tag:theconversation.com,2011:/es/topics/kapal-selam-103499/articlesKapal selam – The Conversation2023-06-22T09:03:48Ztag:theconversation.com,2011:article/2082842023-06-22T09:03:48Z2023-06-22T09:03:48ZKapal selam Titanic hilang: apa itu ‘submersible’ dan apa yang terjadi sebenarnya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/533386/original/file-20230622-10556-7x1tj6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kapal Selam Titan dari OceanGate</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://oceangate.com/">OceanGate</a></span></figcaption></figure><p>Saat ini, <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-65953872">operasi pencarian dan penyelamatan</a> besar-besaran sedang berjalan untuk menemukan kapal selam komersial yang hilang dalam perjalanan ke reruntuhan Titanic. </p>
<p>Menurut Penjaga Pantai Amerika Serikat (USCG), kontak dengan <em>submersible</em> tersebut terputus sekitar satu jam dan 45 menit setelah penyelaman, dengan lima orang penumpang. Kapal itu <a href="https://www.9news.com.au/world/titanic-submersible-search-oceangate-expeditions-vessel-missing-as-us-coast-guard-launches-search/9d7352d8-6a6d-4dc1-afac-ce07dc63cea3">harusnya kembali</a> pada pukul 9.13 malam waktu setempat pada hari Minggu (12.13 siang AEST, Senin). </p>
<p>Ekspedisi ini dilaksanakan oleh perusahaan Amerika Serikat bernama OceanGate sebagai bagian dari perjalanan delapan hari mereka. Para tamu membayar US$250,000 (Rp 3,7 miliar) per orang untuk mengunjungi situs reruntuhan itu. Hingga <a href="https://edition.cnn.com/americas/live-news/titanic-submersible-missing-search-06-19-23/h_c2b5400daf8538d8717f50c619d762ac">Senin sore</a> (Selasa pagi waktu Australia), Laksamana Madya Penjaga Pantai Amerika Serikat John Mauger mengatakan bahwa kapal selam tersebut kemungkinan memiliki antara 70 hingga 96 jam kadar oksigen bagi para penumpang.</p>
<p>Bangkai kapal Titanic berada di kedalaman sekitar 3,800 meter di Atlantik, sekitar 700 km selatan St John’s, Newfoundland. Menemukan kendaraan bawah air seukuran bus kecil di hamparan lautan luas dan terpencil ini bukanlah hal yang mudah. Inilah yang dihadapi tim penyelamat.</p>
<h2><em>Submersible Titan</em> milik OceanGate hilang</h2>
<p><em>Submersible</em> adalah kendaraan air berawak memiliki pergerakan yang mirip dengan <em>submarine</em>, tetapi dengan jangkauan yang jauh lebih terbatas. Mereka sering digunakan untuk tujuan penelitian dan eksplorasi, termasuk untuk mencari reruntuhan kapal dan mendokumentasikan lingkungan bawah air. Berbeda dengan <em>submarine</em>, mereka biasanya dilengkapi dengan jendela pandang yang memungkinkan penumpang untuk melihat ke luar, dan juga kamera luar yang memberikan pandangan lebih luas sekitar <em>submersible</em> itu.</p>
<p><em>Submersible</em> yang hilang dalam kasus ini merupakan kapal <em><a href="https://oceangate.com/our-subs/titan-submersible.html">Titan</a></em> milik OceanGate, yang dapat membawa lima orang ke kedalaman hingga 4,000m. Titan ini memiliki panjang sekitar 22 kaki, dengan kecepatan sekitar 3 knot, atau 5,5 km/jam. Meskipun <em>submersible</em> biasanya terhubung dengan sebuah kapal di permukaan melalui sambungan, video, dan foto menunjukkan bahwa <em>Titan</em> kemungkinan beroperasi secara mandiri terlepas dari kapal permukaan.</p>
<p>Menurut situs OceanGate, <em>Titan</em> digunakan “untuk survei dan inspeksi lokasi, penelitian dan pengumpulan data, serta pengujian <em>hardware</em> dan <em>software</em> di kedalaman laut”.</p>
<p><em>Titan</em> juga dilengkapi dengan “sistem pemantauan kelayakan badan kapal secara <em>real-time</em> (RTM)”. Hal ini kemungkinan juga mencakup alat tolok regangan untuk memantau kelayakan badan kapal yang terbuat dari serat karbon. Alat tolok regangan adalah jenis sensor yang dapat mengukur gaya yang diterapkan dan deformasi kecil pada suatu bahan akibat perubahan tekanan, tegangan, dan berat.</p>
<p>Badan kapal <em>Titan</em> yang terbuat dari serat karbon terhubung dengan dua kubah yang terbuat dari titanium komposit – bahan yang dapat menahan tekanan di kedalaman laut. Pada kedalaman 3,800 meter di bawah permukaan laut (kedalaman Titanic), tekanan yang dihadapi bisa sampai 380 kali lebih besar daripada tekanan atmosfer yang biasa kita rasakan di permukaan bumi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="penampakan kapal selam Titan" src="https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/532840/original/file-20230620-23-c6k9lo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Titan yang berada di platform peluncuran bawah air, menunggu sinyal untuk memulai penyelaman.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://oceangate.com/gallery/gallery-titan.html#nanogallery/titangallery/0/4">OceanGate</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Komunikasi dan upaya penyelamatan</h2>
<p><em>Titan</em> seharusnya memiliki sambungan akustik dengan kapal di permukaan, yang dibentuk melalui sebuah <em>transponder</em> (perangkat untuk menerima sinyal sonar) pada ujungnya, dan sebuah <em>transreceiver</em> (perangkat yang bisa melakukan transmisi dan juga penerimaan komunikasi) pada kapal di permukaan.</p>
<p>Sambungan ini memungkinkan adanya penentuan posisi akustik di bawah air, serta pertukaran pesan teks singkat dengan kapal permukaan – namun jumlah data yang dapat dibagikan terbatas dan biasanya mencakup informasi telemetri dan status yang dasar.</p>
<p><em>Titan</em> merupakan kapal yang menggunakan baterai. Mengingat kapal ini telah kehilangan semua kontak dengan kapal permukaannya, ada kemungkinan bahwa dia mengalami kegagalan daya. Idealnya, akan ada sumber daya cadangan darurat (seperti baterai terpisah) untuk menjaga peralatan darurat dan penunjang kehidupan – namun tidak jelas apakah kapal yang hilang ini memiliki cadangan daya itu. </p>
<p>Menurut laporan, setidaknya dua pesawat, sebuah kapal selam, dan pelampung sonar telah digunakan untuk mencari kapal itu. Pelampung sonar akan mencari kebisingan di bawah air, termasuk sinyal darurat yang mungkin telah dibunyikan.</p>
<p>Salah satu tantangan utama dalam upaya penyelamatan ini yaitu berkaitan dengan kondisi cuaca, yang akan semakin mempersempit jendela pencarian yang sudah kecil ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="kapal selam Titan mulai menyelam" src="https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=413&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/532842/original/file-20230620-49349-cnzdk6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=518&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"><em>Titan</em> memulai penyelaman bawah laut ke kedalaman 4,000 meter.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://oceangate.com/gallery/gallery-titan.html#nanogallery/titangallery/0/1">OceanGate</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Apa yang mungkin terjadi?</h2>
<p>Dalam skenario terbaik, <em>Titan</em> mungkin kehilangan daya dan memiliki sistem keamanan bawaan yang akan membantunya untuk kembali ke permukaan. Misalnya, mungkin kapal itu dilengkapi dengan beban tambahan yang dapat dilepaskan untuk segera meningkatkan daya apungnya dan membawanya kembali ke permukaan. </p>
<p>Alternatif lain yaitu, kapal tersebut mungkin kehilangan daya dan berakhir di dasar laut. Ini merupakan masalah yang lebih besar.</p>
<p>Skenario terburuk adalah kapal tersebut mengalami kegagalan yang mematikan pada <em>pressure housing</em> (perumahan tekanan). Meskipun badan kapal komposit <em>Titan</em> dibangun untuk menahan tekanan dalam laut yang tinggi, adanya cacat pada bentuk atau konstruksinya dapat mengancam kekokohannya – yang mana dapat beresiko meledak.</p>
<p>Kemungkinan lain adalah adanya kebakaran di dalam kapal, seperti akibat konsletnya listrik. Hal ini dapat mengganggu sistem elektronik kendaraan yang digunakan untuk navigasi dan pengendalian kapal. Kebakaran adalah peristiwa yang sangat berbahaya di lingkungan yang tertutup di bawah air ini, dan berpotensi untuk menyebabkan awak kapal dan para penumpang hilang kesadaran.</p>
<p>Waktu sangat berharga. Tim pencarian dan penyelamatan perlu menemukan kapal sebelum persediaan oksigen dan air <a href="https://web.archive.org/web/20230331121053/https://oceangateexpeditions.com/tour/titanic-expedition/">yang terbatas</a> habis.</p>
<p>Terdapat perdebatan yang sedang berlangsung di kalangan ilmiah mengenai manfaat relatif dari <em>submersible</em> berawak, ketika setiap penerjunan dapat menimbulkan risiko keamanan – terutama keamanan dari awak kapal dan penumpang.</p>
<p>Saat ini, sebagian besar penelitian di bawah air dan pekerjaan industri di daerah lepas pantai dilakukan menggunakan kendaraan tak berawak dan robotik. Kehilangan salah satu kendaraan ini mungkin mengganggu pekerjaan yang dilakukan, tetapi setidaknya tidak ada nyawa yang terancam. Mengingat peristiwa ini, ada kemungkinan akan diskusi intensif mengenai resiko yang timbul dari penggunaan sistem ini untuk mendukung pariwisata laut. </p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/208284/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Stefan B. Williams bekerja untuk Universitas Sydney. Dia menerima dana dari Australian Research Council, Integrated Marine Observing System dan Trusted Autonomous Defense Cooperative Research Center untuk pekerjaan terkait pengembangan dan penyebaran sistem robot laut.</span></em></p>Seorang ahli menjelaskan skenario terbaik dan terburuk dari kapal selam komersial yang hilang.Stefan B. Williams, Professor, Australian Centre for Field Robotics, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1715122022-02-11T04:26:17Z2022-02-11T04:26:17ZRiset di Korea Selatan ungkap penyebab remuknya struktur kapal selam tua yang berdampak fatal<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/445590/original/file-20220210-25-nbrwiv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penampakan KRI Nanggala 402 di Laut Jawa.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://indonesia.go.id/galeri/foto/detail/2287">U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Alonzo M. Archer/</a></span></figcaption></figure><p>Hampir sepuluh bulan lalu, pada 24 April 2021, kapal selam <a href="https://nasional.kompas.com/read/2021/12/28/10201451/kaleidoskop-2021-patroli-keabadian-kri-nanggala-402-menjaga-laut-indonesia?page=all">KRI Nanggala 402</a> tenggelam di perairan Bali. Kejadian itu merenggut nyawa 53 prajurit Angkatan Laut.</p>
<p>Para ahli telah menyampaikan <a href="https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210427165019-199-635531/ahli-ungkap-3-sebab-kri-nanggala-402-tenggelam-850-meter">beberapa teori dan spekulasi</a> terkait penyebab kegagalan sistem pada kapal tersebut. Kapal selam dengan usia pakai lebih dari 40 tahun tersebut tenggelam di kedalaman 840 meter, lebih dari lima kali dari batas kewajaran penyelaman <em>pressure hull</em> (lambung tekan) yang sesuai dengan umur pakainya. </p>
<p>Namun, hingga kini penyebab pasti tenggelamnya KRI Nanggala juga belum terungkap jelas.</p>
<p>Secara teori, kapal selam umumnya memiliki umur efektif 30-35 tahun masa pakai. Dengan tuntutan misi operasi yang berbahaya, sistem kapal dan struktur harus selalu dalam kondisi prima. Dalam kondisi normal, kapal selam mesti memenuhi kewajiban perawatan dalam setiap siklus perbaikan di galangan kapal setiap 5 tahun. Khusus kapal selam tua, perlu ada perbaikan menyeluruh setiap 10 tahun yang memakan waktu pengerjaan hingga 2 tahun. </p>
<p>Meski begitu, proses peremajaan kapal selam tua tetap menyisakan beberapa “cacat” atau ketidaksempurnaan pada struktur lambung tekan yang menurunkan kemampuan atau batas selam. Kecacatan ini harus diperhatikan guna mencegah bahaya <em>implosion</em> (remuk atau ledakan ke dalam) saat kapal selam tua beroperasi di bawah permukaan laut.</p>
<p>Riset pemodelan kapal selam yang saya lakukan bersama tim terkait <em>implosion</em> di Korea Selatan menunjukkan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0951833921000411">ketidaksempurnaan geometrik dalam bentuk oval pada lambung tekan.</a> Faktor ini paling berpengaruh dalam pengurangan ketahanan tekanan pada kapal selam. </p>
<h2>Implosion berujung fatal</h2>
<p><em>Implosion</em> adalah fenomena terjadinya ledakan atau remuknya struktur cangkang dalam durasi milidetik karena perbedaan tekanan yang ekstrem. Ledakan ini melibatkan perubahan energi yang tiba-tiba sehingga terjadi pelepasan gelombang tekanan yang berakibat pada runtuhnya kekuatan struktur lambung kapal selam secara keseluruhan.</p>
<p>Mahalnya harga unit kapal selam “memaksa” negara operator terus memperbaiki kapal selam tua, termasuk pemotongan lambung tekan kapal selam untuk memungkinkan akses penggantian sistem di dalam kapal selam. Setelah proses perawatan selesai kapal selam diwajibkan untuk melakukan tes penyelaman pada batas kedalaman standar.</p>
<p>Sejarah mencatat salah satu kasus <em>implosion</em> pada 1963 pada <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/USS_Thresher_(SSN-593)">USS Thresher (SSN-538)</a> di perairan Massachusetts Amerika. Kecelakaan terjadi pada kapal selam nuklir milik Angkatan Laut Amerika Serikat tersebut saat menjalani tes menyelam pasca perbaikan. </p>
<p>Laporan kapal penyelamat kapal selam Skylark saat kejadian menyatakan kapal selam yang diawaki oleh 129 kru tersebut hilang setelah deteksi terakhir di kedalaman pengujian lebih dari 670 m. Kasus serupa berulang 5 tahun kemudian, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/USS_Scorpion_(SSN-589)">USS Scorpion (SSN-589)</a>, kapal selam nuklir Angkatan Laut AS lainnya tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada kedalaman sekitar 1.530 kaki (470 m). </p>
<p>Kapal selam tersebut tenggelam dan meledak setelah melewati batas kemampuan dari lambung tekan. Seluruh 99 awak meninggal dalam insiden tersebut. </p>
<p>Pada November 2017, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/ARA_San_Juan_(S-42)">ARA San Juan (S-42)</a> milik Angkatan Laut Argentina, kapal selam tua buatan Jerman tersebut hilang dengan 44 awaknya di Atlantik Selatan saat kembali ke pangkalannya di pelabuhan pangkalan angkatan laut Mar del Plata, Argentina. Kapal ini tenggelam setelah mengambil bagian dalam latihan pasca perbaikan. </p>
<p>Stasiun hidroakustik CTBTO, <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00024-020-02445-9">sebuah Lembaga Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir mendeteksi</a> adanya ledakan bawah air pada tanggal kejadian tepat di sekitar lokasi ditemukannya serpihan ARA San Juan.</p>
<p><a href="https://www.batimes.com.ar/news/argentina/2-years-on-the-working-theory-on-the-sinking-of-ara-submarine-san-juan.phtml">Menurut hasil penyelidikan kasus ARA San Juan</a>, salah satu hipotesis yang paling mungkin adalah kegagalan katup ventilasi hingga bocornya air masuk sampai menghasilkan hubungan arus pendek di tangki baterai. </p>
<p>Ketika sebuah kapal selam yang tidak berfungsi terus tenggelam ke kedalaman yang lebih besar, maka peningkatan tekanan air sebagai fungsi dari kedalaman air memberikan tekanan hidrostatik yang lebih tinggi pada lambung tekan kapal selam. Segera setelah ambang batas keselamatan struktural telah dilewati, <em>implosion</em> dapat terjadi tiba-tiba dalam hitungan milidetik sehingga lambung tekan kapal selam tersebut hancur.</p>
<h2>Riset di Korea Selatan</h2>
<p>Penelitian <em>implosion</em> dilakukan sejak 1963 dipelopori oleh <a href="https://asa.scitation.org/doi/10.1121/1.1918898">Laboratorium Persenjataan Angkatan Laut Amerika Serikat</a>. </p>
<p>Namun riset tentang <em>implosion</em> ini mulai banyak dipelajari setelah insiden meledaknya tabung <em>photomultiplier</em> (PMT) <a href="https://www.nature.com/articles/35106691">di stasiun neutrino observatorium di Prefektur Gifu, Jepang 12 November 2001</a>. <em>Implosion</em> yang melanda salah satu tabung akhirnya memicu gelombang kejut berantai hingga membuat ribuan tabung PMT meledak di dalam air. </p>
<p>Setelah ledakan di Jepang tersebut, selama 2017–2020 penulis bersama tim periset dari Universitas Ulsan Korea Selatan meneliti <em>implosion</em> menggunakan model sederhana yaitu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0951833921000411">tabung aluminium dengan struktur penegar cincin (<em>ring-stiffened cylinder</em>) mirip dengan bentuk struktur lambung tekan kapal selam</a>. </p>
<p>Pengujian <em>implosion</em> dilakukan di dalam tangki bejana tekan yang berisi air. Untuk mereplikasi lingkungan tekanan laut yang konstan di bawah permukaan laut, maka tangki diberi tekanan dari gas nitrogen yang dialirkan dari atas bejana tekan. Tekanan tersebut diberikan secara bertahap sebagai simulasi proses penyelaman kapal selam di kedalaman air sampai <em>implosion</em> terjadi pada batas kekuatan struktur.</p>
<p>Untuk mengamati <em>implosion</em>, kami menggunakan sensor tekanan penangkap gelombang ledakan dan kamera berkecepatan tinggi dengan kecepatan tangkap 8000 <em>frame</em> per detik. Sebagai pembanding eksperimen, <em>implosion</em> terlebih dulu diprediksi secara akurat pada batas maksimal kekuatan struktur.</p>
<p>Hasil penelitian terbukti mampu menangkap dan memprediksi secara akurat batas kekuatan struktur dan menjelaskan tentang kejadian <em>implosion</em> yang terjadi dalam durasi 3-5 milidetik. Dari hasil pengamatan kejadian, model uji replika lambung tekan kapal selam mula-mula mengalami perubahan bentuk pada durasi awal sekitar 1,5 milidetik sebelum inti ledakan. Model uji kemudian remuk disertai dengan peningkatan nilai tekanan secara tajam di daerah lokal sekitar model. </p>
<p>Penelitian tersebut mengamati bahwa dari karakteristik gelombang ledakan yang dihasilkan <em>implosion</em> mula-mula gelombang kejut tersebut memiliki tekanan negatif yang curam, diikuti oleh lonjakan tekanan positif yang tajam. Gelombang kejut dari tipe ini niscaya sangat merusak dan tidak diinginkan oleh para desainer struktur kapal selam. </p>
<h2>Kapal harus dicek secara menyeluruh</h2>
<p>Penulis berharap bahwa dengan metode penelitian eksperimen dan analisis pemodelan struktur, batas penyelaman armada kapal selam dapat dikaji secara akurat. </p>
<p>Salah satu program untuk meningkatkan jaminan keselamatan kapal selam adalah melalui pengecekan menyeluruh terhadap lambung tekan kapal selam secara akurat dan memastikan bahan yang digunakan dalam pemeliharaan sesuai dengan kualitas yang baik.</p>
<p>Program ini diperlukan untuk memberikan gambaran utuh dan proyeksi faktor keselamatan terutama pada kapal selam tua sehingga dapat secara akurat menentukan faktor-faktor yang menjadi standar keselamatan bagi operasional kapal selam.</p>
<p>Harapannya, tenggelamnya kapal selam seperti kasus Indonesia KRI Nanggala 402 tidak berulang lagi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/171512/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Penulis adalah alumni penerima beasiswa RISETPRO 2015/2019. Penelitian implosion dilakukan penulis bersama dengan tim dari University of Ulsan melalui program Underwater Near-Field Explosion yang didanai oleh Defense Acquisition Program Administration Korea (Grant UD180001DD).</span></em></p>Salah satu program untuk meningkatkan jaminan keselamatan kapal selam adalah melalui pengecekan menyeluruh terhadap lambung tekan kapal selam secara akurat.Teguh Muttaqie, Perekayasa di Organisasi Riset Energi dan Manufaktur, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1612892021-05-21T04:22:54Z2021-05-21T04:22:54ZPelajaran untuk pemerintah Indonesia dari “patroli abadi” kapal selam KRI Nanggala-402<p>Bulan lalu, kapal selam Indonesia KRI Nanggala-402 <a href="https://www.smh.com.au/world/asia/lost-submarine-fragments-found-on-bottom-of-ocean-but-no-bodies-20210518-p57szv.html">tenggelam</a> di Laut Bali ketika latihan torpedo, menewaskan semua 53 personel di dalamnya.</p>
<p>Nanggala adalah salah satu dari dua kapal selam kelas Cakra milik Indonesia, yang dikembangkan oleh perusahaan pembuat kapal Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), pada 1977. TNI-AL mengoperasikan kapal selam tersebut sejak 1981. Kedua kapal selam tersebut telah beroperasi selama 40 tahun.</p>
<p>Ketika Nanggala hilang kontak pada 21 April 2021, Indonesia segera menggelar operasi pencarian dibantu negara-negara lain. Namun, setelah puing-puing kapal selam ditemukan empat hari kemudian, kapal selam itu dinyatakan tenggelam. Nanggala dan personelnya dinyatakan “dalam patroli abadi”.</p>
<p>Dari tenggelamnya Nanggala, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan berbagai pelajaran secara aktif dalam perencanaan pertahanan masa depan, untuk mengurangi kemungkinan, serta mempersiapkan, kecelakaan pada masa depan. Dua pelajaran utamanya adalah sebagai berikut.</p>
<h2>Bersiap untuk yang terburuk</h2>
<p>Sebelum Nanggala, Indonesia telah memiliki daftar panjang kecelakaan alat utama sistem senjata (alutsista).</p>
<p><a href="https://www.aa.com.tr/id/nasional/lsm-indonesia-alami-18-kecelakaan-alutsista-sejak-2015/2229164">Ada 18 kecelakaan alutsista Indonesia sejak 2015</a> yang melibatkan lima pesawat, lima helikopter, enam kapal perang, satu artileri, dan satu kendaraan tempur. Kecelakaan-kecelakaan tersebut tidak hanya memakan korban militer, tetapi juga 86 nyawa warga sipil.</p>
<p>Pada 2020 saja, Indonesia mengalami tiga kecelakaan alutsista: Pada 6 Juni, <a href="https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5043439/helikopter-tni-ad-jatuh-di-kendal-saat-latihan-terbang-endurance">helikopter Mi-17 TNI-AD jatuh saat pelatihan di Kendal, Jawa Tengah</a>, menewaskan empat prajurit. Sepuluh hari kemudian, <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/06/16/06122001/pesawat-tni-au-hawk-209-jatuh-di-permukiman-warga-pilot-selamat-hingga">pesawat tempur Hawk Mk209 TNI-AU jatuh di dekat Kampar, Riau</a>. Bulan berikutnya, pada 14 Juli, <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/07/15/08415291/kri-teluk-jakarta-541-tenggelam-di-dekat-pulau-kangean">kapal perang KRI Teluk Jakarta-541 TNI-AL tenggelam di dekat Pulau Kangean, Jawa Timur</a>.</p>
<p>Kecelakaan alutsista terlalu sering terjadi di Indonesia sehingga kita harus menganggap risiko kecelakaan sebagai kepastian mutlak, dan bersiap untuk pencarian dan penyelamatan alutsista dan personel bila kecelakaan terjadi.</p>
<p>Kecelakaan Nanggala bisa dibilang adalah yang terburuk yang bisa terjadi karena kapal selam <a href="https://theconversation.com/submarines-are-designed-to-hide-so-what-happens-when-one-goes-missing-159634">dirancang untuk tidak terdeteksi</a>. Ini membuat pencarian dan penyelamatan kapal selam dan personelnya sangat sulit. Dalam sejarah penyelamatan kapal selam, <a href="https://www.naval-technology.com/features/back-depths-century-submarine-rescue/">sangat sedikit operasi demikian yang berhasil</a>.</p>
<p>Namun, kesulitan tersebut bukan berarti Indonesia harus menyerah dalam mempersiapkan pencarian dan penyelamatan kapal selam jika hal itu terulang kembali kemudian hari.</p>
<p>Pemerintah Indonesia perlu memiliki kapal penyelamat kapal selam dan kendaraan penyelamat kapal selam (<em>deep-submergence rescue vehicles</em> atau DSRV). Pemerintah juga perlu meningkatkan kemampuan perang antikapal selam pada kapal perang dan pesawat militer, yang dapat digunakan untuk menemukan dan melacak kapal selam yang hilang.</p>
<p>Indonesia saat ini tidak memiliki kapal penyelamat kapal selam maupun DSRV.</p>
<p>Negara di Asia Tenggara yang memiliki kapal penyelamat kapal selam adalah Malaysia dan Singapura. Dua tetangga itu <a href="https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-navy-bali-missing-submarine-singapore-swift-rescue-14671012">mengerahkan kapal mereka</a>, MV Mega Bakti dan MV Swift Rescue, untuk membantu pencarian Nanggala.</p>
<p>Kemampuan perang antikapal selam Indonesia juga sangat terbatas. Banyak kapal perang Indonesia tidak dilengkapi dengan perangkat sonar yang mampu mendeteksi kapal selam yang menyelam sangat dalam.</p>
<p>Pesawat patroli maritim Indonesia juga memiliki kemampuan antikapal selam terbatas. Ini masalah yang <a href="https://www.antaranews.com/berita/1772325/tni-al-butuh-pesawat-patroli-maritim-multifungsi-anti-kapal-selam">masih coba diselesaikan oleh TNI-AL</a>.</p>
<p>Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) juga tidak memiliki skuadron antikapal selam sebelum memperoleh helikopter AS565MBe Panther untuk <a href="https://news.detik.com/berita/d-2951545/11-heli-anti-kapal-selam-akan-hidupkan-kembali-skuadron-100-tni-al">Skuadron Udara 100 pada 2015</a>.</p>
<p>Ke depan, Indonesia perlu mengejar ketertinggalan teknologi terkini dalam pencarian dan penyelamatan kapal selam untuk mempersiapkan skenario terburuk pada masa depan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kri-nanggala-402-ditemukan-apa-yang-kemungkinan-terjadi-pada-kapal-selam-itu-di-saat-saat-terakhirnya-159709">KRI Nanggala-402 ditemukan: apa yang kemungkinan terjadi pada kapal selam itu di saat-saat terakhirnya?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Pengadaan alutsista yang menyeluruh</h2>
<p>Seringkali, pengadaan alutsista Indonesia hanya mempertimbangkan pembelian dan bukan keseluruhan umur alutsista tersebut.</p>
<p>Ini harus dihentikan. Kepemilikan alat pertahanan harus mencakup tidak hanya proses pengadaan (dari desain hingga pembelian awal), tapi juga elemen pendukung selama penggunaan alutsista tersebut (<em>in-life support</em>), hingga pemrosesan setelah alutsista tidak bisa digunakan lagi.</p>
<p><em>In-life</em> atau <em>in-service support</em> adalah semua dukungan terkait operasional alutsista yang memastikan alat tersebut dapat diandalkan untuk misi dan pelatihan. <em>In-life support</em> juga memastikan alutsista memiliki masa penggunaan yang panjang.</p>
<p><em>In-life support</em> termasuk – namun tidak terbatas pada – pemeliharaan dan perbaikan alutsista. Ini juga termasuk layanan logistik dan dukungan peralatan. Pabrikan alutsista biasanya menyediakan layanan ini, tapi itu juga dapat dikontrakkan ke perusahaan lain.</p>
<p>Pemerintah harus mempertimbangkan kebutuhan alutsista dari awal proses pengadaan hingga masa penggunaannya sebagai salah satu persyaratan terpenting dalam pengadaan.</p>
<p>Para perencana pertahanan perlu mempertimbangkan semua dukungan yang dibutuhkan setelah membeli alutsista. Mengabaikan hal ini akan menyebabkan masalah saat alutsista perlu diperbaiki.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kapal-selam-dirancang-untuk-sembunyi-lalu-bagaimana-proses-pencarian-kapal-selam-yang-hilang-159640">Kapal selam dirancang untuk sembunyi - lalu bagaimana proses pencarian kapal selam yang hilang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam kasus Nanggala, masa operasional 40 tahun tampak sangat lama. Tapi, jangka waktu ini tidak akan menjadi masalah jika kapal selam menerima <em>in-life support</em> yang baik.</p>
<p>Banyak kapal selam yang dioperasikan oleh angkatan laut paling maju di dunia dikembangkan dan mulai beroperasi pada 1970-an dan 1980-an. Misalnya, <a href="https://www.britannica.com/technology/Ohio-United-States-submarine-class">kapal selam kelas Ohio</a> Amerika Serikat telah beroperasi sejak 1981, sedangkan kapal selam kelas Los Angeles sejak 1976.</p>
<p>Kapal selam kelas Archer dan kelas Challenger milik negara tetangga Singapura masing-masing adalah bekas kapal selam Swedia eks-kelas Västergötland dan kelas Sjölejonet. Yang pertama digunakan Angkatan Laut Swedia dari akhir 1980-an hingga 1997, sedangkan yang kedua dari akhir 1960-an hingga 1997.</p>
<p>Kapal selam-kapal selam itu dijual ke Singapura dan menjalani perbaikan besar-besaran sebelum dioperasikan kembali oleh Angkatan Laut Republik Singapura dari 2004 hingga sekarang.</p>
<p>Jika <em>in-life support</em> adalah kuncinya, bagaimana dengan <em>in-life support</em> yang diterima Nanggala? Kapal selam tersebut menjalani perombakan terakhir oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea Selatan <a href="https://nasional.kompas.com/read/2012/02/06/18574511/%7ENasional">pada 2009-2012</a>.</p>
<p>Menurut TNI-AL, sejak saat itu kapal selam tersebut rutin menjalani <a href="https://www.medcom.id/nasional/politik/xkEyOG7k-kri-nanggala-402-rutin-menjalani-perawatan-sejak-2012">perawatan tingkat menengah</a> oleh Komando Utama (Kotama) TNI-AL. Sejauh mana tingkat pemeliharaan itu sudah mencukupi tetap perlu diaudit.</p>
<p>Sementara itu, kapal selam yang satu kelas dengan Nanggala, KRI Cakra-401, telah menjalani perombakan oleh perusahaan pembuat kapal Indonesia, PT PAL, <a href="https://www.idntimes.com/news/indonesia/santi-dewi/uzur-seperti-nanggala-402-perlukah-kri-cakra-401-tetap-dioperasikan/3">sejak 2018</a>.</p>
<p>PT PAL kini mampu melakukan perombakan kapal selam setelah <a href="https://www.kompas.id/baca/polhuk/2021/03/17/investasi-jangka-panjang-dari-pembangunan-kapal-selam-kri-alugoro/">pembangunan fasilitas produksi kapal selam di galangan kapal milik sendiri di Surabaya, Jawa Timur, pada 2017</a>. Semoga Indonesia dapat memberikan perawatan yang lebih baik untuk kapal selamnya pada masa mendatang.</p>
<p>Ke depan, Indonesia perlu meningkatkan <em>in-life support</em> untuk alutsista yang digunakannya untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan pada masa depan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/161289/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tangguh Chairil tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kebijakan pertahanan Indonesia perlu merencanakan skenario terburuk terkait kecelakaan penggunaan alutsista dan kepemilikan secara menyeluruh dalam membeli alat.Tangguh Chairil, Lecturer in International Relations, Binus UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1597092021-04-26T07:21:04Z2021-04-26T07:21:04ZKRI Nanggala-402 ditemukan: apa yang kemungkinan terjadi pada kapal selam itu di saat-saat terakhirnya?<p>Setelah lima hari pencarian, kapal selam KRI Nanggala-402 <a href="https://nasional.tempo.co/read/1456292/begini-kronologi-kri-nanggala-402-ditemukan-kapal-mv-swift-milik-singapura">ditemukan</a> terpecah menjadi tiga bagian dan berada di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 800 meter di Laut Bali.</p>
<p>Tanpa ada awak kapal yang selamat - dan tidak ada kepastian penyebab bencana ini akan dapat diketahui - Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) harus memutuskan seberapa besar upaya yang akan dilakukan untuk memeriksa dan mengangkat kapal selam itu.</p>
<h2>Gambaran bencana serius</h2>
<p>Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kapal selam yang diproduksi di Jerman pada 1978 itu pecah menjadi tiga bagian, dan lambung kapal terpisah dari buritan (bagian belakang).</p>
<p>TNI AL telah merilis rekaman video, yang diambil dari oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (<em>remote operated vehicle</em> atau ROV) milik kapal <a href="https://nasional.tempo.co/read/1456292/begini-kronologi-kri-nanggala-402-ditemukan-kapal-mv-swift-milik-singapura/full&view=ok">MV Swift Rescue</a> bantuan pemerintah Singapura. Rekaman itu menunjukkan salah satu sirip yang ada di buritan.</p>
<p>Ada pula gambar-gambar lain yang sepertinya menunjukkan bagian-bagian dalam kapal, tapi belum dapat dipastikan bagian-bagian mana tepatnya.</p>
<p>Dibutuhkan waktu <a href="https://www.bbc.com/news/world-latin-america-46245686">satu tahun</a> untuk menemukan kapal selam San Juan milik Argentina yang tenggelam pada 2017. Nanggala ditemukan hanya dalam beberapa hari pencarian, ini menunjukkan bahwa kapal ini berada tidak jauh dari posisi saat melakukan kontak terakhir.</p>
<p>Maka apa pun kecelakaan yang terjadi, kemungkinan terjadi saat kapal ini sedang menyelam.</p>
<p>Pada tahap ini, mustahil bagi kita untuk mengetahui apa yang memicu kecelakaan. Penyebab-penyebab dapat meliputi kegagalan material atau mekanik yang menyebabkan salah satu atau lebih kompartemen kemasukan air secara fatal. </p>
<p>Mudah bagi kapal selam untuk kehilangan kendali kedalaman akibat kehilangan daya apung.</p>
<p>Ada juga kemungkinan terjadinya kebakaran - sesuatu yang sangat ditakuti oleh awak kapal selam dalam ruang kapal yang sangat tertutup. </p>
<p>Atau kemungkinan kesalahan manusia (<em>human error</em>). Namun awak kapal selam telah berlatih prosedur operasi standar secara sangat hati-hati dan sangat ekstensif.</p>
<p>Kegagalan material adalah penyebab yang paling mungkin.</p>
<p>Apapun pemicunya, nasib tragis Nanggala tak terhindarkan setelah kapal itu turun ke kedalaman yang melebihi kemampuan lambung dan perlengkapan untuk menahan tekanan. Tidak dapat segera diketahui dengan jelas pada kedalaman berapa hal ini terjadi.</p>
<p>Kapal selam seperti Nanggala memiliki batas aman kedalaman operasi minimal 260 meter. Angka “crush depth” atau kedalaman yang merusak kapal pasti jauh lebih besar. </p>
<p>Tapi risiko rusaknya lambung kapal meningkat dengan cepat seiring bertambahnya kedalaman. Pada kedalaman 800 meter, Nanggala tidak memiliki kemungkinan untuk tetap utuh.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kapal-selam-dirancang-untuk-sembunyi-lalu-bagaimana-proses-pencarian-kapal-selam-yang-hilang-159640">Kapal selam dirancang untuk sembunyi - lalu bagaimana proses pencarian kapal selam yang hilang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bagaimana mengukur upaya yang masuk akal dilakukan?</h2>
<p>Pemerintah berharap untuk <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210425183113-20-634548/tni-al-bertekad-angkat-kri-nanggala-dari-kedalaman-838-meter">mengangkat</a> Nanggala. Ini mungkin untuk dilakukan, dan ada preseden serupa.</p>
<p>Misi Amerika Serikat (AS) - diberi kode “<a href="https://web.archive.org/web/20120728214106/http:/www.kansaspress.ku.edu/shacia.html">Azorian</a>” - pada 1974, misalnya melibatkan pengangkatan secara diam-diam (dari dasar laut yang lebih dalam) komponen-komponen kapal selam Uni Soviet yang membawa peluru kendali.</p>
<p>Bagaimana pun, mengangkat logam seberat 1.300 ton dari kedalaman lebih dari 800 meter adalah tugas besar. Hanya ada sedikit organisasi penyelamatan yang mampu melakukan itu.</p>
<p>Biayanya juga akan sangat mahal. Mungkin akan ada pendapat bahwa TNI Al yang memiliki anggaran terbatas lebih baik menggunakan uang yang mereka miliki untuk hal-hal lain, termasuk merawat empat kapal selam yang tersisa.</p>
<p>Terlebih lagi, tidak ada jaminan penyebab kecelakaan ini secara spesifik akan dapat diketahui. </p>
<p>Kapal selam adalah sebuah mesin yang besar dan rumit, dan sistem “kotak hitam” seperti yang ada di penerbangan tidak akan mampu mencakup segala kemungkinan masalah yang bisa terjadi pada Nanggala.</p>
<p>Pendekatan terbaik adalah menindaklanjuti pemeriksaan visual awal terhadap puing kapal dengan pemetaan lebih rinci pada lokasi puing dan semua material yang jatuh di dasar laut.</p>
<p>Jika dilakukan, dan dibantu dengan pengangkatan beberapa komponen secara selektif, ini akan membantu menyediakan jawaban.</p>
<h2>Mencegah kecelakaan pada masa depan</h2>
<p>TNI Al kini akan melakukan pemeriksaan internal. Berapa pun besarnya kemungkinan Nanggala mengalami kegagalan material, peninjauan ulang standar pelatihan dan prosedur operasi akan tetap dilakukan.</p>
<p>Divisi kapal selam TNI AL telah mendapat tantangan setelah menambah jumlah kekuatan dari dua kapal menjadi lima belum lama ini. Ada tambahan kapal selam baru pada 2017, 2018 dan yang terbaru pada bulan lalu - yaitu kapal selam pertama yang dirakit di dalam negeri, <a href="https://www.antaranews.com/berita/2084866/panglima-tni-kri-alugoro-405-wujud-mitra-strategis-indonesia-korsel">KRI Alugoro</a>.</p>
<p>KRI Cakra-401, saudara kembar Naggala, yang telah mengalami <a href="https://www.indomiliter.com/dsme-menangkan-proyek-overhaul-kapal-selam-kri-cakra-401/">perbaikan dan modernisasi</a>, mungkin akan berhenti beroperasi untuk meminimalkan kecelakaan serupa.</p>
<p>Berhenti beroperasi atau tidak, Cakra akan diperiksa secara saksama untuk mencari tahu apakah ada masalah-masalah yang tidak terdeteksi terkait kelelahan logam atau potensi kegagalan lain.</p>
<p>Walau telah diperbaiki secara keseluruhan dan banyak menerima perangkat dan sistem baru, Cakra telah beroperasi lebih dari 40 tahun. Ini waktu yang lama.</p>
<h2>Solidaritas dari seluruh dunia</h2>
<p>Gugurnya 53 pelaut adalah tragedi untuk Indonesia dan angkatan lautnya. Di seluruh dunia, khususnya orang-orang di angkatan laut dan kapal selam turut berbagi kedukaan.</p>
<p>Operasi kapal selam mengandung risiko tinggi dan memiliki tuntutan besar pada setiap awak yang terlibat. Mereka harus memiliki tingkat kerja sama tinggi dan kepercayaan mutlak pada profesionalisme para awak lain di dalam kapal selam.</p>
<p>Budaya profesionalisme yang ini sangat tinggi sehingga membentuk solidaritas internasional dalam kejadian seperti ini.</p>
<p>Terlepas dari kecepatan dan keterbukaan TNI AL dalam mengelola situasi ini, yang juga membesarkan hati adalah kesiapan negara-negara lain untuk menyediakan bantuan secara cepat dan efektif, dan kegotongroyongan yang terbentuk.</p>
<p>Hal ini paling tampak dalam peran kunci kapal selam penyelamat dari Singapura dalam penemuan Nanggala. Namun Amerika Serikat, Australia, India, Malaysia, dan negara-negara lain juga dengan cepat menyediakan bantuan yang mereka miliki.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/159709/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>James Goldrick tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Nanggala telah ditemukan di kedalaman lebih dari 800 meter. Berikutnya apa yang akan dilakukan?James Goldrick, Adjunct Professor in Naval and Maritime Strategy and Policy, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1596402021-04-23T07:34:37Z2021-04-23T07:34:37ZKapal selam dirancang untuk sembunyi - lalu bagaimana proses pencarian kapal selam yang hilang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/396740/original/file-20210423-21-rxjjz1.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=53%2C0%2C6000%2C3709&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kapal selam KRI Alugoro ikut terlibat dalam operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala.</span> <span class="attribution"><span class="source">TNI AL/AAP</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56833112">Operasi pencarian</a> atas KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali pada sejak 21 April terus dilakukan. </p>
<p>Kapal selam dengan 53 awak itu hilang kontak saat tengah mengikuti latihan penembakan rudal dan torpedo. Setidaknya 21 kapal perang dan satu pesawat patroli maritim telah dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala.</p>
<h2>Bagaimana cara mencari kapal selam</h2>
<p>Ada dua tantangan utama dalam mencari kapal selam yang hilang.</p>
<p>Pertama adalah tantangan dalam menemukan kapal itu. Kapal selam dirancang untuk tidak mudah dilacak. Saat Nanggala menyelam dalam latihan rutin itu, kecil kemungkinan ada pelacakan terhadap kapal itu.</p>
<p>Bahkan dalam latihan jarak dekat sekalipun, akan sangat sulit untuk terus-menerus melacak sebuah kapal selam dengan sonar.</p>
<p>Nanggala mungkin memiliki jalur yang sudah direncanakan dalam latihan, tapi lokasi yang bisa kita ketahui dengan jelas adalah lokasi saat awak kapal melakukan kontak terakhir.</p>
<p>Biasanya, petunjuk pertama sebuah kapal selam hilang - kecuali ada tabrakan yang jelas dengan kapal lain di permukaan - adalah tidak ada laporan rutin dari awak.</p>
<p>Angkatan-angkatan laut dunia memiliki <a href="https://divsurg.afod-pofa.com/DIVSURG/APP/Undersea_Medicine/Sub_Med/ATP-MTP_57.pdf">prosedur terencana</a> untuk memeriksa dan memulai pencarian jika sebuah kapal selam berhenti melapor.</p>
<p>Prosedur ini akan segea dilakukan saat laporan tidak dilakukan. Otoritas akan segera berganti dari prosedur yang dinamai “SUBLOOK” (pencarian kapal selam) ke prosedur “SUBMISS” (kapal selam hilang). Lalu, jika tidak ada harapan lagi atau ada bukti telah terjadi kecelakaan, ada prosedur “SUBSUNK” (kapal selam tenggelam).</p>
<h2>Ketidakpastian besar</h2>
<p>Sebanyak apa pun jumlah pencari dan seberapa canggih pun sensor yang mereka miliki, akan selalu ada ruang ketidakpastian, dan bisa jadi sangat besar.</p>
<p>Semakin cepat kapal selam itu bergerak, semakin lama jangka waktu sejak kontak terakhir, semakin besar ruang ketidakpastian itu.</p>
<p>Kapal selam memiliki pelampung indikator yang dapat dilepaskan untuk memberi tahu posisinya saat terjadi kecelakaan. Ini tentu saja jika kecelakaan itu tidak menghalangi kemampuan awak untuk melepaskan pelampung.</p>
<p>Di perairan dangkal, pelampung-pelampung ini bisa tetap tersambung pada kapal selam. Di perairan dalam, pelampung ini mengapung bebas; sehingga saat tim pencari menemukan pelampung ini, mereka harus mengkalkulasi perkiraan posisi saat pelampung itu dilepas, dengan segala faktor tidak pasti terkait angin dan arus air.</p>
<p>Ini juga bisa dilakukan jika ada puing atau bahan bakar yang ditemukan di permukaan laut - seperti <a href="https://news.detik.com/berita/d-5542236/2-kemungkinan-dari-tumpahan-minyak-di-lokasi-pencarian-kri-nanggala-402">tumpahan oli dan minyak</a> yang mungkin ditemukan oleh tim pencari Nanggala.</p>
<h2>Kesulitan di perairan dalam</h2>
<p>Dasar laut jarang sekali berbentuk rata; ini menjadi tantangan kedua.</p>
<p>Bahkan jika perairan tidak cukup dalam untuk meremukkan badan kapal - seperti yang terjadi pada [kapal selam Argentina bernama San Juan](https://en.wikipedia.org/wiki/ARA_San_Juan_(S-42) yang tenggelam di perairan berkedalaman 900 meter pada 2017 - mungkin akan tetap sulit untuk mendeteksi kapal selam di permukaan dasar laut.</p>
<p>Pencarian San Juan, walau didukung data getaran seismik yang timbul saat kapal itu meletup di bawah air, membutuhkan waktu <a href="https://www.bbc.com/news/world-latin-america-46245686">satu tahun</a> lewat pencarian secara rinci di dasar laut menggunakan sonar frekuensi tinggi dan kamera bawah laut. Maka ada kemungkinan pencarian Nanggala juga bisa berlangsung sama lamanya atau lebih lama.</p>
<p>Saat kapal itu ditemukan, tidak ada jaminan awak kapal masih hidup, walaupun badan kapal utuh. Jika satu atau lebih kompartemen kemasukan air, maka awak kapal mungkin berada di bagian kapal lain, tapi mereka memiliki pasokan udara terbatas. Ini masalah utama.</p>
<h2>Laut terlalu dalam, waktu terlalu sedikit</h2>
<p>Waktu menjadi musuh bagi awak Nangala. Masalahnya, sebagaimana <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-56829278">disampaikan Angkatan Laut Indonesia</a>, 53 awak kapal Nanggala hanya memiliki sekitar 72 jam pasokan udara setelah kapal selam berhenti berfungsi. Artinya hanya ada waktu sampai Sabtu pagi.</p>
<p>Memang ada kemungkinan untuk individu melepaskan diri dari kapal selam yang karam naik ke permukaan, tapi prosedur berbahaya ini semakin berisiko di perairan yang semakin dalam.</p>
<p>Nanggala beroperasi di area dengan kedalaman hingga 700. Ini area yang terlalu dalam untuk metode ini; namun ada kemungkinan badan kapal masih utuh.</p>
<p>Walau Nanggala masih utuh, kecil kemungkinan peralatan penyelamat dapat meraih kapal itu di kedalaman 700 meter. Ada prosedur-prosedur internasional yang telah dikembangkan dengan baik untuk memberi bantuan dalam kecelakaan kapal selam, dan beberapa kapal dan sistem pencari <a href="https://www.theaustralian.com.au/world/indonesia-pleads-for-help-as-submarine-lost/news-story/f9a4d1da6b17ac7769e4c7dd8f7e2305">telah diaktifkan oleh negara-negara lain</a> dan juga oleh Indonesia.</p>
<p>Idealnya, sebuah unit penyelamat laut dalam dapat diterjunkan untuk menempel pada pintu kapal selam dan mengeluarkan para awak - ini jika pintu kapal selam dapat diakses dan perairan tidak terlalu dalam. Jika Nanggala berada pada kedalaman 700 meter, maka ini mungkin terlalu dalam.</p>
<p>Bagaimana pun, unit penyelamat semacam itu harus dibawa ke lokasi. Ada sistem-sistem - seperti American Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV) berkapasitas 24 orang - yang bisa diterbangkan ke sebuah wilayah, lalu dinaikkan ke kapal laut dan dibawa ke lokasi kejadian.</p>
<p>Dalam kasus Nanggala, Angkatan Laut India telah menerjunkan kapal selam penyelamat, tapi kapal ini butuh enam hari untuk tiba di lokasi, dan hampir semua sistem penyelamat lain yang tersedia juga akan tiba terlambat untuk menolong.</p>
<p>Dan hingga kini Nanggala belum ditemukan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/159640/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>James Goldrick tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pencarian KRI Nanggala 402 menghadapi banyak ketidakpastian, dan waktu yang sangat terbatasJames Goldrick, Adjunct Professor in Naval and Maritime Strategy and Policy, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.