tag:theconversation.com,2011:/africa/topics/plastik-41548/articlesPlastik – The Conversation2023-02-21T02:23:25Ztag:theconversation.com,2011:article/2002872023-02-21T02:23:25Z2023-02-21T02:23:25ZRiset: 3 cara agar larangan plastik sekali pakai dapat ampuh menangkal pencemaran<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/511092/original/file-20230220-28-321c83.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Botol, kemasan, sendok garpu, dan kantong plastik yang dijual gerai makanan bungkus pulang mendominasi sampah laut.</span> <span class="attribution"><span class="source"> Richard Smith/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Pemerintah dari seluruh dunia berbondong-bondong memperkenalkan larangan produk plastik sekali pakai untuk melawan pencemaran.</p>
<p>Pemerintah Zimbabwe, misalnya, melarang kemasan dan botol plastik berlaku pada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2667010021000081">2010</a>. Sedangkan pemerintah Antigua dan Barbuda, negara kepulauan di Laut Karibia bagian timur, melarang <a href="https://gefcrew.org/carrcu/18IGM/4LBSCOP/Info-Docs/WG.39_INF.8-en.pdf">produk sekali pakai untuk katering dan makanan bawa pulang (<em>takeaway</em>)</a> pada 2016. Vanuatu juga menerbitkan larangan serupa untuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X21008122?casa_token=0I4QYlrgMRAAAAAA:kpXkEqCi0iNUgUn_UW1d3rxcQMFzZes1eTtRyOXQfbpm6JPzoI52jaI3HIkwzpkpYltCsQgOVxMx">kemasan plastik sekali pakai pada 2018</a>.</p>
<p>Eropa melarang kapas colok, gagang balon, dan <a href="https://environment.ec.europa.eu/topics/plastics/single-use-plastics_en">produk sekali pakai untuk katering dan kemasan bawa pulang</a>. Larangan ini turut mencakup produk turunan polistirena (polimer atau bahan plastik yang terbuat dari minyak bumi) <a href="https://environment.ec.europa.eu/topics/plastics/single-use-plastics_en">pada 2021</a>. </p>
<p>Pemerintah Inggris juga mengikuti langkah Eropa dengan melarang pasokan piring dan alat makan plastik sekali pakai, gagang balon, gelas dan kemasan polistirena kepada seluruh restoran, kafe, dan gerai makanan bawa pulang. Aturan ini akan berlaku pada April 2023. Penundaan larangan berlaku pada produk serupa yang dijual di supermarket dan warung hingga 2024. </p>
<p>Di Indonesia, per 2021 ada <a href="https://www.instagram.com/p/CRX8svcAY_k/?utm_source=ig_web_copy_link">54 kabupaten kota dan dua provinsi</a> yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai.</p>
<p>Meskipun berbagai larangan sudah terbit, produksi, penggunaan, dan pembuangan plastik terjadi di lintas negara maupun benua. Karena itulah, kesuksesan larangan penggunaan produk plastik tidak bisa hanya diukur dari kebijakan di satu negara. </p>
<p>Riset kami menggarisbawahi kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi pemakaian suatu produk, misalnya larangan, pajak, ataupun pungutan, kurang menjangkau <a href="https://plasticspolicy.port.ac.uk/final-report/">persoalan pencemaran global</a>. </p>
<p>Efek pelarangan produk plastik sekali pakai cuma terbatas pada wilayah keberlakuannya, kecuali ada pergeseran besar dalam perilaku publik dan komersial yang melampaui batas-batas negara.</p>
<p>Patut diingat bahwa persoalan ini terkait erat dengan ‘budaya membuang’ <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/cb.1842?saml_referrer">atau (<em>throwaway culture</em>)</a>. Karena itu, larangan plastik sekali pakai yang tidak disertai kebijakan pendukung maupun strategi besar peralihan perilaku itu hanya menciptakan perubahan-perubahan kecil. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Sendok garpu plastik merusak lingkungan." src="https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5615%2C3741&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/504202/original/file-20230112-16-utq9jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Alat makan plastik di kafe dan restoran termasuk dalam larangan Inggris baru-baru ini.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/plastic-cutlery-forks-spoons-knives-pollution-1460372351">ADragan/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>The <a href="https://plasticspolicy.port.ac.uk/">Global Plastics Policy Centre</a> University of Portsmouth, Inggris, <a href="https://plasticspolicy.port.ac.uk/wp-content/uploads/2022/10/GPPC-Report.pdf">menelaah 100 kebijakan</a> yang terbit untuk melawan pencemaran plastik di seluruh dunia pada 2022. Dari studi tersebut, setidaknya ada tiga pelajaran kunci agar larangan plastik lebih manjur.</p>
<h2>1. Mudahkan barang penggantinya</h2>
<p>Konsumen dan pelaku bisnis (pengguna plastik) akan sulit mematuhi larangan plastik sekali pakai yang berlaku mendadak. Upaya untuk memastikan sektor bisnis untuk mencari barang pengganti dengan harga yang terjangkau juga penting.</p>
<p>Antigua dan Barbuda menerapkan langkah ini dengan berinvestasi pada riset material-material ramah lingkungan. Mereka berhasil mencari bahan terjangkau untuk menggantikan plastik, seperti ampas hasil pengolahan tebu <a href="https://www.caribbeannewsglobal.com/is-there-more-to-the-caribbeans-single-use-plastics-ban-than-meets-the-eye/">(<em>bagasse</em>)</a>. </p>
<p>Agar publik mendukung larangan plastik, pemerintah perlu mengintervensi harganya supaya material alternatif bisa lebih murah.</p>
<p>Bahan atau produk pengganti plastik juga harus berdampak lebih rendah terhadap lingkungan. Sebab, bahan pengganti tak selamanya lebih baik. Penggantian tas plastik dengan kertas, misalnya, bukanlah gagasan terbaik jika kita memperhitungkan dampak lingkungan seluruh <a href="https://wedocs.unep.org/handle/20.500.11822/31932">daur hidupnya</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-kita-mengatasi-persoalan-sampah-sisa-makanan-yang-turut-memperparah-perubahan-iklim-171006">Bagaimana kita mengatasi persoalan sampah sisa makanan yang turut memperparah perubahan iklim?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>2. Terapkan secara bertahap</h2>
<p>Penerapan larangan bertahap dapat meningkatkan kesuksesannya. Namun, pendekatan ini juga membutuhkan pesan yang konsisten dan jelas seputar jenis produk yang dilarang dan waktu dimulainya. </p>
<p>Di Antigua dan Barbuda, larangan kantong plastik pada 2016 dan 2017 memicu dukungan untuk <a href="https://gefcrew.org/carrcu/18IGM/4LBSCOP/Info-Docs/WG.39_INF.8-en.pdf">larangan produk plastik lainnya pada 2017 dan 2018</a>.</p>
<p>Dalam dua kasus ini, larangan pertama kali dikenakan pada impor (pengadaan produk), setelah itu pada distribusinya. Tahapan ini memberikan waktu pemasok untuk mencari produk alternatif sekaligus menghabiskan sisa stoknya.</p>
<p>Pendekatan ini juga sukses dilakukan Inggris dalam larangan sedotan plastik, kapas colok, dan pengaduk di Inggris pada 2020. Kebijakan tersebut memungkinkan peritel menghabiskan stoknya selama periode sosialisasi <a href="https://www.legislation.gov.uk/uksi/2020/971/regulation/15/made">selama enam bulan</a> mengikuti pengenalan larangan tersebut.</p>
<h2>3. Libatkan masyarakat</h2>
<p>Pemerintah membutuhkan kampanye untuk menjelaskan mengapa larangan diberlakukan, apa manfaatnya bagi masyarakat dan pelaku bisnis. </p>
<p>Kampanye juga membutuhkan informasi tentang produk pengganti untuk mendukung larangan tersebut. Di Vanuatu, pemerintah <a href="https://www.rnz.co.nz/international/pacific-news/429504/vanuatu-thinks-again-on-diaper-ban-issue">menunda larangan popok sekali pakai</a> karena publik mengkhawatirkan ketiadaan produk pengganti yang berkelanjutan.</p>
<p>Kolaborasi bersama publik semacam ini juga dibutuhkan untuk memicu inovasi. Contohnya, pada 2018, <a href="https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2021.112778">komunitas penenun dan pengrajin di Vanuatu</a> mengatasi larangan kantong plastik dan kemasan polistirena dengan produk pengganti alami buatan dalam negeri, termasuk kantong dan kemasan makanan yang dirangkai dari daun palem.</p>
<p>Larangan plastik sekali pakai dapat menginspirasi perubahan sistem sosial sekaligus merombak hubungan setiap orang dengan plastik. Namun, tanpa perencanaan produk pengganti yang tepat dan terjangkau, kebijakan yang bertahap, dan upaya meraih dukungan publik serta pertimbangan seluruh daur hidup plastik, larangan ini akan berdampak kecil terhadap pencemaran serta menampilkan kesan kemajuan yang salah.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/200287/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Antaya March menerima dana dari Flotilla Foundation dan United Nations Environment Programme.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Steve Fletcher menerima dana dari Flotilla Foundation, Program Lingkungan PBB, dan Bank Dunia. Dia juga anggota Panel Sumber Daya Internasional UNEP.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Tegan Evans menerima dana dari University of Portsmouth.</span></em></p>Pencemaran plastik terkait dengan ‘throwaway culture’ yang mengakar di banyak masyarakat dunia. Jika tidak dibarengi strategi perubahan perilaku, larangan plastik hanya menciptakan perubahan kecil.Antaya March, Senior Research Associate - Global Plastics Policy Centre, University of PortsmouthSteve Fletcher, Professor of Ocean Policy and Economy, University of PortsmouthTegan Evans, PhD Candidate in Ocean Governance, University of PortsmouthLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1926132022-10-20T06:34:44Z2022-10-20T06:34:44ZSatu riset temukan komponen plastik mikro dalam ASI: haruskah kita berhenti susui bayi?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/490774/original/file-20221020-23-64n8np.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Manfaat menyusui bayi jauh lebih besar untuk ibu dan bayi dibanding risiko kesehatan. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/grayscale-photo-of-a-mother-breastfeeding-her-child-12169643/">Pexels/ Alina Matveycheva</a></span></figcaption></figure><p>Baru-baru ini sebagian masyarakat di Indonesia khawatir setelah ada <a href="https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221013151048-255-860131/pertama-kalinya-mikroplastik-ditemukan-dalam-asi">berita</a> yang menyebutkan adanya temuan komponen plastik mikro (selanjutnya disingkat KPM) dalam air susu ibu (ASI). </p>
<p>Berita ini bersumber dari <a href="https://www.mdpi.com/2073-4360/14/13/2700">penelitian di Roma, Italia</a> dan telah dipublikasikan di <em>peer-reviewed journal</em> pada Juni 2022. Penelitian dilakukan pada sampel ASI dari 34 ibu, dan KPM ditemukan pada 26 sampel ASI (76%). </p>
<p>Sampel ASI diperoleh dengan memerah menggunakan tangan, bukan alat pumping untuk menghindari kontaminasi komponen plastik dari alat tersebut. KPM yang ditemukan meliputi polyethylene, polyvinyl chloride, dan polypropylene dengan ukuran bervariasi dari 2-12 μm (mikrometer).</p>
<p>Berita ini membuat khawatir sebagian masyarakat Indonesia akan dampak hal tersebut pada kesehatan bayi, meski sejatinya peneliti di Roma itu tidak menyarankan penghentian pemberian ASI. Lalu, bagaimana kita menyikapi temuan riset tersebut?</p>
<h2>Bagaimana bisa ada kandungan plastik mikro dalam ASI?</h2>
<p><a href="https://www.statista.com/statistics/282732/global-production-of-plastics-since-1950/">Produksi plastik di dunia</a> mencapai 367 juta ton pada tahun 2020. Sampah plastik yang dibuang ke lingkungan membutuhkan waktu <a href="https://www.wwf.org.au/news/blogs/the-lifecycle-of-plastics#gs.fl04aq">20-500 tahun</a> untuk hancur, yang kemudian menjadi komponen plastik mikro (KPM).</p>
<p>Ada tiga jalur manusia dapat terpapar komponen plastik mikro: (1) melalui proses menelan, (2) menghirup, dan (3) kontak kulit. Dari ketiga jalur tersebut, jalur menelan merupakan jalur utama. Setelah tertelan, KPM dapat menembus membran sel manusia. </p>
<p>Peneliti di Roma mencari hubungan antara usia ibu, pola makan, penggunaan produk kosmetik yang mengandung plastik (seperti pelembab kulit, sabun mandi dan pasta gigi) serta konsumsi ibu (seperti ikan, kerang, minuman atau makanan dalam kemasan plastik) selama 7 hari sebelum dan 7 hari setelah melahirkan. Hal-hal itu yang menjadi variabel yang diteliti dalam <a href="https://www.mdpi.com/2073-4360/14/13/2700">riset</a> yang menemukan ada KPM dalam ASI sampel. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan. </p>
<p>Paparan dari produk kosmetik dinilai tidak terlalu signifikan karena hanya partikel yang berukuran kurang dari 100 nanometer yang dapat menembus kulit. Sedangkan untuk pola konsumsi 34 ibu yang diambil sampel ASI-nya, tidak dapat diketahui secara spesifik komponen apa dari makanan ibu yang menjadi penyebab. Ini artinya paparan KPM yang berasal dari lingkungan tidak dapat terelakkan lagi.</p>
<h2>Formula versus ASI</h2>
<p>Kalau begitu, apakah penggunaan susu formula jadi lebih aman dibandingkan menyusui? </p>
<p>Tentu saja tidak. Karena, pemberian susu formula pada bayi justru memerlukan media botol dan dot yang mayoritas menggunakan bahan dari plastik. </p>
<p>Penelitian <a href="https://www.nature.com/articles/s43016-020-00171-y">pada tahun 2020 menemukan</a> paparan partikel plastik mikro dari proses penyiapan susu formula. Ada dua faktor yang menyebabkan proses ini melepaskan KPM, yaitu suhu tinggi pada saat sterilisasi botol dan mengocok botol pada saat pembuatan susu formula.</p>
<p>Selain dampak penggunaan plastik terhadap kesehatan, kita juga perlu menilik dampak <a href="https://internationalbreastfeedingjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13006-019-0243-8">pemberian susu formula terhadap lingkungan</a>. Produksi susu formula melalui proses panjang. Mulai dari peternakan sapi, yang menjadi bahan baku mayoritas susu formula, hingga proses produksi di pabrik, proses distribusi (dari pabrik ke toko) serta pada proses pembuatan formula di rumah. </p>
<p>Penelitian di <a href="https://www.babymilkaction.org/wp-content/uploads/2014/10/Carbon-Footprints-Due-to-Milk-Formula.pdf">6 negara Asia Pasifik</a> (Australia, Korea Selatan, Cina, Malaysia, India, dan Filipina) menemukan bahwa penjualan susu formula di enam negara tersebut menghasilkan 3,95-4,04 kilogram gas buang karbondioksida (CO2) per kilogram susu formula. Ini setara dengan gas buang dari perjalanan menggunakan mobil sejauh 6 miliar mil (= 9,65 miliar kilometer).</p>
<p>Banyak penelitian dan laporan dari organisasi internasional yang menghitung dampak lingkungan <a href="https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0890334421994769">penggunaan susu formula</a> dibandingkan dampak menyusui terhadap lingkungan. </p>
<p>Sebagian orang berargumen bahwa menyusui juga memberikan dampak ke lingkungan. Salah satunya karena ibu menyusui memerlukan tambahan kalori yang lebih banyak (2,5 <em>megajoule</em>) dibandingkan saat tidak menyusui. Ini artinya butuh lebih banyak makanan, salah satunya daging sapi, dengan demikian ada dampak tidak langsung yang diberikan pada lingkungan.</p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9180168/">Penelitian yang dipublikasikan</a> pada 2022 menemukan bahwa pemberian susu formula eksklusif selama 4 bulan membawa dampak lingkungan yang lebih tinggi 35-72% daripada menyusui eksklusif selama 4 bulan.</p>
<h2>Dampak KPM terhadap kesehatan</h2>
<p>Laporan dari <a href="https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/326499/9789241516198-eng.pdf?ua=1">Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan</a> bahwa masih belum ada cukup bukti mengenai dampak KPM terhadap kesehatan manusia, termasuk pada bayi.</p>
<p>Namun demikian, pemerintah dan masyarakat harus mencegah KPM itu mencemari air susu ibu. Apa yang bisa pemerintah lakukan? </p>
<p>Seperti yang disarankan para peneliti di Roma, dengan ditemukannya KPM dalam ASI, maka jelas pemerintah butuh kebijakan dan aksi yang lebih kuat mengenai pengaturan produksi dan penggunaan plastik. </p>
<p>Kebijakan pembatasan penggunaan <a href="https://theconversation.com/catatan-untuk-jakarta-tiga-masalah-dalam-larangan-kantong-plastik-di-ibu-kota-142910">kantong plastik</a> sekali pakai telah lama dikampanyekan di Indonesia untuk konsumen, namun demikian fokusnya juga harus diarahkan pada pelaku industri. Misalnya mereka diharuskan mengganti kemasan produknya dengan botol kaca atau bahan ramah lingkungan lainnya. </p>
<p>Prosedur pengembalian botol plastik bekas pakai di depo, yang kemudian ditukar dengan uang tunai juga banyak diterapkan di <a href="https://actcds.org.au/">negara maju</a> untuk mengurangi sampah plastik.</p>
<p>Di level individu, kita juga harus lebih bijak dalam menggunakan plastik, serta memilih produk yang ramah lingkungan.</p>
<p>Dalam konteks pemberian makan pada bayi dan anak, pemerintah harus memperkuat komitmen dan kebijakan, serta meningkatkan layanan edukasi dan dukungan menyusui pada calon orang tua. </p>
<h2>Apa yang harus dilakukan (calon) ibu dan keluarga?</h2>
<p>Sesuai rekomendasi <a href="https://www.who.int/health-topics/breastfeeding#tab=tab_1">WHO</a> dan <a href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif">Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)</a>, menyusui merupakan metode pemberian makan terbaik sejak lahir hingga minimal dua tahun.</p>
<p><a href="https://www.healthline.com/health/breastfeeding/11-benefits-of-breastfeeding#benefits-for-you">Manfaat kesehatan</a> dari menyusui didapatkan oleh ibu dan anak, baik jangka pendek maupun untuk jangka panjang. </p>
<p>Menyusui memang hal yang alamiah, namun perlu dipelajari seawal mungkin. Saat kehamilan, calon orang tua dapat mulai berdiskusi dengan tenaga kesehatan dan <a href="https://theconversation.com/10-langkah-yang-perlu-rs-lakukan-untuk-dukung-ibu-menyusui-bayi-113942">memilih fasilitas layanan kesehatan yang mendukung menyusui</a>.</p>
<p>Jika ada kondisi medis yang menyebabkan tidak dapat menyusui pada awal kelahiran, segera diskusi dan cari bantuan tenaga kesehatan yang berkompeten.</p>
<p>Meski satu penelitian telah menemukan KPM dalam ASI, namun ibu disarankan masih terus menyusui. Hal ini karena manfaat kesehatan yang didapatkan dari menyusui lebih besar dibandingkan dari risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi ASI.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192613/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Andini Pramono terafiliasi dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Andini menerima dana dari LPDP untuk pendidikan S3 di Australian National University.</span></em></p>Meski satu penelitian telah menemukan KPM dalam ASI, namun ibu disarankan masih terus menyusui. Manfaat kesehatan yang didapatkan dari menyusui lebih besar dibandingkan dari risiko kesehatan.Andini Pramono, PhD Candidate in Health Services Research and Policy Department, Research School of Population Health, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1867052022-07-13T07:20:27Z2022-07-13T07:20:27ZJika plastik berasal dari minyak dan gas, yang berasal dari tumbuhan, mengapa tidak dapat terurai?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/473243/original/file-20220709-26-ajkeck.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sampah plastik menumpuk di pepohonan dan semak-semak di sepanjang Sungai Los Angeles.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/plastic-bags-and-other-trash-get-caught-and-accumulate-in-news-photo/1262732934">Citizen of the Planet/Education Images/Universal Images Group via Getty Images</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p>Jika plastik berasal dari minyak dan gas, yang berasal dari tumbuhan, mengapa tidak dapat terurai secara hayati? – Neerupama, umur 11, Delhi, India</p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<p>Untuk lebih memahami mengapa plastik tidak terurai, mari kita mulai dengan bagaimana plastik dibuat dan bagaimana proses penguraian (biodegradasi) bekerja.</p>
<p>Minyak, yang juga dikenal sebagai minyak bumi, adalah bahan bakar fosil. Itu berarti minyak terbuat dari sisa-sisa organisme hidup yang sangat tua, seperti ganggang, bakteri, dan tumbuhan. Organisme ini terkubur jauh di bawah tanah selama jutaan tahun. Di sana, panas dan tekanan <a href="https://ocean.si.edu/conservation/gulf-oil-spill/what-are-fossil-fuels">mengubahnya menjadi bahan bakar fosil</a>.</p>
<p>Minyak bumi mengandung banyak bahan kimia yang disebut propilena. Untuk membuat plastik, penyuling memanaskan propilena bersama dengan katalis – zat yang mempercepat reaksi kimia. Hal ini menyebabkan individu molekul-molekul propilena saling berhubungan seperti manik-manik pada seutas tali.</p>
<p>Rantai ini disebut <a href="https://www.sciencenewsforstudents.org/article/explainer-what-are-polymers">polimer</a> – yang merupakan molekul besar dan terbuat dari banyak molekul kecil yang dirangkai. Namanya, polypropylene, yang secara harfiah berarti “banyak propilena.” Dan ikatan antara molekul-molekul ini sangat kuat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Diagrams of a polypropylene molecule and polymer" src="https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=456&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=456&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=456&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=573&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=573&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/463425/original/file-20220516-17-7zcdr5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=573&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar ini menunjukkan struktur kimia molekul polipropilen (kiri atas), model molekul (kanan atas), dan rantai molekul polipropilena yang dihubungkan bersama untuk membuat polimer.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/illustration/polypropylene-polypropene-molecule-it-is-royalty-free-illustration/1358082675">Bacsica.iStock/Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ketika sesuatu yang dapat terurai secara hayati, seperti kotak kardus, terurai, mikroorganisme yang ada di alam akan memecah dan mencerna polimer di dalamnya. Mereka melakukan ini menggunakan <a href="https://www.britannica.com/science/enzyme">enzim</a> – protein yang membantu mempercepat pemecahan senyawa seperti lignin, polimer alami yang ditemukan dalam jaringan tanaman.</p>
<p>Jika oksigen hadir, yang biasanya berarti mikroba dan benda yang mereka terurai terkena udara, polimer akan terurai sepenuhnya. Akhirnya, yang tersisa hanyalah karbon dioksida, air, dan materi biologis lainnya.</p>
<p>Oksigen sangat penting karena membantu mikroorganisme yang mengurai bertahan lebih lama. Biodegradasi biasanya paling cepat di lingkungan yang panas dan basah di mana terdapat cukup banyak mikroorganisme – misalnya, daun lembab di tanah hutan tropis yang hangat.</p>
<p>Tetapi polimer seperti polipropilen tidak berlimpah di alam. Enzim dalam mikroorganisme yang mengurai bahan biodegradable tidak mengenali ikatan yang menyatukan polimer.</p>
<p>Pada akhirnya, polimer dalam sampah plastik dapat terurai, mungkin setelah ratusan ribu tahun. Namun bila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, alam sudah terlanjur mengalami kerusakan. Sampah plastik <a href="https://www.unep.org/news-and-stories/story/plastic-planet-how-tiny-plastic-particles-are-polluting-our-soil">melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam tanah dan air</a>, atau pecah menjadi potongan-potongan kecil yang <a href="https://blog.marinedebris.noaa.gov/bite-size-plastic-how-marine-wildlife-snack-our-trash">binatang</a>, <a href="https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2017/feb/14/sea-to-plate-plastic-got-into-fish">ikan</a> dan <a href="https://theconversation.com/the-oceans-are-full-%20dari-plastik-tapi-mengapa-burung%20laut-makan-itu-68110">burung</a> makan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A swath of small colored plastic bits on a beach." src="https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/463450/original/file-20220516-14-wxew6j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Di luar ruangan, sampah plastik terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan lebih kecil, tetapi tidak terurai sepenuhnya selama ribuan tahun.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/detail-of-microplastics-along-the-schiavonea-beach-news-photo/1128486657">Alfonso Di Vincenzo/KONTROLAB/LightRocket via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di laboratorium saya, kami mengembangkan apa yang kami harapkan akan menjadi <a href="https://news.osu.edu/study-shows-potential-for-earth-friendly-plastic-replacement/">plastik masa depan</a> – bahan yang berfungsi seperti plastik biasa, tetapi tidak merusak lingkungan karena dapat terurai ketika orang selesai menggunakannya.</p>
<p>Kami bekerja dengan bioplastik – bahan yang dibuat oleh bakteri hidup yang sangat kecil. Bakteri membuat zat ini untuk menyimpan energi atau melindungi diri dari lingkungan mereka. Mereka dapat melakukan ini berulang-ulang, jadi kami memiliki banyak jenis bioplastik untuk dikerjakan.</p>
<p>Kami memadukan polimer ini dengan karet alam yang merupakan sumber daya melimpah dari tanaman karet, dan dengan minyak yang diambil dari ampas limbah yang tersisa dari pembuatan kopi. Karet membuat bioplastik kami fleksibel, dan kami secara kimiawi memodifikasi minyak bubuk kopi untuk membantu membuat material mengalir di mesin industri yang kami gunakan untuk membentuknya.</p>
<p>Membuat bioplastik tidaklah murah, karena saat ini bahan-bahan yang ada tidak cukup untuk membuat bahan-bahan ini, dan membutuhkan banyak uang untuk menyiapkan peralatan untuk membuatnya. Tetapi ketika cukup banyak orang menginginkannya, harganya akan turun. Saya berharap suatu hari bahan-bahan biodegradable baru ini akan menggantikan plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186705/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yael Vodovotz menerima dana dari PepsiCo, Coca Cola, Kellogg's, Center for Innovative Food Technology dan Center for Advanced Processing and Packaging.</span></em></p>Plastik terbuat dari minyak dan gas alam, yang dimulai sebagai bahan fosil tumbuhan dan hewan. Tapi terkubur jauh di bawah tanah selama jutaan tahun, bahan-bahan itu berubah dengan cara yang penting.Yael Vodovotz, Professor of Food Science & Technology, The Ohio State UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1579742021-06-04T07:59:05Z2021-06-04T07:59:05ZDi mana polusi plastik berada ketika masuk ke laut?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/392180/original/file-20210329-19-u4v2rd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/5fbJMCzqNDs">Brian Yurasits/Unsplash</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Dari ratusan juta ton sampah plastik yang kita hasilkan setiap tahun, diperkirakan sekitar <a href="https://dx.doi.org/10.1126/science.1260352">10 juta ton</a> sampah plastik masuk ke laut. Sekitar setengah dari plastik yang dihasilkan lebih ringan daripada air sehingga mengapung. Namun, peneliti memperkirakan bahwa hanya ada sebanyak 0,3 juta ton plastik yang mengapung di permukaan laut, jadi di mana sisanya berada?</p>
<p>Bayangkan perjalanan sebuah serat plastik yang lepas dari baju Anda. Sebuah hujan yang lebat mengalirkan serat plastik itu ke saluran pembuangan air hujan atau sungai terdekat. Apakah serat plastik kecil itu berakhir di sana? Atau apakah sungai menghanyutkan serat plastik ke pantai di mana serat itu akan tetap berada di permukaan laut? Atau apakah serat plastik itu lanjut mengapung lebih jauh - berakhir di lautan terbuka yang luas? </p>
<p>Banyaknya macam bentuk sampah plastik yang bisa memusingkan menandakan bahwa nasib serat plastik hanyalah salah satu misteri dari banyak misteri lainnya. </p>
<p>Mengetahui di mana plastik yang hilang berakhir bisa membantu kita memecahkan bagian laut mana yang paling terdampak dari polusi plastik - dan di mana fokus upaya pembersihan dilaksanakan. Namun untuk melakukan itu, kita perlu dapat mempredisksi jalur berbagai macam plastik yang berbeda, yang memerlukan kerja sama yang besar di antar para fisikawan, ahli biologi, dan ahli matematika. </p>
<p>Itu lah yang dilakukan tim penelitian kami. Ini lah yang kami pelajari sejauh ini.</p>
<h2>Jalur plastik</h2>
<p>Kita sudah tahu bahwa pecahan plastik besar, seperti botol, bisa mengapung di atas permukaan laut selama bertahun-tahun, atau berabad-abad, memerlukan waktu yang lama untuk terurai. Arus, angin, dan gelombang, setelah perjalanan beberapa tahun, dapat membawa pecahan plastik ke pusat cekungan samudra, di mana pecahan plastik berakumulasi dalam sistem sirkulasi sebesar 1.000 km yang dikenal sebagai gyre. “<a href="https://doi.org/10.1088/1748-9326/7/4/044040">Tambalan sampah</a>” luas yang dihasilkan lebih menyerupai sup plastik daripada pulau plastik.</p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Namun, nasib serat plastik - agar pecahan plastik terkecil mungkin meraih laut - sebenarnya lebih kompleks. Serat plastik besar bisa pecah dalam beberapa hari dan minggu menjadi pecahan yang lebih kecil lagi, karena turbulensi dari gelombang yang pecah dan radiasi ultraviolet dari matahari. Pecahan yang lebih kecil ini dikenal sebagai mikroplastik, dan ukuran mereka berkisar dari lima milimeter ke bintik yang lebih kecil dari bakteria. </p>
<p>Mikroplastik dapat dimakan oleh ikan - diperkirakan bahwa <a href="https://www.scientificamerican.com/article/from-fish-to-humans-a-microplastic-invasion-may-be-taking-a-toll/">satu dari tiga ikan</a> yang dimakan manusia mengandung mikroplastik. Pecahan-pecahan yang lebih kecil dapat juga dikonsumsi oleh zooplankton - binatang mikroskopis yang mengapung di permukaan laut - yang dimakan oleh binatang yang lebih besar, termasuk paus.</p>
<p>Mikroorganisme juga dapat tumbuh di permukaan mikroplastik, melalui proses yang dikenal sebagai “biofouling” yang menyebabkan mikroplastik tenggalam. Sungai berlumpur, seperti sungai Mississippi atau Amazon, mengandung tanah liat yang mengendap dengan sangat cepat ketika bersentuhan dengan air laut yang asin. Mikroplastik dapat trbawa oleh tanah lait yang mengendap, tapi bagaimana ini bisa terjadi masih belum diketahui.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seawater filled with tiny plastic particles and fibres." src="https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386658/original/file-20210226-15-1o3gdqm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Mikroplastik biasanya terbentuk dari objek plastik besar yang pecah di laut.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/microplastics-mediterran-sea-1115773922">Dirk Wahn/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Menghitung semua hasil yang ada dari setiap potongan plastik yang ada adalah tantangan yang besar. Bagian plastik mana yang berakhir di dalam ikan, terbawa oleh tanah liat atau tertutup oleh lendir mikroba di bawah laut? Dari pecahan plastik yang sampaike laut terbuka, masih tidak jelas seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar biofouling atau gaya lain menarik pecahan plastik ke bawah permukaan laut untuk memulai penyelaman terakhir mereka ke dasar laut. </p>
<p>Dengan semua faktor yang rumit ini, mungkin terlihat mustahil untuk memprediksi ke mana plastik akan berakhir. Namun, kami dengan perlahan menunjukkan kemajuan.</p>
<h2>Menangkap sebuah gelombang</h2>
<p>Jika Anda pernah berada di atas perahu dengan air berombak, Anda mungkin mengira bahwa Anda hanya naik dan turun di satu tempat yang sama. Namun, Anda sebenarnya bergerak dengan sangat perlahan ke arah gelombang. Fenomena ini dikenal sebagai <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rsta.2017.0104"><em>stokes drift</em></a>, dan ini juga berdampak pada plastik yang mengapung.</p>
<p>Untuk pecahan plastik berukuran lebih kecil dari 0,1 milimeter, bergerak melewati air laut ibaratnya seperti kita mengarungi madu. Namun, viskositas air luat berdampak lebih kecil pada plastik yang lebih besar dari satu milimeter. Setiap gelombang memberikan dorongan tambahan pada pecahan plastik yang lebih besar ini ke arah gelombang tersebut. Menurut penelitian pendahuluan yang sekarang sedang ditinjau, hal ini mungkin berarti bahwa pecahan plastik yang lebih besar terbawa ke laut <a href="https://arxiv.org/abs/2102.09836">jauh lebih cepat</a> daripada mikroplastik yang kecil, menjadikan pecahan plastik yang leih besar ini lebih kecil kemungkinannya berakhir di bagian luat di mana kehidupan laut berada - di sekitar pantai. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Waves at the ocean surface." src="https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386660/original/file-20210226-19-z37u4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ukuran dan bentuk pecahan plastik dapat menentukan seberapa jauh dan cepat gelombang bisa membawanya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/tt2Oui1hKAM">Matt Hardy/Unsplash</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penelitian ini melibatkan studi pecahan plastik berbentuk bola, tapi sampah mikroplastik ada dalam semua jenis bentuk dan ukuran, termasuk piringan, batangan, dan serat fleksibel. Bagaimana gelombang mempengaruhi di mana plastik-plastik ini akan berakhir?</p>
<p>Penelitian terbaru menemukan bahwa pecahan plastik non-bola menyesuaikan diri menjadi dengan arah gelombang yang dapat <a href="https://doi.org/10.1103/PhysRevFluids.4.034301">memperlambat</a> mereka tenggelam. Eksperimen laboratorium menunjukkan lebih jauh bagaimana bentuk setiap pecahan plastik berdampak pada cara plastik tersebut terbawa. Pecahan yang lebih tidak berbentuk bola lebih besar kemungkinannya terbawa lebih jauh dari pantai. </p>
<p>Memecahkan misteri plastik yang hilang adalah sains yang masih dalam tahap bayi. Kemampuan gelombang untuk membawa mikroplastik yang banyak dengan cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya membantu kami memahami bagaimana mikroplastik sekarang ditemukan di laut dunia, termasuk <a href="https://theconversation.com/theyre-everywhere-new-study-finds-polyester-fibres-throughout-the-arctic-ocean-152881">Kutup Utara</a> dan <a href="https://theconversation.com/pristine-antarctic-fjords-contain-similar-levels-of-microplastics-to-open-oceans-near-big-civilisations-91360">di sekitar Antartika</a>. Namun menemukan serat yang berasal dari baju kamu masih lebih menantang daripada menemukan jarum di tumpukan jerami.</p>
<p>
<section class="inline-content">
<img src="https://images.theconversation.com/files/379355/original/file-20210118-15-1ttgn0o.png?h=128">
<div>
<header>Profesor Bruce Sutherland, University of Alberta, memimpin proyek penelitian:</header>
<p><a href="https://wun.ac.uk/wun/research/view/modelling-microplastic-waste-transport-in-rivers-and-the-coastal-oceans">Pemodelan Transportasi Limbah Mikroplastik di Sungai dan Laut Pesisir</a></p>
<footer>World University Network menyediakan dana sebagai partner konten The Conversation</footer>
</div>
</section>
</p>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/157974/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bruce Sutherland menerima dana dari Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada, World Universities Network, dan University of Alberta.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Michelle Di Benedetto menerima dana dari National Science Foundation dan dari Woods Hole Oceanographic Instiitution Postdoctoral Scholarship</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Ton van den Bremer menerima dana dari World Universities Network dan Royal Academy of Engineering.
</span></em></p>Setiap pecahan plastik memulai perjalan yang unik begitu mencapai laut. Kami mencoba untuk menemukan polanya.Bruce Sutherland, Professor of Physics, University of AlbertaMichelle DiBenedetto, Assistant Professor of Mechanical Engineering, University of WashingtonTon van den Bremer, Associate Professor of Engineering, Delft University of TechnologyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1559592021-03-03T07:36:30Z2021-03-03T07:36:30ZRatusan spesies ikan, termasuk yang banyak dimakan manusia, memakan plastik<p>Triliunan <a href="https://theconversation.com/far-more-microplastics-floating-in-oceans-than-thought-51974">partikel plastik yang nyaris tak terlihat</a>, baik di permukaan hingga <a href="https://doi.org/10.1038/s41598-019-44117-2">lautan dalam</a>, mengapung di lautan dunia.</p>
<p>Partikel plastik yang disebut sebagai mikroplastik ini terbentuk ketika plastik besar, seperti kantong belanja dan pembungkus makanan, terurai.</p>
<p>Para peneliti khawatir dengan mikroplastik karena ukuran yang sangat kecil, tersebar luas dan mudah dikonsumsi oleh satwa liar, baik <a href="https://theconversation.com/bait-and-switch-anchovies-eat-plastic-because-it-smells-like-prey-81607">sengaja atau tidak sengaja</a>. </p>
<p>Kami mempelajari <a href="https://scholar.google.com/citations?user=uo1sSBwAAAAJ&hl=en">ilmu kelautan</a> dan <a href="https://scholar.google.com/citations?user=8Gb9COIAAAAJ&hl=en">perilaku satwa</a>, serta ingin memahami seberapa besar masalah ini. </p>
<p>Dalam studi yang baru diterbitkan yang kami lakukan dengan ahli ekologi <a href="https://scholar.google.com/citations?user=mI9gJxIAAAAJ&hl=en">Elliot Hazen</a>, kami mempelajari bagaimana ikan laut, termasuk spesies yang dikonsumsi oleh manusia - menelan partikel dalam berbagai ukuran. </p>
<p>Sejauh ini, kami menemukan setidaknya <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/gcb.15533">386 spesies ikan laut</a>, termasuk 210 spesies komersial menelan serpihan plastik. </p>
<p>Namun, angka ini semakin meningkat. </p>
<p>Kami memperkirakan ini disebabkan oleh metode untuk mendeteksi mikroplastik berkembang dan polusi plastik di lautan meningkat. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/LiH3f6AKFbc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Para peneliti di Akuarium Monterey Bay, California, telah menemukan mikroplastik dari permukaan hingga dasar laut, dikonsumsi oleh berbagai makhluk laut.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Memecahkan teka-teki plastik</h2>
<p>Satwa liar memakan plastik bukan hal yang baru. </p>
<p>Masalah ini mencuat pertama kali saat ada observasi atas <a href="https://doi.org/10.2307/4083505">perut seekor burung laut pada 1969</a>. </p>
<p>Tiga tahun kemudian, para peneliti melaporkan bahwa ikan di lepas pantai selatan New England <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.178.4062.749">menelan plastik kecil</a>.</p>
<p>Sejak itu, lebih dari 100 makalah ilmiah telah menemukan konsumsi plastik terjadi pada berbagai macam spesies ikan. </p>
<p>Namun, setiap studi hanya berperan sebagai bagian kecil dari teka-teki yang sangat penting. </p>
<p>Untuk melihat masalah ini lebih jelas, kami harus menyusun bagian-bagian tersebut. </p>
<hr>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/369797/original/file-20201117-13-180ibt9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong><em>Tulisan ini bagian dari <a href="https://theconversation.com/uk/topics/oceans-21-96784">Oceans 21</a></em></strong>
<br><em>Serial kami terkait lautan global yang dibuka dengan <a href="https://oceans21.netlify.app">5 profil samudra</a>. Nantikan artikel-artikel baru terkait keadaan laut dunia menjelang konferensi iklim PBB berikutnya, C0P26. Serial ini merupakan persembahan dari jaringan internasional The Conversation.</em> </p>
<hr>
<p>Kami telah membuat basis data tentang konsumsi plastik oleh ikan laut, dari makalah ilmiah yang terbit dari tahun 1972 hingga 2019. </p>
<p>Kami mengumpulkan berbagai informasi dari setiap makalah, termasuk spesies ikan yang diteliti, jumlah ikan yang memakan plastik, dan kapan mereka ditangkap. </p>
<p>Kami juga mempelajari lokasi ikan-ikan ini ditemukan karena ada beberapa kawasan dengan polusi plastik lebih banyak ketimbang daerah lain. </p>
<p>Kami mengidentifikasi makanan, habitat, dan perilaku memakan, misalnya apakah memakan ikan lain atau merumput alga, bagi setiap spesies di data tersebut. </p>
<p>Dengan menganalisis data ini secara keseluruhan, kami ingin memahami tidak hanya berapa banyak ikan yang memakan plastik, tetapi juga faktor lain yang menyebabkan ikan-ikan ini memakan plastik. </p>
<p>Trend yang kami temukan mengejutkan dan mengkhawatirkan. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Kantong plastik mengapung di permukaan air." src="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/383117/original/file-20210208-17-6vwa8h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Hiu macan tutul berenang melewati plastik di perairan dangkal California selatan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.ralphpace.com">Ralph Pace</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masalah global</h2>
<p>Penelitian kami menemukan bahwa ikan laut di seluruh dunia menelan plastik. </p>
<p>Menurut 129 makalah ilmiah di basis data kami, peneliti melakukan studi terhadap 555 spesies ikan di seluruh dunia. </p>
<p>Kami menjadi khawatir karena menemukan lebih dari dua pertiga spesies tersebut telah memakan plastik.</p>
<p>Salah satu hal penting diperhatikan adalah tidak semua studi ini terkait mikroplastik. </p>
<p>Hal ini kemungkinan karena menemukan mikroplastik memerlukan peralatan khusus, seperti mikroskop atau menggunakan teknik yang lebih kompleks. </p>
<p>Namun, ketika para peneliti memang mencari mikroplastik, mereka menemukan 5 kali lebih banyak plastik pada setiap ikan daripada saat meneliti plastik yang lebih besar. </p>
<p>Studi yang bisa mendeteksi ancaman yang sebelumnya tidak terlihat ini mengungkapkan bahwa konsumsi plastik lebih tinggi daripada yang kami kira pada awalnya.</p>
<p>Tinjauan kami selama 4 tahun penelitian mengindikasikan bahwa ikan yang mengkonsumsi plastik sedang meningkat. </p>
<p><a href="http://www.gesamp.org/publications/microplastics-in-the-marine-environment-part-2">Penilaian internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2016</a> menunjukkan jumlah spesies ikan laut dengan plastik telah bertambah 4 kali lipat.</p>
<p>Dalam satu dekade terakhir, proporsi ikan yang memakan plastik telah bertambah 2 kali lipat pada semua spesies. </p>
<p>Studi yang terbit pada 2010-2013 menemukan bahwa rata-rata 15% ikan sampel mengandung plastik; dalam studi 2017-2019, jumlah tersebut menjadi 33%.</p>
<p>Kami melihat ada dua alasan mengapa tren ini terjadi. </p>
<p>Pertama, teknik ilmiah untuk mendeteksi mikroplastik telah berkembang selama 5 tahun terakhir. </p>
<p>Banyak studi awal yang kami tinjau mungkin belum menemukan mikroplastik karena para peneliti tidak bisa melihatnya. </p>
<p>Kedua, ada kemungkinan bahwa ikan memang memakan lebih banyak plastik dari ke waktu karena polusi plastik laut meningkat <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.aba9475">secara global</a>. </p>
<p>Jika ini benar, kami memperkirakan bahwa situasi akan memburuk. </p>
<p>Beberapa studi kuantifikasi sampah plastik memproyeksikan jumlah sampah polusi di laut akan <a href="http://dx.doi.org/10.1126/science.aba3656">terus meningkat</a> selama <a href="http://dx.doi.org/%2010.1126/sciadv.1700782">beberapa dekade selanjutnya</a>.</p>
<p><iframe id="vmUzZ" class="tc-infographic-datawrapper" src="https://datawrapper.dwcdn.net/vmUzZ/3/" height="400px" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<h2>Faktor-faktor risiko</h2>
<p>Meskipun temuan kami mungkin memperlihatkan bahwa ikan di lautan telah banyak tertutupi oleh plastik hingga ke insang mereka, situasi ini sebenarnya lebih kompleks. </p>
<p>Dalam tinjauan kami, hampir sepertiga spesies yang diteliti tidak ditemukan telah menelan plastik. </p>
<p>Dan, walaupun studi memang melaporkan konsumsi plastik, para peneliti tidak menemukan plastik dalam setiap ikan. </p>
<p>Pada seluruh studi dan spesies, sekitar satu dari 4 ikan mengandung plastik, sebagian kecil yang tampaknya bertambah seiring dengan waktu. </p>
<p>Ikan yang memang memakan plastik biasanya hanya mengandung satu atau dua serpihan di dalam perut mereka. </p>
<p>Dalam pandangan kami, hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi plastik oleh ikan mungkin menyebar luas, tetapi tidak bisa dikatakan terjadi secara universal. </p>
<p>Tidak juga terjadi secara acak. </p>
<p>Kebalikannya, kami bisa memprediksi spesies mana yang lebih mungkin memakan plastik berdasarkan lingkungan, habitat, dan perilaku makan mereka.</p>
<p>Sebagai contoh, ikan-ikan seperti hiu, kerapu, dan tuna yang memburu ikan lain atau makhluk laut sebagai makanan lebih mungkin memakan plastik. </p>
<p>Konsekuensinya, spesies yang berposisi lebih tinggi dalam rantai makanan lebih mengalami risiko yang besar.</p>
<p>Kami tidak terkejut bahwa jumlah plastik yang dimakan ikan juga tampaknya bergantung pada berapa banyak plastik yang ada di lingkungan mereka. </p>
<p>Spesies yang hidup di wilayah laut yang diketahui mengandung polusi plastik, seperti Laut Mediterania dan pantai Asia Timur, ditemukan dengan kandungan plastik yang lebih dalam perut mereka.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1339067730306031618"}"></div></p>
<h2>Dampak penggunaan plastik</h2>
<p>Ini bukan hanya menyangkut masalah konservasi kehidupan liar. </p>
<p>Para peneliti tidak tahu banyak tentang dampak memakan plastik pada ikan atau manusia. </p>
<p>Namun, terdapat bukti bahwa mikroplastik dan potongan yang lebih kecil yang disebut <a href="https://doi.org/10.1038/s41565-019-0437-7">nanoplastik</a> bisa berpindah dari perut ikan ke <a href="https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.134625">jaringan otot ikan</a>, bagian yang biasanya dimakan manusia. </p>
<p>Temuan kami menyoroti perlunya studi untuk menganalisis seberapa seringnya plastik berpindah dari ikan ke manusia dan dampak yang mungkin terjadi pada badan manusia. </p>
<p>Tinjauan kami adalah langkah menuju pemahaman masalah global terkait polusi plastik laut. </p>
<p>Lebih dari 20.000 spesies ikan laut, hanya sekitar 2% yang telah diuji terkait konsumsi plastik. </p>
<p>Dan, banyak bagian laut yang masih tersisa untuk diteliti. </p>
<p>Terlepas dari itu, apa yang menjadi jelas bagi kita adalah <em>“out of sight, out of mind”</em> bukanlah respons yang efektif dalam menghadapi polusi laut, terutama ketika polusi ini hadir di atas piring kita.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155959/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Alexandara Mcinturf memiliki aflisiasi dengan The Ethogram (<a href="https://theethogram.com/">https://theethogram.com/</a>).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Matthew Savoca menerima dana dari National Geographic Society dan National Science Foundation.</span></em></p>As more and more plastic trash permeates the Semakin banyak sampah plastik di lautan, serpihan plastik masuk ke dalam ikan dan kerang - dan berpotensi juga masuk ke manusiaAlexandra McInturf, PhD Candidate in Animal Behavior, University of California, DavisMatthew Savoca, Postdoctoral researcher, Stanford UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1484502020-10-28T08:14:49Z2020-10-28T08:14:49ZRiset: bayi dapat terpapar jutaan partikel mikroplastik lewat botol susu<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/364513/original/file-20201020-21-14yyg5h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=66%2C44%2C7227%2C4825&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/bottles-breast-milk-on-background-mother-1032775489">Evso/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Mikroplastik kini ditemukan hampir di <a href="https://www.theguardian.com/environment/2019/mar/07/microplastic-pollution-revealed-absolutely-everywhere-by-new-research">mana-mana di Bumi</a>, namun para ilmuwan belum banyak memahami tentang bagaimana produk sehari-hari bisa melepaskan partikel-partikel plastik kecil ini.</p>
<p>Jika Anda minum dari botol plastik atau makan dari wadah yang tahan microwave, kemungkinan besar Anda sedang menggunakan polipropilena (<em>polypropylene</em>). </p>
<p>Polipropilena dianggap <a href="https://www.creativemechanisms.com/blog/all-about-polypropylene-pp-plastic">aman dan cocok</a> untuk berbagai macam kegunaan - sehingga plastik ini banyak digunakan dalam penyajian makanan. </p>
<p>Bahan ini juga ditemukan dalam botol susu bayi. </p>
<p>Secara umum, kita berasumsi bahwa botol yang terbuat dari plastik ini sangat kaku dan stabil saat disterilkan dengan air panas dan dikocok-kocok. </p>
<p>Namun, dalam <a href="https://www.nature.com/articles/s43016-020-00171-y">penelitian terbaru</a> kami menunjukkan bahwa pemberian susu formula dengan botol polipropilena membuat bayi di seluruh dunia terpapar 1 juta partikel mikroplastik setiap hari.</p>
<p>Ini lebih besar dari estimasi sebelumnya. </p>
<p><a href="https://www.nationalgeographic.co.uk/environment/2019/06/you-eat-thousands-bits-plastic-every-year">Penelitian sebelumnya</a> menunjukkan bahwa orang dewasa dan anak-anak di AS terpapar antara 74.000 hingga 211.000 partikel sepanjang <em>tahun</em>, melalui makanan, minuman, dan udara.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/youre-eating-microplastics-in-ways-you-dont-even-realise-97649">You're eating microplastics in ways you don't even realise</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Mikroplastik dalam pemberian susu formula</h2>
<p>Seperti sebagian besar proyek penelitian, investigasi kami bermula dari observasi dan diskusi. </p>
<p>Suatu hari, seorang rekan kerja sedang menyiapkan mie instan dalam wadah plastik.</p>
<p>Wadah itu terlihat kaku pada awalnya, lalu berubah menjadi lebih lunak dan lembut setelah dituangkan air panas.</p>
<p>Ini membuat kami penasaran dan bertanya-tanya akan adanya mikroplastik dilepaskan proses tersebut. </p>
<p>Kami melakukan uji coba singkat di laboratorium dan menemukan bahwa wadah tersebut melepaskan lebih dari 1 juta mikroplastik per liter air panas. </p>
<p>Kami pun mulai menguji wadah polipropilena lainnya, seperti botol plastik, dengan cairan bersuhu ruangan dan menemukan sangat sedikit partikel mikroplastik terlepas per liter, dari tidak ada sama sekali hingga ratusan. </p>
<p>Panas, dengan demikian, adalah sumber masalah. </p>
<p>Kami ingin merancang eksperimen untuk melihat bagaimana 1 produk polipropilena bereaksi terhadap pemanasan biasa. Untuk ini, kami menggunakan botol susu bayi. </p>
<p>Dari survey di 48 wilayah dan mencakup 78% dari populasi dunia, kami menemukan 83% pasar global menggunakan botol susu bayi berbahan polipropilena. </p>
<p>Kami menguji botol-botol tersebut dengan memilih 10 botol susu bayi berbahan polipropilena dan mengikuti <a href="https://www.who.int/foodsafety/publications/micro/PIF_Bottle_en.pdf">panduan</a> Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2007 tentang persiapan botol susu bayi di rumah. </p>
<p>Kami menguji seberapa banyak mikroplastik terlepas saat mengikuti panduan tersebut, termasuk membersihkan, mensterilkan dan mencampurkan cairan di dalam tiap 10 botol. </p>
<p>Kami menemukan botol-botol tersebut melepaskan hingga 16 juta partikel mikroplastik per liter dengan air bersuhu 70°C. </p>
<p>Sebagian besar mikroplastik ini berukuran lebih kecil dari 20 mikrometer dan berbentuk seperti serpihan dengan permukaan kasar, dan ketebalannya rata-rata sepersepuluh dari lebarnya.</p>
<p>Ketika suhu air meningkat dari rekomendasi suhu 70°C ke 95°C atau suhu air selepas mendidih, maka pelepasan mikroplastik meningkat dari 6 juta partikel mikroplastik per liter menjadi 55 juta. </p>
<p>Untuk proses sterilisasi saja, yaitu ketika botol dibuka dan ditempatkan di panci penuh dengan air bersuhu 95°C, maka pelepasan mikroplastik meningkat sebesar paling tidak sebesar 35%.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Penjepit mengangkat botol bayi dari panci air mendidih." src="https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/364261/original/file-20201019-13-dcss8u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sterilisasi botol susu bayi di air mendidih melepaskan lebih banyak mikroplastik dibandingkan proses lainnya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/boiled-feeding-milk-bottle-pothigh-temperature-743242120">Kitawit Jitaton/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami merasa bahwa kami telah melakukan pendekatan keilmuan yang sangat komprehensif. </p>
<p>Kami telah mematuhi prosedur WHO, menggunakan uji coba kontrol, mengulangi tes dengan cairan berbeda dan suhu berbeda berulang kali, serta menggunakan analisis statistik untuk menentukan apakah hasil penelitian kami signifikan atau tidak. </p>
<p>Namun, kami juga mengirimkan metodologi kami dan sampel produk ke laboratorium independen untuk verifikasi. </p>
<p>Dari laboratorium independen tersebut juga menunjukkan hasil serupa, sehingga kami sangat yakin dengan penemuan kami, meski ini sangat mengejutkan. </p>
<h2>Bagaimana mengurangi paparan</h2>
<p>Melihat begitu umumnya penggunaan botol polipropilena dan jumlah besar mikroplastik yang terlepas dalam eksperimen, kami memutuskan untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut. </p>
<p>Kami memperkirakan bagaimana paparan terhadap anak usia 12 bulan di 48 wilayah di dunia dengan membandingkan jumlah rata-rata pelepasan mikroplastik dari botol susu bayi, pangsa pasar botol plastik, berapa kali dan berapa banyak susu dikonsumsi oleh bayi setiap hari. </p>
<p>Dari sini, kami menyimpulkan bahwa bayi mengonsumsi rata-rata 1,6 juta partikel mikroplastik polipropilena setiap hari. </p>
<p>Kami tidak bermaksud ingin meresahkan. </p>
<p>Hingga saat ini, belum ada pemahaman menyeluruh terkait risiko bagi kesehatan manusia melalui paparan partikel-partikel ini. </p>
<p>Tim kami, dan tim peneliti lainnya, sedang aktif melakukan penelitian terkait dengan ini. </p>
<p>Sementara itu, ada beberapa cara untuk mengurangi paparan anak dari mikroplastik selama meminum susu. </p>
<p>Kami fokus pada pelapis yang bisa mencegah mikroplastik terlepas selama penggunaan dan penyaring yang bisa mencegah mikroplastik masuk ke pasokan air.</p>
<p>Kami juga sudah mengembangkan beberapa prosedur untuk sterilisasi botol dan menyiapkan susu formula bagi bayi sambil mengurangi paparan mikroplastik dari botol polipropilena. </p>
<p>4 cara yang tercepat dan termudah adalah:</p>
<ol>
<li><p>Bilas botol susu yang sudah steril dengan air dingin yang steril.</p></li>
<li><p>Selalu sajikan susu di wadah non-plastik.</p></li>
<li><p>Setelah susu bayi mencapai suhu ruangan, pindahkan ke dalam botol yang sudah didinginkan dan steril.</p></li>
<li><p>Hindari memanaskan susu di wadah plastik, terutama dengan oven microwave.</p></li>
</ol>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya Nugraha menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p>
<hr>
<p><em>Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di <a href="https://theconversation.com/id/newsletters/sepekan-lingkungan-66">sini</a>.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/148450/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dunzhu Li menerima dana dari Enterprise Ireland (nomor hibah CF20180870), Science Foundation Ireland (nomor hibah 12/RC/2278, 16/IA/4462 and 16/RC/3889), dan School of Engineering Scholarship di Trinity College Dublin and China Scholarship Council (201506210089).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Yunhong Shi menerima dana dari Enterprise Ireland (nomor hibah CF20180870), Science Foundation Ireland (nomor hibah 12/RC/2278, 16/IA/4462 and 16/RC/3889), dan School of Engineering Scholarship di Trinity College Dublin and China Scholarship Council (201608300005).</span></em></p>Mengocok botol polipropilena dan mencucinya dengan air mendidih bisa melepaskan jutaan partikel plastik kecil. Ada 4 cara untuk mengurangi paparan mikroplastik ini.Dunzhu Li, Research Fellow in Environmental Engineering, Trinity College DublinYunhong Shi, Postdoctoral Researcher in Environmental Engineering, Trinity College DublinLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1487252020-10-26T09:41:25Z2020-10-26T09:41:25ZPerkiraan kami, ada hingga 14 juta ton mikroplastik di dasar laut - lebih buruk dari yang kami duga<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/365158/original/file-20201023-23-kwuhj0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Tampaknya, tidak ada satu pun tempat yang bebas dari polusi plastik: plastik telah dilaporkan berada di <a href="https://www.nationalgeographic.com/science/2019/10/remote-arctic-contains-more-plastic-than-most-places-on-earth/">samudra Arktik</a>, di <a href="https://www.theguardian.com/world/2020/apr/22/microplastics-found-for-first-time-in-antarctic-ice-where-krill-source-food">es laut sekitar Antartika</a>, dan bahkan di lautan terdalam di dunia, <a href="https://www.nationalgeographic.com/news/2018/05/plastic-bag-mariana-trench-pollution-science-spd/">Palung Mariana</a>. </p>
<p>Namun, masalah ini sebenarnya seberapa buruk? <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmars.2020.576170/abstract">Penelitian terbaru kami</a> menghasilkan perkiraan global pertama terhadap jumlah mikroplastik di dasar laut - kami memperkirakan terdapat 8-14 ton mikroplastik.</p>
<p>Jumlah ini <a href="https://doi.org/10.1371/journal.pone.0111913">35 kali lipat</a> dari perkiraan berat polusi plastik di permukaan laut.</p>
<p>Lebih buruk lagi, produksi plastik dan polusi diperkirakan <a href="https://research.csiro.au/marinedebris/oceans-plastic-increasing-in-line-with-global-production/">meningkat pada tahun-tahun ke dapan</a>, walau ada peningkatan perhatian media, pemerintah, dan sainstik pada polusi plastik yang merusak ekosistem laut, binatang liar, dan kesehatan manusia.</p>
<p>Penemuan-penemuan ini adalah satu alarm dari sekian peringatan sebelumnya. </p>
<p>Saat plastik yang kita gunakan di kehidupan sehari-hari telah mencapai laut yang paling dalam, menjadi lebih penting lagi bagi kita untuk menemukan cara untuk membersihkan kerusakan yang kita buat <em>sebelum</em> plastik mencapai laut, atau berhenti menghasilkan begitu banyak plastik sejak awal.</p>
<h2>Pecahan dari plastik yang lebih besar</h2>
<p>Perkiraan kami terhadap mikroplastik di dasar laut menunjukkan angka yang besar, tapi angka tersebut sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari jumlah total plastik yang dibuang ke laut. </p>
<p>Terdapat <a href="https://theconversation.com/eight-million-tonnes-of-plastic-are-going-into-the-ocean-each-year-37521">4-8 juta ton</a> plastik yang diperkirakan dibuang ke laut pada setiap tahun.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/eight-million-tonnes-of-plastic-are-going-into-the-ocean-each-year-37521">Eight million tonnes of plastic are going into the ocean each year</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebagian besar plastik yang dibuang ke laut kemungkinan besar berakhir di pantai, bukan mengapung di atas permukaan laut atau di dasar laut. Faktanya, <a href="https://blog.csiro.au/the-oceans-are-full-of-our-plastic-heres-what-we-can-do-about-it/">tiga dari empat sampah</a> yang ditemukan di garis pantai Australia adalah plastik.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A dead albatross with plastic in its stomach from Midway Atoll" src="https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/361544/original/file-20201005-16-tely53.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Plastik termasuk sikat gigi, pemantik rokok, tutup botol, dan pecahan plastik keras lainnya ditemukan pada perut hewan-hewan laut.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Britta Denise Hardesty</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pecahan plastik yang lebih besar yang berada lama di laut bisa pecah menjadi lebih kecil karena pelapukan dan energi mekanis, seperti gelombang laut. Seiring berjalannya waktu, plastik ini pecah menjadi mikroplastik, pecahan dengan diameter lebih kecil dari 5 milimeter.</p>
<p>Ukuran yang kecil ini berpotensi menyebabkan mikroplastik dimakan makhluk hidup di laut, mulai dari plankton, krustasea, hingga ikan. </p>
<p>Ketika mikroplastik masuk ke rantai makanan laut di tingkat rendah, mikroplastik bisa <a href="https://theconversation.com/how-microplastics-make-their-way-up-the-ocean-food-chain-into-fish-69148">berpengaruh pada seluruh rantai makanan</a> karena spesies yang besar memakan spesies yang lebih kecil. </p>
<p>Namun, situasi di dasar laut terkait masalah ini belum banyak diteliti. Walaupun plastik, termasuk mikroplastik, telah ditemukan di sedimen laut dalam di seluruh lautan di dunia, jumlah sampelnya kecil dan jarang ditemukan. </p>
<p>Di sinilah hasil penelitian kami berperan. </p>
<h2>Mengumpulkan sampel di <em>Great Australian Bight</em></h2>
<p>Kami mengumpulkan sampel menggunakan kapal selam robotik di kedalaman laut tertentu, dari 1.655 hingga 3.062 meter di bawah permukaan, di <em>Great Australian Bight</em>, sekitar 360 kilometer dari pantai Australia Selatan. </p>
<p>Kapal selam itu mengumpulkan 51 sampel pasir dan sedimen dari dasar laut dan kami menganalisisnya di laboratorium.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/358755/original/file-20200918-18-42vivc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=425&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Pengambilan sampel di sedimen dasar laut menggunakan robot di bawah air.</span>
<span class="attribution"><span class="source">CSIRO</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami mengeringkan sampel sedimen, dan menemukan antara 0 hingga 13,6 partikel plastik per gram. Jumlah ini adalah 25 kali mikroplastik dari <a href="https://doi.org/10.1098/rsos.140317">studi laut dalam</a> sebelumnya. </p>
<p>Dan jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan studi di wilayah lain, termasuk di Arktik dan <a href="https://mri.lipi.go.id/index.php/MRI/article/view/99">Laut India</a>.</p>
<p>Walaupun studi kami berfokus pada satu wilayah, kami bisa memperbesar skalanya untuk menghitung perkiraan mikroplastik yang berada di dasar laut secara global.</p>
<p>Menggunakan ukuran perkiraan dari keseluruhan laut - 361.132.000 kilometer persegi - dan jumlah rata-rata dan ukuran partikel pada sampel sedimen kami, kami menentukan total berat mikroplastik di seluruh dunia berjumlah 8,4 hingga 14,4 juta ton. Jumlah ini mempertimbangkan berat mikroplastik yang terdapat pada individu. </p>
<h2>Bagaimana plastik bisa sampai ke sana?</h2>
<p>Penting untuk dicatat bahwa karena lokasi penelitian kami terpencil, jauh dari pusat populasi urban, maka hasil perhitungan kami adalah perkiraan yang konservatif. </p>
<p>Walaupun demikian, kami terkejut melihat betapa besarnya muatan mikroplastik di sana. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Plastic waste floating in the ocean" src="https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=386&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=386&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=386&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=485&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=485&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/361532/original/file-20201005-20-7i0ow6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=485&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Plastik ada di dasar area permukaan laut yang memiliki sampah terapung.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Belum banyak studi meyakinkan yang menjelaskan bagaimana mikroplastik bisa berada di suatu wilayah.</p>
<p>Pecahan plastik yang lebih besar yang pecah menjadi pecahan yang lebih kecil bisa tenggelam ke dasar laut, dan arus laut dan pergerakan alami sedimen di sepanjang landas kontinen bisa menggerakkan mikroplastik dalam jumlah besar. </p>
<p>Namun, tidak semua plastik tenggelam. <a href="https://esajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/fee.1297">Studi pada 2016</a> menunjukkan bahwa interaksi dengan organisme laut adalah salah satu cara pergerakan lain yang memungkinkan.</p>
<p>Ilmuwan di Amerika Serikat telah menemukan bahwa <a href="https://eportfolios.macaulay.cuny.edu/branco2014/files/2014/08/Zettler-2013-Plastisphere.pdf">komunitas mikroba</a>, seperti bakteria, bisa menghuni “<a href="https://ocean.si.edu/ocean-life/plastisphere-new-marine-ecosystem">plastisphere</a>” laut - sebutan untuk ekosistem yang berada di lingkungan plastik. </p>
<p>Mikroba-mikroba ini membuat plastik menjadi berat sehingga plastik tidak lagi mengapung. Kami juga mengetahui bahwa kerang dan invertebrata lainnya mungkin tinggal di plastik yang mengapung, membuatnya jadi berat dan kemudian tenggelam.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/plastic-pollution-creates-new-oceanic-microbe-ecosystem-15609">Plastic pollution creates new oceanic microbe ecosystem</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Jenis sampah juga akan menentukan apakah sampah tersebut akan <a href="https://blog.csiro.au/marine-debris-on-land-vs-seafloor/">hanyut ke pantai atau tenggelam ke dasar laut</a>. </p>
<p>Sebagai contoh, pada studi sebelumnya, kami menemukan puntung rokok, pecahan plastik, tutup botol, dan bungkus makanan yang sering ditemukan di daratan, tapi jarang di dasar laut. Sementara itu, alat penjerat seperti tali kail, tali, dan bungkus plastik lebih sering ditemukan di dasar laut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Microplastics at the water's edge" src="https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/361545/original/file-20201005-18-1bzt0ds.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kami terkejut dengan betapa besar kandungan mikroplastik di lokasi terpencil.</span>
<span class="attribution"><span class="source">CSIRO</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Menariknya, pada studi kami yang terbaru, kami juga menemukan jumlah pecahan plastik di dasar laut yang secara umum lebih tinggi jika di permukaannya terdapat sampah mengapung. </p>
<p>Hal ini menunjukkan bahwa jika ada area bersampah di suatu permukaan laut mungkin juga berarti ada area bersampah di dasarnya.</p>
<p>Masih belum jelas sebabnya, tapi hal ini mungkin terjadi karena kondisi geologis dan fisik dasar laut, atau karena arus lokal, angin dan gelombang menciptakan zona akumulasi di permukaan laut dan dasar laut di dekatnya. </p>
<h2>Berhenti menggunakan begitu banyak plastik</h2>
<p>Kita tahu ada begitu banyak plastik yang tenggelam ke dasar laut; ini fakta tambahan yang penting dalam pemahaman kita terkait krisis polusi plastik. </p>
<p>Namun, membendung arus polusi plastik dimulai dari individu, komunitas, dan pemerintah - kita memiliki peran kita masing-masing. </p>
<p>Menggunakan ulang, tidak menggunakan, dan daur ulang adalah cara awal yang baik untuk memulai. </p>
<p>Cari alternatif dan dukung program <a href="https://www.cleanupaustraliaday.org.au/">peduli lingkungan</a>, untuk menyetop sampah plastik memasuki lingkungan kita sejak awal, memastikan plastik tidak tertanam di lautan kita yang begitu berharga.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/the-oceans-are-full-of-our-plastic-heres-what-we-can-do-about-it-31460">The oceans are full of our plastic – here's what we can do about it</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya Nugraha menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/148725/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Britta Denise Hardesty menerima dana dari organisasi filantropi, United Nations Environment dan CSIRO untuk penelitian terkait plastik. Dia juga menerima dana dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia terkait pekerjaan pemantauan, kontrol, dan pengawasan laut.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Chris Wilcox menerima dana dari Pemerintah Australia dan organisasi filantropi untuk penelitian terkait sampah laut. Dia menerima dana dari FAOdan Pemerintah Australia untuk penelitian terkait penangkapan ikan ilegal dan pemantauan perikanan. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Justine Barrett tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Jumlah ini 35 kali lebih besar dibanding perkiraan berat polusi plastik di permukaan laut.Britta Denise Hardesty, Principal Research Scientist, Oceans and Atmosphere Flagship, CSIROChris Wilcox, Senior Principal Research Scientist, CSIROJustine Barrett, Research assistant, CSIROLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1254322019-10-21T05:10:06Z2019-10-21T05:10:06ZIndonesia perlu lebih banyak penelitian dampak sampah plastik di laut<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/297450/original/file-20191017-98636-5cvthp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=4%2C8%2C1343%2C651&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Indonesia mengumumkan 'perang melawan sampah plastik di laut' pada tahun 2016 setelah penelitian baru-baru ini menjuluki negara tersebut sebagai produsen limbah terbesar kedua di dunia.</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com </span></span></figcaption></figure><p>Perairan Indonesia, salah satu yang kaya akan keanekaragamaan hayati, kini mulai menjadi tempat sampah. </p>
<p>Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh <a href="https://science.sciencemag.org/content/347/6223/768">Jenna Jambeck</a> dari Universitas Georgia, Indonesia merupakan negara terbesar kedua dalam pencemaran laut dengan plastik. Namun, kita tidak tahu banyak bagaimana limbah plastik berdampak pada kehidupan laut di perairan Indonesia.</p>
<p>Saya menjadi salah satu peneliti di Marine Research Laboratory (MEAL), Universitas Padjajaran di Bandung melakukan kolaborasi penelitian dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji di Kepulauan Riau, dan Mantawatch International yang berbasis di London.</p>
<p>Kami melakukan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0025326X19304254">tinjauan sistematis terkait penelitian tentang limbah plastik di laut</a> yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian, yaitu <a href="https://www.journals.elsevier.com/marine-pollution-bulletin">Marine Pollution Journal</a>. Kami menemukan tidak banyak penelitian terkait dengan isu sampah plastik laut, terutama untuk Indonesia bagian timur.</p>
<h2>Mengapa kita perlu penelitian tentang dampak sampah plastik di laut?</h2>
<p>Penelitian tentang dampak sampah laut bagi ekosistem di perairan Indonesia sangat penting sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan aturan perusahaan, stakeholder, dan pemerintah akan urgensi untuk membebaskan laut dari sampah plastik dan turunannya. </p>
<p>Saat ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia masih menjual kebutuhan sehari-hari, dari shampo, sabun, kemasan lainnya, hingga makanan, dalam kemasan plastik. Sementara itu, pemerintah belum dapat sepenuhnya mengelola limbah secara efektif di darat dan memastikan tidak dibuang ke laut. </p>
<p>Selain itu, kebanyakan orang tidak menyadari risiko kesehatan bagi manusia akibat pembuangan sampah plastik ke laut. Sampah plastik yang dibuang ke laut bisa kembali hadir di atas piring kita apabila makanan laut yang dihidangkan terkontaminasi oleh serpihan plastik. </p>
<p>Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar hewan di laut <a href="https://ourblueplanet.bbcearth.com/blog/?article=why-do-marine-animals-eat-plastic">sebenarnya buta warna dan tidak dapat membedakan sampah dan makanan</a>. Mereka lebih menggunakan sensor perasaan dibandingkan sensor visual seperti manusia.</p>
<p>Berbagai penelitian di dunia mengungkapkan bahwa mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi plastik menimbulkan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2873021/">potensi risiko kesehatan</a>.</p>
<h2>Status penelitian kelautan Indonesia</h2>
<p>Kami memetakan penelitian penelitian tentang sampah plastik di laut terutama di Indonesia dan menemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam 40 tahun terakhir.</p>
<p>Awalnya, penelitian tentang limbah plastik di laut terdapat pada tahun 1950 hingga tahun 1978 dengan jumlah yang sedikit. Namun, pada tahun 2018, terdapat sekitar 579 penelitian yang dipublikasikan. </p>
<p>Peningkatan ini terjadi setelah <a href="https://sustainabledevelopment.un.org/rio20.html">Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan</a> di Brazil pada tahun 2012. Konferensi ini menyimpulkan bahwa limbah plastik di laut adalah masalah utama dalam kesehatan laut.</p>
<p>Kami juga menganalisis publikasi berdasarkan negara dan menemukan bahwa Cina, yang merupakan negara produsen sampah plastik terbesar di dunia, justru menyumbang penelitian secara signifikan ketimbang negara produsen sampah plastik besar lainnya, termasuk Indonesia.</p>
<p>Kami menemukan bahwa tidak lebih dari 50 artikel tentang sampah laut, khususnya plastik di laut, yang telah terbit di Indonesia sejak 1986.</p>
<p>Ditambah lagi, penelitian dengan topik limbah laut sangat spesifik. Contohnya, penelitian yang kami temukan hanya mempelajari reaksi kimia dari sampah plastik di laut, dampak terhadap ekosistem, distribusi, hingga pembersihan pantai. Penelitian ini masih belum memadai untuk digunakan sebagai dasar kebijakan pemerintah.</p>
<h2>Perlu penelitian kelautan di perairan Indonesia bagian timur</h2>
<p>Penelitian tentang sampah plastik laut di Indonesia hanya fokus kepada Indonesia bagian barat, terkonsentrasi pada pulau-pulau padat penduduk di Jawa dan Bali.</p>
<p>Sekitar 80% dari penelitian dilakukan di daerah pesisir pantai dan ekosistem laut, sementara 20% lainnya meneliti kolom air. Sebagian besar dari penelitian ini berfokus pada ilmu lingkungan dan manajemen sumber daya alam.</p>
<p>Hanya sedikit penelitian yang fokus pada kesehatan, sosio-ekonomi, teknik, atau kebijakan. Sangat sulit untuk menemukan penelitian yang mempelajari dampak sampah plastik pada manusia. Kami menemukan beberapa makalah penelitian tentang limbah plastik di dalam perut ikan. </p>
<p>Untuk penelitian di Indonesia bagian timur, kami hanya menemukan lima penelitian yang berfokus pada kondisi limbah laut, dan dua diantaranya telah terbit sekitar <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0141113697000020">20 tahun yang lalu</a>.</p>
<p>Lebih lanjut, belum ada publikasi yang secara komprehensif membahas akumulasi mikroplastik dalam organisme laut. Untuk melakukan penelitian semacam ini, dibutuhkan laboratorium khusus untuk mempelajari sampah laut terutama untuk yang berukuran nano.</p>
<p>Penelitian terkait sampah laut masih merupakan bidang yang berkembang di Indonesia. Di Universitas Padjajaran, kami secara teratur mengumpulkan sampah-sampah di banyak pantai untuk memonitor data sampah diseluruh Indonesia sehingga nantinya dapat digunakan sebagai landasan kebijakan.</p>
<p>Kami mengusulkan penelitian yang lebih komprehensif tentang dampak sampah laut terhadap ekosistem. Kita perlu mengetahui dampak sampah plastik pada organisme di kolom air, bagaimana mereka mengubah distribusi kehidupan laut, bagaimana mereka memengaruhi kesehatan manusia, dan bagaimana ini pada akhirnya memengaruhi ekonomi lokal dan nasional.</p>
<p>Jika kita memiliki data yang baik dan kontinu, semua penelitian ini dapat menjadi landasan bagi kebijakan nasional atau regional untuk mengurangi sampah plastik.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/125432/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Noir Primadona Purba menerima dana dari Hibah Internal Unpad (HIU) Universitas Padjajaran, Komitmen Research Grant, dan Demand Driven Research Grant (DDRG) LIPI tahun 2018 untuk penelitian di Nusa Tenggara Timur. </span></em></p>Pentingnya memperbanyak penelitian untuk menyediakan bukti kepada perusahaan dan pemerintah tentang urgensi menjaga laut bebas dari sampah plastik.Noir Primadona Purba, Lecturer and Marine Reseacher, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1225982019-09-09T07:24:46Z2019-09-09T07:24:46ZMenyelamatkan lingkungan tidak hanya sekadar ganti sampo hotel<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/290314/original/file-20190830-165977-1mjij9b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5874%2C3934&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gerakan melarang miniatur peralatan mandi tidak mungkin membekas pada pada krisis plastik global.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Pacific_garbage_patch#/media/File:Litter_on_Singapore's_East_Coast_Park.jpg">vaidehi shah/Flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Grup Hotel InterContinental <a href="https://www.ihgplc.com/en/news-and-media/news-releases/2019/end-of-the-road-for-bathroom-miniatures-as-ihg-opts-for-bulk-size--amenities-to-reduce-plastic-waste">akan mengganti</a> sampo dan kondisioner hotel mereka dengan produk yang lebih efisien untuk mengurangi limbah plastik <a href="https://apnews.com/da7268c03bf14f77b3bac115b8c35a6a">pada tahun 2021</a>. </p>
<p><strong>Baru-baru ini, <a href="https://www.marriott.com/Multimedia/PDF/CorporateResponsibility/Environmental_Public_Policy_Statement.pdf">Hotel Marriott</a> <a href="https://www.marketwatch.com/story/marriott-banning-little-shampoo-bottles-by-2020-2019-08-28?mod=mw_latestnews">juga ikut</a>, berjanji untuk berhenti menyediakan peralatan mandi hotel pada tahun <a href="http://www.ktvu.com/news/marriott-banning-tiny-shampoo-bottles-by-2020">2020</a>.</strong></p>
<p>Namun, aksi ini <a href="https://www.marketwatch.com/story/dropping-mini-shampoo-bottles-is-another-feel-good-move-that-like-banning-plastic-straws-does-little-environmental-good-2019-08-28">tidak serta merta menjadi kabar baik</a> bagi para aktivis lingkungan.</p>
<p>Sama halnya dengan komitmen lingkungan lainnya – seperti <a href="https://www.instituteforenergyresearch.org/regulation/plastic-bans-are-symbolism-over-substance/?gclid=EAIaIQobChMIreTtudaF5AIVyB6GCh2gYAdWEAAYASAAEgI24PD_BwE">melarang penggunaan sedotan plastik</a>, <a href="https://www.theguardian.com/sustainable-business/2016/aug/20/greenwashing-environmentalism-lies-companies">klaim berkelanjutan yang salah kaprah</a>, serta <a href="https://media.gm.com/media/us/en/gm/home.detail.html/content/Pages/news/us/en/2016/sep/0914-renewable-energy.html">janji korporasi untuk hal yang masih jauh di masa depan</a>, ini tidak lebih dari kegiatan promosi.</p>
<p>Saya <a href="https://sheffi.mit.edu/">Profesor Teknik</a> di MIT dan juga direktur <a href="https://ctl.mit.edu/">Pusat Transportasi dan Logistik MIT</a>. Seperti yang saya kemukakan dalam buku saya, “<a href="https://read.amazon.com/kp/embed?asin=B07BRDZWZH&tag=bing08-20&linkCode=kpp&reshareId=4AGJZZQRWYJSDW8GK41R&reshareChannel=system"><em>Balancing Green: When to Embrace Sustainbility in a Business</em></a> (<em>And When Not To</em>)”, pemberitahuan semacam ini justru mengalihkan perhatian kita dari langkah-langkah yang lebih penting yang perlu kita ambil untuk menghindari bencana lingkungan.</p>
<h2>Di balik berita utama</h2>
<p>CEO Grup Hotel InterContinental <a href="https://www.ihgplc.com/abot-us/our-leadership/executive-committee/keith-barr">Keith Barr</a> mengatakan bahwa mengganti peralatan mandi hotel “<a href="https://www.cbsnews.com/news/holiday-inn-will-stop-providing-mini-plastic-toiletries-to-help-save-the-oceans/">dapat mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan secara signifikan</a>” di hotel-hotel mereka, antara lain InterContinental, Crowne Plaza, dan Holiday Inn.</p>
<p><a href="https://cleanconscience.org.uk/"><em>Clear Conscience</em></a>, sebuah yayasan di Inggris, memperkirakan ada 200 juta perlengkapan mandi untuk perjalanan (<em>travel size</em>) setiap tahunnya yang berakhir di tempat pembuangan sampah di negara itu. </p>
<p>Namun, ada motivasi lain: Dengan <a href="https://www.huffpost.com/entry/ihg-hotel-shampoo-bottles-plastic-waste_n_5d41d2d2e4b0db8affb27022">5.600 hotel</a>, Grup Hotel InterContinental dapat menghemat hingga US$11 juta setiap tahunnya, atau Rp155 miliar. </p>
<p>Selain itu, <a href="https://sheffi.mit.edu/book/balancing-green">beberapa studi</a> yang telah kami lakukan di MIT dan <a href="https://www.unglobalcompact.org/what-is-gc/our-work/Insupply-chain">di tempat lain</a> menunjukkan bahwa evaluasi dampak lingkungan suatu produk dapat menyesatkan jika para ekonom tidak mempertimbangkan<a href="https://www.investopedia.com/terms/s/supplychain.asp"> seluruh proses manajemen rantai pasokan</a>. </p>
<p>Sebagai contoh, sebagian besar jejak karbon dari perusahaan besar seperti <a href="https://www.apple.com/environment/pdf/Apple_Environmental_Responsibility_Report_2019.pdf">Apple</a>, <a href="https://www.microsoft.com/en-us/environment/carbon">Microsoft</a>, dan <a href="https://www.cisco.com/c/en/us/solutions/collaboration/carbon-disclosure-project-cdp.html">Cisco</a> berasal dari pemasok yang memproduksi iPhone, perute (<em>router</em>), dan Xbox. Jejak karbon mereka tidak langsung berasal dari perusahaan. </p>
<p>Lebih lanjut, pengurangan bersih untuk plastik yang dibuang bisa menjadi minimal jika wadah yang lebih besar diisi dengan <a href="https://careertrend.com/13369891/how-to-refill-soap-dispensers">kantong plastik sekali pakai</a>. </p>
<p>Kita juga belum mengetahui apakah wadah-wadah yang lebih besar tersebut bisa didaur ulang, atau berapa ongkos dan dampak lingkungan saat produksi, pengangkutan, pemasangan hingga pemeliharaan. </p>
<p>Bahkan, apabila mengganti peralatan mandi hotel bisa mengurangi limbah – ada jaringan hotel lainnya <a href="https://www.latimes.com/business/la-fi-travel-briefcase-hotel-shampoo-bottles-20180505-story.html">ikut bergabung dengan gerakan ini</a> dan <a href="https://www.latimes.com/politics/la-pol-ca-california-lawmakers-want-to-ban-hotel-shampoo-bottles-20190529-story.html"> hukum di negara bagian California mendukung</a> kebijakan ini – peralihan produk tidak akan membuat perubahan berarti dalam mengurangi <a href="http://www.pbs.org/wnet/need-to-know/environment/an-ocean-of-plastic/2686/">limbah plastik yang kini mengotori</a>sungai dan lautan di Bumi ini. </p>
<p>Komitmen semacam ini hanya sebatas inisiatif “berbuat baik” yang malah menjauhkan orang dari aksi yang lebih serius dan benar-benar dapat membuat perubahan.</p>
<p>Contohnya, <a href="https://www.businessinsider.com/why-are-plastic-straws-being-banned-2018-7">pelarangan sedotan plastik</a>. Meskipun pelarangan pembuatan sedotan plastik adalah gerakan promosi yang bagus, <a href="https://earth.stanford.edu/news/do-plastic-straws-really-make-difference#gs.w3g0xj">namun larangan ini tidak memiliki dampak</a> pada <a href="https://apnews.com/c1b6f8666138441d9af6054d8c096086">akumulasi sampah plastik global</a>.</p>
<h2>Dukungan dari konsumen</h2>
<p>Setidaknya <strong>jejaring hotel</strong> merespon dukungan konsumen <a href="https://www.inc.com/melanie-curtin/73-percent-of-millennials-are-willing-to-spend-more-money-on-this-1-type-of-product.html">yang kian meningkat</a> pada produk dan layanan ramah lingkungan.</p>
<p>Beberapa studi menunjukkan bahwa lebih dari 80% konsumen mereka <a href="https://sustainablebrands.com/read/stakeholder-trends-and-insights/study-81-of-consumers-say-they-will-make-personal-sacrifices-to-address-social-environmental-issues">bersedia mengorbankan hal yang personal</a> agar bisa mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan, </p>
<p>Namun, saat membeli barang, <a href="https://consciouscompanymedia.com/sustainable-business/marketing/5-reasons-millennials-dont-buy-green-brands-better-way-reach/">dukungan mereka</a> terhadap produk ramah lingkungan justru <a href="https://consciouscompanymedia.com/sustainable-business/marketing/5-reasons-millennials-dont-buy-green-brands-better-way-reach/">meredup</a>.</p>
<p>Untuk mencari sebab adanya perbedaan antara apa yang orang ucapkan dan seberapa besar niat mereka untuk melakukan, saya dan siswa saya mengamati <a href="https://sheffi.mit.edu/sites/sheffi.mit.edu/files/2019-08/Consumers%27%20%28not%20so%29%20Green%20Purchase%20Behavior.pdf">pilihan konsumen di supermarket di Boston</a>.</p>
<p>Supermarket ini menyajikan produk-produk dengan label ‘ramah lingkungan’ dengan bingkai warna hijau, – detergen, sabun, produk kertas dan lainnya – di samping produk-produk biasa di lorong yang sama. </p>
<p>Kurang dari 10% konsumen memilih produk-produk yang ramah lingkungan, meskipun studi justru menunjukkan bahwa ada sejumlah besar konsumen yang berpendidikan dan berpenghasilan tinggi. </p>
<p>Produk-produk ramah lingkungan tersebut, umumnya, akan lebih mahal 5% hingga 7%.</p>
<p>Mengingat ambivalensi konsumen untuk membayar produk hijau, perusahaan-perusahaan berusaha mengambil tindakan yang bisa menghindarkan mereka dari <a href="https://brandfinance.com/news/press-releases/vw-risks-its-31-billion-brand-and-germanys-national-reputation/">rusaknya reputasi</a> dan <a href="https://www.fastcompany.com/40423794/new-greenpeace-campaign-accuses-corporations-of-using-law-suits-to-silence-protest">protes dari grup pecinta lingkungan</a>, yang akhirnya bisa memicu <a href="https://theconversation.com/boycotts-are-a-crucial-weapon-to-fight-environment-harming-firms-25267">boikot dari konsumen</a> dan mereka kehilangan keuntungan penjualan. </p>
<p>Di luar dari itu semua, merek dagang akan melakukan klasifikasi ekonomi ulang yang memperhitungkan penghematan biaya, seperti <a href="https://www.environmentalleader.com/2010/11/timberland-bassett-cut-costs-emissions-with-led-lighting-retrofits/">penghematan energi</a>, sebagai inisiatif keberlanjutan.</p>
<p>Salah satu cara yang baik untuk menghijaukan hotel adalah dengan membatasi <a href="https://www.nytimes.com/2016/08/10/science/air-conditioner-global-warming.html">penggunaan penyejuk udara</a>.</p>
<p>Cara lainnya, membuat para tamu membayar ekstra untuk handuk yang tidak dipakai kembali ketimbang <a href="https://www.businessinsider.com/why-you-should-reuse-hotel-towels-2015-8/">memohon mereka untuk menggunakan kembali barang-barang ini</a>.</p>
<p>Slogan yang menyatakan “Hotel kami tidak akan membuat kamar lebih dingin dari 75 derajat di musim panas dan tidak lebih hangat dari 65 derajat di musim dingin” memang tidak dapat meningkatkan daya jual hotel. </p>
<p>Bahkan, penggantian botol sampo kecil dengan dispenser curah <a href="https://www.wsj.com/articles/the-beginning-of-the-end-for-those-tiny-shampoo-bottles-1525180702">tidak begitu diterima oleh konsumen</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/287432/original/file-20190808-144892-9dz6ln.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Grup Hotel InterContinental mengganti perlengkapan mandi hotel dengan produk yang lebih massal.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU2NTMyNjYwMCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTE2MDgzOTA0MiIsImsiOiJwaG90by8xMTYwODM5MDQyL2h1Z2UuanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCI4cVRnSzI2aTlvUUswWXAxei9sTjVoTjdLVmsiXQ%2Fshutterstock_1160839042.jpg&pi=33421636&m=1160839042&src=ldRFINzZpVokhiHAwKxO6w-1-0">KR_Netez / Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Usaha yang sia-sia</h2>
<p>Dampak paling merusak dari inisiatif “berbuat baik” yang dilakukan oleh korporasi adalah mereka mengalihkan perhatian dari tindakan yang benar-benar bisa membuat perbedaan.</p>
<p>Perusahaan tersebut bisa memfokuskan upaya mereka pada <a href="https://qz.com/1416481/the-ultimate-guide-to-negative-emission-technologies/">teknologi pengurangan karbon</a>. </p>
<p>Memang teknologi semacam ini belum tersedia dalam skala global, namun “<a href="https://www.epa.gov/ozone-layer-protection/international-actions-montreal-protocol-substances-deplete-ozone-layer">Protokol Montreal</a>” – yang melarang zat-zat yang dapat mengikis lapisan ozon – adalah contoh perjanjian internasional sederhana yang berhasil.</p>
<p>Pemerintah dapat menerapkan langkah adaptasi perubahan iklim, seperti <a href="https://www.nytimes.com/2019/06/19/climate/seawalls-cities-cost-climate-change.html?login=email&auth=login-email">membangun tanggul laut</a> di garis pantai yang rentan, <a href="https://www.wbur.org/onpoint/2019/07/25/climate-change-food-production-global-warming">perubahan pola produksi makanan</a>, hingga mengatasi <a href="https://www.nrdc.org/onearth/climate-change-already-driving-mass-migration-around-globe">migrasi besar-besaran </a> akibat perubahan iklim. </p>
<p>Contoh dari strategi adaptatif yang komprehensif adalah upaya yang sudah dilakukan oleh <a href="https://www.pbl.nl/sites/default/files/cms/publicaties/PBL-2015-Adaptation-to-climage-change-1632.pdf">Badan Penilaian Lingkungan Belanda</a>.</p>
<p>Memang, di era sekarang, korporasi yang ‘memberikan hadiah’ untuk memuaskan pelanggan mereka karena sudah melakukan pilihan hijau palsu <strong>seperti Marriott dan InterContinental</strong> akan mendapat pengakuan besar. Tapi, era itu sepertinya akan berumur pendek.</p>
<p><em>Fahri Nur Muharom menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p>
<p><em>Artikel ini diperbarui pada tanggal 23 Agustus 2019.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/122598/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>MIT Press menyediakan dana sebagai anggota dari The Conversation US.</span></em></p>InterContinental Hotels Group berencana mengganti perlengkapan mandi hotel, tetapi sepertinya tidak akan banyak berpengaruh pada lingkungan.Yossi Sheffi, Professor of Engineering; Director of the MIT Center for Transportation & Logistics, Massachusetts Institute of Technology (MIT)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1206692019-08-02T05:20:16Z2019-08-02T05:20:16ZSebuah konferensi besar di Australia sukses diadakan tanpa gunakan plastik. Ini tips dari penyelenggaranya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/285055/original/file-20190722-116552-1rvoqcd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=41%2C47%2C3920%2C2922&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Coffee-break delegasi konferensi sains kelautan di Fremantle, Australia, yang menerapkan konsep bebas plastik.</span> <span class="attribution"><span class="source">Alicia Sutton/AMSA</span></span></figcaption></figure><p>Apa yang kita gunakan sebelum produk plastik sekali pakai masuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari? </p>
<p>Sebelum tahun 1980-an, kantong plastik masih jarang ditemukan di supermarket. Namun pada tahun 2019, penggunaannya tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga diperlukan untuk mempertahankan gaya hidup kita.</p>
<p>Mulai dari wadah makanan, kemasan untuk produk di supermarket, hingga pembungkus barang dengan murah dan berkualitas rendah, plastik dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari.</p>
<p>Namun, seiring berjalannya waktu, ketergantungan terhadap plastik sekali pakai ini ternyata menghasilkan tumpukan sampah bagi manusia. Nilai “ekonomi pembuangan sampah” bagi masyarakat dan lingkungan menjadi <a href="https://theconversation.com/eight-million-tonnes-of-plastic-are-going-into-the-ocean-each-year-37521">semakin tajam</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/perut-paus-sperma-penuh-plastik-di-wakatobi-lima-langkah-kurangi-ancaman-mikroplastik-di-laut-indonesia-104484">Perut paus sperma penuh plastik di Wakatobi: lima langkah kurangi ancaman mikroplastik di laut Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Menemukan solusi untuk menghilangkan limbah plastik dalam kehidupan sehari-hari masih menjadi tantangan, terutama saat menggelar acara besar, salah satunya konferensi profesional. </p>
<p>Dalam suatu waktu, sebagai akademisi, ilmuwan, peneliti, atau profesional, kita mungkin akan menjadi bagian dari panitia penyelenggara konferensi. </p>
<p>Tahun 1990-an, panitia konferensi akan bangga menghitung berapa gelas kopi yang mereka gunakan, namun, kini hal tersebut berubah. </p>
<p>Sebagai panitia dari konferensi nasional <a href="http://amsa19.amsa.asn.au">Asosiasi Ilmu Kelautan Australia</a>, kami pun menantang diri kami untuk bertindak ketimbang hanya berbicara teori. Kami menggelar konferensi bebas plastik untuk 570 partisipan dari profesional ilmu kelautan, akademisi, dan mahasiswa. </p>
<p>Lalu, bagaimana cara melayani ratusan orang tanpa menghasilkan sampah plastik sama sekali?</p>
<h2>Menjadi bagian dari solusi</h2>
<p>Kami mulai merencanakan semuanya sejak 12 bulan lalu, ketika kami mengetahui bahwa tema konferensi kali ini seputar<a href="https://theconversation.com/marine-science-challenges-for-a-growing-blue-economy-22845">ekonomi biru</a>, yang diadakan pada bulan Juli di Fremantle, kota pelabuhan terletak di barat Australia yang juga merupakan tempat kelahiran dari gerakan <a href="http://www.plasticfreejuly.org">Juli Bebas Plastik</a>.</p>
<p>Sejak hari pertama, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, yaitu menghilangkan plastik dan mengurangi limbah secara keseluruhan, mulai dari sampah sehari-hari hingga plastik sekali pakai yang dapat dibawa pulang dan akhirnya menjadi sampah. </p>
<p>Bagi kami, daur ulang hanyalah sebagian kecil dari solusi. </p>
<p>Kita perlu “menolak, mengurangi, dan mendaur ulang” untuk benar-benar menangani sampah plastik.</p>
<h2>Apa yang kita lakukan</h2>
<p>Kami memulai dengan memilih bekerja sama dengan penyelenggara acara yang memiliki konsep yang sama dengan kami. Lalu, kami mencari pengganti plastik untuk konferensi, antara lain :</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=886&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/283424/original/file-20190710-44479-nkzyeh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1113&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tidak ada plastik di AMSA 2019.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Angela Rossen</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<ul>
<li><p>Tanda pengenal terbuat dari kardus yang kaku tanpa disertai pelindung plastik.</p></li>
<li><p>Tali tanda pengenal terbuat dari bambu dengan klip logam.</p></li>
<li><p>Tas jinjing terbuat dari 100% bahan alami.</p></li>
<li><p>Tidak mencetak amplop untuk pendaftaran dan tidak mencetak abstrak konferensi.</p></li>
<li><p>Mencetak pada kertas daur ulang yang dikerjakan oleh perusahaan yang menggunakan <a href="http://www.thebigpicturefactory.com.au/">alat cetak bertenaga surya</a>.</p></li>
<li><p>Delegasi diminta untuk membawa botol air dan gelas kopi mereka sendiri atau membelinya saat sebelum registrasi. </p></li>
<li><p>Kios kopi dengan <a href="http://go2cup.com.au">gelas yang dapat dicuci dan digunakan kembali</a>.</p></li>
<li><p>Menyediakan galon air minum terbuat dari gelas untuk para peserta di setiap ruang konferensi. </p></li>
<li><p>Tidak ada permen kemasan. </p></li>
<li><p>Menggunakan produk pensil yang ramah lingkungan ketimbang pulpen, serta disediakan rautan pensil. </p></li>
<li><p>Hanya menyediakan piring, peralatan makan, dan gelas. </p></li>
<li><p>Katering vegetarian disediakan saat istirahat. </p></li>
<li><p>Semua peserta pameran, penyelenggara lokakarya, dan lainnya, seperti mahasiswa dan dosen, berkomitmen mengurangi limbah plastik demi mendapatkan produk dan katering gratis.</p></li>
</ul>
<p>Dan, yang terpenting, kami berhasil merancang perubahan ini tanpa adanya kenaikan budget atau mempengaruhi profit kami.</p>
<h2>Apa yang kami pelajari</h2>
<p><strong>Rencanakan lebih awal.</strong> Membutuhkan usaha ekstra untuk melakukan hal yang berbeda dari biasanya, namun selalu ada pilihan lain yang tersedia, selain menggunakan plastik. Luangkan waktu untuk mencari tahu lalu ajukan solusi yang didapatkan pada acara Anda berikutnya. </p>
<p><strong>Bekerja dengan semua orang.</strong> Buat tujuan bersama dengan tim Anda: penyelenggara acara, tempat, peserta, katering - lebih banyak ide akan menghasilkan solusi yang lebih baik. Hal ini akan menciptakan efek riak, tidak hanya untuk acara tersebut, tetapi dalam mengembangkan praktik yang lebih berkelanjutan untuk acara lainnya.</p>
<p><strong>Lakukan kunjungan ke lapangan.</strong> Identifikasi potensi masalah dan rancang solusi jauh sebelumnya. Rebecca Prince-Ruiz, pendiri dan direktur eksekutif dari gerakan <a href="https://www.plasticfreejuly.org/">Juli Bebas Sampah</a>, sempat mengunjungi tempat konferensi kami dan memberikan masukan yang sangat berharga.</p>
<p><strong>Jangan berasumsi.</strong> Pada konferensi kelautan lain yang kami hadiri, botol air minum dari plastik digantikan oleh gelas, yang merupakan hal yang baik, dan gelas styrofoam, yang tidak terlalu baik. Tidak semua pemasok memiliki pengetahuan tentang bahan yang berkelanjutan, jadi luangkan waktu untuk berbicara apa artinya bebas plastik dan tanpa sampah dengan mereka. </p>
<h2>Menghapus plastik ‘tersembunyi’</h2>
<p>Tidak peduli seberapa rapi perencanaan yang Anda lakukan, akan selalu ada “plastik tersembunyi”. Mengawasi semua aspek operasional dari tempat konferensi dan pemasok-pemasoknya (makanan, layanan linen hingga pembuangan limbah), dan hotel-hotel yang digunakan oleh para delegasi (yang kemungkinan menyediakan botol plastik untuk minuman dan kebutuhan pribadi di kamar mereka) sangatlah tidak mungkin. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/sampah-perkotaan-dan-cara-pemulung-memperkuat-komunitasnya-114997">Sampah perkotaan dan cara pemulung memperkuat komunitasnya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hal tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pemesanan lebih awal, namun perlu diingat bahwa tujuannya adalah mengubah sikap mereka terhadap sampah dan bukan mengubah seluruh industri dalam satu konferensi. </p>
<p>Tetapi, jika kita bisa melakukannya untuk 570 orang, maka semua orang juga dapat mulai membuat <a href="https://theconversation.com/climate-change-seeing-the-planet-break-down-is-depressing-heres-how-to-turn-your-pain-into-action-114407">perubahan serupa</a> di rumah dan tempat kerja mereka sendiri.</p>
<hr>
<p><em><a href="https://www.amsa.asn.au">AMSA</a> telah menyelenggarakan <a href="http://amsa19.amsa.asn.au/amsa-public-lecture/">kuliah umum tahunan</a>, yang disponsori oleh <a href="http://www.oceans.uwa.edu.au">UWA Oceans Institute</a>, di Fremantle, pada hari Rabu 10 Juli pukul 18:30. Konferensi ini membahas masalah polusi plastik dan apa yang dapat dilakukan tentang hal itu, baik secara global maupun lokal.</em></p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/120669/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Konferensi nasional Asosiasi Ilmu Kelautan Australia tahun ini merupakan zona bebas plastik, Para ilmuwan kelautan ingin mengurangi beban lingkungan dari plastik yang dibuang.Elizabeth Sinclair, Senior Research Fellow, School of Biological Sciences and The UWA Oceans Institute, The University of Western AustraliaDr Charlotte Birkmanis, PhD Candidate, The UWA Oceans Institute and School of Biological Sciences, The University of Western AustraliaRobert Pemberton, Business Support Manager, UWA Oceans Institute, The University of Western AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1199992019-07-12T06:48:13Z2019-07-12T06:48:13ZAkibat manajemen sampah buruk, negara Barat ekspor sampah berkualitas rendah ke Asia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/283313/original/file-20190709-44453-i3e8e5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C1000%2C546&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/recyclable-rubbish-held-hands-isolated-on-686760625?src=a_f7etguYEOo6NQPtM0Fng-1-31">Photka/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Selama bertahun-tahun, sampah daur ulang yang dikumpulkan dari rumah tangga di Inggris dan negara-negara Barat lainnya diekspor. Strategi ini memungkinkan negara-negara ini terus tidak memikirkan mengenai cara konsumen membeli barang dan membuang semua kemasan dan wadah yang tidak lagi dipakai. </p>
<p>Selama ada pengumpulan rutin untuk kertas, logam dan plastik daur ulang, ke mana sampah ini pergi dan apa yang terjadi padanya tidak begitu dipertimbangkan. Akan tetapi, kebiasaan ini harus diubah sekarang.</p>
<p>Beberapa tahun yang lalu, Cina tersadarkan akan dampak lingkungan akibat keputusannya menerima buangan sampah daur ulang dari negara lain untuk dipilah, diproses, dan digunakan dalam pembuatan barang baru. <a href="https://www.recyclingtoday.com/article/tomra-tom-eng-china-national-sword-recycling/">Peraturan Cina</a> yang lebih keras mulai berlaku pada 2018. Peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas daur ulang yang diimpor.</p>
<p>Ini seharusnya menjadi peringatan bagi negara-negara Barat untuk mengubah cara sampah daur ulang dikumpulkan dan diproses demi meningkatkan kualitasnya. Akan tetapi, tampaknya tidak ada yang berubah, selain memindahkan <a href="https://www.mrw.co.uk/download?ac=3150674">tujuan negaranya</a>. Alih-alih mengekspor ke Cina, sampah daur ulang lantas diekspor ke beberapa negara Eropa Timur dan berbagai <a href="http://www.greenpeace.org/eastasia/Global/eastasia/publications/campaigns/toxics/GPEA%20Plastic%20waste%20trade%20-%20research%20briefing-v1.pdf">negara Asia lainnya</a>, termasuk <a href="https://edition.cnn.com/2019/05/28/asia/malaysia-plastic-waste-return-intl/index.html">Malaysia</a> dan Filipina.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=436&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278128/original/file-20190605-40727-4jigos.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=548&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sampah daur ulang tersebar ke seluruh dunia tapi tidak semua berjalan dengan baik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/recycle-global-rubbish-environment-garbage-concept-353053700?src=zI3Xab6SafB0gOPR1eSR3A-1-3">Lightspring/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perselisihan berlangsung beberapa tahun belakangan karena Kanada mengekspor sampah berkualitas rendah <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-48455440">ke Filipina</a> sehingga berujung Filipina mengembalikan limbah tersebut. Negara lain juga akan mengikuti langkah Filipina tersebut ini. Hal ini tidak menjadi solusi karena sampah tersebut tetap pergi ke suatu tempat.</p>
<h2>Bagaimana cara mengumpulkannya</h2>
<p>Kita perlu mengubah cara kita mengumpulkan sampah daur ulang untuk memastikan bahwa barang yang dikumpulkan bisa digunakan lagi di pabrik. Ini berarti mengubah fokus dengan metode pengumpulan bahan bersih, berkualitas tinggi yang dapat didaur ulang, yang dipisahkan berdasarkan jenisnya.</p>
<p><a href="https://www.isonomia.co.uk/can-we-sort-out-the-contamination-confusion/">Kerugian akibat proses daur ulang yang tidak tepat</a> menunjukkan bahwa penting bagi kita untuk mengingat titik akhir dari barang-barang yang kita buang. Kerugian tersebut terjadi ketika <a href="https://www.britishscienceassociation.org/News/british-science-week-lifts-the-lid-on-recycling-misconceptions">barang yang tidak dapat didaur ulang atau yang tak tepat pilah</a> dimasukkan dalam kotak penyimpanan, kantong, atau tempat sampah. Hasilnya sampah tersebut kemudian ditolak di fasilitas pemilahan dan juga oleh pasar luar negeri sekarang ini.</p>
<p>Sering ada kebingungan mengenai <a href="http://www.wrap.org.uk/sites/files/wrap/Recycling%20guidelines%201.9.pdf">apa yang dapat didaur ulang di rumah</a> dan otoritas lokal memiliki pemahaman yang berbeda-beda karena penggunaan berbagai fasilitas penyortiran. Sejumlah besar bahan dapat didaur ulang, tetapi infrastrukturnya tidak ada di semua bagian Inggris, dan metode penyortiran bervariasi tergantung fasilitas yang ada dan ini menentukan bahan mana yang dapat ditangani. </p>
<p>Sistem pengumpulan perlu dibuat dengan menyesuaikan sistem pengolahan sampah yang ada ketimbang membebankannya pada rumah tangga, pengumpul, atau fasilitas pemilahan. Hal ini nantinya akan memandu pihak rumah tangga tentang bagaimana mereka harus mengumpulkan sampah untuk daur ulang.</p>
<p>Penyortiran yang efisien memastikan pengumpulan bahan berkualitas lebih tinggi dan <a href="https://www.zerowastescotland.org.uk/content/new-report-examines-contamination-levels-separately-collected-recyclate">memberi manfaat</a> di seluruh rantai daur ulang. </p>
<p><a href="https://gweddill.gov.wales/docs/desh/publications/160322-review-of-welsh-government-collections-blueprint-technical-report-en.pdf">Cetak Biru Koleksi Pemerintah Welsh di Inggris</a>, yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut. Mereka mengamankan bahan daur ulang berkualitas tinggi dengan <a href="https://www.bbc.co.uk/news/uk-wales-41037531">partisipasi rumah tangga tingkat tinggi</a>. Dengan proses pemilihan bahan yang semakin selektif, sampah yang dihasilkan dapat memasuki pasar untuk bahan sekunder baik di negara-negara tetangga, atau di Cina, di mana sampah ini akan melewati persyaratan impor yang lebih ketat.</p>
<p>Komunikasi yang lebih baik harus menjadi prioritas. Di bawah ini terdapat tiga cara agar konsumen dapat mendaur ulang dengan lebih baik.</p>
<ol>
<li><p><a href="https://www.oprl.org.uk/get-involved/what-is-the-scheme/">Pelabelan kemasan daur ulang yang jelas dan konsisten</a>. Label “periksa secara lokal” yang menyarankan konsumen untuk memeriksa apakah pusat daur ulang di daerah mereka menerima sampah yang mereka hasilkan tidak membantu dan hanya menyebabkan kebingungan dan membuat orang salah buang. Ini merupakan langkah awal yang baik, bersama dengan komunikasi yang lebih baik dengan pusat daur luang terhadap keberadaan barang-barang yang tidak bisa didaur ulang. </p></li>
<li><p>Informasi lebih lanjut untuk rumah tangga tentang <a href="https://www.cornwall.gov.uk/media/30771062/recycling-destinations-01-18.pdf">ke mana saja sampah daur ulang</a> pergi dan apa yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman seputar permintaan akan bahan berkualitas tinggi. Kondisi daur ulang berdampak pada penggunaan akhirnya. Jika daur ulang basah <a href="https://www.bbc.co.uk/programmes/articles/31BZJBNHCJh0LmfkgJny8Yb/pizza-boxes">atau berminyak</a> ini sering menyebabkan kerugian kontaminasi akibat barang-barang yang saling menempel selama proses penyortiran manual. Hasilnya sampah kualitasnya menjadi sangat buruk sehingga mereka tidak cocok untuk digunakan.</p></li>
<li><p><a href="https://resourceassociation.com/node/14355">Informasi yang lebih baik tentang tujuan akhir sampah daur ulang</a> yang dihasilkan oleh kota tempat mereka tinggal. Menerbitkan informasi ini <a href="https://www.preston.gov.uk/yourservices/bins-and-recycling/recycling/happens-rubbish-recycling/">saat ini hanya bersifat sukarela</a>. Ini harus dibuat wajib dan harus meliputi semua limbah yang dikumpulkan, tidak hanya yang ditangani oleh otoritas lokal. Ini akan memastikan ekspor yang konsisten, etis, dan legal. Ini akan mengekspos <a href="https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/oct/22/the-guardian-view-on-recycling-exports-stop-the-rubbish-launderers">praktik ekspor yang buruk</a> seperti sampah berkualitas rendah dan penyortiran yang buruk, yang membantu menyembunyikan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2019/feb/07/uk-worst-offender-in-europe-for-%20elektronik-limbah-ekspor-laporan">ekspor ilegal barang-barang elektronik bekas</a> akibat kurangnya transparansi.</p></li>
</ol>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278127/original/file-20190605-40715-dp85yw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kotak pizza berminyak.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/leftover-pepperoni-pizza-slice-delivery-box-1356860603?src=z_iYnnoJTMU8NOeS8U1kCA-1-37">Onajourney/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Sistem lainnya</h2>
<p>Sistem daur ulang untuk wadah minuman <a href="https://consult.defra.gov.uk/environment/introducing-a-deposit-return-scheme/">sedang diteliti</a> oleh pemerintah Inggris, tetapi akan segera diimplementasikan di <a href="https://www.letsrecycle.com/news/latest-news/scotland-confirms-all-in-deposit-return-scheme/">Skotlandia</a>. </p>
<p>Sistem ini, yang dilaksanakan di <a href="https://www.theguardian.com/environment/2018/jul/12/can-norway-help-us-solve-the-plastic-crisis-one-bottle-at-a-time">Norwegia</a> dan <a href="http://www.ukgermanconnection.org/kids-bottle-recycling-machines">Jerman</a>, dilakukan dengan menambahkan harga ke wadah minuman yang bisa ditebus ketika konsumen mengembalikan wadah minuman kosong dan duitnya bisa digunakan untuk pembelian selanjutnya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/278131/original/file-20190605-40758-mycb8n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mengembalikan botol dan kaleng di Jerman.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/meppen-germany-march-2-2016-shoppers-390749152?src=mRiEWiYrIC6EeMQrxrHbsw-1-2">Defotoberg/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sistem ini membuat pengumpulan sampah <a href="https://www.zerowastescotland.org.uk/content/quality-heart-scotland%E2%80%99s-deposit-return-scheme"> dengan kualitas lebih tinggi</a>, yang juga disertai beberapa manfaat potensial lainnya, seperti mengurangi buangan. Tentu ada argumen yang menentang, seperti biaya untuk implementasi dan dampaknya pada skema otoritas lokal dalam hal pengumpulan sampah rumah tangga karena nilai bahan yang dikumpulkan mengurangi biaya pengumpulannya. </p>
<p>Akan tetapi <a href="https://reloopplatform.eu/wp-content/uploads/2016/06/Ringkasan-of-studies_impact-of-DRS-on-munis-FINAL-31May2016.pdf">hilangnya penghasilan</a> bagi Dewan Kota mungkin dapat diimbangi dengan pengurangan biaya pengumpulan karena volume daur ulang turun. </p>
<p>Meningkatkan kualitas sampah yang dikumpulkan harus dilakukan. Sistem pengembalian sampah dipandang sebagai langkah penting untuk melakukan hal ini. Pada akhirnya, kita membutuhkan perubahan mendasar dalam cara kita melihat sampah yang kita hasilkan, sehingga kita tidak mengumpulkan sampah dan melakukan “daur ulang palsu” secara masif di negara lain. </p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/119999/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Christine Cole receives funding as part of the European Union's Horizon 2020 research and innovation programme under grant agreement No 776714 (Activating Circular Services in the Electric and Electronic Sector - C-SERVEES).</span></em></p>Negara Barat mengekspor sampah daur ulang sampah kualitas rendah ke negara berkembang di Asia.Christine Cole, Research associate, Loughborough UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1177732019-06-13T06:20:38Z2019-06-13T06:20:38ZEmisi plastik lebih tinggi dari emisi penerbangan, ini cara membuat plastik ramah lingkungan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/276567/original/file-20190527-40042-ps544v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=284%2C93%2C2984%2C2083&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><p>Kami semua sangat sadar akan konsekuensi keberadaan plastik di <a href="https://theconversation.com/plastics-in-oceans-are-mounting-but-evidence-on-harm-is-surprisingly-weak-93877">lautan</a> dan <a href="https://theconversation.com/plastic-is-now-part-of-our-planets-fabric-a-scientist-and-archaeologist-discuss-what-happens-next-106019">daratan</a>. Namun, di luar polusi yang terlihat, ternyata plastik juga memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.</p>
<p>Sebuah <a href="https://www.nature.com/articles/s41558-019-0459-z">penelitian</a> baru berhasil menghitung bahwa dalam seluruh siklus hidupnya, plastik menyumbang 3,8% dari emisi gas rumah kaca secara global. Itu <a href="https://ec.europa.eu/clima/policies/transport/aviation_en">hampir dua kali lipat</a> dari emisi sektor penerbangan. Jika plastik adalah sebuah negara, “Kerajaan Plastik” akan menjadi penghasil emisi tertinggi kelima di dunia.</p>
<p>Permintaan plastik juga akan meningkat. Dengan 380 juta ton per tahun, kita memproduksi plastik <a href="https://advances.sciencemag.org/content/3/7/e1700782">190 kali</a> lebih banyak daripada yang kita lakukan pada 1950. Jika permintaan plastik terus tumbuh secara konsisten sebesar 4% per tahun, emisi dari produksi plastik akan mencapai 15% dari emisi global pada 2050 mendatang.</p>
<h2>Melintasi siklus hidup plastik</h2>
<p><a href="https://www.ciel.org/wp-content/uploads/2017/09/Fueling-Plastics-Fossils-Plastics-Petrochemical-Feedstocks.pdf">Lebih dari 99%</a> plastik dibuat dari bahan kimia bernama petrokimia yang umumnya terbuat dari <a href="https://plastics.americanchemistry.com/How-Plastics-Are-Made/">minyak bumi dan gas alam</a>. Bahan baku ini disuling untuk membentuk etilena, propilena, butena, dan bahan dasar lainnya, sebelum kemudian diangkut ke pabrik.</p>
<p>Produksi dan transportasi bahan-bahan plastik ini membutuhkan banyak energi–dan tentu saja <a href="https://www.nature.com/news/seven-chemical-separations-to-change-the-world-1.19799#/b3">bahan bakar</a>. Emisi gas rumah kaca juga terjadi selama proses pembuatan plastik itu sendiri. Proses ini melibatkan <a href="https://www.sciencedirect.com/topics/chemistry/steam-cracking">“pemecahan”</a> hidrokarbon yang lebih besar dari petrokimia lalu menjadi lebih kecil hingga cocok untuk membuat plastik yang melepaskan karbon dioksida dan metana. Menurut penelitian, sekitar 61% dari total emisi gas rumah kaca plastik berasal dari tahap produksi dan transportasi resin.</p>
<p>Selanjutnya, 30% lainnya dikeluarkan pada tahap pembuatan produk plastik. Sebagian besar emisi ini berasal dari energi yang dibutuhkan untuk memberi daya pada pabrik yang mengubah bahan plastik mentah menjadi botol, kantong sampah, dan helm sepeda yang kita gunakan saat ini. Sisa emisinya dihasilkan selama proses kimia dan pembuatan, misalnya, produksi <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1179/174328910X12691245469835">styrofoam</a> menggunakan <a href="http://www.ghgonline.org/othershfcs.htm">HFC</a>(hidrofluorokarbon), gas yang dipakai dalam pendingin ruangan dan lemari es, yang merupakan gas rumah kaca yang kuat.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/274643/original/file-20190515-60532-osx1qv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Membakar kantong metana yang terperangkap di tempat pembuangan sampah bisa memicu kebakaran besar karena ia melepaskan karbon yang tersimpan dalam plastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/pattaya-thailand-december-9-burning-garbage-349241027?src=s48WmsxskkzRxRKaYdOn1g-1-2">SmerbyStudio/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sisa jejak karbon akan selalu ada ketika plastik dibuang. Pembakaran sampah plastik melepaskan semua karbon yang tersimpan dalam plastik ke atmosfer, serta <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187802961630158X">polutan udara</a> seperti dioksin, furan, merkuri, dan bifenil poliklorinasi, yang beracun dan akan <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dioxins-and-their-effects-on-human-health">merusak kesehatan manusia</a>.</p>
<p>Karena plastik membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai, secara teori, pembuangannya dalam Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya menghasilkan gas emisi yang kecil. Namun, sebanyak <a href="https://www.scientificamerican.com/article/burning-trash-bad-for-humans-and-global-warming">40%</a> limbah TPA dibakar di langit terbuka dan secara dramatis mempercepat pelepasan karbon yang terkurung.</p>
<h2>Membuat plastik ramah iklim</h2>
<p>Jika kita ingin memerangi kerusakan lingkungan, maka pengurangan emisi plastik jelas sangat dibutuhkan. Untungnya, solusi yang ditemukan mulai berjalan, <a href="https://theconversation.com/why-we-need-a-space-race-approach-to-saving-the-planet-50885">walaupun lambat</a>. Dengan menunjukkan bahwa transisi ke sistem energi nol karbon memiliki potensi untuk mengurangi emisi dari plastik hingga <a href="https://www.nature.com/articles/s41558-019-0459-z">51%</a>, studi ini memberikan alasan <a href="https://theconversation.com/britains-switch-to-low-carbon-energy-could-give-a-21-billion-boost-to-the-economy-84097">lain</a> untuk <a href="https://theconversation.com/new-net-zero-emissions-target-wont-end-uks-contribution-to-global-warming-heres-why-116386">segera menghapus secara bertahap</a> bahan bakar fosil.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/new-net-zero-emissions-target-wont-end-uks-contribution-to-global-warming-heres-why-116386">New net zero emissions target won't end UK's contribution to global warming – here's why</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Namun, di luar sistem energi nol karbon yang sangat dibutuhkan, kita juga perlu mengurangi kebutuhan kita akan plastik berbahan karbon. Meningkatkan daur ulang plastik adalah salah satu cara sederhana untuk melakukan ini. Plastik berkualitas tinggi dapat didaur ulang berkali-kali, dan hampir semua plastik dapat didaur ulang sampai taraf tertentu. Tetapi hanya <a href="https://advances.sciencemag.org/content/3/7/e1700782">18%</a> yang benar-benar didaur ulang di seluruh dunia pada 2015. Meskipun setiap proses daur ulang membutuhkan sejumlah kecil <a href="https://www.huffingtonpost.co.uk/entry/how-many-times-can-one-plastic-bottle-be-recycled_uk_5bc9b98be4b0d38b58771df3">plastik baru</a>, kita dapat sangat meningkatkan siklus hidup materi plastik dengan menggunakan kembali secara efisien apa yang kita buat.</p>
<p>Solusi yang diperlukan adalah beralih untuk membuat plastik dari sumber yang dapat terurai seperti <a href="https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/cellulose-acetate">kayu</a>, tepung jagung, dan tebu. Bahan-bahan itu sendiri bersifat <a href="https://search.proquest.com/docview/890283427/fulltext/A9E64DCF8A214435PQ/1?accountid=13969">karbon netral</a>, meskipun daya terbarukannya sangat penting untuk menghilangkan dampak buruk pada lingkungan dari biaya energi selama produksi, transportasi, dan <a href="https://www.nature.com/articles/s41558-019-0459-z">pengolahan limbah</a>.</p>
<p>Namun, peningkatan besar-besaran dalam produksi bioplastik–yang saat ini membentuk kurang dari 1% dari total produksi plastik–akan membutuhkan <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/9e8c/b3ddb5499e2f7226926feed35f87addbaad1.pdf">lahan pertanian</a> yang luas. Dengan populasi yang akan <a href="https://www.un.org/development/desa/publications/world-population-prospects-the-2017-revision.html">meningkat secara dramatis</a>, tanah pertanian mungkin tidak dapat memenuhi permintaan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/274649/original/file-20190515-60554-1ysb7qe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tidak diperlukan bahan bakar fosil.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/process-producing-plastic-containers-can-be-1118889161?src=FBz9uj_9u2M1IRh94JgAGQ-1-1">Studio BKK/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Intinya, kita perlu mengurangi kebutuhan plastik kita. Menurut penelitian, hanya dengan mengurangi permintaan plastik tahunan dari 4% menjadi 2%, dapat menghasilkan 60% emisi lebih rendah dari sektor ini pada 2050 mendatang. Walaupun kehidupan tanpa plastik mungkin tidak terbayangkan, ada baiknya mengingat bahwa dominasi plastik baru dirasakan akhir-akhir ini. Plastik buatan pertama, <a href="https://www.plasticsmakeitpossible.com/whats-new-cool/fashion/styles-trends/bakelite-the-plastic-that-made-history/">Bakelite</a>, dikembangkan pada 1907, tetapi baru pada 1950-an era plastik dimulai. Jika kita menunjukkan keinginan yang tulus untuk mengatasi polusi plastik, dunia bisa berubah lagi dengan lebih cepat.</p>
<p>Pemerintah, perusahaan, dan individu, harus memprioritaskan membuat penelitian untuk mencari cara alternatif mencegah sampah plastik yang tidak dibutuhkan. Jika kebanyakan orang membawa botol air yang dapat digunakan kembali misalnya, kita dapat menghilangkan kebutuhan sekitar <a href="https://www.theguardian.com/environment/2017/jun/28/a-million-a-minute-worlds-plastic-bottle-binge-as-dangerous-as-climate-change">20.000</a> botol sekali pakai yang dibeli setiap detik di seluruh dunia.</p>
<p>Tentu saja, semua solusi ini saja tentu tidak akan cukup. Seperti yang dicatat dalam studi baru-baru ini. Hanya dengan menggabungkan pengurangan permintaan, daur ulang terbaik, dekarbonisasi energi, dan adopsi besar-besaran bioplastik kita dapat mengurangi kontribusi plastik terhadap krisis iklim. Tetapi jika kita berhasil melakukan semua hal tersebut, maka kita dapat memotong emisi plastik hingga hanya 7% dari level saat ini.</p>
<p>Plastik tidak perlu sepenuhnya dianggap sebagai bencana bagi lingkungan. Sifatnya yang terjangkau, tahan lama, dan serbaguna membuat plastik memiliki sejumlah <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rstb.2008.0304">manfaat sosial</a> tidak diragukan dan tergantikan. Tetapi, dekade penggunaan yang tak terkendali ditambah juga budaya membuang masyarakat kita, memiliki konsekuensi besar yang jauh melampaui pencemaran tanah dan air kita. Sangat penting bahwa kita secara drastis mampu mengurangi penggunaan plastik yang dapat dihindari, dan mengurangi jejak karbon kita. Hubungan kita dengan plastik mungkin beracun, tapi tidak harus selamanya seperti ini.</p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/117773/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Laurie Wright tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Selain mencemari laut, plastik juga menghangatkan planet ini. Diperlukan perubahan mendesak untuk meredam kontribusi plastik terhadap kerusakan iklim.Laurie Wright, Senior Lecturer, Warsash School of Maritime Science and Engineering, Solent UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1170192019-05-16T04:08:35Z2019-05-16T04:08:35ZKetika plastik biodegradable tak terurai sepenuhnya, akan lebih banyak plastik ketimbang ikan di lautan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/274531/original/file-20190515-60570-3pjwf6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1198%2C799&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kantong plastik biodegradable ini belum terurai sepenuhnya, bahkan setelah tiga tahun.</span> <span class="attribution"><span class="source">Lloyd Russell/University of Plymouth</span></span></figcaption></figure><p>Konsep bahan plastik yang <em>biodegradable</em> atau dapat diurai oleh mikrorganisme seperti bakteri dan jamur merujuk pada sebuah materi yang akan terurai menjadi sedikit atau hilang sama sekali dalam periode waktu tertentu, sehingga tidak terlalu membahayakan hewan dan lingkungan.</p>
<p>Produsen platik sering membuat klaim seperti ini, namun <a href="https://www.theguardian.com/environment/2019/apr/29/biodegradable-plastic-bags-survive-three-years-in-soil-and-sea">penelitian terbaru</a> mengungkap bahwa kantong plastik yang disebut-sebut <em>biodegradable</em> ternyata masih utuh setelah tiga tahun di laut atau terkubur di bawah tanah. Tas-tas plastik yang tidak terurai ini masih bisa menyimpan lebih dari dua kilo belanjaan.</p>
<p>Penulis penelitian ini, Imogen Napper dan Richard Thompson di University of Plymouth, telah menguji tas-tas plastik jenis kompos, biodegradable, <a href="https://www.greendotbioplastics.com/biodegradable-vs-compostable-vs-oxo-degradable-plastics-a-straightforward-explanation/">oxo-biodegradable (terurai karena bereaksi dengan panas dan oksigen sehingga plastik pecah jadi molekul kecil yang bisa diurai oleh mikroorganisme jadi C02, H2O dan biomassa)</a>, dan polietilena konvensional (PE) di tiga lingkungan alami yang berbeda: terkubur di tanah, di luar ruangan yang terpapar udara serta sinar matahari, dan terendam dalam air laut. Tidak satu pun tas-tas itu rusak sepenuhnya di semua lingkungan yang diuji. Secara khusus, kantong <em>biodegradable</em> mampu bertahan di tanah dan laut hampir tanpa kerusakan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/1GNTcRQ2Onk?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Ini mungkin mengejutkan, tapi realitas plastik yang “dapat terurai secara alami” belum memenuhi harapan kita. Ada berbagai jenis plastik yang dapat terbiodegradasi, yang menawarkan tingkat keteruraian yang berbeda dan umumnya memerlukan kondisi khusus untuk melakukannya.</p>
<p>Plastik terbuat dari molekul sangat panjang yang disebut polimer, yang terdiri dari ribuan atom yang dihubungkan bersama dalam suatu rantai. Ukuran molekul yang tipis membuat plastik memiliki sifat-sifatnya yang terkenal, yaitu padat, kuat, tangguh, fleksibel. </p>
<p>Banyak plastik yang kita gunakan setiap hari enggan bereaksi dengan bahan kimia lain, dan inilah mengapa mereka sangat tahan lama. Tapi daya tahan ini juga menjelaskan mengapa plastik menimbulkan masalah serius ke tempat-tempat yang seharusnya tidak mereka masuki-seperti laut.</p>
<h2>Dapat terurai pada tingkat tertentu</h2>
<p>Plastik yang didefinisikan sebagai “biodegradable” terbuat dari molekul-molekul yang dapat terurai secara alami, tapi tidak ada skala waktu spesifik untuk degradasi ini-bahkan dalam beberapa kondisi dibutuhkan waktu bertahun-tahun.</p>
<p>Beberapa plastik <em>biodegradable</em> juga dikatakan “dapat dibuat kompos”, dan dalam hal ini harus mematuhi standar yang lebih ketat. Salah satu contohnya adalah plastik berbahan dasar gula tebu atau disebut <a href="https://www.vegware.com/news/2018/12/10/all-about-pla-cpla-compostable-bioplastics-made-from-plant-starches">asam polilaktat</a> (PLA), yang digunakan untuk membuat kemasan makanan. Plastik kompos yang disertifikasi untuk <a href="https://www.bpf.co.uk/topics/standards_for_compostability.aspx">Standar Eropa EN13432</a> ini harus rusak dalam <a href="https://docs.european-bioplastics.org/2016/publications/fs/EUBP_fs_industrial_composting.pdf">kondisi pengomposan industri</a> dalam waktu kurang dari 12 minggu.</p>
<p>Sebuah pabrik kompos level industri menyediakan panas, kelembapan, udara, dan mikroorganisme yang seimbang yang dapat secara efisien mengomposkan makanan dan limbah kompos lainnya. Tapi dengan kebutuhan suhu 60 °C atau lebih, ini bukan kondisi suhu yang umum dialami plastik yang terkubur di tanah atau di tumpukan kompos di rumah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=414&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=414&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=414&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=520&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=520&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/272028/original/file-20190501-113830-v2fe68.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=520&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peralatan plastik terbuat dari bahan polyester-pati yang dapat terurai secara alami.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/File:BiodegradablePlasticUtensils2.jpg">Scott Bauer/USDA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Yang terpenting, baik istilah <em>biodegradable</em> maupun istilah <em>compostable</em> (dapat menjadi kompos) tidak menunjukkan kemampuan materi untuk terurai dengan cepat di lingkungan. Dalam studi tersebut, kantong plastik kompos hancur terpapar ke udara dan di laut, tetapi masih terkubur di tanah setelah lebih dari dua tahun. Plastik ini umumnya tidak dirancang untuk terdegradasi tanpa perlakuan khusus, yang berarti ketika bocor ke lingkungan sebagai sampah-seperti yang ditunjukkan oleh studi Plymouth-mereka dapat sama berbahayanya dengan plastik biasa yang berasal dari bahan bakar fosil. Tidak ada standar internasional untuk plastik kompos rumah, meskipun <a href="http://www.tuv-at.be/home/">standar nasional telah ditetapkan di Austria dan Belgia</a>.</p>
<p>Jenis plastik yang dapat terurai lainnya terbuat dari plastik <em>oxo-biodegradable</em>. Ini adalah plastik konvensional, tapi mengandung zat aditif. Seiring periode waktu tertentu, zat aditif ini memungkinkan plastik untuk <a href="http://www.epi-global.com/en/how-it-works.php">bereaksi dengan oksigen yang memecahnya</a>-hal ini mempercepat reaksi degradasi yang bisa terjadi selama ratusan tahun.</p>
<p>Tapi plastik jenis ini juga agak <a href="https://resource.co/article/bbc-criticised-coverage-oxo-biodegradable-plastics-12762">kontroversial</a>. Ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka tidak terurai sepenuhnya seperti yang diklaim produsen mereka, tetapi malah terurai menjadi plastik mikro yang dapat bertahan di lingkungan. Akibatnya, Uni Eropa mengambil langkah untuk <a href="https://www.mrw.co.uk/latest/eu-to-restrict-oxo-biodegradable-plastics/10027160.article">membatasi penggunaan plastik ini</a>.</p>
<h2>Meningkatnya bioplastik</h2>
<p>Keberadaan plastik di mana-mana di seluruh dunia menunjukkan bahwa kita perlu beralih ke bahan biologis untuk membuat plastik jika kita ingin mengakhiri ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.</p>
<p>Ada beberapa bukti bahwa memproduksi plastik dari tumbuhan memiliki dampak lingkungan negatif yang lebih kecil daripada membuatnya dari minyak mentah. Tetapi seperti yang terjadi dengan biofuel, ini menimbulkan masalah baru melalui penggunaan lahan yang seharusnya bisa menjadi tanaman pangan. Hal ini akan membaik seiring dengan membaiknya proses industri bioplastik dan teknologi menjadi lebih efisien. Bahan baku, seperti sisa makanan, juga bisa digunakan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/272030/original/file-20190501-113867-9wedgs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tidak lama lagi akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di laut.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:1682478-poster-1280-plasticbags.jpg">MichaelisScientists</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tetapi bioplastik juga harus dibuang dengan benar seperti halnya plastik konvensional, dan keberadaan plastik kompos tidak boleh menjadi alasan untuk membuang sampah sembarangan. Sebaliknya, plastik kompos dapat dimasukkan ke dalam model ekonomi berputar. Limbah dikumpulkan dan diubah jadi produk yang bermanfaat. Atau plastik kompos dan limbah makanan dikembalikan ke tanah sebagai pupuk. </p>
<p>Meskipun ada alternatif plastik yang lebih berkelanjutan, tanpa adanya infrastruktur untuk memproduksi, mengumpulkan, dan mendaur ulang mereka dalam skala besar mereka tidak bisa dijadikan solusi berkelanjutan. Pada saat ini, berbagai jenis plastik bio-degradable dan konvensional yang digunakan dapat menimbulkan masalah bagi sistem daur ulang yang mapan jika dicampur. Sementara 46% dari kemasan plastik di Inggris adalah plastik daur ulang, kompos, atau biodegradable yang tidak didukung oleh sistem daur ulang yang ada, akan pergi ke <a href="http://www.allthings.bio/dispose-bio-based-plastics/">tempat pembuangan sampah atau insinerasi</a>.</p>
<p>Yang pasti, solusi dibutuhkan segera. Sekitar sepertiga dari kemasan plastik di seluruh dunia berakhir di lingkungan-dan tanpa perubahan yang signifikan, akan ada <a href="https://newplasticseconomy.org/about/publications/report-2016">lebih banyak plastik daripada ikan di lautan pada 2050 mendatang</a>.</p>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/117019/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Isabel Thomlinson tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sekitar sepertiga dari kemasan plastik di seluruh dunia dibuang ke alam sekitar. Tanpa perubahan yang signifikan, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan pada 2050 mendatang.Isabel Thomlinson, PhD Researcher, Centre for Sustainable Chemical Technologies, University of BathLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1151572019-04-10T08:34:40Z2019-04-10T08:34:40ZLarangan kantong plastik bisa jadi bumerang bila konsumen ganti plastik lainnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/268524/original/file-20190410-2914-1vwfiu3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sekali pakai dan selesai? Tidak selalu.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Plastic_shopping_bag#/media/File:Shopping_plastic_bags.jpg">Peteruetz/Wikimedia</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Banyak pemerintah meningkatkan larangan penggunaan produk dari plastik seperti <a href="https://www.cawrecycles.org/list-of-national-bans">tas bawaan</a>, <a href="https://www.nationalgeographic.com/environment/2018/07/news-how-plastic-straw-bans-work/">sedotan</a>, <a href="https://www.motherjones.com/environment/2019/01/berkeley-ban-plastic-single-use-disposables-food/">perabotan rumah tangga</a> dan <a href="https://www.fda.gov/Cosmetics/GuidanceRegulation/LawsRegulations/ucm531849.htm">butiran kecil plastik pada kosmetik</a>. Tujuan dari kebijakan ini adalah mengurangi jumlah plastik yang masuk ke tempat pembuangan sampah akhir dan aliran air. Logikanya adalah pelarangan sesuatu mestinya membuat yang dilarang itu berkurang. </p>
<p>Namun, logika ini gagal jika orang-orang sebenarnya menggunakan lagi barang-barang tersebut, alih-alih membeli yang baru. Contoh, tas bawaan plastik yang disebut “sekali pakai” dapat memiliki banyak kehidupan kedua yang tidak terlihat–seperti dipakai tempat sampah, tas kotoran anjing, dan wadah penyimpanan. </p>
<p>Sebuah riset di Inggris menghitung bahwa seorang pembeli perlu menggunakan lagi tas bawaan berbahan katun 131 kali untuk mengurangi potensi pemanasan global–kontribusi total yang diharapkan untuk perubahan iklim–di bawah tas plastik yang digunakan sekali untuk membawa barang yang baru dibeli. Untuk memiliki dampak lebih kecil pada iklim ketimbang <a href="https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/291023/scho0711buan-e-e.pdf">tas bawaan plastik yang juga digunakan sebagai kantong sampah</a>, konsumen perlu menggunakan tas katun tersebut 327 kali. </p>
<p><a href="https://www.rebeccataylor.site/research">Riset saya</a> mengevaluasi beberapa regulasi tas bawaan dari banyak sisi. Dalam sebuah riset baru-baru ini, saya menguji bagaimana pelarangan tas jinjing plastik di negara bagian California di Amerika Serikat <a href="https://doi.org/10.1016/j.jeem.2019.01.001">telah mengubah tipe tas-tas</a> yang banyak orang pakai saat di depan kasir, juga dampak yang tidak diinginkan dari larangan ini pada kebiasaan belanja konsumen. </p>
<p>Riset saya menunjukkan bahwa pelarangan tas mungkin tidak mengurangi penggunaan plastik secara total jika orang-orang mulai membeli kantong sampah untuk mengganti tas bawaan mereka yang sebelumnya mereka gunakan lagi untuk sampah mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa niat baik pelarangan produk dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/GLgh9h2ePYw?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">‘The Majestic Plastic Bag,’ sebuah mockumentary yang diproduksi oleh Heal the Bay untuk mendukung pelarangan plastik di California.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Penggunaan kantong plastik di California</h2>
<p>California menyediakan laboratorium unik untuk mempelajari aturan tas plastik. Dari 2007 hingga 2015, 139 kota dan wilayah lain di California menerapkan larangan membawa tas plastik. Momentum lokal ini mendorong untuk pertama kalinya sebuah negara bagian di Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang melarang penggunaan kantong plastik pada 8 November 2016. </p>
<p>Karena pembatasan ini diadopsi pada waktu yang berbeda-beda di kota-kota di California, saya dapat membandingkan penggunaan tas di toko yang melarang pada toko yang tidak melarang, di samping itu juga memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi mengacaukan larangan ini, seperti pola belanja musiman.</p>
<p>Dengan menggunakan data penjualan dari gerai ritel, saya menemukan bahwa larangan tas bawaan plastik di California mengurangi penggunaan tas plastik hingga 18 juta kilogram per tahun, tapi pengurangan ini diimbangi dengan peningkatan 5,4 juta kilogram penjualan kantong sampah. Ini berarti 30% dari plastik yang berkurang karena larangan tersebut kembali lagi dalam bentuk lain yaitu kantong sampah yang lebih tebal dari tas bawaan plastik pada umumnya.</p>
<p>Secara khusus, hasil riset saya menunjukkan bahwa larangan penggunaan tas plastik menyebabkan penjualan kantong sampah kecil (15 liter), sedang (30 liter), dan besar (49 liter) meningkat. Masing-masing sebesar 120%, 64% dan 6%.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=300&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=300&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=300&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=377&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=377&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/257857/original/file-20190207-174851-1tcsn24.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=377&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Perubahan persentase dalam penjualan kantong sampah (merah) dan 114 kelompok produk grosir lainnya (abu-abu) dalam beberapa bulan sebelum dan setelah pelarangan kantong tas plastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0095069618305291?via%3Dihub">Taylor, 2019, https://doi.org/10.1016/j.jeem.2019.01.001</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Sekali pakai bukan otomatis dipakai sekali saja</h2>
<p>Meski tas bawaan plastik sering disebut “sekali pakai”, konsumen tidak perlu memperlakukannya seperti itu. Dengan membandingkan pengurangan tas plastik yang digunakan di kasir dengan peningkatan kantong sampah yang dijual, hasil riset saya menunjukkan bahwa 12 hingga 22% dari tas plastik digunakan kembali di California sebagai kantong sampah sebelum adanya larangan. Setiap penggunaan kembali menghindari pembuatan dan pembelian kantong plastik lain.</p>
<p>Selain itu, estimasi penggunaan plastik kembali dalam penelitian di bawah angka sesungguhnya karena saya tidak meneliti bagaimana orang menggunakan tas plastik untuk hal lain, seperti membungkus barang pecah belah untuk pengiriman atau penyimpanan, ketimbang menggunakan bungkus gelembung plastik. Saya juga tidak meneliti peningkatan penggunaan kantong yang dapat digunakan kembali yang terbuat dari plastik yang lebih tebal sebagai pengganti kantong plastik sekali pakai.</p>
<p><a href="https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/291023/scho0711buan-e-e.pdf">Riset di Inggris</a> meneliti dampak pergeseran ke kantong plastik yang lebih tebal yang dapat digunakan kembali. Penelitian ini menemukan bahwa jika tas yang lebih tebal ini tidak digunakan kembali antara 9 sampai 26 kali, benda ini akan berpotensi lebih tinggi menyebabkan pemanasan global daripada tas plastik sekali pakai yang digunakan kembali sebagai kantong sampah.</p>
<h2>Siapa yang menanggung beban?</h2>
<p>Siapakah orang-orang yang sebelum pelarangan tas plastik bawaan menggunakannya kembali, dan mungkin kini menanggung beban membeli kantong sampah pasca-larangan? Saya menemukan bahwa penggunaan kembali tas plastik lebih banyak digunakan orang yang membeli barang-barang untuk hewan peliharaan atau barang untuk bayi–dengan kata lain, orang yang perlu mengumpulkan dan membuang kotoran. Pada 2017, hampir 6% rumah di AS <a href="http://www.census.gov/quickfacts/">memiliki anak di bawah 5 tahun</a>, 44%<a href="http://www.aspca.org/">memiliki anjing</a> dan 35% <a href="http://www.aspca.org/">memiliki kucing</a>.</p>
<p>Saya juga menemukan bahwa penggunaan kembali tas plastik lebih tinggi di antara orang-orang yang berbelanja untuk barang murah. Meski menggunakan kembali tas belanja sebagai kantong sampah dapat didorong oleh masalah lingkungan, itu juga dapat didorong oleh kehematan. Menariknya, saya tidak menemukan korelasi antara penggunaan kembali tas plastik dan pendapatan atau kecenderungan politik, tapi saya memang menemukan korelasi positif dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1056887967011225600"}"></div></p>
<h2>Tas berbayar daripada melarang</h2>
<p>Mengapa para pembuat kebijakan tidak memperkirakan bahwa larangan penggunaan tas plastik dapat meningkatkan penjualan kantong sampah? Kebijakan biasanya meleset karena pembuat kebijakan tidak memahami perilaku orang saat ini atau gagal mengantisipasi bagaimana orang akan merespons dalam situasi yang baru. </p>
<p>Larangan membawa tas plastik menggambarkan masalah pertama. Sebelum tas plastik dilarang, hanya ada sedikit data tentang siapa yang menggunakan kembali kantong plastik atau bagaimana mereka menggunakannya kembali. Eksperimen alamiah California mengungkapkan informasi ini agar wilayah lain dapat berbenah.</p>
<p>Dalam pandangan saya, seharusnya, pembuat kebijakan yang ingin meminimalkan penggunaan plastik mempertimbangkan cara untuk membantu orang yang ingin menggunakan kembali tas sekali pakai. Salah satu pilihan adalah menawarkan insentif untuk produksi tas jinjing yang murah dan tipis yang dirancang khusus dan dipasarkan untuk digunakan pertama kali sebagai tas jinjing, kemudian untuk kantong sampah. Nantinya, tas seperti itu dijual dengan harga kurang dari 9 sen per kantong, agar bersaing dengan kantong sampah 15 liter saat ini. Idealnya, tas plastik ini cukup tipis sehingga lebih tidak menyumbang pada perubahan iklim dibanding tas jinjing tradisional.</p>
<p>Cara alternatif yang diterapkan beberapa daerah lain, termasuk <a href="http://dx.doi.org/10.1257/pol.20150261">Washington, D.C.</a>, adalah menerapkan aturan tas plastik berbayar alih-alih melarangnya. Pendekatan yang memungkinkan konsumen untuk terus menggunakan tas jinjing plastik sebagai kantong sampah dengan sedikit biaya, telah terbukti <a href="https://doi.org/10.1093/aepp/ppv025">seefektif larangan</a> tas plastik dalam mendorong konsumen untuk beralih ke tas yang dapat digunakan kembali.</p>
<p>Namun, tas berbayar saat ini belum mendorong penggunaan kembali tas jinjing sekali pakai. Kebijakan ini dapat ditingkatkan dengan mengedukasi konsumen tentang manfaat lingkungan dari menggunakan kembali produk sekali pakai. Sebagai aturan umum, semakin banyak objek dapat digunakan kembali–bahkan barang sekali pakai–semakin baik untuk lingkungan. </p>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Jamiah Solehati.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/115157/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rebecca Taylor tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pelarangan tas plastik sekali pakai bisa membawa konsekuensi yang tidak diinginkan.Rebecca Taylor, Lecturer in Economics, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1150602019-04-10T08:34:24Z2019-04-10T08:34:24ZDari tempat pembuangan sampah, para ilmuwan temukan mikroorganisme pengurai plastik<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/268328/original/file-20190409-2901-jv2b3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemulung cilik memungut sampah di tepi pantai di Labuhan Baju, Flores, Nusa Tenggara Timur, Maret 2017.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU1NDgyNzU0MCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNTc5NjI1MzUxIiwiayI6InBob3RvLzU3OTYyNTM1MS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJhSXhSK1RzODN0RzYwUEpqQlYvekIwSnVXVzAiXQ%2Fshutterstock_579625351.jpg&pi=41133566&m=579625351&src=Uxqbq9kgDmM2esS0Ryh4rA-1-1">Don Mammoser/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tempat pembuangan sampah tidak diduga-duga menjadi tempat para ilmuwan menemukan mikroorganisme dan enzim yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah plastik di dunia. </p>
<p>Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai dan menjadi masalah yang serius. Baru-baru ini, misalnya, seorang mahasiswa menemukan <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/04/08/12415061/kicauan-di-rt-menteri-susi-mahasiswi-penemu-sampah-plastik-bungkus-indomie">bungkus plastik Indo Mie berusia 19 tahun yang masih utuh</a> di pantai di Malang, Jawa Timur. <a href="https://theconversation.com/anda-memakan-plastik-mikro-dalam-cara-yang-tak-terbayangkan-100256">Potongan kecil plastik (mikroplastik)</a> dapat masuk ke tubuh manusia melalui <a href="https://investigasi.tempo.co/240/mikroplastik-dalam-botol-air-mineralmu">air minum kemasan</a>. </p>
<p>Dunia memproduksi jutaan ton sampah plastik per tahun. Indonesia sendiri “menyumbang” sampah plastik <a href="https://www.forbes.com/sites/hannahleung/2018/04/21/five-asian-countries-dump-more-plastic-than-anyone-else-combined-how-you-can-help/#4b6fafa91234">di laut terbanyak kedua di dunia</a> (setelah Cina), yakni sebesar <a href="https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/Calendar_2011_03_AMERICANA/Science-2015-Jambeck-768-71__2_.pdf">0,5 juta sampai 1,29 juta ton per tahun</a>. Jumlah ini setara dengan bobot sekitar 650 mobil <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Fortuner">Toyota Fortuner</a>.</p>
<p>Fakta mengkhawatirkan ini mendorong para ilmuwan mencari mikroorganisme dan enzim yang dapat menghancurkan sampah plastik. Sejumlah <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs13205-016-0394-x">riset menunjukkan bahwa semua mikroorganisme</a> yang dapat menguraikan plastik diperoleh dari <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117300295">tempat pembuangan sampah akhir (TPA)</a> atau pusat pengolahan limbah. Para “tentara organik” tersebut telah <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012145">teradaptasi dengan lingkungan penuh sampah plastik</a>. Adaptasi dalam hal ini termasuk cara mereka memperoleh nutrisi untuk bertahan hidup bahkan berkembang biak. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1114728297349373952"}"></div></p>
<p>Mikroorganisme mendapatkan nutrisi dengan cara memecah rantai panjang kimiawi atau polimer plastik menjadi senyawa monomernya yang ukurannya lebih kecil. Proses inilah yang mendasari gagasan penelitian dan <a href="http://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196">pengembangan mikroorganisme </a> sebagai agen bioremediasi limbah plastik. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=307&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/268355/original/file-20190409-2912-di797v.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=386&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Jenis plastik dan kodenya dalam produk massal.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lalu mikroorganisme apa saja yang mampu menghancurkan ikatan kimia plastik? Apa yang mempengaruhi mudah atau sulitnya mengurai plastik?</p>
<h2>Cendawan pengurai plastik</h2>
<p>Plastik tersusun dari rantai atom karbon yang panjang dan kompleks. Rantai panjang ini disebut polimer dan unit terkecilnya disebut monomer. Di alam, penguraian polimer plastik terjadi melalui proses fisika seperti radiasi sinar matahari, panas, tekanan, dan kelembapan yang berlangsung sangat lama. </p>
<p>Namun, belakangan ini diketahui bahwa beberapa jenis cendawan atau fungi bersel satu yang tidak kasat mata berpotensi menjadi agen biologis untuk menguraikan polimer plastik. Peneliti Sehroon Khan dan kawan-kawannya pada 2017 menemukan bahwa jenis cendawan <em>Aspergillus tubingensis</em> dalam dua bulan dapat menghancurkan jenis polimer plastik <em>polyester polyurethane</em> (PU) yang jadi bahan pembuatan ban dan jaket kulit sintetis. Mereka menemukan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749117300295">cendawan ini</a> dari tempat pembuangan sampah di Islamabad Pakistan. </p>
<p>Setahun sebelumnya, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs13205-016-0394-x">Anudurga Gajendiran dan koleganya dari Vellore Institute of Technology India</a> menemukan bahwa cendawan jenis <em>Aspergillus clavatus</em> yang diperoleh dari tanah TPA dalam waktu 90 hari dapat mendegradasi plastik jenis <em>low density polyethylene</em> (LDPE) yang digunakan untuk membuat kantong plastik dan tempat sampah. </p>
<p>Di Indonesia, <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012145">E. Munir dan koleganya dari Universitas Sumatra Utara melaporkan bahwa <em>Trichoderma viride</em> dan <em>Aspergillus nomius</em></a> yang juga diperoleh dari daerah TPA di Medan dapat menurunkan berat plastik LDPE hingga 6% dalam waktu 45 hari. </p>
<h2>Bakteri penghancur polimer</h2>
<p>Bakteri juga perlu dieksplorasi untuk menjadi agen pendegradasi sampah plastik. Pemanfaatan bakteri bahkan lebih menarik untuk dikembangkan dalam skala industri karena perkembangbiakannya lebih cepat dan struktur selnya lebih sederhana daripada cendawan.</p>
<p>Riset Shosuke Yoshida dan koleganya dari<a href="http://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196"> Kyoto Institute of Technology yang dimuat di <em>Science</em></a> pada 2016 berhasil menemukan bakteri jenis baru, <em>Ideonella sakaiensis</em> 201-F6, yang mampu mendegradasi plastik jenis <em>polyethylene terepthalate</em> (PET) yang biasa digunakan untuk membuat botol air minum kemasan. Bakteri ini diambil dari tanah dan air limbah yang ada di pusat daur ulang limbah berbahan PET. </p>
<p>Mereka melaporkan bahwa <em>I. sakaiensis</em> 201-F6 dapat menghasilkan dua jenis enzim (PETase dan MHETase) yang dapat memecah rantai PET sampai pada level yang aman bagi lingkungan. </p>
<h2>Enzim dari bakteri</h2>
<p>Pada 2018 Austin dan koleganya mempublikasikan hasil penelitian <a href="https://www.pnas.org/content/115/19/E4350">di jurnal ilmiah bergengsi PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences)</a> mengenai struktur kristal X-ray dari enzim PETase yang dihasilkan oleh <em>I. sakaiensis</em> 201-F6. </p>
<p>Enzim yang dihasilkan oleh <em>I. sakaiensis</em> 201-F6 tidak beracun, ramah lingkungan, dan dapat diproduksi dalam skala industri. Optimalisasi produksi dan peningkatan aktivitas enzim ini perlu dieksplorasi lebih lanjut. </p>
<h2>Larva serangga pencerna sampah</h2>
<p>Selain para “tentara organik” tak kasat mata, beberapa jenis larva serangga juga dapat mencerna sampah plastik. <a href="https://www.cell.com/current-biology/fulltext/S0960-9822(17)30231-2?_returnURL=https%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0960982217302312%3Fshowall%3Dtrue">Paolo Bombelli dan koleganya dari University of Cambridge </a> menemukan bahwa ulat <em>Galleria mellonella</em> dapat mengurai kantong plastik <em>polyethylene</em> (PE). Sekitar 200 lubang terbentuk pada kantong plastik PE dan berat kantong plastik berkurang 92 miligram setelah 12 jam ulat-ulat <em>G. mellonella</em> dilepaskan di kantong tersebut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=485&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/268354/original/file-20190409-2931-gafxs1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=609&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"><em>Galleria mellonella</em> memakan kantong plastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.cell.com/current-biology/fulltext/S0960-9822(17)30231-2?_returnURL=https%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0960982217302312%3Fshowall%3Dtrue">Bombelli/2017</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kemampuan ulat ini untuk mencerna PE dapat terbentuk karena pada habitat alaminya, <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/04/wax-worms-eat-plastic-polyethylene-trash-pollution-cleanup/">ulat <em>G. mellonella</em> memakan lilin lebah </a>(<em>beeswax</em>), suatu senyawa lemak yang sangat kompleks. Ikatan kimiawi karbon yang ada dalam struktur lilin lebah menyerupai yang ada dalam PE, dan kemungkinan menjadi target penghancuran oleh mikroorganisme yang ada dalam sistem pencernaan ulat.</p>
<p>Plastik jenis PS (<em>styrofoam</em>) yang sulit diurai secara biologis ternyata menjadi santapan lahap larva <em>Tenebrio molitor</em> atau <em>mealworms</em>. Di Indonesia, <em>mealworms</em> dikenal sebagai ulat Hong Kong dan biasa dijadikan pakan burung. </p>
<p>Para <a href="https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.est.5b02661">peneliti dari Beihang University Beijing</a> dan Stanford University menemukan bahwa larva-larva <em>T. molitor</em> memakan <em>styrofoam</em> sebagai satu-satunya sumber pakan mereka. Laju kesintasan (<em>survival</em>) kelompok larva yang diberi makan <em>styrofoam</em> tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kelompok larva yang diberi makan dedak. <em>Styrofoam</em> terdegradasi secara efisien menjadi biomassa larva, CO2, dan kotoran larva oleh sistem pencernaan larva dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. </p>
<p>Para peneliti tersebut menginvestigasi peranan bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan larva <em>T. molitor</em>. Dari sistem pencernaan larva, <a href="https://pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.est.5b02663">bakteri <em>Exiguobacterium</em> sp. strain YT2 </a> berhasil diperoleh, dan diketahui dapat membentuk lapisan biofilm serta membuat lubang-lubang kecil pada permukaan <em>styrofoam</em>. Dalam media cair, kultur <em>Exiguobacterium</em> sp. strain YT2 dapat mendegradasi 7,4% <em>styrofoam</em> dalam kurun waktu 60 hari. </p>
<h2>‘Tentara organik’ bukan solusi utama</h2>
<p>Meski berbagai agen biologis seperti cendawan, bakteri, dan larva serangga dapat dikembangkan di Indonesia untuk mengatasi masalah sampah plastik, solusi utama terletak pada upaya kita mengurangi sampah plastik yang kita hasilkan setiap hari. </p>
<p>Walau kita kerap mendengar prinsip 3R (<em>reduce, reuse, recycle</em>) dalam kaitan sampah, tidak mudah mempraktikkannya di sini karena sistem manajemen sampah secara umum belum memilah sampah organik dan non-organik.</p>
<p>Tapi langkah kecil dapat kita lakukan: membawa tas belanja sendiri, menggunakan kotak makanan dan botol minuman yang dapat diisi ulang, dan memakai sedotan <em>stainless steel</em> yang dapat dicuci dan dipakai kembali.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/115060/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Renna Eliana Warjoto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Di tempat pambuangan sampah cendawan, bakteri, dan larva serangga teradaptasi untuk mengurai plastik.Renna Eliana Warjoto, Lecturer at Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1098012019-01-14T06:24:04Z2019-01-14T06:24:04ZJika Anda mendaur ulang semua limbah plastik di dunia, Anda dapat membeli NFL, Apple dan Microsoft<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/253592/original/file-20190114-43535-1bszu4n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tempat akhir pembuangan sampah plastik. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/plastic-waste-dump-655183921?src=5KnOLZK3tofkyXrQr0qF_A-1-30">By MOHAMED ABDULRAHEEM/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tahun lalu, saya bertugas sebagai juri panel untuk <a href="http://www.rss.org.uk/RSS/Get_involved/Statistic_of_the_year/RSS/Get_involved/Statistic_of_the_Year_.aspx?hkey=e5008987-fab9-4385-9110-4287e487b8d6">International Statistic of the Year (Statistik Internasional Tahun Ini)</a> yang diselenggarakan oleh The Royal Statistical Society (RSS).</p>
<p>Pada 18 Desember yang lalu, kami, para juri panel, mengumumkan pemenangnya: <a href="http://advances.sciencemag.org/content/3/7/e1700782">90,5%</a>, angka itu merujuk pada plastik yang tidak pernah didaur ulang. Ok – tapi mengapa angka itu masalah besar?</p>
<p>Hampir sama dengan kompetisi <a href="https://en.oxforddictionaries.com/word-of-the-year">Word of the Year</a> yang diselenggarakan oleh Oxford English Dictionary, kompetisi statistik internasional ini bertujuan untuk menangkap <em>zeitgeist</em> atau semangat zaman yang dunia pada tahun tersebut. Panel juri dalam kompetisi ini menerima banyak nominasi dari komunitas statistik dan publik atas data statistik yang mengangkat masalah dunia yang paling mendesak saat ini.</p>
<p>Tahun sebelumnya, pemenangnya adalah 69. Angka ini merupakan jumlah rata-rata warga Amerika Serikat yang tewas akibat mesin pemotong rumput setiap tahunnya. Bandingkan dengan jumlah rata-rata warga Amerika tewas setiap tahun akibat serangan para teroris jihadis imigran: dua. Dan jumlah rata-rata warga Amerika yang mati tiap tahun akibat penembakan yang dilakukan oleh orang Amerika lainnya: 11.737. </p>
<p>Angka-angka tersebut, pertama kali dipublikasikan di <a href="https://www.huffingtonpost.com/todd-r-miller/the-freakonomics-of-extre_b_11821634.html">The Huffington Post</a>, menjadi sorotan setelah <a href="https://twitter.com/kimkardashian/status/825580660337283073?lang=en">tweet viral</a> Kim Kardashian sebagai reaksi terhadap usulan pelarangan masuknya imigran ke wilayah Amerika Serikat. </p>
<p>Data statistik 2018 ini menjadi populer karena sebuah laporan <a href="https://www.unenvironment.org/resources/report/single-use-plastics-roadmap-sustainability">Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)</a>. Ketua panel juri sekaligus Presiden RSS, Sir David Spiegelhalter, menyatakan: “Sangat memprihatinkan bahwa plastik yang didaur ulang amat sedikit jumlahnya, dan hal ini menghasilkan begitu banyak sampah plastik yang telah mencemari lingkungan dunia. Hal ini merupakan sebuah masalah yang benar-benar besar dan terus berkembang di dunia.”</p>
<p>Mari kita tinjau kembali data pemenang statistik tahun ini. Sekitar 90,5% dari <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5517107/">6,3 miliar ton metrik</a> (1 ton metrik = 1000 kilogram) sampah plastik, yang diproduksi sejak <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">dimulainya produksi massal</a> sekitar 60 tahun lalu, saat ini berserakan di planet kita, di tempat pembuangan sampah, di dalam laut, atau telah dibakar. Bila kita tidak mengubah cara kita mengelola plastik, diperkirakan pada 2050, jumlah sampah plastik akan meningkat menjadi <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">12 miliar ton metrik</a>. </p>
<p>Saat panel juri pertama kali mulai memperhatikan data statistik ini, sesungguhnya saya sama sekali tidak memiliki gambaran utuh mengenai apa arti miliaran ton plastik itu. Berdasarkan sebuah <a href="https://news.nationalgeographic.com/news/2015/02/150212-ocean-debris-plastic-garbage-patches-science/">studi pada 2015</a> dan sedikit kalkulasi sederhana, sampai dengan 2018, jumlah tersebut setara dengan 7,2 triliun kantong belanjaan penuh dengan plastik.</p>
<p>Namun, kalkulasi ini bagi saya belum cukup memberikan gambaran mengenai besaran sampah plastik yang sesungguhnya. Orang-orang cenderung untuk menggunakan jarak tempuh sebagai alat ukur untuk menggambarkan sebuah angka, maka saya mencoba hal yang sama. Asumsikan bahwa satu kantong belanja dari plastik memiliki tinggi kurang lebih 1 kaki (30,48 cm). Bila Anda menumpuk atau merentangkan kantong-kantong belanja tersebut, Anda dapat menempuh bolak-balik (dari bumi) ke bulan 5.790 kali. Angka-angka tersebut mulai memberikan gambaran permasalahan secara lebih jelas. </p>
<iframe src="https://datawrapper.dwcdn.net/nzwmJ/1/" scrolling="no" frameborder="0" width="100%" height="441"></iframe>
<p>Faktanya, bila seseorang dapat menguangkan semua sampah plastik yang mencemari lingkungan kita–termasuk juga 12% sampah plastik yang dimusnahkan dengan cara dibakar–dia bisa memiliki cukup uang untuk membeli perusahaan-perusahaan terbesar dunia.</p>
<p>Asumsikan bahwa biaya untuk membuat satu botol plastik adalah <a href="https://www.economist.com/economic-and-financial-indicators/2014/11/15/the-price-of-making-a-plastic-bottle">3,25 sen</a> dolar AS, kita dapat mengestimasi bahwa <a href="https://www.livescience.com/32231-does-recycling-plastic-cost-more-than-making-it.html">satu kantong belanja</a> berisi sekitar US$1 dari produk material plastik. (Saya mengambil satu kantong belanjaan dan mengisinya dengan 31 botol plastik). Maka, 7,2 triliun kantong belanjaan setara dengan US$7,2 triliun.</p>
<p>Apa saja yang dapat Anda beli dengan <a href="https://www.gobankingrates.com">uang sebanyak itu</a>? Apple, Amazon, Google, Microsoft, Walmart, Exxon, GM, AT&T, Facebook, Bank of America, Visa, Intel, Home Depot, HSBC, Boeing, Citigroup, Anheuser-Busch, semua tim NFL, semua tim MLB, serta semua tim sepak bola yang ada di Premier League. </p>
<p>Dengan kata lain, bila seseorang dapat mengumpulkan dan mendaur ulang semua sampah plastik yang belum didaur ulang di bumi ini, maka orang tersebut akan menjadi orang yang paling kaya di planet ini.</p>
<p>Salah satu aspek yang paling sulit dari statistik adalah menempatkan angka-angka tersebut ke dalam konteks yang dapat diterima dengan mudah oleh otak kita, serta menjadi sebuah bentuk yang memiliki suatu makna tertentu bagi kita. Dari data statistik mengenai plastik di atas, sudah jelas ini saatnya untuk membersihkan tindakan kita.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/109801/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Liberty Vittert is an Ambassador for the Royal Statistical Society and a member of the Judging panel for the Statistic of the Year.</span></em></p>Bila Anda menumpuk atau merentangkan kantong-kantong belanja tersebut, Anda dapat menempuh bolak-balik (dari bumi) ke bulan 5.790 kali.Liberty Vittert, Visiting Assistant Professor in Statistics, Washington University in St. LouisLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1082642018-12-18T08:31:59Z2018-12-18T08:31:59ZMenjawab lima miskonsepsi tentang kimia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/251117/original/file-20181217-185240-iuqjsz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gelas kimia.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/lQGJCMY5qcM">Hans Renier/Unsplacsh</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Ketika saya memperkenalkan diri sebagai mahasiswa doktoral bidang kimia, saya sering bisa melihat ketakutan dan ketidakpahaman dalam sorot mata orang-orang: ahli kimia kerap digambarkan sebagai ilmuwan gila seperti <a href="https://www.dccomics.com/blog/2017/06/06/wonder-woman-dr-poisons-toxic-legacy">Dr. Maru</a> dalam <em>Wonder Woman</em>, yang mempraktikkan sihir hitam dan membuat ledakan. Tampaknya ketakutan masyarakat ini didasarkan pada kesalahpahaman terhadap sains. </p>
<p>Dan saya ingin membahas lima miskonsepsi alias kesalahpahaman yang paling umum tentang kimia, dengan harapan dapat menjelaskan bagaimana kimia berkontribusi pada kehidupan sehari-hari.</p>
<p>Kata <em>bahan kimia</em> bisa dimengerti sebagai sinonim dari materi; bahan kimia adalah segala sesuatu yang memiliki massa. Ini termasuk zat-zat dalam kehidupan sehari-sehari seperti air, kafein, dan gula. Elemen-elemen yang ada dalam <a href="http://www.rsc.org/periodic-table">tabel periodik</a> adalah bahan-bahan kimia dan begitu pula molekul-molekul kecil seperti kafein, molekul besar seperti deoxyribonucleic acid (DNA) dan rantai yang hampir tak terhingga yang disebut polimer seperti plastik.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=313&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=313&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=313&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=393&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=393&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/240817/original/file-20181016-165909-1lvlnp4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=393&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi bahan kimia yang biasa ditemui seperti 1,3,7-Trimethylxanthine (kafein), deoxyribonucleic acid (DNA) dan polystyrene (Styrofoam).</span>
<span class="attribution"><span class="source">Alexandra Gellé</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Miskonsepsi #1: Produk bebas kimia lebih aman</h2>
<p>Elemen-elemen adalah balok-balok bangunan yang menciptakan dunia sekitar kita. Baik alami atau buatan manusia, bahan kimia ada di mana-mana. Produk-produk bebas kimia tidak ada: apa pun yang dapat Anda sentuh adalah materi, dan oleh karena itu merupakan bahan kimia. Produk yang diiklankan sebagai “bebas bahan kimia” mungkin menunjukkan bahwa mereka bebas dari bahan kimia berbahaya, tapi perusahaan memanfaatkan ketakutan orang terhadap kimia untuk iklan mereka–yang menyebabkan meningkatnya kecurigaan konsumen.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1049763381073403906"}"></div></p>
<p><em>The Nue Co. storefront in NYC</em></p>
<h2>Miskonsepsi #2: Jika Anda tidak dapat mengucapkannya, itu buruk bagi Anda</h2>
<p>Nama-nama bahan kimia sering terdengar mengerikan dan memberikan kesan bahwa bahan-bahan tersebut tidak aman. Nama-nama bahan kimia tidak ada ada kaitannya dengan bagaimana bahayanya zat tersebut atau asal-usul mereka. Pernah Anda mengonsumsi <em>acetyl salicylic acid</em> atau <em>sodium hydrogen carbonate</em>? Anda mungkin menelan aspirin atau makan apa pun yang membutuhkan soda kue untuk proses pembuatannya.</p>
<p>Terkadang nama-nama umum digunakan untuk bahan-bahan kimia. <em>Dihydrogen monoxide</em> (H₂O) diperpendek menjadi air, <em>1,3,7-Trimethylxanthine</em> terdengar rumit, tapi zat ini lebih dikenal dalam bahasa sehari-hari sebagai kafein. Ahli kimia kadang-kadang menunjukkan selera humor yang tinggi saat menamai elemen-elemen dan molekul-molekul. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/244947/original/file-20181111-35554-pb1ys3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Californium (Cf), Quebecol (molekul yang ditemukan di sirup maple), SEX (Sodium ethyl xanthate)</span>
<span class="attribution"><span class="source">Alexandra Gellé</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Miskonsepsi #3: Produk-produk organik > sintetis</h2>
<p>Apakah Anda tahu bahwa ahli kimia dapat membuat produk alami secara sintetis di laboratorium mereka? Apakah Anda tahu bahwa bensin (<em>gasoline</em>), dari sudut pandang kimia, adalah sebuah zat organik?</p>
<p>Pada 1789, ahli kimia Prancis Antoine Laurent Lavoisier menulis di <em><a href="https://archive.org/details/traitlmentairede01lavo/page/n7">Traité élémentaire de chimie</a></em> bahwa “tidak ada ada yang hilang, tidak ada yang diciptakan, segala sesuatu diubah bentuknya”. Untuk menemukan bahan-bahan kimia baru, ahli kimia harus mengubah bentuk bahan kimia yang ada. Ahli kimia selalu menggunakan bahan-bahan sumber secara natural sebagai material awal untuk molekul baru. Bahan-bahan kimia yang dibuat di laboratorium dapat menemukan asal-usul mereka di alam (minyak bumi, kayu, dll) dan seringnya adalah bahan <a href="https://www.acs.org/content/acs/en/careers/college-to-career/areas-of-chemistry/organic-chemistry.html">organik</a> karena mereka mengandung sebagian besar hidrogen, karbon, dan oksigen.</p>
<p>Bahaya merupakan hal intrinsik pada setiap bahan kimia dan “<a href="https://www.chemicalsafetyfacts.org/dose-makes-poison-gallery/">dosislah yang membuatnya menjadi racun</a>.” Yang artinya, tidak perlu takut pada sejumlah kecil sianida yang secara alamiah ada dalam apel, dan makanan bakar yang hangus tidak akan menyebabkan kanker bagi Anda. Namun, minum hingga <a href="https://www.compoundchem.com/2014/07/27/lethaldoses/">enam liter air atau 175 teguk kopi espresso</a> dapat berakibat fatal.</p>
<p>Produk-produk sintetis yang dibuat di laboratorium tidak selalu lebih atau kurang berbahaya dibanding bahan kimia yang ditemukan di alam. Entah itu molekul buatan yang inovatif atau produk buatan manusia, bahaya tergantung pada strukturnya, tapi bukan asal mereka. </p>
<p>Ada juga banyak <a href="https://theconversation.com/handle-with-care-the-worlds-five-deadliest-poisons-56089">racun alami yang dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan</a>. Namun, ahli kimia menghabiskan sebagian besar waktu mereka merancang molekul baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan lingkungan–apakah itu molekul baru untuk obat atau baterai baru untuk mobil listrik.</p>
<h2>Miskonkonsesi #4: Nanopartikel tidak berbahaya</h2>
<p>Nanopartikel adalah kelompok kecil atom antara 1 sampai 100 nanometer (1/10.000 selebar rambut manusia), ditemukan pada banyak produk sehari-hari. Mereka sangat kecil sehingga mereka tidak terlihat oleh mata manusia, tapi ekosistem dapat terpengaruhi oleh mereka. Bahkan, nanopartikel sekarang diketahui <a href="https://www.hindawi.com/journals/bca/2017/4101735/">beracun</a> untuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1382668915301034">mahkluk hidup yang hidup dalam air</a>.</p>
<p>Karena kita tidak dapat melihat kehadiran mereka di lingkungan kita, kita sering tidak menyadari jumlah besar nanopartikel di sekitar kita, dan kita mengabaikan dampaknya.</p>
<p>Nanopartikel, plastik atau metalik, terkandung dalam banyak produk kebutuhan personal seperti <a href="https://www.theguardian.com/what-is-nano/small-world/nanotechnology-in-your-toothpaste">pasta gigi</a>, pembersih kulit dan krim matahari. Mereka kebanyakan dipakai untuk <a href="https://www.ewg.org/sunscreen/report/nanoparticles-in-sunscreen/">pelindung dari sengatan matahari</a>, <a href="https://phys.org/news/2018-09-video-silver-nanoparticles-odors.html">agen antimikroba</a>, dan <a href="https://www.swissinfo.ch/eng/research_study-finds-nanoparticles-in-over-one-quarter-of-foodstuffs/44493952">sebagai bahan tambahan dan pewarna</a>.</p>
<p>Sayangnya, instalasi pengolahan air tidak dapat menyaringnya sehingga mereka berakhir di sungai, danau dan lautan, dan pada akhirnya, sebagai makanan untuk kehidupan laut, <a href="https://academic.oup.com/bioscience/article/68/4/241/4915956">bergerak ke rantai makanan</a> dan akhirnya berakhir di piring makan Anda.</p>
<p>Industri kimia telah mulai mengurangi jumlah produk yang mengandung nanopartikel, tapi banyak cat dan tabir surya masih merupakan sumber potensial kontaminasi. Namun nanopartikel juga menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk obat dan <a href="https://chembites.org/2018/10/31/nanoparticles-for-cancer-detection-and-treatment/">pengobatan kanker</a>, misalnya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/240820/original/file-20181016-165903-10jihxr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Penggunaan teknologi nano.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.compoundchem.com/">Andy Brunning</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Miskonsepsi #5: Para ahli kimia adalah jahat</h2>
<p>Para ahli kimia mengembang tanggung jawab kepada masyarakat sehubungan dengan perkembangan produk-produk yang membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Ahli kimia telah membuat kemajuan besar dalam pengembangan produk-produk yang lebih bersih dan lebih ramah lingkungan. Namun, industri dan konsumen <a href="https://nexusmedianews.com/it-aint-easy-selling-green-a84d76594e5c">lambat mengadopsi</a> alternatif-alternatif yang lebih ramah lingkungan ini, kecuali mereka lebih murah dan setidaknya sama efisiennya. </p>
<p>Terkadang, kami, para ahli kimia, berharap kami adalah pesulap, yang mampu menciptakan solusi ajaib. Namun, kami akan terus membuat kemajuan melalui penelitian yang inovatif, menciptakan produk baru dan mendorong alternatif-alternatif yang lebih hijau. Ilmu kimia adalah alat yang kuat dan inovatif, namun harus digunakan dengan bijak.</p>
<p>Bagi ahli kimia, gelas selalu penuh. Sebagian dengan suatu cairan, dan sisanya dengan udara–nitrogen N₂, oksigen 0₂, Argon Ar, karbon dioksida CO₂, dll. Kimia menghasilkan penemuan-penemuan fantastis yang meningkatkan kualitas hidup kita, dan ada begitu banyak yang belum ditemukan.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Ahmad Nurhasim</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/108264/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Alexandra Gellé is a member of the American Chemical Society.</span></em></p>Kimia menghasilkan penemuan-penemuan fantastis yang meningkatkan kualitas hidup kita, dan ada begitu banyak yang belum ditemukan.Alexandra Gellé, PhD Candidate in Chemistry, McGill UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1082632018-12-06T09:44:32Z2018-12-06T09:44:32ZCara unik plastik biopolimer dapat membantu melawan perubahan iklim<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/249192/original/file-20181206-128211-2e5pm9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Lebih dari 99 persen plastik saat ini berasal dari minyak, tapi opsi berbasis bio baru mulai tersedia.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flaticon.com">Icons by Vectors Market, Freepik and srip</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Apakah kesamaan mobil, telepon, botol soda dan sepatu Anda? Mereka semua terbuat dari minyak bumi. Sumber daya tak terbarukan ini diproses menjadi seperangkat bahan kimia yang disebut polimer - atau lebih umum lagi, plastik. Lebih dari <a href="https://www.eia.gov/dnav/pet/PET_PNP_PCT_DC_NUS_PCT_A.htm">5 miliar galon minyak setiap tahun</a> diubah menjadi plastik saja.</p>
<p>Polimer ada di balik banyak penemuan penting dalam beberapa dekade terakhir, seperti <a href="https://theconversation.com/3d-printers-a-revolutionary-frontier-for-medicine-83031">pencetakan 3D</a>. Teknologi yang disebut “rekayasa plastik”, digunakan dalam beberapa kegunaan mulai dari otomotif, konstruksi hingga furnitur, memiliki sifat yang lebih unggul dan bahkan dapat membantu memecahkan masalah lingkungan. Misalnya, karena adanya rekayasa plastik, <a href="https://www.chicagotribune.com/bp/chi-branded-aranet-automotive-improving-automobile-fuel-efficiency-with-plastics-story.%20html">kendaraan saat ini menjadi lebih ringan</a>, sehingga mereka mendapatkan jarak tempuh bahan bakar yang lebih baik.</p>
<p>Tapi karena jumlah penggunaan meningkat, <a href="https://www.springer.com/us/book/9783319165097">demikian pula permintaan plastik juga naik</a>. Dunia sudah memproduksi lebih dari 300 juta ton plastik setiap tahun. Jumlahnya bisa enam kali lipat pada 2050.</p>
<p>Plastik dari minyak pada dasarnya tidak seburuk itu, tapi mereka adalah sebuah peluang yang hilang. Untungnya, ada alternatif. Beralih dari polimer berbasis minyak bumi ke polimer berbasis zat biologis dapat menurunkan emisi karbon hingga ratusan juta ton setiap tahun. <a href="http://www.jbc.org/content/early/2018/01/16/jbc.TM117.000368.short">Polimer dari zat biologis</a> tidak hanya terbarukan dan lebih ramah lingkungan untuk diproduksi, tapi mereka dapat benar-benar memiliki efek yang menguntungkan terhadap perubahan iklim dengan bertindak sebagai penyerap karbon. Tapi tidak semua biopolimer diciptakan sama.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/247863/original/file-20181129-170250-q1nrzz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bioplastik tidak bergantung pada pengeboran minyak karena mereka mendapatkan karbon dari CO₂ yang sudah ada di atmosfer.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/oil-pump-458865643">QiuJu Song/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Biopolimer dapat terurai</h2>
<p>Anda mungkin pernah menemui “<a href="https://www.acs.org/content/dam/acsorg/education/resources/highschool/chemmatters/videos/chemmatters-april2010-bioplastics.pdf">bioplastik</a>” sebelumnya, contohnya dalam peralatan plastik sekali pakai - plastik tersebut berasal dari tanaman, bukan minyak. Biopolimer seperti itu dibuat dengan memberi makan gula pada mikroorganisme. Paling seringnya gula dari tebu, bit, atau jagung. Mikroorganisme ini akan menghasilkan molekul-molekul yang dapat dimurnikan dan diikat secara kimiawi untuk membentuk polimer dengan berbagai sifat.</p>
<p>Plastik yang berasal dari tumbuhan lebih baik untuk lingkungan karena dua alasan. Pertama, ada pengurangan dramatis dalam energi yang dibutuhkan untuk memproduksi plastik berbasis tanaman - penurunannya bisa mencapai <a href="https://doi.org/10.1021/es7032235">80%</a>. Sementara setiap ton plastik berbahan minyak menghasilkan dua hingga tiga ton CO₂, ini bisa berkurang menjadi sekitar 0,5 ton CO₂ per ton biopolimer. Dan proses produksi plastik berbasis semakin baik. </p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/247820/original/file-20181128-32233-sytab0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gelas mudah hancur tidak masalah. Namun, komponen mobil Anda mudah hancur, tentu itu suatu masalah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/sapphir3blu3/3390966069">Michelle Kinsey Bruns/flickr</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kedua, plastik nabati dapat terurai secara biologis, sehingga tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir.</p>
<p>Namun, meski mudah terurainya barang sekali pakai itu bagus, terkadang masa pakai yang lama itu penting. Contohnya, Anda tentu tidak ingin dasbor mobil Anda perlahan berubah menjadi tumpukan jamur seiring waktu. </p>
<p>Banyak aplikasi lain yang perlu ketahanan yang panjang, seperti bahan konstruksi, peralatan medis dan peralatan rumah tangga. Biopolimer yang dapat terurai juga tidak dapat didaur ulang, yang berarti lebih banyak tanaman perlu ditanam dan diproses secara terus menerus untuk memenuhi permintaan.</p>
<h2>Biopolimer sebagai penyimpanan karbon</h2>
<p><a href="https://www.nrel.gov/docs/fy16osti/65509.pdf">Plastik, tidak peduli sumbernya dari mana, utamanya terbuat dari karbon</a>–yaitu sekitar 80% dari berat totalnya. Sementara plastik yang berasal dari minyak bumi tidak melepaskan CO₂ dengan cara yang sama seperti pembakaran bahan bakar fosil, mereka tidak membantu menyerap kelebihan dari polutan gas-karbon dari minyak cair berubah jadi plastik padat.</p>
<p>Biopolimer, di sisi lain <a href="https://theconversation.com/how-plastics-made-from-plants-could-be-the-answer-to-the-worlds-waste-%20problem-89475">berasal dari tumbuhan</a>, yang menggunakan fotosintesis untuk mengubah CO₂, air dan sinar matahari menjadi gula. Ketika molekul gula diubah menjadi biopolimer, <a href="https://theconversation.com/us/topics/carbon-sequestration-5324">karbon secara efektif terkunci jauh</a> dari atmosfer–selama mereka tidak terurai atau dibakar. Bahkan jika biopolimer berakhir di tempat pembuangan akhir, mereka masih akan berperan sebagai penyimpanan karbon.</p>
<p>Hanya sekitar 28% dari <a href="https://thinkprogress.org/the-biggest-source-of-mistakes-c-vs-co2-c0b077313b/">berat CO₂</a> adalah karbon, sehingga polimer merupakan wadah yang sangat besar untuk menyimpan gas rumah kaca ini. Jika pasokan 300 juta ton polimer di dunia per tahun semuanya tidak dapat terurai dan berasal dari tumbuhan, ini setara dengan satu gigaton–satu miliar ton–dari CO₂ yang disimpan, sekitar 2,8% dari <a href="https://www.co2.earth/global-co2-emissions">emisi global saat ini</a>. </p>
<p>Dalam <a href="http://www.ipcc.ch/report/sr15/">laporan terbaru</a>, Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menggambarkan bahwa penyerapan, penyimpanan, dan penggunaan kembali karbon sebagai strategi utama mitigasi perubahan iklim. Dan biopolimer dapat memberikan kontribusi penting, hingga 20% dari pengurangan CO₂ yang diperlukan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.</p>
<h2>Pasar biopolimer yang tidak dapat terurai</h2>
<p>Strategi penyerapan karbon saat ini, termasuk <a href="https://theconversation.com/carbon-capture-and-storage-a-vital-part-of-our-climate-change-response-3972">penyimpanan geologis</a> yang memompa gas buang CO₂ ke bawah tanah atau <a href="https://www.nytimes.com/2018/04/18/magazine/dirt-save-earth-carbon-farming-climate-change.html">pertanian regeneratif</a> yang menyimpan lebih banyak karbon di tanah, bergantung pada kebijakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.</p>
<p>Sementara strategi-strategi di atas penting penting untuk mitigasi perubahan iklim, penyerapan karbon dalam bentuk biopolimer memiliki potensi memanfaatkan pendorong yang berbeda: uang.</p>
<p>Kompetisi berdasarkan harga cukup sulit bagi biopolimer, tapi <a href="https://www.nrel.gov/docs/fy16osti/65509.pdf">keberhasilan awal</a> menunjukkan ada cara meraih penetrasi pasar yang lebih besar. Salah satu aspek yang menarik adalah kemampuan untuk mengakses bahan kimia baru yang saat ini tidak ditemukan dalam polimer yang berasal dari minyak bumi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/247798/original/file-20181128-32236-1mq90mv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Botol-botol plastik dari minyak hanya dapat didaur ulang maksimal dua kali.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://pixabay.com/en/plastic-bottles-bottles-recycling-115077/">hans/pixabay</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://theconversation.com/why-cant-all-plastic-waste-be-recycled-100857">Pertimbangkan daur ulang</a>. Hanya sedikit polimer tradisional <a href="https://mbdc.com/project/cradle-to-cradle-book/">yang benar-benar dapat didaur ulang</a>. Bahan-bahan ini sebenarnya paling sering digunakan kembali untuk penggunaan yang nilainya berkurang, yang berarti hanya cocok untuk aplikasi bernilai rendah, seperti bahan konstruksi. Namun, berkat alat rekayasa genetika dan enzim, sifat seperti <a href="https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.iecr.6b02931">daur ulang lengkap</a>- yang memungkinkan material digunakan berulang kali untuk aplikasi yang sama-dapat dirancang dalam biopolimer sejak awal.</p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5151099/">Biopolimer yang saat ini ada</a> sebagian besar berbasis pada produk fermentasi alami dari spesies tertentu dari bakteri, seperti asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus–produk yang memberikan kepahitan dalam bir asam. Meski ini merupakan langkah pertama yang baik, penelitian yang sedang berkembang menunjukkan versatilitas biopolimer akan semakin baik pada tahun-tahun mendatang. Berkat <a href="http://www.jbc.org/content/early/2018/01/16/jbc.TM117.000368.short">kemampuan modern untuk merekayasa protein dan memodifikasi DNA</a>, desain khusus awal biopolimer kini dalam jangkauan. Dengan itu, dunia polimer baru menjadi mungkin–materi di mana CO₂ akan tersimpan dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih bernilai.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/247821/original/file-20181128-32221-7qcsan.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Pesawat mulai dibuat dari polimer juga-biopolimer merupakan langkah berikutnya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:F-WWCF_A350_LBG_SIAE_2015_(18953559366).jpg">Eric Salard/Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Agar mimpi ini dapat direalisasikan, diperlukan lebih banyak penelitian. Sementara contoh-contoh awal sudah ada-seperti <a href="https://www.coca-colacompany.com/plantbottle-technology">botol Coca-Cola yang sebagian bahannya terbuat dari</a>–rekayasa biologi yang dibutuhkan untuk menciptakan biopolimer baru, misalnya <a href="http://science.sciencemag.org/content/358/6368/1307">alternatif terbarukan untuk serat karbon</a> yang dapat digunakan dalam segala hal mulai dari sepeda hingga bilah turbin angin, masih dalam tahap penelitian.</p>
<p>Kebijakan pemerintah yang mendukung penyerapan karbon juga akan membantu mendorong adopsi. Dengan dukungan semacam ini, penggunaan biopolimer secara signifikan sebagai penyimpanan karbon sangat mungkin bahkan dalam lima tahun ke depan–yaitu waktu yang ditargetkan untuk menyelesaikan krisis iklim.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Gracesillya Febriyani dan Ahmad Nurhasim</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/108263/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Joseph Rollin receives funding from the National Renewable Energy Laboratory.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Jenna E. Gallegos tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bio berbasis polimer tidak hanya terbarukan dan lebih ramah lingkungan untuk diproduksi, tapi mereka dapat benar-benar bertindak sebagai penyerap karbon.Joseph Rollin, Postdoctoral Researcher in Bioenergy, National Renewable Energy LaboratoryJenna E. Gallegos, Postdoctoral Researcher in Chemical and Biological Engineering, Colorado State UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1083392018-12-06T09:44:10Z2018-12-06T09:44:10ZPaus sperma terdampar di Wakatobi: buruknya pengelolaan sampah plastik di daratan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/249215/original/file-20181206-128190-rltiw8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Setumpuk sampah di perut paus sperma yang terdampar di pantai Pulau Kapota Wakatobi, 19 November 2018.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://web.facebook.com/WhaleStrandingIndonesia/photos/pb.325189824258981.-2207520000.1544086668./1836663899778225/?type=3&theater">Alfi Kusuma Admaja (AKKP-KP)/Author provided</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/">CC BY-NC</a></span></figcaption></figure><p>Ketika seekor paus sperma (<em>Physeter microcephalus</em>) <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46284830">ditemukan mati terdampar di pantai Pulau Kapota</a> di Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada 19 November 2018 lalu, tim nasional penanganan paus malang itu kaget. Pasalnya, tim reaksi cepat lokal di Wakatobi menemukan hampir 6 kilogram sampah plastik, termasuk gelas plastik, sandal jepit dan tali rafia, bersarang di dalam tubuh paus sperma tersebut. </p>
<p>Sebenarnya, kejadian paus sperma terdampar ini bukan yang pertama di Indonesia. Tim database <a href="http://www.whalestrandingindonesia.com">Whale Stranding Indonesia</a> mencatat setidaknya 45 kasus <a href="http://www.whalestrandingindonesia.com/stranding-database.html">paus sperma terdampar</a> sejak 1997 hingga sekarang, itu belum termasuk kejadian-kejadian yang tidak terdeteksi. Namun baru kali ini perut seekor paus besar dibedah dan ternyata “mengandung” sampah begitu banyak di dalam organ tubuhnya. Bentuk tubuh paus yang kurus mengindikasikan bahwa sampah sebanyak itu secara tidak langsung menyebabkan kematian paus tersebut. </p>
<p>Temuan <a href="https://theconversation.com/perut-paus-sperma-penuh-plastik-di-wakatobi-lima-langkah-kurangi-ancaman-mikroplastik-di-laut-indonesia-104484">sampah di dalam tubuh paus sperma</a> ini menarik perhatian banyak orang. Artikel tentang temuan di Wakatobi tersebut yang dimuat di <a href="https://www.facebook.com/WhaleStrandingIndonesia">Facebook Whale Stranding Indonesia</a> dibagikan lebih dari 3,780 kali sedangkan tim nasional telah dihubungi banyak media nasional dan internasional. </p>
<p>Dari segi penanganan mamalia laut yang terdampar, kasus paus sperma ini menunjukkan pentingnya nekropsi (bedah hewan pasca-kematian untuk menentukan, antara lain, penyebab kematian). Dari segi pengelolaan lingkungan, temuan sampah di dalam tubuh paus ini menunjukkan bahwa sampah tidak hanya membawa masalah bagi manusia, tapi juga bagi hewan-hewan laut. </p>
<h2>Ancaman plastik</h2>
<p>Sebagai peneliti mamalia laut, saya tidak heran dengan temuan sampah di dalam tubuh paus tersebut. Walau adanya sandal jepit Ardiles buatan Indonesia dan beragam sampah plastik dan non-plastik dalam perut paus ini merupakan pemandangan yang miris, saya tahu bahwa hal ini merupakan temuan yang, sayangnya, umum di dunia internasional. </p>
<p>Seekor paus sperma pernah ditemukan di <a href="http://www.mongabay.co.id/2016/06/05/bukan-diburu-paus-sperma-ini-mati-akibat-sampah-plastik/">Jerman</a> dengan 15 meter jaring ikan di dalam organnya. Satu paus sperma lain ditemukan di <a href="https://edition.cnn.com/2018/04/11/health/sperm-whale-plastic-waste-trnd/index.html">Spanyol</a> dengan 30 kilogram plastik di dalam tubuhnya. </p>
<p>Yayasan RASI di Kalimantan Timur juga pernah menemukan pesut Mahakam yang “mengandung” sampah, termasuk popok bayi, di perutnya. Paus dan lumba-lumba bukan satu-satunya kelompok hewan yang mati karena sampah. Empat belas potong plastik kecil saja sudah cukup untuk membunuh <a href="https://theconversation.com/how-much-plastic-does-it-take-to-kill-a-turtle-typically-just-14-pieces-100768">penyu laut</a>. <a href="https://www.1millionwomen.com.au/blog/oceans-are-full-plastic-why-do-seabirds-eat-it/">Burung-burung laut</a> dan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2018/jan/25/billions-of-pieces-of-plastic-on-coral-reefs-send-disease-soaring-research-reveals">polip karang</a> pun sering “salah makan” plastik sehingga mati. </p>
<h2>Mengapa paus keliru makan plastik?</h2>
<p>Mengapa paus bisa salah makan plastik? Seperti halnya kelelawar, paus dan lumba-lumba berburu mangsa dengan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ekolokasi">ekolokasi</a>. <a href="https://news.sky.com/feature/sky-ocean-rescue-a-plastic-whale-10917187">Natacha Aguilar de Soto</a>, ahli biologi laut dan ekologi dari Centre for Research into Ecological Modelling Universitas La Laguna di Kepulauan Canary, menjelaskan bahwa gema plastik mirip gema mangsa (misalnya cumi-cumi), sehingga paus dan lumba-lumba pun salah mengidentifikasi plastik sebagai mangsa mereka). Sedangkan <a href="https://www.1millionwomen.com.au/blog/oceans-are-full-plastic-why-do-seabirds-eat-it/">burung laut</a> dan <a href="https://nicholas.duke.edu/about/news/taste-not-appearance-drives-corals-eat-plastics">polip karang</a> bisa salah makan plastik karena bau yang muncul dari plastik mirip dengan bau mangsa mereka. </p>
<p>Saya baru menyadari bahwa fakta tentang banyaknya sampah yang kerap ditemukan dalam dalam perut hewan laut di dunia adalah hal yang jarang dipahami oleh masyarakat lokal di Indonesia. Begitu masyarakat melihat bukti nyata di perairan mereka sendiri, baru mereka sadar betapa parahnya pengelolaan sampah di Indonesia. </p>
<h2>Tiga pilar: produsen, konsumen, dan pemerintah</h2>
<p>Sampah (plastik, styrofoam, dan bahan-bahan non-alami lainnya) merupakan masalah global. Penanganan sampah ini harus dengan beberapa cara, yang melibatkan “tiga pilar utama”: produsen, konsumen, dan pemerintah. </p>
<p>Produsen dapat mengurangi penggunaan barang non-alami, terutama plastik dan styrofoam. Pengelola restoran atau warung makanan dapat menggunakan kotak makanan, gelas minum dan sedotan dari kertas (bukan dari plastik atau styrofoam). Pengelola swalayan dan pusat perbelanjaan harusnya menyediakan kantong kertas atau menjual tas goni sebagai ganti tas plastik. </p>
<p>Bila ini diterapkan akan terbuka lapangan kerja untuk memproduksi <a href="https://www.bukalapak.com/products?utf8=%E2%9C%93&source=navbar&from=omnisearch&search_source=omnisearch_organic&search%5Bhashtag%5D=&search%5Bkeywords%5D=kotak+makanan+kertas">kotak makanan</a>, <a href="https://www.bukalapak.com/products/s/paper-cup-gelas-minum">gelas minum</a> dan <a href="https://www.bukalapak.com/products/s/sedotan-kertas">sedotan</a> dari kertas serta <a href="http://www.goinggreensolutions.com.au/compost-a-pak-bin-liners-various-sizes.html">tas “kresek”</a> dan <a href="https://ecosoulife.com/shop/cornstarch-forks-100-bag-1000-ct/">sendok-garpu</a> dari tepung jagung maupun <a href="https://ecopartybox.com.au/cutlery-skewers/">sendok-garpu dari kayu</a> yang memang alami dan mudah terurai.</p>
<p>Di bagian konsumen, yang bisa kita lakukan adalah 3R (<em>Reduce, Reuse, Recycle</em>). Kita kurangi penggunaan barang dari plastik dan styrofoam (<em>reduce</em>), gunakan kembali barang-barang tersebut (<em>reuse</em>). Kemudian jika barang plastik dan styrofoam tidak dapat digunakan lagi, kita daur ulang (<em>recycle</em>). Mari kita bawa tas belanja dan botol minum sendiri dan gunakan kembali tas plastik dan botol plastik yang sudah terlanjur ada di rumah kita. </p>
<p>Semua sampah non-organik yang kita hasilkan dapat membunuh hewan laut. Bahkan <a href="https://theconversation.com/how-much-plastic-does-it-take-to-kill-a-turtle-typically-just-14-pieces-100768">balon</a> pun bisa membunuh hewan laut, menurut temuan peneliti Universitas Queensland Australia. </p>
<p>Pemerintah sebagai pilar ketiga perlu berkontribusi dengan strategi “<em>carrot and stick</em>”, insentif dan penalti. Penalti, misalnya melarang penggunaan plastik atau membuat plastik menjadi mahal dengan cara menerapkan cukai plastik. Insentif, misalnya memberikan pengurangan atau pembebasan pajak bagi produsen yang memproduksi produk-produk alami. Subsidi juga bisa diberikan untuk produksi barang-barang tersebut sehingga harganya bersaing atau lebih murah dari harga plastik dan styrofoam. </p>
<h2>Kampanye sadar sampah</h2>
<p>Kampanye sadar sampah juga perlu digalakkan, termasuk kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki program pengurangan sampah. Pemerintah juga perlu memfasilitasi upaya daur ulang sampah di setiap daerah. </p>
<p>Pengelolaan sampah memang sulit. Namun, paus dan lumba-lumba sudah terpapar dampak negatif kegiatan manusia lainnya seperti perikanan yang tidak lestari dan kebisingan di bawah laut (dari kegiatan eksplorasi migas, perkapalan dan militer). </p>
<p>Sekecil apa pun, perbaikan perilaku kita di daratan pasti membantu kehidupan paus dan lumba-lumba serta hewan laut lainnya. Perubahan ini dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya, sudahkah Anda membawa sendiri tas belanja dan botol minum yang ramah lingkungan hari ini?</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/108339/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Putu Liza Mustika juga berkecimpung di LSM Cetacean Sirenian Indonesia yang bergerak pada konservasi mamalia laut. Dia juga merupakan Koordinator Database Whale Stranding Indonesia yang mendokumentasikan kejadian-kejadian mamalia laut terdampar di Indonesia, terutama untuk Cetacea (paus dan lumba-lumba) dan duyung.</span></em></p>Temuan sampah di dalam tubuh paus ini menunjukkan bahwa sampah tidak hanya membawa masalah bagi manusia, tapi juga bagi hewan-hewan laut.Putu Liza Mustika, Adjunct Research Fellow, College of Business, Law and Governance, James Cook UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1036622018-09-21T06:54:45Z2018-09-21T06:54:45ZMelalui tubuh nyamuk, mikroplastik tersebar ke rantai makanan baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/237370/original/file-20180920-129859-1ob1gt5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">khlungcenter/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Tak dapat diingkari, polusi plastik di lautan adalah masalah dunia yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969716310154">makin meluas</a>.</p>
<p>Di internet banyak gambar burung laut dan makhluk lainnya terjerat <a href="http://www.oceanhealthindex.org/news/Death_By_Plastic">limbah plastik</a>, serta hewan-hewan yang kelaparan akibat perut mereka tertutup <a href="https://www.sbs.com.au/news/half-the-world-s-sea-turtles-have-plastic-in-their-guts-csiro-study-finds">kantong plastik</a>.</p>
<p>Tetapi masalahnya jauh lebih pelik dari itu. Kebanyakan polusi plastik berbentuk <a href="https://oceanservice.noaa.gov/facts/microplastics.html">mikroplastik</a>—serpihan-serpihan kecil berukuran kurang dari lima mikrometer dan tak kasatmata. </p>
<p>Riset baru kami menunjukkan, mikroplastik itu bahkan sudah memasuki tubuh serangga kecil seperti nyamuk. Dan ini berarti plastik mampu mengontaminasi hewan-hewan dalam lingkungan yang tak terbayangkan: udara.</p>
<p>Mikroplastik dapat berasal dari potongan plastik yang lebih besar yang terurai, tapi juga bisa langsung dilepaskan dalam bentuk bijih-bijih kecil dalam produk kosmetik seperti <a href="https://www.mcsuk.org/clean-seas/straws?gclid=Cj0KCQjw_vfcBRDJARIsAJafEnFpMfpbX7k1nfW5tKMfL7_l_gJMUtcoHmU9QqZVuGueBoJd6n2z52waAraLEALw_wcB">pencuci muka dan pasta gigi</a> (produk seperti ini sudah dilarang di banyak negara).</p>
<p>Banyak hewan kecil tak sengaja memakan mikroplastik karena tidak mampu membedakannya dari <a href="https://peerj.com/articles/4601/">makanan mereka</a>. </p>
<p>Setelah berada dalam tubuh hewan, plastik dapat berpindah melalui rantai makanan ke dalam <a href="https://setac.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/ieam.1907">ikan dan makhluk lain</a> dan ujungnya berpotensi menjadi masalah kesehatan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0160412017322298">bagi manusia</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Nyamuk terbang meninggalkan air dan membawa serta mikroplastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/mosquitoes-swarming-over-stagnant-water-97715507?src=u2BzmkzrrebdGDJZ2nUd6w-1-29">Shaun Wilkinson/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan meneliti nyamuk, kami menemukan cara plastik mengotori lingkungan dan mengontaminasi rantai makanan, yang sebelumnya tidak diketahui. </p>
<p>Makalah baru kami, terbit di <a href="http://rsbl.royalsocietypublishing.org/lookup/doi/10.1098/rsbl.2018.0479">Biology Letters</a>, menunjukkan untuk kali pertama bahwa mikroplastik dapat tersimpan di dalam hewan air seiring mereka tumbuh dan berkembang dari satu tahapan hidup ke tahap berikutnya.</p>
<p>Meski banyak riset mikroplastik dititikberatkan di lautan, polusi plastik merupakan sebuah masalah serius juga di perairan tawar, termasuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0043135417310515">sungai dan danau</a>. </p>
<p>Banyak riset air tawar berfokus pada hewan-hewan yang hidup di air sepanjang hidup mereka. </p>
<p>Tetapi serangga air tawar seperti nyamuk mengawali hidup mereka (sebagai telur) di air dan kemudian terbang jauh setelah <a href="https://www.epa.gov/mosquitocontrol/mosquito-life-cycle">beberapa tahap kehidupan</a>.</p>
<h2>Menguji nyamuk</h2>
<p>Kami menyadari bahwa serangga air dapat membawa plastik keluar dari perairan jika mereka mampu menahan/menyimpan plastik di dalam tubuh seiring perkembangan mereka.</p>
<p>Di laboratorium, kami menguji kemungkinan ini dengan memberi makan mikroplastik kepada larva tingkat-tiga nyamuk. </p>
<p>Kami lalu mengambil sampel ketika larva-larva itu menanggalkan kulit mereka untuk menjadi larva tingkat-empat yang lebih besar, ketika mereka bertransformasi ke tahap selanjutnya (pupa), serta ketika mereka meninggalkan perairan sebagai nyamuk dewasa.</p>
<p>Hasilnya, kami menemukan bijih plastik di semua tahap kehidupan, meski jumlahnya berkurang seiring hewan itu berkembang.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Plastik tetap tersimpan dalam tubuh nyamuk di semua tahap kehidupan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/illustration-showing-life-cycle-mosquito-149006051?src=u2BzmkzrrebdGDJZ2nUd6w-1-58">Blue Ring Media/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami mampu menentukan lokasi dan menghitung bijih mikroplastik karena mereka <em>fluorescent</em> (bersinar dalam gelap). Kami menemukan bijih mikroplastik dalam perut dan semacam ginjal bagi nyamuk, organ yang kami tahu tidak terpengaruh sama sekali oleh proses perkembangan. </p>
<p>Ini artinya, serangga perairan seperti nyamuk tidak saja memakan mikroplastik dalam ukuran berbeda-beda, tapi juga mampu menyimpannya dalam perut serta ginjal mereka seiring mereka berkembang dari tahap larva hingga nyamuk dewasa. </p>
<p>Dengan begini, semua serangga terbang yang menghabiskan sebagian hidupnya di air dapat menjadi <em>carrier</em> alias pembawa polusi plastik. </p>
<p>Dan ribuan serangga terbang <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/0b41/2b68def5152ea9939cd60a578cc7f2f0fc00.pdf">disantap</a> oleh serangga pemangsa di udara seperti capung, juga burung dan kelelawar. </p>
<p>Hasil penemuan kami memiliki implikasi penting karena semua serangga perairan yang dapat memakan mikroplastik di air dapat pula berpotensi menyimpan plastik itu hingga mereka dewasa—serta dapat menyebarluaskan plastik ke rantai-rantai makanan baru.</p>
<p>Di samping itu, polusi plastik di perairan tawar adalah sebuah masalah yang dampaknya melebihi persoalan kualitas air dan polusi laut.</p>
<p>Tentu saja hasil penemuan kami juga mengundang beberapa pertanyaan, misalnya apa dampak mikroplastik terhadap daya tahan dan perkembangan nyamuk di sepanjang tahap kehidupan mereka.</p>
<p>Selain itu, kami juga perlu memeriksa dampak tipe dan ukuran plastik yang beragam terhadap lebih banyak spesies untuk melihat seberapa jauh masalah ini bisa menyebar.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/103662/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Nyamuk memakan mikroplastik di air kemudian menyebarluaskannya kepada burung dan hewan non-laut lainnya.Amanda Callaghan, Professor of Invertebrate Zoology, University of ReadingRana Al-jaibachi, PhD researcher, University of ReadingLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1011192018-08-15T11:48:09Z2018-08-15T11:48:09ZMengurangi pemakaian sedotan plastik mungkin sepele, tapi tetap langkah penting<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/232084/original/file-20180815-2924-1y5xpct.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Seekor burung membuat sarang dari sampah manusia, termasuk sedotan plastik, dalam sebuah kapal di Amsterdam.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Sedotan plastik sedang hangat dibicarakan. </p>
<p>Di tahun 2018 ini, kita telah melihat begitu banyaknya aksi dan upaya publik untuk menghapuskan penggunaan sedotan plastik. Beberapa perusahaan raksasa seperti <a href="https://theconversation.com/how-to-clean-up-our-universal-plastic-tragedy-98565">McDonald</a> dan <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-44774762">Starbucks</a>, misalnya, telah melarang sedotan di beberapa gerai mereka.</p>
<p>McDonald bahkan baru-baru ini mengumumkan akan mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas di gerai mereka di Inggris dan Irlandia, <a href="https://www.bbc.com/news/uk-44492352">pada September 2018</a>. Starbucks mengambil langkah senada dengan menghapuskan sedotan plastik dari seluruh gerai di dunia <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-44774762">pada 2020</a>. </p>
<p>Selain itu, maskapai penerbangan, jaringan hotel dan restoran juga beramai-ramai meninggalkan tren pemakaian sedotan plastik. </p>
<p>Data dan pernyataan yang lugas dan dramatis, termasuk ramalan bahwa “jumlah plastik akan lebih melampaui ikan di lautan <a href="http://www.sciencemag.org/news/2016/02/will-plastic-really-outweigh-fish-ocean-2050">pada 2050</a>” mendapat sambutan dari pemerintah, perusahaan multinasional besar dan anggota masyarakat.</p>
<p>Pernyataan-pernyataan seperti itu memang <a href="https://theconversation.com/not-all-marine-fish-eat-plastics-99488">tidak akurat 100 persen</a>, tapi dampaknya terasa. Penggunaan sedotan sehari-hari jadi berkurang. </p>
<h2>Perlawanan terhadap anti-sedotan</h2>
<p>Seiring banyaknya upaya “anti-sedotan” baru-baru ini, ada retorika “anti-anti-sedotan” yang menolak gerakan itu dengan beragam alasan.</p>
<p>Pegiat hak kaum disabilitas, misalnya, ikut bersuara soal larangan sedotan plastik. Beberapa orang dengan disabilitas memerlukan sedotan untuk minum karena mereka punya bermasalah saat menelan atau tidak bisa mengangkat atau memegang gelas.</p>
<p>Berbagai alternatif sedotan plastik juga bermunculan sebagai solusi praktis, seperti sedotan yang terbuat dari silikon, kertas, atau logam tahan karat.</p>
<p>Pada akhirnya, konsumen punya pilihan etika yang harus diambil: <a href="https://www.nationalgeographic.com/environment/planetorplastic/">planet atau plastik</a>?</p>
<p>Kami tidak mengingkari pentingnya aksesibilitas (karenanya kami tidak mendukung larangan mutlak terhadap sedotan). Kami hanya meyakini bahwa “orang dengan disabilitas tetap bisa mengambil bagian dalam <a href="https://themighty.com/2018/05/review-reusable-drinking-straws-disability/">menyelamatkan lingkungan</a>.” </p>
<p>Argumen anti-anti sedotan yang menurut kami bermasalah adalah mereka yang sifatnya libertarian (jangan utak-atik sedotan saya) atau pesimistis (ini tidak menyentuh akar masalah). Ada pula argumen yang merupakan campuran keduanya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/anda-memakan-plastik-mikro-dalam-cara-yang-tak-terbayangkan-100256">Anda memakan plastik mikro dalam cara yang tak terbayangkan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Banyak <a href="https://business.financialpost.com/opinion/terence-corcoran-the-best-defence-against-plastic-pollution-that-catherine-mckenna-will-hate?utm_campaign=Echobox&utm_medium=Social&utm_source=Twitter#Echobox=1531311622">jurnalis dan penulis</a> mengajukan <a href="https://www.macleans.ca/society/environment/why-a-ban-on-plastic-straws-sucks/">argumen balasan</a> terhadap upaya mengurangi plastik di lautan. </p>
<p>Mereka mengatakan bahwa menyasar sedotan secara khusus takkan berpengaruh signifikan terhadap lautan.</p>
<p>Secara kuantitatif, tentu saja, sedotan hanyalah sebagian kecil—hanya sekitar <a href="https://phys.org/news/2018-04-science-amount-straws-plastic-pollution.html">empat persen</a>—dari plastik yang masuk dan mencemari lautan. Tapi ini bukan berarti sedotan tidak layak disoroti. </p>
<p>Mengapa upaya untuk menyasar empat persen sampah laut itu dikatakan tidak berguna atau tidak efektif, sementara alternatif yang diajukan hanyalah berpangku tangan? </p>
<h2>“Plastik gerbang”</h2>
<p>Daftar sampah “<a href="http://www.wwf.ca/newsroom/?uNewsID=27401">Dirty Dozen</a>” dari Great Canadian Shoreline Cleanup mencatat barang-barang apa saja yang paling banyak ditemukan di <a href="https://www.shorelinecleanup.ca/">bibir pantai atau danau</a>. Hasilnya, sedotan plastik menempati urutan ke-9, di bawah puntung rokok, bungkus makanan, tutup botol dan kantong plastik.</p>
<p>Penelitian lain juga menemukan hasil senada tentang kontribusi sedotan terhadap <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X16300665#f0015">sampah di laut</a>. Laporan UNEP tahun 2018 juga menempatkan <a href="https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/25513/state_plastics_WED.pdf?sequence=1&isAllowed=y">sedotan dan pengaduk plastik</a> di urutan ke-7.</p>
<p>Meski demkian, jenis plastik selain sedotan memerlukan pendekatan berbeda dalam mencegah mereka mencemari lingkungan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/228652/original/file-20180720-142432-1vln2sz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Desain tutup minuman Starbucks yang berukuran sebesar ibu jari telah memungkinkan perusahaan itu berkomitmen meninggalkan sedotan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://news.starbucks.com/news/starbucks-announces-environmental-milestone">(Starbucks)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perlukah kita fokus pada larangan mutlak terhadap rokok, dengan kekuatan yang sama seperti kita menolak sedotan? Dapatkah kita menyalahkan pabrik minuman yang menggunakan botol plastik sekali-pakai dengan cara yang sama?</p>
<p>Sepertinya, mereka yang anti-anti-sedotan plastik akan menanggapi petisi-petisi semacam itu—bahkan mungkin dengan lebih lantang.</p>
<p>Dune Ives, direktur eksekutif Lonely Whale Foundation, menyebut sedotan sebagai <a href="https://www.globalwildlife.org/2017/10/19/the-gateway-plastic/">“plastik gerbang”</a> bagi calon pegiat lingkungan. Sesuatu yang sepele seperti sedotan dapat memancing diskusi yang lebih besar, lebih serius, mengenai polusi plastik, atau konsumsi massa global secara lebih luas. </p>
<p>Inilah titik penting bagi “perang terhadap sedotan” dan upaya menyeluruh untuk mengurangi sampah plastik di lautan: <a href="https://theconversation.com/how-to-break-up-with-plastics-using-behavioural-science-99741">mengubah norma</a>. </p>
<p>Kita bisa membandingkan ini dengan pelarangan kantong plastik, yang di banyak negara atau wilayah telah dilarang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X17301650">(atau dikenakan pajak khusus)</a> guna mengurangi sampah plastik. </p>
<p>Ada beberapa kalangan yang mengatakan, kontribusi kantong plastik terhadap sampah kota sebenarnya dapat diabaikan karena bobotnya yang <a href="https://uspirg.org/reports/usf/trash-america">teramat ringan.</a>. Mereka juga mengklaim, pelarangan kantong plastik hanyalah pencitraan dan idealisme semata—tidak benar-benar demi menjaga lingkungan. </p>
<p>Sama halnya dengan kantong plastik, konsep menghilangkan atau mengganti sedotan plastik sekali-pakai memerlukan revolusi mental.</p>
<h2>Mengubah kebiasaan</h2>
<p>Belum ada seruan radikal untuk menghentikan produksi plastik saat ini juga. Yang ada hanyalah ajakan berhenti menggunakan produk plastik, yang dipandang <a href="https://theconversation.com/plastic-free-campaigns-dont-have-to-shock-or-shame-shoppers-are-already-on-board-98944">tidak efektif</a> dalam mengajak lebih banyak orang lagi bergabung. </p>
<p>Plastik, dalam beberapa konteks tertentu, memang tidak tergantikan. Misalnya sebagai kemasan steril dan alat sekali-pakai dalam kedokteran. Atau dalam mengurangi pembusukan makanan serta menjaga kebersihan makanan.</p>
<p>Gerakan pengurangan pemakaian sedotan atau kantong plastik, perlu mempertimbangkan perbedaan konteks ini.</p>
<p>Setiap tahun, 8-12 juta ton metrik plastik <a href="http://science.sciencemag.org/content/347/6223/768">memasuki laut kita</a>. Kita amat sangat perlu mengatasi masalah plastik kita yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X17309967">semakin menjalar ini</a>. </p>
<p>Kita perlu pendekatan skala besar dan menyebar yang mempertanyakan kembali budaya membuang sampah, serta kecenderungan untuk membeli lebih banyak, lebih besar dan lebih sering. </p>
<p>Menghindari penggunaan sedotan plastik mungkin terlihat sepele, tetapi tetap penting. </p>
<p>Mungkin sepele bagaikan setetes air di tengah lautan, tetapi bukankah laut itu sendiri merupakan kumpulan tetesan air?</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/101119/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Riley Schnurr menerima dana WWF-Canada melalui Sobey Fund for Oceans.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Tony Robert Walker tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Restoran dan kedai kopi mulai melarang penggunaan sedotan. Memang langkah kecil, tapi jangan kecil hati dulu.Riley Schnurr, Graduate Student, Dalhousie UniversityTony Robert Walker, Assistant Professor, Dalhousie UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1014462018-08-13T03:18:18Z2018-08-13T03:18:18ZBahaya mikroplastik di balik konsumsi harian kita<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/231612/original/file-20180813-2918-dpm90r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sampo berisi butiran halus (microbead) yang jadi sumber mikro plastik. Berbahaya bagi lingkungan.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTUzNDE1NDQyNiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNzA3Nzg2OTI5IiwiayI6InBob3RvLzcwNzc4NjkyOS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJxcnVuT0NkeGd5TkNxZXRzSWxKYlFLd3A0TDAiXQ%2Fshutterstock_707786929.jpg&pi=41133566&m=707786929">KYTan/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/6mrcL0cmSXb3GFmifbsImu" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Plastik adalah anak kandung Revolusi Industri yang bergemuruh di tanah Eropa pada abad ke-19. Penemunya, Alexander Parkes dari Inggris, pernah menciptakan perkakas dapur berbahan plastik. Peminatnya banyak. Tapi sayang plastik generasi pertama itu masih kelewat mahal dan mudah retak.</p>
<p>Penemuan plastik kemudian disempurnakan oleh ilmuwan-ilmuwan berikutnya. Sampai akhirnya era kejayaan plastik dimulai bersamaan dengan genderang Perang Dunia Kedua. Di Amerika Serikat saja, produksi plastik naik 300%. Kebanyakan dipakai sebagai komponen penting peralatan militer. </p>
<p>Baru sekitar 1950-an, kurang dari 70 tahun lalu plastik dikomersialkan, seperti untuk kotak makanan dan kantong plastik. Masalahnya, biaya membuat plastik itu lebih murah dari biaya daur ulang plastik itu sendiri. Yang berbahaya bukan hanya sampah plastik yang tampak oleh mata, tapi juga pecahan kecil plastik yang ukurannya kurang dari setengah sentimeter yang disebut mikroplastik. Ada pula plastik seukuran virus yang disebut nanoplastik. </p>
<p>Sampai sini plastik berubah jadi masalah. Peneliti mikroplastik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan dampak konsumsi plastik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ilmuwan memprediksi pada 2050 jumlah sampah plastik di laut lebih banyak daripada jumlah ikan. </p>
<p>Ada dua sumber utama pencemaran mikroplastik. Pertama, sampah plastik besar seperti botol minuman atau sedotan yang hancur berkeping-keping di lautan. </p>
<p>Kedua, produk kosmetik yang mengandung <em>microbeads</em>. Kalau Anda pernah mencuci muka dengan sabun yang ada butiran halus, itulah yang disebut <em>microbeads</em>, sumber utama pencemaran sampah mikroplastik.</p>
<p>Bila mikroplastik itu masuk ke saluran pencernaan manusia, bisa merobek usus atau lambung karena pecahan ini tidak bisa dicerna. Bisa saja sebagian keluar bersama kotoran, tapi masih ada yang tertinggal. Apalagi bila masuk sel darah, plastik mikro ini ikut terserap dalam jaringan sel darah dan bisa mengganggu sistem syaraf pusat. Bila terlalu sering bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan atau sistem syaraf, dan perlahan bisa mati.</p>
<p>Edisi ke-21 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ikhsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/101446/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Bila mikroplastik itu masuk ke saluran pencernaan manusia, bisa merobek usus atau lambung karena pecahan ini tidak bisa dicerna.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/972732018-06-04T09:30:55Z2018-06-04T09:30:55ZRumput laut, jawaban Indonesia terhadap krisis sampah plastik dunia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/220558/original/file-20180527-51121-z0b159.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C998%2C556&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sampah plastik dibuang ke sungai. Komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian plastik kini sudah di tahap yang mengkhawatirkan. <a href="https://www.cnbc.com/2017/07/19/the-world-has-made-more-than-9-billion-tons-of-plastic-says-new-study.html">Data</a> terkini menunjukkan bahwa sejak tahun 1950-an sembilan juta ton plastik telah diproduksi di seluruh dunia, dan setidaknya saat ini masih meninggalkan sampah sebesar tujuh juta ton.</p>
<p>Tidak hanya merusak <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025326X11005133?via%3Dihub">lingkungan</a> dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0269749113005642">mengancam kehidupan satwa</a>, sampah plastik juga mengancam kehidupan manusia.</p>
<p>Salah satu komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik. Serpihan tersebut telah terbukti merusak lingkungan, terutama di lautan, dengan jumlahnya yang ternyata lebih besar dibanding dengan yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian terbaru menunjukan <a href="http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/10/12/124006;jsessionid=123F0E078E457FC6106D3ACEE956F209.c3.iopscience.cld.iop.org">jumlah mikroplastik</a> yang tersebar di lingkungan kini mencapai sekitar 51 triliun butir, atau setara 236 ribu metrik ton. Partikel kecil ini bisa saja masuk ke dalam perut kita melalui air minum atau makanan laut dan <a href="https://pubs.acs.org/doi/pdfplus/10.1021/acs.est.5b01090">mengancam kesehatan</a>.</p>
<p>Langkah-langkah untuk mengurangi dampak penggunaan plastik telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahan plastik yang dapat hancur atau terurai secara alami di lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah “biodegradable plastics” atau bioplastik.</p>
<p>Penelitian yang sedang saya lakukan ingin menunjukkan bahwa rumput laut dapat menjadi bahan terbaik untuk produksi bioplastik. Artikel ini juga memberikan gambaran bagaimana Indonesia dapat berperan penting dalam pengembangan plastik rumput laut.</p>
<h2>Kebijakan melawan plastik</h2>
<p>Negara-negara di dunia belakangan ini telah memberlakukan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5667635/">aturan-aturan</a> yang mendukung penggunaan plastik ramah lingkungan dan juga daur ulang, guna menekan pemakaian plastik.</p>
<p>Tahun depan, Inggris <a href="https://www.forbes.com/sites/trevornace/2018/04/25/uk-to-ban-all-plastic-straws-q-tips-and-single-use-plastics/">melarang</a> segala penjualan produk plastik sekali pakai, seperti sedotan minuman dan kapas pembersih. Kemudian <a href="https://www.theguardian.com/us-news/2018/may/23/new-york-plastic-straws-ban-proposal-city-council-policy">kota-kota di Amerika Serikat</a> telah mendeklarasikan perang terhadap sedotan minuman plastik. Seattle pun ikut meluncurkan kampanyenya dengan jargon “Tidak ada sedotan plastik di Seattle”. Sedangkan New York juga sedang mempertimbangkan untuk melarangnya. </p>
<p>Di 2017, Kenya bahkan menerapkan <a href="https://www.theguardian.com/environment/2017/aug/28/kenya-brings-in-worlds-toughest-plastic-bag-ban-four-years-jail-or-40000-fine">pelarangan paling keras</a> terhadap penggunaan kantong plastik, yaitu dengan memberikan ganjaran 4 tahun penjara atau denda sebesar $40.000.</p>
<h2>Pencarian solusi</h2>
<p>Meskipun demikian, penghentian penggunaan plastik seutuhnya merupakan hal yang mustahil. Plastik merupakan bahan yang paling mudah serta serba guna untuk berbagai macam keperluan. Plastik juga memberikan banyak sekali manfaat untuk kehidupan manusia. Ketergantungan orang akan plastik telah mendorong meningkatnya produksi plastik, bahkan di <a href="https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/plastic-compounding-market">masa mendatang</a>.</p>
<p>Jumlah produksi plastik sangatlah besar, dan diperkirakan akan terus meningkat kedepannya. Pada tahun 2014, produksi plastik kemasan dunia tercatat senilai $270 miliar dan diprediksi akan meningkat hingga $375 pada tahun 2030.</p>
<p>Salah satu cara untuk mengatasi masalah penggunaan plastik diantaranya dengan mendaur ulang. Namun cara ini tidaklah semudah yang diharapkan. Jenis produk plastik yang jumlahnya ratusan menjadi kendala utama pada proses daur ulang, terutama dalam proses pemilahannya. Sehingga hanya sekitar 9% saja jumlah sampah plastik dunia yang telah di daur ulang, 12% dibakar, sedangkan sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir atau di <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/plastic-produced-recycling-waste-ocean-trash-debris-environment/">samudra</a>.</p>
<p>Cara lainnya yaitu dengan mengembangkan bioplastik. Plastik ini umumnya terbuat dari tanaman atau bakteri sehingga menjadikannya lebih ramah terhadap lingkungan serta dapat <a href="http://ec.europa.eu/research/bioeconomy/pdf/cordis_rp_bioplastics_brochure_accessibility_v2.pdf">berkelanjutan</a>.</p>
<h2>Permintaan tinggi bioplastik</h2>
<p>Kapasitas <a href="https://www.european-bioplastics.org/market-data-update-2016/">produksi bioplastik dunia</a> diperkirakan akan meningkat hingga 6,1 juta ton pada 2021 dari sejumlah 4,2 juta ton pada 2016 yang dipicu oleh semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap penggunaan produk-produk ramah lingkungan.</p>
<p>Masyarakat kini juga telah banyak memanfaatkan bioplastik untuk keperluan sehari-hari mulai dari kantong plastik, peralatan rumah tangga hingga barang elektronik.
<a href="https://bioplasticsnews.com/bioplastics-feedstock-alliance/">Merek-merek terkenal dunia</a> seperti Coca-cola, Heinz, Unilever, Nestle, Danone, dan Nike juga telah menggunakannya terutama untuk kemasan produk.</p>
<h2>Mengapa rumput laut untuk bioplastik?</h2>
<p>Bahan baku yang biasa digunakan untuk bioplastik antara lain adalah jagung, tebu, minyak tumbuhan, dan pati. Namun penggunaan komoditas tanaman tersebut untuk plastik dapat menimbulkan masalah lainnya.</p>
<p>Pertama, produksi bioplastik membutuhkan investasi yang sangat besar untuk lahan produktif, pupuk, dan kimia. Kemudian, pemanfaatan tanaman tersebut untuk plastik juga akan memicu <a href="https://www.theguardian.com/environment/2008/apr/26/waste.pollution">persaingan</a> antara kebutuhan untuk pangan dengan kebutuhan plastik, sehingga bisa menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut dan juga mengakibatkan krisis pangan.</p>
<p>Sejauh ini, rumput laut merupakan kandidat terbaik untuk bioplastik karena mampu menjawab tantangan tersebut di atas. Pertama, harganya yang murah. Kemudian, tidak seperti tanaman darat, rumput laut tidak memerlukan pupuk serta lahan produktif karena ditanam di laut. Dengan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan bioplastik, produksi pangan juga akan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan kenaikan harga atau krisis pangan.</p>
<h2>Peran kunci Indonesia</h2>
<p>Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan. Indonesia juga merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia. Nilai <a href="https://www.usc.edu.au/research-and-innovation/sustainability-and-environment/australian-centre-for-pacific-islands-research/research-areas/tropical-aquaculture/improving-seaweed-production-and-processing-opportunities-in-indonesia">ekspor</a> rumput lautnya yaitu senilai US$200 juta dan dengan produksinya yang dilaporkan meningkat sekitar 30% tiap tahunnya.</p>
<p>Selanjutnya, Indonesia adalah <a href="http://www.fao.org/3/a-i5555e.pdf">penghasil jenis rumput laut merah terbesar di dunia</a>, di mana kandungan karbohidratnya merupakan <a href="https://aip.scitation.org/doi/10.1063/1.4982288">bahan utama untuk membuat bioplastik</a>. Produksi rumput laut indonesia menyumbang lebih dari sepertiga produksi rumput laut dunia.</p>
<p><a href="http://www.fao.org/docrep/field/003/AB738E/AB738E04.htm">Laporan</a> terkini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan lokasi yang sangat cocok untuk ditanami jenis rumput laut merah, karena didukung oleh faktor iklim, ketersediaan unsur hara, dan kondisi geografisnya.</p>
<p>Indonesia juga merupakan salah satu pionir dalam hal pengembangan plastik berbahan dasar rumput laut dibandingkan negara-negara lainnya. Industri start up <a href="https://www.reuters.com/article/us-indonesia-evoware/indonesian-startup-wages-war-on-plastic-with-edible-seaweed-cups-idUSKBN1DN0XA">Indonesia Evoware</a> telah menciptakan serta menjual secara komersial cangkir minuman dan kotak makanan berbahan rumput laut hasil budidaya.</p>
<p>Penemuan tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi rumput laut untuk dijadikan bahan alternatif bioplastik. Namun demikian, penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk menghasilkan bioplastik yang dapat digunakan untuk jenis produk yang lebih luas lagi. Kedepannya, kita berharap dapat menghasilkan plastik rumput laut yang memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan plastik konvensional yang ada saat ini.</p>
<p>Dengan segala potensi yang ada, Indonesia seharusnya memiliki peran besar dalam pengembangan plastik ramah lingkungan dari rumput laut, guna mengatasi krisis plastik global yang terjadi saat ini. Ketika botol minuman atau tas belanja yang berbahan terbuat dari plastik rumput laut mencemari samudera, kita tidak lagi khawatir karena limbah tersebut sebetulnya hanya kembali ke tempatnya semula, di laut.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/97273/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bakti Berlyanto Sedayu menerima dana dari Australia Awards Scholarships. Bakti terafiliasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan-RI. </span></em></p>Solusi Indonesia untuk krisis sampah plastik duniaBakti Berlyanto Sedayu, PhD candidate, Victoria UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/957612018-05-07T09:06:11Z2018-05-07T09:06:11ZAhli kimia menjelaskan bagaimana bakteri memakan plastik<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/216735/original/file-20180428-135806-1xi7qp3.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C8%2C6000%2C3979&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Botol-botol plastik yang kita buang hari ini akan bertahan selama <a href="http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/364/1526/2115.long">ratusan tahun</a>. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa masalah polusi plastik yang memiliki <a href="https://theconversation.com/in-the-ocean-the-most-harmful-plastic-is-too-Mal-to-see-35336">efek mematikan pada kehidupan laut</a>, sangat membahayakan. </p>
<p>Namun, para ilmuwan <a href="https://theconversation.com/new-plastic-munching-bacteria-could-fuel-a-recycling-revolution-55961">baru-baru ini menemukan</a> jenis bakteri yang dapat memakan botol plastik. Mereka sedang <a href="http://www.pnas.org/content/early/2018/04/16/1718804115">mencoba</a> membuat jenis bakteri ini bekerja lebih cepat. Penemuan bakteri pemakan plastik bukan solusi lengkap untuk mengatasi polusi plastik. Namun bakteri ini dapat membantu menciptakan proses daur ulang plastik yang lebih ramah lingkungan.</p>
<p>Plastik adalah <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer">polimer</a> kompleks, yaitu rantai molekul dengan ikatan yang banyak dan panjang yang tidak larut dalam air. Rantai molekul yang sangat kuat ini membuat plastik tahan lama dan butuh waktu yang sangat panjang untuk terurai secara alami. </p>
<p>Jika rantai molekul ini bisa dipecah menjadi unit kimia yang lebih kecil dan dapat larut, maka blok-blok bangunan ini dapat dipanen dan didaur ulang untuk membentuk plastik baru. </p>
<p>Pada 2016, <a href="http://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196.full">ilmuwan dari Jepang</a> menguji berbagai bakteri yang ada di pabrik daur ulang botol. Mereka menemukan bahwa <em>Ideonella sakaiensis</em> 201-F6 dapat mencerna plastik polythylene terephthalate (PET) yang digunakan untuk membuat botol minuman sekali pakai. Bakteri tersebut mencerna plastik dengan mengeluarkan enzim (sejenis protein yang dapat mempercepat reaksi kimia) yang dikenal sebagai PETase. Enzim ini memutus ikatan kimia dalam PET. Pecahan molekul-molekul ini cukup kecil hingga bakteri dapat menyerapnya dan menggunakan karbon di dalamnya sebagai sumber makanan.</p>
<p>Meskipun ada <a href="https://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/ma9005318">enzim dari bakteri lain</a> yang diketahui dapat mencerna PET secara perlahan, enzim yang baru ditemukan ini rupanya berevolusi secara spesifik untuk mencerna plastik. Enzim ini mungkin lebih cepat dan lebih efisien dan memiliki potensi untuk daur-ulang biologis. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/215395/original/file-20180418-163982-191d2hd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Krisis plastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/amsterdam-netherlands-march-27-2017-plastic-619321145?src=hYHxmUUwluTCGV1ZtDTetA-1-1">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa tim ilmuwan telah mencoba memahami bagaimana PETase bekerja dengan mempelajari strukturnya. Dalam 12 bulan terakhir, grup dari <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-018-02881-1">Korea</a>, <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-017-02255-z">Cina</a> dan <a href="http://www.pnas.org/content/early/2018/04/16/1718804115">Inggris, Amerika Serikat dan Brasil</a> menerbitkan karya yang semuanya menunjukkan struktur enzim dalam resolusi tinggi dan menganalisis mekanismenya.</p>
<p>Makalah-makalah tersebut menunjukkan bahwa bagian dari protein PETase yang melakukan pencernaan kimia secara fisik bekerja pada suhu 30 derajat Celcius dan bisa mengikat permukaan PET. Hal ini membuatnya cocok untuk daur ulang di bio-reaktor. Dua tim juga menunjukkan bahwa mengubah sifat kimia enzim secara halus sehingga berinteraksi dengan PET dengan cara yang berbeda membuatnya bekerja lebih cepat daripada PETase alami.</p>
<p>Menggunakan enzim dari bakteri di bio-reaktor untuk memecah plastik untuk didaur ulang masih lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Enzim tetap sulit berinteraksi dengan plastik <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/1751-7915.12710">karena sifat fisiknya</a>. </p>
<p>PET yang digunakan dalam botol minuman memiliki struktur semi-kristal, yang berarti molekul-molekul plastik sangat padat dan sulit bagi enzim untuk mencapainya. <a href="http://www.pnas.org/content/early/2018/04/16/1718804115">Studi terbaru</a> menunjukkan bahwa enzim yang dimodifikasi mungkin bekerja dengan baik karena bagian dari molekul yang terlibat dalam reaksi sangat dapat diakses, sehingga mudah bagi enzim untuk menyerang molekul PET bahkan yang paling dalam. </p>
<h2>Peningkatan sederhana</h2>
<p>Perbaikan pada aktivitas PETase tidak dramatis, dan kita belum pada tahap menemukan solusi untuk krisis plastik kita. Tapi penelitian ini membantu kita memahami bagaimana enzim yang menjanjikan ini memecah PET. Penelitian ini juga memberi petunjuk bagaimana kita bisa membuatnya bekerja lebih cepat dengan memanipulasi bagian aktifnya.</p>
<p>Merekayasa enzim agar bekerja lebih baik daripada yang telah berevolusi secara alami bukan hal yang wajar. Mungkin pencapaian ini mencerminkan fakta bahwa bakteri yang menggunakan PETase baru saja berevolusi untuk bertahan hidup pada plastik buatan manusia ini. Ini menciptakan peluang bagi para ilmuwan peluang untuk menyalip evolusi dengan merekayasa bentuk-bentuk PETase yang dioptimalkan.</p>
<p>Namun ada satu kekhawatiran. Sementara bakteri yang dimodifikasi yang digunakan dalam bioreaktor cenderung sangat terkontrol, fakta bahwa ia telah berevolusi untuk mengurai dan mengkonsumsi plastik menunjukkan bahwa bahan yang sangat kita andalkan mungkin tidak betul-betul tahan lama seperti yang kita duga.</p>
<p>Jika lebih banyak bakteri mulai makan plastik di alam liar, maka produk dan struktur yang dirancang untuk bertahan bertahun-tahun bisa terancam. Industri plastik akan menghadapi tantangan serius untuk mencegah produknya menjadi terkontaminasi dengan mikro-organisme yang lapar. </p>
<p>Pelajaran dari antibiotik mengajarkan kepada kita bahwa kita <a href="https://theconversation.com/bacterias-secret-weapons-in-defeating-antibiotics-discovered-87272">lambat dalam mengejar mutasi bakteri</a>. Tapi mungkin penelitian seperti ini bisa membuat ilmuwan mencuri <em>start</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/95761/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Emily Flashman menerima pendanaan dari B.B.S.R.C.</span></em></p>Penelitian baru menemukan cara mempercepat kerja enzim yang memecah PET dalam plastik.Emily Flashman, Research Fellow in Enzymology, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/926272018-03-22T08:35:11Z2018-03-22T08:35:11ZMasalah sampah dunia dapat diatasi dengan plastik yang terbuat dari tanaman<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/211517/original/file-20180322-165557-7dphn7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Plastik adalah material yang amat berguna dalam kehidupan kita. </p>
<p>Bukan hanya jadi bahan baku botol dan garpu, di dunia kedokteran plastik juga telah digunakan sebagai <a href="https://www.bhf.org.uk/heart-matters-magazine/research/new-heart-valve">katup jantung</a> buatan, <a href="http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acsbiomaterials.5b00429">peralatan dan implan medis</a>, <a href="http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.chemrev.5b00346">pelepasan obat yang terkontrol</a>, <a href="http://pubs.rsc.org/en/content/articlehtml/2017/fd/c7fd00057j">lapisan dan permukaan khusus yang menahan air</a>, <a href="http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.chemrev.6b00070">baterai organik</a>—dan masih banyak lagi.</p>
<p>Namun, mengingat butiran plastik di laut bakal mencapai <a href="https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/Calendar_2011_03_AMERICANA/Science-2015-Jambeck-768-71__2_.pdf">250 juta ton pada 2025</a>, pemerintah sedunia mulai berpikir cara menangani masalah penting ini. </p>
<p>Ada hal mendasar: 40 persen dari produksi plastik global merupakan plastik sekali pakai, yang tidak berkelanjutan. Ini setara dengan sekitar <a href="http://www.plastikseurope.org/en/resources/publications/plastiks-facts-2017">128 juta ton</a>. </p>
<p>Sebagian besar plastik ini memiliki <a href="http://www.recoup.org/p/229/uk-household-plastiks-collection-survey-2016">tingkat daur ulang yang rendah</a>, dan tidak terurai secara biologis dalam rentang waktu yang masuk akal. Perlu waktu ribuan tahun bagi poliproplen untuk benar-benar terurai.</p>
<p>Parahnya lagi, ketika plastik mencapai laut, gerakan laut bersama dengan sinar matahari dapat menghancurkan plastik hingga menjadi partikel-partikel kecil yang disebut “mikroplastik”.</p>
<p>Kehadiran makroplastik dan mikroplastik di lautan kita telah terbukti <a href="https://www.sciencedirect.com/science/journal/00489697/566-567">merusak kehidupan laut</a>. Namun potensi dampaknya terhadap <a href="http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.est.7b00423">kesehatan manusia</a> masih belum terlalu dipahami.</p>
<p>Awal tahun 2018, industri kosmetik dan produk perawatan pribadi <a href="https://chemicalwatch.com/62944/uk-microbeads-ban-enters-into-force">dilarang</a> menggunakan bahan yang mengandung butiran mikroplastik. Tetapi kenyataannya, hanya ada 680 ton mikroplastik per tahun di Inggris.</p>
<h2>Masalah dengan plastik</h2>
<p>Sudah jelas bahwa plastik merupakan masalah yang rumit—mencakup persoalan ekonomi, keberlanjutan, tekanan sosial, dan infrastruktur daur ulang, baik di negara maju maupun berkembang. </p>
<p>Banyak orang belum tahu bahwa keberadaan plastik di lingkungan sesungguhnya erat kaitannya dengan cara produksi plastik itu sendiri.</p>
<p>Kebanyakan plastik dibuat menggunakan bahan berbasis minyak, yang berarti, berdasarkan sifat alami mereka, tidak memiliki kandungan oksigen. Alhasil, plastik sangat hidrofobik (anti air) dan amat sulit diurai oleh bakteri atau enzim biasa.</p>
<p>Selama beberapa dasawarsa terakhir, ada peningkatan kesadaran mengenai ketergantungan kita akan persediaan minyak yang terbatas. Hal ini telah mendorong riset terhadap sumber kimia alternatif yang berkelanjutan. </p>
<p>Misalnya, konsep menggunakan materi berbasis biologi, (bukan berbasis minyak) telah mendapatkan momentum. Materi berbasis biologi yang berkelanjutan bisa berupa sisa panen, sisa kayu, atau sisa makanan—intinya, limbah materi biologi apa pun.</p>
<p>Yang terpenting, materi berbasis biologi yang alami ini bisa dengan mudah diurai menjadi “building block” kimia yang lebih kecil—disebut “molekue platform"—yang pada akhirnya, bisa digunakan untuk membuat <a href="https://www.wiley.com/en-us/Introduction+to+Chemicals+from+Biomass%2C+2nd+Edition-p-9781118714485">zat kimia berguna</a> lainnya, termasuk plastik.</p>
<h2>"Building block” alami</h2>
<p>Menggunakan molekul platform ini, <a href="https://www.york.ac.uk/chemistry/research/green/">Green Chemistry Centre of Excellence</a> di Universitas York, telah bekerja dengan <a href="http://biomebioplastiks.com/bioplastiks">industri plastik</a> untuk menciptakan <a href="https://www.york.ac.uk/chemistry/research/green/research/projects/enzpoly/">polyester generasi baru berbasis biologi</a>. </p>
<p>Bahan ini kerap digunakan untuk membuat serat pakaian, film dan tempat penyimpanan air dan makanan. Materi hasilnya sepenuhnya berbasis tanaman, bisa didaur ulang, dan yang terpenting sepenuhnya terurai secara biologi.</p>
<p>Menggunakan biomassa sebagai sumber juga membawa manfaat besar, yakni tingginya jumlah oksigen yang dimasukkan ke struktur kimiawi alami (selulosa, glukosa, dll). </p>
<p>Dengan menggunakan materi berbasis biologi untuk membuat plastik berbasis biologi, kandungan oksigen terjaga di dalam materi. Dengan begitu, plastik berbasis biologi diharapkan akan memiliki biodegrabilitas yang sangat tinggi tapi terkontrol. </p>
<p>Ini berarti, plastik berbasis biologi bisa diurai secara keseluruhan..</p>
<p>Walaupun generasi baru dari plastik berkelanjutan merupakan sebuah langkah maju yang besar, dan bahwa plastik yang bisa menjadi kompos memberikan manfaat besar, ini sama sekali bukan tujuan akhir dari plastik berbasis biologi.</p>
<h2>Roda ekonomi</h2>
<p><a href="http://pubs.rsc.org/en/content/articlelanding/2016/gc/c6gc00501b#!divAbstract">Roda ekonomi</a> intinya adalah tentang menjaga sumber-sumber dalam lingkaran yang konstan, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sebanyak mungkin. Ini membantu mengurangi limbah serta kebutuhan akan sumber yang benar-benar baru.</p>
<p>Memperlakukan limbah plastik sebagai sumber ketimbang masalah, merupakan perubahan penting yang perlu dilakukan dalam dekade mendatang. Hal ini akan membantu memelihara materi kimia yang masih tersedia, sekaligus melindungi lingkungan kita.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=405&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/207084/original/file-20180220-116330-1xzplix.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=509&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Plastik yang dibuang setiap tahun cukup untuk mengelilingi bumi empat kali.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/person-hands-on-assorted-color-plastic-lid-lot-761297/">Pexels</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Plastik merupakan bagian penting dari masyarakat modern, dan mereka akan tetap bersama kita. Pada akhirnya, masyarakat harus bergerak menjauhi produk berbasis minyak menuju alternatif berbasis biologi yang berkelanjutan. </p>
<p>Namun terlepas apakah suatu plastik berbasis minyak ataupun tanaman, dampak terbesar yang bisa Anda lakukan terhadap siklus hidup produk plastik yakni menggunakan ulang dan mendaur ulangnya.</p>
<p>Sebagai konsumen, ini berarti Anda memiliki pilihan dan kekuatan untuk membuat dampak positif. Carilah lokasi daur ulang limbah plastik terdekat dan pelajari cara mengembangkan simpanan plastik di rumah, serta cara daur ulang yang tepat untuk semua jenis limbah plastik.</p>
<p>Jadi, nanti ketika botol saus tomat Anda sudah hampir kosong, bantulah memelihara sumber daya kita dengan memastikan bahwa botol plastik itu berada dalam lingkaran daur ulang.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/92627/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>James William Comerford menerima dana dari Innovate UK Industrial Biotechnology Catalyst Grant; BBSRC (2016 - 2019) BB/N023595/1 (Project: enzymic polymerisation, characterisation and market evaluation of a set of novel bioplastic co-polymers derived from renewable resources). Biome Bioplastics adalah salah satu anggota konsorsium yang terlibat dalam proyek ini, yang juga menyumbang dana.</span></em></p>Plastik yang berkelanjutan, berbasis tanaman, mungkin jadi jawaban bagi masalah plastik kita selama ini.James William Comerford, Postdoctoral Research Associate, University of YorkLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.