Menu Close
penelitian terkait ChatGPT
Hatice Baran/pexels.com

Mengapa menghentikan penelitian dan eksperimen terkait teknologi ChatGPT bukan solusi jitu

Hanya dalam waktu dua bulan sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT mengakumulasi jumlah pengguna dari hanya 1 juta menjadi 100 juta pada Januari 2023. Dengan ChatGPT, manusia seakan memiliki senjata baru yang memudahkan hidup mereka, mulai dari bikin resume pekerjaan, bikin laporan, atau bahkan proposal. Semua bisa dilakukan dengan hanya memberikan intruksi di kolom perintah di aplikasi tersebut.

ChatGPT merupakan aplikasi terbaru menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)) yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan melakukan permintaan (prompt engineering) untuk kemudian diwujudkan oleh teknologi.

Namun banyak kekhawatiran muncul di balik penggunaan teknologi ini. Ada kasus penyalahgunaan ChatGPT untuk praktik yang tidak berintegritas di kalangan akademikus, dan kecurangan di kalangan mahasiswa. ChatGPT juga bisa memfasilitasi aktivitas penipuan, penyebaran disinformasi, dan peretasan dan berbagai kejahatan siber lainnya.

Shantanu Kumar/Pexels.com

Berbagai kontroversi yang muncul dari pemanfaatan teknologi ChatGPT mendorong Future of Life Institute (FLI) menerbitkan surat terbuka penghentian sementara riset-riset yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan GPT-4 selama enam bulan.

Generative Pre-trained Transformer (GPT) adalah teknologi inti dari aplikasi ChatGPT. Sebagai teknologi inti, GPT terus diteliti dan berkembang, saat tulisan ini dibuat ChatGPT versi gratis masih menggunakan GPT-3.5. Sedangkan ChatGPT versi berbayar sudah menggunakan GPT-4.

Teknologi GPT-4, yang dirilis Maret lalu, bisa membaca, menganalisis dan menghasilkan teks hingga 25.000 kata dan menghasilkan kode-kode pemrograman dari berbagai bahasa pemrograman. GPT-4 ini diperkirakan memiliki 1 triliun parameter, lebih banyak dari GPT-3 yang hanya memiliki 175 miliar parameter.

FLI, yang mengeluarkan surat terbuka tersebut, merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada 2014, dan bertujuan untuk memitigasi risiko penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Pendapat yang disuarakan oleh organisasi ini cepat tersebar luas ke publik karenakan banyak nama besar akademikus dan praktisi teknologi dan inovasi yang ada di dalamnya, seperti Max Tegmark dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat dan Elon Musk.

Per 23 Mei 2023, sudah ada 27.565 orang yang menandatangani surat yang ditulis oleh FLI tersebut. Sejumlah nama besar seperti Elon Musk, Steve Wozniak, Andrew Yang, dan Yuval Noah Harari sudah ikut serta menandatangani surat tersebut.

Namun, berdasarkan pengamatan kami yang meneliti mengenai inovasi AI yang bertanggung jawab serta pemrosesan bahasa dengan AI selama lebih dari lima tahun, menghentikan penelitian dan eksperimen AI bukan merupakan solusi jitu. Kami melihat pentingnya justru regulasi yang lebih tegas dan inovatif di sektor ini.

Pentingnya regulasi yang inovatif

Sejarah menunjukkan bahwa regulasi selalu lebih lambat dari inovasi.

Pelarangan penggunaan model GPT juga belum tentu menyelesaikan masalah. Penghentian eksperimen seperti yang diminta FLI dapat berdampak pada terhambatnya penelitian-penelitian yang bertujuan memperbaiki model GPT.

Misalnya saja penelitian untuk mengurangi bias dan “halusinasi” di ChatGPT. Kemudian penelitian mengenai kerentanan manipulasi dan kesalahan informasi yang ada dalam ChatGPT. Lalu penelitian untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dari jawaban-jawaban ChatGPT, dan juga penelitian mengenai penyalahgunaan ChatGPT dalam penyebaran misinformasi

CEO OpenAI Sam Altman, yang mengembangkan ChatGPT, bahkan menyarankan alih-alih menghentikan penelitian, kita sebenarnya memerlukan regulasi yang jelas untuk teknologi AI.

Otoritas yang berkepentingan terhadap mitigasi risiko AI, termasuk pemerintah harus lincah dan tanggap dengan inovasi.

Pada Maret 2022 Cina sudah mengeluarkan undang-undang tentang aplikasi AI. Cina juga sudah memiliki UU tentang pengelolaan rekomendasi algoritme yang disahkan Maret 2023 lalu. Pada April 2023, Cina mengusulkan draf pengaturan generative AI.

Saat ini, Uni Eropa sudah memiliki draf Undang-Undang AI dan berencana merevisi draf tersebut terkait penggunaan generative AI.

Negara-negara lainnya juga sudah melangkah maju. Brasil, Kanada, dan India misalnya, sudah memiliki draf dan kertas kerja yang diarahkan untuk mengatur inovasi AI.

Matheus Bertelli/Pexels.com

Tanggung jawab korporasi

Di lain pihak, organisasi atau korporasi yang mengembangkan AI juga harus melakukan inovasi dengan hati-hati dan mempertimbangkan prinsip antisipatif, reflektif, inklusif, dan responsif.

Antisipatif berkaitan dengan analisis yang melibatkan pemikiran sistematis mengenai dampak yang mungkin saja terjadi. Namun pada saat yang bersamaan juga mempertimbangkan peluang dan dampak positif dari inovasi yang dilakukan.

Institusi yang mengembangkan AI harus juga reflektif. Artinya inovasi mereka dibatasi oleh nilai-nilai sosial, tanggung jawab moral, dan hukum.

Prinsip inklusif seharusnya diterapkan agar inovasi direncanakan dengan matang, baik dari sisi teknis, maupun regulasi. Desain teknologi harus mempertimbangkan manfaat dan risiko serta disesuaikan dengan kepentingan berbagai kelompok masyarakat.

Berbagai pihak yang terlibat dalam inovasi dan regulasi AI harus responsif jika terjadi dampak yang tidak diharapkan. Inovasi harus diarahkan untuk membawa dampak sebesar-besarnya bagi publik dan memitigasi risikonya.

Pengembangan AI harus dilakukan secara transparan dan memiliki tata kelola data yang baik. Antisipasi dan mitigasi potensi risiko harus diformulasikan dengan seksama.

Praktik yang bertanggung-jawab harus dilakukan di setiap aspek pengembangan AI (pengumpulan data, penganalisisan data, pengembangan model, dan evaluasi dan interpretasi data).

Kehadiran GPT merupakan momen penting yang menyadarkan banyak pihak bahwa etika dan regulasi AI menjadi sangat penting.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now