Menu Close

Menyetir mobil sambil bermain ponsel terbukti berbahaya (meski pakai hands-free)

Shutterstock

Di Inggris, polisi pernah menangkap 8.000 pengemudi dalam seminggu karena mengemudi sambil menggunakan telepon genggam.

Benarkah menggunakan ponsel sambil mengemudi itu demikian berbahaya?

Jawabannya ya. Bukti-buktinya tak terbantahkan.

Ratusan penelitian telah dilakukan di penjuru dunia, dan semua hasilnya menyatakan menggunakan ponsel sambil berkendara itu berbahaya dan sering terjadi.

Para peneliti memperkirakan bahwa 50 menit percakapan yang dilakukan via ponsel saat berkendara setiap bulannya akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lima kali lebih besar.

Mengirim pesan sambil mengemudi juga telah menjadi masalah besar, khususnya pada pengemudi usia muda.

Beberapa studi yang dilakukan dengan model maupun tidak menunjukkan bahwa berkendara sambil menggunakan ponsel mengurangi kewaspadaan pengemudi terhadap jalan di depannya, menyebabkan oleng dari jalur saat tikungan, dan mengurangi kemampuan tanggap bahaya.

Mudah dipahami mengapa berkendara menggenggam telepon itu berbahaya: dengan hanya satu mata memperhatikan jalan dan satu tangan di atas kemudi akan lebih sulit untuk melewati tikungan dan merespons bahaya. Bagi banyak orang, ini alasan yang jelas mengapa menggunakan telepon genggam saat berkendara harus dilarang.

Namun ada masalah lain: tindakan bercakap-cakap itu sendiri adalah gangguan. Ketika kondisi jalan sedang sulit dan menuntut konsentrasi (atau proses kognitif) pengemudi, sedangkan percakapan juga membutuhkan proses pikiran, yang terjadi adalah dua kegiatan tersebut akan bersaing dalam memanfaatkan sumber daya kognitif kita yang jumlahnya terbatas.

Kita tidak dapat memperhatikan semuanya dalam waktu yang bersamaan, jadi kita harus membuat prioritas. Jika kita memprioritaskan percakapan di atas keselamatan berkendara, maka kita berisiko mengalami kecelakaan

Otak kita terbatas

Salah satu penelitian favorit saya di bidang ini dilakukan oleh Marcel Just dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.

Dalam penelitian itu beberapa partisipan diajak berkendara melewati jalan berliku di dalam simulator sederhana menggunakan tetikus komputer sambil berbaring di pemindai fMRI untuk direkam aktivitas otaknya.

Dalam satu kondisi, beberapa partisipan diminta memahami kalimat saat mengemudi–mirip dengan bercakap menggunakan telepon genggam. Dibandingkan dengan keadaan normal, perilaku pengemudi yang melakukan “tugas ganda” ini jauh lebih buruk karena sering menabrak tepi jalan.

Ketika hasil scan otak dilihat, masalahnya menjadi jelas. Dalam kondisi normal, ada banyak aktivitas yang terjadi di lobus parietal pada otak–area yang dianggap penting untuk pemrosesan spasial.

Namun, selama menjalankan tugas ganda, aktivasi terjadi pada lobus temporal–ini menunjukkan adanya pemrosesan pesan audio. Peningkatan aktivasi pada lobus temporal berhubungan dengan penurunan aktivasi secara signifikan pada lobus pariental, hal ini menunjukkan bahwa audio yang didengar pengemudi menuntut perhatian dan mengalihkannya dari kegiatan mengemudi.

Sampai dimana tadi? Shutterstock

Banyak studi serupa telah membuktikan bahwa percakapan serius yang dilakukan sambil berkendara bisa membahayakan keselamatan.

Implikasinya jelas, menelepon meski tidak memegang ponsel hampir sama bahayanya dengan memegang ponsel. Bahaya ini kurang dipahami masyarakat, terutama karena larangan menggunakan ponsel dianggap membolehkan penggunaan hands-free.

Karena adanya larangan, setidaknya para pengemudi tahu mereka melanggar hukum saat melakukan percakapan lewat telepon genggam dan diharapkan mereka mengikuti aturan–misalnya dengan melambatkan laju. Tapi pengemudi yang menggunakan hands-free mengira mereka aman.

Mereka yang menggunakan hands-free mungkin berpendapat bahwa percakapan itu tidak ada bedanya dengan berbicara dengan penumpang lain di dalam mobil. Tapi bukti berkata lain.

Satu perbedaan yang mencolok adalah penumpang bisa melihat apa yang pengemudi lihat. Jika pengemudi masuk ke jalan raya dari jalan kecil, penumpang memiliki kepekaan untuk diam sejenak sampai keadaan aman.

Teman bicara di ponsel tidak memiliki akses untuk melihat hal yang sama dan akan terus bicara. Memang, bukti menunjukkan bahwa pengemudi menjadi diam ketika dibutuhkan konsentrasi di jalan. Namun, teman bicaranya akan cenderung lebih banyak bicara untuk mengisi kekosongan. Karena itulah percakapan dengan ponsel akan menuntut lebih banyak perhatian justru di kondisi yang paling rawan.

Peraturan tentang menggunakan ponsel saat berkendara sangat dibutuhkan dan penting. Tetapi jika tidak dibarengi dengan peringatan tentang bahaya penggunaan hands-free saat berkendara, maka undang-undang tersebut bisa secara tidak sengaja mendorong perilaku yang hampir sama mengganggu dan sama berbahayanya.

Jadi kalau Anda mau menggunakan hands-free, pikir lagi karena taruhannya adalah nyawa Anda.

Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 180,900 academics and researchers from 4,919 institutions.

Register now