Menu Close

Masalah sampah dunia dapat diatasi dengan plastik yang terbuat dari tanaman

Shutterstock

Plastik adalah material yang amat berguna dalam kehidupan kita.

Bukan hanya jadi bahan baku botol dan garpu, di dunia kedokteran plastik juga telah digunakan sebagai katup jantung buatan, peralatan dan implan medis, pelepasan obat yang terkontrol, lapisan dan permukaan khusus yang menahan air, baterai organik—dan masih banyak lagi.

Namun, mengingat butiran plastik di laut bakal mencapai 250 juta ton pada 2025, pemerintah sedunia mulai berpikir cara menangani masalah penting ini.

Ada hal mendasar: 40 persen dari produksi plastik global merupakan plastik sekali pakai, yang tidak berkelanjutan. Ini setara dengan sekitar 128 juta ton.

Sebagian besar plastik ini memiliki tingkat daur ulang yang rendah, dan tidak terurai secara biologis dalam rentang waktu yang masuk akal. Perlu waktu ribuan tahun bagi poliproplen untuk benar-benar terurai.

Parahnya lagi, ketika plastik mencapai laut, gerakan laut bersama dengan sinar matahari dapat menghancurkan plastik hingga menjadi partikel-partikel kecil yang disebut “mikroplastik”.

Kehadiran makroplastik dan mikroplastik di lautan kita telah terbukti merusak kehidupan laut. Namun potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia masih belum terlalu dipahami.

Awal tahun 2018, industri kosmetik dan produk perawatan pribadi dilarang menggunakan bahan yang mengandung butiran mikroplastik. Tetapi kenyataannya, hanya ada 680 ton mikroplastik per tahun di Inggris.

Masalah dengan plastik

Sudah jelas bahwa plastik merupakan masalah yang rumit—mencakup persoalan ekonomi, keberlanjutan, tekanan sosial, dan infrastruktur daur ulang, baik di negara maju maupun berkembang.

Banyak orang belum tahu bahwa keberadaan plastik di lingkungan sesungguhnya erat kaitannya dengan cara produksi plastik itu sendiri.

Kebanyakan plastik dibuat menggunakan bahan berbasis minyak, yang berarti, berdasarkan sifat alami mereka, tidak memiliki kandungan oksigen. Alhasil, plastik sangat hidrofobik (anti air) dan amat sulit diurai oleh bakteri atau enzim biasa.

Selama beberapa dasawarsa terakhir, ada peningkatan kesadaran mengenai ketergantungan kita akan persediaan minyak yang terbatas. Hal ini telah mendorong riset terhadap sumber kimia alternatif yang berkelanjutan.

Misalnya, konsep menggunakan materi berbasis biologi, (bukan berbasis minyak) telah mendapatkan momentum. Materi berbasis biologi yang berkelanjutan bisa berupa sisa panen, sisa kayu, atau sisa makanan—intinya, limbah materi biologi apa pun.

Yang terpenting, materi berbasis biologi yang alami ini bisa dengan mudah diurai menjadi “building block” kimia yang lebih kecil—disebut “molekue platform"—yang pada akhirnya, bisa digunakan untuk membuat zat kimia berguna lainnya, termasuk plastik.

"Building block” alami

Menggunakan molekul platform ini, Green Chemistry Centre of Excellence di Universitas York, telah bekerja dengan industri plastik untuk menciptakan polyester generasi baru berbasis biologi.

Bahan ini kerap digunakan untuk membuat serat pakaian, film dan tempat penyimpanan air dan makanan. Materi hasilnya sepenuhnya berbasis tanaman, bisa didaur ulang, dan yang terpenting sepenuhnya terurai secara biologi.

Menggunakan biomassa sebagai sumber juga membawa manfaat besar, yakni tingginya jumlah oksigen yang dimasukkan ke struktur kimiawi alami (selulosa, glukosa, dll).

Dengan menggunakan materi berbasis biologi untuk membuat plastik berbasis biologi, kandungan oksigen terjaga di dalam materi. Dengan begitu, plastik berbasis biologi diharapkan akan memiliki biodegrabilitas yang sangat tinggi tapi terkontrol.

Ini berarti, plastik berbasis biologi bisa diurai secara keseluruhan..

Walaupun generasi baru dari plastik berkelanjutan merupakan sebuah langkah maju yang besar, dan bahwa plastik yang bisa menjadi kompos memberikan manfaat besar, ini sama sekali bukan tujuan akhir dari plastik berbasis biologi.

Roda ekonomi

Roda ekonomi intinya adalah tentang menjaga sumber-sumber dalam lingkaran yang konstan, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sebanyak mungkin. Ini membantu mengurangi limbah serta kebutuhan akan sumber yang benar-benar baru.

Memperlakukan limbah plastik sebagai sumber ketimbang masalah, merupakan perubahan penting yang perlu dilakukan dalam dekade mendatang. Hal ini akan membantu memelihara materi kimia yang masih tersedia, sekaligus melindungi lingkungan kita.

Plastik yang dibuang setiap tahun cukup untuk mengelilingi bumi empat kali. Pexels

Plastik merupakan bagian penting dari masyarakat modern, dan mereka akan tetap bersama kita. Pada akhirnya, masyarakat harus bergerak menjauhi produk berbasis minyak menuju alternatif berbasis biologi yang berkelanjutan.

Namun terlepas apakah suatu plastik berbasis minyak ataupun tanaman, dampak terbesar yang bisa Anda lakukan terhadap siklus hidup produk plastik yakni menggunakan ulang dan mendaur ulangnya.

Sebagai konsumen, ini berarti Anda memiliki pilihan dan kekuatan untuk membuat dampak positif. Carilah lokasi daur ulang limbah plastik terdekat dan pelajari cara mengembangkan simpanan plastik di rumah, serta cara daur ulang yang tepat untuk semua jenis limbah plastik.

Jadi, nanti ketika botol saus tomat Anda sudah hampir kosong, bantulah memelihara sumber daya kita dengan memastikan bahwa botol plastik itu berada dalam lingkaran daur ulang.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now