tag:theconversation.com,2011:/au/topics/uang-47301/articlesUang – The Conversation2023-09-27T04:34:06Ztag:theconversation.com,2011:article/2133602023-09-27T04:34:06Z2023-09-27T04:34:06ZPara pendidik perlu tahu, mata uang dengan nol sedikit mempermudah anak belajar numerasi<p>Pecahan mata uang rupiah saat ini merupakan <a href="https://jurnal.dpr.go.id/index.php/ekp/article/view/159">pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia</a> setelah Zimbabwe dan Vietnam. </p>
<p>Hal tersebut mendorong pemerintah Indonesia melakukan penyederhanaan mata uang atau redenominasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor <a href="https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-kisaran/baca-artikel/13281/Menanti-Redenominasi.html">77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024</a>. Menurut <a href="https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/redenominasi">Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)</a>, redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya yang dilakukan karena berbagai pertimbangan. Dengan adanya redenominasi, jumlah nol akan dikurangi sehingga lebih efisien, misalnya dari Rp10.000 menjadi Rp10.</p>
<p>Rencana ini memunculkan pro dan kontra. Pihak yang kontra memiliki pertimbangan seperti <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230628074806-4-449887/begini-kajian-baru-bi-soal-redenominasi-rp-1000-jadi-1">stabilitas makroekonomi, inflasi yang terkendali, nilai tukar mata uang, dan kondisi fiskal</a>. Beberapa orang juga khawatir bahwa penerapan redenominasi akan <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230629112224-4-450074/rencana-ubah-rp1000-jadi-rp1-mencuat-ini-reaksi-warga--62">membuat nilai tabungan di bank menjadi tak berharga seperti yang mereka rasakan</a> saat diterapkannya <a href="https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-kisaran/baca-artikel/13281/Menanti-Redenominasi.html">kebijakan sanering atau pemotongan nilai uang tanpa mengurangi nilai harga di pasar, sehingga daya beli masyarakat menjadi turun,</a> oleh Presiden Soekarno pada 1965. </p>
<p>Di sisi lain, pihak yang pro menyebutkan bahwa redenominasi dapat menyederhanakan pecahan uang agar <a href="https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-kisaran/baca-artikel/13281/Menanti-Redenominasi.html">lebih efisien dan nyaman</a> dalam bertransaksi serta efektif dalam pencatatan pembukuan keuangan. Sri Mulyani juga menyampaikan, manfaat redenominasi ada pada kata “<a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230424132008-4-431992/bi-mau-pangkas-rp-1000-jadi-rp-1-ini-kabar-paling-update">efisiensi</a>”, yaitu meliputi efisiensi percepatan waktu transaksi, berkurangnya risiko <em>human error</em>, dan efisiensi pencantuman harga barang/jasa. </p>
<p>Menambah perdebatan di atas, saya sebagai mahasiswa PhD di <em>National Taiwan Normal University</em> dengan bidang minat pendidikan ilmu kognitif dan rekan-rekan saya, mahasiswa PhD jurusan pendidikan matematika, melihat bahwa redenominasi ternyata dapat membantu anak belajar numerasi atau kecakapan yang berhubungan dengan matematika dasar. Mengapa? </p>
<h2>Mata uang bisa menjadi media belajar</h2>
<p>Redenominasi erat kaitannya dengan pendidikan karena proses memahami angka di usia dini umumnya bersentuhan langsung dengan mata uang. Ada <a href="https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0021934710372892">cerita menarik yang diungkapkan pendidik di Ghana</a>. Guru di Ghana mengungkapkan bahwa “… orang yang belum sekolah, kalau ditanya soal matematika, mereka tidak bisa menjawab, tapi kalau diberi uang, satu juta, mereka bisa memberi kembalian yang layak.” </p>
<p>Pendapat guru tersebut menunjukkan bahwa mata uang dapat berperan sebagai media belajar numerasi yang efektif bagi anak di sekolah dasar (SD).</p>
<p>Penggunaan objek fisik, seperti koin, batang, kubus, pola, dan objek konkrit lainnya merupakan <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-642-21869-9_104">pendekatan yang diterima secara luas untuk mengajarkan konsep matematika abstrak dan simbolik di taman kanak-kanak dan sekolah dasar</a>. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan objek konkret memberikan dasar bagi pemikiran abstrak. Dalam hal ini, angka satuan lebih mudah dibayangkan dibanding ribuan.</p>
<p>Coba bayangkan sudut pandang anak SD belajar numerasi sehari-hari menggunakan mata uang seperti, “Rp1.000 ditambah Rp6.000 sama dengan Rp7.000” atau “8 orang siswa memiliki uang masing-masing Rp8.000, maka totalnya adalah Rp64.000”. </p>
<p>Banyaknya jumlah nol membuat peluang untuk melakukan kesalahan lebih besar sehingga proses belajar menjadi lebih rumit. Hal tersebut dapat membuat anak belajar matematika <a href="https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/martabat/article/view/908">tidak sesuai dengan level berpikirnya, sehingga mengalami kejenuhan, kelelahan, hingga takut dengan matematika</a>. </p>
<p>Mengetahui matematika ribuan sejak awal justru berisiko memberikan beban kognitif yang tidak semestinya dan dapat membuat anak-anak enggan untuk belajar. Redenominasi bisa mengatasi masalah ini karena peningkatan dari pemecahan masalah terjadi secara bertahap (dimulai dari 1) tanpa mengenal ribuan di awal, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1207/S15326985EP3801_3">sehingga tidak menyebabkan kelebihan beban kognitif pada siswa</a>.</p>
<h2>Objek fisik meningkatkan pembelajaran</h2>
<p>Banyak riset pendidikan di Amerika Serikat (AS) yang menggunakan objek fisik seperti koin. Todd Haydon dan timnya dari <a href="https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/019874291203700404"><em>University of Cincinnati</em> dan <em>University of Kansas</em></a>, AS, contohnya, menargetkan keterampilan matematika termasuk keterampilan uang. Keterampilan ini mencakup, menghitung koin, memberi kembalian, mengidentifikasi koin, melakukan operasi penjumlahan, dan mencocokkan jumlah yang ditunjukkan. Riset semacam ini lebih mudah dilakukan dengan mata uang yang jumlah nolnya sedikit, sehingga jarang ditemukan di kelas maupun di riset-riset di Indonesia. </p>
<p>Georgios Theocharous, Nicholas Butko dan Matthai Philipose dari <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-642-21869-9_104">Intel Labs Amerika</a> juga menjelaskan bahwa meskipun mengajar dengan menggunakan objek fisik membutuhkan proses sehingga memakan waktu, banyak guru matematika percaya bahwa pembelajaran dapat meningkat secara signifikan ketika siswa diinstruksikan dengan benda-benda fisik seperti koin. Misalnya, seorang anak mungkin membangun pemahaman tentang arti uang logam 5 rupiah dengan menghitung 5 rupiah satu per satu dan kemudian mengasosiasikan nilai 5 rupiah dengan ciri-ciri fisik sebuah koin perunggu. </p>
<p>Satuan mata uang yang mudah, dalam hal ini berangka nol sedikit, memiliki hubungan yang linier (berbanding lurus) dengan proses pembentukan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/1034912X.2018.1535109"><em>mental model</em> atau kerangka berpikir terkait akuisisi (penggabungan) angka</a>. Artinya, dengan adanya redenominasi, siswa sekolah dasar di Indonesia akan melakukan proses akuisisi angka secara bertahap yang pada akhirnya dapat membantu proses mereka dalam belajar numerasi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213360/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dadan Sumardani menerima dana dari National Science and Technology Council Taiwan. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Agustiani Putri menerima dana dari PMDSU Kemendikbudristek Indonesia. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Dwi Nurfitria Bella tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Redenominasi mata uang rupiah yang sedang hangat diperbincangkan bisa mempermudah cara anak belajar matematika.Dadan Sumardani, PhD Student in Science Education, National Taiwan Normal UniversityAgustiani Putri, PhD Student in Mathematics Education, Universitas Negeri MalangDwi Nurfitria Bella, PPG Student in Early Childhood Education, Universitas Negeri JakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2126162023-09-01T02:03:46Z2023-09-01T02:03:46Z5 tipe kepribadian uang: kamu yang mana?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/545721/original/file-20230831-27-s5me45.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=73%2C0%2C9812%2C5596&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/young-asian-operator-thinking-about-money-1772519261">metamorworks/shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Saat berhadapan dengan uang, apakah kamu termasuk yang boros pemboros atau yang gemar menabung? Apakah kamu mudah mengeluarkan uang atau cenderung mengabaikan tuntutan finansial hingga keadaannya mendesak?</p>
<p>Setelah puluhan tahun kita mengasah literasi keuangan, semakin jelas bahwa pengelolaan keuangan yang baik tak hanya soal akses terhadap informasi. Kini, riset telah mengidentifikasi lima jenis “kepribadian uang” yang berbeda, yang menggambarkan bagaimana kita menghabiskan uang.</p>
<p>Dikomisi oleh Te Ara Ahunga Ora (Komisi Pensiun Selandia Baru) untuk situs keuangan mereka yang independen dan gratis, <a href="https://sorted.org.nz/">Sorted</a>, <a href="https://assets.retirement.govt.nz/public/Uploads/Financial-Capability-Research/Report-Money-Personality-Tool-Project-AUT-vFINAL.pdf">studi kami</a> menyertakan kajian ekstensif mengenai ciri-ciri kepribadian, nilai, dan sikap keuangan seseorang. Kami kemudian membuat survei <em>online</em> yang diisi oleh 500 orang Selandia Baru untuk mencari tahu bagaimana mereka berinteraksi dengan uang. </p>
<p>Hasil penelitian kami menjadi dasar <a href="https://sorted.org.nz/tools/money-personality-quiz">sebuah kuis baru tentang kepribadian uang</a>, dirancang untuk membantu orang-orang memahami kepribadian uang mereka dan menjelaskan keputusan dan perilaku keuangan mereka.</p>
<p>Dengan Selandia Baru–tempat kami mengajar dan tempat riset dilakukan–<a href="https://www.rnz.co.nz/news/business/492013/new-zealand-in-recession-as-gdp-falls-for-second-quarter">resmi berada dalam resesi</a>, memahami pengelolaan uang menjadi sangat penting. Terlepas dari niat terbaik kita, kita sering kali kesulitan membuat keputusan finansial yang “baik” secara konsisten–termasuk menabung dalam jumlah yang cukup, menggunakan utang dengan bijak, dan selalu memantau polis asuransi dan KiwiSaver (tabungan pensiun dari pemerintah Selandia Baru).</p>
<h2>Mengelola uang dengan lebih baik</h2>
<p>Menurut Te Ara Ahunga Ora, warga Selandia Baru <a href="https://assets.retirement.govt.nz/public/Uploads/Research/TAAO-RC-NZ-FinCap-Survey-Report.%20pdf">memiliki kemampuan finansial dasar yang baik</a>–ini termasuk penganggaran dan pencatatan uang. Namun, ketika berurusan dengan kemampuan finansial yang lebih maju seperti tabungan jangka panjang, skor mereka lebih rendah dibandingkan negara-negara serupa seperti Kanada, Norwegia, Australia, dan Irlandia. Mereka juga kurang percaya diri perkara uang tunai.</p>
<p>Ada semakin banyak bukti bahwa ciri-ciri kepribadian, nilai-nilai uang, dan sikap masing-masing memainkan peran penting dalam membantu atau menghalangi kita membuat keputusan keuangan yang “cerdas”.</p>
<p>Sikap terhadap tabungan, derajat sejauh apa kita menghargai kepemilikan material, dan seberapa nyaman kita dengan risiko dapat memengaruhi keputusan keuangan yang kita buat–dan, sebagai hasilnya, kesejahteraan finansial kita.</p>
<h2>5 kepribadian uang</h2>
<p>Kami mengidentifikasi lima kepribadian uang yang berbeda, semuanya dengan kekuatan dan kelemahannya masing-masing: pengusaha, sosialita, minimalis, kontemporer, dan realis.</p>
<p><strong>Sang pengusaha</strong> adalah seorang perencana yang percaya diri secara finansial dan berorientasi masa depan, senang menjaga keuangannya, dan bangga karena paham akan uang. Kekuatan mereka mencakup pengendalian diri, pengetahuan finansial, dan menjadikan uang bekerja untuk mereka.</p>
<p>Seorang pengusaha tidak mungkin melakukan pembelian impulsif atau emosional. Namun, pendekatan aspirasional mereka–yang memandang uang sebagai prioritas dan simbol kesuksesan–bisa jadi buruk ketika dipasangkan dengan materialisme sehingga menyebabkan mereka menghabiskan uang untuk mendapatkan status, bukan untuk nilai atau kegunaan. Pengusaha mendapat manfaat dari pembelajaran tentang investasi dan perencanaan masa depan.</p>
<p><strong>Si minimalis</strong> adalah orang yang hemat, percaya diri dengan kemampuan menabungnya, dan mampu mengendalikan situasi keuangannya. Mereka yang minimalis menghargai kehidupan yang lebih sederhana, memiliki skor rendah pada materialisme, dan tidak rentan terhadap pembelian impulsif atau emosional.</p>
<p>Kelemahan mereka adalah tidak selalu bisa memaksimalkan kegunaan uang mereka karena mereka cenderung tidak mengambil risiko finansial–bahkan ketika terdapat potensi keuntungan investasi yang lebih tinggi. Strategi investasi pasif dan berbiaya rendah mungkin menarik bagi kaum minimalis.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/532312/original/file-20230616-19-kiyb4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penelitian baru telah mengidentifikasi lima kepribadian uang yang berbeda, yang dapat membantu menjelaskan cara orang mengelola uang mereka.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Jordi Salas/Getty Images</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Sosialita</strong> adalah pengambil risiko yang menyenangkan, ramah, dan percaya diri dalam menangani uang mereka. Seorang ekstrover yang murah hati, mereka lebih cenderung materialistis dibandingkan tipe kepribadian lainnya dan cenderung hidup untuk hari ini daripada merencanakan hari esok.</p>
<p>Toleransi mereka yang tinggi terhadap risiko menunjukkan bahwa beberapa sosialita mungkin mengambil risiko finansial dengan tingkat yang tidak bijaksana. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini juga impulsif atau rentan terhadap pembelian emosional, sehingga mungkin mendapati diri mereka mengeluarkan uang terlalu banyak atau rawan untuk terlalu membebani diri mereka dengan utang konsumsi.</p>
<p>Namun, kaum sosialita mungkin ingin mengeksplorasi strategi investasi aktif dan kelas investasi yang lebih berisiko. Mengambil risiko yang telah diperhitungkan matang dan membangun ketahanan finansial merupakan fokus penting bagi mereka.</p>
<p><strong>Si kontemporer</strong> tidak senang mengelola uangnya dan kurang percaya diri dalam urusan keuangan. Meski kurang materialistis dibanding kepribadian lain, mereka cenderung mengatakan bahwa mereka adalah orang yang boros. Hidup untuk hari ini, mereka juga cenderung terlibat dalam pengeluaran emosional yang impulsif dan sangat murah hati hingga menjadi kekurangan tersendiri.</p>
<p>Orang-orang kontemporer perlu fokus untuk meningkatkan ketahanan finansial dengan membayar utang dan membangun dana tabungan darurat, yang memungkinkan mereka berbagi kekayaan dengan orang lain tanpa memengaruhi kesejahteraan finansial mereka sendiri. Meningkatkan pola pikir dan pengetahuan keuangan secara umum memungkinkan mereka membangun kepercayaan diri dan menabung, untuk kemudian mengambil pendekatan pasif atau sikap “<em>set and forget</em>” (tetapkan dan lupakan) dalam kehidupan finansial mereka.</p>
<p><strong>Seorang realis</strong> fokus pada masa depan, sangat konservatif terhadap risiko, dan sangat menghargai uang. Namun, mereka sangat memperhatikan situasi keuangan mereka, mereka tidak percaya diri dalam menangani uang.</p>
<p>Tipe kepribadian paling introver, seorang realis yang lebih aspiratif mungkin materialistis, tetapi tidak menjadikan pembelian impulsif atau emosional sebagai kebiasaan. Hal ini menunjukkan bahwa membangun kepercayaan diri dan dorongan untuk mengambil risiko investasi yang tepat adalah hal yang penting. Mengingat mereka tidak suka mengambil keputusan mengenai uang, otomatisasi pembayaran tagihan dan tabungan mungkin menarik bagi mereka.</p>
<h2>Kenali kepribadian uangmu</h2>
<p>Setiap kepribadian uang menawarkan tantangan berbeda dalam mengambil keputusan keuangan.</p>
<p>Mengikuti kuis kepribadian uang Sorted memang menyenangkan–tetapi langkah ini juga merupakan bentuk keputusan finansial berguna yang dapat kamu lakukan sekarang.</p>
<p>Ini bukan hanya tentang label jenis kepribadian apa yang kamu dapat. Mengetahui kepribadian uangmu dapat membantumu untuk memahami kekuatan dan kelemahanmu dalam pengambilan keputusan keuangan, dan memberimu alat untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan keuangan pribadi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212616/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Te Ara Ahunga Ora mengkomisi proyek penelitian ini, bekerja sama dengan Sorted. Ayesha Scott menerima dana dari Auckland University of Technology (AUT) dan AUT Business School. Ayesha bekerja sama dengan Good Shepherd NZ dan BNZ dan menjadi konsultan untuk KiwiSaver sebagai peninjau ahli independen.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Te Ara Ahunga Ora mengkomisi Aaron Gilbert untuk melakukan proyek penelitian ini, bekerja sama dengan tim Sorted. Ia juga menerima dana penelitian dari Auckland University of Technology (AUT) dan AUT Business School.</span></em></p>Sebuah studi mengidentifikasi berbagai karakteristik kepribadian yang memengaruhi cara kita mengelola uang–kamu dapat mengujinya sendiri dengan mengerjakan kuis.Ayesha Scott, Senior Lecturer - Finance, Auckland University of TechnologyAaron Gilbert, Professor of Finance, Auckland University of TechnologyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2014712023-03-16T08:35:46Z2023-03-16T08:35:46ZMasa depan ‘cryptocurrency’: tak akan hilang meski alami krisis<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/514426/original/file-20230309-22-ndcxau.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Cryptocurrency telah menjadi bagian dari hidup masyarakat</span> </figcaption></figure><p>Dunia <em>cryptocurrency</em> sedang berada pada status kritis sejak pertama kali lahir sebagai keuangan digital pada tahun 1990-an, dan penggunaannya yang semakian luas di tahun 2010-an.</p>
<p>Bitcoin sudah duluan mengalami kejatuhan pada 2020 akhir dan sampai sekarang pun belum pulih. Situasi menjadi buruk dengan munculnya pembicaraan mengenai kekhawatiran akan jatuhnya <em>Stablecoins</em> yang sebelumnya dianggap sebagai mata uang kripto yang lebih stabil. </p>
<p>Situasi ini diperparah oleh jatuhnya beberapa perusahaan kripto besar yang dituduh melakukan penipuan seperti kasus FTX. Puncaknya FTX memiliki 1 juta pengguna dan merupakan perusahaan kripto terbesar ketiga dalam hal volume transaksinya. </p>
<p>Para ahli setuju bahwa dampak dari kejatuhan ini telah memukul keras para investor dan akan <a href="https://www.cnbc.com/2022/12/19/three-ways-the-ftx-disaster-will-reshape-crypto.html">diprediksi akan melambatkan penggunaan aset kripto</a> untuk beberapa tahun selanjutnya.</p>
<p>Sebagai ahli dalam bidang <em>cryptocurrency</em>, saya akan mencoba menjawab pertanyaan dibawah: apakah <em>cryptocurrency</em> merupakan ‘fenomena’ yang tidak akan bertahan lama? </p>
<h2>Kondisi 1: Ada spekulasi dan ketidakstabilan yang ekstrim</h2>
<p>Token merupakan salah satu bagian aset kripto yang bisa digunakan untuk kegunaan transaksi (mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum). Token juga bisa digunakan untuk berinvestasi di sebuah entitas (<a href="https://www.bitpanda.com/academy/fr/lecons/quelle-est-la-difference-entre-les-utility-tokens-et-les-security-tokens/">token sekuritas</a>) yang memberi hak pada orang yang berinvestasi, kepemilikan pada sebuah entitas. Token juga bisa dipakai untuk penerimaan produk dan servis (<a href="https://www.bitpanda.com/academy/fr/lecons/quelle-est-la-difference-entre-les-utility-tokens-et-les-security-tokens/">token utilitas</a>) memberi hak pada orang yang telah berinvestasi, produk produk yang entitas itu produksi.) </p>
<p><a href="https://www.coinbase.com/fr/learn/crypto-basics/what-is-a-stablecoin">Stablecoin</a> yang tadinya dianggap sebagai mata uang kripto yang lebih stabil sebenarnya merupakan mata uang kripto yang unik karena adanya dukungan dari mata uang Amerika Serikat (dolar), komoditas ( emas) dan instrumen keuangan (stok dan obligasi). Dukungan ini dilakukan untuk menjaga agar nilai mata uang digital ini stabil. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Seorang pria memperlihatkan data cryptocurrency yang stabil" src="https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/478155/original/file-20220808-7938-ivi7mn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Eric Garcia, seorang programer dan <em>youtuber</em> berusia 33 tahun, sedang menunjukkan kestabilan dompet Bitcoin di rumahnya Havana, Kuba.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(AP Photo/Ramon Espinosa)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kejatuhan Bitcoin ini masuk dalam <a href="https://ici.radio-canada.ca/nouvelle/1890611/bitcoin-bas-marche-cryptos"><em>headline</em></a> berita secara rutin tiap harinya. Walaupun kejatuhan ini bukan merupakan yang pertama, kejatuhan ini tetap merupakan hal yang mengkhawatirkan terlebih karena ini merupakan kejatuhan yang terbesar dalam dunia kripto <a href="https://www.lapresse.ca/affaires/marches/2022-05-13/cryptomonnaies/pourquoi-un-krach.php">sejak akhir 2020</a> . Kejatuhan ini sebagian diakibatkan oleh naiknya nilai suku bunga dan banyaknya investor yang menarik investasinya di dunia digital ini. Meskipun sudah dalam kondisi pemulihan, Bitcoin masih jauh untuk mencapai kejayan yang ia pernah capai cebelumnya. </p>
<p>Pemberitaan di media ini telah mengangkat banyak pertanyaan mengenai keberlanjutan aset-aset kripto. Anggapan bahwa transaksi di dunia kripto terjadi di dalam <a href="https://theconversation.com/interet-croissant-pour-les-cryptomonnaies-le-debut-dune-plus-grande-cohesion-internationale-179155">pasar yang tidak ada regulasi</a> dan dipenuhi dengan ketidakstabilan yang ekstrem adalah benar, ditambah, dalam dunia kripto pun transaksi dilakukan oleh <a href="https://www.latribune.fr/economie/international/la-speculation-sur-le-bitcoin-s-apparente-a-la-tulipomanie-selon-la-banque-de-france-906709.html">mayoritas orang yang menggunakan metode spekulasi</a>. </p>
<p>BBC baru baru ini telah memberitakan pencucian uang yang berada dalam dunia kripto <a href="https://www.bbc.com/news/technology-60072195">meningkat pada tahun 2021 sebesar 30%</a>. <a href="https://www.ftc.gov">Komisi perdagangan federal Amerika Serikat (AS)</a> yang merupakan badan yang bertujuan untuk melindungi konsumen di AS melaporkan bahwa di 2021 skema penipuan pada <em>cryptocurrency</em> telah <a href="https://www.ftc.gov/business-guidance/blog/2022/06/reported-crypto-scam-losses-2021-top-1-billion-says-ftc-data-spotlight">merugikan investor sebesar US$1 miliar dolar</a> atau setara dengan Rp 15.3 triliun. Hal yang tidak perlu diherankan lagi adalah masih kecilnya jumlah investor yang telah mendapatkan uang mereka kembali. </p>
<h2>Kondisi 2: ada satu miliar pengguna pada tahun 2022</h2>
<p>Kita sedang melihat pertumbuhan yang pelan namun pasti dari penggunaan mata uang kripto oleh perusahaan-perusahaan di luar sana. Suatu penelitian yang sedang meneliti dampak dari penggunaan <em>cryptocurrency</em> oleh perusahaan publik dan pengaruhnya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan menulis bahwa perusahaan perusahaan seperti McDonald dan Starbucks mulai menerima dan mengadopsi kripto sebagai salah satu pilihan cara pembayaran. Hal ini benar terjadi khususnya di cabang mereka yang berlokasi di El Salvador, mengikuti kebijakan negara itu yang menetapkan <a href="https://ici.radio-canada.ca/nouvelle/1822158/salvador-premier-pays-adopter-bitcoin-monnaie-officielle-cryptomonnaie">Bitcoin sebagai alat pembayaran yang resmi</a>. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1487634924865740804"}"></div></p>
<p>Perusahaan lainnya seperti perusahaan ritel terbesar asal Jepang, <a href="https://www.rakuten.ca/">Rakuten</a>, telah menggunakan sistem pembayaran kripto walaupun negaranya sendiri belum secara resmi mengadaptasinya. </p>
<p>Komunitas pengguna kripto meningkat tiap tahunnya. Sebagai contoh, Crypto.com, sebuah platform transaksi yang mengestimasi sebanyak 295 juta orang telah memasuki pasar kripto <a href="https://assets.ctfassets.net/hfgyig42jimx/5i8TeN1QYJDjn82pSuZB5S/85c7c9393f3ee67e456ec780f9bf11e3/Cryptodotcom_Crypto_Market_Sizing_Jan2022.pdf">per Desember 2021</a>. Platform tersebut memprediksi jumlah pengguna akan meningkat sampai 1 miliar orang pada bulan Desember tahun 2022</p>
<p>Kripto juga memperbolehkan orang orang yang mempunyai bank dengan sistem keamanan dan ketahanan yang buruk untuk mengakses secara paralel bank lain yang berbeda dari bak tradisional lainnya. Kemampuan untuk memberikan akses yang lebih banyak kepada orang orang yang kurang mampu untuk mengakses bank bank lain menjadi <a href="https://www.nytimes.com/2022/07/05/world/americas/el-salvador-bitcoin-national-currency.html">salah satu alasan Presiden El Salvador untuk menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal</a> di sana. </p>
<h2>Kondisi 3: Ada fluktuasi yang sehat</h2>
<p>Meningkatnya minat pada sistem <a href="https://www.cnbc.com/2021/06/18/whats-defi-crypto-based-decentralized-finance-explained.html">keuangan yang terdesentralisasi</a> dan perkembangan Metaverse merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberlanjutan mata uang kripto. Keuangan yang terdesentralisasi sangat bergantung pada Stablecoin untuk penggunaannya. Di sisi lain, Metaverse yang merupakan sebuah perusahaan yang fokus pada pembuatan <a href="https://theconversation.com/le-metavers-une-contree-numerique-aux-mille-facettes-172267">realitas dunia virtual dalam 3D</a> juga memperbolehkan penggunaan mata uang kripto untuk membeli produk atau layanan dalam rangka menciptakan dunia virtual yang terasa nyata. </p>
<p>Ahli dalam sektor ini percaya bahwa walaupun dinamika dalam dunia keuangan kripto sedang mengalami hambatan, sistem keuangan yang terdesentralisasi khususnya lewat produk yang didukung oleh aset kripto akan tetap <a href="https://fr.cointelegraph.com/news/players-are-disappearing-in-this-bear-market-but-its-for-the-sake-of-adoption">beroperasi dan bertahan</a>. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Seseorang sedang memperlihatkan Bitcoin dari layar depan handphonenya" src="https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=379&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=379&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=379&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=476&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=476&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/478162/original/file-20220808-7938-udt4nr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=476&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Cryptocurrencies juga bisa digunakan untuk keperluan transaksi pada Metaverse.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lebih dari itu, mereka juga berargumen bahwa walaupun memang penurunan tajam di dalam pasar kripto telah menghilangkan beberapa pengguna, hal ini menjadi perubahan yang disambut. <a href="https://fr.cointelegraph.com/news/players-are-disappearing-in-this-bear-market-but-its-for-the-sake-of-adoption">Seperti apa yang dikatakan oleh Raoul Ullens</a>, salah satu pendiri <a href="https://blockchainweek.be/">Brussels Blokchain Week</a> (konferensi rutin yang didekasikan untuk Blockchain dan kripto):</p>
<blockquote>
<p>Merupakan suatu hal yang sehat bagi penggunaan dan perkembangan teknologi Web 3 ini untuk melakukan perbaikan dan penyeimbangan. … Sebuah ekosistem yang tidak sehat tidak akan menjadi daya tarik bagi banyak calon pengguna. </p>
</blockquote>
<p>Menurut para pemain kripto, kejatuhan ini bukan hanya sangat dibutuhkan oleh aset kripto namun juga sehat dalam artian dapat berkontribusi dalam menyeimbangkan nilai atau valuasi dari mata uang kripto itu sendiri.</p>
<h2><em>Cryptocurrency</em> akan terus ada meski mengalami krisis</h2>
<p>Peluncuran mata uang kripto oleh beberapa bank sentral via bank sentral mata uang digital juga telah memberi dukungan terhadap argumen bahwa aset kripto akan tetap beroperasi dan bertahan. Bank sentral Kanada sedang dalam <a href="https://www.bankofcanada.ca/research/digital-currencies-and-fintech/projects/central-bank-digital-currency/">proses pembuatan mata uang digital oleh bank digital</a> dan menurut mereka, <a href="https://www.banqueducanada.ca/recherches/monnaies-numeriques-et-technologies-financieres/projets/monnaie-numerique-de-banque-centrale/?_gl=1*66um6m*_ga*ODkyMTkwNTM2LjE2NTc1NDY2Njg.*_ga_D0WRRH3RZH*MTY1NzU0NjY2Ny4xLjAuMTY1NzU0NjY2OS4w&_ga=2.176461989.1290726791.1657546668-892190536.1657546668">mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral Kanada</a> akan menjadi mata uang virtual yang resmi dan juga akan mendapatkan nilai nominal dalam dolar Kanada, sama seperti uang kertas. </p>
<p>Negara-negara lain di dunia juga telah mengeluarkan kebijakan mengenai mata uang digital, contohnya seperti <a href="https://www.ndtv.com/business/here-are-the-timelines-and-status-of-central-bank-digital-currencies-in-some-countries-2820164">Bahamas (Sand Dollar) dan Nigeria (eNaira)</a>. Satu hal yang membuat mata uang digital bank sentral berbeda dengan mata uang digital yang dikeluarkan secara swasta (Bitcoin atau Ethereum) adalah kegunaanya hanya untuk transaksi bukan investasi. Mereka menawarkan kegunaan yang sama dengan uang tunai. </p>
<p>Mata uang digital bank sentral juga akan ditargetkan untuk kegunaan promosi inklusi finansial terhadap bagian masyarakat yang mempunyai akses minim maupun tidak ada ke bank tradisional, tidak lupa juga untuk pengimplementasian kebijakan moneter dan fiskal di negara yang menerapkan sistem mata uang digital bank sentral. </p>
<p>Perkembangan dan popularitas yang terus meningkat pada dunia keuangan digital mau itu di Metaverse ataupun di bank sentral memberi arti bahwa mata uang kripto akan terus bertahan </p>
<p>Durabilitas ini menunjukan bahwa aset kripto akan terus berevolusi dan bertransformasi dengan teknologi yang mendukung perkembangan mereka (Blockchain) serta variasi permintaan dari para pengguna dan investor. </p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Prancis Kanada</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/201471/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Annie Lecompte menerima dana dari Fondation des CPA du Québec. </span></em></p>Ahli dalam bidang kripto menjawab pertanyaan: apakah cryptocurrency merupakan ‘fenomena’ yang tidak akan bertahan lama?Annie Lecompte, Assistant prof - Audit, Université du Québec à Montréal (UQAM)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1568722021-05-25T07:49:27Z2021-05-25T07:49:27ZRiset: meningkatnya transaksi dengan uang elektronik dapat tekan laju inflasi dan bantu ekonomi negara<p>Pembayaran menggunakan uang elektronik dalam berbagai bentuk semakin menjadi pilihan yang disukai karena kemudahan, efektivitas, dan efisiensinya. </p>
<p>Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan transaksi uang elektronik terus <a href="https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/ssp/uang-elektronik-transaksi.aspx">meningkat dalam lima tahun terakhir</a>, dari Rp 7 triliun pada 2016 menjadi Rp 205 triliun pada 2020 atau kenaikan hampir 30 kali lipat.</p>
<p><a href="https://keuangan.kontan.co.id/news/studi-visa-penggunaan-uang-tunai-oleh-konsumen-indonesia-berkurang-selama-pandemi">Di tengah pandemi</a> dan berkembangnya industri layanan digital di Indonesia – seperti kita lihat dari merger raksasa digital <a href="https://theconversation.com/id/search?q=gojek+tokopedia">Gojek dan Tokopedia</a> belum lama ini – transaksi non-tunai berpotensi terus meningkat di masa depan.</p>
<p><a href="https://journals.scholarpublishing.org/index.php/ASSRJ/article/view/9074">Penelitian yang saya lakukan</a> tahun lalu menemukan bahwa peningkatan tersebut ternyata juga berkontribusi terhadap melambatnya laju inflasi – yakni kenaikan harga secara umum dan terus-menerus karena peredaran uang tunai lebih pesat daripada suplai barang di pasar.</p>
<p>Inflasi yang terkendali adalah hal baik karena berarti ekonomi suatu negara <a href="https://theconversation.com/feds-dilemma-inflation-is-healthy-for-the-economy-but-too-much-can-trigger-a-recession-118556">tumbuh dengan stabil</a>. Angka yang terlalu tinggi menandakan kenaikan harga yang berbahaya dan bisa menyebabkan tingginya angka pengangguran.</p>
<p>Dalam tulisan ini, saya ingin menjelaskan bagaimana transaksi uang elektronik meredam inflasi dan juga membantu perekonomian negara.</p>
<h2>Uang elektronik bisa tekan laju inflasi</h2>
<p>Riset yang saya lakukan mengambil data transaksi pembayaran non tunai berbasis kartu (debit dan kredit) dan uang elektronik berbasis <em>e-wallet</em> (seperti GoPay atau OVO) dari <a href="https://www.bps.go.id/statictable/2009/06/15/907/indeks-harga-konsumen-dan-inflasi-bulanan-indonesia-2006-2021.html">Badan Pusat Statistik (BPS)</a> dan <a href="https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/ssp/uang-elektronik-transaksi.aspx">Bank Indonesia</a> pada kuartal kedua di periode 2019-2020.</p>
<p>Hasil analisis saya mengungkap bahwa dalam beberapa tahun terakhir, laju inflasi turun seiring dengan peningkatan jumlah transaksi elektronik.</p>
<p>Pada 2018, misalnya, <a href="https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/ssp/uang-elektronik-transaksi.aspx">transaksi elektronik</a> tercatat sebesar Rp 47,2 triliun, kemudian naik pada 2019 menjadi Rp 145,2 triliun dan pada 2020 mencapai Rp 205 triliun.</p>
<p>Pada periode tiga tahun yang sama, <a href="https://www.bps.go.id/statictable/2009/06/15/907/indeks-harga-konsumen-dan-inflasi-bulanan-indonesia-2006-2021.html">inflasi terus turun</a>. Data BPS menunjukkan penurunan inflasi dari 3,13% pada tahun 2018, 2,72% pada tahun 2019, hingga mencapai terendah sepanjang sejarah yaitu 1,68% pada 2020.</p>
<p>Secara ekonomi, teori kuantitas uang yang dikemukakan mantan ekonom Amerika Serikat <a href="https://kamus.tokopedia.com/t/teori-kuantitas-uang/">Irving Fisher</a> menjelaskan ini bisa terjadi karena inflasi meningkat seiring dengan tingginya peredaran uang. Ketika jumlah uang yang beredar bertambah lebih cepat dibanding dengan persediaan barang yang ada di pasar, maka harga barang-barang akan meningkat.</p>
<p>Pada akhirnya, peningkatan transaksi menggunakan uang elektronik bisa meredam kenaikan harga karena akan <a href="https://digitalcommons.buffalostate.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1023&context=economics_theses">menurunkan jumlah uang tunai</a> (koin dan kertas) yang beredar.</p>
<p>Dalam penelitian saya, misalnya, uang elektronik memiliki pengaruh signifikan terhadap <a href="https://www.bps.go.id/statictable/2009/06/15/907/indeks-harga-konsumen-dan-inflasi-bulanan-indonesia-2006-2021.html">Indeks Harga Konsumen</a> – indeks terkait harga barang dan jasa konsumsi rumah tangga seperti biaya makan hingga pendidikan – dengan nilai koefisien sebesar 1,53.</p>
<p>Di sini, setiap kenaikan transaksi dompet digital sebesar 1% akan menurunkan Indeks Harga Konsumen sebesar 1,53%.</p>
<h2>Membantu ekonomi negara</h2>
<p>Transaksi non-tunai tidak hanya memberikan kenyamanan, penghematan waktu transaksi, dan potongan harga dari promosi yang diadakan perusahaan layanan tersebut bagi pengguna, tetapi ternyata juga dapat membantu ekonomi negara.</p>
<p>Selain menahan laju inflasi, misalnya, penurunan jumlah uang tunai yang beredar akan <a href="https://www.investopedia.com/ask/answers/040715/how-does-money-supply-affect-interest-rates.asp">mempengaruhi tingkat suku bunga</a> di pasar uang.</p>
<p>Ketika masyarakat memilih menggunakan alat pembayaran non tunai yang dibarengi dengan penyimpanan uang di perusahaan teknologi finansial yang menyediakan layanan tersebut, biaya <a href="https://www.abacademies.org/articles/the-impact-of-electronic-money-on-the-effectiveness-of-monetary-policy-7338.html">pinjaman perbankan</a> jadi lebih kompetitif dan menarik karena persaingan berbagai perusahaan dan layanan.</p>
<p>Ini mendorong <a href="https://www.theasianbanker.com/updates-and-articles/big-tech-platforms-heat-up-competition-in-indonesias-digital-payments-landscape">investasi</a> dan juga dapat meningkatkan <a href="https://www.pwc.com/id/en/media-centre/pwc-in-news/2017/indonesian/fintech-dan-transformasi-industri-keuangan.html">produksi</a> barang dan jasa nasional – yang semakin berkontribusi juga terhadap penekanan laju inflasi karena suplai barang meningkat.</p>
<p>Selain itu, penggunaan uang elektronik juga membantu pemerintah <a href="https://money.kompas.com/read/2017/05/06/193000526/transaksi.elektronik.dinilai.mendorong.efisiensi.ekonomi?page=all">menekan produksi uang tunai</a>.</p>
<p>Pada akhirnya ini menghemat biaya ongkos percetakan uang, mengurangi peredaran uang palsu di masyarakat, serta mempercepat kebijakan digitalisasi sistem pembayaran yang pada akhirnya mendukung pemulihan laju pertumbuhan ekonomi nasional di tengah krisis akibat pandemi.</p>
<p>Transaksi digital yang saat ini banyak menggunakan <em>Quick Response Code Indonesia Standard</em> (QRIS) – standar dari Bank Indonesia yang menyeragamkan kode transaksi di semua platform pembayaran – juga bisa <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjiis7x-bLwAhUaSX0KHWr3CGUQFjAAegQIBBAD&url=https%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2FEEB%2Farticle%2Fdownload%2F63371%2F36925%2F&usg=AOvVaw0ZG6Vb8-FNSN7QCEbMez3g">membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)</a>.</p>
<p>Bisnis mereka bisa lebih berkembang karena transaksi digital dapat mencegah antrian panjang, menghemat biaya layanan, dan membuat transaksi lebih mudah dan sistematis. </p>
<p>Namun, meski memberikan berbagai manfaat, kita juga tidak boleh lupa akan dampak negatif dari pembayaran digital. </p>
<p>Salah satunya adalah konsumen muda menjadi <a href="https://theconversation.com/riset-dompet-digital-mendorong-generasi-z-lebih-konsumtif-129243">jauh lebih konsumtif</a> dari sebelumnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-dompet-digital-mendorong-generasi-z-lebih-konsumtif-129243">Riset: dompet digital mendorong Generasi Z lebih konsumtif</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Survei tahun 2020 dari lembaga riset pasar Ipsos Indonesia mencatat penggunaan <a href="https://www.ipsos.com/sites/default/files/ct/news/documents/2020-02/ipsos_-_press_release_-_indonesian.pdf">dompet digital (<em>e-wallet</em>)</a> sejauh ini didominasi oleh generasi millenial (kelahiran tahun 1980-1996) dan Gen-Z (kelahiran tahun 1997-2002).</p>
<p>Mereka tergiur berbagai promo seperti <em>cashback</em>, akumulasi poin belanja, dan berbagai teknik pemasaran lainnya. Pada akhirnya, ini juga bisa membuat masyarakat kurang hati-hati dalam mengatur pengeluaran pribadi. </p>
<p>Oleh karena itu, dampak positif uang elektronik terhadap pembangunan ekonomi juga perlu dibarengi dengan adanya literasi pengelolaan keuangan pribadi bagi masyarakat, khususnya kelompok anak muda.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156872/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Pisi Bethania Titalessy tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Penelitian yang saya lakukan menemukan bahwa peningkatan transaksi menggunakan uang elektronik ternyata berkontribusi terhadap melambatnya laju inflasi dan membantu perekonomian negara.Pisi Bethania Titalessy, Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Duta WacanaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1216362019-08-24T07:43:50Z2019-08-24T07:43:50ZTemuan riset: Orang berbuat curang bukan karena uang, tapi karena sudah bawaan lahir<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/288658/original/file-20190820-123736-fjfdsj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kecurangan lebih erat kaitannya dengan kepribadian dibanding alasan ekonomi.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/479597200?src=uyAnloX-B0Zr1I6Wdjl95w-6-61&studio=1&size=huge_jpg">Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Mengapa orang berbuat curang?</p>
<p>Ketika ada orang miskin yang menipu orang lain demi uang, kita akan menghubungkan perilaku itu dengan kemiskinan, lalu memaklumi tindakannya walau melanggar etika dan hukum karena <a href="https://nyc.streetsblog.org/2019/07/23/cy-vances-tale-of-two-cities-bus-fare-evaders-go-to-court-subway-scofflaws-go-free/">mereka membutuhkan uang</a>.</p>
<p>Tapi orang yang kaya dan punya kuasa pun melakukan kecurangan: <a href="https://www.nbcnews.com/politics/politics-news/manafort-pleads-not-guilty-state-mortgage-fraud-charges-n1023311">memalsukan permohonan pinjaman</a>, menghindari pajak, dan menjalankan <a href="https://www.theguardian.com/business/2009/jun/29/bernard-madoff-sentence">skema Ponzi</a> yang merugikan investor jutaan dolar. </p>
<p>Sebagai ahli <a href="https://hbl.tamu.edu/people/">ekonomi perilaku</a>, saya tertarik pada bagaimana uang memengaruhi manusia dalam membuat keputusan. Jika uang adalah faktor utama di balik kecurangan, mengapa orang kaya masih melanggar hukum untuk mencari keuntungan finansial?</p>
<p>Untuk mencari tahu apakah perbuatan curang didasari atas kebutuhan ekonomi atau sifat manusia, saya dan ekonom Billur Aksor mengadakan penelitian. Kami ingin mencari tahu peran uang dalam penipuan finansial.</p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167268119302148?via%3Dihub">Temuan riset</a> kami yang terbit dalam Journal of Economic Behavior & Organization Juli lalu menyimpulkan bahwa kecenderungan seseorang untuk berbuat curang tidak terkait kondisi ekonomi mereka. Baik orang kaya maupun miskin, dua-duanya bisa berbuat curang.</p>
<h2>Terisolasi sepenuhnya</h2>
<p>Untuk melakukan penelitian ini, kami menemukan tempat yang <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/0c06/e25f99c4a78b6723fd107eb13840ef2e4273.pdf">tidak biasa</a>–semacam cawan penelitian tempat orang-orang yang sudah merasakan kemakmuran dan paceklik: sebuah desa penghasil kopi terpencil dan terisolasi di dataran <a href="https://www.nbcnews.com/news/world/guatemala-s-erupting-volcano-fire-prompts-evacuations-n937796">gunung berapi Fuego</a> di Guatemala.</p>
<p>Selama tujuh bulan sebelum masa panen, para penduduk desa itu mengalami paceklik. Kemudian, selama lima bulan pada musim panen, desa ini relatif makmur. Tanpa bank atau bantuan pinjaman, para petani hanya mengandalkan pendapatannya setelah masa panen.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=335&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/286282/original/file-20190730-186819-attw3r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=421&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gunung berapai Fuego dan desa sekelilingnya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Guatemala-Volcano-of-Fire/bb8f0996ba9b41b8ae6a868eed9ce317/14/0">AP Photo/Santiago Billy</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>“Relatif”, karena saat musim panen pun desa-desa di Guatemala masih kesulitan mengakses layanan kesehatan, makanan, dan air bersih. Penduduk setempat mengaku memperoleh pendapatan US$ 3 (sekitar Rp42.000) per hari. Namun, setiap musim panen tiba, kondisi keuangan mereka sedikit membaik.</p>
<p>Para penduduk desa memiliki kondisi keuangan yang unik. Di sini kami bisa mempelajari sekelompok masyarakat yang sama pada saat makmur dan paceklik, sehingga faktor mitigasi-–tingkat stres, aktivitas fisik, <a href="https://theconversation.com/in-central-america-gangs-like-ms-13-are-bad-but-corrupt-politicians-may-be-worse-86113">ketidakstabilan domestik</a> dan lainnya–-akan tetap serupa untuk seluruh penduduk.</p>
<p>Karena hasil <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26958830">penelitian baru-baru ini</a> yang diadakan di 23 negara menunjukkan bahwa angka kecurangan yang terjadi di negara kaya dan miskin itu sama, maka kami tahu hasil studi ini tidak hanya <a href="https://www.econometricsociety.org/publications/econometrica/2019/07/01/preferences-truth-telling">menggambarkan Guatemala saja</a>.</p>
<h2>Menggulirkan dadu</h2>
<p>Kami pertama kali mengunjungi desa tersebut sebelum panen pertama, pada September 2017, ketika sumber pendapatan mereka benar-benar tidak ada. Kemudian kami datang kembali pada Desember, saat penjualan kopi secara signifikan meningkatkan pendapatan mereka.</p>
<p>Pada dua kunjungan itu, kami memainkan <a href="https://academic.oup.com/jeea/article/11/3/525/2300098">permainan sederhana</a> dengan 109 penduduk desa sebagai peserta. Para peserta memasukkan dadu ke dalam sebuah cangkir, kemudian dadu itu dikocok, lalu digulirkan. Kemudian peserta memberi tahu kami–-tanpa memperlihatkan pada kami-–angka yang keluar, dan mengocoknya lagi agar tidak ada orang lain yang melihat.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/286283/original/file-20190730-186809-9yqsor.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Setelah beberapa kali digulirkan, setiap sisi dadu memiliki kemungkinan muncul 16,67%</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/1102676027?src=Np5vPfvl34dxxS_AYO1tdg-1-2&studio=1&size=huge_jpg">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Permainan ini dirancang agar kami tidak tahu apakah peserta melaporkan hasilnya secara jujur.</p>
<p>Setiap peserta dibayar setara dengan 1 dolar untuk setiap nomor yang keluar. Jadi, apabila setelah dadu digulir, muncul angka 4, maka peserta tersebut akan mendapatkan 4 dolar, apabila angka yang muncul adalah 2, maka akan didapat 2 dolar. Kecuali untuk angka 6; dalam peraturan permainan ini 6 tidak ada nilainya.</p>
<p>Secara statistik, kami tahu ada tiga angka dengan bayaran paling tinggi – tiga, empat, dan lima – yang memiliki 50% kemungkinan muncul, begitu juga angka dengan bayaran kecil: satu, dua, dan enam.</p>
<p>Pada kedua kunjungan tersebut, 85% peserta mengaku menggulirkan angka dengan bayaran tinggi. Dari semua peserta, 50% peserta mengaku mendapat angka lima, yang merupakan angka tertinggi. Hampir tidak ada yang mengaku mendapat angka enam, yang tidak menghasilkan apa-apa.</p>
<p>Hasil ini mengindikasikan adanya kecurangan dengan skala besar, baik pada masa makmur dan paceklik. Sepertinya, kecurangan cenderung dilakukan bila orang merasa tidak akan ketahuan–-baik kaya maupun miskin. </p>
<h2>Kebaikan yang tidak terduga</h2>
<p>Setelah permainan putaran pertama selesai, Prof. Aksoy dan saya meminta peserta untuk kembali menggulirkan dadu. </p>
<p>Kali ini, angka yang didapat peserta akan menentukan bayaran untuk orang lain di desa itu. Di kota kecil, seperti desa ini, mereka bermain untuk membantu meningkatkan pendapatan teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja.</p>
<p>Pada putaran kali ini, angka dengan bayaran tinggi dilaporkan lebih sedikit dibandingkan dengan putaran pertama–-73% saat masa makmur dan 75% saat masa paceklik. Kecurangan masih terjadi, tetapi lebih sedikit. Pada putaran pertama, tingkat kecurangan hampir sama saat masa makmur dan paceklik.</p>
<p>Pola tersebut berubah saat peserta diminta untuk menggulirkan dadu untuk menentukan bayaran bagi orang asing–orang dari luar desa.</p>
<p>Pada Desember, saat masa makmur, peserta melapor angka dengan bayaran rendah dan tinggi sama-sama 50%-–sesuai dengan perkiraan statistik. Mereka tidak berbohong untuk keuntungan finansial orang asing. Namun, pada masa paceklik, 70% angka dengan bayaran tinggi dilaporkan, ini menunjukkan tingkat kecurangan mereka untuk membantu orang asing dan tetangga adalah sama.</p>
<p>Mengapa mereka rela melanggar aturan untuk seseorang sekalipun mereka sendiri sedang terpuruk?</p>
<p>Menurut kami, rasa empati penduduk desa meningkat saat masa paceklik; mereka memiliki kepedulian yang sama untuk orang lain seperti yang mereka lakukan untuk teman dan keluarganya.</p>
<h2>Dalam kaya maupun miskin</h2>
<p>Dua temuan terbesar kami–bahwa orang akan tetap mencurangi sistem tidak peduli saat kondisi keuangan mereka sedang baik atau buruk dan kebaikan untuk orang asing tidak bergantung dengan kekayaan–perlu diwaspadai. Ini hanya sebuah penelitian di satu negara.</p>
<p>Namun, peneliti di Thailand baru-baru ini mencapai suatu simpulan yang mirip dengan hasil penelitian kami dalam penelitian mereka kepada petani padi. Pada penelitian itu, para petani juga berbohong untuk keuntungan pribadi saat makmur dan paceklik.</p>
<p>Penelitian ini membuktikan bahwa kekayaan tidak banyak mempengaruhi kecurangan dibanding etika seseorang–yaitu apakah seseorang cenderung melakukan kecurangan atau tidak. </p>
<p>Kesimpulan ini sejalan dengan hasil studi baru-baru ini yang menyatakan seseorang yang melakukan tindakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022103109000365">anti-sosial</a> atau yang <a href="https://research.vu.nl/en/publications/rational-misbehavior-evaluating-an-integrated-dual-process-model-">melakukan kejahatan</a> memang mempunyai kecenderungan genetik untuk berlaku demikian.</p>
<p>Dalam kata lain, beberapa orang mungkin lahir dengan memiliki sifat berbuat curang. Kalau memang begitu, faktor lingkungan seperti kemiskinan dan kesempatan bukanlah penyebab kecurangan–ini hanya alasan saja untuk perilaku mereka yang buruk.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121636/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Marco A. Palma tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kenapa orang kaya pun berlaku curang dalam laporan pajak? Sebuah riset menemukan bawah sifat curang bisa jadi bawaan dari lahir.Marco A. Palma, Professor of Agricultural Economics and Director Human Behavior Laboratory, Texas A&M UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/999522018-07-16T01:25:03Z2018-07-16T01:25:03ZBlockchain, teknologi cerdas digital anti pencurian<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/227568/original/file-20180713-27024-jf9sl0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/media/716670244">NicoElNino/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/5qfeQljdNMCNqsZynYFB8G" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Teknologi digital melahirkan <a href="https://theconversation.com/teknologi-blockchain-untuk-mengawal-penerimaan-negara-dari-ppn-87021">blockchain</a>, sebuah sistem pembukuan besar yang terdistribusi dengan <em>password</em> terenkripsi sehingga data di dalamnya sulit diubah oleh orang lain. Pencatatan dilakukan oleh satu pihak, tapi data pencatatan itu disebar dalam jaringan yang memiliki akses teknologi ini. Semua orang punya data yang sama dan transparan. Nah ini membuat transaksinya lebih cepat dan aman. </p>
<p>Dengan teknologi blockchain, misalnya, buruh migran dari belahan bumi manapun bisa mentransfer uang gajinya kepada keluarganya di pedalaman. Semudah dan semurah seorang buruh mengangkat telepon atau mengirim pesan WhatsApp. Tak perlu antre di bank. Karena itu, penggunaan teknologi ini di bidang keuangan dituding akan mengancam kemapanan sistem keuangan yang dimediasi oleh bank.</p>
<p>Teknologi bisa juga digunakan untuk penyaluran dana bantuan sosial, juga untuk memastikan penjual barang menyetor <a href="https://theconversation.com/teknologi-blockchain-untuk-mengawal-penerimaan-negara-dari-ppn-87021">pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh konsumen disetor</a> ke rekening pemerintah. Blockchain pertama kali diterapkan pada mata <a href="https://theconversation.com/bitcoin-investasi-yang-sangat-spekulatif-waspadai-gelembung-keuangan-89174">uang virtual bitcoin</a>, yang mengundang kontroversi karena jenis mata uang ini dinilai tidak stabil. </p>
<p>Febrio Kacaribu, Kepala Kajian Makro Ekonomi dan Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, LPEM Universitas Indonesia, menjelaskan cara <a href="https://theconversation.com/global/topics/blockchain-11427">blockchain</a> bekerja dalam bidang keuangan. Teknologi ini juga bisa dipakai untuk bidang medis, <a href="http://www.eco-business.com/news/can-blockchain-save-indonesias-forests/">lingkungan</a>, dan <a href="https://sixcap.co/university-of-gadjah-mada-partner-six-capital-to-build-indonesias-blockchain-and-digital-economy/">bidang lainnya</a>. </p>
<p>Edisi ke-17 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Ikram Putra. Selamat mendengarkan!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/99952/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Dengan teknologi blockchain, misalnya, buruh migran dari belahan bumi manapun bisa mentransfer uang gajinya kepada keluarganya di pedalaman secepat mengirim pesan WhatsApp.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/892322017-12-19T10:07:17Z2017-12-19T10:07:17ZPsikologi di balik belanja Natal: trik pemasaran yang mendorong Anda keluar uang<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/199875/original/file-20171219-27541-12tnyyu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sudah, tidak usah berpikir. Belanja saja.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/2TLREZi7BUg">Heidi Sandstrom/Unsplash</a></span></figcaption></figure><p>Banyak orang memandang ilmu marketing alias pemasaran sebagai sebuah bentuk manipulasi, terutama menjelang Natal dan hari raya lainnya seperti: Paskah, Valentine, Hari Ibu, juga Hari Ayah. </p>
<p>Tapi para ahli pemasaran tidak sekadar mengakali pembeli. Lebih dari itu, mereka juga memahami dan memanfaatkan kekurangan bawaan manusia. </p>
<p>Berbekal begitu banyak riset psikologi dan sosiologi, mereka secara terselubung memberi kita izin untuk membeli, serta tidak berpikir masak-masak mengapa kita membeli barang itu.</p>
<p>Tidak berpikir di setiap waktu adalah cara paling efisien bagi kita dalam menjalani hidup. Berhenti berpikir itu menghemat tenaga, sehingga kita bisa hidup lebih mudah dengan merespon kecenderungan psikologis, norma sosial, dan ketidaksempurnaan kognitif umum kita.</p>
<p>Berikut ini beberapa kekurangan manusia yang dimanfaatkan pemasar untuk mendorong kita berbelanja.</p>
<h2>Efek kelangkaan</h2>
<p>Teori kelangkaan mengatakan, bila kita menganggap langka suatu benda tertentu, atau hanya tersedia dalam waktu singkat, kita akan lebih memikirkan benda itu. Hari Natal memiliki tenggat yang ketat, sehingga kita tak mampu menunda <a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.2753/MTP1069-6679200207">keputusan membeli</a>.</p>
<p>Kelangkaan <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0749597897927175">mempengaruhi kemampuan kita</a> untuk berpikir jernih dalam membuat keputusan, dan meningkatkan kesan kita bahwa suatu tawaran akan segera berakhir. Kita merasa ketinggalan jika tidak mengambil bagian dalam ritual Natal.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/wN5stC-EIW8?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Di tahun 2017? Tidak juga.</span></figcaption>
</figure>
<p>Kota Melbourne, misalnya, memiliki promosi tahunan <a href="http://www.shopthecity.com.au/">“Shop the City”</a> pada minggu pertama bulan Desember. Di situ, toko-toko besar menawarkan potongan harga yang hanya berlaku sehari. </p>
<p>Banyak toko juga menawarkan harga murah khusus Natal atau <a href="https://www.aesop.com/au/p/kits-travel/seasonal-gift-kits/regard/?gclid=EAIaIQobChMIubK41tOG2AIVlgYqCh1c_g4EEAQYAiABEgKcQfD_BwE&gclsrc=aw.ds">paket kado</a>, sering kali dengan “potongan harga” (yang juga “menggandakan” efek kelangkaan). Semua ini mendorong kita merespon efek kelangkaan dan merasakan sebuah keharusan untuk membeli barang yang biasanya kita abaikan.</p>
<p>Ingat, Natal bukanlah satu-satunya kesempatan untuk menunjukkan kepada orang lain seberapa sayang Anda pada mereka, atau menghabiskan waktu bersama keluarga. </p>
<p>Anda dapat membelikan hadiah untuk orang-orang kesayangan Anda kapan saja! Yang dilakukan pemasar sesungguhnya adalah memanfaatkan kecenderungan Anda untuk menghargai kelangkaan di tengah situasi pembenaran sosial untuk mendorong Anda agar berperilaku tertentu.</p>
<h2>Stimulus luar biasa</h2>
<p>Ketika kita dikepung stimulus yang dirancang untuk membuat kewalahan pemrosesan kognitif, kita cenderung tidak berpikir matang saat membuat keputusan. Ketika kita berjalan memasuki pusat perbelanjaan yang dihiasi hiasan, lagu, cahaya, dan suara Natal, kita akan mengalami sebuah bentuk <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/3919/5841f9dfba088f7673b376c1e05b971e9bbe.pdf">penipisan ego</a>. </p>
<p>Penipisan ego bukan berarti tiba-tiba Anda menjadi rendah hati dan bijak. Dalam psikologi, istilah ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang tidak selalu berpikir matang ketika ditempatkan dalam situasi stress.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/RXCEdrnaFlY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Pemasar tidak ingin Anda berpikir; mereka ingin Anda hanya merasakan keajaiban Natal.</span></figcaption>
</figure>
<p>Jadi semua bunyi, warna dan gerakan, bukan hanya upaya pusat perbelanjaan merayakan liburan. Semua itu juga merupakan teknik membuat Anda berpikir lebih tergesa-gesa, dan merespon sinyal emosional, seperti misalnya norma sosial, ketakutan akan tertinggal, dan ritual.</p>
<h2>Ketidakmampuan kita dalam meramal</h2>
<p>Penelitian psikologi mengatakan, manusia tidak terlalu mahir meramal masa depan. Atau mungkin kita cuma punya perasaan akurasi berlebihan dalam meramal masa depan—kita bergantung pada perasaan kita saat ini untuk meramalkan bagaimana perasaan kita terhadap sesuatu di waktu yang akan datang. Para psikolog menyebut hal ini ramalan perasaan.</p>
<p>Jadi, pada saat tertentu, hanya saat tertentu itu saja, kita membeli barang yang kita pikir akan kita butuhkan. Tetapi, kita mengabaikan semua barang lain yang telah kita beli, dan juga mengabaikan fakta bahwa barang-barang tersebut tidak menggembirakan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/4Y5GtaTrPHM?wmode=transparent&start=35" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Kami hanya ingin Anda menikmati Natal.</span></figcaption>
</figure>
<p>Ambil contoh makan siang atau makan malam saat Natal. Hanya sedikit orang yang mampu merencanakan berapa banyak makanan yang benar-benar diperlukan. Dan kita tak terlalu mahir dalam mengetahui berapa banyak yang kita akan makan (atau perlu makan). Kita menumpuk piring hingga tinggi, karena kita tidak benar-benar tahu seberapa banyak yang kita butuhkan (tapi tahu seberapa yang kita inginkan).</p>
<p>Sama halnya dengan kado. Sering kali kita tidak membuat rencana, sehingga lebih rentan terkena rayuan pemasar ketika dalam kondisi tertekan, buru-buru, dan sedang berusaha melakukan sepuluh hal secara bersamaan.</p>
<h2>Cara menahan godaan</h2>
<p>Kita boleh percaya bahwa kita adalah pribadi masing-masing, yang membuat keputusan tanpa dipengaruhi yang lain. Kita memilih apa yang kita inginkan dan kapan kita inginkan. Tetapi manusia adalah makhluk sosial, selaras, dan patuh. Kalau kita melihat “sesama kita” melakukan sesuatu, kita sering menganggap bahwa hal tersebut juga adalah sesuatu yang harus kita lakukan.</p>
<p>Jika lingkungan kita mengirim tanda bahwa inilah yang dilakukan orang di waktu Natal, maka kita merasa lebih mudah untuk patuh daripada melawan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/gmUW2pVAopc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Sulit melawan godaan liburan.</span></figcaption>
</figure>
<p>Natal adalah waktu yang sulit untuk berniat mengurangi konsumsi, tapi masih mungkin dilakukan. Anda perlu komitmen terhadap gagasan perlawanan, kemudian kemauan untuk mempraktikkan perlawanan itu setiap waktu (semakin sering kita melakukan sesuatu, semakin mudah). </p>
<p>Yang terpenting, kita perlu mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang akan membantu kita, atau paling tidak, tidak akan merusak upaya perlawanan kita.</p>
<p>Hal ini tidak berarti Anda harus mengasingkan diri dari masyarakat, melainkan menerima kenyataan bahwa Anda mudah terpengaruh, ditipu, terpancing dan dirayu, dan sedang berupaya menghindari hal-hal tersebut.</p>
<p>Pusatkan perhatian pada makna Natal—waktu berkumpul bersama keluarga dan teman, mencoba makanan baru, makan buah yang sedang musim-ketimbang menyerah pada dorongan menghabiskan uang yang kelihatannya wajib dilakukan di Hari Natal.</p>
<p>Berilah kado jika mau, tetapi pikirkan juga apa yang mendorong Anda membeli hadiah tersebut. Dengan pengetahuan ini, Anda mungkin dapat membuat pilihan yang lebih baik.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/89232/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Paul Harrison menerima dana dari Consumer Action Law Centre, Australian Securities and Investment Commission, Australian Communications Consumer Action Network, Department of Health (Vic), Monash Health dan European Journal of Marketing. Dia juga merupakan direktur Telecommunications Industry Ombudsman.</span></em></p>Tidak sekadar mengakali pembeli, para ahli pemasaran juga memahami dan memanfaatkan kekurangan bawaan manusia.Paul Harrison, Director, Centre for Employee and Consumer Wellbeing; Senior Lecturer, Deakin Business School, Deakin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/870152017-12-08T11:05:33Z2017-12-08T11:05:33ZApakah ‘tanda terima kasih’ korupsi? Memahami konsep korupsi yang bermakna jamak<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/197955/original/file-20171206-896-1ufqtff.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">shutterstock</span> </figcaption></figure><p>Selama ini gerakan antikorupsi di Indonesia dan dunia berpegang pada pendekatan rasionalis. Pendukung pendekatan ini percaya bahwa keberadaan demokrasi, budaya organisasi dan tata kelola yang baik yang berkembang di negara-negara Barat dapat menekan korupsi. Pendekatan ini juga melihat korupsi sebagai permasalahan moral dalam masyarakat. </p>
<p>Korupsi jamak dikonstruksikan sebagai “<a href="http://www.jstor.org/stable/24357767">kanker</a>”, “<a href="http://www.observer.ug/component/content/article?id=34145:-corruption-is-now-ugandas-aids-says-us-envoy-">AIDS</a>” maupun “<a href="https://timesofindia.indiatimes.com/Corruption-the-root-cause-of-all-evils/articleshow/1859398.cms">iblis</a>” yang merusak moral masyarakat dan mencuri kesejahteraan dari si miskin. </p>
<p>Namun pengkonstruksian makna “korupsi” semacam ini perlu dicermati. Seiring dengan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember, kita perlu mengkritisi suara pihak yang dominan dalam pendefinisian korupsi dan bagaimana antikorupsi kemudian diartikulasikan ke dalam sebuah gerakan. </p>
<p>Skandal-skandal seperti <a href="https://www.icij.org/investigations/paradise-papers/">Paradise Papers</a>, dan sebelumnya <a href="https://panamapapers.icij.org/">Panama Papers</a>, serta kasus <a href="http://edition.cnn.com/2013/07/02/us/enron-fast-facts/index.html">Enron</a> dan <a href="http://www.theage.com.au/interactive/2016/the-bribe-factory/day-1/the-company-that-bribed-the-world.html">Unaoil</a>, menunjukkan bahwa negara-negara yang dianggap memiliki pencapaian demokrasi yang lebih matang, budaya, etos kerja, dan tata kelola terbaik pun, tak kebal dari perilaku korup. </p>
<h2>Alat kekuasaan</h2>
<p>Ekonom <a href="https://www.theguardian.com/commentisfree/2016/may/12/anti-corruption-summit-us-united-kingdom-tax-havens">Jeffrey Sachs</a> menyerukan, jika dunia ingin terbebas dari korupsi mulailah dengan Inggris dan Amerika Serikat, karena mereka pun memiliki “budaya korupsi” dengan membiarkan korupsi terjadi secara terang-terangan. Keberadaan suaka pajak yang legal pada hakikatnya memudahkan orang kaya menghindari membayar pajak. </p>
<p>Gerakan antikorupsi global sering menghadapi kesulitan dalam mendorong perubahan perilaku. Sebabnya, gerakan antikorupsi global terlalu didominasi oleh ide-ide dari kalangan elite antikorupsi dari negara-negara Barat. Dominasi ini cenderung meminggirkan suara mereka yang paling terkena dampak dari gerakan tersebut, yaitu kelompok marjinal. </p>
<p>Bagi <a href="https://dash.harvard.edu/bitstream/handle/1/31886532/14ConnJIntlL455.pdf?sequence=1">David Kennedy</a>, Profesor hukum dari Harvard, konsep antikorupsi lebih tepat dilihat sebagai alat untuk mengendalikan mereka yang bermain di luar kesepakatan para pihak yang berkuasa.</p>
<p>Antikorupsi juga menciptakan stigma terhadap sistem ekonomi dan politik lokal yang berbeda dari dengan sistem ekonomi negara-negara Barat. Stigma bahwa sistem ekonomi dan politik lokal ini lebih inferior ketimbang sistem dan politik negara Barat, menurut Kennedy, berdampak pada semakin timpangnya kekuatan antara negara-negara di dunia. </p>
<p>Kennedy juga mengkritik praktik antikorupsi yang memandang korupsi sebagai permasalahan akut <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/pad.1604/full">moral</a> yang menjangkiti seluruh sektor dan lapisan di masyarakat. Cara memandang korupsi sebagai permasalahan moral mengabaikan kondisi masyarakat pasca-kolonial seperti Indonesia yang tak dapat dipisahkan dari konteks sejarah, proses perubahan sistem politik, ekonomi, dan dinamika sosial budayanya. </p>
<p>Pendapat Kennedy ini selaras dengan pemikiran <a href="http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/21/12150061/Menilik.Pemikiran.Kartini.tentang.Korupsi.?page=all">Kartini</a>, tokoh perempuan Indonesia di masa pendudukan Belanda. Ia mengungkap hal serupa tatkala ia menuliskan bagaimana korupsi yang ada pada zamannya adalah kombinasi dari tekanan ekonomi, sistem pemerintahan yang masih jauh dari ideal dan ekspektasi sosial masyarakat. </p>
<p>Tantangan yang sama masih dihadapi oleh Indonesia di masa sekarang. Sebagaimana dilaporkan <a href="http://documents.worldbank.org/curated/en/267671467991932516/Indonesias-rising-divide">Bank Dunia</a>, penurunan kemiskinan melambat sementara ketimpangan ekonomi semakin lebar. Di sisi lain, <a href="http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14672715.2015.1079991">pengelolaan sektor publik</a> masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang tidak secara mudah dapat dikaitkan dengan moralitas individu.</p>
<h2>Industri antikorupsi</h2>
<p>Secara global antikorupsi telah menjadi industri yang bernilai lebih dari <a href="https://web.hku.hk/%7Ebmichael/publications/Germany%20Waves%20Paper.pdf">US$5 miliar</a>. Seminar-seminar dan workshop terkait antikorupsi dan tata kelola diselenggarakan tak cuma di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia. </p>
<p>Beragam pakta dan konvensi telah dilahirkan seperti <a href="https://www.coe.int/en/web/conventions/full-list/-/conventions/treaty/173">Council of Europe Criminal Law Convention and Protocol on Corruption</a>, <a href="https://au.int/en/treaties/african-union-convention-preventing-and-combating-corruption">African Union Convention on Preventing and Combating Corruption</a>, <a href="https://www.unodc.org/unodc/en/treaties/CAC/">UN Convention Against Corruption</a>, dan OECD Anti-Bribery Convention. </p>
<p>Pada tataran organisasi—publik maupun swasta—telah hadir pula bermacam instrumen antikorupsi dalam bentuk kurikulum pendidikan, berbagai modul, buku saku, hingga <a href="http://www.tribunnews.com/video/2016/09/20/australia-sumbang-permainan-anti-korupsi-buat-anak-anak-di-surakarta">permainan anak-anak</a>. </p>
<p>Pada 2001 <a href="http://www.lse.ac.uk/internationalDevelopment/pdf/WP/WP18.pdf">Tara Polzer</a> menulis gerakan antikorupsi global yang digawangi oleh badan internasional seperti Bank Dunia dan Transparansi Internasional tak lepas dari keputusan para pemimpin di dalam badan terkait dan kondisi perpolitikan dunia di akhir era 1990-an. </p>
<p>Bank Dunia, yang fungsinya menghimpun dana dari negara-negara maju untuk membiayai pembangunan negara miskin dan berkembang, saat itu ditekan oleh negara-negara maju pemberi donor sehubungan dengan krisis ekonomi Asia di akhir dekade 90-an. Negara-negara donor menyoroti korupsi yang dilakukan oleh elite politik di negara-negara berkembang dan ingin dana mereka dikelola dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan. </p>
<p>Ini berimbas pada perubahan strategi Bank Dunia. Badan ini kemudian masuk ke ranah pemberantasan korupsi di negara-negara peminjam, sesuatu yang awalnya dianggap sebagai ranah politik domestik dan terlarang bagi lembaga keuangan internasional tersebut. </p>
<p>Gerakan antikorupsi kemudian begitu menggebu-gebu dilancarkan, tanpa sikap kritis, sebagai <a href="https://news.detik.com/berita/3014458/johan-budi-hadiahi-dosen-saat-lulus-ujian-itu-gratifikasi">gerakan yang menyasar nilai-nilai bermasyarakat</a> dan sistem pengelolaan negara secara keseluruhan yang dianggap “primitif” atau mengalami “distorsi”. </p>
<p>Di sisi lain, antikorupsi tak jarang menjadi salah sasaran. Misalnya, dalam kasus-kasus korupsi terkait pengadaan barang dan jasa semangat antikorupsi justru berujung pada <a href="http://www.birokratmenulis.org/menolak-kriminalisasi-pbj/">kriminalisasi</a> hal-hal yang tak cukup syarat untuk digolongkan sebagai tindakan korupsi. </p>
<h2>Perlunya pendekatan alternatif</h2>
<p>Menyadari kelemahan-kelemahan di atas, telah muncul pendekatan-pendekatan alternatif yang bertujuan memahami bagaimana korupsi dimaknai oleh individu terkait, bukan lagi dari kacamata “orang luar”. </p>
<p>Contohnya, <a href="http://cer-staging.thomas-paterson.co.uk/sites/default/files/publications/attachments/pdf/2011/e246_unwritten_rules-2203.pdf">studi etnografis di Rusia</a> mengupas bagaimana praktik Blat yang dikategorikan sebagai nepotisme oleh gerakan antikorupsi ternyata dipandang sebagai hubungan sosial biasa bahkan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat lokal, tanpa ada nuansa kemerosotan moral di dalamnya. Lebih jauh lagi, praktik Blat sebagai sebuah peraturan tidak tertulis ternyata memiliki mekanisme sendiri dalam menutupi tidak efektifnya peraturan-peraturan tertulis. </p>
<p>Sementara itu, <a href="http://www.brill.com/corruption-empty-signifier">studi korupsi di Tanzania</a> mengungkap bahwa gerakan antikorupsi telah melahirkan beragam peraturan perundangan yang secara konsep bertujuan mendorong emansipasi masyarakat yang lemah. Namun, peraturan perundangan antikorupsi ini pada saat yang sama menekan masyarakat lemah. Justru lewat praktik-praktik yang lazim disebut korupsi, komunitas marjinal mendapatkan akses ke layanan publik dan menikmati re-distribusi pendapatan. Ini mirip dengan keberadaan <a href="https://boris.unibe.ch/58286/">“uang lelah” dan “uang rokok”</a> di Indonesia.</p>
<p><a href="https://minerva-access.unimelb.edu.au/handle/11343/129136">Disertasi saya</a> juga mengungkap hal senada yaitu bahwa gerakan antikorupsi global cenderung mengabaikan pemaknaan alternatif yang begitu kuat mengakar ke dalam identitas individu terkait. Memberikan uang atau benda sebagai “tanda terimakasih” yang dianggap korupsi oleh gerakan antikorupsi, di masyarakat banyak dimaknai sebagai perwujudan balas budi maupun rasa tanggung-jawab sosial. </p>
<h2>Antikorupsi ke depan</h2>
<p>Fenomena korupsi perlu dipahami secara kontekstual. Korupsi pada tataran birokrasi di konteks masyarakat yang mengalami transisi layaknya dipandang sebagai <a href="http://www.brill.com/corruption-empty-signifier"><em>growing pains</em></a>, sebuah nyeri bertumbuh yang akan hilang seiring dengan meningkatnya pendidikan dan pemerataan kesejahteraan. </p>
<p>Saat ini segelintir pendekatan rasionalis juga mulai mempertanyakan anggapan bahwa korupsi buruk untuk pertumbuhan. Beberapa negara yang belum memiliki tata kelola yang ideal justru <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305750X09001193">bertumbuh karena “korupsi”</a>. Di beberapa <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S106294081500100X">negara-negara Asia Pasifik</a>, “korupsi” justru baik untuk pertumbuhan ekonomi. </p>
<p>Temuan-temuan ini tak perlu dilihat sebagai pembelaan atas korupsi, melainkan sebagai catatan bahwa setiap perekonomian memiliki mekanisme bertumbuh yang berbeda-beda. Korupsi yang sering dipandang sebagai rintangan pertumbuhan dapat ditangani lewat perumusan masalah dan penjabaran solusi yang lebih peka terhadap konteks.</p>
<h2>Korupsi sebagai konstruksi sosial</h2>
<p>Sosiolog Mark Granovetter menulis bahwa yang dinamakan korupsi dan bukan korupsi bergantung pada posisi dan kepentingan individu terkait. </p>
<p>Korupsi memiliki pemaknaan subjektif yang rentan bertentangan dengan definisi resmi. Ini menuntut dibukanya ruang pada pemaknaan alternatif karena sering kali pemaknaan alternatif inilah yang menjadi sandungan dalam penerapan instrumen antikorupsi di banyak situasi. Istilah “uang transport”, “rezeki”, hingga “infak”, perlu dimaknai dari sudut pandang individu terkait sehingga solusi yang beresonansi dapat dicapai. </p>
<p>Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengakui eksistensi pemaknaan tersebut kemudian memikirkan bagaimana mengelolanya secara atentif, bukan dismisif. Berbagai perbuatan yang saat ini dikelompokkan dalam keranjang besar “korupsi” perlu dipilah lagi dan dikenali akar penyebab dan solusinya secara terpisah dengan melihat konteks ekonomi, sosial-budaya dari perbuatan tersebut.</p>
<p>Kontekstualisasi antikorupsi bukan upaya pembelaan atas korupsi, tapi sebuah upaya untuk meningkatkan rasa kepemilikan dan efektivitas dari gerakan ini. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Dunia Ketiga perlu mencermati pengadopsian konsep-konsep yang dianggap universal agar tidak menciptakan masalah-masalah sosial baru dengan mengalienasi identitasnya sendiri demi memperjuangkan ide-ide abstrak yang tidak berpijak pada nilai-nilai kehidupan bermasyarakat seperti <a href="https://www.localfutures.org/the-march-of-the-monoculture/">resiprositas dan interdependensi</a>. </p>
<p>Upaya ini boleh jadi dipandang sebagai pendekatan yang radikal atau bahkan aneh dalam merumuskan kembali gerakan antikorupsi. Meski demikian, sebuah keanehan tidaklah perlu ditakuti asalkan memiliki landasan berpikir yang kuat dan terlegitimasi. Lebih pentingnya lagi, upaya ini bertujuan agar antikorupsi tak menjadi slogan kosong yang tak mempunyai dampak nyata pada perilaku sehari-hari.</p>
<hr>
<p><em>Catatan Editor: Versi sebelumnya dari artikel ini salah menulis nilai industri antikorupsi. Kesalahan ini telah diperbaiki.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/87015/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kanti Pertiwi is a recipient of the Prime Minister's Australia - Asia Awards for her PhD research</span></em></p>Apakah korupsi memiliki makna tunggal? Beberapa peneliti sosial berargumen korupsi adalah konstruksi sosial yang pemaknaannya saat ini didominasi oleh elite antikorupsi dari negara-negara Barat.Kanti Pertiwi, Lecturer, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.