Riset kami menemukan bahwa aktivisme mahasiswa masih menjaga jarak dari politik elektoral dan perebutan kekuasaan melalui partai politik, namun peka terhadap isu demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).
Farhan Julianto, Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS); Darynaufal Mulyaman, Indonesian Christian University (UKI), and Kanya Damarcanti, Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS)
Poin utamanya bukanlah pada kemampuan Indonesia sendiri, namun lebih kepada kemauan Indonesia untuk mengambil inisatif.
Sebagai mesin suara, ASN bukan hanya sekedar dihimbau untuk memilih, melainkan dirayu dengan hadiah tertentu, bahkan tidak sedikit dari mereka yang diancam.
Sebagian besar negara-negara kecil di Eropa Timur melihat Rusia sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap penderitaan dan kesengsaraan mereka selama pendudukan Uni Soviet.
Istilah “big data” tidak hanya tereduksi, namun juga secara tidak langsung telah disalahgunakan demi memuluskan kepentingan politik yang bertentangan dengan undang-undang.
Di episode ini, Andreas Marbun, peneliti di IJRS, menjelaskan bagaimana mahalnya biaya politik mendorong pejabat dan politikus, termasuk mereka yang muda dan pendatang baru, untuk melakukan korupsi.
Keterbatasan reformasi hukum tak semata soal institusi, rentang waktu yang pendek atau pluralisme hukum, melainkan lebih berkaitan dengan watak tata politik-hukum yang cenderung iliberal.
Banyak orang di Indonesia memiliki persepsi bahwa usia muda menandakan belum matangnya pengalaman maupun kemampuan seseorang untuk terjun ke dunia politik.
Untuk memahami preferensi dan sikap politik kelompok muda, di episode terbaru podcast SuarAkademia, kami berbicara dengan Ahmad Khoirul Umam, peneliti politik di Universitas Paramadina, Jakarta.
COVID-19 memiliki dampak positif dan negatif bagi lingkungan hidup di Indonesia, tapi prospek jangka panjang bagi lingkungan pasca-pandemi terlihat mengkhawatirkan.
Penelitian doktoral saya menunjukkan bagaimana gereja Katolik memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi isu 1965 ini dengan menggunakan pendekatan yang humanis.
Assistant Professor at the Department of Sociology, State University of Jakarta and Honorary Research Fellow at the Asia Institute, University of Melbourne, The University of Melbourne
Ella S. Prihatini
Lecturer in Political Science and International Relations, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)
Director for Presidential Studies at Department at Digital Media and Communication Research Center, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada