tag:theconversation.com,2011:/africa/topics/k-pop-63335/articlesK-Pop – The Conversation2024-02-05T14:28:07Ztag:theconversation.com,2011:article/2207782024-02-05T14:28:07Z2024-02-05T14:28:07ZBagaimana aktivisme digital penggemar K-Pop di Indonesia mewarnai Pemilu 2024<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/569673/original/file-20240116-15-ojkbg3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C104%2C6290%2C3278&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Konten digital penggemar K-pop dengan mengadopsi penggambaran idol K-pop dalam figur Anies Baswedan.</span> <span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Aktivisme fandom (sekelompok orang yang membentuk komunitas) K-Pop makin menunjukkan pengaruh yang luas, mulai dari aktivisme yang berkaitan dengan <a href="https://journal.transformativeworks.org/index.php/twc/article/download/300/287?inline=1">kemanusiaan</a> hingga <a href="https://www.voaindonesia.com/a/menakar-kekuatan-fandom-k-pop-dalam-aktivisme-sosial-dan-politik/5504493.html">politik</a>.</p>
<p>Di Indonesia, kesukaan sejumlah masyarakat terhadap K-Pop tampak dimanfaatkan oleh para kandidat politik yang maju dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 guna meraup suara. Bagaimana tidak, jumlah pemilih muda yang masuk kategori milenial dan Gen Z pada Pemilu 2024 <a href="https://www.kpu.go.id/berita/baca/11684/55-pemilih-didominasi-generasi-muda-bantu-kpu-dalam-penyelenggaraan-pemilu-2024">mencapai 55%</a>. Indonesia sendiri merupakan negara dengan <a href="https://goodstats.id/article/indonesia-masuk-peringkat-pertama-dengan-fans-k-pop-terbanyak-di-dunia-6w71d">jumlah penggemar K-Pop terbanyak di dunia</a>.</p>
<p>Menariknya, biasanya fandom K-Pop memiliki karakteristik tidak mudah disetir dan benci ditunggangi kepentingan politik. Maka, ketika mereka melibatkan diri dalam aktivisme digital pada Pemilu 2024 secara sukarela, ini menjadi fenomena yang unik.</p>
<p>Salah satu contoh yang menonjol adalah akun Anies Bubble di X (dulunya Twitter). Walaupun akun ini <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1747486197826609172">menyangkal</a> bahwa aktivisme digital mereka merepresentasikan fandom K-Pop tertentu maupun penggemar K-Pop secara menyeluruh, fenomena ini tetap memperlihatkan bagaimana komunitas pecinta budaya Korea mewarnai kontestasi politik tanah air.</p>
<h2>‘Anies Bubble’ dan manuver politik</h2>
<p>Akun <a href="https://twitter.com/aniesbubble">@aniesbubble</a> mengklaim sebagai akun pendukung Anies. Per 5 Februari 2024, akun ini memiliki jumlah pengikut 178 ribu sejak cuitan pertamanya pada 29 Desember 2023. </p>
<p>Akun @aniesbubble mengadopsi karakter <a href="https://mediaindonesia.com/humaniora/597776/apa-itu-fandom-berikut-daftar-11-fandom-k-pop-terbesar-di-dunia">fandom</a> K-Pop dalam mengomunikasikan pesan melalui unggahan. Contohnya adalah dengan menggunakan Bahasa Korea dalam unggahan, menggunakan emoji burung hantu sebagai lambang identitas Anies-layaknya identitas yang dimiliki oleh idol K-Pop-hingga penamaan fandom “Humanies”. Akun @aniesbubble tidak menjelaskan secara rinci apa arti “Humanies”, tetapi para penggemar menginterpretasikan “Humanies” sebagai <a href="https://twitter.com/gabuttaja/status/1742582205631869414">pendukung hak asasi manusia</a>, <a href="https://twitter.com/gredrahamzah/status/1742592454094921958">lekat dengan nilai keadilan untuk seluruh pihak</a>, dan <a href="https://twitter.com/play_tomorrow/status/1742677248757637618">memanusiakan manusia (diambil dari kata humanis)</a>.</p>
<p>Adapun aktivisme digital penggemar K-Pop ini dapat dijelaskan melalui aktivitas <em>clicktivism</em>, <em>metavoicing</em>, dan <em>assertion</em> yang diungkapkan oleh <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1471772717303470">Jordana J. George dan Dorothy E. Leidner dari Baylor University, Amerika Serikat</a>.</p>
<p>Aktivisme ini diawali dengan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1471772717303470"><em>clicktivism</em></a>, yaitu aktivitas digital dalam bentuk pemberian <em>like</em>, <em>voting</em>, maupun mengikuti akun media sosial atau blog. Para penggemar K-Pop memulai gerakannya saat akun <a href="https://twitter.com/aniesbubble">@aniesbubble</a> muncul dan mulai menjadi pengikut. Konten pada akun @aniesbubble yang mengutip <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1740780880065708094"><em>Live</em> TikTok Anies yang pertama</a> pada 29 Desember 2023, berhasil mendapatkan <em>like</em> sebanyak 4,1 ribu. <em>Voting</em> dilakukan saat @aniesbubble membuka <em>voting</em> <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1742565971108434087">pemilihan nama fandom pada 3 Januari 2024</a>, antara Humanies atau Manies.</p>
<p>Aktivitas berikutnya adalah <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1471772717303470"><em>metavoicing</em></a>, yakni ketika pengguna media sosial melakukan aktivitas memberikan komentar, mengunggah ulang <em>post</em> (<em>reposting</em>), <em>sharing</em>, dan <em>retweeting</em> unggahan media sosial yang dilakukan oleh akun lain. Salah satu cuitan @aniesbubble yang mendapatkan <em>repost</em> terbanyak adalah <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1742348682333425719">konten mengenai guru PAUD</a>, yakni sebanyak 28 ribu. Seorang guru PAUD berkeluh-kesah bahwa profesinya dipandang sebelah mata, sehingga ia meminta motivasi dari Anies. Anies memberinya semangat dengan mengatakan bahwa guru PAUD justru menjadi guru yang paling diingat oleh anak didiknya.</p>
<p>@aniesbubble juga melakukan <em>metavoicing</em> dengan mengunggah ulang potongan-potongan video <em>live</em> Tiktok Anies ke platform X. <em>Repost</em> maupun <em>retweeting</em> merupakan aktivitas yang <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1742348682333425719">satu level lebih tinggi daripada <em>liking</em></a> karena membutuhkan usaha yang lebih.</p>
<p>Dalam hal video, @aniesbubble melakukan pengeditan dengan mengambil konten dari <em>live</em> Tiktok Anies, memotongnya, dan mengunggahkan kembali di platform X. </p>
<p>Sementara itu, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1471772717303470"><em>assertion</em></a> didefinisikan sebagai bagaimana konten media sosial diproduksi. Aktivitas ini membutuhkan <em>skill</em> yang relatif lebih tinggi dan usaha yang lebih besar daripada <em>clicktivism</em> dan <em>metavoicing</em> karena mengharuskan adanya produksi video, audio, gambar, maupun teks.</p>
<p>@aniesbubble memiliki karakterisktik yang mirip dengan fandom K-Pop, seperti memproduksi konten tentang idol mereka dengan gaya khas K-Pop sebagai media promosi. @aniesbubble juga membuat <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1752651227614326831">konten-konten promosi</a> seperti halnya saat idol K-Pop dipromosikan.</p>
<p>Melalui <a href="https://magdalene.co/story/anies-bubble-dan-kpopisasi/">wawancaranya dengan media <em>Magdalene</em></a>, admin akun @aniesbubble mengaku bahwa pergerakannya di platform X terinspirasi dari kebiasaannya sebagai penggemar K-Pop yang mengoperasikan akun-akun fandom tertentu.</p>
<p>Jaringan penggemar Anies juga memproduksi konten digital berupa <a href="https://twitter.com/olpproject/status/1746729151456035320">video yang didesain mirip dengan video promosi idol K-Pop</a>. Akun X dengan <em>username</em> <a href="https://twitter.com/olpproject">@olpproject</a> bahkan membuka penggalangan dana untuk mempromosikan Anies secara sukarela. <a href="https://twitter.com/aniesbubble/status/1746739343442808982">Video promosi Anies</a> dengan gaya editan yang mirip idol K-Pop bahkan sempat tayang di area Grand Metropolitan, Kota Bekasi, Jawa Barat; Graha Mandiri Jl. Imam Bonjol, Taman Menteng, Jakarta; depan Hermes Palace, Jalan Pemuda, Medan, Sumatra Utara; depan Hotel Sahid, Surabaya, Jawa Timur; serta Graha Satria, Fatmawati, Jakarta.</p>
<h2>Penggemar K-Pop dalam politik: efek kejut</h2>
<p>Fenomena penggemar K-Pop menggalang dukungan secara sukarela untuk kandidat presiden tertentu menjadi fenomena unik. Ini karena selama ini pecinta K-Pop paling tidak suka eksistensi mereka dipolitisasi dan sangat berhati-hati menunjukkan keberpihakan.</p>
<p>Pada Juli 2023, misalnya, calon presiden <a href="https://twitter.com/ganjarpranowo/status/1681954304348020738">Ganjar Pranowo melontarkan cuitan di X</a>, “Mas @gibran_tweet tadi bilang pengen bikin konser Kpop di Solo. Tapi masih bingung mau undang siapa. Kamu punya ide?”. Alih-alih mendapatkan respons positif, cuitan tersebut justru mendapat sentimen negatif dari fandom K-Pop karena mereka tidak terima jika <a href="https://www.benarnews.org/indonesian/berita/ganjar-kpop-08042023133333.html">idolanya dijadikan alat pendulang suara belaka</a>.</p>
<p>Ada pula satu calon legislatif (caleg) dari suatu partai politik, yang maju dalam pemilihan legislatif Kota Bandung, Jawa Barat, yang membuat spanduk kampanye yang menampilkan <a href="https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017461667/spanduk-caleg-pdi-perjuangan-di-kota-bandung-dirujak-netizen-pede-pasang-foto-editan-bersama-idol-kpop?page=all">foto dirinya yang diedit bersama idol K-Pop Enhypen</a>. Ini memicu reaksi keras dari fandom K-Pop, bahkan <a href="https://twitter.com/PolJokesID/status/1734108658622247146">banyak disindir oleh warganet di X</a> “sederhana tapi bikin kpopers marah”. Penggemar K-Pop menunjukkan kekesalan dan kemarahan karena idola mereka dimanfaatkan untuk kepentingan politik.</p>
<p>Maka dari itu, respons penggemar K-Pop terhadap manuver politik Anies di media sosial sangat mungkin membawa pengaruh politik yang besar. Respons pengguna TikTok dan X yang dapat dikategorikan sebagai aktivisme digital ini <a href="https://www.liputan6.com/pemilu/read/5497048/timnas-amin-sebut-akun-anies-bubble-bukan-kreasi-tim-tapi-tumbuh-organik">diklaim pihak Anies sebagai sesuatu yang organik</a> dan bukan merupakan bagian dari tim pemenangan Anies.</p>
<h2>Adu ‘branding’ kandidat di media sosial</h2>
<p>Ekspresi penggemar K-Pop dalam idolisasi Anies bisa saja menjadi “kemenangan” kecil bagi Anies. Tantangan yang dihadapi kemudian adalah bagaimana aktivisme digital yang diklaim organik ini berhadapan dengan aktivisme digital pada level lain yang sangat mungkin muncul karena fabrikasi maupun manipulasi oleh robot (<a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1471772717303470"><em>botism</em></a>).</p>
<p>Selain itu, wajar saja jika setiap kandidat berusaha <a href="https://www.kompas.id/baca/riset/2024/01/08/persona-daring-para-capresdi-media-sosial">menciptakan <em>branding</em> diri</a> agar bisa menarik simpati pemilih muda, meskipun belum tentu Anies sendiri paham soal K-Pop.</p>
<p>Capres Prabowo Subianto juga membentuk <em>image</em> ‘gemoy’ terhadap dirinya di media sosial. Sementara itu, kemunculan capres Ganjar Pranowo dalam sebuah <a href="https://www.youtube.com/watch?v=ksbAAktR27U"><em>podcast</em> pada 2019 lalu</a> yang kembali viral membuatnya mendapat julukan ‘penguin’.</p>
<p>Diskursus politik di media sosial hanya salah satu penentu bagaimana <a href="https://www.adshr.org/index.php/vo/article/view/34/33">pengguna media sosial menunjukkan perspektifnya</a>. <em>Hype</em> di media sosial tidak selalu mencerminkan kondisi di lapangan, sehingga aktivisme digital meskipun masif dilakukan atau bahkan bersifat organik, belum tentu akan memenangkan pasangan capres-cawapres yang bersangkutan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/220778/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Masitoh Nur Rohma tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Penggemar K-pop Indonesia yang tidak suka ditunggangi kepentingan politik, kini membuat gerakan politik melalui aktivisme digital.Masitoh Nur Rohma, Assistant Professor in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2143762023-09-29T06:47:09Z2023-09-29T06:47:09ZDari ‘nation branding’ hingga ‘soft power’: bagaimana ekonomi kreatif pun bisa jadi kekuatan politik<p>Industri di bidang budaya dan kreativitas <a href="https://www.adb.org/sites/default/files/publication/804501/adbi-creative-economy-2030.pdf">makin mendapat perhatian dalam forum-forum multilateral dan regional</a>, termasuk di <a href="https://www.adb.org/sites/default/files/publication/804501/adbi-creative-economy-2030.pdf">ASEAN maupun G20</a>. Sebab, sektor ini dianggap dapat menjadi media pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Dalam gagasan <a href="https://www.adb.org/sites/default/files/publication/804501/adbi-creative-economy-2030.pdf">Creative Economy 2030</a> Asian Development Bank Institute (ADB), ekonomi kreatif bahkan menjadi strategi besar untuk mengaplikasikan pembangunan berkelanjutan. </p>
<p>Ekonomi kreatif merupakan sebuah <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0163443717692739">gerakan intelektual</a> yang lahir dari industri kreatif dengan menjadikan <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0163443717692739">kreativitas sebagai modal</a>. Menurut pakar industri kreatif asal Inggris, John Howkins, <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2021/11/The-ASEAN-Oct-Nov-2021-Digital-v1.pdf">ekonomi kreatif menghubungkan berbagai bidang</a>, seperti seni dan budaya, sains dan teknologi, bisnis dan perdagangan. Artinya, integrasi ekonomi kreatif dengan sektor lain dapat meningkatkan nilai tambah.</p>
<p>Ramainya diskusi mengenai ekonomi kreatif menunjukkan bagaimana ia kini telah menjadi bagian dari agenda ekonomi politik global. Tak hanya memiliki nilai ekonomi, industri ini memiliki pengaruh dalam membentuk <a href="https://www.wilsoncenter.org/sites/default/files/media/documents/page/joseph_nye_soft_power_journal.pdf">‘merek’ suatu bangsa (<em>nation branding</em>) dan <em>soft power</em>, bahkan kultur universal</a>.</p>
<p>Organisasi internasional pun telah <a href="https://www.wilsoncenter.org/sites/default/files/media/documents/page/joseph_nye_soft_power_journal.pdf">menjadi wadah</a> untuk menyatukan dan mendorong minat yang sama antara satu negara dengan negara yang lain. Ini misalnya terkait kekayaan intelektual dalam Intellectual Property Organization (IPO), perdagangan global dalam World Trade Organization (WTO), aspek pariwisata oleh UNWTO, dan pendidikan dan kebudayaan di bawah naungan UNESCO.</p>
<p>Sebagai pengajar ilmu hubungan internasional yang fokus dalam isu-isu ekonomi politik, saya ingin menjelaskan bagaimana ekonomi kreatif memegang pengaruh dalam percaturan politik internasional–terutama terkait fungsinya sebagai <em>soft power</em> dan dalam pembentukan ‘merek’ suatu negara.</p>
<h2>Ekonomi kreatif sebagai <em>soft power</em></h2>
<p>Pergeseran agenda politik internasional menjadikan ekonomi sebagai sektor yang strategis dalam membentuk kekuatan nasional. Negara tidak lagi menjadi satu-satunya aktor politik yang berperan strategis dalam percaturan politik global, namun juga sektor swasta. Terjadi perubahan orientasi kekuatan politik <a href="https://www.wilsoncenter.org/sites/default/files/media/documents/page/joseph_nye_soft_power_journal.pdf">tak hanya pada militer</a> tetapi juga pada sumber daya yang tak kasat mata (<a href="https://www.wilsoncenter.org/sites/default/files/media/documents/page/joseph_nye_soft_power_journal.pdf"><em>intangible power resources</em></a>) seperti budaya, ideologi, dan kelembagaan.</p>
<p>Di sinilah ekonomi kreatif memainkan peranan penting sebagai kontributor dalam membentuk <em>soft power</em> (kemampuan menyebarkan pengaruh lewat pendekatan nonkoersif) suatu negara–dan ini terlihat jelas di masa pandemi. </p>
<p>Walaupun terkena dampak dari mobilitas masyarakat yang terbatas akibat COVID-19, ekonomi kreatif adalah salah satu sektor yang <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">berhasil mempertahankan aktivitasnya melalui platform digital</a>. Seniman, pengusaha maupun komunitas kreatif melakukan konser <em>online</em> dan pameran digital. Tren media sosial juga turut menyebarkan informasi terkini bahkan viral kepada masyarakat.</p>
<p>Pada 2020, misalnya, konser <em>online</em> di seluruh dunia berhasil membukukan pendapatan <a href="https://www.scmp.com/lifestyle/entertainment/article/3134165/success-bts-nick-cave-and-niall-horan-online-concerts-gives">hingga US$600 juta</a> (Rp9,29 triliun).</p>
<p>Tak hanya itu, distribusi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun terbantu dengan adanya inovasi dari aplikasi transportasi <em>online</em> serta <a href="https://www.researchgate.net/publication/297712848_Analysis_of_Factors_Affecting_The_Use_of_E-Commerce_on_Small_and_Medium_Enterprises_SMEs_Creative_Industries_In_Jabodetabek-Indonesia"><em>e-commerce</em> yang menjadi pasar digital yang mempermudah transaksi perdagangan</a>. <a href="https://www.adb.org/publications/creative-economy-2030-imagining-and-delivering-a-robust-creative-inclusive-and-sustainable-recovery">Menurut UNESCO, pada tahun 2021</a>, ekonomi kreatif berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dengan membuka 30 juta lapangan pekerjaan. </p>
<p>Sebagai sektor yang secara global didorong untuk mencapai pemulihan ekonomi, pertumbuhan ekonomi kreatif <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">berpeluang terus mengalami transformasi</a>. Ini penting dalam <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">membentuk <em>soft power</em> suatu negara dan pembangunan ekonominya.</a> Sebab, tidak hanya mendorong terciptanya inovasi dan kreasi, ekonomi kreatif juga <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">memberdayakan potensi budaya dan kearifan lokal sebagai sumber daya ekonomi</a> dengan memanfaatkan kreativitas kontemporer dan teknologi untuk menciptakan nilai komersial.</p>
<p>Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) melaporkan bahwa kontribusi sektor ekonomi kreatif ke pemasukan negara-negara <a href="https://unctad.org/press-material/creative-economy-offers-countries-path-development-says-new-unctad-reporthttps://unctad.org/press-material/creative-economy-offers-countries-path-development-says-new-unctad-report">terus bertumbuh tiap tahunnya</a>. Ekspor barang-barang kreatif global meningkat 25% menjadi US$524 juta (Rp8,11 triliun) pada 2020 dibandingkan satu dekade sebelumnya, sementara ekspor jasa kreatif dunia melambung 125% menjadi hampir US$1,1 miliar (Rp17,03 triliun) pada periode yang sama. Negara berkembang menyumbang 80% ke ekspor barang-barang kreatif, dan ini tentunya baik untuk pertumbuhan ekonomi dan memperkuat <em>soft power</em> mereka.</p>
<h2>Ekonomi kreatif sebagai pembentuk <em>nation branding</em></h2>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/551082/original/file-20230929-20-k468k9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Konser KCON di Los Angeles, Amerika Serikat, 2022. KCON merupakan rangkaian acara bagi fans untuk bisa menyaksikan pertunjukan K-Pop dan mengeksplorasi berbagai aspek budaya Korea Selatan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.kconusa.com/home/">Situs resmi KCON USA.</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Korea Selatan memajukan ekonomi kreatifnya melalui musik, film, dan teknologi yang memiliki <em>branding</em> <a href="https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://quod.lib.umich.edu/cgi/p/pod/dod-idx/hallyu-20-the-new-korean-wave-in-the-creative-industry.pdf%3Fc%3Diij%3Bidno%3D11645653.0002.102%3Bformat%3Dpdf%23:%7E:text%3DThe%2520Korean%2520wave%2520(Hallyu)%2520refers,other%2520parts%2520of%2520the%2520world.%26text%3Dheavily%2520access%2520these%2520social%2520media%2520to%2520enjoy%2520local%2520popular%2520culture.&ved=2ahUKEwjttISP8sqBAxWCxTgGHUOoAFsQFnoECA8QBg&usg=AOvVaw344-x7Zqw-BovtyxvdFORu">Korean Wave</a>. Begitu pun <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">Jepang dengan Cool Japan</a>, <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">India dengan Bollywood dan yoga</a>, <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">Maladewa dengan pariwisatanya</a>, dan <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/creative-economy-pivotal-shaping-soft-power">Perancis dengan fesyen dan gastronomi.</a></p>
<p>Negara-negara ini merupakan beberapa dari banyak negara dunia yang menggerakkan ekonomi kreatif sebagai mata pencaharian masyarakat ekonomi lokal. Hasilnya adalah ciri khas negara tersebut atau dikenal dengan istilah <em>nation branding</em>.</p>
<p><em>Nation branding</em> mendorong suatu negara membentuk keunggulan kompetitifnya dan memperkuat <em>soft power</em> mereka. <a href="https://culturaldiplomacy.org/pdf/case-studies/Hwajung_Kim_The_Importance_of_Nation_Brand.pdf">Tujuan <em>nation branding</em></a> adalah menarik pariwisata dan talenta, serta mendorong investasi dan ekspor. </p>
<p>Ekonomi kreatif dapat mendorong pembentukan ‘merek’ ini. Unsur budaya dan kearifan lokal sebagai instrumen kreativitas menciptakan keunggulan yang memberi identitas dan karakteristik dari suatu negara.</p>
<p>Pada 2021, misalnya, ekonomi Korea Selatan <a href="https://koreajoongangdaily.joins.com/2023/03/12/opinion/columns/Kpop-Kculture-Hallyu/20230312200322387.html">‘diselamatkan’</a> dari terjangan pandemi oleh ekspor terkait K-wave yang menyentuh angka US$12,45 miliar (Rp193,15 triliun)–naik lebih dari 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pemasukan industri perfilman Bollywood bisa <a href="https://www.reuters.com/world/india/bollywood-broken-movie-moguls-spell-over-india-fades-2022-09-01/">mencapai US$2 miliar</a> (Rp31 triliun) tiap tahunnya. Sementara, pariwisata berkontribusi <a href="https://www.theglobaleconomy.com/rankings/international_tourism_revenue_to_GDP/">hampir 40%</a> ke PDB Maladewa.</p>
<p>Masing-masing negara memiliki kapasitas dalam mengembangkan ekonomi kreatifnya. Masing-masing juga memiliki orientasi yang turut didukung sebagai program dalam kebijakan pemerintah. </p>
<p>Pun Indonesia, yang turut aktif mengembangkan <a href="https://www.kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/Indonesia-Menjadi-Inisiator-Tahun-Internasional-Ekonomi-Kreatif-Dunia">subsektor ekonomi kreatif unggulan</a> dari segi pemberdayaan kearifan lokal, seperti fesyen, kuliner, dan kerajinan tangan.</p>
<h2>Sisi-sisi ekonomi kreatif: hiburan, bisnis, dan politik</h2>
<p>Ekonomi kreatif memiliki sisi-sisi yang menunjang keberlangsungan eksistensinya dan berdampak pada gaya hidup masyarakat. Perkembangan ekonomi kreatif pun dinamis namun sustainable. Setiap negara memiliki subsektor unggulan, prioritas, maupun yang sedang dikembangkan dalam ekonomi kreatif, baik kategori seni dan budaya, sains dan teknologi, serta berkontribusi dalam aspek bisnis dan perdagangan.</p>
<p>Dari sisi hiburan, ekonomi kreatif merupakan sarana rekreasional yang menunjang kapasitas dan penyebaran informasi. Musik, film, aplikasi, desain, seni pertunjukkan merupakan subsektor ekonomi kreatif yang kerap mengelaborasikan seni, budaya, dan modernisasi. Ekonomi kreatif tumbuh menjadi sektor yang dapat dinikmati setiap segmen masyarakat.</p>
<p>Dari sisi politik, subsektor ekonomi kreatif mampu menjadi alat atau media menyebarkan suatu isu yang bersifat transnasional atau lintas batas. Hal ini mampu menggiring opini masyarakat terhadap suatu isu bahkan membentuk gaya hidup dan selera.</p>
<p>Tak hanya sekadar soal kekuatan ekonomi suatu negara, produk ekonomi kreatif juga bisa mempromosikan agenda ke kancah internasional, misalnya melalui media film. Film Hollywood <em>Don’t Look Up</em> (2021), contohnya, mengangkat <a href="https://time.com/6130686/dont-look-up-climate-change/">isu perubahan iklim dan lingkungan</a>. Atau, film dengan pesan antiperang seperti <a href="https://www.france24.com/en/live-news/20230313-german-anti-war-epic-all-quiet-on-western-front-claims-oscars-glory-1"><em>All Quiet on The Western Front</em> (2022)</a> asal Jerman.</p>
<p>Sedangkan dari sisi bisnis, kontribusi ekonomi kreatif berdampak signifikan bagi pembangunan ekonomi bangsa, karena sektor ini memberdayakan keterampilan sumber daya manusia agar produktif secara ekonomi. Ekonomi kreatif juga menjadi kontributor penting terhadap nilai ekspor dan mengintegrasikannya keberbagai sektor ekonomi. Daya tahannya pun telah diuji selama pandemi. Tidak salah jika ekonomi kreatif masih dan tetap akan berpotensi menjadi sektor primadona dari agenda ekonomi politik global.</p>
<p>Ekonomi kreatif dalam tatanan ekonomi politik adalah fundamental, menjadikannya sebagai <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0163443717692739">bagian dari kebijakan publik</a> yang mendorong daya saing ekonomi sangatlah penting. Negara berperan sebagai fasilitator dan mobilisator dalam memberi wadah ke seluruh aspek masyarakat untuk terlibat mengembangkan ekonomi kreatif sebagai kekuatan bangsa.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/214376/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Afni Regita Cahyani Muis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tak hanya memiliki nilai ekonomi, sektor ekonomi kreatif memiliki pengaruh dalam membentuk dan soft power, bahkan merek’ suatu bangsa.Afni Regita Cahyani Muis, Dosen Prodi Hubungan Internasional, Universitas Darussalam GontorLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1865892022-07-13T07:16:22Z2022-07-13T07:16:22ZBTS rehat : di antara ambisi ‘soft power’ Korea Selatan dan menjaga keamanan nasional<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/472976/original/file-20220707-22-59svlq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.alamy.com/members-of-the-k-pop-band-bts-speak-during-the-during-a-daily-press-briefing-in-the-james-s-brady-press-briefing-room-at-the-white-house-in-washington-dc-on-may-31-2022credit-oliver-contreraspool-via-cnp-mediapunch-image471310628.html?pv=1&stamp=2&imageid=7BFE3860-5FB3-47AC-A835-CA75C216B935&p=340861&n=0&orientation=0&pn=1&searchtype=0&IsFromSearch=1&srch=foo%3dbar%26st%3d0%26pn%3d1%26ps%3d100%26sortby%3d3%26resultview%3dsortbyRelevant%26npgs%3d0%26qt%3dbts%2520band%26qt_raw%3dbts%2520band%26lic%3d3%26mr%3d0%26pr%3d0%26ot%3d0%26creative%3d%26ag%3d0%26hc%3d0%26pc%3d%26blackwhite%3d%26cutout%3d%26tbar%3d1%26et%3d0x000000000000000000000%26vp%3d0%26loc%3d0%26imgt%3d0%26dtfr%3d20210620%26dtto%3d20230620%26size%3d0xFF%26archive%3d1%26groupid%3d%26pseudoid%3d178068%26a%3d%26cdid%3d%26cdsrt%3d%26name%3d%26qn%3d%26apalib%3d%26apalic%3d%26lightbox%3d%26gname%3d%26gtype%3d%26xstx%3d0%26simid%3d%26saveQry%3d%26editorial%3d%26nu%3d%26t%3d%26edoptin%3d%26customgeoip%3dGB%26cap%3d1%26cbstore%3d1%26vd%3d0%26lb%3d%26fi%3d2%26edrf%3d0%26ispremium%3d1%26flip%3d0%26pl%3d">MediaPunch Inc/Alamy </a></span></figcaption></figure><p>Keputusan yang diambil oleh sensasi K-pop, BTS, untuk rehat mengecewakan banyak orang di seluruh dunia. Namun, berbeda dengan <a href="https://www.rollingstone.com/music/music-features/why-the-beatles-broke-up-113403/"><em>the Beatles</em></a> atau <a href="https://www.capitalfm.com/news/why-did-direction-end-break-up-hiatus/"><em>One Direction</em></a>, keputusan mereka ini terkait dengan politik semenanjung Korea dan tantangan untuk menyeimbangkan keamanan nasional dengan ambisi Korea terhadap <em>soft power</em> (kekuatan lunak) di wilayahnya.</p>
<p>Tujuh anggota BTS menyampaikan berita tersebut di sebuah acara makan malam tahunan, yang <a href="https://youtu.be/1t0iJ7F_k9Q">disiarkan langsung ke penggemar di seluruh dunia</a> pada 15 Juni, dengan alasan kelelahan dan keinginan untuk mengejar proyek solo. Beberapa kebingungan muncul setelahnya ketika, dalam upaya untuk memperlambat harga saham mereka yang jatuh, perusahaan agensi yang menaungi mereka , Hybe, mengatakan bahwa BTS akan <a href="https://www.theguardian.com/music/2022/%20jun/15/k-pop-band-bts-to-take-a-break-as-members-pursue-solo-work">terus bekerja baik sebagai group dan individu</a>.</p>
<p>Namun, penggemar yang cerdas menduga keputusan itu sudah diperhitungkan, <a href="https://www.washingtonpost.com/world/2022/06/15/bts-members-hiatus-kpop-army/" title=" ">mereka berspekulasi bahwa beberapa anggota BTS</a> akan segera memenuhi tugas wajib militer mereka. Perpecahan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah <a href="https://www.washingtonpost.com/world/2022/06/15/bts-members-hiatus-kpop-army/">debat politik yang intens di Korea Selatan</a> terkait apakah anggota BTS harus dibebaskan dari persyaratan wajib militer Korea Selatan.</p>
<h2>Tidak ada pengecualian</h2>
<p>Typically, exemptions are only allowed for medical reasons, although the exemption system has been <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/713767489?casa_token=vupFkgIU5tgAAAAA:3LXv9Pr8mGCulJsF3kB3wQCSuG0bNxTcLEwS-18QyHS0IxGE7jgBp2gUSu4WD15zVoWl0LbYBeI">subject to abuse over the years</a>. Major international competition winners may do forms of community service instead, such as that completed by <a href="https://www.spurs-web.com/spurs-news/report-heung-min-son-completes-544-hours-of-special-military-service/">Tottenham Hotspur’s Son Heung-min</a> in 2022. This involved a few weeks of basic military training and volunteer football coaching for school children in London.</p>
<p>Biasanya, pengecualian hanya diperbolehkan untuk beberapa alasan tertentu seperti alasan medis, meskipun sistem pengecualian telah <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/713767489?casa_token=vupFkgIU5tgAAAAA:3LXv9Pr8mGCulJsF3kB3wQCSuG0bNxTcLEwS-18QyHS0IxGE7jgBp2gUSu4WD15zVoWl0LbYBeI">disalahgunakan selama bertahun-tahun</a>. Pemenang kompetisi internasional dapat melakukan bentuk pelayanan masyarakat sebagai gantinya, seperti yang dilakukan oleh <a href="https://www.spurs-web.com/spurs-news/report-heung-min-son-completes-544-hours-of-special-military-service/">Pemain Tottenham Hotspur, Son Heung Min </a> di tahun 2022. Pengecualian ini menempatkan Son Heung Min untuk mengikuti kegiatan beberapa minggu pelatihan dasar militer dan pelatihan sepak bola sukarela untuk anak-anak sekolah di London, Inggris.</p>
<p>Ada <a href="http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20220410000117">beberapa spekulasi bahwa memenangkan Grammy</a> pada tahun 2022 mungkin bisa menjadi pengecualian bagi BTS, tetapi mereka pulang tanpa mendapat apa- apa – meskipun mereka merupakan salah satu <a href="https://www.bbc.co.uk/news/entertainment-arts-60505910">band terlaris di dunia</a>.</p>
<p>Perdebatan seputar wajib militer tidak terbatas pada bintang K-pop. Ini juga telah menjadi topik <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/debating-south-korea-s-mandatory-military-service">diskusi publik yang lebih luas dalam beberapa tahun terakhir</a>. Perdebatan ini sebagian besar didorong oleh para pemuda yang tidak puas yang merasa semakin frustrasi karena harus berhenti belajar dan bekerja untuk memperkuat pertahanan Korea Selatan, terutama melawan <a href="https://www.aljazeera.com/news/2021/9/16/infographic-missile-programmes-north-korea-v-south-korea-interactive">Korea Utara</a>.</p>
<h2>Budaya militer</h2>
<p>Budaya wajib militer diperkenalkan saat
<a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1750635217694122?casa_token=sgK1WqTaFsgAAAAA:V3vVZu-W5MMKVLlBubgN9XcPRINHcIxIQ2_dFi-cOPK9_-aVyZP96H55_TddU1yZTajjQTJaOiA">berdirinya negara Korea Selatan pada tahun 1948</a>. Hal ini dirasa penting setelah pecahnya Perang Korea (1950-53) untuk memastikan Korea Selatan bisa mempertahankan diri dari serangan Korea Utara.</p>
<p>Pertahanan militer kemudian menjadi <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1750635217694122?casa_token=sgK1WqTaFsgAAAAA:V3vVZu-W5MMKVLlBubgN9XcPRINHcIxIQ2_dFi-cOPK9_-aVyZP96H55_TddU1yZTajjQTJaOiA">penting di dalam proses pembangunan bangsa Korea</a> di saat era industrialisasi di bawah suksesi kediktatoran militer, dari tahun 1960-an hingga demokratisasi di akhir 1980-an.</p>
<p>Meskipun Korea telah memiliki serangkaian presiden sipil non-militer sejak 1993, bertugas di militer terus menjadi bagian sentral dari kualifikasi pria untuk mendapat pekerjaan dan kehidupan yang layak.
<a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/713767489?casa_token=GFyC0eTq7MgAAAAA:lvjxHiwh6R41E1HQBD9OrDvHhBY7PnEgbENOPpbfMkp324sYsQY_pXWtV-1FTiBXk1Kw7WG7xFc">Hal ini mengikat laki-laki Korea ke budaya militerisme</a>.
Misalnya, menyelesaikan wajib militer masih dianggap sebagai bukti dari seorang pria yang berkomitmen sebagai
<a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/713767489?casa_token=GFyC0eTq7MgAAAAA:lvjxHiwh6R41E1HQBD9OrDvHhBY7PnEgbENOPpbfMkp324sYsQY_pXWtV-1FTiBXk1Kw7WG7xFc"> warga negara Korea Selatan</a>. Wajib militer menjadi prasyarat untuk mendapatkan pekerjaan pegawai negeri dan perusahaan, dan jaringan alumni militer <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00472336.2016.1269264?casa_token=985C6_Ud3zYAAAAA:WcBzzChlrbgAVctLihq6cAji9i1etC9AC1UA63xiF694uugnJcfM5NkYbbWfilr9B0WerONUGEQ">terus menentukan peluang pria</a> sepanjang hidupnya.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/9sJ_I1lHpps?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Meskipun anak muda tidak perlu lagi menjalani wajib militer selama tiga tahun seperti yang terjadi pada ayah dan kakek mereka,
<a href="http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20180503000809">wajib militer yang berlangsung selama 18 bulan saat ini</a> mewajibkan anak muda untuk melakukan sebelum berusia 28 tahun. Ini yang dikeluhkan beberapa tahun belakangan. </p>
<p>Pada tahun 2015, kaum muda mulai menggambarkan kehidupan di masyarakat hiper-kompetitif Korea Selatan sebagai <a href="https://www.pure.ed.ac.uk/ws/portalfiles/portal/191332210/KimY2020EJKSMirroringMisogynyInHell.pdf">“Neraka Joseon”</a> . Ini, menurut mereka, merupakan reinkarnasi dari masyarakat Dinasti Joseon yang feodal dan hierarkis (1392-1897), yang dirusak oleh ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang ekstrem. Dinas militer dipandang sebagai salah satu dari daftar panjang tuntutan yang sudah membebani <a href="https://www.pure.ed.ac.uk/ws/portalfiles/portal/191332210/KimY2020EJKSMirroringMisogynyInHell.pdf">para pria </a> yang berjuang untuk akses ke <a href="https://asiafoundation.org/2017/05/31/koreas-n-po-generation-looks-new-administration-jobs/">pendidikan yang bereputasi baik, pekerjaan yang aman, dan pernikahan yang langgeng</a>.</p>
<h2>Kepentingan nasional yang bersaing</h2>
<p>Dalam lingkungan yang kontroversial ini, membiarkan tujuh warga negara laki-laki yang tampak sehat, muda, untuk melewatkan wajib militer mungkin bukan keputusan yang baik bagi presiden baru Korea Selatan yang baru terpilih, Yoon Suk-Yeol. Yoon <a href="https://www.theguardian.com/world/2022/mar/11/south-korea-gender-equality-anti-feminist-president-yoon-suk-yeol">ingin mengambil hati pemilih laki-laki muda</a>, yang memimpin kelompok yang mengeluh dengan keberadaan “<em>Hell Joseon</em>”. Tapi Yoon juga tahu perlunya mempertahankan kapasitas pertahanan yang kredibel melawan <a href="https://www.gov.uk/government/news/intercontinental-ballistic-missile-test-by-north-korea-g7-foreign-ministers-statement-30-may-2022">ancaman Korea Utara</a> </p>
<p>Namun, pemerintah Korea Selatan menghadapi tekanan lain: yakni kebutuhan untuk terus mempromosikan dan mengeksploitasi keberhasilan industri budaya populernya.</p>
<p>“Gelombang Korea”, yang mengacu pada popularitas global musik Korea, film, televisi, dan aspek budaya populer lainnya, merupakan sumber utama <a href="https://en.yna.co.kr/view/AEN20200414009800315#:%7E:text=According%20to%20the%20report%20on,up%2022.4%20percent%20from%202018.">pendapatan ekspor</a> yang juga menghasilkan
<a href="https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9781003102489-10/bts-highest-stage-pop-john-lie?context=ubx&refId=25e7e2e2-bd9b-4937-875f-c6f47f5f7af0">pengaruh <em>soft power</em> yang cukup besar</a> untuk Korea.<a href="https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9781003102489-10/bts-highest-stage-pop-john-lie?context=ubx&refId=25e7e2e2-bd9b-4937-875f-c6f47f5f7af0">BTS telah berada di puncak</a> selama bertahun-tahun, di samping kesuksesan global Korea dalam film (<a href="https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9781003102489-1/introduction-%20youna-kim?context=ubx&refId=80f47673-8094-4651-b207-4609487e3b73"><em>Parasite</em></a>) dan <a href="https://preprint.press.jhu.edu/anp/content/k-drama-narrates%20-national-korean-identities-crash-landing-you">drama televisi</a> (<a href="https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9781003102489-1/introduction-youna-kim?context=ubx&refId=80f47673-8094-4651-b207-4609487e3b73"><em>Squid Game</em></a>). BTS adalah grup pop Korea pertama yang <a href="https://kj.accesson.kr/v.60/1/100/8511">“menembus Amerika” dan dunia</a>, berkat lirik bahasa Inggris, lagu yang menarik, <a href="https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0163443720986029"> jaringan penggemar digital</a> dan <a href="https://www.independent.co.uk/arts-entertainment/music/news/bts-coldplay-my-universe-video-b1926119.html">kolaborasi internasional tingkat tinggi</a>.</p>
<p>Di luar musik, pengaruh BTS terhadap banyak penggemar Korea dan internasional membuat mereka mendapat tempat di podium pada pembukaan sesi ke-76 <a href="https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2021/09/21/1035280006/bts-spoke-at-the-unga-and-thats-not-the-only-surprise-at-the-u-n-event">Majelis Umum PBB</a> bersama presiden Moon Jae-In pada tahun 2021. Selengkapnya baru-baru ini, mereka muncul di pertemuan puncak Gedung Putih terkait fenomena kebencian terhadap warga Asia. Mereka adalah <a href="https://www.unicef.org/lac/en/BTS-LoveMyself">Duta Unicef</a> dan telah berkeliling dunia menyebarkan pesan cinta mereka. Dengan keberhasilan mereka, meereka berpengaruh dalam menentukan<a href="https://preprint.press.jhu.edu/anp/content/k-drama-narrates-national-korean-identities-crash-landing-you">kedudukan Korea Selatan di laga internasional</a>.</p>
<p>Jadi ada ketegangan antara keinginan untuk mempertahankan <em>soft power</em> dan kebutuhan untuk mempertahankan wajib militer. <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1750635217694122?casa_token=sgK1WqTaFsgAAAAA:V3vVZu-W5MMKVLlBubgN9XcPRINHcIxIQ2_dFi-cOPK9_-aVyZP96H55_TddU1yZTajjQTJaOiA">Grup K-pop sejak 1990-an</a> telah meninggalkan kesuksesan mereka untuk wajib militer. Anggota grup K-pop <a href="https://www.straitstimes.com/life/entertainment/shinees-taemin-changes-military-service-role-due-to-worsening-mental-health#:%7E:text=SEOUL%20%2D%20South%20Korean%20boy%20band,his%20worsening%20depression%20and%20anxiety.">SHINee</a>, <a href="https://www.soompi.com/article/1507117wpp/vixxs-ken-officially-discharged-from-the-military-today#:%7E:text=VIXX's%20Ken%20is%20officially,Yeon%20(N)%20and%20Leo.">VIXX</a> dan
<a href="https://www.soompi.com/article/1300081wpp/2ams-jeong-jinwoon-confirms-military-enlistment-date-shares-plans-for-concert">2AM</a>
telah mengumumkan rehar untuk menyelesaikan wajib militer mereka.</p>
<p>Namun, ketenaran global BTS mungkin membuat mereka menjadi pengecualian. Mungkin saja para anggota memenuhi tugas dinas nasional mereka dan kembali, baik secara individu, dua atau tiga orang, atau bersama-sama. <a href="https://www.bbc.co.uk/news/newsbeat-61812575">Dilihat dari curahan cinta</a> untuk mereka secara online saat ini, mereka akan diterima di panggung apa pun, di mana pun, jika ada kesempatan untuk bersatu kembali muncul.</p>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186589/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sarah A. Son tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Wajib militer di Korea Selatan dan banyak yang menganggap tidak adil bahwa anggota band diizinkan untuk menundanya.Sarah A. Son, Lecturer in Korean Studies, University of SheffieldLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1826942022-06-06T06:39:51Z2022-06-06T06:39:51Z“Ukhti sekaligus Army”: negosiasi unik antara agama dan hiburan pada generasi muda muslim di Indonesia<p>Efek globalisasi dan demokrasi pasca Reformasi 1998 di Indonesia telah membuka lebar ekspresi sosial keagamaan menjadi lebih longgar, leluasa, dan semarak. </p>
<p>Hasilnya, corak sosial dan keagamaan di tengah masyarakat jadi lebih beragam dan menonjol. Ini bisa berwujud kehadiran kelompok yang cukup frontal seperti Front Pembela Islam (FPI) sampai <a href="https://brill.com/view/journals/bki/170/2-3/article-p382_11.xml?language=en">menguatnya arus konservatisme</a> dan <a href="https://ppim.uinjkt.ac.id/download/hijrah/">gerakan hijrah</a> anak muda muslim di Indonesia.</p>
<p>Tapi di sisi lain, fenomena yang juga menarik adalah kecenderungan anak muda muslim dalam menegosiasikan antara aspek kesalehan (<em>piety</em>) dan kesenangan (<em>fun</em>).</p>
<p>Belakangan, misalnya, media sosial ramai karena <a href="https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/20/163000023/viral-safa-space-di-twitter-kenapa-fans-kpop-militan-membela-idolanya-?page=all">pertikaian antara seorang warganet dengan NCTzen (kelompok penggemar grup K-Pop, NCT Dream)</a>, hingga viral di Twitter. Tidak sedikit perempuan muslim Indonesia yang menggemari grup tersebut – termasuk juga penggemar grup K-Pop lainnya seperti Army (BTS) dan Blink (Blackpink) – dan getol menunjukkannya secara militan di media sosial.</p>
<p>Riset saya di Yogyakarta menawarkan jendela untuk memahami negosiasi tersebut, bahwa menjadi <a href="https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44068/">anak muda religius tidak melulu berarti anti-kesenangan</a>.</p>
<p>Ini juga dibahas dalam <a href="https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38659/">tesis Aflahal Misbah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta</a>. Ia secara khusus menelaah negosiasi semacam itu dalam komunitas anak muda Salafi – kelompok muslim yang dinilai puritan – di Yogyakarta. </p>
<p>Misbah menggunakan gagasan dari sosiolog <a href="https://link.springer.com/book/10.1007/978-3-319-68213-6">Mark Blythe, Marc Hassenzahl,</a> hingga <a href="https://link.springer.com/book/10.1057/978-1-137-31579-3">Ben Fincham</a> untuk memetakan kesenangan anak muda Salafi di ruang sosial. Ia menampik narasi dominan yang selama ini menganggap anak muda Salafi menentang kesenangan – padahal kenyataannya tidak. Sebagai manusia biasa mereka juga pelaku utama kesenangan.</p>
<p>Senada dengan semangat tersebut, saya tergerak untuk membaca fenomena sosial pada kasus para <em>ukhti</em> (sapaan pada perempuan dalam bahasa Arab) yang merupakan pecinta K-Pop.</p>
<h2>Corak kesenangan generasi muda Muslim</h2>
<p>Membaca watak sosio-antropologis generasi terkini tidak lepas dari pengaruh iklim sosial-politik, pergulatan budaya populer di masyarakat, dan pola konsumsi keagamaan di Indonesia.</p>
<p>Pengamat dampak teknologi, <a href="https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/4258/growing-up-digital-the-rise-of-the-net-generation.html">Don Tapscott</a>, menyajikan beberapa perbedaan sikap antara generasi <em>Baby Boomer</em> (lahir sekitar 1946-1964) dengan generasi muda yang lahir seputar bangkitnya internet (Milenial dan Generasi Z). Di antaranya aspek kebebasan, kustomisasi, integritas, kolaborasi, hiburan, kecepatan, dan inovasi.</p>
<p>Generasi muda muslim masa kini menunjukkan karakteristik tersebut, terutama dalam aspek “kustomisasi” dan penikmat “hiburan”.</p>
<p>Artinya, mereka menunjukkan identitas yang personal namun bercampur – biasanya kita sebut (<a href="https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw/article/view/16962">‘<em>hybridisation of identity</em>’</a>) – sebagai hasil dari ‘negosiasi’ atau <a href="https://www.mdpi.com/2071-1050/12/15/6072">perpaduan berbagai budaya</a> pasca globalisasi.</p>
<p>Potret kecilnya adalah munculnya ukhti-ukhti yang berpakaian tertutup, bahkan bercadar, taat secara religius dan tergabung ke kelompok hijrah, namun pada saat yang sama, mereka doyan menikmati drama Korea yang penuh adegan romantis dan bahkan menjadi penggemar K-Pop.</p>
<h2>Ukhti sekaligus Army & NCTzen</h2>
<p>Salah satu responden dalam studi saya, misalnya, menjelaskan proses negosiasi internal yang terjadi dalam dirinya saat mengkonsumsi konten Korea. Sebut saja EAJ, seorang <em>ukhti</em> NCTzen di Banten, dan alumni UIN.</p>
<p>“Awalnya aku liat salah satu video musik, terus suka dengar musiknya, sama lihat orangnya,” ujarnya sembari tertawa kecil.</p>
<p>Kemudian ia melanjutkan, “Habis itu kenal <em>member</em> NCT Dream, Jeno sama Jaemin. Mereka ada acara gitu ‘<em>survival</em>’ ke Indonesia, jadi tukang mungut sampah, nyuci baju, <em>kek</em> yang keren gitu <em>lho</em>.”</p>
<p>“Kebanyakan orang mikirnya karna visual mereka yang ganteng-ganteng, tapi kalau udah kenal lebih dalem, bukan cuma itu yang bikin kita kagum.”</p>
<p>Ketika ditanya sebagai seorang perempuan Muslim yang mengagumi NCT Dream, EAJ merespons, “Kalau <em>as</em> muslimah sendiri, aku <em>ngerasa fine</em> aja sih. Yang penting jangan sampai berlebihan, tau waktu, tau batas lah ya.”</p>
<p>“Memang banyak ditemui <em>fans</em> yang <em>kek</em> ngabisin uang sama waktu buat <em>idol</em>. Beli album, <em>merchandise</em>, konser [berharga] jutaan, dll. Jatuhnya impulsif dan <em>nggak</em> baik,” ujarnya.</p>
<p>Berkaca dari situ, ada beberapa motif yang melatari <em>ukhti</em> penggemar K-Pop mengaku dirinya sebagai Army atau NCTzen. Dua di antaranya adalah hiburan dan keteladanan.</p>
<p>Yang pertama, hiburan, meliputi unsur <em>moodbooster</em> (membuat suasana hati senang) dari segi produk musiknya, sampai ‘penyegaran visual’ dalam bentuk ketampanan para personel <em>boyband</em>.</p>
<p>Yang kedua, keteladanan, meliputi aspek kegiatan sosial yang dilakukan dan diperlihatkan oleh para idolanya. Membaca jawaban EAJ, hal ini sangat tampak dan dominan dalam proses negosiasi unik antara kesalehan dan kesenangannya.</p>
<h2>Membaca <em>fandom</em> K-Pop</h2>
<p><a href="http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/207251">Kajian dari Universitas Gadjah Mada (UGM)</a> terhadap penggemar BTS (Army) di Yogyakarta, menggambarkan bahwa pada kondisi tertentu, para penggemar K-Pop juga dapat beralih dari hura-hura seremonial menuju aktualisasi diri.</p>
<p>Sebagai suatu komunitas berbasis <em>fandom</em> (dunia penggemar), mereka dapat menjadikannya sebagai ruang temu untuk memperkaya pengetahuan, koneksi, dan pertukaran gaya hidup sampai bahkan produk ekonomi, seni, dan <a href="https://journal.trunojoyo.ac.id/simulacra/article/view/12007">kegiatan filantropis</a>.</p>
<p>Sebagai suatu wadah, komunitas penggemar K-Pop telah bertransformasi menjadi sejenis ‘fiksi’ (kalau meminjam istilah sejarawan Yuval Harari) atau ‘realitas intersubjektif baru’. Ia telah berfungsi sebagai sebuah realitas yang diakui ada, mampu menghubungkan banyak individu, dan membentuk ikatan – bahkan hingga para <em>ukhti</em> yang religius. Realitas ini lalu dihayati, dinikmati, dan memfasilitasi diskursus antaranggota dengan gaya yang unik.</p>
<p>Psikologi <em>fandom</em>, dengan demikian, secara positif dapat berfungsi sebagai perekat sosial, ajang aktualisasi diri, pemantik kesadaran sosial dan kepedulian kolektif.</p>
<p>Ke depannya, kita belum tahu evolusi kaum muda religius di Indonesia akan seperti apa – apakah semakin beragam dan menarik dalam mengadopsi budaya populer, atau justru semakin homogen dalam menafsirkan agama? Negosiasi antara kesalehan dan kesenangan ini patut untuk terus kita amati.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/182694/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Naufal Waliyuddin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Semakin banyak generasi muda muslim yang menggemari K-Pop. Bagaimana mereka menegosiasikan antara kesalehan beragama dan kebutuhan mereka akan hiburan?Muhammad Naufal Waliyuddin, Researcher of Youth and Religious Studies. Doctoral candidate in Islamic studies, Universitas Islam Negeri Sunan KalijagaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1666562021-12-17T09:43:24Z2021-12-17T09:43:24ZMelalui musik dan film, gelombang baru Korea berupaya menantang stereotip terkait orang Asia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/417534/original/file-20210824-17-xvdgvc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C53%2C3594%2C1589&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Anggota BTS di Grammy Awards ke-61 di Los Angeles.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Pada gelaran Oscar tahun 2021, Chloé Zhao menjadi <a href="https://www.theguardian.com/film/2021/apr/26/chloe-zhao-wins-best-director-oscar-nomadland">perempuan non-kulit putih pertama yang memenangkan penghargaan untuk sutradara terbaik</a> atas film nya, <em>Nomadland</em>. Youn Yuh-jung juga menjadi <a href="https://www.npr.org/sections/live-updates-oscars-2021/2021/04/25/989638064/youn-yuh-jung%20-is-first-korean-to-win-oscar-for-best-supporting-actress">aktris Korea pertama yang memenangkan Oscar</a> untuk perannya di film <em>Minari</em>.</p>
<p>Setelah puluhan tahun dikesampingkan dan dicap dengan berbagai stereotip oleh Hollywood, orang Asia Timur akhirnya diakui di industri film dunia barat. </p>
<p>Pengakuan ini adalah hal yang patut dirayakan – tapi jalan masih panjang.</p>
<p>Selama beberapa dekade, industri film barat yang didominasi orang kulit putih seakan <a href="https://www.indiewire.com/2018/10/steven-yeun-walking-dead-glenn-asian-stereotype-short-round-%201202015250/">membatasi aktor Asia</a> pada peran stereotip tertentu dan bahkan <a href="https://www.teenvogue.com/story/yellowface-whitewashing-history">memainkan aktor kulit putih untuk memainkan karakter Asia</a>. Namun, keberhasilan berbagai orang Asia baru-baru ini di industri film mulai membuka pintu bagi peran-peran Asia yang lebih besar lagi.</p>
<p>Sebuah gelombang baru Korea membantu meruntuhkan berbagai batasan nyang ada dan merombak ulang representasi orang Asia di media barat secara signifikan. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/oscars-2021-bagaimana-pandemi-menghasilkan-deretan-nominasi-dan-pemenang-yang-paling-beragam-dalam-sejarah-159899">Oscars 2021: bagaimana pandemi menghasilkan deretan nominasi dan pemenang yang paling beragam dalam sejarah</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kekuatan representasi</h2>
<p>Saya tumbuh besar dengan menonton film Hollywood di Korea Selatan dan sangat menyukai Katharine Hepburn. Perannya dalam <a href="https://www.imdb.com/title/tt0036777/">film tahun 1944 <em>Dragon Seed</em></a> meninggalkan kesan yang mendalam.</p>
<p>Dalam film tersebut, Hepburn memainkan peran sebagai seorang perempuan Cina dengan riasan wajah yang aneh. </p>
<p>Ketika saya pertama kali melihat film itu, saya baru berusia delapan tahun dan belum pernah ke Cina. Tapi, saya tahu seperti apa rupa orang Cina dan mereka tidak seperti yang direpresentasikan di dalam film.</p>
<p>Saya bertanya-tanya apakah memilih Hepburn sebagai peran ini murni karena tidak ada orang Asia di Amerika, atau karena perempuan Asia tidak secantik Hepburn. Budaya Hollywood seakan memprogram otak saya untuk meyakini bahwa perempuan Asia tidak bisa menjadi karakter utama karena kami tidak menarik.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Youn Yuh-jung berpose di ruang press di Oscar." src="https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=860&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=860&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=860&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1081&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1081&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/398041/original/file-20210430-19-tt4s22.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1081&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Youn Yuh-jung memenangkan Oscar untuk aktris pendukung terbaik untuk perannya di <em>Minari</em>.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(AP Photo/Chris Pizzello, Pool)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Meski <a href="https://www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/multiculturalism">hampir 50 tahun telah berlalu</a> sejak kebijakan multikulturalisme di Kanada, orang-orang Asia masih menghadapi diskriminasi dan stereotip <a href="https://theconversation.com/the-model-minority-myth-hides-the-racist-and-sexist-violence-experienced-by-asian-women-157667">sebagai “model minoritas yang ideal”</a>.</p>
<p>Seiring <a href="https://theconversation.com/anti-asian-racism-during-coronavirus-how-the-language-of-disease-produces-hate-and-violence-%20134496">meningkatnya rasisme anti-Asia selama pandemi</a> dan <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-56218684">serangan kekerasan baru-baru ini di Amerika Serikat (AS) dan Kanada</a>, orang-orang Asia semakin takut akan keberadaan mereka di masyarakat Amerika Utara.</p>
<p>Sebagai instruktur bahasa Korea di Carleton University, Kanada, kelas saya terdiri atas siswa dari berbagai latar belakang budaya dan etnis. Di salah satu kelas, saya memutuskan untuk menampilkan <a href="https://www.cnn.com/2019/04/12/entertainment/bts-kpop-album-persona-soul%20-who-is-trnd/index.html">video musik band K-pop BTS</a> untuk mengenalkan siswa pada budaya Korea kontemporer.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/saat-anak-anak-bernyanyi-dan-bermain-mereka-bisa-menjadi-ilmuwan-107052">Saat anak-anak bernyanyi dan bermain, mereka bisa menjadi ilmuwan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Setelah memainkan lagu <a href="https://www.youtube.com/watch?v=MBdVXkSdhwU"><em>DNA</em> oleh BTS</a>, saya terkejut melihat bagaimana lagu ini mampu meruntuhkan tembok budaya dan bahasa. Murid yang belum pernah berbicara kepada satu sama lain mulai mengobrol seperti sudah lama saling kenal. </p>
<p>Hal ini terkait dengan penelitian yang menunjukkan bahwa <a href="https://greatergood.berkeley.edu/article/item/four_ways_music_strengthens_social_bonds">musik dapat menyatukan orang</a>.</p>
<p>Para pelajar Asia Timur terus melihat <a href="https://www.cbc.ca/radio/tapestry/healing-power-of-k-pop-pandemic-playtime-music-for%20-the-soul-1.5600104/how-k-pop-band-bts-is-helping-fans-a-world-away-navigate-identity-and-hardship-1.5600109">kesuksesan artis K-pop sebagai pencapaian mereka sendiri</a>. Salah satu murid saya, seorang imigran generasi kedua dari Vietnam berkata: “Saya merasa berhutang budi kepada BTS. Saya terluka karena saya kurang terwakili dalam masyarakat di mana saya berada, tetapi saya merasa mereka telah menyembuhkan rasa sakit hati saya.”</p>
<p>Dalam sejarah panjang budaya pop Barat, budaya non-Barat terlalu sering digambarkan sebagai <a href="https://thirdcoastreview.com/2019/06/20/the-unbearable-whiteness-of%20-hollywood-thinks-on-asia-american-representation-in-pop-culture/">subkultur <em>norak</em> atau ras minoritas yang diremehkan</a>. Munculnya K-pop membantu mengatur ulang stereotip ini. Dalam komunitas Asia di Amerika Utara, hal ini menjadi obat bagi mereka yang terus-menerus dibuat merasa seperti orang asing di negara mereka sendiri.</p>
<h2>Gelombang Korea</h2>
<p>Dari BTS, <a href="https://www.wired.com/story/korean-esports-gaming-class-culture/">kompetisi video game</a>, hingga K-drama populer 2016, <a href="https://otakukart.com/403428/guardian-the-lonely-and-great-god/"><em>Goblin</em></a>, gelombang Korea mengambil hati penonton di dunia barat secara besar-besaran.</p>
<p>Netflix berencana mengucurkan dana <a href="https://www.cnbc.com/2021/02/25/netflix-nflx-to-spend-500-million-in-south-korea-in-2021.%20html">$500 juta (hampir Rp 7,2 triliun) tahun ini</a> untuk film dan serial TV buatan Korea Selatan. Film dan drama Korea seperti <em>Parasite</em>, <em>Train to Busan</em>, dan <a href="https://www.indiewire.com/2017/05/bong-joon-ho-the-host-best-monster-movie-%20Abad%20ke-21-korea-song-kang-ho-bae-doona-trump-1201813051/">serial klasik tahun 2006, <em>The Host</em></a> telah menerima respons positif dari masyarakat global maupun di Amerika Utara.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Seorang laki-laki dengan tuksedo melambai dan membawa penghargaan." src="https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=901&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=901&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=901&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1133&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1133&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/403180/original/file-20210527-13-k8ehaj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1133&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bong Joon-ho, sutradara <em>Parasite</em> dan <em>The Host</em>, pada Palme d'Or Awards 2019 di Cannes, Prancis.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Drama Korea secara konsisten memberikan pertunjukkan ciamik melalui teknik bercerita yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah drama Korea <a href="https://www.imdb.com/title/tt6611916/"><em>Kingdom</em>, serial asli Korea pertama Netflix</a>.</p>
<p><em>Kingdom</em> lebih dari sekadar pertunjukan zombi klise. Dengan penggambaran alamn yang spektakuler dan karakter yang kompleks, <em>Kingdom</em> bertahan sebagai serial yang populer di tengah kompetisi tontonan siap tayang (<em>on-demand streaming</em>) yang sangat gencar. Ini menantang anggapan bahwa <a href="https://www.theatlantic.com/culture/archive/2021/03/minari-and-the-invisible-stars-of-asian-led%20-film/618169/">konten-konten dengan pemeran utama Asia punya kualitas lebih rendah</a>.</p>
<p>Masuknya gelombang konten Korea dapat berkontribusi besar dalam mengurangi rasisme dan <a href="https://doi.org/10.1038/s41562-020-0899-5">mengubah persepsi terkait orang Asia Timur dengan menormalisasi kehadiran orang Asia</a> di layar, majalah, radio dan di masyarakat yang lebih luas.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-parasite-menjungkirbalikan-dominasi-hollywood-di-oscars-132359">Bagaimana "Parasite" menjungkirbalikan dominasi Hollywood di Oscars</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebagai orang Korea, saya merasa puas saat menonton serial dan film yang dipenuhi wajah seperti saya, menggambarkan karakter yang kompleks dan menceritakan kisah yang tidak dibatasi oleh stereotip Barat.</p>
<p>Tentu, masih ada berbagai rintangan besar menghambat orang Asia masuk ke tayangan dan perfilman arus utama. Namun, konten Korea adalah cara ampuh untuk memberikan representasi Asia yang sehat dan melawan stereotip rasis.</p>
<p><em>Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/166656/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Hyounjeong Yoo tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gelombang baru musik dan perfilman Korea punya peran besar dalam mengubah persepsi dan stereotip terkait orang Asia.Hyounjeong Yoo, Instructor, School of Linguistics and Language Studies, Carleton UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1633742021-06-24T10:41:24Z2021-06-24T10:41:24ZDari drakor, ‘BTS Meal’, hingga aktivisme fandom K-Pop: mengurai Korean wave di Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/408154/original/file-20210624-27-cajxji.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed/episode/5oGCjJ9Q9GnNnxDtDDSKyp?theme=0" width="100%" height="152" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Budaya populer dari Korea Selatan telah menyebar luas di masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk – dari <a href="https://theconversation.com/pandemi-dan-perselingkuhan-faktor-di-belakang-kesuksesan-drama-korea-the-world-of-the-married-138809">drama korea di Netflix</a> hingga karya dari <a href="https://theconversation.com/k-popnomics-bagaimana-indonesia-dan-negara-lain-bisa-belajar-dari-industri-musik-korea-107897">grup musik K-Pop</a>.</p>
<p>Gelombang Korea atau <a href="https://theconversation.com/drama-korea-mr-queen-bagaimana-serial-populer-mampu-meningkatkan-citra-negara-156578"><em>Korean wave</em></a> ini pada akhirnya membuat banyak orang Indonesia mengenali dan mengadopsi budaya Korea, termasuk bahasa, gaya berpakaian, maupun kulinernya.</p>
<p>Selain itu, muncul juga basis pendukung atau ‘<em>fandom</em>’ berbagai grup musik tersebut – termasuk BTS dan Blackpink – yang dikenal loyal, memiliki fanatisme yang tinggi, dan <a href="https://www.remotivi.or.id/amatan/602/lebih-dari-sekadar-fangirling-fans-k-pop-dan-blacklivesmatter">tidak jarang terlibat aktivisme politik</a>.</p>
<p>Di Amerika Serikat (AS), misalnya, penggemar K-Pop termasuk basis supporter BTS, yang dikenal sebagai Army, <a href="https://www.bbc.com/news/technology-52922035">menenggelamkan tagar #WhiteLivesMatter</a> yang mencoba melawan kampanye anti-diskriminasi rasial, dan <a href="https://www.theguardian.com/music/2020/jun/24/how-us-k-pop-fans-became-a-political-force-to-be-reckoned-with-blm-donald-trump">berpura-pura mendaftar tiket kampanye</a> Donald Trump supaya acara miliknya sepi.</p>
<p>Beberapa saat lalu di Indonesia, fanatisme BTS Army sempat viral di Twitter dengan ramainya pesanan ‘<a href="https://asumsi.co/post/kolaborasi-bts-dan-mc-d-siapa-yang-diuntungkan">BTS Meal</a>’ – menu kolaborasi McDonalds dan BTS.</p>
<p>Untuk memahami gencarnya <em>Korean wave</em> ini di Indonesia, kami <em>ngobrol</em> dengan Wisnu Prasetya Utomo, dosen ilmu komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM).</p>
<p>Wisnu yang juga merupakan penggemar Blackpink ini menjelaskan berbagai hal termasuk strategi ekspor kebudayaan Korea Selatan, pengalamannya mengikuti drama korea sejak 2005, hingga aktivisme politik dari fandom K-Pop.</p>
<p>Simak episode lengkapnya di <a href="https://open.spotify.com/show/2Iqni2kGMzbzeJxvKiTijD?si=Nr5YjLGWQmKWJKiXO7ot1A&dl_branch=1">SuarAkademia</a> – <em>ngobrol</em> seru isu terkini, bareng akademisi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/163374/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Kami ngobrol dengan Wisnu Prasetya Utomo, dosen ilmu komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memahami gencarnya Korean wave di Indonesia.Luthfi T. Dzulfikar, Youth + Education EditorLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1078972018-12-07T10:09:44Z2018-12-07T10:09:44ZK-popnomics: Bagaimana Indonesia dan negara lain bisa belajar dari industri musik Korea?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/248542/original/file-20181203-194922-ys97gr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C6%2C4048%2C2987&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Anggota kelompok musik asal Korea Selatan BTS, datang pada ajang Asia Artist Awards di Incheon, South Korea akhir November lalu</span> <span class="attribution"><span class="source">Kim Hee-Chul/EPA</span></span></figcaption></figure><p>Amerika punya <a href="https://www.taylorswift.com/">Taylor Swift</a>, <a href="https://www.maroon5.com/home">Maroon 5</a> dan <a href="https://www.bonjovi.com/">Bon Jovi</a>. Di belahan dunia lain, Korea Selatan (Korsel) juga memiliki nama besar yang tidak kalah populernya seperti <a href="http://bts.ibighit.com/">BTS</a>, <a href="http://www.cubeent.co.kr/hyuna">Hyuna</a> dan <a href="http://girlsgeneration.smtown.com/">Girls’ Generation</a>. </p>
<p><em>Korean pop</em> atau dikenal dengan istilah K-pop telah mendunia, tidak hanya di benua Asia, tapi juga di benua Eropa dan Amerika. </p>
<p>Di tahun 2016 pendapatan K-pop dari pasar global mencapai <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-08-22/the-4-7-billion-k-pop-industry-chases-its-michael-jackson-moment">rekor sebesar US$4,7 milyar</a> atau sekitar Rp66,8 triliun. Pendapatan ini memberi stimulus luar biasa untuk ekonomi Korsel. Ekspor komoditas budaya dan konsumen <a href="https://tradepolicy.wordpress.com/2016/04/15/korean-wave-boots-economic-growth/">naik setidaknya 2% lebih tinggi</a> dari total pertumbuhan ekspor negara tersebut. </p>
<p>Sebagai ekonom dan juga musisi, saya akan membahas faktor-faktor di balik kesuksesan K-pop. Ulasan ini bisa digunakan oleh Indonesia ataupun negara lain dalam mengembangkan industri musik di negara masing-masing.</p>
<h2>Kebangkitan K-pop</h2>
<p>Berkembangnya <em>Japanese pop</em> atau aliran musik Jepang yang dikenal dengan istilah <a href="http://jpninfo.com/34608">J-pop</a> di tahun 1990-an adalah satu hal menarik dalam sejarah industri musik Asia. Namun kepopuleran J-pop telah <a href="https://qz.com/21468/why-it-was-so-easy-for-korea-to-take-over-japan-in-the-pop-culture-wars/">dikalahkan oleh K-pop</a> semenjak awal abad 21. Berbeda dengan J-pop, <a href="https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/wondering-why-pop-popular-here-are-10-reasons.html">K-pop kental dengan nuansa</a> pengaturan musik dan liriknya yang menarik, dan menonjolkan sisi personal yang <em>nyentrik</em>, kostum yang mencolok, dan juga koreografi yang cantik. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/OjuqjNIo57M?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Budaya K-pop di Hongdae distrik, Seoul. Penampilan tarian dengan iringan K-pop musik. Video diambil oleh penulis dalam kunjungannya ke Seoul, November 2018.</span></figcaption>
</figure>
<p>Kesuksesan K-pop tidak terjadi secara kebetulan. Kesuksesan ini terjadi karena pemerintah berhasil secara efektif menerapkan <a href="https://courses.lumenlearning.com/suny-macroeconomics/chapter/components-of-economic-growth/">teori pertumbuhan makroekonomi</a> dalam mendukung perkembangan K-pop. Industri musik di Korsel bertumbuh secara maksimal sejalan dengan pengembangan tiga hal penting yang menjadi titik berat dari teori tersebut, yaitu: sumber daya penunjang, sumber daya manusia, dan teknologi.</p>
<p>Setelah krisis moneter Asia 1998, pemimpin Korsel mengambil langkah strategis dalam memakai musik untuk membangun citra dan dampak kultural negara tersebut. Pemerintah Korsel mengalokasikan jutaan dolar untuk membentuk kementerian kebudayaan dengan <a href="https://metro.co.uk/2018/01/19/south-korean-government-actually-department-dedicated-k-pop-7242799/">satu departemen khusus untuk K-pop</a>. </p>
<p>Satu daerah di Seoul yang bernama <a href="https://edition.cnn.com/travel/article/seoul-k-pop-changdong-development/index.html">Chang-dong</a> dikembangkan untuk menjadi pusat K-pop. Gedung konser, studio rekaman, galeri seni, restoran, dan toko ritel dibangun di distrik tersebut untuk menopang pertumbuhan K-pop. Pembangunan gedung pertunjukan <a href="https://edition.cnn.com/travel/article/seoul-k-pop-changdong-development/index.html">Seoul Arena</a> terus berlangsung dan akan selesai tahun 2020. Gedung ini akan menjadi gedung pertunjukan seni terbesar di Korsel dengan kapasitas tempat duduk 20.000 orang. </p>
<p>Dalam pengembangan sumber daya manusia, tiga perusahaan rekaman di Korsel (<a href="http://startupradar.asia/top-10-k-pop-entertainment-companies-in-2017/">SM,YG, dan JYP <em>Entertainment</em></a>) menjadi yang terdepan dalam penggalian bakat idola K-pop. Bakat-bakat ini <a href="https://www.smh.com.au/entertainment/music/blackpinks-rose-how-a-joke-turned-into-kpop-stardom-for-an-australian-singer-20170629-gx15a2.html">digembleng secara menyeluruh</a> selama beberapa tahun sebelum memulai karir mereka di industri musik. Pelatihan yang diberikan tidak hanya mencakup menyanyi atau menari, namun juga penguasaan bahasa asing dan komunikasi publik.</p>
<p>Teknologi juga punya peranan penting dalam menunjang pertumbuhan K-pop. Di tempat-tempat publik di kota Seoul tersedia <a href="https://www.businessinsider.com/seoul-will-have-free-public-wifi-by-2017-2016-2?IR=T">wi-fi gratis</a>. Dengan teknologi wi-fi, <em>streaming</em> lagu dan video K-pop jadi lebih mudah. Hal ini tentunya menunjang kepopuleran musik K-pop dan penjualan tiket konsernya.</p>
<p>Korsel juga telah menjadi yang terdepan di dalam teknologi multimedia. <a href="http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20150126000821">Konser yang menggunakan teknologi hologram dan <em>virtual reality</em></a> ditawarkan sebagai alternatif dari konser langsung. Melalui teknologi ini penggemar tetap bisa berinteraksi dengan idola K-pop mereka, meski secara digital. Pemerintah Korsel berencana akan mengeluarkan dana hingga US$222 juta sampai tahun 2020 untuk mendukung perkembangan teknologi canggih ini. </p>
<p>Masih banyak lagi faktor-faktor lain yang menunjang perkembangan K-pop. </p>
<p>K-pop telah berhasil dalam kiprahnya di <a href="https://www.researchgate.net/publication/318996586_The_Success_of_K-pop_How_Big_and_Why_so_Fast">pangsa pasar musik ‘lagu dan tari’</a>–segmen pasar yang selama ini ditinggalkan industri musik Amerika semenjak era Michael Jackson dan <em>boy-band</em> di tahun 1990-an.</p>
<p>Ketika penjualan album musik dalam bentuk CD di negara lain mengalami penurunan, tidak demikian dengan K-pop. Di tahun 2012 pangsa pasar CD K-pop <a href="https://www.digitalmusicnews.com/2013/04/10/kpopjpop/">bertumbuh 11%</a>. Dari situ, K-pop menerima 74% pemasukan.</p>
<p>Perusahaan rekaman memakai strategi kreatif dalam pemasaran album CD K-pop. Sebagai contoh, <a href="http://seoulbeats.com/2012/06/exploring-the-physical-album-that-is/">barang koleksi</a> seperti foto artis-artis K-pop dimasukkan di dalam paket CD untuk meningkatkan penjualan. </p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/247471/original/file-20181127-76737-olpge9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Seorang penggemar mengambil gambar dengan ‘the BigBang boys’ di K-Style Hub, Seoul.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Koleksi foto dari penulis</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada akhirnya, demam K-pop benar-benar mendunia. Kendala bahasa tidak menjadi penghalang bagi penggemar K-pop dari mancanegara untuk menikmati lagu-lagu K-pop di dalam bahasa Korea.</p>
<p>Fenomena budaya ini berdampak signifikan untuk menaikkan pamor produk-produk Korsel. Pengaruh K-pop berdampak positif untuk industri Korsel yang lain, terutama industri pariwisata dan manufaktur. </p>
<p><a href="https://www.citylab.com/solutions/2016/08/k-pop-gets-its-own-mecca-in-seoul/494966/">Sebuah penelitian</a> dari Universitas London memperkirakan bahwa Korsel mendapat $5 untuk setiap $1 yang diinvestasikan dalam pengembangan K-pop. Hal ini dimungkinkan karena dari apa yang dihasilkan dari penjualan musik berpengaruh juga terhadap penjualan produk Korsel yang lain seperti ponsel atau televisi dari Samsung dan LG. </p>
<h2>Musik Indonesia</h2>
<p>Indonesia negara yang kaya dengan sumber daya alam. Di samping itu, negara ini juga kaya dengan artis musik berbakat. Penyanyi seperti <a href="http://www.sondoromusic.com/">Sandhy Sondoro</a>, <a href="https://www.ruthsahanaya.com/">Ruth Sahanaya</a> dan <a href="https://www.agnezmo.com/">Agnes Monica</a> termasuk dalam kelompok penyanyi Indonesia yang kerap menerima penghargaan internasional. Indonesia juga tidak kekurangan artis-artis muda yang berbakat seperti <a href="https://www.raisa6690music.com/biography">Raisa</a>, <a href="https://afganofficial.com/biography/">Afgan</a>, dan <a href="http://isyanasarasvati.com/">Isyana</a>. </p>
<p>Jenis musik Indonesia juga bervariasi, mulai dari pop sampai jazz, juga <a href="https://keroncongsolo.wordpress.com/about/what-is-keroncong/">keroncong</a> dan <a href="https://www.britannica.com/art/dangdut">dangdut</a>. </p>
<p>Baru-baru ini Indonesia sukses dalam penyelenggaraan upacara pembukaan <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/citizens-swell-with-pride">Asian Games 2018</a>. Pertunjukan musik dan tari-tarian spektakuler dengan skala internasional disajikan dalam kesempataan tersebut. Ini menunjukkan kemampuan Indonesia yang sangat besar di bidang seni. Hal ini juga menunjukkan bagaimana Indonesia cukup punya sumber daya manusia, sumber daya penunjang dan juga teknologi yang bisa digali lebih lanjut untuk mengembangkan industri musik dalam negeri.</p>
<h2>Langkah ke depan</h2>
<p>Namun pada kenyataannya, potensi besar musik Indonesia tidak cukup mendapat dukungan. </p>
<p>Presiden Joko “Jokowi” Widodo memulai pemerintahannya di tahun 2014 dengan memasukkan <a href="https://www.wartaekonomi.co.id/read30859/jokowi-jadikan-ekonomi-kreatif-sebagai-tulang-punggung-perekonomian.html">industri kreatif</a> sebagai prioritas. </p>
<p>Pemerintah membentuk divisi ekonomi kreatif, <a href="http://www.bekraf.go.id">Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)</a>, untuk mendukung perkembangan berbagai industri kreatif, dari kuliner, <em>fashion</em>, seni rupa, musik, dan yang lain. </p>
<p>Sektor kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk ekonomi kreatif, sekitar 42%. Sedangkan kontribusi musik sangat kecil di kisaran <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Ek2rJ5gCmqg">0.47%</a>. Hal ini menunjukkan banyak hal yang pemerintah masih bisa lakukan untuk lebih menggali potensi sektor musik. </p>
<p>Bulan Maret tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan Konferensi Musik Nasional. Pejabat pemerintah hadir di dalamnya untuk berdiskusi secara mendalam tentang berbagai kesempatan dan tantangan ke depan bagi industri musik Indonesia. Konferensi tersebut merumuskan <a href="https://konferensimusik.id/public/Deklarasi-kami-2018.pdf">12 rencana aksi</a>. Satu diantaranya menekankan pengembangan kesejahteraan insan musik tanah air. </p>
<p>Dengan potensi yang begitu besar, Indonesia selayaknya belajar dari Korsel dalam penerapan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan industri musiknya dan membawanya untuk menjadi sensasi dunia. </p>
<p>Indonesia bisa diuntungkan dengan pendanaan lebih dari pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya penunjang dan juga teknologi yang berhubungan dengan industri musik. Ekspansi strategis berupa perluasan pasar musik Indonesia ke negara tetangga di Asia Tenggara adalah satu hal yang harus di lakukan.</p>
<p>K-pop sudah mulai mendominasi pasar musik dunia. Hal serupa juga harus dilakukan I-pop.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/107897/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tommy Soesmanto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>K-pop sudah mulai mendominasi pasar musik dunia. Hal serupa juga harus dilakukan I-pop.Tommy Soesmanto, Lecturer, Economics and Business Statistics, Griffith UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.