Menu Close

Bagaimana obat nuklir dapat mengobati kanker prostat

Kanker prostat telah menjadi salah satu penyakit tidak menular paling mematikan di kalangan laki-laki.

Ada sekitar 1,4 juta kasus baru kanker prostat di seluruh dunia pada 2020. Di Indonesia, ada sekitar 13.000 kasus baru kanker protastat dan kematian karena kanker tersebut mencapai sekitar 4.800 kasus. Di negeri ini, usia rata-rata penderita kanker prostat adalah 67,18 tahun.

Masalahnya, sekitar 60% orang datang untuk berobat ketika sudah pada stadium tinggi (stadium 4) atau stadium lanjut. Sehingga harapan hidup pasien penderita penyakit kanker prostat ini semakin kecil.

Penelitian kami, yang termasuk dalam Prioritas Riset Nasional (PRN), mengembangkan suatu obat nuklir yang spesifik untuk mendeteksi dan mengobati kanker prostat yaitu obat nuklir injeksi Lutesium-177-Prostate Specific Membrane Antigen-617 (Lu-177-PSMA-617). Pada permukaan sel kanker prostat ditemukan suatu protein yang jumlahnya banyak bernama PSMA. Protein PSMA ini digunakan sebagai target dalam pengobatan kanker prostat.

Salah satu kelebihan obat nuklir ini adalah cairan injeksi hanya akan mengobati sel-sel kanker prostat, tanpa mengakibatkan efek berbahaya pada sel-sel sehat atau normal.

Kelemahan pengobatan kanker konvensional

Risiko seseorang bisa terkena kanker prostat akan meningkat saat laki-laki berusia 45 tahun ke atas dengan riwayat kanker prostat di keluarganya dan faktor genetik.

Dari data statistik penyakit kanker terbitan Global Cancer Statistics, kanker prostat tercatat sebagai kanker dengan jumlah kasus terbanyak keempat di seluruh dunia. Kanker jenis ini banyak diderita oleh kaum laki-laki dengan urutan kedua setelah kanker paru.

Angka ini menunjukkan bahwa banyak jiwa yang akan diselamatkan dengan adanya suatu metoda deteksi dini dan pengobatan penyakit yang spesifik dan efektif.

Selain dapat mengobati, obat nuklir ini merupakan metode spesifik dan sensitif untuk mendeteksi kanker prostat karena kanker prostat yang menyebar di dalam tubuh berukuran sangat kecil dan sulit untuk dideteksi. Obat nuklir ini mampu mendeteksi kanker prostat ini dan memberikan hasil yang lebih akurat.

Deteksi penyakit kanker prostat biasanya terdiri dari pemeriksaan kadar protein PSA, rektal digital (digital rectal examination) dan USG (ultrasonography).

Pemeriksaan atau tes darah dilakukan dengan memeriksa kadar protein PSA (prostate specific antigen) di laboratorium. Pemeriksaan rektal digital biasanya dengan colok dubur. USG transrektal atau USG melalui anus biasanya dilakukan dokter jika hasil dari dua tes lainnya, PSA dan rektal digital, menunjukkan hasil yang menjurus kepada kanker prostat.

Pengobatan kanker prostat ini biasanya adalah kemoterapi, operasi, dan radiasi. Metode-metode pengobatan ini diketahui merupakan cara pengobatan yang konvensional dan pilihan utama untuk membunuh sel kanker.

Namun, ketiga jenis pengobatan ini memiliki efek samping dan bahaya terhadap bagian (jaringan) tubuh yang sehat.

Kemoterapi adalah jenis terapi untuk mengobati kanker, dengan menggunakan obat-obatan, yang bisa mematikan sel kanker pasien penderita kanker.

Kemoterapi biasanya terdapat dalam beberapa bentuk, seperti pil atau cairan yang bisa langsung ditelan, cairan infus, hingga suntikan. Namun, pengobatan dengan metode ini tidak dapat membedakan antara sel kanker dan sel sehat.

Obat nuklir sebagai solusi

Obat nuklir Lu-177-PSMA-617 ini terdiri dari molekul kecil peptida PSMA-617 dan radioisotop Lu-177. Peptida PSMA-617 ini dapat menarget dan berikatan dengan protein PSMA di permukaan sel kanker prostat. Sedangkan radioisotop Lu-177 memiliki sifat nuklir yaitu memancarkan partikel beta minus(β-) yang sifat radiasinya menghasilkan efek terapi yang dapat merusak atau membunuh sel kanker.

Selain itu, Lu-177 memancarkan foton atau sinar gamma (γ) yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosa melalui pencitraan (menghasilkan suatu gambar) di bidang kedokteran nuklir yaitu Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

Bagaimana mekanisme Lu-177-PSMA-617 di dalam tubuh setelah diberikan ke pasien kanker prostat secara penyuntikan melalui pembuluh darah vena?

Mekanisme Lu PSMA. Author provided

Ibarat kunci dan gembok, peptida PSMA-617 sebagai kunci hanya dapat berikatan kuat dengan gemboknya yaitu protein PSMA yang jumlahnya banyak ditemukan pada kanker prostat.

Struktur molekul PSMA-617 memungkinkan untuk mengikat atau menggandeng radioisotop Lu-177. Sehingga, radioisotop Lu-177 yang terikat PSMA-617 hanya akan menghancurkan dan mematikan sel kanker prostat saja melalui pancaran radiasinya.

Posisi Lu-177-PSMA-617 di dalam tubuh juga dapat dimonitor dengan teknik scan atau pencitraan nuklir SPECT.

Tantangan dan rekomendasi

Salah satu kendala terbesarnya adalah obat nuklir Lutesium-177-PSMA-617 ini di Indonesia hanya dapat didapatkan melalui impor.

Hanya sedikit rumah sakit seperti Rumah Sakit Siloam yang memberikan pelayanan pemeriksaan PSMA-targeted imaging untuk pasien kanker prostat.

Oleh karena itu, kami dari Pusat Riset Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRTRR-BRIN) meneliti dan mengembangkan obat nuklir PSMA ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor.

Hasil dari penelitian ini dapat memproduksi obat nuklir Lu-177-PSMA-617 untuk pasien penderita kanker prostat di Indonesia sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan dan angka harapan hidup masyarakat Indonesia.

Kementerian Kesehatan dan fakultas kedokteran perlu meningkatkan pengetahuan para dokter dan masyarakat mengenai manfaat dari obat nuklir ini untuk mendeteksi dan terapi kanker prostat. Rumah sakit perlu mengadopsi metode obat nuklir ini untuk meningkatkan tingkat kesembuhan dalam pengobatan kanker prostat.


Penulis adalah alumni pelatihan The Conversation bekerja sama dengan Research and Innovation in Science and Technology Project (RISET-Pro) Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now