tag:theconversation.com,2011:/fr/topics/zaman-purba-46686/articlesZaman Purba – The Conversation2020-02-28T07:55:04Ztag:theconversation.com,2011:article/1325932020-02-28T07:55:04Z2020-02-28T07:55:04ZAlat-alat batu menunjukkan manusia purba di India selamat dari letusan dahsyat Toba 74.000 tahun lalu<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/317762/original/file-20200228-24651-ndp8l1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Christina Neudorf, Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Sekitar 74.000 tahun lalu sebuah letusan gunung berapi di tempat yang sekarang menjadi Danau Toba di Pulau Sumatra, Indonesia, menciptakan salah satu bencana alam paling dramatis dalam 2 juta tahun terakhir. Berbagai material hasil ledakan gunung berapi tersebut terhempas hingga 30 kilometer atau bahkan lebih ke langit di sekitarnya yang menyebabkan terbentuknya <a href="https://pubs.geoscienceworld.org/gsa/geology/article-abstract/15/10/913/204210/Dispersal-of-ash-in-the-great-Toba-eruption-75-ka">lapisan abu</a> yang menyelimuti sebagian besar India dan sebagian Afrika. </p>
<p>Beberapa ilmuwan <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/quaternary-research/article/climatevolcanism-feedback-and-the-toba-eruption-of-74000-years-ago/6C5611CF710962C41436E08196EFE9E6">berpendapat</a> letusan itu membuat Bumi memasuki “musim dingin vulkanik” selama 6 tahun yang diikuti oleh masa pendinginan permukaan planet selama ribuan tahun. Kejadian ini bahkan dapat menyebabkan hampir punahnya spesies kita.</p>
<p>Salah satu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0047248498902196">teori yang paling terkemuka</a> mengatakan letusan gunung berapi itu merupakan peristiwa penting dalam evolusi manusia. Jika hal tersebut benar, maka beberapa manusia yang selamat di Afrika akan mengembangkan strategi sosial, simbol, dan ekonomi yang lebih canggih untuk mengatasi kondisi yang membahayakan tersebut. Strategi-strategi baru tersebut memungkinkan mereka untuk mengisi kembali Afrika dan bermigrasi ke Eropa, Asia, dan Australia pada 60.000 hingga 50.000 tahun lalu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/armageddon-and-its-aftermath-dating-the-toba-super-eruption-10393">Armageddon and its aftermath: dating the Toba super-eruption</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Masih belum jelas seberapa kuat dampak dari letusan Toba sebenarnya dan bagaimana ia mempengaruhi kehidupan manusia kala itu. Debat mengenai hal ini telah berlangsung selama beberapa dekade yang berdasarkan tinjauan banyak disiplin ilmu, baik ilmu iklim, geologi, arkeologi, maupun genetika. </p>
<p>Kami telah menemukan bukti baru bahwa manusia di India selamat dari letusan Toba dan terus berkembang setelahnya. Studi ini, yang merupakan kolaborasi para peneliti dari University of Queensland, University of Wollonggong, Max Planck Institute for the Science of Human History, the University of Allahabad, dan yang lainnya, telah dipublikasikan baru-baru ini di <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-020-14668-4">Nature Communications</a>.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=532&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=532&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=532&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=668&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=668&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/317006/original/file-20200225-24690-1of22zq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=668&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa alat batu ditemukan di Dhaba.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Chris Clarkson</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Menjalin hidup ketika ledakan gunung terjadi</h2>
<p>Kami mempelajari sebuah catatan arkeologis unik yang berusia 80.000 tahun di situs Dhaba yang terletak di tengah lembah Son, India utara. Abu dari letusan Toba ditemukan di lembah Son pada 1980-an, namun sampai sekarang belum ada bukti arkeologis yang mendukungnya.</p>
<p>Situs Dhaba mengisi celah waktu yang besar untuk memahami bagaimana manusia purba selamat keluar dari Afrika dan bermigrasi ke seluruh dunia. Alat-alat batu yang kami temukan di Dhaba sangat mirip dengan alat-alat yang manusia purba gunakan di Afrika dalam waktu yang bersamaan.</p>
<p>Alat-alat ini telah ada di Dhaba sebelum dan setelah ledakan besar Toba. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi manusia selamat dari peristiwa tersebut. Sangat besar kemungkinan bahwa manusia purba membuat jenis alat yang sama di sepanjang rute penyebaran mereka dari Afrika menuju India, bahkan hingga Australia yang <a href="https://www.nature.com/articles/doi:10.1038/nature22968">setidaknya terjadi 65.000 tahun lalu</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/buried-tools-and-pigments-tell-a-new-history-of-humans-in-australia-for-65-000-years-81021">Buried tools and pigments tell a new history of humans in Australia for 65,000 years</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Oleh karena itu, situs Dhaba menyediakan hubungan budaya yang penting antara Afrika, Asia, dan Australia. Meskipun bukti fosil dan genetika mengindikasikan manusia modern telah hidup di luar Afrika selama 200.000 tahun terakhir, berdasarkan penemuan bukti di situs Apedima, Misliya, Qafzeh, Skhul, Al Wusta, dan gua Fuyan, tapi hanya bukti fosil manusia yang tanpa keraguan dapat membuktikan bahwa telah ada manusia purba di India 80.000 tahun lalu.</p>
<p>Kendati demikian, alat-alat bantu di situs Dhaba sangat menunjukkan keberadaan manusia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=371&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=371&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=371&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=467&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=467&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/316996/original/file-20200225-24668-k6jcdh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=467&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kemungkinan rute migrasi manusia purba.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Chris Clarkson</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Memecah teka-teki</h2>
<p>Penemuan kami di situs Dhaba cocok dengan bukti arkeologis dari Afrika, Asia, dan tempat lain di India. Hal ini mendukung gagasan bahwa letusan besar Toba memiliki efek yang minim pada kehidupan manusia dan tidak menyebabkan hambatan populasi. Situs arkeologi di Afrika selatan menunjukkan populasi manusia berkembang pesat setelah letusan besar Toba.</p>
<p>Catatan iklim dan vegetasi dari Danau Malawi di Afrika Timur juga <a href="https://www.pnas.org/content/early/2013/04/24/1301474110.abstract">tidak menunjukkan bukti</a> “musim dingin vulkanik” pada masa saat letusan Toba terjadi. Studi genetika juga belum mendeteksi adanya hambatan populasi yang jelas terjadi pada sekitar 74.000 tahun lalu.</p>
<p>Di Jwalapuram, di India selatan, <a href="https://science.sciencemag.org/content/317/5834/114">Michael Petraglia dan kolega</a> menemukan alat batu zaman Paleolitik Tengah yang serupa di atas dan di bawah lapisan tebal abu Toba. Di situs Lida Ajer, di Sumatra, yang terletak dekat dengan lokasi letusan gunung berapi, Kira Westaway dan kolega <a href="https://www.nature.com/articles/nature23452">menemukan gigi manusia</a> yang berumur sekitar 73.000 hingga 63.000 tahun. Ini mengindikasikan manusia telah hidup di Sumatra yang merupakan lingkungan hutan hujan berkanopi tertutup (hutan dengan densitas pohon tinggi yang membuat cahaya matahari sulit menembus ke tanah) tidak lama setelah letusan Toba terjadi.</p>
<p>Temuan baru kami berkontribusi untuk merevisi pemahaman akan dampak global dari letusan besar Toba. Walau letusan besar Toba yang secara pasti merupakan peristiwa luar biasa memberikan dampak yang minim, bisa jadi pendinginan global juga memberikan dampak yang kurang signifikan dari yang diperkirakan sebelumnya.</p>
<p>Bagaimanapun juga, bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia selamat dan dapat mengatasi salah satu peristiwa vulkanik terbesar dalam sejarah manusia. Kelompok kecil manusia purba yang berburu dan mengumpulkan makanan menjadi kelompok yang paling adaptif dalam menghadapi perubahan iklim.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/under-the-volcano-predicting-eruptions-and-coping-with-ash-rain-32899">Under the volcano: predicting eruptions and coping with ash rain</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/132593/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Chris Clarkson receives funding from the Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Michael Petraglia tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kami telah menemukan bukti baru bahwa manusia di India selamat dari letusan Toba dan terus berkembang setelahnya.Chris Clarkson, Professor in Archaeology, The University of QueenslandMichael Petraglia, Professor of Archaeology, Max Planck Institute of GeoanthropologyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1294562020-01-08T08:56:25Z2020-01-08T08:56:25ZKepunahan mamalia Zaman Es ternyata memaksa nenek moyang kita untuk menemukan peradaban baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/308949/original/file-20200108-107204-ycy5tn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/File:Hunting_Woolly_Mammoth.jpg">Wikimedia Commons/Cloudordinary,</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Mengapa kita membutuhkan waktu lama untuk menciptakan sebuah peradaban? <em>Homo sapiens</em> modern pertama kali berevolusi sekitar <a href="https://theconversation.com/modern-humans-evolved-100-000-years-earlier-than-we-thought-and-not-just-in-east-africa-78875">250.000 hingga 350.000</a> tahun yang lalu. Tapi langkah awal menuju peradaban - bercocok tanam, kemudian <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasi">domestikasi</a> tanaman - baru dimulai <a href="https://science.sciencemag.org/content/288/5471/1602?ijkey=3c1b653d8a610f044ce71bd2e41594fe7be12060&keytype2=tf_ipsecsha">sekitar 10.000 tahun yang lalu</a>, kemudian peradaban pertama muncul <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10814-010-9041-y">6.400 tahun yang lalu</a>.</p>
<p>Sepanjangepanjang 95% dari sejarah spesies kita, kita tidak bertani, menciptakan pemukiman besar, atau hierarki politik yang kompleks. Kita hidup dalam kelompok kecil, pengembara, berburu, dan mengumpulkan makanan. Kemudian, sesuatu berubah.</p>
<p>Kita beralih dari kehidupan pemburu-peramu ke bercocok tanam dan budidaya makanan hingga akhirnya mendirikan kota-kota. Yang mengejutkan, peralihan ini terjadi hanya setelah hewan raksasa Zaman Es menghilang, seperti mammoth, kungkang tanah raksasa, dan kuda. Alasan mengapa manusia mulai bercocok tanam <a href="https://phys.org/news/2019-04-food-thought-farming.html">masih belum jelas</a>, tapi hilangnya beberapa hewan yang menjadi kebutuhan manusia sebagai makanan mungkin memaksa budaya kita untuk berevolusi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=393&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/306925/original/file-20191214-85428-1rtscoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=494&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Manusia memburu ternak, kuda, dan rusa liar di Prancis 17.000 tahun yang lalu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikipedia</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Manusia purba cukup pintar untuk bertani. Semua kelompok manusia modern memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Hal ini menunjukkan kemampuan kognitif kita telah berkembang sebelum populasi manusia terpisah <a href="https://science.sciencemag.org/content/358/6363/652/tab-pdf">sekitar 300.000 tahun yang lalu</a>, yang kemudian berubah sedikit setelahnya. Jika nenek moyang kita tidak menanam tumbuhan, itu bukan berarti mereka tidak cukup pintar. Sesuatu di lingkungan saat itu yang mencegah mereka, atau sederhananya mereka tidak perlu melakukan itu.</p>
<p>Pemanasan global pada penghujung periode glasial terakhir, 11.700 tahun yang lalu, mungkin <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/american-antiquity/article/was-agriculture-impossible-during-the-pleistocene-but-mandatory-during-the-holocene-a-climate-change-hypothesis/246B240BFFFBE904B1AC31296AD72949">membuat pertanian lebih mudah dilakukan</a>. Temperatur yang lebih hangat, musim tanam yang lebih panjang, curah hujan yang lebih tinggi, dan <a href="https://www.journals.uchicago.edu/doi/pdfplus/10.1086/605359">stabilitas iklim yang lebih lama</a> membuat lebih banyak wilayah cocok untuk pertanian. Situasi Bumi juga sepertinya memungkinkan pertanian dilakukan di mana-mana. Bumi mengalami <a href="https://science.sciencemag.org/content/292/5517/686">banyak peristiwa pemanasan</a> seperti yang terjadi pada 11.700, 125.000, 200.00, dan 325.000 tahun yang lalu. </p>
<p>Namun, peristiwa pemanasan global sebelumnya ini tidak memacu eksperimen dalam pertanian. Perubahan iklim tidak bisa jadi alasan satu-satunya yang mendorong peralihan ini.</p>
<p>Migrasi manusia mungkin juga berkontribusi dalam hal ini. Ketika spesies kita berkembang dari selatan Afrika ke <a href="https://science.sciencemag.org/content/358/6363/652/tab-pdf">seluruh benua Afrika</a>, <a href="https://www.nature.com/articles/nature22968">ke Asia</a>, ke Eropa, dan kemudian <a href="https://science.sciencemag.org/content/365/6456/891">ke Amerika</a>, kita menemukan lingkungan baru dan <a href="https://nph.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1469-8137.2012.04253.x">tanaman baru</a> yang cocok jadi makanan. Tapi manusia purba menempati wilayah-wilayah ini jauh sebelum pertanian dimulai. Domestikasi tanaman datang jauh sesudah migrasi manusia purba hingga puluhan ribu tahun.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/306927/original/file-20191214-85376-sg48bc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gandum hitam, salah satu tanaman pertama.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikipedia</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jika peluang untuk menciptakan pertanian sudah ada, maka penemuan pertanian yang tertunda ini menunjukkan nenek moyang kita tidak butuh atau tidak ingin bertani.</p>
<p>Pertanian memiliki kerugian signifikan dibandingkan dengan mencari makanan. Bertani <a href="https://www.discovermagazine.com/planet-earth/the-worst-mistake-in-the-history-of-the-human-race">memerlukan lebih banyak usaha dan menyisakan waktu luang yang lebih sedikit dan diet yang lebih rendah</a>. Jika manusia purba pemburu lapar pada pagi hari, mereka dapat memiliki makanan yang dibakar pada malam hari. Sedangkan bertani membutuhkan kerja keras hari ini untuk menghasilkan makanan berbulan-bulan kemudian, atau bahkan tidak panen sama sekali. Bertani membutuhkan penyimpanan dan pengelolaan kelebihan makanan sementara waktu agar dapat mencukupi kebutuhan sepanjang tahun. </p>
<p>Seorang manusia purba pemburu yang mengalami hari jelek dapat berburu kembali pada esok hari atau mencari tempat perburuan yang lebih baik di tempat lain. Tapi manusia purba petani yang terikat dengan lahan taninya, bergantung pada nasib alam yang tidak pasti. Bisa saja terjadi hujan yang datang lebih dulu atau terlambat, kekeringan, salju, penyakit tanaman atau serangan belalang yang dapat menyebabkan gagal panen dan kelaparan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=492&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=492&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/307696/original/file-20191218-11900-14xokd4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=492&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pertanian memiliki banyak kekurangan dibanding berburu.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ancient_Egyptian_agriculture#/media/File:Maler_der_Grabkammer_des_Sennudem_001.jpg">Wikipedia</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pertanian juga memiliki kelemahan dari segi militer dan keamanan. Para pemburu dan pengumpul mudah bergerak dan dapat melakukan perjalanan jarak jauh, baik untuk menyerang maupun untuk mundur. Latihan terus menerus dengan tombak dan panah menjadikan mereka <a href="https://theconversation.com/were-other-humans-the-first-victims-of-the-sixth-mass-extinction-126638">pejuang yang mematikan</a>. Sedangkan petani terikat dengan lahan taninya dan jadwal mereka ditentukan oleh musim. Hal ini yang membuat petani bisa diprediksi dan berpotensi menjadi target yang mungkin saja diburu oleh manusia purba lain yang tergoda makan persediaan makanan.</p>
<p>Dan setelah berkembang ke gaya hidup, manusia mungkin hanya senang menjadi pemburu nomaden. Orang-orang Indian Comanche <a href="https://www.amazon.com/dp/B003KN3MDG/ref=dp-kindle-redirect?_encoding=UTF8&btkr=1">berjuang sampai mati</a> untuk mempertahankan gaya hidup perburuan mereka. <em>Kalahari Bushmen</em> di selatan Afrika <a href="https://www.bbc.co.uk/news/world-africa-24821867">terus menolak</a> gaya hidupnya diubah menjadi petani dan penggembala. Yang mengejutkannya, ketika para petani Polinesia menemukan burung-burung Selandia Baru yang tak dapat terbang, mereka meninggalkan gaya hidup bertani dan menciptakan <a href="https://teara.govt.nz/en/1966/maori-material-culture">budaya pemburu Maori</a>. </p>
<h2>Perburuan ditinggalkan</h2>
<p>Namun sesuatu berubah. Sejak 10.000 tahun yang lalu dan seterusnya, manusia berulang kali meninggalkan gaya hidup pemburu-pengumpul makanan dan beralih menjadi bertani. Mungkin setelah kepunahan mammoth dan binatang besar lainnya dari zaman Pleistosen, dan gaya hidup pemburu-pengumpul makanan menjadi kurang memungkinkan untuk dilakukan dan mendorong manusia purba untuk bercocok tanam dan memanennya. Mungkin peradaban tidak lahir karena hasil dari dorongan proses untuk berkembang, melainkan karena <a href="https://www.penguinrandomhouse.com/books/112492/plagues-and-peoples-by-william-h-mcneill/">bencana</a> yang secara ekologis memaksa orang untuk meninggalkan gaya hidup tradisional mereka. </p>
<p>Ketika manusia meninggalkan Afrika untuk menguasai wilayah-wilayah baru, hewan-hewan besar mulai menghilang di tempat mana pun yang didatangi oleh manusia. Di Eropa dan Asia, hewan-hewan besar seperti badak berbulu, mammoth, dan Rusa Irlandia lenyap <a href="https://www.researchgate.net/profile/Adrian_Lister/publication/264785182_Patterns_of_Late_Quaternary_megafaunal_extinctions_in_Europe_and_northern_Asia/links/53f0e69f0cf2711e0c431517.pdf">sekitar 40.000 hingga 10.000 tahun yang lalu</a>. </p>
<p>Di Australia, kanguru raksasa dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Wombat">wombat</a> menghilang <a href="https://science.sciencemag.org/content/292/5523/1888">46.000 tahun yang lalu</a>. Di Amerika Utara, kuda, unta, armadilo raksasa, mammoth, dan kukang tanah jumlahnya menurun dan menghilang sekitar <a href="https://science.sciencemag.org/content/326/5956/1100.full">15.000 hingga 11.500 tahun yang lalu</a>, menyusul kepunahan yang sama di Amerika Selatan sekitar <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1040618209004236">14.000 hingga 8.000 tahun yang lalu</a>. </p>
<p>Setelah manusia tersebar hingga Kepulauan Karibia, <a href="https://www.pnas.org/content/100/19/10800.short">Madagaskar</a>, <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0277379114003734">Selandia baru</a>, dan <a href="https://science.sciencemag.org/content/217/4560/633">Oseania</a>, hewan-hewan besar yang hidup di sana turut punah. Kepunahan hewan-hewan besar tak terhindarkan terjadi di mana pun manusia tiba.</p>
<p>Memanen atau beternak hewan besar seperti <a href="https://www.pnas.org/content/112/14/4263.short">kuda, unta</a>, dan <a href="https://science.sciencemag.org/content/334/6054/351">gajah</a> menghasilkan <a href="https://www.researchgate.net/publication/24107608_The_Primitive_Hunter_Culture_Pleistocene_Extinction_and_the_Rise_of_Agriculture/link/57dd854f08ae4e6f1849a954/download">hasil yang lebih baik</a> daripada berburu hewan kecil seperti kelinci. Tapi hewan besar seperti gajah bereproduksi secara perlahan dan memiliki sedikit keturunan dibandingkan dengan hewan kecil, seperti kelinci, sehingga <a href="https://www.researchgate.net/publication/24107608_The_Primitive_Hunter_Culture_Pleistocene_Extinction_and_the_Rise_of_Agriculture/link/57dd854f08ae4e6f1849a954/download">membuat mereka rentan terhadap panen yang berlebihan</a>. </p>
<p>Ke mana pun manusia pergi, kecerdikan manusia, seperti dalam berburu dengan pelempar tombak, mengumpulkan hewan dengan api, dan menyerbu mereka dari atas tebing, membuat manusia dapat memanen hewan besar lebih cepat daripada hewan tersebut untuk bereproduksi. Hal ini yang akan menjadi krisis keberlanjutan pertama. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/308109/original/file-20191220-11929-1gc4m3g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Karena mangsa buruan kita pergi, kita terpaksa menciptakan peradaban.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/egypt-sakkara-step-pyramid-king-djoser-109821740">WitR/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan cara hidup lama yang tidak dapat bertahan, manusia akan dipaksa untuk berinovasi, meningkatkan fokus pada <a href="https://www.researchgate.net/publication/24107608_The_Primitive_Hunter_Culture_Pleistocene_Extinction_and_the_Rise_of_Agriculture/link/57dd854f08ae4e6f1849a954/download">pengumpulan makanan, kemudian menanam tanaman untuk bertahan hidup</a>. Gaya hidup ini membuat populasi manusia dapat berkembang. Memakan tanaman lebih <a href="https://www.google.com/search?q=jared+diamong+third+chimpanzee&rlz=1C5CHFA_enGB841GB841&oq=jared+diamong+third+chimpanzee&aqs=chrome..69i57j35i39l2j0l4j69i60.4797j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8">efisien dalam penggunaan lahan</a> dibandingkan dengan memakan daging, sehingga pertanian mendukung lebih banyak manusia yang hidup di daerah yang sama jika dibandingkan dengan berburu. Gaya hidup juga memungkinankan manusia untuk menetap secara permanen, membangun pemukiman dan kota, lalu peradaban. </p>
<p>Catatan arkeologis dan fosil memberitahu kita bahwa nenek moyang kita melakukan pertanian karena hanya memiliki sedikit alternatif. Manusia kala itu bisa saja terus berburu kuda dan mammoth selamanya, tapi karena keterampilan mereka yang terlalu baik justru memungkinkan musnahnya persediaan makanan mereka sendiri.</p>
<p>Pertanian dan peradaban mungkin diciptakan bukan karena sebagai bentuk peningkatan dari gaya hidup leluhur kita, melainkan karena kita tidak memiliki pilihan lain. </p>
<p>Pertanian adalah upaya putus asa untuk memperbaiki keadaan kita ketika kita mengambil lebih banyak daripada apa yang bisa dipertahankan ekosistem. Jika demikian, kita meninggalkan kehidupan pemburu pada zaman es untuk menciptakan dunia modern yang terjadi secara tidak sengaja - bukan karena hasil pandangan ke depan dan niat - yang disebabkan bencana ekologis yang kita ciptakan sendiri ribuan tahun yang lalu.</p>
<p><em>Rizki Nur Fitriansyah menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/129456/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nicholas R. Longrich tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pertanian dan peradaban mungkin diciptakan bukan sebagai bentuk peningkatan gaya hidup leluhur kita, melainkan karena kita tidak memiliki pilihan lain.Nicholas R. Longrich, Senior Lecturer, Paleontology and Evolutionary Biology, University of BathLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/868542017-11-23T10:47:46Z2017-11-23T10:47:46ZBertemu dinosaurus raksasa yang menghuni Afrika selatan 200 juta tahun lalu<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/194356/original/file-20171113-27585-1wiru61.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Jejak kaki Kayentapus ambrokholohali, binatang dengan panjang tubuh sekitar 8-9 meter, mengecilkan seluruh kehidupan di sekitarnya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Theropod image adapted by Lara Sciscio, with permission, from an illustration by Scott Hartman</span></span></figcaption></figure><p>Secara global sekitar 200 juta tahun lalu, masa yang dikenal sebagai masa Awal Jurassic, dinosaurus karnivora kecil dan gesit berkaki dua yang disebut <a href="http://www.ucmp.berkeley.edu/diapsids/saurischia/theropodaa.html">theropoda</a> menjelajah bentang darat kuno. Di Afrika bagian selatan, kita mengetahui keberadaan mereka bukan saja dari fosil tubuh langka mereka tapi juga, yang penting, dari jejak kaki fosil.</p>
<p>Kini penemuan baru tim kami, <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0185941">yang diterbitkan di <em>PLOS ONE</em></a>, secara tidak terduga mengungkap bahwa dinosaurus karnivora yang sangat besar dengan perkiraan panjang tubuh 8-9 meter—itu setinggi <a href="https://www.convertunits.com/from/feet/to/story">bangunan tingkat dua</a> atau dua badak dewasa dari cula hingga ekor—juga hidup di Afrika bagian selatan.</p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=771&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=771&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=771&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=969&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=969&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/191351/original/file-20171023-1689-2ow4d6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=969&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Miengah Abrahams, mahasiswa PhD (dengan tinggi badan 1,6 m) dari Universitas Cape Town, berbaring di sebelah jejak dinosaurus.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Lara Sciscio</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bukti mengenai hewan raksasa ini datang dari satu rangkaian jejak kaki berjari tiga, dengan panjang 57 cm dan lebar 50 cm yang ditemukan di Lesotho barat baru-baru ini. Ini adalah yang pertama untuk Afrika. Temuan ini menempatkan dinosaurus karnivora besar di bagian selatan dari <a href="https://www.livescience.com/37285-gondwana.html">superkontinen Gondwana</a> pada masa Awal Jurassic.</p>
<p>Hingga penemuan ini, dinosaurus theropoda dianggap jauh lebih kecil, dengan panjang tubuh sekitar 3-5 meter, pada masa Awal Jurassic.</p>
<p>Hanya terdapat satu laporan lain mengenai dinosaurus karnivora besar yang muncul pada 200 juta tahun lalu. Temuan ini juga datang dari bukti jejak kaki fosil di <a href="https://www.researchgate.net/publication/244483002_Slady_wielkich_teropodow_z_wczesnojurajskich_osadow_Gor_Swietokrzyskich_in_Polish_with_English_abstract">Holy Cross Mountains</a> di Polandia. Makhluk raksasa seperti itu langka. <em>Tyrannosaurus</em> yang ikonik dan besar sekali, misalnya, baru muncul sekitar 128 juta tahun kemudian pada <a href="https://animals.howstuffworks.com/dinosaurs/late-cretaceous-period.htm">Zaman Kapur Akhir</a>.</p>
<p>Dimensi dari pembuat jejak tersebut dengan panjang kaki 57 cm, meski sedikit lebih kecil, mendekati dinosaurus theropoda yang terkenal dan lebih muda di Zaman Kapur Akhir seperti <em>Tyrannosaurus rex</em> atau <em>Spinosaurus</em> Afrika Utara yang sama besarnya.</p>
<p>Ukuran jejak kaki yang tak terduga dari raksasa Lesotho ini sangat memperlebar rentang ukuran tubuh theropoda di masa Awal Jurassic. Kini dilakukan perburuan untuk melacak lebih banyak lagi jejak kaki theropoda—dan mungkin bahkan fosil tubuh mereka.</p>
<h2>Karnivora raksasa Lesotho</h2>
<p><a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0185941">Tim saintis kami</a> dari Universitas Cape Town (Afrika Selatan), Universitas Manchester Inggris, <a href="http://www.fundaciondinopolis.org/">Fundación Conjunto Paleontológico de Teruel-Dinópolis</a> Spanyol, dan Universitas São Paulo Brazil menemukan lintasan megatheropoda berusia 200 juta tahun dalam kerja lapangan di Lesotho belum lama ini. </p>
<p>Jejak kaki ditemukan pada jalan tanah kecil sekitar 2 km dari Universitas Nasional Lesotho di Roma (Distrik Maseru) di bagian barat negara tersebut. Jejak-jejak itu berada pada <em>paleosurface</em>, suatu permukaan tanah purba yang telah diawetkan oleh waktu.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=699&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=699&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=699&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=879&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=879&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/191391/original/file-20171023-1717-heeaf0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=879&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Begitu lintasan dinosaurus telah diidentifikasi dan dibersihkan dari puing-puing batu, tim memotret dan membuat cetakan karet silikon dari jejak tersebut.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Lara Sciscio</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Permukaan purba itu juga tertutupi jejak kaki dari dinosaurus therapoda lain. Bahkan cetakan jejak kaki mereka relatif besar (panjang 30-40 cm) untuk periode waktu itu.</p>
<hr>
<p><em><strong>Baca juga:</strong> <a href="https://theconversation.com/humor-dan-sains-apakah-kucing-benda-cair-87866">Humor dan sains: apakah kucing benda cair?</a></em></p>
<hr>
<p>Jejak kaki Lesotho sepanjang 57 cm telah dinamakan <em>Kayentapus ambrokholohali</em>. Pembuat jejak ini dimasukkan ke pengelompokan informal untuk dinosaurus yang sangat besar, disebut “megatheropoda”, dengan panjang jejak kaki lebih dari 50 cm dan hitungan tinggi panggul lebih dari 2 meter.</p>
<p>Nama spesies baru <em>ambrokholohali</em> diberikan untuk mengidentifikasi jejak kaki khusus ini. Nama ini untuk menghormati Profesor Emeritus David Ambrose, yang sekarang pensiunan profesor dan merupakan Kepala Research Fellow di Universitas Nasional Lesotho, atas catatan detailnya tentang jejak warisan fosil di dalam Roma.</p>
<p>Kami sedang mengikuti langkah Ambrose, mencoba merelokasi salah satu tempat yang dicatatnya, ketika kami menemukan jejak megatheropoda yang baru saja terekspos. </p>
<p>Bagian akhir nama tersebut, <em>kholohali</em>, berasal dari dua kata Sesotho: “kholo” yang berarti besar, luas atau hebat, dan “hali” yang berarti banyak atau sangat. Ini untuk menggambarkan betapa besarnya ukuran dinosaurus itu.</p>
<h2>Ukuran itu penting</h2>
<p>Predator berkaki dua yang utama selama Mesozoikum (“Era Dinosaurus”) yakni dinosaurus theropoda besar. Mencakup <em>Allosaurus</em> (dari Jurassic akhir) dan <em>Tyrannosaurus</em> (Zaman Kapur Akhir). Namun di awal Mesozoikum, dinosaurus theropoda umumnya relatif kecil (panjang tubuh 3–5 m). Bentuk theropoda yang betul-betul besar baru muncul sekitar 100 juta tahun lalu, pada masa Jurassic Akhir dan Zaman Kapur Awal.</p>
<p>Mengingat hal ini, penemuan baru akan jejak besar mengagumkan ini memperluas rentang ukuran tubuh theropoda di Awal Jurassic pada permulaan diversifikasi mereka. Namun, mengapa theropoda ini berukuran jauh lebih besar daripada apa pun di sekitar mereka saat itu? Sebuah jawaban bisa terletak pada waktu evolusi mereka.</p>
<p>Jejak megatheropoda muncul setelah berakhirnya Triasik <a href="https://www.britannica.com/science/end-Triassic-extinction">kejadian kepunahan massal</a>. Kejadian kepunahan massal ini merupakan hasil dari krisis biotik yang secara signifikan mempengaruhi binatang, baik di darat maupun laut. Krisis biotik menyebabkan kompetitor utama dinosaurus therapoda hilang sepenuhnya. Memenangkan pertarungan, digandakan dengan perubahan pada komposisi ekosistem, mungkin memberikan dinosaurus therapoda “kekuasaan bebas” untuk mendominasi daratan Awal Jurrasic dan sumber daya.</p>
<p>Kemungkinan pemicu lain untuk ukuran tubuh therapoda yakni meningkatnya ukuran dinosaurus herbivora – seperti <a href="https://www.theguardian.com/science/2015/nov/10/south-african-scientists-new-dinosaur-species-fossils-sauropod-highland-giant-karoo">Highland Giant sauropodomorph</a> – pada daratan purba yang sama.</p>
<p>Sangat mungkin bahwa kedua faktor tadi menyebabkan theropoda di Afrika bagian selatan bisa berevolusi menjadi berbagai bentuk dan jumlah yang demikian banyak. Namun ini adalah pertanyaan yang tidak bisa kami jawab secara meyakinkan.</p>
<h2>Jejak kaki raksasa, tapi tetap saja belum ada fosil</h2>
<p>Bukti fosil tubuh untuk dinosaurus therapoda di Afrika bagian selatan sangat sedikit. Untungnya, jejak kaki yang mereka tinggalkan tidak. Dengan mempelajari ini dan jejak-jejak lain serta catatan fosil tulang, para ilmuwan untuk sementara bisa mengaitkan jejak kaki dengan pembuat jejak yang potensial.</p>
<p>Untuk saat ini, kami tidak memiliki materi fosil tubuh yang cocok dengan jejak kaki K. ambrokholohali. Semoga kami segera menemukan jejak kaki yang lebih tidak biasa, dan dari sana, fosil tubuh yang akan membantu menambahkan pemahaman kami mengenai dunia purba yang rumit.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/86854/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Lara Sciscio dan koleganya menerima dana untuk karya ini dari National Research Foundation of South Africa Competitive Programme for Rated Researches (NRF Grant number 93544 Bordy) dan Department of Science and Technology-National Research Foundation Centre of Excellence in Palaeosciences. Karya ini juga didukung oleh ARAID (<a href="https://www.araid.es/">https://www.araid.es/</a>).</span></em></p>Tim kami secara tidak terduga mengungkap bahwa dinosaurus karnivora yang sangat besar dengan perkiraan panjang tubuh 8-9 meter juga hidup di Afrika bagian selatan.Lara Sciscio, Postdoctoral Research Fellow in Geological Sciences, University of Cape TownLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.