Kesenjangan dan ketidakmerataan pembangunan pada dasarnya terjadi sejak jaman pemerintahan Orde Baru
L’expertise universitaire, l’exigence journalistique
Articles sur Kalimantan
Ensemble des articles
Masyarakat adat di Kalimantan mengaitkan virus corona dengan kehidupan modern, bukan dengan perburuan tradisional mereka.
Bahan bakar ramah lingkungan berpotensi menurunkan emisi, tapi belum tentu ramah lingkungan dan sosial.
Manusia bukan satu-satunya spesies yang menggunakan anggota tubuh atau gestur sebagai cara berkomunikasi.
Pemerintahan Jokowi merestorasi lahan gambut sejak 2016. Namun, kebakaran hutan dan lahan gambut tetap terjadi di area yang sudah direstorasi. Apa penyebabnya?
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa petani dapat memperoleh manfaat ekonomi dari kelapa sawit. Namun, mereka juga bisa dirugikan oleh komoditas ini.
Pemerintah dilaporkan telah menyisihkan 180.000 hektar lahan untuk pembangunan ibukota baru di Kalimantan Timur.
Secara yuridis, banyak yang harus dipersiapkan pemerintah dalam memindahkan ibu kota.
Putusan MA yang menolak kasasi dari Presiden Jokowi dan pemerintahannya seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki tata kelola hutan di Indonesia.
Konsep titik tengah yang digunakan pemerintah dalam rencananya memindah ibu kota ini tidak tepat karena konteks Indonesia yang memiliki sistem perkotaan yang organik.
Kalimantan, baik Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Timur, merupakan wilayah yang lebih aman dari bencana alam dibanding Jakarta.
Rencana pemerintah kurang matang karena logika di balik dua alasan yang dipakai untuk memindahkan ibu kota ke luar Jakarta–pemerataan dan daya dukung Jakarta–masih lemah.
Babi berjanggut memegang peran penting dan juga simbolis dalam ekosistem hutan di Pulau Kalimantan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyerukan pemilik konsesi, LSM, pemerintah, dan akademisi untuk bekerja sama melindungi orang utan. Apa ini cukup?
Wallacea, di Indonesia bagian tengah, adalah area yang penuh keajaiban, sebuah laboratorium hidup untuk mempelajari evolusi.
Les contributeurs les plus fréquents
-
Head of Business and Human Rights at Norwegian Centre for Human Rights, University of Oslo
-
Professor, Crawford School of Public Policy, Australian National University
-
Reader in Anthropology, Brunel University London
-
Professor of Conservation Biology, Universitas Indonesia
-
Senior Researcher, SMERU Research Institute
-
Lecturer in Biology, Universitas Nasional
-
Directeur de recherche, interactions bioculturelles, Institut de recherche pour le développement (IRD)
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Researcher, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)
-
Researcher and consultant on sustainability transition, Wageningen University
-
Peneliti Geo-Arkeologi di Pusat Penelitian Geoteknologi, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Kepala Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Lembaga Demografi FEB UI
-
Dosen Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Trisakti University
-
Constitutional Law Lecturer at Faculty of Law University of Bengkulu, Alumnus Pasca-Sarjana Fak Hukum, Universitas Bengkulu
-
Lecturer of Faculty of Biology, Universitas Nasional
