Pada episode kali ini, kami ngobrol dengan Rini Astuti, peneliti iklim di Australian National University tentang bagaimana generasi muda akan merasakan dampak terparah krisis iklim pada tahun 2050.
L’expertise universitaire, l’exigence journalistique
Articles sur UNFCCC
Ensemble des articles
Para akademisi terkemuka, termasuk mantan ketua IPCC, mendukung pemerintah di seluruh dunia menggunakan konsep emisi nol bersih sebagai “greenwash” atas lemahnya komitmen mengatasi pemanasan global.
Pidato iklim Jokowi pada Biden Summit belum menunjukkan target yang ambisius cegah dampak krisis iklim lebih parah di Indonesia.
Bergabungnya AS kembali ke Perjanjian Paris memberikan harapan adanya perubahan bagi penurunan emisi global dan upaya mengatasi dampak krisis iklim, termasuk Indonesia.
Indonesia akan alami banyak kerugian apabila tidak tingkatkan ambisi penurunan emisi nasional.
Pandemi COVID-19 mengakibatkan pertemuan konferensi iklim tahunan ditunda selama 1 tahun, tapi juga menurunkan emisi karbon. Apakah itu cukup dan apakah kondisi ini akan terus berlangsung?
Siapa yang menang, siapa yang kalah, dan alam siapa yang kita bicarakan saat berbicara soal solusi berbasis alam?
Secara persisten, perubahan iklim menyebabkan laut semakin panas, semakin asam dan kekurangan kadar oksigen.
Les contributeurs les plus fréquents
-
Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
-
Pro Vice-Chancellor of Research, University of Technology Sydney
-
Periset Iklim & Laut. Kepala Pusat Riset Laut Dalam BRIN., Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Postdoctoral researcher, Institute of Development Policy, University of Antwerp
-
Research Fellow, Australian National University
-
Senior Research Scientist, Physical Geography and Ecosystem Science, Lund University
-
PhD Researcher, Development Studies, University of Antwerp
-
Assistant Professor, Institute of Development Policy (IOB), University of Antwerp
-
Postdoctoral researcher, Geography, Norwegian University of Science and Technology
-
Associate Professor, Faculty of Agricultural and Environmental Sciences, McGill University
-
Professor, Department of Environment and Sustainability, Universidad Andina Simón Bolívar
-
Senior Research Fellow at Asia-Pacific Centre for Environmental Law (APCEL), National University of Singapore
-
Assistant Professor of International Relations, Universitas Katolik Parahyangan
-
Associate Professor in Earth System Science, University of Exeter
-
Emeritus Professor in Environmental Sciences, University of East Anglia
