tag:theconversation.com,2011:/uk/topics/maritim-41546/articlesMaritim – The Conversation2023-01-24T04:31:40Ztag:theconversation.com,2011:article/1976272023-01-24T04:31:40Z2023-01-24T04:31:40ZRiset kami di kota pesisir Makassar tunjukkan SMK bisa jadi kunci mengembangkan kapasitas digital pekerja muda pelabuhan<p>Perekonomian Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tumbuh pesat dalam beberapa tahun belakangan. Pada 2019 sebelum pandemi, pertumbuhan provinsi ini <a href="https://pair.australiaindonesiacentre.org/research/connectivity/overview-south-sulawesis-economy/">mencapai 6,9%</a> – lebih tinggi dari rata-rata nasional 5% – dengan pengembangan infrastruktur yang cepat, khususnya di industri maritim.</p>
<p>Seiring bertumbuh, industri wilayah ini pun mengalami digitalisasi. <a href="https://pair.australiaindonesiacentre.org/wp-content/uploads/2022/11/YPS5-1-EN-ONLINE.pdf">Studi yang kami lakukan</a> pada tahun ini bersama program riset bilateral Australia-Indonesia Centre (AIC), menemukan adanya celah signifikan dalam hal literasi dan kemampuan digital antara sistem pendidikan dan kebutuhan industri di Sulawesi Selatan.</p>
<p>Tim kami membuat instrumen yang mengukur kompetensi digital individu lewat sembilan dimensi – termasuk pemikiran komputasional, komunikasi digital, dan kompetensi digital terkait rantai pasok. Kami kemudian melakukan campuran antara wawancara, survei, dan <em>focus-group discussion</em> (FGD) yang melibatkan pekerja muda di pelabuhan, manajemen pelabuhan, serta siswa dan kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).</p>
<p>Kajian ini menemukan bahwa pekerja pelabuhan meraih skor tinggi dalam aspek-aspek seperti identitas dan keamanan digital (4,3 dari 5) dan pengoperasian teknologi secara umum (4,2). Namun, mereka lemah dalam lima dari sembilan indikator, dan juga sangat tertinggal dalam aspek pemikiran komputasional (2,36) dan kompetensi digital terkait rantai pasok (2,34).</p>
<p>Literatur menunjukkan bahwa kedua kompetensi ini penting dalam meningkatkan efektivitas operasi pelabuhan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=366&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/501481/original/file-20221216-14-9lvdt7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=460&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Pekerja di Pelabuhan Makassar lemah dalam banyak indikator kemampuan digital.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Australia-Indonesia Centre)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://comskills.co.uk/wp-content/uploads/2021/11/defining-the-skills-citizens-will-need-in-the-future-world-of-work.pdf">Pemikiran komputasional</a>, misalnya, mempengaruhi sebaik apa operator bisa merencanakan pemuatan dan pembongkaran peti kemas di pelabuhan. Sementara, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2213624X1830350X">kemampuan digital dalam manajemen rantai pasok</a> sangat penting dalam pengoperasian program dan platform logistik.</p>
<p>Riset kami menunjukkan celah kompetensi ini ada karena beberapa alasan. Ini termasuk ketersediaan program pelatihan bagi pekerja muda yang masih terbatas, serta kurikulum sekolah dan guru yang belum berhasil membekali lulusan dengan kompetensi digital yang cukup.</p>
<p>Untuk menjawabnya, kami memandang pendidikan vokasi punya peran besar menutup kekurangan kemampuan digital ini. Kami juga memetakan beberapa peluang untuk memperbaiki tawaran program yang ada saat ini di berbagai SMK dan institusi vokasi lainnya di Makassar.</p>
<p><a href="https://www.ditjenvokasi.id/perencanaan/renstra">Pendidikan vokasi</a> di Indonesia, misalnya, dari SMK hingga politeknik, sebagian bertujuan untuk memajukan kapasitas digital para murid. Struktur kurikulumnya berbasis permintaan pasar kerja saat ini, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri.</p>
<p>Memperbaiki institusi pendidikan vokasi ini – sekaligus menutup celah kompetensi yang ada – bisa membantu pekerja muda untuk benar-benar meraup manfaat dari ekonomi maritim yang tengah berkembang seperti di Makassar.</p>
<h2>Memajukan pendidikan vokasi, menutup celah literasi</h2>
<p>Untuk mengukur seberapa baik program pendidikan yang saat ini ditawarkan sekolah vokasi bisa berkontribusi menutup celah literasi digital di antara pekerja muda di pelabuhan, kami melakukan serangkaian wawancara dan survei dengan 198 murid dan tujuh kepala sekolah di Makassar.</p>
<p>Kami menemukan para siswa SMK ini punya skor yang sedikit lebih rendah dari para pekerja muda pelabuhan dalam kebanyakan aspek. Seperti mereka pula, para siswa ini juga masih lemah dalam aspek pemikiran komputasional (3,2) dan kompetensi digital terkait rantai pasok (2,4).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=372&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=372&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=372&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=468&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=468&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/501489/original/file-20221216-17-g5wq30.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=468&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Murid sekolah vokasi di Makassar meraih skor lebih tinggi dari pekerja pelabuhan dalam hal pemikiran komputasional dan kompetensi digital terkait rantai pasok.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Australia-Indonesia Centre)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tapi, skor para siswa dalam kedua aspek ini masih lebih tinggi dari para senior mereka di industri pelabuhan. </p>
<p>Ini menunjukkan bahwa sekolah vokasi sudah punya fondasi yang kuat dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dengan sedikit perbaikan – seperti dalam hal kurikulum dan pengajaran – para SMK dan politeknik bisa menjadi mitra ideal bagi industri maritim Makassar untuk pelatihan maupun produksi talenta yang unggul dalam literasi digital.</p>
<p>Meski demikian, kami juga mengidentifikasi adanya keterbatasan pemahaman terkait aplikasi-aplikasi bisnis di antara para siswa. Sekitar 52,5% mendemonstrasikan kompetensi yang rendah dalam memakai perangkat lunak terkait manajemen rantai pasok.</p>
<p>Untuk menutup kekurangan ini, tim kami menyarankan sejumlah ranah perbaikan bagi sekolah vokasi di Makassar:</p>
<p><strong>1. Kembangkan dan desain ulang kurikulum untuk mengembangkan kompetensi digital yang relevan dengan industri</strong></p>
<p>Dalam <a href="https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/Struktur_SMK_2018.pdf">kurikulum SMK saat ini</a> di Indonesia, topik seperti identitas dan keamanan digital, kompetensi terkait manajemen rantai pasok, serta konsep dan operasi teknologi adalah tiga kemampuan digital utama yang belum dipertimbangkan.</p>
<p>Akibatnya, kurikulum SMK belum selaras dengan kebutuhan industri maritim Makassar.</p>
<p>Sekolah vokasi perlu mempertimbangkan untuk melakukan serangkaian lokakarya pengembangan atau perancangan ulang kurikulum yang melibatkan pemegang kepentingan dari industri, termasuk Pelabuhan Makassar, serta akademisi dan konsultan yang ahli dalam bidang literasi digital.</p>
<p>Kerangka literasi digital yang sudah kami buat pun bisa menjadi panduan dalam pengembangan ulang ini.</p>
<p>SMK lokal juga bisa membangun kemitraan dengan perguruan tinggi unggulan di Indonesia maupun negara tetangga untuk mendukung upaya perbaikan kemampuan digital dan kompetensi manajemen rantai pasok para murid dan pekerja muda.</p>
<p><strong>2. Tingkatkan kompetensi mengajar para guru</strong></p>
<p>Sekolah vokasi di Makassar perlu mengidentifikasi staf pengajar yang belum punya sertifikat kompetensi digital.</p>
<p>Dalam peraturan pendidikan di Indonesia, guru <a href="https://sma.kemdikbud.go.id/direktorat/data/files/Permendikbud%20Nomor%2045%20Tahun%202015%20Tentang%20Perubahan%20Atas%20Permendikbud%20No%2045%20Tahun%202015.pdf">memerlukan sertifikasi tertentu</a> – yang dalam hal ini dikelola Kementerian Pendidikan (Kemdikbudristek) – untuk mengajar subjek-subjek seperti teknologi informasi dan komunikasi, manajemen informasi, rekayasa perangkat lunak, rekayasa komputer dan jaringan, dan multimedia.</p>
<p><a href="https://pair.australiaindonesiacentre.org/wp-content/uploads/2022/11/YPS5-1-EN-ONLINE.pdf">Data kami</a>, sayangnya, menunjukkan bahwa lebih dari setengah staf pengajar di dua SMK di Makassar belum tersertifikasi. Proporsi mereka yang tersertifikasi hanya 10% dan 23,6% di masing-masing sekolah tersebut.</p>
<p><strong>3. Perkuat kemitraan antara sekolah vokasi lokal dan dunia industri</strong></p>
<p>Kemdikbudristek telah <a href="https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/inilah-empat-program-kemitraan-dan-penyelarasan-untuk-meningkatkan-potensi-unggul-smk">menetapkan sejumlah kebijakan</a> untuk membangun koneksi yang lebih kuat antara SMK dan industri. Tapi implementasi berbagai kemitraan ini, termasuk yang melibatkan Pelabuhan Makassar, masih minim.</p>
<p>Selain memastikan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri – termasuk melalui program magang dan penyelarasan kurikulum – kemitraan pendidikan-industri juga bisa secara bersamaan mengemban biaya pendidikan sehingga para siswa lebih siap memasuki dunia kerja.</p>
<p>Kita perlu membangun hubungan yang lebih kuat antara para pemegang kepentingan termasuk, misalnya, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Pelabuhan Makassar, dan para SMK dan politeknik di daerah ini.</p>
<hr>
<p><em>Penelitian ini didanai oleh pemerintah Australia melalui <a href="https://pair.australiaindonesiacentre.org">program PAIR</a> yang difasilitasi oleh Australia-Indonesia Centre (AIC).</em></p>
<p><em>Australia-Indonesia Centre (AIC) mendukung The Conversation Indonesia (TCID) dalam penerbitan artikel ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/197627/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sherah Kurnia menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Achmad Nizar Hidayanto menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Agus Wicaksana menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Armin Lawi menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Dr Rod Dilnutt menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Hafizh Rafizal Adnan menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Rizky Utami menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Sri Astuti Thamrin menerima dana dari Australia-Indonesia Centre (AIC).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Helen Brown adalah anggota Dewan Bisnis Australia Indonesia (AIBC). Dia adalah Managing Director Bisnis Asia yang menerima dana pemerintah Australia untuk penelitian investasi asing bekerja sama dengan CIPS Indonesia. Dia bekerja untuk Australia-Indonesia Centre, yang didanai oleh pemerintah Australia.</span></em></p>Memperbaiki sekolah vokasi, sekaligus menutup celah kompetensi digital, bisa membantu pekerja muda untuk benar-benar meraup manfaat dari ekonomi maritim yang tengah berkembang.Sherah Kurnia, Associate Professor at the School of Computing and Information Systems, The University of MelbourneAchmad Nizar Hidayanto, Vice Dean for Resource, Venture, and General Administration, Faculty of Computer Science, Universitas IndonesiaAgus Wicaksana, PhD Candidate in Operations and Supply Chain Management, The University of MelbourneArmin Lawi, Associate Professor (Lektor Kepala) of Computer Science, Universitas HasanuddinDr Rod Dilnutt, Industry Fellow, The University of MelbourneHafizh Rafizal Adnan, PhD Student in Information Systems and Analytics, National University of SingaporeRizky Utami, Lecturer, Universitas HasanuddinSri Astuti Thamrin, Ph.D/ Dosen Universitas Hasanuddin, Universitas HasanuddinLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1431882020-08-28T06:23:20Z2020-08-28T06:23:20Z75 tahun merdeka, Indonesia masih punya banyak potensi kembangkan sektor kelautan dan perikanan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/352457/original/file-20200812-18-1crolj7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C2995%2C2001&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemukiman suku Bajo, Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, yang berada di atas laut mulai dikunjungi wisatawan setelah sepi akibat pandemi COVID-19.</span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.</span></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini bagian dari rangkaian tulisan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.</em></p>
<hr>
<p>Diapit oleh <a href="https://setkab.go.id/membangkitkan-kejayaan-ekonomi-kelautan-indonesia/">Samudra India dan Pasifik</a>, Indonesia memiliki <a href="https://setkab.go.id/membangkitkan-kejayaan-ekonomi-kelautan-indonesia/">potensi ekonomi kelautan</a> yang luar biasa. </p>
<p>Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2020 memperkirakan <a href="https://www.liputan6.com/bisnis/read/4335872/edhy-prabowo-potensi-ekonomi-kelautan-dan-perikanan-indonesia-usd-1338-miliar">potensi ini bisa mencapai US$ 1338 miliar</a> atau Rp19,6 triliun per tahun.</p>
<p>Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki <a href="https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/">kurang lebih 16.000 pulau</a> dan terkenal akan <a href="https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/090000069/potensi-sumber-daya-alam-lautan?page=all">kekayaan keanekaragaman hayati laut</a> (<a href="https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/090000069/potensi-sumber-daya-alam-lautan?page=all">8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang</a>).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seorang pemandu wisata memperagakan atraksi gerakan salto dengan 'flyboard' di kawasan pantai wisata bahari Tanjung Benoa, Bali." src="https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=377&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=377&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=377&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=474&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=474&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/355034/original/file-20200827-22-np2ha5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=474&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kawasan Wisata Bahari di Tanjung Benoa menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan di Bali yang ingin merasakan berbagai atraksi di laut seperti ski air, jet ski, <em>flyboard</em>, sea walker dan para sailing.</span>
<span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum/ama/17</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Permasalahannya adalah bahwa potensi luar biasa ini belum bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara optimal. </p>
<p><a href="https://cdn.theconversation.com/static_files/files/1186/PUBLIKASI_PDB_MARITIM_FINAL_Oktober_2017%281%29.pdf?1598524965">Publikasi PDB Maritim Indonesia 2010-2016</a> yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa kontribusi sektor kelautan di Indonesia terhadap ekonomi bangsa masih jauh dari harapan, yaitu hanya sekitar 6% dari Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2018. </p>
<p>Namun secara perlahan, hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki rencana pengelolaan kawasan laut mereka (tata ruang laut) atau nama resminya, <a href="https://kkp.go.id/djprl/bpsplpadang/page/263-tata-ruang-laut">Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3)</a> sejak tahun 2014. </p>
<p>Dokumen ini digunakan untuk memetakan pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan setidaknya <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/02/28/zonasi-laut-kunci-mengelola-wilayah-laut-nusantara/">selama 20 tahun mendatang</a>. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengubah-anjungan-minyak-menjadi-wisata-terumbu-karang-mungkinkah-83149">Mengubah anjungan minyak menjadi wisata terumbu karang, mungkinkah?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Bukan tidak mungkin, sektor kelautan memiliki kesempatan untuk menjadi salah satu penopang ekonomi negeri ini di masa depan. </p>
<p>Berikut beberapa potensi kelautan Indonesia yang dapat dikembangkan secara ekonomi: </p>
<h2>Kawasan konservasi perairan</h2>
<p>Indonesia sudah menetapkan lebih dari <a href="https://kumparan.com/kumparanbisnis/tahun-ini-indonesia-punya-20-juta-hektare-kawasan-konservasi-laut-1540893644766560167">20 juta hektare kawasan konservasi perairan (<em>Marine Protected Areas</em>)</a> pada tahun 2020. </p>
<p>Awalnya, proses penetapan kawasan konservasi laut di Indonesia dianggap hanya mengeluarkan biaya tanpa ada pemasukan. Namun, pengelolaan kawasan konservasi laut ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Grafik kawasan konservasi perairan tahun 2019." src="https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/355035/original/file-20200827-20-1n9468p.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Capaian Kawasan Konservasi Perairan Tahun 2019.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://kkp.go.id/djprl/artikel/16653-capaian-kawasan-konservasi-perairan-tahun-2019">Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut.</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Nilai ekonomi ini berasal dari kegiatan pemanfaatan riset yang menggali potensi kelautan dan perikanan bagi manusia. </p>
<p>Selain itu, konservasi laut juga memberikan nilai ekonomi dalam bentuk kelebihan (<em>spill over</em>) sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan nelayan di luar kawasan konservasi. </p>
<p>Pemanfaatan ekowisata di kawasan konservasi perairan juga akan mendatangkan keuntungan ekonomi dalam bentuk pemasukan daerah melalui kunjungan turis lokal maupun mancanegara.</p>
<p>Ditambah lagi, konsep ekosistem yang menjaga keseimbangan ekosistem akan membantu upaya perlindungan alam. </p>
<p>Lalu, kekayaan keanekaragaman hayati yang bermanfaat untuk <a href="http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxiii(1)11-18.pdf">bahan baku obat-obatan</a>, <a href="https://news.kkp.go.id/index.php/produk-kecantikan-berbasis-marine-cosmetics-dorong-industri-hasil-laut/">kosmetika</a>, hingga <a href="https://www.antaranews.com/berita/1422897/produksi-stabil-fao-ri-bisa-jadi-pemasok-pangan-hasil-laut-dunia">pangan</a> juga memiliki nilai ekonomi. </p>
<p>Laut juga menyimpan sumber daya energi terbarukan yang bisa diberdayakan seperti <a href="https://www.researchgate.net/publication/337538338_POTENSI_PANAS_LAUT_SEBAGAI_ENERGI_BARU_TERBARUKAN_DI_PERAIRAN_PAPUA_BARAT_DENGAN_METODE_OCEAN_THERMAL_ENERGY_CONVERSION_OTEC">panas air laut</a>, gelombang laut, hingga arus laut.</p>
<p>Laut juga menyimpan sumber daya energi tidak terbarukan di dasar laut, seperti minyak dan gas bumi. </p>
<p>Sayangnya, potensi ini sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan, karena belum adanya kemauan politik yang kuat, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya, terkait pengembangan sumber daya energi ini. </p>
<h2>Pariwisata</h2>
<p>Pariwisata bahari adalah raksasa tidur yang harus segera dibangunkan karena sektor ini menjadi salah satu ekspor utama negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. </p>
<p>Sektor ini berpotensi menjadi sumber devisa yang sangat signifikan setelah minyak bumi. Selain itu, wisata bahari juga menjadi sumber pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja.</p>
<p><a href="https://cdn.theconversation.com/static_files/files/1186/PUBLIKASI_PDB_MARITIM_FINAL_Oktober_2017%281%29.pdf?1598524965">Publikasi PDB Maritim Indonesia 2010-2016.</a> menyebutkan bahwa pencapaian tertinggi wisata bahari menyumbang 4.88% pada tahun 2015.</p>
<p>Pemerintah Indonesia sendiri berambisi untuk meningkatkan angka ini <a href="https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051">hingga 2 kali lipat atau setara dengan kedatangan 20 juta wisatawan</a> mulai tahun 2019.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seekor Komodo (Varanus komodoensis) berjalan di pinggir pantai Pulau Komodo, di Komplek Taman Nasional Komodo, NTT" src="https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=396&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=497&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=497&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/355039/original/file-20200827-20-i06tir.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=497&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu dari 10 wisata prioritas Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/10</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pariwisata bahari merupakan kegiatan yang melibatkan pengetahuan interdisiplin seperti pariwisata, ilmu kelautan, geografi, ilmu sosial, psikologi, ilmu lingkungan, ekonomi, pemasaran dengan berbagai isu manajemen laut. </p>
<p>Sehingga, untuk mengembangkan pariwisata bahari memerlukan perencanaan dan pengembangan yang terintegrasi, antarsektor, antarwilayah, dan antardisiplin ilmu.</p>
<p>Tahun 2015, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan <a href="https://www.inews.id/travel/destinasi/mengenal-10-destinasi-bali-baru-wisata-prioritas-yang-jadi-urusan-wishnutama">10 destinasi wisata prioritas</a>, yang diproyeksikan menjadi “Bali Baru”. Setidaknya 6 dari 10 lokasi tersebut merupakan wisata bahari.</p>
<p>Belum ada data keseluruhan, namun pandemi ini berpotensi menyebabkan <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1303758/virus-corona-wishnutama-kerugian-devisa-pariwisata-capai-548-t/full&view=ok">Indonesia kehilangan US$4 miliar atau Rp58,8 triliun dari kunjungan wisatawan asing dari Cina</a> saja. </p>
<p>Meskipun demikian, sektor ini tetap akan <a href="https://bisnis.tempo.co/read/843902/pemerintah-bidik-wisata-bahari-sumbang-devisa-us-4-miliar/full&view=ok">menjanjikan</a> dalam jangka panjang sehingga pemerintah harus terus-menerus mengembangkannya. </p>
<h2>Kekayaan arkeologi</h2>
<p>Potensi laut yang selama ini luput dari perhatian adalah <a href="https://edukasi.kompas.com/read/2013/10/24/1145446/Situs.Arkeologi.Bawah.Air.Kekayaan.Nusantara.yang.Terpendam?page=all">kekayaan arkeologi</a> atau harta karun di wilayah laut Indonesia. </p>
<p>Harta karun atau <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/08/18/pengibaran-bendera-75-meter-oleh-45-penyelam-di-tulamben/">potensi arkeologi</a> ini berasal dari <a href="https://tirto.id/kasus-penjarahan-bangkai-kapal-menuai-sorotan-lsm-hingga-dpr-cDKK">kapal karam</a> di masa lalu yang membawa berbagai barang berharga seperti koin mas, dan barang-barang antik. </p>
<p>Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2000 menyebutkan ada <a href="https://kkp.go.id/djprl/artikel/10667-faq-barang-muatan-kapal-tenggelam">463 lokasi kapal tenggelam (<em>shipwrecks</em>)</a> yang tersebar di perairan Indonesia. </p>
<p>Dari sisi ekonomi, lokasi kapal tenggelam ternyata memiliki potensi ekonomi antara antara <a href="https://kkp.go.id/djprl/artikel/10667-faq-barang-muatan-kapal-tenggelam">US$80,000 (Rp1,1 miliar) hingga US$18 juta (Rp264 miliar)</a>. </p>
<p>Selain nilai ekonominya, harta karun tersebut juga bisa menjadi tujuan pariwisata yang bisa menghasilkan antara <a href="https://kkp.go.id/djprl/artikel/10667-faq-barang-muatan-kapal-tenggelam">US$800 (Rp11,7 juta) hingga US$126 ribu (Rp1,8 miliar)</a> per bulan per lokasi. </p>
<p>Contohnya, wisata menyelam di <a href="https://sains.kompas.com/read/2010/04/26/20185573/Ditemukan.5.Situs.Bawah.Air.Karimunjawa">desa Tulamben</a>, kabupaten Karangasem, Bali, untuk melihat kerangka kapal USAT Liberty, sebuah kapal kargo milik Amerika Serikat yang tenggelam saat Perang Dunia II, tahun 1942.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/EpI4MWDB8JU?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Menyelam di USAT Liberty Wreck Tulamben, kabupaten Karangasem, Bali. Sumber video: Samudra Visions.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Kebijakan pendukung</h2>
<p>Untuk mengoptimalkan potensi dan kesempatan sektor kelautan di atas, pemerintah perlu membangun infastruktur laut dan mengeluarkan kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dengan tanpa lupa menjamin perlindungan terhadap keanekaragaman hayati kelautan.</p>
<p><strong>1) Infrastruktur laut</strong> </p>
<p>Indonesia sudah mulai membangun <a href="https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/07/100000869/manfaat-tol-laut">tol laut</a> sejak tahun 2015.</p>
<p>Tol laut merupakan sistem transportasi antar pulau menggunakan kapal-kapal besar untuk distribusi logistik. Sistem ini penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. </p>
<p>Hingga tahun 2020, sudah ada <a href="https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4936600/lama-tak-terdengar-apa-kabar-program-tol-laut-jokowi">99 pelabuhan</a> yang terkoneksi dengan tol pelabuhan. Angka ini berkembang pesat dari 31 pelabuhan pada tahun 2016.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Aktivitas bongkar muat di pelabuhan." src="https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/352456/original/file-20200812-20-ph1781.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kementerian Perhubungan mengoptimalkan peran tol laut untuk melayani pengiriman logistik ke 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia saat pandemi COVID-19.</span>
<span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain membangun tol laut, pemerintah juga perlu meningkatkan kapasitas armada penangkapan ikan Indonesia, terutama ukuran kapal di atas 10 <em>gross tonnage</em> (GT). </p>
<p>Hingga kini, kemampuan armada penangkapan ikan Indonesia masih didominasi oleh kapal ukuran kecil dan perikanan skala kecil yang lebih banyak beroperasi di perairan pesisir sampai dengan 12 mil. </p>
<p>Ini menyebabkan kondisi kekosongan armada di perairan kita, terutama di perairan ZEE (Kawasan Ekonomi Khusus), 200 mil dari pulau terluar. </p>
<p>Konsekuensinya, banyak kapal-kapal asing tidak berizin yang mencuri sumber daya ikan Indonesia atau <em>illegal fishing</em>.</p>
<p><strong>2) Ekonomi kelautan berkelanjutan</strong></p>
<p>Pengelolaan kawasan laut Indonesia pada dasarnya dapat dioptimalkan dengan menggunakan kerangka <a href="https://www.antaranews.com/berita/1279535/indonesia-sudah-saatnya-kelola-laut-dengan-konsep-blue-economy">ekonomi biru (<em>blue economy</em>)</a>, sebuah konsep tata kelola laut secara berkelanjutan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. </p>
<p>Konsep pembangunan <em>blue economy</em> atau ekonomi biru ini diadaptasi untuk ekonomi kelautan yang dikenal dengan semboyan “<em>Blue Sky, Blue Ocean</em>” di mana “ekonomi tumbuh, rakyat Sejahtera, namun langit dan laut tetap biru”. </p>
<p>Berbagai praktik pengelolaan ekonomi biru, seperti ekowisata, pembayaran jasa lingkungan, penghijauan pesisir dengan menanam mangrove, inovasi produk-produk kelautan skala kecil yang ramah lingkungan, sudah dilakukan di perairan Indonesia.</p>
<p>Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menginisiasi pelaksanaan <a href="https://www.antaranews.com/berita/408496/fao-bahas-implementasi-blue-economy">program ekonomi biru</a>, seperti program pembangunan pedesaan di Nusa Tenggara Timur dengan mengembangkan 3 komoditas yaitu jagung, ternak dan rumput laut. Selain itu, ada program lahan gambut di Kalimantan yang merupakan kerja sama dengan Norwegian REDD+ dan memasukkan program budidaya perikanan. </p>
<p>Harapannya, kita akan dapat membangun ekonomi kelautan yang sehat, efisien, dan berkelanjutan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/dilema-penggunaan-rumpon-kepentingan-ekonomi-versus-konservasi-tuna-82719">Dilema penggunaan rumpon: kepentingan ekonomi versus konservasi tuna</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dari segi investasi, sektor kelautan perlu menerapkan sistem yang menguntungkan tanpa merusak lingkungan dengan <a href="https://nasional.kontan.co.id/news/menkeu-skema-blended-finance-biayai-pembangunan-puluhan-proyek-infrastruktur">memadukan modal swasta (filantropi atau hibah), publik, dan pemerintah (subsidi)</a> untuk mendanai proyek pemulihan ekosistem pesisir laut secara berkelanjutan </p>
<p>Model investasi ini juga bisa diterapkan dalam membangun infrastuktur laut, seperti pelabuhan, sarana dan prasarana untuk energi laut terbarukan, hingga riset. </p>
<p><strong>3) Berpihak pada industri kecil dan menjangkau daerah timur Indonesia</strong></p>
<p>Indonesia juga perlu kebijakan yang berpihak kepada industri kecil dan menengah di sektor kelautan, terutama di Indonesia bagian timur yang memiliki sumber daya kelautan yang tinggi. </p>
<p>Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan terkait pembangunan infrastruktur pelabuhan, tempat pelelangan ikan (TPI), hingga unit pendingin di kawasan timur Indonesia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Sejumlah pekerja membongkar muat ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Jakarta" src="https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/355040/original/file-20200827-16-1d6t5b1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Hasil perikanan Indonesia bisa menjadi penopang ekonomi, khususnya dari bagian timur.</span>
<span class="attribution"><span class="source">FOTO ANTARA/Ismar Patrizki/pd/11</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Daerah timur Indonesia juga membutuhkan perhatian lebih karena menyumbang <a href="http://www.fao.org/fishery/facp/IDN/en">hampir 40% </a>dari total hasil ikan laut di Indonesia, meskipun aktivitas ekonomi di sana hanya bernilai <a href="http://www.fao.org/fishery/facp/IDN/en">kurang dari 9%</a> dari total aktivitas ekonomi nasional.</p>
<hr>
<p><em>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a>.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/143188/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Zuzy Anna is also Director of SDGs Center Universitas Padjadjaran. </span></em></p>Selama 75 tahun Indonesia merdeka, sektor kelautan sudah mendapatkan perhatian. Meski demikian, banyak PR di masa depan untuk pengembangan ekonomi Indonesia (blue economy).Zuzy Anna, Professor, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1264322019-11-08T16:26:06Z2019-11-08T16:26:06ZJokowi perlu strategi baru untuk mencapai ambisi Poros Maritim Dunia. Ini caranya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/300417/original/file-20191106-88394-1bimqzm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=17%2C0%2C1920%2C1279&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://pixabay.com/photos/map-atlas-land-geography-3798132/">Michael Gaida/Pixabay</a></span></figcaption></figure><p>Lima tahun berlalu sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan visi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim dunia. </p>
<p>Melalui doktrin <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2014/11/13/jokowi-launches-maritime-doctrine-world.html">“poros maritim dunia”</a>, Presiden Jokowi berharap bisa mempercepat upaya untuk mengintegrasikan sumber daya darat (<em>hinterland</em>) dan laut untuk kesejahteraan bangsa. Sayangnya, belum banyak kemajuan yang dicapai.</p>
<p>Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan apabila bisa meningkatkan konektivitas antarpulau, terutama untuk memperkecil kesenjangan antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya di Nusantara. Lebih lagi, tanpa adanya kedaulatan maritim atas wilayah laut Indonesia beresiko membuat kita menjadi target dari kapitalisme dan eksploitasi global. </p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X16301415">Penelitian</a> yang dilakukan bersama tim peneliti, dan sudah dipublikasikan di <em>Marine Policy</em> pada Oktober 2019 lalu, mengkaji penyebab pemerintah Indonesia gagal untuk membangun negara maritim.</p>
<p>Dalam penelitian tersebut, kami menemukan bahwa pemerintah lebih fokus kepada pembangunan fisik, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, namun mengabaikan pembangunan manusia serta industri yang bisa meningkatkan produktivitas barang dan jasa. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=273&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299435/original/file-20191030-17908-1fqoqkl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=343&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pembangunan tol laut yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai ambisi menjadi poros maritim dunia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/pembangunan-tol-laut-memandang-laut-sebagai-penghubung-bukan-pemisah-pulau.html">Source : PresidenRI.go.id</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Untuk bisa kembali ke jalur menjadi negara maritim yang kuat, maka Indonesia seharusnya merevitalisasi nilai-nilai budaya kemaritiman dan <em>mindset</em>, yang secara historis sudah dipraktikkan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara.</p>
<p>Lebih lanjut, Indonesia juga mesti mengembangkan teknologi dan kekuatan maritim serta mengintegrasikan potensi sumber daya ekonomi darat dan laut secara sinergis. Teknologi maritim yang dimaksud adalah teknologi aviasi dan satelit. Sementara integrasi ekonomi menekankan pada penyatuan komoditas ekspor dengan aktivitas, eksplorasi, dan kekuatan laut (<em>sea power</em>). </p>
<h2>Visi yang belum tercapai</h2>
<p>Dalam masa jabatan pertama, Jokowi belum berhasil mentransformasikan Indonesia menjadi pusat maritim dunia karena tiga alasan berikut : </p>
<p><strong>1. Dampak perang dagang AS-Cina terhadap investasi di Indonesia</strong> </p>
<p>Strategi Jokowi untuk mencapai kekuatan maritim adalah dengan membangun <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2019/05/09/indonesia-plans-to-construct-4479-km-toll-roads-by-2030.html">infrastruktur kemaritiman</a> dengan tanpa mengintegrasikan potensi sumber daya darat dan laut untuk meningkatkan konektivitas antarpulau di Indonesia dan negara lain. </p>
<p>Namun, pembangunan infrastruktur maritim ini sedang melambat sebagai dampak dari <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2019/08/23/why-bri-gmf-cooperation-benefits-china-and-indonesia.html">Cina</a> – yang masih terlibat <a href="https://edition.cnn.com/2019/10/29/investing/us-china-trade-war/index.html">perang dagang dengan AS</a>. </p>
<p>Sementara, partisipasi sektor swasta untuk <a href="https://www.csis.or.id/uploads/attachments/post/2019/01/10/a_maritime_silk_road_and_indonesia_s_perspective_of_maritime_state.pdf">pembiayaan pembangunan infrastruktur</a> masih relatif rendah. </p>
<p><strong>2. Potensi industri perikanan yang belum maksimal</strong> </p>
<p>Indonesia masih belum mampu mengembangkan aneka produk <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2018/01/15/fisheries-industry-misses-targets-for-three-consecutive-years.html">ekspor hasil laut</a> yang kompetitf di pasar global. Indonesia belum berhasil untuk memaksimalkan potensi, baik sumber daya manusia dan alam untuk mendukung perekonomian maritim. </p>
<p><strong>3. Menurunnya kapasitas untuk membangun dan mengembangkan industri perkapalan modern</strong> </p>
<p>Pada awal era modern (1450-1750), bangsa Indonesia sudah membuat kapal sendiri secara tradisional dan mampu menjelajahi samodera dunia. Namun di era modern, justru terjadi penurunan kapasitas di mana perusahaan swasta maupun perusahaan negara seperti PT PAL Indonesia, belum berhasil menguasai pangsa pasar global meskipun sudah dikenal di dunia internasional dan mulai diminati produk-produknya oleh beberapa negera. Terjadinya penurunan PT PAL Indonesia ketika <a href="https://www.thejakartapost.com/longform/2016/08/29/achieving-mastery-of-the-seas-indonesian-warship-factory-quietly-serves-the-world.html">krisis finansial di tahun 1997-98</a>. </p>
<p>Pemerintahan Jokowi menginvestasikan dana sebesar Rp 150 miliar untuk pengembangan teknologi kemaritiman agar dapat mengangkat kembali kejayaan PT PAL Indonesia. Ditambah lagi, perusahaan tersebut telah berhasil <a href="https://www.thejakartapost.com/longform/2016/08/29/achieving-mastery-of-the-seas-indonesian-warship-factory-quietly-serves-the-world.html">menandatangani kontrak</a> dengan negara-negara lain dan perusahaan internasional untuk membangun kapal perang, contohnya <em>Strategic Sealift Vessel</em> (SSC), tanker, feri penumpang hingga kapal pembangkit listrik. </p>
<p>Saat ini dan ke depan, PT PAL Indonesia dihadapkan kepada persaingan yang semakin kompetitif dan untuk itu diperlukan SDM yang semakin handal, serta dukungan dana dan inovasi yang progresif untuk bisa merespon kebutuhan pasar global.</p>
<h2>Jalan menuju negara maritim yang kuat</h2>
<p>Memasuki babak kedua pemerintahannya, Jokowi memiliki kesempatan untuk mencapai impian menjadi poros maritim dunia. Selain pembangunan infrastruktur maritim, pemerintah juga harus membangun mindset sebagai bangsa maritim, berinvestasi dalam teknologi lanjut dan mengintegrasikan potensi sumberdaya ekonomi darat dan laut sebagai kekuatan ekonomi nasional. </p>
<p><strong>1. Investasi teknologi</strong></p>
<p>Jokowi perlu memajukan teknologi aviasi dan teknologi satelit dalam negeri untuk mendukung pengembangan industri perkapalan dan aktivitas ekonomi kemaritiman. Memiliki beragam jenis kapal laut, baik untuk keamanan atau aktivitas ekonomi kemaritiman, tidak akan banyak manfaatnya tanpa didukung oleh kekuatan <em>airpower</em> (seperti penggunaan jet tempur yang dilengkapi radar untuk mendeteksi keberadaan kapal asing dalam wilayah teritorial laut Indonesia ) dan teknologi satelit yang maju. </p>
<p>Ada sinyal baik di mana baru-baru ini, pemerintah Indonesia menyatakan akan <a href="https://nasional.tempo.co/read/1125315/kemenhan-2-sukhoi-su-35-dari-rusia-tiba-saat-hut-tni-di-2019">investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS</a> untuk teknologi <em>airpower</em>. </p>
<p><strong>2. Integrasi potensi sumberdaya darat dan laut untuk pertumbuhan ekonomi nasional</strong></p>
<p>Daerah-daerah di Indonesia, yang memiliki jaringan dan konektivitas laut dengan daratan, perlu menciptakan struktur kebijakan ekonomi yang khusus, seperti manajemen pelabuhan dengan <em>dwelling time</em> yang singkat, sehingga mobilitas komoditas di wilayah darat (pertanian, perkebunan, dan pertambangan) dapat dengan mudah sampai di pulau-pulau lain. Hal ini perlu dilakukan untuk mendinamisasi aktivitas ekonomi nasional yang semakin merata antarpulau. </p>
<p>Harapannya, daerah-daerah dari berbagai pulau di Nusantara mampu mengembangkan sendiri mekanisme <em>supply and demand</em>, sehingga bisa berujung pada kemajuan dan kemandirian ekonomi. </p>
<p>Lebih lanjut, langkah ini dapat menjadi katup penyelamat bagi Indonesia dalam menghadapi <em>market downturns</em> dan resesi ekonomi global, serta secara signifikan membangun perekonomian maritim yang kuat yang bisa memanfaatkan potensi-potensi lokal dan regional. </p>
<h2>Membangkitkan budaya maritim Indonesia</h2>
<p>Secara historis, dua kerajaan besar Nusantara yaitu, Sriwijaya dan Majapahit, sudah menjadi kekuatan maritim dengan kekuasaan yang luas mencakup beberapa negara Asia Tenggara saat ini. Kekuasaan itu ditunjukkan dengan dominasi dan hegemoni dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan dengan Cina, India, Arab, dan sebagainya.</p>
<p>Dalam konteks ini, kedua kerajaan tersebut mampu menginisiasi <a href="https://en.unesco.org/silkroad/content/what-are-spice-routes">Jalur Rempah</a>, yang menghubungkan dunia Timur dan dunia Barat, sehingga memiliki kekuatan ekonomi yang kompetitif dan mandiri.</p>
<p>Bahkan hingga kini, beberapa etnik di Indonesia masih <a href="https://www.voinews.id/index.php/component/k2/item/1427-reviving-indonesia-maritime-culture">mengidentifikasi diri sebagai pelaut yang ulung</a> dengan kepemilikan nilai budaya kemaritiman yang kuat. Sebagaimana tercermin pada pengetahuan navigasi dan kemampuan pembuatan kapal.</p>
<p>Ironisnya, saat ini Indonesia masih jauh dari kejayaan kemaritiman yang pernah dimiliki kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk bisa membangkitkan budaya dan <em>mindset</em> sebagai bangsa maritim, sehingga Indonesia menjadi pemain penting dari jaringan maritim global, bukan sekadar penonton atau objek dari beroperasinya jaringan kekuatan ekonomi global.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/126432/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yety Rochwulaningsih tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan ambisi Indonesia sebagai poros maritim global di termin pertama pemerintahan. Namun, belum banyak kemajuan yang dicapai.Yety Rochwulaningsih, Professor of Sociology and Maritime History, Universitas DiponegoroLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1240802019-09-26T08:06:22Z2019-09-26T08:06:22ZBagaimana Indonesia bisa belajar dari Cina dalam membangun kekuatan maritim<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/293831/original/file-20190924-51438-na12tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Indonesian President Joko Widodo wants the country to be a global maritime power.
Presiden Indonesia Joko Widodo ingin menjadikan negaranya sebagai kekuatan maritim dunia</span> <span class="attribution"><span class="source">Presidential Palace/EPA</span></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini bagian dari seri yang diterbitkan untuk untuk memperingati Hari Maritim Sedunia, 26 September.</em></p>
<hr>
<p>Saat Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo menjabat pada tahun 2014, ia berniat untuk memanfaatkan letak geografis Indonesia dan <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2014/11/13/jokowi-launches-maritime-doctrine-world.html">berjanji</a> untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim dunia.</p>
<p>Dengan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Jokowi mencita-citakan tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan maritim, tapi juga <a href="https://thediplomat.com/2019/06/jokowis-global-maritime-fulcrum-5-more-years/">berperan lebih aktif dalam keamanan</a> kawasan.</p>
<p>Saya meneliti kebijakan pertahanan dan keamanan Indonesia dan telah melakukan sebuah <a href="http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/AEGIS/article/view/238">tinjauan mendalam </a> terkait kebijakan luar negeri dan strategi maritim Indonesia. Tinjauan saya menunjukkan ada beberapa keterbatasan di lapangan yang dapat menghambat Jokowi dalam merealisasikan visi besarnya.</p>
<p>Angkatan Laut (TNI-AL) Indonesia tidak memiliki sumber daya yang memadai, koordinasi antar instansi pemerintahan terkait permasalahan maritim juga buruk. Kebijakan kelautan Indonesia juga masih belum jelas dan belum mencerminkan ambisi besar untuk menjadi pemain regional.</p>
<p>Ada beberapa hal yang bisa dipelajari Indonesia dari Cina sebagai kekuatan maritim baru.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kemandirian-di-bidang-pertahanan-sebuah-misi-yang-tidak-mungkin-bagi-indonesia-99300">Kemandirian di bidang pertahanan: sebuah misi yang tidak mungkin bagi Indonesia?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kurangnya fokus</h2>
<p>Walau terletak antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia belum meletakkan kebijakan maritim sebagai bagian besar wawasan geopolitik.</p>
<p>Pada tahun 1957, Indonesia mengajukan terwujudnya <a href="https://scholarlycommons.law.case.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1650&context=jil">Wawasan Nusantara</a>, yang menyatakan bahwa wilayah darat dan lautan adalah bagian integral dari teritorial Indonesia</p>
<p>Wawasan Nusantara kemudian menginspirasi pencantuman hak-hak negara kepulauan di <a href="https://www.un.org/depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part4.htm">Bagian IV Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS)</a>, yang juga menjadi dasar hukum bagi perluasan wilayah kelautan Indonesia.</p>
<p>Meski Wawasan Nusantara dan UNCLOS melipatgandakan luas wilayah kelautan Indonesia – 12 mil laut untuk laut teritorial dan 200 mil laut untuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) – Indonesia tidak segera mengadopsi strategi yang berorientasi ke luar negeri.</p>
<p>Sebuah <a href="https://www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-dunia/0/kerja_nyata">aspek kunci dari visi Poros Maritim Dunia Jokowi</a> adalah janji untuk mengembangkan kemampuan angkatan laut yang tidak hanya menyediakan keamanan domestik, tetapi juga keamanan regional.</p>
<p><a href="https://maritim.go.id/konten/unggahan/2017/07/offset_lengkap_KKI_eng-vers.pdf">Strategi ini</a> bisa dirangkum dalam tiga poin: memperkuat kemampuan angkatan laut melalui modernisasi, meningkatkan sinergi antar lembaga, dan menjalin hubungan kerja sama dengan angkatan laut regional. </p>
<p>Sebagian besar program Jokowi berfokus pada percepatan <a href="https://jakartagreater.com/modernisasi-angkatan-laut-indonesia-terus-berlanjut/">poin pertama</a>. Dalam peningkatan armada angkatan laut, misalnya, Indonesia membeli tiga <a href="https://thediplomat.com/2019/04/indonesia-launches-third-nagapasa-class-diesel-electric-attack-submarine/">kapal selam Nagapasa baru</a> untuk menggantikan kapal selamnya yang sudah tua.</p>
<p>Indonesia juga membeli dan memesan <a href="https://products.damen.com/en/ranges/sigma-frigate-and-corvette/sigma-frigate-10514/deliveries/sigma-class-frigate-10514-raden-eddy-martadinata">dua kapal jenis fregat kelas Martadinata</a>.</p>
<p>Tapi kerja keras masih perlu dilakukan untuk dua poin lain. Semua instansi pemerintahan terkait keamanan laut memerlukan wawasan maritim yang lebih jelas dan lebih komprehensif, atau pemahaman bersama tentang tujuan jangka panjang dari doktrin Poros Maritim Dunia. Ini agar mereka dapat <a href="https://amti.csis.org/indonesian-sea-policy-accelerating//">mengidentifikasi dengan lebih baik area mana yang perlu diperbaiki dan memiliki potensi untuk kerjasama</a>.</p>
<p>Kurangnya fokus sebagian juga karena upaya militer Indonesia diutamakan untuk mengamankan pulau-pulau terluar, seperti Maluku dan Papua, melalui struktur pertahanan darat yang dikenal sebagai “Komando Daerah Militer”. Operasi ini menyita sumber daya dari angkatan laut.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/penangkapan-ikan-ilegal-and-sengketa-laut-cina-selatan-picu-kebangkitan-nasionalisme-di-media-90486">Penangkapan ikan ilegal & sengketa Laut Cina Selatan picu kebangkitan nasionalisme di media</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kurangnya tenaga kerja</h2>
<p>Angkatan laut Indonesia adalah angkatan terbesar kedua dalam Tentara Nasional Indonesia, dengan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/04597222.2018.1561032">65.000 personil aktif dan sekitar 130 kapal utama</a>.</p>
<p>TNI-AL bertugas mengawasi perairan seluas 140.000 kilometer (km) persegi dan 54.700 km garis pantai - melindungi dari pembajakan, terorisme maritim, dan penangkapan ikan ilegal.</p>
<p>Sebagai perbandingan, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/04597222.2018.1561029">angkatan laut Prancis</a> – salah satu angkatan laut tertua di dunia – memiliki sekitar 44.000 personil, 200 kapal utama, dan 200 pesawat angkatan laut. Angkatan laut Prancis bertanggung jawab untuk ZEE terluas di dunia – lebih dari 4,5 juta km persegi. </p>
<p>Angkatan laut Cina memiliki <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/04597222.2018.1561032">250.000 personil dan 80 kapal utama</a>. Cina memiliki 270.000 km persegi wilayah kelautan untuk dijaga, di luar klaim atas wilayah Laut Cina Selatan.</p>
<p>Angka-angka ini hanya sebagian saja dari kekuatan angkatan laut. Kekuatan Prancis sesungguhnya berasal dari perjanjian kerja sama dengan negara-negara seperti <a href="https://www.navalnews.com/naval-news/2019/05/cyprus-plans-mari-naval-base-expansion-to-host-french-navy-ships/">Siprus</a> dan <a href="https://www.realcleardefense.com/articles/2017/10/19/frances_increasing_naval_presence_in_the_asiapacific_112499.html">India</a>, serta dengan <a href="https://www.southeusummit.com/europe/spain-france-will-take-on-eus-anti-piracy-mission-after-brexit/">Uni Eropa</a>.</p>
<p>Angkatan Laut Cina masih dianggap “kecil” dibandingkan dengan ambisi regionalnya yang lebih luas. Meski begitu, kekuatan itu tetap cukup untuk memenuhi tanggung jawab keamanan domestik.</p>
<p>Dibanding dua angkatan laut lain ini, angkatan laut Indonesia termasuk angkatan laut yang kecil dengan tanggung jawab besar.</p>
<h2>Kurangnya pendanaan</h2>
<p>Sejak tahun 1980-an, anggaran militer Indonesia <a href="https://books.google.co.id/books/about/Asian_Security_Practice.html?id=OkYLNQEACAAJ&redir_esc=y">terus menurun</a>. Pemotongan anggaran menghambat kemampuan angkatan laut dalam peremajaan armadanya - salah satu dampaknya adalah tidak bisa mempertahankan kapal selam.</p>
<p>Sepanjang sejarah, Angkatan Darat <a href="https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/kemhan-sebut-anggaran-pertahanan-2019-menjadi-rp107-16-trilliun/1247434">mendapat porsi terbesar dari anggaran militer</a> – terkadang sampai dua kali lipat anggaran TNI- AL.</p>
<p>Pengeluaran militer Indonesia <a href="https://www.sipri.org/sites/default/files/Data%20for%20all%20countries%20from%201988%E2%80%932018%20as%20a%20share%20of%20GDP%20%28pdf%29.pdf">berjumlah sekitar 1% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB)</a>. Meskipun anggaran ini mencapai rekor tertinggi - <a href="https://beritagar.id/artikel/berita/benarkah-anggaran-pertahanan-indonesia-terlalu-kecil">US$ 8 miliar (sekitar Rp 113 triliun) pada 2017</a> dengan <a href="https://thediplomat.com/2019/08/new-kcr-60m-vessels-highlight-indonesias-naval-capabilities/">pemesanan kapal baru</a>, modernisasi, dan peremajaan armada tidak terjadi secepat yang direncanakan.</p>
<p>Sebagai perbandingan, Prancis <a href="https://www.defensenews.com/global/europe/2018/09/26/france-to-bolster-defense-spending-by-2-billion-heres-the-military-equipment-already-on-order/">menargetkan pengeluaran sebesar $42,2 miliar </a> pada 2019 untuk pertahanan. Amerika Serikat – negara dengan militer terkuat di dunia – mengeluarkan <a href="https://www.secnav.navy.mil/fmc/fmb/Documents/19pres/Highlights_book.pdf">$700 miliar secara keseluruhan</a>. </p>
<p>Angkatan laut negara maju umumnya menghabiskan uang untuk mempertahankan operasi rutin, pemeliharaan anjungan, dan peremajaan armada.</p>
<p>Cina dilaporkan mengelola pengeluaran militer sekitar <a href="https://www.iiss.org/blogs/military-balance/2019/05/china-defence-spending">$200 miliar</a> (sekitar 1,25% dari PDB) yang sebagian dihabiskan untuk memperoleh kapal baru dan mengembangkan armada</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/dapatkah-indonesia-australia-bekerja-sama-mengatasi-tantangan-di-laut-cina-selatan-86165">Dapatkah Indonesia-Australia bekerja sama mengatasi tantangan di Laut Cina Selatan?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kurangnya koordinasi</h2>
<p>Indonesia memiliki <a href="https://thediplomat.com/2017/11/3-years-later-where-is-indonesias-global-maritime-fulcrum/">13 badan keamanan yang mengawasi urusan kelautan</a>, semuanya memiliki wewenang dan tugas yang saling tumpang tindih. Semuanya juga <a href="http://web.archive.org/web/20170428134116/https:/www.pikiran-rakyat.com/nasional/2014/04/09/277076/pengawasan-dan-penegakan-hukum-di-laut-hendaknya-terkoordinasi">bersaing untuk</a> memperoleh sumber daya dan reputasi.</p>
<p>Pada 2014, <a href="http://setkab.go.id/en/president-jokowi-officially-established-the-maritime-security-agency/">Jokowi mengeluarkan peraturan</a> membentuk Badan Keamanan Laut (Bakamla). Bakamla adalah badan non-kementerian yang berkoordinasi langsung dengan presiden. Badan ini dipimpin oleh seorang perwira militer bintang tiga dan anggotanya adalah campuran personil sipil dan militer.</p>
<p>Peran utamanya adalah untuk bertindak sebagai koordinator bagi instansi kelautan yang sudah ada, sehingga dapat mengakhiri persaingan yang tidak perlu.</p>
<p>Badan ini berfungsi sebagai penghubung untuk kerja sama dengan kesatuan penjagaan laut dan pantai negara lain, dan membantu angkatan laut Indonesia dalam dua area itu. </p>
<p><a href="https://www.inews.id/daerah/regional/proses-hukum-5-kapal-ilegal-hasil-tangkapan-bakamla-ri-diserahkan-ke-polda-babel">Penangkapan penyelundup bahan bakar ilegal baru-baru ini</a> dan <a href="https://treaty.kemlu.go.id/apisearch/pdf?filename=11743_VNM-2017-0087.pdf">peningkatan kerja sama</a> dengan penjaga laut dan pantai negara tetangga menunjukkan lembaga tersebut memenuhi tugas ini.</p>
<p>Namun, perannya sebagai koordinator keamanan maritim masih belum berkembang. Di lapangan, badan tersebut terus berjuang melawan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/app5.203">struktur keamanan kelautan yang didominasi oleh TNI-AL</a>. </p>
<p>Selain memang <a href="https://jakartagreater.com/pengadaan-pesawat-dan-kapal-bakamla-rkp-2018/">lambannya upaya memodernisasi</a>, Bakamla juga memiliki aset yang terbatas sehingga bergantung pada angkatan laut.</p>
<h2>Maju jalan</h2>
<p>Meskipun Indonesia dan Cina berbeda dalam banyak aspek, Indonesia bisa melihat cara para pemimpin Cina, Hu Jintao dan Xi Jinping, membangun kekuatan angkatan laut Cina, dan mempelajari tiga hal penting.</p>
<p>Pertama, perlunya memiliki kemauan politik berkelanjutan untuk mereformasi angkatan laut, seperti yang ditunjukkan dalam <a href="https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1030342.pdf">reformasi Xi Jinping pada angkatan laut Cina</a>. </p>
<p>Kedua, adanya tujuan yang jelas dan strategis untuk memandu pengadaan dan penyusunan doktrin angkatan laut.</p>
<p>Terakhir, dan mungkin yang paling jelas, adalah kebutuhan akan sumber daya besar dalam bentuk pendanaan dan personil.</p>
<p>Membangun dan memodernisasi angkatan laut tidak dapat dilakukan dalam satu masa jabatan.</p>
<p>Visi Poros Maritim Dunia memberi jalan bagi Indonesia untuk menegaskan diri sebagai negara maritim.</p>
<p>Namun, visi ini harus dipertahankan dengan kepemimpinan politik yang berkomitmen untuk menginvestasikan sumber daya dan kekuatan intelektual besar demi menghasilkan pemikiran yang strategis dan jelas.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/124080/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>I Gusti Bagus Dharma Agastia tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ada batasan di lapangan yang bisa menghambat realisasi visi besar Jokowi untuk menjadikan Indonesia kekuatan maritim dunia.I Gusti Bagus Dharma Agastia, Assistant Professor, International Relations, President UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1124792019-03-12T03:32:10Z2019-03-12T03:32:10ZKehidupan laut tropis paling kaya–tapi mengapa paus lebih memilih daerah kutub?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/263100/original/file-20190311-86707-1ioi5hq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=541%2C5%2C3077%2C1647&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Alexey Suloev / shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Hidup di laut tidak mudah. Ketika kita bertanya kepada orang tentang laut, kebanyakan dari mereka akan membayangkan kehidupan di laut di daerah tropis dengan pasir putih yang terhampar dan air yang hangat dan jernih. Namun kenyataan yang ada sangat berbeda—kehidupan laut ternyata terjadi di tempat yang dingin. </p>
<p>Air menghantarkan panas lebih baik daripada udara, yang berarti binatang di dalam air dapat melepas suhu panas dalam tubuh mereka dengan cepat. Akan lebih sulit bagi hewan-hewan dalam air ini untuk menghangatkan diri jika dibandingkan ketika mereka berada di daratan kering. Di daratan, binatang biasanya punya pilihan untuk berjemur di atas bebatuan hangat. Banyak binatang air memiliki insang untuk mendapat oksigen. Tetapi selain untuk napas, alat ini melepaskan panas dari tubuh mereka melalui air yang mengalir. </p>
<p>Semua hal ini menjadi faktor yang mempersulit binatang air untuk mengatur suhu tubuhnya. Jadi, masuk akal <em>kan</em> jika kita lebih banyak menemukan binatang air di lautan yang hangat daripada dingin?</p>
<p>Ternyata tidak juga. Penelitian baru yang diterbitkan di majalah <a href="http://science.sciencemag.org/content/363/6425/eaat4220.full"><em>Science</em></a> oleh tim peneliti Amerika Serikat yang dipimpin John Grady melaporkan tingkat keanekaragaman hayati laut di perairan kutub dibanding perairan tropis—tetapi hanya untuk beberapa jenis binatang.</p>
<p>Hasil penelitiannya berlawanan dengan anggapan banyak orang yang meyakini daerah tropis memiliki keanekaragaman spesies yang lebih kaya. Anggapan lama ini berdasarkan teori bahwa perairan tropis memiliki lingkungan yang lebih hangat daripada lingkungan di kutub—bandingkan, misalnya, perairan di daerah Karibia dengan Antartika. Daerah tropis lebih memiliki <a href="https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/381004">banyak sumber daya dalam kondisi alam yang lebih stabil</a>. Hal ini lebih menguntungkan karena faktor lingkungan yang lebih dapat diprediksi dan banyak sumber makanan. Hasilnya, ilmuwan biasanya melaporkan <a href="https://www.nature.com/articles/nature09329">tingkat keanekaragaman hayati yang lebih tinggi di perairan hangat</a>. Hal ini ditandai dengan banyaknya spesies yang menghuni daerah ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/256625/original/file-20190131-42594-2tc1e7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Laut tropis biasanya memiliki keanekaragaman spesies yang lebih kaya.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Brian Kenney / shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, dalam riset terbaru ini, Grady dan koleganya memisahkan spesies binatang laut berdasarkan kemampuan mereka mengatur suhu tubuhnya.</p>
<p>Ada dua jenis utama “strategi suhu tubuh” hewan-hewan laut. Beberapa binatang tidak dapat menghasilkan cukup panas untuk menghangatkan jaringan tubuh mereka sendiri, jadi suhu internal mereka ditentukan dari kondisi dari luar tubuh mereka. Binatang-binatang ini dikenal dengan “ektoterm”, biasanya meliputi reptilia, amfibi, ikan (termasuk kebanyakan hiu), dan hewan-hewan tanpa tulang belakang. Selain itu, ada “endoterm” yang termasuk manusia, mamalia lain, dan burung, yang menghangatkan jaringan tubuh mereka dengan memiliki metabolisme tinggi untuk membakar makanan yang menghasilkan panas dari dalam tubuh mereka.</p>
<p>Kategori ini sama dengan pembedaan makhluk hidup “berdarah dingin” dan “berdarah panas”, tetapi lebih akurat secara ilmiah. Seekor kadal ektoterm mungkin dapat disebut berdarah dingin dalam malam yang dingin, tetapi (karena tubuh mereka menyesuaikan dengan lingkungannya) kadal tersebut menjadi hangat di hari cerah yang panas. Untuk menghindari kekeliruan, ilmuwan pun lebih memilih memakai istilah strategi suhu tubuh, daripada memakai suhu tubuhnya langsung.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=285&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=285&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=285&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=358&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=358&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/256833/original/file-20190201-112389-1vydxkx.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=358&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Hiu lemon (kiri) adalah ektoterm, sementara orca adalah mamalia, sehingga termasuk jenis hewan endoterm.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Fiona Ayerst / vladsilver / shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ketika spesies laut dipisahkan dalam kategori “ektoterm” dan “endoterm”, Grady dan koleganya menunjukkan pola keanekaragaman hayati laut yang mendukung dan juga menentang teori sebelumnya. Reptil, ikan, dan makhluk tanpa tulang belakang bergantung terhadap lingkungannya agar hangat, jadi sesuai dengan prediksi yang sudah ada bahwa mereka lebih banyak ditemukan di iklim lebih hangat dengan keberagaman spesies tinggi di daerah tropis.</p>
<p>Akan tetapi metabolisme tinggi dan suhu tubuh hewan endoterm membuka banyak kemungkinan. Tubuh mereka tidak membutuhkan lingkungan yang hangat, sehingga mereka dapat mengeksploitasi habitat dingin. Mereka juga mampu bergerak lebih cepat di perairan dingin daripada pemangsa mereka yang merupakan hewan ektoterm. Hewan ektoterm menjadi lambat di suhu dingin.</p>
<p>Pada akhirnya, hewan endoterm terlihat seperti menentang tren dan malah menunjukkan kekayaan spesies lebih tinggi di perairan kutub. Seperti yang ditunjukkan studi baru, anjing laut dan saudaranya “absen dari perairan tropis” tapi banyak ditemukan di daerah dekat kutub, sementara dari seluruh 89 spesies <em>cetacea</em> (paus, lumba-lumba, pesut) hanya lumba-lumba yang “benar-benar beragam di daerah tropis”.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=279&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=279&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=279&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=351&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=351&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/256626/original/file-20190131-124043-1tq7lr4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=351&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Di antara predator laut, hiu dan ikan ektoterm mendominasi di perairan tropis pesisis (biru), sementara burung dan mamalia mendominasi perairan dingin dan samudra luas (merah).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://science.sciencemag.org/content/363/6425/eaat4220/tab-pdf">Grady et al / Science</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal ini terlihat masuk akal. Namun, tentunya, ada lebih banyak hal yang berpengaruh selain strategi suhu tubuh. Terlepas dari perbedaan mencolok di suhu, daerah tropis dan kutub juga berbeda dalam hal lain. Contoh, perbedaan dalam tingkat oksigen, gizi, pertumbuhan alga, cahaya, dan lain-lain. Hasilnya, beberapa daerah dan spesies menjadi “pengecualian”. Bagaimanapun, kategorisasi strategi suhu tubuh menunjukkan pola menarik dari keberagaman spesies, dan berlaku untuk hewan seperti paus dan anjing laut yang memang kebanyakan menghindari perairan hangat.</p>
<p>Namun, ada harga yang harus dibayar terkait dengan pelestarian lingkungan. Untuk menjaga metabolismenya, hewan endoterm memiliki kebutuhan terus-menerus untuk makanan berkualitas tinggi. Misal, seekor hiu lemon ektoterm hanya butuh makan sekitar <a href="https://besjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/1365-2435.12157">2% dari berat tubuhnya</a> setiap hari, sementara lumba-lumba endoterm pada umumnya harus makan <a href="https://www.researchgate.net/profile/Ronald_Kastelein/publication/318349714_A_note_on_the_food_consumption_and_growth_of_common_dolphins/links/596b5efb458515e9afb1c7ef/A-note-on-the-food-consumption-and-growth-of-common-dolphins.pdf">12% atau lebih</a>. Sebenarnya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan selain strategi suhu tubuh, tapi tetap saja perbedaannya cukup besar.</p>
<p>Di iklim yang berubah, kebutuhan energi hewan endoterm dapat membawa masalah. Dengan dunia yang semakin menghangat di daerah kutub, banyak ilmuwan memprediksi <a href="http://science.sciencemag.org/content/325/5946/1355?casa_token=Wu0PMifFFRYAAAAA:OQVZ808_tJX1Ro6tQoKEiglgCWPozGogP0hBAh501w_yPdjG6As5tMWUwe32JyiqtIEnLEWGhTka6AQ">spesies beruang kutub akan menghadapi kesulitan terbesar </a> karena habitat mereka <a href="http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-46976040">berubah secara dramatis</a>, dan mereka tidak bisa lari lebih jauh ke utara atau selatan untuk mencari daerah lebih dingin. Ketika lautan menghangat, mungkin tingginya metabolisme dan suhu tubuh mamalia air malah menjadi beban daripada keuntungan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/112479/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sarah Marley tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan laut mengabaikan aturan-aturan biologis demi mempertahankan keberlangsungan hidupnya di laut yang dingin.Sarah Marley, Lecturer in Marine Vertebrate Zoology, University of PortsmouthLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/860112017-12-14T10:35:54Z2017-12-14T10:35:54ZCara baru dan murah membudidayakan kepiting kanibal lezat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/191228/original/file-20171020-14009-i0yix9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rajungan biru (Portunus pelagicus). Peneliti Indonesia menemukan jalan menghentikan kepiting saling kanibalistik. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/portunus-pelagicus-blue-swimmer-crab-found-716739982?src=f0tKQ6qS3BMz_vnpuKvNgA-1-81">Guillermo Guerao Serra/Shutterstock </a></span></figcaption></figure><p>Apakah Anda suka makan kepiting? Di Jakarta menikmati menu kepiting lezat telah menjadi tren sangat populer. Restoran-restoran yang menyajikan menu khas kepiting makin bermunculan dengan nama-nama yang menarik minat penggemar kepiting, seperti misalnya The Holy Crab, Cut the Crab, dan lain-lain. Kepiting goreng atau kepiting panggang sangat menggiurkan bila disajikan dengan saus pedas. Sungguh nikmat dan menggoyang lidah. </p>
<p>Meski daging kepiting belum menjadi makanan tradisional Indonesia sepenuhnya, kepiting telah merupakan bisnis besar di Indonesia dan dunia. Kepiting sangat populer <a href="https://en.tempo.co/read/news/2013/09/20/056515056/Crab-Exports-to-China-US-Surge">di Cina dan Amerika Serikat</a>, yang merupakan dua konsumen terbesar kepiting di dunia.</p>
<p>Beberapa tahun terakhir ini, lebih dari 50% kepiting yang diekspor dari Indonesia telah menuju ke Amerika Serikat. Pada tahun 2011, nilai ekspor kepiting dari Indonesia yang ke AS saja mencapai US$262 juta, lebih banyak dari eksportir besar lainnya seperti Cina, Vietnam, Filipina, dan Thailand. </p>
<p>Tapi tidak hanya manusia yang gemar melahap dekapoda (hewan berkaki sepuluh) ini. Kepiting juga menyukai cita rasa daging sesama mereka juga. Mereka kanibal satu sama lain.</p>
<p>Kecenderungan untuk memangsa satu sama lain ini membuat kita harus bekerja lebih keras untuk menemukan cara baru dalam usaha mengembangbiakkan mereka.</p>
<h2>Kepiting memakan saudara mereka sendiri</h2>
<p>Bukan hal mudah untuk menetaskan telur-telur kepiting dan memelihara larva-larvanya, tapi hal ini sudah mungkin dilakukan. Kesulitan timbul saat mereka telah mencapai fase perkembangan yang mempunyai capit untuk memegang mangsanya. Mulai saat itu, sifat kanibalisme timbul. Para kepiting yang dipelihara dalam satu bak budi daya, saling memangsa satu sama lain, menyebabkan kematian yang sangat drastis. Perilaku kanibal dapat menyebabkan kegagalan usaha produksi benih kepiting tersebut. Sementara, penangkapan kepiting liar secara terus-menerus telah menyebabkan stok kepiting di alam bebas makin menurun.</p>
<p>Menteri Kelautan dan Perikanan pada awal 2015 menerbitkan <a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150119105036-92-25594/aturan-menteri-susi-ini-lobster-dan-kepiting-terlarang/">peraturan baru</a> yang membatasi ukuran krustasea (lobster, kepiting, dan rajungan) yang dapat ditangkap dan melarang menangkap induk-induknya yang mengandung telur. Namun, untuk membantu mengatasi turunnya jumlah dan ukuran kepiting liar, akan lebih bagus jika pelaksana panti pembenihan (<em>backyard hatchery</em>) dapat menemukan lebih banyak cara untuk menetaskan dan membesarkan kepiting.</p>
<p>Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah mencari cara budi daya kepiting yang lebih efektif dan relatif murah, yang dapat diadopsi oleh pengusaha dalam memproduksi benih kepiting dan masyarakat petani tambak yang mencari nafkah melalui usaha penggemukan kepiting.</p>
<h2>Cara baru mencegah kepiting memakan satu sama lain</h2>
<p>Kepiting yang dapat dan enak dimakan ada empat spesies: <em>Scylla serrata, S. paramamosain, S. olivacea,</em> dan <em>S. tranquebarica</em>; dan satu spesies rajungan, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Portunus_pelagicus"><em>Portunus pelagicus</em></a>. Semuanya bersifat kanibal. </p>
<p>Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah berhasil memproduksi benih kepiting <em>S. paramamosain</em> dan <em>S. serrata</em> dan rajungan <em>P. pelagicus</em>. Caranya dengan menciptakan kondisi lingkungan optimum dan menambahkan diet formulasi pada ransum makanan untuk pemeliharaan larva kepiting atau rajungan. </p>
<p>Pada saat fase perkembangan larva telah mempunyai capit, untaian serabut plastik digantung di dalam bak-bak budi daya untuk mencegah atau mengurangi sifat kanibal mereka. Dengan cara tersebut kelangsungan hidup larva kepiting atau rajungan dapat ditingkatkan dan produksi massal benih kepiting terwujud. Cara ini dapat diadopsi para pengusaha dan pelaksana panti pembenihan untuk produksi massal benih kepiting. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=421&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=421&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=421&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=529&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=529&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/70096/original/image-20150127-24505-1gouf18.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=529&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Siklus hidup rajungan biru.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Sri Juwana</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tahapan berikutnya, pendederan benih kepiting sampai menjadi “crablet” atau kepiting muda yang siap ditebar kembali ke lingkungan alami. Pendederan benih dapat dilakukan di pekarangan rumah tangga maupun lokasi khusus pendederan yang lebih besar. </p>
<p>Cara mudah untuk mencegah sifat kanibal benih kepiting adalah memelihara mereka satu per satu di dalam gelas plastik ukuran gelas jus yang diletakkan dalam nampan plastik dengan sistem resirkulasi air laut. Pendederan benih kepiting sampai menjadi crablet kepiting dalam sistem tersebut dapat dilakukan selama satu sampai dua bulan sampai kepiting muda cukup besar untuk ditebar ke perairan tambak.</p>
<h2>Membesarkan kepiting bersama dengan ikan bandeng di tambak</h2>
<p>Budi daya perairan telah dipraktikan di Indonesia sejak 1400 Masehi, ketika petani tambak mulai menjebak ikan bandeng di perairan tambak pesisir. Hal ini diteruskan oleh para petambak menjadi praktik di sepanjang pesisir pantai, sering menggunakan metode yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di lokasi selama berabad-abad. Kemudian, budi daya kepiting di perairan tambak merupakan perkembangan yang lebih baru.</p>
<p>Pada awalnya, setiap pertanian kepiting di Indonesia umumnya hanya fokus pada penggemukan kepiting. Berasal dari pengumpulan kepiting-kepiting liar dari alam, kepiting yang berukuran besar dan gemuk segera dapat dijual. Kemudian kepiting yang dagingnya kurus dipelihara sekitar tiga minggu di perairan tambak, untuk meningkatkan berat tubuhnya dan memperoleh nilai tambah harga kepiting tersebut. </p>
<p>Usaha ini meraup untung dalam waktu kurang dari sebulan, sehingga menjadi berkembang pesat di masyarakat pesisir. Telah menjadi kecenderungan dari alam, stok kepiting akan menurun bila diambil terus-menerus, dan kepiting-kepiting yang tertangkap berukuran makin kecil, sehingga pasokan kepiting untuk usaha penggemukan makin sulit didapat. Kemudian timbul usaha pembesaran kepiting yang berukuran belum layak dipasarkan menjadi kepiting ukuran konsumsi.</p>
<p>Karena makin berkurangnya sumber benih kepiting yang akan dibudidayakan, kepiting tidak akan bisa menjadi bagian utama dari budi daya perairan, jika produksi massal benih kepiting di tempat penetasan seperti disebut di atas belum digalakkan.</p>
<p>Untuk mengurangi biaya dalam usaha pembesaran kepiting, kami telah menyarankan kepada mereka untuk membesarkan kepiting dan bandeng bersama-sama di tambak yang sebelumnya hanya untuk membesarkan bandeng. Usaha ini disebut polikultur (ikan dan kepiting) yang minimal mengurangi biaya sewa dan perawatan tambak dibanding usaha monokultur. </p>
<p>Metode polikultur dengan menggunakan sarana keramba jaring dasar (KJD) atau disebut juga jaring kantong mendasar (jatongsar) dapat meningkatkan hasil panenan karena seluruh hasil budi daya dapat dipanen. Petani tambak dengan mudah mengangkat keramba jaring yang berbentuk kantong itu saat memanen. Bahan jaring juga awet dan dapat digunakan berkali-kali selama bertahun-tahun dibanding pagar bambu.</p>
<p>Mengendalikan kepadatan kepiting untuk menghindari kanibalisme merupakan konsep baru bagi petani tambak. Bagi komunitas petambak, ada juga cerita untuk mencari tahu trik teknis pengaturan perairan tambak. Misalnya untuk kepentingan pengaturan salinitas (tingkat keasinan dalam air) perairan tambak yang digunakan untuk budi daya kepiting. Masalah yang perlu diatasi karena kandungan garam di tambak berubah seiring dengan pergantian musim dan kepiting sangat sensitif terhadap kadar salinitas.</p>
<p>Mengembangkan proyek riset dengan para petani memungkinkan mereka untuk meneruskan pertanian di tambak lokal mereka, seperti yang sudah mereka lakukan dari generasi ke generasi. Ini juga memungkinkan mereka menggunakan hasil-hasil penelitian, yang memungkinkan mereka lebih produktif dan berkelanjutan.</p>
<p>Dengan demikian, lebih banyak orang tidak hanya di Indonesia, tapi juga di belahan lain di dunia yang dapat menikmati makanan kepiting lezat untuk beberapa dekade ke depan.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dan diperbarui dari “<a href="https://theconversation.com/how-to-raise-tasty-cannibal-crabs-36658">How to raise tasty cannibal crabs</a>” yang ditulis bersama Mari Rhydwen, saat itu menjabat sebagai editor bahasa Inggris publikasi ilmiah di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86011/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sri Juwana tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Mari Rhydwen tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Indyaswan Tegar Suryaningtyas tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Menempatkan kepiting kecil di gelas plastik jus menyelamatkan mereka dari kanibalisme. Kepiting bisa dibesarkan bersamaan dengan ikan bandeng di satu kolam.Sri Juwana, Emeritus Professor at Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Indyaswan Tegar Suryaningtyas, Researcher at Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Mari Rhydwen, English editor, Science Publications at the Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/827192017-11-10T09:53:45Z2017-11-10T09:53:45ZDilema penggunaan rumpon: kepentingan ekonomi versus konservasi tuna<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/193164/original/file-20171103-26472-r3gihv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kapal jaring sedang tambat di rumpon miliknya di Laut Maluku, Januari 2016.</span> <span class="attribution"><span class="source">Widhya Nugroho Satrioajie</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berulang kali menyatakan keberadaan <a href="https://www.merdeka.com/uang/menteri-susi-beber-kecurangan-kapal-besar-tangkap-ikan.html">rumpon di tengah laut </a> mempercepat eksploitasi tuna sekaligus menyebabkan bergesernya lokasi penangkapan <em>(fishing ground)</em> makin jauh ke tengah laut. </p>
<p>Besarnya permintaan tuna di pasar global memacu pengusaha perikanan memasang <a href="https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3517461/ini-penampakan-rumpon-yang-ditertibkan-susi-di-perairan-bitung">rumpon ilegal </a> untuk “memanen” tuna yang berenang di sekitar rumpon. Kelestarian tuna semakin terancam dengan banyaknya pemasangan rumpon ditambah belum efektifnya <a href="http://jakarta.bisnis.com/read/20170603/452/658775/javascript">pengawasan yang dilakukan pemerintah</a>.</p>
<p>Rumpon dalam istilah asing disebut <em>fish aggregating device</em> <a href="http://www.fao.org/fishery/equipment/fad/en">(FAD)</a> atau <em>payaos</em> (bagi pelaut Filipina) merupakan sejenis pelampung yang dipasang di laut untuk menarik ikan berkumpul di dekatnya sebelum ditangkap oleh nelayan.</p>
<p>Indonesia merupakan salah satu negara produsen tuna terbesar dengan memproduksi <a href="https://www.packard.org/wp-content/uploads/2016/09/Indonesia-Fisheries-2015-Review.pdf">16% atau 185.675 metrik ton</a> atau setara <a href="http://industri.bisnis.com/read/20161222/99/614503/produksi-tuna-ri-hasilkan-transaksi-us19-miliar-setahun">$1,9 miliar per tahun</a>. Sebagian besar industri perikanan tuna memang berkaitan dengan penggunaan <a href="http://pubdocs.worldbank.org/en/858301461833983033/WB-PP-Tuna-Fisheries.pdf">rumpon</a>.</p>
<p>Keberadaan rumpon telah mengubah paradigma <a href="http://www.atuna.com/index.php/en/fishing/fad-fad-free-fishing"><em>hunting</em> menjadi <em>harvesting</em></a> karena risiko ketidakpastian lokasi tuna dapat diminimalkan dengan mengumpulkan ikan di lokasi-lokasi tertentu. Diperkirakan lebih dari <a href="https://www.iattc.org/Misc/IATTC-FADs-WG-Bibliography-PDFs/Dagorn-et-al-2012b.pdf">50%</a> hasil tangkapan tuna di dunia berasal dari penangkapan yang berasosiasi dengan rumpon.</p>
<p>Petualangan saya dengan kapal pancing ulur (<em>handline</em>) berukuran 9 gross tonnage (GT) dimulai dari Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung-Sulawesi Utara pada awal Januari 2016. Dua pekan perjalanan membuat saya mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk rumpon. Kapal kami mendatangi sebuah rumpon milik kapal jaring lingkar <em>(purse seine)</em> di Laut Maluku, sekitar 130 kilometer dari daratan. Lokasi ini dapat ditempuh 8-9 jam dengan kecepatan kapal 8-9 knot. </p>
<p>Kapten dan anak buah kapal mengungkapkan bahwa, memancing tuna bukanlah perkara mudah. Sebab tuna, yang dikenal sebagai ikan peruaya jauh, merupakan perenang cepat dan kerap berpindah tempat. Dibutuhkan keterampilan dan insting yang kuat untuk mengetahui keberadaan ikan pelagis besar ini.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gerak-cepat-demi-mengamankan-50-kapal-karam-dari-para-penjarah-di-asia-tenggara-87728">Gerak cepat demi mengamankan 50 kapal karam dari para penjarah di Asia Tenggara</a></em></p>
<hr>
<p>Pada awalnya rumpon dipasang di dekat pantai. Namun, saat ini banyak rumpon yang dipasang di wilayah laut lepas atau zona ekonomi eksklusif (ZEE). Sebagian besar rumpon tersebut dijaga oleh kapal lampu guna mencegah pencurian ikan serta memantau tuna.</p>
<p>Sedangkan di sekitar laut teritorial seperti Maluku dan Sulawesi, <a href="https://www.researchgate.net/publication/285590087_Effort_Allocation_of_Anchored_Fish_Aggregation_Devices_FADs-_Based_Fisheries_in_the_North_Sulawesi_Indonesia">sebagian besar rumpon</a> dijaga oleh seorang nelayan yang menempati rakit atau gubuk apung yang diikatkan ke pelampung rumpon. Mereka memantau keberadaan tuna dengan menyelam di sekitar rumpon dan mengamati permukaan perairan. </p>
<p>Rakit dilengkapi generator dan panel surya, radio komunikasi, alat masak, dan lampu neon 6-8 buah yang dipasang mengelilingi. Cahaya lampu berperan sangat penting, agar ikan berkumpul pada malam hari. Cahaya lampu juga berguna untuk keamanan rumpon agar terlihat oleh kapal yang melintas pada malam hari.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/193937/original/file-20171109-27138-168rmgc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kapal pancing joran sedang memancing tuna di sekitar rumpon di Laut Maluku, April 2015.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Widhya Nugroho Satrioajie</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penjaga rumpon mengawasi dan menginformasikan keberadaan tuna kepada pemilik rumpon atau kapal <em>purse seine</em>. Mereka pula yang menentukan siapa dan berapa jumlah kapal pancing tuna yang diizinkan menambatkan kapalnya untuk memancing tuna di sekitar rumpon. Penjaga rumpon tinggal selama 6-12 bulan di rakit dengan mengandalkan suplai makanan dan bahan bakar minyak dari pemilik rumpon. Untuk mengusir kebosanan, mereka melengkapi isi rakitnya dengan hiburan televisi dan <em>DVD player.</em></p>
<h2>Mayoritas pekerja ilegal</h2>
<p>Sebagian besar penjaga rumpon adalah nelayan ilegal dari perbatasan Filipina seperti General Santos <a href="http://www.siwalimanews.com/post/tni_al_tangkap_wna_di_sbb">(Gensan)</a> dan Davao. Lemahnya pengawasan nelayan asing di masa lalu, terutama di daerah perbatasan telah dimanfaatkan oleh para pemilik rumpon untuk mempekerjakan nelayan asing secara ilegal, tidak terkecuali sebagai penjaga rumpon di tengah laut. </p>
<p>Terlebih lagi pasca-berlakunya moratorium izin operasional kapal eks asing dan pengetatan alih muatan ikan di laut <em>(transhipment)</em>, banyak nelayan <a href="https://www.voaindonesia.com/a/sekitar-4000-nelayan-asing-terdampar-di-pulau-pulau-di-indonesia/2698625.html">kehilangan pekerjaan</a>. Tidak terkecuali <a href="http://regional.kompas.com/read/2017/02/23/15084121/menggempur.pencuri.ikan.lewat.udara.dan.laut">nelayan asing</a>, alih-alih kembali ke negara asal, mereka berupaya tetap tinggal di Indonesia. Menjaga rumpon, dengan gaji Rp750 ribu-1,5 juta per bulan, merupakan satu alternatif pekerjaan agar mereka dapat bertahan hidup. Namun, mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp40-60 juta selama setahun dari hasil memancing tuna di rumpon.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/193938/original/file-20171109-27111-2f0d1v.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Nelayan sedang menangkap ikan dengan kapal jaring di rumpon di Laut Maluku, April 2015.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Widhya Nugroho Satrioajie</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dulu, nelayan pancing dan nelayan pancing joran (<em>pole and line</em>) selalu mengandalkan tanda-tanda alam dari kawanan lumba-lumba atau burung laut untuk mengetahui lokasi tuna. Namun, sekarang mereka lebih memilih mencari tuna di sekitar rumpon. Mereka dapat berpindah dari satu rumpon ke rumpon lain sembari terus berkomunikasi dengan penjaga rumpon lain untuk mendapatkan informasi keberadaan tuna.</p>
<h2>Cara kerja rumpon</h2>
<p>Nelayan telah mengetahui sejak lama sifat alamiah ikan yang cenderung berkumpul di sekitar objek terapung seperti batang pohon dan kayu yang hanyut di laut. Pengetahuan ini terus berkembang sampai akhirnya nelayan berinisiatif membuat pelampung buatan yang disebut rumpon. </p>
<p>Rumpon pertama kali diperkenalkan oleh nelayan Jepang dan Filipina kepada nelayan Indonesia pada <a href="http://archimer.ifremer.fr/doc/00042/15320/12658.pdf">1980-an</a> pada saat mereka ekspansi penangkapan tuna ke wilayah Indonesia. </p>
<p>Setidaknya terdapat dua jenis rumpon yang digunakan di perikanan tuna, yaitu rumpon hanyut <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X13002972">(<em>drifting FAD</em>)</a> dan rumpon jangkar <a href="http://archimer.ifremer.fr/doc/00042/15320/12658.pdf">(<em>anchored FAD</em>)</a>. Rumpon hanyut sebagian besar digunakan oleh nelayan Amerika dan Eropa dengan menambahkan beberapa peralatan canggih, pada bagian pelampung dipasang <em>echosounder,</em> sejenis alat akustik untuk memantau keberadaan ikan hingga kedalaman ratusan meter. Dilengkapi pula dengan <a href="http://media.greenpeace.org/archive/Radio-Beacon-Attached-to-FAD-27MZIFJ61DWUK.html"><em>radio beacon</em></a> dan <em>GPS</em> yang berfungsi mengirim titik koordinat rumpon. </p>
<p>Sedangkan di bagian bawahnya, nelayan memasang jaring bekas sebagai pengumpul ikan <em>(attractor)</em> yang dipasang dibawah pelampung. Sistem ini sangat membantu nelayan untuk mengetahui lokasi rumpon dan mengetahui rumpon mana yang didapati banyak tuna. Apalagi jenis kapal penangkap yang beroperasi dengan jenis rumpon ini berukuran sangat besar, sering disebut <em>super purse seines</em> (1.000-2.000 GT). Tidak jarang mereka juga menggunakan bantuan helikopter untuk memantau gerombolan tuna dari atas rumpon yang mereka miliki.</p>
<p>Adapun rumpon jangkar yang digunakan oleh nelayan Indonesia desainnya cukup sederhana. Alat ini terdiri dari pelampung, pengumpul ikan <em>(attractor)</em> , dan jangkar (pemberat). Dulu nelayan menggunakan bambu sebagai bahan pelampung. Kini mereka menggunakan bahan yang lebih tahan lama seperti gabus persegi (<em>styrofoam</em>) dan pelampung silinder besi (<em>pontoon</em>). </p>
<p>Untuk bagian <em>attractor</em>, nelayan menggunakan daun kelapa atau nipah yang dibenamkan di kedalaman 10-30 meter. Sedangkan pemberat dapat berupa serangkaian drum minyak bekas kapasitas 200 liter berjumlah 4-6 buah yang diisi semen. Rumpon jangkar dapat dipasang di wilayah laut yang memiliki kedalaman 2.000-4.000 meter.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/193932/original/file-20171109-27116-10db5fk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tiga desain rumpon: [A] rumpon jangkar di pinggir pantai, [B]) rumpon jangka di tengah laut, dan [C] rumpon hanyut.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://seaenvgov.info.yorku.ca/">Simon Bush</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Kontroversi: spesies non-target juga ditangkap</h2>
<p>Keberadaan rumpon berdampak positif dimana penangkapan tuna menjadi lebih efisien. Mengapa? Karena kapal penangkap hanya menangkap ikan di lokasi tertentu setelah mendapatkan informasi dari penjaga rumpon. Dampak positif lainnya bagi lingkungan adalah <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652614004776">mengurangi risiko</a> pembuangan gas karbondioksida dari pembakaran solar yang menggerakkan kapal. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/berburu-ikan-purba-di-perairan-indonesia-timur-84916">Berburu ikan purba di perairan Indonesia Timur</a></em></p>
<hr>
<p>Namun penggunaan rumpon juga tidak lepas dari kritikan para pemerhati perikanan tangkap. Sebagian dari mereka mengungkapkan, maraknya penggunaan rumpon <a href="http://www.nature.com/news/use-of-fish-aggregating-devices-could-be-unsustainable-1.14593">memicu</a> meningkatnya <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X15001335">jumlah tangkapan tuna</a>. Penggunaan rumpon yang berasosiasi dengan alat penangkapan cenderung tidak selektif, seperti jaring <em>purse seine</em> telah meningkatkan <a href="http://www.fao.org/docrep/018/i2743e/i2743e.pdf">risiko</a> penangkapan <em>baby tuna</em> dan spesies non-target seperti lumba-lumba, penyu, hiu, atau biota lain. </p>
<p>Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa keberadaan rumpon berisiko menjadi <a href="http://www.jstor.org/stable/24871899?seq=1#page_scan_tab_contents">jebakan</a> ekologi bagi tuna karena berpotensi <a href="http://archimer.ifremer.fr/doc/00042/15303/">mengubah</a> alur migrasi tuna. Pada area rumpon yang dipasang di wilayah perairan yang tidak subur, banyak tuna tertangkap dengan kondisi lambung <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165783610002961">kosong</a>, walaupun perlu penelitian lebih jauh untuk memastikan dampak terhadap siklus hidup tuna.</p>
<h2>Bagaimana status penggunaan rumpon di Indonesia?</h2>
<p>Saat ini Indonesia belum memiliki manajemen yang tepat untuk mengelola perikanan tuna berbasis rumpon walaupun sudah ada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan <a href="http://infohukum.kkp.go.id/index.php/hukum/?type_id=1">No. 26/2014</a> dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 107/2015 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna Cakalang dan Tongkol <a href="https://www.google.nl/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwirjbib5pHXAhXL0hoKHdU3AzQQFggwMAA&url=http%3A%2F%2Finfohukum.kkp.go.id%2Findex.php%2Fhukum%2Fdownload%2F760%2F%3Ftype_id%3D1&usg=AOvVaw1UiTrF6gPtJGA5u7vt1mxj">(RPP TCT)</a>. </p>
<p>Belum terlaksananya tata kelola rumpon yang baik disebabkan karena lemahnya dokumentasi perizinan pemasangan rumpon, dan lemahnya <em>monitoring</em> jumlah dan distribusi rumpon serta rendahnya kesadaran dari para pelaku usaha perikanan dan nelayan untuk melaporkan jumlah rumpon milik mereka. </p>
<p>Langkah utama yang seharusnya segera dilakukan pemerintah adalah mendata kembali jumlah rumpon yang masih aktif. Hal ini penting sebagai dasar untuk <em>monitoring</em> dan survei jumlah dan distribusi rumpon di area perairan tertentu, serta menentukan berapa jumlah optimal rumpon yang dapat dipasang di suatu wilayah perairan.</p>
<p>Kebijakan pengelolaan rumpon dari pemerintah seharusnya menghasilkan <em>win-win solution</em> agar produksi perikanan tuna tetap terjaga untuk generasi mendatang.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/82719/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Widhya Nugroho Satrioajie mendapat dana dari INREF (Interdisciplinary Research and Education Fund) Universitas Wageningen Belanda dan World Wide Fund for Nature (WWF) Coral Triangle untuk kunjungan ke lapangan dan riset ini.
</span></em></p>Rumpon mengefisienkan penangkapan tuna tapi ada kecemasan tentang dampaknya pada kelestarian tuna. Langkah strategis adalah mendata kembali jumlah rumpon yang masih aktif.Widhya Nugroho Satrioajie, Researcher at Center of Deep Sea Research, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/861652017-10-26T10:12:11Z2017-10-26T10:12:11ZDapatkah Indonesia-Australia bekerja sama mengatasi tantangan di Laut Cina Selatan?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/191792/original/file-20171025-25516-18ld2a9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Australia dan Indonesia keduanya bukan pengklaim resmi di Laut Cina Selatan.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Cina semakin dekat ke tujuannya untuk mengambil kendali <em>de facto</em> di Laut Cina Selatan (LCS). Amerika Serikat telah merespons dengan mengirimkan kapal perang dan helikopter secara rutin. Namun, ini tampaknya tak akan menghentikan derap maju Cina di LCS dan <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/let-be-clear-china-would-call-america-s-bluff-south-china-se">ketegangan antara AS dan Cina akan terus meningkat</a>.</p>
<p>Australia dan Indonesia memiliki kepentingan bersama yaitu memastikan perdamaian dan keamanan di LCS karena kesejahteraan kedua negara ini melekat pada jalur perdagangannya. Namun untuk meminimalkan peluang konflik, dua kekuatan tengah ini harus fokus pada menghadapi tantangan <em>yang muncul</em> dari LCS, seperti penangkapan ikan ilegal.</p>
<h2>Kerja sama kekuatan tengah di Laut Cina Selatan?</h2>
<p>Di antara cendekiawan Indonesia dan Australia telah terjadi debat panjang mengenai bagaimana dua negara ini sebaiknya, masing-masing, bereaksi terhadap sengketa-sengketa di LCS. Namun akhir-akhir ini, ada diskusi mengenai bagaimana kekuatan tengah seperti Australia dan Indonesia, bisa memainkan peran konstruktif dalam menghadapi tantangan-tantangan LCS <em>bersama-sama</em>.</p>
<p>Kekuatan tengah secara longgar diartikan sebagai negara-negara yang kekuatan geopolitik dan ekonominya “tidak besar juga tidak kecil”. Mereka seringkali berperan sebagai pembangun koalisi yang orientasinya multilateral. Mereka bekerja di bawah hukum internasional untuk membatasi ambisi-ambisi para kekuatan besar. Kekuatan tengah juga memperkuat pengaruh kekuatan kecil melalui pembentukan rezim dan organisasi-organisasi internasional.</p>
<p>Gagasan bahwa kekuatan tengah harus membentuk satu komunitas untuk menyelesaikan masalah-masalah di wilayah tidaklah baru. <a href="http://www.eastasiaforum.org/2015/07/21/time-for-the-middle-powers-to-step-up/">Mantan Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans</a> telah menyerukan kekuatan-kekuatan tengah di Asia untuk memperbarui aktivismenya demi menengahi relasi kekuatan-kekuatan besar. Ahli strategi seperti <a href="http://sdsc.bellschool.anu.edu.au/sites/default/files/publications/attachments/2016-10/cog_27_web_v3.pdf">Brendan Taylor dan William Tow</a>, juga <a href="https://www.cambridge.org/core/books/south-china-sea/sinoamerican-rivalry-in-the-south-china-sea-is-it-time-to-form-a-maritime-middle-power-cooperative/0AF9CBB61DD79F38B6469BABEA34D15B">Sukjoon Yoon dan C.J. Jenner</a>, telah mengajak komunitas kekuatan tengah untuk membantu menengahi sengketa-sengketa di LCS dan mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tantangan keamanan yang terkait. </p>
<p>Australia dan Indonesia (dan kadang Korea Selatan) kerap ditunjuk sebagai kekuatan tengah yang seharusnya memimpin komunitas itu. Kedua negara memiliki kekuatan ekonomi dan strategis yang cukup, keduanya secara resmi bukan pengklaim (<em>non-claimant</em>) di sengketa LCS, dan tujuan keamanan kedua negara ini sama. Indonesia dan Australia sama-sama mengadvokasi tatanan internasional yang didasari peraturan untuk membatasi ambisi kekuatan-kekuatan besar yang menghalangi kepentingan negara-negara yang lebih kecil.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/pentingnya-asean-melibatkan-masyarakat-sipil-untuk-memecahkan-persoalan-regional-84005">Pentingnya ASEAN melibatkan masyarakat sipil untuk memecahkan persoalan regional</a></em></p>
<hr>
<h2>Wilayah kerja sama yang memungkinkan?</h2>
<p>Dapatkah Australia dan Indonesia secara efektif menengahi ketegangan antara kekuatan-kekuatan besar ini? Adakah ruang untuk kerja sama bagi dua kekuatan tengah untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan LCS?</p>
<p>Mediasi, menurut <a href="https://www.unsw.adfa.edu.au/sites/default/files/uploads/nassp-pdf/6.4,%20Middle%20Powers%20and%20the%20South%20China%20Sea.pdf">Profesor Andrew O’Neil</a> bisa jadi sulit karena Canberra dan Jakarta memiliki tantangan strategisnya sendiri-sendiri.</p>
<p>Australia terlalu dekat dengan AS untuk menjadi “pihak netral”. Sementara Indonesia dianggap sebagai pengklaim <em>tidak resmi</em> dalam sengketa LCS, karena ada tumpang tindih antara Nine-Dash Line, garis demarkasi yang diklaim Cina, dan Laut Natuna Utara. Faktor-faktor ini membatasi kemampuan kedua negara untuk memainkan peran bermakna dalam memediasi ketegangan di LCS.</p>
<p>Namun, ada ruang untuk kerja sama kekuatan tengah dalam menangani tantangan spesifik dan sumber konflik di LCS.</p>
<p>Sebagai langkah awal, mereka bisa berfokus pada hal-hal di luar isu tradisional keamanan laut, seperti penangkapan ikan ilegal dan pembajakan, karena kedua isu ini berpotensi memantik konflik antarnegara.</p>
<p>Ada kebutuhan spesifik untuk mengatasi masalah penangkapan ikan berlebihan dan ilegal di LCS. Seperti pernah dibahas di <a href="http://theconversation.com/fishing-not-oil-is-at-the-heart-of-the-south-china-sea-dispute-63580">The Conversation</a> tahun lalu, sumber ikan yang menipis dan eksploitasi berlebihan terhadap telah mendorong para nelayan di wilayah tersebut untuk mencari ikan lebih jauh lagi. Pertengkaran antara nelayan dan patroli laut semakin kerap dan berpotensi untuk mengibarkan sentimen nasionalisme di masing-masing negara yang terlibat.</p>
<p>Suatu rezim wilayah harus dibangun untuk menyelesaikan masalah penangkapan ikan berlebihan. Rezim itu harus memastikan pengelolaan sumber perikanan yang lestari dan menangani isu legalitas penangkapan ikan di laut terbuka.</p>
<p>Australia dan Indonesia dapat berperan penting untuk mendorong rezim tersebut terbentuk. Di bawah Presiden Joko Widodo, Indonesia telah menjadikan penanganan penangkapan ikan ilegal sebagai prioritas. Sementara, Australia, dengan pengalaman dan keahlian di bidang kelola perikanan dan kelautan bisa membantu dalam hal pengembangan kapasitas.</p>
<p>Tahun depan akan ada <a href="https://www.pm.gov.au/media/2017-02-23/asean-australia-special-summit-2018">Australia-ASEAN Leaders’ Summit</a> yang pertama dan ini bisa menjadi tempat untuk memulai percakapan berkait kerangka manajemen perikanan.</p>
<p>Australia dan Indonesia harus juga memperbarui forum-forum keamanan yang telah ada, seperti Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN+ dan Forum Regional ASEAN. Forum-forum ini kerap dikritik karena menjadi ajang bincang-bincang tak terarah. Para cendekiawan dan pembuat kebijakan juga sering terpecah soal apakah kita harus membuat forum keamanan baru atau tidak.</p>
<p>Bagaimanapun, forum-forum ini memberi kesempatan interaksi bagi para pembuat kebijakan. Australia dan Indonesia telah berperan aktif dalam mendorong diskusi tentang keamanan maritim di forum-forum ini. Kecenderungan ini perlu dilanjutkan.</p>
<p>Kekuatan tengah mungkin saja kurang dalam hal kemampuan militer dan ekonomi dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan besar. Namun mereka bisa menghalangi ambisi kekuatan besar jika kekuatan tengah bekerja sama.</p>
<p>Yang paling penting dari kepemimpinan kekuatan tengah adalah kemauan politik yang kuat. Wilayah yang aman dan damai akan menguntungkan semua negara. Semua pihak, dengan demikian, harus menanamkan kemauan politik masing-masing untuk menjaganya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86165/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Gatra Priyandita is affiliated with the Australian National University. He is a scholarship recipient of the Indonesian Education Endowment Fund.</span></em></p>Dapatkah Australia dan Indonesia—yang disebut kekuatan tengah—menjadi penengah di Laut Cina Selatan melalui isu-isu non-tradisional seperti perikanan?Gatra Priyandita, PhD candidate in International Relations, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/852612017-10-18T10:01:02Z2017-10-18T10:01:02ZKapal-kapal hantu: mengapa kapal karam PD II menghilang di Indonesia?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/188984/original/file-20171005-9792-oid2w1.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">HMAS Perth tenggelam pada 1 Maret 1942.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shinatria Adhityatama/Pusat Arkeologi Nasional\</span></span></figcaption></figure><p>Jika Anda orang Jakarta atau sedang ada di Jakarta, kunjungilah Museum Bahari di Jakarta Utara untuk melihat pameran Pertempuran Laut Jawa atau <a href="http://www.anmm.gov.au/whats-on/exhibitions/on-tour/battle-of-the-java-sea">Battle of the Java Sea</a>. Pameran yang dibuka sejak Maret tahun ini masih akan dibuka untuk publik hingga 2018.</p>
<p>Apa itu Pertempuran Laut Jawa?</p>
<p>Tujuh puluh lima tahun yang lampau, angkatan laut Australia, Inggris, AS, dan Belanda mengalami kekalahan telak melawan Jepang di selat-selat sempit dan lautan di Indonesia. <a href="http://internasional.kompas.com/read/2017/02/26/09481061/museum.bahari.buka.pameran.pertempuran.laut.jawa.dan.selat.sunda">Tinggalan kapal perang Perang Dunia II yang karam di Laut Jawa dan Selat Sunda</a> adalah persemayaman terakhir dari ribuan pelaut pasukan Sekutu.</p>
<p>Situs-situs ini dianggap sebagai kuburan perang bagi para penyintas dan keturunannya, sesuai dengan tradisi maritim lama yang menghormati jasad manusia di tinggalan kapal. </p>
<p>Maka bisa dipahami, syok dan kekecewaan meliputi para anggota tim internasional yang meneliti kapal karam di Laut Jawa pada November 2016 ketika mereka mendapati paling tidak <a href="http://internasional.kompas.com/read/2016/11/18/08300091/kapal.perang.hilang.di.laut.jawa.belanda.dan.inggris.protes.ke.indonesia">empat kapal Belanda dan Inggris</a>—dan satu kapal selam Amerika Serikat yang seluruh krunya ditangkap hidup-hidup—hilang dari dasar laut sedalam 70 meter.</p>
<p>Kapal-kapal itu berukuran besar. HMS Exeter, misalnya, adalah “<em>heavy cruiser</em>” berukuran 175 meter, lebih panjang dari tiga kolam ukuran Olympic. Kapal-kapal Sekutu lainnya di perairan Indonesia juga telah rusak.</p>
<p>Bukti mengindikasikan kapal-kapal itu hilang karena dicuri, atau diangkat dari dasar laut, karena besi-besi yang berada di dasar laut bernilai tinggi. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=385&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/157824/original/image-20170222-20343-3goav0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=484&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">HMAS Perth pada tahun 1942.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Australian War Memorial</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Sejarah berulang</h2>
<p>Penodaan tinggalan kapal-kapal di Laut Jawa tidak mengejutkan bagi mereka yang <a href="http://nasional.kompas.com/read/2010/08/04/14403483/Warisan.Budaya.Bawah.Air.Dilelang.">paham</a> dengan <a href="http://www.insideindonesia.org/heritage-adrift">kondisi warisan budaya di bawah laut di Indonesia</a>. Tahun lalu, <em>Inside Indonesia</em> melaporkan upaya pencegahan kerusakan untuk <a href="http://www.insideindonesia.org/finders-not-keepers">dua kapal karam Sekutu lainnya di Indonesia</a>, yaitu: HMAS Perth dan USS Houston di Selat Sunda (lebih tepatnya di Teluk Banten). Kapal angkatan laut ini diserang oleh Jepang pagi buta pada 1 Maret 1942, dan tenggelam bersama dengan ribuan nyawa yang karam bersamanya.</p>
<p>Pada 2013, ada beberapa laporan mengenai tongkang-tongkang yang mengambil <a href="http://www.abc.net.au/news/2013-12-13/outrage-as-warship-grave-stripped-by-salvagers/5156320">potongan-potongan besi dari lokasi-lokasi tersebut</a>. Meskipun pemerintah Indonesia tidak diidentikasi keterlibatannya dalam operasi pengambilan kapal karam, pemerintah dikritik karena tidak melakukan apa-apa untuk melindungi tinggalannya.</p>
<p>Penyelam wisata yang bermaksud baik juga disinggung terlibat. Direktur eksekutif dari Asosiasi Penyintas USS Houston berkomentar tentang pengambilan trompet dari USS Houston:</p>
<blockquote>
<p>Kami tidak tahu ada berapa banyak penyelam semacam ini yang mengambil dari kapal kami […] dan menyimpan benda itu untuk kepentingan pribadi mereka, “mencuri” sesuatu yang sesungguhnya bagian dari kenangan abadi dari mereka yang dengan keberanian dan dedikasi berjuang di kapal-kapal perang ini.</p>
</blockquote>
<p>Kelompok-kelompok advokasi di Australia telah lama meminta pemerintah Australia untuk melindungi HMAS Perth. Baru-baru ini pemindaian sonar mengonfirmasi bahwa USS Houston tetap utuh, tetapi hal yang sama tidak bisa dipastikan untuk <a href="http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/pusat-arkeologi-nasional-repihan-hmas-perth-terancam-amblas">HMAS Perth</a>. Terlepas dari <a href="http://uk.mobile.reuters.com/article/idUKKBN15T0S4">operasi-operasi penyelaman oleh penyelam Australia dan Indonesia</a>, beberapa orang merasa penyelamatan sudah terlambat bagi HMAS Perth.</p>
<h2>Untuk apa mencuri kapal?</h2>
<p>Tinggalan kapal angkatan laut sama dengan sejumlah besar besi tua yang menawarkan potensi besar untuk dijual. Jumlah raksasa dari besi tua sebuah kapal bisa bernilai hingga Rp10 miliar. Baling-baling perunggunya saja bisa berharga ratusan juta rupiah satunya.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gerak-cepat-demi-mengamankan-50-kapal-karam-dari-para-penjarah-di-asia-tenggara-87728">Gerak cepat demi mengamankan 50 kapal karam dari penjarah di Asia Tenggara</a></em></p>
<hr>
<p>Kecil kemungkinan pengangkatan kapal dilakukan tanpa diketahui orang lain sama sekali. Kapal karam di Laut Jawa berada di dekat salah satu pangkalan angkatan laut terbesar di Surabaya, maka kegiatan mencurigakan—apalagi dampak lingkungan yang kelihatan seperti tumpahan minyak—kecil kemungkinan bisa lewat begitu saja tanpa ketahuan oleh kapal patroli yang lewat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/158420/original/image-20170226-23007-uzcgsf.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Menyelam di HMAS Perth.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shinatria Adhityatama/Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mengangkat tinggalan kapal dari dasar laut membutuhkan waktu, keahlian , dan uang. Operasi pengangkatan di Asia Tenggara juga tampaknya <a href="https://www.theguardian.com/world/2017/feb/09/images-reveal-three-more-japanese-wwii-shipwrecks-torn-apart-for-scrap?CMP=twt_gu">telah semakin canggih</a>.</p>
<p>Di negara lain di wilayah Asia Tenggara <a href="http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/malaysia/11187603/Celebrated-British-warships-being-stripped-bare-for-scrap-metal.html">kapal-kapal yang menyamar sebagai kapal ikan digunakan</a> untuk mengangkat tinggalan. Tetapi percakapan saya dengan orang-orang yang paham masalah ini mengindikasikan bahwa kapal karam di Laut Jawa kemungkinan besar diangkat menggunakan alat besar yang disebut sebagai “<em>claw barge</em>” atau tongkang bercakar. Dengan alat ini, jumlah penyelam yang dibutuhkan bisa dikurangi, dan, jika dioperasikan bersama dengan peralatan pencitraan khusus seperti pemindai sonar, maka pengangkatan akan sangat efisien. Orang-orang yang paham masalah ini juga menduga kru dari tongkang ini bersenjata. </p>
<p>Para penambang tidak menimbang aspek sejarah dan arkeologis yang signifikan dari kapal karam ini.</p>
<h2>Saksi bisu</h2>
<p>Pengangkatan baling-baling dan trompet adalah satu masalah. Tetapi penodaan kuburan perang jelas-jelas merupakan aspek yang paling memprihatinkan dari kisah ini.</p>
<p>Keberadaan jasad manusia di kapal karam tidak menghentikan para penambang tidak sah dari kegiatan jahat mereka. Namun demikian, status hukum dari kuburan perang di bawah air memang masih ambigu.</p>
<p>Tidak ada konsensus internasional berkenaan dengan jasad manusia atau kapal karam, dan tanggung jawabnya ada di negara untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan hingga suatu kuburan perang diakui. Di bawah undang-undang di Indonesia, suatu objek yang lebih tua dari 50 tahun bisa dikatakan sebagai warisan budaya. Tetapi tak ada satu pun tinggalan yang disebut di artikel ini yang telah diresmikan sebagai warisan budaya. Bahkan tak ada satu pun situs bawah laut yang terdaftar sebagai warisan budaya.</p>
<h2>Mengalihkan tanggung jawab</h2>
<p>Komunitas internasional telah mengutuk hilangnya kapal karam Laut Jawa. Pihak Belanda telah <a href="https://news.detik.com/berita/d-3346286/3-bangkai-kapal-perangnya-hilang-di-laut-jawa-belanda-minta-ada-investigasi">memulai suatu investigasi</a> dan <a href="http://www.telegraph.co.uk/news/2016/11/16/dutch-probe-mystery-of-wartime-shipwrecks-that-appear-to-have-go/">Kementerian Pertahanan Inggris juga telah menyatakan keprihatinan mendalam</a> berkait “gangguan tidak sah terhadap kapal karam yang berisi jasad manusia”, dan meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil “tindakan yang tepat”.</p>
<p>Ketika berita tentang hilangnya kapal itu muncul, kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, <a href="http://www.dw.com/id/indonesia-tolak-tuduhan-lalai-atas-bangkai-kapal-perang/a-36437930">Bambang Budi Utomo</a>, berkata:</p>
<blockquote>
<p>Pemerintah Belanda tidak bisa menyalahkan pemerintah Indonesia karena mereka tidak pernah meminta kami untuk melindungi kapal-kapal mereka. Karena tidak ada kesepakatan atau pengumuman, ketika kapal-kapal itu hilang, itu bukan tanggung jawab kami.</p>
</blockquote>
<p>Juru bicara Angkatan Laut Indonesia, Kolonel <a href="http://www.dw.com/id/indonesia-tolak-tuduhan-lalai-atas-bangkai-kapal-perang/a-36437930">Gig Jonias Mozes Sipasulta</a>, juga memberi pernyataan senada dengan sikap resmi Indonesia, bahwa Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat seharusnya bekerja lebih keras untuk melindungi tinggalan kapal karam.</p>
<blockquote>
<p>Angkatan Laut Indonesia tidak dapat memantau semua wilayah sepanjang waktu. Kalau mereka bertanya mengapa kapal-kapal itu hilang, saya akan bertanya balik, mengapa mereka tidak menjaga kapal-kapalnya?</p>
</blockquote>
<p>Meskipun Indonesia dengan <a href="http://www.dw.com/id/indonesia-siap-bantu-penyelidikan-bangkai-kapal-pd-ii-yang-hilang/a-36492711">segera menyatakan komitmen untuk membantu penyelidikan atas misteri tinggalan kapal yang hilang</a>, tetapi pesan-pesan yang sebelumnya telah jelas-jelas merusak reputasi Indonesia—yang selama ini juga sudah bermasalah—berkaitan dengan warisan budaya di bawah air.</p>
<p>Daripada bertukar sindiran-sindiran diplomatis, Indonesia dan negara-negara yang memiliki kapal perang itu mestinya bekerja sama. Belakangan, Belanda dan Indonesia telah mengadakan serangkaian pertemuan untuk menginvestigasi penyebab hilangnya kapal karam Belanda.</p>
<h2>Mengurangi kerapuhan</h2>
<p>Peneliti Indonesia dari Pusat Arkeologi Nasional dan peneliti Australia telah meneliti HMAS Perth sejak 2015, menilai kondisi dan kerapuhannya.</p>
<p>Penelitian tersebut menemukan bahwa 60% dari tinggalan telah dirusak oleh para penambang. Ada ancaman-ancaman lain juga, termasuk turis penyelam yang kelewat bersemangat, kegiatan menambang pasir laut, lalu lintas kapal, dan polusi dari pembangunan pesisir di Teluk Banten.</p>
<p><a href="http://www.nauticalarchaeologysociety.org/content/ikuwa6-proceedings-publication">Tahun lalu</a>, para peneliti mengadakan diskusi lokal untuk meningkatkan kesadaran tentang situs-situs kapal karam, yang mereka percaya sebagai kunci dari pengurangan kerusakan pada situsnya. Tim proyek juga menimbang untuk menjadikan situs sekitar HMAS Perth sebagai wilayah konservasi maritim. Saran lain termasuk membuat tanda pemberitahuan dan merangkul masyarakat sekitar dalam kegiatan peringatan.</p>
<p>Ada juga upaya meningkatkan kesadaran di luar wilayah Banten. Di Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mendirikan <a href="http://katadata.co.id/berita/2017/03/14/menteri-susi-buka-galeri-harta-karun-laut-di-kantornya">Galeri Barang Muatan Kapal Tenggelam</a> di kantor kementerian bulan Maret lalu.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/157825/original/image-20170222-20321-585fpu.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Galeri Barang Muatan Kapal Tenggelam di Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta menampilkan ribuan harta karun dari tiga lokasi bersejarah – Pulau Buaya di Nusa Tenggara Timur; Batu Hitam di Bangka Belitung; dan Cirebon di Jawa Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Kementerian Kelautan dan Perikanan</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Sulawesi, salah satu tujuan dagang bahari yang paling sibuk di Indonesia, ada rencana untuk membuka Pusat Pelatihan Warisan Budaya Bawah Laut di bangunan bersejarah Fort Rotterdam di Makassar.</p>
<p>Di tingkat internasional, <a href="https://oceanconference.un.org">United Nations’ Ocean Conference</a> telah bertemu di New York bulan Juni untuk membicarakan bagaimana menahan penurunan mutu lingkungan laut dunia. Sejauh ini masalah warisan budaya bawah laut tidak masuk dalam agenda diskusi. Maka bola ada tangan para pejabat PBB untuk memastikan bukan hanya kehidupan bawah laut, tetapi juga warisan budayanya, yang mendapat perhatian.</p>
<p>Kapal perang karam memiliki makna penting secara kesejarahan dan emosional. Mereka harus dihargai lebih dari sekadar benda-benda yang bisa dijual.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dan dimutakhirkan oleh penulis dari artikel aslinya untuk mencerminkan perkembangan terakhir terkait isu ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/85261/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dr Natali Pearson tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Awal tahun ini sempat ada berita mengejutkan tentang kapal-kapal perang Inggris dan Belanda berukuran besar yang hilang dari dasar Laut Jawa. Bagaimana benda sebesar itu bisa hilang tanpa diketahui?Dr Natali Pearson, PhD Candidate, Museum and Heritage Studies, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/831492017-10-09T10:02:37Z2017-10-09T10:02:37ZMengubah anjungan minyak menjadi wisata terumbu karang, mungkinkah?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/187258/original/file-20170924-15786-1gn30oq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan berenang di sekitar anjungan minyak di East Flower Garden Bank di Teluk Mexico, Amerika Serikat.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://flowergarden.noaa.gov/science/coralspawning10.html">Schmahl/Flower Garden Banks National Marine Sanctuary</a></span></figcaption></figure><p>Tampak bangunan di laut seperti besi rongsok di Pantai Karawang, Indramayu, Jawa Barat. Bangunan ini, anjungan bernama KLYB bekas milik Pertamina, seperti akan jatuh ke laut karena miring dan semakin ambles ke dasar laut. </p>
<p>Ada sekitar 70 anjungan minyak tua pascaproduksi di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dan ada 530 di seluruh Indonesia dari ribuan yang masih berproduksi. Mungkinkah anjungan lepas pantai pascaproduksi ini diubah menjadi terumbu karang buatan?</p>
<p>Konvensi United Nations Conventions on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, <a href="http://hubla.dephub.go.id/pelayanan/PublishingImages/Pages/Legalisir-Sertifikat-Keahlian-Pelaut/uu._no.17_tahun_2008.pdf">Undang-Undang No. 17/2008 tentang Pelayaran</a> dan <a href="http://kip.esdm.go.id/regulasi/index.php/list-data-regulasi/112-peraturan-menteri/peraturan-menteri-esdm/tahun-2011/492-peraturan-menteri-esdm-no-1-tahun-2011">Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1/2011</a> mewajibkan pembongkaran anjungan tersebut. </p>
<p>Langkah pembongkaran <a href="http://kip.esdm.go.id/regulasi/index.php/list-data-regulasi/112-peraturan-menteri/peraturan-menteri-esdm/tahun-2011/492-peraturan-menteri-esdm-no-1-tahun-2011">melibatkan</a>, antara lain, menutup sumur tua, memotong bangunan, membongkar instalasi, memotong pipa, membersihkan dasar laut dari sisa, mengangkut potongan anjungan ke daratan, dan menyimpan besi tuanya di tempat khusus.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gerak-cepat-demi-mengamankan-50-kapal-karam-dari-para-penjarah-di-asia-tenggara-87728">Gerak cepat demi mengamankan 50 kapal karam dari para penjarah di Asia Tenggara</a></em></p>
<hr>
<p>KLYB adalah salah satu dari sekitar 15 anjungan pascaproduksi yang memungkinkan untuk dibongkar atau “<em>decomission</em>” di Indonesia selain Attaka I di Bontang, Kalimantan Timur.</p>
<p>Sejak 2015, pemerintah Indonesia telah menggagas “<em>decommissioning</em>” dan menjadikan KLYB dan Attaka I sebagai proyek pilot. Tapi keputusan ini masih harus disetujui lintas kementerian dan akan memakan waktu bertahun-tahun.</p>
<h2>Siapa menanggung biayanya?</h2>
<p>Perkara <a href="https://theconversation.com/oil-rigs-are-built-to-withstand-decades-at-sea-taking-them-apart-is-as-tough-as-they-are-55251">membongkar total</a>, sebagian, atau tidak dibongkar sebenarnya masih menjadi <a href="https://theconversation.com/five-myths-about-dismantling-north-sea-oil-rigs-76063">perdebatan</a> di industri minyak di dunia. </p>
<p>Tapi karena aturan mewajibkannya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, anjungan mangkrak tidak bisa dibiarkan. Toh meski sudah tidak berproduksi, Indonesia tetap mengeluarkan biaya untuk menjaga anjungan rongsok tersebut.</p>
<p>Masalahnya, siapa yang menanggung biaya pembongkaran? <a href="http://jdih.esdm.go.id/peraturan/PP%20No.%2035%20Thn%202004.pdf">Peraturan Pemerintah No. 35/2004</a> dan kesepakatan <em>Production Sharing Contract</em> (PSC) tahun 1976-1988 mengatakan semua anjungan lepas pantai adalah barang milik negara sehingga biaya pembongkarannya dibebankan pada anggaran negara (APBN). Biaya ditentukan, antara lain, oleh berat anjungan dan jarak pemindahan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/187259/original/file-20170924-28496-uf1wjl.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Anjungan Attaka I di Bontang, Kalimantan Timur. Anjungan ini mungkin saja dijadikan terumbu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Sofyan Permana/Kementerian Kelautan dan Perikanan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai contoh, berat jaket baja KLYB, bagian atas anjungan, mencapai kurang lebih 130 metrik ton. Anjungan-anjungan lain misalnya Attaka I beratnya mencapai 1.500 ton ton. Perkiraan biaya pemotongan saja dapat mencapai jutaan dolar Amerika, tergantung volume dan berat. </p>
<p>Belum lagi transportasi membawa potongan anjungan ke pantai, pembersihan, memotongnya menajdi lebih kecil-kecil, dan biaya sewa penyimpanan, sampai proses administrasi penghapusan aset negara. Total biaya bisa membengkak sampai AS$10 - AS$17 juta untuk satu anjungan yang beratnya mencapai 1.500 ton. </p>
<h2>Jadikan terumbu karang?</h2>
<p>Alih-alih membongkarnya dan memindahkannya ke darat untuk dijadikan besi tua, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyarankan mengkonversi anjungan tua menjadi terumbu karang buatan, atau <em>rig-to-reef</em>. </p>
<p>Saran ini mencontoh <a href="https://theconversation.com/rigs-to-reefs-is-it-better-to-leave-disused-oil-platforms-where-they-stand-63670"><em>rig to reef</em></a> di Teluk Meksiko, Amerika Serikat, dan Brunei Darussalam di wilayah Laut Cina Selatan. Pada 2000, Minerals Management Service (MMS) di Amerika Serikat <a href="https://tpwd.texas.gov/publications/pwdpubs/media/rigs_to_reefs_policy_2000_073.pdf">melaporkan</a> hasil penelitian yang menunjukkan kepadatan ikan 20-50 kali lebih tinggi di sekitar anjungan minyak dan gas daripada di perairan terbuka. </p>
<p>Di Brunei Darussalam, di daerah Berakas, anjungan minyak yang dirobohkan dan dijadikan terumbu buatan merupakan <a href="http://www.diveboard.com/explore/spots/brunei-darussalam/rig-reefs-L1FBZyv/rig-reefs-S2w4b0X">kawasan wisata bahari</a> yang ramai dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri. </p>
<p>Kementerian telah mengkaji kelayakan pengalihfungsian anjungan menjadi terumbu karang, <em>rig to reef</em>, untuk kasus Indonesia pada 2015. Kajian melihat kelayakan <em>rig to reef</em> dari aspek teknologi, persepsi masyarakat sekitar anjungan, estimasi biaya, dan proses administrasinya. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/dilema-penggunaan-rumpon-kepentingan-ekonomi-versus-konservasi-tuna-82719">Dilema penggunaan rumpon: kepentingan ekonomi versus konservasi tuna</a></em></p>
<hr>
<h2>Tidak bisa sembarang merobohkan</h2>
<p>Tidak seperti program <em>rig-to-reef</em> di Teluk Meksiko yang dirobohkan di tempat, proses di Indonesia tidak memungkinkan dirobohkan di tempat karena letak anjungan masih di blok produksi minyak yang masih aktif. Dengan kata lain, anjungan lain di sekitarnya masih mengebor minyak dari perut bumi. </p>
<p>Kementerian juga menyarankan besi bekas dijadikan terumbu karang di lokasi konservasi yang bisa saja berjarak cukup jauh. Satu kemungkinan daerah konservasi untuk KLYB di Indramayu adalah kawasan konservasi di sekitar Pulau Biawak. Jarak Pulau Biawak dari KLYB sekitar 75 mil. </p>
<p>Perhitungan kasar kami, dengan memindahkan anjungan ke kawasan konservasi terdekat biayanya bisa berkurang 50-25% dibanding membawanya ke daratan. Biaya tergantung jarak anjungan ke tempat terumbu buatan.</p>
<h2>Faktor yang perlu ditimbang</h2>
<p>Faktor teknis lain yang perlu dipertimbangkan demi keberhasilan terumbu karang buatan yaitu kecepatan dan arah arus. Pertumbuhan karang pada bangunan yang terendam di laut akan membutuhkan benih karang untuk tumbuh di struktur terumbu buatan. Arus cepat tidak akan membiarkan benih karang menetap dan dengan demikian menunda pertumbuhan karang. </p>
<p>Sementara arah arus akan menentukan tingkat keberhasilan terumbu buatan jika struktur ditempatkan pada posisi yang tepat sehubungan dengan arah arus. Struktur harus ditempatkan dengan cara yang saat ini akan membawa benih karang struktur dan membiarkan mereka menetap untuk tumbuh. </p>
<p>Kesehatan ekosistem lingkungan laut merupakan faktor kunci. Sebuah terumbu karang alami yang sehat di dekat terumbu buatan akan memberikan benih kepada struktur dan akan meningkatkan karang yang sehat di masa depan. Menurut <a href="http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/bawal/article/viewFile/3753/3222">riset</a> jarak maksimum terumbu buatan adalah 1 kilometer dari terumbu karang alami yang sehat.</p>
<p>Pelibatan masyarakat secara aktif sangat penting untuk menyukseskan program <em>rig to reef</em>. Sebelum bangunan diangkut ke lokasi terumbu buatan, masyarakat sekitar daerah tersebut lebih baik diberitahu dan diajak diskusi lebih dulu. Jangan sampai masyarakat nelayan tidak mengetahui lokasi terumbu buatan tersebut dan menjaring ikan di sekitar bangunan tersebut dan jaringnya tersangkut. </p>
<h2>Manfaat lingkungan</h2>
<p><em>Rig to reef</em> selain memakan biaya lebih rendah juga menyumbangkan keuntungan lingkungan untuk mendukung keberlanjutan habitat karang dan komunitas ikan karang. </p>
<p>Meski tantangan dari segi regulasi dan biayanya cukup besar, <em>rig-to-reef</em> akan menguntungkan beberapa pihak seperti operator anjungan, pemerintah, dan masyarakat lokal. Mengubah anjungan rongsok menjadi terumbu karang buatan juga dapat memberi manfaat ekologi bagi kehidupan laut. </p>
<hr>
<p><em>Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim peneliti Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015 yang terlibat dalam penelitian ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/83149/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Umi Muawanah menerima dana dari Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk studi ini di tahun 2015.</span></em></p>Di Indonesia ada 530 anjungan minyak yang sudah memasuki masa pensiun. Peraturan mewajibkan pembongkaran yang bisa memakan biaya jutaan dolar. Mengapa tidak dijadikan terumbu karang saja?Umi Muawanah, Researcher, Research Agency of Indonesian Maritime Affairs and Fisheries MinistryLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/849162017-10-04T10:13:50Z2017-10-04T10:13:50ZBerburu ikan purba di perairan Indonesia Timur<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/188346/original/file-20171002-12132-khzxbg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1000%2C666&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ikan purba Coelacanth pertama terlihat di perairan Afrika Selatan juga tinggal di seberang lautan Hindia di perairan Indonesia. </span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Ikan <a href="http://vertebrates.si.edu/fishes/coelacanth/coelacanth_wider.html">Coelacanth</a> (<em>Latimeria menadoensis</em>) pernah disangka telah punah selama lebih dari 60 juta tahun. Dunia sains gegap gempita pada 1938 ketika ikan tersebut ditemukan kembali hidup di Afrika Selatan. Ikan ini mempertahankan ciri-ciri fisiknya selama 400 juta tahun. Sebagian tubuhnya, seperti punggung dan sirip perut, memiliki struktur tambahan yang menyerupai kaki amfibi. </p>
<p>Ikan ini pernah terlihat di perairan Afrika Timur termasuk Afrika Selatan, Madagaskar, Komoro, dan Tanzania. Ikan ini juga hidup di perairan Indonesia. </p>
<p>Untuk orang Minahasa di Sulawesi Utara, ikan ini dianggap sebagai bagian dari kelompok ikan kerapu. Mereka menyebutkan “kerapu minyak”. </p>
<p>Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan <a href="http://www.aquamarine.or.jp/english/index.html">Japanese Aquamarine Fukushima</a> berencana membangun pusat penelitian Coelacanth di Bitung, Sulawesi Utara. Kami sedang mematangkan rencana dan kesediaan lahan untuk pengembangan fasilitas ini. </p>
<p>Kami memilih lokasi ini karena nelayan sering tak sengaja menangkap Coelacanth di perairan Sulawesi. Sekarang setelah orang-orang mengetahui betapa luar biasanya ikan ini, mereka mulai memberitahu kami ketika mereka tanpa sengaja menangkap Coelacanth. Kami berharap dengan bekerja sama dengan nelayan, ketika mereka menangkap Coelacanth kita bisa bersama-sama mengupayakan untuk mengembalikannya ke habitat. </p>
<p>Sebagai peneliti, kami penasaran ingin mengetahui lebih banyak soal sistem reproduksi, kebiasaan makan, pertumbuhan, genetika, dan migrasi, karena semua informasi tersebut dapat menguak lebih banyak soal evolusi makhluk hidup. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gerak-cepat-demi-mengamankan-50-kapal-karam-dari-para-penjarah-di-asia-tenggara-87728">Gerak cepat demi mengamankan 50 kapal karam dari para penjarah di Asia Tenggara</a></em></p>
<hr>
<h2>Dari pasar ikan ke museum</h2>
<p>Ilmuwan dari University of California Mark Erdman dan istrinya pertama kali melihat ikan ini di Indonesia pada 1997. Mereka menemukan ikan tersebut dalam keadaan tak bernyawa di pasar Bersehati di Manado. Mereka mengambil fotonya dan menandainya sebagai spesimen CCC 174. </p>
<p>Setahun kemudian, pada 30 Juli 1998, Lameh Sonathan, seorang nelayan dari Pulau Manadua Tua tak sengaja menangkap Coelacanth juga. Spesimen kedua itu ditandai CCC 175.</p>
<p>Museum Zoology Bogor menyimpan spesimen di Cibinong Science Centre LIPI. Sampai dengan akhir 2014, Indonesia memiliki tujuh spesimen Coelacanth di berbagai lokasi di Indonesia. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/75785/original/image-20150324-17672-cgqo79.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Coelacanths dilihat di lautan dalam perairan timur Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">from Marcio Jose Bastos Silva/www.shutterstock.com</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Di mana Coelacanth hidup Indonesia?</h2>
<p>Penelitian baru menunjukkan Coelacanth menempati perairan di Sulawesi Utara dan Papua. </p>
<p>Dalam 15 tahun terakhir, penelitian Coelacanth di Indonesia terfokus di Sulawesi Utara dan sekitarnya. Pada 1999, Max Planck Institute dan LIPI bekerja sama untuk mencatat penampakan Coelacanth menggunakan kapal selam yang dinamai “Jago”. Penelitian ini mencatat penampakan dua Coelacanth di Laut Sulawesi pada kedalaman 145 meter. </p>
<p>Pada 2006, tim peneliti LIPI dan Japanese Fukushima Aquamarine serta Universitas Sam Ratulangi mencatat enam penampakan Coelacanth juga di Laut Sulawesi pada kedalaman 150 meter. Setahun kemudian, tim yang sama mencatat sembilan penampakan Coelacanth di perairan Talise di Sulawesi Utara. Pada 2011, tim peneliti melihat penampakan ikan tersebut di perairan Biak di Papua. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/mengubah-anjungan-minyak-menjadi-wisata-terumbu-karang-mungkinkah-83149">Mengubah anjungan minyak menjadi wisata terumbu karang, mungkinkah?</a></em></p>
<hr>
<p>Para peneliti percaya ada kemungkinan ikan tersebut hidup di wilayah-wilayah lain di timur Indonesia. Topografi dan kondisi laut di sana mirip dengan Papua dan Sulawesi Utara: berbatu, dalam, dan penuh gua. Coelacanth hidup di laut dengan kedalaman setidaknya 150 meter, dengan suhu antara 14 dan 18 derajat Celsius. Habitat mereka adalah kumpulan batu di dasar laut. </p>
<p>Masih banyak pertanyaan tentang hubungan Coelacanth di perairan Afrika Timur dan Indonesia. Peneliti sedang mencari tahu jawabannya melalui tes DNA. </p>
<p>Dengan melihat bentuk dan struktur hewan, kita dapat mempelajari bagaimana evolusi terjadi dan berapa lama proses perubahan morfologi berlangsung. Salah satu cara mempelajari morfologi adalah dengan memeriksa foto X-ray dari Coelacanth. </p>
<p>Penelitian soal Coelacanth memakan waktu yang panjang, karena begitu sedikitnya spesimen yang ada. Penelitian yang intensif diperlukan untuk mencari jumlah Coelacanth yang signifikan untuk memastikan penelitian yang efektif dan membantu usaha konservasi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/84916/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Augy Syaihailatua tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ikan ini pernah terlihat di perairan Afrika Timur termasuk Afrika Selatan, Madagaskar, Komoro, dan Tanzania. Ikan ini juga hidup di perairan Indonesia.Augy Syaihailatua, Director, Research Centre for Deep Sea, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/815582017-09-05T07:25:17Z2017-09-05T07:25:17ZBagaimana Indonesia bisa melawan pencemaran plastik?<p>Empat sungai di Indonesia—Brantas, Bengawan Solo, Serayu, dan Progo—termasuk <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611/tables/1">20 yang terkotor sedunia</a>. Fakta itu berdasarkan hitungan metrik ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. </p>
<p>Ini menjadikan Indonesia pengotor laut dari sampah plastik terbesar kedua di dunia sesudah Cina. <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">Artikel ilmiah di Nature baru-baru ini</a> memperkirakan antara 1,15 hingga 1,41 juta ton plastik dari sungai memasuki lautan tiap tahun. Dari jumlah ini, Indonesia diperkirakan membuang sekitar 200.000 ton plastik dari sungai-sungai dan kali, terutama di Jawa dan Sumatra. </p>
<iframe src="https://datawrapper.dwcdn.net/08O16/1/" scrolling="no" frameborder="0" allowtransparency="true" allowfullscreen="allowfullscreen" webkitallowfullscreen="webkitallowfullscreen" mozallowfullscreen="mozallowfullscreen" oallowfullscreen="oallowfullscreen" msallowfullscreen="msallowfullscreen" width="100%" height="542"></iframe>
<p>Sampah plastik dapat membunuh binatang laut. Makhluk-makhluk tersebut dapat terperangkap jaring ikan atau mati kelaparan sesudah memakan partikel yang tidak dapat diserap tubuhnya. Plastik yang mulai terurai mengeluarkan zat kimia berbahaya dan mencemari laut, menyebabkan risiko kesehatan pada binatang-binatang dan juga dapat memasuki rantai makanan dan berakhir di piring kita. </p>
<p>Plastik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Banyak warga menggunakan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, gelas, sedotan, botol, dan alat-alat lainnya. </p>
<p>Pada Februari 2016 pemerintah mencoba mengurangi penggunaan plastik melalui program kantong plastik berbayar seharga <a href="http://sains.kompas.com/read/2016/02/22/15015811/Bayar.Rp.200.untuk.Kantong.Plastik.Apa.Reaksi.Warga.">Rp 200</a>, bekerja sama dengan peritel modern. Namun pemerhati lingkungan menyayangkan kecilnya harga plastik tersebut. Mereka juga merasa perlu ada transparansi tentang bagaimana dana yang terkumpul digunakan. Bulan Oktober 2016, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan <a href="http://www.mongabay.co.id/2016/10/07/program-kantong-plastik-berbayar-di-ritel-moderen-dihentikan-mengapa/">menghentikan program</a> dengan alasan ketiadaan payung hukum untuk pelaksanaan di lapangan.</p>
<h2>Perlu pengelolaan sampah darat yang lebih baik</h2>
<p>Untuk menghentikan pencemaran laut oleh sampah plastik oleh Indonesia, pengelolaan sampah di daratan perlu diubah. </p>
<p>Penelitian di <a href="https://www.nature.com/articles/ncomms15611">Nature</a> menunjukkan bahwa “sumber dari daratan, bukan sumber dari laut, yang dianggap sumber utama masuknya plastik ke lautan”. Ini termasuk sampah plastik—rumah tangga dan komersial—yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke laut.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/indonesia-lamban-menerapkan-kesepakatan-asean-tentang-asap-83725">Indonesia lamban menerapkan kesepakatan ASEAN tentang asap</a></em></p>
<hr>
<p>Di Konferensi Kelautan PBB yang pertama Juni lalu, Indonesia <a href="https://oceanconference.un.org/commitmentang%20pes/?id=14387">berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik pada 2025</a>. Ini Konferensi PBB pertama di dunia dengan fokus sumber daya laut yang berkelanjutan. </p>
<p>Janji semacam ini suatu langkah yang baik menuju perubahan kebijakan. Namun beberapa pemerhati lingkungan dan cendekiawan meragukan efektivitas pemerintahan saat ini dalam <a href="http://sea-globe.com/indonesia-plastic-bag-tax/">mencapai perubahan</a>. Sejauh ini dalam <a href="http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf">Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah</a> tidak terdapat rujukan khusus mengenai sampah plastik. </p>
<h2>Mengapa harus disebut khusus di undang-undang?</h2>
<p>Sebagai awalan, kita perlu membahas definisi mendasar soal plastik. Plastik yang bisa terurai, plastik yang bisa didaur ulang, plastik yang bisa terurai secara biologis, dan alternatif dari plastik yang bisa menghasilkan kompos, semuanya berbeda satu sama lain. Dan perbedaan ini penting untuk diketahui. </p>
<p>Banyak orang <a href="http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/plastik-biodegradable-adalah-suatu-kebohongan-besar">salah paham</a> mengenai plastik yang disebut-sebut bisa terurai. Sesungguhnya, plastik jenis ini ketika mulai hancur menyalurkan zat kimia berbahaya yang bisa masuk ke dalam rantai makanan dan membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. </p>
<p>Aturan yang lebih ketat dapat membatasi penggunaan plastik, menetapkan standar untuk mengurangi limbah dalam proses pengemasan dan mewajibkan produsen untuk bertanggung jawab terhadap pembuangan limbah. Aturan yang lebih ketat juga dapat mengatur kewajiban-kewajiban mengenai penggunaan ulang, daur ulang, dan pembuangan. </p>
<p>Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah menyatakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah memegang tanggung jawab bersama atas sampah. Namun undang-undang tersebut tidak menjelaskan siapa melakukan apa. </p>
<p>Pemerintah pusat memiliki kekuasaan untuk menetapkan strategi dan kebijakan nasional. Pemerintah pusat adalah tingkat pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk menetapkan “norma, standar, prosedur, dan kriteria” (pasal 7). </p>
<p>Pemerintah pusat juga berwenang untuk menciptakan insentif dan disinsentif untuk mengurangi sampah (pasal 21). Namun, tidak jelas apakah pemerintah daerah dapat melakukan hal yang sama. </p>
<p>Pada Desember 2014, Gubernur Bali mengumumkan pulau tersebut akan <a href="http://bali.tribunnews.com/2015/08/01/bali-bebas-sampah-plastik-tahun-2018">“bebas plastik pada 2018”</a>. Namun tindak lanjut inisiatif ini berjalan lambat. Penyebabnya sebagian karena ada kebingungan level pemerintahan mana yang harus bergerak terlebih dahulu. Sejauh ini, pemerintah pusat terlihat enggan memimpin usaha ini.</p>
<p><a href="http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-1-2009-UU%20No.%2032%20Th%202009_Combine.pdf">Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup</a> mengizinkan pemerintah provinsi untuk menciptakan insentif dan disinsentif yang sama seperti pajak lingkungan, retribusi, dan subsidi. Sayangnya, pemerintah daerah masih menunggu sinyal dari pemerintah pusat untuk bergerak. </p>
<h2>Kebijakan saat ini</h2>
<p>Pemerintah Indonesia sedang menyusun sebuah program untuk manajemen limbah dari darat dalam kurun waktu empat tahun. Dana hingga Rp 13,3 triliun (atau US$1 miliar) disebut-sebut disiapkan untuk mengurangi limbah plastik. Seperti apa bentuk program tersebut belum jelas. </p>
<p>Sejumlah LSM, individu, juga organisasi publik dan komersial di Indonesia telah melakukan usaha-usaha untuk mengurangi limbah plastik melalui pendidikan untuk anak sekolah, kegiatan membersihkan pantai, dan advokasi manajemen limbah yang lebih baik. </p>
<p>Di Indonesia, Bali adalah salah satu daerah yang aktif mendorong pengelolaan sampah plastik yang baik. Penyebabnya mungkin karena keindahan alam dan status Bali sebagai tujuan wisata internasional terancam pengelolaan sampah yang buruk. </p>
<p>Lima belas pemerintahan kota, termasuk <a href="https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/02/06/090843491/pemerintah-berembuk-cari-solusi-sampah-plastik-di-laut">Jakarta, Surabaya, dan Medan</a>, direncanakan mulai terlibat mengelola sampah plastik. </p>
<p>Sebelas kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah menyetujui sebuah <a href="http://www.greeners.co/berita/11-kementerian-susun-rencana-aksi-nasional-penanggulangan-sampah-plastik-laut./">Rencana Aksi Nasional</a>, untuk mengatasi plastik di laut yang akan dimulai 2017. </p>
<p>Dalam rencana aksi ini ada kegiatan-kegiatan untuk mengubah perilaku melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran, pembatasan penggunaan plastik, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan mekanisme pembiayaan. </p>
<h2>Lebih dari kesadaran dan pendidikan</h2>
<p>Kesadaran masyarakat mengenai bahaya sampah plastik yang dikelola dengan buruk sangatlah penting. Namun ini tidak cukup untuk benar-benar mengurangi ketergantungan pada penggunaan plastik sekali pakai. </p>
<p>Untuk memenangi perang terhadap limbah plastik, pemerintah pusat dan daerah harus memperkuat kerangka hukum. </p>
<p>Perlu ada definisi-definisi yang bisa dipakai secara nasional untuk membedakan berbagai jenis plastik. Perlu ada kejelasan mengenai tanggung jawab di setiap tingkat pemerintahan dan pembuatan norma-norma baru, standar, prosedur, dan kriteria. </p>
<p>Pemerintah harus melakukan pendekatan multilevel yang melibatkan komunitas yang terdampak. Mereka yang merasakan dampak dari limbah plastik hidup dalam keadaan genting sehari-harinya dan mereka membutuhkan penanganan cepat. </p>
<hr>
<p><em>Thomas Wright menulis artikel ini bersama Dr Sarah Waddell, spesialis hukum lingkungan hidup Indonesia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/81558/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Thomas Wright receives funding from the Australian Government through the Research Training Program to conduct his RHD project.</span></em></p>Untuk menghentikan pencemaran laut dari sampah plastik oleh Indonesia, manajemen sampah di daratan perlu diubah.Thomas Wright, PhD Candidate in Anthropology, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.