tag:theconversation.com,2011:/id/topics/ikan-49904/articlesIkan – The Conversation2023-10-11T01:37:48Ztag:theconversation.com,2011:article/2127662023-10-11T01:37:48Z2023-10-11T01:37:48ZBagaimana makhluk yang hidup di laut dalam bisa tetap hidup di bawah tekanan?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/546073/original/file-20190220-148536-4io247.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1583%2C3350%2C2306&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan pemancing menghantui laut dalam. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/angler-fish-large-mouth-teeth-parasitic-1039006918?src=GDaGWcpaK5p9cJOKgEPIJw-1-7">Shutterstock.</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Bagaimana makhluk yang hidup di laut dalam bisa bertahan hidup di bawah tekanan? - Torben, usia delapan tahun, Sussex, Inggris.</strong></p>
</blockquote>
<p>Hai Torben, </p>
<p>Ini adalah pertanyaan yang bagus - terima kasih banyak telah menanyakannya. Laut dalam adalah tempat yang sangat sulit untuk hidup. Tidak ada cahaya, dingin, tidak banyak oksigen dan sedikit makanan - dan, seperti yang kamu tunjukkan dengan tepat, makhluk yang hidup di sana harus berurusan dengan tekanan air yang sangat besar di atasnya. </p>
<p>Di bagian terdalam Atlantik, tekanannya bisa mencapai 840 bar - sekitar 840 kali tekanan yang kita alami di permukaan laut. Di Challenger Deep di Palung Mariana - bagian paling dalam dari semua samudra di dunia - tekanannya bisa mencapai <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10872-005-0001-y">1.000 bar atau lebih</a>. </p>
<p>Namun, makhluk-makhluk yang hidup di bagian terdalam samudra memiliki keistimewaan khusus, yang membantu mereka menghadapi kondisi yang sulit ini - termasuk tekanan yang menghancurkan.</p>
<h2>Di bawah tekanan</h2>
<p>Ketika menyelam ke dasar kolam renang yang dalam, kamu mungkin akan merasakan sakit atau rasa tidak enak di telinga dan sinus. Ini karena mereka mengandung udara: perasaan itu berasal dari kantung udara dalam tubuh yang tertekan oleh tekanan air.
Ikan yang hidup lebih dekat ke permukaan laut mungkin memiliki kantung renang - yaitu organ besar yang berisi udara di dalamnya, yang membantu mereka mengapung atau tenggelam di dalam air. Ikan laut dalam tidak memiliki kantung udara ini di dalam tubuh mereka, yang berarti mereka tidak akan hancur. </p>
<p>Spesies ikan yang tinggal di laut terdalam, yang disebut <a href="https://theconversation.com/the-deepest-dwelling-fish-in-the-sea-is-small-pink-and-delicate-88991">ikan siput hadal</a>, dapat ditemukan di kedalaman <a href="http://www.washington.edu/news/2017/11/28/theres-a-deeper-fish-in-the-sea/">sekitar 8.200 m</a>. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/Fxkun3DpBno?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Namun, memiliki tubuh tanpa rongga udara tidak akan membantu seberapa jauh, karena tekanan tinggi juga dapat menghancurkan struktur molekul - blok bangunan kecil yang membentuk semua materi.</p>
<p>Untuk membantu hal ini, makhluk laut dalam memiliki “<em>piezolytes</em>” - molekul organik kecil yang <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28803626">baru saja ditemukan</a>. <em>Piezolytes</em> ini menghentikan molekul lain dalam tubuh makhluk hidup, seperti membran dan protein, agar tidak hancur karena tekanan (meskipun kita belum tahu persis bagaimana caranya). </p>
<p>Hal menarik lainnya tentang <em>piezolytes</em> adalah bahwa mereka memberikan bau “amis” pada ikan. Spesies air dangkal juga memiliki <em>piezolytes</em>, tapi spesies laut dalam memiliki lebih banyak lagi - jadi spesies laut dalam akan berbau lebih amis. </p>
<p>Molekul ini hanya efektif hingga kedalaman tertentu; ketika air semakin dalam, tekanannya menjadi terlalu besar, bahkan untuk ikan siput. Organisme kecil yang disebut mikroba telah ditemukan dari dasar Palung Mariana, dan mereka juga memiliki <em>piezolytes</em> untuk membantu melindungi diri.</p>
<h2>Penyelam dalam</h2>
<p>Sementara beberapa hewan hidup penuh waktu di laut dalam, hewan lainnya hanya berkunjung. Spesies seperti paus berparuh Cuvier bolak-balik antara permukaan air, untuk bernapas, dan kedalaman lebih dari 2.000 meter, untuk mencari makan. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/kLXKjF96snk?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Paus ini menghirup udara, tetapi paru-paru mereka dapat dilipat, sehingga tidak hancur ketika paus menyelam ke laut dalam selama hampir dua jam setiap kalinya. </p>
<p>Saat menyelam, paus ini menyimpan oksigen dari udara yang mereka hirup di dalam darah dan otot mereka. Mereka dapat melakukan hal ini karena mereka memiliki tingkat molekul hemoglobin dan mioglobin yang lebih tinggi - yang digunakan untuk menyimpan oksigen - daripada spesies paus lainnya.</p>
<p>Paus berparuh Cuvier juga dapat mengurangi detak jantung mereka dan menghentikan sementara aliran darah ke bagian tubuh tertentu, yang membantu oksigen bertahan lebih lama. </p>
<p>Jadi, ada beberapa cara berbeda untuk bertahan hidup di laut dalam, tergantung pada apakah mereka hanya berkunjung, atau tinggal di sana sepanjang waktu. </p>
<p>Ada satu hal terakhir yang perlu dipikirkan: sangat sulit bagi para ilmuwan untuk mempelajari hewan laut dalam, karena mereka cenderung mati saat dibawa ke permukaan - jadi mungkin ada banyak fitur luar biasa lainnya yang belum kita ketahui.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212766/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Claire Lacey tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tekanan di bagian laut dalam bisa 1000 kali lebih besar daripada tekanan yang kita alami di permukaan laut. Tapi makhluk yang hidup di sana memiliki beberapa keistimewaan.Claire Lacey, PhD Candidate in Biology, University of St AndrewsLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2128732023-09-12T07:38:51Z2023-09-12T07:38:51ZApakah ada kehidupan di dalam laut yang belum ditemukan?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/546301/original/file-20230602-17-k2m7hu.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=6%2C2%2C1502%2C1002&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan peri terselubung mawar, ikan karang kecil yang ditemukan pada tahun 2022.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Cirrhilabrus_finifenmaa_underwater_photograph_from_Rasdhoo_Atoll,_Maldives_-_Oo_654790.jpg">Luiz A. Rocha/Wikimedia Commons</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apakah ada kehidupan di dalam laut yang belum ditemukan? - Haven W., usia 12 tahun, McKinney, Texas</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Bayangkan jika kamu pergi ke suatu tempat di Bumi yang belum pernah dikunjungi oleh siapa pun. Ada banyak lokasi seperti itu di lautan, yang meliputi <a href="https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/how-much-water-there-earth">lebih dari 70% planet kita</a>. </p>
<p>Di lautan, makhluk hidup di berbagai kedalaman yang berbeda, seperti halnya hewan dan burung yang hidup di ketinggian yang berbeda di hutan. Setiap bentuk kehidupan laut harus menemukan cara untuk mengumpulkan makanan, bereproduksi, dan berkontribusi pada komunitas ekologi. </p>
<p>Di banyak area, lautan memiliki kedalaman <a href="https://theconversation.com/how-deep-is-the-ocean-121168">ribuan meter di banyak area</a> dan menawarkan jutaan kesempatan bagi kehidupan untuk berkembang. Para ahli biologi tidak mengetahui berapa banyak spesies yang hidup di lautan, tapi mereka memperkirakan <a href="https://oceanservice.noaa.gov/facts/ocean-species.html">kurang dari 10% yang telah dideskripsikan</a>. </p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/CszRZcWPjHH/?utm_source=ig_web_copy_link\u0026igshid=MzRlODBiNWFlZA==","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<h2>Perokok hitam dan putih</h2>
<p>Lima puluh tahun yang lalu, tidak ada yang membayangkan bahwa seluruh komunitas biologis tumbuh subur dalam kegelapan yang ekstrem di bawah tekanan yang sangat kuat dari laut dalam. Kemudian mereka menemukannya, di titik-titik yang disebut <a href="https://oceanservice.noaa.gov/facts/vents.html">ventilasi hidrotermal</a> - pertama dengan kamera bawah air dan termometer, kemudian dengan mengirimkan manusia ke bawah dengan menggunakan <a href="https://www.whoi.edu/what-we-do/explore/underwater-vehicles/hov-alvin/">Alvin, kendaraan bawah air</a>. </p>
<p>Para peneliti menemukan titik-titik di mana air panas menyembur ke atas melalui celah-celah di dasar laut, seperti geyser di darat. Beberapa airnya panasnya mencapai 750 derajat Fahrenheit (400 derajat Celcius) - lebih dari dua kali lebih panas dari oven saat kamu memanggang kue. Air itu pun penuh dengan mineral terlarut. </p>
<p>Ketika air panas tumpah ke dasar laut, di mana air di sekitarnya jauh lebih dingin–sekitar 2° C–air panas akan cepat mendingin. Mineral-mineral tersebut lalu mengeras menjadi tumpukan yang tampak seperti cerobong asap. Beberapa di antaranya setinggi puluhan atau ratusan kaki.</p>
<p>Bahkan di zona yang dingin dan gelap ini, ventilasi laut merupakan rumah bagi semua jenis organisme hidup, termasuk cacing tabung raksasa, kerang, kepiting, dan spesies lainnya. Sinar matahari tidak mencapai cukup dalam di lautan untuk menjadi sumber energi bagi komunitas ini seperti halnya ekosistem di darat. Sebaliknya, ekosistem yang kompleks ini hidup dari <a href="https://oceanexplorer.noaa.gov/facts/photochemo.html">kemosintesis</a> - energi dari reaksi kimia antara bakteri dan air. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/JtV-FP212Uc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Ahli biologi laut dalam, Shannon Johnson, menggambarkan ventilasi hidrotermal dan beberapa makhluk yang hidup di sekitarnya.</span></figcaption>
</figure>
<p>Bakteri yang hidup di dalam ventilasi laut menggunakan bahan kimia seperti hidrogen sulfida sebagai energi untuk membuat karbohidrat. Kemudian organisme yang lebih besar memakan bakteri dan makhluk yang mereka beri makan. Mereka lalu dimakan oleh makhluk yang lebih besar lagi, sehingga terciptalah rantai makanan.</p>
<p>Para ilmuwan pertama kali menemukan “asap putih” - ventilasi bawah air di mana air yang sangat panas mengendapkan mineral berwarna terang, terbuat dari kalsium dan silikon - di sebelah timur laut <a href="https://oceanservice.noaa.gov/facts/vents.html">Kepulauan Galapagos pada 1977</a>. Kemudian, pada 1979, mereka menemukan “asap hitam”, yang terbuat dari mineral yang lebih gelap dan kaya akan logam seperti besi sulfida, <a href="https://www.whoi.edu/feature/history-hydrothermal-vents/discovery/1979-2.html">di perairan ujung selatan Baja Meksiko</a>.</p>
<p>Saya tengah bekerja di Wood Hole Oceanographic Institution, yang merancang dan membangun robot bawah laut Alvin, ketika perokok hitam ditemukan. Air di sekitar ventilasi laut sangat panas sehingga ujung plastik pada termometer eksternal Alvin meleleh. Kami khawatir akan keselamatan para peneliti dan pilot di Alvin karena plastik tebal pada lubang intip memiliki komposisi yang sama dengan ujung termometer. </p>
<p>Untungnya, Alvin didesain dengan baik, dan semua orang selamat. Bahkan, Alvin telah diperbarui berkali-kali; para ilmuwan masih menggunakannya untuk menjelajahi bagian dalam lautan.</p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/Bti1AbFnFuD/?utm_source=ig_web_copy_link\u0026igshid=MzRlODBiNWFlZA==","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<h2>Kepiting berbulu dan cacing bercahaya</h2>
<p>Setiap tahun, para ilmuwan menemukan spesies laut baru. Beberapa berenang di air yang dalam atau merangkak dan menggeliat di dekat atau di dasar laut. Beberapa spesies, seperti bakteri yang tumbuh lambat yang menghuni kerak laut dalam, nyaris tidak bergerak sama sekali. </p>
<p>Hanya dalam dua tahun terakhir, para peneliti telah menemukan lusinan spesies baru di lautan. Misalnya, ada <a href="https://marinespecies.org/aphia.php?p=image&tid=1579238&pic=159908">kepiting spons “berbulu” (<em>Lamarckdromia beagle</em>)</a>, yang menghiasi cangkangnya dengan spons, mungkin sebagai kamuflase dari predator.</p>
<p>Penemuan mencolok lainnya, <a href="https://www.calacademy.org/press/releases/stunning-new-to-science-fairy-wrasse-is-first-ever-fish-described-by-a-maldivian">Rose-veiled fairy wrasse (<em>Cirrhilabrus finifenmaa</em>)</a>, adalah ikan karang berwarna merah muda yang menakjubkan dari Maladewa, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1637242518550061056"}"></div></p>
<p>Di Australia, para ilmuwan telah berspekulasi selama bertahun-tahun tentang asal-usul kasus telur hiu yang tidak biasa di <a href="https://www.csiro.au/en/about/facilities-collections/collections/anfc">Koleksi Ikan Nasional</a> negara mereka. Pada Mei 2023, mereka mengidentifikasi spesies hiu baru yang menghasilkan telur tersebut: <a href="https://shark-references.com/species/view/Apristurus-ovicorrugatus">hiu hantu atau hiu setan (<em>Apristurus ovicorrugatus</em>)</a>, yang dinamai karena matanya memiliki <a href="https://www.cbsnews.com/news/scientists-identify-new-species-of-demon-catshark-with-white-shiny-irises/">iris putih sehingga tampak menyeramkan</a>.</p>
<p>Tiga spesies baru yang paling menarik adalah <a href="https://www.popsci.com/environment/bioluminescent-sea-worm-species-japan/">cacing laut <em>bioluminescent</em></a> yang memancarkan cahaya ungu kebiruan. Para peneliti yang menemukan cacing tersebut di perairan dangkal dekat Jepang menamai salah satunya <em>Polycirrus Ikeguchi</em>, sesuai dengan nama ahli biologi kelautan Jepang yang terkenal bernama Shinichiro Ikeguchi. </p>
<p>Mereka menamai dua ekor lainnya <em>Polycirrus aoandon</em>, yang berarti “hantu lentera biru”, dan <em>Polycirrus onibi</em>, yang berarti “setan api”. Kedua nama tersebut merujuk pada roh dalam cerita rakyat Jepang.</p>
<p>Kamu dapat mengikuti penemuan-penemuan baru saat mereka dimasukkan ke dalam <a href="https://www.marinespecies.org/">Daftar Spesies Laut Dunia</a>. Dengan 90% kehidupan laut yang masih harus dideskripsikan, akan ada banyak penemuan baru yang dirilis di masa depan. </p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212873/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Suzanne OConnell tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Mulai dari kepiting berbulu yang mengenakan topi spons laut hingga cacing yang bersinar dalam gelap, para ilmuwan terus menemukan bentuk kehidupan baru yang menakjubkan di lautan.Suzanne OConnell, Harold T. Stearns Professor of Earth Science, Wesleyan UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2036662023-04-24T02:13:03Z2023-04-24T02:13:03ZBagaimana cara ikan tidur? Ini jawaban seorang profesor<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/520411/original/file-20230412-26-dwvumm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan selalu membuka matanya. Mungkinkah ikan tidur? </span> </figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Bagaimana cara ikan tidur? Apakah mereka terus berenang atau tidur di suatu tempat? – Anna, usia 5 tahun, Thornleigh, New South Wales, Australia.</strong></p>
</blockquote>
<p>Hampir semua hewan tidur. Tidur sangat penting untuk menyegarkan pikiran dan tubuh. Ketika orang tidur, kita menutup mata dan berbaring tak bergerak untuk waktu yang lama. Kita mungkin kurang menyadari apa yang terjadi di sekitar kita dan pernapasan kita melambat. Beberapa orang tidur sangat nyenyak dan butuh waktu yang lama untuk membangunkan mereka!</p>
<p>Ikan tidak memiliki kelopak mata - mereka tidak membutuhkannya di bawah air karena debu tidak bisa masuk ke mata mereka. Tetapi ikan tetap saja tidur. Beberapa tidur di siang hari dan hanya bangun di malam hari, sementara yang lain tidur di malam hari dan terjaga sepanjang hari (seperti kamu dan aku).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Ikan buntal juga tidur" src="https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299378/original/file-20191030-154707-1n7h8ay.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ikan buntal yang sedang berbahagia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Flickr</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana ikan tahu kapan waktunya tidur?</h2>
<p>Sangat mudah untuk mengetahui kapan ikan sedang tidur: mereka berbaring tak bergerak, sering kali di dasar atau dekat permukaan air. Mereka lambat merespons hal-hal yang terjadi di sekitarnya, atau mungkin tidak merespons sama sekali (lihat beberapa ikan lele yang sedang tidur <a href="https://www.youtube.com/watch?v=-N15GyYRy7c">di sini</a>). Jika kamu memperhatikan insang mereka, kamu akan melihat mereka bernapas dengan sangat lambat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-how-are-stars-made-122787">Curious Kids: how are stars made?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Orang-orang yang memiliki akuarium ikan di rumah pasti tahu bahwa ketika lampu dimatikan di malam hari, ikan-ikan akan menjadi jauh lebih tidak aktif. Jika kamu menyalakan lampu di tengah malam, kamu akan melihat betapa tenangnya mereka.</p>
<p>Seperti halnya manusia, ikan memiliki jam internal yang memberi tahu mereka kapan harus melakukan hal-hal seperti tidur dan makan. Jadi, meskipun kamu tidak sengaja membiarkan lampu menyala di malam hari, ikan-ikan itu akan tetap tenang dan tidur.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/-N15GyYRy7c?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Video yang menunjukkan ikan lele yang sedang tidur.</span></figcaption>
</figure>
<p>Beberapa ilmuwan telah <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960982211002922?via%3Dihub">mempelajari tidur</a> pada ikan yang hidup di gua-gua yang selalu gelap. Bahkan pada beberapa spesies ini, ada saat-saat aktivitas rendah yang terlihat seperti tidur. Tentu saja tidak ada matahari terbit atau terbenam di dalam gua, sehingga ritme mereka sering kali berbeda dengan ikan yang hidup di permukaan di bawah sinar matahari yang cerah.</p>
<p>Beberapa ikan, seperti tuna dan hiu, harus berenang sepanjang waktu agar bisa bernapas. Kemungkinan ikan-ikan ini tidur dengan separuh otaknya pada satu waktu, seperti lumba-lumba.</p>
<p>Ikan kakatua <a href="https://www.youtube.com/watch?v=zdzAUQ4juH4">membuat kepompong lendir</a> di sekelilingnya di malam hari - sebuah kantong tidur yang kotor dan lengket yang dapat melindungi mereka dari parasit yang menyerang saat mereka tidur.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="ikan tidur dengan mata terbuka" src="https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299377/original/file-20191030-154699-lcvok0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ikan tidak membutuhkan kelopak mata karena debu tidak bisa masuk ke matanya - tapi mereka tetap tidur.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Gavin Leung/Flickr</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Ikan bisa bermimpi seperti halnya manusia!</h2>
<p>Kita bertanya-tanya apakah ikan bermimpi saat mereka tidur. Sejauh ini kami belum memiliki jawaban untuk pertanyaan tersebut, namun <a href="https://www.youtube.com/watch?v=16ZaFwYI3AE">rekaman video terbaru</a> dari gurita yang sedang tidur menunjukkan gurita yang sedang tidur berubah warna, yang menunjukkan bahwa gurita tersebut mungkin bermimpi bersembunyi dari pemangsa atau mengendap-endap menuju mangsanya (inilah alasan mengapa gurita berubah warna saat mereka terjaga).</p>
<p>Percaya atau tidak, tidurnya ikan sedang dipelajari untuk membantu kita memahami tidur pada manusia dengan lebih baik. Sebagian besar <a href="https://www.degruyter.com/view/j/revneuro.2011.22.issue-1/rns.2011.005/rns.2011.005.xml">penelitian ini</a> menggunakan ikan zebra dan mencoba untuk memahami hal-hal seperti efek kurang tidur, insomnia (sulit tidur) dan ritme sirkadian (siklus tidur).</p>
<p>Tonton <a href="https://www.youtube.com/watch?v=55YwDntyKu0">video keren</a> tentang cara hewan, termasuk ikan, tidur.</p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/203666/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Culum Brown tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ikan tidak memiliki kelopak mata untuk menutup, tetapi mereka bisa tidur - dan bahkan mungkin bermimpi.Culum Brown, Professor, Macquarie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2001762023-02-22T03:08:15Z2023-02-22T03:08:15ZApakah ikan peliharaan di akuarium bahagia? Lima hal yang harus diperhatikan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/510833/original/file-20230217-28-ca67ua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/tropical-colorful-fishes-swimming-aquarium-plants-269076560">Beautiful landscape/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Jika 1.500 mamalia penangkaran mati lemas di kebun binatang, akan banyak orang protes. Namun, ketika akuarium hotel di Berlin, Jerman <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-europe-63996982">pecah</a> pada akhir tahun 2022, mengapa hanya sedikit orang yang memperhatikan penderitaan ikan? Tampaknya, spesies akuatik tidak menimbulkan respons emosional yang sama. Perbedaan ini mengaburkan pemahaman kita tentang kehidupan mereka di penangkaran.</p>
<p>Setelah beberapa dekade mempelajari perasaan ikan (yaitu, kemampuan mereka untuk memiliki perasaan dan mengalami sensasi), konsensus di antara para ilmuwan adalah bahwa ikan <a href="https://www.wellbeingintltudiesrepository.org/animsent/vol3/iss21/1/">dapat merasakan sakit</a>. Rasa sakit pada manusia memiliki komponen emosional yang penting, dan hal yang sama tampaknya berlaku pada ikan, yang juga mampu merasakan <a href="https://link.springer.com/protocol/10.1007/978-1-60761-922-2_3">kecemasan dan ketakutan</a>. Ini, bersama dengan bukti bahwa ikan dapat <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/S10071-014-0761-0">melakukan tugas kompleks</a> yang melibatkan alat untuk memecahkan masalah, menempatkannya setara dengan hewan-hewan vertebrata lain.</p>
<p>Ikan adalah hewan peliharaan paling populer ketiga di Inggris, dan 9% populasi <a href="https://www.petplan.co.uk/pet-information/blog/most-popular-pets/">memiliki setidaknya satu</a> ikan peliharaan. Nilai perdagangan ikan hias <a href="https://peerj.com/articles/2949/">sangatlah besar</a>, dengan jutaan ikan diambil dari habitat aslinya setiap tahun (<a href="https://www.sprep.org/att/irc/ecopies/pacific_region/624.pdf">terutama di Asia dan Pasifik Selatan</a>) dan dikirim ke akuarium, terutama <a href="https://aquariumtradedata.org/members/">di Amerika Serikat dan Eropa</a>.</p>
<p>Namun, sikap terhadap ikan agak lebih dingin daripada spesies lain. Saat mempertimbangkan ikan sebagai makanan, survei telah <a href="https://forum.effectivealtruism.org/posts/wDGAvyTafuqFznqko/">secara konsisten menemukan</a> bahwa orang paling tidak peduli dengan kesejahteraan ikan di antara spesies budidaya lainnya. Ini mungkin karena ikan sudah lama menyimpang dari jalur evolusi kita.</p>
<p>Akan tetapi, semua ini runtuh saat kita memiliki teman yang bernapas di air. Jika kita berpikir untuk membeli ikan peliharaan, ada <a href="http://publicaccess.staffsmoorlands.gov.uk/portal/servlets/AttachmentShowServlet?ImageName=175452">lima</a> hal yang perlu dipertimbangkan jika kita ingin mempertahankan kebahagiaan ikan.</p>
<h2>1. Makanan</h2>
<p>Banyak orang memberi makan ikan dengan makanan yang tidak <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168159106002954?casa_token=KoxKUp0V_xkAAAAA:vHNolF5-5R__L-qb8hVd0NzEVH_HXdJ4buUiAUGpEy0KnJH-4hPoRfsaJMh_Oyk9N">pantas</a> untuk spesiesnya. Banyak orang kesulitan memberi makan makanan ikan yang sesuai dengan spesies mereka. Misalnya, pemelihara ikan tropis dan ikan mas di tangki yang sama akan menemukan bahwa ikan tropis menyukai camilan berprotein tinggi, seperti cacing darah atau udang brines, tetapi terlalu banyak protein <a href="https://www.rspca.org.uk/adviceandwelfare/pets/fish/diet">buruk untuk ikan mas</a>.</p>
<p>Kita mungkin memberi makan ikan dengan makanan yang tepat tetapi lalai dalam menyesuaikan jumlah dengan ukuran dan umur ikan di akuarium. Akan ada persaingan yang kuat untuk mendapatkan makanan di dalam tangki, terutama dalam kelompok yang lebih besar. Artinya, ikan yang lebih muda mungkin tidak mampu bersaing.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seorang penyelam mengambil foto dari dalam akuarium berbentuk silinder yang besar." src="https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/504648/original/file-20230116-14-cti3gd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Akuarium AquaDom Berlin pada tahun 2019.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/wwward0/48977302083">Billie Grace Ward/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>2. Air</h2>
<p>Ikan menghasilkan banyak limbah, dan kadar amonia, nitrat, dan nitrit dapat terakumulasi dengan cepat di dalam air tangki. Ada perangkat pemantauan yang dapat memberi tahu kita apakah kualitas air di akuarium aman, tetapi <a href="https://www.mdpi.com/2076-2615/12/19/2679">bukti menunjukkan bahwa</a> banyak penghobi ikan tidak mengikuti panduan ini.</p>
<p>And then there’s lighting. Fish sleep too – in fact, their <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-019-1336-7">sleep patterns are similar to humans</a>. Fish need a defined dark period to rest, so whatever you do, don’t leave the lights on 24 hours a day.</p>
<p>Kemudian, ada juga pencahayaan. Ikan juga tidur – faktanya, <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-019-1336-7">pola tidur mereka mirip dengan manusia</a>. Ikan membutuhkan periode gelap tertentu untuk istirahat, jadi apa pun yang kita lakukan, jangan biarkan lampu menyala 24 jam sehari.</p>
<h2>3. Ketidaknyamanan</h2>
<p>Bagaimana cara menemukan ikan yang terluka atau sakit? Jika tidak tahu jawabannya, itu hal yang lumrah. Ikan adalah salah satu hewan peliharaan yang banyak orang tidak mengerti, <a href="https://cafishvet.com/aquatic-veterinarian/fish-veterinary-medicine/">bahkan di kalangan profesional</a>.</p>
<p>Kecelakaan di akuarium rumah umum terjadi karena ikan membentuk <a href="https://www.mpg.de/15142098/dominance-fish-groups">hierarki</a> dan berkelahi. Infeksi bakteri atau parasit juga dapat terjadi, tetapi ini mungkin sulit dikenali. Penting bahwa suatu penyakit ditemukan lebih awal, sehingga ikan yang terinfeksi dapat dikarantina dan diobati untuk menghentikan penyebarannya. Jika seekor ikan menggosok dirinya sendiri di tangki, seringkali dalam upaya <a href="https://repository.seafdec.org.ph/handle/10862/1706">untuk menghilangkan parasit</a>, ini adalah petunjuk kuat bahwa ikan tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan.</p>
<h2>4. Perilaku normal</h2>
<p>Sulit untuk menjabarkan apa saja yang termasuk perilaku normal pada ikan. Namun, salah satu pertanyaan terpenting untuk ditanyakan pada diri sendiri adalah apakah struktur atau lingkungan kelompok alami ikan dapat tercermin di dalam akuarium.</p>
<p>Jika ikanmu adalah spesies <em>shoaling</em> (artinya, mereka mengatur diri mereka sendiri dalam formasi ketat yang disebut <em>shoal</em>), maka mereka suka hidup berkelompok. Misalnya, ikan zebra danios harus dipelihara dalam kelompok yang terdiri dari setidaknya enam spesies mereka sendiri. Namun, ada keseimbangan yang rumit: kepadatan yang berlebihan akan menimbulkan agresi karena ikan bersaing untuk mendapatkan makanan dan tempat, sementara terlalu sedikit ikan akan menyulitkan mereka untuk berkumpul.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Kumpulan ikan kecil bergaris biru." src="https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/504645/original/file-20230116-20-b3juen.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ikan zebra danios peliharaan lebih bahagia dalam kelompok yang lebih besar.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/zebrafish-danio-rerio-aquarium-fish-212364877">Kazakov Maksim/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Paling tidak, tangki harus cukup besar untuk memungkinkan ikan berenang dengan bebas dan harus ada tempat berlindung yang cukup (tanaman atau kanopi kecil yang terendam sebagai tempat persembunyian) untuk memberi mereka kesempatan menyendiri jika mereka mau.</p>
<h2>5. Ketakutan atau tekanan</h2>
<p>Ada beberapa penyebab yang membuat ikan hidup dalam ketakutan. Beberapa ikan mungkin terus menerus diintimidasi oleh teman seakuarium yang lebih besar. Jika tidak ada tempat persembunyian, ini dapat membuat mereka tersiksa. </p>
<p>Ikan juga sensitif terhadap hal-hal di luar tangki mereka. Misalnya, apakah tangki berada di dekat radiator yang panas atau jendela yang terbuka? Apakah ikan terganggu oleh getaran dari mesin cuci terdekat? Semua faktor ini dapat menyebabkan ketakutan dan tekanan.</p>
<p>Jika dirimu berencana memelihara ikan dan memiliki akuarium di rumah, sepertinya ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Namun, mudah-mudahan lima hal ini menunjukkan bahwa ikan memiliki kebutuhan yang kompleks seperti hewan peliharaan lainnya.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/200176/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Matt Parker menerima dana dari NC3Rs dan Dstl.</span></em></p>Mengapa akuarium yang meledak di Berlin harus menghancurkan mitos yang berlaku tentang kehidupan batin ikan.Matt Parker, Senior Lecturer in Neuroscience and Sleep Science, University of SurreyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1933232022-10-28T07:19:34Z2022-10-28T07:19:34ZBagaimana ikan menggaruk saat gatal? ternyata jawabannya ada di hiu<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/492041/original/file-20221027-27-tmnxyt.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Christopher D H Thompson, Author provided</span> </figcaption></figure><p>Bayangkan jika kamu merupakan seekor tuna sirip kuning besar yang berenang bebas di lautan bermil-mil dari pantai, dan kamu mulai merasa gatal di area dekat mata. Mungkin itu hanya luka yang akan sembuh, atau ada krustasea kecil yang sedang menggigit kulit.</p>
<p>Apa yang akan kamu lakukan? Kamu tidak punya tangan untuk mengusir krustasea tersebut. Di dekatmu juga tidak ada ikan yang lebih bersih untuk mencabutnya dengan hati-hati seperti yang biasa dilakukan di terumbu karang.</p>
<p>Ketika mempelajari lebih dari ribuan jam video yang menunjukkan kehidupan hewan-hewan di laut terbuka, kami menemukan cara tuna dan ikan lain memecahkan masalah ini. Jawabannya mungkin akan mengejutkan kamu: hiu.</p>
<h2>Ikan besar memilih untuk bergesekan dengan hiu</h2>
<p>Dalam <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0275458">penelitian kami</a> yang baru diterbitkan, kami menemukan bahwa ikan-ikan yang hidup di laut terbuka, seperti tuna, menggunakan hiu untuk menggaruk rasa gatalnya.</p>
<p>Menggaruk dapat membantu ikan untuk menghilangkan parasit, kulit mati, dan iritasi lainnya. Ikan-ikan ini adalah inang bagi beragam parasit. Sayangnya, lingkungan mereka hanya menawarkan sedikit pilihan bagi mereka untuk menghilangkan parasit-parasit tersebut.</p>
<p>Penelitian kami mencatat interaksi gesekan di antara beberapa spesies ikan dan hiu di lautan Pasifik, India, dan Atlantik. Kami menemukan bahwa ikan lebih suka menggoreskan diri mereka pada hiu daripada ikan lain. Ukuran juga berpengaruh. Ikan yang lebih kecil cenderung tidak menggaruk menggunakan hiu yang lebih besar, mungkin karena adanya risiko bahwa mereka dapat dimakan.</p>
<p>Kulit hiu terdiri dari struktur yang berbentuk seperti gigi kecil. Ini disebut dengan <em>dermal denticle</em>. Jika disentuh, rasanya seperti amplas (dan di masa pra-industri digunakan untuk tujuan itu). Karena ini, permukaan kulit hiu ini sangat cocok jika digunakan untuk menggaruk.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=5%2C5%2C1911%2C1072&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Sebuah foto bawah air yang menunjukkan ikan pelangi yang sedang menggosokkan kepalanya pada ekor hiu biru." src="https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=5%2C5%2C1911%2C1072&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/489912/original/file-20221016-23-tyarv7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ikan pelangi menyelinap di belakang hiu biru untuk menggaruk dengan cepat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Christopher D H Thompson</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, kami menemukan bahwa ikan lebih cenderung menggaruk kepala dan bagian sisi tubuh mereka. Di sinilah area yang paling terkena dampak parasit, termasuk mata, lubang hidung, insang, dan sistem gurat sisi pada sisi tubuh ikan.</p>
<p>Kami juga menemukan bahwa spesies ikan berbeda memiliki cara menggaruk yang juga berbeda. Tuna melakukannya dengan cukup teratur. Mereka berbaris di belakang hiu dan bergiliran menyikat pada ekornya. Sebaliknya, ikan pelangi tidak melakukannya dengan teratur. Mereka membentuk sebuah kelompok di sekitar bagian belakang hiu dan melesat secara bergantian untuk menabrakkan tubuhnya.</p>
<h2>Menggunakan kamera bawah air untuk memantau satwa liar laut</h2>
<p>Kami menemukan perilaku ini saat menganalisis ribuan jam video bawah air yang diambil dengan sistem kamera berumpan yang dibiarkan hanyut di laut. Kami meninjau rekaman, serta mengidentifikasi, menghitung, dan mengukur semua satwa yang kami amati.</p>
<p>Data yang kami kumpulkan penting untuk menentukan tren populasi. Namun, saat mengamati video ini, kami juga melihat beberapa perilaku yang tidak umum.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Sebuah foto bawah air menunjukkan tuna sirip kuning yang menggoreskan dirinya pada hiu biru." src="https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/490504/original/file-20221018-17-pw980u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tuna sirip kuning menggosokkan kepala mereka pada ekor hiu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Christopher D H Thompson</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Yang pertama, kami melihat seekor tuna sirip kuning besar mendekati hiu sutra dari belakang. Tuna tersebut menggosokkan ekornya dengan lembut sebelum lanjut berenang. Tak lama kemudian, terlihat interaksi serupa antara tuna sirip kuning lain dan hiu sutra lainnya.</p>
<p>Kami kemudian mengamati interaksi serupa antara beberapa spesies ikan dan hiu yang berbeda dari seluruh penjuru dunia. Kami mencatat detail dari setiap interaksi ini.</p>
<h2>Menggaruk menjadi penting karena lautan yang sehat membutuhkan populasi hiu yang sehat</h2>
<p>Laut terbuka adalah habitat terbesar di planet ini, tetapi sulit untuk dipelajari.</p>
<p>Akibatnya, tidak banyak pengamatan langsung terhadap perilaku alami hewan di laut lepas. Selain karena belum umum, interaksi antara hewan-hewan ini juga menarik karena kemungkinan implikasinya.</p>
<p>Membersihkan diri dari parasit memiliki manfaat yang jelas bagi kebugaran hewan. Hewan yang lebih bugar lebih mungkin untuk bereproduksi dan mewariskan gen mereka ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, ikan-ikan ini dapat memperoleh manfaat dari menggarukkan badannya pada hiu.</p>
<p>Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika jumlah hiu menjadi terlalu rendah bagi ikan untuk menemukan “alat” garuknya. Apakah akan ada penurunan kebugaran pada ikan-ikan ini?</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/some-sharks-have-declined-by-92-in-the-past-half-century-off-queenslands-coast-108742">Some sharks have declined by 92% in the past half-century off Queensland's coast</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ini adalah pertanyaan penting mengingat populasi hiu di lautan global yang menurun dengan cepat. Beberapa spesies telah <a href="https://theconversation.com/some-sharks-have-declined-by-92-in-the-past-half-century-off-queenslands-coast-108742">menurun hingga 92%</a> di lepas pantai Queensland, Australia.</p>
<p>Populasi hiu yang terus-menerus menurun dapat memiliki efek lanjutan dengan hilangnya hubungan antar spesies seperti yang telah kami gambarkan di atas.</p>
<p>Kami mengamati cara menggaruk ini hanya di daerah terpencil dengan populasi hiu dan tuna besar yang relatif sehat. Di daerah lain, kedua spesies ini banyak dieksploitasi. Lokasi terpencil menunjukkan fungsi ekosistem yang utuh dan hal-hal tidak biasa di laut yang masih belum kita temukan.</p>
<p><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Marine_protected_area">Kawasan konservasi laut</a> telah terbukti melestarikan perilaku <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-018-37145-x">hiu</a> dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0006320716301367">ikan</a>. Mengenalkan lebih banyak area ini dapat membantu memulihkan dan melestarikan perilaku hewan-hewan laut tersebut.</p>
<h2>Apa selanjutnya?</h2>
<p>Kami akan terus mengambil sampel di perairan lepas pantai dan daerah terpencil.</p>
<p>Hal ini akan mengungkap spesies lain yang terlibat dalam interaksi ini atau perilaku menarik lainnya yang membawa implikasi untuk upaya konservasi. __</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/193323/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ribuan jam rekaman laut mengungkapkan bagaimana ikan menggosokkan kepala mereka pada hiu untuk menghilangkan parasit dan menggaruk rasa gatal.Christopher D H Thompson, Postdoctoral Research Fellow, Marine Futures Lab, The University of Western AustraliaJessica Meeuwig, Professor & Director, Marine Futures Lab, The University of Western AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1914572022-10-07T02:19:10Z2022-10-07T02:19:10ZCurious Kids: Bagaimana ikan tidur?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/487150/original/file-20220928-6321-4gltrt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sekelompok tuna sirip kuning berenang lepas di pantai Italia. Seperti semua ikan, mereka tidur, tetapi tidak seperti tidur manusia.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/tuna-school-royalty-free-image/607337981">Giordano Cipriani/The Image Bank via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Bagaimana ikan tidur? Apakah mereka hanyut terbawa arus atau berlabuh ke tempat tertentu saat mereka tidur? – Laure and Neeraj, New York, Amerika Serikat</strong> </p>
</blockquote>
<hr>
<p>Dari ikan mas yang ada di akuarium rumahmu, ikan bass di danau, hingga hiu di laut – ada <a href="https://web.uri.edu/gso/news/learning-from-fish-to-spark-innovation-in-ocean-exploration/">35.000 spesies ikan yang hidup sampai hari ini</a>, lebih dari 3 triliun jumlahnya.</p>
<p>Di seluruh dunia, ikan berenang di sumber air panas, sungai, kolam, dan genangan air. Mereka berenang melalui air tawar dan air asin. Mereka bertahan hidup di perairan dangkal dan di kedalaman laut yang lebih gelap, lebih dari delapan kilometer ke bawah. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Dengan tampilan yang tidak biasa – kue dadar dengan sayap – ikan pari berenang di laut." src="https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/476397/original/file-20220727-1345-clf6b9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ikan pari juga merupakan jenis ikan, hanya saja mereka tidak memiliki tulang.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/close-up-of-stingray-swimming-in-sea-royalty-free-image/1283034201?adppopup=true">Xiáng Zhèng/EyeEm via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Seperti manusia, ikan juga perlu tidur</h2>
<p>Triliunan ikan terbagi menjadi tiga spesies yang utama: <a href="https://www.thoughtco.com/what-is-a-bony-fish-2291874#:%7E:text=In%20simple%20terms%2C%20a%20bony,as%20Agnatha%2C%20or%20jawless%20fish.">ikan bertulang</a>, seperti ikan trout dan sarden; ikan tanpa rahang, seperti <a href="https://www.smithsonianmag.com/science-nature/14-fun-facts-about-hagfish-77165589/">ikan hag</a> yang berlendir; dan <a href="https://ocean.si.edu/ocean-life/sharks-rays">hiu dan pari</a>, yang tidak bertulang. Spesies terakhir ini memiliki kerangka yang terbuat dari <a href="https://theconversation.com/why-do-humans-have-bones-instead-of-cartilage-like-sharks-170526">jaringan kuat namun fleksibel yang disebut tulang rawan</a>.</p>
<p>Semua ikan ini perlu istirahat. Baik manusia atau ikan haddock, tidur sangatlah penting karena dapat memberi tubuh waktu untuk memperbaiki dirinya sendiri. Dengan tidur, otak memiliki kesempatan untuk melakukan pengaturan ulang dan membersihkan diri. </p>
<p><a href="https://case.fiu.edu/about/directory/profiles/heithaus-michael.html">Sebagai ahli biologi kelautan</a>, saya selalu bertanya-tanya cara ikan beristirahat. Di perairan manapun, pemangsa ada di mana-mana, mengintai, dan siap memakan mereka. Namun, entah bagaimana mereka berhasil tidur, <a href="https://askabiologist.asu.edu/plosable/who-needs-sleep-anyway">seperti hampir semua makhluk di bumi</a>. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/B_hxMs-oHro?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Lihatlah tempat misterius di lepas pantai Meksiko, tempat hiu tidur siang.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana mereka melakukannya</h2>
<p>Para ilmuwan masih mempelajari cara ikan tidur. Yang kami tahu adalah tidur ikan <a href="https://animals.howstuffworks.com/fish/do-fish-sleep.htm">tidaklah seperti tidur manusia</a>. </p>
<p>Salah satu perbedaannya adalah, manusia, tidak menyadari lingkungan mereka sepanjang mereka tertidur, meskipun suara keras mungkin membangunkan mereka. Namun, hampir sepanjang waktu tidurnya, ikan akan tetap waspada untuk mendeteksi pemangsa yang mendekat.</p>
<p>Tampaknya sebagian besar ikan memiliki siklus tidur seperti manusia. Ikan yang hidup di akuarium tidur selama <a href="https://whypetfish.com/how-many-hours-do-fish-sleep-a-day/">tujuh hingga duabelas jam setiap hari</a>. Banyak ikan aktif <a href="https://www.aqueon.com/articles/fish-sleeping-habits#:%7E:text=Scientists%20believe%20that%20most%20fish,in%20a%20cave%20or%20crevice.">pada siang hari dan tidur pada malam hari</a>, meskipun bagi sebagian jenis ikan, seperti berbagai jenis belut, pari dan hiu, memiliki siklus tidur yang berlawanan. </p>
<p>Bagaimana kita mengetahui jika seekor ikan sedang tidur? Kebanyakan ikan tidak memiliki kelopak mata, sehingga matanya tidak tertutup. Ini membuat kita sulit untuk mengetahui saat mereka sedang beristirahat.</p>
<p>Namun, jika kamu melihat ikan di akuarium, cobalah perhatikan dengan baik. Kamu akan melihat ketika mereka berhenti berenang dan tidak bergerak untuk beberapa saat, seperti melayang di air. Insang mereka juga akan memompa lebih sedikit. Bagi ikan, inilah yang dikatakan dengan tidur. </p>
<h2>Tidur bersama musuh</h2>
<p>Di mana ikan tidur? Terkadang mereka tidur langsung di tempat terbuka. Namun, seringkali mereka berada di bagian bawah air atau di sekitarnya. Jika memungkinkan, mereka akan mencoba memasuki area di dekat bebatuan atau tanaman untuk berlindung dari pemangsa dan arus yang dapat menyapu mereka. </p>
<p>Beberapa ikan bahkan dapat melakukan hal yang lebih rumit. Ikan kakatua <a href="https://www.nature.org/en-us/get-involved/how-to-help/animals-we-protect/parrotfish/">membungkus kepompong lendir</a> di sekitar mereka dan tidur di karang. Kedengarannya memang membutuhkan banyak usaha – pada dasarnya, seperti membuat kantong tidur sendiri setiap malam – tetapi kepompong dapat melindungi ikan kakatua tidak hanya dari pemangsa tapi juga parasit. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/wtf5AXfMhQQ?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Keamanan di malam hari untuk ikan kakatua: kepompong lendir.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana hiu tidur</h2>
<p>Namun, ada banyak spesies ikan yang harus terus-menerus berenang hanya untuk bernapas. Artinya, jika mereka berhenti berenang, mereka akan mati. Ini berlaku untuk banyak jenis hiu, seperti <a href="https://kids.nationalgeographic.com/animals/fish/facts/great-white-shark">hiu putih besar</a>. </p>
<p>Jadi, bagaimana mereka dapat tidur jika selalu bergerak? Sebenarnya, mereka tidak sepenuhnya berhenti, tetapi mereka hanya memperlambat renangnya atau berenang ke arah arus. Hal ini seperti tidur bagi hiu – setidaknya mereka tampak kurang sadar akan aktivitas di sekitar mereka. </p>
<p>Ada spesies hiu, seperti hiu karpet, yang dapat <a href="https://www.smithsonianmag.com/smart-news/sharks-apparently-do-sleep-even-with-their-eyes-wide-open-180979707/">bernapas tanpa berenang</a>. Baru-baru ini, para ilmuwan mengamati jenis hiu ini – yang panjangnya mencapai 1 meter dan memiliki kepala datar – tidur di bagian bawah laut. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/B7ePdi1McMo?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Seekor hiu sedang tidur?</span></figcaption>
</figure>
<h2>Paus dan lumba-lumba</h2>
<p><a href="https://us.whales.org/whales-dolphins/">Paus dan lumba-lumba</a> bukanlah ikan. Mereka merupakan mamalia, seperti kucing, anjing, dan manusia. Hewan-hewan ini menghabiskan hidup mereka di laut, tetapi mereka tidak dapat bernapas di bawah air. Untuk bernapas, mereka naik ke permukaan secara berkala dan menghirup udara melalui lubang sembur yang berada di atas kepala mereka.</p>
<p>Jika mereka tertidur lelap, seperti yang dilakukan manusia, paus dan lumba-lumba akan tenggelam; mereka tidak akan cukup sadar untuk muncul ke permukaan untuk bernapas. Oleh karena itu, mereka tidur dengan <a href="https://us.whales.org/whales-dolphins/how-do-dolphins-sleep/#:%7E:text=When%20sleeping%2C%20dolphins%20often%20rest,to%20the%20surface%20to%20breath.">mengistirahatkan setengah otak mereka pada suatu waktu</a>. Pada setengah waktu lainnya, mereka akan ingat untuk naik ke permukaan, bernapas, dan tetap cukup waspada untuk mendeteksi bahaya. </p>
<p>Mungkinkah beberapa ikan melakukan hal yang sama? Para ilmuwan terus mencoba untuk mencari tahu hal ini, tetapi mereka masih belum mendapatkan jawabannya. Masih banyak lagi yang harus dipelajari tentang cara ikan tidur. Ahli biologi kelautan seperti saya memiliki banyak pertanyaan. Kami menghabiskan waktu di lautan, sungai, danau, dan laboratorium untuk mencoba menemukan jawaban ini. Namun, saya juga masih memiliki pertanyaan lain: Apakah ikan bermimpi?</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin dikembangkan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.
Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<p><em>- mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p>
<p><em>- tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p>
<p><em>- DM melalui Instagram [@conversationIDN]</em>(https://www.instagram.com/conversationIDN/)_</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/191457/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Michael Heithaus tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Hampir setiap makhluk di Bumi perlu tidur dari waktu ke waktu. Coba bayangkan mencoba tertidur sambil menghindari paus putih dan paus pembunuh.Michael Heithaus, Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1887782022-08-19T03:53:25Z2022-08-19T03:53:25ZKapan ikan muncul pertama kali di Bumi – dan bagaimana para ilmuwan mengetahuinya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/479269/original/file-20220816-18-m56deh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rekonstruksi _Haikouichthys ercaicunensis_ berdasarkan bukti fosil.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Haikouichthys_3d.png">Talifero/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Kapan ikan muncul di Bumi? Ratusan juta tahun yang lalu adalah waktu yang lama sekali. – Josh, umur 11, Ephrata, Pennsylvania, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/46965">Fosil tertua yang menyerupai ikan</a> muncul antara 518 juta dan 530 juta tahun yang lalu. Ditemukan di Cina dan disebut <em>Haikouichthys</em>, hewan ini memiliki panjang sekitar satu inci (2,5 cm) dan memiliki
<a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">kepala dengan tujuh hingga delapan celah di dasarnya yang tampak seperti insang</a>. Mereka juga punya <a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">tulang belakang yang berbeda dikelilingi oleh otot</a> </p>
<p>Tapi ada alasan mengapa <em>Haikouichthys</em> tidak menyerupai ikan modern. Misalnya, <a href="https://www.science.org/content/article/fossils-give-glimpse-old-mother-lamprey">mereka tidak memiliki rahang</a>. Sebaliknya, mulut mereka adalah lubang seperti kerucut yang mirip dengan yang terlihat di <a href="https://nhpbs.org/wild/Agnatha.asp"><em>hagfish</em> dan <em>lamprey</em> modern</a>. Mereka juga <a href="https://doi.org/10.1038/nature01264">tampaknya tidak memiliki sirip samping</a>.</p>
<p>Meskipun <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=w4GYLBMAAAAJ">ilmuwan seperti saya</a> tidak ada untuk melihat sendiri apa yang terjadi di Bumi waktu itu, kami menggunakan petunjuk geologis untuk mencari tahu hewan apa yang hidup saat ini. Inilah cara kami mengetahui masa hidup dari fosil seperti <em>Haikouichthys</em>.</p>
<h2>Mengukur dalam jutaan</h2>
<p>Untuk mengetahui kapan ikan pertama kali muncul di Bumi, kamu memerlukan cara untuk mengukur interval waktu yang sangat lama. Jam mengukur interval pendek, seperti detik, menit, dan jam. Kalender mengukur interval yang lebih panjang, seperti hari, bulan, dan tahun. Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur jutaan tahun lalu?</p>
<p><a href="https://cosmosmagazine.com/earth/earth-sciences/what-is-radiometric-dating/">Penanggalan radiometrik</a> adalah metode yang digunakan para ilmuwan untuk menghitung perjalanan waktu dalam jutaan tahun. Untuk menentukan usia batuan dan fosil, para ilmuwan mengukur jenis atom penyusunnya.</p>
<p>Kamu mungkin tahu bahwa atom adalah penyusun <a href="https://theconversation.com/what-do-molecules-look-like-184892">molekul, yang membentuk segala sesuatu di sekitar Anda</a> – rumput, semen, bahkan udara. Meskipun sebagian besar atom sangat stabil, <a href="https://kids.britannica.com/kids/article/radioactivity/399579">beberapa, disebut atom radioaktif, tidak stabil</a>. Selama periode waktu yang lama, mereka secara spontan terurai menjadi atom yang lebih stabil.</p>
<p>Uranium adalah salah satu dari atom radioaktif ini. <a href="https://kids.kiddle.co/Uranium">Ini terurai sangat lambat menjadi timbal</a>. Baik uranium maupun atom timbal dapat ditemukan <a href="https://kids.kiddle.co/Pitchblende">secara alami dalam batuan dan mineral</a> dalam jumlah yang sangat, sangat rendah.</p>
<p>Fisikawan nuklir telah menghitung bahwa dibutuhkan <a href="https://www.livescience.com/39773-facts-about-uranium.html">700 juta tahun untuk satu pon uranium</a> untuk terurai menjadi setengah pon timbal. Tingkat peluruhan ini terjadi pada tingkat yang dapat diprediksi sehingga para ilmuwan dapat menggunakannya untuk menghitung dengan cukup akurat berapa umur batuan dan fosil.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Foto hitam putih pria dalam gaun gaya lama duduk di depan sebuah alat yang rumit." src="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=431&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471720/original/file-20220629-22-xaw89m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=542&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ernest Rutherford di Universitas McGill, 1905.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ernest_Rutherford_1905.jpg">Unknown, published in 1939 in 'Rutherford: being the life and letters of the Rt. Hon. Lord Rutherford'/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ide penanggalan radiometrik pertama kali muncul dari <a href="https://library.si.edu/digital-library/book/radioactivit00ruth">seorang ilmuwan Selandia Baru bernama Ernest Rutherford</a> pada tahun 1904. Idenya adalah untuk mengukur jumlah atom uranium dan memimpin atom dalam batu dan membandingkannya. Dia meramalkan bahwa batu yang lebih tua akan memiliki lebih banyak timbal dan lebih sedikit uranium daripada batu yang lebih muda.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A graph illustrating how proportion of unstable atoms in a substance decreases while the proportion of stable atoms increases over time." src="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471722/original/file-20220629-22-7oc2sa.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Atom yang tidak stabil berubah menjadi atom stabil dari waktu ke waktu dengan kecepatan yang stabil dan dapat diprediksi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://oceanexplorer.noaa.gov/edu/learning/player/lesson15/l15_la1.html">NOAA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/do07ra.html">Ilmuwan Amerika Bertram Boltwood</a> menguji ide Rutherford, dan <a href="https://www.lindahall.org/about/news/scientist-of-the-day/bertram-boltwood">mengukur jumlah uranium dan timbal dalam batuan yang berbeda</a> dikumpulkan dari seluruh dunia.</p>
<p>Setelah batu terbentuk, tidak ada elemen baru yang ditambahkan ke dalamnya. Jadi, para ilmuwan dapat menghitung berapa banyak uranium yang berasal dari batu itu dengan menambahkan apa yang tersisa ke jumlah timbal yang ada sekarang, berkat proses peluruhan radioaktif. Kemudian, karena mereka tahu persis berapa lama waktu yang dibutuhkan uranium untuk terurai menjadi timbal, mereka dapat mengetahui usia batu tersebut. Boltwood membuktikan bahwa ide Rutherford berhasil dalam menciptakan bidang penanggalan radiometrik pada tahun 1907.</p>
<h2>Proses penemuan fosil <em>Haikouichthys</em></h2>
<p><a href="https://education.nationalgeographic.org/resource/fossil">Fosil pada dasarnya adalah batu</a>. Jadi para ilmuwan dapat menggunakan penanggalan radiometrik untuk memperkirakan berapa lama organisme yang meninggalkan jejak fosil hidup di Bumi.</p>
<p>Hewan meninggalkan jejak fosil hanya dalam keadaan khusus. Agar <em>Haikouichthys</em> menjadi fosil, mayat mereka harus tenggelam ke dasar air dan ditutupi dengan sedimen sebelum mikroorganisme dapat menguraikannya. Kemudian, mineral dalam sedimen akan meresap ke dalam <em>Haikouichthys</em> agar sisa-sisanya menjadi fosil.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A close-up photograph of a Haikouichthys fossil with 'eye' and 'V shaped myomere' labeled." src="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/472572/original/file-20220705-4393-thhnx8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Spesimen <em>Haikouichthys</em> yang hampir lengkap dengan mata dan serat otot berbentuk zigzag yang disebut miomer terlihat. Ini adalah salah satu dari banyak <em>Haikouichthys</em> fosil yang ditemukan di China.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Dr. and Prof. Degan Shu, Shannxi Key Laborotory of Early Life and Envionment Department of Geology, Northwest University</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hasil radiometrik dari fosil <em>Haikouichthys</em> menunjukkan bahwa hewan ini <a href="https://doi.org/10.1038/46965">berenang di perairan Bumi antara 518 juta dan 530 juta tahun yang lalu</a> – dan mungkin lebih lama lagi.</p>
<h2>Umur bumi sama dengan 24 jam perhari</h2>
<p>Para ilmuwan, menggunakan penanggalan radiometrik, <a href="https://education.nationalgeographic.org/resource/how-did-scientists-calculate-age-earth">memperkirakan Bumi itu sendiri berusia 4,5 miliar tahun</a>. Untuk waktu yang lama di Bumi, tidak ada kehidupan sama sekali. Kemudian mikroorganisme seperti bakteri muncul. Baru-baru ini saja tumbuhan dan hewan mulai hidup di Bumi</p>
<p>Padahal, jika kamu menganggap usia Bumi sampai sekarang sebagai hari 24 jam, ternyata <em>Haikouichthys</em> hidup 2 jam dan 45 menit sebelum hari kiamat. <a href="https://australian.museum/learn/science/human-evolution/hominid-and-hominin-whats-the-difference/">Hewan mirip manusia</a> muncul lebih baru di Bumi – sekitar <a href="https://www.smithsonianmag.com/science-nature/the-human-familys-earliest-ancestors-7372974/">5 juta hingga 7 juta tahun yang lalu </a> – hanya beberapa menit sebelumnya.</p>
<p>Apakah <em>Haikouichthys</em> adalah ikan pertama atau tidak masih kontroversial. Ada sangat sedikit fosil mirip ikan lain dari periode waktu yang sama. Tapi ahli paleontologi terus menggali. Siapa tahu, mungkin dalam beberapa tahun mereka akan menemukan hewan mirip ikan yang bahkan lebih tua yang akan menggantikan <em>Haikouichthys</em> sebagai makhluk mirip ikan tertua.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188778/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Isaac Skromne menerima dana dari National Science Foundation dan National Institute of Health.</span></em></p>Seorang ahli biologi menjelaskan bagaimana para peneliti menentukan usia fosil purba berkat proses fisik yang disebut peluruhan radioaktif.Isaac Skromne, Assistant Professor of Biology, University of RichmondLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1880982022-08-04T03:49:07Z2022-08-04T03:49:07ZPeneliti temukan species ikan purba cerdas, ‘Qikiqtania’<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/477310/original/file-20220803-17-ysnjua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Visi seorang seniman tentang *Qikiqtania* menikmati gaya hidupnya yang sepenuhnya akuatik dan berenang bebas.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alex Boersama</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Sekitar 365 juta tahun yang lalu, satu kelompok jenis ikan meninggalkan air untuk hidup di darat. Hewan-hewan ini dikenal sebagai <a href="https://ucmp.berkeley.edu/vertebrates/tetrapods/tetraintro.html">tetrapoda awal</a> , yaitu sebuah garis keturunan yang kemudian menyebar hingga mencakup ribuan spesies, termasuk amfibi, burung, kadal, dan mamalia. Manusia merupakan keturunan tetrapoda awal, sehingga manusia mewarisi transisi perubahan habitat dari air ke darat.</p>
<p>Akan tetapi, bagaimana jika mereka kembali ke air, bukan terus menjelajahi darat? Bagaimana jika hewan-hewan yang baru saja meninggalkan air ini memutuskan untuk kembali hidup di air?</p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/s41586-022-04990-w">Sebuah fosil baru</a>
menunjukkan bahwa satu species ikan telah melakukan hal tersebut. Berbeda dari hewan-hewan lain dengan hubungan erat yang menggunakan sirip mereka untuk menopang tubuh di dasar air dan terkadang menelusuri daratan, makhluk yang baru ditemukan ini memiliki sirip yang dibuat untuk berenang.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="seated man manipulating a stone above a box" src="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474195/original/file-20220714-9624-3szicz.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tom Stewart memegang fosil <em>Qikiqtania</em>.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Stephanie Sang</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada bulan Maret 2020, saya bergabung dengan the University of Chicago di Amerika Serikat dan menjadi peneliti di sebuah laboratorium milik seorang biologis <a href="https://oba.bsd.uchicago.edu/faculty/neil-h-shubin-phd">Neil Subin</a>.Saya bekerja dengan seorang peneliti, Justin Lemberg, untuk meneliti fosil yang ditemukan pada tahun 2004 lalu saat ekspedisi ke wilayah Arktik Kanada.</p>
<p>Pada permukaan batu tempat fosil ditemukan, kami dapat melihat beberapa pecahan rahang dengan panjang sekitar 2 inci (5cm) dan gigi runcing. Bercak-bercak sisik putih dengan tekstur yang tidak rata juga terlihat. Meskipun anatomi ini menunjukkan bahwa fosil tersebut merupakan makhluk tetrapoda awal. Tapi kami masih ingin meneliti apa yang ada di dalam batu.</p>
<p>Kami menggunakan teknologi tomografi terkomputasi (CT scan) yang memancarkan X-Rays ke arah spesimen untuk menemukan berbagai hal yang mungkin tersebunyi dan tidak terlihat. Pada tanggal 13 Maret, kami memindai sepotong batu yang terlihat biasa dengan beberapa sisik di atasnya. Kami menemukan bahwa batu tersebut berisi sirip lengkap yang terkubur di dalamnya. Hal ini mengejutkan kami. Tapi, beberapa hari kemudian, laboratorium dan kampus ditutup karena COVID-19.</p>
<h2>Sirip yang terungkap</h2>
<p>Sirip seperti ini sangatlah berharga karena dapat memberi petunjuk bagi para ilmuwan mengenai evolusi tetrapoda awal dan kehidupan mereka ratusan juta tahun lalu. Misalnya, kami dapat menduga jika seekor hewan sedang berenang atau berjalan berdasarkan bentuk tulang tertentu pada kerangka hewan tersebut.</p>
<p>Meski pemindaian sirip yang pertama tersebut menjanjikan, kami perlu melihat kerangka dalam resolusi yang lebih tinggi. Setelah kami diizinkan untuk kembali ke kampus, seorang profesor di departemen ilmu geofisika universitas segera membantu kami untuk memotong balok menggunakan gergaji batu. Hal ini membuat balok memperlihatkan lebih banyak bentuk sirip dibanding bentuk batunya. sehingga memungkinkan kami untuk memindai dengan lebih baik dan melihat sirip dari jarak yang lebih dekat.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/aRCdHHe2yfw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Animasi sirip dada <em>Qikiqtania</em> menunjukkan bagaimana ia diawetkan di batu. Sisik ditampilkan dalam warna kuning, jari sirip berwarna biru, dan endoskeleton berwarna abu-abu. <em>Credit: Tom Stewart</em></span></figcaption>
</figure>
<p>Setelah debu dihilangkan dan kami selesai menganalisis data pada rahang, sisik, dan sirip, kami menyadari bahwa hewan ini merupakan sebuah spesies baru. Tidak hanya itu, spesies ini ternyata memiliki hubungan dekat dengan vertebrata berkaki, yaitu hewan yang memiliki jari tangan dan kaki.</p>
<p>Kami menamakan spesies ini <em>Qikiqtania wakei</em>. Nama genusnya, yang diucapkan
“kick-kiq-tani-ahh,” mengacu pada kata-kata dalam bahasa Inuktikut, yaitu Qikiqtaaluk atau
Qikiqtani yang adalah nama tradisional <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Qikiqtaaluk_Region">untuk wilayah tempat fosil ini ditemukan</a>. Saat ikan ini masih hidup pada ratusan juta tahun lalu, wilayah ini merupakan lingkungan yang hangat dengan sejumlah sungai dan aliran air. Nama spesies ini merupakan sebuah penghormatan untuk mendiang <a href="https://www.nytimes.com/2021/05/19/science/david-wake-dead.html">David Wake</a> seorang ilmuwan dan mentor yang merupakan inspirasi bagi banyak dari kami di bidang biologi perkembangan dan evolusi.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/qCEYP08Q-bw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Animasi kerangka lengkap <em>Qikiqtania</em>. <em>Credit: Tom Stewart</em></span></figcaption>
</figure>
<h2>Kerangka mengungkapkan cara hidup seekor binatang</h2>
<p><em>Qikiqtania</em> mengungkap banyak hal terkait masa penting pada sejarah silsilah kita. Melalui sisik <em>Qikiqtania</em>, ilmuwan dapat secara jelas memahami bahwa spesies ini hidup di bawah air. Sisik tersebut menunjukkan kanal sensorik yang membuat ikan ini mampu mendeteksi aliran air di sekitar tubuhnya. Rahangnya membantu ilmuwan mengetahui bahwa ikan ini merupakan hewan pemangsa yang mencari makan dengan menggigit dan mencengkram mangsanya dengan taring dan menelan makanan dengan cara mengisap.</p>
<p>Akan tetapi, sirip pada kedua sisi (sirip pektoral) <em>Qikiqtania</em> adalah temuan yang paling mengejutkan. Ikan ini memiliki tulang humerus, tulang yang juga terdapat pada lengan atas manusia. Tapi tulang humerus <em>Qikiqtania</em> memiliki bentuk yang sangat tak biasa.</p>
<p>Seperti <a href="https://shubinlab.uchicago.edu/research-2-2/"><em>Tiktaalik</em></a>, tetrapoda awal memiliki tulang humerus dengan tonjolan mencolok di bagian bawah dan sekumpulan tonjolan yang khas, tempat otot menempel. Benjolan tulang ini menunjukkan bahwa tetrapoda awal hidup di dasar danau dan sungai, menggunakan sirip atau lengan untuk menopang diri, awalnya di dasar laut dan kemudian di darat.</p>
<p>Saat tetrapoda awal lainnya seperti <a href="https://shubinlab.uchicago.edu/research-2-2/"><em>Tiktaalik</em></a> berada di tepi air untuk mengenal daratan, <em>Qikiqtania</em> melakukan sesuatu yang berbeda. Humerus miliknya benar-benar berbeda dari yang pernah dikenal sebelumnya. Bagi saya dan rekan-rekan saya, hal ini menunjukkan bahwa <em>Qikiqtania</em> telah meninggalkan tepi air dan kembali berkembang untuk hidup, sekali lagi, di permukaan dan di perairan terbuka.</p>
<p>Humerus <em>Qikiqtania</em> ini berbeda karena tidak memiliki tonjolan khas. Sebaliknya, humerus <em>Qikiqtania</em> tipis dan memiliki bentuk seperti bumerang, dan sirip lainnya besar dan berbentuk seperti dayung. Sirip ini dibentuk untuk berenang.</p>
<h2>Evolusi bukanlah pergerakan satu arah</h2>
<p><a href="https://plato.stanford.edu/entries/evolution">Evolusi bukan merupakan proses yang sederhana atau linier.</a> Meskipun tetrapoda awal mungkin terlihat bahwa mereka memiliki kecenderungan untuk hidup di darat, <em>Qikiqtania</em> secara pasti menunjukkan hal yang berbeda. Evolusi tidak langsung menuju manusia, melainkan sebuah serangkaian proses kompleks yang secara bersama-sama menumbuhkan pohon kehidupan yang rumit. Spesies baru terbentuk dan mereka menjadi lebih beragam. Cabangnya dapat menuju ke berbagai arah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Man standing on rocky flat ground with mountains in the distance" src="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/471997/original/file-20220701-22-xozchf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Neil Shubin, yang menemukan fosil, menunjuk ke seberang lembah ke situs di mana <em>Qikiqtania</em> ditemukan di Pulau Ellesmere.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Neil Shubin</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Banyak alasan yang membuat fosil ini istimewa. Bukan hanya karena ditemukannya ikan yang telah tertanam di dalam batu selama ratusan juta tahun oleh para ilmuwan di Kutub Utara di <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ellesmere_Island">Pulau Ellesmere </a> merupakan sebuah keajaiban. Bukan hanya karena fosil ini sangatlah lengkap, dengan anatomi lengkap yang terungkap oleh sebuah kebetulan di puncak pandemi global. Fosil ini juga menunjukkan sekilas keragaman yang lebih luas dan rentang gaya hidup ikan pada transisi air ke darat untuk pertama kalinya. Fosil ini juga membantu para peneliti melihat lebih dalam dan mencoba memahami pohon kehidupan yang rumit.</p>
<h2>Penemuan bergantung pada masyarakat</h2>
<p><em>Qikiqtania</em> ditemukan di tanah Inuit, dan spesies ini dimiliki komunitas Inuit. Saya dan rekan-rekan saya dapat melakukan penelitian ini hanya karena kemurahan hati dan dukungan dari orang-orang di desa kecil Resolute Bay dan Grise Fiord, Iviq Hunters dan Trappers of Grise Fiord, dan Departemen Warisan dan Budaya, Nunavut. Untuk mereka, atas nama seluruh tim peneliti kami, kamu mengucapkan “nakurmiik.” Terima kasih. Ekspedisi paleontologis ke tanah mereka benar-benar mengubah pemahaman kami terhadap sejarah kehidupan di bumi.</p>
<p>Beberapa tahun terakhir, COVID-19 menjadi penghalang bagi para ahli paleontologi untuk berpergian dan mengunjungi situs di seluruh dunia. Kami memiliki keinginan yang besar untuk kembali, mengunjungi teman lama, dan mencari lagi. Siapa tahu ada hewan-hewan yang masih tersembunyi dan menunggu untuk kami telusuri.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188098/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Thomas Stewart tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Spesies yang baru ditemukan – Qikiqtania – menyoroti jalur evolusi yang berliku-liku.Thomas Stewart, Assistant Professor of Biology, Penn StateLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1862312022-07-06T03:16:17Z2022-07-06T03:16:17ZCurious Kids: Ketika ikan haus, apakah mereka minum air laut?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/472026/original/file-20220701-17-ielqlz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Aku kering.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/nickharris1/6931604669/">Nick Harris/Flickr.</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p><strong>Ketika ikan haus, apakah mereka minum air laut? – Torben, umur 9, Sussex, Inggris.</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Ini adalah pertanyaan yang bagus, Torben, terima kasih banyak sudah mengirim pertanyaanmu.</p>
<p>Jawaban singkatnya adalah ya, beberapa ikan memang minum air laut – tetapi tidak semuanya. Ikan adalah hewan yang luar biasa, dan memiliki beberapa solusi yang sangat keren untuk hidup di air. Secara alami, berbagai jenis ikan telah mengembangkan solusi yang berbeda.</p>
<p>Jenis ikan bertulang yang hidup di laut – seperti <em>cod</em>, <em>herring</em>, tuna, dan sebagainya – memiliki beberapa cara untuk mengeluarkan air dari tubuhnya. Selain menelan dan buang air kecil, seperti yang dilakukan manusia, ikan ini dapat mengeluarkannya melalui kulit dan insang mereka.</p>
<hr>
<p>Untuk memahami cara kerjanya, pertama-tama kamu perlu mengetahui bahwa ikan bertulang memiliki <a href="https://www.thoughtco.com/definition-of-concentration-605844">konsentrasi</a> yang berbeda antara tubuh mereka dengan lingkungan sekitarnya. Ini berarti mereka kurang atau lebih asin daripada air tempat mereka berenang.</p>
<p>Tubuh ikan laut (yang hidup di laut) kurang asin daripada air tempat mereka berenang, sedangkan tubuh ikan air tawar (yang hidup di sungai dan danau) lebih asin daripada air tempat mereka berenang.</p>
<p>Baik ikan laut maupun ikan air tawar harus mengontrol jumlah air dan garam dalam tubuhnya, agar tetap sehat dan terhidrasi.</p>
<h2>Susah untuk tetap terhidrasi</h2>
<p>Ikan laut bertulang terus-menerus kehilangan air dari tubuhnya, melalui proses yang disebut “<a href="https://sciencing.com/osmosis-kids-8650496.html">osmosis”</a>“. Selama osmosis, air bergerak melalui membran (seperti kulit ), dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi tinggi.</p>
<p>Ingat, tubuh ikan laut kurang asin daripada air laut tempat ia berenang – yang berarti memiliki konsentrasi garam yang lebih rendah. Jadi ikan ini benar-benar kehilangan air melalui osmosis: air mengalir dari tubuh mereka, melalui kulit dan insang mereka, keluar ke laut.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">haus kerja.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Sebastian Pena Lambarri/Unsplash.</span>, <a class="license" href="http://artlibre.org/licence/lal/en">FAL</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena mereka terus-menerus kehilangan air dengan cara ini, ikan ini harus minum banyak air laut agar tetap terhidrasi.</p>
<p>Kamu mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa hal sebaliknya terjadi pada ikan air tawar. Air mengalir ke dalam tubuh mereka melalui osmosis, bukan keluar. Ini berarti mereka umumnya tidak perlu minum – tetapi mereka harus banyak buang air kecil.</p>
<p>Kita semua tahu bahwa <a href="http://www.actiononsalt.org.uk/salthealth/children/">terlalu banyak garam tidak baik untuk kita</a>. Jadi tentunya hewan yang minum air laut pasti punya cara untuk menghilangkan kelebihan garamnya.</p>
<p>Ikan laut memiliki ginjal, yang memompa kelebihan garam ke dalam kencingnya sehingga mereka bisa mengeluarkannya dari tubuh mereka. Mereka juga memiliki sel khusus di insangnya yang memompa kelebihan garam ke laut. Bersama-sama, kedua sistem ini bisa menjaga ikan laut tetap terhidrasi.</p>
<h2>Hiu asin</h2>
<p>Hiu telah mengembangkan sistem yang sama sekali berbeda. Tubuh mereka memiliki konsentrasi garam yang sedikit lebih tinggi daripada air laut. Ini berarti mereka tidak memiliki masalah seperti ikan laut bertulang yaitu kehilangan air melalui kulit mereka sepanjang waktu.</p>
<p>Hiu memiliki bahan kimia limbah tingkat tinggi – yang disebut urea dan trimetilamina N-oksida – di dalam tubuhnya, yang biasanya akan dibuang oleh hewan lain. Hiu menyimpannya di dalam tubuh mereka, yang membuat mereka "asin”.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Saya tidak minum.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/j3Kbs-GcEXs">David Clode/Unsplash.</a>, <a class="license" href="http://artlibre.org/licence/lal/en">FAL</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hiu mengambil air dalam jumlah kecil melalui insangnya (dengan osmosis – karena mereka sedikit lebih asin daripada laut) yang berarti mereka tidak perlu minum secara langsung.</p>
<p>Hiu juga memiliki <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-662-00989-5_25">kelenjar garam</a> (dalam rektum mereka) untuk membuang kelebihan garam yang mungkin mereka miliki.</p>
<p>Masalah minum air laut bukan hanya untuk ikan. Beberapa burung laut – elang laut, misalnya – harus minum air laut juga. Seperti hiu, burung laut ini <a href="https://www.sciencedirect.com/topics/immunology-and-microbiology/salt-gland">memiliki kelenjar garam</a> untuk membuang kelebihan garam. Tetapi pada elang laut, kelenjar tersebut ditemukan di bagian atas paruh burung.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186231/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Claire Lacey tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ikan yang hidup di laut telah menemukan cara luar biasa untuk mengontrol jumlah air dan garam dalam tubuh mereka, dan tetap terhidrasi.Claire Lacey, PhD Candidate in Biology, University of St AndrewsLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1792232022-03-15T06:31:41Z2022-03-15T06:31:41ZCurious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/451896/original/file-20220314-117594-1ci7skl.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">SHARK</span> </figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/au/topics/curious-kids-36782"><img src="https://images.theconversation.com/files/291898/original/file-20190911-190031-enlxbk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=1" width="100%"></a></p>
<hr>
<blockquote>
<p><strong>Mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu? - Natalya N, Umur 12, California, Amerika Serikat</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Pertama, mari kita bicara tentang perbedaan antara tulang dan tulang rawan. Keduanya adalah bahan yang dapat membuat kerangka, tetapi keduanya sangat berbeda.</p>
<p>Tulang biasa tidak bisa dibengkokkan dan sangat kuat, tapi bisa retak jika banyak tekanan. Sedangkan tulang rawan, meskipun tidak sekuat tulang biasa, tapi bisa dibengkokkan dan lebih fleksibel.</p>
<p>Kerangka manusia terbuat dari tulang, tetapi kita juga memiliki tulang rawan di telinga dan hidung kita dan bantalan di persendian kita. Faktanya, <a href="https://www.healthline.com/health/how-many-bones-does-a-baby-have#bone-composition-at-birth">kebanyakan kerangka kita adalah tulang rawan ketika kita masih bayi</a>, tapi saat kita tumbuh mereka digantikan oleh tulang.</p>
<p>Tulang rawan terlalu kenyal untuk menopang berat badan seseorang. Jika kerangka kita terbuat dari tulang rawan, kita akan jatuh karena beban gravitasi. Tubuh kita membutuhkan kekuatan tulang yang kuat untuk menopang berat kita di darat.</p>
<p>Di dalam air, bagaimanapun, kerangka tulang rawan hiu telah membantu mereka bertahan hidup dan berkembang. Karena tulang rawan lebih ringan daripada tulang, hiu tidak perlu bekerja keras untuk berenang. Ini sangat penting, karena mereka tenggelam jika berhenti berenang. Jika mereka memiliki kerangka yang lebih berat, mereka harus bekerja lebih keras dan menghabiskan lebih banyak energi hanya untuk terus bergerak.</p>
<p>Tulang rawan kuat tetapi fleksibel, sehingga membantu hiu menjadi perenang yang cepat dan dapat bermanuver. Itu membantu mereka menangkap mangsa dan menghindari pemangsa. Dan hiu memang memiliki predator. Banyak hiu besar, seperti <a href="https://www.sharks.org/great-hammerhead-shark-sphyrna-mokarran">martil besar</a>, suka makan hiu kecil. Dan <a href="https://www.smithsonianmag.com/smart-news/great-white-sharks-are-completely-terrified-orcas-180972009/">orca, atau paus pembunuh, akan memakan hiu putih besar</a>. Beberapa hiu, seperti <a href="https://www.sharks.org/lemon-shark-negaprion-brevirostris">hiu lemon</a>, bahkan akan memakan anggota yang lebih kecil dari spesiesnya sendiri.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/oz6zOyZpYTY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Ikan pari adalah anggota keluarga hiu yang memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan. Siripnya yang fleksibel seperti sayap memungkinkan mereka untuk “terbang” di air – dan, terkadang, melompat ke udara.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Manfaat tulang</h2>
<p>Saat ini ada sekitar 1.000 spesies ikan dengan tulang rawan sebagai kerangka tubuh mereka, dan lebih dari 28.000 spesies ikan dengan tulang biasa sebagai kerangka mereka. Sifat tulang yang tidak bisa bengkok dan bisa menjadi sangat kuat dapat membantu otot bekerja lebih baik dengan memberikan penunjang kuat. Jadi memiliki tulang memungkinkan tubuh untuk bisa bergerak di dalam air. </p>
<p>Misalnya, ada banyak sekali bentuk ikan bertulang. Banyak dari mereka menggunakan <a href="https://fishionary.fisheries.org/pectoral-fins/">sirip dada di sisi mereka</a> untuk bergerak, bukannya <a href="https://www.youtube.com/watch?v=HqErSOEjHe4&t=21099">menggerakkan diri dengan ekor seperti hiu</a> . Itu memungkinkan mereka untuk bergerak maju dan mundur, yang sangat berguna untuk bergerak masuk dan keluar dari tempat yang sempit, seperti sudut di terumbu karang.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Gray model of a fish head with gaping jaws and large front teeth" src="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=434&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/438231/original/file-20211217-19-128ac8c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=546&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah model tengkorak fosil <em>placodermi</em> yang ditemukan di tempat yang sekarang berada di timur laut Ohio.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://flic.kr/p/U9Jihc">James St. John/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lebih dari 400 juta tahun yang lalu, sekelompok ikan purba yang disebut <a href="https://www.britannica.com/animal/placoderm"><em>placodermi</em></a> adalah ikan pertama yang mengembangkan rahang. Ini penting karena membantu mereka menjadi pemangsa yang mengesankan.</p>
<p><em>Placodermi</em> memiliki lempengan tulang luar biasa yang dapat melindungi kepala dan bagian tubuh mereka, tetapi sisa kerangka mereka terbuat dari tulang rawan. Itulah salah satu alasan kami menemukan fosil kepala dan rahang mereka, tetapi tidak pada sisa kerangka mereka. Tulang rawan jarang memfosil.</p>
<h2>Silsilah keluarga yang mencurigakan</h2>
<p><em>Placodermi</em> mungkin adalah nenek moyang dari dua kelompok utama ikan – hiu dan pari modern, dengan kerangka yang terbuat dari tulang rawan, dan ikan bertulang. Kedua kelompok telah bertahan selama ratusan juta tahun. Tapi ikan bertulanglah yang <a href="https://www.britannica.com/animal/crossopterygia">menciptakan amfibi</a> – makhluk pertama yang meninggalkan laut dan mengembangkan anggota badan dan paru-paru yang memungkinkan mereka hidup di darat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Graphic showing vertebrate evolution starting with jawed fish" src="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=233&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/436162/original/file-20211207-149721-owxl3r.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=293&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Vertebrata di darat, termasuk manusia, berevolusi dari ikan bertulang mulai lebih dari 400 juta tahun yang lalu.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2021.01.046">Dr. Guojie Zhang</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Amfibi dengan kerangka bertulang itu <a href="https://www.britannica.com/animal/reptile/Evolution-and-paleontology">menciptakan reptil</a>, dan <a href="https://www.scientificamerican.com/article/meet-the-ancient-reptile-that-gave-rise-to-mammals/">dari reptil muncul burung dan mamalia</a> dan akhirnya termasuk manusia. Itu berarti kita bisa melacak tulang kita sampai ke ikan purba. Saat ini ada sekitar 60.000 spesies di Bumi dengan kerangka tulang berenang, hidup di darat atau terbang di udara.</p>
<hr>
<p>_Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:
_
• mengirimkan email ke redaksi@theconversation.com
• tweet ke kami @conversationIDN dengan tagar #curiouskids
• DM melalui Instagram @conversationIDN</em></p>
<p><em>Arina Apsarini Putri Asrofi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/179223/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Michael Heithaus menerima dana dari National Science Foundation, Paul G. Allen Family Foundation, dan Shark Conservation Fund.</span></em></p>Keras dan kuat, atau lentur dan fleksibel? Kerangka tulang rawan memberikan keuntungan di laut, tetapi tidak akan tahan terhadap kehidupan di daratMichael Heithaus, Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1662102021-09-10T09:06:25Z2021-09-10T09:06:25ZCurious kids: apakah paus kentut dan bersin?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/416330/original/file-20210816-14-mowekb.png?ixlib=rb-1.1.0&rect=592%2C5%2C3329%2C1832&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">(Wes Mountain/The Conversation)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p>Apakah paus kentut dan bersin? – Guy, usia 8 tahun di Sydney, Australia </p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Saya sudah lama menanti pertanyaan semacam ini!</p>
<p>Saya banyak membahas ingus paus dalam penelitian saya (ya, paus memiliki ingus), dan saya sangat bersemangat untuk membahas hal ini juga.</p>
<h2>Mari kita bahas dari ujung belakang: kentut</h2>
<p>Ya, ikan paus juga kentut, <em>lho</em>. Apakah kamu bisa membayangkan seberapa besar ukuran gelembung air dari kentut hewan terbesar di dunia, yaitu paus biru?</p>
<p>Saya sendiri belum pernah melihat langsung kejadian ini, tetapi saya mengenal beberapa ilmuwan beruntung yang pernah melihat paus bungkuk (<em>humpback whale</em>) kentut. Mereka menceritakan bahwa kentut paus terlihat seperti gelembung yang keluar dari bawah tubuhnya di dekat bagian ekor. Di situlah letak pantat ikan paus —- lubang sembur yang cukup bau.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/5mEePulli3c?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Kemungkinan besar seekor paus bungkuk yang sedang kentut, dengan tambahan efek suara.</span></figcaption>
</figure>
<p>Paus adalah <a href="https://australian.museum/learn/species-identification/ask-an-expert/what-is-a-mammal/">mamalia</a>, sama seperti kita. Ini berarti mereka menghirup udara, melahirkan, memberikan susu kepada anak-anak mereka, dan juga memiliki rambut, biasanya dalam bentuk kumis di sekitar mulut mereka. Mereka juga memiliki proses pencernaan yang membantu mereka memecah makanan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-bagaimana-cara-kerja-insang-156762">Curious Kids: bagaimana cara kerja insang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Berbeda dengan manusia, paus tidak mengunyah makanannya tetapi menelannya utuh. <a href="https://www.smithsonianmag.com/science-nature/history-toothless-whales-180964717/">Paus balin</a> atau paus ompong, misalnya, menggunakan struktur di dalam mulut mereka yang berbentuk seperti rambut panjang untuk memakan kril dan ikan. Makanan mereka kemudian dipecah lagi di empat ruang perut.</p>
<p>Saat tubuh mereka mencerna makanan ini (dengan bantuan asam lambung), paus menghasilkan gas, yang kemudian dilepaskan sebagai kentut dan akhirnya menjadi kotoran.</p>
<p>Bahkan, kotoran paus adalah salah satu kotoran yang paling keren di dunia hewan. Kotoran paus biru bisa berwarna oranye terang!</p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/CN8x-_FDyBb/?utm_source=ig_web_copy_link","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<h2>Kembali ke ujung depan: apakah paus bersin?</h2>
<p>Jawabannya singkatnya, tidak.</p>
<p>Tidak seperti kita, paus perlu berpikir supaya bisa bernapas. Ketika mereka ingin mengambil napas, mereka perlu berenang ke permukaan. Jika tidak, mereka bisa tenggelam.</p>
<p>Ini berarti paus juga <a href="https://www.scientificamerican.com/article/how-do-whales-and-dolphin/">tidur</a> dengan cara yang berbeda dengan kita. Mereka dapat mengistirahatkan berbagai bagian otak mereka secara silih berganti, dan sesekali tidur sebentar sebelum naik ke permukaan untuk bernapas.</p>
<p>Dan berbeda juga dengan manusia, mereka tidak bisa bernapas melalui mulut dan harus menggunakan lubang sembur atau hidung untuk bernapas. Ini seperti memiliki snorkel bawaan di atas kepala mereka. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-laut-itu-seberapa-dalam-141039">Curious Kids: Laut itu seberapa dalam?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ini membuat mereka lebih mudah untuk berenang, bernapas, dan makan — semuanya pada saat yang bersamaan. Dan mereka tidak perlu mengkhawatirkan makanan masuk ke rongga yang salah karena saluran udara dan paru-paru mereka terpisah.</p>
<p>Kita bersin secara otomatis dan tanpa sadar jika ada sesuatu yang menggelitik hidung kita. Jika sesuatu tersangkut di hidung paus, mereka bisa membersihkannya dengan menghembuskan napas besar melalui lubang semburnya, seperti meniup hidung. Ini fungsinya mirip dengan saat kita bersin.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/397733/original/file-20210429-23-178ee7e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Seekor paus bungkuk di Antartika sedang menarik napas.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Dr Vanessa Pirotta</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Tapi, jika ikan paus bisa bersin…</h2>
<p>Bersin itu akan sangat besar! Sebagai perbandingan, paru-paru manusia dewasa dapat menampung sekitar enam liter udara. Tapi paus bungkuk bisa menampung lebih dari 1.000 liter —- pasti banyak sekali gelembungnya!</p>
<p>Kamu sebenarnya bisa melihat semburan napas paus: bentuknya adalah campuran dari bakteri paru-paru, hormon, protein, dan lemak. Semburan itu juga disebut sebagai “mikrobiota paru-paru paus” – atau ingus paus – dan terlihat seperti tetesan air.</p>
<p>Sebagai ilmuwan, saya menggunakan <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmars.2017.00425/full"><em>drone</em></a> untuk mengambil sampel ingus ikan paus supaya bisa mempelajari lebih lanjut tentang kondisi kesehatan hewan ini.</p>
<p>Kami menemukan bahwa para paus di Sydney bahkan tidak tahu kalau ingus mereka dikumpulkan melalui metode ini. Ini jauh lebih aman bagi paus maupun bagi kami sebagai peneliti karena kami tidak perlu berdekatan dengan para paus.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/edS1uhO4LUw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Pengumpulan ingus paus bungkuk melalui drone penelitian di Sydney.</span></figcaption>
</figure>
<p>Nah, begitulah, kita telah membahas kedua ujung ikan paus. Mereka adalah makhluk luar biasa yang bisa mengeluarkan kentut yang dahsyat — terima kasih atas pertanyaannya!</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami</em>.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/166210/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Vanessa Pirotta tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Manusia saja terkadang bisa mengeluarkan bersin dan kentu yang sangat besar — jadi bayangkan seperti apa dahsyatnya jika berasal dari hewan terbesar di dunia?Vanessa Pirotta, Wildlife scientist, Macquarie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1567622021-03-16T02:20:33Z2021-03-16T02:20:33ZCurious Kids: bagaimana cara kerja insang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/388733/original/file-20210310-23-d8agi4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><hr>
<p><em><strong>Bagaimana cara kerja insang? Tully, 7 tahun</strong></em></p>
<hr>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Pertanyaan yang bagus, Tully! </p>
<p>Hewan di darat menghirup udara, yang terbuat dari berbagai macam gas. Oksigen adalah salah satu dari gas-gas tersebut, dan dihasilkan oleh tumbuhan (kita perlu berterima kasih pada tumbuhan). </p>
<p>Semua binatang memerlukan oksigen untuk bertahan hidup.</p>
<p>Ketika udara masuk ke dalam paru-paru, oksigen masuk ke dalam darah kita dan diantarkan ke seluruh bagian tubuh kita. Udara itu ringan, sehingga mudah untuk dipindahkan. Hal ini membuat udara mudah untuk dihirup keluar-masuk.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-mengapa-kita-punya-upil-156653">Curious Kids: mengapa kita punya upil?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ikan mengalami keadaan berbeda. Ikan juga perlu oksigen, tapi alih-alih mendapatkannya dari udara, ikan harus mendapatkannya dari air.</p>
<p>Namun, oksigen dalam air lebih sedikit daripada di udara. Dan yang lebih sulit lagi, air lebih kental daripada udara, sehingga memerlukan usaha lebih banyak untuk memindahkan oksigen di dalamnya. Hal ini membuat masalah menyerap oksigen dengan badan ikan semakin sulit.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Two goldfish in an aquarium" src="https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/370740/original/file-20201123-23-bziat6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ikan menyedot air melalui mulut mereka, mengalirkan ke insang mereka.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Inilah mengapa ikan butuh insang</h2>
<p>Ikan tidak bernapas dengan menarik dan mengeluarkan air melalui mulut. Ikan menggunakan sistem satu jalur, mengalirkan air secara satu arah melalui insang mereka.</p>
<p>Air mengalir masuk ke dalam mulut, melewati insang dan keluar melalui opercula (tulang yang melindungi insang mereka).</p>
<p>Namun insang dan paru-paru memiliki lebih banyak kesamaan dari yang kita kira. </p>
<p>Keduanya memiliki area permukaan besar yang meningkatkan jumlah air atau udara yang bersentuhan dengan insang atau jaringan paru-paru, dan juga meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=293&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/379188/original/file-20210118-13-9n3pdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=368&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Air masuk ke dalam mulut, melalui insang, dan keluar dari sisi yang lain.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain itu, dinding paru-paru dan insang sangat tipis dan berisikan tabung-tabung kecil yang mengalirkan darah (disebut “kapiler”).</p>
<p>Hal ini berarti kapiler bersentuhan dengan udara atau air dari luar, dan memungkinkan oksigen masuk melalui dinding tipis dan ke dalam darah. Pada waktu yang sama, karbon dioksida, yang merupakan limbah dari badan kita, bergerak ke luar. </p>
<p>Insang juga penting untuk mengontrol jumlah garam di badan ikan, tapi mari bahas tentang itu di lain waktu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-kenapa-kita-butuh-waktu-yang-lebih-lama-untuk-terbang-dari-timur-ke-barat-saat-naik-pesawat-156118">Curious Kids: Kenapa kita butuh waktu yang lebih lama untuk terbang dari timur ke barat saat naik pesawat?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><em>Halo, curious kids! Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em></p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya Nugraha menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156762/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Culum Brown receives funding from the Australian Research Council
Culum Brown menerima dana dari Australian Research Council</span></em></p>Ikan bernapas menggunakan sistem satu arah, mengalirkan air ke satu arah melalui insang mereka.Culum Brown, Professor, Macquarie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1559592021-03-03T07:36:30Z2021-03-03T07:36:30ZRatusan spesies ikan, termasuk yang banyak dimakan manusia, memakan plastik<p>Triliunan <a href="https://theconversation.com/far-more-microplastics-floating-in-oceans-than-thought-51974">partikel plastik yang nyaris tak terlihat</a>, baik di permukaan hingga <a href="https://doi.org/10.1038/s41598-019-44117-2">lautan dalam</a>, mengapung di lautan dunia.</p>
<p>Partikel plastik yang disebut sebagai mikroplastik ini terbentuk ketika plastik besar, seperti kantong belanja dan pembungkus makanan, terurai.</p>
<p>Para peneliti khawatir dengan mikroplastik karena ukuran yang sangat kecil, tersebar luas dan mudah dikonsumsi oleh satwa liar, baik <a href="https://theconversation.com/bait-and-switch-anchovies-eat-plastic-because-it-smells-like-prey-81607">sengaja atau tidak sengaja</a>. </p>
<p>Kami mempelajari <a href="https://scholar.google.com/citations?user=uo1sSBwAAAAJ&hl=en">ilmu kelautan</a> dan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=8Gb9COIAAAAJ&hl=en">perilaku satwa</a>, serta ingin memahami seberapa besar masalah ini. </p>
<p>Dalam studi yang baru diterbitkan yang kami lakukan dengan ahli ekologi <a href="https://scholar.google.com/citations?user=mI9gJxIAAAAJ&hl=en">Elliot Hazen</a>, kami mempelajari bagaimana ikan laut, termasuk spesies yang dikonsumsi oleh manusia - menelan partikel dalam berbagai ukuran. </p>
<p>Sejauh ini, kami menemukan setidaknya <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/gcb.15533">386 spesies ikan laut</a>, termasuk 210 spesies komersial menelan serpihan plastik. </p>
<p>Namun, angka ini semakin meningkat. </p>
<p>Kami memperkirakan ini disebabkan oleh metode untuk mendeteksi mikroplastik berkembang dan polusi plastik di lautan meningkat. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/LiH3f6AKFbc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Para peneliti di Akuarium Monterey Bay, California, telah menemukan mikroplastik dari permukaan hingga dasar laut, dikonsumsi oleh berbagai makhluk laut.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Memecahkan teka-teki plastik</h2>
<p>Satwa liar memakan plastik bukan hal yang baru. </p>
<p>Masalah ini mencuat pertama kali saat ada observasi atas <a href="https://doi.org/10.2307/4083505">perut seekor burung laut pada 1969</a>. </p>
<p>Tiga tahun kemudian, para peneliti melaporkan bahwa ikan di lepas pantai selatan New England <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.178.4062.749">menelan plastik kecil</a>.</p>
<p>Sejak itu, lebih dari 100 makalah ilmiah telah menemukan konsumsi plastik terjadi pada berbagai macam spesies ikan. </p>
<p>Namun, setiap studi hanya berperan sebagai bagian kecil dari teka-teki yang sangat penting. </p>
<p>Untuk melihat masalah ini lebih jelas, kami harus menyusun bagian-bagian tersebut. </p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Kami telah membuat basis data tentang konsumsi plastik oleh ikan laut, dari makalah ilmiah yang terbit dari tahun 1972 hingga 2019. </p>
<p>Kami mengumpulkan berbagai informasi dari setiap makalah, termasuk spesies ikan yang diteliti, jumlah ikan yang memakan plastik, dan kapan mereka ditangkap. </p>
<p>Kami juga mempelajari lokasi ikan-ikan ini ditemukan karena ada beberapa kawasan dengan polusi plastik lebih banyak ketimbang daerah lain. </p>
<p>Kami mengidentifikasi makanan, habitat, dan perilaku memakan, misalnya apakah memakan ikan lain atau merumput alga, bagi setiap spesies di data tersebut. </p>
<p>Dengan menganalisis data ini secara keseluruhan, kami ingin memahami tidak hanya berapa banyak ikan yang memakan plastik, tetapi juga faktor lain yang menyebabkan ikan-ikan ini memakan plastik. </p>
<p>Trend yang kami temukan mengejutkan dan mengkhawatirkan. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Kantong plastik mengapung di permukaan air." src="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Hiu macan tutul berenang melewati plastik di perairan dangkal California selatan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.ralphpace.com">Ralph Pace</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masalah global</h2>
<p>Penelitian kami menemukan bahwa ikan laut di seluruh dunia menelan plastik. </p>
<p>Menurut 129 makalah ilmiah di basis data kami, peneliti melakukan studi terhadap 555 spesies ikan di seluruh dunia. </p>
<p>Kami menjadi khawatir karena menemukan lebih dari dua pertiga spesies tersebut telah memakan plastik.</p>
<p>Salah satu hal penting diperhatikan adalah tidak semua studi ini terkait mikroplastik. </p>
<p>Hal ini kemungkinan karena menemukan mikroplastik memerlukan peralatan khusus, seperti mikroskop atau menggunakan teknik yang lebih kompleks. </p>
<p>Namun, ketika para peneliti memang mencari mikroplastik, mereka menemukan 5 kali lebih banyak plastik pada setiap ikan daripada saat meneliti plastik yang lebih besar. </p>
<p>Studi yang bisa mendeteksi ancaman yang sebelumnya tidak terlihat ini mengungkapkan bahwa konsumsi plastik lebih tinggi daripada yang kami kira pada awalnya.</p>
<p>Tinjauan kami selama 4 tahun penelitian mengindikasikan bahwa ikan yang mengkonsumsi plastik sedang meningkat. </p>
<p><a href="http://www.gesamp.org/publications/microplastics-in-the-marine-environment-part-2">Penilaian internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2016</a> menunjukkan jumlah spesies ikan laut dengan plastik telah bertambah 4 kali lipat.</p>
<p>Dalam satu dekade terakhir, proporsi ikan yang memakan plastik telah bertambah 2 kali lipat pada semua spesies. </p>
<p>Studi yang terbit pada 2010-2013 menemukan bahwa rata-rata 15% ikan sampel mengandung plastik; dalam studi 2017-2019, jumlah tersebut menjadi 33%.</p>
<p>Kami melihat ada dua alasan mengapa tren ini terjadi. </p>
<p>Pertama, teknik ilmiah untuk mendeteksi mikroplastik telah berkembang selama 5 tahun terakhir. </p>
<p>Banyak studi awal yang kami tinjau mungkin belum menemukan mikroplastik karena para peneliti tidak bisa melihatnya. </p>
<p>Kedua, ada kemungkinan bahwa ikan memang memakan lebih banyak plastik dari ke waktu karena polusi plastik laut meningkat <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.aba9475">secara global</a>. </p>
<p>Jika ini benar, kami memperkirakan bahwa situasi akan memburuk. </p>
<p>Beberapa studi kuantifikasi sampah plastik memproyeksikan jumlah sampah polusi di laut akan <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.aba3656">terus meningkat</a> selama <a href="http://dx.doi.org/%2010.1126/sciadv.1700782">beberapa dekade selanjutnya</a>.</p>
<p><iframe id="vmUzZ" class="tc-infographic-datawrapper" src="https://datawrapper.dwcdn.net/vmUzZ/3/" height="400px" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<h2>Faktor-faktor risiko</h2>
<p>Meskipun temuan kami mungkin memperlihatkan bahwa ikan di lautan telah banyak tertutupi oleh plastik hingga ke insang mereka, situasi ini sebenarnya lebih kompleks. </p>
<p>Dalam tinjauan kami, hampir sepertiga spesies yang diteliti tidak ditemukan telah menelan plastik. </p>
<p>Dan, walaupun studi memang melaporkan konsumsi plastik, para peneliti tidak menemukan plastik dalam setiap ikan. </p>
<p>Pada seluruh studi dan spesies, sekitar satu dari 4 ikan mengandung plastik, sebagian kecil yang tampaknya bertambah seiring dengan waktu. </p>
<p>Ikan yang memang memakan plastik biasanya hanya mengandung satu atau dua serpihan di dalam perut mereka. </p>
<p>Dalam pandangan kami, hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi plastik oleh ikan mungkin menyebar luas, tetapi tidak bisa dikatakan terjadi secara universal. </p>
<p>Tidak juga terjadi secara acak. </p>
<p>Kebalikannya, kami bisa memprediksi spesies mana yang lebih mungkin memakan plastik berdasarkan lingkungan, habitat, dan perilaku makan mereka.</p>
<p>Sebagai contoh, ikan-ikan seperti hiu, kerapu, dan tuna yang memburu ikan lain atau makhluk laut sebagai makanan lebih mungkin memakan plastik. </p>
<p>Konsekuensinya, spesies yang berposisi lebih tinggi dalam rantai makanan lebih mengalami risiko yang besar.</p>
<p>Kami tidak terkejut bahwa jumlah plastik yang dimakan ikan juga tampaknya bergantung pada berapa banyak plastik yang ada di lingkungan mereka. </p>
<p>Spesies yang hidup di wilayah laut yang diketahui mengandung polusi plastik, seperti Laut Mediterania dan pantai Asia Timur, ditemukan dengan kandungan plastik yang lebih dalam perut mereka.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1339067730306031618"}"></div></p>
<h2>Dampak penggunaan plastik</h2>
<p>Ini bukan hanya menyangkut masalah konservasi kehidupan liar. </p>
<p>Para peneliti tidak tahu banyak tentang dampak memakan plastik pada ikan atau manusia. </p>
<p>Namun, terdapat bukti bahwa mikroplastik dan potongan yang lebih kecil yang disebut <a href="https://doi.org/10.1038/s41565-019-0437-7">nanoplastik</a> bisa berpindah dari perut ikan ke <a href="https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.134625">jaringan otot ikan</a>, bagian yang biasanya dimakan manusia. </p>
<p>Temuan kami menyoroti perlunya studi untuk menganalisis seberapa seringnya plastik berpindah dari ikan ke manusia dan dampak yang mungkin terjadi pada badan manusia. </p>
<p>Tinjauan kami adalah langkah menuju pemahaman masalah global terkait polusi plastik laut. </p>
<p>Lebih dari 20.000 spesies ikan laut, hanya sekitar 2% yang telah diuji terkait konsumsi plastik. </p>
<p>Dan, banyak bagian laut yang masih tersisa untuk diteliti. </p>
<p>Terlepas dari itu, apa yang menjadi jelas bagi kita adalah <em>“out of sight, out of mind”</em> bukanlah respons yang efektif dalam menghadapi polusi laut, terutama ketika polusi ini hadir di atas piring kita.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155959/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Alexandara Mcinturf memiliki aflisiasi dengan The Ethogram (<a href="https://theethogram.com/">https://theethogram.com/</a>).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Matthew Savoca menerima dana dari National Geographic Society dan National Science Foundation.</span></em></p>As more and more plastic trash permeates the Semakin banyak sampah plastik di lautan, serpihan plastik masuk ke dalam ikan dan kerang - dan berpotensi juga masuk ke manusiaAlexandra McInturf, PhD Candidate in Animal Behavior, University of California, DavisMatthew Savoca, Postdoctoral researcher, Stanford UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1553762021-02-24T12:07:20Z2021-02-24T12:07:20ZPopulasi hiu dan pari laut turun drastis 71% sejak 1970, langkah konkret global diperlukan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/384955/original/file-20210218-23-sqgfk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C368%2C245&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/manta-ray-241545559">Rich Carey/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tidak banyak orang pernah melihat hiu dan ikan pari. Namun, kedua spesies ini merupakan satwa yang disegani di lautan, contohnya hiu putih dan ikan pari manta. </p>
<p>Selama ribuan tahun, mereka bisa menghindari manusia karena tinggal di tempat yang jauh dari daratan. </p>
<p>Tetapi, sejak awal 1950-an, kapal-kapal penangkap ikan skala industri dapat menjangkau perairan lebih dalam dan secara bertahap mengeksploitasi seluruh lautan global. </p>
<p>Dalam periode tersebut, peningkatan permintaan akan daging hiu dan pari, termasuk sirip, insang dan minyak hati, telah menyebabkan tangkapan dari 30 atau lebih spesies laut melonjak. </p>
<p>Ahli biologi kelautan telah memperingatkan dalam beberapa dekade terakhir, tetapi peringatan mereka terbatas pada tren regional. </p>
<p>Sebuah <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-020-03173-9">riset terbaru</a> telah mengumpulkan berbagai data yang berbeda menjadi suatu analisis global terkait populasi hiu dan ikan pari di lautan.</p>
<p>Secara global, populasi hiu dan ikan pari di lautan menurun 71% sejak 1970. </p>
<p>Lebih dari setengah atas 31 spesies yang diteliti tergolong langka atau terancam akan punah. </p>
<p>Apabila dibandingkan dengan tahun 1980, ketika hanya satu spesies, yaitu hiu raksasa pemakan plankton, yang tergolong terancam punah, kondisi ini menunjukkan bahwa predator utama di lautan menghilang dengan cepat. </p>
<h2>Menurun drastis</h2>
<p>Penelitian ini mengumpulkan berbagai data yang sangat banyak untuk menghasilkan suatu pemahaman global tentang tren populasi hiu dan ikan pari di lautan. </p>
<p>Para peneliti mengkalkulasi dua indikator keanekaragaman hayati secara terpisah, menggunakan indeks yang ditetapkan oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati untuk melacak perkembangan dari target internasional.</p>
<p>Mereka menggunakan pemodelan canggih untuk memperkirakan tren atas jumlah relatif spesies. </p>
<p>Salah satu indikator menggabungkan penilaian atas 31 spesies oleh <a href="https://www.iucnredlist.org/">Daftar Merah IUCN</a> selama periode 38 tahun.</p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Hasilnya menunjukkan penurunan tinggi terhadap populasi hiu di samudra Atlantik, India dan Pasifik. </p>
<p>Jumlah hiu koboi (<em>oceanic whitetip shark</em>) global merosot 75% dalam setengah abad, sementara hiu mako sirip pendek (<em>shortfin mako shark</em>), yang biasa diburu untuk daging dan sirip, menurun sekitar 40%. </p>
<p>Populasi ikan pari manta menurun paling drastis. </p>
<p>Riset ini menghubungkan penurunan yang terjadi dengan <em>overfisihing</em>. </p>
<p>Peneliti mencatat ada peningkatan penangkapan ikan dua kali lipat dari perikanan rawai (<em>longline fisheries</em>), misalnya yang menggunakan tali sepanjang 100 kilometer dan 1.200 kait umpan. </p>
<p>Tali pancing ini disebarkan oleh ribuan kapal-kapal setiap harinya di seluruh dunia, yang akhirnya menjerat hiu di lautan terbuka, baik sengaja atau tidak (<em>bycatch</em>), sambil menangkap jenis tangkapan lain. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Lempengan dengan beberapa hiu mati tergeletak di atasnya." src="https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1597%2C1200&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/380903/original/file-20210127-21-bfpx38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Hiu mako sirip pendek adalah salah satu hewan tercepat di dunia, tetapi sering tertangkap oleh jaring.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Shortfin_mako_shark#/media/File:Poxa_de_marraxo_(Isurus_oxyrinchus)_no_porto_pesqueiro_de_Vigo.jpg">José Antonio Gil Martínez</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Studi ini juga menemukan tingginya proporsi hiu yang ditangkap jauh melampaui level berkelanjutan.</p>
<p>Tetapi, studi ini tidak memasukkan penangkapan yang tidak tercatat ke dalam analisis. Artinya, jumlah hiu dan ikan pari yang tewas akibat kapal penangkapan ikan bisa saja jauh dari sebenarnya dan penurunan populasi mereka mungkin lebih buruk. </p>
<p>Tidak seperti kebanyakan spesies ikan bertulang, hiu dan ikan pari menghasilkan sedikit keturunan dan tumbuh dewasa dengan perlahan. </p>
<p>Laju reproduksi mereka tidak bisa mengimbangi kecepatan perikanan skala industri. </p>
<h2>Mengatur lautan lepas</h2>
<p>Perlu aksi nyata segera untuk mengembalikan populasi ini. </p>
<p>Laju <em>overfishing</em> jauh melampaui dari implementasi pengelolaan perikanan dan peraturan perdagangan. </p>
<p>Ketika hiu dan ikan pari tertangkap di laut lepas, kawasan di luar yurisdiksi nasional, perlu ada perjanjian antara negara-negara perikanan di bawah organisasi agar langkah-langkah konservasi bisa bekerja. </p>
<p>Namun, batas perikanan yang diberlakukan oleh organisasi perikanan tuna regional, lembaga yang bertugas mengelola populasi hiu dan ikan pari, tidak sesuai saran ilmiah. </p>
<p>Pada November 2020, Uni Eropa dan AS memblokir larangan tangkapan untuk hiu mako sirip pendek di Atlantik Utara, meskipun <a href="https://science.sciencemag.org/content/371/6527/355">bukti ilmiah</a> dengan jelas menunjukkan bahwa itu langkah pertama untuk memulihkan populasi spesies yang terancam punah ini. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Beberapa kait ditaruh berjejer." src="https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/380910/original/file-20210127-17-16s18rt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perikanan rawai menyebar beberapa kait sekaligus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/longline-fishing-on-lofoten-islands-norway-1098959816">Lunghammer/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Untuk memulihkan populasi hiu dan ikan pari di lautan, perlu langkah ketat untuk melarang pendaratan hasil tangkapan di pelabuhan dan meminimalkan <em>bycatch</em> kedua spesies ini.</p>
<p>Hal ini harus digabungkan dengan penegakan yang ketat. </p>
<p>Mengurangi jumlah hiu dan pari yang ditangkap secara tidak sengaja akan sangat penting tetapi menantang, terutama untuk perikanan rawai, yang tidak terlalu selektif dan secara tidak sengaja menangkap banyak spesies yang berbeda.</p>
<p>Hal ini berarti larangan penangkapan ikan yang disengaja tidak mungkin efektif berdiri sendiri. </p>
<p>Salah satu solusi adalah memodifikasi peralatan memancing dan memperbaiki cara nelayan melepaskan hiu dan ikan pari setelah ditangkap, untuk memberi mereka peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup.</p>
<p>Langkah lainnya, berdasarkan studi terbaru, adalah dengan melarang armada penangkapan ikan dari kawasan hiu dan ikan pari. </p>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/s41586-019-1444-4">Penelitian pada tahun 2019</a> telah menyoroti kawasan-kawasan tersebut yang tumpang tindih dengan jalur kapal penangkap ikan. </p>
<p>Di bawah PBB, negosiasi kini sedang berlangsung untuk menghasilkan suatu perjanjian lautan lepas yang akan menciptakan kawasan laut terlindungi untuk melindungi spesies yang terancam di lautan terbuka. </p>
<p>Studi baru ini harus mendorong komunitas internasional untuk mengambil tindakan seperti itu selama masih ada waktu.</p>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155376/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>David Sims menerima dana dari NERC, ERC dan Save Our Seas Foundation. Dia adalah anggota terpilih dari Academia Europaea, Zoological Society of London, anggota profesional Asosiasi Biologi Kelautan Inggris, anggota Royal Institution of Great Britain, dan anggota dewan dari Fisheries Society of the British Isles.</span></em></p>Perjanjian laut lepas dapat membantu membangun kembali populasi dan harus dilakukan segera.David Sims, Professor of Marine Ecology, University of SouthamptonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1421672020-07-15T01:58:03Z2020-07-15T01:58:03ZGelombang panas laut membahayakan ikan terumbu karang, bahkan sebelum karang itu mati<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/346569/original/file-20200709-22-12xncqz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C27%2C6006%2C3980&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sekumpulan ikan (_Acanthurus triostegus_) terlihat berenang di karang mati setelah gelombang panas tahun 2015-16. </span> <span class="attribution"><span class="source">(Kevin Bruce</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Dengan begitu <a href="https://wwf.panda.org/our_work/oceans/problems/">banyak tantangan yang dihadapi oleh laut</a> saat ini, terumbu karang merupakan pertahanan bagi keanekaragaman hayati laut.</p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960982214016236">Ribuan spesies ikan</a> berbagai macam bentuk dan ukuran menghuni ekosistem yang berwarna, kompleks, dan menguntungkan secara ekonomi ini. </p>
<p>Namun, <a href="https://doi.org/10.1038/nclimate3382">laut yang semakin menghangat</a> dapat membahayakan mereka.</p>
<p>Sejak terjadi <em>coral bleaching</em> atau <a href="https://www.icriforum.org/documents/status-of-coral-reefs-of-the-world-2000/">pemutihan karang pertama</a> yang menghancurkan terumbu di akhir tahun 1990-an, ilmuwan telah berusaha untuk mendokumentasikan efek dari fenomena ini. </p>
<p>Kematian terumbu karang akibat pemutihan yang sangat parah <a href="https://www.mdpi.com/1424-2818/3/3/424">mengubah kehidupan ikan-ikan yang berada di daerah tersebut</a>: jumlah ikan pemakan karang menurun, sedangkan pemakan alga meningkat karena cepat berkembang biak. </p>
<p>Lalu, apa yang terjadi pada ikan saat cuaca sangat panas, yaitu ketika suhu air naik, tapi karang belum memutih dan mati? Belum banyak ilmuwan yang mencoba menjawab pertanyaan ini. </p>
<p><a href="https://doi.org/10.1002/eap.2124">Studi terbaru kami</a> yang terbit di <em>Ecological Applications</em> meneliti ikan-ikan terumbu karang pada sebelum, saat, dan sesudah El Niño 2015-16 di Kiritimati, sebuah atol di Laut Pasifik yang merupakan bagian dari negara Kiribati.</p>
<p>Penelitian kami menunjukkan bahwa kenaikan suhu laut jangka pendek menyebabkan dampak yang mematikan bagi ikan terumbu karang dan komunitas lokal yang bergantung kepada mereka. </p>
<h2>Memanaskan atol terbesar di dunia</h2>
<p>Kiritimati, atau Pulau Natal, adalah atol (gugusan karang yang berbentuk cincin) terbesar di dunia berdasarkan massa daratan. </p>
<p>Jarak bandara utama terdekat lebih dari 2.000 kilometer di Hawai'i. Masyarakat yang tinggal di Kiritimati sangat bergantung pada ikan karang sebagai sumber pangan dan penghasilan mereka.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/336588/original/file-20200520-152349-1wz6wbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terumbu karang yang sehat di Kiritimati sebelum peristiwa El Niño tahun 2015–16.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Kristina Tietjen)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ketika El Niño tahun 2015–16 <a href="https://www.doi.org/10.1126/science.aan8048">menghancurkan terumbu karang di seluruh dunia</a>, dampaknya sangat terasa bagi penduduk Kiritimati. </p>
<p><a href="https://doi.org/10.1371/journal.pone.0190957">Kenaikan suhu</a> selama 10 bulan berturut-turut, menyebabkan <a href="https://www.washingtonpost.com/news/energy-environment/wp/2016/04/12/why-dead-coral-reefs-stir-fears-of-dangerous-climate-change/">lebih dari 80% kematian karang</a> di sekitar pulau. Sebelum ini terjadi, komunitas ikan lokal juga sudah mengalami perubahan. </p>
<h2>Ikan karang yang stres</h2>
<p>Akibat tertekan karena panas, populasi ikan karang di sekitar atol menyusut hingga setengahnya dalam waktu 2 bulan. </p>
<p>Jumlah spesies ikan juga menurun, bahkan beberapa spesies menghilang. Lima spesies, termasuk ikan Kepe Panah (<em>Chaetodon trifascialis</em>) yang khusus memakan karang hidup, tidak lagi terlihat. </p>
<p>Setahun setelah gelombang panas, kami menemukan hal yang mengejutkan bahwa total biomassa dan jumlah ikan karang telah pulih, hampir pada tingkat yang sama dengan sebelum terjadi panas. </p>
<p>Pertanyaan berikutnya: Apa yang sebenarnya terjadi selama periode panas yang panjang tersebut?</p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/336589/original/file-20200520-152338-17yd9op.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ikan buntal, <em>Arothron meleagris</em>, satu dari banyak spesies ikan karang di Kirimati yang jumlahnya menurun selama gelombang panas.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sean Dimoff)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Gelombang panas memang dapat menurunkan <a href="http://www.int-res.com/abstracts/meps/v401/p233-243/">kesehatan</a>, bahkan <a href="https://doi.org/10.1111/gcb.12455">kematian</a>, pada ikan karang. </p>
<p>Kami berpendapat banyak ikan yang menghilang kemudian mencari tempat perlindungan di karang yang lebih dalam dan dingin di sekitar pulau saat gelombang panas terjadi. </p>
<p>Saat panas mereda, mereka pun kembali ke daerah lebih dangkal.</p>
<p>Namun, proses pemulihan ini tidak sama di seluruh dunia. Situs terumbu karang di atol terdekat pedesaan tidak pulih sepenuhnya dibandingkan dengan yang jauh dari manusia. </p>
<p>Ini karena terumbu karang pada atol di dekat pedesaan sudah rusak terlebih dahulu karena pengerukan pasir, perikanan, dan polusi. Sebaliknya, yang jauh dari perumahan manusia lebih sehat bahkan sebelum gelombang panas terjadi. </p>
<p>Ini menunjukkan bahwa perlindungan lingkungan di tingkat lokal dapat membantu karang menjadi lebih tangguh terhadap kerusakan akibat pemanasan laut yang parah.</p>
<p>Walaupun ikan tidak tertarik dengan daerah yang panas, namun terumbu karang yang sehat dapat menarik perhatian mereka untuk kembali. </p>
<h2>Kesempatan di masa depan</h2>
<p>Jika ikan karang kembali setelah panas usai, apakah hilannya mereka dalam jangka pendek merupakan suatu persoalan besar? </p>
<p>Mengingat bahwa kelangsungan hidup <a href="https://www.wri.org/publication/reefs-risk-revisited">jutaan orang di penjuru dunia</a> bergantung pada ikan karang laut tropis, kami percaya jawaban dari pertanyaan ini adalah iya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=65%2C113%2C3844%2C2880&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/336583/original/file-20200520-152344-jc7044.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terumbu karang yang sehat di daerah Kiritimati, sebelum gelombang panas.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Kieran Cox)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dampak dari perubahan iklim terhadap terumbu karang <a href="https://www.doi.org/10.1126/science.aaw6974">diprediksikan akan bertambah buruk</a> dalam beberapa dekade mendatang. </p>
<p>Mempelajari dampak dari tekanan panas saat ini merupakan kesempatan yang baik bagi masa depan. Ini akan memberikan gambaran atas konsekuensi pemanasan laut yang <a href="https://doi.org/10.1038/s41586-018-0383-9">lebih parah, dan akan sering terjadi</a>.</p>
<p>Dengan memahami bagaimana populasi ikan bereaksi terhadap kenaikan suhu air laut, kita juga dapat memprediksi sekaligus mengurangi dampak dari pemanasan air laut terhadap komunitas yang sangat bergantung pada terumbu, seperti yang ada di Kiritimati.</p>
<p>Dalam ranah penelitian terumbu karang, sebagian besar studi pada tekanan panas baru-baru ini berfokus pada hubungan <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-94-017-7499-4_8">dengan pemutihan karang</a> dan <a href="https://doi.org/10.3390/d3030424">efek tidak langsung dari pemutihan karang terhadap ikan yang hidup di karang tersebut</a>.</p>
<p>Namun, terumbu karang bukan satu-satunya mahluk yang terdampak dari tekanan panas. </p>
<p>Kita mungkin berisiko kehilangan tidak hanya karang tetapi juga ikan-ikan karang yang sangat penting, kecuali kita ikut membatasi dampak perubahan iklim secara global. </p>
<hr>
<p><em>Nadila Taufana Sahara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p>
<hr>
<p><em>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a>.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/142167/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jennifer M.T. Magel menerima dana dari Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Julia K. Baum menerima dana dari Natural Science and Engineering Research Council of Canada, Pew Charitable Trusts, National Geographic, dan Rufford Foundation. </span></em></p>Ikan karang hilang saat gelombang panas muncul, tapi cepat kembali lagi kepada terumbu karang yang sehat.Jennifer M.T. Magel, Research Assistant, Biology, University of VictoriaJulia K. Baum, Professor of Biology, University of VictoriaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1232762019-09-12T12:35:24Z2019-09-12T12:35:24ZMirip ikan, ular laut ini menghirup oksigen dari dahinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/291973/original/file-20190911-190021-1d2m65t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Hydrophis Cyanocinctus memiliki lubang misterius di tempurung kepalanya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alessandro Palci, Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Hanya ikan yang memiliki insang, bukan? Salah. Perkenalkan <em>Hydrophis cyanocinctus</em>, seekor ular yang bisa <a href="http://rsos.royalsocietypublishing.org/lookup/doi/10.1098/rsos.191099">bernapas melalui bagian atas kepalanya</a>.</p>
<p>Spesies dengan panjang 3 meter yang asli dari pesisir Australia dan Asia ini, dapat menghirup oksigen dengan bantuan pembuluh darah yang unik, terletak di bawah kulit, di antara moncong dan dahinya. </p>
<p>Jaringan pembuluh darah ini sangat mirip cara kerjanya dengan insang ikan, dan merupakan penemuan baru dalam adaptasi tambahan yang dapat digunakan ular laut untuk berkembang di laut.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/there-are-dozens-of-sea-snake-species-in-the-indian-and-pacific-oceans-but-none-in-the-atlantic-or-caribbean-why-91452">There are dozens of sea snake species in the Indian and Pacific oceans, but none in the Atlantic or Caribbean. Why?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam perkembangannya, ular laut merupakan spesies baru dalam kehidupan laut, berevolusi dari ular darat sekitar <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rsos.150277">16 juta tahun yang lalu</a>. Ini jauh lebih baru dibandingkan dengan mamalia laut, sperti <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Whale#Taxonomy_and_evolution">paus</a> dan <a href="https://ucmp.berkeley.edu/mammal/mesaxonia/sirenia.html">dugong</a>, yang telah muncul 50 juta tahun yang lalu.</p>
<p>Namun, sekitar 60 spesies ular laut yang dikenal mampu mengembangkan [berbagai adaptasi terhadap kehidupan laut] yang mengagumkan. Seperti kelenjar garam di bawah lidah, lubang hidung yang menghadap ke atas dan dapat ditutup oleh katup, ekor seperti dayung untuk berenang, serta kemampuan untuk menghirup oksigen dan melepas karbon dioksida melalui kulit mereka.</p>
<p>Beberapa ular laut bahkan telah mengembangkan <a href="https://www.iflscience.com/plants-and-animals/some-sea-snakes-can-sense-light-with-their-tails/">sensor cahaya di ujung ekornya</a>, mungkin sebagai cara untuk menghindari predator ketika hanya setengah tubuhnya yang tertutup saat bersembunyi di celah-celah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290451/original/file-20190902-175686-11xvtmg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Seekor ular laut Teluk Arab (Hydrophis lapemoides) di lingkungan alaminya.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Keith DP Wilson/flickr</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Sebuah lubang misterius di tempurung kepala</h2>
<p>Kami kira kami sudah tahu segala hal aneh yang dimiliki ular laut; tapi ternyata kami menemukan sesuatu yang baru. Seperti yang yang kami tulis dalam jurnal [Royal Society Open Science], <em><a href="http://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Hydrophis&species=cyanocinctus">Hydrophis cyanocinctus</a></em> memiliki insang di dahinya.</p>
<p>Penanda awal kejanggalan ini adalah sebuah lubang (dalam istilah anatomi disebut “foramen”, bahasa latin untuk “lubang”) di bagian atas tempurung kepala spesies ini.</p>
<p>Lubang ini mengingatkan dengan temuan “pineal foramen (lubang <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_pineal">kelenjar pineal</a>)” di beberapa spesies kadal, yang di dalamnya terdapat organ kecil yang sensitif disebut <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Parietal_eye">mata pineal</a>. Mungkinkah ular laut juga memiliki mata pineal?</p>
<p>Tidak ada tanda-tanda foramen seperti itu ditemukan pada ular modern. Faktanya, ular diperkirakan telah kehilangan pineal foramen paling tidak 100 juta tahun yang lalu - sama dengan usia dari fosil ular tertua yang pernah ditemukan. </p>
<p>Namun, karena beberapa ular laut memiliki organ sensitif di ujung ekornya, maka bisa saja organ serupa muncul kembali di tempurung kepalanya - sejatinya ular berevolusi dari kadal. </p>
<h2>Bukan mata, melainkan paru-paru</h2>
<p>Kami memutuskan untuk menginvestigasi lebih dalam terhadap foramen pada <em>H. cyanocinctus</em>. Kami mendapatkan beberapa sampel hidup dari Vietnam, tempat ular laut secara umum dijual di pasar ikan sebagai makanan. Kami menggunakan kombinasi antara metode tradisional dan <a href="https://dicect.com/">bantuan komputer</a> untuk menghasilkan gambar jaringan lunak di sekitar foramen. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290448/original/file-20190902-175691-v3fuyh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kepala <em>Hydrophis cyanocinctus</em> dan pembuluh darahnya (diperoleh setelah memindahkan otot dan kulitnya secara digital). Perhatikan vena besar yang menghubungkan jaringan pembuluh darah di atas tengkorak ke bagian dalam tempurung otak (panah).</span>
<span class="attribution"><span class="source">Alessandro Palci</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Gambar-gambar di atas membuktikan bahwa ular jenis ini tidak memiliki mata pineal. Apa yang sebenarnya ada di dalam lubang misterius ini adalah pembuluh darah besar (terkadang berpasangan). Pembuluh darah ini berlanjut dan bercabang ke dalam jaringan vena dan sinus yang kompleks, di bawah kulit dahi dan moncong. </p>
<p>Kami kemudian memeriksa ular lain, baik darat maupun laut, menggunakan metode yang sama. Kami menyadari adanya keunikan dari jaringan pembuluh darah pada <em>H. cyanocinctus</em>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/did-snakes-evolve-from-ancient-sea-serpents-61144">Did snakes evolve from ancient sea serpents?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Seluruh ular diperkirakan memiliki jaringan pembuluh darah di bawah kulitnya. Yang membuat <em>H. cyanocinctus</em> istimewa adalah ukuran pembuluh darahnya yang ternyata sangat besar dan menjadi satu vena besar yang masuk ke otak.</p>
<h2>Insang di atas kepalanya</h2>
<p>Walau jaringan pembuluh darah ini aneh, tapi sebenarnya masuk akal karena ular laut mampu bernapas melalui kulit. Ini terjadi karena konsentrasi oksigen di arteri jauh lebih rendah daripada konsentrasi oksigen pada air laut sekitarnya, sehingga oksigen dapat menyebar melalui kulit dan masuk ke dalam darah.</p>
<p>Namun, kadar oksigen yang rendah dalam arteri bisa menjadi masalah. Otak bisa saja tidak memperoleh oksigen sesuai kebutuhan. Hal ini bisa diatasi oleh jaringan pembuluh darah di dahi dan moncong ular laut, dengan mengambil oksigen dari air laut kemudian mendistribusikannya ke otak saat berenang di bawah air.</p>
<p>Kalau Anda bilang ini mirip dengan insang pada ikan, Anda benar sekali. Meskipun jarak evolusi yang jauh antara kedua kelompok spesies ini, <em>H. cyanocinctus</em> telah berhasil mengembangkan sistem pernapasan yang cara kerjanya hampir sama dengan insang. Ular jenis ini benar-benar penghuni samudera.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/123276/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Alessandro Palci received funding from the ARC. He is affiliated with Flinders University and the South Australian Museum.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Kate Sanders receives funding from the Australian Research Council (Future Fellowship and Discovery Project). She is also affiliated with the South Australian Museum.</span></em></p>Ketika kita semua berpikir bahwa hanya ikan yang bernapas melalui insang, ternyata ada spesies lain yang dapat melakukannya. Perkenalkan, Hydrophis cyanocinctus.Alessandro Palci, Research Associate in Evolutionary Biology, Flinders UniversityKate Sanders, Senior lecturer, University of AdelaideLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1191812019-07-16T02:18:08Z2019-07-16T02:18:08ZKebijakan penenggelaman kapal tak timbulkan efek jera pencuri ikan, lalu apa lagi solusinya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/282442/original/file-20190703-126369-1de1re2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Nelayan membawa ikan dari laut di Kedonganan Bali, 15 Mei 2019.
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/baliindonesiamay-15-2019-fishermen-go-home-1415297786?src=SYeEmJfTKoCUueajS8oxPQ-2-56&studio=1">Pande Putu Hadi Wiguna/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Meski pemerintah Indonesia <a href="https://money.kompas.com/read/2019/05/04/195000726/susi--penenggelaman-kapal-asing-ilegal-akan-dongkrak-perekonomian">mengklaim menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal sukses mencegah pencurian ikan di lautan</a>, sesungguhnya kebijakan yang populer ini masih diragukan benar-benar dapat menimbulkan efek jera. </p>
<p>Walau pencuri ikan berulang kali ditindak, <a href="http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v6i2.673">jumlah kapal yang ditenggelamkan</a> tahun ke tahun tidak turun, bahkan cenderung meningkat. Pada 2014, delapan unit kapal ditenggelamkan, lalu 113 unit pada 2015, 115 unit pada 2016, dan hingga pertengahan 2017 ada 81 unit. </p>
<p>Saya mengajar hukum internasional dengan spesialisasi hukum laut. Saya berargumen kerja sama internasional dengan negara-negara tetangga yang berbatasan langsung di lautan negeri ini bisa menjadi <a href="https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwiwhNj63KnjAhUUXnwKHQH7DIwQFjAAegQIARAC&url=https%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Fsju%2Findex.php%2Fjils%2Farticle%2Fdownload%2F23213%2F10883%2F&usg=AOvVaw1R7QysbpNDQPAJrAKnvDs7">sebagai solusi alternatif</a> untuk mengurangi penangkapan ikan secara ilegal.</p>
<p>Indonesia bisa belajar dari negara-negara di Afrika dan Eropa yang menjalin kerja sama regional untuk memerangi pencuri ikan. Seperti di Eropa, kini saatnya Indonesia mengembangkan sertifikasi pada ikan yang ditangkap secara sah.</p>
<h2>Masalah mendasar</h2>
<p>Mengendalikan penangkapan ikan yang tak tercatat dan ilegal sangat penting karena stok ikan di dunia seringkali ditangkap secara berlebihan (<em>overfished</em>) karena pengaturan yang lemah, manajemen buruk, dan korupsi. <a href="http://aquafind.com/articles/Overfishing-Report.php"><em>Overfishing</em> adalah tantangan terbesar bagi lingkungan laut</a>, seperti stok perikanan yang berkurang dan ekosistem di laut menjadi rusak. Jika ikan yang ditangkap selalu melebihi kebutuhan, maka pada akhirnya pendapatan nelayan secara ekonomi akan terus berkurang.</p>
<p>Berdasarkan data <a href="https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2764211/menteri-susi-kerugian-akibat-illegal-fishing-rp-240-triliun">FAO (Food Agriculture Organization)</a>, Indonesia mengalami kerugian dari penangkapan ikan ilegal sekitar Rp30 triliun setiap tahun. Namun, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti mengungkapkan <a href="http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v6i2.673">kerugian yang lebih besar</a> yakni Rp240 triliun per tahun.</p>
<p>Ada juga pendapat yang mengatakan kerugian Indonesia jauh lebih besar lagi, <a href="https://books.google.co.id/books?id=TraMDwAAQBAJ&pg=PR5&lpg=PR5&dq=Sunyowati,+Dina+dan+Enny+Narwati.+2013.+Buku+Ajar+Hukum+Laut.+cet.+1&source=bl&ots=50aGBlxBpQ&sig=ACfU3U2FUkxXe0TXz0tgyIF9k3L-ZG_R2w&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjKpKb526njAhWA_XMBHXL9B5AQ6AEwAHoECAkQAQ#v=onepage&q=Sunyowati%2C%20Dina%20dan%20Enny%20Narwati.%202013.%20Buku%20Ajar%20Hukum%20Laut.%20cet.%201&f=false">sekitar Rp3000 triliun</a>. Walau angka perkiraan itu berbeda-beda, cukup jelas bahwa kerugian dari penangkapan ilegal itu sangat besar. </p>
<p>Hasil kajian World Bank pada 2013 menunjukkan bahwa <a href="https://www.agrilinks.org/blog/sustainable-fisheries-and-responsible-aquaculture">sektor perikanan seluruh dunia mengalami kerugian sekitar $50 miliar (sekitar Rp700 triliun) setiap tahun</a> karena manajemen yang buruk dan penangkapan ilegal, penangkapan yang tidak dilaporkan, dan penangkapan yang tidak diatur.</p>
<h2>Belajar dari Afrika</h2>
<p>Negara-negara pantai di Afrika Tenggara–Komoro, Kenya, Madagaskar, Mauritius, Mozambik, Seychelles, dan Tanzania–juga mengalami persoalan penangkapan ikan ilegal di lautan mereka. Diperkirakan, <a href="https://fish-i-africa.org/about/the-issues/">satu dari empat ikan di perairan Afrika ditangkap secara ilegal</a>. </p>
<p>Pada 2012, negara-negara tersebut berkolaborasi membentuk <a href="http://www.iuuwatch.eu/wp-content/uploads/2015/06/3rdCountryCardingGuidelinesReport_FINAL.LOW_.pdf">FISH-I Africa</a>, sebuah gugus kerja yang membantu aparat mengidentifikasi dan melakukan penindakan terhadap penangkapan ikan besar-besaran yang tidak tercatat dan ilegal. </p>
<p>Sejak pembentukannya, <a href="https://fish-i-africa.org/about/our-task-force/">FISH-I Africa</a> telah mencapai hasil yang signifikan dalam menegakkan pengawasan perikanan di Samudera Hindia Barat. Misalnya negara-negara anggota berhasil menutup akses bagi kapal pencuri ikan dan mampu memaksa operator kapal untuk membayar denda, salah satunya kapal pukat harimau milik Korea Selatan. <a href="https://panorama.solutions/sites/default/files/FISH-i_Task_Force_-_Flyer.pdf">Fish-I Africa juga berhasil membangunan komunikasi</a> di level internasional untuk menangkap kapal pencuri ikan yang berhasil kabur. </p>
<p>Ini memungkinkan setiap negara memiliki kemampuan untuk mengatasi kekurangan sumber daya perikanan dan kapasitas untuk memantau dan mengendalikan wilayah lautan mereka yang luas.</p>
<p>Indonesia bisa mencontoh model Afrika ini dengan menggunakan payung organisasi regional ASEAN untuk membentuk perjanjian internasional mengenai penangkapan ikan ilegal. </p>
<p>Instrumen hukum yang diharapkan mampu menyepakati hingga pada penetapan sanksi-sanksi agar dapat memiliki kekuatan mengikat, tidak sebatas ikatan moral.</p>
<h2>Belajar dari Uni Eropa</h2>
<p>Uni Eropa (UE) juga sejak 2008 telah menetapkan sebuah <a href="https://publications.europa.eu/en/publication-detail/-/publication/3d492619-4162-4884-ae59-ebb1352796bc/language-en">regulasi</a> untuk mengembangkan sebuah <a href="https://ec.europa.eu/fisheries/sites/fisheries/files/docs/publications/2015-04-tackling-iuu-fishing_en.pdf">sistem yang dilakukan secara kolektif</a> antar sesama anggota UE untuk memberantas penangkapan ikan ilegal. </p>
<p>Regulasi tersebut mengatur <a href="https://ec.europa.eu/fisheries/sites/fisheries/files/docs/body/cooperation_note_en.pdf">mekanisme kerja sama</a> antara negara anggota UE dan kerja sama antar negara ketiga dan UE. Pada September 2011, UE dan Amerika Serikat (AS) menandatangani <a href="http://dx.doi.org/10.2307/23034484">kesepakatan bilateral </a> untuk menumpas penangkapan ikan ilegal. Salah satu bentuk dari kerja sama tersebut adalah pengawasan perikanan menggunakan satelit yang dapat melacak posisi, kecepatan dan aktivitas kapal.</p>
<p>Selain itu UE dan AS kedua pihak juga sepakat untuk mempromosikan skema sertifikat penangkapan ikan secara sah yang sesuai dengan regulasi UE. </p>
<p>Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN dapat mengadopsi sistem tersebut untuk secara bersama-sama mengawasi dan bekerja sama untuk memberikan sertifikat hanya kepada ikan yang ditangkap dengan sah. Kebijakan tersebut dapat menghambat masuknya ikan hasil tangkap yang tidak sah ke pasaran.</p>
<p>Pola tersebut cukup relevan untuk dipertimbangkan karena masih ada beberapa batas wilayah yang masih sengketa, misalnya batas ZEE Indonesia dengan Vietnam. Batas wilayah yang masih abu-abu ini seringkali menjadi celah masuknya kapal pencuri ikan. </p>
<h2>Ketegangan regional</h2>
<p>Dalam hukum internasional, tak ada pengaturan yang tegas ihwal kebijakan penenggelaman kapal, tapi negara pantai diberikan kebebasan untuk mengambil tindakan untuk menjamin konservasi di wilayah lautannya. </p>
<p>Konvensi PBB mengenai hukum laut menegaskan bahwa untuk kepentingan konservasi di Zona Ekonomi Eksklusif negara pantai-200 mil laut dari garis dasar pantai-harus mengambil tindakan agar populasi ikan berada pada tingkat yang dapat memberikan hasil tangkapan lestari. </p>
<p>[<a href="https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta/article/.../7200">Australia pernah mengambil kebijakan penenggelaman kapal</a>]. Pada 1993 Australia membakar dan menenggelamkan sekitar 160 kapal nelayan pencuri ikan asal Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi di wilayah Broom, Australia Barat. Namun sebelum penenggelaman kapal, Australia lebih dahulu memberikan sanksi alternatif yaitu jaminan pembayaran pelepasan sejumlah uang (denda) dari pemilik kapal agar kapal dilepaskan. Hal ini efektif untuk meminimalkan ketegangan antar negara.</p>
<p>Kebijakan penenggelaman kapal oleh Indonesia dapat menjadi <a href="https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta/article/.../7200">pengganjal diplomasi</a> regional di ASEAN. Bahkan kebijakan ini dipandang sebagai pengganggu hubungan persahabatan oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Vietnam termasuk Thailand. Negara-negara tersebut di awal-awal penerapan kebijakan penenggelaman kapal telah mewanti-wanti agar tidak menghilangkan penangkapan ikan ilegal dengan cara-cara kasar. Pada intinya upaya untuk penegakan sanksi bagi pelaku pelanggaran hukum di laut harus mengikuti instrumen hukum yang sudah disepakati secara internasional dengan adab ketimuran.</p>
<h2>Dampak kebijakan parsial</h2>
<p>Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti <a href="https://katadata.co.id/berita/2019/02/12/menteri-susi-klaim-stok-ikan-melimpah-karena-penenggelaman-kapal-asing">mengklaim</a> stok perikanan nasional meningkat pesat dampak dari kebijakan <a href="http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang-undang-nomor-45-tahun-2009-tentang-perikanan.pdf">penenggelaman kapal</a> ilegal. </p>
<p>Namun, sebenarnya tidak bisa diklaim secara langsung bahwa penenggelaman kapal berdampak signifikan terhadap peningkatan stok perikanan.</p>
<p>Kenyataannya ada kebijakan lain yang mendukung. Misalnya pada November 2014 pemerintah <a href="https://www.packard.org/wp-content/uploads/2018/08/Indonesia-Marine-Full-Report-08.07.2018.pdf">melakukan moratorium kapal</a> penangkap ikan dan kapal produksi ikan milik asing <a href="http://jdih.kkp.go.id/peraturan/56-permen-kp-2014-ttg-moratorium-perizinan-usaha-perikanan-tangkap-di-wppnri.pdf">melalui peraturan menteri</a>. </p>
<p>Pemerintah sejak 2014 juga melarang <em><a href="https://www.packard.org/wp-content/uploads/2018/08/Indonesia-Marine-Full-Report-08.07.2018.pdf">transshipment</a></em> (praktik kapal penangkap ikan yang bongkar muat ke kapal kargo berpendingin di tengah laut) melalui <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20180626/99/809299/larangan-transshipment-susi-serukan-agar-dunia-ikuti-jejak-ri">peraturan menteri</a>.</p>
<h2>Tidak bisa sendirian</h2>
<p>Upaya melindungi stok ikan dari penangkapan berlebihan Indonesia tidak bisa bekerja sendirian. Perlu <a href="http://www.fao.org/3/y3536e04.htm">ada kerja sama antar negara</a> untuk menjaga stok perikanan.</p>
<p>Selain itu, untuk mencegah sentimen antar negara di wilayah yang masih sengketa, lebih baik urusan penangkapan ilegal ini dicegah dengan mekanisme kerja sama internasional daripada penenggelaman kapal.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/119181/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Insan Tarigan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Untuk mencegah sentimen antar negara di wilayah yang masih sengketa, lebih baik urusan penangkapan ilegal ini dicegah dengan mekanisme kerja sama internasional daripada penenggelaman kapal.Muhammad Insan Tarigan, Lecturer in Law of the Sea,, Universitas SurabayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1200902019-07-12T04:26:49Z2019-07-12T04:26:49ZHewan laut sebagai penyerap karbon lautan - apakah melindungi mereka dapat membantu memperlambat perubahan iklim?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/283297/original/file-20190709-44466-k4hapl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C3179%2C2111&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Seekor paus sperma menyelam ke bawah di Kaikoura, Selandia Baru.</span> <span class="attribution"><span class="source">Heidi Pearson</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Kita memerlukan inovasi untuk mengurangi risiko akibat terjadinya perubahan iklim. Salah satunya yang memungkinkan dan berbiaya rendah adalah dengan mengenali dan melindungi hal-hal yang dapat menyerap karbon, seperti <a href="https://theconversation.com/forests-gain-long-awaited-recognition-in-paris-climate-summit-52238">hutan</a> dan <a href="https://theconversation.com/what-the-world-needs-now-to-fight-climate-change-more-swamps-99198">tanah basah.</a></p>
<p>Kedua ekosistem tersebut bahkan sudah dimasukkan ke dalam strategi untuk mengatasi perubahan iklim <a href="https://climatefocus.com/sites/default/files/20181203_Article%206%20and%20Coastal%20Blue%20%%2020Carbon.pdf">oleh 28 negara sebagai bagian pemenuhan komitmen Perjanjian Iklim Paris</a>. Sayangnya, belum ada kebijakan serupa untuk sektor kelautan, yang justru merupakan penyerap karbon terbesar dan elemen utama dalam siklus iklim Bumi. </p>
<p>Penelitian saya sebagai ahli biologi kelautan fokus kepada <a href="https://scholar.google.com/citations?user=hsiWIEEAAAAJ&hl=id">perilaku mamalia laut, ekologi, dan tindakan konservasi</a>, namun saat ini, saya sedang mempelajari bagaimana perubahan iklim mempengaruhi mamalia laut dan bagaimana kehidupan laut bisa menjadi bagian dari solusi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/269395/original/file-20190415-147487-1g3qy2d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Berang-berang laut bersandar di hutan rumput laut di California. Dengan memakan bulu babi yang merupakan pemakan rumput laut, berang-berang membantu hutan rumput laut menyebar dan menyimpan karbon.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Nicole LaRoche</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Apa itu karbon yang berasal dari vertebrata laut?</h2>
<p>Hewan laut dapat menyerap karbon melalui berbagai proses alami, mulai dari menyimpan karbon dalam tubuh, mengeluarkan kotoran yang kaya dengan karbon ke lautan dalam, hingga menyuburkan dan melindungi fauna laut. Para peneliti pun mulai menyadari bahwa hewan bertulang belakang (vertebrata), contohnya ikan, burung laut, dan mamalia laut, memiliki potensi untuk menahan lepasnya karbon ke atmosfer. </p>
<p>Saat ini, saya bersama rekan-rekan di <a href="http://www.grida.no/activities/193">UN Environment / GRID-Arendal</a>, sebuah lembaga PBB untuk isu lingkungan yang berpusat Norwegia, sedang bekerja untuk mengidentifikasi mekanisme yang mungkin dapat membantu mengatasi perubahan iklim melalui proses biologis alami vertebrata. Sejauh ini, kami telah menemukan <a href="http://grid-arendal.maps.arcgis.com/apps/Cascade/index.html?appid=05f6dc47c20a41d8a0df68c0c99cc2f2">setidaknya sembilan contoh</a>.</p>
<p>Salah satu contoh favorit saya adalah <a href="https://www.britannica.com/science/trophic-cascade"><em>Trophic Cascade Carbon</em></a>, yaitu sebuah mekanisme terjadinya perubahan di bagian atas rantai makanan yang akan berdampak pada keseluruhan rantai makanan. </p>
<p>Sebagai contoh, berang-berang di Pasifik Utara adalah pemakan bulu babi yang mengkonsumsi rumput laut. Sementara, rumput laut memegang peranan penting sebagai penyimpan karbon. Apabila jumlah berang-berang meningkat, maka populasi bulu babi akan berkurang, <a href="http://max2.ese.u-psud.fr/epc/conservation/PDFs/HIPE/Estes1995.pdf">maka hal ini memungkinkan hutan rumput laut tumbuh subur</a> dan akhirnya bisa menangkap lebih banyak karbon.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/269397/original/file-20190415-147525-1bfmv5r.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Para ilmuwan telah mengidentifikasi sembilan mekanisme di mana vertebrata laut memiliki berperan dalam siklus karbon laut.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.grida.no/resources/12674">GRID Arendal</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karbon yang tersimpan dalam organisme hidup, disebut karbon <em>biomassa</em>, dapat ditemukan pada semua vertebrata laut. Hewan besar seperti paus, yang memiliki berat hingga 50 ton dan hidup selama lebih dari 200 tahun, dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lama.</p>
<p>Ketika mereka mati, bangkai mereka pun tenggelam ke dasar laut, dan membawa karbon <em>biomassa</em> yang terperangkap seumur hidup bersama mereka. Proses ini disebut <em>deadfall carbon</em> (karbon mati). Karbon tersebut akan terkubur dalam sedimen dan terkunci selama jutaan tahun.</p>
<p>Lebih lanjut, peran paus dalam menyerap karbon, salah satunya, melalui proses yang dikenal para ilmuwan sebagai <a href="https://doi.org/10.1371/journal.%20pone.0013255"><em>Whale Pump</em></a>, yaitu proses paus mengeluarkan kotoran yang bernutrisi tinggi, seperti urea, ke lautan. Kotoran dengan nutrisi tinggi ini dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton, organisme kecil yang memiliki peran dalam menangkap karbon. </p>
<p>Paus berjasa dalam mendistribusikan kotorannya, yang menjadi makanan bagi fitoplankton, dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan minim nutrisi di lautan. Proses ini disebut sebagai <a href="https://doi.org/10.1890/130220"><em>Great Whale Conveyor Belt</em></a>. </p>
<p>Para peneliti juga mengidentifikasi peran paus dalam mencampurkan nutrisi di permukaan laut, atau <a href="http://dx.doi.org/10.5194/bgd-9-8387-2012"><em>biomixing carbon</em></a>, yang terjadi saat paus berenang dan muncul ke permukaan. Dengan demikian, nutrisi yang dibawa paus dapat mencapai fitoplankton yang terdapat di permukaan laut. </p>
<p>Namun, tidak hanya paus, kotoran dari jenis ikan yang lain juga berperan dalam memerangkap karbon. Beberapa jenis ikan akan muncul ke permukaan laut untuk makan di malam hari dan turun hingga mencapai kedalaman lebih dari 1.000 kaki di siang hari untuk mengeluarkan kotoran yang kaya akan karbon. Para ilmuwan menyebutnya sebagai <em>Twilight Zone Carbon</em>, yang bisa menahan karbon puluhan hingga ratusan tahun lamanya. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/Lt8rDz0vx2o?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">‘Salju laut’ terbentuk dari pelet kotoran dan serpihan bahan organik lainnya yang tenggelam ke perairan laut dalam, membawa karbon dalam jumlah besar ke kedalaman.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Menghitung karbon dari vertebrata laut</h2>
<p>Salah satu studi yang pertama dilakukan untuk mengukur potensi vertebrata laut sebagai penyerap karbon diterbitkan pada tahun 2010. Studi tersebut menggambarkan proses <em>whale pump</em> di Samudra Selatan yang memperkirakan bahwa populasi bisa mencapai puncaknya yaitu sekitar 120.0000 paus sperma sebelum era perburuan paus dimulai. Populasi tersebut dapat menangkap sekitar <a href="https://doi.org/10.1098/rspb.2010.0863">2,2 juta ton karbon per tahun melalui kotorannya</a>.</p>
<p>Studi lainnya di tahun yang sama menghitung sekitar 2,5 juta paus menahan <a href="https://doi.org/10.1371/journal.pone%200,0012444">hampir 210.000 ton karbon mati (<em>deadfall carbon</em>) per tahun ke lautan dalam</a>. Jumlah tersebut setara dengan <a href="https://www.epa.gov/energy/greenhouse-gas-equivalencies-calculator">menarik sekitar 150.000 mobil dari jalanan setiap tahunnya</a>.</p>
<p>Sementara, studi yang terbit tahun 2012 menyebutkan bahwa dengan memakan bulu babi, berang-berang laut berpotensi memerangkap <a href="https://doi.org/10.1890/110176">150.000 hingga 22 juta ton karbon per tahun</a> di hutan rumput laut. </p>
<p>Potensi lainnya juga ditunjukkan oleh ikan lentera dan ikan <em>twilight zone</em> di pantai barat Amerika Serikat. Berdasarkan studi di tahun 2013, kedua ikan tersebut dapat menyimpan <a href="https://doi.org/10.1016/j.pocean.2013.05.013">lebih dari 30 juta ton karbon per tahun dalam pelet tinja mereka</a>.</p>
<p>Pemahaman ilmiah tentang karbon vertebrata laut masih dalam masa awal. Sebagian besar mekanisme yang berhasil kami identifikasi didasarkan pada studi yang terbatas dan perlu penelitian lebih lanjut. Hingga kini, para ilmuwan baru berhasil meneliti kurang dari 1% dari semua spesies vertebrata laut yang dianggap memiliki peran sebagai penyerap karbon. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/269400/original/file-20190415-147483-1o7d30r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Air berwarna kecoklatan yang terlihat di ujung ekor paus bungkuk adalah kotoran yang berfungsi menyuburkan fitoplankton. Foto diambil atas izin NMFS 10018-01.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Heidi Pearson</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Pandangan baru untuk konservasi laut</h2>
<p>Pemerintah dan organisasi di seluruh dunia berupaya memulihkan stok ikan global, mencegah tangkapan yang tidak sengaja maupun ilegal, mengurangi polusi hingga membangun kawasan perlindungan laut. Apabila kita bisa mengetahui nilai karbon dari vertebrata laut, maka kebijakan yang disebutkan tergolong sebagai strategi mitigasi perubahan iklim. </p>
<p>Oleh sebab itu, Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional telah mengeluarkan dua resolusi pada tahun 2018 yang mengakui <a href="https://news.grida.no/international-endorsement-of-whale-carbon">peran paus sebagai penyerap karbon</a>. </p>
<p>Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, melindungi cadangan karbon dari vertebrata laut mungkin bisa menjadi bagian dari Perjanjian Paris. Melindungi mereka akan membantu memastikan bahwa lautan dapat terus memberi manusia makanan, oksigen, rekreasi dan keindahan alam, membantu menyerap karbon.</p>
<p><em>Steven Lutz, pemimpin Blue Carbon Programme di GRID-Arendal, berkontribusi pada artikel ini.</em></p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/120090/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Heidi Pearson menerima dana dari US-Norway Fulbright Foundation for Educational Exchange untuk mendukung riset dan penulisan artikel ini.</span></em></p>Melindungi hutan dan tanah basah, yang menyerap dan menyimpan karbon adalah salah satu cara untuk memperlambat perubahan iklim. Para ilmuwan mengusulkan perlakuan serupa untuk hewan laut yang membantu menyimpan karbon di lautan.Heidi Pearson, Associate Professor of Marine Biology, University of Alaska SoutheastLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1185232019-06-14T07:38:05Z2019-06-14T07:38:05ZBagaimana perubahan iklim berdampak pada ikan laut? Petunjuknya ada di dalam telinga mereka<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/278658/original/file-20190610-52741-lkjple.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C8%2C5517%2C3664&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Perubahan iklim dapat memperparah stres spesies seperti ikan kod Atlantik yang telah terancam akibat penangkapan berlebih.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/atlantic-cod-gadus-morhua-marine-fish-527330665?src=DyurZAn6h1OcsCT5ypcltg-1-3">Vladimir Wrangel/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Semua kehidupan yang ada di Bumi terpengaruh oleh perubahan iklim. Tapi, makhluk hidup yang tinggal di perairan menghadapi tantangan yang unik. Ketika air menghangat, oksigen yang terlarut lebih sedikit daripada air yang lebih dingin. Akibatnya, lautan, muara, sungai dan danau mengalami proses yang dikenal sebagai “<a href="https://theconversation.com/the-ocean-is-losing-its-breath-and-climate-change-is-making-it-worse-66192">deoksigenasi</a>.”</p>
<p>Ketika kadar oksigen terlarut menurun hingga sekitar 2 miligram per liter-dibandingkan dengan kisaran normalnya yaitu sekitar 5 hingga 10 mg/L-banyak organisme air menjadi sangat stres. Ilmuwan menyebut kadar oksigen rendah ini dengan “hipoksia.”</p>
<p>Industri perikanan global menghasilkan <a href="http://www.fao.org/documents/card/en/c/I9540EN">US$362 miliar per tahun</a>. Para ilmuwan sudah memperkirakan hilangnya biomassa ikan karena suhu air yang menghangat. Tapi bisakah kita mengukur efeknya pada ikan secara langsung?</p>
<p>Untuk beberapa dampak perubahan iklim, bisa. Rahasia kehidupan ikan-ikan semakin terbuka melalui penelitian terhadap formasi terkalsifikasi di dalam tengkorak ikan yang disebut sebagai <a href="https://uni.hi.is/scampana/otoliths/"><em>otoliths</em></a>-yang secara harfiah berarti “batu telinga. ”</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=503&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=503&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=503&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=632&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=632&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/267162/original/file-20190402-177178-fgcos1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=632&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ukuran otolith ikan berkisar dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Karin Limburg</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Batu-batu dalam kepala ikan</h2>
<p>Banyak orang mungkin kaget ketika tahu ikan punya telinga, apalagi ketika mengetahui pada beberapa kasus, ikan punya indera pendengaran yang tajam. Ikan modern memiliki tiga pasang otolith. Otolith ini terbentuk di dalam kantung kecil di bawah kanal berbentuk setengah lingkaran telinga bagian dalam. Otolith ini berfungsi sebagai bagian dari sistem pendengaran dan keseimbangan ikan. (Spesies dengan kerangka yang terbuat dari tulang rawan, seperti hiu dan pari, cuma punya sedikit otolith.)</p>
<p>Otolith terbuat dari kalsium karbonat, sebagian besar dalam bentuk yang disebut aragonit. Ini mirip dengan materi yang membentuk karang keras dan cangkang kerang. Ukuran otolith bisa lebih kecil dari butiran pasir hingga sebesar kacang fava. Batuan ini tumbuh seiring pertumbuhan ikan sepanjang hidupnya. Dan ini menarik sekali bagi ahli biologi ikan. </p>
<p>Di lingkungan yang suhu airnya berubah secara musiman, pada otolith ikan terbentuk rangkaian zona buram dan transparan setiap tahunnya, layaknya lingkaran tahun pada pohon berkayu. Dan yang menakjubkan, ikan muda menyimpan otolith yang sedikit meningkat setiap harinya.</p>
<p><a href="https://spo.nmfs.noaa.gov/content/daily-growth-increments-otoliths-larval-and-adult-fishes">Penemuan</a> ini membawa pemahaman baru tentang sejarah awal kehidupan ikan, karena peningkatan ini–baik secara harian dan tahunan–berhubungan dengan pertumbuhan ikan. Otolith ikan secara umum dianggap sebagai “arsip seumur hidup” untuk usia dan sejarah pertumbuhan ikan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/pYWFkMmRZzU?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Para ilmuwan telah menggunakan otolith selama bertahun-tahun untuk mempelajari sejarah kehidupan ikan.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Unsur kimia dari otolith</h2>
<p>Saya telah menghabiskan sebagian besar karir saya <a href="https://scholar.google.com/citations?user=op2rwHUAAAAJ&hl=id">mempelajari otolith</a>. Saya meneliti usia dan pertumbuhannya, juga komposisi kimianya. </p>
<p>Struktur kisi kristal aragonit otolith memungkinkan berbagai elemen jejak untuk menggantikan kalsium ketika lapisan otolit diendapkan. Selain itu, sebagian besar unsur dalam otolith ada dalam bentuk <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Isotope">isotop</a> berbeda–atom dari unsur yang sama yang memiliki sedikit perbedaan massa karena mengandung <a href="https://theconversation.com/hunting-for-rare-isotopes-the-misterious-radioactive-atomic-nuclei-that-will-be-in-tomorrows-technology-86177">berbagai jumlah neutron</a>.</p>
<p>Otolith dapat dianalogikan bagai “kotak hitam” pada kokpit pesawat terbang. Dengan memperlajarinya, kita bisa memanfaatkan sifat otolith yang menerangkan tentang waktu dan perubahan kimiawi ketika ikan tumbuh dan mengalami lingkungan yang berbeda. </p>
<p>Meskipun kami telah berhasil menemukan beberapa mekanisme penyebab, kami masih mempelajari bagaimana cara menafsirkan “kode” di dalamnya.</p>
<h2>Paparan hipoksia dan efeknya</h2>
<p>Sebagian besar elemen yang membentuk otolith terlarut dalam air laut, yang mengalir melalui insang ikan. Dari situlah bahan kimia masuk ke aliran darah.</p>
<p>Salah satu elemen jejak yang biasa diukur adalah mangan, elemen yang larut ketika kadar oksigen menjadi sangat rendah. Ketika saya meneliti ikan kod Lauth Baltik pada 2009, saya penasaran melihat pola berulang mangan dalam cincin dalam otolith yang terbentuk ketika musim panas. </p>
<p>Saat saya sadar bahwa Laut Baltik adalah <a href="https://eos.org/articles/just-how-anomalous-is-the-vast-baltic-sea-dead-zone">salah satu dari “zona mati” terbesar di dunia</a>, saya mengambil kesimpulan dan mengajukan gagasan bahwa mangan dapat menjadi pelacak hipoksia, karena elemen ini merekam ketika ikan secara individual terpapar perairan rendah oksigen.</p>
<p>Sekelompok dari kami mampu melacak bukti untuk hipotesis ini <a href="https://www.pnas.org/content/108/22/E177">kembali ke Zaman Batu</a>. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pelacak ini <a href="https://doi.org/10.1016/j.jmarsys.2014.02.014">dapat digunakan di berbagai ekosistem perairan</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=272&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=272&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=272&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=342&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=342&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/267673/original/file-20190404-123413-yakyfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=342&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Zona hilangnya oksigen di lautan. Titik-titik merah menandai tempat-tempat polusi nutrisi yang disebabkan oleh manusia telah membuat kondisi memburuk atau menyebabkan penurunan oksigen yang signifikan. Wilayah biru disebut Zona Minimum Oksigen, zona kehilangan oksigen tanpa polusi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://science.sciencemag.org/content/359/6371/eaam7240/tab-figures-data">Breitburg et al., 2018, http://dx.doi.org/ 10.1126/science.aam7240</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Baru-baru ini, ahli ekologi kelautan Universitas Swedia <a href="https://www.slu.se/cv/michele-casini/">Michele Casini</a> bersama saya menggunakan mangan untuk melacak paparan hipoksia ikan kod Baltik dan <a href="https://doi.org/10.3389/fmars.2018.00482">menggabungkannya dengan perkiraan sejarah pertumbuhan</a>. </p>
<p>Temuan kami menunjukkan dibandingkan dengan ikan kod sehat yang hanya terpapar hipoksia sedikit atau tidak terpapar sama sekali, ikan yang paling banyak terpapar hipoksia berukuran 39% lebih kecil pada usia 3 tahun dan beratnya 64% lebih ringan. Jika bobot ini diwujudkan dalam bentuk fillet ikan, terlihat betapa serius konsekuensi dari hipoksia. </p>
<p>Terdapat unsur jejak yang berbeda, magnesium, yang tidak peka terhadap hipoksia, namun laju magnesium masuk ke dalam otolith bervariasi dengan tingkat pertumbuhan ikan. Pada ikan yang diuji sejauh ini, tampaknya magnesium juga berkaitan dengan tingkat metabolisme.</p>
<p>Menggunakan wawasan ini, Casini dan saya menemukan hubungan positif yang sangat kuat antara magnesium di dalam otolith dan kondisi tubuh ikan kod Baltik. Ini luar biasa, karena kami memiliki pengukuran kondisi tubuh ikan hanya pada satu titik waktu. </p>
<p>Mengetahui bahwa sepanjang hidupnya ikan mengambil magnesium ke dalam otolith menunjukkan bahwa jika pada saat penangkapan ikan dalam kondisi buruk, ikan tersebut mungkin telah menjalani kehidupan yang buruk di sebagian besar hidup mereka. Hipoksia, penyakit, dan kelaparan tampaknya menjadi penyebab berkurangnya kadar magnesium dalam otolith ikan kod Baltik.</p>
<h2>Bisakah otolith melacak suhu perairan?</h2>
<p>Dalam temuan terbaru yang menarik, sekelompok ilmuwan di Denmark, Inggris dan Norwegia menganalisis rasio dalam otolith antara dua isotop karbon (karbon 13 dan karbon 12). Rasio ini selain sebagian dipengaruhi oleh karbon terlarut dalam air di sekitarnya, juga secara utama dipengaruhi oleh oleh karbon metabolik dari pernapasan ikan.</p>
<p>Menggabungkan eksperimen laboratorium, pemodelan, dan pengamatan pada ikan liar, tim ini menentukan bahwa mereka dapat mengurai rasio C-13/C-12 yang disebabkan oleh metabolisme, dan menghubungkannya langsung ke <a href="https://doi.org/10.1038/s42003-018-0266-5">jumlah konsumsi oksigen oleh ikan</a>. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, ada kemungkinan bahwa rasio karbon dan magnesium ini pada akhirnya dapat berfungsi sebagai “respirometer seumur hidup” yang dapat dikaitkan dengan adanya tekanan pada ikan dari air yang lebih hangat, hipoksia, dan kemungkinan adanya pengasaman laut. Hal ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk menguji proyeksi model, misalnya, <a href="https://doi.org/10.1038/nclimate1691">pertumbuhan yang berkurang di laut yang menghangat</a>.</p>
<p>Bersama dengan kalsium dan karbon, oksigen adalah elemen utama ketiga dalam otolith. Rasio isotop oksigen O-18 hingga O-16 sensitif terhadap salinitas dan suhu. Jika salinitas kurang lebih konstan di tempat ikan hidup, rasio dalam otolith berfungsi sebagai termometer bawaan dalam tubuh ikan.</p>
<p>Para ilmuwan sedang mengeksplorasi koleksi arsip otolith kembali ke 100 tahun lalu untuk sinyal-sinyal ini, dan menemukan bahwa fosil otolith memberikan catatan perubahan suhu variabel selama ribuan tahun. Dalam sebuah makalah yang menggabungkan analisis oksigen dan karbon isotop, para ilmuwan Eropa dan AS telah menunjukkan bahwa otolith tuna sirip biru Atlantik menyediakan catatan <a href="https://doi.org/10.1016/j.jmarsys.2015.12%200.012">penyerapan karbon dioksida di Laut Mediterania</a>.</p>
<p>Dengan mengambil sampel pertumbuhan tahun pertama dalam otolith dari tuna pada berbagai usia, kelompok ini mampu merekonstruksi rekaman dari tahun 1989 hingga 2010. Mereka tidak menemukan perubahan suhu, tapi mendeteksi penurunan rasio isotop karbon stabil yang terkait dengan penyerapan laut karbon dioksida, indikasi terjadinya pengasaman.</p>
<p>Analisis kimia otolith adalah bidang yang berkembang pesat, dan kini kami telah belajar banyak tentang dampak perubahan iklim dari “buku catatan kimia” yang terkandung dalam otolith. Meskipun merupakan pekerjaan yang sulit dan mahal, ini adalah cara terbaik untuk memahami dampak langsung dari perubahan iklim terhadap populasi ikan.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/118523/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Karin Limburg menerima dana dari U.S. National Science Foundation and from the Swedish Research Council Formas. Ia terafiliasi dengan the Global Ocean Oxygen Network (GO2NE), sebuah kelompok kerja saintifik dari UNESCO'S Intergovernmental Oceanographic Commission yang ditugaskan untuk mempromosikan riset dan komunikasi tentang deoksigenasi lautan global. Limburg adalah seorang Visiting Professor di Department of Aquatic Resources, Swedish Agricultural University, and Adjunct Professor, Department of Earth Sciences, Syracuse University.</span></em></p>Banyak orang mungkin terkejut ketika mengetahui bahwa ikan memiliki telinga, terlebih lagi ketika mengetahui pada beberapa kasus, ikan memiliki indera pendengaran yang tajam.Karin Limburg, Professor of Environmental and Forest Biology, State University of New York College of Environmental Science and ForestryLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1146922019-04-11T08:17:55Z2019-04-11T08:17:55ZLendir pada ikan bisa menjadi obat antibiotik baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/267940/original/file-20190407-115797-9ybw9l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=11%2C29%2C3982%2C2628&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penemuan obat bisa mendapatkan bantuan dari apa yang sudah dirancang oleh alam.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/iDkiP2GXlR8">Annie Spratt/Unsplash</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Suatu hari di masa depan, Anda dapat minum pil antibiotik yang berasal dari mikroba kecil yang hidup di lapisan lendir ikan untuk mengobati penyakit Anda. </p>
<p>Sangatlah penting untuk menemukan antibiotik generasi berikutnya. Kasus-kasus munculnya jenis bakteri yang kebal terhadap antibiotik saat ini terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa masalah ini akan <a href="https://doi.org/10.1038/nature.2014.15135">bertambah parah</a>, dan sebuah studi baru-baru ini mengantisipasi bahwa pada tahun 2050 infeksi yang resistan terhadap obat akan <a href="https://amr-review.org/sites/default/files/AMR%20Review%20Paper%20-%20Tackling%20a%20crisis%20for%20the%20health%20and%20wealth%20of%20nations_1.pdf">menyerang lebih banyak orang daripada kanker</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266580/original/file-20190329-70996-1on9n6n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kematian yang disebabkan karena infeksi yang kebal terhadap obat diperkirakan akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://amr-review.org/infographics.html">Review on Antimicrobial Resistance</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, bagaimana caranya kita dapat menemukan antibiotik yang baru?</p>
<p>Secara mengejutkan, lebih dari 70% obat anti-infeksi yang digunakan saat ini <a href="https://doi.org/10.1021/acs.jnatprod.5b01055">berasal dari bahan kimia alami</a>. Tumbuhan dan mikroba menghasilkan beragam bahan kimia kompleks, beberapa di antaranya memiliki sifat antibiotik atau antivirus, atau bahkan beracun bagi sel. Misalnya, <em>amoxicillin</em> adalah salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan, dan merupakan turunan dari bahan kimia yang <a href="https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2007.07.015">diisolasi dari sebuah jenis jamur yang disebut <em>Penicillium</em></a>.</p>
<p>Meskipun banyak upaya sebelumnya untuk <a href="https://doi.org/10.1016/j.cub.2009.04.001">mengidentifikasi obat anti-infeksi baru</a> dari <a href="https://doi.org/10.1038/nature.2015.16675">mikroba darat</a> yang berada di sekitar kita. Hewan, termasuk manusia, menjadi tuan rumah bagi segala macam mikroba yang beragam pada kulit dan dalam sistem pencernaan.</p>
<p>Ada pemahaman yang berkembang bahwa mikroba ini dapat berinteraksi dengan organisme induknya <a href="https://doi.org/10.1038/nrg3182">secara positif maupun negatif</a>, termasuk mendukung pencernaan dan mengurangi infeksi patogen, tetapi juga berkontribusi pada beberapa jenis penyakit. Mikroba ini juga dapat menjadi <a href="https://theconversation.com/starting-with-mother-natures-designs-will-speed-up-critical-development-of-new-antibiotics-89217">sumber antibiotik baru</a>. Sebagai contoh, para peneliti baru-baru ini mengidentifikasi antibiotik baru dari <a href="https://doi.org/10.1038/nature18634">bakteri yang ditemukan di hidung manusia</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266585/original/file-20190329-71006-pvlofi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Lendir yang berada pada tubuh ikan bisa menjadi sumber antibiotik yang baru.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/myfwc/18433719224">FWC Fish and Wildlife Research Institute</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di <a href="https://scholar.google.com/citations?user=-e0HLtIAAAAJ&hl=en&oi=ao">lab saya</a> di <a href="http://loesgenlab.org">Oregon State University</a>, Amerika Serikat, kami telah berupaya mengidentifikasi generasi antibiotik berikutnya dari mikroba yang terkait dengan hewan. Upaya kami saat ini fokus pada kelompok vertebrata, hewan laut, dan ikan air tawar yang paling beragam. <a href="https://www.fishbase.in/home.htm">Lebih dari 33.000 spesies ikan</a> telah diidentifikasi, lebih banyak dari jumlah semua vertebrata lain di Bumi. Hewan-hewan ini sering hidup di lingkungan yang sulit, dan cenderung mendukung kehidupan mikroba yang membatu mereka melawan infeksi.</p>
<p>Kami bekerja sama dengan ahli biologi kelautan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=8oxLEyYAAAAJ&hl=en&oi=ao">Misty Paig-Tran</a> di <a href="https://mistypaigtran.jimdo.com">California State University Fullerton</a>, Amerika Serikat, untuk mendapatkan sampel lendir dari sejumlah spesies ikan Pasifik yang berbeda. Dari beberapa jaring ikan, timnya berhasil mengumpulkan beberapa spesies ikan pesisir dan beberapa ikan laut dalam, total sekitar 17 spesies. Beberapa spesies ini adalah ikan <em>surfperch</em> merah muda, yang berasal dari perairan pantai, dan dari perairan yang lebih dalam, belut tengah laut.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266606/original/file-20190329-71012-1p4rw3i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gisela Gonzalez Montiel dan Ross Overacker memproses ikan dan lendir.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Loesgen Lab</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Getah berlendir yang melapisi ikan bertindak sebagai lapisan pelindung. Saat hewan bergerak di dalam air, ia bersentuhan dengan semua jenis bakteri, jamur, virus, dan banyak lagi; lendir bertindak sebagai penghalang fisik. Para peneliti berspekulasi bahwa ada juga komponen kimia yang diproduksi oleh ikan yang membantu menangkal infeksi.</p>
<p>Rekan saya dan saya mencari bakteri yang bisa kami isolasi dari ikan. Tujuan kami adalah mengeksplorasi aktivitas biologis dalam ekstrak bakteri dengan harapan kami dapat memanfaatkannya. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266205/original/file-20190327-139374-1n0crul.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Paige Mandelare dan Molly Austin dengan bakteri yang mereka kumpulkan dari microbiome ikan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Loesgen Lab</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Saat ini kami sedang mengeksplorasi taksonomi bakteri tersebut–maksudnya, bagaimana mereka terhubung satu sama lain dan bagaimana sebaiknya kita mengklasifikasikan mereka pohon kehidupan? Spesies apa mereka? Peneliti S1 Molly Austin dan mahasiswa pascasarjana kimia <a href="https://scholar.google.com/citations?user=7x4viuUAAAAJ&hl=en&oi=ao">Paige Mandelare</a> mampu mengisolasi 47 jenis bakteri yang berbeda dari lendir ikan ini. Kami membiakkannya, mengekstraksi bahan kimia yang mereka hasilkan, dan kemudian mengujinya untuk melihat apakah mereka menghambat persebaran penyakit pada manusia.</p>
<p>Menariknya, kami menemukan bahwa beberapa ekstrak bakteri memiliki aktivitas antimikroba yang kuat, dengan 15 ekstrak menunjukkan dapat secara kuat menghambat dari <a href="https://www.cdc.gov/mrsa/index.html"><em>Staphylococcus aureus</em> yang resisten terhadap methicillin</a> (MRSA). MRSA adalah patogen yang kebal terhadap obat dan bertanggung jawab atas banyak infeksi yang sulit diobati pada manusia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=177&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=177&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=177&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=223&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=223&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/266203/original/file-20190327-139368-a2sf6z.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=223&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mikroba pada ikan laut menghasilkan berbagai senyawa yang mungkin efektif dalam memerangi infeksi pada manusia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Loesgen Lab</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami melakukan pengujian dan analisis tambahan pada salah satu ekstrak yang paling kuat, dan menemukan bahwa mikroba menghasilkan banyak analog dari senyawa aromatik tertentu yang disebut <em>phenazine</em> yang memiliki unsur antibiotik. Termotivasi oleh temuan ini, kami menguji apakah senyawa dalam ekstrak ini juga dapat mempengaruhi sel kanker. Kami menemukan bahwa bakteri Pseudomonas yang berasal dari ikan <em>surfperch</em> warna merah muda, juga menghasilkan zat yang menghambat pertumbuhan sel-sel kanker pada usus manusia.</p>
<p>Penelitian ini masih berlangsung, di laboratorium saya <a href="https://linington.chem.sfu.ca">dan laboratorium lain</a>. Banyak faktor mempengaruhi keefektifan senyawa aktif ini sebagai obat. Namun, hasil ini menunjukkan bahwa mikroba yang terkait dengan ikan menghasilkan beragam bahan kimia yang kompleks dan merupakan sumber yang sangat baik untuk penemuan obat baru.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/114692/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sandra Loesgen menerima dana dari the National Science Foundation.</span></em></p>Ketika resistansi antibiotik meningkat secara global, perlu alternatif baru dalam mengobati infeksi. Ahli kimia dapat mulai dengan melihat senyawa yang diproduksi di alam oleh ikan.Sandra Loesgen, Assistant Professor of Chemistry, Oregon State UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1151562019-04-10T09:18:24Z2019-04-10T09:18:24ZPaus kuno berkaki empat pernah menjelajahi daratan dan laut<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/268543/original/file-20190410-2931-1ml6kdy.png?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1380%2C937&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rekonstruksi artistik Peregocetus pacificus yang baru ditemukan.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alberto Gennari/Cell Press</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Paus pada dasarnya berada di lautan, bukan? Itu mungkin benar hari ini, tapi kelompok hewan cetacea (paus, lumba-lumba, porpoise) sebenarnya berasal dari mamalia berkaki empat yang pernah hidup di darat. Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal <a href="https://www.cell.com/current-biology/fulltext/S0960-9822(19)30220-9">Current Biology</a> melaporkan penemuan di Peru tentang spesies baru paus kuno yang hidup di darat dan laut. Hal ini memberikan wawasan tentang sejarah evolusi aneh teman-teman mamalia kita.</p>
<p>Kita mungkin menganggap mereka sebagai perenang dengan dua sirip halus di laut yang berjuang untuk bertahan hidup, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/River_Thames_whale">bahkan di perairan Thames</a>, tapi paus berasal dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18097400">artiodactyls</a>–kelompok hewan mamalia darat, lebih dari 50 juta tahun yang lalu </p>
<p>Awalnya, nenek moyang paus menyerupai rusa kecil, dengan empat jari, masing-masing memiliki kuku kecil. Satu fosil “mata rantai yang hilang” <a href="https://www.nature.com/articles/nature06343">ditemukan di India</a> menunjukkan bahwa nenek moyang paus terakhir turun ke air pada saat bahaya tapi datang ke daratan untuk <a href="https://www.jstor.org/stable/23558092?seq=1#metadata_info_tab_contents">melahirkan</a> dan makan. Mereka akan menghabiskan banyak waktu mengarungi air dangkal, mencari makan dari vegetasi air dan invertebrata, dan akhirnya memakan ikan kecil dan amfibi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=245&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=245&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=245&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=308&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=308&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/267572/original/file-20190404-123405-vmc4nj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=308&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Indohyus, seekor nenek moyang berbulu dari paus modern.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/34/Indohyus_model.jpg">Ghedoghedo/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Fosil paus prasejarah tertua berasal dari 53 juta tahun yang lalu, dan ditemukan di situs-situs di <a href="https://www.pnas.org/content/95/26/15464.full">Himalaya India utara</a>, dan juga saat ini ditemukan di <a href="https://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/48501/ID352.pdf">Pakistan</a>. <a href="https://search.proquest.com/docview/1312690265/fulltextPDF/A4D114C1F96B4E84PQ/1?accountid=11814">Catatan fosil</a> mengisahkan transisi bertahap paus kuno hidup di air, seperti berang-berang, sambil tetap mempertahankan kemampuan berjalan di darat.</p>
<h2>Petualangan di Laut</h2>
<p>Sekitar 42 juta tahun yang lalu, spesies <em>Peregocetus pacificus</em> yang baru saja ditemukan memulai perjalanan panjang belahan lain dunia. Pada era Eosen Tengah (kira-kira 48 hingga 38 juta tahun yang lalu), Afrika dan Amerika Selatan hanya terpisah setengah dari jarak kondisi saat ini. Namun, tetap saja berenang sejauh itu merupakan hal yang mengesankan bagi binatang yang panjangnya kurang dari tiga meter yang belum sepenuhnya tersesuaikan dengan kehidupan laut.</p>
<p>Tulang kaki <em>P. pacificus</em> yang berusia 42,6 juta tahun tidak jauh lebih pendek dari kaki depannya, dan ia memiliki kuku kecil di setiap jari dan kakinya, menunjukkan bahwa ia masih cukup mampu mengangkat dirinya keluar dari air dan berlari-lari kecil di darat. </p>
<p>Namun, fitur lain dari tulang kaki tersebut menunjukkan ia telah beradaptasi dengan baik dengan kehidupan air. Sebagai contoh, tulang kaki belakangnya memiliki cerukan tempat ligamen dan tendon, menunjukkan kakinya berselaput. Tulang ekornya yang seperti berang-berang menunjukkan tanda-tanda bahwa ekornya digunakan sebagai alat bantu yang kuat untuk berenang, meski tidak ada bukti apakah ia memiliki sirip ekor seperti paus hari ini.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/267564/original/file-20190404-123426-c2rxtv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jika kamu penasaran bagaimana sirip ekor.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/tail-sperm-whale-diving-139541966">Kjersti Joergensen/shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><em>P. pacificus</em> adalah karnivora, seperti yang ditunjukkan oleh giginya yang tajam seperti gunting. Kemungkinan memakan ikan bertulang besar, seperti banyak paus lakukan hari ini. <em>P. pacificus</em>, bagaimana pun, memiliki gigi yang menyerupai <a href="http://www.nhc.ed.ac.uk/index.php?page=493.172.288">karnivora modern</a>, dengan gigi taring, dan gigi geraham yang rumit. Saat ini, cetacea yang hidup di air semuanya memiliki <a href="https://peerj.com/articles/24/">deretan tulang di dalam mulut seperti gigi</a> dan mereka tidak mengunyah mangsa mereka, namun hanya meraih dan menelannya <a href="https://theconversation.com/ancient-ancestors-of-modern-baleen-whales-were-toothy-not-so-gentle-giants-96338">secara utuh</a>.</p>
<p>Lebih dari ribuan tahun, tulang panggul terlepas dari tulang belakang untuk memungkinkan berenang yang lebih efisien. Waktu yang lama berada di air dengan beban grativasi yang lebih rendah menyebabkan pengurangan alokasi evolusi pada kaki untuk membuatnya menjadi lebih kuat yang dapat menahan beban lebih. Tungkai depan berubah menjadi sirip, sementara semakin bertambahnya kaki belakang <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vestigiality">vestigial</a> mulai menyusut dan menghilang.</p>
<p>Tentu saja paus modern sudah lama kembali ke lautan tempat nenek moyang mamalia darat pertama muncul. Semua yang tersisa dari evolusi mereka ke daratan adalah sisa-sisa kecil tulang yang melekat pada panggul pada beberapa spesies, suatu jejak suara anatomi dari petualangan tanah leluhur mereka. Tapi siapa yang tahu di mana mereka akan berkeliaran dalam 50 juta tahun lagi?</p>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Muhammad Gaffar</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/115156/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jan Hoole tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Teman-teman mamalia kita di laut berawal dari evolusi makhluk darat seperti rusa pada 50 juta tahun yang lalu.Jan Hoole, Lecturer in Biology, Keele UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1071622018-12-07T10:09:48Z2018-12-07T10:09:48ZTeka-teki mengapa badan Nemo, sang ikan badut, bergaris tiga terpecahkan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/247101/original/file-20181125-149308-103bsr2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan badut. Ikan kecil yang hidup bersimbiosis dengan anemon laut ini, mudah dikenali berkat warna tubuhnya yang jingga terang dengan garis-garis putih lebar. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=24825656">Ritkis/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Ikan yang hidup di terumbu karang dikenal karena keanekaragaman warna dan pola mereka yang selalu mengejutkan. Contohnya ikan <em>copperband butterfly</em> (<em><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Copperband_butterflyfish">Chelmon rostratus</a></em>) yang memiliki “mata hitam” di badannya, ikan <em>blue tang</em> (<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Paracanthurus"><em>Paracanthurus hepatus</em></a>) dan ikan jenis <em>Picasso Triggerfish</em> (<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Lagoon_triggerfish"><em>Rhinecanthus aculeatus</em></a>), yang namanya diambil dari pola warna-warni terang pada sisi badannya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=236&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=236&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=236&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/237303/original/file-20180920-129853-8e8yvm.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Berbagai ikan karang yang mempesona. Di sebelah kiri ada ikan <em>copperband buttlerfly</em>, di kanan ada <em>Picasso triggerfish</em>.</span>
<span class="attribution"><span class="source">J.E. Randall</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Salah satu contoh ikan karang paling terkenal adalah <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Amphiprioninae">ikan badut</a>, yaitu jenis ikan yang membintangi film animasi Pixar <em>Finding Nemo</em> pada tahun 2003. Ikan kecil yang hidup bersimbiosis dengan anemon laut ini, mudah dikenali berkat warna tubuhnya yang jingga terang dengan garis-garis putih lebar. </p>
<p>Meskipun ikan karang sangat digemari dan didistribusikan secara luas, kita belum dapat memahami mengapa mereka memiliki beragam bentuk warna dan pola. Lebih tepatnya, bagaimanakah pola-pola tersebut terbentuk dan apa sebenarnya peran warna? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tim peneliti dari <a href="https://wwwphp.obs-banyuls.fr/en">Observatorium Banyuls-sur-Mer</a> (Prancis) dan <a href="https://www.uliege.be/cms/c_8699436/en/portail-uliege">University of Liège</a> (Belgia), memutuskan untuk mempelajari ikan badut dan para saudaranya. Penelitian tersebut telah diterbitkan dalam <a href="https://bmcbiol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12915-018-0559-7">edisi September 2018 jurnal <em>BMC Biology</em></a>.</p>
<p>Nemo, atau <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ocellaris_clownfish"><em>Amphiprion ocellaris</em></a>, termasuk ke dalam kelompok ikan badut yang terdiri dari 30 spesies. Pola warna tubuh mereka ditandai dengan kombinasi warna kuning, jingga, coklat atau hitam dengan garis-garis putih vertikal yang terdiri dari sel-sel pemantul cahaya yang disebut <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Chromatophore#Iridophores_and_leucophores"><em>iridophores</em></a>.</p>
<p>Selain karakteristik fisik lainnya, spesies ikan badut dapat dibedakan dari jumlah garis putih vertikal yang mereka miliki. Ada beberapa spesies yang tidak memiliki garis sama sekali (<em>Amphiprion ephippium</em>), bergaris satu (<em>Amphiprion frenatus</em>) atau hanya bergaris dua (<em>Amphiprion sebae</em>). <em>Amphiprion ocellaris</em>, atau Nemo yang terkenal, bergaris tiga. Apa yang dapat menjelaskan perbedaan dalam jumlah garis-garis putih antar spesies tersebut?</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/237304/original/file-20180920-129871-18jbm3t.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Empat ikan badut yang berbeda untuk menggambarkan pola-pola warna spesies tersebut. Dari atas ke bawah: <em>Amphiprion ephippium</em>, <em>Amphiprion frenatus</em>, <em>Amphiprion bicinctus</em> dan <em>Amphiprion ocellaris</em>.</span>
<span class="attribution"><span class="source">J.E. Randall</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mari menghitung garis pada ikan badut</h2>
<p>Untuk memahami mekanisme yang membentuk keragaman pola-pola, kami mengelompokkan setiap spesies ikan badut sesuai dengan jumlah garis vertikal yang mereka miliki. Analisis genetika yang terkait dengan sejarah evolusi ikan badut mengungkapkan bahwa leluhur mereka semua memiliki <a href="https://bmcbiol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12915-018-0559-7">tiga garis putih</a>, dan selama beberapa periode, keturunan-keturunan ikan badut mulai kehilangan garis ekor, lalu garis badan dan akhirnya garis kepala, sehingga memungkinkan 3 kombinasi warna yang berbeda:</p>
<ul>
<li>tiga garis (kepala, badan dan ekor)</li>
<li>dua garis (kepala dan badan)</li>
<li>satu garis (kepala)</li>
<li>tanpa garis.</li>
</ul>
<p>Dengan melihat pola-pola yang berkembang pada ikan badut, jelas bahwa keragaman pola-pola tersebut terbatas: meskipun ada empat kombinasi pola warna, mekanisme biologis tidak memungkinkan suatu spesies untuk mendapatkan variasi pola lain–misalnya, satu garis di ekor.</p>
<h2>Lalu mereka menghilang disapu evolusi</h2>
<p>Untuk memahami mengapa beberapa kombinasi garis pada ikan badut tidak ada, kami melihat perkembangan dua spesies dengan dua pola warna yang berbeda saat mereka dewasa, <em>A. ocellaris</em>, yang memiliki tiga garis, dan <em>A. frenatus</em>, yang hanya memiliki satu garis di kepala. </p>
<p>Garis-garis pada <em>A. ocellaris</em> muncul dalam urutan yang jelas selama proses transformasi dari larva menjadi ikan muda–pertama dari kepala, lalu badan dan terakhir adalah ekor. Tahapan proses tersebut berlawanan dengan tahapan hilangnya garis untuk beberapa spesies ikan badut selama proses evolusi.</p>
<p>Pengamatan mengejutkan yang kedua adalah <em>A. frenatus</em> menunjukkan perkembangan yang sama dengan <em>A. ocellaris</em> pada tahap larva, dengan kemunculan garis-garis putih yang berurutan dari kepala sampai ekor sedangkan saat ia dewasa mereka hanya memiliki satu garis. Garis-garis tersebut lalu menghilang dengan urutan yang terbalik, dimulai dari ekor sampai dengan kepala. </p>
<p>Penemuan ini menunjukkan bahwa menghilangnya garis-garis putih secara kronologis selama evolusi dibatasi oleh urutan munculnya garis selama perkembangan dan adanya kaitan yang kuat antara filogenesis (sejarah evolusi) dan ontogenesis (perkembangan individu). Ini mengarah pada hipotesis pembentukan garis yang dikendalikan oleh suatu mekanisme genetik tertentu yang bergantung pada <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10039/">polaritas antero-posterior</a> dari ikan badut. Mekanisme ini belum ditemukan. </p>
<h2>Untuk apa garis-garis itu?</h2>
<p>Untuk menjawab pertanyaan ini, kami membandingkan keragaman pola garis putih yang ditemukan dalam komunitas alami ikan badut dengan keragaman pola garis putih dalam komunitas di mana pola tersebut tersebar secara acak. Melalui simulasi tersebut, kami dapat menunjukkan bahwa mempunyai spesies ikan badut dengan jumlah garis yang sama dalam satu wilayah yang sama sangat jarang.</p>
<p>Beberapa faktor ekologis dapat mempengaruhi distribusi yang tidak acak tersebut dan kemungkinannya adalah jumlah garis putih memungkinkan spesies ikan badut untuk mengenali satu sama lain. Kemampuan mengenali tersebut penting dalam organisasi sosial ikan badut yang tinggal di anemon laut di mana beberapa spesies dapat hidup berdampingan. Kemampuan tersebut juga yang memungkinkan Nemo dan ayahnya untuk menemukan satu sama lain dari ujung samudra yang berbeda–sebuah akhir yang bahagia untuk semua orang. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=324&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=324&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=324&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=407&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=407&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/237301/original/file-20180920-129865-fhid6g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=407&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Nemo dan ayahnya menunjukkan tiga garisnya yang khas di <em>Finding Nemo</em> (DisneyPixar, 2003)</span>
</figcaption>
</figure>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Rizkina Aliya</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/107162/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Pauline Salis telah menerima pembiayaan dari CNRS dan Sorbonne Université
</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Bruno Frédérich telah menerima dana dari Fonds de la Recherche Scientifique (FNRS) dan Politique Scientifique Fédérale (Belspo) dari Belgia. Dia adalah anggota Laboratorium Morfologi Fungsional dan Evolusioner di Universitas Liège (Belgia).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Vincent Laudet tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Anak-anak kita pasti kenal dengan Nemo si ikan badut bintang film Pixar. Tapi kenapa Nemo memiliki tiga garis, bukan satu atau dua? Biologi perkembangan dan evolusi mengungkapkan jawabannya.Pauline Salis, Chercheur postdoctoral, Sorbonne UniversitéBruno Frédérich, Maître de Conférences, Université de LiègeVincent Laudet, Directeur de l'Observatoire Océanologique, Sorbonne UniversitéLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1002562018-07-23T09:59:54Z2018-07-23T09:59:54ZAnda memakan plastik mikro dalam cara yang tak terbayangkan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/228392/original/file-20180719-142420-198ymd2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kita mungkin makan mikroplastik dari air di botol plastik, ayam, bahkan debu!</span> <span class="attribution"><span class="source">shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Kita semakin sadar bagaimana plastik mengotori lingkungan hidup kita. Perhatian akhir-akhir ini tertuju pada bagaimana <a href="https://theconversation.com/in-the-ocean-the-most-harmful-plastic-is-too-small-to-see-35336">plastik mikro</a>, yang berdiameter antara 5 milimeter hingga 100 nanometer, <a href="https://theconversation.com/there-is-a-lot-of-plastic-in-the-oceans-but-where-35301">memenuhi lautan</a> da masuk <a href="https://theconversation.com/bait-and-switch-anchovies-eat-plastic-because-it-smells-like-prey-81607">ke dalam makhluk-makhluk</a> yang hidup di dalamnya. Itu berarti plastik mikro telah memasuki rantai makanan, dan pada akhirnya, tubuh kita.</p>
<p>Namun ikan dan kerang bukanlah satu-satunya sumber makanan kita yang mengandung plastik mikro. Dan bahkan, nyatanya sumber-sumber lain yang tidak berasal dari lautan bisa jadi lebih mengkhawatirkan.</p>
<p>Sebagian kerang yang dikonsumsi di Eropa bisa mengandung <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749114002425?via%3Dihub">sekitar 90 plastik mikro</a>. Konsumsi kerang cenderung sangat beragam <a href="https://efsa.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.2903/j.efsa.2011.2097">antarnegara dan antargenerasi</a>, namun penggemar berat kerang mungkin bisa memakan hingga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749114002425?via%3Dihub">11.000 plastik mikro dalam setahun</a>.</p>
<p>Sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak plastik mikro yang mungkin kita konsumsi dari ikan. Kebanyakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X15301582?via%3Dihub">penelitian hingga saat ini</a> hanya menganalisis lambung dan isi perut dari organisme ini, yang biasanya dibuang jika akan dikonsumsi. Namun <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117319024">sebuah studi</a> menemukan plastik mikro dalam hati ikan, mengisyaratkan bahwa partikel bisa melewati jaringan pencernaan dan masuk ke organ tubuh lain.</p>
<p>Plastik mikro juga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969717323471?via%3Dihub">ditemukan dalam ikan kalengan</a>. Jumlah yang teridentifkasi rendah, sehingga rata-rata konsumen mungkin hanya akan mengkonsumsi hingga 5 plastik mikro dalam satu porsi ikan yang disajikan seperti ini. Partikel yang ditemukan juga mungkin berasal dari proses pengalengan atau dari udara.</p>
<p>Bahan makanan dari laut lain yang menjadi sumber plastik mikro adalah garam laut. Satu kilogramnya bisa mengandung <a href="https://pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.est.5b03163">lebih dari 600 plastik mikro</a>. Jika anda memakan garam sesuai batas maksimum konsumsi harian sebesar 5 gram, maka hal itu menunjukan bahwa anda setidaknya mengonsumsi tiga plastik mikro sehari (meski banyak orang yang memakan lauh lebih banyak dari jumlah yang disarankan).</p>
<p>Meski begitu, penelitian lain menemukan kadar plastik mikro yang berbeda-beda pada garam laut, kemungkinan karena perbedaan cara ekstrasi. Hal ini merupakan masalah yang tersebar dalam penelitian mengenai plastik mikro, sehingga sulit atau bahkan tidak mungkin untuk membandingkan penelitian satu dengan yang lainnya. Contohnya, <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-017-09128-x">sebuah studi</a> tampak hanya fokus pada mikrofiber (serat-serat mikro dari bahan buatan seperti poliester) <a href="https://www.nature.com/articles/srep46173#methods">sedangkan studi lainnya</a> hanya mencari plastik mikro yang lebih besar dari 200 mikrometer.</p>
<p>Penelitian mengenai garam yang disinggung di atas tidak berusaha untuk mengambil dan menghitung seluruh plasik mikro dari sampel garam laut yang ada, melainkan memperkirakan jumlahnya berdasarkan proporsi partikel yang ditemukan. Ini berarti penelitian tersebut mungkin menunjukkan bahwa dalam 1 kilogram garam mengandung 600 plastik mikro, namun jumlah aslinya bisa jauh lebih tinggi.</p>
<h2>Sumber non-laut</h2>
<p>Kendati temuan-temuan di atas, penelitian lain menunjukan bahwa terdapat jauh lebih banyak plastik mikro dalam sumber makanan kita yang tidak berasal dari laut. Hewan darat juga memakan plastik mikro, meskipun tetap sama seperti pada ikan, kita cenderung tidak memakan organ-organ pencernaannya. Terdapat data yang terbatas mengenai sisi ini dari industri makanan, tapi sebuah <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-017-14588-2">studi tentang ayam</a> yang diternakkan di kebun di Meksiko menemukan rata-rata terdapat 10 plastik mikro per empedal ayam, salah satu makanan lezat di beberapa bagian dunia.</p>
<p>Ilmuwan juga menemukan plastik mikro
<a href="http://agro.icm.edu.pl/agro/element/bwmeta1.element.agro-953d4b4d-549a-4bc6-9d95-2b10030b7552">pada madu</a> <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/19440049.2014.945099">dan bir</a>. Kita mungkin menelan sepuluh plastik mikro per satu botol bir.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222348/original/file-20180608-191981-xwhzko.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terdapat hingga 241 plastik mikro per liter dalam air dalam kemasan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/closeup-on-mineral-water-bottles-raw-535807606?src=phc4zvgW61mkTOdv9QKQSg-1-25">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mungkin sumber plastik mikro terbesar yang kita konsumsi adalah air minum dalam botol. Ketika <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0043135417309272">peneliti memeriksa</a> berbagai jenis gelas dan plastik botol air, mereka menemukan plastik mikro pada sebagian besarnya. Air minum botolan sekali pakai mengandung antara dua hingga 44 plastik mikro per liter, sedangkan botol yang dapat dikembalikan (didesain untuk dikumpulkan di bawah skema deposit) mengandung antara 28 dan 241 plastik mikro per liter. Plastik mikro berasal dari kemasannya, hal ini berarti kita mungkin terpapar lebih banyak ketika kita mengisi ulang botol plastik untuk mengurangi limbah.</p>
<p>Terdapat <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749116312325?via%3Dihub">pula bukti</a> bahwa plastik mikro dalam makanan berasal dari debu-debu dalam ruangan. <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117344445?_rdoc=1&_fmt=high&_origin=gateway&_docanchor=&md5=b8429449ccfc9c30159a5f9aeaa92ffb#bib1">Penelitian terbaru</a> memperkirakan kita bisa mendapatkan dosis tahunan sekitar hampir 70.000 plastik mikro dari debu yang menempel pada makan malam kita, dan itu hanya salah satu bagian dari makanan sehari-hari kita.</p>
<p>Jadi, betul kita memang memakan sejumlah kecil plastik mikro dari produk-produk laut. Namun mungkin hanya butuh minum satu liter air dalam kemasan botol sehari untuk mengonsumsi lebih banyak plastik mikro daripada seorang penggemar berat kerang. Dan pertanyaan lain yang belum terjawab oleh ilmuwan kita tentang plastik mikro dalam makanan kita adalah <a href="https://theconversation.com/plastics-in-oceans-are-mounting-but-evidence-on-harm-is-surprisingly-weak-93877">seberapa besar kerugian</a> yang sebenarnya mereka sebabkan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/100256/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Christina Thiele menerima dana dari Engineering and Physical Sciences Research Council, the Leverhulme Trust Doctoral Scholarship programme dan Blue Marine Foundation. Dia terafiliasi dengan Marine Biological Association, Inggris dan British Ecological Society.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Malcolm David Hudson menerima dana dari UK Research Councils dan Blue Marine Foundation. Dia anggota Greenpeace, RSPB dan Wildlife Trusts. </span></em></p>Banyak laporan tentang mikroplastik di makanan laut, tapi banyak sumber mikroplastik lain daripada ikan dan kerang.Christina Thiele, PhD Candidate in Marine Microplastics, University of SouthamptonMalcolm David Hudson, Associate Professor in Environmental Sciences, University of SouthamptonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/916542018-02-27T10:12:28Z2018-02-27T10:12:28ZUbur-ubur ternyata punya kemampuan super dan tidak seburuk yang kita kira<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/208018/original/file-20180227-36703-vceord.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Jarang sekali ada orang yang menyukai ubur-ubur. Wajar saja, di pantai mereka tampak lemas, tak berbentuk, dan melepuh di bawah sinar mentari. Sementara di dalam air, mereka kerap menyengat kulit kita. Gerakan mereka tidak seanggun kura-kura, atau paus bungkuk. </p>
<p>Meski demikian, ubur-ubur termasuk binatang paling tidak biasa di Bumi, dan pantas mendapat kesempatan kedua untuk memulihkan nama baik mereka. </p>
<h2>Ahli bertahan hidup</h2>
<p>Ubur-ubur termasuk makhluk hidup dengan jumlah paling banyak di laut. <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/geb.12169/abstract">Penelitian terbaru</a> menunjukkan, ada sekitar 38 juta ton ubur-ubur di kawasan epipelagik saja (kedalaman 0-200 meter). Selain itu, mereka terdapat di semua lautan dan menempati sebagian besar habitat laut termasuk laut dalam.</p>
<p>Rahasia mengapa ubur-ubur terdapat di mana-mana adalah tubuhnya. Tubuh yang terbuat dari agar-agar adalah strategi yang berhasil. Tubuh bergelatin itu telah mengalami evolusi tiga kali secara independen, dan telah ada selama paling tidak <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0001121">500 tahun</a> (hampir tidak berubah).</p>
<p>Ubur-ubur bertahan hidup melewati <a href="https://theconversation.com/5-masa-bumi-mengalami-kepunahan-massal-kini-kehancuran-keenam-82530">lima peristiwa</a> kepunahan massal di Bumi, yang memusnahkan 99% kehidupan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198150/original/file-20171207-5069-48ka7p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jeli yang sangat sukses.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Memiliki kekuatan super</h2>
<p>Ubur-ubur telah mengembangkan kemampuan unik, yang beberapa tampak seperti supernatural. <a href="http://ocean.si.edu/jellyfish-and-comb-jellies">Ubur-ubur sisir</a> memiliki bio-luminesensi yang membuat badannya bercahaya. Satu spesies tropis telah membentuk simbiosis dengan <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%252FBF00350101?LI=true">ganggang fotosintetik</a>, yang bekerja seperti panel surya mereka sendiri, sehingga mereka bisa memperoleh energi langsung dari matahari.</p>
<p>Ada pula spesies lain yang bisa beranak-pinak dalam jumlah tak terhingga: ubur-ubur bulan betina pernah terlihat melepaskan lebih dari <a href="https://academic.oup.com/plankt/article/25/11/1447/1490030">400.000 bayi sekaligus</a>.</p>
<p>Yang paling menakjubkan tentu saja adalah kemampuan mereka memiliki kesempatan kedua mereka saat muda. Ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan, spesies tertentu seperti ubur-ubur kompas, barel, dan bulan bisa <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00227-005-0182-3">membalikkan perkembangan mereka</a> sehingga mereka kembali menjadi anakan ubur-ubur dalam rangka menunggu masa-masa sulit berlalu.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198152/original/file-20171207-5056-mnwawq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jeli super.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masa kanak-kanak yang menakjubkan</h2>
<p>Banyak ubur-ubur yang tergolong dalam kelas <em>scyphozoa</em> memiliki siklus hidup yang rumit dan luar biasa. Tahap kehidupan mereka amat jauh berbeda sehingga mereka pernah dianggap <a href="https://www.nature.com/articles/srep12037">spesies yang sama sekali berbeda</a>. </p>
<p>Ubur-ubur dewasa bereproduksi secara seksual, dengan melepaskan ribuan bayi yang dikenal sebagai planula ke plankton. Planula menghabiskan beberapa hari terapung-apung sebelum menetap pada permukaan yang keras seperti batu, atau permukaan buatan seperti beton <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1890/110246/full">atau plastik</a>.</p>
<p>Tiap planula kemudian berkembang menjadi polip, bentuk kehidupan stasioner kecil (2-3 mm) yang memakan potongan terapung plankton. Polip-polip ini bereproduksi secara aseksual, membentuk sebuah koloni klon. </p>
<p>Bila saatnya tepat, klon menjalani proses yang disebut strobilasi, yang mengubah tiap klon menjadi sesuatu yang tampak seperti tumpukan kue dadar. Satu demi satu, mereka kemudian dilepaskan ke plankton di sekitarnya.</p>
<p>Meski hanya berukuran beberapa millimeter dan kurang memiliki ciri khas spesies dewasa, “kue dadar” ini sesungguhnya adalah ubur-ubur kecil. Akhirnya mereka akan matang menjadi dewasa yang bereproduksi secara seksual, dan memulai siklusnya lagi (asumsikan mereka tidak membalikkan perkembangan bila kondisi jelek).</p>
<p>Tergantung dari spesiesnya, satu polip bisa menghasilkan satu, segenggam, ratusan <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00227-006-0594-8">atau bahkan ribuan</a> ubur-ubur dalam sekali waktu, kadang dalam periode bertahun-tahun. Kombinasi kemampuan reproduksi dewasa yang ditambah dengan reproduksi aseksual polip, dianggap sebagai salah satu alasan mengapa kawanan besar yang dikenal sebagai formasi kumpulan (<em>bloom</em>) ubur-ubur tampaknya bisa <a href="http://www.int-res.com/abstracts/meps/v356/p299-310/">muncul entah dari mana</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198153/original/file-20171207-5030-1mbksht.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Biarkan seribu ubur-ubur mekar.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Anugerah bagi umat manusia</h2>
<p>Ubur-ubur tanpa diragukan lagi bisa menyebabkan <a href="http://bit.ly/2k4JSNH">masalah ekologi dan ekonomi</a> bagi manusia. Ledakan massal ubur-ubur bisa membanjiri peternakan ikan, menghambat pipa pendingin pembangkit listrik, merusak jaring ikan dan menghancurkan bisnis wisata. </p>
<p>Sengatan mereka juga menyebabkan reaksi alergi berat <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1890/130298/abstract">yang dikenal sebagai anafilaksis</a> dan bahkan membunuh manusia. Namun ubur-ubur juga merupakan sumber <a href="https://academic.oup.com/icesjms/article/74/1/234/2669573">kolagen medis</a>, yang bisa digunakan dalam pembalut luka atau bedah rekonstruksi, dan mereka dianggap <a href="https://academic.oup.com/icesjms/article/73/4/1012/2458740">makanan lezat di Jepang dan Cina</a>.</p>
<p>Namun kontribusi terbesar ubur-ubur untuk umat manusia pastilah protein fluoresen hijau (PFH), “biomarker” umum yang disintesis dari ubur-ubur kristal. PFH memungkinkan ilmuwan memantau bagaimana gen-gen tertentu <a href="http://www.nature.com/news/2008/081008/full/news.2008.1159.html">bekerja secara langsung</a>, dan telah membuktikan riset medis yang tak ternilai. </p>
<p>PFH telah digunakan pada lebih dari 30 ribu studi, termasuk <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S096098220400466X?via%3Dihub">studi tentang HIV</a> dan <a href="http://pulstlab.genetics.utah.edu/Papers/Huynh2001_Alzheimers.pdf">penyakit Alzheimer</a>. Tak heran, para ilmuwan di balik sintesis PFH diganjar Nobel Kimia <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1890/130298/abstract">pada 2008</a>. </p>
<p>Ubur-ubur mungkin awalnya dianggap penjahat, tapi bagi banyak ilmuwan di seluruh dunia, mereka telah menjadi pahlawan yang tidak disengaja.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/198157/original/file-20171207-5016-161by09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pahlawan yang tidak mungkin.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Misteri yang menarik</h2>
<p>Masih sangat banyak yang bisa kita temukan mengenai organisme mengagumkan ini. Ada banya bukti yang menunjukkan jumlah ubur-ubur meningkat di wilayah tertentu akibat perubahan iklim dan <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0169534709000883?via%3Dihub">penangkapan berlebih</a> spesies lain. </p>
<p>Ada yang menganggap jumlah ubur-ubur <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10750-012-1039-7">mungkin bertambah di seluruh dunia</a>. Akan tetapi, saat ini kita <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/geb.12474/abstract">kekurangan data pasti untuk mengetahui</a> apa yang tengah terjadi pada mayoritas populasi ubur-ubur.</p>
<p>Misteri lainnya adalah peran sejati ubur-ubur dalam ekosistem. Hingga saat ini ditengarai bahwa ubur-ubur mungkin tidak dimakan oleh apapun selain penyu atau ikan mola-mola yang sesekali muncul, dan mereka <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0079661112000080?via%253Dihub">tidak menyumbang</a> kontribusi berarti pada rantai makanan. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ketika populasi ubur-ubur membengkak, tidak akan ada kontrol alami, dan ekosistem jadi didominasi <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0169534709000883?via%253Dihub">mereka</a>.</p>
<p>Kekhawatiran ini tidak sepenuhnya sepele, dan ekosistem yang didominasi ubur-ubur tampaknya telah terbentuk <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S096098220601699X?via%253Dihub">di lepas pantai Namibia</a>. Namun teknik analitis baru <a href="http://science.sciencemag.org/content/329/5989/333.long">yang melibatkan akustik</a>, <a href="http://rspb.royalsocietypublishing.org/content/281/1796/20142210">kamera laut</a>, <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0031329">analisis kimia</a>, dan <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/mec.14245/abstract">analisis DNA</a> telah menunjukkan berbagai spesies sesungguhnya <a href="http://rsos.royalsocietypublishing.org/content/4/11/171421">memakan ubur-ubur</a>. </p>
<p>Ini berarti, mungkin ubur-ubur memiliki peranan yang lebih penting dalam ekosistem laut daripada yang diduga sebelumnya. Mendokumentasikan dan memahami hal ini adalah prioritas utama bagi peneliti ubur-ubur.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/91654/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Philip Lamb menerima dana dari NERC EnvEast DTP & Cefas.</span></em></p>Ubur-ubur lebih dari sekadar makhluk tak berbentuk yang suka menyengat.Philip Lamb, PhD Candidate in Marine Biology, University of East AngliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/910162018-02-15T09:34:28Z2018-02-15T09:34:28Z11 miliar potongan plastik bawa penyakit bagi terumbu karang<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/206531/original/file-20180215-131010-6knbo6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=21%2C0%2C2374%2C1598&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Botol plastik terperangkap di terumbu karang</span> <span class="attribution"><span class="source">Tane Sinclair Taylor</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Ada lebih dari 11 miliar sampah plastik di terumbu karang di seluruh Asia-Pasifik, menurut penelitian baru kami. Penelitian kami juga menemukan bahwa kontak dengan plastik bisa menjadikan karang 20 kali lebih rentan terhadap serangan penyakit.</p>
<p>Dalam studi kami, <a href="http://science.sciencemag.org/cgi/doi/10.1126/science.aar3320">dimuat dalam jurnal Science</a>, kami meneliti lebih dari 124.000 karang pembangun terumbu (<em>reef-building corals</em>) dan mendapati bahwa 89% karang dengan plastik tertambat menunjukkan tanda-tanda visual penyakit—ini kenaikan drastis dibandingkan 4% peluang karang terserang penyakit jika tanpa plastik.</p>
<p>Secara global, lebih dari 275 juta orang hidup dalam bentangan 30km terumbu karang. Mereka mengandalkan ekosistem itu untuk mendapatkan makanan, melakukan perlindungan kawasan pantai, pemasukan dari pariwisata, dan nilai budaya.</p>
<p>Terumbu karang sudah menanggung tekanan dari perubahan iklim dan <a href="https://theconversation.com/back-to-back-bleaching-has-now-hit-two-thirds-of-the-great-barrier-reef-76092">kejadian-kejadian pemutihan</a> besar-besaran. Temuan-temuan kami menunjukkan ancaman signifikan lain terhadap karang-karang terbesar di dunia dan ekosistem serta kehidupan yang ditopangnya. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-indonesia-bisa-melawan-pencemaran-plastik-81558">Bagaimana Indonesia bisa melawan pencemaran plastik?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Bekerja sama dengan banyak ahli dan penyurvei bawah air di Indonesia, Myanmar, Thailand, dan Australia, kami menghimpun data dari 159 terumbu karang antara tahun 2010 dan 2014. Dengan melakukan itu, kami menghimpun salah satu set data paling ekstensif tentang kesehatan karang di kawasan tersebut dan tingkat sampah plastik pada tataran global.</p>
<p>Terdapat kesenjangan besar antara perkiraan global sampah plastik <a href="http://science.sciencemag.org/content/347/6223/768">yang masuk ke lautan</a> dan jumlah yang <a href="http://www.pnas.org/content/114/23/6052.abstract">tersapu ke pantai</a> atau didapati <a href="http://www.pnas.org/content/111/28/10239.full">mengapung di permukaan</a>.</p>
<p>Penelitian kami memberikan salah satu perkiraan paling komprehensif tentang sampah plastik di dasar laut, dan dampaknya terhadap salah satu ekosistem paling penting di dunia tersebut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203376/original/file-20180125-107974-cglsk5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah plastik di sebuah desa nelayan di Myanmar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Kathryn Berry</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jumlah benda-benda plastik yang tersangkut di terumbu sangat bervariasi di kawasan-kawasan berbeda yang kami survei—dengan tingkat yang terendah dijumpai di Australia dan yang tertinggi di Indonesia. </p>
<p>Sekitar 80% sampah plastik laut berasal dari daratan. Variasi plastik yang kami amati di terumbu selama survei berkaitan dengan perkiraan tingkat sampah plastik yang memasuki lautan dari pantai terdekat. Sepertiga terumbu yang kami survei tidak memiliki sampah plastik yang tertinggal, akan tetapi selebihnya mempunyai lebih dari 26 serpihan-serpihan sampah plastik per 100 meter persegi.</p>
<p>Kami memperkirakan ada sekitar 11,1 miliar benda-benda plastik di terumbu karang di seluruh Asia-Pasifik. Lebih dari itu, kami memperkirakan angka ini akan meningkat 40% dalam tujuh tahun ke depan—setara dengan sekitar 15,7 miliar benda-benda plastik pada tahun 2025. </p>
<p>Peningkatan ini lebih cepat terjadi di negara-negara berkembang daripada di negara-negara industri. Menurut proyeksi kami, antara tahun 2010 dan 2025 jumlah sampah plastik di terumbu karang Australia hanya akan meningkat sekitar 1%, sedangkan di Myanmar akan meningkat dua kali lipatnya.</p>
<h2>Bagaimana sampah plastik bisa menyebabkan penyakit?</h2>
<p>Meskipun mekanismenya belum jelas, pengaruh serpihan sampah plastik terhadap perkembangan penyakit mungkin berbeda-beda di antara tiga penyakit global yang kami amati peningkatannya dengan mempertimbangkan faktor plastik. </p>
<p>Sampah plastik bisa melukai jaringan karang, berpotensi membiarkan masuk patogen-patogen seperti <em>Halofolliculina corallasia</em>, mikroba yang menyebabkan penyakit <em>skeletal eroding band</em>. </p>
<p>Serpihan sampah plastik juga bisa menimbulkan patogen secara langsung. Polivinil klorida (PVC)—plastik yang sangat lazim digunakan dalam mainan anak-anak, bahan-bahan bangunan seperti pipa, dan banyak produk lainnya—didapati membawa sebuah famili bakteri yang disebut Rhodobacterales. Bakteri ini berkaitan dengan bermacam-macam penyakit karang. </p>
<p>Begitu pula, polipropilena—yang yang dipakai untuk membuat tutup botol dan sikat gigi—bisa dikolonisasi oleh <em>Vibrio</em>, sebuah patogen potensial yang terkait dengan sekolompok penyakit karang yang merusak secara global yang disebut sindrom putih.</p>
<p>Akhirnya, sampah plastik menutupi permukaan karang dan bisa menghalangi sinar. Ini menciptakan kondisi rendah oksigen yang mendukung pertumbuhan berbagai mikroorganisme yang terkait dengan penyakit pita hitam (<em>black band disease</em>). </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=601&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203378/original/file-20180125-107950-1ko3ghv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=755&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah plastik mengapung di atas karang.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Kathryn Berry</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karang berstruktur kompleks berpeluang delapan kali lebih besar terpengaruh oleh plastik, terutama spesies bercabang dan berbentuk meja. Hal ini berpotensi membahayakan banyak spesies laut yang berlindung di bawah atau di dalam karang-karang tersebut, dan pada akhirnya merugikan perikanan yang bertumpu pada ekosistem ini.</p>
<p>Studi kami menunjukkan bahwa mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke laut bisa mencegah secara langsung penyakit dan kematian karang.</p>
<p>Begitu karang sudah terinfeksi, secara logistik sulit mengatasi penyakit yang ditimbulkan. Sejauh ini cara paling mudah menangani masalah tersebut adalah dengan mengurangi jumlah plastik salah urus yang sampai ke lautan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/206530/original/file-20180215-131000-7xe8p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Murid-murid membersihkan pantai dengan mengumpulkan sampah plastik.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Sulawesi, Indonesia kegiatan ini sudah mulai dilakukan dengan <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmars.2018.00035/abstract">melibatkan anak-anak sekolah</a> seperti di Kepulauan Spermonde dan Selayar. Warga desa melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan pantai untuk mencegah plastik ke laut.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/91016/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Joleah Lamb tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Terumbu karang di Asia-Pasifik dibanjiri sekitar 11.1 miliar potongan plastik, memperparah risiko penyakit hingga lebih dari 20 kali lipat.Joleah Lamb, Research fellow, Cornell UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.