Menu Close

Coronavirus mingguan: realitas suram dan harapan untuk masa depan yang lebih baik

Nick Ansell/PA

Perjuangan dunia melawan pandemi COVID-19 masih terus berlanjut, lebih dari 7,4 juta kasus dan 416.000 kematian telah dilaporkan di seluruh dunia. Amerika Serikat memiliki jumlah kasus terbesar di dunia denganlebih dari 2 juta kasus, saat ini AS sedang membuka kembali ekonominya sembari berusaha meredam penyebaran virus.

Menyelamatkan ekonomi dan mengatasi krisis kesehatan tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Penelitian dari seluruh dunia telah membuktikan hal tersebut. Ini adalah kenyataan yang suram karena penurunan ekonomi menyebabkan pengangguran dan mengurangi kesejahteraan rakyat. Orang miskin akan selalu menjadi yang paling dirugikan.

Akan tetapi, selalu ada cahaya di ujung terowongan, dan kita masih bisa berharap mencapai sesuatu yang positif di akhir pandemi. Beberapa orang memandang ini sebagai waktu yang tepat untuk memperbaiki keadaan, mulai dari memperbaiki sistem makanan di Afrika hingga dorongan untuk merancang bangunan yang lebih sehat.


Ini adalah kumpulan informasi mingguan kami dari para ahli tentang coronavirus.
The Conversation, adalah sebuah kelompok nirlaba, bekerja dengan berbagai akademisi di seluruh jaringan globalnya. Bersama-sama kami menghasilkan analisis dan pandangan berbasis bukti. Artikel-artikel ini gratis untuk dibaca - tidak ada pembayaran apa pun - dan bisa diterbitkan ulang. Tetap perbarui informasi dengan riset terbaru dengan membaca nawala gratis kami.


Malapetaka berlanjut

Pandemi ini terus memakan korban di berbagai bidang, mulai dari direnggutnya ribuan nyawa, hingga hancurnya perekonomian dan kesejahteraan rakyat di seluruh dunia.

Orang dengan tanpa gejala COVID-19 mungkin telah menyebarkan virus kepada orang lain. Neil Hall/EPA
  • Meningkatnya angka kematian. Tidak diragukan bahwa Britania Raya sangat terpukul oleh coronavirus. Negara ini memiliki jumlah kematian terbesar kedua di dunia, dengan Amerika Serikat di peringkat pertama yang memiliki populasi lima kali lipat lebih banyak. Seorang ahli dalam pemodelan matematika, Jasmina Panovska-Griffiths menjelaskan di mana letak kesalahan Britania Raya dan bagaimana cara mencegah bertambahnya angka kematianjika gelombang infeksi kedua terjadi saat kegiatan-kegiatan dibuka kembali.

  • Dampak yang rumit. Siapa yang paling terpukul oleh lockdown di Afrika Selatan? Tiga peneliti dari International Food Policy Research Institute (IFPRI), Channing Arndt, Sherman Robinson dan Sherwin Gabriel, menggunakan perangkat pemodelan ekonomi yang disebut sebagai SAM-multiplier analysis (Matriks Akuntansi Sosial) yang cocok untuk menilai guncangan jangka pendek pada suatu ekonomi dan menemukan solusinya.

  • Hutang besar. Guncangan ekonomi makro yang mengejutkan ekonomi dunia akibat pandemi COVID-19 merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya pada zaman modern. Respons keuangan oleh pemerintah dari negara-negara dengan perekonomian yang kuat dan berpengaruh menjadi sangat penting. Anton Muscatelli, seorang ekonom dan Kepala Universitas Glasgow, menjelaskan mengapa menghadapi virus corona harus seperti perang hutang - tersebar dari generasi ke generasi.

** Intervensi fiskal COVID-19 versus Krisis Keuangan Global**

Atlantic Council
  • Memecahkan masalah perawatan kesehatan Indonesia. Pandemi COVID-19 diperkirakan akan meningkatkan defisit lembaga yang mengelola asuransi kesehatan nasional Indonesia - yang dikenal sebagai BPJS-Kesehatan - yang telah mencapai USD 1,9 miliar. Untuk mendukung badan tersebut, pemerintah berencana meningkatkan premi asuransi kesehatan nasional. Namun, sebuah panel ahli berpendapat hal tersebut tidak akan memecahkan masalah perawatan kesehatan di Indonesia.

  • Mendanai stimulus. Federal Reserve Amerika Serikat telah berjanji untuk menyediakan bantuan hingga US$2,3 triliun dalam bentuk pinjaman untuk mendukung rumah tangga, pengusaha, pasar keuangan, dan pemerintah setempat yang harus berada di dalam rumah sambil berjuang menghadapi coronavirus. William J. Luther, seorang ahli ekonomi di Florida Atlantic University, menulis tentang bagaimana Federal Reserve benar-benar menghasilkan uang untuk menyediakan bantuan.

Mendorong perubahan

Pandemi global ini juga dapat menyebabkan atau mendorong perubahan positif di berbagai aspek kehidupan kita.

  • Ketahanan pangan. World Food Program telah memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 dapat menyebabkan salah satu krisis pangan terburuk sejak perang dunia kedua. Mereka memprediksi meningkatnya jumlah orang kelaparan sebanyak dua kali lipat - lebih dari setengahnya berada di sub-Sahara benua Afrika. Panel ahli berpendapat bahwa pemulihan COVID-19 adalah kesempatan untuk memperbaiki sistem pangan di Afrika.

  • Bangunan sehat. Pandemi COVID-19 akan mendorong kita agar merancang dan membangun bangunan yang lebih sehat. Sebuah penelitian menunjukkan 85% dari waktu kita dihabiskan di dalam ruangan dan ditemukan bahwa kita juga yang menjadi sumber utama bakteri dalam ruangan. Pakar bangunan sehat Jako Nice menulis tentang masalah ini dalam artikelnya yang berjudul Perbatasan arsitektur baru: bangunan dan mikrobiomnya.

  • Ruang yang lebih aman. Pandemi COVID-19 juga telah mendorong pemerintah untuk menimbang manfaat dari membuka ruang hijau terlepas dari masalah kesehatan masyarakat yang timbul akibat penggunaannya. Ruang hijau memiliki efek positif pada kesehatan mental, kebugaran fisik, kohesi sosial, dan kesehatan spiritual. Akan tetapi, banyak ruang hijau terpaksa ditutup demi keselamatan banyak orang. Menanggapi hal tersebut, sekelompok ahli menjelaskan bagaimana kota-kota dapat menambahkan ruang hijau yang dapat dijangkau masyarakat setelah berakhirnya virus corona.

  • Revolusi perawatan kesehatan. Di seluruh dunia, hambatan untuk menyediakan perawatan kesehatan dari jarak jauh - yang dikenal sebagai “telemedicine” – berangsur-angsur diatasi. COVID-19 telah mengalihkan fokus dari perdebatan yang canggung tentang penerapan telemedicine menjadi praktik yang dibutuhkan secara mendesak. Tiga ahli dari University of Bath, Christopher Eccleston, Edmund Keogh, dan Emma Fisher, menjelaskan bagaimana coronavirus memaksa kita untuk menggunakan perawatan kesehatan secara digital.

Pencarian untuk penyembuhan

Vaksin untuk coronavirus belum ditemukan dan terdapat banyak uji coba obat serta kontroversi mengenainya.

Riset menunjukkan bahwa penggunaan hidroksiklorokuin bisa berujung pada gangguan jantung. Getty Images / Visoot Uthairam
  • Kebenaran tentang hidroksiklorokuin. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Mei lalu bahwa ia menggunakan hidroksiklorokuin untuk menghindari penularan COVID-19. Laporan media berita mengabarkan informasi yang berbeda mulai dari berita bahwa hidroksiklorokuin 91% efektif mengatasi penularan hingga hidroksiklorokuin yang nyatanya tidak efektif dan berbahaya. Bagaimana orang tahu apa yang bisa dipercaya? Seorang ahli farmasi dari University of Connecticut, C. Michael White, menulis ulasan baru dari beberapa studi yang menemukan kekurangan dalam penelitian dan nihil manfaat.

  • Melihat melampaui protein lonjakan. Mengembangkan vaksin seringkali adalah hal yang sulit, tetapi kita jarang berada dalam situasi di mana pengetahuan dasar tentang virus harus diperoleh secara langsung bersamaan dengan perlombaan untuk memberantasnya. Dua ahli dari University of Manchester, Sheena Cruickshank dan Daniel M. Davis, menjelaskan bagaimana keterlibatan sel T dan apa artinya bagi pengembangan vaksin.

OM85 is made from molecules extracted from the walls of bacteria. Shutterstock
  • Bakteri yang baik. Para ilmuwan di seluruh dunia terus menguji vaksin dan obat yang tak terhitung jumlahnya dengan harapan menemukan cara efektif untuk mencegah dan mengobati COVID-19. Di antara obat-obatan yang diuji di Australia, terdapat satu obat yang disebut OM85. Obat Ini bukan obat konvensional, tetapi kombinasi molekul yang diekstraksi dari dinding bakteri yang umumnya menyebabkan infeksi pernapasan. Seorang ahli dari University of Queensland, Peter Sly, menulis tentang bagaimana bakteri dalam kapsul dapat melindungi kita dari virus corona dan infeksi pernapasan lainnya.

Sign up to The Conversation

Dapatkan berita terbaru dan nasehat untuk COVID-19, langsung dari para ahli di inbox Anda. Bergabunglah dengan ribuang orang yang telah mempercayai para ahli dengan mendaftar ke newsletter kami.


Artikel ini didukung oleh Judith Neilson Institute for Journalism and Ideas.

Michael Walter Thomas menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 181,000 academics and researchers from 4,921 institutions.

Register now