Betulkah globalisasi, yang membuat dunia semakin terkoneksi, tengah mengalami kemunduran?
Academic rigour, journalistic flair
Articles on ekspor
Displaying all articles
Berbagai macam perjanjian dagang telah dicapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan.
Berkembangnya penggunaan mobil listrik bisa membantu Indonesia naik kelas dalam rantai pasok global.
Berbagai hambatan non-tarif mengurangi potensi tumbuhnya sektor manufaktur yang menyerap tenaga kerja.
Dengan diperpanjangnya fasilitas Generalized System of Preferences dari AS maka eksportir Indonesia bisa terus mendapatkan bea masuk yang lebih rendah.
Regional Comprehensive Economic Cooperation dengan penurunan tarif bea masuknya dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Indonesia.
Joe Biden diperkirakan akan menghasilkan lebih banyak sentimen positif dibandingkan Donald Trump.
Larangan masuk WNI dan travel warning berpotensi mengakibatkan menurunnya pendapatan ekonomi dari perdagangan dan investasi.
Penurunan konsumsi domestik dan melemahnya permintaan dari luar negeri karena pandemi COVID-19 membuat Indonesia terancam resesi, angka pengganguran dan kemiskinan meningkat bisa jadi akibatnya.
Brexit menimbulkan banyak ketidakpastian khususnya dalam bidang ekonomi, maka dari itu Indonesia harus mengambil kesempatan untuk menambah perdagangan dengan Inggris.
Top contributors
-
Lecturer, Universitas Indonesia
-
Senior fellow at CIPS and a lecturer at International Trade faculty, Politeknik APP Jakarta
-
Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Tidar Magelang
-
PhD Scholar, Australian National University
-
Direktur, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
-
Professor of Economics and former Dean of the Faculty of Economic and Management Sciences, University of Pretoria
-
Lecturer in International Relations, Universitas Brawijaya
