Mobilitas yang tinggi, minimnya sosialisasi, hingga keengganan untuk membayar iuran membuat pekerja informal kerap tak terlindungi BPJS Ketengakerjaan. Ini strategi untuk memperluas jangkauannya.
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai pekerja lepas
Menampilkan semua artikel
Meski ekonomi gig tengah pesat berkembang, Indonesia belum memiliki basis data yang menggambarkan besaran dan sebaran pekerjanya. Sebuah riset berusaha memberikan ilustrasi dan menjembatani kekosongan ini.
Ada istilah baru menghantui dunia kerja: prekariat. Tapi ini rupanya bukan gejala baru. Dari dulu senior-senior kita sudah ada yang prekariat.
Pekerja lepas bukan kelompok homogen, jadi mengelola isu perburuhan bagi orang-orang ini akan sulit.
Kontributor teratas
-
Professor in Organization Studies, Université Côte d’Azur
-
Researcher, Purusha Research Cooperative
-
Lecturer in School of Business and Management ITB and PhD Student in Economic Geography, London School of Economics and Political Science
-
Lecturer of Labour Law, Universitas Gadjah Mada
-
Phd candidate, University of Manchester
-
Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Researcher at Research Center for Population - BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Peneliti, Pusat Riset Kependudukan BRIN
-
Peneliti Ketenagakerjaan Pusat Riset Kependudukan BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
