a>” melibatkan <a href="http://www.qs.com/the-rise-of-glocal-education-asean-countries">6.500 lembaga pendidikan dan sekitar 12 juta mahasiswa</a>. Tantangannya memang banyak dan rumit, sebagaimana diungkapkan dalam diskusi November lalu pada acara tentang topik ini yang diadakah oleh <a href="http://seajunction.org">SEA Junction</a> dan kantor Asia Tenggara<a href="https://th.boell.org">Heinrich Boell Foundation</a> di Bangkok, Thailand. </p>
<h2>Lingkungan yang kompleks</h2>
<p>Sebagai awalan, mahasiswa di kawasan ini masih cenderung mengikuti pola lama yaitu belum menimbang universitas di Asia Tenggara ketika memilih universitas untuk kuliah di luar negeri, walau ada perubahan tempat tujuan.</p>
<p>Dulu, universitas-universitas pilihan kebanyakan di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia dan sebagian di Jepang. Sekarang <a href="https://www.forbes.com/sites/nickmorrison/2017/03/15/never-mind-china-india-will-be-the-next-education-superpower">Cina dan India juga dipertimbangkan</a>. Memang universitas-universitas di luar Asia Tenggara cukup bersemangat memelihara preferensi ini sehingga rekrutmen mahasiswa mereka cukup luas dan semakin meluas.</p>
<p>Misalnya, data dari International Education Expo pada November 2017 di Bangkok menunjukkan para pengunjung (kebanyakan orang Thailand) masih memfavoritkan Inggris, AS, dan Australia sebagai tujuan kuliah luar negeri mereka. Dari 20 tujuan terfavorit, hanya ada dua negara ASEAN: <a href="https://www.ocscexpo.org/post-event">Singapura di posisi ke-9 dan Malaysia ke-20</a>.</p>
<p>Dalam hal lembaga pendidikan yang hadir di pameran, sekali lagi universitas dari Inggris dan AS yang paling banyak, <a href="https://www.ocscexpo.org/post-event">diikuti oleh Cina</a>, sebagai negara yang berambisi menjadi pusat pendidikan. Tidak ada lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang berpameran di pameran ini.</p>
<p>Persaingan antara lembaga pendidikan lebih jauh diperketat dengan semakin banyaknya universitas internasional dari luar kawasan yang masuk ke Asia Tenggara. Dalam tren baru ini, tak mau ketinggalan pasar yang menarik dan berkembang, kampus-kampus hadir di Asia Tenggra dalam bentuk “glokal” (global sekaligus lokal). Mereka membuka kampus luar negeri dan kerja sama program akademis seperti <a href="https://www.yale-nus.edu.sg">Yale-NUS College</a> di Singapura untuk menyebut satu contoh saja. </p>
<p>Contoh lain adalah program “double degree” dan program jalur ke universitas luar negeri (pathway). Mahasiswa akan belajar di negara mereka sendiri untuk satu atau dua tahun, lalu menyelesaikan gelar mereka di Australia, Inggris, dan seterusnya. Saat ini, pilihan semacam ini terutama tersedia di Malaysia dan Singapura, yang memang sudah ada di posisi kuat sebagai pusat pendidikan di ASEAN. Tapi program semacam ini juga semakin banyak ditemui di negara lain, termasuk di <a href="https://suneducationgroup.com/news-id/institusi-id/indonesia-institution-id/masuk-ke-universitas-bergengsi-amerika/">Indonesia</a>.</p>
<p>“Glokalisasi” pendidikan juga menyentuh dunia pendidikan maya. Ketersediaan dan akses ke platform digital mengubah bentuk pendidikan di kawasan ini secara mendalam. Platform digital menyediakan akses, yang tak terbayangkan sebelumnya, bagi anak-anak muda untuk mendapat pendidikan dan universitas dunia tanpa perlu meninggalkan negara mereka.</p>
<p>Generasi muda saat ini sadar dan senang dengan kemungkinan belajar yang lebih jauh dari sekadar di kelas biasa. Hal ini terlihat nyata dari penggunaaan platform pembelajaran online seperti <a href="http://mooc.org">Massive Open Online Course (MOOC)</a>, <a href="https://www.khanacademy.org">Khan Academy</a>, <a href="https://www.edx.org">edX</a>, <a href="https://www.coursera.org">Coursera</a> dan banyak lagi. </p>
<p>Lebih jauh, jiwa kreatif dan wirausaha mereka menginginkan ekosistem pendidikan dan kerja yang bisa memberi mereka otonomi sekaligus mendukung penjelajahan mereka atas kesempatan bisnis atau karier di masa depan.</p>
<p>Mata kuliah dan pendekatan tradisional mungkin tak lagi cukup. Lembaga pendidikan di kawasan ini mendapati bahwa mereka harus cepat beradaptasi untuk merespons tuntutan mahasiswa yang berubah cepat jika mereka ingin para mahasiswa kuliah dan tetap bersekolah di sana. Pergeseran dalam ketertarikan mahasiswa pada mata kuliah termasuk perubahan dari “Pemasaran” ke “Pemasaran Digital”, dari “Pembangunan Sosial” ke “Kewirausahaan Sosial”, dan dari “Ilmu Komputer” ke “Pengembangan Aplikasi”.</p>
<h2>Kasus Thailand</h2>
<p>Dengan latar belakang perubahan serba cepat inilah negara-negara Asia Tenggara mesti menampilkan diri sebagai opsi pendidikan yang layak dipertimbangkan generasi baru mahasiswa. Mahasiswa baru ini fokus pada mewujudkan aspirasi mereka dan sibuk mencari pekerjaan di dunia yang sangat kompetitif. Dalam memilih, mahasiswa tak hanya menghargai ijazahnya tetapi juga, bahkan mungkin lebih menghargai, pengalaman bersekolah di luar negeri.</p>
<p>Contohnya, pemerintah Thailand telah mempromosikan negaranya sebagai pilihan pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara terutama bagi <a href="http://www.assumptionjournal.au.edu/index.php/Scholar/article/download/2189/1538">negara tetangganya yang memiliki kesempatan pendidikan kurang dari mereka</a>.</p>
<p>Dalam satu dekade terakhir, ada pertambahan jumlah program sarjana, master, dan doktor internasional dalam bahasa Inggris yang melayani baik mahasiswa internasional maupun Thailand yang ingin mengakses pendidikan internasional secara lokal.</p>
<p><a href="http://www.info.mua.go.th/information/show_all_statdata_table.php?data_show=2">Statistik terakhir</a> dari Komisi Pendidikan Tinggi di Thailand pada 2013 menunjukkan Thailand cukup sukses menarik semakin banyak mahasiswa dari negara-negara tetangga. Hal ini, ironisnya, terjadi di tengah laporan bahwa kualitas pendidikan Thailand sedang menurun dan kapasitas pengajaran bahasa Inggris yang terbatas.</p>
<p>Sekarang ini, negara lima besar sumber mahasiswa internasional di Thailand adalah Cina (7.405 mahasiswa), Myanmar (2.252), Kamboja (1.317), Vietnam (910), dan Laos (909). Semakin banyak dari <a href="http://www.info.mua.go.th/information/show_all_statdata_table.php?data_show=2">mahasiswa-mahasiswa ini yang membayar sendiri kuliahnya</a> dan bukannya penerima beasiswa seperti dahulu.</p>
<p>Motivasi para mahasiswa ini beragam seperti diceritakan oleh ketua Aliansi Cendekiawan Indonesia-Thailand, sebuah asosiasi mahasiswa Indonesia di Thailand, dan diperlihatkan oleh satu survei informal oleh penulis utama yang mewawancarai mahasiswa ASEAN dan orang tuanya.</p>
<p>Pertama, Thailand disukai karena dekat dengan negara mereka, memungkinkan mereka mudik dengan mudah selama kuliah. Kedua, uang kuliah untuk program internasional di Thailand secara relatif lebih murah dibandingkan Malaysia dan Singapura, apalagi pilihan di luar kawasan.</p>
<p>Selanjutnya, mereka ingin belajar bahasa ASEAN lain, selain Inggris dan atau bahasa Cina. Keempat, para mahasiswa menyukai kesempatan untuk menjadi diri sendiri dan mengekspresikan gaya hidup dan orientasi gender mereka di lingkungan yang lebih terbuka di Thailand.</p>
<p>Terakhir, tapi yang paling penting, adalah keinginan membangun jaringan dengan teman-teman Asia Tenggara yang dianggap bisa menjadi aset di masa depan untuk bisnis dan peluang kerja dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN.</p>
<p>Alasan-alasan ini juga yang dikemukakan Lia, mahasiswi S3 asal Indonesia, tentang mengapa ia memilih studi di Thailand. </p>
<h2>Menciptakan pengalaman regional yang sungguh-sungguh</h2>
<p>Untuk melayani aspirasi personal para mahasiswa dan kepentingan ASEAN, maka perlu memperkuat tautan-tautan pada berbagai tingkatan sistem pendidikan sehingga kurikulum pendidikan dari negara-negara anggota bisa saling melengkapi dalam membekali sumber daya manusia di kawasan dengan lebih baik.</p>
<p>Mengurangi kesenjangan pendidikan di dalam kawasan juga penting untuk mencegah regionalisasi pendidikan ini menjadi ajang terjadinya “brain drain” (kepergian banyak mahasiswa berkualitas ke luar negara). Risikonya, sebagai contoh, Singapura menarik siswa-siswa terbaik dari Vietnam, Myanmar, dan negara lain, dengan beasiswa lalu merekrut mereka di perusahaan di sana.</p>
<p>Dalam panel yang diadakan SEA Junction dan Heinrich Boell Foundation, para peserta menyampaikan keprihatinan bahwa belajar di negara tetangga akan menjadi pengganti sehingga negara-negara dengan sumber daya yang lebih terbatas justru tidak terpacu untuk memperbaiki sistem pendidikannya. Ini bisa mengorbankan mayoritas siswa yang tidak sanggup untuk pergi ke luar negeri.</p>
<p>Juga ditekankan kebutuhan untuk mengatasi halangan birokratis dan menjadikan pendidikan trans-ASEAN suatu pengalaman regional yang sungguh-sungguh dengan mata kuliah yang memungkinkan siswa untuk belajar di lebih dari satu negara di Asia Tenggara. Program gelar yang multi negara Asia Tenggara akan membantu siswa memahami kawasan lebih baik, belajar mengenai proses regional dan irisannya dengan kenyataan global dan lokal. </p>
<p>Ini hanya beberapa tantangan kunci yang perlu dihadapi dalam rangka “meng-ASEAN-kan” pendidikan tinggi dan merangsang semangat ASEAN pada 2018 dan seterusnya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/90030/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rosalia Sciortino adalah pendiri dari SEA Junction, lembaga yang disebut dalam artikel ini.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Jaruwat Kiatiwongse tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ingin kuliah ke luar negeri? Mengapa tidak di negara-negara ASEAN? Organisasi ini sedang berusaha mengintegrasikan pendidikannya agar generasi muda bisa menikmati pengalaman bermakna di kawasan.Jaruwat Kiatiwongse, Director of International Network Development Office, Bangkok UniversityRosalia Sciortino, Associate Professor on Population and Social Research, Mahidol UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.