Menu Close
Koleksi serangga di Museum Sejarah Alam London yang dikumpulkan oleh Alfred Russel Wallace dari nusantara pada abad ke-19. Ileana_bt/Shutterstock

Bagaimana hibridisasi binatang terjadi di Wallacea

Temuan Wallace di Hindia Belanda menjadi dasar teori evolusi

Keanekaragaman hayati di Indonesia bagian tengah, yang dikenal sebagai kawasan Wallacea, mengukuhkan bahwa bumi nusantara adalah laboratorium hidup terbaik untuk mempelajari evolusi di dunia.

Kawasan tersebut terkenal setelah naturalis Inggris Alfred Russel Wallace menjelajah di kawasan tersebut pada abad ke-19. Dia membawa sekitar 125 ribu spesimen sejarah alam yang terdiri dari serangga, burung, reptil, kerang, dan mamalia ke Inggris. Dari penjelajahan itu lahir karya Wallace yang terkenal, The Malay Archipelago.

Sebelum menulis buku tersebut, dia menulis esai hampir 15 halaman di Ternate yang dikirim ke rumah Charles Darwin di Inggris. Isinya bikin kaget, karena hampir sama dengan apa yang ada di pikiran Darwin—sebuah teori yang sudah digodog dua puluhan tahun: Teori Evolusi.

Jatna Supriatna, naturalis terkemuka dari Universitas Indonesia, menyatakan hanya di Sulawesi terjadi hibridisasi binatang. Syahdan 50 ribu tahun yang lalu nenek moyang beruk hitam hijrah dari Kalimantan ke Sulawesi. Tapi perubahan alam di Sulawesi menyebabkan spesies ini terpisah dan menjadi dua spesies baru Macaca tonkeana yang hidup di sebelah utara Sulawesi dan Macaca Maurus yang hidup di sebelah selatan.

Penelitian ekstensif Jatna membuktikan kedua spesies itu kembali menyatu dan membentuk spesies baru, seiring dengan perubahan lingkungan mereka. Inilah yang disebut Hibridisasi. Dan ada di Sulawesi!

Edisi kedelapan Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser dan narator Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 181,800 academics and researchers from 4,938 institutions.

Register now