Menu Close
khlungcenter/Shutterstock

Melalui tubuh nyamuk, mikroplastik tersebar ke rantai makanan baru

Tak dapat diingkari, polusi plastik di lautan adalah masalah dunia yang makin meluas.

Di internet banyak gambar burung laut dan makhluk lainnya terjerat limbah plastik, serta hewan-hewan yang kelaparan akibat perut mereka tertutup kantong plastik.

Tetapi masalahnya jauh lebih pelik dari itu. Kebanyakan polusi plastik berbentuk mikroplastik—serpihan-serpihan kecil berukuran kurang dari lima mikrometer dan tak kasatmata.

Riset baru kami menunjukkan, mikroplastik itu bahkan sudah memasuki tubuh serangga kecil seperti nyamuk. Dan ini berarti plastik mampu mengontaminasi hewan-hewan dalam lingkungan yang tak terbayangkan: udara.

Mikroplastik dapat berasal dari potongan plastik yang lebih besar yang terurai, tapi juga bisa langsung dilepaskan dalam bentuk bijih-bijih kecil dalam produk kosmetik seperti pencuci muka dan pasta gigi (produk seperti ini sudah dilarang di banyak negara).

Banyak hewan kecil tak sengaja memakan mikroplastik karena tidak mampu membedakannya dari makanan mereka.

Setelah berada dalam tubuh hewan, plastik dapat berpindah melalui rantai makanan ke dalam ikan dan makhluk lain dan ujungnya berpotensi menjadi masalah kesehatan bagi manusia.

Nyamuk terbang meninggalkan air dan membawa serta mikroplastik. Shaun Wilkinson/Shutterstock

Dengan meneliti nyamuk, kami menemukan cara plastik mengotori lingkungan dan mengontaminasi rantai makanan, yang sebelumnya tidak diketahui.

Makalah baru kami, terbit di Biology Letters, menunjukkan untuk kali pertama bahwa mikroplastik dapat tersimpan di dalam hewan air seiring mereka tumbuh dan berkembang dari satu tahapan hidup ke tahap berikutnya.

Meski banyak riset mikroplastik dititikberatkan di lautan, polusi plastik merupakan sebuah masalah serius juga di perairan tawar, termasuk sungai dan danau.

Banyak riset air tawar berfokus pada hewan-hewan yang hidup di air sepanjang hidup mereka.

Tetapi serangga air tawar seperti nyamuk mengawali hidup mereka (sebagai telur) di air dan kemudian terbang jauh setelah beberapa tahap kehidupan.

Menguji nyamuk

Kami menyadari bahwa serangga air dapat membawa plastik keluar dari perairan jika mereka mampu menahan/menyimpan plastik di dalam tubuh seiring perkembangan mereka.

Di laboratorium, kami menguji kemungkinan ini dengan memberi makan mikroplastik kepada larva tingkat-tiga nyamuk.

Kami lalu mengambil sampel ketika larva-larva itu menanggalkan kulit mereka untuk menjadi larva tingkat-empat yang lebih besar, ketika mereka bertransformasi ke tahap selanjutnya (pupa), serta ketika mereka meninggalkan perairan sebagai nyamuk dewasa.

Hasilnya, kami menemukan bijih plastik di semua tahap kehidupan, meski jumlahnya berkurang seiring hewan itu berkembang.

Plastik tetap tersimpan dalam tubuh nyamuk di semua tahap kehidupan. Blue Ring Media/Shutterstock

Kami mampu menentukan lokasi dan menghitung bijih mikroplastik karena mereka fluorescent (bersinar dalam gelap). Kami menemukan bijih mikroplastik dalam perut dan semacam ginjal bagi nyamuk, organ yang kami tahu tidak terpengaruh sama sekali oleh proses perkembangan.

Ini artinya, serangga perairan seperti nyamuk tidak saja memakan mikroplastik dalam ukuran berbeda-beda, tapi juga mampu menyimpannya dalam perut serta ginjal mereka seiring mereka berkembang dari tahap larva hingga nyamuk dewasa.

Dengan begini, semua serangga terbang yang menghabiskan sebagian hidupnya di air dapat menjadi carrier alias pembawa polusi plastik.

Dan ribuan serangga terbang disantap oleh serangga pemangsa di udara seperti capung, juga burung dan kelelawar.

Hasil penemuan kami memiliki implikasi penting karena semua serangga perairan yang dapat memakan mikroplastik di air dapat pula berpotensi menyimpan plastik itu hingga mereka dewasa—serta dapat menyebarluaskan plastik ke rantai-rantai makanan baru.

Di samping itu, polusi plastik di perairan tawar adalah sebuah masalah yang dampaknya melebihi persoalan kualitas air dan polusi laut.

Tentu saja hasil penemuan kami juga mengundang beberapa pertanyaan, misalnya apa dampak mikroplastik terhadap daya tahan dan perkembangan nyamuk di sepanjang tahap kehidupan mereka.

Selain itu, kami juga perlu memeriksa dampak tipe dan ukuran plastik yang beragam terhadap lebih banyak spesies untuk melihat seberapa jauh masalah ini bisa menyebar.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,100 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now