tag:theconversation.com,2011:/ca-fr/topics/letusan-gunung-berapi-43682/articlesLetusan gunung berapi – La Conversation2022-06-15T04:30:44Ztag:theconversation.com,2011:article/1755222022-06-15T04:30:44Z2022-06-15T04:30:44ZSelain peningkatan suhu bumi, perubahan iklim juga perburuk risiko erupsi vulkanik, tsunami, hingga gempa<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/468678/original/file-20220614-12-zt8v11.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">(Shutterstock)</span> </figcaption></figure><p>Erupsi gunung berapi bawah laut yang luar biasa di Tonga, sebelah selatan Samudra Pasifik pada awal tahun lalu, memicu <a href="https://www.reuters.com/business/environment/tonga-volcano-generates-tsunami-us-tsunami-monitor-said-2022-01-15/">tsunami</a> yang menjangkau berbagai negara di sekitarnya. Tsunami ini juga mengakibatkan <a href="https://apnews.com/article/oil-spills-business-tonga-peru-trending-news-3a92a17e2101945afcb22f5eb5bfb2ad?utm_campaign=SocialFlow&utm_source=Twitter&utm_medium=AP">bencana tumpahan minyak</a> di sepanjang 21 pantai di Peru.</p>
<p>Di Tonga, gelombang pasang setinggi 2 meter sempat tercatat sebelum merusak alat pengukur permukaan laut. <a href="https://twitter.com/ConsulateKoT/status/1483384039826464768/photo/1">Sementara, gelombang setinggi 15 meter</a> menghantam pantai barat Tongatapu, ‘Eua, dan Kepulauan Ha'apai. Aktivitas gunung berapi seperti di Tonga dapat berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tetapi sulit untuk memprediksi apakah atau kapan akan ada letusan kuat lainnya.</p>
<p>Sementara, tsunami umumnya disebabkan oleh gempa bumi. Namun, <a href="http://tsunami.org/what-causes-a-tsunami/">cukup banyak juga (15%) gelombang pasang</a> yang dipicu oleh longsor di laut ataupun gunung api. </p>
<p>Artinya, penyebab-penyebab tersebut terkadang saling berhubungan. Misalnya, tsunami bisa muncul akibat longsor di laut, yang sebelumnya dipicu oleh gempa ataupun erupsi gunung api.</p>
<p>Apakah <a href="https://www.un.org/en/climatechange/what-is-climate-change">perubahan iklim</a> juga berperan dalam kejadian ini? </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1482437044785889286"}"></div></p>
<p>Saat bumi menghangat, kita <a href="https://www.usgs.gov/faqs/how-can-climate-change-affect-natural-disasters">semakin sering melihat</a> badai ataupun siklon yang hebat, gletser dan tutupan es yang meleleh, hingga peningkatan muka air laut. Patut diingat bahwa perubahan iklim bukan hanya berdampak pada atmosfer maupun lautan, tapi juga lempeng bumi.</p>
<p><a href="https://www.reuters.com/article/us-climate-geology-idUSTRE58F62I20090916">Perubahan geologi yang dipengaruhi oleh iklim</a> dapat meningkatkan kejadian gempa bumi dan letusan gunung berapi. Akibatnya, risiko tsunami menjadi semakin tinggi. Ada lima mekanisme yang menjadi penyebabnya.</p>
<h2>1. Kenaikan muka air laut</h2>
<p>Peneliti memprediksi apabila emisi gas rumah kaca terus meningkat, muka air laut rata-rata global <a href="https://www.ipcc.ch/srocc/chapter/chapter-4-sea-level-rise-and-implications-for-low-lying-islands-coasts-and-communities">akan naik</a> sekitar 60 cm hingga 1,1 m. <a href="https://www.un.org/sustainabledevelopment/wp-content/uploads/2017/05/Ocean-fact-sheet-package.pdf">Hampir dua pertiga</a> kota-kota di seluruh dunia, dengan total populasi sekitar lima juta jiwa, akan terimbas kejadian tersebut.</p>
<p>Kenaikan muka air laut bukan hanya membuat penduduk pesisir kian rentan mengalami banjir akibat badai, tapi juga tsunami. Proyeksi kenaikan minimum muka air laut secara signifikan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas luapan air saat tsunami terjadi. Jangkauan gelombang pasang bisa menjadi sangat jauh ke arah daratan.</p>
<p><a href="https://www.science.org/doi/10.1126/sciadv.aat1180">Studi pada 2018</a> memprediksi kenaikan setengah meter muka air laut akan membuat frekuensi gelombang pasang di Macau, Cina berlipat ganda. Artinya, di masa depan, tsunami kecil bisa memiliki dampak yang setara dengan tsunami besar saat ini. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1483741932970983428"}"></div></p>
<h2>2. Longsor</h2>
<p>Iklim yang memanas dapat meningkatkan risiko longsor yang tak hanya terjadi di daratan, tapi juga di bawah air. Karena itulah risiko tsunami lokal juga bisa meningkat.</p>
<p><a href="https://www.nrdc.org/stories/permafrost-everything-you-need-know">Tanah beku (<em>permafrost</em>)</a> yang mencair di dataran tinggi dapat mengurangi stabilitas tanah sehingga erosi dan longsor bisa terjadi kapanpun. Risiko ini bisa kian parah [apabila hujan lebat terjadi], yang kemungkinannya semakin tinggi di tengah iklim yang berubah.</p>
<p><a href="https://www.usgs.gov/faqs/how-do-landslides-cause-tsunamis#:%7E:text=Tsunamis%20are%20large%2C%20potentially%20deadly,a%20result%20of%20submarine%20earthquakes.&text=Tsunamis%20can%20be%20generated%20on,a%20rapidly%20moving%20underwater%20landslide.">Tsunami dapat terjadi</a> sebagai akibat dari longsoran yang runtuh ke air, ataupun karena air yang bergerak karena longsor di laut.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/waves-from-the-tonga-tsunami-are-still-being-felt-in-australia-and-even-a-50cm-surge-could-knock-you-off-your-feet-175056">Waves from the Tonga tsunami are still being felt in Australia – and even a 50cm surge could knock you off your feet</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Efek tsunami akibat longsor ataupun batuan yang jatuh secara cepat memang tidak sebesar apabila disebabkan oleh gempa bumi. Tapi, kawasan di sekitarnya tetap saja mengalami dampak yang tak kecil.</p>
<p>Di Alaska, Amerika Serikat (AS), runtuhnya gletser ataupun melelehnya <em>permafrost</em> mengakibatkan lereng-lereng semakin tak stabil. Pada 2015, kejadian tersebut mengakibatkan longsor yang menjatuhkan 180 juta ton batuan ke <em>fjord</em> (semacam perairan yang diapit ngarai) dan menyebabkan <em>megatsunami</em> setinggi <a href="https://www.nature.com/articles/s41598-018-30475-w">193 meter</a> – salah satu gelombang pasang tertinggi di dunia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/441884/original/file-20220121-8856-1regaso.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Para ilmuwan menyurvei kerusakan akibat <em>megatsunami</em> di Taan Fiord yang terjadi pada Oktober 2015 setelah tanah longsor besar-besaran.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Peter Haeussler, United States Geological Survey Alaska Science Center/Wikimedia</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kawasan lainnya yang berisiko adalah <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0921818121000849">bagian barat laut di Provinsi British Columbia, Kanada</a>, dan <em>fjord</em> Barry Arm di Alaska. <a href="https://dggs.alaska.gov/hazards/barry-arm-landslide.html">Lereng pegunungan yang tak stabil</a> di pinggiran gletser Barry Arm, misalnya, berpotensi runtuh dan <a href="https://www.woodwellclimate.org/wp-content/uploads/2020/05/Letter-to-Stakeholders_-Barry-Arm-Landslide-Final.pdf">menimbulkan tsunami hebat</a> pada 20 tahun mendatang.</p>
<h2>3. Runtuhnya gunung dan lapisan es</h2>
<p>Pemanasan global mempercepat <a href="https://www.businessinsider.com.au/chasing-ice-glacier-calving-climate-change-2014-10?r=US&IR=T">keruntuhan gunung es</a> –- ketika bongkahan es yang sangat besar jatuh ke laut.</p>
<p>Studi memprediksi lapisan es besar, seperti Gletser Thwaites di Antarktika, <a href="https://news.climate.columbia.edu/2021/12/17/crucial-antarctic-glacier-likely-to-collapse-%20jauh%20lebih%20cepat%20dari%20perkiraan,">bakal runtuh</a> sekitar 5-10 tahun ke depan. Lapisan es di Greenland juga telah <a href="https://climate.nasa.gov/news/3062/warming-seas-are-accelerating-greenlands-glacier-retreat/">menipis dan terus berkurang</a> dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Gunung es di dekat kapal" src="https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/441878/original/file-20220121-8497-jjkh3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gunung es yang bertabrakan dengan dasar laut dapat memicu longsor bawah laut.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ssebagian besar fokus penelitian saat ini adalah pada risiko permukaan laut yang terkait dengan pencairan dan runtuhnya gletser dan lapisan es. Padahal, risiko itu juga dapat menimbulkan <a href="https://nhess.copernicus.org/articles/12/415/2012/">tsunami</a>.</p>
<p>Bongkahan besar gunung es yang tenggelam di lautan dapat memicu <a href="https://www.nature.com/articles/s41561-021-00767-4">tanah longsor dan tsunami bawah laut</a>. Jaraknya bisa ribuan kilometer dari sumber asli gunung es, karena menabrak sedimen yang tidak stabil di dasar laut.</p>
<h2>4. Aktivitas vulkanik dari pencairan es</h2>
<p>Sekitar 12.000 tahun yang lalu, tamatnya periode glasial terakhir (“zaman es”) dan pencairan es besar-besaran memicu <a href="https://eprints.lancs.ac.uk/id/eprint/32995/2/%20Tuffen_PTRSL.pdf">lonjakan aktivitas gunung berapi</a>.</p>
<p>Sejauh ini, pemahaman seputar hubungan antara perubahan iklim dan frekuensi letusan gunung berapi masih terbatas. Namun, <a href="https://pubs.er.usgs.gov/publication/70182772">hubungannya bisa jadi terkait dengan</a> tekanan pada lempeng bumi saat tutupan es (yang menekan tanah) menghilang. Fenomena ini disebut <a href="http://people.rses.anu.edu.au/lambeck_k/pdf/152.pdf">“pantulan isostatik” (<em>isostatic rebound</em>)</a> – pengangkatan tanah secara jangka panjang sebagai imbas atas hilangnya lapisan es.</p>
<p>Jika fenomena tersebut terjadi pada pemanasan global saat ini, kala es-es mencair di dataran tinggi, maka risiko letusan gunung berapi dan dampak turunannya, termasuk tsunami, jelas akan meningkat.</p>
<h2>5. Peningkatan gempa bumi</h2>
<p>Ada beberapa cara perubahan iklim dapat meningkatkan frekuensi gempa, sehingga meningkatkan risiko tsunami.</p>
<p>Pertama, massa lapisan es dapat <a href="https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rsta.2010.0031">menekan pergerakan patahan dan gempa bumi</a>. Ketika es mencair, pantulan isostatik (pengangkatan tanah) terjadi, disertai dengan peningkatan gempa bumi dan gerakan patahan karena lempeng bumi menyesuaikan dengan massa yang berkurang.</p>
<p>Ini terjadi di <a href="http://www.geotimes.org/oct04/NN_glacier.html">Alaska</a>. Mencairnya gletser mengurangi stabilitas patahan dan mengakibatkan banyaknya gempa bumi kecil hingga <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0921818104000487?casa_token=BGo_KzIOuJkAAAA:UHyQvV-tvVulwAfvOFPJILcG2206iyZhOM9TCVS_VAh0UdLimWrfu_NJRTHJVt">gempa besar berskala 7,2 SR di Gunung St Elias.</a></p>
<p>Faktor lainnya adalah tekanan udara rendah yang terkait dengan badai dan topan. Studi menaksir faktor tersebut dapat memicu gempa bumi di daerah di mana kerak bumi sudah mengalami tekanan. Bahkan, perubahan tekanan udara yang relatif kecil juga dapat memicu pergerakan patahan. Ini teridentifikasi dalam <a href="https://www.nature.com/articles/nature08042">sebuah analisis</a> terkait gempa bumi selama 2002-2007 di Taiwan bagian timur.</p>
<h2>Jadi bagaimana kita bisa bersiap?</h2>
<p>Strategi mitigasi untuk perubahan iklim harus memasukkan unsur-unsur untuk meningkatkan kesiapsiagaan tsunami.</p>
<p>Misalnya, strategi mitigasi dapat memasukkan proyeksi kenaikan permukaan laut ke dalam model prediksi tsunami, dan dalam membangun infrastruktur di sepanjang garis pantai yang rentan.</p>
<p>Para peneliti juga dapat memastikan model ilmiah dari dampak iklim memasukkan proyeksi peningkatan gempa bumi, tanah longsor, aktivitas gunung berapi, dan risiko tsunami.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-causes-a-tsunami-an-ocean-scientist-explains-the-physics-of-these-destructive-waves-175213">What causes a tsunami? An ocean scientist explains the physics of these destructive waves</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/175522/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jane Cunneen tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Perubahan geologi yang dipengaruhi oleh iklim dapat meningkatkan kejadian gempa bumi dan letusan gunung berapi. Akibatnya, risiko tsunami menjadi semakin tinggi.Jane Cunneen, Adjunct Research Fellow, Curtin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1839862022-06-02T03:04:24Z2022-06-02T03:04:24ZPascaletusan Gunung Kelud, kualitas tanah di kawasan agroforestri lebih cepat membaik dibandingkan lahan pertanian<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/465647/original/file-20220527-21-v9r9jp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari kawah Gunung Kelud dilihat dari Desa Penataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Rudi Mulya/Antara)</span></span></figcaption></figure><p>Keberadaan gunung api aktif memberikan manfaat besar petani di Indonesia, salah satunya adalah tingginya tingkat kesuburan tanah dan produktivitas lahan.</p>
<p>Namun demikian, manfaat tersebut biasanya baru dapat dirasakan setelah lahan pulih dari erupsi. <a href="https://theconversation.com/pemulihan-lahan-pertanian-terdampak-letusan-gunung-berapi-pelajaran-dari-erupsi-gunung-kelud-2014-174233%22">Durasi pemulihan lahan</a> bervariasi, mulai dari hitungan minggu hingga ribuan tahun tergantung dari intensitas gangguan dan tingkat kerentanan lahan. </p>
<p>Intensitas gangguan dan tingkat kerentanan tersebut salah satunya tercermin dari ketebalan abu vulkanik yang mengendap di permukaan tanah. <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11104-022-05322-7">Penelitian kami</a> mengungkap, enam tahun pascaletusan Gunung Kelud tahun 2014, ketebalan abu vulkanik yang tersisa di hutan dan beberapa lahan pertanian di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang berkisar 2-14 cm. </p>
<p>Ketebalan tersebut telah berkurang sekitar 30-90% cm dari ketebalan aslinya yang diperkirakan <a href="https://www.fujipress.jp/jdr/dr/dsstr001100010053/">mencapai 20 cm</a>, sesaat setelah erupsi.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=1027&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=1027&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=1027&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1290&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1290&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465648/original/file-20220527-19-v9r9jp.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1290&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 1. Deposisi material abu vulkanik (dan serasah) yang melapisi permukaan tanah setelah erupsi Gunung Kelud tahun 2014.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Author Provided)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lebih lanjut, kami juga membandingkan laju infiltrasi (proses tanah menyerap air) di berbagai sistem penggunaan lahan yang ada pascaerupsi Gunung Kelud. Di antaranya adalah hutan, agroforestri kompleks (tanaman penaung >5 spesies), agroforestri sederhana (2-5 spesies), dan tanaman semusim (hortikultura dan rumput-rumputan) pada kondisi sebelum erupsi, 3 tahun, dan 6 tahun setelah erupsi.</p>
<p>Hasilnya, rata-rata laju infiltrasi delapan kali lebih lambat dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi. Penurunan ini terjadi di seluruh sistem penggunaan lahan yang ada, baik yang berbasis pohon (hutan dan agroforestri) maupun berbasis tanaman semusim. Namun demikian, setelah enam tahun, laju infiltrasi telah sepenuhnya pulih seperti pada kondisi sebelum erupsi.</p>
<h2>Bagaimana erupsi mengganggu penyerapan air</h2>
<p>Endapan abu vulkanik di permukaan tanah mengganggu efektifitas pori tanah dalam mengalirkan air ke dalam profil tanah (infiltrasi). </p>
<p>Ada dua kemungkinan yang menyebabkan gangguan ini. Pertama, abu vulkanik di permukaan tanah berinteraksi dengan air hujan dan membentuk <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00445-019-1289-6">lapisan keras (seperti semen)</a> sehingga sulit ditembus air.</p>
<p>Akibatnya, ruang pori di permukaan tanah dan lapisan abu vulkanik di atasnya tidak terhubung satu sama lain. Air kemudian tertahan di antara kedua lapisan ini dan tidak dapat meresap jauh ke dalam tanah sehingga menciptakan genangan di permukaan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/ria58THXtO8?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Video yang sempat viral di media-media sosial tentang seekor bebek yang sebagian kaki dan ekornya ‘tertanam’ pada endapan abu vulkanik Gunung Semeru yang telah mengeras, sebelum kemudian diselamatkan oleh relawan.</span></figcaption>
</figure>
<p>Sedangkan kemungkinan kedua adalah potensi terciptanya <a href="https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-90-481-3585-1_195">lapisan hidrofobik (lapisan anti air)</a> akibat adanya pencampuran abu vulkanik dengan serasah (sisa-sisa tumbuhan) dalam jumlah yang besar. Kemungkinan tersebut telah ditunjukkan dalam penelitian pendahuluan yang sedang kami lakukan saat ini.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=237&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=237&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=237&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465644/original/file-20220527-13-nogn38.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=297&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 2: Sifat hidrophobik yang muncul saat kami lakukan pencampuran abu vulkanik dengan bahan organik (serasah). Butiran air terlihat tertahan di permukaan campuran abu vulkanik dan serasah. Dibutuhkan waktu beberapa menit sebelum butiran air tersebut dapat meresap.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Author Provided)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Studi kami menemukan laju infiltrasi di seluruh penggunaan lahan menjadi sangat rendah pada tiga tahun pasca erupsi (Gambar 3). Endapan abu vulkanik seolah-olah menjadi tombol <em>restart</em> bagi alam untuk menyeragamkan kualitas tanah di semua sistem penggunaan lahan. </p>
<p>Namun, enam tahun pascaerupsi, kami menemukan laju infiltrasi menjadi sangat berbeda antar-penggunaan lahan. Hutan memiliki laju infiltrasi tertinggi dibandingkan dengan penggunaan lahan yang lain. </p>
<p>Sementara itu, di antara dua sistem agroforestri yang kami bandingkan, tidak ditemukan perbedaan infiltrasi yang signifikan. Laju infiltrasi di sistem agroforestri ini 2-4 kali lebih cepat dibandingkan dengan lahan tanaman semusim.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=376&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465645/original/file-20220527-15-a9ew15.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=473&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 3. Kecepatan infiltrasi pada berbagai sistem penggunaan lahan. PRE = sebelum erupsi, TSE = tahun setelah erupsi. Huruf yang berbeda mengindikasikan perbedaan yang signifikan antar sistem penggunaan lahan dan periode pengukuran (p ≤ 0.05).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11104-022-05322-7/figures/4">(Author Provided)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Perbedaan ini terjadi karena sistem penggunaan lahan berbasis pohon (hutan dan agroforestri) <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10457-020-00548-9">mampu mengakumulasikan cukup bahan organik</a> sehingga dapat menunjang perkembangan para <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0929139305001265">‘insinyur ekosistem’</a> (cacing, rayap, semut, dan akar pohon). </p>
<p>Aktivitas mereka dalam mengurai bahan organik serta mendistribusikannya ke dalam profil tanah <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128131930000023">(disebut juga proses bioturbasi)</a> mampu menciptakan ruang-ruang pori yang stabil sehingga mempercepat pemulihan laju infiltrasi air. </p>
<p>Hal ini ditunjang dengan temuan kami, enam tahun pasca erupsi, sistem penggunaan lahan berbasis pohon memiliki lapisan serasah 8–10 kali lebih tebal dibandingkan dengan tanaman semusim. Ketebalan lapisan serasah yang merupakan indikator tingginya kandungan bahan organik ini berkorelasi positif dengan laju infiltrasi. </p>
<p>Selain ketersediaan bahan organik yang melimpah, <a href="https://doi.org/10.1016/j.foreco.2005.12.007">stabilitas iklim mikro (temperatur udara dan tanah)</a> dan minimnya gangguan dari aktivitas pengolahan tanah (pencangkulan) pada lahan-lahan berbasis pohon juga menjadikan ekosistem hutan dan agroforestri sangat kondusif untuk perkembangan dan aktivitas organisme tanah.</p>
<p>Dampaknya, tanah-tanah di bawah tutupan lahan vegetasi permanen ini memiliki jumlah, stabilitas, dan konektivitas ruang pori dan kecepatan infiltrasi yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman semusim.</p>
<h2>Mengapa laju infiltrasi tanah semestinya dipulihkan?</h2>
<p>Penurunan laju infiltrasi berdampak negatif terhadap siklus air suatu lanskap, seperti penurunan ketersediaan air tanah, peningkatan laju limpasan air permukaan, dan erosi.</p>
<p>Penurunan ketersediaan air tanah berpengaruh pada suplai air bersih warga sekitar. Sedangkan laju limpasan air permukaan dan erosi yang meningkat berpotensi <a href="https://theconversation.com/bencana-di-batu-bagaimana-perubahan-iklim-dan-kerusakan-kawasan-hulu-sungai-memperparah-risiko-banjir-bandang-172052">menyebabkan banjir bandang.</a></p>
<p>Tingginya laju erosi tanah dan material vulkanik pasca erupsi Gunung Kelud <a href="https://doi.org/10.20965/jdr.2017.p0617">bahkan mengurangi 50% kapasitas penyimpanan air efektif</a> waduk Wlingi dan Lodoyo yang berada di sekitar pusat letusan. Padahal, kedua fasilitas ini penting karena menjadi sumber air bagi pembangkit listrik tenaga air sekaligus sumber irigasi bagi aktivitas pertanian setempat.</p>
<p>Upaya praktis yang bisa dilakukan untuk mempercepat pemulihan laju infiltrasi di lahan pertanian adalah mencampur abu vulkanik yang melapisi permukaan tanah dengan tanah di bawahnya. Penambahan bahan organik yang berasal dari aplikasi pupuk organik maupun serasah alami juga penting. </p>
<p>Kombinasi pencampuran tanah dan penambahan bahan organik dalam dosis tertentu berpotensi mempercepat proses pembentukan struktur dan pori-pori tanah. Selain itu, upaya ini juga mampu <a href="https://doi.org/10.15243/jdmlm.2019.071.1987">meningkatkan kesuburan tanah secara umum,</a> mengingat abu vulkanik memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.</p>
<p>Aktivitas ini penting dilakukan terutama di lahan pertanian tanaman semusim yang biasanya memiliki kandungan bahan organik rendah dan aktivitas organisme tanah yang terbatas.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/183986/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dalam penelitian ini penulis menerima bantuan dana dari LPDP (Kementerian Keuangan Republik Indonesia) untuk kegiatan lapangan tahun 2020, Universitas Brawijaya untuk kegiatan tahun 2017, dan Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk kegiatan tahun 2008. </span></em></p>Tanah agroforestri, meski terkena tumpukan abu vulkanik, lebih cepat pulih dibandingkan tanah pertanian semusim.Danny Dwi Saputra, Kandidat PhD di Plant Production System Group, Wageningen University and Research; Dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Kehutanan, Universitas BrawijayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1772492022-02-17T05:11:47Z2022-02-17T05:11:47ZMengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya?<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<blockquote>
<p><strong>Mengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya? – Georgine T.</strong></p>
</blockquote>
<hr>
<p>Memang benar, lahar panas (lava) cukup panas untuk membakar sampah-sampah kita.</p>
<p>Saat gunung berapi Kilauea meletus di Hawaii pada tahun 2018, lava yang mengalir panasnya <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-temperatures-were-about-2000-degrees-fahrenheit">lebih dari 1.100 Celsius</a>. Ini lebih panas dari <a href="https://solarsystem.nasa.gov/planets/venus/overview/">permukaan Planet Venus</a>, dan bisa melelehkan bebatuan. Lava tersebut juga sepanas alat di fasilitas pembakaran sampah yang biasanya <a href="https://www3.epa.gov/ttnchie1/mkb/documents/fthermal.pdf">mencapai 1.000-1.200 C</a>.</p>
<p>Tapi tidak semua lava punya suhu yang sama.</p>
<p>Letusan di Hawaii menghasilkan suatu jenis lava bernama <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/basalt.html">basal</a>. Jenis lava ini jauh lebih panas dan encer daripada lava yang biasanya mengalir dari letusan gunung berapi lainnya, seperti lava jenis <a href="https://volcanoes.usgs.gov/vsc/glossary/dacite.html">dasit</a> yang tumpah dari Gunung St. Helens di Washington, Amerika Serikat (AS). Misalnya, letusan Gunung St. Helens selama tahun 2004-2008 mengasilkan kubah lava dengan suhu permukaan yang kurang dari 704 C.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Infographic on number and location of U.S. volcanoes" src="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/435957/original/file-20211206-21-16nxx9j.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ilmuwan mengawasi gunung berapi dan memberikan peringatan pada masyarakat sekitar jika mereka melihat tanda-tanda meletus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.usgs.gov/media/images/us-one-earths-most-volcanically-active-countries">USGS</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain suhu, ada alasan lain mengapa membuang sampah ke gunung berapi bukanlah ide yang bagus.</p>
<p>Pertama, meski lava yang bersuhu 1.000 C bisa saja melelehkan banyak benda di tempat sampah kita – termasuk sisa makanan, kertas, plastik, serta beberapa jenis kaca dan logam – suhunya tidak cukup panas untuk melelehkan banyak material lainnya yang cukup umum, termasuk <a href="https://www.americanelements.com/meltingpoint.html">baja, nikel, dan besi</a>.</p>
<p>Kedua, tidak banyak gunung berapi di bumi ini yang memiliki danau lava, atau semacam kawah berbentuk mangkuk berisi lava, yang bisa jadi tempat pembuangan sampah.</p>
<p>Dari ribuan gunung berapi di bumi, ilmuwan hanya mengenali <a href="https://www.bbc.co.uk/newsround/48856373">delapan danau lava aktif</a>. Di antaranya ada <a href="https://www.usgs.gov/media/images/new-usgs-video-about-k-laueas-summit-eruption-now-online">Gunung Kilauea</a>, <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=390020">Gunung Erebus</a> di Antartika, dan <a href="https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=223030">Gunung Nyiragongo</a> di Kongo. Sebagian besar gunung berapi aktif memiliki kawah yang berisi bebatuan dan lava dingin, seperti <a href="https://www.usgs.gov/volcanoes/mount-st-helens/lava-flows-mount-st-helens">Gunung St. Helens</a>, atau berisi air, seperti <a href="https://www.usgs.gov/media/images/crater-lake-caldera-wizard-island-cinder-cone-and-lava-flows">Danau Crater</a> di Oregon, AS.</p>
<p>Ketiga, membuang sampah ke delapan danau lava aktif tersebut pun adalah hal yang tidak mudah dan sangat berbahaya.</p>
<p>Danau lava diselimuti oleh kerak lava yang sudah mendingin, namun tepat di bawahnya terdapat lapisan yang masih berbentuk lelehan panas. Jika bebatuan atau material lain jatuh ke permukaan suatu danau lava, maka keraknya akan hancur, mengusik lava di bawahnya dan kemudian menyebabkan ledakan.</p>
<p>Hal ini terjadi di Kilauea pada tahun 2015. Bongkahan batu dari pinggiran kawah jatuh ke danau lava dan menyebabkan ledakan besar yang <a href="https://www.usgs.gov/media/videos/rockfall-and-explosion-halemaumau-crater">melontarkan bebatuan dan lava</a> keluar dari kawah. Siapapun yang melempar sampah ke danau lava harus berlari menjadi dengan sangat cepat sembari menghindari lontaran lava dan sampah yang terbakar.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/w8IaG2U65Is?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Suatu letusan dari Gunung Cumbre Vieja di Pulau La Palma, Spanyol pada tahun 2021 menghasilkan awan gas beracun.</span></figcaption>
</figure>
<p>Mari kita berandai-andai: jika memungkinkan untuk membuang sampah secara aman ke suatu danau lava, apa yang akan terjadi pada sampah tersebut? </p>
<p>Saat plastik, sampah, dan logam terbakar, mereka menghasilkan banyak sekali gas beracun. Pada, gunung berapi sudah menghasilkan ribuan kilogram gas beracun, termasuk sulfur, klorin, dan karbon dioksida.</p>
<p>Gas sulfur dapat menciptakan kabut asam, atau sering disebut “<em>vog</em>” (<em>volcanic fog</em> atau kabut vulkanis). Kabut ini dapat <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hawaiian-volcano-observatory/volcanic-gas">membunuh tumbuhan dan menyebabkan penyakit pernapasan</a> bagi masyarakat sekitar. Bercampurnya gas vulkanis yang sudah berbahaya ini dengan gas lain dari pembakaran sampah akan menghasilkan gas yang jauh lebih berbahaya lagi bagi <a href="https://www.usgs.gov/media/images/lava-breakouts-access_roa">orang dan tumbuhan</a> di sekitar gunung berapi.</p>
<p>Terakhir, banyak komunitas adat menganggap gunung berapi sebagai kawasan yang sakral.</p>
<p>Misalnya, Kawah Halema’uma’u di Gunung Kilauea dianggap sebagai rumah dari Pele, Dewi Api di Hawaii, dan kawasan di sekitar kawah tersebut <a href="https://www.hawaii.com/discover/culture/pele/">sangat sakral bagi penduduk asli Hawaii</a>. Membuang sampah ke gunung berapi bisa jadi suatu hinaan bagi budaya-budaya tersebut.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami</em>.</p>
<p><em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><em>mengirimkan email ke <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></li>
<li><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></li>
<li><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></li>
</ul>
<hr><img src="https://counter.theconversation.com/content/177249/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Emily Johnson menerima dana dari U.S. Geological Survey.</span></em></p>Lava dari gunung berapi punya suhu yang sangat panas. Tapi menjadikannya tempat pembuangan sampah tak hanya berbahaya tapi juga tak menghargai masyarakat adat yang menganggapnya sebagai situs sakral.Emily Johnson, Research Geologist, US Geological SurveyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1742332022-01-05T04:17:15Z2022-01-05T04:17:15ZPemulihan lahan pertanian terdampak letusan gunung berapi: pelajaran dari erupsi Gunung Kelud 2014<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/439157/original/file-20220103-42040-1cciis9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Anak-anak bermain dan menikmati pemandangan senja di depan pengungsian letusan gunung Semeru di SDN Supiturang 4, Pronojiwo, Lumajang, 31 Desember 2021.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/searchresult/dom-1640954134">ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto./foc</a></span></figcaption></figure><p>Letusan <a href="https://edition.cnn.com/2021/12/08/asia/indonesia-mount-semeru-volcano-eruption-cimate-intl/">Gunung Semeru</a> di Lumajang, Jawa Timur, Desember 2021 lalu tak hanya <a href="https://surabaya.liputan6.com/read/4749663/korban-meninggal-semeru-jadi-48-orang-warga-diminta-waspada-awan-panas-guguran">menimbulkan korban jiwa</a>, kematian hewan ternak, rusaknya rumah dan infrastruktur lainnya, tapi juga mengakibatkan tertimbunnya lahan pertanian oleh material letusan. </p>
<p>Walau endapan material gunung berapi ini dapat <a href="https://theconversation.com/gunung-semeru-meletus-sejarah-erupsinya-dan-jaminan-kesuburan-tanah-untuk-masa-depan-173238">menjamin kesuburan tanah untuk masa depan</a>, <a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-12-407685-3.00006-2">sebuah tinjauan riset</a> mengungkap waktu pemulihan lahan terdampak endapan material vulkanik bervariasi, mulai dari hitungan beberapa minggu hingga ribuan tahun, tergantung dari intensitas gangguan dan kondisi ekosistem yang mengalami kerusakan. </p>
<p>Sebuah <a href="https://doi.org/10.1016/S0921-8009(01)00173-2">penelitian di Bali</a> menunjukkan bahwa unsur hara yang berasal dari material letusan <a href="https://www.baturglobalgeopark.com/index.php/baca-berita/123/Gunung-Batur-dan-Gunung-Agung-Menurut-Pandangan-Masyarakat.html">Gunung Batur yang terakhir kali meletus pada 2000</a> dapat mencukupi kebutuhan padi sawah <a href="https://whc.unesco.org/en/list/1194/">sistem subak Bali</a>, tanpa perlu tambahan pupuk anorganik fosfat (P) dan kalium (K). </p>
<p>Namun demikian, efek menguntungkan tersebut baru terlihat setelah lahan dan ekosistem tersebut mengalami proses pemulihan. </p>
<h2>Kerusakan dan pemulihan lahan pertanian akibat erupsi</h2>
<p>Selain kerusakan tanaman yang terjadi secara langsung saat letusan, gangguan penting setelah erupsi lainnya adalah rendahnya produktivitas lahan akibat tanah yang rusak. Kerusakan tanah terjadi karena <a href="https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs00445-012-0654-5">berubahnya sifat biofisik dan kimia tanah</a> akibat endapan abu vulkanik dengan ketebalan antara <a href="https://www.fujipress.jp/jdr/dr/dsstr001100010053/">10 hingga 20 cm</a> seperti yang terjadi di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, setelah letusan Gunung Kelud 2014.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=538&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=538&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=538&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=676&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=676&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/439105/original/file-20211229-23072-1xbtuvw.PNG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=676&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Deposisi abu vulkanik hasil letusan Gunung Kelud tahun 2014 di lahan agroforestri kopi, di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tanah yang sebelumnya subur, tertimbun abu vulkanik yang mudah mengeras dan hidrofobik (menolak air), sehingga mengganggu neraca air dan pertukaran udara antara atmosfer dan tanah. Gangguan berikutnya terkait dengan berubahnya tingkat kemasaman tanah (pH) dan rendahnya kapasitas tukar kation, kandungan karbon organik, dan ketersediaan nitrogen dalam tanah. </p>
<p>Kecepatan pemulihan tanah tergantung dari derajat kerusakan saat terjadi erupsi.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-12-407685-3.00006-2">Ada dua faktor</a> yang mempengaruhi tingkat kerusakan tanah akibat endapan abu vulkanik: <em>pertama</em>, intensitas gangguan yang ditentukan oleh karakteristik abu vulkanik, seperti ketebalan lapisan, komposisi kimia dan ukuran butiran material endapan. Faktor ini terkait dengan geoposisi (jarak dan lokasi) dari pusat letusan. </p>
<p><em>Kedua</em>, tingkat kerentanan ekosistem terhadap kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh endapan material vulkanik. Faktor ini dipengaruhi oleh kondisi ekosistem terdampak, seperti struktur vegetasi (bentuk, ketinggian dan kepadatan vegetasi), kondisi iklim mikro, dan karakteristik tanah sebelum adanya tambahan material vulkanik. </p>
<p>Dengan jarak dan lokasi yang sama, hingga batasan intensitas gangguan tertentu, lahan dengan <a href="https://doi.org/10.1038/srep37260">struktur vegetasi berbeda</a> memiliki potensi kerentanan yang berbeda pula.</p>
<p>Pemulihan tanah pasca erupsi dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia. Proses pemulihan secara alami kebanyakan terjadi di wilayah non-pertanian, seperti wilayah lereng bagian atas gunung (dekat pusat erupsi) dan kawasan lindung. Kecepatan pemulihan tanah pada ekosistem ini tergantung pada organisme tanah dan vegetasi <a href="https://doi.org/10.1016/B978-0-444-63768-0.00534-5"><em>pioneer</em></a> yang mampu tumbuh dalam tanah yang miskin hara nitrogen tersebut.</p>
<p>Sebuah <a href="https://doi.org/10.3389/ffgc.2020.562303">kajian</a> mengungkap bahwa vegetasi pohon <em>Parasponia rigida</em> atau Anggrung hijau merupakan tumbuhan <em>pioneer</em> yang berperan besar dalam pemulihan tanah <a href="http://repository.ub.ac.id/7080/">di lereng atas Gunung Kelud</a>. Tidak seperti pohon lain, parasponia mampu hidup pada endapan abu vulkanik baru yang miskin bahan organik dan nitrogen. </p>
<p><a href="https://doi.org/10.1007/BF02232892">Parasponia</a> dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium, meski bukan kelompok tumbuhan leguminosa (polong-polongan). Jenis pohon ini dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan banyak biomasa, sehingga berpotensi besar menyumbang bahan organik dan nitrogen dalam tanah. Jenis pohon ini juga berperan penting dalam pembentukan <a href="https://doi.org/10.1111/j.1469-185X.1977.tb01347.x">relung regenerasi</a> (<em>regeneration niche</em>) di kawasan endapan abu vulkanik. </p>
<h2>Mempercepat pemulihan</h2>
<p>Proses pemulihan tanah endapan abu vulkanik melalui campur tangan manusia di lahan pertanian sangat bergantung pada pengelolaan petani. Upaya petani seperti pencampuran abu vulkanik dengan tanah (melalui pencangkulan), penambahan pupuk anorganik nitrogen, dan bahan organik dari kompos ataupun pupuk kandang banyak dilakukan oleh petani. </p>
<p>Namun demikian, upaya ini seringkali terhambat akibat terbatasnya pasokan bahan organik pada periode waktu ini. Petani terpaksa mendatangkan sumber bahan organik dari lokasi lain, yang tentunya menambah biaya pengelolaan lahan. </p>
<p>Beberapa penelitian terkait praktik pengelolaan tanah dengan penambahan <a href="https://doi.org/10.15243/jdmlm.2019.071.1987">bahan pembenah tanah (zeolite) dan berbagai sumber bahan organik lokal</a>, termasuk <a href="http://doi.org/10.17503/agrivita.v42i1.2494">parasponia</a> telah dilakukan. Praktik ini terbukti mampu memberikan hasil positif terhadap perbaikan kualitas tanah paska endapan abu vulkanik.</p>
<p>Untuk pertanian berbasis pepohonan seperti kebun campuran kopi dan pepohonan lainnya (sistem agroforestri), upaya pemulihan tanah yang dilakukan tidak se-intensif pada lahan berbasis non-pohon (tanaman semusim). <a href="https://www.youtube.com/watch?v=bGHtJ8hNCa4&t=7s">Seorang petani agroforestri kopi di Ngantang</a> menuturkan bahwa pemberian sedikit pupuk organik dari kompos dan menyingkirkan abu vulkanik di sekitar tegakan pohon sudah cukup untuk mengembalikan kualitas tanah dan produktivitas pohon. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/bGHtJ8hNCa4?wmode=transparent&start=7" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Petani agroforestri kopi di Ngantang menceritakan praktik-praktik untuk mempercepat proses pemulihan lahan paska letusan Gunung Kelud tahun 2014.</span></figcaption>
</figure>
<p>Upaya pengelolaan tanah yang mengkombinasikan hasil kajian ilmiah dengan pengetahuan atau kearifan lokal masyarakat, serta memanfaatkan sumberdaya alam lokal sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan lahan terdampak erupsi.</p>
<p>Letusan gunung berapi seringkali membawa bencana, namun dibalik itu semua tingginya potensi kesuburan tanah di dalamnya menjadikan kawasan vulkanik ini tetap menjadi episentrum aktivitas pertanian. </p>
<p>Seperti karakter “Gunungan” (gunung) atau “Kayon” (pohon) dalam pagelaran Wayang Kulit tradisional Jawa, karakter ini selalu memiliki <a href="https://doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2007.12.013">dua sisi yang berbeda</a>. Sisi pertama menggambarkan kobaran api yang menyala-nyala sebagai episode kelam keberadaan gunung api (<em>Tree of Death</em>). Pada sisi sebaliknya, terdapat penggambaran kehidupan yang kaya akan keragaman biologi sebagai penanda kebaikan yang dibawa setelah letusan terjadi (<em>Tree of Life</em>).</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/174233/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kegiatan penelitian didanai oleh Universitas Brawijaya melalui skema HPP, PUPT dan BOPTN</span></em></p>Kombinasi kajian ilmiah dan pengetahuan lokal serta pemanfaatan sumberdaya alam lokal sangat penting dalam proses percepatan pemulihan lahan pertanian paska erupsi gunung berapiDanny Dwi Saputra, Dosen Ilmu Tanah dan Agroekologi, Universitas BrawijayaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1732382021-12-06T07:53:57Z2021-12-06T07:53:57ZGunung Semeru meletus: sejarah erupsinya dan jaminan kesuburan tanah untuk masa depan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/435806/original/file-20211206-15-1yeda3q.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Awan panas meluncur dari kawah Gunung Semeru, terlihat dari Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin 6 Desember 2021. Awan panas meluncur sejauh 2,5 kilometer ke Besuk Kobokan. .</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/v/dom-1638763207">ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj</a></span></figcaption></figure><p>Setelah satu tahun tiga hari beristirahat, pada 4 Desember 2021 <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-59532221">Gunung Semeru</a> di Lumajang Jawa Timur meletus lagi. Letusan ini menghamburkan abu vulkanis, lava pijar yang cair dan awan panas guguran. Hujan lebat turun mengiringi erupsi Semeru, memicu datangnya lahar yang membawa material vulkanis dari lereng atas-tengah ke lereng bawah. </p>
<p>Aliran kencang lahar telah menghancurkan <a href="https://jatim.idntimes.com/news/jatim/alfi-ramadana/jembatan-gladak-perak-putus-ini-rekayasa-lalin-lumajang-malang/2">jembatan Glagah Perak</a>, memutuskan jalur vital transportasi kedua kecamatan yang terdampak erupsi. Ketika malam tiba, masyarakat harus mengungsi, menyelamatkan diri ke tempat aman agar terhindar dari bencana susulan yang belum dapat diprediksi. </p>
<p>Erupsi gunung api memang merupakan petaka untuk manusia, menghancurkan lingkungan dan merusak infrastruktur di sekitarnya. Namun, setelah letusan nanti, tanah-tanah di sekitar gunung akan subur. </p>
<h2>Petaka akibat letusan Semeru</h2>
<p>Erupsi gunung di Indonesia berasal dari <a href="https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/tipe-gunung-api-di-indonesia-a-b-dan-c">69 gunung api aktif</a> yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, kepulauan Maluku, dan Maluku Utara serta Sulawesi Utara. </p>
<p>Sejak awal abad ke-19 tercatat lebih <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S074395479700007X">dari 70 kali Semeru meletus</a>, biasanya berlangsung beberapa hari sampai bulanan. Letusannya diawali dengan <a href="https://www.bbc.com/indonesia/majalah-42080857">tipe strombolian</a> yang relatif ringan dengan indeks erupsi vulkanis antara 1 dan 2. Letusan strombolian melontarkan batu pijar berukuran halus seperti abu dan <a href="https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/glossary/accretionary-lapilli">lapilli (partikel abu berbentuk bola bulat)</a>, berukuran sedang sampai besar berupa bom lava hingga ketinggian ratusan meter.</p>
<p>Awan panas yang menyertai letusan gunung Semeru bisa mencapai 11 kilometer yang membentuk lidah lava dan pernah menewaskan 3 orang penduduk desa pada 1994. Aliran awan panas dan lava ini biasanya mengarah ke selatan dan tenggara. Pada letusan kali ini tercatat <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-59532221">ada 15 orang yang meninggal</a> sampai Senin 6 Desember.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/435829/original/file-20211206-25-7f4t02.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tim SAR mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 6 Desember 2021. Hingga Senin, 15 korban meninggal telah ditemukan dan 27 masih dicari.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/searchresult/dom-1638775541">ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Aliran <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0377027313000644">deras lahar Semeru</a> yang menghancurkan apa saja yang dilewatinya ternyata telah disimulasikan dan dilaporkan oleh para peneliti asing dari Selandia Baru dan Prancis pada 2013. </p>
<p>Para peneliti itu menganalisis rekaman video saat lahar menerjang dari lereng atas hingga masuk ke sungai. Seringnya bencana lahar terjadi dipicu oleh curah hujan yang tinggi di sekitar Semeru (2.200-3.700 milimeter per tahun) serta banyaknya tumpukan material vulkanis lepas yang ada di lereng atas dan tengah yang terjal. </p>
<p>Mereka menyimpulkan bahwa keberadaan dam Sabo yang dibangun di hilir sungai sangat signifikan mengurangi laju dari aliran lahar.</p>
<p>Emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat Semeru erupsi harus diwaspadai karena akan berakibat fatal jika terhirup manusia atau ternak. Saat terjadi <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0377027315000219">erupsi pada 2013</a>, diestimasi ada 20 sampai 1.460 kilogram SO2 yang terlempar ke udara. Bahaya akibat gas sulfur dioksida sangat mudah dikenali dari baunya yang menyengat dan menyebabkan sesak nafas, sakit dada, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.</p>
<h2>Sejarah riset gunung api</h2>
<p>Aktivitas gunung berapi di Indonesia telah lama dipelajari sejak zaman kolonial Belanda. <a href="https://nl.wikipedia.org/wiki/Maur_Neumann_van_Padang">Maur Neumann van Padang (1894-1986), ahli vulkanologi Belanda</a> yang lahir di Padang Panjang, telah banyak mencatat aktivitas gunung api di Indonesia.</p>
<p>Menurut catatan Neumann, letusan Semeru sudah sering terjadi sejak awal abad ke-19. Setelah dorman selama 11 tahun, Semeru aktif kembali tahun 1829 selama 20 tahun, kemudian tidur kembali selama 8 tahun. Siklus aktif selama 7-28 tahun dan dorman 6 sampai 28 tahun berulang sampai sekarang.</p>
<p>Pada malam 29 Agustus 1909, letusan Semeru memakan korban 208 jiwa, dan abu dan lahar memusnahkan 600-800 hektare lahan pertanian dan sebagian dari 38 desa di sekeliling gunung Semeru. Pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk Komisi Loemadjang untuk mengumpulkan dana dalam membantu korban gunung api. </p>
<p>Sebelumnya pemerintah Hindia Belanda menganggap korban bencana alam ini tidak dapat dihindarkan. Namun pada 1919, setelah letusan dahsyat Gunung Kelud memakan korban 5.110 jiwa, pemerintah Hindia Belanda kemudian membentuk <em>Vulkaanbewakingsdienst</em>
atau Dinas Penjagaan Gunung Api pada 14 September 1920, untuk memonitor keadaan gunung api sehingga melindungi penduduk dari risiko bencana. </p>
<p>Badan tersebut mempelajari gunung berapi secara saintifik, menentukan jenis gunung berapi untuk memprediksi kemungkinan letusan, dan merancang sistem peringatan dan evakuasi. Dinas inilah cikal bakal <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Vulkanologi_dan_Mitigasi_Bencana_Geologi">Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi</a> atau yang juga dikenal sebagai <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Volcanological_Survey_of_Indonesia">Vulcanological Survey of Indonesia</a>.</p>
<h2>Akibat erupsi gunung untuk tanah dan tanaman</h2>
<p>Sebuah riset mengkalkulasi ada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2667006221000034">sekitar 47 juta ton per tahun material vulkanis</a> menutupi permukaan tanah yang berasal dari gunung meletus di Indonesia sejak 1970. Tapi jumlah ini meningkat menjadi 500-600 juta ton pada 2013-2019 saat Merapi, Kelud dan Sinabung silih berganti meletus. </p>
<p>Ada hikmah yang menunggu setelah bencana geologi ini usai: <a href="https://www.mdpi.com/2071-1050/11/11/3072">material padatan vulkanis</a> ini akan menjamin kesuburan tanah pada masa depan. </p>
<p>Kami telah menganalisis pasir vulkanis dari Semeru dengan menggunakan <a href="https://www.thermofisher.com/blog/ask-a-scientist/what-is-xrf-x-ray-fluorescence-and-how-does-it-work/">alat X-Ray Fluorescence (XRF)</a>. </p>
<p>Alat ini mendeteksi unsur-unsur kimia berupa total elemental oksida penyusun pasir vulkanis itu. Jumlah tertinggi adalah kalsium oksida (CaO) mencapai 18% (180.000 mg/kg), magnesium oksida (MgO) 3,6% (36.000 mg/kg), potasium oksida (K2O) 2,16% (21.600 mg/kg) dan 2,52% (25.200 mg/kg) fosfor pentaoksida (P2O5). Keempat elemental oksida ini merupakan unsur hara penting yang sangat dibutuhkan tanaman dan kehadirannya di tanah akan meningkatkan kesuburan tanah.</p>
<p>Kadar kalsium di tanah tropis seperti di Indonesia tidak terlalu tinggi kecuali pada tanah yang berbahan induk batu kapur. Kekurangan kalsium pada tanah dapat diatasi dengan penambahan kapur pertanian agar konsentrasinya di dalam tanah <a href="https://plantprobs.net/plant/nutrientImbalances/calcium.html">minimal 5 cmol/kg tanah (100 mg/kg)</a>. Dengan penambahan 1 kg pasir vulkanis ke dalam tanah maka akan terjadi peningkatan kadar kalsium sampai 1800 kali lipat.</p>
<p>Idealnya di dalam tanah harus tersedia unsur fosfor (P) sebanyak 20-100 mg/kg agar tanaman tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pasir vulkanis dapat menyumbang fosfor per kilogramnya sebanyak 25 g, berarti terjadi peningkatan konsentrasi fosfor antara 200 sampai 1000 kali. </p>
<p>Tanah pertanian Indonesia umumnya kekurangan unsur fosfor dan petani harus memupuk tanahnya dengan pupuk fosfor (TSP, SP-36) dalam jumlah yang banyak. </p>
<p>Maka, material vulkanis mengandung nutrisi penting untuk meningkatkan kesuburan tanah.</p>
<p>Walau awalnya abu ini banyak menimbulkan masalah, tapi pemanfaatan yang tepat akan membuat abu ini sebagai sumber tanah yang terbarukan. Sehingga abu tersebut harus kita manfaatkan dan jangan terhanyutkan di sungai.</p>
<p>Jadi jika saat ini letusan gunung itu membawa bencana, beberapa tahun lagi material letusan itu akan membawa berkah di sektor pertanian di sekitar gunung.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/173238/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dian Fiantis menerima dana dari Universitas Andalas dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk meneliti tanah vulkanis Sumatera Barat pada tahun 2019 dan dari Kemendikbud Dikti tahun 2020.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Budiman Minasny tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Letusan Semeru sudah sering terjadi sejak awal abad ke-19. Siklus aktif selama 7-28 tahun dan dorman 6 sampai 28 tahun berulang sampai sekarang.Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas AndalasBudiman Minasny, Professor in Soil-Landscape Modelling, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1496352020-11-13T03:16:03Z2020-11-13T03:16:03ZBagaimana kita bisa tahu gunung berapi akan meletus?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/367912/original/file-20201106-21-10wggnc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=42%2C0%2C4715%2C3140&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Erupsi Gunung Etna.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/etna-eruption-sicily-lava-nature-1560571136">Tomarchio Francesco/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Memprediksi gunung berapi meletus sangat sulit. </p>
<p>Beberapa gunung berapi memiliki erupsi secara konstan, seperti <a href="https://www.usgs.gov/observatories/hawaiian-volcano-observatory">Kīlauea di Hawaii</a>. </p>
<p>Namun, ada juga yang memiliki jarak <a href="https://www.usgs.gov/faqs/yellowstone-overdue-eruption-when-will-yellowstone-erupt?qt-news_science_products=0#qt-news_science_products">ratusan bahkan ribuan tahun</a> antar erupsi.</p>
<p>Saat ini, kita dapat memprediksi lebih akurat dibanding 20 tahun yang lalu, berkat pengembangan teknik yang baru atau lebih baik.</p>
<p>Pertama, sangat penting untuk mengetahui aktivitas gunung vulkanik di masa lalu karena mereka memiliki perilaku yang berbeda-beda. </p>
<p>Para ilmuwan, disebut sebagai ahli vulkanologi, akan mempelajari material hasil letusan gunung berapi tersebut. </p>
<p>Apabila meletus perlahan, maka akan membentuk aliran lava, terdiri dari batuan beku. Batuan ini akan mendingin dan menjadi padat untuk membentuk lapisan batuan yang keras. </p>
<p>Ada juga gunung berapi yang meletus disertai ledakan. Hasil ledakan ini adalah serpihan bebatuan, kristal, dan kaca vulkanik (batu yang telah membeku cepat di permukaan). </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Tumpukan batuan hitam yang mengkilap" src="https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/362487/original/file-20201008-16-jwu5v0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kaca vulkanik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/large-chunks-black-obsidian-glass-exposed-1233889144">steve estvanik/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mempelajari material-material ini dapat membantu ahli vulkanologi untuk mengerti betapa kerasnya letusan dan seberapa sering gunung meletus disertai ledakan. </p>
<p>Ahli vulkanologi dapat memprediksi erupsi gunung berapi dengan menggunakan beberapa teknik. </p>
<p>Permukaan gunung akan menjadi panas, karena magma (batu cair bawah tanah yang mengalir keluar sebagai lava ketika gunung berapi meletus) berpindah lebih dekat ke permukaan sebelum erupsi. </p>
<p>Ini bisa dipantau dengan alat deteksi pada satelit pengukur panas. </p>
<h2>Deteksi dari angkasa</h2>
<p>Permukaan gunung berapi bisa naik atau turun selama pergerakan magma di bawah permukaan. </p>
<p>Ini bisa terdeteksi di dasar, tapi juga bisa diukur dari angkasa dengan <a href="https://science.nasa.gov/technology/technology-highlights/new-radar-to-monitor-volcanoes-and-earthquakes-from-space">satelit yang menggunakan radar</a>. </p>
<p>Cara kerja deteksi gerakan gunung berapi adalah mempelajari setiap perubahan selama waktu tertentu untuk memantulkan gelombang radio dari satelit ke gunung berapi dan kembali lagi. </p>
<p>Waktu ini akan lebih singkat jika gunung berapi menunjukkan kenaikan. </p>
<p>Memantau gunung berapi dari angkasa saat ini <a href="https://earthdata.nasa.gov/learn/sensing-our-planet/sensing-remote-volcanoes">sudah sering</a> dilakukan. </p>
<p>Cara ini lebih aman dan murah dibandingkan harus mendatangi lokasi gunung berapi, terutama jika sedang meletus atau di daerah yang sangat terpencil. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Batuan beku mengalir ke bawah dari aliran lava yang sudah padat" src="https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/362490/original/file-20201008-24-iqzgzu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Aliran lava.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/lava-flowing-down-hill-1192700248">Yvonne Baur/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. </p>
<p>Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. </p>
<p>Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan. </p>
<p>Apabila campuran gas yang berasal dari gunung berapi berubah, ini dapat menunjukkan bahwa magma di bawah sedang bergerak.</p>
<h2>Magma yang bergerak</h2>
<p>Ahli vulkanologi sering memakai dua metode lain untuk melihat apakah gunung akan meletus. </p>
<p>Ketika magma bergerak, ia akan menggetarkan daratan, menciptakan jenis gempa bumi yang disebut getaran harmonik. </p>
<p>Getaran ini bisa mengindikasi seberapa cepat dan kemana magma sedang bergerak. </p>
<p>Metode kedua adalah pengukuran gravitasi. </p>
<p>Gravitasi adalah, tentu saja, kekuatan yang menghentikan segala sesuatu lepas dari permukaan Bumi ke luar angkasa. </p>
<p>Namun, kekuatan tersebut sedikit menurun jika permukaan menjadi kurang padat. </p>
<p>Ini tidak berarti objek akan langsung terbang ke orbit karena perubahannya sangat kecil. </p>
<p>Tapi, bisa diukur alat bernama ‘<em>gravimeters</em>’. </p>
<p>Batuan cair memiliki kepadatan yang lebih rendah dibandingkan ketika padat, sehingga area gravitasi yang lebih rendah pada gunung berapi, terutama jika mereka berubah dari waktu ke waktu, mungkin menunjukkan magma - dan kemungkinan letusan.</p>
<p>Dengan mempelajari sejarah gunung berapi dan menggabungkan informasi dari berbagai teknik daratan maupun angkasa, kita bisa memahami dan memperingatkan di waktu yang tepat kepada masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sebelum erupsi. </p>
<hr>
<p><em>Wiliam Reynold menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/149635/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ian Skilling tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gunung berapi memberikan banyak petunjuk yang membantu para ilmuwan memprediksi kapan akan terjadi letusan.Ian Skilling, Senior Lecturer in Volcanology, University of South WalesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1186852019-06-18T11:30:06Z2019-06-18T11:30:06Z‘Denyut’ dari suatu gunung berapi dapat digunakan untuk memprediksi letusan berikutnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/279125/original/file-20190612-32342-u3zy1m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C150%2C4031%2C2867&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Letusan gunung Kilauea pada 2018 diawali dengan adanya kerusakan sistem saluran magma di puncaknya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Courtesy of Grace Tobin, 60 Minutes</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Memprediksi kapan suatu gunung berapi akan meletus merupakan hal yang sulit, tapi salah satu letusan gunung api di Hawaii baru-baru ini <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2018GL081609" title="Decrease in Seismic Velocity Observed Prior to the 2018 Eruption of Kīlauea Volcano With Ambient Seismic Noise Interferometry">memberi pelajaran yang dapat membantu</a>.</p>
<p><a href="https://theconversation.com/au/topics/kilauea-53358">Kīlauea</a>, sebuah gunung berapi di Pulau Besar Hawaii, mungkin merupakan gunung berapi yang paling dipahami di Bumi. Hal itu karena pemantauan dan pengumpulan informasi sejak dibentuknya <a href="https://volcanoes.usgs.gov/observatories/hvo/">Hawaiian Volcano Observatory</a> pada 1912.</p>
<p>Selain itu, gunung berapi ini juga berada di bawah jaringan pemantauan geofisika paling canggih di dunia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/from-kilauea-to-fuego-three-things-you-should-know-about-volcano-risk-97775">From Kilauea to Fuego: three things you should know about volcano risk</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dari langit, satelit mengumpulkan data yang menunjukkan perubahan topografi gunung berapi ketika magma bergerak dalam seluruh sistem saluran magma internal. Di samping itu, satelit juga melihat komposisi gas vulkanik.</p>
<p>Dari tanah, ahli vulkanologi menggunakan sejumlah alat kimia dan fisik yang sangat sensitif untuk dapat memahami struktur sistem saluran magma itu lebih lanjut. Dengan alat-alat ini, pergerakan magma di dalam gunung berapi dapat dipelajari.</p>
<h2>Gempa bumi dan getaran</h2>
<p>Hal utama dalam pemantauan gunung berapi adalah berkaitan dengan aktivitas kegempaan, meliputi frekuensi, tempat, dan waktu gempa bumi terjadi. Gempa bumi dapat dipicu oleh gerakan magma di dalam gunung berapi. Pengumpulan data di lokasi gempa bumi tersebut (teknik yang dikenal sebagai triangulasi) dapat melacak jalur magma yang berada di bawah tanah.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=215&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/274839/original/file-20190516-69178-wpysqy.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=271&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Skema sistem saluran magma dalam gunung berapi Kilauea, Big Island, Hawaii. Magma diangkut dari dalam Bumi hingga sampai ke serangkaian reservoir magma puncak.</span>
<span class="attribution"><span class="source">USGS</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebuah teknik terbaru, interferometri seismik, menggunakan getaran energi dari gelombang laut yang mengenai garis pantai yang jauh yang kemudian menempuh perjalanan melalui gunung berapi tersebut.</p>
<p>Perubahan kecepatan getaran ini membantu kami memetakan jejak 3 dimensi dari sistem saluran magma gunung berapi. Kami kemudian dapat mendeteksi kapan, dan bagaimana (dalam beberapa kasus) sistem saluran magma berubah.</p>
<p>Pemantauan ini menghasilkan “denyut” gunung berapi ketika sedang tidak aktif–suatu patokan untuk mendeteksi perubahan selama guncangan vulkanik. Hal ini terbukti menjadi temuan yang sangat berharga untuk peringatan dini, serta untuk memprediksi di mana dan kapan letusan Gunung Kīlauea yang terjadi pada 3 Mei 2018.</p>
<p>“Denyut” Kīlauea meliputi siklus <a href="https://volcanoes.usgs.gov/observatories/hvo/hvo_volcano_watch.html?vwid=117">inflasi (mengembang) dan deflasi (mengempis) gunung berapi</a> saat magma bergerak masuk dan keluar dari wilayah penyimpanan di puncak gunung berapi.</p>
<p>Kecepatan getaran yang bergerak melalui gunung berapi dapat diprediksi selama pengamatan siklus inflasi/deflasi ini. Ketika gunung berapi mengembang, getaran bergerak lebih cepat melalui gunung berapi ketika batu dan magma terkompresi. Namun, ketika gunung berapi mengempis, kecepatan ini menurun.</p>
<p>Kami menggambarkan hubungan antara dua set data ini–mengembang/mengempis dan kecepatan getaran yang semakin cepat/lambat–sebagai data gabungan.</p>
<h2>Terdapat sesuatu yang berubah</h2>
<p>Dibandingkan dengan patokan kami, data gabungan ini bergeser 10 hari sebelum erupsi Kīlauea pada 3 Mei. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem saluran magma telah berubah secara signifikan.</p>
<p>Gunung berapi saat itu mengembang akibat penumpukan tekanan di dalam ruang magma, namun disertai dengan gelombang seismik yang semakin lambat dengan cukup dramatis, bukannya semakin cepat.</p>
<p>Interpretasi kami terhadap data ini adalah bahwa ruang magma puncak tidak mampu mempertahankan tekanan akibat pasokan magma yang meningkat dan membuat tonjolan itu mengembang besar. Material batu kemudian mulai pecah di sekitar ruang magma puncak.</p>
<p>Pecahnya bebatuan mungkin kemudian menyebabkan perubahan sistem magmatik puncak sehingga membuat lebih banyak magma dengan lebih mudah tiba di lokasi letusan sekitar 40 km jauhnya.</p>
<p>Seperti halnya Gunung Kilauea, set data gabungan seperti itu secara teratur dikumpulkan, diselidiki, dan ditafsirkan dalam bentuk transportasi magma pada gunung berapi lain secara global. Misalnya pada gunung berapi Piton de la Fournaise di Pulau Reunion, dan gunung berapi Etna di Italia.</p>
<p>Namun, <a href="https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2018GL081609">pemodelan</a> kami adalah yang pertama kali menunjukkan perubahan hubungan data gabungan dapat terjadi karena melemahnya material dalam gunung berapi sebelum terjadi letusan.</p>
<p>Model kerusakan yang kami terapkan sekarang dapat digunakan untuk gunung berapi lainnya yang berada dalam keadaan tidak tenang. Model ini menambah peralatan vulkanologis ketika akan memprediksi kapan dan di mana letusan yang akan datang.</p>
<h2>Begitu banyak data, kami butuh bantuan</h2>
<p>Ketika gunung berapi berada dalam kondisi sangat tidak tenang, volume informasi yang didapat dari data digital dan pengamatan di darat sangat ekstrem. Para ilmuwan cenderung mengandalkan pemantauan observasional terlebih dahulu, dan baru menggunakan data lainnya ketika memiliki waktu dan tenaga tambahan.</p>
<p>Namun, jumlah total data yang masuk (seperti dari satelit) sangat banyak, dan para ilmuwan sampai-sampai tidak bisa menganalisisnya. Pembelajaran mesin <em>(machine learning)</em> mungkin dapat membantu kami dalam hal ini.</p>
<p><a href="https://www.sciencemag.org/news/2018/12/artificial-intelligence-helps-predict-volcanic-eruptions">Kecerdasan buatan</a> <em>(artificial intelligence)</em> adalah pendatang baru dalam urusan memprediksi erupsi. Jaringan saraf <em>(neural networks)</em> dan algoritme lainnya dapat mengolah data bervolume tinggi yang juga kompleks untuk “belajar” membedakan antara sinyal-sinyal yang berbeda.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/how-the-dinosaurs-went-extinct-asteroid-collision-triggered-potentially-deadly-volcanic-eruptions-112134">How the dinosaurs went extinct: asteroid collision triggered potentially deadly volcanic eruptions</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><a href="https://www.nature.com/articles/d41586-018-07420-y">Sistem peringatan dini otomatis</a> terhadap erupsi yang akan datang dengan menggunakan susunan sensor telah tersedia untuk beberapa gunung berapi saat ini, misalnya di Gunung Etna, Italia. Di masa depan, mungkin kecerdasan buatan akan membuat sistem ini lebih canggih lagi.</p>
<p>Deteksi dini terdengar amat mengagumkan bagi pihak berwenang yang bertanggung jawab atas keselamatan publik, tapi banyak ahli vulkanologi yang masih waspada akan penggunaannya.</p>
<p>Sebab, jika pendeteksi ini justru membunyikan beberapa peringatan palsu, maka kejadian ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap ilmuwan dan manajer krisis vulkanik.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/118685/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Rebecca Carey receives funding from the Australian Research Council, US National Science Foundation and New Zealand Marsden Grant.</span></em></p>Ilmuwan menemukan metode baru untuk membantu memprediksi kapan gunung berapi meletus berdasarkan data yang diolah dari letusan tahun lalu di Hawaii.Rebecca Carey, Senior Lecturer in Earth Sciences, University of TasmaniaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/906982018-02-02T10:00:01Z2018-02-02T10:00:01ZKristal gunung berapi dapat memudahkan kerja ilmuwan dalam memprediksi letusan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/204557/original/file-20180202-162082-8nd14f.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Memperkirakan kapan sebuah gunung berapi akan meletus adalah sebuah <a href="https://theconversation.com/why-cant-we-predict-when-a-volcano-will-erupt-53898">pekerjaan yang sangat sulit</a>. </p>
<p>Mengapa? Sebab setiap gunung berapi memiliki labirin terowongan tersendiri yang khas dan rumit, sebagai jalur bagi magma keluar ke permukaan. Jadi bahkan ketika aktivitas vulkanik sudah terdeteksi, masih sangat sulit untuk mengetahui kapan magma akan menemukan jalannya melalui terowongan ini dan meletus.</p>
<p>Namun kini ada sebuah cara untuk menilai proses ini, menggunakan kristal yang tumbuh di dalam gunung berapi dan bekerja seperti sebuah rekaman erupsinya. <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-017-02274-w">Studi terakhir kami</a> terhadap kristal dari Gunung Etna di Italia telah menemukan bahwa jika magma baru tiba di ruang 10 km di bawah permukaan Etna, sebuah erupsi bisa terjadi dalam dua minggu. </p>
<p>Tidak heran bila penyair Romawi Lucretius mengatakan Etna “murka dengan api dari lubang Neraka yang paling dalam”.</p>
<p>Dahulu, para ahli geologi berpikir bahwa magma di bawah gunung berapi berada dalam satu ruang tunggal besar, <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2011GL048488/full">tapi riset modern</a> menunjukkan bahwa sistem saluran magma terdiri dari banyak kompartemen yang berhubungan, dengan rute transport rumit. Kita juga tahu bahwa ketika magma baru mengisi kembali sistem saluran vulkanik ini, hal tersebut bisa <a href="https://www.nature.com/articles/267315a0">memicu sebuah letusan</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/empat-hal-mengenai-gerhana-bulan-langka-yang-menghiasi-langit-pada-31-januari-90754">Empat hal mengenai gerhana bulan langka yang menghiasi langit pada 31 Januari</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Selagi bergerak naik ke permukaan, magma yang baru teraduk mendorong bebatuan menjauh, dan menaikkan tekanan di bawah gunung berapi. Ini menghasilkan gempa bumi dan memperluas bangunan gunung berapi yang berbentuk kerucut; dampaknya bisa dipantau dari permukaan atau <a href="https://svs.gsfc.nasa.gov/30188">dari luar angkasa dengan bantuan satelit</a>. </p>
<p>Yang sulit diketahui apakah pengisian ulang magma tertentu akan benar-benar menjadi erupsi dan <a href="https://theconversation.com/magma-refills-could-predict-volcano-eruptions-16212">berapa lama waktu</a> yang diperlukan sebelum erupsi dimulai.</p>
<p>Di sinilah kristal <a href="https://www.nature.com/articles/nature10706">bisa memainkan peranan</a>. Mineral ini disebut antecryst (“ante” berarti sebelum) karena mereka sering kali mulai tumbuh dari magma awal ribuan tahun lalu sebelum gunung berapi meletus. Mereka tumbuh selapis demi selapis, <a href="http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.earth.35.031306.140211">merekam perubahan</a> pada magma sekitarnya, bagaikan cincin pohon yang mencatat perubahan iklim.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=552&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/203199/original/file-20180124-72603-g8vm0e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=694&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peta antecryst.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Teknologi laser kini memungkinkan kita melihat ke dalam antecryst untuk menciptakan peta <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1751-908X.2007.00104.x/full">pelacakan unsur kimia</a> di dalamnya. Ini pada dasarnya melibatkan penembakan sekotak garis-garis laser di atas antecryst kemudian menggunakan apa yang dikenal sebagai spektrometer massa untuk menganalisis aerosol yang diberikan dan menentukan kandungannya.</p>
<p>Ini bisa digunakan untuk menciptakan gambar 2D komposisi kristal yang bisa memberi tahu kita gambaran <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0009254115002831">sejarahnya</a>. Sebagai contoh, ketika inti antecryst tua dipindahkan ke permukaan oleh magma yang baru teraduk, hal ini menciptakan lingkaran yang khas pada kristal. </p>
<p>Tantangannya adalah menyarikan arti dari rekaman ini. </p>
<h2>Memetakan Etna</h2>
<p>Berbekal peta kimia kristal dari aktivitas vulkanik Gunung Etna 40 tahun terakhir, kita sudah bisa menentukan kedalaman di mana kristal tumbuh dan juga ketika magma baru mulai menyerbu sistem vulkanik bawah tanah. </p>
<p>Kami menemukan bahwa ini mulai muncul pada 1970-an, bertepatan dengan masa gunung berapi itu mulai <a href="http://www.geo.mtu.edu/volcanoes/boris/mirror/mirrored_html/ETNA_elenco.html">lebih sering erupsi</a> dengan magma yang bergerak lebih cepat dan lebih banyak aktivitas ledakan dan seismik.</p>
<p><a href="https://pubs.geoscienceworld.org/gsa/geology/article-abstract/33/10/837/103755">Jenis kontak</a> antara inti kristal dengan lingkaran tepinya serta <a href="https://academic.oup.com/petrology/article/43/12/2279/1512026">ketebalan lingkaran tepi</a> mengandung informasi tentang berapa lama waktu berlalu antara kedatangan gelombang magma dan ketika erupsi dimulai. </p>
<p>Ini berarti kita bisa memprediksi lebih baik kapan erupsi mungkin terjadi setelah magma terdeteksi di titik tertentu di bawah gunung berapi (pada kasus ini, dua minggu).</p>
<p>Dengan cara ini, melakukan survei laser terhadap antecryst dari seluruh dunia dapat membantu ilmuwan gunung berapi memahami dengan lebih baik bagaimana pengisian ulang magma bekerja sebagai pemicu erupsi, dan bagaimana menafsirkan data pemantauan dari gunung berapi aktif. </p>
<p>Ini bisa menciptakan suatu proses yang lebih akurat untuk memantau <a href="http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.earth.33.092203.122459">tanda-tanda peringatan</a> dan memperkirakan erupsi yang mungkin segera terjadi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/90698/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Balz Kamber menerima dana dari Science Foundation Ireland.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Teresa Ubide menerima dana dari University of Queensland, Australian Geoscience Council dan Australian Academy of Science.</span></em></p>Sebuah studi terbaru telah menemukan cara untuk memprediksi letusan Gunung Etna dalam dua minggu.Balz Kamber, Chair of Geology and Mineralogy, Trinity College DublinTeresa Ubide, Lecturer in Igneous Petrology/Volcanology, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/898722018-01-11T11:04:52Z2018-01-11T11:04:52ZGunung api Indonesia ada di daftar yang dipantau ilmuwan dunia 2018<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/201306/original/file-20180109-83556-1r5b4ix.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Merapi salah satu gunung berapi yang dipantau oleh para ilmuwan dunia tahun ini.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/uk/topics/mount-agung-44291">Erupsi Gunung Agung</a> di Pulau Bali mengundang perhatian media sedunia, walaupun letusan-letusan vulkanik bukan hal baru di Indonesia sebetulnya. Dari 139 gunung api “aktif” di negeri ini, ada 18 yang dinaikkan tingkat siaganya saat ini, menandakan aktivitas seismik yang lebih tinggi dari normal, deformasi tanah dan emisi gas. Dalam skala global, pada setiap pekan pada tahun 2017, setidak-tidaknya ada antara <a href="http://volcano.si.edu/">14 dan 27 gunung api meletus</a>.</p>
<p>Sebagian besar aktivitas vulkanik yang diawasi berlangsung di sepanjang Cincin Api Pasifik, sebuah kawasan di sekeliling Samudra Pasifik di mana beberapa lempeng tektonik bertemu, menyebabkan gempa bumi dan serangkaian apa yang disebut para geolog sebagai <a href="http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/subducvolc_page.html">gunung api zona subduksi</a>.</p>
<p>Erupsi-erupsi lain terjadi pada gunung api-gunung api di bagian pedalaman benua seperti <a href="https://news.nationalgeographic.com/2017/07/tanzania-volcano-eruption-ancient-humans-science/">Ol Doinyo Lengai</a> di Tanzania, atau di pulau-pulau oseanik seperti Hawaii. Banyak juga yang berlangsung di tempat yang tersembunyi dari pandangan di dasar laut, dengan beberapa gunung api bawah air paling aktif yang terletak di busur kepulauan Tonga-Kermadec di Pasifik barat daya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=434&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=434&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/199944/original/file-20171219-4948-1e5cmuw.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=434&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Mengenali cincin api.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://volcano.si.edu/E3/">Global Volcanism Program, Smithsonian Institution</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Erupsi-erupsi di daratan saat ini merentang dari efusi lava cair hingga ledakan ukuran menengah dan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan erupsi terbesar dalam sejarah Bumi. Bahkan erupsi tahun 1815 Gunung Tambora, juga di Indonesia, boleh jadi adalah erupsi terbesar dalam catatan sejarah mutakhir, hanyalah kurcaci dibandingkan erupsi-erupsi super dahsyat di masa lalu geologis seperti erupsi gunung api Toba di Sumatra sekitar 74.000 tahun lampau. Toba memuntahkan kurang lebih 70 kali lebih banyak magma daripada Tambora, turut menyebabkan bumi memasuki zaman es lagi dan mungkin bahkan menciptakan sebuah <a href="http://science.sciencemag.org/content/262/5142/1955.1">leher botol genetik</a> dalam evolusi manusia.</p>
<p>Sesungguhnya, Toba adalah erupsi terbesar dalam 25 juta tahun terakhir, sehingga tidak banyak kemungkinan terjadinya bencana serupa dalam waktu dekat. Kendati demikian, erupsi-erupsi berukuran kecil hingga menengah yang sering terjadi itulah yang menyodorkan ancaman vulkanik konstan. Di seluruh dunia saat ini, sekitar 800 juta orang hidup dalam radius 100km, 29km, dan 10km dari gunung api aktif. </p>
<p>“Ancaman vulkanik”, sebuah ukuran yang memadukan tingkat bahaya dan jumlah orang yang berpotensi terkena bahaya itu, yang paling tinggi sejauh ini adalah di Indonesia, disusul oleh Filipina, Jepang, Meksiko, dan Ethiopia. Bersama-sama, kelima negara ini merupakan lebih dari 90% <a href="http://globalvolcanomodel.org/wp-content/uploads/2015/08/Global-Volcanic-Hazards-and-Risk-Full-book-low-res.pdf">total ancaman vulkanik global</a>. Meski begitu, berkenaan dengan proporsi populasi, ancaman vulkanik paling tinggi berada di pulau-pulau kecil seperti Montserrat, yang sepenuhnya vulkanik. </p>
<p>Gunung api mana yang perlu diawasi pada tahun 2018? Sebagian gunung api yang saat ini menunjukkan tanda-tanda gejolak mungkin akan tenang begitu saja tanpa erupsi, sementara sebagian lainnya mungkin memasuki sebuah fase erupsi dalam beberapa bulan ke depan dan perlu diawasi serta dipantau secara cermat. </p>
<p>Di samping Gunung Agung, berikut adalah sebagian dari gunung api-gunung api yang kami pilih untuk dicermati:</p>
<h2>Kirishima, Jepang</h2>
<p>Salah satu gunung api yang tidak begitu dikenal tetapi paling aktif di Jepang, Kirishima, adalah sekelompok kerucut vulkanik dengan erupsi-erupsi yang tercatat secara sporadis sejak tahun 742. Sebuah erupsi pada salah satu kerucut itu, Shinmoedake, pada tahun 2011 adalah yang terbesar di Kirishima selama lebih dari 50 tahun. Shinmoedake meletus untuk pertama kalinya dalam enam tahun <a href="https://www.japantimes.co.jp/news/2017/10/11/national/kyushus-shinmoedake-volcano-blows-stack-first-time-six-years/">pada Oktober</a>, gumpalan asap membumbung sampai 200 meter di atas kaldera. Saat ini, tingkat siaganya tetap tinggi.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"919212885116702720"}"></div></p>
<h2>Merapi, Indonesia</h2>
<p>Merapi adalah salah satu gunung api paling berbahaya di Indonesia karena frekuensi erupsi dan lereng berpenduduk padatnya. Menelan korban hampir 400 jiwa, erupsinya pada tahun 2010 sejauh ini adalah yang paling mematikan pada abad ke-21. Mungkin ada yang berpendapat bahwa erupsi Merapi berikutnya mestinya sudah terjadi, walaupun tidak ada tanda-tanda awal peningkatan aktivitas atau gejolak vulkanik.</p>
<h2>Öræfajökull, Islandia</h2>
<p>Gunung api yang diselimuti es ini sudah meletus dua kali sejak pemukiman awal Islandia, termasuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0377027308004381">erupsi eksplosif terbesar</a> di negara itu pada tahun 1362 dan erupsi berikutnya pada tahun 1727-28. Dalam kedua kasus itu erupsi disusul oleh <a href="http://www.vedur.is/gogn/vefgogn/jokulhlaup/haettumat/oraefajokull_markarfljotsaurar/bok_en/chapter_II.pdf">banjir bandang yang mematikan</a>, ketika air lelehan dari danau subglasial di gunung itu mendadak tumpah.
Öræfajökull tampaknya sedang menggeliat. Getaran-getaran seismik kecil dalam gunung api itu sudah direkam sejak Agustus 2017 dan, pada November, sebuah depresi pada permukaan es dalam kaldera utama terlihat—sebuah fenomena yang biasanya disebabkan oleh melelehnya es di bawah permukaan ketika panas meningkat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=487&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=487&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/199933/original/file-20171219-4980-j7advv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=487&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Öræfajökull pada 10 November. Bagian kabur di tengah menunjukkan es yang meleleh.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/150411108@N06/38728691451/">Antti Lipponen/Sentinel–2B</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Popocatépetl, Meksiko</h2>
<p>“Gunung Berasap” Meksiko terletak 70km di sebelah tenggara Kota Meksiko dan merupakan gunung api paling aktif di negara itu. Gunung api ini sedang mengalami erupsi—yang sebentar-sebentar terjadi sejak tahun 2005—dengan kubah lava yang membesar, ledakan, gumpalan-gumpalan abu membumbung sampai beberapa kilometer dan hujan abu menimpa kawasan sekitarnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=375&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=375&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=375&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=471&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=471&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/201309/original/file-20180109-83563-omsjlg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=471&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">‘Gunung Berasap’ di Meksiko.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Villarrica, Chile</h2>
<p>Gunung api Villarrica yang tertutup es adalah salah satu dari sedikit gunung api di dunia yang memiliki danau lava aktif. Peningkatan bertahap aktivitas seismik dan danau lava, menghasilkan air mancur lava yang tingginya sampai 150 meter, sudah didokumentasikan sejak pertengahan November 2017.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/199937/original/file-20171219-4968-1pj3els.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Ketika Villarrica meletus pada tahun 2015 gunung api itu memuntahkan abu dan lava sejauh 1.000 meter ke udara.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Warehouse of Images / shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Kilauea, Amerika Serikat</h2>
<p>Gunung api Kilauea di Pulau Besar di Hawaii memuntahkan lava basalt nyaris terus-menerus selama 35 tahun dan tidak ada alasan untuk memperkirakan erupsi ini akan berakhir dalam waktu dekat. Gunung api ini terus meletus di puncaknya dan dari ventilasi Puʻu ʻOʻo di Zona Retakan Timur, menghasilkan aliran lava yang kadang-kadang masuk ke lautan.</p>
<figure> <img src="https://thumbs.gfycat.com/TerribleGentleIslandcanary-size_restricted.gif"><figcaption> Ravioli kalengan vs lava Puʻu ʻOʻo.</figcaption></figure>
<p>Itulah sebagian gunung api yang perlu dipantau dengan cermat selama beberapa pekan dan bulan ke depan. Tapi gejolak vulkanik bisa juga dimulai mendadak di gunung api-gunung api yang tidur seperti Hekla di Islandia yang, berdasarkan rekaman beberapa dekade lampau, mengalami erupsi besar mendadak setelah periode tidak aktif. Ia mungkin bangun lagi tanpa banyak peringatan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/89872/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ralf Gertisser menerima dana dari Natural Environment Research Council (UK).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Katie Preece menerima dana dari Leverhulme Trust.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Sylvain Charbonnier tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ada enam gunung berapi dunia yang dipantau cermat oleh para ilmuwan gunung api dunia tahun ini. Ada satu dari Indonesia.Ralf Gertisser, Senior Lecturer in Mineralogy and Petrology, Keele UniversityKatie Preece, Research Associate in Volcanology, University of GlasgowSylvain Charbonnier, Assistant Professor in Volcanology, University of South FloridaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/847202017-09-28T10:04:29Z2017-09-28T10:04:29ZMengapa gunung api meletus?<p>Beberapa orang percaya bahwa letusan gunung berapi disebabkan oleh takdir. Sebagian lagi percaya letusan gunung berapi adalah pertanda bahwa suatu gunung marah karena penduduk yang tinggal di dekatnya telah berbuat dosa.</p>
<p>Tapi sains punya penjelasan lain.</p>
<p>Gunung api adalah saluran yang membawa batuan panas cair yang ada di bawah tanah yang disebut <a href="http://education.nationalgeographic.com/encyclopedia/magma/">magma</a>. Saluran tersebut membawa magma keluar dari kerak (lapisan padat terluar) Bumi ke permukaan Bumi. Saluran ini memiliki bentuk seperti kerucut, perisai atau kaldera. Di bawah gunung berapi ada kamar magma, sebuah waduk besar berisi batuan cair.</p>
<p>Gerakan magma yang meningkat di dalam gunung berapilah yang menyebabkan letusan. Gerakan ini dipicu oleh berbagai proses yang terjadi di bawah, di dalam, dan di atas ruang magma.</p>
<h2>Di bawah ruang magma</h2>
<p>Gunung berapi yang berada di <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Subduction">zona subduksi</a>–tempat lempeng bumi bertemu, menyebabkan satu lempeng menunjam di bawah lempeng yang lain–terus menerus mendapat injeksi batuan cair baru ke dalam ruang magma.</p>
<p>Di bawah ruang magma itu, panas inti bumi mencairkan sebagian batuan yang ada menjadi magma baru. Batu cair segar ini akhirnya masuk ke ruang magma. Saat ruang itu, yang sudah terisi dengan volume tertentu, tidak dapat menampung magma baru, kelebihannya akan dikeluarkan melalui letusan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=820&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/190781/original/file-20171018-32367-is3v3z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1030&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Proses ini biasanya terjadi dalam siklus. Maka, mungkin untuk memprediksi letusan yang disebabkan oleh luberan magma. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Papandayan">Gunung Papandayan di Jawa Barat</a>, yang berada di atas pertemuan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia, mempunyai siklus 20 tahunan dan mungkin akan meletus pada 2022. Gunung ini terakhir kali meletus pada 2002.</p>
<p><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Agung">Gunung Agung di Bali meletus terakhir kali pada 1963</a> atau tepatnya 120 tahun setelah letusan sebelumnya pada 1843. Jika mengikuti pola letusan terakhir ini (per 120 tahun), 2017 belum waktunya bagi Agung meletus. Kalaupun letusan terjadi mungkin tidak sebesar letusan pada 1963 karena Agung baru menghimpun energi selama 54 tahun. Artinya masih kurang dari setengah waktu letusannya. </p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/gunung-agung-di-bali-berpotensi-meletus-untuk-pertama-kalinya-dalam-50-tahun-84529">Gunung Agung di Bali berpotensi meletus untuk pertama kalinya dalam 50 tahun</a></em> </p>
<hr>
<p>Periode waktu antara letusan bergantung pada seberapa cepat batu meleleh, yang dipengaruhi oleh kecepatan lempeng menunjam. Bumi memiliki beberapa zona subduksi dan lempeng subduksi umumnya bergerak dengan kecepatan konstan hingga 10 sentimeter per tahun. Untuk Papandayan, kecepatan Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia sekitar 7 sentimeter per tahun.</p>
<h2>Di dalam ruang magma</h2>
<p>Aktivitas di dalam ruang magma juga bisa menyebabkan letusan. Di dalam ruang itu, magma mengkristal karena suhu menurun. Magma yang sudah terkristalisasi lebih berat daripada batuan panas semi-cair sehingga akan tenggelam ke dasar ruang magma. Ini mendorong sisa magma ke atas, menambah tekanan pada penutup ruang itu. Sebuah letusan terjadi saat tutupnya tidak lagi mampu menahan tekanan. Hal ini juga terjadi dalam sebuah siklus sehingga dapat diprediksi.</p>
<p>Proses penting lainnya di dalam ruang magma adalah saat bauran magma bercampur dengan batuan sekitarnya. Proses ini disebut asimilasi. Saat magma bergerak, zat ini berinteraksi dengan bebatuan di sekeliling ruang magma.</p>
<p>Kadang-kadang gunung berapi mempunyai jalur untuk magma mengalir ke permukaan. Jika jalurnya tidak ada, maka magma akan memaksakan diri ke area yang tekanannya lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan dinding yang mengelilingi ruangan jebol dan runtuh.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/190813/original/file-20171018-32370-anjqb0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=617&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bayangkan menjatuhkan batu bata ke dalam ember penuh air. Hal pertama yang akan terjadi adalah percikan air dari ember.</p>
<p>Percikan magma yang disebabkan oleh dinding ruang yang ambrol akan menyebabkan letusan. Letusan dari proses ini sulit diprediksi.</p>
<h2>Di atas ruang magma</h2>
<p>Letusan juga bisa terjadi karena berkurangnya tekanan di atas ruang magma. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti penurunan kerapatan bebatuan di atas ruang magma atau mencairnya es di puncak sebuah gunung berapi. Sebuah topan yang melewati gunung berapi dalam kondisi kritis dapat memperhebat kekuatan letusan juga.</p>
<p>Batu yang menutupi ruang magma dapat secara perlahan melunak karena adanya perubahan komposisi mineral. Penurunan kerapatan batuan penutup pada akhirnya membuat mereka tidak dapat menahan tekanan dari magma.</p>
<p>Apa yang menyebabkan perubahan mineralogi ini? Terkadang, gunung berapi mempunyai celah di permukaan yang memungkinkan air meresap dan berinteraksi dengan magma. Bila ini terjadi, perubahan batuan akibat larutan hidrotermal terjadi, batuan melunak dan akhirnya mengakibatkan letusan.</p>
<p>Di mana magma keluar dari gunung berapi juga penting. Jika lava atau <a href="http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Tephra.html">batu piroklastik </a>keluar melalui sisi gunung berapi, gravitasi dapat menyebabkan bagian gunung berapi tersebut runtuh, menyebabkan hilangnya tekanan penutup secara tiba-tiba. Letusan besar biasanya terjadi beberapa saat setelah satu kawasan roboh.</p>
<h2>Melelehkan es</h2>
<p>Pemanasan global dapat menyebabkan lebih banyak letusan dengan menyebabkan gletser di atas gunung berapi meleleh. Saat volume besar es di atas gunung meleleh, tekanan di atas ruang magma menurun. Magma akan naik untuk menemukan keadaan keseimbangan baru dan menyebabkan letusan.</p>
<p><a href="http://icelandmag.visir.is/article/icelands-melting-glaciers-could-result-more-frequent-volcanic-eruptions">Sebuah penelitian telah menunjukkan</a> letusan besar Gunung Eyjafjallajökull di Islandia pada 2010 dipicu oleh gletser mencair. Islandia kehilangan sekitar 11 miliar ton es setiap tahun. Jadi mungkin masih lebih banyak lagi kehilangan es dalam jumlah besar.</p>
<p>Pada 1991, <a href="https://pubs.usgs.gov/fs/1997/fs113-97/">Gunung Pinatubo di Filipina mengalami letusan besar</a> saat topan Yunya melanda gunung berapi dan sekitarnya. Pinatubo sudah bergemuruh, tapi topan itu memperhebat kekuatan ledakan.</p>
<p>Kecepatan tinggi topan menyebabkan daerah di sekitarnya kehilangan tekanan secara signifikan. Akibatnya, gumpalan udara di atas gunung berapi tersapu ke jalur topan. Gunung Pinatubo mengalami perubahan tekanan dan letusan besar tak terelakkan.</p>
<p>Mengingat peran penting yang dimainkan magma dalam memicu letusan gunung berapi, mempelajari magma lebih dekat dapat membantu memprediksi kejadian alam yang spektakuler ini.</p>
<hr>
<p><em>Tulisan ini diterjemahkan dan diperbarui dari <a href="https://theconversation.com/explainer-why-volcanoes-erupt-44732">Explainer: why volcanoes erupt</a> dan ditambahi satu paragraf tentang Gunung Agung.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/84720/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mirzam Abdurrachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi sebelum gunung api meletus? Bagaimana bisa angin topan dan mencairnya gletser berkontribusi pada letusan besar?Mirzam Abdurrachman, Lecturer at Department of Geology, Faculty of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi BandungLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/845292017-09-23T02:10:22Z2017-09-23T02:10:22ZGunung Agung di Bali berpotensi meletus untuk pertama kalinya dalam 50 tahun<p>Peningkatan jumlah gempa yang terjadi di bawah gunung berapi Gunung Agung di timur Bali, Indonesia, selama beberapa minggu terakhir ini membuat otoritas kebencanaan berjaga-jaga dan waspada. </p>
<p><a href="http://www.abc.net.au/news/2017-09-20/bali-volcano-mount-agung-threatens-to-erupt/8962656">Peringatan terbaru </a>yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan pemerintah lokal sekarang melarang pendakian gunung dan memerintahkan evakuasi dalam jarak 7,5 kilometer dari puncak.</p>
<p>Meski jarang terjadi, letusan Gunung Agung termasuk yang terbesar di antara aktivitas vulkanik global dalam 100 tahun terakhir. Lebih dari 1.000 orang meninggal dalam letusan terakhir pada 1963.</p>
<p>Kemampuan kita memprediksi letusan telah meningkat secara drastis sejak peristiwa terakhir ini. Maka, kita bisa berharap jumlah korban tewas seperti itu tidak akan terjadi lagi.</p>
<p>Gunung Agung adalah satu dari sekian banyak gunung berapi di Indonesia dan wilayah <a href="https://www.britannica.com/place/Ring-of-Fire">Cincin Api</a> yang mengelilingi Pasifik dan samudera timur India. Letusan Gunung Agung memang sporadis; tapi Agung sangat terkenal akan abu vulkanik dan sulfur dioksida yang ia lontarkan ke atmosfer. </p>
<p>Jenis aktivitas ini punya efek luas, dan tidak hanya penduduk Bali yang dapat merasakannya. </p>
<h2>Letusan 1963-1964</h2>
<p>Gunung Agung adalah gunung berapi yang besar dengan puncak 3.142 meter di atas permukaan laut. Gunung ini mendominasi pemandangan timur Bali. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=305&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=305&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=305&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=383&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=383&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/186713/original/file-20170920-900-aoo10h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=383&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gunung Agung di saat matahari terbit kembali pada 2015.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/dmwil6/23050342342/">Flickr/Darren Willman</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/">CC BY-NC</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Letusan pada 1963 didahului oleh gempa bumi. Kemudian pada Februari tahun itu, lahar mulai mengalir dari puncak kawah, yang akhirnya membentang hingga sekitar 7 kilometer ke bawah lereng utara. Ledakan kecil abu vulkanik menyertai aktivitas ini.</p>
<p>Intensitas aktivitas eksplosif berkembang dengan cepat sampai pada letusan besar pada 17 Maret. Pada waktu bersamaan, letusan dari aliran puing medan tersembunyi dari blok lava merah panas, abu dan gas (aliran piroklastik), merobohkan lereng-lereng yang mengenai daerah-daerah yang luas di sisi utara dan selatan gunung berapi.</p>
<p>Hujan deras di atas material vulkanik yang terpisah-pisah memicu arus lumpur dan batu-batu besar ke sisi lereng gunung yang lain. Arus puing ini disebut lahar, sebuah kata bahasa Indonesia yang telah diadopsi secara global. Agung meletus kembali dua bulan kemudian dengan konsekuensi fisik yang serupa.</p>
<h2>Apa yang terjadi sekarang?</h2>
<p>Berdasarkan aktivitas yang mendahului letusan terakhir Gunung Agung pada 1963, ada kekhawatiran bahwa gunung berapi tersebut mungkin mengalami letusan besar dalam waktu dekat.</p>
<p>Ada satu letusan yang intensitasnya serupa pada 1843, dan beberapa letusan di abad ke-16 sampai 18.</p>
<p>Kemampuan ahli vulkanologi untuk memprediksi letusan telah meningkat drastis dalam 50 tahun terakhir. Sumber bukti utama adalah frekuensi dan lokasi gempa di bawah gunung berapi, yang disebabkan oleh magma yang mengalir ke atas.</p>
<p>Pembengkakan dan peningkatan aktivitas gunung berapi ditambah dengan pengukuran suhu dan komposisi gas yang muncul dari kawah juga memberi petunjuk tentang kemungkinan terjadinya letusan.</p>
<p>Prediksi letusan yang akurat sampai periode waktu sesingkat jam dan hari, seperti sebelumnya <a href="https://www.livescience.com/14603-pinatubo-eruption-20-anniversary.html">letusan puncak di Gunung Pinatubo</a> di Filipina pada 1990, telah berhasil menyelamatkan banyak nyawa.</p>
<p>Jadi tidak ada alasan kita tak siap dengan kemungkinan letusan Gunung Agung, asalkan saran yang diberikan oleh pihak berwenang, yang dilengkapi dengan penilaian ahli, diikuti oleh pemerintah dan masyarakat.</p>
<p>Selalu ada kesulitan dalam praktik memindahkan penduduk lokal dan penonton yang penasaran menjauh dari bahaya alam. Namun Indonesia adalah negara yang paling aktif <a href="https://www.usgs.gov/news/revolutionizing-volcano-monitoring-indonesia">secara vulkanis di Bumi</a>, dan telah menjadi ahli dalam melindungi penduduk sipil yang tinggal di lereng gunung.</p>
<h2>Konsekuensi yang lebih luas</h2>
<p>Magma yang keluar sepanjang Cincin Api kaya akan gas terlarut, terutama air, karbon dioksida dan sulfur dioksida. Selama magma naik ke permukaan Bumi, pelepasan tekanan mengurangi daya larut senyawa gas.</p>
<iframe src="https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d1010555.4311218886!2d114.43584734108097!3d-8.35413745521358!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dd202e428b2eac7%3A0xa7d7d26cb3a3a7ad!2sMount+Agung!5e0!3m2!1sen!2sau!4v1505883519482" width="100%" height="600" frameborder="0" style="border:0" allowfullscreen=""></iframe>
<p>Peningkatan volume gabungan gas dan magma (cair) dibandingkan dengan magma saja adalah proses fisik yang mendorong ledakan vulkanik dan fragmentasi magma membentuk abu. Sebagian besar gas vulkanik dibuang ke atmosfer Bumi.</p>
<p>Ada banyak konsekuensi penting dari keseluruhan proses ini, namun dalam kasus sulfur dioksida, kasus letusan Gunung Agung sangat penting.</p>
<p>Sampai pada letusan 1963, pemantauan atmosfer telah berkembang sampai pada titik di mana sejumlah besar sulfur dioksida dapat dideteksi disuntikkan ke stratosfer dari gunung berapi ini.</p>
<p>Sulfur dioksida bereaksi dengan uap air membentuk tetesan berumur panjang (aerosol) asam sulfat. Sekitar 10 juta ton tetesan ini diketahui telah terakumulasi di stratosfer akibat erupsi tersebut.</p>
<p>Tetesan tersebut bisa bertahan selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun yang menyebabkan penurunan kecil pada suhu atmosfer global. Dalam kasus letusan Gunung Agung 1963, suhu turun sekitar 0,1-0,4 °C. </p>
<p>Konsekuensi lain yang lebih luas dari jenis erupsi yang khas dari gunung berapi di Cincin Api adalah bahaya yang ditimbulkan oleh abu vulkanik atmosfer. </p>
<p>Gangguan lalu lintas udara adalah sebuah gangguan secara sosial dan ekonomi, seperti yang dialami baik untuk Bali, regional di Indonesia, maupun global.</p>
<h2>Apa selanjutnya?</h2>
<p>Pemantauan aktivitas di bawah dan di atas Gunung Agung akan terus berlanjut. “Krisis seismik” yang serupa di gunung berapi lainnya tidak selalu diikuti letusan dalam waktu singkat. </p>
<p>Tetapi dalam situasi yang terus berkembang, sangatlah penting saran dari otoritas ahli diikuti sehubungan dengan potensi bahaya yang dihadirkan oleh gunung dalam keadaannya saat ini.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/84529/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Richard John Arculus menerima dana dari Australian Research Council.</span></em></p>Peringatan dikeluarkan untuk menghindari bahaya gunung berapi Indonesia menyusul serangkaian gempa bumi.Richard John Arculus, Emeritus professor in geology, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.