Menu Close

Mengurai sisi gelap mobil listrik: dari tambang nikel, batu bara, hingga limbah kendaraan

Mengurai sisi gelap mobil listrik: dari tambang nikel, batu bara, hingga limbah kendaraan

Presiden Joko Widodo gencar mengampanyekan rencana Indonesia menjadi salah satu produsen utama komponen mobil listrik. Rencana ini sejalan dengan peta jalan transisi energi Indonesia untuk elektrifikasi sektor transportasi demi meredam laju emisi gas rumah kaca.

Para menteri pun menyusun kebijakan-kebijakan yang menyokong ambisi tersebut. Pihak industri juga berlomba-lomba memproduksi kendaraan listrik.

Meski digadang-gadang sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan energi fosil, sejumlah pihak mengemukakan Indonesia masih perlu berbenah guna memastikan langkah tersebut berjalan secara berkelanjutan.

Salah satu kritik yang kerap muncul adalah Indonesia masih bergantung pada batu bara untuk menopang sistem kelistrikannya. Komponen mobil listrik seperti baterai juga masih dipasok dari pertambangan yang memicu persoalan lingkungan.

Pada episode podcast SuarAkademia kali ini, kami berbincang dengan Alloysius Joko Purwanto, seorang ekonom energi dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Joko menyinggung seputar potensi peran kendaraan listrik untuk perbaikan kualitas sektor transportasi tanah air.

Namun begitu, Joko mengemukakan Indonesia perlu mengatasi persoalan yang masih menjadi ‘sisi gelap’ kendaraan listrik seperti energi fosil, risiko limbah baterai listrik, perolehan bahan baku, dan transisi energi yang berkeadilan.

Simak episode lengkapnya di SuarAkademia -– ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi dan peneliti.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,000 academics and researchers from 4,940 institutions.

Register now