Menu Close

Articles on Tragedi 1965

Displaying all articles

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) menggelar aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, tahun lalu. JSKK meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM di masa lalu . Galih Pradipta/Antara Foto

Agar terekam dan tak pernah mati: membawa ingatan ‘65 ke ruang virtual

Upaya menawarkan narasi alternatif dari Peristiwa 1965 terus berlangsung di dunia digital.
Demonstran melakukan unjuk rasa menolak PKI di depan Istana Merdeka, Jakarta. Protes serupa dari kalangan agama juga pernah terjadi pada tahun 1965. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.

Pendekatan humanis gereja Katolik pada tahanan politik terduga komunis pasca 1965

Penelitian doktoral saya menunjukkan bagaimana gereja Katolik memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi isu 1965 ini dengan menggunakan pendekatan yang humanis.
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKTCHi) mencerita kisah tiga bersaudara (dari kiri ke kanan) Awan (diperankan Rachel Amanda), Angkasa (Rio Dewanto), dan Aurora (Sheila Dara Aisha). Visinema Pictures

Melawan lupa: membaca pesan HAM dalam film NKCTHI

Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKTCHI) bisa menjadi gerbang masuk yang baik untuk membahas masalah-masalah mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) yang terlupakan di Indonesia.
Abdurrashim, pernah ditahan 12 tahun tanpa peradilan karena dituduh terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Ia menghadiri Simposium Nasional Tragedi 1965 yang diselenggarakan pemerintah di Jakarta 18-19 April 2016. Reuters/Darren Whiteside

Demi rekonsiliasi, memahami sejarah tragedi 1965 harus menyeluruh

Baik tentara, korban, penyintas, para aktivis HAM, dan masyarakat luas, kerap menyederhanakan narasi mengenai tragedi 1965.
Polisi menyiram air pada massa di depan kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Minggu malam 17 September massa mengepung LBH Jakarta setelah termakan hoaks bahwa ada “seminar PKI”. Antara Foto/Muhammad Adimaja/ via REUTERS

Hiruk pikuk ‘bahaya’ komunis: sampai kapan?

Jawabnya: bila sudah ada alat lain yang bisa dimanfaatkan para politikus untuk ambisi politiknya.

Top contributors

More