Hutan merupakan penyangga yang esensial di antara manusia dan kehidupan liar — dan virus yang mereka bawa. Agrikultur global menghancurkan hutan, merusak biodiversitas, dan membahayakan manusia.
Rigor académico, oficio periodístico
Artículos sobre Keanekaragaman hayati
Mostrando 21 - 40 de 41 artículos
Campur tangan manusia terhadap lingkungan dapat meningkatkan ancaman penyakit, seperti COVID-19. Namun, bersentuhan dengan alam juga bisa menjadi solusi untuk pandemi ini.
Kehilangan biodiversitas secara cepat akibat perubahan iklim juga merupakan ancaman signifikan bagi kehidupan manusia.
Turunnya polutan udara karena pembatasan aktivitas manusia membuat Bumi bernapas lagi.
Kita telah mengubah lingkungan saat malam hari dengan singkat, dibandingkan skala waktu evolusioner. Satwa liar tidak punya waktu beradaptasi dengan ini.
Riset saya menunjukkan bagaimana aktivitas ekonomi dua kota pesisir - Batam dan Natuna - berdampak terhadap kesehatan terumbu karang di sekitarnya, melalui cara yang berbeda.
Museum universitas memiliki peran dalam mengenalkan keanekaragaman hayati Indonesia.
Manusia bukan satu-satunya spesies yang menggunakan anggota tubuh atau gestur sebagai cara berkomunikasi.
Bagaimana paus, yang hanya memakan makhluk kecil, mampu berevolusi menjadi makhluk terbesar di dunia? Dan mengapa mereka tidak bertambah besar?
Secara persisten, perubahan iklim menyebabkan laut semakin panas, semakin asam dan kekurangan kadar oksigen.
Pembukaan lahan yang dilakukan manusia dan perubahan iklim mendorong angka kepunahan tumbuhan dan mengancam keberagaman flora dan fauna.
Semakin menurunnya populasi burung air migran akibat kehilangan habitat dan perburuan bisa menurunkan resisten mereka terhadap penyakit dan akhirnya menjangkiti manusia.
Dunia sedang berduka setelah kepergian badak Sumatra jantan terakhir di Malaysia. Apakah ada cara agar spesies ini tidak berakhir punah?
Biodiversitas idealnya diukur secara kontinyu untuk mengetahui situasi lingkungan, karena setiap komponen ekosistem memiliki fungsi yang saling mengait, termasuk vegetasi di dalamnya.
Iklim penelitian Indonesia yang terlalu mengekor pada negara Barat seperti kini hampir semua arah penelitian diarahkan ke DNA, bidang yang dikuasai oleh para peneliti Barat.
Kehidupan di dasar permukaan laut ternyata begitu beragam dan separuh dari spesies yang tinggal di sana tidak ditemukan di bumi bagian lain. Ilmuwan telah mampu memetakannya.
Babi berjanggut memegang peran penting dan juga simbolis dalam ekosistem hutan di Pulau Kalimantan.
Rumpon mengefisienkan penangkapan tuna tapi ada kecemasan tentang dampaknya pada kelestarian tuna. Langkah strategis adalah mendata kembali jumlah rumpon yang masih aktif.
Deforestasi telah melenyapkan sebagian besar predator, sehingga para kadal punya banyak makanan dan sedikit pesaing.
Hasil Wallace selama ekspedisi dan karya tulis ilmiahnya yang dihasilkannya mungkin akan sangat miskin bila tanpa bantuan dari Ali, asisten dari Melayu.
Principales colaboradores
-
Professor of Conservation Biology, Universitas Indonesia
-
Postdoctoral researcher, Stanford University
-
Professor, The University of Queensland
-
Lecturer in the School of Applied Sciences, Edinburgh Napier University
-
Director, Research Centre for Deep Sea, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Senior Lecturer in marine ecology, UNSW Sydney
-
Professor, University of Tasmania
-
Associate professor, Macquarie University
-
Professor of Global-Change Ecology, University of the Sunshine Coast
-
Senior Research Fellow in Climate Change Risks, University of Cape Town
-
Quantitative Marine Ecologist, University of Tasmania
-
Researcher at Center of Deep Sea Research, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Research Scientist in Population Ecology at Cornell University and Postdoctoral Reseacher, Queen's University Belfast
-
Historian of science, National University of Singapore
-
Senior Principal Research Scientist, Oceans and Atmosphere, CSIRO
