tag:theconversation.com,2011:/id/topics/gunung-berapi-43967/articlesGunung berapi – The Conversation2024-01-26T03:51:03Ztag:theconversation.com,2011:article/2214672024-01-26T03:51:03Z2024-01-26T03:51:03ZBagaimana bagian dalam Bumi bisa tetap sepanas permukaan Matahari selama miliaran tahun?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/570169/original/file-20230112-43582-jetsqy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C21%2C4685%2C3672&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Irisan yang terlihat pada bagian Bumi yang memperlihatkan intinya, digambarkan dengan warna kuning cerah.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/earth-section-royalty-free-image/174700926">fhm/E+ via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p>** Bagaimana bagian dalam Bumi tetap panas mendidih selama miliaran tahun? Henry, usia 11 tahun, Somerville, Massachusetts**</p>
</blockquote>
<hr>
<p>Bumi kita memiliki struktur berlapis-lapis seperti bawang. </p>
<p>Mulai dari atas ke bawah, ada kerak, yang meliputi permukaan yang kita pijak. Lebih jauh ke bawah ada mantel yang sebagian besar berupa batuan padat. </p>
<p>Lebih dalam lagi, adalah lapisan inti luar yang terbuat dari besi cair. Struktur terakhir adalah inti dalam, yang terbuat dari besi padat, dengan radius 70% ukuran Bulan. </p>
<p>Semakin dalam lapisannya, suhunya semakin panas. bagian inti sama panasnya dengan permukaan Matahari.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="struktur lapisan bumi" src="https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/504301/original/file-20230112-52283-32zsaz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi ini menggambarkan empat bagian di bawah permukaan Bumi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/the-structure-of-planet-earth-royalty-free-illustration/1256173927">eliflamra/iStock via Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Perjalanan ke pusat Bumi</h2>
<p>Sebagai <a href="https://scholar.google.com/citations?user=DpHUpCwAAAAJ&hl=en&oi=ao">profesor ilmu bumi dan planet</a>, saya mempelajari bagian dalam dunia kita. Seperti halnya seorang dokter dapat menggunakan teknik yang disebut <a href="https://blog.radiology.virginia.edu/ultrasound-definition-kids-imaging/">sonografi</a> untuk membuat gambar struktur di dalam tubuh kita dengan gelombang ultrasonik, para ilmuwan juga menggunakan teknik yang sama untuk memotret struktur internal Bumi. </p>
<p>Namun, alih-alih menggunakan <em>ultrasound</em>, para ahli geosains menggunakan <a href="https://easyscienceforkids.com/seismic-waves/">gelombang seismik</a>: gelombang suara yang dihasilkan oleh gempa bumi. </p>
<p>Di permukaan bumi, kamu melihat tanah, pasir, rumput, dan trotoar. <a href="https://www.amnh.org/learn-teach/curriculum-collections/earth-inside-and-out/inge-lehmann-discoverer-of-the-earth-s-inner-core">Getaran seismik mengungkapkan apa yang ada di bawahnya</a>: bebatuan, besar dan kecil. Ini semua adalah bagian dari kerak bumi, yang bisa turun hingga sejauh 20 mil (30 kilometer); yang mengapung di atas lapisan yang disebut mantel. </p>
<p>Bagian atas mantel biasanya bergerak bersama dengan kerak bumi. Bersama-sama, keduanya disebut <a href="https://education.nationalgeographic.org/resource/lithosphere">litosfer</a>, yang memiliki ketebalan rata-rata sekitar 60 mil (100 kilometer), meskipun bisa lebih tebal di beberapa lokasi. </p>
<p>Litosfer dibagi menjadi beberapa <a href="https://www.kidsdiscover.com/wp-content/uploads/2012/12/KIDS-DISCOVER-Plate-Tectonics.pdf">blok besar yang disebut lempeng</a>. Sebagai contoh, lempeng Pasifik berada di bawah seluruh Samudra Pasifik, dan lempeng Amerika Utara menutupi sebagian besar Amerika Utara. Lempeng-lempeng tersebut seperti potongan-potongan <em>puzzle</em> yang secara kasar saling menyatu dan menutupi permukaan Bumi.</p>
<p>Lempeng-lempeng itu tidak statis. Sebaliknya, mereka bergerak. Kadang-kadang hanya sepersekian inci dalam jangka waktu beberapa tahun. Di lain waktu, ada lebih banyak gerakan, dan lebih mendadak. Pergerakan seperti inilah yang memicu gempa bumi dan letusan gunung berapi. </p>
<p>Pergerakan lempeng merupakan faktor penting, dan mungkin sangat penting, yang mendorong evolusi kehidupan di Bumi. Sebab, lempeng yang bergerak mengubah lingkungan dan <a href="https://theconversation.com/plate-tectonics-may-have-driven-the-evolution-of-life-on-earth-44571">memaksa kehidupan untuk beradaptasi dengan kondisi baru</a>. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/3FoSAHk7DMA?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Kamu akan terkagum-kagum dengan semua kehidupan yang terjadi di bawah kakimu.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Panasnya menyala</h2>
<p>Pergerakan lempeng membutuhkan mantel yang panas. Dan memang, ketika kamu masuk lebih dalam ke dalam Bumi, suhunya meningkat. </p>
<p>Di bagian bawah lempeng, sekitar 60 mil (100 kilometer) dalam, suhunya sekitar 2.400°F (1.300°C). </p>
<p>Saat mencapai batas antara mantel dan inti luar, yang berjarak 1.800 mil (2.900 km) ke bawah, suhunya hampir mencapai 5.000°F (2.700°C). </p>
<p>Kemudian, di perbatasan inti luar dan inti dalam, suhunya berlipat ganda, menjadi hampir 10.800°F (lebih dari 6.000°C). Itulah bagian yang <a href="https://www.livescience.com/29054-earth-core-hotter.html">sepanas permukaan Matahari</a>. </p>
<p>Di suhu tersebut, hampir semua benda—logam, berlian, manusia—menguap menjadi gas. Namun, karena inti Matahari berada pada tekanan yang sangat tinggi di dalam planet, besi yang menyusunnya tetap berwujud cair atau padat.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/DI6SemRT2iY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Tanpa lempeng tektonik, manusia mungkin tidak akan ada.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Tabrakan di luar angkasa</h2>
<p>Dari mana semua panas itu berasal? </p>
<p>Panas ini bukan berasal dari Matahari. Meskipun Sang Surya menghangatkan kita dan semua tanaman serta hewan di permukaan Bumi, sinar Matahari tidak dapat menembus bermil-mil jauhnya ke bagian dalam planet ini.</p>
<p>Ada dua sumber panas Bumi. Salah satunya adalah panas yang diwarisi Bumi selama pembentukannya 4,5 miliar tahun yang lalu. </p>
<p>Bumi terbentuk <a href="https://solarsystem.nasa.gov/solar-system/our-solar-system/in-depth/#:%7E">dari nebula matahari</a>, sebuah awan gas raksasa, di tengah-tengah tabrakan dan penggabungan yang tak berkesudahan antara potongan-potongan batu dan puing-puing <a href="https://www.universetoday.com/35974/planetesimals/">yang disebut planetesimal</a>. Proses ini memakan waktu puluhan juta tahun.</p>
<p>Sejumlah besar panas dihasilkan selama tabrakan tersebut, cukup untuk melelehkan seluruh Bumi. Meskipun sebagian dari panas itu hilang di ruang angkasa, sisanya terkunci di dalam Bumi, di mana sebagian besar panas itu masih ada sampai sekarang. </p>
<p>Sumber panas lainnya: peluruhan isotop radioaktif, yang tersebar di seluruh penjuru Bumi. </p>
<p>Untuk memahami hal ini, pertama-tama bayangkan sebuah unsur <a href="https://www.ducksters.com/science/chemistry/radiation_and_radioactivity.php">sebagai sebuah keluarga dengan isotop sebagai anggotanya</a>. Setiap atom dari suatu unsur memiliki jumlah proton yang sama, tetapi sepupu isotop yang berbeda memiliki jumlah neutron yang berbeda-beda. </p>
<p>Isotop <a href="https://kids.britannica.com/students/article/radioactive-isotope/628328#:%7E">radioaktif</a> tidak stabil. Mereka melepaskan aliran energi yang stabil yang berubah menjadi panas. Kalium-40, thorium-232, uranium-235, dan uranium-238 adalah empat isotop radioaktif yang membuat interior Bumi tetap panas. </p>
<p>Beberapa dari nama-nama tersebut mungkin terdengar tidak asing bagi kalian. Uranium-235, misalnya, digunakan sebagai <a href="https://www.eia.gov/energyexplained/nuclear/the-nuclear-fuel-cycle.php#:%7E">bahan bakar di pembangkit listrik tenaga nuklir</a>. Bumi tidak dalam bahaya kehabisan sumber panas ini: Meskipun sebagian besar <a href="https://www.ducksters.com/science/chemistry/radiation_and_radioactivity.php#:%7E">uranium-235 dan potasium-40 yang asli telah habis</a>, masih ada cukup thorium-232 dan uranium-238 yang dapat digunakan untuk miliaran tahun ke depan. </p>
<p>Bersama dengan inti dan mantel yang panas, isotop-isotop yang melepaskan energi ini menyediakan panas untuk menggerakkan lempeng-lempeng tersebut. </p>
<h2>Tidak ada panas, tidak ada gerakan pelat, tidak ada kehidupan</h2>
<p>Hingga saat ini, lempeng-lempeng yang bergerak secara konstan terus mengubah permukaan Bumi, menciptakan <a href="https://www.quantamagazine.org/why-earths-cracked-crust-may-be-essential-for-life-20180607/">daratan dan lautan baru selama jutaan dan miliaran tahun</a>. Lempeng-lempeng tersebut juga memengaruhi atmosfer dalam skala waktu yang sama panjangnya. </p>
<p>Namun, tanpa panas internal Bumi, lempeng-lempeng tersebut tidak akan bergerak. Bumi akan mendingin. Dunia kita mungkin tidak bisa dihuni. Kamu tidak akan berada di sini.</p>
<p>Pikirkan tentang hal itu, saat kamu merasakan Bumi di bawah kakimu.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/221467/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Shichun Huang tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kamu harus menggali hampir 2.000 mil sebelum mencapai inti Bumi. Tidak ada yang bisa bertahan hidup dalam perjalanan itu - dan panas 10.000 derajat F begitu sampai di sana akan menguapkan kamu.Shichun Huang, Associate Professor of Earth and Planetary Sciences, University of TennesseeLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2076182023-06-21T16:12:20Z2023-06-21T16:12:20ZApa yang menyebabkan gunung berapi meletus?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/531541/original/file-20230613-27-n0c5iu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemandangan dari udara gunung berapi Mauna Loa, yang meletus di pulau Hawaii pada bulan Desember 2022.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/in-an-aerial-view-lava-erupts-from-the-mauna-loa-volcano-on-news-photo/1245459430?phrase=Mauna%20Loa%20volcano%202022&adppopup=true">Andrew Richard Hara/Getty Images News</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apa yang menyebabkan gunung berapi meletus? - Avery, usia 8 tahun, Los Angeles, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Pada 27 November 2022, Mauna Loa - gunung berapi aktif terbesar di dunia - <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hvo/news/volcano-watch-mauna-loa-reawakens-0">meletus di pulau Hawaii</a>. Selama berhari-hari, air mancur lava yang mendidih pada suhu lebih dari 2.000 derajat Fahrenheit (1.100 derajat Celcius), dimuntahkan ke atas dan mengalir ke sisi gunung. </p>
<p>Bagi puluhan juta orang di seluruh dunia, video tersebut merupakan pemandangan yang memukau. Kemudian, beberapa minggu kemudian, letusan berakhir. Untungnya, tidak ada korban jiwa, dan tidak ada kerusakan properti yang berarti. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/F0tmu-zaXig?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Mauna Loa adalah gunung berapi aktif terbesar di dunia.</span></figcaption>
</figure>
<p>Sekitar seminggu kemudian, Gunung Semeru di Jawa Timur, Indonesia, <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263300">meletus dengan campuran abu, gas, dan bebatuan panas</a>. Awan panas membumbung setinggi satu mil di atas puncak gunung. Ribuan orang yang tinggal <a href="https://www.pbs.org/newshour/world/new-eruption-of-indonesias-mt-semeru-unleashes-lava-river-volcanic-ash">di sekitarnya dievakuasi</a>); banyak yang memakai masker untuk melindungi diri dari udara yang dipenuhi abu. Gunung Semeru terus meletus selama berbulan-bulan.</p>
<p>Saya adalah seorang ahli geologi yang <a href="https://scholar.google.com/citations?user=4Q8uMqUAAAAJ&hl=en&oi=ao">mempelajari mineral dalam batuan vulkanik</a>. Saya ingin belajar lebih banyak tentang apa yang menyebabkan gunung berapi meletus. Jutaan orang <a href="https://www.discovery.com/exploration/People-Live-Near-Active-Volcanoes">tinggal di dekat gunung berapi aktif</a> - yakni di salah satu dari 1.328 gunung berapi di seluruh dunia yang <a href="https://volcano.si.edu/faq/index.cfm?question=activevolcanoes">telah meletus selama 12.000 tahun terakhir</a>. </p>
<p>Pada waktu tertentu, 20 hingga 50 <a href="https://volcano.si.edu/gvp_currenteruptions.cfm">gunung berapi aktif meletus</a>. Kedekatannya dengan manusia dan bangunan membuatnya penting untuk mempelajari gunung berapi dan memahami bahayanya. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Gunung Vesuvius" src="https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=370&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=370&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=370&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=465&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=465&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/502804/original/file-20230102-22-tpygfq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=465&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gunung Vesuvius, sekitar 6 mil sebelah timur Naples, Italia, masih merupakan gunung berapi yang aktif. Pada tahun 79 Masehi, Vesuvius meletus dan menghancurkan kota Pompeii.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/travelling-in-italy-royalty-free-image/906204248?phrase=volcanoes%20mount%20vesuvius&adppopup=true">Antonio Bussello/Moment via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana gunung berapi meledak</h2>
<p>Pusat Bumi <a href="https://earthhow.com/inside-earth-crust-core-mantle/">disebut sebagai <em>core</em> (inti)</a>; lapisan berikutnya adalah mantel; lapisan terluar adalah kerak. </p>
<p>Seiring berjalannya waktu, <a href="https://kids.kiddle.co/Magma">magma</a>- yang merupakan batuan yang meleleh bercampur dengan gas dan kristal mineral - terakumulasi di ruang bawah tanah di bawah gunung berapi. Magma di Mauna Loa terbentuk ketika <a href="https://www.cbsnews.com/news/where-does-mauna-loa-lava-come-from/">bulu mantel panas</a> - bayangkan sebuah konveyor panas - melelehkan sebagian batuan di dalam mantel. </p>
<p>Gunung berapi pada dasarnya adalah sebuah <a href="https://www.natgeokids.com/uk/discover/geography/physical-geography/volcano-facts/">lubang yang mengeluarkan magma</a> ke permukaan bumi. Setelah dilepaskan dari gunung berapi, magma disebut lava. </p>
<p>Pada bulan-bulan menjelang letusannya, para ilmuwan mencatat <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hvo">peningkatan gempa bumi dan menggembungnya Mauna Loa</a>, seperti balon yang sedang dipompa. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa lebih banyak magma yang naik ke atas, karena tekanan dari naiknya magma dapat memperluas sisi gunung berapi dan menyebabkan bebatuan bergeser dan patah yang menyebabkan gempa bumi.</p>
<p>Biasanya, agar letusan dapat terjadi, magma yang cukup harus <a href="https://www.usgs.gov/programs/VHP/about-volcanoes">terakumulasi di dalam ruang di bawah gunung berapi</a>. Kemudian sesuatu harus memicu letusan. Hal itu bisa berupa suntikan magma baru ke dalam ruangan, penumpukan gas di dalam gunung berapi, atau tanah longsor yang menghilangkan material dari puncak gunung berapi.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/XLF_lMY2gu8?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Letusan di Gunung Semeru memaksa evakuasi hampir 2.000 penduduk di sekitarnya.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Jenis-jenis gunung berapi</h2>
<p>Mauna Loa adalah <a href="https://study.com/academy/lesson/shield-volcano-facts-lesson-for-kids.html#:%7E">gunung berapi perisai</a> yang terbentuk selama ribuan tahun melalui letusan lava. Sisi-sisinya melandai dengan lembut ke bawah ke segala arah. </p>
<p>Namun Gunung Semeru berbeda - gunung ini merupakan <a href="https://study.com/academy/lesson/composite-volcano-facts-lesson-for-kids.html#:%7E">gunung berapi komposit</a> yang juga dikenal sebagai gunung berapi strato, dengan sisi-sisi curam yang bertemu pada satu titik di bagian atas, seperti kerucut gula yang terbalik. </p>
<p>Letusan terakhir Semeru dimulai ketika hujan lebat <a href="https://www.cnn.com/2021/12/08/asia/indonesia-mount-semeru-volcano-eruption-cimate-intl/index.html">menghanyutkan bebatuan di dekat puncak gunung berapi</a>. Hal ini memungkinkan gas untuk keluar - dan abu mulai meletus. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="situasi setelah gunung semeru erupsi" src="https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/517451/original/file-20230324-24-crlmkn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Setelah letusan Gunung Semeru, desa-desa di sekitarnya diselimuti oleh abu vulkanik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/motorbike-is-covered-with-volcanic-ashes-after-mount-semeru-news-photo/1237024024?adppopup=true">Bayu Novanta/Xinhua News Agency via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Bahaya-bahaya dari letusan gunung berapi</h2>
<p>Banyak bahaya muncul akibat gunung berapi yang meletus: <a href="https://www.usgs.gov/observatories/cascades-volcano-observatory/lahars-most-threatening-volcanic-hazard-cascades#:%7E">aliran lahar</a>, gas asam, abu, dan lahar yang merupakan aliran air, abu, dan batu yang berbahaya yang mengalir <a href="https://www.usgs.gov/programs/VHP/lahars-move-rapidly-down-valleys-rivers-concrete">dengan kecepatan bermil-mil</a> menuruni lereng gunung berapi yang curam, kadang-kadang dengan <a href="https://www.usgs.gov/programs/VHP/lahars-move-rapidly-down-valleys-rivers-concrete#:%7E">kecepatan lebih dari 100 mil per jam</a>. Kekuatan lahar dingin dapat memindahkan batu-batu besar dan menghancurkan jembatan dan bangunan. </p>
<p>Letusan Gunung Semeru baru-baru ini <a href="https://www.usgs.gov/programs/VHP/ashfall-most-widespread-and-frequent-volcanic-hazard">menutupi desa-desa di dekatnya dengan abu</a> - partikel-partikel kecil dari batu yang dapat masuk jauh ke dalam paru-paru, menyebabkan iritasi, dan membuat penduduk sekitar sulit untuk bernapas. </p>
<p>Ketika abu yang jatuh terakumulasi, abu dapat menutupi tanaman, mencemari pasokan air dan memicu runtuhnya bangunan. Abu kering yang baru jatuh memiliki berat <a href="https://mil.wa.gov/asset/5ba4200a0b533#:%7E:text=Ash%20accumulates%20like%20heavy%20snowfall,Wet%20ash%20is%20slippery.">10 hingga 20 kali lebih berat dari salju</a>. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/3Jxeh-yAXek?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Di bawah permukaan, Bumi selalu bergerak dan berubah.</span></figcaption>
</figure>
<p>Umumnya, para ilmuwan tidak mencoba menghentikan gunung berapi agar tidak meletus. Mereka adalah bagian alami dari Bumi. Namun, memantau gunung berapi sangatlah penting. Masyarakat membutuhkan peringatan dini akan terjadinya letusan <a href="https://www.usgs.gov/programs/VHP/understanding-volcanic-hazards-can-save-lives">sehingga mereka dapat menjauh dari bahaya</a>. </p>
<p>Meskipun kita tidak dapat memprediksi waktu yang tepat untuk erupsi, para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan erupsi dan bagaimana melindungi orang-orang yang tinggal di dekatnya. </p>
<p>Yang sangat penting: sistem peringatan untuk lahar, rute evakuasi yang terencana di daerah-daerah yang terancam oleh gunung berapi, dan komunikasi yang sangat baik antara para ilmuwan di stasiun pemantau gunung berapi dan badan-badan pemerintah yang dapat memberi tahu orang-orang ketika gunung berapi akan meletus. </p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/207618/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rachel Beane terafiliasi dengan the Harpswell Heritage Land Trust. Dia menerima dana dari Bowdoin College dan the National Science Foundation . </span></em></p>Gunung berapi adalah “pasak bumi” yang menjaga semuanya tetap stabil. Namun erupsi gunung berapi menjadi sumber ketakutan bagi semua makhluk hidup di Bumi.Rachel Beane, Professor of Natural Sciences, Bowdoin CollegeLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1928602022-10-27T03:48:51Z2022-10-27T03:48:51ZCurious Kids: bagaimana lava terbentuk?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/490781/original/file-20221020-12-ejp1q1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">ImageBank4u/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><blockquote>
<p>Bagaimana lava terbentuk? – Leon, umur 7, Sydney, Australia </p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/au/topics/curious-kids-36782"><img src="https://images.theconversation.com/files/291898/original/file-20190911-190031-enlxbk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=1" width="100%"></a></p>
<p>Terima kasih untuk pertanyaannya yang bagus, Leon!</p>
<p>Apakah kamu pernah melihat lava? Menurutmu, seperti apa lava itu? Lava dapat berwarna merah, berapi-api, dan cair atau dingin, berwarna gelap, dan padat, seperti pada gambar di atas.</p>
<p>Pada gambar di atas, kamu dapat melihat lava merah panas yang mengalir di atas batu padat hitam yang menjadi tempat lava mendingin. Lava adalah batuan cair yang meleleh karena suhu yang sangat tinggi. Suhu tersebut jauh lebih panas daripada yang kamu lihat di permukaan bumi.</p>
<p>Coba bayangkan betapa panasnya suhu yang dibutuhkan untuk melelehkan batu? Ini menunjukkan tentang proses pembentukan lava di suatu tempat di bawah permukaan bumi dengan suhu yang sangat tinggi.</p>
<p>Di bawah tanah, batuan cair tersebut adalah magma. Magma berubah menjadi lava ketika mengalir ke permukaan planet, biasanya melalui gunung berapi. Saat lava mendingin – inilah tanah padat berwarna gelap yang terdapat di gambar – ini disebut <em>“igneous” rock</em> (batuan beku). Dalam bahasa Latin (ilmuwan menggunakan banyak kata Latin), <em>“igenous”</em> berarti “api,” jadi ini adalah batu api.</p>
<p>Untuk memahami bagaimana lava terbentuk dan dari mana asalnya, kita perlu melakukan perjalanan di bawah permukaan bumi. Namun, ini tidak mungkin kita lakukan karena terlalu berbahaya. Bayangkan mencoba melakukan perjalanan ke suatu tempat yang cukup panas untuk melelehkan batu, apa akibatnya bagi kamu?</p>
<p>Selain melakukan perjalanan ke bawah permukaan bumi, kita tetap dapat memahami bagaimana lava terbentuk dengan melihat struktur Bumi seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini dan membayangkan perjalanannya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Bagan yang menunjukkan kerak bumi, mantel atas, mantel bawah, dan inti dalam seperti bola yang dibedah
" src="https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/484976/original/file-20220915-46145-spyrev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bumi memiliki beberapa lapisan dalam strukturnya, dari permukaan hingga ke inti padat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Naeblys/Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kita akan melakukan perjalanan turun melalui kerak bumi, ke dalam mantel, dan kemudian ke inti. Sesampainya di sana, kita akan menemukan bahwa kerak dan mantel sebagian besar adalah batuan padat. Setelah melewati mantel, kita akan melihat inti luar cair dan kemudian inti dalam logam padat.</p>
<p>Suhu di inti Bumi sangatlah panas, <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/article/earths-interior">biasanya antara 5.000 dan 7.000 derajat Celcius</a>. Coba kamu pikirkan hal ini untuk membandingkan: cokelat mulai meleleh pada suhu sekitar 80°C dan air keran mendidih pada suhu 100°C. Inti yang sangat panas ini bagaikan oven untuk Bumi yang memanaskannya dari dalam.</p>
<p>Sepanjang perjalanan, kita mungkin menemukan beberapa magma di mantel tempat ia dibuat, yaitu di ruang antara mantel luar dan kerak bumi. Magma terbentuk melalui panas dan tekanan – bayangkan meremas bola plastisin sekeras mungkin. Saat melakukan ini, kamu memberi tekanan pada bola. Meskipun mantel tidak sepanas inti cair, lapisan ini memiliki lebih banyak tekanan yang disebabkan oleh gerakan di mantel berbatu yang menekan kerak.</p>
<p>Tekanan ini, dan suhu dari “oven” Bumi pada inti, menyebabkan batuan mencair dan magma terbentuk. Magma bergerak ke permukaan bumi melalui bukaan – terkadang bukaan ini adalah gunung berapi – dan membentuk kerak baru.</p>
<p>Seringkali, kerak baru terbentuk menjadi pulau-pulau, seperti banyak pulau Pasifik. Hal ini terjadi karena cairan keluar melalui bukaan di dasar laut dan mendingin hingga membentuk daratan</p>
<p>Kamu dapat menonton video ini untuk mendengarkan cerita dari Bumi sendiri. Namun, kamu harus berhati-hati: jangan pernah memasukkan batu ke dalam api untuk mencoba melelehkannya karena beberapa batu dapat meledak! Kamu dapat bertanya tentang ini di lain kesempatan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/SoJ8cRnbbps?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin dikembangkan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192860/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Janice Crerar tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bumi memiliki batuan cair di dalamnya. Inilah yang terjadi pada batu tersebut untuk membuat lava.Janice Crerar, Lecturer in Education, Charles Darwin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1772492022-02-17T05:11:47Z2022-02-17T05:11:47ZMengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya?<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<blockquote>
<p><strong>Mengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya? – Georgine T.</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Memang benar, lahar panas (lava) cukup panas untuk membakar sampah-sampah kita.</p>
<p>Saat gunung berapi Kilauea meletus di Hawaii pada tahun 2018, lava yang mengalir panasnya <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-temperatures-were-about-2000-degrees-fahrenheit">lebih dari 1.100 Celsius</a>. Ini lebih panas dari <a href="https://solarsystem.nasa.gov/planets/venus/overview/">permukaan Planet Venus</a>, dan bisa melelehkan bebatuan. Lava tersebut juga sepanas alat di fasilitas pembakaran sampah yang biasanya <a href="https://www3.epa.gov/ttnchie1/mkb/documents/fthermal.pdf">mencapai 1.000-1.200 C</a>.</p>
<p>Tapi tidak semua lava punya suhu yang sama.</p>
<p>Letusan di Hawaii menghasilkan suatu jenis lava bernama <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/basalt.html">basal</a>. Jenis lava ini jauh lebih panas dan encer daripada lava yang biasanya mengalir dari letusan gunung berapi lainnya, seperti lava jenis <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/dacite.html">dasit</a> yang tumpah dari Gunung St. Helens di Washington, Amerika Serikat (AS). Misalnya, letusan Gunung St. Helens selama tahun 2004-2008 mengasilkan kubah lava dengan suhu permukaan yang kurang dari 704 C.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Infographic on number and location of U.S. volcanoes" src="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ilmuwan mengawasi gunung berapi dan memberikan peringatan pada masyarakat sekitar jika mereka melihat tanda-tanda meletus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.usgs.gov/media/images/us-one-earths-most-volcanically-active-countries">USGS</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain suhu, ada alasan lain mengapa membuang sampah ke gunung berapi bukanlah ide yang bagus.</p>
<p>Pertama, meski lava yang bersuhu 1.000 C bisa saja melelehkan banyak benda di tempat sampah kita – termasuk sisa makanan, kertas, plastik, serta beberapa jenis kaca dan logam – suhunya tidak cukup panas untuk melelehkan banyak material lainnya yang cukup umum, termasuk <a href="https://www.americanelements.com/meltingpoint.html">baja, nikel, dan besi</a>.</p>
<p>Kedua, tidak banyak gunung berapi di bumi ini yang memiliki danau lava, atau semacam kawah berbentuk mangkuk berisi lava, yang bisa jadi tempat pembuangan sampah.</p>
<p>Dari ribuan gunung berapi di bumi, ilmuwan hanya mengenali <a href="https://www.bbc.co.uk/newsround/48856373">delapan danau lava aktif</a>. Di antaranya ada <a href="https://www.usgs.gov/media/images/new-usgs-video-about-k-laueas-summit-eruption-now-online">Gunung Kilauea</a>, <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=390020">Gunung Erebus</a> di Antartika, dan <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=223030">Gunung Nyiragongo</a> di Kongo. Sebagian besar gunung berapi aktif memiliki kawah yang berisi bebatuan dan lava dingin, seperti <a href="https://www.usgs.gov/volcanoes/mount-st-helens/lava-flows-mount-st-helens">Gunung St. Helens</a>, atau berisi air, seperti <a href="https://www.usgs.gov/media/images/crater-lake-caldera-wizard-island-cinder-cone-and-lava-flows">Danau Crater</a> di Oregon, AS.</p>
<p>Ketiga, membuang sampah ke delapan danau lava aktif tersebut pun adalah hal yang tidak mudah dan sangat berbahaya.</p>
<p>Danau lava diselimuti oleh kerak lava yang sudah mendingin, namun tepat di bawahnya terdapat lapisan yang masih berbentuk lelehan panas. Jika bebatuan atau material lain jatuh ke permukaan suatu danau lava, maka keraknya akan hancur, mengusik lava di bawahnya dan kemudian menyebabkan ledakan.</p>
<p>Hal ini terjadi di Kilauea pada tahun 2015. Bongkahan batu dari pinggiran kawah jatuh ke danau lava dan menyebabkan ledakan besar yang <a href="https://www.usgs.gov/media/videos/rockfall-and-explosion-halemaumau-crater">melontarkan bebatuan dan lava</a> keluar dari kawah. Siapapun yang melempar sampah ke danau lava harus berlari menjadi dengan sangat cepat sembari menghindari lontaran lava dan sampah yang terbakar.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/w8IaG2U65Is?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Suatu letusan dari Gunung Cumbre Vieja di Pulau La Palma, Spanyol pada tahun 2021 menghasilkan awan gas beracun.</span></figcaption>
</figure>
<p>Mari kita berandai-andai: jika memungkinkan untuk membuang sampah secara aman ke suatu danau lava, apa yang akan terjadi pada sampah tersebut? </p>
<p>Saat plastik, sampah, dan logam terbakar, mereka menghasilkan banyak sekali gas beracun. Pada, gunung berapi sudah menghasilkan ribuan kilogram gas beracun, termasuk sulfur, klorin, dan karbon dioksida.</p>
<p>Gas sulfur dapat menciptakan kabut asam, atau sering disebut “<em>vog</em>” (<em>volcanic fog</em> atau kabut vulkanis). Kabut ini dapat <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hawaiian-volcano-observatory/volcanic-gas">membunuh tumbuhan dan menyebabkan penyakit pernapasan</a> bagi masyarakat sekitar. Bercampurnya gas vulkanis yang sudah berbahaya ini dengan gas lain dari pembakaran sampah akan menghasilkan gas yang jauh lebih berbahaya lagi bagi <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-breakouts-access_roa">orang dan tumbuhan</a> di sekitar gunung berapi.</p>
<p>Terakhir, banyak komunitas adat menganggap gunung berapi sebagai kawasan yang sakral.</p>
<p>Misalnya, Kawah Halema’uma’u di Gunung Kilauea dianggap sebagai rumah dari Pele, Dewi Api di Hawaii, dan kawasan di sekitar kawah tersebut <a href="https://www.hawaii.com/discover/culture/pele/">sangat sakral bagi penduduk asli Hawaii</a>. Membuang sampah ke gunung berapi bisa jadi suatu hinaan bagi budaya-budaya tersebut.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami</em>.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr><img src="https://counter.theconversation.com/content/177249/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Emily Johnson menerima dana dari U.S. Geological Survey.</span></em></p>Lava dari gunung berapi punya suhu yang sangat panas. Tapi menjadikannya tempat pembuangan sampah tak hanya berbahaya tapi juga tak menghargai masyarakat adat yang menganggapnya sebagai situs sakral.Emily Johnson, Research Geologist, US Geological SurveyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1627602021-06-29T02:36:07Z2021-06-29T02:36:07ZMisteri Gunung Samalas: erupsi gunung api yang mengubah dunia pada Abad Pertengahan ternyata ada di Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/408322/original/file-20210625-19-10astfz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C9%2C2044%2C1244&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Puncak Gunung Rinjani di Pulau Lombok dengan ketinggian 3.726 m terlihat jelas saat pagi hari dari Desa Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.</span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/Koz/mes/10.</span></span></figcaption></figure><p>Pada abad ke-13, Eropa Barat mengalami apa yang disebut sebagai tahun “tahun yang gelap” atau “<a href="https://www.nature.com/articles/ngeo2875">tahun yang berkabut</a>”. </p>
<p>Para ilmuwan menduga bahwa periode gelap tersebut ada kaitannya dengan letusan gunung api yang menghasilkan aerosol sulfat, yang dapat menyebabkan perubahan iklim, kerusakan ozon, dan mengganggu keseimbangan radiasi atmosfer. </p>
<p>Tidak ada yang tahu sumber letusan dari mana hingga pada 2013, ahli gunung berapi dari Prancis <a href="https://www.pnas.org/content/110/42/16742.short">Franck Lavigne</a> dan tim akhirnya mengungkap bahwa letusan berasal dari Gunung Samalas yang ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Mereka tahu itu setelah mencocokkan sisa kandungan geokimia material vulkanis yang ditemukan dengan kandungan yang ada di Lombok. </p>
<p>Ini artinya Gunung Samalas menambah <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2006JD007461">daftar gunung berapi</a> di Indonesia yang letusannya berdampak signifikan ke benua lain, setelah Gunung Tambora, Gunung Krakatau, dan Gunung Agung. </p>
<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/6527342/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" width="100%" height="400"></iframe>
<div style="width:100%!;margin-top:4px!important;text-align:right!important;"><a class="flourish-credit" href="https://public.flourish.studio/visualisation/6527342/?utm_source=embed&utm_campaign=visualisation/6527342" target="_top"><img alt="Made with Flourish" src="https://public.flourish.studio/resources/made_with_flourish.svg"> </a></div>
<h2>Samalas dan efek global</h2>
<p>Sejak Lavigne menemukan bahwa Samalas meletus pada 1257, maka Samalas dianggap menjadi penyebab timbulnya krisis global yang terjadi ketika itu, khususnya di Eropa Barat.</p>
<p>Dampak global letusan Samalas 1257 mulai terasa pada <a href="https://www.nature.com/articles/ngeo2875">1258 hingga 1259 </a> di Eropa Barat </p>
<p>Krisis yang terjadi antara lain berupa gagal panen, kelaparan, hujan hampir sepanjang tahun, dan gangguan cuaca lainnya.</p>
<p>Dalam temuannya, peneliti pohon dari Swiss <a href="https://www.nature.com/articles/ngeo2875">Sébastien Guillet</a> menambahkan bahwa sebelumnya Inggris telah mengalami banyak gagal panen, namun adanya gangguan iklim akibat letusan Samalas memperburuk kondisi gagal panen dan kelaparan sehingga menelan korban jiwa. </p>
<p>Ahli sejarah abad pertengahan dari Inggris <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/transactions-of-the-royal-historical-society/article/abs/global-climates-the-1257-megaeruption-of-samalas-volcano-indonesia-and-the-english-food-crisis-of-1258/43CA14C235B2734513A7F89D661C784D"> Bruce M.S. Campbell</a> menambahkan bahwa kemungkinan krisis gagal panen di Inggris tersebut menjadi salah satu pemicu terjadinya ketegangan politik. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305748820300967">Temuan terbaru</a> mengemukakan bahwa penuruan suhu permukaan bumi akibat selubung sulfat di stratosfer dari letusan Samalas memiliki hubungan dengan munculnya pandemi global pada era tersebut yang dikenal dengan <em>Black Death</em> (Maut Hitam) yang merenggut puluhan juta nyawa pada Abad Pertengahan. </p>
<p>Perubahan iklim yang ditandai dengan adanya penurunan suhu global selama 3-4 tahun setelah letusan Samalas diduga menjadi salah satu pemicu merebaknya bakteri penyebab terjadinya Maut Hitam tersebut. </p>
<h2>Samalas dan efek lokal</h2>
<p>Letusan Samalas pada 1257, menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah lokal Pulau Lombok karena mengungkap fakta sejarah yang hilang sebelum abad ke-13.</p>
<p>Sebelumnya, masyarakat Lombok tidak pernah tahu Samalas. Orang hanya tahu Gunung Rinjani, yang merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.</p>
<p>Namun rekonstruksi topografi yang dilakukan oleh Lavigne dan timnya membuktikan bahwa Samalas memang benar ada dan berdampingan dengan Rinjani seperti layaknya Gunung Merapi di Yogyakarta yang berdampingan dengan Gunung Merbabu, di Jawa Tengah atau Gunung Sumbing yang dekat dengan Gunung Sindoro di Jawa Tengah. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/408356/original/file-20210625-23-1odnhat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Rekonstruksi topografi Gunung Samalas dan Rinjani pada abad ke 13.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Lavigne, 2013</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Letusan Samalas dipercaya mengubur kota Pamatan, yang dianggap sebagai pusat peradaban saat itu. Hingga saat ini peneliti belum menemukan dokumen atau artefak otentik peninggalan Pamatan atau yang lebih tua karena kemungkinan terkubur oleh letusan Samalas. </p>
<p>Hal ini menjelaskan mengapa ahli sejarah hingga sekarang belum menemukan jejak sejarah Lombok sebelum abad ke-13 secara utuh.</p>
<p><a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10708-019-10083-5">Periode kekosongan</a> ini disebabkan juga karena banyak orang mengungsi atau eksodus dari Pulau Lombok setelah letusan itu terjadi. </p>
<p>Adanya letusan Gunung Samalas setidaknya telah mengubah banyak hal di Lombok. Salah satunya adalah bentang alam yang berevolusi karena pernah terkubur oleh material vulkanik setebal 5 hingga 30 meter. </p>
<p>Perkembangan kota-kota yang ada di Lombok juga sangat dipengaruhi oleh endapan volkanik tersebut. Sampai sekarang, wilayah utara yang diduga sebagai lokasi terdampak parah oleh Gunung Samalas tergolong wilayah yang sepi penduduk karena memiliki karakteristik <a href="https://ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/pi/FZ_Analisis%20Potensi.pdf">lahan kering </a> yang kurang bagus untuk pertanian akibat tebalnya material abu dan batu apung. </p>
<h2>Samalas dan “efek kupu-kupu”</h2>
<p>Setelah berbagai temuan dan dugaan terkait Samalas terbongkar, banyak teka-teki sejarah yang akhirnya terungkap, baik skala lokal maupun global. </p>
<p>Dari berbagai fakta sejarah yang terungkap tersebut, dapat disimpulkan bahwa letusan Samalas mampu menimbulkan efek kupu-kupu (<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_kupu-kupu"><em>butterfly effect</em></a>), pada Abad Pertengahan maupun dunia. Teori <em>butterfly effect</em> mempercayai bahwa sebuah fenomena yang kecil di suatu tempat mampu membawa dampak yang signifikan di belahan dunia yang lain. </p>
<p>Efek kupu-kupu tersebut menyangkut kondisi sosial, politik, kesehatan, iklim, dan bentang alam. </p>
<p>Dalam kasus Samalas, kita bisa melihat bagaimana letusan yang terjadi mengakibatkan bencana hingga ke benua Eropa. Tidak hanya Eropa, belahan bumi lain juga mungkin mengalami hal serupa. Namun belum ada penelitian yang membuktikannya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/162760/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mukhamad Ngainul Malawani tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gunung Samalas menambah daftar gunung berapi di Indonesia yang letusannya berdampak signifikan ke benua lain, setelah Gunung Tambora, Gunung Krakatau, dan Gunung Agung.Mukhamad Ngainul Malawani, Lecturer in Environmental Geography, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1506552021-01-15T06:02:30Z2021-01-15T06:02:30ZMenelusuri jejak Pamatan, kota yang hilang setelah letusan Gunung Samalas di Pulau Lombok<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/377320/original/file-20210106-19-1gxuh9r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C3557%2C2242&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Puncak Gunung Rinjani terlihat dari Kecamatan Suela di Pulau Lombok. Dulu kala, Pamatan terletak di sebuah kaki gunung api di pulau ini.</span> <span class="attribution"><span class="source">Ahmad Subaidi/Antara Foto</span></span></figcaption></figure><p>Pamatan adalah sebuah kota di Pulau Lombok yang kemungkinan hilang akibat letusan gunung api pada abad ke-13. Lokasi persis kota ini sampai saat ini belum ditemukan. </p>
<p>Temuan ini bermula dari hasil <a href="https://www.pnas.org/content/110/42/16742">penelitian</a> yang dipublikasikan tahun 2013, yang berhasil mengungkap misteri letusan besar tujuh abad silam. </p>
<p>Hasil eksplorasi dengan berbagai pendekatan <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00445-015-0960-9">studi</a> telah menyimpulkan bahwa letusan tersebut berasal dari gunung api yang ada di Pulau Lombok, yaitu <a href="https://www.pnas.org/content/110/42/16742">Samalas</a>. </p>
<p>Nama gunung ini tercatat dalam Naskah Babad Lombok. Naskah ini juga juga telah digunakan untuk <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10708-019-10083-5">merekonstruksi</a> terbentuknya kaldera Gunung Rinjani. </p>
<p>Hilangnya kota Pamatan memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi di Pompeii, Italia, sehingga dijuluki sebagai “<a href="https://www.pnas.org/content/110/42/16742">Pompeii in the far east</a>”. </p>
<p>Sampai saat ini belum ada kesimpulan akhir di mana tepatnya lokasi kota Pamatan pada abad ke-13. </p>
<p>Saya dan rekan-rekan peneliti dari <a href="https://www.lgp.cnrs.fr/a-propos-de/franck-lavigne/">University of Paris 1</a> dan Universitas Gadjah Mada mencoba kembali menelusuri lokasi kota Pamatan melalui interpretasi Babad Lombok, dengan analisis spasial menggunakan pendekatan geografis.</p>
<h2>Kota Pamatan dalam Babad Lombok</h2>
<p>Dalam Babad Lombok - yang dialihaksarakan dan diterjemahkan oleh Lalu Gde Suparman pada 1994, Pamatan adalah negeri baru yang dibangun dari penduduk yang bermigrasi dari Desa Lae. Desa ini diduga berada di ujung timur-laut Lombok. </p>
<p>Pamatan digambarkan memiliki bangunan benteng kota, jalanan yang besar dan ramai, taman kota, balai pertemuan, serta banyak rumah-rumah penduduk.</p>
<p>Kota ini berada pada lahan yang subur, dengan banyak hasil pertanian dan perkebunan yang bermacam-macam seperti padi, jagung, timun, semangka, dan berbagai jenis sayuran. </p>
<p>Hasil perikanan seperti ikan, kepiting, tiram, dan rumput laut juga digambarkan melimpah. </p>
<p>Hasil bumi dan laut yang berlimpah menjadikan Pamatan sebuah kota perdagangan, bahkan orang dari Bajo dari Sulawesi pun berdatangan untuk ikut berdagang. </p>
<p>Babad Lombok menceritakan bahwa penduduk Pamatan mencapai sepuluh ribu orang dan hidup sejahtera di wilayah yang berada di kaki gunung. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=420&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=420&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378760/original/file-20210114-23-hlv3ld.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=420&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa bait terjemahan Babad Lombok yang menggambarkan lanskap kota Pamatan.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Berdasarkan bait-bait yang menceritakan kondisi kota Pamatan saat itu, kita dapat menginterpretasi kondisi fisik lokasi Pamatan. </p>
<p>Yang pertama adalah tanah yang subur. Melihat kondisi geologi Lombok yang banyak terbentuk dari batuan gunung api, tanah subur yang dimaksud mungkin adalah tanah dari material produk gunung api. </p>
<p>Jenis tanah ini lebih subur dibandingkan degan tanah dari pelapukan batuan gampingan seperti yang ada di wilayah pegunungan Lombok selatan. </p>
<p>Tanah yang subur umumnya berada pada bagian lereng bawah sampai lereng kaki gunung api karena tanah sudah berkembang cukup tebal. </p>
<p>Jenis tanaman yang disebutkan juga merupakan jenis tanaman pada lahan berlereng rendah. Hal ini sesuai dengan catatan Babad bahwa kota Pamatan berada di kaki gunung. </p>
<p>Selain subur, wilayah tersebut adalah wilayah yang memiliki banyak sumber daya air, baik sungai, mata air, maupun air tanah. </p>
<p>Yang menjadi pertanyaan adalah gunung apa yang dimaksud dan di lereng sebelah mana? </p>
<p>Indikasi lain yang dapat merujuk pada lokasi Pamatan adalah adanya hasil perikanan laut dan hubungan perdagangan antarpulau. </p>
<p>Ini tentu menggambarkan bahwa Pamatan adalah kota pesisir yang mungkin memiliki pelabuhan yang cukup besar untuk kapal-kapal bersandar. </p>
<p>Pertanyaan selanjutnya adalah kota ini berada di pesisir Lombok sebelah mana?</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/apakah-gempa-di-lombok-bisa-pengaruhi-aktivitas-gunung-api-di-sekitarnya-100851">Apakah gempa di Lombok bisa pengaruhi aktivitas gunung api di sekitarnya?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Di mana persisnya?</h2>
<p>Dalam merekonstruksi letak kota Pamatan, kami menggunakan beberapa asumsi. </p>
<p>Asumsi yang pertama adalah kota ini terletak di kaki lereng gunung. Gunung yang dimaksud mungkin adalah salah satu gunung api yang ada pada waktu yaitu Gunung Samalas atau Rinjani. </p>
<p>Asumsi yang kedua adalah lokasi di wilayah pesisir. Pulau Lombok adalah pulau yang tidak terlalu besar sehingga wilayah pesisir yang dimaksud bisa di pesisir bagian utara, barat, dan timur. </p>
<p>Pesisir bagian selatan tidak mencirikan deskripsi yang ada dalam Babad, karena pesisir bagian selatan jauh dari gunung api dan merupakan wilayah pesisir berbukit. </p>
<p>Merujuk pada Babad Lombok, saat terjadi letusan Samalas banyak rumah kota Pamatan yang hanyut sampai ke laut. </p>
<p>Ini menunjukkan bahwa kota Pamatan menjadi jalur aliran material letusan (<em>pyroclastic density current</em> atau PDC). Sehingga, kemungkinan letak Pamatan ada di wilayah pesisir yang terkena aliran letusan Samalas.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/377465/original/file-20210106-19-22c72e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Bekas galian tambang batu apung pada wilayah endapan PDC.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Asumsi selanjutnya adalah dengan melihat respons penduduk Pamatan saat terjadi bencana Samalas. </p>
<p>Babad menceritakan ada penduduk yang naik ke atas bukit (menghindari aliran PDC, lahar dan sejenisnya). Ada juga yang menyelamatkan diri menggunakan perahu; ini menguatkan asumsi bahwa Pamatan adalah kota pesisir. </p>
<p>Dalam Babad juga disebutkan desa-desa lokasi tempat warga Pamatan menyelamatkan diri. Nama-nama desa tersebut antara lain Leneng (Lenek), Jeringo, Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, Pasalun, Serowok, Pilin, Ranggi, Sembalun, Pajang, Pundung, Buak Bakang, Tana Bea’, Lembuak, Bebidas, Kembang Kekrang, Langko dan Pejanggik. </p>
<p>Nama-nama tersebut mungkin sudah mengalami perubahan. Namun informasi nama tempat (toponimi) dari Peta Rupa Bumi Indonesia dapat menjadi petunjuk informasi keberadaan desa-desa tersebut. Perlu dicatat, posisi desa saat itu mungkin berbeda dengan sekarang walau memiliki kemiripan nama. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=312&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=312&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=312&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=392&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=392&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/377466/original/file-20210106-13-1g4yv36.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=392&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terjemahan Babad Lombok yang menceritakan proses terkuburnya kota Pamatan dan evakuasi penduduk pada saat terjadi letusan.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Saat ini beberapa artefak telah ditemukan yang diduga terkubur saat letusan Samalas, seperti di <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/08/09/16263831/ntb-berencana-kembangkan-diorama-tanak-beak-yang-tertimbun-letusan-gunung">Tanak Beak</a> dan <a href="https://globalfmlombok.com/read/2019/08/18/riwayat-kehancuran-pamatan-dalam-babad-lombok.html">Aik Berik</a>. Lokasi tersebut juga cukup representatif sesuai dengan karakteristik yang diceritakan Babad. </p>
<p>Namun dari hasil analisis geografis, ada juga potensi bahwa Pamatan berada di sebelah timur. </p>
<p>Seperti ditunjukkan oleh lingkaran merah dalam gambar, posisi Pamatan bisa berada di sebelah timur ataupun barat. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/376051/original/file-20201220-23-2rrnl7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Rekonstruksi geografi kemungkinan posisi kota Pamatan pada abad ke-13.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Posisi ini cukup sesuai dengan catatan dalam Babad dan memenuhi beberapa kriteria:</p>
<ol>
<li>Berada di lereng kaki gunung. Sebenarnya posisi hasil rekonstruksi tidak tepat pada lereng kaki. Lokasi kota ada pada dataran kaki Gunung Samalas, namun berada di lereng kaki gunung api tua (tersier) Gunung Punikan dan Gunung Nangi.</li>
<li>Berada dekat dengan perbukitan yang bisa digunakan untuk mengungsi.</li>
<li>Berada di wilayah pesisir. Namun, material PDC mungkin telah mengubah bentuk garis pantai zaman dulu. </li>
<li>Berada dekat laut yang memungkinkan penduduknya mengungsi menggunakan perahu dan kapal, atau mengungsi ke desa-desa lain yang ada di wilayah selatan dan timur Pamatan. </li>
</ol>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-kita-bisa-tahu-gunung-berapi-akan-meletus-149635">Bagaimana kita bisa tahu gunung berapi akan meletus?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Perlu ditelusuri lebih lanjut</h2>
<p>Hasil rekonstruksi ini belum memberikan kesimpulan pasti letak Pamatan. Ini adalah temuan awal berdasarkan perspektif geografis dari interpretasi naskah Babad Lombok. </p>
<p>Selain itu pemetaan nama-nama desa dalam Babad juga hanya berdasarkan informasi toponimi dari peta saat ini. </p>
<p>Analisis historis pada nama-nama desa tersebut mungkin menyimpulkan posisi yang berbeda. Beberapa artefak yang telah ditemukan juga akan sangat berguna dalam lanjutan penelusuran kota ini. </p>
<p>Penelitian ini masih terus berlanjut dan perlu adanya tambahan analisis dari pendekatan arkeologis dan historis yang lebih komprehensif. Penyelidikan bawah permukaan dengan pendekatan geofisika juga akan sangat membantu mengungkap keberadaan Pamatan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/150655/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mukhamad Ngainul Malawani juga mahasiwa doktoral di Univ. Paris 1 dan merupakan awardee beasiswa BPPLN. Dia mendapat pelatihan penulisan artikel populer dari The Conversation Indonesia bekerja sama dengan PPI Prancis, dengan dukungan Institut Francais Indonesia, Kedutaan Besar Prancis di Indonesia.</span></em></p>Melalui interpretasi Babad Lombok dan analisis spasial menggunakan pendekatan geografis, kami mencoba menelusuri lokasi tepat kota Pamatan.Mukhamad Ngainul Malawani, Lecturer in Environmental Geography, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1496352020-11-13T03:16:03Z2020-11-13T03:16:03ZBagaimana kita bisa tahu gunung berapi akan meletus?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/367912/original/file-20201106-21-10wggnc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=42%2C0%2C4715%2C3140&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Erupsi Gunung Etna.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/etna-eruption-sicily-lava-nature-1560571136">Tomarchio Francesco/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Memprediksi gunung berapi meletus sangat sulit. </p>
<p>Beberapa gunung berapi memiliki erupsi secara konstan, seperti <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hawaiian-volcano-observatory">Kīlauea di Hawaii</a>. </p>
<p>Namun, ada juga yang memiliki jarak <a href="https://www.usgs.gov/faqs/yellowstone-overdue-eruption-when-will-yellowstone-erupt?qt-news_science_products=0#qt-news_science_products">ratusan bahkan ribuan tahun</a> antar erupsi.</p>
<p>Saat ini, kita dapat memprediksi lebih akurat dibanding 20 tahun yang lalu, berkat pengembangan teknik yang baru atau lebih baik.</p>
<p>Pertama, sangat penting untuk mengetahui aktivitas gunung vulkanik di masa lalu karena mereka memiliki perilaku yang berbeda-beda. </p>
<p>Para ilmuwan, disebut sebagai ahli vulkanologi, akan mempelajari material hasil letusan gunung berapi tersebut. </p>
<p>Apabila meletus perlahan, maka akan membentuk aliran lava, terdiri dari batuan beku. Batuan ini akan mendingin dan menjadi padat untuk membentuk lapisan batuan yang keras. </p>
<p>Ada juga gunung berapi yang meletus disertai ledakan. Hasil ledakan ini adalah serpihan bebatuan, kristal, dan kaca vulkanik (batu yang telah membeku cepat di permukaan). </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Tumpukan batuan hitam yang mengkilap" src="https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kaca vulkanik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/large-chunks-black-obsidian-glass-exposed-1233889144">steve estvanik/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mempelajari material-material ini dapat membantu ahli vulkanologi untuk mengerti betapa kerasnya letusan dan seberapa sering gunung meletus disertai ledakan. </p>
<p>Ahli vulkanologi dapat memprediksi erupsi gunung berapi dengan menggunakan beberapa teknik. </p>
<p>Permukaan gunung akan menjadi panas, karena magma (batu cair bawah tanah yang mengalir keluar sebagai lava ketika gunung berapi meletus) berpindah lebih dekat ke permukaan sebelum erupsi. </p>
<p>Ini bisa dipantau dengan alat deteksi pada satelit pengukur panas. </p>
<h2>Deteksi dari angkasa</h2>
<p>Permukaan gunung berapi bisa naik atau turun selama pergerakan magma di bawah permukaan. </p>
<p>Ini bisa terdeteksi di dasar, tapi juga bisa diukur dari angkasa dengan <a href="https://science.nasa.gov/technology/technology-highlights/new-radar-to-monitor-volcanoes-and-earthquakes-from-space">satelit yang menggunakan radar</a>. </p>
<p>Cara kerja deteksi gerakan gunung berapi adalah mempelajari setiap perubahan selama waktu tertentu untuk memantulkan gelombang radio dari satelit ke gunung berapi dan kembali lagi. </p>
<p>Waktu ini akan lebih singkat jika gunung berapi menunjukkan kenaikan. </p>
<p>Memantau gunung berapi dari angkasa saat ini <a href="https://earthdata.nasa.gov/learn/sensing-our-planet/sensing-remote-volcanoes">sudah sering</a> dilakukan. </p>
<p>Cara ini lebih aman dan murah dibandingkan harus mendatangi lokasi gunung berapi, terutama jika sedang meletus atau di daerah yang sangat terpencil. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Batuan beku mengalir ke bawah dari aliran lava yang sudah padat" src="https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Aliran lava.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/lava-flowing-down-hill-1192700248">Yvonne Baur/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. </p>
<p>Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. </p>
<p>Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan. </p>
<p>Apabila campuran gas yang berasal dari gunung berapi berubah, ini dapat menunjukkan bahwa magma di bawah sedang bergerak.</p>
<h2>Magma yang bergerak</h2>
<p>Ahli vulkanologi sering memakai dua metode lain untuk melihat apakah gunung akan meletus. </p>
<p>Ketika magma bergerak, ia akan menggetarkan daratan, menciptakan jenis gempa bumi yang disebut getaran harmonik. </p>
<p>Getaran ini bisa mengindikasi seberapa cepat dan kemana magma sedang bergerak. </p>
<p>Metode kedua adalah pengukuran gravitasi. </p>
<p>Gravitasi adalah, tentu saja, kekuatan yang menghentikan segala sesuatu lepas dari permukaan Bumi ke luar angkasa. </p>
<p>Namun, kekuatan tersebut sedikit menurun jika permukaan menjadi kurang padat. </p>
<p>Ini tidak berarti objek akan langsung terbang ke orbit karena perubahannya sangat kecil. </p>
<p>Tapi, bisa diukur alat bernama ‘<em>gravimeters</em>’. </p>
<p>Batuan cair memiliki kepadatan yang lebih rendah dibandingkan ketika padat, sehingga area gravitasi yang lebih rendah pada gunung berapi, terutama jika mereka berubah dari waktu ke waktu, mungkin menunjukkan magma - dan kemungkinan letusan.</p>
<p>Dengan mempelajari sejarah gunung berapi dan menggabungkan informasi dari berbagai teknik daratan maupun angkasa, kita bisa memahami dan memperingatkan di waktu yang tepat kepada masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sebelum erupsi. </p>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/149635/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ian Skilling tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gunung berapi memberikan banyak petunjuk yang membantu para ilmuwan memprediksi kapan akan terjadi letusan.Ian Skilling, Senior Lecturer in Volcanology, University of South WalesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1186852019-06-18T11:30:06Z2019-06-18T11:30:06Z‘Denyut’ dari suatu gunung berapi dapat digunakan untuk memprediksi letusan berikutnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/279125/original/file-20190612-32342-u3zy1m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C150%2C4031%2C2867&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Letusan gunung Kilauea pada 2018 diawali dengan adanya kerusakan sistem saluran magma di puncaknya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Courtesy of Grace Tobin, 60 Minutes</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Memprediksi kapan suatu gunung berapi akan meletus merupakan hal yang sulit, tapi salah satu letusan gunung api di Hawaii baru-baru ini <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2018GL081609" title="Decrease in Seismic Velocity Observed Prior to the 2018 Eruption of Kīlauea Volcano With Ambient Seismic Noise Interferometry">memberi pelajaran yang dapat membantu</a>.</p>
<p><a href="https://theconversation.com/au/topics/kilauea-53358">Kīlauea</a>, sebuah gunung berapi di Pulau Besar Hawaii, mungkin merupakan gunung berapi yang paling dipahami di Bumi. Hal itu karena pemantauan dan pengumpulan informasi sejak dibentuknya <a href="https://volcanoes.usgs.gov/observatories/hvo/">Hawaiian Volcano Observatory</a> pada 1912.</p>
<p>Selain itu, gunung berapi ini juga berada di bawah jaringan pemantauan geofisika paling canggih di dunia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/from-kilauea-to-fuego-three-things-you-should-know-about-volcano-risk-97775">From Kilauea to Fuego: three things you should know about volcano risk</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dari langit, satelit mengumpulkan data yang menunjukkan perubahan topografi gunung berapi ketika magma bergerak dalam seluruh sistem saluran magma internal. Di samping itu, satelit juga melihat komposisi gas vulkanik.</p>
<p>Dari tanah, ahli vulkanologi menggunakan sejumlah alat kimia dan fisik yang sangat sensitif untuk dapat memahami struktur sistem saluran magma itu lebih lanjut. Dengan alat-alat ini, pergerakan magma di dalam gunung berapi dapat dipelajari.</p>
<h2>Gempa bumi dan getaran</h2>
<p>Hal utama dalam pemantauan gunung berapi adalah berkaitan dengan aktivitas kegempaan, meliputi frekuensi, tempat, dan waktu gempa bumi terjadi. Gempa bumi dapat dipicu oleh gerakan magma di dalam gunung berapi. Pengumpulan data di lokasi gempa bumi tersebut (teknik yang dikenal sebagai triangulasi) dapat melacak jalur magma yang berada di bawah tanah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Skema sistem saluran magma dalam gunung berapi Kilauea, Big Island, Hawaii. Magma diangkut dari dalam Bumi hingga sampai ke serangkaian reservoir magma puncak.</span>
<span class="attribution"><span class="source">USGS</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebuah teknik terbaru, interferometri seismik, menggunakan getaran energi dari gelombang laut yang mengenai garis pantai yang jauh yang kemudian menempuh perjalanan melalui gunung berapi tersebut.</p>
<p>Perubahan kecepatan getaran ini membantu kami memetakan jejak 3 dimensi dari sistem saluran magma gunung berapi. Kami kemudian dapat mendeteksi kapan, dan bagaimana (dalam beberapa kasus) sistem saluran magma berubah.</p>
<p>Pemantauan ini menghasilkan “denyut” gunung berapi ketika sedang tidak aktif–suatu patokan untuk mendeteksi perubahan selama guncangan vulkanik. Hal ini terbukti menjadi temuan yang sangat berharga untuk peringatan dini, serta untuk memprediksi di mana dan kapan letusan Gunung Kīlauea yang terjadi pada 3 Mei 2018.</p>
<p>“Denyut” Kīlauea meliputi siklus <a href="https://volcanoes.usgs.gov/observatories/hvo/hvo_volcano_watch.html?vwid=117">inflasi (mengembang) dan deflasi (mengempis) gunung berapi</a> saat magma bergerak masuk dan keluar dari wilayah penyimpanan di puncak gunung berapi.</p>
<p>Kecepatan getaran yang bergerak melalui gunung berapi dapat diprediksi selama pengamatan siklus inflasi/deflasi ini. Ketika gunung berapi mengembang, getaran bergerak lebih cepat melalui gunung berapi ketika batu dan magma terkompresi. Namun, ketika gunung berapi mengempis, kecepatan ini menurun.</p>
<p>Kami menggambarkan hubungan antara dua set data ini–mengembang/mengempis dan kecepatan getaran yang semakin cepat/lambat–sebagai data gabungan.</p>
<h2>Terdapat sesuatu yang berubah</h2>
<p>Dibandingkan dengan patokan kami, data gabungan ini bergeser 10 hari sebelum erupsi Kīlauea pada 3 Mei. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem saluran magma telah berubah secara signifikan.</p>
<p>Gunung berapi saat itu mengembang akibat penumpukan tekanan di dalam ruang magma, namun disertai dengan gelombang seismik yang semakin lambat dengan cukup dramatis, bukannya semakin cepat.</p>
<p>Interpretasi kami terhadap data ini adalah bahwa ruang magma puncak tidak mampu mempertahankan tekanan akibat pasokan magma yang meningkat dan membuat tonjolan itu mengembang besar. Material batu kemudian mulai pecah di sekitar ruang magma puncak.</p>
<p>Pecahnya bebatuan mungkin kemudian menyebabkan perubahan sistem magmatik puncak sehingga membuat lebih banyak magma dengan lebih mudah tiba di lokasi letusan sekitar 40 km jauhnya.</p>
<p>Seperti halnya Gunung Kilauea, set data gabungan seperti itu secara teratur dikumpulkan, diselidiki, dan ditafsirkan dalam bentuk transportasi magma pada gunung berapi lain secara global. Misalnya pada gunung berapi Piton de la Fournaise di Pulau Reunion, dan gunung berapi Etna di Italia.</p>
<p>Namun, <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2018GL081609">pemodelan</a> kami adalah yang pertama kali menunjukkan perubahan hubungan data gabungan dapat terjadi karena melemahnya material dalam gunung berapi sebelum terjadi letusan.</p>
<p>Model kerusakan yang kami terapkan sekarang dapat digunakan untuk gunung berapi lainnya yang berada dalam keadaan tidak tenang. Model ini menambah peralatan vulkanologis ketika akan memprediksi kapan dan di mana letusan yang akan datang.</p>
<h2>Begitu banyak data, kami butuh bantuan</h2>
<p>Ketika gunung berapi berada dalam kondisi sangat tidak tenang, volume informasi yang didapat dari data digital dan pengamatan di darat sangat ekstrem. Para ilmuwan cenderung mengandalkan pemantauan observasional terlebih dahulu, dan baru menggunakan data lainnya ketika memiliki waktu dan tenaga tambahan.</p>
<p>Namun, jumlah total data yang masuk (seperti dari satelit) sangat banyak, dan para ilmuwan sampai-sampai tidak bisa menganalisisnya. Pembelajaran mesin <em>(machine learning)</em> mungkin dapat membantu kami dalam hal ini.</p>
<p><a href="https://www.sciencemag.org/news/2018/12/artificial-intelligence-helps-predict-volcanic-eruptions">Kecerdasan buatan</a> <em>(artificial intelligence)</em> adalah pendatang baru dalam urusan memprediksi erupsi. Jaringan saraf <em>(neural networks)</em> dan algoritme lainnya dapat mengolah data bervolume tinggi yang juga kompleks untuk “belajar” membedakan antara sinyal-sinyal yang berbeda.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/how-the-dinosaurs-went-extinct-asteroid-collision-triggered-potentially-deadly-volcanic-eruptions-112134">How the dinosaurs went extinct: asteroid collision triggered potentially deadly volcanic eruptions</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/d41586-018-07420-y">Sistem peringatan dini otomatis</a> terhadap erupsi yang akan datang dengan menggunakan susunan sensor telah tersedia untuk beberapa gunung berapi saat ini, misalnya di Gunung Etna, Italia. Di masa depan, mungkin kecerdasan buatan akan membuat sistem ini lebih canggih lagi.</p>
<p>Deteksi dini terdengar amat mengagumkan bagi pihak berwenang yang bertanggung jawab atas keselamatan publik, tapi banyak ahli vulkanologi yang masih waspada akan penggunaannya.</p>
<p>Sebab, jika pendeteksi ini justru membunyikan beberapa peringatan palsu, maka kejadian ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap ilmuwan dan manajer krisis vulkanik.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/118685/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rebecca Carey receives funding from the Australian Research Council, US National Science Foundation and New Zealand Marsden Grant.</span></em></p>Ilmuwan menemukan metode baru untuk membantu memprediksi kapan gunung berapi meletus berdasarkan data yang diolah dari letusan tahun lalu di Hawaii.Rebecca Carey, Senior Lecturer in Earth Sciences, University of TasmaniaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/906982018-02-02T10:00:01Z2018-02-02T10:00:01ZKristal gunung berapi dapat memudahkan kerja ilmuwan dalam memprediksi letusan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/204557/original/file-20180202-162082-8nd14f.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Memperkirakan kapan sebuah gunung berapi akan meletus adalah sebuah <a href="https://theconversation.com/why-cant-we-predict-when-a-volcano-will-erupt-53898">pekerjaan yang sangat sulit</a>. </p>
<p>Mengapa? Sebab setiap gunung berapi memiliki labirin terowongan tersendiri yang khas dan rumit, sebagai jalur bagi magma keluar ke permukaan. Jadi bahkan ketika aktivitas vulkanik sudah terdeteksi, masih sangat sulit untuk mengetahui kapan magma akan menemukan jalannya melalui terowongan ini dan meletus.</p>
<p>Namun kini ada sebuah cara untuk menilai proses ini, menggunakan kristal yang tumbuh di dalam gunung berapi dan bekerja seperti sebuah rekaman erupsinya. <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-017-02274-w">Studi terakhir kami</a> terhadap kristal dari Gunung Etna di Italia telah menemukan bahwa jika magma baru tiba di ruang 10 km di bawah permukaan Etna, sebuah erupsi bisa terjadi dalam dua minggu. </p>
<p>Tidak heran bila penyair Romawi Lucretius mengatakan Etna “murka dengan api dari lubang Neraka yang paling dalam”.</p>
<p>Dahulu, para ahli geologi berpikir bahwa magma di bawah gunung berapi berada dalam satu ruang tunggal besar, <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2011GL048488/full">tapi riset modern</a> menunjukkan bahwa sistem saluran magma terdiri dari banyak kompartemen yang berhubungan, dengan rute transport rumit. Kita juga tahu bahwa ketika magma baru mengisi kembali sistem saluran vulkanik ini, hal tersebut bisa <a href="https://www.nature.com/articles/267315a0">memicu sebuah letusan</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/empat-hal-mengenai-gerhana-bulan-langka-yang-menghiasi-langit-pada-31-januari-90754">Empat hal mengenai gerhana bulan langka yang menghiasi langit pada 31 Januari</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Selagi bergerak naik ke permukaan, magma yang baru teraduk mendorong bebatuan menjauh, dan menaikkan tekanan di bawah gunung berapi. Ini menghasilkan gempa bumi dan memperluas bangunan gunung berapi yang berbentuk kerucut; dampaknya bisa dipantau dari permukaan atau <a href="https://svs.gsfc.nasa.gov/30188">dari luar angkasa dengan bantuan satelit</a>. </p>
<p>Yang sulit diketahui apakah pengisian ulang magma tertentu akan benar-benar menjadi erupsi dan <a href="https://theconversation.com/magma-refills-could-predict-volcano-eruptions-16212">berapa lama waktu</a> yang diperlukan sebelum erupsi dimulai.</p>
<p>Di sinilah kristal <a href="https://www.nature.com/articles/nature10706">bisa memainkan peranan</a>. Mineral ini disebut antecryst (“ante” berarti sebelum) karena mereka sering kali mulai tumbuh dari magma awal ribuan tahun lalu sebelum gunung berapi meletus. Mereka tumbuh selapis demi selapis, <a href="http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.earth.35.031306.140211">merekam perubahan</a> pada magma sekitarnya, bagaikan cincin pohon yang mencatat perubahan iklim.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peta antecryst.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Teknologi laser kini memungkinkan kita melihat ke dalam antecryst untuk menciptakan peta <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1751-908X.2007.00104.x/full">pelacakan unsur kimia</a> di dalamnya. Ini pada dasarnya melibatkan penembakan sekotak garis-garis laser di atas antecryst kemudian menggunakan apa yang dikenal sebagai spektrometer massa untuk menganalisis aerosol yang diberikan dan menentukan kandungannya.</p>
<p>Ini bisa digunakan untuk menciptakan gambar 2D komposisi kristal yang bisa memberi tahu kita gambaran <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0009254115002831">sejarahnya</a>. Sebagai contoh, ketika inti antecryst tua dipindahkan ke permukaan oleh magma yang baru teraduk, hal ini menciptakan lingkaran yang khas pada kristal. </p>
<p>Tantangannya adalah menyarikan arti dari rekaman ini. </p>
<h2>Memetakan Etna</h2>
<p>Berbekal peta kimia kristal dari aktivitas vulkanik Gunung Etna 40 tahun terakhir, kita sudah bisa menentukan kedalaman di mana kristal tumbuh dan juga ketika magma baru mulai menyerbu sistem vulkanik bawah tanah. </p>
<p>Kami menemukan bahwa ini mulai muncul pada 1970-an, bertepatan dengan masa gunung berapi itu mulai <a href="http://www.geo.mtu.edu/volcanoes/boris/mirror/mirrored_html/ETNA_elenco.html">lebih sering erupsi</a> dengan magma yang bergerak lebih cepat dan lebih banyak aktivitas ledakan dan seismik.</p>
<p><a href="https://pubs.geoscienceworld.org/gsa/geology/article-abstract/33/10/837/103755">Jenis kontak</a> antara inti kristal dengan lingkaran tepinya serta <a href="https://academic.oup.com/petrology/article/43/12/2279/1512026">ketebalan lingkaran tepi</a> mengandung informasi tentang berapa lama waktu berlalu antara kedatangan gelombang magma dan ketika erupsi dimulai. </p>
<p>Ini berarti kita bisa memprediksi lebih baik kapan erupsi mungkin terjadi setelah magma terdeteksi di titik tertentu di bawah gunung berapi (pada kasus ini, dua minggu).</p>
<p>Dengan cara ini, melakukan survei laser terhadap antecryst dari seluruh dunia dapat membantu ilmuwan gunung berapi memahami dengan lebih baik bagaimana pengisian ulang magma bekerja sebagai pemicu erupsi, dan bagaimana menafsirkan data pemantauan dari gunung berapi aktif. </p>
<p>Ini bisa menciptakan suatu proses yang lebih akurat untuk memantau <a href="http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.earth.33.092203.122459">tanda-tanda peringatan</a> dan memperkirakan erupsi yang mungkin segera terjadi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/90698/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Balz Kamber menerima dana dari Science Foundation Ireland.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Teresa Ubide menerima dana dari University of Queensland, Australian Geoscience Council dan Australian Academy of Science.</span></em></p>Sebuah studi terbaru telah menemukan cara untuk memprediksi letusan Gunung Etna dalam dua minggu.Balz Kamber, Chair of Geology and Mineralogy, Trinity College DublinTeresa Ubide, Lecturer in Igneous Petrology/Volcanology, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/868012017-11-16T09:20:16Z2017-11-16T09:20:16ZMengubah gunung berapi menjadi pembangkit listrik—dengan sedikit bantuan satelit<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/194492/original/file-20171114-27616-1hyxpx6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gunung Erta Ale di Ethiopia bagian timur.</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Jika kita berpikir tentang Etiopia maka gambar yang mungkin terbayang adalah padang pasir berdebu nan luas, hiruk pikuk jalanan di Addis Ababa atau tebing terjal <a href="https://simienpark.org">Simien Mountains</a>—mungkin dengan pelari jarak jauh yang melompat di latar belakang. Namun, negara ini juga merupakan salah satu yang paling aktif secara vulkanik di Bumi, berkat <a href="http://www.nationalgeographic.com.au/videos/geologic-journey/african-rift-the-great-rift-valley-1301.aspx">Lembah Celah Besar</a> Afrika yang menembus jantungnya.</p>
<p>Pembentukan celah (<em>rifting</em>) merupakan proses geologis yang mematahkan lempeng tektonik, kira-kira dengan kecepatan pertumbuhan kuku jari Anda. Di Etiopia, proses ini membuka jalan bagi magma untuk mendesak keluar menuju permukaan, dan terdata ada lebih dari 60 gunung berapi di sana. Banyak gunung telah mengalami letusan kolosal di masa lalu, meninggalkan kawah besar yang merendam dasar retakan. Beberapa gunung api masih aktif sekarang. Kunjungilah mereka, dan Anda akan menemukan kolam lumpur yang bergelegak, mata air panas dan sejumlah lubang uap.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=354&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=354&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=354&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=445&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=445&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/192438/original/file-20171030-18725-yn0y3a.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=445&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Uap bergerak naik di gunung berapi Aluto, Etiopia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">William Hutchison</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Uap ini telah dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk mencuci dan mandi, tapi di balik fungsi ini, tersimpan potensi yang jauh lebih besar. Aktivitas di permukaan menandakan keberadaan cairan sangat panas jauh di bagian bawah gunung, yang mungkin mencapai suhu 300°C–400°C. Galilah ke bawah, maka seharusnya kita bisa mengakses uap bertemperatur tinggi ini, yang bisa menggerakkan turbin-turbin raksasa dan memproduksi daya listrik dalam jumlah besar. Hal ini sangat berarti bagi sebuah <a href="https://www.iea.org/publications/freepublications/publication/WEO2014.pdf">negara</a> yang 77% populasinya tidak punya akses ke listrik, salah satu hal dengan tingkatan terendah di Afrika.</p>
<p>Tenaga panas bumi baru-baru ini telah menjadi ihwal serius berkat survei geofisik <a href="http://www.rg.is/static/files/about-us/rg-corbettigeothermalpower.pdf">yang menunjukkan bahwa</a> beberapa gunung berapi bisa menghasilkan daya sebesar 1 gigawatt (GW). Itu <a href="https://energy.gov/eere/articles/how-much-power-1-gigawatt">setara dengan</a> beberapa juta panel surya atau 500 turbin angin dari tiap gunung berapi. Jumlah sumber daya yang belum dimanfaatkan <a href="http://theargeo.org/fullpapers/COUNTRY%20UPDATE%20ON%20GEOTHERMAL%20EXPLORATION%20AND%20DEVELOPMENT%20IN%20ETHIOPIA.pdf">diperkirakan</a> sebesar 10 GW.</p>
<p>Mengubah energi ini menjadi daya listrik akan membantu memajukan proyek percontohan panas bumi yang dimulai sekitar 20 tahun lalu di gunung berapi Aluto, di daerah danau 200 km sebelah selatan Addis Ababa. Infrastrukturnya baru-baru ini ditingkatkan untuk menaikkan produksi hingga sepuluh kali lipat, dari 7 MW menjadi 70 MW. Singkatnya, panas bumi tampaknya merupakan solusi rendah karbon terbarukan yang fantastis untuk Etiopia, yang bisa membentuk tulang punggung sektor listrik dan membantu orang keluar dari kemiskinan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/z5sdGyKqtkA?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<h2>Menggaruk permukaan</h2>
<p>Masalah utamanya adalah, tidak seperti di negara-negara maju yang memiliki panas bumi, seperti Islandia, sangat sedikit yang diketahui tentang gunung-gunung berapi Etiopia. Pada sebagian besar kasus, kita bahkan tidak tahu kapan letusan terakhir terjadi—ini pertanyaan yang sangat vital karena gunung berapi yang meletus dan pembangkit listrik skala besar tidak akan menjadi pasangan serasi.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/mengapa-gunung-api-meletus-84720">Mengapa gunung api meletus?</a></em></p>
<hr>
<p>Dalam beberapa tahun terakhir, Badan Penelitian Lingkungan Hidup Inggris (NERC) telah membiayai <a href="https://www.geos.ed.ac.uk/riftvolc/ProjectRiftVolc.html">RiftVolc</a>, sebuah konsorsium universitas Inggris dan Etiopia dan survei geologi, untuk mengatasi beberapa masalah ini. Proyek ini telah berfokus pada pemahaman bahaya dan pengembangan metode untuk menjelajah dan memonitor gunung berapi, sehingga bisa dimanfaatkan dengan aman dan berkelanjutan.</p>
<p>Tim ilmuwan telah berada di lapangan selama tiga tahun terakhir untuk menggelar peralatan pemantauan dan melakukan pengamatan. Namun beberapa terobosan yang paling penting justru datang dari jalur yang sama sekali berbeda—melalui peneliti yang menganalisis gambar dari satelit.</p>
<p>Hal tersebut telah menciptakan temuan menarik di Aluto. Menggunakan teknik radar satelit, kami <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/2016GC006395/full">menemukan bahwa</a> permukaan gunung berapi <a href="http://www.esa.int/Our_Activities/Observing_the_Earth/Highlights/Africa_s_ups_and_downs#">mengembang dan mengempis</a>. Analogi terbaik yakni bernafas—kami menemukan “tarikan nafas” tajam yang mengembungkan permukaan selama beberapa bulan, diikuti dengan “embusan nafas” bertahap yang menyebabkan turunnya tanah (<em>subsidence</em>) secara perlahan selama bertahun-tahun. Kami tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan pasang surut ini, tapi itu merupakan bukti yang bagus bahwa magma, air, atau gas panas bumi bergerak berputar di kedalaman sekitar 5 km dari permukaan.</p>
<h2>Mengukur suhu</h2>
<p>Dalam <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S037702731730118X">makalah terbaru</a>, kami menggunakan gambar panas bumi dari satelit untuk menyelidiki emisi dari bukaan gunung Aluto dengan lebih saksama. Kami menemukan lokasi di mana gas yang lepas sering kali bertepatan dengan garis rekahan dan patahan di gunung berapi.</p>
<p>Ketika kami memonitor suhu bukaan ini selama beberapa tahun, kami terkejut saat menemukan bahwa sebagian besar cukup stabil. Hanya beberapa di sisi timur menunjukkan perubahan suhu terukur. Dan yang terpenting, hal ini tidak terjadi secara bersamaan dengan pasang surut Aluto—kami mungkin telah berharap bahwa suhu permukaan akan meningkat mengikuti periode inflasi, ketika cairan panas naik dari perut gunung berapi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=362&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=362&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=362&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=455&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=455&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/192440/original/file-20171030-18700-1tm2a02.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=455&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah sumur panas bumi yang produktif di Aluto zoomable=</span>
<span class="attribution"><span class="source">William Hutchison</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Barulah ketika kami mempelajari catatan curah hujan, kami menemukan penjelasan: bukaan yang menunjukkan variasi tampaknya berubah sebagai respons tertunda terhadap curah hujan pada permukaan tanah yang lebih tinggi di tepi retakan. Kesimpulan kami adalah bahwa bukaan yang lebih dekat dengan pusat gunung berapi tidak terganggu oleh curah hujan, dan karenanya memberikan sampel air terpanas di reservoir panas bumi yang lebih baik. Hal ini tentu berpengaruh ketika merencanakan di mana harus menggali sumur dan membangun pembangkit listrik di gunung berapi, namun terdapat signifikansi yang jauh lebih luas.</p>
<p>Inilah salah satu dari kali pertama orang memantau sumber panas bumi dari luar angkasa, dan menunjukkan apa yang bisa dicapai. Sejak data satelit tersedia secara gratis, penelitian tersebut mewakili cara murah dan bebas risiko untuk menilai potensi panas bumi.</p>
<p>Dengan gunung-gunung berapi serupa yang tersebar di berbagai negara seperti Kenya, Tanzania dan Uganda, teknik ini memungkinkan kita menemukan dan memantau sumber panas bumi yang belum dimanfaatkan di Lembah Celah serta di seluruh dunia. Ketika Anda memperbesar dan melihat gambar besarnya, sungguh menakjubkan apa yang mulai terlihat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86801/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>William Hutchison menerima dana dari NERC dan dari penelitian dan program inovasi milik European Union's Horizon 2020.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Juliet Biggs menerima dana dari NERC.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Tamsin Mather menerima dana dari NERC.</span></em></p>Penelitian satelit di Etiopia sedang merintis sebuah perbatasan baru dalam pencarian kekuatan geotermal.William Hutchison, Research Fellow, University of St AndrewsJuliet Biggs, Reader in Earth Sciences, University of BristolTamsin Mather, Professor of Earth Sciences, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/856092017-10-20T10:27:28Z2017-10-20T10:27:28ZInspirasi novel Frankenstein datang saat langit Eropa tertutup abu Tambora<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/189954/original/file-20171012-31418-2cjlyw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Stiker monster ciptaan Frankenstein.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/andresmusta/5368451298/in/photolist-7nR2Hb-e8jCwM-6gRrNe-dFdb1y-5oCZRV-dFd8Yb-dTSd3K-6njoge-3f5RGv-k7Nd3a-b4SuEZ-q482H3-5f2JxD-8vYR5d-dFd9C7-5Vmmaz-az3k1r-dF7KRM-dFd8kq-dFdan3-4o4XqL-38iTh-6MKvsg-a1mAwU-9boHx9">Andres Musta/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span></figcaption></figure><p>Ketika musim panas 2016 berakhir, kita menandai ulang tahun ke-200 kelahiran salah satu novel paling terkenal dalam bahasa Inggris, sebuah karya yang juga mengisahkan penciptaan karakter yang barangkali paling menyeramkan dalam sastra Inggris. Bagaimana kisah itu muncul tak kalah luar biasanya dari buku itu sendiri, sebuah penilaian yang semakin layak disimak berkat fakta bahwa sebagian besar dari kita sejak lama salah tentang identitas monster itu.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=728&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=728&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=728&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=915&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=915&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/137443/original/image-20160912-19269-1m53gez.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=915&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Mary Shelley pada 1841.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/britishlibrary/11294177366/in/photolist-jYZPoY-i22f4m-hPKrzr-hPKdNq-jYZSAu-i2ogNa-i6R7KL-i2nn6Y-i2hJoB-i6QUhY-icNNKK-hVLMo5-hNr9dL-i7fyDn-id2BrY-i4T1KW-hUbDL4-hWe8Pn">The Works of Lord Byron, British Library/Flickr</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Saya sedang membicarakan, tentu saja, <a href="http://literature.org/authors/shelley-mary/frankenstein/">Frankenstein</a> karya Mary Shelley, sebuah kisah yang diceritakan dan diceritakan kembali sampai tak terhitung lagi dalam novel dan buku-buku komik, di panggung dan layar, dan di ruang kelas serta lingkaran api unggun di seluruh dunia. Kisah itu bermula pada sebuah pertemuan orang-orang sungguh luar biasa di sebuah rumah danau di Swiss. Pertemuan yang berlangsung karena salah satu bencana terbesar dalam sejarah manusia. </p>
<p>Peristiwa bencana ini adalah letusan—atau lebih tepatnya ledakan—Gunung Tambora di Hindia Timur Belanda—sekarang Indonesia. Pada 10 April 1815, <a href="https://www.smithsonianmag.com/history/blast-from-the-past-65102374/?no-ist">gunung api</a> itu memuntahkan sekitar <a href="http://science.sciencemag.org/content/224/4654/1191">36 kubik mil</a> (150km3) abu vulkanik ke atmosfer Bumi, yang terbesar dalam catatan sejarah.</p>
<p>Tahun berikutnya keredupan matahari mendatangkan “<a href="http://science.sciencemag.org/content/224/4654/1191">tahun tanpa musim panas</a>” di seluruh Amerika Utara dan Eropa, menimbulkan kelaparan terburuk pada abad ke-19.</p>
<h2>Liburan musim panas yang dingin, basah, dan gelap</h2>
<p>Pada musim panas 1816, sebuah <a href="https://archive.org/details/diaryofdrjohnwil00polirich">kelompok luar biasa</a> berkumpul di sebuah rumah di Danau Jenewa, berharap bisa menikmati udara segar dan sinar matahari. Para anggotanya meliputi penyair Romantis Lord Byron dan Percy Shelley, Mary, kekasih Percy, waktu itu 18 tahun, John Polidori (dokter pribadi Byron), dan saudari tiri Mary yang bernama Claire, yang sedang mengandung anak Byron. Dua tahun sebelumnya, Mary kawin lari dengan Percy yang sudah berkeluarga, walaupun pasangan itu baru bisa menikah setelah istri Percy bunuh diri.</p>
<p>Mary bukanlah remaja biasa. Dia adalah anak dari dua tokoh paling terpandang pada zamannya. Ayahnya, <a href="https://plato.stanford.edu/entries/godwin/">William Godwin</a>, adalah penulis dan filsuf yang terkenal karena mempromosikan utilitarianisme dan anarkisme. Ibunya, <a href="https://plato.stanford.edu/entries/wollstonecraft/">Mary Wollstonecraft</a>, menulis karya feminisme yang barangkali paling besar dalam bahasa Inggris. Malangnya, Mary tumbuh tanpa ibu, karena Wollstonecraft meninggal dunia tak lama setelah melahirkannya.</p>
<p>Letusan Gunung Tambora menghasilkan sebuah musim panas yang luar biasa dingin, gelap, dan basah, menjadikan aktivitas di luar rumah tidak menarik. Maka kelompok Danau Jenewa itu tetap di dalam ruangan, bergantian membaca sebuah kumpulan kisah hantu Jerman. Setelah menyelesaikan buku itu mereka kebingungan mau melakukan apa lagi, Byron pun menantang masing-masing anggota kelompok mengarang cerita hantu mereka sendiri dan menceritakannya kepada yang lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/137446/original/image-20160912-19266-5pc6q5.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Villa Diodati, di mana Mary Shelley pertama kali memikirkan ide Frankenstein.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File%3AVilla_diodati_2008.07.27_rg_5.JPG">Robertgrassi via Wikimedia Commons</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Menerima tantangan itu, Polidori menghasilkan cerita vampir yang pertama kali diterbitkan di dunia, melahirkan sebuah genre yang kelak meliputi kisah-kisah Count Dracula. Mary, celakanya, mengalami kebuntuan menulis. Akhirnya sebuah ide menghampirinya dalam suatu mimpi “terjaga”, kemungkinan besar diilhami oleh diskusi-diskusi tentang penemuan-penemuan ilmuwan Italia <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0361923098000239">Luigi Galvani</a>, yang menunjukkan bahwa <a href="http://www.cell.com/trends/neurosciences/abstract/S0166-2236(97)01101-6?_returnURL=http%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0166223697011016%3Fshowall%3Dtrue&cc=y=">listrik</a> bisa menyebabkan otot kaki katak yang mati kejang-kejang.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/brave-new-world-perbukuan-indonesia-82083">‘Brave new world’ perbukuan Indonesia</a></em></p>
<hr>
<p>Seperti <a href="https://www.rc.umd.edu/editions/frankenstein/1831v1/intro">diceritakan</a> Mary, dia melihat:</p>
<blockquote>
<p>“Laki-laki pucat itu, seorang pengikut seni tak bermoral, berlutut di samping sesuatu yang dia rakit. Aku melihat roh mengerikan seseorang menggeliat, dan kemudian, didorong kekuatan dahsyat suatu mesin, menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dan berguncang-guncang dengan gerakan setengah hidup yang canggung.”</p>
</blockquote>
<p>Maka lahirlah Frankenstein, yang awalnya diniatkan sebagai sebuah cerita pendek. Tetapi ketika Mary menggarapnya selama sisa tahun itu dan di tahun berikutnya, cerita berkembang menjadi apa yang kadang-kadang dianggap sebagai novel fiksi ilmiah pertama.</p>
<p>Buku itu diterbitkan dua tahun setelah musim panas muram 1816 itu dengan judul “<a href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Frankenstein_1818_edition_title_page.jpg">Frankenstein: atau, Prometheus Modern</a>, merujuk pada titan Yunani yang mencuri api dari para dewa dan memberikannya kepada manusia dan karena itulah dirantai pada sebuah karang di mana seekor elang memakan hatinya setiap hari.</p>
<h2>Frankenstein bukanlah monster dalam cerita itu</h2>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=775&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=775&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=775&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=973&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=973&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/137440/original/image-20160912-19222-1vm4hhe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=973&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi Frankenstein edisi 1831.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File%3AFrontispiece_to_Frankenstein_1831.jpg">Theodore Von Holst via Wikimedia Commons</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hampir semua orang menganggap bahwa monster dalam "Frankenstein” adalah Franskenstein si monster. Ini salah dalam dua hal. </p>
<p>Pertama, makhluk setinggi dua setengah meter yang dirangkai Victor Frankenstein dari organ-organ mayat dan kemudian disetrum sampai hidup itu tidak dinamakan Frankenstein. Bahkan, makhluk itu sama sekali tidak punya nama. Frankenstein hanya menyebutnya sebagai monster, makhluk, setan, hantu, atau cuma “itu”. </p>
<p>Yang lebih penting, sejauh yang saya pahami, monster sesungguhnya dalam Frankenstein bukanlah makhluk itu melainkan sang pencipta, Victor Frankenstein. Dia bermaksud menciptakan spesies baru, bukan demi kemaslahatan dunia, melainkan untuk mengagungkan diri. </p>
<p>Dia menampilkan diri sebagai seorang filantropis, tetapi sesungguhnya dia adalah orang paling egois. Dia bekerja dengan heroik menyelesaikan misinya, sampai-sampai tidak mempedulikan hal lain, tetapi pada saat ciptaannya pertama kali bergerak-gerak, dia <a href="https://books.google.co.id/books?id=mP0yVJqHX7cC&pg=PA45&lpg=PA45&dq=Now+that+I+had+finished,+the+beauty+of+the+dream+vanished,+and+breathless+horror+and+disgust+filled+my+heart.++Unable+to+endure+the+aspect+of+the+being+I+had+created,+I+rushed+out+of+the+room&source=bl&ots=3uFqSQqy7h&sig=n_-p10stYRomcLosT3vWo5wkOSY&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Now%2520that%2520I%2520had%2520finished%252C%2520the%2520beauty%2520of%2520the%2520dream%2520vanished%252C%2520and%2520breathless%2520horror%2520and%2520disgust%2520filled%2520my%2520heart.%2520%2520Unable%2520to%2520endure%2520the%2520aspect%2520of%2520the%2520being%2520I%2520had%2520created%252C%2520I%2520rush&f=false">mendapati</a> bahwa dia tidak sanggup melihatnya: </p>
<blockquote>
<p>“Sekarang saat aku sudah selesai, keindahan mimpi sirna, dan horor serta kejijikan tak tertanggungkan mengisi hatiku. Tak kuasa menanggung aspek dari keberadaan yang kuciptakan, aku lari menghambur keluar ruangan …”</p>
</blockquote>
<p>Makhluk itu—cerdas dan sensitif—dibiarkan sendirian. Dia mendambakan teman, tetapi penampilannya cuma mendatangkan dua respons: lari atau berkelahi. Dia memimpikan hubungan dengan penciptanya, tetapi Victor tidak sudi berurusan dengannya.</p>
<p>Ditolak dan dicaci maki siapa saja yang dijumpainya, mahkluk itu akhirnya mengamuk, membunuh saudara Victor, sahabatnya dan, pada bulan madu mereka, istrinya. Makhluk itu berkata kepadanya, “Mestinya aku adalah Adam-mu, tetapi nyatanya aku adalah malaikat terbuang.”</p>
<h2>Sebuah kisah tentang kepongahan dan kekuasaan</h2>
<p>Frankenstein jauh dari sekadar cerita monster. Inilah kisah tentang kepongahan miskin cinta, arogansi seorang ilmuwan yang begitu terobsesi dengan kekuasaannya hingga dia berusaha menjadikan dirinya dewa. </p>
<p>Seperti Mary Shelley, yang tidak hanya besar tanpa ibu tetapi juga menyalahkan diri atas kematian ibunya, makhluk itu tidak punya ibu, tidak punya siapa-siapa yang mencintainya. Penderitaan ini membuatnya menjadi setan, dan ketika kerinduan tak berbalasnya berubah menjadi benci, dia melampiaskan amuk pada penciptanya. Memperoleh kemampuan untuk melakukan hal-hal layaknya dewa tidak membuat kita menjadi dewa, apalagi ketika tak ada cinta.</p>
<p>Ada banyak sekali hal dalam novel Frankenstein yang bisa diceritakan di sini. Ada cerita tentang Elizabeth, anak yatim yang dibesarkan di rumah Frankenstein dan akhirnya menjadi istri Victor.</p>
<p>Ada penjelasan tentang pendidikan Victor, yang beranjak dari studi ilmu-ilmu alam menuju dorongan tak terbendung untuk menciptakan jenis manusia baru dan lebih baik.</p>
<p>Dan ada struktur novel itu sendiri—berbentuk seperti surat-menyurat (<em>epistolary</em>)—yang ditulis oleh Robert Walton, seorang penulis gagal yang pergi mencari kemasyhuran dengan menjelajahi Kutub Utara beku demi memburu si monster. Di kutub Walton berjumpa dengan Victor yang hampir mati.</p>
<p>Andaikan tidak terdokumentasi sedemikian cermat, kisah penciptaan “Frankenstein” tentu tidak akan dipercaya. Sebuah malapetaka tiada bandingannya di belahan lain bola dunia menyediakan pentas bagi berkumpulnya para raksasa sastra ketika seorang perempuan 18 tahun pertama kali mengarang kisah ganjil namun abadi tentang arogansi manusia yang diumbar. </p>
<p>Walaupun mahakarya Mary Shelley merupakan salah satu karya paling tak terlupakan dalam sastra dunia, kisah yang diceritakan sama sekali tidak menenggelamkan cerita luar biasa di balik penciptaannya. </p>
<hr>
<p><em>Artikel ini pertama kali terbit dalam <a href="https://theconversation.com/how-a-volcano-in-indonesia-led-to-the-creation-of-frankenstein-65293">bahasa Inggris</a></em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/85609/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Richard Gunderman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Suatu bencana alam yang tak ada tandingannya di Indonesia mengirimkan abu ke belahan dunia lain dan menyediakan ruang bagi penciptaan novel Frankenstein, kisah tentang kesombongan tak terkendali.Richard Gunderman, Chancellor's Professor of Medicine, Liberal Arts, and Philanthropy, Indiana UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/847202017-09-28T10:04:29Z2017-09-28T10:04:29ZMengapa gunung api meletus?<p>Beberapa orang percaya bahwa letusan gunung berapi disebabkan oleh takdir. Sebagian lagi percaya letusan gunung berapi adalah pertanda bahwa suatu gunung marah karena penduduk yang tinggal di dekatnya telah berbuat dosa.</p>
<p>Tapi sains punya penjelasan lain.</p>
<p>Gunung api adalah saluran yang membawa batuan panas cair yang ada di bawah tanah yang disebut <a href="http://education.nationalgeographic.com/encyclopedia/magma/">magma</a>. Saluran tersebut membawa magma keluar dari kerak (lapisan padat terluar) Bumi ke permukaan Bumi. Saluran ini memiliki bentuk seperti kerucut, perisai atau kaldera. Di bawah gunung berapi ada kamar magma, sebuah waduk besar berisi batuan cair.</p>
<p>Gerakan magma yang meningkat di dalam gunung berapilah yang menyebabkan letusan. Gerakan ini dipicu oleh berbagai proses yang terjadi di bawah, di dalam, dan di atas ruang magma.</p>
<h2>Di bawah ruang magma</h2>
<p>Gunung berapi yang berada di <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Subduction">zona subduksi</a>–tempat lempeng bumi bertemu, menyebabkan satu lempeng menunjam di bawah lempeng yang lain–terus menerus mendapat injeksi batuan cair baru ke dalam ruang magma.</p>
<p>Di bawah ruang magma itu, panas inti bumi mencairkan sebagian batuan yang ada menjadi magma baru. Batu cair segar ini akhirnya masuk ke ruang magma. Saat ruang itu, yang sudah terisi dengan volume tertentu, tidak dapat menampung magma baru, kelebihannya akan dikeluarkan melalui letusan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Proses ini biasanya terjadi dalam siklus. Maka, mungkin untuk memprediksi letusan yang disebabkan oleh luberan magma. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Papandayan">Gunung Papandayan di Jawa Barat</a>, yang berada di atas pertemuan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia, mempunyai siklus 20 tahunan dan mungkin akan meletus pada 2022. Gunung ini terakhir kali meletus pada 2002.</p>
<p><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Agung">Gunung Agung di Bali meletus terakhir kali pada 1963</a> atau tepatnya 120 tahun setelah letusan sebelumnya pada 1843. Jika mengikuti pola letusan terakhir ini (per 120 tahun), 2017 belum waktunya bagi Agung meletus. Kalaupun letusan terjadi mungkin tidak sebesar letusan pada 1963 karena Agung baru menghimpun energi selama 54 tahun. Artinya masih kurang dari setengah waktu letusannya. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gunung-agung-di-bali-berpotensi-meletus-untuk-pertama-kalinya-dalam-50-tahun-84529">Gunung Agung di Bali berpotensi meletus untuk pertama kalinya dalam 50 tahun</a></em> </p>
<hr>
<p>Periode waktu antara letusan bergantung pada seberapa cepat batu meleleh, yang dipengaruhi oleh kecepatan lempeng menunjam. Bumi memiliki beberapa zona subduksi dan lempeng subduksi umumnya bergerak dengan kecepatan konstan hingga 10 sentimeter per tahun. Untuk Papandayan, kecepatan Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia sekitar 7 sentimeter per tahun.</p>
<h2>Di dalam ruang magma</h2>
<p>Aktivitas di dalam ruang magma juga bisa menyebabkan letusan. Di dalam ruang itu, magma mengkristal karena suhu menurun. Magma yang sudah terkristalisasi lebih berat daripada batuan panas semi-cair sehingga akan tenggelam ke dasar ruang magma. Ini mendorong sisa magma ke atas, menambah tekanan pada penutup ruang itu. Sebuah letusan terjadi saat tutupnya tidak lagi mampu menahan tekanan. Hal ini juga terjadi dalam sebuah siklus sehingga dapat diprediksi.</p>
<p>Proses penting lainnya di dalam ruang magma adalah saat bauran magma bercampur dengan batuan sekitarnya. Proses ini disebut asimilasi. Saat magma bergerak, zat ini berinteraksi dengan bebatuan di sekeliling ruang magma.</p>
<p>Kadang-kadang gunung berapi mempunyai jalur untuk magma mengalir ke permukaan. Jika jalurnya tidak ada, maka magma akan memaksakan diri ke area yang tekanannya lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan dinding yang mengelilingi ruangan jebol dan runtuh.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bayangkan menjatuhkan batu bata ke dalam ember penuh air. Hal pertama yang akan terjadi adalah percikan air dari ember.</p>
<p>Percikan magma yang disebabkan oleh dinding ruang yang ambrol akan menyebabkan letusan. Letusan dari proses ini sulit diprediksi.</p>
<h2>Di atas ruang magma</h2>
<p>Letusan juga bisa terjadi karena berkurangnya tekanan di atas ruang magma. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti penurunan kerapatan bebatuan di atas ruang magma atau mencairnya es di puncak sebuah gunung berapi. Sebuah topan yang melewati gunung berapi dalam kondisi kritis dapat memperhebat kekuatan letusan juga.</p>
<p>Batu yang menutupi ruang magma dapat secara perlahan melunak karena adanya perubahan komposisi mineral. Penurunan kerapatan batuan penutup pada akhirnya membuat mereka tidak dapat menahan tekanan dari magma.</p>
<p>Apa yang menyebabkan perubahan mineralogi ini? Terkadang, gunung berapi mempunyai celah di permukaan yang memungkinkan air meresap dan berinteraksi dengan magma. Bila ini terjadi, perubahan batuan akibat larutan hidrotermal terjadi, batuan melunak dan akhirnya mengakibatkan letusan.</p>
<p>Di mana magma keluar dari gunung berapi juga penting. Jika lava atau <a href="http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Tephra.html">batu piroklastik </a>keluar melalui sisi gunung berapi, gravitasi dapat menyebabkan bagian gunung berapi tersebut runtuh, menyebabkan hilangnya tekanan penutup secara tiba-tiba. Letusan besar biasanya terjadi beberapa saat setelah satu kawasan roboh.</p>
<h2>Melelehkan es</h2>
<p>Pemanasan global dapat menyebabkan lebih banyak letusan dengan menyebabkan gletser di atas gunung berapi meleleh. Saat volume besar es di atas gunung meleleh, tekanan di atas ruang magma menurun. Magma akan naik untuk menemukan keadaan keseimbangan baru dan menyebabkan letusan.</p>
<p><a href="http://icelandmag.visir.is/article/icelands-melting-glaciers-could-result-more-frequent-volcanic-eruptions">Sebuah penelitian telah menunjukkan</a> letusan besar Gunung Eyjafjallajökull di Islandia pada 2010 dipicu oleh gletser mencair. Islandia kehilangan sekitar 11 miliar ton es setiap tahun. Jadi mungkin masih lebih banyak lagi kehilangan es dalam jumlah besar.</p>
<p>Pada 1991, <a href="https://pubs.usgs.gov/fs/1997/fs113-97/">Gunung Pinatubo di Filipina mengalami letusan besar</a> saat topan Yunya melanda gunung berapi dan sekitarnya. Pinatubo sudah bergemuruh, tapi topan itu memperhebat kekuatan ledakan.</p>
<p>Kecepatan tinggi topan menyebabkan daerah di sekitarnya kehilangan tekanan secara signifikan. Akibatnya, gumpalan udara di atas gunung berapi tersapu ke jalur topan. Gunung Pinatubo mengalami perubahan tekanan dan letusan besar tak terelakkan.</p>
<p>Mengingat peran penting yang dimainkan magma dalam memicu letusan gunung berapi, mempelajari magma lebih dekat dapat membantu memprediksi kejadian alam yang spektakuler ini.</p>
<hr>
<p><em>Tulisan ini diterjemahkan dan diperbarui dari <a href="https://theconversation.com/explainer-why-volcanoes-erupt-44732">Explainer: why volcanoes erupt</a> dan ditambahi satu paragraf tentang Gunung Agung.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/84720/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mirzam Abdurrachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi sebelum gunung api meletus? Bagaimana bisa angin topan dan mencairnya gletser berkontribusi pada letusan besar?Mirzam Abdurrachman, Lecturer at Department of Geology, Faculty of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi BandungLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.