Indonesia punya target mengeliminasi TBC pada 2030. Apakah ketiga calon presiden dan wakilnya, memiliki rencana yang jelas dan terukur untuk menurunkan kasus TBC?
Individu terinfeksi atau pasien TBC mempunyai risiko peningkatan masalah kesehatan jiwa selama proses diagnosis, pengobatan, dan pemulihan. Langkah strategis diperlukan untuk menjawab masalah ini.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita TBC tertinggi kedua di dunia – tapi kurangnya pendanaan berarti tidak cukup banyak orang yang dapat didiagnosis dan diobati dengan cukup cepat.
TB merupakan permasalahan multidimensi yang tidak hanya bertumpu pada aspek medis, tapi juga melibatkan aspek-aspek ilmu pengetahuan, sosial, politik, dan budaya.
Studi di Turki menunjukkan keterlibatan tenaga kefarmasian dalam pelayanan langsung terhadap edukasi, pendampingan dan monitoring pasien TB dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan TB.
Dengan adanya teknologi, masalah pasien TB yang bersifat personal bisa diatasi dan target pemerintah Indonesia untuk bebas TB pada tahun 2030 bukan hanya jargon semata.
Pemerintah pusat dan daerah harus memperluas layanan pengobatan TB RO, desentralisasi layanan TB RO, peningkatan sumber daya manusia, dukungan sosial ekonomi, dan meminta dukung multisektor.
Indonesia salah satu dari 17 negara di dunia yang memproduksi vaksin BCG. Indonesia perlu melakukan uji klinis skala besar untuk menguji potensi BCG sebagai vaksin COVID-19.
Pasien TB yang juga menyandang DM lebih banyak memiliki keluhan lain selain keluhan yang banyak dijumpai pada TB, sementara untuk keluhan TB-nya sendiri tidak lebih berat.
Penelitian terbaru menunjukkan pengobatan TB yang resistan terhadap obat dapat dikurangi masa pengobatannya yang mulanya 20 hingga 24 bulan hingga kurang dari setahun.