Menu Close
Reruntuhan bangsa Maya di situs Lamanai di Belize
Shutterstock

Riset ungkap paparan racun merkuri sudah ada sejak Suku Maya hidup 2000 tahun sebelum masehi

Merkuri merupakan logam berat yang beracun. Ketika meresap ke lingkungan hidup, merkuri terakumulasi dan bertambah melalui rantai makanan, yang pada akhirnya akan mengancam kesehatan manusia dan ekosistem.

Selama satu abad terakhir, aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasi merkuri di atmosfer sebesar 300-500% di atas batas normal.

Namun, di beberapa bagian dunia, manusia telah memodifikasi siklus merkuri selama ribuan tahun. Penggunaan merkuri antropogenik (yang disebabkan oleh manusia) ini telah berujung pada hadirnya merkuri di berbagai tempat di dunia yang sebelumnya tidak mengandung merkuri, seperti di danau atau tanah di lokasi terpencil.

Wilayah dengan sejarah penggunaan merkuri yang sangat panjang (tetapi tidak terdokumentasi dengan baik) adalah Meksiko dan Amerika Tengah. Masyarakat Mesoamerika awal, seperti Suku Olmek, telah menambang dan menggunakan merkuri di Meksiko bagian selatan sejak tahun 2000 SM.

Peta Meksiko dan Amerika Tengah ini menunjukkan situs tempat ditemukannya merkuri cair, sumber geologis yang diketahui, dan situs Maya dengan merkuri tanah yang tinggi. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fenvs.2022.986119/full, Author provided

Penelitian kami, yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Environmental Science, mengulas cara Suku Maya menggunakan merkuri, juga misteri bagaimana mereka mengetahui sumbernya, dan mengungkap sejarah penggunaan merkuri di masa lalu.

Masalah merkuri saat ini memiliki warisan sejarah yang dalam. Dengan memahami asal-usul merkuri, kita dapat memahami ketertarikan umat manusia, penggunaan – dan penyalahgunaan – elemen merkuri ini.


Read more: How poisonous mercury gets from coal-fired power plants into the fish you eat


Peran penting dalam budaya dan kreativitas

Selama lebih dari satu abad, para arkeolog telah menemukan merkuri di berbagai situs arkeologi di Meksiko dan Amerika Tengah.

Bentuk merkuri yang paling umum dilaporkan adalah sinabar (merkuri sulfida, atau HgS), yaitu mineral berwarna merah cerah yang banyak digunakan oleh Suku Maya Kuno untuk keperluan dekorasi, kerajinan, dan ritual seperti penguburan dan di makam.

Terlihat dari warna merahnya yang khas, Suku Maya menggunakan sinabar dalam prosesi penguburan. Maya Gallery, National Museum of Anthropology/Wikimedia Commons, CC BY

Sementara itu, merkuri cair (elemental) adalah jenis merkuri yang lebih jarang ditemukan. Sejauh yang kami ketahui, hanya ada tujuh penemuan merkuri cair di berbagai situs Mesoamerika.

Namun, ada kemungkinan terdapat lebih banyak lagi merkuri cair, hanya saja hal tersebut tidak terdapat dalam catatan arkeologi masa kini. Seiring berjalannya waktu, merkuri cair dari 1.000 tahun yang lalu atau lebih dapat menguap atau meresap ke lingkungan.

Melebihi kadar beracun

Sebagian besar pemukiman Suku Maya terletak sangat jauh dari sumber merkuri yang diketahui terletak di Meksiko dan Honduras, dan mungkin Guatemala dan Belize. Artinya, proses produksi, perdagangan, dan penggunaan merkuri sangat penting dan sulit secara logistik – terutama dalam pengelolaan merkuri cair yang beracun.

Selama dua dekade terakhir, para ilmuwan yang mengerjakan proyek arkeologi Suku Maya telah menguji artefak, tanah, dan sedimen tanah untuk kandungan kimianya, termasuk kandungan merkuri. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami aktivitas manusia di masa lalu.

Mereka menguji tanah dan bekas area Suku Maya yang digali jauh di bawah permukaan tanah masa kini, yang mengandung informasi mengenai tingkat merkuri selama masa Suku Maya hidup.

Rob Griffin mengambil sampel sedimen merkuri di dekat dasar reservoar Corriental di Tikal, Guatemala. Nick Dunning

Data gabungan dari pengujian ini menunjukkan sebagian besar situs Suku Maya mengalami peningkatan kadar merkuri di tanah terkuburnya. Secara khusus, tujuh dari sepuluh lokasi diketahui memiliki kadar merkuri yang sama atau melebihi batasan kadar racun lingkungan modern.

Lokasi-lokasi dengan kadar merkuri tinggi biasanya merupakan area yang ditinggali Suku Maya, termasuk teras rumah, yang berasal dari Zaman Klasik Akhir (600-900 M). Merkuri juga meresap ke beberapa sumber air minum, termasuk sumber mata air pusat di Tikal, Guatemala.

Bijih sinabar merah yang menarik perhatian mungkin adalah penyebab polusi merkuri. Selain itu, merkuri cair yang sama menariknya dan berkilauan adalah penyebab lain dari polusi berkelanjutan di beberapa daerah, seperti Lamanai di Belize saat ini.

Tetesan logam cair keperakan
Merkuri, juga dikenal sebagai air raksa, terbentuk secara alami dan merupakan satu-satunya unsur logam yang tetap cair pada suhu ruangan. MarcelClemens/Shutterstock

Di situs yang lebih kompleks, peningkatan kadar merkuri mungkin merupakan hasil dari masa modern dan kuno. Misalnya, tidak jelas apakah merkuri yang terdeteksi di pulau pemukiman Suku Maya Marco Gonzalez (juga di Belize) berasal dari zaman kuno atau modern.


Read more: Belize shows how local engagement is key in repatriating cultural artifacts from abroad


Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya

Penelitian kami mengungkapkan sejarah penggunaan merkuri yang kaya dari Suku Maya dan menantang gagasan bahwa masyarakat pra-industri tidak memiliki dampak penting terhadap lingkungan mereka.

Namun, masih banyak yang belum kita ketahui saat ini. Di mana dan bagaimana Suku Maya memperoleh merkuri? Siapa yang menambangnya, memperdagangkannya, dan mengangkutnya dengan berjalan kaki sejauh ratusan kilometer melintasi daerah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Tengah?

Lalu ada pertanyaan apakah Suku Maya dipengaruhi oleh paparan merkuri. Langkah selanjutnya bagi ahli geokimia dan arkeolog adalah melacak sumber merkuri di situs-situs utama dan, jika memungkinkan, meneliti sisa-sisa arkeologi dan manusia untuk tanda-tanda paparan merkuri di masa lalu.

Kita juga perlu mencari tahu bentuk merkuri yang terdapat di lingkungan masa kini, sehingga kita dapat lebih memahami asalnya dan memberikan panduan tentang tindakan pencegahan (jika diperlukan) yang perlu diambil saat bekerja dengan merkuri dari masa lalu.

Menemukan petunjuk tentang penggunaan merkuri mula-mula sangat penting untuk memahami interaksi antara merkuri warisan dan kontaminasi merkuri di lingkungan masa kini.


Read more: Climate, conflict, collapse: how drought destabilised the last major precolonial Mayan city



Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now