tag:theconversation.com,2011:/us/topics/sel-54275/articlesSel – The Conversation2023-12-12T07:23:33Ztag:theconversation.com,2011:article/2142422023-12-12T07:23:33Z2023-12-12T07:23:33ZApakah virus sudah ada di Bumi sebelum sel? Seorang ahli mikrobiologi menjelaskan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/549885/original/file-20230131-26-ml6jvg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C3%2C2305%2C1292&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mungkin kehidupan pertama di Bumi merupakan bagian dari 'dunia RNA'.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/molecule-illustration-royalty-free-illustration/1359392488">Artur Plawgo/Science Photo Library via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apakah sudah ada virus di Bumi ketika sel hidup pertama muncul miliaran tahun yang lalu? - Aayush A., usia 16 tahun, India</strong></p>
</blockquote>
<p>Bagaimana kehidupan di Bumi dimulai telah membingungkan para ilmuwan sejak lama. Dan sampai sekarang pun masih membingungkan.</p>
<p>Fosil memberikan bukti yang sangat penting tentang evolusi tumbuhan dan hewan. Sayangnya, hanya ada <a href="https://ucmp.berkeley.edu/bacteria/bacteriafr.html">sedikit fosil mikroba purba yang tersedia</a>, sehingga para ilmuwan bergantung pada mikroba modern untuk menyusun teori tentang bagaimana kehidupan dimulai. </p>
<p>Saya mempelajari bakteri dan jenis mikroba lain yang disebut <em>archaea</em> dari lingkungan yang panas <a href="https://scholar.google.com/citations?user=pN5i54IAAAAJ&hl=en">selama bertahun-tahun</a> untuk mempelajari bagaimana mereka berevolusi di Bumi purba, tapi saya masih memiliki begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab.</p>
<p>Berdasarkan bukti fosil yang kita miliki, mikroba bersel tunggal muncul di Bumi sebelum kehidupan bersel yang lebih besar seperti tumbuhan dan hewan. Tapi, jenis mikroba apa yang merupakan jenis kehidupan pertama?</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/de1hiS_XjWg?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ventilasi hidrotermal adalah tempat lahirnya kehidupan awal di Bumi.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Mikroba apa saja yang dianggap hidup?</h2>
<p>Mikroba adalah makhluk hidup bersel tunggal yang dikelilingi oleh suatu membran. Mereka mengonsumsi dan mengubah nutrisi menjadi molekul biologis atau energi dan terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop.</p>
<p>Berdasarkan definisi ini, bakteri, <em>archaea</em>, dan eukariota bersel tunggal adalah mikroba. <a href="https://bio.libretexts.org/Courses/University_of_California_Davis/BIS_2A%3A_Introductory_Biology_(Easlon)/Readings/02.2%3A_Bacterial_and_Archaeal_Diversity">Bakteri dan <em>archaea</em></a> adalah makhluk bersel satu yang tidak memiliki struktur internal yang tertutup membran, seperti nukleus untuk menyimpan materi genetiknya. Eukariota bersel tunggal memiliki nukleus dan mungkin memiliki struktur tertutup membran lainnya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Diagram yang membandingkan sel eukariotik dan prokariotik" src="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507680/original/file-20230201-8834-kxai71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tidak seperti sel prokariotik, sel eukariotik memiliki struktur yang diselimuti membran seperti nukleus dan mitokondria.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/eukaryotic-vs-prokaryotic-cells-educational-royalty-free-illustration/1201105509">VectorMine/iStock via Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa ilmuwan <a href="https://www.genome.gov/genetics-glossary/Virus">menganggap virus</a> sebagai mikroba yang terbuat dari materi genetik yang terbungkus oleh mantel protein. Mereka tidak dapat bereplikasi sendiri dan membajak mesin sel lain untuk membuat salinan dirinya sendiri. Karena mereka tidak memiliki banyak <a href="https://www.khanacademy.org/test-prep/mcat/cells/viruses/a/are-viruses-dead-or-alive">ciri-ciri sel hidup</a>, mereka <a href="https://microbiologysociety.org/publication/past-issues/what-is-life/article/are-viruses-alive-what-is-life.html">secara teknis tidak hidup</a>.</p>
<h2>Bukti kehidupan awal di Bumi</h2>
<p>Fosil dapat memberikan petunjuk kepada para ilmuwan tentang kapan kehidupan dimulai, tapi fosil paling baik merekam benda-benda keras seperti tulang dan gigi. Mikroba terbuat dari bahan lunak yang tidak memfosil dengan baik. Namun, beberapa hidup bersama dalam kelompok sel yang sangat besar yang dapat mengakumulasi mineral dan meninggalkan fosil yang cukup besar. </p>
<p>Sebagai contoh, <em>cyanobacteria</em> membentuk struktur besar yang disebut <a href="https://theconversation.com/ancient-microbial-life-used-arsenic-to-thrive-in-a-world-without-oxygen-146533">stromatolit</a> di lautan Bumi purba. Para ilmuwan telah menemukan fosil stromatolit yang berasal dari <a href="https://www.sciencedaily.com/releases/2022/11/221107135817.htm">3,48 miliar tahun yang lalu</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Stromatolit di dekat sungai" src="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/510650/original/file-20230216-759-docyl.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Stromatolit dapat memberikan informasi tentang kehidupan di Bumi purba.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/stromatolites-found-by-the-ottawa-river-rock-royalty-free-image/1176691303">Jana Kriz/Moment via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ilmuwan lain menemukan apa yang mereka yakini sebagai <a href="https://www.the-scientist.com/news-opinion/microbial-fossils-found-in-3-4-billion-year-old-subseafloor-rock-68975">fosil arkea</a> di dalam bebatuan dari dasar laut yang panas dan berusia 3,4 miliar tahun. Bumi menjadi layak huni sekitar 4 miliar tahun yang lalu, jadi bakteri dan arkea pasti muncul antara 3,5 miliar dan 4 miliar tahun yang lalu.</p>
<p>Melihat reaksi kimia yang dilakukan sel juga dapat memberikan petunjuk. Reaksi yang membentuk molekul biologis dan menghasilkan energi membentuk apa yang disebut metabolisme sel. </p>
<p>Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa beberapa reaksi metabolisme telah terjadi setidaknya <a href="https://newsroom.ucla.edu/releases/life-on-earth-likely-started-at-least-4-1-billion-years-ago-much-earlier-than-scientists-had-thought">4,1 miliar tahun yang lalu</a>. Reaksi-reaksi ini mungkin telah terjadi dengan sendirinya <a href="https://news.ncbs.res.in/research/unravelling-origin-life">sebelum sel berevolusi</a>, mungkin di permukaan <a href="https://doi.org/10.3390/life11080795">tanah liat atau mineral</a>.</p>
<h2>Teori-teori tentang bagaimana kehidupan dimulai di Bumi</h2>
<p>Sel menyalin materi genetik mereka, yang terbuat dari DNA dan RNA, untuk meneruskannya ke generasi baru. Meskipun DNA adalah bentuk materi genetik yang paling banyak digunakan oleh organisme hidup saat ini, beberapa ilmuwan percaya bahwa RNA adalah <a href="https://news.ncbs.res.in/research/unravelling-origin-life">molekul penyimpan informasi pertama</a> di Bumi purba karena RNA dapat membuat salinan dirinya sendiri. </p>
<p>Karena beberapa virus modern menggunakan RNA untuk menyimpan informasi genetik, beberapa ilmuwan percaya bahwa virus dapat <a href="https://doi.org/10.1016/j.biochi.2005.03.015">berevolusi dari RNA yang dapat mereplikasi dirinya sendiri</a>. Kemungkinan ini berarti bahwa virus mungkin telah muncul sebelum bakteri. Namun, karena virus tidak meninggalkan fosil, tidak ada bukti yang tersedia untuk mendukung gagasan ini.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/VYQQD0KNOis?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Hipotesis dunia RNA menyatakan bahwa RNA yang dapat mereplikasi diri berevolusi sebelum DNA atau protein.</span></figcaption>
</figure>
<p>Pada suatu titik, reaksi metabolisme dan proses replikasi harus menyatu di dalam membran untuk membuat bentuk awal sel: pra-sel. Mungkin hal ini terjadi ketika sebuah struktur mirip virus menginfeksi kumpulan reaksi metabolisme yang tertutup di dalam membran. Pra-sel kemudian dapat menduplikasi dirinya sendiri, yang mengarah pada <a href="https://doi.org/10.1098/rstb.2002.1183">evolusi sel hidup pertama</a>. Sel ini akan menjadi seperti bakteri dan archaea saat ini.</p>
<p>Mungkin struktur mirip virus memang terbentuk sebelum sel. Namun, struktur sederhana mirip virus itu mungkin hanya berupa potongan-potongan DNA atau RNA, jadi bisakah mereka benar-benar dianggap sebagai “virus”? </p>
<p>Teori populer lainnya menyatakan bahwa virus berevolusi dari bakteri atau arkea yang mengalami degenerasi yang kehilangan sebagian besar instruksi genetik untuk melakukan metabolisme dan membentuk sel. Ada <a href="http://www.biologyaspoetry.com/textbooks/microbes_and_evolution/symbioses_serial_endosymbiosis.html">banyak contoh</a> degenerasi kecil serupa yang terjadi di dunia bakteri saat ini.</p>
<h2>Mengungkap kehidupan awal</h2>
<p>Permukaan Bumi saat ini sangat berbeda dengan <a href="https://eos.org/science-updates/rethinking-the-search-for-the-origins-of-life">permukaan Bumi 4 miliar tahun yang lalu</a>. Beberapa orang berspekulasi bahwa jauh di bawah permukaan Bumi, di tempat yang terlalu panas untuk kehidupan modern, kondisi awal ini <a href="https://www.chemistryworld.com/features/hydrothermal-vents-and-the-origins-of-life/3007088.article">mungkin masih ada</a>, yang memungkinkan beberapa bentuk kehidupan proto terus ada di tempat yang terlindung dari konsumsi mikroba lain. </p>
<p>Ketika manusia bisa menjelajahi planet atau bulan lain, mungkin kita akan menemukan proses yang mirip dengan proses yang terjadi di Bumi purba. Penemuan semacam ini bisa membantu kita memecahkan teka-teki asal usul kehidupan di Bumi.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/214242/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kenneth Noll sebelumnya menerima dana dari NSF, NASA, DOE, dan Office of Naval Research.
</span></em></p>Bukti fosil tentang bagaimana kehidupan paling awal di Bumi muncul memang sulit didapat. Namun, para ilmuwan telah menemukan beberapa teori berdasarkan mikroba, virus, dan prion yang ada saat ini.Kenneth Noll, Professor Emeritus of Microbiology, University of ConnecticutLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2137282023-10-25T05:44:07Z2023-10-25T05:44:07ZTerapi masa depan dengan vesikel ekstraseluler: bagaimana hasil samping sel punca ini bisa jadi kurir senyawa obat?<p>Apakah kamu pernah berpikir bagaimana <a href="https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/21/130500423/ekor-cicak-putus-saat-terancam-bahaya-bagaimana-mereka-melakukannya-?">ekor cicak</a> dapat tumbuh kembali setelah terputus? </p>
<p>Cicak, termasuk dalam kelas reptilia, adalah hewan yang mampu menumbuhkan kembali ekornya yang telah putus. Hal ini diperoleh <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-021-26321-9">karena adanya peranan gen-gen tertentu</a> yang dapat mempercepat regenerasinya. Kemampuan khusus ini hampir tidak dimiliki oleh hewan pada golongan kelas lainnya. </p>
<p>Seperti itulah analogi untuk menjelaskan sel punca atau <em>stem cells</em> yang sangat menjanjikan sebagai terapi berbagai macam <a href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1714/penyakit-degeneratif">penyakit degeneratif</a>, seperti <a href="https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus">diabetes melitus</a> dan <a href="https://www.alodokter.com/penyakit-parkinson">parkinson</a>.</p>
<p><a href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=what-are-stem-cells-160-38">Sel punca</a> dikenal sebagai jenis sel yang memiliki potensi besar di bidang kedokteran. Secara umum, sel punca memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang baru.</p>
<h2>Hasil samping dari sel punca untuk kesehatan</h2>
<p>Berdasarkan asalnya, sel punca dapat dikelompokkan menjadi sel punca embrionik, sel punca pluripotensi terinduksi, dan sel punca dewasa.</p>
<p>Sel punca embrionik merupakan sel punca yang didapatkan dari sel-sel embrio. Sedangkan, <a href="https://news.unair.ac.id/2021/12/23/induced-pluripotent-stem-cell-dari-stem-cell-pulpa-gigi-aplikasi-masa-depan-dalam-perawatan-regeneratif/">sel punca pluripotensi terinduksi</a> dan sel punca dewasa merupakan sel yang didapatkan dari sel-sel tubuh dewasa, seperti sel kulit, sel otot, sel lemak, dan sel tubuh yang lainnya.</p>
<p>Selain sel, produk turunan dari kultur atau pembiakan sel punca yakni <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0171933522000735">vesikel ekstraseluler</a> juga merupakan salah satu inovasi yang daoat dimanfaatkan untuk terapi. <a href="https://www.mdpi.com/1422-0067/23/4/2310">Vesikel ekstraseluler</a> merupakan “kantong” kecil dengan rentang ukuran 30 hingga 1000 nanometer yang dikeluarkan oleh sel dan terbentuk melalui <a href="https://pubs.acs.org/doi/10.1021/acsbiomaterials.0c01286">proses pembelahan dari membran sel</a>. </p>
<p>“Kantong” tersebut secara umum berperan sebagai kurir atau pembawa dalam proses komunikasi antarsel. Vesikel ekstraseluler membawa <a href="https://www.jci.org/articles/view/87316">komponen bioaktif dari sel asal sehingga dapat memengaruhi sel target</a>. </p>
<p>Secara umum, <a href="https://cellandbioscience.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13578-022-00786-7">vesikel ekstraseluler</a> tersebut banyak ditemukan dalam media kultur pertumbuhan sel punca.</p>
<h2>Terapi bebas sel berbasis vesikel ekstraseluler</h2>
<p>Jumlah vesikel ekstraseluler yang dikeluarkan oleh sel sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perlakuan terhadap sel merupakan salah satu faktor utama yang dapat memberikan dampak pada vesikel ekstraseluler.</p>
<p>Salah satu contohnya, penambahan glukosa dengan kadar tertentu pada kultur sel akan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/adhm.202101658">memengaruhi tinggi rendahnya jumlah vesikel ekstraseluler yang dikeluarkan</a>. </p>
<p>Di laman <a href="https://clinicaltrials.gov">database uji klinik National Institutes of Health (NIH)</a> kini terdapat <a href="https://clinicaltrials.gov/search?term=extracellular%20vesicles">166 dokumen</a> terkait proses uji klinis pemanfaatan vesikel ekstraseluler untuk berbagai penyakit. </p>
<p>Salah satu uji klinis menunjukkan bahwa vesikel ekstraseluler dapat dimodifikasi dan diinjeksi bersama dengan senyawa obat kanker, sehingga vesikel tersebut mampu berperan sebagai <a href="https://www.mdpi.com/1999-4923/12/12/1146">“kurir pembawa senyawa obat”</a> untuk menuju target sel kanker. </p>
<p>Selanjutnya, senyawa obat yang telah dibawa oleh “kurir” dirilis ke dalam sel target atau sel kanker (Gambar 1). Hal ini menyebabkan sel kanker mati tanpa mengganggu sel sehat di sekitarnya, dan kandidat terapi berbasis vesikel ekstraseluler dapat berjalan dengan baik.</p>
<p><a href="https://jhoonline.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13045-021-01141-y">Penemuan menarik juga menunjukkan</a> bahwa vesikel ekstraseluler mampu menembus salah satu dinding paling selektif yakni <a href="https://academic.oup.com/stmcls/article/39/12/1589/6515856">dinding otak yang terdapat di sistem saraf pusat</a>. Ukuran vesikel ekstraseluler yang sangat kecil memungkinkannya untuk menembus dinding tersebut. </p>
<p>Hal itu menunjukkan bahwa pengembangan vesikel ekstraseluler amat menjanjikan <a href="https://www.thno.org/v11p3183.htm">sebagai agen terapi</a> penyakit-penyakit sistem saraf pusat. Misalnya, alzheimer dan parkinson.</p>
<p>Selain itu, vesikel ekstraseluler juga diketahui memiliki potensi tinggi pada terapi diabetes melitus (DM). Injeksi vesikel ekstraseluler pada hewan model diabetes menunjukkan bahwa vesikel tersebut mampu mempercepat proses <a href="https://www.wjgnet.com/1948-9358/full/v13/i12/1066.htm">penyembuhan luka diabetes</a> melalui peningkatan mekanisme anti-inflamasi. </p>
<p>Oleh karena itu, vesikel ekstraseluler diproyeksikan mampu untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen terapi bebas sel untuk berbagai penyakit di masa depan. Selain itu, efek samping dari terapi ini sangat rendah.</p>
<p>Salah satu uji klinis fase I pada pasien yang sedang berjalan dipimpin oleh Brandon Smaglo dari M.D. Anderson Cancer Center, Amerika Serikat (<a href="https://clinicaltrials.gov/study/NCT03608631">NCT03608631</a>). Tim ini menggunakan vesikel ekstraseluler untuk terapi melawan kanker pankreas. </p>
<h2>Tantangan ke depan</h2>
<p>Vesikel ekstraseluler sebagai “kantong” berukuran nano yang dikeluarkan oleh sel diketahui memiliki berbagai kelebihan, yakni mampu menembus membran selektif, mampu berperan sebagai “agen pembawa obat” hingga diketahui memiliki efek samping yang rendah. </p>
<p>Namun, pengembangan vesikel ekstraseluler sebagai agen terapi memiliki beberapa tantangan. Tantangan terbesar berkaitan dengan metode teknis pada proses pengembangan vesikel ekstraseluler tersebut. Misalnya, perlu standar protokol produksi vesikel ekstraseluler hingga standar teknis terkait proses isolasinya.</p>
<p>Proses produksi vesikel ekstraseluler sejauh ini belum efisien karena membutuhkan tempat dan media kultur sel dalam jumlah yang besar. Sebab, pembuatan vesikel ekstraseluler dengan jumlah yang cukup, memerlukan kultur sel dalam jumlah banyak. </p>
<p>Proses kultur sel dalam jumlah besar juga meningkatkan risiko kontaminasi, sehingga standar produksi vesikel ekstraseluler perlu diperketat.</p>
<p>Selain standar produksi vesikel ekstraseluler, tata cara isolasi vesikel ekstraseluler masih menjadi tantangan.</p>
<p><a href="https://www.thno.org/v07p0789.htm">Ada berbagai jenis metode</a> yang dapat digunakan untuk melakukan proses isolasi vesikel ekstraseluler dari sel punca. Namun, sejauh ini belum diketahui metode mana yang paling optimal. </p>
<p>Oleh karena itu, kita memerlukan penetapan standar proses isolasi vesikel ekstraseluler sehingga proses yang dilakukan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10717544.2020.1748758">dapat lebih mudah dan optimal.</a></p>
<p>Dalam proses pengembangannya menjadi agen penghantar obat, ukuran vesikel yang relatif kecil juga menjadi tantangan tersendiri. </p>
<p>Faktor ukuran cukup penting karena menentukan berapa jumlah senyawa obat yang dapat diinjeksikan ke dalam vesikel ekstraseluler. Sementara, jumlah senyawa obat turut memastikan efisiensi suatu terapi.</p>
<p>Guna mengatasi tantangan ini, kita memerlukan dosis optimal antara rasio senyawa obat dengan jumlah vesikel ekstraseluler yang diinjeksikan ke tubuh pasien.</p>
<p>Itulah tantangan-tantangan dan langkah yang dapat kita lakukan guna memaksimalkan potensi pemanfaatan vesikel ekstraseluler. </p>
<p>Ke depan, vesikel ekstraseluler diharapkan mampu dikembangkan menjadi salah satu inovasi alternatif terapi yang dapat diaplikasikan secara luas.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213728/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Vesikel ekstraseluler yang dihasilkan oleh sel punca sebagai inovasi terapi bebas sel.Arif Nur Muhammad Ansori, Researcher, Postgraduate School, Universitas AirlanggaYulanda Antonius, Lecturer, Faculty of Biotechnology, Universitas SurabayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1923532022-10-13T01:59:29Z2022-10-13T01:59:29ZHadiah Nobel: bagaimana kimia klik dan kimia bioorthogonal mengubah industri farmasi dan material<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/489353/original/file-20221012-13-e2appg.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kimia klik menggabungkan molekul dengan mereaksikan azida dengan siklooktyne.</span> <span class="attribution"><span class="source">Boris Zhitkov/Moment via Getty Images</span></span></figcaption></figure><p><em><a href="https://www.nobelprize.org/prizes/chemistry/2022/press-release/">Hadiah Nobel Kimia 2022</a> diberikan kepada ilmuwan Carolyn R. Bertozzi, Morten Meldal dan K. Barry Sharpless untuk pengembangan mereka klik kimia</em> (click chemistry) <em>dan kimia bioorthogonal.</em></p>
<p><em>Teknik ini telah digunakan di sejumlah sektor, termasuk <a href="https://www.statnews.com/sponsor/2021/12/22/it-takes-two-the-future-of-click-chemistry-therapeutics/">memberikan perawatan</a> yang dapat membunuh sel kanker tanpa mengganggu sel sehat serta secara berkelanjutan dan cepat memproduksi polimer dalam jumlah besar untuk bahan-bahan bangunan. Satu obat berbasis kimia klik saat ini sedang menjalani <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04106492">uji klinis fase 2</a>. Bertozzi adalah penasihat ilmiah dari perusahaan yang mengembangkan obat tersebut.</em></p>
<p><em>Kami bertanya kepada kandidat Ph.D. kimia <a href="https://scholar.google.com/citations?user=HaxobcoAAAAJ&hl=en">Heyang (Peter) Zhang</a> dari <a href="http://lin.chem.buffalo.edu">Lin Lab</a> di University at Buffalo untuk berbicara tentang bagaimana teknik ini muncul dalam penelitiannya sendiri dan bagaimana mereka telah mengubah bidangnya dan industri lainnya.</em></p>
<h2>1. Bagaimana cara kerja kimia klik dan bioortogonal?</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/s43586-021-00028-z">Kimia klik (<em>click chemistry</em></a>, seperti namanya, adalah cara membangun molekul seperti menyatukan balok-balok Lego. Dibutuhkan dua molekul untuk meng-klik, sehingga peneliti menyebut masing-masing sebagai mitra klik.</p>
<p>K. Barry Sharpless dan Morten Meldal secara independen atau terpisah menemukan bahwa <a href="https://ehs.stanford.edu/reference/information-azide-compounds">azida</a>, suatu molekul berenergi tinggi dengan tiga nitrogen yang terikat bersama, dan <a href="https://www.angelo.edu/faculty/kboudrea/molecule_gallery/03_alkynes/00_alkynes.htm">alkuna</a>, suatu molekul yang relatif <em>inert</em> (zat yang tidak reaktif secara kimia) dan langka secara alami dengan dua karbon yang terikat rangkap tiga bersama-sama, adalah mitra klik yang hebat dengan <a href="https://doi.org/10.1021/cr0783479">menggunakan katalis tembaga</a>. </p>
<p>Mereka menemukan bahwa katalis tembaga dapat menyatukan dua bagian tersebut dalam pengaturan optimal. Sebelum teknik ini, para peneliti tidak memiliki cara untuk membuat molekul baru dengan cepat dan tepat dalam kondisi yang dapat diakses, seperti menggunakan air sebagai pelarut pada suhu kamar.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Diagram of click chemistry reaction" src="https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=162&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/488632/original/file-20221006-26-yu5sd6.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=204&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Dengan menggabungkan azida dengan siklooktyne, kimia bioorthogonal memungkinkan peneliti untuk menggabungkan molekul dengan cepat tanpa mengganggu sel lainnya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Clickscheme.png">Cliu89/Wikimedia Commons</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ahli biologi kimia dengan cepat menyadari bahwa reaksi klik dapat menjadi cara yang fantastis untuk menyelidiki sistem kehidupan seperti sel, karena mereka menghasilkan sedikit atau tidak ada produk sampingan beracun dan dapat terjadi dengan cepat. Namun, katalis tembaga itu sendiri beracun bagi sistem kehidupan.</p>
<p>Carolyn Bertozzi menemukan solusi untuk masalah ini dengan <a href="https://doi.org/10.1021/ja044996f">menghilangkan katalis tembaga dari reaksi</a>. Dia melakukan ini dengan menempatkan alkuna ke dalam struktur cincin, yang mendorong terjadinya reaksi menggunakan regangan cincin yang dihasilkan dari molekul yang dipaksa ke dalam bentuk siklus. Reaksi bioorthogonal ini, atau reaksi yang terjadi “sejajar” dengan lingkungan kimia sel, dapat terjadi dalam sel tanpa mengganggu kimia normalnya.</p>
<h2>2. Bagaimana Anda menggunakan kimia ini dalam pekerjaan Anda?</h2>
<p>Dalam <a href="https://youtu.be/-Ch3VJhIbH4">sebuah wawancara</a>, Carolyn Bertozzi menyatakan bahwa langkah selanjutnya untuk kimia bioortogonal adalah menemukan reaksi dan aplikasi baru untuk menerapkannya. Penelitian lab kami berfokus tepat pada hal itu.</p>
<p>Rekan-rekan saya dan saya menerapkan teknik ini untuk melacak molekul yang menarik perhatian kami karena mereka berperilaku secara alami di dalam sel. Dalam suatu sel hidup, kami dapat <a href="https://doi.org/10.1021/jacs.8b00126">menambahkan satu uji coba ke reseptor</a> yang berperan dalam sejumlah proses seluler (berhubungan dengan sel).</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/wI7pEqRM3mM?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Carolyn Bertozzi adalah salah satu pemenang Hadiah Nobel Kimia 2022.</span></figcaption>
</figure>
<p>Untuk menemukan reaksi baru, lab kami telah menghabiskan 15 tahun terakhir untuk <a href="https://doi.org/10.1002/cbic.202200175">mendorong seberapa cepat reaksi bioorthogonal dapat berjalan</a>. Kecepatan itu penting karena banyak molekul dalam organisme hidup yang hadir dalam konsentrasi rendah, dan menggunakan terlalu banyak bahan kimia yang diperlukan untuk reaksi dapat menjadi racun bagi sel. Semakin cepat reaksi, semakin sedikit reaksi samping yang tidak diinginkan.</p>
<p>Kami mempelopori cara lain untuk mencapai reaksi klik dan bioortogonal dengan lebih cepat. Alih-alih menggunakan azida dan alkuna seperti yang dilakukan para pemenang Hadiah Nobel pada awalnya, kami menggunakan dua molekul lain yang bergabung bersama ketika cahaya menyinari mereka. </p>
<p>Dengan teknik ini, kami dapat menambahkan molekul ke permukaan sel hidup dalam <a href="https://doi.org/10.1021/jacs.1c10354">sedikitnya 15 detik</a>. Kami kemudian dapat mengamati bagaimana struktur tertentu pada sel berfungsi di lingkungan alaminya, atau mendeteksi bagaimana perubahannya saat terpapar obat atau zat lain. Peneliti kemudian dapat lebih mudah menguji bagaimana sel bereaksi terhadap pengobatan potensial.</p>
<p>Saat ini, kami sedang mengembangkan metode baru untuk memicu reaksi ini tanpa cahaya. Kami secara aktif bekerja menggunakan kimia bioorthogonal untuk meningkatkan pencitraan PET (<em>polyethylene terephthalate</em>) untuk menyaring dan memantau tumor.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Digram yang menggambarkan obat kanker " src="https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=442&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/488633/original/file-20221006-12-s0i0ni.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kimia bioorthogonal dapat digunakan untuk obat kanker ‘klik untuk melepaskan’.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://doi.org/10.1038/s41467-018-03880-y">Rossin 2018 (Nature Communications)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>3. Mengapa teknik ini sangat penting untuk bidang Anda?</h2>
<p>Sebelum kimia klik dan bioorthogonal, tidak ada cara untuk memvisualisasikan molekul dalam sel hidup dalam keadaan alaminya.</p>
<p>Sebagai analogi, bayangkan Anda perlu menemukan uang dolar tertentu dengan nomor seri 01234567. Itu akan menjadi tugas yang mengerikan. Ini akan mengharuskan Anda untuk melewati setiap dolar yang bisa Anda dapatkan dan memverifikasi apakah nomor seri yang Anda cari.</p>
<p>Melacak molekul dalam tubuh kita sama sulitnya, jika tidak lebih sulit. Karena lingkungan biologis begitu kompleks, sebelumnya tidak mungkin menambahkan suatu uji coba hanya pada molekul yang diinginkan tanpa secara tidak sengaja menandai sesuatu yang lain, atau lebih buruk lagi, mengubah kimia normal sel. Namun, dengan reaksi bioortogonal, para peneliti pada dasarnya dapat menambahkan pelacak GPS ke molekul tanpa mempengaruhi bagian sel lainnya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192353/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Heyang (Peter) Zhang works in Lin's lab at the University at Buffalo.
</span></em></p>Sebelum kimia klik dan bioorthogonal, tidak ada cara untuk memvisualisasikan molekul dalam sel hidup dalam keadaan alaminya.Heyang (Peter) Zhang, PhD Candidate in Chemistry, University at BuffaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1559572021-02-25T05:28:49Z2021-02-25T05:28:49ZCurious Kids: bagaimana kulit kita menutup luka?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/386089/original/file-20210224-13-iesoxp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C926%2C614&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><em><strong>Bagaimana keropeng terbentuk di kulit kita? - Talila, 8 tahun</strong></em></p>
<hr>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Pertanyaan yang bagus, Talila! </p>
<p>Kulit kita memang punya peran yang beragam. Salah satunya, bertugas sebagai benteng yang melindungi kita dari benda-benda tajam.</p>
<p>Namun, saat kulit kita terluka atau tergores, benteng lapisan kulit itu jadi terbuka dan tidak bisa melakukan tugasnya. Karena lapisan di bawah kulit – yang disebut jaringan – terbuka, maka kuman dan benda lainnya bisa masuk. </p>
<p>Jadi, ketika kita tergores, tubuh kita dengan cepat berusaha untuk melakukan berbagai hal: menghentikan pendarahan, melindungi tempat yang terluka, dan memulai proses penyembuhan. Di situlah, keropeng muncul. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-mengapa-air-mata-kita-asin-155375">Curious Kids: mengapa air mata kita asin?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Apa yang terjadi saat kita tergores?</h2>
<p>Mari kita bayangkan saat kita jatuh dan melukai lutut. Pasti kamu pernah mengalaminya, <em>kan</em>?</p>
<p>Saat kita terluka, pembuluh darah yang ada di dekat luka pecah dan membuat kita berdarah. Bila kamu bertanya apa itu pembuluh darah, ia adalah “selang” yang menjadi tempat saluran darah di seluruh tubuh kita.</p>
<p>Biasanya, jika lukanya tidak terlalu serius, pendarahan tidak lama akan berhenti. Itu karena, tubuh kita untungnya punya cara yang pintar untuk menyembuhkan dirinya sendiri.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="A girl with a bandage on her forearm." src="https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/379652/original/file-20210120-21-15jp5g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Banyak hal terjadi di bawah perban: tubuh kita sedang bekerja menyembuhkan diri sendiri.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Setelah terjadi luka, pembuluh darah yang rusak akan dengan cepat mengerut dan menutup supaya darah tidak keluar. </p>
<p>Setelah itu, sel kecil dalam darah yang disebut “<a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16799372">trombosit</a>” akan bekerja. Sel-sel ini bergabung, membuat sumbatan yang membantu berhentinya pendarahan dan menutup luka. </p>
<p>Elemen-elemen baik lainnya dalam darah kita juga <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3428147">ikut membantu</a>, bekerja dengan trombosit untuk membuat sumbatan lebih kuat.</p>
<p>Sesuatu yang kita sebut “gumpalan” kemudian terbentuk. Ini bisa menutupi kerusakan pembuluh darah secara sempurna untuk sementara, memberi tubuh kesempatan untuk memulai proses penyembuhan bagi kulit dan pembuluhnya.</p>
<p>Sel darah putih, yang membantu tubuh kita melawan infeksi dan penyakit, juga akan bergerak ke area luka. Sel ini akan berperan membunuh dan membersihkan area itu dari hal-hal jahat yang ingin masuk ke tubuh.</p>
<h2>Membentuk keropeng</h2>
<p>Darah yang bergumpal di permukaan luka akan mulai mengering dan membentuk keropeng yang mengeras. Ini bisa terjadi dengan cepat, atau bahkan berhari-hari.</p>
<p>Keropeng ini membentuk lapisan pertahanan, sehingga sel-sel bisa bergerak di bawahnya untuk penyembuhan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378977/original/file-20210115-19-1x8yaaw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sebagai bagian dari pelatihan kesehatan, keropeng dan bekas luka bisa dilukis di kulit menggunakan alat rias. Proses ini disebut ‘moulage.’</span>
<span class="attribution"><span class="source">Christian Moro</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jika kamu punya keropeng, maka sebaiknya kamu tidak menggaruk bahkan mengupasnya. Kalau keropeng dibuka saat sel-sel masih bekerja, maka luka akan terbuka kembali dan akibatnya risiko infeksi akan meningkat atau proses penyembuhan terhambat. </p>
<p>Jika kita biarkan saja, satu sampai dua minggu kemudian keropeng akan secara alami terlepas, dan menunjukkan kulit yang sudah sembuh.</p>
<p>Kadang, tergantung dari jenis kerusakan jaringan atau seberapa serius lukanya, kulit yang teriris akan meninggalkan bekas luka. Tapi tenang, karena ini wajar. </p>
<h2>Keropeng itu baik</h2>
<p>Jadi, Talila, tak perlu khawatir jika kamu punya keropeng kecil di kulitmu setelah terluka. Keropeng itu membantu kita; melindungi tubuh kita dan membantu kita cepat sembuh!</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em></p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155957/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tubuh kita bisa sembuh dengan cara yang luar biasa. Keropeng bisa jadi bagian penting untuk proses penyembuhan setelah kita terluka.Christian Moro, Associate Professor of Science & Medicine, Bond UniversityCharlotte Phelps, PhD Student, Bond UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1454562020-09-10T06:20:06Z2020-09-10T06:20:06ZCurious Kids: mengapa beberapa organ tubuh bisa memperbarui diri sementara yang lain tidak?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/357391/original/file-20200910-24-ods3z0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Shutterstock</span> </figcaption></figure><hr>
<p><strong><em>Saya ingin tahu kenapa beberapa organ tubuh seperti hati dan otak dapat memperbarui diri (regenerasi), sementara organ lainnya tidak? – Maggie, 9 tahun, Melbourne, Australia</em></strong></p>
<hr>
<p>Ini sebuah pertanyaan yang bagus, Maggie. Sejumlah ilmuwan sebenarnya sampai kini telah berusaha untuk menjawab pertanyaan ini dalam kurun waktu yang panjang. </p>
<p>Setelah bertahun-tahun riset, ada kabar baik, kita kini memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana organ tubuh bekerja. </p>
<h2>Apakah sel itu?</h2>
<p>Seperti yang kamu mungkin sudah tahu, tubuh dibuat dari banyak sel. Kita kadang-kadang menyebut sel-sel itu “blok-blok bangunan kehidupan”. </p>
<p>Alam membangun seluruh bagian tubuh tubuh kita dengan sel-sel. </p>
<p>Kamu mungkin pernah bermain Lego sebelumnya. Sel-sel itu seperti potongan-potongan Lego! </p>
<p>Sama seperti balok-balok Lego, sel-sel hadir dalam banyak bentuk dan warna. Sel-sel juga dapat melakukan banyak hal yang berbeda. </p>
<p>Kulit kita terbuat dari sel-sel yang berbeda. Beberapa berguna dalam menyusun rambut kita, dan beberapa lainnya membuat bekas luka saat terpotong, misalnya.</p>
<p>Bahkan darah kita dibuat dari banyak sel yang berbeda. Sel-sel darahlah yang menyebabkan darah kita berwarna merah.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-dont-burns-bleed-130792">Curious Kids: why don't burns bleed?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kembali ke pertanyaan kamu, beberapa sel di dalam tubuh kita sangat spesial karena mereka dapat berkembang biak. Tidak hanya itu, sel-sel khusus ini dapat berubah menjadi sel-sel lain juga. </p>
<p>Nama dari sel-sel khusus ini adalah “sel-sel induk”, dan mereka adalah kunci untuk pembaruan organ-organ kita.</p>
<p>Bayangkan jika balok-balok Lego dapat melakukan itu.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=505&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=505&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=505&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=635&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=635&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/315215/original/file-20200213-10980-yxkg1n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=635&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kulit dan hati kita lebih baik dalam regenerasi diri dibanding otak kita.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/human-body-internal-organs-stomach-lungs-1519743437">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Organ mana yang dapat memperbarui diri sendiri?</h2>
<p>Maggie, kamu sangat pintar karena pada usia 9 tahun sudah tahu apa makna “regenerasi”, tapi mungkin beberapa pembaca muda lainnya tidak tahu. </p>
<p>Regenerasi adalah saat organ tubuh kita memperbaiki diri setelah rusak. Organ-organ kita mungkin rusak jika terluka atau sakit parah. </p>
<p>Organ seperti kulit kita (ya, kulit adalah organ tubuh terbesar!) perlu sering regenerasi. Sel induk kulit menghasilkan sel-sel baru ketika sel yang lama hilang, seperti saat kita tersayat kertas.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-do-we-have-two-kidneys-when-we-can-live-with-only-one-113201">Curious Kids: why do we have two kidneys when we can live with only one?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hati kita sangat baik dalam meregenerasi dirinya sendiri karena mereka juga dapat membuat sel baru. Sel-sel hati disebut “hepatosit”. Hepatosit mulai berkembang biak saat hati rusak. Jadi hepatosit bekerja seperti sel induk.</p>
<p>Usus adalah contoh organ lain yang meregenerasi dirinya sendiri. Usus-usul kita melakukan regenerasi sepanjang waktu, bahkan saat kita sehat. </p>
<p>Usus kehilangan banyak sel saat kita mencerna makanan, tapi sel induk di usus berkembang biak untuk menjaga organ penting ini bekerja dengan baik.</p>
<h2>Organ mana yang tidak terlalu bagus dalam beregenerasi?</h2>
<p>Otak sebenarnya tidak dapat meregenerasi dirinya sendiri dengan baik karena ketika otak rusak, sel-selnya akan lebih sulit membuat yang baru. Ini karena otak memiliki sangat sedikit sel-sel khusus, atau sel induk.</p>
<p>Dalam beberapa tahun terakhir, kami menemukan beberapa area di otak dapat beregenerasi. Namun kami masih perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami cara kerjanya.</p>
<p>Kita tahu otak lebih baik dalam meregenerasi dirinya sendiri ketika kita usia masih muda dibanding ketika kita sudah tua.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-how-does-our-brain-send-signals-to-our-body-124950">Curious Kids: how does our brain send signals to our body?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/145456/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jose Polo is a founder of Mogrify. He is an ARC future fellow and receives funding from the NHMRC.
</span></em></p>Sel-sel itu seperti balok-balok Lego! Sama seperti Lego, sel-sel hadir dalam banyak bentuk dan warna. Sel-sel juga dapat melakukan banyak hal yang berbeda.Jose Polo, ARC Future Fellow, Anatomy & Developmental Biology, Monash UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1322812020-03-13T04:47:25Z2020-03-13T04:47:25ZCOVID-19 jadi pandemi: bagaimana virus ini bekerja melumpuhkan penderita dan prospek uji coba obat?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/316642/original/file-20200221-92497-1ischwo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Diseases merilis gambar pertama virus SARS-CoV-2 pada 13 Februari 2020.</span> <span class="attribution"><span class="source">NIH</span></span></figcaption></figure><p>Tiga dari 34 pasien yang positif terkena COVID-19, penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang kini menjadi <a href="https://time.com/5791661/who-coronavirus-pandemic-declaration/">pandemik</a>, di Indonesia saat ini <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/03/13/05584191/3-pasien-sembuh-dari-covid-19-harapan-indonesia-di-tengah-pandemi-global">sembuh</a> dan <a href="https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/062000065/update-virus-corona-di-indonesia-34-terinfeksi-2-sembuh-dan-1-meninggal">satu meninggal</a>. </p>
<p>Secara global, <a href="https://coronavirus.jhu.edu/map.html">data terbaru dari Corona Resource Center John Hopkins University Amerika Serikat</a> menunjukkan dari sekitar 126 ribu kasus COVID-19 di seluruh dunia per 12 Maret, 54% di antaranya telah sembuh. Kematiannya sekitar 3,6% (4.600-an orang). Artinya, jumlah penderita yang sembuh dari COVID-19 jauh lebih banyak ketimbang yang tak bisa diselamatkan hidupnya. </p>
<p>Bagaimana virus ini dapat membunuh sebagian kecil pasien? Juga mengapa mayoritas pasien bisa mengalahkan virus dan sembuh dari penyakit COVID-19? Inilah penjelasannya dari sudut biologi molekuler.</p>
<h2>Cara kerja Coronavirus</h2>
<p>Bayangkanlah virus itu seperti teroris yang bergerak secara diam-diam mencari titik lemah sasaran.</p>
<p>Dia menyusup pada sistem pemerintahan sebuah negara, menabrak titik lemahnya, dan pada saat yang tepat kemudian melumpuhkan negara tersebut. Lalu mereka membangun jejaring teroris yang lebih kuat untuk menyerang negara lain.</p>
<p>Tubuh juga seperti negara. Tubuh manusia rata-rata terbuat <a href="https://www.nationalgeographic.com/news/2016/01/160111-microbiome-estimate-count-ratio-human-health-science/">dari 30 triliun sel dan berisi 40 triliun bakteri</a>. Sel-sel itu memperbarui diri sendiri secara terus menerus saat ada yang rusak. Sel punya sistem dan kekuatan untuk menghadapi musuh-musuhnya, salah satunya virus. </p>
<p>Saat tidak sedang berada di dalam inangnya, virus sebenarnya hanya sebuah <a href="https://www.sciencedirect.com/book/9780128008386/molecular-virology-of-human-pathogenic-viruses">bahan genetik (DNA atau RNA) yang diselubungi oleh protein</a>. Begitu virus ini berhasil menyusup di sel makhluk hidup, baik <a href="https://www.sciencedirect.com/book/9780128008386/molecular-virology-of-human-pathogenic-viruses">hewan, tumbuhan maupun manusia</a> yang kemudian menjadi inangnya, <a href="https://www.sciencedirect.com/book/9780128008386/molecular-virology-of-human-pathogenic-viruses">virus dapat hidup dan berkembang dan kemudian menjadi agen infeksi penyebab penyakit</a>. </p>
<p>SARS-CoV-2 kemungkinan besar ditularkan <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-020-00154-w">dari kelelawar ke manusia</a>. Penyakit akibat virus ini hampir sama dalam kasus <a href="https://www.who.int/ith/diseases/sars/en/">SARS 2002</a> dan <a href="https://www.who.int/emergencies/mers-cov/en/">MERS 2012</a>. Ketiga jenis virus dapat <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5456285/">menyebar dari manusia ke manusia</a>.</p>
<p>Para ilmuwan saat ini masih meneliti mengenai cara kerja SARS-CoV-2. Namun, berdasarkan genomnya, para peneliti melihat bahwa virus ini tampaknya bekerja dengan cara yang <a href="https://www.mdpi.com/1999-4915/12/2/244/htm">tidak jauh berbeda dengan SARS-CoV</a>, yang menyebabkan wabah SARS pada 2002 atau golongan <a href="https://www.who.int/health-topics/coronavirus">Coronavirus (CoV)</a> lainnya. </p>
<p><a href="https://talk.ictvonline.org">Komite Taksonomi Virus Internasional (ICTV)</a> mengidentifikasi <a href="https://www.nature.com/articles/s41564-020-0695-z">SARS-CoV-2 sebagai galur dari SARS-CoV</a>. <a href="https://www.cdc.gov/coronavirus/types.html">Virus penyebab COVID-19 merupakan virus ketujuh</a> dari golongan CoV yang menyerang manusia setelah 229E, NL63, OC43, HKU1, MERS-CoV, dan SARS-CoV. </p>
<p>SARS-CoV-2 tidak dapat memperbanyak diri tanpa menginfeksi sel mamalia sebagai inangnya atau rumahnya. Virus ini bisa menginfeksi sel pada manusia melalui <a href="https://www.nature.com/articles/s41421-020-0147-1#MOESM2">kecocokan reseptor</a> (molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel) pada sel tersebut. </p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/s41564-020-0688-y">Virus ini memiliki protein reseptor permukaan</a> yang dapat berikatan dengan enzim (ACE2) di permukaan sel paru-paru (sistem pernapasan) dan usus halus (sistem pencernaan) dengan dipicu oleh enzim tertentu pada sel inang. Ini seperti gembok dan kunci yang cocok, sehingga dapat menyebabkan terbukanya suatu akses.</p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/d41586-020-00660-x">Sebuah penelitian terkini menunjukkan</a> enzim pada sel inang, yang disebut furin, memiliki peranan yang penting pada proses ikatan antara virus SARS-CoV-2 dan inangnya. Furin ditemukan pada banyak jaringan tubuh manusia, termasuk paru-paru, hati, dan usus halus. Dengan demikian, virus itu berpotensi menyerang banyak organ. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/316695/original/file-20200222-92493-147b03z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ikatan molekuler antara reseptor ACE2 pada manusia (warna abu-abu) dan protein reseptor permukaan dari SARS-CoV-2 (warna hijau). Penulis membuat pemodelannya di komputer. Author provided.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Setelah berikatan dengan reseptor sel inang, SARS-CoV-2 <a href="https://www.sciencedirect.com/book/9780128008386/molecular-virology-of-human-pathogenic-viruses">mengambil alih mesin kendali</a> yang dimiliki oleh sel. Dia lalu membajaknya untuk menghasilkan lebih banyak materi genetik virus serta individu baru dari virus tersebut. Kemudian, sel inang kelamaan akan mati secara perlahan dan hancur. </p>
<p>Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada tingkat jaringan hingga kegagalan kerja organ.</p>
<h2>Fase serangan paru-paru</h2>
<p>Secara medis, <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/2020/02/here-is-what-coronavirus-does-to-the-body/">gejala COVID-19</a> terlihat dari timbulnya infeksi seperti demam, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Namun, ada pula yang sebenarnya <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51655781">terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala</a> apa pun.</p>
<p>Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/2020/02/here-is-what-coronavirus-does-to-the-body/">COVID-19 biasanya menyerang paru-paru dalam tiga fase</a>: (1) replikasi virus, (2) reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh, dan (3) rusaknya paru-paru. </p>
<p>Namun, tidak semua pasien penyakit ini mengalami ketiga fase ini.</p>
<p>Pada kondisi awal infeksi, SARS-CoV-2 menyerang sel paru-paru manusia secara cepat. Ada dua tipe sel yang diserang, yaitu sel yang menghasilkan mukus (lendir) dan sel dengan silia (memiliki struktur seperti rambut). </p>
<p>SARS-CoV-2 menginfeksi dan membunuh sel silia, yang kemudian mengelupas dan mengisi saluran udara pasien dengan puing-puing sisa sel atau jaringan dan cairan sehingga membuat tidak optimalnya kerja organ. </p>
<p>Pada fase berikutnya, sel-sel sistem kekebalan tubuh mulai masuk. Tubuh kita melawan penyakit dengan membanjiri paru-paru dengan sel-sel sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan kerusakan dan memperbaiki jaringan paru-paru. </p>
<p>Tapi kadang-kadang sistem kekebalan tubuh bermasalah dan sel-sel itu membunuh apa pun, termasuk jaringan tubuh yang sehat. Bahkan lebih banyak puing yang menyumbat paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) semakin memburuk. </p>
<p><a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30211-7/fulltext">Akhirnya kerusakan paru-paru terus meningkat</a> pada fase ketiga. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan bernapas yang dapat menyebabkan kematian. </p>
<p>Bahkan, jika kematian tidak terjadi, beberapa pasien bertahan dengan kerusakan paru-paru yang sangat parah. Ketika hal itu terjadi, pasien harus memakai ventilator untuk membantu sistem pernapasannya hingga kondisi pasien perlahan membaik dan pulih kembali. </p>
<p>Sementara itu, peradangan di paru-paru juga membuat membran antara kantong udara dan pembuluh darah lebih mudah ditembus oleh sebuah partikel yang dapat mengisi paru-paru dengan cairan dan mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi suplai oksigen dalam darah.</p>
<p><a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51232803">Data dari 44.000 pasien COVID-19</a>, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 81% mengalami gejala ringan, 14% gejala parah, 5% sakit parah, antara 1% dan 2% meninggal karena penyakit ini. Selain itu, <a href="https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses">masa inkubasi pasien awalnya ditetapkan 1-14 hari</a>. Kini, masa inkubasi ditingkatkan <a href="https://nasional.tempo.co/read/1316047/alasan-pemerintah-perpanjang-masa-observasi-corona-jadi-28-hari/full&view=ok">hingga 28 hari</a>. </p>
<h2>Uji coba obat</h2>
<p>Walau sampai kini belum ada obat untuk COVID-19, sejumlah peneliti telah dan sedang menguji coba obat yang sebelumnya dipakai melumpuhkan virus lain. Sejumlah obat menunjukkan hasil yang positif.</p>
<p>Misalnya, <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30304-4/fulltext">sekelompok peneliti dari Imperial College London berkesimpulan</a> baricitinib (obat radang sendi) efektif mengurangi kemampuan virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel paru-paru. Ini riset secara pemodelan dengan komputer (<em>in silico</em>), yaitu menggunakan perangkat lunak tertentu kita dapat memprediksi interaksi antara kandidat obat dan virus yang telah dipetakan genomnya. </p>
<p>Baricitinib dapat mengganggu mekanisme masuknya virus pada sel inang. Obat ini juga mampu menghambat jalan protein pada jalur persinyalan sel yang berpotensi untuk meningkatkan inflamasi atau radang pada jaringan atau organ. </p>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/s41422-020-0282-0.pdf">Sebuah tim di Chinese Academy of Sciences dan Beijing Institute of Pharmacology and Toxicology</a> yang menguji coba pada skala laboratorium (<em>in vitro</em>) mendapatkan bahwa <a href="https://www.nature.com/articles/s41422-020-0282-0.pdf">remdesivir dan choloroquine (obat antimalaria dan penyakit autoimun) cukup efektif</a> untuk melemahkan infeksi SARS-CoV-2.</p>
<p><a href="https://www.nih.gov/news-events/news-releases/remdesivir-prevents-mers-coronavirus-disease-monkeys">Remdesivir telah dikenal sebagai obat yang menjanjikan</a> untuk melawan infeksi SARS/MERS-CoV dan virus Ebola. Uji pada sel kultur, beberapa hewan coba, dan primata non-manusia terhadap virus yang sebelumnya muncul sudah dilakukan. Remdesivir diketahui bekerja dengan cara menghentikan pematangan virus pada sel inang yang telah terinfeksi virus.</p>
<p>Adapun chloroquine diketahui menghambat infeksi virus dengan meningkatkan derajat keasaman pada sel yang dibutuhkan untuk fusi virus atau sel, serta mengganggu reseptor virus. <a href="https://www.nature.com/articles/s41422-020-0282-0.pdf">Chloroquine</a> juga menstimulasi peningkatan kekebalan tubuh yang secara sinergis meningkatkan efek antivirusnya. Obat ini didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh setelah pemberian oral, termasuk pada paru-paru. </p>
<p>Hingga saat ini, chloroquine adalah obat yang murah dan aman yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun dan berpotensi secara klinis untuk melawan SARS-CoV-2.</p>
<p>Sebenarnya, pasien COVID-19 bisa sembuh tanpa obat sepanjang kekebalan tubuh pasien kuat dan meningkat. Adapun kebanyakan yang meninggal, menurut <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30566-3/fulltext">sebuah riset berbasis data pasien di Cina </a>, adalah pasien berusia lanjut yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan mengidap beberapa komplikasi penyakit sebelum terinfeksi virus ini seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/132281/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Arif Nur Muhammad Ansori kini menerima beasiswa program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU, Batch III) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk menempuh Pendidikan Jenjang Doktor bidang Sains Veteriner di Universitas Airlangga, Surabaya.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Martia Rani Tacharina dan Viol Dhea Kharisma tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kebanyakan yang meninggal adalah pasien berusia lanjut yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan mengidap komplikasi penyakit sebelum terinfeksi virus ini seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.Arif Nur Muhammad Ansori, Kandidat Doktor bidang Sains Veteriner, Universitas AirlanggaMartia Rani Tacharina, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas AirlanggaViol Dhea Kharisma, Peneliti Virologi Komputasi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas BrawijayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1220462019-08-30T02:03:11Z2019-08-30T02:03:11Z6 hal tentang kanker perlu Anda ketahui: dari sel bunuh diri, mirip kepiting hingga rambut rontok setelah kemo<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/290402/original/file-20190901-166009-13qqik6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sel kanker digambar dalam tiga dimensi. Ilustrasi. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU2NzMyNzE5NiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNTI3NTE2MTgyIiwiayI6InBob3RvLzUyNzUxNjE4Mi9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJMeFNKUEdlVVo4Nk1udXlscVUvQWtqN05OcUkiXQ%2Fshutterstock_527516182.jpg&pi=33421636&m=527516182">Jovan Vitanovski/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Kabar mengenai temuan baru obat kanker dari tanaman, seperti berita mengenai penemuan khasiat <a href="https://poskaltim.com/akar-bajakah-antar-dua-putri-kalteng-raih-penghargaan-di-korsel/">batang bajakah</a> atau khasiat <a href="https://hellosehat.com/hidup-sehat/daun-sirsak-obat-kanker/">rebusan pucuk daun sirsak</a> <a href="https://www.liputan6.com/health/read/3599684/8-manfaat-daun-sirsak-yang-sudah-direbus-untuk-kesehatan">sebagai obat kanker</a> selalu menjadi perhatian masyarakat dan media karena penyakit ini menyebabkan kematian di Indonesia <a href="https://www.liputan6.com/health/read/4043285/kematian-akibat-kanker-tinggi-menkes-nila-ingatkan-cerdik?related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.co.id%2F">lebih dari 200 ribu jiwa per tahun</a>. Biaya pengobatan penyakit tidak menular ini sungguh mahal, tapi peluang sembuhnya kecil.</p>
<p>Walau tanaman tertentu bisa dipakai sebagai bahan obat, bahan tersebut harus melalui <a href="https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/find-a-clinical-trial/what-clinical-trials-are/phases-of-clinical-trials">rangkaian penelitian yang intensif dan panjang</a>. Setelah <a href="https://theconversation.com/mengapa-kita-perlu-kritis-dan-berhati-hati-dengan-heboh-obat-kanker-dari-bajakah-122045">dianggap aman dan manfaatnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah </a>, baru bahan tersebut bisa diproduksi dan dipasarkan sebagai obat secara komersial.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/UopUxkeC4Ls?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Apa itu kanker?</span></figcaption>
</figure>
<p>Untuk memahami lebih jauh, tulisan ini akan menjelaskan tentang kanker, sebuah penyakit yang <a href="http://theconversation.com/kanker-yang-membunuh-faktor-risiko-lingkungan-dan-gaya-hidup-lebih-dominan-ketimbang-genetik-111517">dipicu mayoritas oleh gaya hidup dan pengaruh lingkungan tak sehat</a>. </p>
<h2>1. Triliunan sel di tubuh membelah diri</h2>
<p>Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali. </p>
<p><a href="https://bscb.org/learning-resources/softcell-e-learning/cell-structure-and-function/">Sel merupakan bagian terkecil dari tubuh</a>. Seluruh bagian tubuh kita secara individual terdiri dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23829164">setidaknya 37 triliun sel</a>. </p>
<p>Setiap sel merupakan “tubuh” sendiri. Mereka bisa menghasilkan energi, mengatur ‘rumah'nya sendiri, membuang sampah, mempertahankan diri, membelah diri, dan kalau rusak atau sudah tua mereka bunuh diri. </p>
<p>Pada awalnya, pada saat baru terjadi pembuahan di kandungan ibu, <a href="https://embryo.asu.edu/pages/embryonic-differentiation-animals">sel dapat tumbuh menjadi sel apa saja</a>. Sel-sel bisa menjadi sel kulit, sel saraf, sel otot, sel tulang dan bagian tubuh lainnya.</p>
<p>Setelah mendapat tugas menjadi sel tertentu, sel akan mempunyai ingatan. Sel tersebut akan membelah diri. Hasil pembelahan ini akan menghasilkan sel dengan tugas yang sama. Instruksi yang kompleks dari otak mengatur pembelahan sel sehingga tidak berlebihan dan sesuai dengan tugasnya. Contohnya, sel yang bertugas menjadi <a href="https://www.hematology.org/Patients/Basics/">sel darah</a>, akan membelah diri menjadi sel-sel darah lagi. Pembelahan dirinya diatur sesuai kebutuhan. Tak lebih. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/289039/original/file-20190822-170910-p2ohnn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=489&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sel-sel pertahanan tubuh menjaga agar sel kanker tidak menyebar.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU2NjQ5MjYxNiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTQxMjk5NDk0IiwiayI6InBob3RvLzE0MTI5OTQ5NC9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJyOEhyMGU2QkRESnVabEcxK3IxVkxsd2p3NWMiXQ%2Fshutterstock_141299494.jpg&pi=33421636&m=141299494&src=SBO3l2VW38c15qiG8XN_sw-1-16">Jovan Vitanovski/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sel darah merah, misalnya, karena tugasnya hanya transportasi, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, tantangannya tidak besar, maka kerusakannya juga dapat diprediksi. Kira-kira sel tersebut dalam 3-4 bulan akan rusak, sehingga kecepatan pembelahan diri bakal sel darah merah diatur untuk menggantikan sel yang rusak secara kontinu.</p>
<p>Sel darah putih bertugas menjaga tubuh dari serangan benda asing. Pada saat tidak ada “musuh”, seperti misalnya bakteri atau virus, maka bakal sel darah putih membelah diri dengan lambat. Begitu datang musuh, produksinya meningkat cepat, karena harus membunuh musuh dengan segera. </p>
<h2>2. Sel secara reguler bunuh diri</h2>
<p>Sekali-sekali, hasil pembelahan diri sel mengalami masalah, tidak sesuai dengan kebutuhan. Pada keadaaan ini sel melakukan “quality control” sendiri, sel akan mengenali jika <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2117903/">hasil pembelahan sel tidak sesuai dengan pola dasarnya</a>. Kalau tidak sesuai, maka sel rusak itu harus dibuang, dimatikan sendiri. Sel-sel rusak ini bunuh diri sendiri. </p>
<p>Setiap saat ada saja kejadian salah produksi dalam tubuh kita, tapi kita tidak pernah menyadarinya, karena tubuh punya program yang berjalan secara otomatis.</p>
<p>Suatu saat <a href="https://www.cancerprogressreport.org/Pages/cpr18-understanding-cancer-development.aspx">program “bunuh diri sel” ini bisa gagal</a>. Dalam kasus ini, sel-sel yang “salah produksi” tidak terdeteksi sehingga tidak musnah. Sebaliknya, sel-sel ini berkembang biak dengan mempertahankan kesalahannya, inilah yang kemudian kita sebut kanker.</p>
<h2>3. Bentuknya seperti kepiting dan “bisa jalan-jalan”</h2>
<p>Pada tahap awal jumlah sel “cacat produksi” tersebut hanya sedikit. </p>
<p>Misalnya pada <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3069504/">kanker payudara</a>. Awalnya, saat diraba tidak terasa ada kelainan, beberapa waktu kemudian teraba benjolan sebesar biji kedelai, makin besar lagi jadi sebesar kelereng. Lalu makin membesar sehingga sebesar telur ayam. (Karena itu, bagi perempuan biasakan periksa payudara sendiri tiap bulan agar cepat diketahui jika ada kelainan dan kemudian diobati.) </p>
<p>Pada saat sel rusak ini sebesar biji kedelai, kumpulan sel cacat produksi ini masih bisa “duduk manis” berdampingan dengan sel-sel normal. </p>
<p>Karena sel ini cacat, mereka tidak akan membelah diri sesuai kebutuhan (karena sesungguhnya memang tidak dibutuhkan). Sel-sel rusak ini membelah diri tidak terkendali. Pembuluh darah merasakan di daerah 'sana’ ada kebutuhan nutrisi yang sangat besar, maka dibuatlah “jalan tol” berupa pembuluh darah ke lokasi tersebut. </p>
<p>Setelah mendapat kucuran oksigen dan nutrisi yang lancar, maka mereka membelah diri makin cepat dan makin cepat. Sel cacat yang tadinya bisa berdampingan dengan sel normal, sekarang butuh tempat lebih luas. Sel-sel yang normal mulai terdesak. Akibat <a href="https://www.nature.com/articles/onc2013304">adanya pembuluh darah yang memberikan pasokan makanan</a>, maka sel-sel kanker mulai tumbuh menjulurkan kaki-kakinya makin jauh. Bentuknya mirip kepiting yang berkaki banyak.</p>
<p>(Karena penampakan kaki-kaki yang menjulur itulah maka kelainan ini disebut kanker. <a href="https://www.omicsonline.org/history-of-cancer-ancient-and-modern-treatment-methods-1948-5956.100000e2.php?aid=273">Kanker (<em>cancer</em>)</a>, sebenarnya adalah nama binatang, kepiting dalam bahasa Indonesia). </p>
<p>Pada fase berikutnya sel-sel rusak ini makin besar dan sel yang menghalangi (misalnya kulit) dilibas. Sel-sel kanker tumbuh, sedangkan sel kulit menyerah sehingga muncul luka akibat serangan sel-sel kanker terhadap sel kulit. </p>
<p>Kadang-kadang <a href="https://www.cancer.gov/types/metastatic-cancer">ada sel rusak yang lepas dan ikut dalam peredaran darah</a> atau pembuluh limfe. Sel-sel tersebut berjalan-jalan terbawa aliran, menyebar, kemudian tersangkut di daerah paru-paru, tulang, otak, hati, atau di tempat lain. Lalu mereka membelah diri dan secara perlahan mengambil alih tempat sel-sel normal. </p>
<h2>4. Kelas kanker</h2>
<p>Kita kerap mendengar kelas kanker mulai dari stadium satu hingga empat. Disebut <a href="https://www.cancer.ca/en/cancer-information/cancer-101/what-is-cancer/stage-and-grade/staging/?region=on">stadium 1</a> jika sel-sel rusak itu masih kecil dan bisa duduk manis berdampingan dengan sel normal. </p>
<p>Kalau sel rusak mulai menggeser posisi sel normal, kira-kira masuk stadium 2. Jika sel rusak mulai mendesak jaringan lain yang normal, maka itu stadium 3. </p>
<p>Kanker disebut stadium 4 bila sel rusak itu sudah beredar ke tempat lain, seperti misalnya sel-sel kanker payudara yang berjalan-jalan dan kemudian berkembang biak di paru-paru atau di tulang.</p>
<h2>5. Pemicu</h2>
<p><a href="https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes.html">Ada banyak pemicu kanker</a>, seperti bahan beracun dalam rokok, sinar matahari, bahan pengawet makanan, pewarna dan perasa buatan, luka yang terus menerus terjadi, infeksi virus, bahan kimia berbahaya, dan lain-lain. </p>
<p>Pada dasarnya semua bahan atau kejadian itu membuat sel rusak dan ada upaya dari tubuh untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Namun karena kerusakan berjalan terus, maka perbaikan dilakukan lebih cepat, makin cepat, sampai kemudian sel kehilangan kemampuannya mendeteksi adanya sel rusak. </p>
<p><a href="https://www.alodokter.com/9-kandungan-rokok-yang-berefek-mengerikan-untuk-tubuh">Senyawa racun dalam asap rokok</a>, misalnya, akan menyebabkan kerusakan sel-sel paru. Awalnya sel-sel rusak ini akan memperbaiki diri, tapi karena racunnya terus menerus datang dari hisapan pencandu rokok, maka pada suatu saat tubuh gagal mendeteksi kerusakan sel. Pada titik ini, mulailah terjadi perkembangan sel kanker.</p>
<p>Proses rusak-perbaikan-rusak-perbaikan-rusak-rusak-perbaikan-perbaikan berjalan dalam waktu yang lama, bertahun-tahun. Karena itu, “diperlukan” konsumsi rokok atau bahan lain yang berbahaya bertahun-tahun untuk dapat menyebabkan kanker. </p>
<p>Mengkonsumsi makanan berpengawet selama beberapa hari tidak akan menimbulkan gejala kanker, tapi dengan konsumsinya dalam jangka panjang, risiko kanker harus kita hadapi.</p>
<p>Tidak bisa dimungkiri bahwa <a href="https://www.ykaki.or.id/index.php/mengenai-kanker-pada-anak/gejala-dan-tanda-tandanya">kanker juga bisa terjadi pada anak-anak</a>. Prosesnya agak berbeda dengan kanker pada dewasa. Kanker pada anak biasanya terjadi karena adanya kelainan bawaan yang membuat sel lebih sering gagal mendeteksi sel rusak. </p>
<h2>6. Pengobatan: dampaknya rambut kepala rontok</h2>
<p><a href="https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types">Pengobatan kanker</a> biasanya ditujukan pada upaya menghilangkan sel-sel cacat produksi tadi. Kalau mereka masih kecil dan terisolasi, tinggal diambil (operasi), biasanya dilanjutkan dengan kemoterapi untuk memastikan sel-sel yang kecil tidak terlihat yang mungkin tersisa bisa dihilangkan. </p>
<p>Kalau kankernya berukuran besar sekali, biasanya diradiasi. Tujuannya untuk membunuh sel-sel yang berkembang di bagian luar. Bila ukuran kanker sudah mengecil baru dioperasi dan dilanjutkan kemoterapi. Jika sel rusak sudah menjalar ke mana-mana, sulit mengejarnya. Pada tahap ini biasanya dokter menyerah, tidak berupaya membunuh kanker secara menyeluruh. Sekadarnya saja untuk membuat pasien nyaman.</p>
<p>Karena sel kanker merupakan sel ‘bandel’ yang mampu melepaskan diri dari program mematikan sel, maka kalau ada obat yang bisa membunuh sel kanker mestinya obat itu juga akan membunuh sel-sel yang normal. Itu yang terjadi dengan kemoterapi, sel-sel normal ikut terbunuh, misalnya sel-sel akar rambut. Karena itu, <a href="https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/chemotherapy/in-depth/hair-loss/art-20046920">setelah dikemo biasanya rambut kepala pasien rontok</a>.</p>
<p>Untuk mengurangi kerusakan pada sel-sel normal, para ahli sudah membuat obat kemo yang spesifik untuk sel-sel tertentu saja. <a href="https://www.cancer.gov/news-events/cancer-currents-blog/2019/cancer-immunotherapy-investigating-side-effects">Obat kemo yang baru sudah tidak membuat mual</a> dan tidak membuat rambut terlalu rontok.</p>
<p>Jadi kalau ada obat kanker yang diklaim dapat membunuh semua jenis kanker, kita harus mengkhawatirkan bahwa efek sampingnya akan sangat luar biasa.</p>
<p>Kalau ada yang menyatakan ada obat anti kanker yang dapat <em>mencegah</em> semua jenis kanker, mungkin lebih dapat dipercaya. Karena mungkin mekanisme kerjanya adalah meningkatkan kemampuan tubuh untuk mencegah terjadinya produksi sel-sel cacat. Bisa juga obat ini meningkatkan kemampuan tubuh untuk mendeteksi sel-sel cacat produksi dan memperkuat kemampuan tubuh untuk membunuh sel cacat produksi, sebelum sel-sel cacat itu menjadi kanker.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/122046/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yulia Sofiatin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kalau ada obat kanker yang diklaim dapat membunuh semua jenis kanker, kita harus mengkhawatirkan bahwa efek sampingnya akan sangat luar biasa.Yulia Sofiatin, Lecturer of Epidemiology dan Biostatistics, Departement of Societal Health, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1134662019-03-15T07:18:05Z2019-03-15T07:18:05ZMengapa Anda lahir dengan wajah yang Anda miliki<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/263834/original/file-20190314-28483-rs7gru.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Wajah terbentuk pada tahap sangat awal pada fase pembentukan embrio.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/two-little-sisters-on-beach-1173947296?src=KxVntPCn7H_RlhXfwPdEYA-1-78">Eleonora/Shuttestock</a></span></figcaption></figure><p>Apakah muka Anda panjang? Lebar? Hidung besar? Telinga kecil? Jidat tinggi?</p>
<p>Wajah mencirikan bagaimana dunia melihat kita, dan bagaimana kita sendiri mengenali teman-teman dekat dan keluarga kita. Jika cukup beruntung lahir dengan muka yang simetris atau muka yang sangat unik, Anda mungkin memiliki karir sebagai model atau aktor.</p>
<p>Namun, bagaimana muka kita mencapai bentuknya—dan apa yang terjadi jika semuanya berantakan? Kita perlu kembali jauh ke fase-fase awal kehidupan untuk mencari tahu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-makes-you-a-man-or-a-woman-geneticist-jenny-graves-explains-102983">What makes you a man or a woman? Geneticist Jenny Graves explains</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Dari sel yang dibuahi</h2>
<p>Seperti manusia, kebanyakan makhluk hidup di dunia fauna memiliki muka yang langsung dapat dikenali. Ciri-ciri pembeda seperti belalai gajah, rahang panjang dan gigi-gigi tajam buaya, berbagai bentuk dan ukuran paruh burung dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Platipus">platipus</a> semuanya berbeda dan dapat dikenali.</p>
<p>Muka kita muncul pada fase-fase awal kehidupan. Dan yang menakjubkan, proses yang memunculkan muka-muka berbeda ini—entah di manusia maupun hewan—dilestarikan dengan sangat baik (yaitu, tidak banyak berubah selama perjalanan sejarah evolusi). Di antara manusia dan makhluk lain dengan tulang belakang (bersama-sama dikenal sebagai vertebrata), gen dan proses biologis yang membuat wajah benar-benar sangat mirip.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/considering-using-ivf-to-have-a-baby-heres-what-you-need-to-know-108910">Considering using IVF to have a baby? Here's what you need to know</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Semua hewan dan manusia berawal dari sel yang dibuahi. Melalui ribuan pembelahan sel, jaringan yang pada akhirnya akan membentuk tengkorak, rahang, kulit, sel-sel saraf, otot dan pembuluh darah terbentuk dan bersatu untuk menciptakan wajah kita. Ini adalah jaringan kraniofasial (tulang kepala dan tulang-tulang wajah).</p>
<p>Wajah adalah salah satu fitur paling awal yang dapat dikenali yang terbentuk dalam embrio, dengan mata, hidung, telinga, dan jaringan di masa depan yang pada akhirnya akan membentuk rahang atas dan bawah yang terbentuk sekitar <a href="https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Palate_Development">7-8 minggu dalam kehamilan manusia</a>.</p>
<h2>Penggabungan dua sisi</h2>
<p>Pada minggu keenam perkembangan manusia, proses fusi utama pada wajah telah terjadi—kedua sisi hidung yang berkembang akan bergabung, baik satu sama lain maupun ke jaringan yang akan menjadi bibir atas. Fusi pertama ini (pembentukan “<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Palatum">palatum atau bagian langit-langit mulut</a> primer”) menetapkan anatomi wajah yang benar, dan berfungsi sebagai panduan struktural untuk fusi besar berikutnya—yaitu palatum sekunder, atau palatum keras.</p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://dev.biologists.org/content/132/5/851">Pembentukan jaringan wajah yang terdiri dari calon hidung dan bibir atas (merah), sisi hidung (biru) dan rahang atas dan bawah (hijau) timbul pada minggu ke-4 perkembangan (A) dan telah bermigrasi dan menyatu untuk membentuk 'wajah' yang khas pada minggu ke-8 perkembangan (D).</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Palatum keras berasal dari dua “rak” terpisah, satu dari sisi kiri embrio dan satu dari kanan. Rak-rak ini naik dan tumbuh bersama untuk membentuk satu struktur terus-menerus, hingga akhirnya memisahkan rongga hidung dan sinus dari rongga mulut. (Anda dapat merasakan langit-langit yang keras ini dengan lidah Anda—itu adalah atap mulut Anda.)</p>
<p>Setelah proses fusi ini selesai (sekitar minggu ke-9 kehamilan, masih dalam trimester pertama), sel-sel wajah masih terus bergerak secara dinamis, membentuk kembali, dan mengambil peran fungsional. Ini termasuk membentuk kerangka struktural tulang, pengiriman oksigen dan nutrisi oleh pembuluh darah, dan mengendalikan gerakan mata dan rahang oleh otot-otot wajah.</p>
<h2>Terkadang ada yang melencong</h2>
<p>Tentu saja, mengingat kompleksitas yang luar biasa dan sinkronisitas yang diperlukan untuk semua sel dan jaringan ini untuk berakhir di ruang yang benar, cukup mengejutkan bahwa perkembangan tulang kepala dan tulang wajah lebih sering sukses ketimbang tidak. </p>
<p>Di seluruh dunia, <a href="https://www.marchofdimes.org/mission/march-of-dimes-global-report-on-birth-defects.aspx">4-8% dari semua bayi</a> dilahirkan setiap tahun dengan cacat mempengaruhi satu atau lebih organ. Dari anak-anak ini, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3039913/">75% menunjukkan beberapa kelainan kepala atau wajah</a>.</p>
<p>Masalah dapat terjadi dengan semua jenis sel yang membentuk tengkorak, wajah, pembuluh darah, otot, rahang, dan gigi.</p>
<p>Salah satu cacat kraniofasial yang paling umum adalah celah palatal, tempat langit-langit keras tidak melebur dengan benar, meninggalkan anak-anak (sekitar 1 dari 700 di seluruh dunia) dengan celah besar antara saluran hidung dan mulut mereka.</p>
<p>Meski relatif mudah diperbaiki oleh ahli bedah rekonstruktif terlatih, perawatan kesehatan berkelanjutan yang signifikan masih sangat penting.</p>
<p>Layanan seperti patologi wicara dan konseling psikologis sering diperlukan. Anak-anak juga mungkin memerlukan perhatian medis untuk meningkatkan pendengaran, karena masalah dengan tulang telinga tengah sering kali disertai dengan cacat kraniofasial lainnya.</p>
<p>Pembedahan berikutnya untuk memperbaiki cacat otot tidak murah—tentu saja dengan asumsi bahwa pembedahan sudah tersedia untuk individu tersebut. Ini sering tidak terjadi di luar negara-negara maju.</p>
<h2>Memahami mengapa masalah terjadi</h2>
<p>Untuk mengurangi tingkat keparahan dan insiden cacat kraniofasial, para peneliti menggunakan sistem model hewan—terutama embrio tikus, ayam, katak dan zebra—untuk mencoba dan mengungkap alasan mengapa cacat ini terjadi.</p>
<p>Dari semua cacat kraniofasial, 25% dikaitkan (setidaknya sebagian) dengan faktor lingkungan seperti merokok, alkohol berat atau penggunaan narkoba, logam beracun dan infeksi ibu (seperti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella">salmonella</a> atau campak Jerman) selama <a href="https://www.marchofdimes.org/mission/march-of-dimes-global-report-on-birth-defects.aspx">kehamilan</a>.</p>
<p>Sekitar 75% dari semua cacat kraniofasial terkait dengan faktor genetik. Mengingat sebagian besar gen yang mengendalikan perkembangan kraniofasial pada hewan juga berlaku pada manusia, menggunakan model hewan ini membantu kita lebih memahami perkembangan palatum manusia dan bagaimana gen spesifik dilibatkan.</p>
<p>Diharapkan penelitian ini dapat mengarah pada strategi pencegahan dan pengobatan baru, misalnya melengkapi diet ibu dengan nutrisi dan vitamin yang bermanfaat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/better-health-and-diet-well-before-conception-results-in-healthier-pregnancies-94400">Better health and diet well before conception results in healthier pregnancies</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Contoh intervensi semacam itu adalah vitamin B folat, yang digunakan untuk mengurangi cacat tabung saraf seperti spina bifida. Mewajibkan adanya fortifikasi asam folat di makanan di Amerika Serikat pada 1999-2000 menghasilkan penurunan 25-30% pada cacat tabung saraf yang parah, jelas merupakan hasil yang luar biasa untuk <a href="https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5317a3.htm">bayi baru lahir dan keluarga mereka</a>.</p>
<p>Melalui pemahaman yang lebih baik tentang proses genetik yang mendorong pertumbuhan wajah, faktor-faktor menguntungkan akan lebih banyak teridentifikasi dan dapat diberikan dengan aman kepada ibu-ibu hamil, yang lalu akan memberikan awal kehidupan lebih baik bagi anak-anak yang terbebas dari <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kelainan_Kraniofasial">kelainan kraniofasial</a>.</p>
<p><em>Artikel dari bahasa Inggris ini diterjemahkan oleh Reza Pahlevi.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/113466/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sebastian Dworkin has previously received funding from the Australian Research Council (ARC) and National Health and Medical Research Council (NHMRC) to conduct research into the genes that regulate embryonic development, particularly those that regulate formation of the facial skeleton.
</span></em></p>Melalui ribuan pembelahan sel, jaringan yang pada akhirnya akan membentuk tengkorak, rahang, kulit, sel-sel saraf, otot dan pembuluh darah terbentuk dan bersatu untuk menciptakan wajah kita.Sebastian Dworkin, Group Leader, Developmental Genetics Lab, La Trobe UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/838012018-08-14T05:42:28Z2018-08-14T05:42:28ZVirus ‘Newcastle Disease’ pada unggas potensial menjadi terapi kanker pada manusia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/228792/original/file-20180723-189323-182hzdz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penyakit Newcastle adalah pembunuh utama unggas di negara-negara berkembang.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTUzMjM1OTY4MCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTQxMDIyMjI4IiwiayI6InBob3RvLzE0MTAyMjIyOC9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJVWWhDdmcxQUdBSW9pZGhEb0VFTWtFek9mSHciXQ%2Fshutterstock_141022228.jpg&pi=41133566&m=141022228&src=5_FnoW-87DwZySIIQvEgsg-1-2">Marcovarro/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Kelemahan terbesar terapi kanker pada manusia selama ini, seperti kemoterapi, adalah metode ini juga membunuh sel-sel yang normal. Pengembangan terapi kanker dengan efektivitas dan selektivitas yang tinggi terhadap sel kanker, serta efek samping minimal terhadap sel normal sangat dibutuhkan. Begitu mematikannya kanker, secara global, sehingga <a href="http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/cancer">hampir 1 dari 6 kematian</a> disebabkan oleh kanker.</p>
<p>Kini, dalam satu dekade terakhir, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0001706X18301840">penelitian terbaru</a> menemukan virus <a href="https://www.msdvetmanual.com/poultry/newcastle-disease-and-other-paramyxovirus-infections/newcastle-disease-in-poultry">Newcastle disease (ND)</a> yang secara alami menginfeksi unggas adalah salah satu agen terapi berbasis sistem kekebalan tubuh (imunoterapi) dan terapi berbasis virus (viroterapi) yang sangat potensial untuk terapi kanker pada manusia. <a href="https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/3236">Virus ini, yang dikenal sebagai virus onkolitik,</a>, dapat membunuh sel kanker, tanpa merusak sel yang sehat.</p>
<p>Kanker ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkontrol, menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ lain di dalam tubuh. Sel normal berubah menjadi sel-sel kanker karena kerusakan pada DNA. Sel abnormal ini mengganggu struktur dan fungsi pada jaringan atau organ hingga dapat menyebabkan kerusakan yang berakibat fatal. </p>
<p>Virus onkolitik adalah virus antikanker yang secara selektif akan menginfeksi dan merusak sel kanker tanpa menyebabkan kerusakan pada sel normal. <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168165617316553">Banyak peneliti</a> telah menyelidiki efek onkolitik dari virus ND karena bereplikasi pada sel kanker manusia tapi tidak merusak pada sel normal. </p>
<p>Walau penelitian mengenai terapi kanker dengan viroterapi onkolitik telah mencuri perhatian <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0195425">banyak peneliti di berbagai belahan dunia</a>, sayangnya, di Indonesia belum ada peneliti dari instansi pemerintah atau swasta yang fokus meneliti topik ini. Khusus terkait virus ND, kebanyakan peneliti di Indonesia hanya fokus meneliti genetika virus, penentuan tingkat keganasan virus, respon kekebalan unggas, dan manajemen pengendalian virus ND. </p>
<p>Virus antikanker ini sangat penting karena kanker adalah penyakit dengan <a href="http://ocw.jhsph.edu/courses/PopulationChange/PDFs/Lecture6.pdf">morbiditas dan mortalitas</a> tinggi yang menyebabkan kematian. Saat ini, menurut <a href="http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/cancer">data terbaru WHO</a>, kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia. Pada 2015, terdapat 8,8 juta kematian pada akibat kanker. Sedangkan di Indonesia, data <a href="http://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf">WHO pada 2014 menyebutkan</a> 103.100 lak-laki dan 92.200 perempuan mati akibat kanker. Menurut WHO, pada 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. </p>
<p>Pada laki-laki, tiga jenis kanker yang paling mendominasi adalah paru-paru, hati, dan kolorektum. Sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara, serviks, dan paru-paru. </p>
<h2>Virus unggas yang mematikan</h2>
<p><em><a href="https://www.msdvetmanual.com/poultry/newcastle-disease-and-other-paramyxovirus-infections/newcastle-disease-in-poultry">Newcastle disease</a></em> (ND) adalah penyakit yang disebabkan oleh galur virulen dari <em><a href="https://www.hindawi.com/journals/vmi/2012/708216/">avian paramyxovirus type</a></em> 1 (APMV-1), dikenal juga sebagai virus ND. Di Indonesia, penyakit yang menyerang unggas ini populer dengan nama tetelo, diambil dari bahasa Jawa, <em><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Newcastle">thèthèlo</a></em>.</p>
<p><a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-88-470-0826-7_2">Newcastle disease </a> pertama kali dilaporkan <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-88-470-0826-7_2">oleh Profesor Kraneveld</a> yang bekerja di Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) di Bogor, Jawa Barat pada 1926. Tahun berikutnya, di Inggris terjadi wabah penyakit yang ganas pada unggas di daerah New Castle upon Tyne (Newcastle). Setelah 1935, nama ND baru digunakan <a href="https://www.scienceopen.com/document?vid=fdd6b1cb-6353-46cb-b5e7-a284ea3909ed">oleh Doyle</a>, merujuk pada nama kota di Inggris tersebut. Selanjutnya, ND menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. </p>
<p>Virus yang berbentuk <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8174/">pleomorfik</a> dengan diameter sekitar 200-300 nanometer ini mampu menginfeksi hampir semua spesies unggas, baik unggas liar maupun unggas jinak di rumah tangga dan industri ternak. Infeksi alami virus tersebut juga ditemukan pada babi, domba, dan cerpelai, bahkan ada laporan kasus <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1526237/">pada manusia pada 1952</a>.</p>
<p>Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi atau pembawa (karier). Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi dan ekskresi unggas yang terinfeksi, juga melalui udara. Kutu, hewan pengerat, serangga, dan anjing juga dapat berperan sebagai vektor mekanik virus ND dari feses yang terinfeksi. </p>
<p>Kini <em>Newcastle disease</em> adalah ancaman global dan endemik <a href="https://www.gov.uk/government/news/poultry-keepers-urged-to-be-vigilant-of-newcastle-disease">bagi banyak negara berkembang</a>. Wabah ND juga telah dilaporkan di <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S016817021400080X?via%3Dihub#sec0015">berbagai negara</a>. Di Indonesia, penyakit ini <a href="https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3830020/matinya-puluhan-ekor-ayam-di-mojokerto-karena-penyakit-newcastle">telah menyebar ke berbagai daerah</a>, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Serangan ND umumnya mulai meningkat pada awal musim hujan dan mencapai puncaknya pada pertengahan musim tersebut. Wabah biasanya terjadi pada saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. </p>
<p>Wabah ini berdampak besar pada peternakan unggas di Indonesia. Di sisi lain, industri unggas adalah penyumbang utama terhadap pasokan pangan global. Daging unggas dan telur adalah sumber protein hewani yang paling ekonomis yang tersedia di seluruh dunia. Saat ini, berbagai vaksin aktif dan inaktif untuk virus ND telah tersedia di pasaran untuk digunakan. </p>
<p>Infeksi virus ini dapat menyebabkan kematian pada unggas yang belum pernah divaksin hingga tingkat 100%. <em>Newcastle disease</em> menyebabkan kerugian ekonomi karena kematian, morbiditas, unggas tumbuh lambat, dan penurunan produksi telur, serta kerugian yang terkait dengan reaksi pasca vaksinasi. ND telah mengakibatkan <a href="https://www.thefencepost.com/news/backyard-flock-owners-be-aware-of-virulent-newcastle-disease/">kerugian sangat besar </a> dalam industri unggas di seluruh dunia, termasuk Indonesia.</p>
<p>Penyakit juga dapat menyebabkan <a href="https://www.poultryworld.net/Meat/Articles/2018/4/Brazil-gives-green-light-for-compartmentalisation-status-266888E/">pembatasan perdagangan internasional</a> pada produk unggas dan embargo pada area atau negara yang mengalami wabah. Walau virus pada unggas ini berbahaya bagi unggas, virus tersebut sangat potensial sebagai terobosan antikanker pada manusia.</p>
<h2>Dari unggas bisa untuk kanker manusia</h2>
<p>Semua organ dalam tubuh manusia dapat menjadi kanker tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnis, pola makan, dan lingkungan. Umumnya, kanker disebabkan oleh penurunan kematian sel atau peningkatan penyebaran sel.</p>
<p>Karena itu, pengembangan terapi kanker yang efektif membunuh sel rusak dan di saat sama berefek negatif minimal terhadap sel sehat menjadi sangat penting. Efektivitas aplikasi virus ND didasarkan pada aktivitas onkolitik yang tinggi, dan keamanan penggunaannya didasarkan pada replikasi yang selektif menyerang sel kanker dan tidak merusak sel normal. </p>
<p>Para ilmuwan tertarik menggunakan virus ND karena bereplikasi lebih cepat dalam sel kanker manusia dan menyebabkan efek onkolitik atau virus ini membelah secara selektif dan sitotoksik bagi sel kanker, namun tidak membahayakan bagi sel yang sehat. Ada beberapa jalur molekuler yang menyebabkan efek onkolitik dari virus ND, seperti jalur kematian sel secara terprogram (apoptosis). Induksi apoptosis oleh virus ND termasuk serangkaian proses masuknya virus, replikasi, sintesis protein <em>de novo</em>, dan aktivasi jalur <em>caspase</em>. Semua proses ini berperan dalam efek onkolitik virus ND. </p>
<p>Virus ND juga menginduksi apoptosis melalui jalur ekstrinsik dan intrinsik. Jalur ekstrinsik adalah jalur yang diperantarai oleh aktivasi reseptor, sedangkan jalur intrinsik sering disebut juga jalur mitokondria. Selain itu, virus ND dapat bereplikasi atau melipatgandakan dirinya hingga 10.000 kali lebih cepat pada sel kanker dibandingkan pada sel manusia yang normal. Efek selektif disebabkan oleh pembatasan protein V inang dan sitokin yang diinduksi virus (IFN-γ dan TNF-α). </p>
<p>Sel kanker dapat terinfeksi oleh virus ND dan replikasi virus di dalamnya terdeteksi oleh peningkatan antigen virus di permukaan sel yang akan terdeteksi oleh sel kekebalan tubuh. Dengan demikian, efek onkolitik virus ND pada sel kanker manusia dapat terjadi. </p>
<p>Keuntungan menggunakan virus ND dalam terapi kanker adalah:</p>
<ol>
<li>Kemampuan virus untuk berikatan dengan permukaan sel kanker melalui glikoprotein pada permukaan virus yang disebut hemagglutinin-neuraminidase; </li>
<li>Virus yang bereplikasi di sel kanker yang terinfeksi menyebabkan ekspresi antigen virus yang meningkat pada permukaan sel kanker; </li>
<li>Kemampuan virus untuk menginduksi sintesis sitokin; </li>
<li>Efek stimulasi pada sistem kekebalan tubuh yang dapat menambah kinerja dari sel imun;<br></li>
<li>Aktivitas onkolitik;</li>
<li>Pertumbuhan virus yang cepat dalam sel kanker; </li>
<li>Dan yang paling penting, virus ini tidak bersifat patogen terhadap manusia.</li>
</ol>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=256&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/230400/original/file-20180802-136655-v0v58p.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=321&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Skema virus ND membunuh sel kanker pada manusia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Penulis</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di sisi lain, penggunaan teknologi <em>reverse genetic</em> telah menyediakan cara untuk menghasilkan galur virus ND dengan sifat regulasi onkolitik dan imun yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil yang menjanjikan dengan virus ND dari <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0166354209004197">teknologi <em>reverse genetic</em></a> untuk terapi kanker telah dilaporkan <a href="http://cancerres.aacrjournals.org/content/67/17/8285.short">oleh banyak peneliti</a>. </p>
<p>Baru-baru ini, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0001706X18301840">kelompok peneliti di Malaysia</a> menggunakan isolat virus ND dari wabah yang terjadi di Malaysia, yaitu galur AF2240. Hal ini telah mendapatkan perhatian yang signifikan, terlepas dari sifat toksiknya yang tinggi terhadap sel kanker (sitotoksik). Galur ini juga memberikan wawasan mendasar ke mekanisme terprogram (apoptosis) yang dimediasi oleh virus ND yang melibatkan protein Bax (BCL2-<em>associated</em> X) serta reseptor apoptosis. </p>
<h2>Potensi yang menjanjikan?</h2>
<p>Teknologi viroterapi menggunakan virus onkolitik ND tampaknya menjanjikan untuk terapi kanker di samping metode terapi kanker lain, misalnya kemoterapi. Sayangnya, saat ini, belum ada data terkait virus ND yang beredar di Indonesia untuk terapi kanker, seperti yang telah dilakukan oleh peneliti Malaysia. </p>
<p>Apakah virus ND lokal di Indonesia justru memiliki kemampuan lebih baik sebagai agen terapi kanker ketimbang virus di negara lain? Mungkin saja! Penelitian inilah yang kini ditunggu-tunggu. Virus ND sebagai bahan baku agen terapi cukup melimpah di sini.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/83801/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Arif Nur Muhammad Ansori kini menerima Beasiswa PMDSU Batch III dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk belajar di Universitas Airlangga, Surabaya.
</span></em></p>Virus antikanker ini sangat penting karena kanker adalah penyakit dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang menyebabkan kematian pada manusia.Arif Nur Muhammad Ansori, Mahasiswa Program Doktor Sains Veteriner, Universitas AirlanggaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/963522018-05-28T10:16:20Z2018-05-28T10:16:20ZMakan dahulu, lapar kemudian: Puasa mungkin membuat sel tubuh makin kuat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/220595/original/file-20180528-80629-zehxqv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Jangan terlalu banyak.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Puasa berselang (atau puasa selang sehari) telah menjadi pola makan populer <a href="http://thefastdiet.co.uk/">di Inggris</a>. Orang berpuasa (atau hanya makan sedikit) pada beberapa hari dalam sepekan, dan melanjutkan makan seperti biasa pada hari-hari sisanya.</p>
<p>Umat manusia sudah terbiasa berpuasa sejak dahulu, akibat keadaan ketimbang pilihan. Nenek moyang kita para pemburu-peramu mungkin merupakan ahli puasa, karena mereka memanjakan diri dengan makanan di satu waktu, dan menghadapi periode langka makanan di waktu lain.</p>
<p>Mengingat hal itu, maka tak mengherankan apabila sel-sel tubuh kita dapat berfungsi baik dalam kondisi kenyang maupun lapar. </p>
<p>Sebagai kelompok mahasiswa riset dan kedokteran, kami ingin mengetahui apakah puasa menyebabkan sel kita bertambah tangguh terhadap kerusakan akibat hilangnya berat badan. Serta, apakah manfaat ini muncul dari stres sementara yang ditimbulkan puasa terhadap sel tubuh kita?</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/75978/original/image-20150325-14504-13wtgpy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Mengapa tak coba keduanya?</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.shutterstock.com/pic-5527483/stock-photo--feast-or-famine-road-sign-with-dramatic-clouds-and-sky.html?src=7Vn9BeTvhIWiMP9nFuDwlw-1-0">Sign via www.shutterstock.com.</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Puasa berselang mungkin punya manfaat anti-penuaan</h2>
<p>Para ilmuwan telah bertahun-tahun melihat kemungkinan manfaat kesehatan dari pembatasan kalori.</p>
<p>Sebuah teori terkenal <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.cmet.2013.12.008">mengatakan</a> manfaat kesehatan ini ada kaitannya dengan penurunan gula darah akibat puasa, yang mendorong sel tubuh kita bekerja lebih keras untuk memanfaatkan bentuk lain dari energi.</p>
<p>Monyet Rhesus yang hanya makan 70 persen asupan kalori normal mereka, terbukti berumur <a href="http://dx.doi.org/10.1038/ncomms4557">lebih panjang</a> dan jauh lebih sehat pada usia tua. Manfaat anti-penuaan ini juga terlihat pada <a href="http://ajcn.nutrition.org/content/86/1/7.full">binatang</a> yang diberi pola makan puasa berselang.</p>
<p>Baru-baru ini, para ilmuwan juga menemukan dampak yang mirip pada <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmid/17291990/">manusia</a>. </p>
<p>Meski demikian, masih belum jelas mengapa puasa berselang bisa memiliki manfaat dalam melawan penuaan. Pertanyaan ini bertambah pelik karena pada studi terhadap manusia, puasa menyebabkan penurunan berat badan.</p>
<p>Manfaat penurunan berat badan dapat membayangi manfaat kesehatan puasa sendiri.</p>
<h2>Radikal bebas merusak sel, tapi puasa dapat membantu</h2>
<p>Satu cara sel kita bisa rusak adalah ketika terpapar stres <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10693912">oksidatif</a>. Dan mencegah atau memperbaiki kerusakan sel dari stres oksidatif amat berguna melawan penuaan. </p>
<p>Stres ini terjadi ketika terdapat produksi radikal bebas seperti spesies oksigen reaktif yang lebih tinggi dari biasanya. Molekul tak stabil ini membawa elektron yang sangat reaktif.</p>
<p>Ketika salah satu radikal bebas ini bertemu molekul lain, ia akan mengambil atau melepas elektron. Hasilnya, ada reaksi rantai cepat dari molekul ke molekul, membentuk lebih banyak lagi radikal bebas, yang dapat memecahkan ikatan antaratom di dalam komponen penting dalam sel, seperti membran seluler, protein esensial atau bahkan DNA.</p>
<p>Antioksidan bekerja dengan cara mentransfer elektron yang diperlukan guna menstabilkan radikal bebas sebelum mereka dapat merusak.</p>
<p>Puasa sepertinya dapat membantu sel kita melawan kerusakan akibat proses ini. Tetapi belum jelas persisnya bagaimana.</p>
<p>Radikal bebas dapat dihasilkan dari mitokondria (penghasil tenaga bagi sel) yang berfungsi jelek. Ketika kita berpindah antara puasa dan makan normal, sel kita mengalami penurunan kadar glukosa (gula darah) sementara, sehingga mereka dipaksa mencari sumber energi lain yang tersedia, seperti asam lemak.</p>
<p>Hal ini dapat menyebabkan sel untuk menyalakan proses bertahan hidup untuk membuang mitokondria yang tak sehat, dan menggantinya dengan mitokondria sehat, sehingga mengurangi produksi radikal bebas dalam jangka panjang.</p>
<p>Memang benar, puasa sendiri menghasilkan kenaikan sedikit produksi radikal bebas.</p>
<p>Sel tubuh kita menanggapinya dengan meningkatkan kadar antioksidan alami untuk melawan radikal bebas yang mungkin ada. Radikal bebas memang sering dianggap berbahaya karena dapat merusak sel, tetapi mereka juga penting karena memicu sel untuk <a href="http://dx.doi.org/10.1016/j.cmet.2013.12.008">mengatasi</a> stres lebih baik lagi di masa depan.</p>
<h2>Apakah puasa dan makan memerangi penuaan?</h2>
<p>Untuk memahami bagaimana puasa mungkin membuat sel bertambah kuat, kami merekrut 24 orang dan meminta mereka <a href="http://dx.doi.org/10.1089/rej.2014.1624">berpuasa berselang</a> selama dua periode, masing-masing tiga pekan. </p>
<p>Pada periode pertama, mereka diberi pola makan yang dirancang khusus. Sementara pada periode kedua, mereka diberi pola makan yang sama ditambah suplemen Vitamin C dan Vitamin E, yang keduanya antioksidan.</p>
<p>Karena kami ingin menitikberatkan penelitian pada dampak puasa terhadap sel (bukan penurunan berat badan), maka para peserta memakan 175% asupan kalori normal mereka pada hari biasa, dan 25% asupan normal pada hari puasa untuk mencegah berat badan mereka berkurang.</p>
<p>Kami menyediakan makanan serta dengan cermat mencatatnya. Mereka makan pasta, ayam, roti sandwich serta pencuci mulut seperti es krim. </p>
<p>Kami mengambil sampel darah mereka sebelum dan sesudah diet tersebut, sehingga kami bisa membandingkan kadar stres oksidatif dan penanda bagi kerja sel yang kuat.</p>
<p>Pada periode pertama, kami berusaha mencari tahu apakah puasa dapat meningkatkan stres oksidatif (radikal bebas) pada sel setiap orang, dan apakah stres ini benar-benar dapat memicu sel yang lebih kuat dan lebih tangguh.</p>
<p>Kemudian, kami ingin melihat apakah meminum antioksidan—di periode kedua—dapat memblokir radikal bebas akibat puasa, mencegah sel bertambah tangguh. Dengan kata lain, kami ingin tahu apakah Vitamin C dan E dapat melindungi sel sampai-sampai sel itu tidak dapat membela diri di kemudian hari.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/76028/original/image-20150325-14515-qbn3m9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Antioksidan, seperti Vitamin C, dapat melindungi sel dari stres oksidatif.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.shutterstock.com/pic-48588532/stock-photo-pills-of-vitamin-c-spilled-out-open-container-on-white-background.html?src=g-GrJczcORbTE6QBXqWAMw-2-60">Vitamin C tablets via www.shutterstock.com.</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana dampak puasa berselang terhadap tubuh manusia?</h2>
<p>Kami menemukan bahwa akibat berpuasa berselang, sel tubuh memproduksi lebih banyak gen bernama SIRT3, sebagai bagian dari upaya pencegahan produksi radikal bebas dan peningkatan proses <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3711519/">perbaikan sel</a>. </p>
<p>Kami juga menemukan penurunan signifikan kadar insulin beredar, yang menandakan peserta penelitian lebih responsif terhadap hormon ini. Ini penting karena ketika sensitivitas kita berkurang terhadap insulin, kita berisiko diabetes.</p>
<p>Ada satu temuan menarik: ketika para peserta penelitian meminum suplemen Vitamin C dan E, maka manfaat puasa menghilang. </p>
<p>Sepertinya karena sel-sel tubuh relatif terlindung dari stres oksidatif yang timbul akibat puasa berselang, maka sel-sel itu tidak meningkatkan pertahanan alami dan meningkatkan sensitivitas mereka terhadap insulin dan tanda stres lainnya.</p>
<p>Artinya, kadar rendah stres lingkungan seperti berpuasa sebenarnya bagus bagi tubuh kita, dan saat berpuasa suplemen antioksidan mungkin justru mencegah respon sehat dan alami dari sel kita.</p>
<p>Meski penelitian kami relatif kecil dengan periode pendek, kami mampu mendapatkan beberapa manfaat kesehatan dari puasa, tanpa ada pengurangan berat badan sama sekali.</p>
<p>Kami menantikan adanya studi lain tentang puasa berselang yang menunjukkan manfaat yang lebih jelas, dalam jangka panjang bagi kelompok orang yang lebih banyak.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini telah diperbaharui untuk mengoreksi informasi tentang radikal bebas dan anti-oksidan.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/96352/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Douglas Bennion receives funding from the American Heart Association and the National Heart, Lung, and Blood Institute. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Martin Wegman dan Michael Guo tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Stres yang dihasilkan dari puasa berselang membuat sel makin kuat.Douglas Bennion, MD-PhD student and NIH T32 Pre-doctoral Fellow, University of FloridaMartin Wegman, MD-PhD student and NIH TL1 Pre Doctoral Fellow, University of FloridaMichael Guo, MD-Phd student, University of FloridaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.