Mahfud MD mempertanyakan target pertumbuhan ekonomi pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Target tersebut, menurutnya, tak seambisius efisiensi investasi yang mereka kejar.
Ayesha Scott, Auckland University of Technology and Aaron Gilbert, Auckland University of Technology
Sebuah studi mengidentifikasi berbagai karakteristik kepribadian yang memengaruhi cara kita mengelola uang–kamu dapat mengujinya sendiri dengan mengerjakan kuis.
Novia Utami, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Teknologi kuantum dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan keuangan pribadi dengan lebih akurat dan membantu meningkatkan kesejahteraan keuangan kita
Virdika Rizky Utama, University of Michigan-Shanghai Jiao Tong University Joint Institute
Partisipasi Presiden Jokowi Widodo dalam KTT BRICS menunjukkan signifikansi daya tawar Indonesia dalam menjalin hubungan dengan negara-negara yang menjadi mesin pertumbuhan global.
Perangkat AI dapat membantumu mempelajari lebih lanjut tentang berinvestasi saham dan instrumen keuangan lainnya – tetapi ini bukan solusi yang sempurna.
Bank-bank di Amerika Serikat dan Eropa berguguran. Model bisnis yang memutar duit nasabah ke dalam instrumen investasi untuk meraup untung ternyata membawa malapetaka. Apa dampaknya bagi Indonesia?
Terlepas dari ambisi pemerintah untuk memperkuat adopsi kendaraan listrik, posisi Indonesia dalam pasar global masih sangat kecil. Indonesia bisa memanfaatkan RCEP untuk membuka akses pasar dan memperoleh investasi.
Kondisi ekonomi sulit bisa membuat orang ragu atau malah agresif untuk berinvestasi. Sebelum menanamkan modal, kita harus paham dulu hal yang harus dipersiapkan dan karakter instrumen yang dipilih.
Menjadi kreator media sosial yang membagikan nasihat keuangan bisa jadi sangat menjanjikan. Tapi, manfaatnya bagi para penonton mereka masih sangat abu-abu.
Sebagai investor muda, pendiri ekonomi makro modern John Maynard Keynes mungkin akan membeli Bitcoin. Namun, Keynes yang lebih tua akan cenderung menghindarinya. Simak alasannya.
Perilaku Fear of Missing Out (FoMO) atau takut tertinggal tren bisa menyesatkan para investor pemula pada investasi berisiko tinggi atau bahkan penipuan.
Berinvestasi di tengah pandemi perlu pertimbangan jeli. Beberapa hal perlu diperhatikan setelah kesesuaiannya dengan prinsip syariah. Benarkah SR015 dapat menjadi solusi?
Researcher, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK) and Assistant lecturer, Indonesia Jentera School of Law, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)