Menu Close
Seorang pria duduk di sofa dengan tangan menutupi wajahnya
Intervensi yang ditargetkan yang mengurangi tingkat stres dapat meningkatkan altruisme di antara orang Kanada. (Christian Erfurt/Unsplash)

Riset: stres bisa membuat kita lebih egois

Jika kamu sedang merasa stres saat ini, kamu tidak sendirian. Seperempat orang di Kanada melaporkan mereka mengalami tingkat stres yang tinggi hampir setiap hari dan hampir separuh orang Kanada mengatakan tingkat stres mereka meningkat sejak pandemi dimulai.

Dan sayangnya, stres memengaruhi cara kita memperlakukan orang-orang di sekitar kita — sayangnya, seringkali dengan tidak baik. Stres justru bisa membuat orang lebih egois dan serakah.

Stres mempengaruhi semua diri kita. Stres mempengaruhi tubuh, pikiran, dan perilaku kita. Saya baru-baru ini menjadi bagian dari tim peneliti yang meneliti bagaimana stres mempengaruhi kemurahan hati seseorang dan siapa yang sangat rentan merubah perilaku sosialnya saat berada di bawah tekanan.

Kami ingin memahami bagaimana hormon stres, respons otak, dan pemikiran kami tentang orang lain bekerja sama untuk menjelaskan bagaimana stres dapat membuat orang menjadi egois dan mengapa hal itu tidak terjadi pada semua orang di level yang sama.

Stres berdampak pada altruisme

.

Dalam penelitian kami, kami meminta peserta untuk menyumbang ke berbagai badan amal sebelum dan sesudah mengalami tekanan sosial. Untuk mensimulasikan konsekuensi dari sebagian besar tindakan altruistik di dunia nyata, sumbangan dalam eksperimen ini memiliki konsekuensi nyata.

Masing-masing peserta diberi 20 euro sekitar Rp 310 ribu dan mereka dapat menyimpan uang berapa pun untuk tidak disumbangkan. Kami menemukan bahwa sebagian besar peserta bersedia mendukung tujuan amal.

Namun, setelah peserta mengalami stres, yang ditangkap lewat peningkatan kadar hormon stres kortisol — mempengaruhi kemurahan hati mereka.

Dengan kata lain, respons stres tubuh yang lebih tinggi mengurangi altruisme mereka.

Tetapi tidak semua orang terpengaruh oleh stres dengan cara yang sama. Kerentanan peserta terhadap hormon stres kortisol terkait dengan kemampuan mereka untuk memahami keadaan mental batin orang lain (seperti kebutuhan, keyakinan, tujuan, atau sudut pandang mereka). Kemampuan ini terkadang secara positif dikaitkan dengan perilaku altruistik.

Peserta dengan keterampilan mental yang tinggi adalah orang-orang yang sangat rentan untuk menjadi lebih egois di bawah tekanan.

Bagaimana stres memengaruhi tubuhmu, video oleh TedEd.

Otak setelah setres

Kami mengukur aktivitas otak peserta selama pemberian amal, baik sebelum dan sesudah stres, menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional.

Kami menemukan bahwa ada wilayah otak yang memediasi pergeseran altruisme terkait kortisol: korteks prefrontal dorsolateral. Area ini telah lama dikenal memainkan peran kunci dalam pengambilan keputusan altruistik dan kontrol kognitif.

Hormon stres kortisol mengubah aktivasi di wilayah otak ini dan memediasi efek negatif stres pada perilaku altruistik. Ini memberikan mata rantai yang hilang antara respons stres tubuh dan perubahan yang diamati dalam perilaku sosial kita. Secara khusus, ini menjelaskan bagaimana tepatnya otak merespons stres dan berkontribusi pada keinginan yang berubah untuk membantu di bawah tekanan.


Read more: The chronic stress of coronavirus is affecting your mental health. Here's how exercise can help.


Temuan kami penting karena mengungkapkan beberapa hal:

  1. Mereka membantu memahami hubungan antara respons stres tubuh dan perubahan terhadap kesediaan kita untuk membantu orang lain. Masyarakat bergantung pada kesediaan orang untuk berbagi, bekerja sama, dan membantu. Altruisme penting untuk memastikan sebuah masyarakat berfungsi — Tinggi tingkat stres yang dilaporkan oleh banyak orang Kanada merupakan ancaman bagi masyarakat.

Memahami bagaimana stres dapat mempengaruhi perilaku sosial kita terhadap orang dan organisasi lain sangatlah penting. Memahami hal ini pada akhirnya dapat membantu mengembangkan intervensi baru.

  1. Tidak semua orang sama: tidak semua orang menunjukkan respons yang sama di bawah tekanan. Mengidentifikasi karakteristik yang menjelaskan kerentanan terhadap efek stres berguna karena dapat membantu melindungi orang yang rentan dengan memberi tahu kita siapa mereka.

  2. Temuan ini menunjukkan strategi untuk membantu kita memperlakukan orang lain yang berpotensi berbahaya karena respons stres. Secara khusus, hasilnya menunjukkan bahwa intervensi yang ditargetkan untuk mengurangi tingkat stres dapat meningkatkan altruisme di antara orang Kanada (terutama pada mereka yang bermental kuat).

Kita memerlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan proposisi ini, tetapi ini menunjukkan hal yang menarik bagi siapa saja yang tertarik untuk menciptakan komunitas dan lingkungan yang lebih prososial. Meskipun mungkin bukan hal pertama yang terlintas dalam pikiran, cara baru dan efektif untuk mengurangi stres pada anggota komunitas kita yang rentan dapat menjadi kunci untuk memastikan lingkungan sosial yang mendukung.


Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now