tag:theconversation.com,2011:/es/topics/kesehatan-jantung-77097/articleskesehatan jantung – The Conversation2022-09-28T07:42:33Ztag:theconversation.com,2011:article/1895602022-09-28T07:42:33Z2022-09-28T07:42:33ZData Bicara: gaya hidup buruk dan faktor usia tingkatkan risiko terkena penyakit jantung<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/486723/original/file-20220927-24-d91da.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><p>Ancaman <a href="https://theconversation.com/riset-terbesar-usia-harapan-hidup-orang-indonesia-naik-beban-penyakit-tidak-menular-meningkat-96901">penyakit tidak menular</a>, yang sebenarnya bisa dicegah, makin meningkat di Indonesia akibat gaya hidup buruk selama bertahun-tahun. </p>
<p>Salah satunya penyakit tidak menular itu adalah <a href="http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf">penyakit jantung</a>. Jantung merupakan organ vital yang memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika jantung mengalami gangguan, maka peredaran darah bisa terganggu sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh. </p>
<p>Salah satu dari <a href="http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3142/3/BAB%20II.pdf">jenis penyakit</a> ini adalah <a href="https://dinkes.kalbarprov.go.id/mengenal-penyakit-jantung-koroner-dan-pencegahannya/">penyakit jantung koroner</a>. Penyakit ini terjadi saat pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung mengalami kerusakan. Penumpakan kolesterol di pembuluh darah dan peradangan diduga kuat menyebabkan penyakit ini. Penyakit jantung merupakan <a href="https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html">penyebab kematian terbanyak</a> kedua setelah stroke di negeri ini. </p>
<p>Angka prevalensi penyakit jantung untuk semua umur, menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, <a href="https://dinkes.kalbarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Laporan-Riskesdas-2018-Nasional.pdf">mencapai 1,5%</a> dari total populasi Indonesia. Angka yang paling tinggi, di atas <a href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210927/5638626/penyakit-jantung-koroner-didominasi-masyarakat-kota/">rata-rata nasional</a>, terjadi di Kalimantan Utara mencapai 2,2% dan Yogyakarta dan Gorontalo, masing-masing 2%.</p>
<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/11074098/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" width="100%" height="400"></iframe>
<div style="width:100%!;margin-top:4px!important;text-align:right!important;"><a class="flourish-credit" href="https://public.flourish.studio/visualisation/11074098/?utm_source=embed&utm_campaign=visualisation/11074098" target="_top"><img alt="Made with Flourish" src="https://public.flourish.studio/resources/made_with_flourish.svg"> </a></div>
<p>Ada <a href="https://dinkes.kalbarprov.go.id/mengenal-penyakit-jantung-koroner-dan-pencegahannya/">dua faktor</a> yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung: faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang bisa diubah. </p>
<p><a href="http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/1621">Tekanan darah tinggi</a>, diabetes, merokok dan minum alkohol, obesitas, stres, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan dislipidemia (peningkatan kadar lemah dalam darah) merupakan <a href="https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html">faktor-faktor yang bisa diubah dengan mengembangkan gaya hidup yang lebih sehat</a>. Sementara <a href="http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3142/3/BAB%20II.pdf">faktor risiko yang tidak bisa diubah</a> meliputi usia, jenis kelamin, keturunan, dan ras. </p>
<p>Dari grafik di atas tampak bahwa makin tua seseorang, makin tinggi risiko terkena penyakit jantung. <a href="https://core.ac.uk/download/pdf/299436993.pdf">Usia</a> merupakan salah <a href="https://dinkes.kalbarprov.go.id/mengenal-penyakit-jantung-koroner-dan-pencegahannya/">satu faktor yang paling signifikan</a> mempengaruhi penyakit jantung. Ibarat saluran pipa ledeng, makin tua usia maka semakin besar kemungkinan bagian dinding dalam ledeng ditutupi kerak. Dinding saluran arteri makin tebal sehingga aliran darah ke jantung terganggu. </p>
<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/11074088/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" width="100%" height="400"></iframe>
<div style="width:100%!;margin-top:4px!important;text-align:right!important;"><a class="flourish-credit" href="https://public.flourish.studio/visualisation/11074088/?utm_source=embed&utm_campaign=visualisation/11074088" target="_top"><img alt="Made with Flourish" src="https://public.flourish.studio/resources/made_with_flourish.svg"> </a></div>
<p>Perempuan <a href="http://eprints.umpo.ac.id/1262/1/Artikel%20Jurnal%20Florence%20Vol%20VII%202014.pdf%20Jantung%20perempuan%20lebih%20rentan%20dibanding%20laki-laki.">lebih rentan</a> terkena penyakit jantung dibanding laki-laki. Salah <a href="https://www.dw.com/id/jantung-perempuan-lebih-rentan-dibanding-jantung-pria/a-57777565">satu penyebabnya</a> adalah jantung perempuan lebih rentan terhadap stres. Dan saat terkena serangan jantung, <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-ilmiah/serangan-jantung-lebih-berbahaya-bagi-perempuan-ketimbang-laki-laki">perempuan tidak mendapatkan layanan pengobatan</a> yang sama dengan laki-laki. </p>
<p>Pengobatan penyakit ini menghabiskan banyak biaya. Menurut <a href="https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html">data Kementerian Kesehatan</a>, biaya yang dihabiskan oleh BPJS Kesehatan untuk mengobati penyakit jantung meningkat dari Rp 4,4 triliun pada 2014 ke Rp 9,3 triliun pada 2018. Biaya ini kemungkinan terus bertambah jika tidak ada perubahan gaya hidup dan kebijakan yang mendukung penurunan risiko terhadap penyakit jantung.</p>
<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/11074121/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" width="100%" height="400"></iframe>
<div style="width:100%!;margin-top:4px!important;text-align:right!important;"><a class="flourish-credit" href="https://public.flourish.studio/visualisation/11074121/?utm_source=embed&utm_campaign=visualisation/11074121" target="_top"><img alt="Made with Flourish" src="https://public.flourish.studio/resources/made_with_flourish.svg"> </a></div>
<h2>Ubah gaya hidup</h2>
<p>Faktor risiko yang bisa diubah terkait dengan gaya hidup. Berhenti merokok dan pola makan seimbang merupakan <a href="https://www.kemkes.go.id/article/view/21093000002/penyakit-jantung-koroner-didominasi-masyarakat-kota.html">cara terkenal untuk menghindari risiko</a> terkena penyakit jantung. </p>
<p>Selain itu, sebuah riset menunjukkan berhenti <a href="https://theconversation.com/beralih-ke-transportasi-umum-dapat-mengurangi-risiko-kematian-akibat-penyakit-jantung-dan-stroke-97019">menggunakan mobil pribadi, dan beralih ke moda transportasi umum</a> yang membuat tubuh lebih bergerak ternyata dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian dini. Berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum semuanya dapat membantu kita lebih bergerak aktif dan sehat.</p>
<p>Kementerian Kesehatan sebenarnya telah memiliki <a href="https://theconversation.com/pengidap-penyakit-tak-menular-makin-banyak-6-cara-mudah-mencegahnya-104398">program kampanye</a> untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Dalam hal ini termasuk rutin mengecek kadar gula darah dan lemak, istirahat yang cukup, diet seimbang, dan kelola stres. </p>
<p>Siapa pun bisa terkena penyakit jantung. Karena penyakit ini jenis penyakit tidak menular, maka mencegah jauh lebih utama dibanding mengobati.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/189560/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Berhenti merokok dan pola makan seimbang merupakan cara terkenal untuk menghindari risiko terkena penyakit jantung.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1687462021-09-28T07:28:38Z2021-09-28T07:28:38ZGenetika pengaruhi tendensi konsumsi gula, garam, lemak berlebih dan risiko penyakit jantung<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/423274/original/file-20210927-45889-4ldbuc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/people-woman-connection-technology-8460227/">Photo by Los Muertos Crew from Pexels</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini untuk memperingati Hari Jantung Sedunia 28 September.</em></p>
<p>Tinggi atau rendahnya risiko seseorang terserang penyakit jantung tergantung pada pola hidup dan genetika. </p>
<p>Sejumlah riset telah menunjukkan bahwa orang dengan genetika yang membuat <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1038/oby.2008.357">lidah mereka kurang peka</a> dalam <a href="https://www.hindawi.com/journals/ijhy/2021/5559831/">mencecap asupan gula, garam dan lemak</a> punya risiko tinggi terhadap penyakit jantung. Makin rendah kepekaan lidah, makin besar pula potensi seseorang mengkonsumsi gula, garam dan lemak lebih banyak. </p>
<p>Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih bisa meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta memicu hipertensi. Jika kondisi ini dibiarkan bisa berujung pada penyumbatan pembuluh arteri jantung (arteri koroner). </p>
<p>Karena kita mewarisi genetika orang tua, kita harus fokus pada mengubah pola hidup untuk mencegah risiko penyakit jantung.</p>
<h2>Penyakit paling mematikan</h2>
<p>Perubahan pola hidup itu sangat mendesak karena hingga kini penyakit serangan jantung merupakan penyakit yang <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death">paling mematikan dan pembunuh nomor satu</a> di dunia jika dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, Alzheimer, dan penyakit saluran pernafasan.</p>
<p>Pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)">32% dari total kematian di dunia</a> (17,9 juta kematian per tahun) disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, penyakit terkait jantung dan pembuluh darah. Dari jumlah itu, sekitar 85% meninggal akibat serangan jantung dan stroke. </p>
<p>Untuk orang berusia di bawah 70 tahun, menurut data WHO di atas, 38% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, penyakit ini tidak hanya menyerang populasi tua. Serangan jantung juga kerap menyerang kelompok usia yang lebih muda, termasuk kalangan usia.</p>
<p>Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung menurut diagnosis dokter <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul">sekitar 1,5%</a> dari total penduduk. Biaya kesehatan untuk penyakit ini juga <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul">meningkat</a> dari Rp 4,4 triliun pada 2014 ke Rp 9,3 triliun pada 2018.</p>
<h2>Bahaya di balik manis, asin, dan berlemak</h2>
<p>Cara mencegah risiko serangan penyakit jantung adalah menerapkan pola makan gizi seimbang, aktivitas fisik yang rutin, manajemen stres yang baik, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta beristirahat yang cukup.</p>
<p>Kementerian Kesehatan menganjurkan <a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/LEAFLET-ISI-PIRINGKU-ilovepdf-compressed_1011.pdf">pola makan sehat</a> dengan menu gizi seimbang dan membatasi gula, garam, dan lemak. Menu gizi seimbang yang dimaksud adalah dalam satu porsi makan besar terdiri dari ½ porsi sayur dan buah (sumber serat, vitamin, mineral), ¾ porsi makanan pokok (sumber karbohidrat), dan ¼ porsi lauk-pauk (sumber protein).</p>
<p>WHO juga menganjurkan menu seperti ini sebagai upaya untuk mencegah penyakit jantung.</p>
<p>Setiap hari <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/31/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya">kita perlu membatasi</a> asupan gula, garam, dan lemak. Untuk orang dewasa (setara kebutuhan 2000 Kcal per hari), gula dibatasi maksimal 50 gram (setara empat sendok makan), garam maksimal lima gram (setara 1 sendok teh), dan lemak maksimal 67 gram (setara lima sendok makan).</p>
<p>Pembatasan ini kerap sulit diterapkan karena banyak makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang “tersembunyi” di sekitar kita. </p>
<p>Misalnya, cemilan berupa keripik, minuman manis, makanan instan, makanan siap saji, dan pangan olahan lainnya, yang tidak kita duga ternyata mengandung gula, garam, dan lemak yang sangat tinggi. Hal ini membuat masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan dan minuman untuk kebutuhan sehari-hari.</p>
<h2>Mengatasi pengaruh genetika</h2>
<p>Riset dari tim Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya dan Nutrifood Research Center, yang laporannya sedang ditulis, menunjukkan bahwa faktor genetik ternyata turut berperan dalam sulitnya pembatasan asupan gula, garam, dan lemak. </p>
<p>Faktor genetik responden riset diketahui melalui tes DNA teknik PCR-RFLP dengan memakai sampel air liur. </p>
<p>Riset tersebut menunjukkan lebih dari 50% responden (dari 41 subjek) yang dites DNA ternyata memiliki risiko terkena penyakit diabetes dan jantung, akibat rendahnya kepekaan lidah terhadap rasa manis, asin, dan berlemak. </p>
<p>Dari survei konsumsi pangan 24 jam, yang diambil setelah dilakukan tes DNA, para responden tersebut cenderung mengkonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas maksimal sehingga berisiko terkena penyakit serangan jantung.</p>
<p>Hubungan genetik kepekaan lidah dan penyakit juga dibuktikan oleh beberapa riset lain. <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1038/oby.2008.357">Di Meksiko sebuah riset menyatakan 25 responden</a> yang memiliki genetik tidak peka terhadap rasa manis, ternyata mayoritas terjangkit penyakit <a href="https://hellosehat.com/jantung/kolesterol/trigliserida-tinggi-hipertrigliseridemia/">trigliserida tinggi</a>. </p>
<p>Dari survei konsumsi pangan dalam tiga hari, mereka cenderung mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan minuman manis akibat genetik yang mereka miliki tersebut. </p>
<p><a href="https://www.hindawi.com/journals/ijhy/2021/5559831/">Riset di Amerika</a> juga menyatakan dari 125 penderita hipertensi, mereka memiliki tingkat kepekaan rasa asin yang rendah sehingga cenderung mengkonsumsi garam berlebih.</p>
<p>Selain itu, risiko penyakit jantung juga dapat diketahui berdasarkan gen-gen yang berperan dalam penyumbatan pembuluh arteri tubuh, termasuk jantung. Salah satunya adalah gen penyandi <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK66131/">methylenetetrahydrofolate reductase</a> (MTHFR), yang mempengaruhi kadar homosistein dalam darah. Homosistein merupakan senyawa yang terbentuk dalam proses metabolisme protein.</p>
<p>Kadar homosistein berlebih dalam darah (<em>hyperhomosisteinemia)</em> menjadi salah satu faktor risiko dalam penyakit jantung, yang ditentukan berdasarkan faktor genetik setiap orang. Ada orang yang cenderung lebih banyak menghasilkan homosistein, ada yang tidak. <a href="https://www.mdpi.com/937950">Homosistein yang terlalu tinggi</a> dapat menyebabkan kerusakan dinding arteri yang memicu munculnya sumbatan lemak pada arteri (<a href="https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/atherosclerosis">artherosklerosis</a>).</p>
<p>Vitamin B12 dan asam folat umumnya dikonsumsi untuk mencegah penyakit jantung karena dapat menurunkan kadar homosistein. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat terbukti dapat meningkatkan <a href="https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/187209">risiko penyakit jantung</a>, namun dosis kedua senyawa tersebut ternyata dipengaruhi oleh faktor genetik. </p>
<p>Riset <a href="https://be.ub.ac.id/index.php/jibe/article/viewFile/15/13">Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya dan Nutrifood Research Center</a> menunjukkan dari 16 responden perempuan yang dites DNA, sebagian responden yang berisiko terkena penyakit jantung mengalami efek penurunan homosistein yang lebih rendah, dibandingkan dengan responden yang tidak berisiko, setelah mengonsumsi Vitamin B12 dan asam folat selama 4 minggu. </p>
<p>Jika responden sudah mengalami peningkatan kadar homosistein secara genetik, tapi tidak diikuti minum vitamin B12 dan asam folat, maka responden sangat berisiko terkena penyakit jantung.</p>
<h2>Ubahlah gaya hidupmu</h2>
<p>Kita perlu menyadari bahwa genetik berperan dalam kebiasaan hidup yang akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan, tapi bukan merupakan takdir. </p>
<p>Melalui <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5579706/">informasi genetik</a>, kebutuhan nutrisi dan olahraga setiap orang dapat diatur secara spesifik dan dapat mengarahkan seseorang untuk tercegah dari penyakit sindrom metabolik, termasuk penyakit jantung.</p>
<p>Jika kita dapat menggunakan informasi genetik secara tepat, maka kita dapat lebih konsisten membiasakan pola makan rendah gula, garam, dan lemak, disertai olahraga dan istirahat yang cukup dan teratur, demi tubuh yang lebih sehat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/168746/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dionysius Subali menjalin kolaborasi dan menerima dana dari Nutrifood Research Center PT Nutrifood Indonesia untuk riset ini.</span></em></p>Kita perlu menyadari bahwa genetik berperan dalam kebiasaan hidup yang akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan, tapi bukan merupakan takdir.Dionysius Subali, Lecturer at the Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1245872019-10-14T11:39:02Z2019-10-14T11:39:02ZKenaikan suhu udara bisa timbulkan serangan jantung. Ini penjelasan ahli<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/295185/original/file-20191002-49346-1r04f6u.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Paruh pertama tahun 2019 merupakan yang terpanas dan musim panas mendatang dikabarkan akan lebih panas.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/hot-weather-sun-flare-419582872?src=DQIoNXncX-YJ_W22I0BkoA-2-40">Chayathorn Lertpanyaroj/Shutterstock </a></span></figcaption></figure><p><em><strong>Artikel ini adalah bagian dari [Covering Climate Now], sebuah kolaborasi global melibatkan lebih dari 250 outlet berita untuk memperkuat liputan tentang iklim.</strong></em></p>
<p>Pemanasan global terjadi dengan cepat akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca. Suhu di Australia menghangat <a href="https://www.csiro.au/en/Showcase/state-of-the-climate">sekitar 1°C sejak 1910</a>, dengan perkiraan peningkatan suhu global sebesar <a href="https://public.wmo.int/en/media/press-release/wmo-climate-statement-past-4-years-warmest-record">3-5°C pada abad ini</a>.</p>
<p>Kondisi di Australia tersebut melampaui kurva suhu global. <a href="https://www.mja.com.au/journal/2018/208/7/climate-change-brief-overview-science-and-health-impacts-australia">Suhu harian rata-rata</a> di negara kami mencapai 21,8 °C, lebih panas 13,7°C dari rata-rata global 8,1°C.</p>
<p><a href="http://www.bom.gov.au/climate/change/about/extremes.shtml">Panas ekstrem</a> (di atas 35°C pada siang hari dan di atas 20°C pada malam hari) kini lebih kerap terjadi di Australia, meningkat <a href="http://www.bom.gov.au/state-of-the-climate/australias-changing-climate.shtml">menjadi sekitar 12%</a>, dari sekitar 2% di sepanjang waktu antara tahun 1951 dan 1980.</p>
<p>Jadi, apa dampak suhu tinggi pada tubuh kita? Dan, seberapa besar panas yang bisa ditoleransi oleh tubuh dan cara hidup kita?</p>
<h2>Lebih panas di masa depan</h2>
<p><a href="http://www.bom.gov.au/climate/current/season/aus/archive/201902.summary.shtml">Musim panas di Australia rentang waktu 2018-2019</a> tercatat <a href="http://www.bom.gov.au/climate/current/statements/scs68.pdf">2,14°C lebih panas</a> dibandingkan pada tahun 1961-1990. </p>
<p>Ini memecahkan rekor terpanas yang terjadi di tahun 2012-2013 dengan selisih yang jauh, termasuk mencatatkan suhu terpanas selama <a href="http://www.bom.gov.au/climate/current/statements/scs68.pdf">lima hari berturut-turut</a> dengan rata-rata suhu nasional maksimum di atas 40°C. </p>
<p>Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/the-reality-of-living-with-50-temperatures-in-our-major-cities-85315">The reality of living with 50℃ temperatures in our major cities</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Paruh pertama <a href="https://www.ncdc.noaa.gov/sotc/global/201907/supplemental/page-1">tahun 2019 setara adalah peringkat kedua</a> terpanas yang tercatat dalam rekor dunia, dan juga <a href="http://www.bom.gov.au/climate/current/month/aus/summary.shtml">Australia</a>.</p>
<p><a href="http://www.bom.gov.au/climate/outlooks/#/overview/summary">Badan Meteorologi Australia</a> (BOM) telah memperingatkan bahwa musim panas tahun ini akan lebih panas dari sebelumnya. </p>
<p>Angin yang berasal dari utara yang panas dan kering, yang melintasi New South Wales
dan Queensland <a href="https://doi.org/10.1038/s41561-019-0431-6">yang sedang dilanda kekeringan</a> mempunyai kapasitas untuk menghadirkan panas yang terik dan risiko kebakaran ekstrem bagi negara-negara di bagian selatan, dan tampaknya sedikit kelegaan bagi mereka yang mengalami kekeringan.</p>
<p>Beberapa orang Australia di pedesaan <a href="http://www.bom.gov.au/climate/extreme/records.shtml">sudah terpapar dengan panas mencapai suhu 50°C</a>, dan kota-kota besar di selatan Australia akan mengalami hal yang sama dalam puluhan tahun mendatang.</p>
<h2>Bagaimana tubuh kita mengatur panas</h2>
<p>Sama halnya dengan kebanyakan mamalia dan burung, manusia adalah <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1095643306003047">endoterm</a> (berdarah panas), yang berarti suhu operasi internal optimal manusia (sekitar 36,8°C +/− 0,5) <a href="http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-386525-0.00060-3">sedikit mungkin dipengaruhi oleh suhu lingkungan</a>.</p>
<p>Dengan hanya duduk diam di dalam ruangan bersuhu udara sekitar 22°C, kita secara pasif menghasilkan tambahan 15°C untuk menjaga suhu tubuh kita sekitar 37°C.</p>
<p>Bahkan, ketika suhu udara 37°C, metabolisme kita masih terus menghasilkan suhu panas tambahan. Panas berlebih di dalam tubuh ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui penguapan keringat dari kulit kita.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/292741/original/file-20190917-19059-s5rh4k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Suhu inti optimal manusia adalah 36,8°C.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/chilled-boy-swimming-tube-floating-friend-1080397397?src=r2HdJ1DEiDumnJZ9ECzNEw-1-8">Slaohome/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Suhu dan gradien kelembaban antara permukaan kulit dan lapisan batas udara turut memengaruhi tingkat pertukaran panas.</p>
<p>Ketika udara sekitar panas dan lembab, maka pelepasan panas menjadi lambat, kita akhirnya menyimpan panas tersebut sehingga <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26184272">suhu tubuh meningkat</a>.</p>
<p>Itulah mengapa udara yang panas dan kering lebih bisa ditolerir daripada udara yang panas dan lembab, karena udara kering bisa dengan cepat menyerap keringat.</p>
<p>Hembusan angin dapat menyegarkan karena menghilangkan lapisan batas udara jenuh yang bersentuhan langsung dengan kulit dan memungkinkan udara yang lebih kering sehingga mempercepat penguapan dan pelepasan panas.</p>
<h2>Apa yang terjadi ketika kita kepanasan?</h2>
<p>Paparan panas berpotensi mematikan jika tubuh manusia tidak bisa menghilangkan panas berlebih untuk tetap berada pada suhu inti yang aman.</p>
<p>Ketika suhu inti tubuh kita mencapai 38,5°C, sebagian dari kita akan merasa kelelahan. Dan, gejala-gejala yang timbul akibat naiknya suhu inti tubuh juga meningkat hingga melampaui batas aman bagi organ-organ penting kita: jantung, otak, dan ginjal. </p>
<p>Sama seperti telur dalam <em>microwave</em>, protein dalam tubuh kita berubah ketika terkena panas.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/how-heat-can-make-your-body-melt-down-from-the-inside-out-22042">How heat can make your body melt down from the inside out</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Beberapa atlet yang bisa menyesuaikan panas, seperti pembalap sepeda <em>Tour de France</em>, yang mampu mentolerir <a href="https://bjsm.bmj.com/content/bjsports/53/7/426.full.pdf">40°C dalam periode tertentu</a>, tapi suhu ini bisa mematikan bagi kebanyakan orang.</p>
<p>Sebagai pompa dalam tubuh, jantung berperan untuk mempertahankan tekanan darah. Jantung bertugas mengisi pembuluh darah di seluruh tubuh untuk mengalirkan darah ke organ vital.</p>
<p>Paparan terhadap panas ekstrem secara signifikan memberi beban kerja tambahan pada jantung. Ia harus meningkatkan kekuatan di setiap kontraksi dan mempercepat laju kontraksi per menit (detak jantung Anda).</p>
<p>Jika otot juga bekerja, maka otot juga membutuhkan peningkatan aliran darah.</p>
<p>Jika semua ini terjadi ketika berkeringat yang berujung kepada dehidrasi sehingga menurunkan volume darah, maka jantung harus memompa lebih giat lagi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/292742/original/file-20190917-19045-wkwzfj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Udara kering mudah menyerap keringat dibandingkan dengan udara lembab.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/602439809?src=fOD6Kfq9jZvgiQbuXmPKuQ-1-4&size=huge_jpg">Cliplab/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jantung juga merupakan otot, sehingga memerlukan suplai darah ekstra ketika bekerja dengan keras.</p>
<p>Namun, ketika jantung sedang memompa dengan keras dan cepat, namun gagal memenuhi kebutuhan permintaan, maka bisa terjadi gagal jantung. Banyak kematian akibat panas tercatat sebagai serangan jantung.</p>
<p>Tingkat kebugaran aerobik yang tinggi menawarkan perlindungan terhadap panas, namun para atlet dan orang dewasa yang terlalu memaksakan diri juga bisa mati akibat panas.</p>
<h2>Siapa yang lebih beresiko?</h2>
<p>Para manula Australia lebih rentan terhadap panas. Usia lanjut umumnya dikaitkan dengan penurunan kebugaran aerobik dan berkurangnya kemampuan untuk mendeteksi rasa haus dan kepanasan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/to-keep-heatwaves-at-bay-aged-care-residents-deserve-better-quality-homes-85174">To keep heatwaves at bay, aged care residents deserve better quality homes</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Obesitas juga meningkatkan kerentanan terhadap panas. Lemak bertindak sebagai lapisan isolasi, serta memberi jantung jaringan pembuluh darah yang lebih luas untuk diisi. Berat berlebih membuat kerja otot untuk menghasilkan panas meningkat.</p>
<p>Obat-obatan tertentu dapat menurunkan batas toleransi panas dalam tubuh kita dengan mengganggu mekanisme alami dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatasi panas. Ini termasuk obat-obatan yang membatasi peningkatan detak jantung, menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah, atau mengganggu keringat.</p>
<p>Suhu inti meningkat sekitar setengah derajat selama tahap akhir kehamilan karena hormonal dan peningkatan metabolisme. </p>
<p>Janin dan plasenta yang tumbuh juga menuntut aliran darah tambahan. Janin yang terpapar panas ekstrem dapat memicu kelahiran prematur dan <a href="http://dx.doi.org/10.1289/ehp.125-A25">masalah kesehatan seumur hidup</a>, seperti cacat jantung bawaan.</p>
<h2>Bisakah kita menyesuaikan diri saja?</h2>
<p>Tubuh kita dapat menyesuaikan diri dengan suhu panas, tetapi proses ini <a href="http://www.mdpi.com/1660-4601/12/7/8034">ada batasnya</a>. Beberapa suhu terlalu panas bagi jantung, juga bagi keringat untuk memberikan pendinginan yang efektif, terutama jika kita perlu bergerak atau berolahraga.</p>
<p>Kita juga dibatasi oleh kapasitas ginjal guna menghemat air dan elektrolit, serta <a href="http://www.mdpi.com/1660-4601/12/7/8034">batas atas jumlah air</a> yang dapat diserap usus manusia.</p>
<p>Keringat berlebih menyebabkan defisit cairan dan elektrolit, dan ketidakseimbangan
elektrolit yang dihasilkan dapat mengganggu irama jantung.</p>
<p>Peristiwa kematian massal kini sering ditemui terutama saat terjadi gelombang panas di negara-negara yang memang panas, seperti <a href="https://theconversation.com/a-heatwave-thats-too-hot-for-india-to-handle-with-more-to-come-42468">India</a> dan Pakistan. Ini terjadi ketika panas ekstrem mendekati suhu 50°C, melebihi kapasitas tubuh manusia untuk menjaga kisaran suhu inti yang aman.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/could-we-acclimatise-to-the-hotter-summers-to-come-11507">Could we acclimatise to the hotter summers to come? </a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Gelombang panas akan terjadi lebih parah, lebih sering, dan berlangsung lebih lama. Kita tidak bisa sepenuhnya menjalani hidup di dalam ruangan dengan pendingin udara karena kita butuh keluar rumah untuk bepergian, bekerja, berbelanja, dan membantu kelompok yang lebih rentan. Manusia, hewan, dan sistem sosial kita bergantung pada aktivitas manusia. </p>
<p>Selain itu, dengan suhu 50°C di siang hari, pendingin ruangan akan menghabiskan energi lebih besar untuk menurunkan suhu 25°C dari udara sekitar.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/124587/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Liz Hanna sebelumnya menerima dana dari NHMRC. Dr Hanna merupakan Honorary di Australian National University dan Chairs the Environmental Health Working Group of the World Federation of Public Health Associations.
</span></em></p>Berdasarkan standar internasional, suhu rata-rata di Australia sudah dinyatakan tinggi, tetapi apa yang terjadi ketika suhu terus naik? Seberapa panas yang bisa ditahan oleh tubuh kita?Liz Hanna, Honorary Senior Fellow, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.