tag:theconversation.com,2011:/fr/topics/padi-56098/articlesPadi – The Conversation2023-02-08T07:52:20Ztag:theconversation.com,2011:article/1984152023-02-08T07:52:20Z2023-02-08T07:52:20ZSengkarut data beras Indonesia: kenapa terjadi, apa dampaknya bagi ketahanan pangan dan solusinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/508292/original/file-20230206-29-rsalf4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pekerja mengangkut karung beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara, 24 Januari 2023. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://branda.antaranews.com/data/content_photo_wire.php?pubid=1674548406&getcod=dom">ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/hp.</a></span></figcaption></figure><p>Sepanjang Oktober hingga Desember lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso “beradu” kata dan data terkait <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1666254/kronologi-kisruh-data-beras-mentan-vs-buwas-hingga-wanti-wanti-jokowi?page_num=1">stok beras di dalam negeri</a>. </p>
<p>Menteri Pertanian mengklaim stok beras dalam negeri surplus sekitar 6 juta ton dan dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri sampai akhir tahun. Namun, stok beras di Bulog tinggal 650 ribu ton, hanya separuh dari target 1,2 juta ton. Pemerintah akhirnya mengimpor beras <a href="https://video.tempo.co/read/31769/pemerintah-resmi-impor-beras-200-ribu-ton-bapanas-hanya-untuk-kegiatan-pemerintah">200 ribu ton</a> akhir tahun lalu.</p>
<p>Mengapa terjadi perbedaan data beras dan bagaimana cara mencegah masalah data serupa berulang?</p>
<h2>Sumber data sama tapi beda hasil hitungan</h2>
<p>Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia di samping papan dan sandang. </p>
<p>Bagi masyarakat Indonesia, beras merupakan makanan pokok utama. Beras memiliki <a href="https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/1/nilai-kandungan-gizi-beras-giling-mentah">nilai gizi penting untuk tubuh</a> seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin (B1, B2, B3), dan mineral (kalsium, fosfor, kalium, tembaga, besi, seng). </p>
<p>Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras nasional meningkat setiap tahun terutama pada saat kondisi pandemi. Pada 2020, konsumsi beras nasional sebesar <a href="https://www.bps.go.id/publication/2020/11/02/ecda2f1aa3a8b6be1a376a4c/pengeluaran-untuk-konsumsi-penduduk-indonesia-per-provinsi--maret-2020.html">6,45 kg per kapita sebulan</a>. Konsumsi beras tersebut naik pada <a href="https://www.bps.go.id/publication/2021/10/29/93ecbd5eb79d012b9d929d77/ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi-penduduk-indonesia--maret-2021.html">2021</a> menjadi 6,75 kg per kapita sebulan, lalu turun sedikit pada <a href="https://www.bps.go.id/publication/2022/10/20/b9e45d7c9aeb2112005aaf53/pengeluaran-untuk-konsumsi-penduduk-indonesia--maret-2022.html">2022</a> ke angka 6,66 kg.</p>
<p>Oleh karena itu, pemerintah perlu menjaga ketersediaan beras dan pengelolaan stok beras nasional.</p>
<p>Stok beras dapat dihitung menggunakan data produksi. Namun, ada perbedaan data beras antara Kementerian Pertanian yang menyatakan produksi surplus dan Bulog yang menyatakan cadangan beras nasional menipis. </p>
<p>Sebenarnya, data produksi beras yang digunakan dalam perhitungan Kementerian Pertanian dan Bulog sama yaitu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS). </p>
<p>Perbedaan data tersebut disebabkan oleh cara perhitungan stok. </p>
<p>Kementerian Pertanian menghitung stok beras mengacu pada <a href="https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/10/17/1910/pada-2022--luas-panen-padi-diperkirakan-sebesar-10-61-juta-hektare-dengan-produksi-sekitar-55-67-juta-ton-gkg.html">data BPS</a> yang datanya dihitung berdasarkan survei. Produksi beras berdasarkan Kementerian Pertanian pada 2022, misalnya, sebesar 32,07 juta ton. Produksi beras tersebut naik <a href="https://www.bps.go.id/indicator/53/1498/1/luas-panen-produksi-dan-produktivitas-padi-menurut-provinsi.html">2,29%</a> dibandingkan produksi beras tahun 2021 (31,36 juta ton). </p>
<p>Data produksi merupakan hasil perkalian antara luas panen dan produktivitas. Angka produktivitas padi diperoleh melalui survei ubinan pada plot berukuran 2,5 m x 2,5 m dalam bentuk produksi Gabah Kering Panen (GKP) yang dikonversikan menjadi Gabah Kering Giling (GKG). Ini berdasarkan angka konversi GKP ke GKG hasil Survei Konversi Gabah ke Beras. </p>
<p>Ada banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas padi: <a href="https://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/view/10492">luas lahan, luas panen</a>, <a href="https://www.neliti.com/id/publications/45056/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-produksi-padi-sawah-di-kecamatan-dumoga">bibit, pupuk, pestisida, air, tenaga kerja</a>, dan <a href="https://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/view/10492">organisme pengganggu tanaman (OPT)</a> seperti hama tikus, wereng coklat, hama penggerek batang, dan keong mas. </p>
<p>Produktivitas padi terutama dipengaruhi oleh faktor <a href="https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/37978">perubahan iklim dan penyusutan lahan pertanian</a>. Curah hujan berdampak signifikan terhadap perubahan iklim di Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas padi nasional karena dapat menyebabkan banjir atau kekeringan. Akhirnya akan berdampak pada risiko gagal panen.</p>
<p>Perubahan curah hujan juga mengakibatkan penurunan luas tanam, luas panen, dan hasil panen. Tahun 2021, <a href="https://www.bps.go.id/publication/2022/12/16/a4fb42fcf25867b707461625/analisis-produktivitas-padi-di-indonesia-2021.html">luas panen padi 10,41 juta hektare dan total produksi padi 54,42 juta ton GKG</a>. Sementara pada 2020, <a href="https://www.bps.go.id/publication/2022/12/16/a4fb42fcf25867b707461625/analisis-produktivitas-padi-di-indonesia-2021.html">luas panen padi 10,66 juta hektare dan total produksi padi 54,65 juta ton GKG</a>. Luas panen dan produktivitas padi turun masing-masing sebesar 2,30% dan 0,43% pada 2021 dibandingkan 2020.</p>
<p>Sementara <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20221129/12/1603420/bps-beberkan-beda-data-beras-kementan-versus-bulog">Bulog</a> menghitung stok beras mengacu pada data penggilingan beras, ketersediaan pasar, dan stabilitas harga. </p>
<p>Perhitungan stok beras Bulog adalah padi saat diangkut dari sawah (setelah padi digiling), sementara Kementerian Pertanian saat padi masih di sawah karena berdasarkan luas panen. Ada beberapa <a href="https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1659">masalah</a> yang dapat ditimbulkan dari cara perhitungan stok di Bulog:</p>
<ol>
<li> Penyerapan gabah petani belum optimal karena masih mengandalkan mitra-mitra Bulog.</li>
<li> Kualitas gabah petani yang belum memenuhi persyaratan Bulog seperti (<a href="https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1659">kadar air gabah maksimum 14%</a>)</li>
<li> Harga gabah petani naik di atas ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP), sehingga menyulitkan Bulog dalam memenuhi stok beras.</li>
</ol>
<p>Jika perbedaan data tersebut terulang lagi, akan berdampak dalam kebijakan pemerintah dalam mengimpor beras. Parahnya, dapat berdampak pada anjloknya harga gabah di kalangan petani.</p>
<p>Perbedaan data beras antara Kementerian Pertanian dan Bulog akan berdampak pada ketahanan pangan nasional. Selain itu, juga dapat memicu kerawanan sosial dan membahayakan stabilitas ekonomi. </p>
<h2>Agar tidak cekcok data beras</h2>
<p>Solusi untuk mengatasi perbedaan data beras di antara dua lembaga tersebut bisa ditempuh sebagai berikut:</p>
<p><em>Pertama</em>, perbedaan data beras dapat dicegah dengan penggunaan data <em>real time</em>. Salah satunya dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau <em>artificial intelligence</em> (AI) dalam memonitor stok dan distribusi beras nasional. Selain itu teknologi AI juga dapat memetakan daerah yang rawan pangan. </p>
<p>Saat ini <a href="https://radarntt.co/opini/2022/peran-artificial-intelligence-pada-industri-pangan/">teknologi AI dikembangkan dalam memonitor rantai pasok pangan</a>, menentukan bahan baku yang berkualitas, pengemasan, dan memprediksi harga. </p>
<p>Aplikasi <a href="https://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/371">Radio Frequency Identification (RFID)</a> dapat dipakai untuk mengendalikan rantai pasok beras Bulog. Teknologi ini adalah suatu metode identifikasi menggunakan perangkat label RFID (<em>transponder</em>) yang berfungsi untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. </p>
<p>Dengan menggunakan teknologi RFID dapat mencegah kehilangan persediaan, kecepatan proses logistik, dan meningkatkan akurasi data/informasi. <a href="https://jurnalstmiksubang.ac.id/index.php/jtik/article/view/186"><em>Smart warehouse</em></a> menggunakan perangkat cerdas tertanam atau <em>Internet of Things</em> (IoT) juga dapat menjadi solusi untuk mengendalikan rantai pasok dan memelihara kualitas beras.</p>
<p><em>Kedua</em>, pemerintah harus mengintegrasikan data antar-lembaga pemerintah untuk menghitung ketersediaan beras nasional. Sinergi antar lembaga pemerintah penting untuk dilakukan, dalam hal ini <a href="https://komahi.uai.ac.id/pengaruh-kebijakan-impor-beras-terhadap-fluktuasi-impor-beras-indonesia/">integrasi data beras</a>. Keakuratan informasi mengenai produksi dan permintaan beras akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah dalam pengambilan keputusan. </p>
<p><em>Ketiga</em>, diversifikasi konsumsi pangan. Walau hal ini tidak terkait langsung dengan data beras, pengembangan pangan lokal sumber karbohidrat selain beras diperlukan untuk mencegah impor beras nasional. </p>
<p>Potensi pangan lokal lain seperti ubi kayu, jagung, dan kentang dapat dijadikan alternatif pengganti beras sebagai pangan pokok. Diversifikasi konsumsi pangan dapat meningkatkan produksi pangan dan perbaikan gizi dalam masyarakat serta mengurangi impor beras. </p>
<p>Untuk mencapai ketahanan pangan beras di Indonesia diperlukan kerja sama, komitmen, dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan para petani. Pemerintah perlu memberi pelatihan kepada petani agar kualitas produksi beras dapat memenuhi persyaratan. Selain itu manajemen penyimpanan beras juga diperlukan agar stok beras nasional dapat terpenuhi.</p>
<p>Sinergi antarkelembagaan pemerintah sangat berperan dalam pengelolaan stok beras nasional. Kita perlu mengoptimalkan peran teknologi dalam pengelolaan stok dan peningkatan produktivitas beras.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/198415/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Meda Canti tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Perbedaan data tersebut disebabkan oleh cara perhitungan stok beras antara Bulog dan Kementerian Pertanian.Meda Canti, Assistant Professor, Lecturer, Head of Food Processing Laboratory, Food Technology Study Program, Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1549802021-02-26T10:46:29Z2021-02-26T10:46:29ZStudi ungkap bagaimana petani Indonesia mampu beradaptasi hadapi krisis iklim<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/385375/original/file-20210220-17-1ranfuv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=11%2C0%2C3982%2C2562&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Para petani memiliki ketahanan sosial untuk menghadapi krisis iklim yang sedang terjadi. </span> <span class="attribution"><span class="source">ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.</span></span></figcaption></figure><p>Perubahan iklim berdampak pada siapa saja, termasuk para petani. </p>
<p>Perubahan iklim yang sering mengakibatkan kekeringan dan banjir bisa menimbulkan <a href="http://puslitbang.bmkg.go.id/jmg/index.php/jmg/article/view/114">ancaman gagal panen</a> dan juga mengakibatkan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878029616002371">penurunan produksi beras nasional</a>. </p>
<p>Beberapa kajian menunjukkan bahwa petani di berbagai belahan dunia, seperti <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212096316300250?via%3Dihub">di India</a>, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212096316301164?via%3Dihub">Pakistan</a>, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212096317300712?via%3Dihub">Ghana</a> dan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212096317300402?via%3Dihub">negara-negara di Afrika Timur</a> tidak memiliki kemampuan melakukan adaptasi menghadapi perubahan iklim karena rendahnya sumber daya ekonomi dan terbatasnya pilihan baik berupa teknologi maupun infrastruktur. </p>
<p>Namun, berdasarkan hasil penelitian saya menunjukkan bahwa petani di kawasan Indramayu, Jawa Barat, mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim secara kolektif.</p>
<p>Sebagai negara yang sangat mengandalkan padi sebagai pangan pokok, survei ini penting untuk melihat ketahanan petani dalam beradaptasi atas dampak perubahan iklim yang sedang terjadi. </p>
<p>Apabila petani dapat membangun ketahanan secara mandiri, maka mereka dapat mencapai kesejahteraan dan berkontribusi positif terhadap keberlanjutan pasokan pangan nasional. </p>
<h2>Peran pemimpin, petani, dan tradisi adaptasi kolektif</h2>
<p>Kabupaten Indramayu merupakan lumbung beras terbesar di provinsi Jawa Barat karena menyumbang produksi beras sebesar <a href="https://jabar.bps.go.id/pressrelease/2018/11/01/682/luas-panen-dan-produksi-padi-di-jawa-barat-2018.html#:%7E:text=Dengan%20memperhitungkanpotensi%20sampai%20Desember%202018,Gabah%20Kering%20Giling%20(GKG)">1.391.928 ton pada tahun 2018</a>. </p>
<p>Namun, cuaca tidak menentu akibat perubahan iklim menjadi ancaman yang serius bagi petani lokal.</p>
<p>Dari hasil survei yang saya lakukan pada tahun 2019, setidaknya 70% dari 296 responden petani di Desa Nunuk menyatakan mereka tidak bisa lagi menentukan musim tanam. </p>
<p>Sebagai contoh, mereka sulit untuk menentukan awal musim tanam padi karena ketidakpastian terjadinya musim penghujan.</p>
<p>Selain itu, 58% petani menyatakan musim kekeringan semakin sering terjadi dan 69% mengakui bahwa musim penghujan semakin tidak menentu, baik waktu maupun intensitas. </p>
<p>Namun hasil survei saya juga menunjukkan bagaimana para petani desa Nunuk, Indramayu mampu beradaptasi terhadap ketidakpastian iklim melalui mekanisme partisipasi mereka dalam menentukan waktu tanam padi.</p>
<p>Di bawah kepemimpinan kepala desa, para petani lokal dapat menetapkan waktu tanam padi dengan menghitung siklus pertumbuhan hama dan mempertimbangkan informasi iklim dari ilmuwan.</p>
<p>Pengetahuan tentang hama ini didapatkan setelah mereka mengikuti program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) di Kabupaten Indramayu pada tahun 1994 hingga 1996. </p>
<p>SLPHT merupakan program nasional pemerintah pusat dengan bantuan teknis dari Badan Pangan Dunia (FAO), dan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu sebagai pendamping para petani. Program ini digelar karena daerah tersebut <a href="https://www.mdpi.com/2075-4450/6/2/381">terkena serangan hama</a> secara masif pada tahun 1994 hingga 1995. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=800&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/385777/original/file-20210223-20-1016oq9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1005&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Petani desa Nunuk Kabupaten Indramayu tengah memanen padi pada September 2018.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ica Wulansari</span></span>
</figcaption>
</figure>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386653/original/file-20210226-17-1arfdbw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Petani Kabupaten Indramayu menanam padi di lahan persemaian pada Desember 2018.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ica Wulansari</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sejak itu, komunitas petani di desa Nunuk secara konsisten menerapkan pengetahuan dari SLPHT tentang hama dan skenario dalam menentukan masa tanam padi. </p>
<p>Selain itu, mereka mendapatkan informasi terkait iklim dari <a href="https://wil.ui.ac.id">Warung Ilmiah Lapangan</a>, program yang digagas oleh ahli agro-metereologi Cornelius J. Stigter (Wageningen University di Belanda) dan antropolog Yunita T. Winarto (Universitas Indonesia), tahun 2008. </p>
<p>Program ini membentuk suatu jaringan petani dan ilmuwan yang membantu meningkatkan kapasitas petani dalam melakukan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13639811.2018.1502514">antisipasi terhadap perubahan iklim</a>.</p>
<p>Dalam kasus desa Nunuk, ilmuwan memberikan <a href="https://www.mdpi.com/2073-4433/4/3/237">informasi iklim</a> untuk membantu petani dalam menentukan awal masa tanam padi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/385786/original/file-20210223-21-iji2y0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Lokasi lahan sawah yang menerapkan percepatan tanam padi di Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu. Foto diambil pada September 2018.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ica Wulansari</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Ketahanan sosial kolektif</h2>
<p>Umumnya, secara individu, petani tidak memiliki kemampuan adaptasi menghadapi perubahan iklim karena faktor ekonomi dan akses pengetahuan yang terbatas. </p>
<p>Namun, ketika mereka beralih kepada kemampuan belajar secara kolektif untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi yang praktis untuk meningkatkan keterampilan, misalnya <a href="https://www.springer.com/gp/book/9783319285894">mengikuti Warung Ilmiah Lapangan</a>, maka daya tahan mereka terhadap perubahan iklim meningkat. </p>
<p>Ketahanan sosial secara kolektif ini yang membuat petani mampu menghadapi perubahan iklim.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=448&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=448&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=448&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=563&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=563&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/386649/original/file-20210226-21-19akjoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=563&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Suasana Musyawarah Desa Nunuk dalam penentuan waktu tanam padi pada 13 November 2018.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Ica Wulansari</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Berdasarkan penuturan para petani, kejadian gagal panen sudah jarang terjadi di daerah mereka. </p>
<p>Tahun 2016-17, mereka sempat mengalami gagal panen, tetapi ini disebabkan oleh petani di luar desa Nunuk yang melakukan percepatan tanam padi selama 3 kali dalam setahun.</p>
<p>Alhasil, hama wereng batang coklat juga menyerang lahan sawah mereka, dan seluruh kabupaten Indramayu. </p>
<p>Kebijakan tanam 3 kali dalam satu tahun adalah salah satu kebijakan nasional untuk meningkatkan produksi beras nasional sebanyak 1,7 juta ton setahun dengan luas areal 116 ribu hektar.</p>
<p>Modal <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264837718313759?via%3Dihub">kapital sosial</a> petani desa Nunuk yaitu partisipatif dalam tindakan kolektif juga mencegah kejadian gagal panen dan memperkuat adaptasi petani menghadapi perubahan iklim.</p>
<p>Ketahanan sosial merupakan suatu konsep yang menunjukkan bagaimana aktor-aktor sosial yang bergantung kepada sumber daya alam, seperti petani, dapat menciptakan pilihan adaptasi dari sumber daya komunitas.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/154980/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ica Wulansari menerima dana penelitian dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) sebagai penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia</span></em></p>Penelitian awal menunjukkan petani di Jawa Barat bisa bertahan menghadapi risiko perubahan iklim, seperti gagal panen akibat kekeringan dan serangan hama.Ica Wulansari, Mahasiswa S-3 Ilmu Sosiologi, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1259422019-10-31T03:54:31Z2019-10-31T03:54:31ZTiga strategi bagi Menteri Pertanian yang baru untuk dapatkan data lahan yang akurat dan aktual<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/299418/original/file-20191030-17868-4pe7pf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU3MjQ0ODc5NywiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNTA4MzAwNjI0IiwiayI6InBob3RvLzUwODMwMDYyNC9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCIzWmxpakg0L0FEZE1VcHlKT3V5ekZhclJaa0EiXQ%2Fshutterstock_508300624.jpg&pi=33421636&m=508300624&src=bu-acP3dwLcqGRne1Qak3Q-1-21">SasinTipchai/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Menteri Pertanian yang baru, Syahrul Yasin Limpo, mempunyai pekerjaan besar untuk menyediakan <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1265866/menteri-pertanian-bps-sepakat-tuntaskan-soal-data-padi-100-hari">data sumber daya lahan dan tanah yang akurat dan kredibel</a> terkait komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan. Selama puluhan tahun, tanpa data lahan yang akurat dan aktual, sulit menghitung produksi beras nasional secara kredibel.</p>
<p>Baru-baru ini, mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, setelah tak lagi menjabat dengan nada keras menuding bahwa data lahan sawah yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik untuk memprediksi luas panen merupakan <a href="https://katadata.co.id/berita/2019/10/25/tak-lagi-jadi-menteri-amran-tuding-bps-gunakan-data-mafia">data mafia</a>. Tahun lalu, memang mencuat adanya <a href="https://nasional.tempo.co/read/1138918/jk-mengakuidata-produksi-beras-pemerintah-tidak-akurat/full&view=ok">perbedaan data luas sawah antara Kementerian Pertanian dan BPS</a> yang mengakibatkan kebingungan bahkan timbul ketidakpercayaan publik.</p>
<p>Tingkat akurasi data hanya satu dari sejumlah masalah yang dihadapi oleh Kementerian Pertanian. Kini banyak harapan bahwa sektor pertanian menjadi lebih baik pengelolaannya di bawah menteri baru di Kabinet Indonesia Maju. Tanpa fundamental pertanian yang kuat, ketahanan pangan penduduk Indonesia menjadi taruhannya. </p>
<p>Berikut ini tiga strategi di sektor pertanian di negeri ini yang mestinya dilakukan oleh Menteri Pertanian agar data lahan menjadi lebih akurat dan aktual :</p>
<p><strong>Buat peta kesesuaian lahan dan tanaman</strong> </p>
<p>Suksesnya aktivitas pertanian berawal dari tanah. Peningkatan produksi pertanian sangat tergantung kondisi tanah tempat tanaman itu akan tumbuh. Segala aspek pertanahan dan faktor yang mempengaruhinya harus dimengerti dan tersedia datanya. </p>
<p>Sampai saat ini belum ada peta kesesuaian lahan untuk seluruh kawasan produksi pertanian aktual dan potensial. Ini penting karena pertanian tidak bisa lagi secara uji coba, tapi harus berbasiskan data lahan dan tanah yang sudah diuji kesesuaiannya dengan jenis tanaman.</p>
<p>Peta ini akan menyajikan suatu kawasan apakah cocok untuk ditanami tanaman tertentu atau tidak. Berbagai faktor digunakan untuk menganalisis kecocokan tanaman terhadap tanah, topografi (ketinggian tempat, lereng), dan iklim (curah hujan, suhu udara, lamanya penyinaran matahari, angin, kelembaban).</p>
<p>Hasil proses evaluasi lahan ini berupa rekomendasi sesuai dan tidak sesuai suatu kawasan untuk tanaman yang dievaluasi. Berbekal peta kesesuaian lahan ini dapat diketahui lebih awal sukses atau tidaknya pertumbuhan dan produksi tanaman pangan, hortikultura atau tahunan.</p>
<p><a href="http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/layanan-mainmenu-65/info-terkini/684-data-sumberdaya-lahan">Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian</a> melaporkan telah ada peta tanah, peta kesesuaian lahan, peta arahan komoditas dan rekomendasi pengelolaan lahan pertanian <a href="https://www.gatra.com/detail/news/435163/ekonomi/balitbangtan-kembangkan-layanan-peta-tanah-berbasis-android">di 511 kabupaten dan kota di Indonesia</a> dengan skala lebih detail 1:50.000. </p>
<p>Sayangnya, peta yang dikembangkan berbasis aplikasi berbasis android ini kurang disosialisasikan pada masyarakat dan format petanya masih dalam bentuk “pdf dan "shp” sehingga tidak bisa langsung digunakan dengan Google Earth dan aplikasi gratis lainnya seperti Avenza Map. Selain itu, untuk mendapatkan peta tersebut publik harus membelinya dan tak disediakan daftar harga peta. Jadi tetap saja aksesnya belum bersahabat dengan para petani.</p>
<p><strong>Libatkan universitas untuk pemetaan detail sampai desa</strong></p>
<p>Melibatkan perguruan tinggi merupakan hal penting untuk memajukan pertanian. Pelibatan ini dapat melalui kerja sama, pengabdian pada masyarakat, kuliah kerja nyata, praktikum mata kuliah dan penelitian dosen serta penelitian skripsi, tesis dan disertasi mahasiswa. Harus dibuat program kerja yang terpadu dan berkesinambungan untuk mengoptimalkan lahan pertanian. </p>
<p>Contohnya, kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas dan pemerintah Kabupaten Solok Selatan Sumatra Barat tahun ini telah berhasil merincikan lahan sawah pada 4 kecamatan dari 7 kecamatan yang ada. Kajian pemetaan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) yang saya lakukan (Dian Fiantis) dan tim di Kabupaten Solok Selatan ini menghasilkan data spasial yang sangat detail sampai level desa dan dibuat dalam format yang bisa diakses dengan Google Earth (Gambar 1).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299353/original/file-20191029-183112-1arc9ch.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 1. Peta Sawah Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Solok Selatan.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Luaran yang dihasilkan sangat berguna untuk para penyuluh pertanian di tingkat kecamatan dan desa. Para penyuluh akan dibekali peta sawah yang bisa dibuka melalui telepon genggam atau tablet ketika berada di lapangan. Data tersedia dengan versi “pdf” yang mempunyai referensi geografis agar dapat dibuka dengan aplikasi “Avenza Map” dan data berformat “kml/kmz” untuk diakses dengan “Google Earth”. </p>
<p>Jika sebaran spasial dari lahan pertanian aktual ini dapat ditelusuri di dunia maya, maka akan dapat diketahui beragam informasi yang tersimpan didalamnya (Gambar 2). Ada informasi nama pemilik sawah, kelompok tani, status kepemilikan, luas sawah, petak sawah termasuk lahan pertanian berkelanjutan atau tidak serta telah ditentukan letak lahan cadangan untuk sawah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=418&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=418&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/299355/original/file-20191029-183103-1g1kjf1.gif?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=418&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar 2. Sebaran spasial dan sistem informasi lahan sawah di nagari Lubuk Gadang Solok Selatan.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tentu saja informasi dalam bentuk tabel ini dapat ditambahkan sesuai kebutuhan dan dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah dengan perangkat lunak geografis yang tersedia gratis.</p>
<p><strong>Sediakan data produksi pertanian dan kebutuhan pangan di level kabupaten</strong></p>
<p>Dari kerja sama itu, luas lahan sawah aktual di Kabupaten Solok Selatan yang dapat kami identifikasi melalui citra satelit dan digitasi mencapai 9 ribu hektare. Dengan data ini kebutuhan akan beras untuk penduduk Solok Selatan yang berjumlah 165.603 jiwa dapat dikalkulasi dengan tepat. </p>
<p>Produktivitas beras dilaporkan 5,4 ton per hektare maka didapatkan sekali tanam (dengan durasi 4 bulan) produksi beras 40.600 ton. Jika dibagikan pada setiap penduduk memperoleh 245 kg beras. Seharusnya kebutuhan beras penduduk di Solok Selatan sudah terpenuhi bahkan surplus lebih dua kali lipat untuk konsumsi setahun. </p>
<p>Pemetaan ini baru contoh di satu kabupaten. Jika kerja sama pemetaan itu dilakukan semua kabupaten, data lahan dan produksi pangan sangat berguna dalam menyusun kebijakan di tingkat nasional.</p>
<p>Selain itu, agar produksi pertanian selalu tinggi kondisi tanah harus optimal. Praktik tanam tiga kali setahun akan membuat tanah tidak sehat, kapasitas dan kualitas tanah turun secara drastis berdampak produksi anjlok. Tanah dipaksa bekerja sepanjang tahun tanpa jeda.</p>
<p>Agar tanah tidak kelelahan, sebaiknya diberikan masa istirahat selama satu musim. Tapi hal ini akan sulit terlaksana karena kepemilikan lahan yang tidak luas. Untuk itu diperlukan data terkini tentang kesuburan tanah pada satu kawasan agar dapat memberikan pupuk yang tepat untuk mendukung produksi pertanian. </p>
<p>Praktik bercocok tanam dengan <a href="https://theconversation.com/peneliti-temukan-cara-akurat-mengukur-luasan-padi-dengan-teknologi-digital-122650">penerapan teknologi yang tepat</a> dapat membantu petani meningkatkan hasil. Jika itu dilakukan, tidak akan ada lagi penyusunan program pertanian dengan data prakiraan lokasi dan luas lahannya serta kepemilikannya. Pemberian subsidi kepada petani juga berdasarkan data aktual dan akuntabel.</p>
<h2>Data sumber daya lahan pertanian Indonesia yang terbuka</h2>
<p>Data sumber daya lahan dan tanah harus bisa diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Tersedianya data ini akan menjadi kunci pembangunan pertanian daerah dan nasional yang rasional dan efisien. </p>
<p>Dalam bentuk tabel telah diterbitkan buku <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=2ahUKEwiblKLzm7blAhWkjuYKHRcvC8IQFjABegQIBhAC&url=http%3A%2F%2Fbbsdlp.litbang.pertanian.go.id%2Find%2Findex.php%2Fpublikasi-3%2Fbuku%3Fdownload%3D24%3Asumber-daya-lahan-pertanian-indonesia&usg=AOvVaw29JbJsaVygEYPntQmHVZP8">Sumber Daya Lahan Pertanian Indonesia </a> oleh Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) pada 2015. Lahan Indonesia berdasarkan ekosistemnya ada 3 yaitu lahan rawa, kering, dan basah non-rawa yang terdapat di dataran rendah dan tinggi. Terdapat juga data luas lahan yang berada pada iklim basah dan kering serta apakah tanahnya bereaksi masam atau tidak. </p>
<p>Visualisasi <a href="https://media.neliti.com/media/publications/133835-ID-none.pdf">data sumber daya lahan seluruh Indonesia</a> yang telah dibuat oleh BBSDLP pada skala kecil atau eksplorasi (1:1.000.000) dalam bentuk Atlas Sumber Daya Lahan. Sedangkan peta dengan skala tinjau (1:250.000) ketersediaannya belum mencakup kawasan timur Indonesia. Adapun peta dengan skala 1:50.000 masih sangat terbatas.</p>
<p>Jika peta skala tinjau dan eksplorasi dibuat pemerintah pusat, maka peta skala detail sampai sangat detail tentu akan lebih banyak disediakan. Dan pemerintah daerah harusnya didorong untuk mewujudkannya. </p>
<p>Dengan adanya data ini, kita sudah punya modal dasar untuk menyusun kebijakan pertanian secara sistematis pada tingkat nasional dan daerah. Tapi penyusunan rencana untuk aplikasi di tingkat lokal memerlukan data yang lebih detail pada skala 1:50.000 sampai 1:25.000. </p>
<p>Masalahnya apakah peta-peta tersebut digunakan oleh pemerintah daerah untuk menyusun rencana pertanian? Apakah masyarakat mengetahui sebaran secara spasial dari lahan-lahan tersebut? </p>
<p>Usulan konkretnya: bikinlah data spasial potensi sumber daya lahan yang bisa diakses dengan menggunakan internet melalui Google map dan Google Earth. Keterbukaan informasi ini diperlukan agar akselerasi pembangunan pertanian lebih kencang dan merata.</p>
<hr>
<p><em>Catatan editor: Kami telah mengoreksi data peta tanah yang sebelumnya tertulis di 8 kabupaten di Provinsi Banten menjadi 511 kabupaten dan kota di Indonesia. Ada tambahan satu paragraf di bawahnya.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/125942/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tim LPPM Unand yg diketuai oleh Dian Fiantis menerima dana dari Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan Sumbar untuk kajian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) tahun 2019.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Budiman Minasny tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tanpa data dan informasi sumberdaya lahan dan tanah yang akurat, detail dan akuntabel peningkatan produksi pertanian tidak optimal. Akibatnya ketahanan pangan penduduk Indonesia menjadi taruhannya.Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas AndalasBudiman Minasny, Professor in Soil-Landscape Modelling, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1226502019-09-09T08:28:59Z2019-09-09T08:28:59ZPeneliti temukan cara akurat mengukur luasan padi dengan teknologi digital<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/291353/original/file-20190907-175705-1lne0x7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pemandangan persawahan dari atas di Bandung, Jawa Barat.
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU2Nzg2MDU3NSwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTEzNTMxMDE1MyIsImsiOiJwaG90by8xMTM1MzEwMTUzL21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sInlDWXhTZ29JOTJMRy85b1ZOd0VkYVljdXlVOCJd%2Fshutterstock_1135310153.jpg&pi=33421636&m=1135310153&src=Fs_Jz0tOFDvv7mKYN9rDFg-1-10">Akhmad Dody Firmansyah/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Mayoritas penduduk Indonesia mengkonsumsi beras. </p>
<p>Angka konsumsi beras nasional pada 2017, menurut Badan Pusat Statistik, sekitar 111 kilogram per kapita. Indonesia adalah <a href="https://www.worldatlas.com/articles/top-10-rice-consuming-counties.html">negara ketiga paling tinggi</a> dalam konsumsi beras di dunia.</p>
<p><a href="https://www.bps.go.id/news/2018/10/24/245/jk-sampaikan-hasil-ksa.html">Total konsumsi beras hampir 30 juta ton per tahun</a>, sedangkan produksi beras dalam negeri sekitar 32 juta ton. </p>
<p>Masalahnya adalah <a href="https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/24/153000826/data-produksi-beras-bps-dan-kementan-berbeda-ini-penjelasannya-?page=all">data produksi beras dan luasan sawah selama 20 tahun terakhir ini tidak pasti</a>. Ada perbedaan data antara Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik karena metode pengukuran yang tidak sama. Padahal, informasi yang akurat dan mutakhir tentang luasnya sawah penting untuk membantu mengelola ketahanan pangan dan air. </p>
<p>Penelitian kami yang dipublikasi di jurnal teknologi <a href="https://www.mdpi.com/2072-4292/11/14/1666"><em>Remote Sensing</em></a> baru-baru ini memaparkan cara untuk mengetahui luasan padi secara akurat. </p>
<p>Kami “mengajari” komputer untuk mengenali berbagai tahap pertumbuhan padi dari citra satelit radar. </p>
<p>Teknologi ini telah kami uji cobakan di Malaysia (dengan sampel lebih dari 1 juta hektare) dan Indonesia (sampel 0,75 juta hektare) pada September 2016 hingga Oktober 2018. </p>
<p>Di Indonesia kami memetakan daerah pusat produksi beras di Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu di provinsi Jawa Barat yang luasnya lebih dari 350.000 hektare. Informasi terperinci mengenai tahap pertumbuhan padi di setiap luasan lahan 10 meter dapat diketahui secara langsung setiap bulan. </p>
<p>Untuk memastikan kebenaran hasil prediksi kecerdasan buatan tersebut, kami membandingkannya dengan data survei lapangan, dan metode kami memiliki akurasi 96,5%. Kami juga bisa menggunakan kecerdasan buatan untuk meramalkan luasan pemanenan padi hingga dua bulan ke depan. Metode ini lebih hemat biaya dibanding metode survei lapangan. </p>
<h2>Citra satelit radar</h2>
<p>Ketergantungan kita yang tinggi pada beras sebagai makanan pokok mendorong perhatian pemerintah nasional untuk mengetahui berapa luasan padi yang ditanam, di mana padi ditanam, dan berapa yang dapat dipanen untuk memastikan ketahanan pangan. </p>
<p>Untuk mendapatkan informasi ini, saat ini kita masih bergantung pada <a href="https://ksa-nasional.info/">survei lapangan</a> yang memakan waktu dan mahal. </p>
<p>Transformasi digital yang kita namakan <em>Soil 4.0</em> bisa menyediakan data yang mendukung pemantauan yang lebih cepat, dapat diandalkan, dan reguler untuk menilai produksi beras. Tantangan ini dapat diatasi sekarang dengan menggunakan satelit radar resolusi tinggi.</p>
<p>Ketersediaan teknologi terbaru memberikan kita data satelit radar <a href="https://sentinel.esa.int/web/sentinel/missions/sentinel-1">Sentinel 1</a> yang dianalisis melalui komputasi awan (<em>cloud computing</em>) dengan algoritme kecerdasan buatan (<em>artificial intelligence</em>). </p>
<p>Dengan metode riset kami, kita bisa dengan akurat mengetahui daerah-daerah mana yang sedang ditanami padi dan tahap pertumbuhannya. Kami memperkirakan bahwa informasi ini akan tersedia dalam satu aplikasi yang bisa diakses dengan ponsel pintar. </p>
<p>Saat ini, di beberapa daerah di Indonesia, petak-petak sawah sedang dipetakan sehingga kepemilikan setiap petak tanah terdaftar. Digabungkan dengan data satelit, kita bisa menentukan produksi, akses kredit petani dan perbankan. Semua informasi pada level petakan sawah dapat memberikan model bisnis yang ke depan. </p>
<p>Tak hanya di Indonesia, metode sederhana dan kuat ini dapat dipakai di seluruh Asia Tenggara, dan dapat digunakan sebagai alternatif selain survei lapangan yang memakan waktu dan ongkos mahal.</p>
<h2>Data terintegrasi</h2>
<p>Dengan tersedianya teknologi ini di aplikasi ponsel pintar, pada masa depan, data ini akan terintegasi dengan kebutuhan pasar. Para petani juga dapat mengunggah informasi ke sistem aplikasi bila ada serangan hama atau penyakit, semuanya dapat dibagikan untuk diteruskan ke petani petani lain.</p>
<p>Tahap selanjutnya adalah mengembangkan teknologi digital yang berfokus pada informasi tanah untuk mendukung petani. Sensor cerdas dapat memperkirakan kesuburan tanah secara cepat. Para petani dapat membawa tanah mereka ke pusat kelompok tani untuk mendapatkan uji tanah cerdas. Sekali disinari, sensor cerdas akan langsung memberikan informasi nutrisi yang diperlukan oleh tanah untuk pertanian.</p>
<p>Teknologi ini memungkinkan para kelompok tani untuk memberikan rekomendasi pupuk yang tepat dan informasi untuk kebutuhan benih, dan informasi lainnya.</p>
<p>Data ini bisa digunakan untuk menentukan <a href="https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1609">asuransi usaha tani padi</a>, yakni para petani bisa mendapatkan bayaran jika terjadi kegagalan panen karena banjir, kekeringan, serangan hama dan organisme pengganggu tanaman. </p>
<p>Perusahaan <a href="https://www.esa.int/Our_Activities/Observing_the_Earth/Copernicus/Sentinel-1/Sentinel-1_speeds_up_crop_insurance_payouts">asuransi</a> pelaksana hanya perlu mengecek data satelit untuk mengetahui kebenaran daerah yang gagal panen. Informasi ini juga bisa membantu dalam penentuan kebutuhan subsidi pupuk, dan keputusan pertanian lainnya. </p>
<h2>Pertanian digital</h2>
<p>Salah satu pameran permanen di <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/04/22/15550141/museum-pertanian-terbesar-se-asia-tenggara-ada-di-bogor">Museum Pertanian Indonesia</a> di Kota Bogor, Jawa Barat, menampilkan visi pertanian masa depan di negara ini. </p>
<p>Visi tersebut menampilkan: Otomatisasi yang didukung oleh robot dengan kecerdasan buatan (<em>artificial intelligence</em>) di semua tingkat produksi pertanian, Pertanian Presisi (Digital Farming) yang mengelola usaha tani secara tepat berdasarkan informasi akurat dan tepat waktu, dan Sistem Informasi Manajemen yang mengelola data besar (<em>big data</em>) dan semua terintegasi dalam satu aplikasi di ponsel pintar. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/291054/original/file-20190905-175691-mrnjoc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar di Museum Pertanian Bogor.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tantangan bagi kita adalah bagaimana menerapkan aspirasi ini, sementara sebagian besar pertanian di Indonesia diusahakan oleh petani kecil, yang <a href="http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/arsip-perstatistikan/160-statistik/statistik-pertanian/586-statistik-pertanian-2020">menyediakan 90% produksi beras</a>. Masing-masing petani memiliki lahan yang kurang dari 1 hektare. </p>
<p>Karena itu, kita perlu mendorong Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang sedang mengalami transformasi digital tidak hanya terbatas pada penggunaan telepon pintar dan pembelanjaan internet. Banyak yang optimis bahwa teknologi digital akan menggerakkan revolusi industri berikutnya dan menyaingi negara-negara Barat. </p>
<p>Revolusi Industri 4.0 dipromosikan di kawasan ini sebagai penggunaan strategis teknologi canggih yang dihubungkan oleh internet dan <em>internet of things (IoT)</em>. Revolusi digital menjanjikan cara hidup, bekerja, bermain, dan berkomunikasi yang baru. </p>
<p>Bagian integral dari revolusi ini adalah <a href="http://agriculture.vic.gov.au/agriculture/digital-agriculture/about">Pertanian Digital (Digital Agriculture)</a>, yang merupakan pertanian masa depan di negara negara berkembang. Pertanian Digital juga memiliki potensi yang kuat untuk diterapkan pada pertanian skala kecil di Indonesia.</p>
<p>Digital Soil 4.0, IoT, dan teknologi digital sekarang sudah tersedia, dan ketersediaannya bagi petani di Indonesia akan terus tumbuh. Penggerak revolusi digital perlu melibatkan petani kecil untuk membangun ketahanan pangan dan mengurangi kerentanan usaha tani terhadap tantangan perubahan iklim. </p>
<p>Kita harus membangun teknologi digital sekarang dan menjadikannya bagian dari usaha pertanian.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/122650/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tak hanya di Indonesia, motode sederhana dan kuat ini dapat dipakai di seluruh Asia Tenggara, dan dapat digunakan sebagai alternatif selain survei lapangan yang memakan waktu dan ongkos mahal.Budiman Minasny, Professor in Soil-Landscape Modelling, University of SydneyRudiyanto, Lecturer Crop Science, Universiti Malaysia TerengganuLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1211072019-07-31T08:28:32Z2019-07-31T08:28:32ZUlat grayak jagung ancam panen di Asia, tapi peneliti punya strategi melawan hama ini<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/286216/original/file-20190730-186801-12ji1qq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C3888%2C2584&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/fall-armyworm-spodoptera-frugiperda-smith-1797-480586348?src=IFX1n5GoxJ7-CJJO6VRQSw-1-3&studio=1">Mikhail Kochiev/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Ulat yang sangat lapar sedang menyerang tanaman di seluruh dunia, meninggalkan jejak kehancuran di belakangnya. Ulat grayak jagung (<em>fall armyworm</em>), juga dikenal sebagai <em>Spodoptera frugiperda</em> (penghancur buah) ini senang memakan jagung, meski juga menjadi hama bagi banyak tanaman lain yang penting bagi ketahanan pangan manusia, seperti padi dan sorgum.</p>
<p>Hama invasif ini berasal dari Amerika, tempat pertama kali ulat didideskripsikan <a href="https://www.jstor.org/stable/3495726?seq=1#page_scan_tab_contents">pada 1797</a>, tapi dalam beberapa tahun terakhir mereka telah tersebar secara global. </p>
<p>Ulat tersebut <a href="https://theconversation.com/armyworms-are-wreaking-havoc-in-southern-africa-why-its-a-big-deal-72822">dilaporkan berada di Afrika</a> pada 2016 dan sekarang telah mencapai Cina, menyebar ke dua benua, barat ke timur, hanya dalam tiga tahun. </p>
<p>Masuknya hama ini ke kawasan Asia menjadi isu yang penting. Ini karena begitu banyak orang yang tinggal serta sudah adanya tekanan besar pada sistem produksi pangan di wilayah tersebut.</p>
<p>Tapi ada harapan. Saya dan rekan-rekan saya sedang meneliti cara untuk menghentikan hama yang tidak bergantung pada pestisida yang merusak dan dapat diimplementasikan di seluruh dunia.</p>
<p>Ulat grayak jagung melintasi Atlantik dari daerah asalnya di daerah tropis dan subtropis Amerika dengan mekanisme yang belum diketahui. </p>
<p>Mungkin mereka menyebar melalui ngengat yang bermigrasi jarak jauh sehingga mungkin diterbangkan angin dan kemudian bertelur di Afrika. Mungkin juga melalui perdagangan produk yang terkontaminasi yang sudah mengandung telur dan ulat kelaparan ini.</p>
<p>Meski cara mereka masuk belum diketahui, dampaknya jelas terlihat. Tanaman dan mata pencaharian warga hancur. Ulat grayak dapat menghancurkan sebanyak 50% dari tanaman produsen, dan efeknya pada petani kecil yang menanam tanaman untuk memberi makan keluarga mereka sangat mengerikan.</p>
<p>Terlebih lagi, karena ngengat dewasa dapat melakukan perjalanan ratusan kilometer, hama ini menyebar dengan cepat di sebagian besar <a href="https://theconversation.com/armyworms-are-wreaking-havoc-in-southern-africa-why-its-a-big-deal-72822">sub-Sahara Afrika</a> dan mendatangkan malapetaka ketika mereka datang. Diperkirakan bahwa kehilangan panen di 12 negara Afrika dapat mencapai <a href="https://www.cabi.org/news-and-media/2017/new-report-reveals-cost-of-fall-armyworm-to-petani-di-afrika-memberikan-rekomendasi-untuk-kontrol/">US$6,1 miliar (sekitar Rp113 triliun) per tahun</a>.</p>
<p>Tidak hanya sampai di situ. Pada Juli 2018, ulat ini ditemukan di <a href="https://www.thehindu.com/news/national/karnataka/alarm-as-deadly-maize-pest-seen-in-karnataka/article24636285.ece">negara bagian Karnataka di India</a>, serangan pertama yang dilaporkan di Asia. </p>
<p>Pada Desember 2018, <a href="https://www.ippc.int/en/countries/thailand/pestreports/2018/12/first-detection-of-fall-army-worm-on-the-border-of-thailand%20/">penyebarannya meluas hingga ke Thailand</a>, dan masih berlangsung, sekarang juga dilaporkan ada di <a href="https://www.ft.com/content/8688327c-97c4-11e9-8cfb-30c211dcd229">lebih dari separuh provinsi Cina</a> .</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/282873/original/file-20190705-51288-1rowws8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ulat grayak jagung dikenal karena ketahanannya terhadap pestisida.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/asian-farmer-peasantry-spraying-pesticides-rice-1194794023?src=xd8B7ha0w4Y91ujdtHR6nw-3-33&studio=1">Tong Stocker/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ulat grayak jagung telah berhasil melintasi dua benua dalam waktu yang singkat, ini merupakan hal yang menakjubkan. Ada sejumlah besar tanaman yang sekarang rentan terhadap hama. Mengingat ulat ini sekarang telah menyebar terlalu banyak untuk diberantas, populasinya kini harus dikelola.</p>
<p>Di banyak tempat, respons pertama yang dilakukan adalah melawannya dengan pestisida, tapi ulat grayak jagung terkenal karena <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0062268">kemampuannya untuk yang kebal</a> terhadap pestisida. Sedangkan insektisida yang lebih kuat secara umum dapat membunuh serangga bermanfaat yang merupakan musuh alami hama. Justru, menggunakan lebih banyak pertahanan alami sebenarnya bisa menjadi strategi yang dapat dilakukan serta lebih ramah lingkungan.</p>
<h2>Solusi empat bagian</h2>
<p>Dalam penelitian kolaboratif dengan <em>International Centre of Insect Physiology and Ecology</em> atau Pusat Fisiologi dan Ekologi Serangga Internasional di Kenya, rekan saya dan saya sedang mengembangkan empat cara untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama. Pertama, kami menilai tingkat ketahanan alami tanaman untuk menentukan varietas mana yang lebih kuat terhadap serangan hama. Hasil awal menunjukkan bahwa kerusakan dapat dikurangi sebagian dengan cara ini.</p>
<p>Kedua, kami berusaha mengusir hama dari tanaman utama dengan menyelinginya dengan tanaman yang tidak mereka sukai karena mengeluarkan bau yang tidak enak yang diasosiasikan dengan tanaman yang sudah rusak. </p>
<p>Ketiga, kami menanam apa yang dikenal sebagai tanaman perangkap yang memancing ulat ke lokasi alternatif. Teknik ini dikenal sebagai sistem tanam pendamping “dorong-tarik” dan saat ini berhasil digunakan melawan hama penggerek batang padi. Hasil awal menunjukkan <a href="http://www.icipe.org/news/icipe-push-pull-technology-halts-fall-armyworm-rampage">pengurangan serangan ulat grayak yang substansial</a> pada sawah dengan sistem dorong-tarik ini.</p>
<p>Keempat, kami berusaha menarik predator lokal hama, seperti tawon parasit yang akan membunuhnya dengan bertelur di dalam ulat. Untuk melakukan ini, kami menggunakan tanaman pendamping yang bisa mengeluarkan <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1461-0248.2011.01674.x">sinyal yang meminta pertolongan</a> - sebuah bau yang dikeluarkan oleh tanaman ketika diserang untuk memanggil “serangga pengawal”.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/hasil-riset-jokowi-perlu-ubah-prioritas-dana-desa-ke-sdm-dan-sektor-informal-pedesaan-116282">Hasil riset: Jokowi perlu ubah prioritas Dana Desa ke SDM dan sektor informal pedesaan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Penelitian kami membutuhkan pemahaman rinci terhadap predator dan parasit yang merupakan musuh alami utama dari ulat grayak jagung. Jadi, bagian utama dari proyek kami adalah untuk mencoba memahami hubungan hama dan predator saat ini di tempat tanaman ditumbuhkan. Kami bekerja sama dengan petani setempat untuk mengembangkan sistem ini.</p>
<p>Harapan kami, strategi yang menggabungkan upaya untuk melawan, mengusir, menjebak dan membunuh ulat grayak jagung ini bisa menyediakan sistem penanaman baru yang dapat menahan serangan ulat tersebut. Sementara ini proyek kami masih berbasis di Kenya, namun kami berharap bahwa pendekatan yang sama dapat digunakan di Asia dan di seluruh dunia.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121107/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Toby Bruce menerima dana dari BBSRC (Biotechnology and Biological Sciences Research Council).</span></em></p>Ulat grayak jagung (yang juga memakan padi) telah menyebar ke seluruh Asia dalam setahun. Sekarang, mereka sudah ditemukan di separuh provinsi di Cina.Toby Bruce, Professor of Insect Chemical Ecology, Keele UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1094482019-05-08T10:15:24Z2019-05-08T10:15:24ZCetak sawah Jokowi tak penuhi target, perlu 20-200 tahun ekosistem sawah baru stabil produksi padi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/272989/original/file-20190507-103049-113ce6h.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sawah dibajak untuk persiapan musim tanam padi di Bali.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU1NzI0MDQzNiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTIwNTYxNzM2IiwiayI6InBob3RvLzEyMDU2MTczNi9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJaWnd4Vzl2QzlXZEphTitqaGhYdFZKVEVyRXciXQ%2Fshutterstock_120561736.jpg&pi=41133566&m=120561736&src=vgT_-kj6xv7zSmTqHq5TXA-1-1">Natali Glado/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Kementerian Pertanian pekan ini menyatakan <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20190506/99/918867/cetak-sawah-baru-tahun-ini-ditargetkan-capai-6.000-ha">sawah baru dapat dicetak seluas 6.000 hektare tahun ini</a>, dengan target area di luar Pulau Jawa (Aceh, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua). </p>
<p>Sampai saat ini, dari target mencetak sawah baru 240.000 hektare, pemerintah baru mampu merealisasikan 220.000 hektare. Realisasi ini masih jauh dari janji Presiden Joko Widodo, lima tahun lalu, yang <a href="https://money.kompas.com/read/2014/05/21/1102234/Jokowi-JK.Janji.Cetak.1.Juta.Hektar.Sawah.Baru.di.Luar.Jawa">akan membuat sawah baru 1 juta hektare</a> di luar Jawa untuk menuju swasembada beras. Selain sawah, Jokowi juga berupaya menambah <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20190319185424-4-61675/curhat-jokowi-china-punya-110-ribu-waduk-ri-hanya-231">jumlah bendungan </a>untuk mengairi sawah. </p>
<p>Kini produksi beras nasional hanya <a href="https://www.liputan6.com/bisnis/read/3673791/bps-produksi-beras-ri-hanya-324-juta-ton-di-2018">sekitar 32 juta per tahun</a>. Secara matematis, dengan asumsi produksi sebesar 4-5 ton per hektare maka sawah baru seluas sejuta hektare tersebut dapat meningkatkan produksi antara 4-5 juta ton setiap kali panen. Namun, peningkatan produksi beras dari sawah-sawah baru ini tidak dapat dicapai dalam waktu dekat. Sebab kita <a href="https://dl.sciencesocieties.org/publications/sssaj/abstracts/75/5/1807">butuh waktu</a> puluhan hingga ratusan tahun untuk membentuk ekosistem sawah stabil sehingga mampu memproduksi padi secara optimal. Hal ini dikarenakan pembentukan ekosistem sawah dipengaruhi oleh karakter tanah, air, dan alat olah tanah. </p>
<p>Target pencetakan sawah baru seluas 1 juta hektare untuk jangka waktu 5 tahun termasuk ambisius dan sulit dicapai. Kendala pertama, mencari lokasi untuk perluasan areal sawah tidak mudah karena hampir tidak ada hamparan lahan yang bisa dikonversi kecuali membuka hutan lindung. Kendala kedua, ketersediaan air untuk tanah sawah bukaan baru tersebut, harus ada sungai dan dibangun irigasi. Setelah sawah baru dibuka perlu waktu lagi untuk membentuk lapisan tapak baja agar air bisa tergenang. </p>
<h2>Butuh 20-200 tahun</h2>
<p>Tanaman padi yang menghasilkan makanan pokok masyarakat Indonesia sebagian besar ditanam di sawah yang permukaan tanahnya digenangi air. Ini yang membuat sawah memiliki karakteristik berbeda dari pertanian di lahan yang kering. Saat terendam, daun dan batang padi tumbuh dan memanjang lebih cepat karena air tersedia untuk reaksi fotosintesis dan senyawa CO2 didapatkan dari udara. Pertumbuhan daun dan batang yang cepat ini menguntungkan para petani. </p>
<p>Genangan air juga menekan pertumbuhan gulma atau rerumputan liar lainnya. Tidak seperti tanaman lain, akar tanaman padi mempunyai toleransi tinggi terhadap genangan. Kadar oksigen akan turun saat tanah tergenang air, sementara akar perlu bernafas untuk mengambil oksigen. Itulah sebabnya gulma tidak dapat tumbuh ketika tanah sawah tergenang air. Sementara akar tanaman padi masih bisa bernafas saat terendam air. </p>
<p>Genangan air pada sawah ini bisa terjadi karena adanya lapisan tapak bajak. Lapisan ini berada pada kedalaman sekitar 20 sentimeter dari permukaan tanah. Lapisan ini juga kedap air sehingga air bisa tergenang untuk mendukung pertumbuhan padi. Tinggi <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjl_c2YzIDiAhUKgI8KHSZ1DtwQFjAAegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Fbooks.irri.org%2F0471097608_content.pdf&usg=AOvVaw2DIyfW_ZhhF0I53OocC1MQ">penggenangan air</a> optimal berkisar antara 2,5-7,5 cm dari tahap persiapan atau pelumpuran tanah hingga 2 atau 3 minggu menjelang panen. </p>
<p>Sebuah <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016706113003339">riset menyatakan</a> lapisan tapak bajak akan terbentuk setebal 2 cm jika diolah secara tradisional (dengan pencangkulan atau dibajak dengan kerbau) terus menerus selama 20 tahun dan akan stabil dengan ketebalan 20 cm setelah melewati rentang waktu 200 tahun. Bila menggunakan traktor, lapisan bajak akan terbentuk setebal 20 cm setelah 20 tahun lebih. Sebuah perjalanan waktu yang panjang untuk mencetak sebidang sawah.</p>
<h2>Air cepat susut</h2>
<p>Perluasan lahan sawah dapat dilakukan pada lahan kering atau lahan yang tergenang (<a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016706113003339#bb0085">lahan rawa</a> dan gambut). Kedua jenis lahan yang berbeda kadar kelembapan ini mempunyai perilaku yang berbeda pula bila dijadikan lahan sawah baru. </p>
<p>Jika lahan kering diubah menjadi lahan sawah, perlu diairi hingga tanah tergenang. Sedangkan bila lahan basah dijadikan sawah, perlu dikurangi kadar airnya terlebih dulu dengan cara pembuatan parit drainase.</p>
<p>Pada tanah sawah bukaan baru belum terbentuk lapisan tapak bajak yang kedap air. Diperlukan air yang banyak melalui sistem irigasi teknis agar kebutuhan air terpenuhi. </p>
<p>Air pada sawah bukaan baru cenderung cepat hilang ke lapisan bawah dari lapisan olah karena ketiadaan lapisan kedap air. Pembentukan lapisan kedap memerlukan waktu yang lama. Hal yang sama juga diamati oleh para peneliti ilmu tanah pada lahan sawah bukaan baru yang berasal dari lahan rawa. Lapisan tapak baja sangat sulit terbentuk walau sudah dikelola cukup lama. </p>
<p>Problem lainnya yang menghadang sawah baru adalah terjadinya <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016706110000868">keracunan unsur Fe (besi)</a> sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik, bahkan dapat tidak berproduksi sama sekali. Insiden keracunan zat besi ini akibat perubahan ion besi ferro (bermuatan positif dua) menjadi ferri (bermuatan positif tiga) yang drastis akibat penggenangan dan pengeringan. </p>
<p>Terjadi akumulasi ion besi berbentuk ferri yang banyak di tanah akan meracuni tanaman. Gejala keracunan seperti munculnya bercak-bercak coklat mulai dari pucuk sampai keseluruhan helaian daun (klorosis), tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, akar tanaman berukuran pendek, jarang dan kasar yang berselaput warna coklat kemerahan. Selain itu, unsur hara di sawah baru juga belum stabil. </p>
<h2>Air penentu produksi padi</h2>
<p>Pada awalnya, budi daya padi dilakukan pada dataran rendah aluvial (tanah endapan) yang datar. Kondisi permukaan tanah yang tidak rata pada kawasan perbukitan dan pegunungan dibuat <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780444638656000016#bib114">teras-teras </a> dimulai sejak 1000 SM (Sebelum Masehi). </p>
<p>Budi daya padi pada lahan kering telah ada sekitar 10.000 tahun yang lalu di dataran rendah sungai <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/antiquity/article/new-evidence-for-the-origins-of-sedentism-and-rice-domestication-in-the-lower-yangzi-river-china/FB1FAFCD0E983B966EF7712C30E5B73E">Yangtze</a>, Cina. Sedangkan penggunaan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S030544030900329X#bib16">irigasi </a> untuk menggenangi tanah dimulai 6.000 tahun yang lalu.</p>
<p>Baru sekitar <a href="https://www.nature.com/articles/ng1108-1264">5.000 tahun</a> yang lalu diperkenalkan budi daya padi sawah di Indonesia. Selanjutnya sejak abad kelima, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305748809000966#fn49">padi dipanen</a> dua kali setahun di Pulau Jawa dan Bali. </p>
<p>Ketersediaan air yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan produksi padi. Satu riset menunjukkan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1161030117301272">budi daya tanaman padi</a> secara tradisional membutuhkan air lebih banyak, 3-5 kali lipat bila dibandingkan tanaman lain seperti jagung. Konsumsi air untuk menghasilkan beras di Asia menghabiskan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1161030117301272#bib0165">45%</a> dari sumber daya alami air melalui sistem irigasi, baik yang disalurkan melalui irigasi primer, sekunder maupun tersier. Dengan sistem seperti ini penggunaan air cenderung boros.</p>
<p>Untuk mengatasi kelangkaan air, riset terbaru di India dengan inovasi terkini telah menggunakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0045790617302288">sensor cerdas</a> guna pengelolaan kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi. Sensor cerdas ini akan mendeteksi status air, suhu, kelembaban udara, intensitas penyinaran matahari pada lahan sawah. Informasi tersebut dikirim ke telepon genggam via pesan pendek. Jika terjadi kekurangan air maka secara otomatis akan dibuka aliran air irigasi ke sawah yang membutuhkan air.</p>
<h2>Pengolahan lahan sawah</h2>
<p>Sebelum benih padi ditanam, tanah harus diolah atau dibajak, dilumpurkan dengan alat pengolah tanah dan menggunakan air yang cukup. Aktivitas ini akan menghancurkan bongkahan tanah yang keras dan mengurangi pori tanah yang terisi udara. Jejak cara pengolahan tanah menjadi indikasi usaha manusia mencukupi pangannya dan perkembangan budi daya pertanian. </p>
<p>Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia telah menggunakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305440312001410">alat pengolahan tanah</a> dari kayu, tulang, batu, dan keramik untuk bercocok tanam padi di dataran Yangtze. Pengolahan tanah dengan menggunakan tulang bahu binatang sebagai mata cangkul dimulai pada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S030544030900329X">5.000 SM</a>.</p>
<p>Kerbau mulai digunakan untuk membantu petani membajak tanah sawah sejak <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B978012805247100006X#bib0580">4.000 SM </a> di Cina dan India. Penggunaan hewan ini agar tanah yang dapat diolah lebih luas dan efisiensi waktu. Sedangkan di <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308521X96000789">Jawa Timur</a>, hewan ternak digunakan untuk mengolah tanah sejak awal abad ke-19 dan terjadi peningkatan luas mencapai <a href="http://www.nlb.gov.sg/biblio/5517284">245%</a> pada awal abad ke-20. </p>
<p>Seiring dengan perkembangan teknologi maka terjadilah mekanisasi pengolahan tanah sawah. Petani di negara Jepang mulai menggunakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308521X1400119X#bib0240">mesin-mesin pengolah tanah </a> pada 1960-an berupa traktor beroda yang memiliki cakram pemecah tanah ataupun traktor dengan geligi penguruk tanah. Satu dekade kemudian diciptakan traktor pengolah tanah sekaligus berfungsi sebagai mesin penanam benih dan pemanenan. </p>
<p>Pengolahan tanah dengan menggunakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1881836615300148">mesin tanpa manusia/<em>unmanned surface vehicles</em> (USV)</a> dilengkapi dengan teknologi GPS telah diteliti di Jepang. Pengoperasian alat USV ini dapat secara manual atau otomatis. Jika dilakukan secara otomatis maka perlu dibuatkan peta navigasinya terlebih dahulu. Alat ini dapat digunakan juga untuk penyemprotan herbisida atau pestisida untuk menekan pertumbuhan gulma, hama, dan penyakit tanaman padi.</p>
<p>Pendeknya, untuk mencapai produktivitas padi yang tinggi dan berkelanjutan, diperlukan penyiapan lahan sawah, pengelolaan air, pengelolaan hara, pengendalian hama dan penyakit tanaman padi, juga tata niaga pertanian yang adil untuk para petani, dengan basis riset yang cukup kuat dan juga komitmen politik presiden terpilih.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/109448/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dian Fiantis mendapatkan dana penelitian dari Universitas Andalas untuk penelitian pedogenesis tanah sawah vulkanis di Sumatera Barat 2016-2017.</span></em></p>Pada lahan sawah bukaan baru belum terbentuk lapisan tapak bajak yang kedap air. Diperlukan air yang banyak melalui sistem irigasi teknis agar kebutuhan air terpenuhi.Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas AndalasLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1120012019-02-21T08:07:04Z2019-02-21T08:07:04ZYang luput dari debat capres: alih fungsi lahan sawah potensial ancam produksi pangan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/260099/original/file-20190221-148545-lb6v8d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Formasi sawah yang indah di Argapura Majalengka Jawa Barat. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU1MDc0ODExNSwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTE5MDA1MzAxOCIsImsiOiJwaG90by8xMTkwMDUzMDE4L21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sIng1NUNGdVhDa2g4NjZJeHlFS3UwaG40emkrZyJd%2Fshutterstock_1190053018.jpg&pi=41133566&m=1190053018&src=UDjBD_fExx769X3WpTKjUA-1-37">Muhana Syafiquddary/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Walau dalam debat kedua calon presiden 17 Februari lalu Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjanjikan <a href="http://debatcapres.bahasakita.co.id">ketersediaan pangan dan swasembada pangan</a>, mereka tidak menunjukkan strategi yang lebih detail untuk mewujudkannya. </p>
<p>Bahkan kata “sawah” hanya disebut sekali oleh Jokowi saat mengatakan pemerintahannya telah membangun 49 waduk untuk pengairan lahan pertanian. Jokowi menonjolkan program sertifikasi tanah secara massal dan gratis yang tampaknya lebih taktis untuk meraih suara pada pemilihan presiden April nanti. </p>
<p>Yang luput dari debat tersebut adalah peralihan fungsi lahan sawah menjadi perkebunan dan non-pertanian sedang “mengancam” kita karena alih fungsi tersebut berpotensi menurunkan produksi pangan. Data Kementerian Agraria dan Tata Ruang menunjukkan dalam enam tahun terakhir, 2013-2018, luas baku sawah secara nasional menyusut cukup signifikan, <a href="https://kompas.id/baca/utama/2018/11/21/lahan-pangan-terus-beralih-fungsi/">8,32% atau sekitar 645 ribu hektare</a>. Sedangkan luas area cetak sawah baru pada 2014-2018 hanya <a href="https://katadata.co.id/berita/2018/11/23/kementan-alihkan-program-cetak-sawah-baru-jadi-optimalisasi-lahan-rawa">sekitar 215 ribu hektare</a>.</p>
<p>Angka laju alih fungsi lahan sawah ini sangat tinggi dan mengkhawatirkan karena tak akan terkejar oleh usaha pencetakan sawah baru. <a href="https://lppm.unand.ac.id/in/riset-kerjasama/kerjasama-tahun-2016/1369-2017-03-10-09-20-57">Riset di Pasaman Barat, Sumatra Barat</a>, yang saya pimpin, dengan bantuan teknologi penginderaan mutakhir, menunjukkan persentase penyusutan sawah baku di sana lebih tinggi (40%) dari rata-rata nasional. Lahan sawah berubah jadi kebun sawit.</p>
<p>Bila penyusutan lahan sawah Indonesia tidak dihentikan, Bangladesh yang mempunyai luas sawah 12 juta hektare dan Thailand 9,65 juta hektare akan menggeser posisi Indonesia (12,16 juta hektare) dalam hal luas sawah dan produktivitas padi.</p>
<h2>Data tak akurat</h2>
<p>Beras merupakan bahan makanan utama penduduk Indonesia. Pada 2017, di Indonesia rata-rata satu orang mengkonsumsi beras sebanyak <a href="http://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2614">114,6 kilogram</a> dalam satu tahun. Maka, untuk memenuhi konsumsi 250 juta rakyatnya Indonesia membutuhkan 28,65 juta ton beras per tahun. Produksi padi Indonesia pada 2015, misalnya, mencapai <a href="https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/865">75,4 juta ton gabah kering</a>, setara dengan 48,25 juta ton beras. Dari data ini Indonesia sebenarnya surplus beras dan tidak perlu lagi impor beras. Kebutuhan beras hanya 60% dari total produksi nasional.</p>
<p>Sampai saat ini, produktivitas lahan sawah dipimpin oleh para petani Pulau Jawa (5 ton per hektare), disusul petani Bali dan Nusa Tenggara. Produktivitas petani di Sumatra menempati urutan kelima (4 ton per hektare). </p>
<p>Sayangnya <a href="https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/24/131441226/metode-penghitungan-data-produksi-beras-tak-akurat-sejak-1997">penghitungan data produksi beras</a> diduga tidak akurat. Penghitungan luas sawah dan produksinya dilakukan secara manual sejak 1980, tapi pada 1997 banyak pihak meragukan keakurasian metode pengukurannya. Luas tanah sawah dan produksi padi diukur secara manual dinilai subjektif. Agar datanya akurat dan akuntabel, pengukuran seharusnya dilakukan secara objektif.</p>
<h2>Pemetaan lahan sawah yang objektif</h2>
<p>Untuk mengamankan dan menjaga ketahanan pangan bagi rakyat Indonesia, pemerintah menerbitkan <a href="https://www.atrbpn.go.id/Publikasi/Peraturan-Perundangan/Undang-Undang/undang-undang-nomor-41-tahun-2009-888">Undang-Undang No. 41 Tahun 2009</a> tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). </p>
<p>Pemetaan tanah adalah tahap pertama yang harus dilakukan untuk implementasi undang-undang ini. Dengan pemetaan tanah, dapat teridentifikasi lahan yang saat ini digunakan untuk budi daya pertanian. Pihak yang bertanggungjawab adalah Dinas Pertanian kabupaten dan kota. </p>
<p>Dengan dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas (Unand) dan pemerintah daerah, saya memimpin pemetaan tanah sawah yang ada saat ini untuk kajian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Pasaman Barat pada 2015. Selama 6 bulan, tim kami bekerja melibatkan 3 dosen dan lebih dari 20 mahasiswa. </p>
<p>Data citra satelit <a href="https://spot.cnes.fr/en/SPOT/index.htm">SPOT-6</a> kami gunakan sebagai dasar digitalisasi pemetaan petak-petak sawah yang sudah ada di sana. Kami menggunakan citra satelit terbaru dari Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional <a href="https://www.lapan.go.id/">(LAPAN)</a> yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Data lain yang dijadikan dasar adalah <a href="http://psp.pertanian.go.id/index.php/page/lahan_audit">peta digital sawah</a> yang diterbitkan Kementerian Pertanian pada 2012. </p>
<p>Perguruan tinggi menjadi simpul penting pada pemetaan LP2B ini karena menyediakan keahlian untuk menghasilkan data yang lebih akurat dan kredibel. Ketika melakukan digitalisasi petak-petak sawah di sana, tim Unand dengan jelas melihat dari citra satelit SPOT bahwa telah banyak terjadi alih fungsi lahan di Pasaman Barat. </p>
<p>Saat peta sawah terbitan Kementerian Pertanian kami tumpang-tindihkan dengan citra satelit, data poligon dari hamparan sawah sudah berada di atas perkebunan kelapa sawit. Terlihat jelas bentuk khas kanopi dari kelapa sawit yaitu mozaik berbentuk bintang bergaris delapan. Sebagian kanopi itu sudah tertutup rapat, mengindikasikan tanaman kelapa sawit sudah berumur lebih dari 10 tahun. Artinya telah terjadi alih fungsi lahan sawah menjadi perkebunan kelapa sawit.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=330&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=330&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=330&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=415&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=415&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/259885/original/file-20190220-148545-1bngzla.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=415&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Alih fungsi lahan sawah di Pasaman Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Data vektor sawah Kementan 2012, overlay dengan Google earth oleh Dian Fiantis</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Setelah petak-petak sawah didigitalisasi berdasarkan citra satelit terbaru dari LAPAN terlihat penurunan luas sawah sekitar 40 persen dari data peta sawah yang dibuat Kementerian Pertanian pada 2012. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasaman Barat menyadari hal ini dan lalu ditindaklanjuti dengan mengeluarkan <a href="https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=http%3A%2F%2Fpasamanbaratkab.go.id%2Fjdih%2Fupload%2Fperda%2F2016%2Fperda_9_25">peraturan daerah baru</a> tahun berikutnya untuk mencegah lahan sawah beralih fungsi. Kita berharap setelah regulasi ini, lahan sawah dan petani di Pasaman Barat tidak beralih fungsi. Ketahanan pangan lokal dan nasional jadi taruhannya. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=351&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/259887/original/file-20190220-148520-13g9j5n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=441&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Hasil digitasi peta sawah di Pasaman Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Tim LP2B Universitas Andalas Kabupaten Pasaman Barat, 2015</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Perlu data mutakhir</h2>
<p>Jika luas lahan sawah sudah didata dengan baik dengan menggunakan teknologi informasi, maka datanya lebih objektif dan terukur. Setelah itu bisa diprediksi hasil panen yang akan datang. </p>
<p>Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, proses pemantauan pertumbuhan tanaman jauh lebih cepat dan mutakhir. Perubahan fase pertumbuhan tanaman dapat diamati dengan jelas dan meliputi kawasan yang luas, bisa mencapai 190 km x 195 km untuk citra Landsat. Dengan demikian dapat dipantau perkembangan tanaman dan dilakukan prediksi besarnya panen yang akan didapat petani. </p>
<p>Pertanyaannya, apakah data dari LAPAN dapat diakses dari pelosok negeri? Adakah personel yang terampil di kabupaten dan kota untuk mengamati dan menganalisis data citra satelit ini setiap saat? Itu tantangan ke depan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/112001/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dian Fiantis melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unand menerima dana dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat pada 2015 untuk Pemetaan Lahan LP2B di Kabupaten Pasaman Barat. Dia juga menerima dana riset serupa pada 2016 dan 2017 dari Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar. </span></em></p>Jika lahan sawah terus berkurang, produksi padi akan turun, stabilitas pangan untuk rakyat terancam. Sayangnya selama puluhan tahun, data lahan tidak akurat.Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas AndalasLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1102902019-02-07T04:18:34Z2019-02-07T04:18:34ZEvaluasi Revolusi Hijau dan masalah tanah pertanian yang makin tandus<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/257517/original/file-20190206-174857-1b6r8yv.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sumber beras dari sawah.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU0OTQ5Njc5OCwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfNDQxMDc1ODk1IiwiayI6InBob3RvLzQ0MTA3NTg5NS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCJkZnhKNU9YVHV1VjN2Uk1JeTJzMndVaEE3U28iXQ%2Fshutterstock_441075895.jpg&pi=41133566&m=441075895">FiledIMAGE/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pekan lalu menyatakan tata niaga pupuk untuk pertanian dipengaruhi oleh <a href="https://www.liputan6.com/news/read/3887535/kementan-terus-perangi-pratik-mafia-pupuk">banyaknya mafia yang mengambil keuntungan</a>, termasuk sindikasi pupuk palsu yang merugikan petani dan merusak lahan pertanian. Lebih dari 700 perusahaan sedang diusut dan sekitar 400 perusahaan lainnya telah dihukum.</p>
<p>Walau menjadi produsen beras dan produk pangan lainnya untuk semua penduduk Indonesia, sekitar <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwih--6Ep6fgAhVJwI8KHRtoBb8QFjABegQIBRAC&url=http%3A%2F%2Fpangan.litbang.pertanian.go.id%2Ffiles%2FStatistik%2FStatistikPertanian2017.pdf&usg=AOvVaw1VYmSqkhKA_mTw6DvR8jmH">35 juta petani</a> selama puluhan tahun selalu menjadi kelompok marjinal. </p>
<p>Saat musim tanam akan dimulai, misalnya, harga pupuk produksi pabrik melejit dan terjadi kelangkaan pupuk yang membuat posisi mereka makin terjepit. Saat panen tiba, harga padi <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20180220/12/740961/harga-beras-mulai-turun-ini-faktor-penyebabnya">kerap anjlok</a>. Ini belum termasuk risiko tanaman padi dirusak oleh hama dan penyakit.</p>
<p>Saat ini, di pasaran tersedia pupuk buatan <a href="http://petrosida-gresik.com/id/bisnis/pupuk/pupuk-urea-subsidi-distributor">bersubsidi</a> dan <a href="https://www.pupukkaltim.com/id/produk-distribusi-tentang-produk">non-subsidi</a>. Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus tergabung <a href="https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/10/144544926/pupuk-bersubsidi-diberikan-jika-petani-tergabung-dalam-kelompok-tani">dalam kelompok tani</a>. Harga pupuk bersubsidi dan non-subsidi ditetapkan <a href="https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwjGgtuD7-bfAhUTQH0KHRRBCdQQFjADegQICRAC&url=http%3A%2F%2Fpsp.pertanian.go.id%2Fassets%2Ffile%2F2016%2FPedoman%2520Pelaksanaan%2520Penyediaan%2520Pupuk%2520Bersubsidi%2520-%25202016.pdf&usg=AOvVaw2wr3yKkqwFLKYFPr0SBZgE">oleh Menteri Pertanian</a>.</p>
<p>Masalah bukan hanya terjadi pada kelangkaan dan mahalnya pupuk buatan, tapi juga cara memupuk dan pola tanam yang terus menerus sepanjang tahun. Jika tanah selalu ditanami, maka tanah tidak ada waktu istirahat untuk memulihkan energi. Cadangan unsur hara pada mineral primer habis diserap tanaman. Mineral primer berubah menjadi mineral sekunder atau mineral oksida yang mengandung sangat sedikit unsur hara tanaman.</p>
<p>Hasil <a href="https://agromedia.net/katalog/petunjuk-pemupukan-yang-efektif/">penelitian menunjukkan </a> tiap kali panen padi 4 ton gabah kering per hektare akan menghilangkan 32 kg unsur nitrogen, 36 kg unsur fosfat dan 21 kg unsur kalium dari dalam tanah. Kehilangan unsur-unsur hara ini harus dikompensasikan dalam bentuk penambahan unsur hara baru dari luar sesuai jumlah yang dibawa ketika panen dan ketersediaannya di dalam tanah. </p>
<h2>Revolusi Hijau</h2>
<p>Sebelum 1960-an, nama pupuk buatan seperti Urea, TSP atau SP-36 maupun KCl belum dikenal. Petani kala itu tidak memupuk dengan pupuk dari pabrik melainkan pakai pupuk kandang. Produksi padi, jagung, ubi dan sayur-mayur yang keluar dari lahan pertanian saat itu tetap tinggi dengan rasa yang lebih enak.</p>
<p>Intensifikasi pertanian, pemakaian pupuk pabrik, dan penggunaan varietas tanaman baru digagas melalui program <a href="http://www.agbioworld.org/biotech-info/topics/borlaug/borlaug-green.html">Revolusi Hijau</a> pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa gencar menjalankan Revolusi Hijau ke seluruh dunia. Revolusi Hijau merupakan usaha untuk meningkatkan ketersediaan pangan utama (beras dan gandum) di negara berkembang dengan cara pemakaian varietas baru tanaman yang berproduksi tinggi. </p>
<p>Tujuan program ini sangat baik, untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk yang makin banyak. Para pakar pertanian menemukan terobosan untuk meningkatkan produksi pangan di negara berkembang dengan memperkenalkan pupuk buatan yang bisa meningkatkan produksi pertanian.</p>
<p>Intensifikasi pertanian dilakukan dengan cara peningkatan frekuensi penanaman padi dan palawija dalam sebidang lahan menjadi 2 atau 3 kali setahun. Program ini memang menaikkan jumlah hasil pertanian per hektare secara signifikan tapi berdampak buruk terhadap kesehatan tanah. Kesuburan alami tanah menurun drastis. Tanah tak lagi mempunyai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. </p>
<h2>Mengapa harus memupuk?</h2>
<p>Pupuk buatan menemukan “mata rantai” dalam siklus Revolusi Hijau. Pupuk pabrikan dibuat dengan cara mengkondisikan persentase jumlah unsur hara yang dikandungnya. Era pupuk anorganik dan buatan ini dimulai pada 1939 saat ditemukan deposit garam kalsium di Jerman seiring munculnya teori baru tentang unsur hara dan kimia dalam bidang pertanian. </p>
<p>Ilmuwan Jerman <a href="https://www.sciencehistory.org/historical-profile/justus-von-liebig-and-friedrich-wohler">J. Von Leibig</a> mengemukakan teori bahwa tanaman membutuhkan unsur lain untuk pertumbuhannya, tidak hanya humus sebagai sumber unsur hara utama. Pupuk buatan yang pertama diproduksi adalah pupuk superfosfat. Sejak itu, diproduksi berbagai macam pupuk yang mengandung unsur hara dibutuhkan oleh padi dan tanaman budi daya lainnya.</p>
<p>Tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial dan enam unsur <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03650340.2015.1101070">mikro tergolong bermanfaat</a> untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan untuk menambah nutrisi atau unsur hara agar tanaman tumbuh besar dan menghasilkan buah (biji) yang optimal. </p>
<p>Terdapat beberapa unsur kimia yang diambil tanaman dari udara: karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Unsur-unsur yang diserap akar dari tanah seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), fosfor (P) dan sulfur (S). Sembilan unsur hara ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak (disebut unsur hara makro esensial). </p>
<p>Unsur hara esensial adalah unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi. Jika tanaman kekurangan unsur hara esensial maka pertumbuhannya terhambat dan tidak bisa berproduksi. Gejala kekurangan unsur hara esensial dapat diamati langsung seperti daun muda yang pucat dan kekuningan jika kekurangan N. <a href="https://soils.wisc.edu/facstaff/barak/soilscience326/macronut.htm">Kebutuhan</a> unsur hara makro ini antara 0,1% (Sulfur) sampai 1,5% (Nitrogen) dari berat kering panen tanaman. </p>
<p>Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit disebut sebagai unsur hara mikro baik yang esensial maupun <em>beneficial</em> (berguna). Unsur hara mikro esensial seperti molibdenum (Mo), tembaga (Cu), mangan (Mn), besi (Fe), boron (B), dan klor (Cl). Batas kritis kebutuhan untuk unsur hara mikro antara 0,1 ppm (part per million) untuk Mo sampai 100 ppm untuk Cl. Unsur hara <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03650340.2015.1101070">mikro beneficial</a> seperti aluminium (Al), kobal (Co), selenium (Se), silikon (Si), natrium (Na) dan vanadium (V).</p>
<p>Kekurangan unsur hara mikro esensial menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik. Sedangkan jika kekurangan unsur hara mikro <em>beneficial</em>, tanaman masih bisa tumbuh dengan baik. Penambahan unsur hara <em>beneficial</em> kepada tanaman akan meningkatkan ketahanan tanaman seperti ketika kekurangan air atau melawan penyakit tanaman. Jika unsur hara mikro <em>beneficial</em> terlalu banyak di tanah dan diserap tanaman akan menjadi unsur beracun.</p>
<p>Unsur hara di tanah tersedia karena proses <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S006521130860231X">pelapukan</a> dari mineral primer yang ada di batuan induk tanah, yang akan mengeluarkan beragam unsur hara baik makro maupun mikro. Proses pelapukan ini berjalan sangat lambat dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan nutrisi tanaman yang dibudidayakan sepanjang tahun. Kekurangan nutrisi itulah yang ditambahi dengan pupuk buatan.</p>
<h2>Cara pemupukan yang tepat</h2>
<p>Terdapat beberapa kesalahan penggunaan pupuk yang kerap dilakukan oleh petani di sawah: kurang tahu jenis dan kegunaan pupuk serta waktu pemberian, kesalahan dosis pemakaian, dan kesalahan dalam cara aplikasi pupuk. </p>
<p>Petani kini sulit lepas dari pupuk buatan. Solusi mengatasi ini adalah pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan ilmuwan pertanian selalu memberikan penyuluhan kepada petani. Perguruan tinggi dapat berperan melalui program pengabdian kepada masyarakat. </p>
<p>Kesalahan prosedur yang paling umum adalah petani <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S100201601760393X">menaburkan urea</a> di atas tanah dan tidak membenamkannya. Padahal unsur nitrogen yang dikandung urea sangat mudah menguap sehingga sia-sia saja pemupukan. Ini merupakan kerugian yang diderita petani sebab produksi pertanian tetap rendah.
Perlu penelitian untuk mengukur berapa besar kerugian akibat kesalahan cara memupuk.</p>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378429016302283">Pemberian pupuk</a> dan mekanisme penyerapannya oleh tanaman dapat dilakukan (1) melalui akar dengan cara memasukkan ke dalam tanah (pupuk akar) dan (2) melalui daun dengan cara disemprotkan ke daun (pupuk daun). </p>
<p>Aplikasi pupuk akar dapat dengan cara (1) membenamkannya dalam larikan, (2) membenamkannya dalam barisan, (3) disebarkan di atas tanah, (4) diberikan pada lubang yang sama saat penanaman benih atau bibit, (5) dicampurkan dengan air irigasi dan (6) <a href="https://kbbi.web.id/tugal">ditugalkan</a> atau dibuat lubang dengan kayu runcing. </p>
<p>Pupuk daun semakin hari semakin populer di kalangan petani dan dikategorikan sebagai pupuk majemuk (cairan dan serbuk). Jika berbentuk cairan, dapat langsung digunakan setelah diencerkan, sedangkan yang berbentuk serbuk harus dilarutkan dengan air lebih dulu. Pemakaian pupuk cair ini sangat menguntungkan karena respons tanaman terhadap pupuk cair lebih cepat bila dibandingkan dengan pupuk akar. Tapi harganya lebih mahal dan non-subsidi.</p>
<p>Penyerapan unsur hara pupuk cair oleh tanaman melalui <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780123948076000733">stomata</a> (mulut) daun di bagian bawah daun. Bagian ini mengatur penguapan air dari tanaman (transpirasi). Pada saat udara panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak cepat kekeringan, sebaliknya jika suhu udara turun maka stomata akan membuka dan masuklah air ke dalam daun. </p>
<p>Adapun penyemprotan pupuk daun harus dilakukan pada saat stomata membuka dan suhu udara rendah yaitu pada pagi atau sore hari. Hindari penyemprotan pada siang hari karena cairan pupuk akan mudah menguap saat panas.</p>
<p>Cara-cara di atas merupakan langkah yang tepat untuk memulihkan tanah lebih subur, walau tetap bergantung pada pupuk buatan pabrik.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/110290/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dian Fiantis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Jika tanah selalu ditanami terus menerus maka tidak ada waktu untuk istirahat untuk memulihkan energi. Kebutuhan nutrisi tanaman berkurang dan perlu ditambah.Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas AndalasLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/991582018-07-01T13:51:55Z2018-07-01T13:51:55ZPerubahan iklim akan membuat kandungan gizi nasi berkurang<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/225495/original/file-20180629-117367-j6f5ev.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C1000%2C663&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kandungan gizi nasi dapat berkurang dengan meningkatnya level CO2 di udara. </span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Nasi adalah makanan utama bagi lebih dari tiga miliar manusia di dunia. Banyak dari mereka tidak mampu menyediakan diet yang beragam dengan protein lengkap, biji-bijian, buah, dan sayur-sayuran. Untuk memenuhi sebagian besar asupan kalori, mereka bergantung pada pangan sereal yang terjangkau, termasuk di antaranya nasi. </p>
<p>Penelitian saya fokus pada risiko kesehatan terkait dengan ragam dan perubahan iklim. Dalam sebuah <a href="http://dx.doi.org/10.1126/sciadv.aaq1012">makalah yang baru saya terbitkan</a>, bekerja sama dengan ilmuwan dari Cina, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat saya meneliti bagaimana peningkatan konsentrasi karbon dioksida yang mendorong perubahan iklim dapat mengubah nilai nutrisi nasi. Kami melakukan penelitian lapangan di Asia untuk melihat berbagai galur beras yang berbeda secara genetik. Kami menganalisis bagaimana peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer mengubah tingkat protein, mikronutrien, dan vitamin B. </p>
<p>Data kami menunjukkan bahwa untuk padi yang ditanam pada konsentrasi karbon dioksida yang ilmuwan perkirakan akan terjadi pada 2100, level empat jenis vitamin B menurun. Penemuan ini mendukung penelitian dari bidang ilmu lain yang menunjukkan bahwa padi yang ditanam dalam kondisi demikian <a href="http://www.environment.harvard.edu/sites/default/files/myers_2014_increasing_co2_threatens_human_nutrition_aop_version.pdf">mengandung lebih sedikit protein, zat besi, dan zink</a>, yang penting bagi perkembangan janin dan bayi. Perubahan ini dapat berdampak pada kesehatan ibu <a href="https://doi.org/10.1159/000371618">dan anak</a> di negara-negara paling miskin yang bergantung pada nasi sebagai makanan utama, termasuk Bangladesh dan Kamboja. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=506&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=506&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222621/original/file-20180611-191962-177718c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=506&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Banyak wilayah di Asia yang miskin bergantung pada nasi sebagai makanan utama.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://irri.org/global-effort/poverty-is-where-rice-is-grown">IRRI</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/">CC BY-NC-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Karbon dioksida dan pertumbuhan tanaman</h2>
<p>Tumbuh-tumbuhan mendapatkan karbon yang mereka butuhkan untuk tumbuh utamanya dari karbon dioksida di udara, dan mengambil nutrisi lain dari tanah. Aktivitas manusia–terutama pembakaran bahan bakar dan penebangan hutan–meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer dari sekitar 280 bagian per juta selama periode pra-industri menjadi <a href="https://www.climate.gov/news-features/understanding-climate/climate-change-atmospheric-carbon-dioxide">410 bagian perjuta hari ini</a>. Jika emisi global terus bergerak dalam kecepatan saat ini, konsentrasi CO2 atmosfer dapat mencapai lebih dari 1.200 bagian ber juta pada 2100 (termasuk metana dan emisi gas rumah kaca lainnya). </p>
<p>Konsentrasi CO2 yang tinggi secara umum diakui dapat merangsang fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. Ini dapat membuat tanaman pangan sereal yang merupakan sumber makanan paling penting di dunia, seperti beras, gandum, dan jagung lebih produktif, meski riset terbaru mengisyaratkan bahwa memprediksi dampak pada pertumbuhan tanaman itu <a href="https://theconversation.com/will-rising-carbon-dioxide-levels-really-boost-plant-growth-95265">kompleks</a>. </p>
<p>Konsentrasi mineral yang penting bagi kesehatan manusia, terutama zat besi dan zink, tidak berubah bersamaan dengan konsentrasi CO2. Pemahaman saat ini mengenai fisiologi tanaman mengisyaratkan bahwa tanaman pangan utama–terutama beras dan gandum–merespons konsentrasi CO2 yang lebih tinggi dengan mensintesis karbohidrat (gula dan zat tepung) secara lebih banyak dan protein lebih sedikit, dan dengan mengurangi jumlah <a href="https://elifesciences.org/articles/02245">mineral dalam biji-biji mereka</a>. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222665/original/file-20180611-191943-g7d1tz.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Setelah menurun selama lebih dari satu dekade, kelaparan global tampak meningkat, berdampak pada 11% dari populasi global.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.fao.org/state-of-food-security-nutrition">FAO</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Pentingnya mikronutrisi</h2>
<p>Di seluruh dunia, sekitar 815 juta orang <a href="http://www.fao.org/3/a-I7695e.pdf">mengalami kerentanan pangan</a>, artinya mereka tidak memiliki akses yang baik untuk kecukupan makanan yang aman, bergizi, dan terjangkau. Bahkan, sekitar 2 miliar orang mengalami kekurangan <a href="https://doi.org/10.1159/000371618">mikronutrisi penting</a> seperti zat besi, yodium, dan zink.</p>
<p>Kekurangan zat besi dari pangan dapat berakibat pada anemia, keadaan yang digambarkan terlalu sedikit sel darah merah dalam tubuh untuk membawa oksigen. Ini adalah tipe anemia yang paling umum. Anemia jenis ini dapat menyebabkan kelelahan, nafas pendek atau sakit pada dada, dan dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti gagal jantung dan keterlambatan perkembangan anak. </p>
<p>Tanda-tanda kekurangan zink adalah tidak ada selera makan dan kemampuan penciuman yang berkurang, luka sulit sembuh, dan sistem imunitas yang melemah. Zink juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan, maka asupan zink dalam diet penting bagi perempuan hamil dan anak yang sedang tumbuh. </p>
<p>Konsentrasi karbon dalam tumbuh-tumbuhan mengurangi <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/j.1744-7909.2008.00754.x">jumlah nitrogen dalam jaringan tumbuhan</a>, yang penting bagi pembentukan vitamin B. Vitamin B dalam beberapa jenis dibutuhkan untuk fungsi-fungsi kunci dalam tubuh, seperti mengatur sistem saraf, mengubah makanan menjadi energi dan melawan infeksi. Folat, sejenis vitamin B, jika dikonsumsi perempuan hamil mengurangi risiko bayi lahir cacat. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222667/original/file-20180611-191962-3tghlb.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Anemia mempengaruhi satu per tiga perempuan usia subur di dunia–atau sekitar 613 juta perempuan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.fao.org/state-of-food-security-nutrition">FAO</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Hilangnya nutrisi</h2>
<p>Kami melakukan studi lapangan di Cina dan Jepang. Di sana kami menanam beberapa galur padi. Untuk merangsang konsentrasi CO2 atmosfer yang lebih tinggi, kami menggunakan <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Free-air_concentration_enrichment">Pengayaan CO2 Free-Air</a>, yang meniup CO2 di atas sawah untuk mempertahankan konsentrasi seperti diperkirakan akan terjadi pada akhir abad ini. Sawah untuk kelompok pengendali mengalami kondisi yang sama dengan sawah percobaan kecuali pada peningkatan konsentrasi CO2. </p>
<p>Secara rata-rata, padi yang kami tanam dengan udara dengan tingkat CO2 yang ditingkatkan mengandung 17% lebih sedikit vitamin B1 (<em>thiamine</em>) dibandingkan padi yang ditanam dalam konsentrasi CO2 saat ini; 17% lebih sedikit vitamin B2 (<em>riboflavin</em>); 13% lebih sedikit vitamin B5 (<em>pantothenic acid</em>); dan 30% lebih sedikit vitamin B9 (<em>folate</em>). Penelitian kami adalah yang pertama mengidentifikasi konsentrasi vitamin B dalam beras berkurang dengan meningkatnya CO2. </p>
<p>Kami juga menemukan rata-rata pengurangan 10% protein, 8% zat besi, dan 5% zink. Kami tidak menemukan perubahan level vitamin B6 atau Kalsium. Satu-satunya peningkatan yang kami temukan ada pada level vitamin E pada sebagian besar galur. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=441&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222789/original/file-20180612-112631-y1ply.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=555&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Padi di dalam lapangan oktagon bagian dari percobaan yang dirancang untuk menanam padi dalam kondisi atmosfer yang berbeda-beda. Nasi yang ditanam dengan kondisi konsentrasi karbon dioksida 568 hinga 590 bagian per juta lebih tidak bergizi, dengan kandungan protein, vitamin, dan mineral yang lebih rendah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Dr. Toshihiro HASEGAWA, National Agriculture and Food Research Organization of Japan</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Memburuknya kekurangan mikronutrisi</h2>
<p>Saat ini, sekitar 600 juta orang–kebanyakan di Asia Tenggara–mendapatkan lebih dari setengah kalori harian dan protein mereka dari nasi. Jika tidak ada intervensi, penurunan yang kami temukan akan memperburuk beban gizi buruk. Penurunan yang kami temukan juga dapat mempengaruhi perkembangan anak termasuk dengan memburuknya dampak penyakit diare dan malaria. </p>
<p>Potensi risiko kesehatan yang terkait dengan defisit gizi yang disebabkan CO2 secara langsung berhubungan dengan produk domestik bruto per kapita paling rendah secara keseluruhan. Artinya, perubahan-perubahan ini berpotensi berakibat serius untuk negara-negara yang saat ini sudah mengalami masalah kemiskinan dan gizi buruk. Tidak banyak orang akan menghubungkan pembakaran bahan bakar dan penebangan hutan dengan kandungan gizi beras, tapi penelitian kami secara jelas menunjukkan bahwa emisi bahan bakar dapat memperburuk masalah kelaparan dunia. </p>
<h2>Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi tanaman lain?</h2>
<p>Sayangnya, saat ini tidak ada lembaga di tingkat pemerintahan nasional atau korporasi yang menyediakan pendanaan jangka panjang untuk mengevaluasi bagaimana peningkatan CO2 di udara dapat berdampak pada proses kimiawi dan kualitas nutrisi. Namun perubahan-perubahan yang disebabkan CO2 akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap tanaman obat ke masalah gizi, keamanan pangan, dan alergi makanan. Mengingat kemungkinan buruk tersebut, yang bisa jadi sudah mulai terjadi, terdapat kebutuhan yang mendesak dan jelas untuk penelitian. </p>
<p>Selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pilihan-pilihan yang ada untuk mengurasi risiko-risiko ini, mulai dari pembenihan tanaman secara tradisional sampai ke modifikasi genetik hingga suplemen. Peningkatan konsentrasi CO2 mendorong perubahan iklim. Peran yang dipegang oleh emisi-emisi ini dalam mengubah aspek biologis tumbuhan, termasuk kualitas gizi dari tanaman yang kita gunakan makanan, pakan, serat dan bahan bakar, perlu dipelajari.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/99158/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kristie Ebi tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Meningkatnya level karbon dioksida menyebabkan kandungan vitamin dan nutrien dalam padi menurun. Ini bisa memperparah masalah kelaparan dan gizi buruk.Kristie Ebi, Professor of Global Health and Environmental and Occupational Health Sciences, University of WashingtonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.