Bagaimana kita mengalami saat-saat kematian dapat dipengaruhi oleh campuran bahan kimia otak dan cara otak kita mati.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on kematian
Displaying 1 - 20 of 25 articles
Jumlah langkah yang memaksimalkan manfaat kesehatan antara 7.000 hingga 9.000 langkah. Penulisnya juga telah merancang sebuah tabel untuk menyesuaikan tujuan dengan karakteristik pribadi kita.
Menurut sejumlah studi, obat tidur (hipnotik) berbahaya jika digunakan dalam jangka panjang. Bahkan, obat ini dapat mengakibatkan kematian dini. Tapi ada kritik pada riset-riset itu.
Resistensi antibiotik bukan hanya ancaman bagi mereka yang salah menggunakan antibiotik dan bagi mereka yang sedang menderita penyakit infeksi. Siapapun bisa terkena dampaknya.
Jika seorang astronot meninggal di Mars, baik kremasi maupun penguburan bukanlah pilihan yang baik.
Puskesmas sebagai garda utama dalam pencegahan masalah-masalah kesehatan tersebut dapat melakukan pembinaan peran serta masyarakat melalui peningkatan kemampuan beradaptasi dan pengelolaan risiko.
Mendirikan tempat berlindung yang memadai untuk melindungi orang dari hawa dingin harus menjadi fokus utama dari respons kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Salah satu strategi untuk mengatasi kekurangan organ yang dapat ditransplantasikan adalah dengan meningkatkan kumpulan donor potensial dengan membuat perubahan pada sistem persetujuan.
Pada pertengahan abad ke-20, dua tema yang konsisten ini mulai memudar. Resusitasi semakin mendapatkan reputasi sebagai pengobatan ajaib dan tersebar luas untuk semua jenis kematian.
Implikasi tidak diaturnya pelayanan forensik ini adalah ketidakjelasan siapa yang menanggung biaya pemeriksaan baik untuk pemeriksaan jenazah maupun orang hidup.
Hasil otopsi Brigadir Joshua tidak akan menjadi kontroversi seandainya Indonesia memiliki sistem pemeriksaan kematian yang independen dan imparsial.
Walau ada kemajuan yang signifikan, angka itu lebih rendah dibanding negara-negara yang usia kemerdekaanya hampir sama, seperti Korea Selatan atau lebih belakangan seperti Malaysia dan Singapura.
Menghindari berbicara tentang kematian tidak akan menghilangkan kematian itu.
Menolak untuk belajar hidup dengan COVID dengan berpura-pura ada normal lama sebenarnya adalah risiko terbesar untuk penguncian pada masa depan.
Dari riset ini bisa kita ketahui bahwa intervensi non-farmakologi dapat dipertimbangkan oleh pengambil keputusan untuk mengurangi risiko pandemi dari perspektif ekonomi.
Perbandingan antara Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa penduduk Malaysia memiliki risiko 11 kali lipat lebih tinggi terinfeksi COVID19 dibandingkan penduduk Indonesia.
Individu, keluarga, masyarakat dan pengambil kebijakan bersama-sama mencegah risiko kematian dengan mengubah perilaku, pola konsumsi, dan membelanjakan anggaran untuk menunjang hidup sehat.
Pandemi COVID-19 tidak akan mengubah demografi secara radikal. Pandemi hanya dapat mempercepat atau memperlambat tren sebelumnya sudah ada.
Peran pemerintah daerah saat ini menjadi kunci utama untuk menekan angka kematian di daerahnya masing-masing. Masyarakat juga harus ikut mengimplementasikan kebijakan responsif.
Tidak ada bukti bahwa coronavirus telah bermutasi menjadi lebih mematikan. COVID-19 hampir pasti tidak semematikan yang dilaporkan sebelumnya.
Top contributors
-
Researcher in disease surveillance and biostatistics, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)
-
Dosen bidang Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal dan bidang Bioetika Humaniora, Universitas Padjadjaran
-
Professor, Victoria University
-
Doctoral Researcher in Economic History, Lund University
-
Researcher, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia
-
Clinical Lecturer in Public Health, University of Cambridge
-
Associate Professor, Hospital Management Department Public Health Faculty,, Universitas Hasanuddin
-
Senior Research Associate, University of Cambridge
-
Statistisi Muda Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik
-
Associate Professor, Research School of Finance, Actuarial Studies and Statistics, Australian National University
-
Australian Research Council Future Fellow, The University of Melbourne
-
Professor, University of Stirling
-
Peneliti The Cochrane Collaboration; Associate Professor, School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovations, International Medical University (IMU) Malaysia
-
DPhil Student in Clinical Medicine, University of Oxford
-
Professor in Evolutionary Biology (jointly appointed with South Australian Museum), Flinders University
