tag:theconversation.com,2011:/global/topics/energi-terbarukan-43553/articlesEnergi terbarukan – The Conversation2024-03-14T01:37:11Ztag:theconversation.com,2011:article/2256072024-03-14T01:37:11Z2024-03-14T01:37:11ZSeberapa besar potensi bioenergi di Indonesia?<p>Energi merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan sehari-hari. Ketergantungan ini menimbulkan kekhawatiran sebab sumber energi yang dipakai mayoritas warga dunia adalah energi fosil yang jumlahnya terbatas dan mengotori Bumi. </p>
<p>Hal ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif sumber energi lain, seperti bioenergi. Riset tentang bioenergi telah lama dilakukan dan kini menjadi salah satu fokus pengembangan energi terbarukan, termasuk di Indonesia.</p>
<p>Langkah untuk memproduksi bioenergi secara masif juga sudah digalakkan sejak beberapa waktu lalu. Yang terakhir, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyebut etanol dari sawit, <a href="https://money.kompas.com/read/2024/03/01/111938526/rencana-prabowo-bikin-bensin-dari-singkong-ubah-sawit-jadi-solar?page=all">singkong, hingga tebu bisa menjadi bahan baku untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) konvensional</a> untuk menjadikan Indonesia swasembada energi.</p>
<p>Lantas, seberapa luas potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengembangkan bioenergi sebagai alternatif sumber energi terbarukan?</p>
<p>Dalam episode <em>SuarAkademia</em> terbaru, kami membahas potensi pengembangan bioenergi Indonesia dengan Eka Triwahyuni, peneliti pusat riset kimia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).</p>
<p>Eka mengatakan Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi yang sangat besar dalam memproduksi bioenergi untuk memenuhi kebutuhan energi di negara ini. Banyaknya hasil pertanian memungkinkan negara kita memiliki bahan utama memproduksi bioetanol sebagai salah satu varian bioenergi yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi.</p>
<p>Bahan baku bioetanol seperti gula, singkong, jagung, kayu lunak, dan limbah biomassa tersedia sangat melimpah sehingga memungkinkan Indonesia bisa menggenjot produksi bioenergi.</p>
<p>Tidak hanya bioetanol, Eka juga mengatakan Indonesia memiliki sumber berlebih untuk memproduksi energi biomassa untuk membangkitkan listrik, salah satunya diperoleh dari cangkang kelapa sawit. Ada juga biodiesel yang bisa digunakan untuk menggantikan solar, dan biogas untuk sumber pembakaran pengganti gas bumi ataupun briket.</p>
<p>Eka menambahkan, untuk mendorong masifnya produksi bioenergi, pemerintah perlu membuat aturan yang mendorong produksi dan penggunaan bioenergi dalam beberapa aktifitas masyarakat. Pengawasan dan pemberian insentif yang cukup juga sangat diperlukan agar proses transisi energi dan penggunaan bioenergi ini bisa menjadi semakin lebih luas.</p>
<p>Simak obrolan lengkapnya hanya di <em>SuarAkademia</em>–ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/225607/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Energi merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan sehari-hari. Ketergantungan ini menimbulkan kekhawatiran sebab sumber energi yang dipakai mayoritas warga dunia adalah energi fosil yang jumlahnya terbatas…Muammar Syarif, Podcast ProducerLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2230012024-02-13T01:41:52Z2024-02-13T01:41:52ZIndonesia perlu membangun lebih banyak pabrik PLTS untuk ekspansi energi surya besar-besaran<p>Indonesia membutuhkan lebih banyak listrik energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi batu bara yang memperparah perubahan iklim dan merusak lingkungan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/david-vs-goliath-mengapa-pendanaan-pltu-di-indonesia-lebih-perkasa-ketimbang-energi-terbarukan-178648">_David_ vs _Goliath_: mengapa pendanaan PLTU di Indonesia lebih perkasa ketimbang energi terbarukan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia sebenarnya dapat <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/14/17/5424">mengandalkan sinar matahari sebagai sumber energi sangat besar dan tak terbatas</a>.</p>
<p>Studi dari Australian National University menyatakan, Indonesia akan membutuhkan <a href="https://theconversation.com/indonesia-bisa-panen-listrik-besar-besaran-dari-10-miliar-panel-surya-berikut-tempat-ideal-untuk-memasangnya-168812">miliaran panel surya</a> untuk memenuhi seluruh kebutuhan listriknya dari energi bersih pada 2050. </p>
<p>Persoalannya, dari mana kita mendatangkan miliaran panel ini?</p>
<h2>Jangan bergantung pada impor</h2>
<p>Menurut catatan Kementerian Perindustrian, kemampuan produksi panel surya dalam negeri baru sebesar <a href="https://ilmate.kemenperin.go.id/berita-industri/informasi-industri/berita/upaya-kemenperin-mengakselerasi-berkembangnya-industri-modul-surya-dalam-negeri-1#:%7E:text=Kondisi%20saat%20ini%2C%20industri%20panel,harus%20selalu%20ditingkatkan%20untuk%20mampu">1.600 megawatt-peak (MWp)</a> per tahun. </p>
<p>Kapasitas ini jauh dari cukup sekalipun mengikuti target penambahan PLTS sesuai versi pemerintah, yaitu sebesar <a href="https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/11823/akan-setop-ekspor-bahan-baku-panel-surya-begini-persiapan-ri">300-400 gigawatt (GW) hingga 2060</a>. Apalagi, untuk transisi penuh menuju kondisi nol emisi (<em>net zero emissions</em>), Indonesia membutuhkan energi surya <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/17/1/">3.700 GW</a>. Kapasitas yang ada saat ini masih jauh dari memadai. </p>
<p>Pemerintah perlu merencanakan produksi miliaran panel surya di dalam negeri sesegera mungkin. Jangan sampai, Indonesia hanya menjadi pasar dari panel surya produk impor. Apalagi, selain untuk kebutuhan dalam negeri, <a href="https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/10/27/ekspor-listrik-ke-singapura-10-pulau-di-batam-dimanfaatkan-untuk-plts">Indonesia juga tengah berupaya mengekspor listrik dari PLTS ke negara tetangga seperti Singapura</a>, maka pasar untuk panel surya ini jelas akan terbentuk secara masif di Indonesia.</p>
<h2>Maksimalkan potensi dalam negeri</h2>
<p>Bahan baku utama panel surya adalah silikon—dapat ditemukan di alam dalam bentuk senyawa berupa silikat dan pasir kuarsa. Menurut catatan <a href="https://mediaindonesia.com/ekonomi/547121/potensi-pasir-kuarsa-indonesia-untuk-sel-panel-surya">Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral</a>, Indonesia memiliki potensi sumber daya pasir kuarsa yang besar hingga 25 miliar ton, dengan jumlah cadangan terbukti mencapai 330 juta ton. </p>
<p>Dengan perkiraan kebutuhan <a href="https://doi.org/10.1007/s40948-019-00135-y">10 ton pasir silika per MW panel surya</a>, maka Indonesia berpotensi memiliki kapasitas produksi panel surya hingga sekitar 30 terawatt (TW).</p>
<p>Pasir kuarsa tersebut tersebar di 23 provinsi, dari Aceh hingga Papua Barat. Bahkan, <a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230921121144-92-1001886/mengintip-potensi-pasir-kuarsa-ri-yang-bikin-rempang-dilirik-investor">kualitas pasir kuarsa</a> di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Lampung, Bangka Belitung, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau, memenuhi spesifikasi industri panel surya dan dinilai cukup kompetitif di kancah dunia.</p>
<p>Sayangnya, dengan potensi yang begitu besar, pengolahan pasir kuarsa menjadi silikon masih terbilang minim. Saat ini, Indonesia hanya memiliki <a href="https://www.tambang.co.id/pasir-kuarsa-melimpah-ri-serius-bikin-pabrik-panel-surya">pabrik panel surya</a> PT Ali Solar Cell (ASC) di Batam. Pabrik ini beroperasi sejak 2019 untuk memproduksi wafer silikon sampai sel surya, tapi lebih berfokus ke ekspor untuk Amerika Serikat (AS).</p>
<p>Ada juga pabrik <a href="https://plnindonesiapowerrenewables.co.id/portfolio/pt-trina-mas-agra-indonesia/">PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI)</a> di Kendal, Jawa Tengah, yang direncanakan mulai beroperasi pada kuartal ketiga 2024. Kapasitas produksinya 1 GWp per tahun. Meski patut diapresiasi, pembangunan pabrik sel surya ini masih belum mencukupi kebutuhan ekspansi PLTS Indonesia di masa depan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/574583/original/file-20240209-30-ury3bo.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Groundbreaking pabrik PLTS PT Trina Mas Agra Indonesia di Kendal, Jawa Tengah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Kawasan Industri Kendal)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Apa yang perlu dilakukan?</h2>
<p>Dengan potensi pasar yang besar, Indonesia perlu melakukan penghiliran bahan mentah pasir kuarsa hingga menjadi produk akhir berupa panel surya. Hal-hal berikut perlu dilakukan agar Indonesia bisa bertransformasi menjadi salah satu produsen utama panel surya dunia: </p>
<p>1) <strong>Indonesia perlu menyiapkan peta jalan pembangunan industri panel surya dari hulu ke hilir.</strong> Investor akan memandang ini undangan penanaman modal ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan <a href="https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/11823/akan-setop-ekspor-bahan-baku-panel-surya-begini-persiapan-ri">rencana pemerintah menyetop ekspor pasir silika atau pasir kuarsa</a>, sebagai langkah yang tepat untuk mengamankan pasokan bahan baku jangka panjang.</p>
<p>2) <strong>Libatkan akademisi, pakar sosiologi lingkungan, terutama masyarakat adat.</strong> Penyusunan kebijakan terkait pengembangan pabrik panel surya juga harus melibatkan aspek sosial serta lingkungan. Berkaca pada riuhnya <a href="https://theconversation.com/konflik-rempang-transisi-energi-yang-berujung-kolonialisme-baru-dan-merugikan-kaum-adat-217834">protes dan kecaman terhadap rencana pembangunan industri panel surya di Rempang</a>, Kepulauan Riau, penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam program ekspansi industri panel surya di Indonesia. Pemerintah dapat mengundang akademisi, pakar sosiologi lingkungan, terutama masyarakat adat yang akan terdampak langsung pada aktivitas penambangan bahan mentah pasir silika hingga pabrik pengolahannya dan pembuatan panel surya.</p>
<p>3) <strong>Tenaga terampil dari dalam negeri</strong> perlu kita siapkan untuk mengelola industri panel surya. Jangan lagi bergantung atau mendatangkan tenaga asing. Anak bangsa harus menjadi tuan di negeri sendiri. Dengan potensi pasar serta sumber daya bahan baku yang besar, tenaga kerja terampil, Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi panel surya sendiri dengan harga bersaing.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/energi-surya-adalah-raja-listrik-namun-pelaksanaannya-butuh-lebih-banyak-insentif-166902">Energi surya adalah ‘raja listrik’, namun pelaksanaannya butuh lebih banyak insentif</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>4) <strong>Menyiapkan pasokan energi bersih untuk pabrik panel surya.</strong> Untuk menaikkan nilai jual produk panel surya dan selaras dengan transisi energi di sektor industri, Indonesia perlu memastikan pabrik-pabrik panel surya menggunakan sumber energi bersih. </p>
<p>Harus diakui bahwa saat ini, sumber energi panel surya masih mengandalkan bahan bakar fosil. Meski demikian, menurut Badan Energi Internasional (IEA), panel surya hanya memerlukan waktu <a href="https://www.iea.org/reports/solar-pv-global-supply-chains/executive-summary">4-8 bulan operasi</a> untuk menyeimbangkan (<em>offset</em>) jejak karbon selama proses produksi. Setelahnya, listrik yang dihasilkan dari panel surya—dengan rata-rata umur pakai selama 25 tahun—merupakan listrik bersih tanpa emisi.</p>
<p>Listrik bersih dari panel surya ini kemudian dapat menjadi sumber energi pabrik pembuat panel surya. Dengan begitu, panel surya yang dihasilkan juga merupakan produk rendah karbon.</p>
<p>5) <strong>Insentif dan subsidi</strong>. Pemerintah perlu mencontoh <a href="https://www.iea.org/reports/will-new-pv-manufacturing-policies-in-the-united-states-india-and-the-european-union-create-global-pv-supply-diversification">India dan Amerika Serikat yang jor-joran memberikan insentif dan subsidi</a> pabrik panel surya, agar menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar global. Tidak berlebihan jika insentif berupa <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20231204062205-4-494179/investor-ikn-bisa-dapat-bebas-pajak-30-tahun-ini-caranya">libur pajak 30 tahun</a> sebagaimana investasi di proyek ibu kota negara (IKN) juga diberikan untuk pabrik panel surya.</p>
<p>6) <strong>Kolaborasi.</strong> Pemerintah dapat mendorong kolaborasi dengan pabrik panel surya dari Cina—sebagai produsen terbesar panel surya di dunia saat ini—untuk membawa teknologi mereka dan membangun pabriknya di Indonesia. Contohnya, <a href="https://solarquarter.com/2023/10/17/pln-and-partners-embark-on-renewable-energy-manufacturing-venture-in-indonesia/">kolaborasi perusahaan Trina Solar Co. Ltd. dengan PT Dian Swastika Sentosa and PT Agra Surya Energy</a>, dapat direplikasi lebih banyak lagi. Dengan cara ini, akan terjadi alih teknologi kepada tenaga kerja di Indonesia.</p>
<p>Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan Indonesia mampu menjadi pemain penting rantai pasok panel surya yang berkelanjutan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, tapi juga ekspor. </p>
<p>Akhirnya, hal ini dapat berkontribusi pula pada pertumbuhan ekonomi hijau, penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan (<em>green jobs</em>), dan kemampuan transisi energi di Indonesia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-plts-atap-adalah-langkah-awal-tercepat-untuk-panen-energi-surya-besar-besaran-222385">Mengapa PLTS atap adalah langkah awal tercepat untuk panen energi surya besar-besaran</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/223001/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Denny Gunawan terafiliasi dengan Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI).</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Anastasia H. Soeriyadi terafiliasi dengan Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI) dan penerima dana dari Australian Postgraduate Award, Australian Renewable Energy Agency, Australian Centre for Advanced Photovoltaics dan British council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>David Firnando Silalahi memperoleh dana beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia dan terafiliasi dengan Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI).</span></em></p>Indonesia jangan sampai hanya menjadi pasar dari panel surya produk impor. Pemerintah perlu merencanakan produksi miliaran panel surya di dalam negeri sesegera mungkin.Denny Gunawan, Postdoctoral Research Associate, ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy, Particles and Catalysis Research Laboratory, UNSW SydneyAnastasia H. Soeriyadi, Postdoctoral research associate, Department of Materials, University of OxfordDavid Firnando Silalahi, Phd Candidate, School of Engineering, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2223852024-02-05T01:21:09Z2024-02-05T01:21:09ZMengapa PLTS atap adalah langkah awal tercepat untuk panen energi surya besar-besaran<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/572377/original/file-20240131-17-8mjef2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> <span class="attribution"><span class="source">(Surasak Jailak/Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Indonesia berjanji mengurangi <a href="https://jetp-id.org/storage/official-jetp-cipp-2023-vshare_f_id-1703731480.pdf">listrik pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)</a> secara bertahap hingga ke titik nol pada 2050. Harapannya, <a href="https://theconversation.com/pengendalian-polusi-udara-di-jakarta-harus-dilakukan-lintas-provinsi-dan-kementerian-lingkungan-mesti-menjadi-pangkalnya-169258">asap-asap PLTU</a> tak lagi berkeliaran mengotori bumi dan membikin kita sesak napas.</p>
<p>Lantas, bagaimana menggantikan pasokan listrik PLTU yang berkurang tersebut? Bagaimana nanti Indonesia menyiapkan energi untuk populasi yang bertumbuh dan makin sejahtera? Bagaimana nanti Indonesia menyiapkan setrum untuk kendaraan listriknya? </p>
<p>Penelitian kami di Australian National University sebelumnya mengungkapkan Indonesia dapat mengandalkan energi surya yang potensinya sekitar <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/14/17/5424">2000 kali lebih besar daripada konsumsi listrik Indonesia saat ini</a>. Pasokan listrik PLTU tersebut dapat digantikan dengan produksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/17/1/3">3700 Gigawatt (GW)</a>. </p>
<p>Indonesia yang sejahtera dan bebas karbon membutuhkan sekitar <a href="https://theconversation.com/indonesia-bisa-panen-listrik-besar-besaran-dari-10-miliar-panel-surya-berikut-tempat-ideal-untuk-memasangnya-168812">10 miliar panel surya pada 2050</a>. Panel-panel tersebut dapat diletakkan di atap bangunan, lahan bekas tambang, terapung di danau, waduk, bahkan di atas perairan laut Indonesia yang sangat luas dan relatif tenang. Miliaran panel ini hanya membutuhkan lahan seluas 25 ribu kilometer persegi (km2) atau hanya 0,3% dari total luas wilayah Indonesia. </p>
<p>Kendati demikian, meletakkan miliaran panel tak segampang membuat mie instan. Indonesia membutuhkan peta jalan pengembangan panel surya untuk program energi bersih jangka panjang, pengadaan berskala besar, hingga pasokan peralatannya.</p>
<p>Sembari menyiapkannya, Indonesia tetap perlu menambah pasokan energi bersih. Salah satu usaha tercepat yang sangat memungkinkan kita tempuh adalah memperbanyak pemasangan PLTS di atap bangunan, termasuk di rumah-rumah.</p>
<h2>Mengapa PLTS atap?</h2>
<p>PLTS atap adalah salah satu cara mudah dan cepat Indonesia untuk menambah pasokan energi ramah lingkungan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/572376/original/file-20240131-21-4q47gk.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">PLTS di atap bangunan di Jakarta.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(PLN)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena dipasang di atas atap, PLTS ini tidak memerlukan lahan khusus sebagaimana PLTS konvensional (<em>ground-mounted</em>). Panel surya bisa dipasang di atap rumah, gedung perkantoran, parkir, rumah sakit, hotel, swalayan, sekolah, rumah ibadah, pergudangan, dan pabrik. </p>
<p>Ongkos pemasangan PLTS atap ini memang bersumber dari dana masyarakat sendiri atau swasta, bukan dari Pemerintah. Namun, pemasangannya membuat penyediaan listrik kita lebih efisien. Adanya PLTS atap di rumah kita membuat sumber listrik menjadi sangat dekat. Ini mengurangi kehilangan energi/susut jaringan yang pasti terjadi dalam proses pengiriman listrik melalui kabel PT PLN yang jauh dari konsumen. </p>
<p>Per Desember 2023, Kementerian ESDM mencatat ada sekitar 8.491 pelanggan PLN yang memasang PLTS atap. Total kapasitasnya mencapai 141 megawatt (MW), hampir menyamai kapasitas <a href="https://masdar.ae/en/renewables/our-projects/cirata-floating-photovoltaic-fpv-plant">PLTS terapung Cirata di Jawa Barat</a>.</p>
<p>Jumlah terpasang itu baru sebagian kecil saja dari potensi yang ada di Indonesia—yang diperkirakan mencapai <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/14/17/5424#B20-energies-14-05424">500 ribu MW</a>.</p>
<h2>Teladan dari Negeri Kangguru</h2>
<p>Indonesia dapat mencontoh Australia yang tekun merangsang warganya memasang PLTS atap. Saat ini, di Negeri Kangguru ada <a href="https://www.abc.net.au/news/2023-10-31/how-rooftop-solar-panels-transformed-energy-in-australia/102987100">3,5 juta rumah</a>, sekitar sepertiga, telah memasang PLTS atap. Sumbangannya mencapai 8% dari total pembangkitan listrik nasional.</p>
<p>Australia, dengan sepersepuluh penduduk Indonesia, menghasilkan tiga perempat listrik lebih banyak dibandingkan Indonesia. Saat ini 40% listrik Australia berasal dari energi terbarukan, sebagian besar energi surya dan angin. Jumlah ini meningkat delapan kali lipat dalam satu dekade terakhir. Harga listrik (wholesale) Australia tidak berubah selama transisi yang cepat ini. Porsi energi terbarukan ditargetkan mencapai 82% pada tahun 2030.</p>
<p>Setiap bulan, Australia memasang panel surya sebanyak-banyaknya di atap rumah dan bangunan - setara 3500 MW per tahun. Indonesia dapat mencontoh hal ini dan merangsang masyarakat dan swasta untuk beramai-ramai memasang PLTS atap.</p>
<p>Di Australia, ongkos pasang PLTS atap berkapasitas 10 kilowatt adalah sekitar $10.000 dollar Australia. PLTS ini cukup untuk satu keluarga yang terdiri dari 5 orang kaya yang tinggal di rumah serba listrik dengan AC dan kendaraan listrik. PLTS ini memiliki umur sekitar 25 tahun dengan perawatan yang sangat rendah. Di Indonesia, PLTS atap sebesar ini dapat menghasilkan hingga 330.000 kilowatt-jam (kWh) selama umur pakainya, dan mengurangi emisi karbon sekitar 300 ton.</p>
<p>Australia memberikan insentif pemasangan PLTS atap, yang dapat menurunkan harga hingga 70% dari harga pasar. Insentifnya menurun dari tahun ke tahun dan akan dihapus pada tahun 2030. Rangsangan pemasangan PLTS bervariasi tergantung negara bagian. Pemerintah negara bagian Victoria, misalnya, mengguyur <a href="https://www.energy.gov.au/rebates/solar-panel-pv-rebate">subsidi harga (<em>rebate</em>) hingga AU$1.400 (sekitar Rp15 juta). Ada juga opsi kredit ongkos panel surya atap tanpa bunga</a> untuk rumah hunian atau rumah yang sedang dibangun. </p>
<p>Insentif yang diberikan untuk masyarakat di Canberra malah lebih besar. Angkanya mencapai <a href="https://www.climatechoices.act.gov.au/policy-programs/home-energy-support-rebates-for-homeowners">AU$2 ribu untuk subsidi dan plafon pinjaman hingga AU$15 ribu</a>.
Insentif ini memungkinkan industri tenaga surya Australia tumbuh menjadi skala besar dan menghasilkan sistem yang berbiaya rendah dan dapat diandalkan. Indonesia dapat meniru Australia.</p>
<p>Kapasitas pembangkitan listrik yang dikelola National Electricity Market di Australia sebesar <a href="https://www.aemo.com.au/-/media/Files/Electricity/NEM/National-Electricity-Market-Fact-Sheet.pdf">65 Gigawatt</a>—hampir sama dengan total kapasitas pembangkit listrik (milik PLN dan Swasta) di Indonesia yang mencapai <a href="https://web.pln.co.id/stakeholder/laporan-statistik">69 Gigawatt</a>. Sistem listrik Australia—yang secara kapasitas hampir sama besar dengan Indonesia—mampu beroperasi tanpa masalah berarti, meskipun terdapat pasokan energi surya dari PLTS atap dan angin (<em>variable renewable energy</em>) yang mencapai 100% pada jam-jam tertentu. Indonesia bisa belajar bagaimana cara Australia mengelola jaringan listriknya tetap andal.</p>
<h2>PLTS membuat listrik <em>byar-pet</em>?</h2>
<p>Salah satu persoalan yang dipikirkan Indonesia untuk memakai energi surya secara besar-besaran adalah faktor kestabilan pasokan listriknya. Hal ini wajar mengingat matahari tidak bersinar sepanjang hari.</p>
<p>Namun, sistem kelistrikan Australia mampu beroperasi dengan lancar, dan dapat diandalkan meskipun energi terbarukan melebihi 70% pada beberapa jam dalam sehari. Indonesia dapat belajar dari cara Australia mengelola jaringan listriknya dengan handal.
Energi surya dan angin yang bervariabilitas dapat diatasi dengan dengan teknologi penyimpan energi untuk menstabilkan pasokan listrik. </p>
<p>Riset kami terdahulu mengungkap bahwa di Indonesia terdapat potensi pengembangan PLTA pumped storage jenis <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/15/9/3457"><em>off-river</em> (tanpa membendung sungai) di 26 ribu lokasi</a>. PLTA jenis ini dapat dioperasikan sebagai ‘baterai alami’ penyimpan energi.</p>
<p>Untuk mendukung pemanfaatan energi surya 100%, Indonesia akan membutuhkan fasilitas penyimpanan energi dengan total kapasitas sekitar 1100 GW untuk menyimpan daya selama <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/17/1/3">10 jam (11 TWh)</a> atau hanya sebagian kecil dari total potensi PLTA pumped storage tersebut.</p>
<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/16638705/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" width="100%" height="400"></iframe>
<div style="width:100%!;margin-top:4px!important;text-align:right!important;"><a class="flourish-credit" href="https://public.flourish.studio/visualisation/16638705/?utm_source=embed&utm_campaign=visualisation/16638705" target="_top"><img alt="Made with Flourish" src="https://public.flourish.studio/resources/made_with_flourish.svg"> </a></div>
<p>Selain andal, <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/17/1/3">riset terbaru</a> kami turut menemukan penggunaan teknologi <em>pumped storage</em> lebih hemat biaya. Dengan skenario 100% listrik energi terbarukan yang dipasok dari dominan energi surya, biaya pembangkitan listrik - termasuk pembangkitan, transmisi, penyimpanan energi, dan jaringan transmisi baru - hanya sebesar US$91 per Megawatt jam (MWh).</p>
<p>Ongkos ini lebih murah dari pada rata-rata biaya pembangkitan PLN saat ini <a href="https://web.pln.co.id/stakeholder/laporan-statistik">US$98 per MWh</a>. Biaya pembangkitan listrik yang kami hitung juga lebih murah jika Indonesia tidak menggunakan jaringan listrik antarpulau atau <em>supergrid</em>.</p>
<p>Jika ingin mengandalkan energi surya, Indonesia perlu meredam risiko kebakaran hutan. Sebab, kami menemukan bahwa terdapat periode waktu pada musim kemarau, saat matahari bersinar cerah, radiasi matahari justru lebih kecil. </p>
<p>Sebagai contoh, kami mengamati tingkat radiasi matahari di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, pekan keempat pada Juni 2015 justru lebih rendah 36% dari pada tahun 2010 pada periode waktu yang sama. </p>
<p>Kami menduga penurunan ini terjadi karena adanya <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/18/hutan-dan-lahan-seluas-26-juta-ha-terbakar-pada-2015">kebakaran gambut dan hutan di Kalimantan</a>. Produksi panel surya yang turun tiba-tiba karena efek asap kebakaran akan mengganggu keseimbangan pasokan. Akibatnya, kita perlu menyiapkan baterai berkapasitas lebih besar sehingga biaya akan membengkak.</p>
<h2>Apa yang perlu dilakukan?</h2>
<p>Pemerintah perlu melakukan sejumlah tindakan untuk percepatan penambahan kapasitas PLTS Atap maupun PLTS jenis lainnya di Indonesia.</p>
<ul>
<li><p>Mengguyur insentif bagi pemasang PLTS atap di bangunan rumah tangga dan bisnis/industri sebagaimana pernah dilakukan pada 2022 dalam bentuk <a href="https://ebtke.esdm.go.id/post/2022/02/10/3081/luncurkan.hibah.sef.kementeriaan.esdm.harap.plts.atap.makin.terjangkau.dan.diminati.masyarakat">Sustainable Energy Fund</a>. Dana ini dapat diambil dari sebagian dana Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP).</p></li>
<li><p>Mengalokasikan subsidi listrik yang tidak hanya mensubsidi pembangkit berbahan bakar fosil, namun juga energi surya.</p></li>
<li><p>Membuat peta jalan energi surya. Indonesia perlu mempunyai peta jalan baik pemanfaatan PLTS maupun peta pengembangan industri manufaktur panel surya yang dapat jadi rujukan atau undangan pada para investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.</p></li>
<li><p>Menyiapkan produksi panel surya dalam negeri. Jika tidak mampu memproduksi panel suryanya sendiri, Indonesia hanya akan jadi konsumen. Untuk itu, Indonesia perlu menggenjot kapasitas produksi PLTS dalam negeri yang saat ini baru sebesar <a href="https://ilmate.kemenperin.go.id/berita-industri/informasi-industri/berita/upaya-kemenperin-mengakselerasi-berkembangnya-industri-modul-surya-dalam-negeri-1#:%7E:text=Kondisi%20saat%20ini%2C%20industri%20panel,harus%20selalu%20ditingkatkan%20untuk%20mampu">1,6 GW per tahun</a>. Selain itu, komponen seperti alat pengubah arus (<em>inverter</em>) juga perlu dibuat di dalam negeri. Dengan mengandalkan produksi domestik, maka dengan sendirinya porsi Tingkat Kandungan Dalam Negeri akan terpenuhi.</p></li>
</ul>
<p>Sekali lagi, Pemerintah perlu lebih serius mendorong pengembangan PLTS atap. Jika jutaan atap bangunan sudah terpasang panel surya, maka ketidaktersediaan lahan tidak lagi jadi alasan untuk sulitnya memenuhi listrik energi bersih Indonesia di masa depan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/222385/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>David Firnando Silalahi memperoleh dana beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia dan terafiliasi dengan Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI)</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Andrew Blakers menerima dana dari Australian Department of Foreign Affairs and Trade</span></em></p>Riset membuktikan Indonesia bisa mencukupi 100% energi bersihnya dari PLTS.David Firnando Silalahi, Phd Candidate, School of Engineering, Australian National UniversityAndrew Blakers, Professor of Engineering, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2214612024-01-26T03:31:34Z2024-01-26T03:31:34ZApa itu energi listrik tenaga air dan bagaimana cara kerjanya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/570162/original/file-20221103-21-bvfyk2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C2%2C1997%2C1326&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Bendungan Seli'š Ksanka Qlispe' menyediakan listrik yang cukup untuk sekitar 147.000 rumah di Flathead Indian Reservation di Montana.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:SQK_Dam_DSC_3657.jpg">Martina Nolte via Wikimedia Commons</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Apa itu energi listrik tenaga air dan bagaimana cara kerjanya? - Luca, usia 13 tahun, Boston, Massachusetts</strong></p>
</blockquote>
<p>Jika kamu pernah mengamati sungai yang mengalir deras menuruni gunung atau bermain ombak di pantai, kamu akan merasakan bahwa air yang bergerak mengandung banyak energi. Sungai dapat mendorong kamu dan kayakmu ke hilir, terkadang dengan sangat cepat. Ombak yang menghantam tubuhmu di pantai dapat menghempaskanmu ke belakang, atau bahkan menjatuhkanmu.</p>
<p>Ada <a href="https://www.energy.gov/eere/water/history-hydropower">sejarah panjang dalam memanfaatkan energi dalam air sungai yang mengalir</a> untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Selama berabad-abad, orang menggunakan tenaga air <a href="https://thekidshouldseethis.com/post/watermill-demonstration-video-flour-water-power">untuk menggiling biji-bijian menjadi tepung dan makanan</a>. Di zaman modern, orang menggunakan tenaga air untuk menghasilkan listrik bersih untuk membantu menyalakan bangunan, pabrik, dan bahkan mobil.</p>
<h2>Energi di air yang mengalir</h2>
<p>Energi dalam air yang bergerak berasal dari gravitasi. Sebagai bagian dari siklus air di bumi, air menguap dari permukaan bumi atau dilepaskan dari tanaman. </p>
<p>Ketika uap air yang dilepaskan terbawa ke tempat yang lebih dingin dan lebih tinggi seperti daerah pegunungan, uap air akan mengembun menjadi tetesan awan. Ketika tetesan awan ini menjadi cukup besar, mereka jatuh dari langit sebagai curah hujan, baik dalam bentuk cairan (hujan) atau, jika cukup dingin, dalam bentuk padatan (salju). </p>
<p>Di atas daratan, curah hujan cenderung jatuh di daerah dataran tinggi pada awalnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="siklus air" src="https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=496&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/490173/original/file-20221017-13-qvvkh1.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=623&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Siklus air.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.weather.gov/jetstream/hydro">National Weather Service</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jika air turun sebagai salju, perlahan-lahan salju akan mencair menjadi air seiring dengan menghangatnya suhu dan mengikuti jalur yang sama. Sungai-sungai terdiri dari air hujan yang dimulai dari dataran tinggi dan mengalir menuruni lereng gunung yang curam.</p>
<h2>Mengubah air yang mengalir menjadi listrik</h2>
<p>Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menangkap energi dalam air yang mengalir dengan menggunakan alat yang disebut turbin. Ketika air mengalir di atas baling-baling turbin—seperti kincir raksasa—baling-baling tersebut berputar. </p>
<p>Turbin yang berputar terhubung ke poros yang berputar di dalam alat yang disebut <a href="https://www.explainthatstuff.com/generators.html">generator</a>, yang menggunakan efek yang disebut <a href="https://www.youtube.com/watch?v=S3Qwf4P6x9w">induksi</a> untuk mengubah energi dalam poros yang berputar menjadi listrik.</p>
<p>Ada dua jenis utama PLTA. Jenis pertama disebut fasilitas pembangkit listrik tenaga air “<em>run-of-the-river</em>”. </p>
<p>Fasilitas ini terdiri dari saluran untuk mengalihkan aliran air dari sungai ke turbin. Produksi listrik dari turbin mengikuti waktu aliran sungai. Ketika sungai mengalir penuh dengan banyak mata air yang meleleh, itu berarti turbin dapat menghasilkan lebih banyak listrik. </p>
<p>Kemudian di musim panas, ketika aliran sungai menurun, begitu juga dengan produksi listrik turbin. Fasilitas ini biasanya kecil dan konstruksinya sederhana, tetapi kemampuan untuk mengontrol listrik yang dihasilkan terbatas.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="pembangkit listri tenaga air" src="https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=455&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=455&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=455&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=572&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=572&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/490177/original/file-20221017-26-3w8wui.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=572&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Fasilitas pembangkit listrik tenaga air di sungai.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.energy.gov/eere/water/types-hydropower-plants">U.S. Department of Energy</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jenis kedua disebut fasilitas pembangkit listrik tenaga air “waduk” atau “bendungan”. Fasilitas ini menggunakan bendungan untuk menahan aliran sungai dan menciptakan danau buatan di belakang bendungan. </p>
<p>Bendungan PLTA memiliki saluran yang mengontrol berapa banyak air yang mengalir melalui lorong-lorong di dalam bendungan. Turbin di bagian bawah lorong-lorong ini mengubah air yang mengalir menjadi listrik. </p>
<p>Untuk menghasilkan listrik, operator bendungan melepaskan air dari danau buatan. Air ini semakin cepat ketika jatuh dari intake di dekat bagian atas bendungan ke turbin di bagian bawah. Air yang keluar dari turbin dilepaskan kembali ke sungai di bagian hilir. </p>
<p>Fasilitas pembangkit listrik tenaga air waduk ini biasanya berukuran besar dan dapat mempengaruhi habitat sungai, tetapi juga dapat menghasilkan banyak listrik dengan cara yang dapat dikontrol.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="pembangkit listrik tenaga air" src="https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=363&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/490178/original/file-20221017-18-c0dtqn.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=456&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Fasilitas pembangkit listrik tenaga air berbasis bendungan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.energy.gov/eere/water/types-hydropower-plants">U.S. Department of Energy</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masa depan PLTA</h2>
<p>PLTA bergantung pada ketersediaan air di sungai yang mengalir. Karena perubahan iklim mempengaruhi siklus air, beberapa daerah mungkin memiliki curah hujan yang lebih sedikit dan akibatnya <a href="https://thebulletin.org/2021/08/hydroelectric-drought-how-climate-change-complicates-californias-plans-for-a-carbon-free-future/">listrik yang dihasilkan lebih sedikit</a>. </p>
<p>Selain itu, produksi listrik bukanlah satu-satunya hal yang harus dipikirkan oleh operator bendungan ketika mereka memutuskan berapa banyak air yang akan dialirkan. Mereka harus memastikan untuk menyimpan air di belakang bendungan untuk digunakan oleh masyarakat dan membiarkan air yang cukup untuk melestarikan habitat sungai di bawah bendungan.</p>
<p>PLTA juga dapat berperan dalam membatasi perubahan iklim karena PLTA merupakan bentuk listrik energi terbarukan. Fasilitas PLTA dapat menambah dan mengurangi produksi listrik mereka untuk mengisi kekosongan dalam pembangkit listrik tenaga angin dan matahari.</p>
<hr>
<p>_Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/221461/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Brian Tarroja tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Bagaimana air yang mengalir menghasilkan listrik? Seorang insinyur menjelaskan pembangkit listrik tenaga air.Brian Tarroja, Associate Professional Researcher and Lecturer of Civil and Environmental Engineering, University of California, IrvineLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2178342023-11-30T02:05:05Z2023-11-30T02:05:05ZKonflik Rempang: transisi energi yang berujung kolonialisme baru dan merugikan kaum adat<p><em>Isu mengenai hak tanah ulayat dan perubahan iklim menjadi salah satu isu yang menarik perhatian warga. Survei Agenda Warga dari New Naratif mengundang lebih dari 1.400 orang dari seluruh Indonesia untuk menyampaikan aspirasi mereka tentang apa saja isu yang dianggap paling penting bagi masyarakat. Artikel ini merupakan kolaborasi The Conversation Indonesia dan New Naratif untuk menanggapi hasil survei tersebut.</em></p>
<hr>
<p><a href="https://theconversation.com/topics/energi-terbarukan-43553">Transisi energi terbarukan</a> adalah tren ekonomi anyar. Seluruh dunia berlomba-lomba untuk menjadi yang terbersih dalam penyediaan energi dan melawan perubahan iklim. </p>
<p>Indonesia juga ikut-ikutan mematok ambisi besar untuk menjadi <a href="https://ebtke.esdm.go.id/post/2023/07/26/3542/indonesia.segera.bangun.industri.panel.surya.terintegrasi">produsen utama</a> infrastruktur energi terbarukan dunia. Pemerintah juga memprioritaskan masuknya arus modal bagi proyek-proyek energi yang diklaim ‘hijau’.</p>
<p>Sayangnya, niat Indonesia untuk beralih ke <a href="https://theconversation.com/topics/transisi-energi-125327">energi bersih</a> tidak diikuti perubahan pola-pola lama, yakni membuka keran investasi berskala besar—kebanyakan dari luar negeri. Pelaksanaan proyek acap kali tak berkeadilan, tanpa melibatkan komunitas lokal ataupun masyarakat adat setempat secara bermakna.</p>
<p>Kita bisa melihatnya dalam konflik lahan untuk <a href="https://theconversation.com/konflik-rempang-bagaimana-proyek-transisi-energi-yang-didukung-cina-justru-merampas-lahan-rakyat-bagian-1-216178">proyek Ecocity</a>—turut mencakup pabrik panel surya di Rempang, Kepulauan Riau, yang meminggirkan aspirasi masyarakat Melayu setempat. </p>
<p>Dalam proyek ini, <a href="https://www.presidenri.go.id/foto/indonesia-jalin-kerja-sama-dengan-perusahaan-kaca-tiongkok-untuk-hilirisasi-industri-kaca/">perusahaan Xinyi dari Cina</a> berniat membangun pabrik kaca dan juga panel surya di Rempang. Sayangnya, target tersebut akan memakan korban <a href="https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/24/rencana-penggusuran-yang-menghantui-warga-pulau-rempang">7.512 masyarakat adat Melayu</a> di 16 desa yang akan tergusur.</p>
<p>Konflik Rempang seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk membenahi kebijakan transisi energinya. Jika pemerintah masih bertahan dengan cara lama, transisi energi bersih justru menciptakan bentuk kolonialisme baru bagi <a href="https://theconversation.com/topics/masyarakat-adat-48140">masyarakat adat.</a> </p>
<h2>Kolonialisme energi di Rempang</h2>
<p><a href="https://www.mdpi.com/2073-445X/12/6/1241">Kolonialisme energi</a> merupakan kelanjutan dari babak perampasan sumber daya alam yang dilakukan oleh pihak yang kuat secara ekonomi, politik, dan budaya kepada pihak yang lebih lemah. </p>
<p>Tren ini terjadi di seluruh dunia, mulai dari kawasan <a href="https://www.mdpi.com/2073-445X/12/6/1241">Gurun Sahara barat di Afrika</a>, <a href="https://arcticreview.no/index.php/arctic/article/download/5586/9020">Norwegia</a>, hingga <a href="https://news.mongabay.com/2022/09/in-the-mekong-basin-an-unnecessary-dam-poses-an-outsized-threat/#:%7E:text=Meanwhile%2C%20across%20the%20border%2C%20the,would%20lose%20their%20farmland%20as">Laos</a>.</p>
<p>Di Indonesia, perampasan dahulu marak terjadi di era Orde Baru atas nama <a href="https://www.jstor.org/stable/26593206">pemerataan pembangunan ekonomi.</a></p>
<p>Kini, kolonialisme mendapatkan pembenaran baru atas nama pengurangan emisi gas rumah kaca melalui sektor energi. Percepatan ekspansi energi terbarukan di tanah air mendapatkan payung hukum dan berpeluang mendapatkan karpet merah untuk menjadi <a href="https://ebtke.esdm.go.id/post/2022/10/07/3290/pemerintah.perkuat.komitmen.transisi.energi.melalui.peraturan.presiden.pengembangan.ebt">Proyek Strategis Nasional (PSN).</a></p>
<p>Kebijakan ini pun <a href="https://www.cnbcindonesia.com/research/20230711210519-128-453418/kurangi-batu-bara-fokus-ev-saham-toba-menarik-dikoleksi">dimanfaatkan orang-orang kuat</a> untuk meraup keuntungan. Proyek-proyek energi terbarukan <a href="https://www.antaranews.com/berita/3708300/bahlil-investasi-energi-terbarukan-di-asean-meningkat-240-persen">muncul di banyak tempat,</a> diinisiasi oleh korporasi besar maupun perusahaan pelat merah. </p>
<p>Perencanaan investasi energi Indonesia yang saat ini <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-99-2683-1_3">masih terpusat</a> juga membuat masyarakat adat dan komunitas lokal tak bisa ikut serta dalam perencanaan proyek. Mereka hanya menerima informasi bahwa di lahan akan dibangun proyek energi terbarukan.</p>
<p>Di proyek Rempang Ecocity, misalnya, Kementerian Investasi baru menandatangani kesepakatan investasi Xinyi Glass di Chengdu, Cina, pada <a href="https://setkab.go.id/indonesia-jalin-kerja-sama-dengan-perusahaan-kaca-tiongkok-untuk-hilirisasi-industri-kaca/">Juli 2023.</a> Sebulan kemudian, proyek Rempang Ecocity—termasuk di dalamnya investasi Xinyi–masuk ke daftar <a href="https://sumatra.bisnis.com/read/20230901/534/1690497/pemerintah-pusat-cantumkan-proyek-rempang-eco-city-dalam-daftar-psn-2023">Proyek Strategis Nasional.</a> </p>
<p>Di tengah ngebutnya proses itu, masyarakat adat setempat malah <a href="https://theconversation.com/konflik-rempang-bagaimana-proyek-transisi-energi-yang-didukung-cina-justru-merampas-lahan-rakyat-bagian-1-216178">tidak mengetahui</a> rencana proyek Rempang Ecocity. Mereka juga tidak diberi informasi yang cukup perihal mengapa proyek tersebut memakan lahan sangat luas, sekitar 17 ribu ha.</p>
<p>Masyarakat Rempang hanya mengetahui bahwa rumah mereka akan tergusur. Mereka akan diberi kompensasi berupa sepetak tanah, rumah, dan uang, serta janji manis diberi pekerjaan.</p>
<p>Di sisi lain, sekalipun menolak, masyarakat Rempang tidak kuasa membatalkan keputusan ini. Pemerintah pun berkukuh melanjutkan proyek Rempang Ecocity, dan hanya menjanjikan kompensasi berupa pemindahan warga terdampak <a href="https://www.republika.id/posts/45818/pemerintah-janji-kedepankan-nonyudisial-di-rempang">ke lokasi yang dianggap lebih baik.</a></p>
<p>Terjebak dalam risiko penjajahan lahan, masyarakat Rempang pun melawan. Tak hanya berdemonstrasi, mereka juga melakukan somasi, banding administasi, hingga gugatan ke <a href="https://koran.tempo.co/read/nasional/484771/upaya-hukum-rempang-tolak-penggusuran">Pengadilan Tata Usaha Negara.</a> </p>
<h2>Paradoks transisi energi</h2>
<p>Selain Rempang, kita juga bisa melihat pola kolonialisme energi di berbagai daerah. </p>
<p>Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Batang Toru di Sumatra Utara, misalnya, yang menggaet perusahaan negara asal Cina. Proyek ini menenggelamkan dua desa, ribuan hektare <a href="https://medanbisnisdaily.com/news/online/read/2020/07/20/113430/simarboru_urai_konflik_dengan_pengakuan_hak_hak_masyarakat_adat/">lahan masyarakat adat,</a> menerabas hutan, dan membendung air sungai. </p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/B8JV5ukgviI/?utm_source=ig_web_copy_link","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<p>Ada juga proyek <a href="https://indonews.id/artikel/323722/Masyarakat-Adat-Minta-Pemda-Manggarai-Barat-Cabut-Izin-Proyek-Geothermal-Wae-Sano/">Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Wae Sano</a> di Nusa Tenggara Timur yang didanai Bank Dunia. Masyarakat di tiga kampung adat Dasak, Lunang, dan Lempe menolak proyek ini.</p>
<p>Kasus-kasus tersebut mengindikasikan kolonialisme energi masih menghantui kaum adat Indonesia. Risikonya semakin tinggi, karena pemerintah menginginkan <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20231109/44/1712674/jokowi-resmikan-plts-terapung-cirata-terbesar-di-asia-tenggara">proyek energi berskala besar</a> lebih banyak dibangun di tanah air. </p>
<p>Tanpa perlindungan hak-hak kaum adat yang memadai, rencana di atas menjadi paradoks mengingat masyarakat adat <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305750X20300498">berperan besar</a> menjaga keutuhan ekosistem dan kelestarian keanekaragaman hayati lingkungan sekitarnya.</p>
<p>Ruang hidup masyarakat patut dihormati, bukan dengan cara menggerus, merelokasi apalagi memaksa mereka meninggalkan ruang hidup—yang merupakan <a href="https://www.oecd-ilibrary.org/sites/fc2b28b3-en/index.html?itemId=/content/component/fc2b28b3-en">identitas tak terpisahkan</a> sebagai masyarakat adat.</p>
<h2>Dekolonisasi transisi energi terbarukan</h2>
<p>Pengakuan dan perlindungan hak-hak adat, pengetahuan tradisional, dan kearifan lokal masyarakat asli adalah kunci untuk mencegah eskalasi konflik akibat <a href="https://theconversation.com/topics/transisi-energi-125327">transisi energi terbarukan.</a></p>
<p>Oleh karena itu, perlu adanya dorongan agar pemerintah segera membahas pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Masyarakat Hukum Adat. RUU ini, perlu mengatur agar program-program pemerintah (termasuk transisi energi) menghargai sikap masyarakat adat. </p>
<p><div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{"url":"https://www.instagram.com/p/Cy24geryGID/?utm_source=ig_web_copy_link\u0026igshid=MzRlODBiNWFlZA==","accessToken":"127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20"}"></div></p>
<p>Penghargaan ini harus terjabarkan dalam pelibatan masyarakat secara aktif di setiap detail pengambilan keputusan yang berdampak pada wilayah dan ruang hidup mereka. Masyarakat adat perlu turut serta sejak dalam tahap perencanaan, implementasi, dan pemantauan program dan proyek yang didukung pemerintah. </p>
<p>Pemilihan presiden-wakil presiden, DPR, DPRD, DPD, dan kepala daerah 2024 dapat menjadi momentum bagi kita untuk memperjuangkan hak-hak bagi masyarakat adat dan advokasi pengesahan RUU Masyarakat Adat. </p>
<p>Indonesia dapat mencontoh praktik-praktik terbaik dalam pemberdayaan masyarakat adat untuk mengembangkan energi terbarukan. <a href="https://www.ihrb.org/focus-areas/just-transitions/community-ownership-of-renewable-energy-how-it-works-in-nine-countries">Di Kanada,</a> misalnya, masyarakat adat mengontrol aset energi terbarukan bernilai tinggi dan berpartisipasi dalam 197 inisiatif energi terbarukan.</p>
<p>Selain mengesahkan RUU Masyarakat adat, pemerintah pusat dan daerah juga harus mempermudah kaum adat untuk mengurus status hukum dan ruang hidup mereka. Saat ini, dari 50 juta ha tanah adat yang terdata, baru <a href="https://theconversation.com/perjuangan-masyarakat-adat-di-indonesia-dalam-merebut-kembali-tanah-leluhur-mereka-216753">15% di antaranya yang diakui pemerintah.</a> Pengakuan ini penting karena, berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 Tahun 2012, negara tak bisa mengutak-atik <a href="https://www.aman.or.id/wp-content/uploads/2018/05/putusan_sidang_35-PUU-2012-Kehutanan-telah-ucap-16-Mei-2013.pdf">ruang hidup masyarakat adat</a>. </p>
<p>Pemberdayaan masyarakat adat dalam hal pengetahuan dan keputusan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/217834/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nikodemus Niko tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Penjajahan dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat, tak hanya pihak asing. Masyarakat adat menjadi pihak terjajah karena ruang hidup yang terebut dan hak-hak mereka diberangus.Nikodemus Niko, Lecturer, Universitas Maritim Raja Ali HajiLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2181252023-11-21T03:14:37Z2023-11-21T03:14:37ZVisi dan misi capres-cawapres 2024 soal transisi energi: siapa yang lebih unggul?<p><a href="https://theconversation.com/topics/pemilu-2024-100004">Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024</a> amat krusial bagi masa depan <a href="https://theconversation.com/topics/transisi-energi-125327">transisi energi Indonesia.</a> Pasalnya, pada beberapa tahun mendatang pemerintah harus ngebut untuk memperbanyak listrik energi terbarukan di tanah air guna memenuhi komitmen <a href="https://theconversation.com/topics/perjanjian-paris-75349">Perjanjian Paris</a>-–kesepakatan penanganan perubahan iklim global. </p>
<p>Pada 2030 atau tujuh tahun lagi, Indonesia <a href="https://unfccc.int/sites/default/files/NDC/2022-09/23.09.2022_Enhanced%20NDC%20Indonesia.pdf">berkomitmen</a> mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 31,89% dengan usaha sendiri atau 43,2% dengan bantuan internasional. Indonesia juga menargetkan sumbangan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sistem kelistrikan nasional pada 2030 sebesar <a href="https://jetp-id.org/storage/jetp-comprehensive-investment-and-policy-plan-2023-draft-for-public-consultation-en.pdf">44%</a>. Sementara, hingga saat ini, bauran energi terbarukan kita baru sekitar <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20231006151603-4-478552/baru-128-bauran-energi-hijau-ri-masih-jauh-dari-target">13%</a>.</p>
<p>Lebarnya jurang antara target dan pencapaian ini menciptakan pekerjaan rumah besar bagi kepemimpinan berikutnya. </p>
<p>Ada tiga calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mohammad Mahfud Md, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.</p>
<p>Saya membaca dokumen visi-misi ketiga pasangan capres-cawapres. Seluruh kandidat memang menyertakan visi transisi energi dengan fokus yang berbeda satu dengan yang lain.</p>
<p>Pasangan <a href="https://www.receh.in/2023/10/download-pdf-visi-misi-anies-imin.html">Anies-Muhaimin,</a> fokus untuk memastikan ketersediaan pasokan energi nasional sembari beralih ke energi terbarukan. Sementara itu, <a href="https://www.receh.in/2023/10/download-pdf-visi-misi-ganjar-mahfud.html">pasangan Ganjar-Mahfud</a> menekankan pentingnya penggunaan energi terbarukan secara massal di masyarakat. Visi dan misi pasangan <a href="https://www.receh.in/2023/10/download-pdf-visi-misi-prabowo-gibran.html">Prabowo-Gibran</a> soal transisi energi nasional menitikberatkan pencapaian swasembada energi.</p>
<p>Namun, meski telah menyinggung rencana transisi energi, visi-misi para kandidat masih memiliki beberapa kekurangan terutama dalam target energi bersih dan pemerataan aksesnya. Kandidat perlu memoles visi-misi serta programnya agar publik dapat mengetahui seberapa serius mereka menjadikan sektor energi lebih ramah lingkungan. </p>
<p>Setidaknya terdapat tiga prioritas area sebagai agenda besar transisi energi nasional yang masih memerlukan komitmen kepemimpinan nasional.</p>
<h2>1. Pensiun dini PLTU</h2>
<p><a href="https://energyandcleanair.org/publication/ambiguities-versus-ambition-a-review-of-indonesias-energy-transition-policy/">Kelebihan produksi listrik</a> terutama dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan salah satu hambatan utama transisi energi nasional. Hingga 2022, total kapasitas PLTU terpasang di Indonesia mencapai <a href="https://mediaindonesia.com/ekonomi/554378/bauran-ebt-indonesia-di-2022-hanya-capai-1411">42,1 gigawatt</a>. Konsumsi batu bara pada tahun yang sama mencapai titik tertinggi dalam sejarah, sebesar <a href="https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-handbook-of-energy-and-economic-statistics-of-indonesia-2022.pdf">745 juta barel setara minyak</a>, dan emisinya mencapai 404 juta ton CO2.</p>
<p>Pembatasan pembangunan <a href="https://theconversation.com/ini-daftar-proyek-pltu-batu-bara-baru-yang-mangrak-dan-layak-dibatalkan-211194">PLTU baru</a> serta pensiun dini PLTU yang sudah ada dan berjalan wajib menjadi agenda utama dalam visi-misi capres-cawapres. Upaya penutupan dini PLTU menjadi masalah yang tak kunjung usai sebab membutuhkan pendanaan yang sangat besar, sekitar <a href="https://iesr.or.id/en/pustaka/financing-indonesias-coal-phase-out">USS$27,5 miliar (Rp425 triliun)</a>.</p>
<p>Pasangan Anies-Muhaimin serta Prabowo-Gibran menyebutkan secara eksplisit bahwa <a href="https://theconversation.com/riset-temukan-rencana-pensiun-dini-pltu-tak-melibatkan-pemerintah-daerah-214728">pengakhiran dini PLTU</a> menjadi salah satu program kerja yang diusung. Namun, langkah yang ditawarkan serta rencana pendanaan masih tidak jelas. Sebaliknya, pasangan Ganjar-Mahfud belum menyentuh isu penutupan dini PLTU dalam dokumen visi-misi mereka.</p>
<p>Demi memastikan target pemangkasan emisi di tahun 2030, ketiga pasangan capres dan cawapres sepatutnya merencanakan pensiun dini <a href="https://theconversation.com/topics/pltu-88714">PLTU</a> secara konkret serta realistis agar tidak sekadar menjadi jargon untuk menarik suara pemilih.</p>
<h2>2. Peningkatan bauran energi terbarukan</h2>
<p>Target bauran <a href="https://theconversation.com/potensi-energi-terbarukan-indonesia-sebesar-apa-dan-bagaimana-cara-memanfaatkannya-206185">energi terbarukan</a> Indonesia saat ini (13%) masih jauh dari target 2030 (44%). Pasangan capres-cawapres seharusnya menampilkan target angka bauran energi terbarukan pada akhir kepemimpinan yaitu 2029 dalam dokumen visi-misinya. Hal ini penting demi transparansi serta memudahkan masyarakat dalam menilai kinerja mereka saat terpilih.</p>
<p>Sayangnya, hanya pasangan Ganjar-Mahfud yang menampilkan target bauran energi terbarukan sebesar 25-30% di tahun 2029. </p>
<p>Kedua pasangan lain tidak mencantumkan target spesifik dalam dokumen visi-misinya. Pasangan Anies-Muhaimin serta Prabowo-Gibran hanya menjanjikan upaya diversifikasi sumber energi bersih seperti ke panas bumi dan biomassa.</p>
<p>Upaya transisi dari energi fosil ke energi terbarukan juga harus memperhatikan aspek ketersediaan energi murah bagi masyarakat. Aspek ini dapat dijabarkan para kandidat dalam bentuk program kerja untuk menjembatani transisi energi. <a href="https://www.iea.org/energy-system/fossil-fuels/natural-gas#:%7E:text=term%20demand%20fluctuations.-,What%20is%20the%20role%20of%20natural%20gas%20in%20clean%20energy,variable%20wind%20and%20solar%20power.">Pemanfaatan gas alam</a> serta pengembangan <a href="http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/teknologi-penangkapan-dan-penyimpanan-karbon-bisa-jadi-solusi-perubahan-iklim">teknologi penangkapan karbon</a> dapat menjadi bagian dari rencana strategis yang ditawarkan oleh ketiga pasangan.</p>
<h2>3. Pemerataan akses energi</h2>
<p>Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan kompleks dalam upaya <a href="https://theconversation.com/mengapa-program-listrik-pemerintah-belum-sanggup-mendorong-pemerataan-kesejahteraan-175849">pemerataan akses energi</a> bagi seluruh penduduknya. Pemerataan akses penting agar transisi energi memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi seluruh warga negara, bukan hanya penduduk di kota-kota.</p>
<p>Untuk mengatasi tantangan tersebut, Presiden terpilih perlu berfokus mengembangkan infrastruktur jaringan listrik lintas pulau agar pembangkit listrik energi terbarukan saling terhubung dan menyangga satu sama lain. </p>
<p>Sayangnya, isu ini tak banyak disentuh secara gamblang dalam dokumen visi-misi ketiga pasangan capres-cawapres. Seluruh kandidat hanya menuangkan janji pemerataan ekonomi melalui percepatan pembangunan infrastruktur antarpulau.</p>
<p>Realisasi infrastruktur jaringan listrik antarpulau memerlukan perencanaan rinci yang harus menjadi bagian dalam program kerja mengingat besarnya dana yang dibutuhkan. Indonesia membutuhkan setidaknya <a href="https://jetp-id.org/storage/jetp-comprehensive-investment-and-policy-plan-2023-draft-for-public-consultation-en.pdf">US$3 miliar (Rp47 triliun) per tahun</a> untuk mengembangkan jaringan listrik di Indonesia hingga 2030.</p>
<p>Selain jaringan listrik antarpulau, kepemimpinan berikutnya juga perlu membuat regulasi dan penerapan <a href="https://theconversation.com/energi-surya-adalah-raja-listrik-namun-pelaksanaannya-butuh-lebih-banyak-insentif-166902">pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap bangunan</a> secara luas. Pasalnya, <a href="https://theconversation.com/topics/plts-85792">PLTS</a> atap dapat meningkatkan penetrasi energi terbarukan di masyarakat khususnya di luar pulau-pulau besar dengan akses energi dan daya beli yang terbatas.</p>
<p>Guna mendukung berbagai agenda percepatan transisi energi, Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional dengan komitmen iklim yang kuat. Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang mampu menerjemahkan strategi transisi energi menjadi kebijakan serta program yang konkret dan efektif.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/218125/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Denny Gunawan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Meski telah menyinggung rencana transisi energi, visi-misi para kandidat masih memiliki beberapa kekurangan terutama dalam target energi bersih dan pemerataan aksesnya.Denny Gunawan, Postdoctoral Research Associate, ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy, Particles and Catalysis Research Laboratory, UNSW SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2161832023-10-24T02:45:06Z2023-10-24T02:45:06ZKonflik Rempang: bagaimana proyek transisi energi yang didukung Cina justru merampas lahan rakyat (bagian 2)<p><em>Tulisan ini merupakan bagian kedua dari analisis seputar konflik Rempang. Bagian pertama dapat diakses <a href="https://theconversation.com/konflik-rempang-bagaimana-proyek-transisi-energi-yang-didukung-cina-justru-merampas-lahan-rakyat-bagian-1-216178">di sini.</a></em></p>
<h2>Kompensasi: setetes air di lautan</h2>
<p>Proyek Rempang Ecocity dan panel surya di Kepulauan Riau menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Para menteri kini telah dikerahkan ke lokasi tersebut untuk meyakinkan penduduk setempat agar mendukung proyek tersebut, dan mendengarkan pendapat mereka. Salah satunya adalah Menteri Investasi, <a href="https://en.tempo.co/read/1773595/minister-bahlil-visits-rempang-island-to-find-best-solution-without-violence">Bahlil Lahadalia</a>.</p>
<p>Pada saat yang sama, warga diberi tahu tanggal penggusuran jatuh pada 28 September 2023. Perwakilan <a href="https://bpbatam.go.id/en/">BP Batam</a> menyuruh mereka menandatangani formulir persetujuan paling lambat pertengahan September atau berisiko kehilangan kompensasi yang ditawarkan. </p>
<p>Warga desa pun diberi tahu mengenai ketentuan kompensasi: sebuah rumah seluas 45 meter persegi, di atas tanah seluas 500 meter persegi. Rumah dan tanah tersebut diperkirakan berharga sekitar Rp120 juta.</p>
<p>Warga menolak ganti rugi, bahkan ada yang menuntut kenaikan kompensasi berupa rumah seluas 70 meter persegi, tanah 1.000 meter persegi, dan uang tunai Rp200 juta. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh seorang komentator politik <a href="https://kbanews.com/english-edition/land-and-cultural-conflict-in-rempang-balancing-progress-and-heritage/">di pers lokal</a>, jika permintaan yang lebih tinggi ini dipenuhi, pemerintah harus mengeluarkan biaya sebesar Rp1,04 triliun untuk memberikan kompensasi kepada seluruh penduduk. </p>
<p>Meski demikian, bila usulan nilai investasi proyek Rempang Ecocity sebesar Rp381 triliun, apalah arti jumlah kompensasi yang tak sampai 0,3% dari total biaya?</p>
<p>Ketika pemerintah akhirnya berbicara dengan masyarakat di Rempang, dan ketika kompensasi sedang dibahas, beberapa masyarakat telah menandatangani surat relokasi. Ada yang mengatakan mereka berada di bawah tekanan kuat untuk melakukan hal tersebut.</p>
<p>Namun, hal tersebut bukanlah narasi yang didorong oleh BP Batam dalam perang opini publik. Dalam siaran pers terbarunya, mereka <a href="https://bpbatam.go.id/en/progres-rempang-eco-city-25-kk-sudah-tempati-hunian-sementara/">mengklaim</a> bahwa pada waktunya sebagian besar penduduk pada waktunya pasti akan menerima perubahan itu secara sukarela. Laporan tersebut mengutip Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, yang mengatakan, “tidak ada paksaan atau intervensi,” dan pilihan untuk direlokasi dibuat “murni dari hati masyarakat” yang mendukung proyek Ecocity.</p>
<p>Kendati demikian, ada warga yang bertahan. Mereka meyakini bahwa “orang Melayu tidak bisa dibeli”, atau dipindahkan dari tanah mereka. Gagasan bahwa komunitas Melayu lokal tidak untuk dijual diulangi oleh banyak kontak saya. Slogan yang kuat ini juga tercetak pada poster-poster yang dipajang di desa-desa Rempang yang berisi gerakan demonstrasi menentang pabrik kaca dan ecocity.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1703568089239998469"}"></div></p>
<p>Desas-desus dan ancaman bahwa perlawanan di Rempang akan berujung pada pembatalan mulai beredar. Namun, hal ini telah <a href="https://inp.polri.go.id/2023/09/20/minister-luhut-confident-in-xinyi-groups-rempang-investment-amid-conflicts/">dibantah</a> di tingkat tertinggi. Tetap saja, protes memaksa pemerintah untuk menunda tanggal penggusuran, meskipun mereka tetap bertekad untuk memulai produksi panel surya di Rempang pada <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-09-27/indonesia-to-build-25-billion-project-rocked-by-violent-clashes?leadSource=uverify%20wall">2024</a>. </p>
<p>Pemerintah juga terpaksa <a href="https://voi.id/en/economy/314059">bernegosiasi dengan pengunjuk rasa</a> mengenai kompensasi, dan telah memindahkan lokasi relokasi dari Pulau Galang ke <a href="https://www.thejakartapost.com/front-row/2023/10/02/visit-to-tanjung-banon-indicates-eco-city-development-is-near.html">Tanjung Banon</a>, sebuah distrik di sudut tenggara Rempang.</p>
<p>Ada juga pembicaraan tentang relokasi bertahap dan pengurangan wilayah proyek. Beberapa orang di pemerintahan berpendapat bahwa berpindah ke pulau yang sama, dan menangkap ikan hanya beberapa kilometer dari rumah lama mereka, bahkan tidak bisa disebut relokasi. Namun bagi mereka yang terus menolak proyek tersebut, satu-satunya rumah mereka yang sebenarnya adalah tempat mereka tinggal saat ini, dan tempat sejarah mereka berada. </p>
<p>Karena harus memperhitungkan relokasi, warga menanyakan pertanyaan mendasar seperti: di mana anak kita akan belajar? Dan apakah pabrik panel surya akan menggantikan <a href="https://voi.id/en/news/311679">kuburan leluhur Melayu</a>?</p>
<p>Setelah berjuang sendirian untuk mendapatkan haknya selama berbulan-bulan, masyarakat Rempang akhirnya mendapat bantuan dari kelompok masyarakat sipil dan lembaga bantuan hukum. Pada Agustus 2023, seorang aktivis masyarakat sipil dari Jakarta mengatakan kepada saya “terlalu banyak konflik sumber daya dan lahan di Indonesia. Sesuatu selalu terjadi di 17.500 pulau kita. Sulit untuk mengimbangi dan terlibat dalam segala hal”.</p>
<p>Namun mulai September, <a href="https://en.tempo.co/read/1775087/civil-coalition-opens-legal-aid-post-in-rempang">kelompok masyarakat sipil terkemuka</a> membantu warga Rempang dengan sebuah strategi untuk melawan. Bantuan hukum telah ditawarkan sehubungan dengan hak atas tanah mereka sebagai penduduk lama. Beberapa di antaranya bahkan memiliki hubungan dengan Rempang setidaknya sejak <a href="https://www.foei.org/rempang-island-indonesia-solidarity/">awal 1800-an</a>.</p>
<h2>Dampak buruk transisi energi hijau?</h2>
<p>Kontak saya di Rempang tidak setuju dengan usulan perpindahan ke Pulau Galang. Dia juga tidak terkesan dengan lokasi alternatif yang lebih kecil di Tanjung Banon.</p>
<p>Salah satu dari mereka berkata: “Bagaimana Anda bisa mengambil orang-orang dari 16 desa, dan menempatkan mereka di satu pulau kecil? Akan ada konflik atas tanah dan penangkapan ikan. Kita semua adalah nelayan.”</p>
<p>Yang menambah keraguan adalah gagasan bahwa pemerintah mungkin mempertimbangkan untuk memindahkan mereka ke Galang—sebuah pulau yang mereka kenal sebagai “pulau pengungsi Vietnam”.</p>
<p>Galang menampung manusia perahu dari Vietnam, Kamboja, dan Laos di bawah naungan <a href="https://refugeecamps.net/GalangCamp.html">UNHCR antara 1975-1996</a>. Mereka adalah pengungsi yang berada dalam ketidakpastian, karena mereka mencari izin dokumen untuk bermigrasi ke negara-negara kaya seperti Amerika Serikat dan Australia. </p>
<p>Saat pandemi melanda, Galang menjadi rumah bagi <a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2022/12/22/galang-island-covid-emergency-hospital-closes.html">rumah sakit darurat COVID</a> di wilayah tersebut. Dapat dimengerti bahwa orang-orang yang saya ajak bicara sangat marah karena dianggap sebagai “sisa” oleh pemerintah mereka sendiri-–hasil kebijakan negara yang menampung para pengungsi dan orang-orang sakit dan sekarat yang perlu diisolasi dari masyarakat lainnya.</p>
<p>Sangat mudah untuk memahami kemarahan mereka yang tertinggal, atau bahkan terinjak-injak, dalam upaya global menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Penduduk lokal ini, terkadang secara harfiah, berada di ambang transisi, tapi kebutuhan mereka—dan terkadang bahkan hak asasi mereka—dianggap tidak begitu penting.</p>
<p>Seringkali investasi Cina lah yang menjadi <a href="https://time.com/6313609/indonesia-rempang-eco-city-protests-china/">berita utama</a>. Namun, penelitian saya yang sedang berlangsung memperjelas bahwa inti dari model pembangunan yang sudah lama ada di kawasan ini menemukan masyarakat lokal hanya dianggap sebagai residu. <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/dech.12742">Tulisan saya tentang negara <em>Global South</em></a> juga menjelaskan lebih luas lagi bahwa perkembangan kolonial dan pascakolonial serta kesenjangan struktural negara utara - selatan dibangun di atas gagasan tentang “orang yang lain” yang bersifat sisa, terimbas sentimen ras, dan inferior atau lebih rendah.</p>
<p>Transisi ke energi ramah lingkungan memperkuat hierarki yang sudah lama ada. Peristiwa yang terjadi di Rempang hanyalah puncak gunung es, karena daerah-daerah termiskin di wilayah Selatan menjadi pemasok kebutuhan energi dunia.</p>
<p>Batam, dan pulau-pulau tetangganya di Riau, pertama kali dirumuskan sebagai zona perdagangan dan logistik minyak oleh perusahaan-perusahaan Amerika dan kontraktor bahan bakar fosil pada akhir 1960an. AS bersekutu dengan militer <a href="https://theconversation.com/backgrounder-what-we-know-about-indonesias-1965-anti-communist-purge-66338">Jenderal Suharto</a>, melawan Presiden Sukarno yang nasionalis berhaluan kiri dalam konteks Perang Dingin. Dengan dukungan AS, Orde Baru pimpinan diktator Suharto memerintah Indonesia dari tahun 1968-98.</p>
<p>AS adalah produsen minyak terbesar di Indonesia saat itu. <a href="https://www.caltex.com/id/en/about-us/who-we-are/our-journey.html">Caltex</a>, sebuah usaha patungan antara Texaco dan Chevron, pada puncak produksinya bisa menghasilkan <a href="https://oilandgascourses.org/the-amazing-chevron-pacific-indonesia/">satu juta barel minyak per hari</a>. </p>
<p>Batam, sebagai pusat logistik regional-–kemudian menjadi pusat manufaktur dan jasa, merupakan ciptaan era Suharto. Kota ini merupakan pintu keluar utama perdagangan minyak mentah dari Batam ke Singapura, dan lebih jauh lagi. </p>
<p>Batam juga merupakan pintu masuk bagi minyak olahan. Perusahaan-perusahaan minyak barat dan pendukungnya di Indonesia mengumpulkan keuntungan dengan mengorbankan lingkungan yang hancur, dan <a href="https://monthlyreview.org/2022/12/01%20/ibukota-pertambangan-dan-negara-indonesia/">penduduk lokal yang kehilangan haknya</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/a-tale-of-two-cities-why-indonesia-is-planning-a-new-capital-on-borneo-and-abandoning-jakarta-podcast-181134">A tale of two cities: why Indonesia is planning a new capital on Borneo – and abandoning Jakarta. Podcast</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sementara itu, masyarakat di pulau-pulau kecil di sekitar Batam hanya menerima listrik empat sampai enam jam sehari dari PLN. Mereka merasakan <em>déjà vu</em> ketika pemerintah mereka kembali memulai proyek ambisius dengan perusahaan asing. Sekali lagi, sumber daya mereka akan digunakan untuk investasi yang menghasilkan uang. Mereka akan menjadi residu, untuk diusir dari tanahnya. Hanya saja kali ini, di kampung mereka di Rempang, mereka memutuskan untuk melawan.</p>
<p>Seiring upaya dunia meningkatkan konsumsi energi ramah lingkungan, dengan adanya tuntutan terhadap sumber daya seperti pasir, tanah, dan air, sebaiknya kita mempertimbangkan pihak yang diuntungkan dan dirugikan dalam proses ini. Saat ini sedang banyak pembicaraan mengenai keadilan iklim dan energi di kalangan internasional. Gagasan tentang transisi energi ramah lingkungan bisa menjadi “<a href="https://climatepromise.undp.org/news-and-stories/what-just-transition-and-why-it-important">adil</a>” agar tidak ada dalam ruang-ruang yang bergejolak di Rempang.</p>
<p>Menghadapi kehilangan segala sesuatu yang mereka anggap miliknya, masyarakat Rempang tidak tahan menunggu keadilan ditegakkan. Mereka memperjuangkannya di lapangan. Ini mungkin satu-satunya cara agar mereka didengar dan diperhitungkan dalam transisi energi ramah lingkungan global.</p>
<p><em>The Conversation telah menghubungi pemerintah Indonesia dan grup Artha Graha melalui surel dan pesan instan untuk memberikan komentar, tetapi hingga berita ini diterbitkan mereka tidak merespons.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/216183/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nikita Sud menerima dana dari Oxford University Press yang didukung John Fell Fund di Universitas Oxford. Referensi hibah: 0012658.</span></em></p>Konflik Rempang menunjukkan bahwa unjuk gigi energi bersih negara-negara global justru menciptakan “zona pengorbanan” di negara-negara berkembang.Nikita Sud, Professor of the Politics of Development, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2161782023-10-24T02:45:03Z2023-10-24T02:45:03ZKonflik Rempang: bagaimana proyek transisi energi yang didukung Cina justru merampas lahan rakyat (bagian 1)<p>Saya pertama kali mengunjungi pulau Rempang pada musim Panas 2022. Saat itu, saya disambut ladang subur yang ditumbuhi pohon kelapa dan pisang, desa nelayan dengan rumah panggung yang menjorok ke air, dan perahu yang membawa orang melintasi puluhan pulau di kepulauan Riau. </p>
<p>Saya pergi ke sana dengan perjalanan feri yang menyenangkan selama satu jam dari Singapura yang ramai dan penuh kaca-kaca gedung. Persinggahan saya di Rempang terasa seperti dunia lain.</p>
<p>Saya bersama kolega Indonesia (seorang pengacara lingkungan dan pegiat komunitas adat Melayu) tiba di Rempang dari <a href="https://www.indonesia.travel/%20inggris/en/destinasi/sumatra/batam">Batam</a>, pusat ekonomi provinsi Kepulauan Riau: zona khusus manufaktur, perdagangan dan logistik. Kami berangkat dari Batam menuju Rempang dengan melintasi salah satu dari enam jembatan besi yang menghubungkan pulau Batam, Rempang dan Galang. Jaringan jembatan inilah yang menjadikan pulau-pulau tersebut menjadi kawasan ekonomi yang kini disebut kawasan Barelang.</p>
<p>Penelitian saya yang sedang berlangsung berusaha menyelidiki bagaimana upaya internasional untuk energi ramah lingkungan “mengorbankan” negara-negara berkembang. Transisi ke energi ramah lingkungan, bukannya menciptakan kesepakatan baru yang lebih bersih, justru memperkuat kesenjangan dan hierarki yang mengakar.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Jembatan gantung besar" src="https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/552772/original/file-20231009-19-qgpzcr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jembatan Batam Rempang Galang (Barelang). Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Rempang dan Pulau Galang.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/batam-rempang-galang-bridge-barelang-this-2099136529">Shutterstock/NPCplastik</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Saya tertarik dengan Rempang ketika melihat berita yang menggembar-gemborkan revolusi energi terbarukan. Perusahaan-perusahaan dari Singapura, Portugal, dan sekitarnya <a href="https://www.reuters.com/business/energy/sunseap-build-2-bln-floating-solar-farm-indonesia-worlds-largest-2021-07%20-22/">menandatangani perjanjian</a> pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) yang luas di waduk lokal di wilayah Batam. Rencananya, energi bersih yang dihasilkan akan diangkut dari pulau Batam, Bulan, dan Rempang di Indonesia bagian barat—yang diterangi matahari—ke Singapura yang padat energi melalui kabel bawah laut.</p>
<p>Namun, saat mencapai pulau-pulau tersebut, dan mengunjungi lokasi yang disebutkan dalam berita, saya tidak melihat tanda-tanda aktivitas energi ramah lingkungan. Airnya tenang. Tidak ada pembangkit listrik tenaga surya yang terlihat. Saya mengangkat bahu, bertemu teman-teman, makan makanan laut segar di restoran kecil <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Kelong">Kelong</a> yang setengahnya berada di darat dan setengah lagi di laut, kemudian kembali ke Singapura dengan feri.</p>
<h2>‘Perampasan tanah yang didukung negara’</h2>
<p>Saat saya kembali ke Rempang setahun kemudian, situasinya sungguh berbeda. Suasana di sana mencekam. Jalanan disesaki polisi bersenjata. Truk-truk militer berukuran besar bergerak dengan menakutkan di atas aspal, memantau situasi.</p>
<p>Penduduk desa berdiri berkelompok. Mereka cemas dan meyakini informasi dari pesan WhatsApp dan informasi dari mulut ke mulut tentang apa yang tampaknya seperti <a href="https://academic.oup.com/edited-volume/44609%20/bab/393367359">perampasan tanah yang didukung negara</a>.</p>
<p>Masyarakat mengadakan protes karena 16 desa dan 7.500 penduduk Rempang menghadapi ancaman penggusuran, seiring cepatnya rencana untuk mengubah rumah mereka menjadi pusat transisi hijau global. Pemerintah Indonesia dan konsorsium bisnis yang didukung Cina ingin <a href="https://time.com/6313609/indonesia-rempang-eco-city-protests-china/">memindahkan seluruh warga Rempang</a> ke pulau lain. Ruang hidup mereka akan menjadi pusat manufaktur panel surya yang besar, ladang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan proyek “Rempang Ecocity”.</p>
<p>Video yang direkam oleh warga dari lokasi protes menunjukkan aparat militer dan polisi bersenjata bentrok dengan petani dan nelayan di Rempang. Video-video tersebut, beberapa di antaranya telah diunggah ke media sosial, menunjukkan orang-orang terlempar ke tanah, berdarah-darah, dan tampaknya dianiaya oleh pasukan negara.</p>
<p>Ada banyak penangkapan. Teman dan kenalan kerap memberi tahu saya bahwa polisi dan otoritas pemerintah memanggil orang yang diduga pengunjuk rasa, memeriksa ponsel mereka untuk mencari bukti yang memberatkan. Mereka juga menggeledah rumah, kehidupan kerja, dan urusan perpajakan mereka.</p>
<p>Warga memahami dengan jelas bahwa ini tak lebih dari “pelecehan” dan “tekanan” untuk menyerahkan tanah mereka dan menarik diri dari perjuangan.</p>
<p>Selain konfrontasi besar dan terpublikasi, warga Rempang juga menolak perambahan yang dilakukan setiap hari terkait proyek Ecocity. Dalam perlawanan spontan di desa-desa yang terdampak, perempuan—termasuk ibu-ibu dan nenek-nenek bercadar—memblokir jalan untuk mencegah pejabat pemerintah memasuki desa untuk mengukur tanah mereka. </p>
<p>Video lainya menunjukkan mereka meratap ketika polisi bersenjata mendekat. Di tempat lain, gadis-gadis muda dan wanita tua terlihat dalam keadaan setengah sadar, dibawa ke rumah sakit setelah terkena gas air mata.</p>
<p></p>
<p>Bagaimana kondisi di Rempang bisa berubah cepat? Sejak April 2023, tersiar kabar bahwa seorang pengusaha kaya dari Jakarta akan membangun “kota kecil” di Rempang. Pengusaha ini dilaporkan menghasilkan uang dan reputasinya <a href="https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612127265/tommy-winata-anatomi-kolusi-pengusaha-militer">melalui bisnis yang dijalankan atas nama militer Indonesia</a>, sebelum beralih ke <a href="https://www.tatlerasia.com/people/tomy-winata">perbankan dan real estat</a>.</p>
<p>Pada Agustus, warga yang memiliki informasi lebih baik menyimpulkan bahwa proyek di Rempang tersebut adalah kolaborasi antara Artha Graha Group milik Tomy Winata, dan “produsen kaca” asal Cina. Sebulan kemudian, Winata sendiri <a href="https://en.tempo.co/read/1775361/tomy-winata-its-just-miscommunication">diwawancarai media</a> untuk membicarakan rencananya untuk proyek Rempang Ecocity. <a href="https://futuresoutheastasia.com/rempang-eco-city/">Pelaksanaan proyek ini</a>–yang disambut antusias oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam, pemerintah Kepulauan Riau, dan yang terpenting, pemerintah pusat di Jakarta—-semakin dekat.</p>
<p>Proyek Rempang Ecocity akan menggusur 16 desa di pulau Rempang dan akan memakan lahan seluas 17 ribu hektar (satu hektar persegi kira-kira setara dengan satu lapangan rugbi). Ketika mendiskusikan angka-angka ini di antara mereka sendiri, warga bertanya kepada saya: “Mengapa mereka membutuhkan begitu banyak lahan?” dan “apa yang akan mereka lakukan dengan itu?”</p>
<p>Seorang nelayan tua dan berwatak lembut yang saya temui pada bulan Agustus, yang sedang mencoba mengorganisasi perlawanan terhadap investasi misterius sokongan Jakarta bersama Cina, mengatakan bahwa dia resah dengan penggusuran masyarakat:</p>
<blockquote>
<p>Orang-orang di sini punya sejarah. Seluruh cerita mereka ada di area ini. Mereka mencintai tanah ini. Mereka tinggal di sini. Kalian dapat membuat proyek di sini, silakan. tapi bangunlah di area kosong. Apa pun yang kalian lakukan, jangan ganggu kami. Pertahankan kami di sini, berikan pekerjaan kepada anak-anak kami… Kalau orang bertanya kepada saya, di mana desamu, saya jawab Bapke (nama samaran). Nanti, apa yang akan saya katakan? Identitas kami akan hilang.</p>
</blockquote>
<h2>Tetesan informasi yang berujung kekerasan</h2>
<p>Saat pertama kali mengetahui proyek Rempang, warga mempetisi berbagai lapisan pemerintahan, menggelar pertemuan, bahkan pergi ke Jakarta untuk mencoba menemui pejabat. Namun, saat akhirnya merasa tidak direspons, orang-orang pun mulai berpikir untuk turun ke jalan.</p>
<p>Pada pertengahan Agustus, kelompok-kelompok tersebut bertemu di kafe-kafe lokal dan di rumah para pemimpin masyarakat. Mereka bertekad untuk tidak menyerahkan tanah mereka. Salah satu anggota kelompok yang berkumpul di Batam mengatakan kepada saya, “ada pertemuan pemuda Melayu untuk merencanakan protes di [jembatan] Barelang, dan di kantor [Wali Kota Batam]. Kami di sini untuk mendiskusikan situasi ini. Kami akan membahasnya. Kami akan mengadakan protes beberapa hari lagi”.</p>
<p>Pada pekan terakhir Agustus, terjadi demonstrasi yang diorganisasi oleh masyarakat di berbagai lokasi di Rempang dan Batam. Unjuk rasa oleh organisasi masyarakat sipil juga berlangsung di Jakarta. Tak lama kemudian, kontak saya membicarakan tentang “bentrokan antara masyarakat dan BP Batam”. Demonstrasi yang semakin besar kemudian bermunculan, tidak hanya melibatkan warga Rempang, tetapi juga etnis Melayu dari pulau-pulau sekitarnya. Pada protes awal ini, pasukan polisi hadir, terjadi ketegangan, tapi tidak ada kekerasan.</p>
<p>Meski dihujani protes, pihak berwenang hanya menganggap ketidakpuasan masyarakat sebagai “<a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2023/09/14/jokowi-downplays-rempang-riot-as-miscommunication.html">miskomunikasi</a>”. Sebagaimana diberitakan di media, warga yang semakin marah mulai melakukan kekerasan, <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/rempang-eco-city-batam-indonesia-riot-bp-xinyi%20-3764671?utm_source=flipboard&utm_content=channelnewsasia%2Fmagazine%2FCNA">menggunakan batu dan botol kaca</a>. Ini adalah tindakan putus asa dari masyarakat yang semakin putus asa menghadapi kekuatan negara.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Para pengunjuk rasa di jalanan memegang spanduk." src="https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/552754/original/file-20231009-21-j7gcb9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ratusan orang melakukan protes terhadap proyek ecocity Rempang di Jakarta Pusat pada 20 September 2023.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-september-20-2023-hundreds-2365501927">Shutterstock/KevinHerbian</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2023/09/17/govt-insists-on-rempang-project-following-visit-by-ministers-police.html">Media lokal</a> dan <a href="https://www.aljazeera.com/news/2023/9/15/protests-in-indonesia-as-thousands-face-eviction-for-rempang-eco">media internasional</a>, yang awalnya mengabaikan isu Rempang, akhirnya <a href="https://time.com/6313609/indonesia-rempang-eco-city-protests-china/">meliputnya</a> di tengah peningkatan “<a href="https://www.thejakartapost.com/indonesia/2023/09/13/police-arrest-43-after-riot-over-china-backed-rempang-city-project.html">kerusuhan</a>” di Rempang.</p>
<p>Seorang pemuda Melayu mengirim pesan kepada saya melalui Whatsapp baru-baru ini, mengatakan: “Saya dipanggil ke kantor polisi untuk diinterogasi… Saya menjalani proses penyelidikan (berjam-jam) terkait kasus di (lokasi X). Ada bentrokan antar masyarakat dan pihak berwenang yang mengakibatkan delapan orang dikirim ke penjara.”</p>
<h2>Rempang Ecocity dan pabrik panel surya raksasa</h2>
<p>Persiapan pembangunan Rempang berjalan pesat. Pada awal 2004, PT Makmur Elok Graha (PT MEG), bagian dari Artha Graha Group, mendapatkan izin dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Batam untuk <a href="https://ugm.ac.id/en/news/rempang-konflik-pertanahan-sengketa-dipicu-oleh-proyek-pembangunan/">mengembangkan Rempang</a>. Pemahaman saat itu adalah untuk zona pariwisata seluas <a href="https://www.aljazeera.com/news/2023/9/27/how-a-china-deal-put-the-homes-of-thousands-of-indonesians-at-risk">lima ribu hektare</a>. Dalam rencana ini, desa-desa yang juga masih dipertahankan.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="Tweet dari Amnesty International." src="https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=952&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=952&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=952&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1196&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1196&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/552962/original/file-20231010-19-c6innt.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1196&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Amnesty International berusaha menarik perhatian terhadap situasi penduduk pulau tersebut melalui media sosial.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://twitter.com/amnestyindo/status/1708679798720180432">X</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hingga 2023, warga dengan PT MEG tidak menyepakati apapun. Sementara, sebelum 2023, perwakilan PT MEG hanya mengunjungi rumah-rumah warga terkemuka di Rempang dan menyatakan niat perusahaan untuk mensurvei lahan tersebut. Menurut salah satu pengusaha lokal dan tokoh masyarakat, perusahaan tidak memberitahukan tentang apa yang ingin mereka bangun. Namun, di desa tetangga, beberapa orang mengatakan bahwa mereka diberi tahu tentang survei pabrik kaca. Di desa lainnya, ada pembicaraan tentang pembangunan hotel.</p>
<p>Kini, pada Oktober 2023, rencana bisnis dan pemerintah resmi menunjukkan perkembangan proyek jauh lebih besar dari rencana tahun 2004. “Ecocity Rempang” akan menjadi kawasan industri, jasa, dan pariwisata, seperti yang dibayangkan dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2023. Pengembangnya adalah perusahaan patungan <a href="https://bpbatam.go.id/en/profile/background/">BP Batam</a> dengan PT MEG. <a href="https://futuresoutheastasia.com/rempang-eco-city/">Proyek ini bertujuan untuk menarik investasi</a> sekitar Rp 381 triliun pada 2080, dan menciptakan lapangan kerja bagi 30 ribu orang.</p>
<p>Yang terpenting, terdapat investor internasional yang besar: <a href="https://www.aljazeera.com/news/2023/9/27/how-a-china-deal-put-the-homes-of-thousands-of-indonesians-at-risk">produsen kaca dan panel surya terbesar di dunia</a>, <a href="https://www.xinyiglass.com/en/">Xinyi Glass</a> dari Cina. </p>
<p>“Pabrik kaca” yang didanai Xinyi di Rempang ini bukan sembarang proyek. Xinyi yang dilaporkan telah menjanjikan US$11,6 miliar(Rp174 triliun) untuk pabrik tersebut selama beberapa dekade. Sebagai imbalannya, mereka dijanjikan lahan di Rempang.</p>
<p>Dalam <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03066150.2020.1764542">penelitian saya sebelumnya</a> saya menyebut zona kepentingan ekonomi khusus serupa di India “seperti hydra” (monster berbentuk ular berkepala sembilan dari mitologi Yunani). Pasalnya, zona-zona ini kerap berubah bentuk, nama, dan tujuan sesuai dengan apa yang menguntungkan pada suatu waktu. </p>
<p>Saat ini, hal yang menguntungkan bagi Indonesia dan dunia adalah transisi menuju energi ramah lingkungan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari proposal Rempang Ecocity adalah fasilitas manufaktur panel surya raksasa yang dapat memasok panel surya ke dunia dalam waktu dekat.</p>
<p>Dalam visi Ecocity, akan ada <a href="https://futuresoutheastasia.com/rempang-eco-city/">beberapa zona</a> untuk industri, tujuan komersial dan perumahan, pariwisata, pembangkit listrik tenaga surya, serta satwa liar dan alam. Rempang saat ini menghidupi para petani, nelayan, pengolah dan eksportir rumput laut, pedagang dan pemilik toko, kelong hasil laut, sepuluh sekolah dasar, tiga sekolah menengah pertama, satu sekolah menengah atas, rumah sakit, wisma wisata dan banyak lagi. Namun, nampaknya tidak ada tempat bagi komunitas ini dalam visi futuristik Rempang “hijau”.</p>
<h2>Proyek bernilai strategis</h2>
<p>Usulan fasilitas manufaktur panel surya dan kawasan ekonomi Rempang mungkin merupakan pertanda ledakan produksi global yang diimpikan oleh pemerintah Indonesia dan negara-negara mitra seperti Cina di kawasan ini. Visi ekonomi tersebut bertujuan untuk memanfaatkan <a href="https://theconversation.com/jobless-youth-raise-risk-of-indonesias-demographic-bonus-turning-into-disaster-50402">tenaga kerja muda dan murah di Indonesia</a>, lahan dan sumber daya alamnya seperti silika, <a href="https://www.ft.com/content/aae97af3-02ac-4723-a6fd-dbb0e5de55ff">nikel dan kobalt</a>, dan kemauan Indonesia untuk aturan yang fleksibel.</p>
<p>Fleksibilitas inilah yang membuat pemerintah memasukkan Proyek Rempang Ecocity sebagai <a href="https://www.eco-business.com/opinion/why-has-batams-rempang-eco-city-national%20-proyek-menjadi-kontroversi/#:%7E:text=Rempang%27s%20Eco%2DCity%20was%20upgraded,US%2425%20billion">Proyek Strategis Nasional (PSN)</a>. Status tersebut memungkinkan proyek Rempang <a href="https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/886/1/012071/pdf">melewati penilaian dampak sosial dan lingkungan, dan memperoleh lahan dengan cepat</a>.</p>
<p>Kontak-kontak saya di Rempang tidak mengabaikan nilai strategis proyek ini. Salah satunya berspekulasi bahwa <a href="https://www.nytimes.com/interactive/2023/05/16/headway/indonesia-nusantara-jakarta.html">rencana pemerintah</a> akan membangun <a href="https://theconversation.com/a-tale-of-two-cities-why-indonesia-is-planning-a-new-capital-on-borneo-and-abandoning-jakarta-podcast-181134#:%7E:text%20=Indonesia%20plans%20to%20move%20its,island%20of%20Borneo%20disebut%20Nusantara.">ibu kota baru di Kalimantan</a> bisa menjadi motif untuk mendekatkan hubungan Indonesia dengan Cina. Mereka bertanya-tanya apakah uang untuk ibu kota baru Nusantara akan datang dari Cina, dan apakah itu sebabnya tanah mereka di Rempang “dihibahkan” kepada Cina.</p>
<p>Kontak saya lainnya berkata: “Apakah mereka bertanya kepada kami? Tidak. Mereka hanya menghargai investasi. Bukan manusia.” Ada pula yang mengaitkannya dengan <em>Belt and Road Initiative</em> atau <a href="https://theconversation.com/uk/topics/china-belt-road-initiative-44606">Inisiatif Sabuk dan Jalan Cina</a>, yang telah banyak berinvestasi pada infrastruktur Indonesia.</p>
<p>Tidak jauh dari Rempang terdapat salah satu investasi tersebut: rangkaian jembatan yang akan menghubungkan dua pulau terbesar di provinsi Riau: proyek jembatan Batam-Bintan yang tersebar sepanjang <a href="https://batamterminal.com/7-km-%20proyek-jembatan-batam-bintan/">tujuh kilometer</a>. Proyek ini didanai oleh <a href="https://www.aiib.org/en/projects/details/2022/special-fund/Indonesia-Support-for-Indonesia-Batam-Bintan-Bridge-Project%20.html"><em>Asia Infrastructure Investment Bank</em></a> yang dipimpin Cina. Jembatan ini akan semakin memudahkan proses manufaktur di pulau-pulau terbarat di Indonesia dan membawa produk ini melalui jalan darat dan laut ke Singapura dan seluruh dunia.</p>
<p>Proyek Rempang mungkin juga merupakan bagian dari perang dagang yang akan terjadi antara Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Pada 2022, Cina memproduksi <a href="https://www.npr.org/2023/05/17/1173250926/solar-power-eu-germany-china">tiga perempat panel surya dunia</a> dan memproduksi 97% panel surya wafer silikon yang ada di dalam panel. Sejauh ini, sebagian besar produksi komponen tersebut berlangsung di antara pedalaman Mongolia dan Xinjiang, Cina. Proses produksi ini memiliki catatan hak asasi manusia yang buruk terhadap kelompok minoritas seperti Uighur. </p>
<p>Kekhawatiran seputar kerja paksa dan kamp “pendidikan ulang” Uighur, telah <a href="https://www.theguardian.com/world/2021/jun/25/us-bans-target-chinese-solar-panel-industry-over-xinjiang-forced-labor-concerns">memicu sanksi dari barat</a>. Hal ini terjadi karena kebijakan proteksionis terhadap <a href="https://www.unpri.org/download?ac=17824">munculnya industri tenaga surya di Uni Eropa dan AS</a>. Artinya, untuk mendorong manufaktur energi terbarukan nasional dan menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan yang sangat dibutuhkan, pemerintah negara-negara barat siap memberikan subsidi besar kepada produsen, sambil mengenakan pajak gede terhadap produk impor dari negara pesaing seperti Cina. </p>
<p><a href="https://www.carbonbrief.org/media-reaction-us-inflation-reduction-act-and-the-global-clean-energy-arms-race/">Pergolakan perdagangan internasional ini</a> menimbulkan pertanyaan: apakah produksi massal dari industri tenaga surya di negara dunia ketiga memungkinkan Cina untuk mengabaikan sanksi dan mempertahankan dominasinya dalam manufaktur panel surya global?</p>
<h2>Pasir: sumber daya penting dalam upaya energi terbarukan</h2>
<p>Kita tahu bahwa <a href="https://www.iea.org/topics/critical-minerals">transisi ramah lingkungan akan membutuhkan mineral penting</a> seperti kobalt, litium, dan nikel untuk memproduksi kendaraan listrik, sel surya, dan turbin angin. Sebagai negara dengan salah satu <a href="https://www.energymonitor.ai/extractive-industries/the-top-ten-critical-minerals-powerhouses-of-the-energy-transition/?%20cf-view">deposit nikel dan kobalt terbesar</a> di dunia, Indonesia sangat menarik bagi negara dan perusahaan yang terlibat dalam upaya energi terbarukan.</p>
<p>Rempang tidak terkenal dengan kandungan mineral atau logam kritisnya. Namun, selain lokasinya yang strategis di Laut Cina Selatan, menghadap Singapura, Rempang mempunyai sumber daya penting dalam transisi energi terbarukan: pasir.</p>
<p>Rempang dan pulau-pulau sekitarnya kaya akan pasir silika dan kuarsa yang merupakan <a href="https://interestingengineering.com/innovation/from-sand-to-solar-panels%20-pembukaan-perjalanan-pembuatan-panel%20surya">bahan dasar pembuatan kaca dan panel surya</a>.</p>
<p>Penambangan pasir secara massal dianggap sebagai <a href="https://www.theguardian.com/cities/2017/feb/27/sand-mining-global-environmental-crisis-never-heard">krisis lingkungan global yang sering kali tidak dilaporkan</a>. Di seluruh dunia, dorongan terhadap infrastruktur dan urbanisasi didasarkan pada pasokan semen dan beton dalam jumlah besar, yang terbuat dari pasir. Pada tahun 2060, dunia diperkirakan membutuhkan <a href="https://theweek.com/news/science-health/960931/why-is-the-world-running-out-of-sand#">4,6 miliar ton pasir</a> . Kebutuhan akan panel surya adalah bagian dari serbuan pasir global.</p>
<p>Indonesia adalah jantung perdagangan pasir laut. Selama bertahun-tahun, mereka telah memasok pasir ke Singapura. Angka resmi menunjukkan bahwa antara 1997 - 2002 saja, Singapura mengimpor 150 juta ton pasir dari Indonesia. Sementara, selama 1999 - 2019, Singapura telah mengirimkan <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-scraps-two-decade-ban-on-sea-sand-exports">517 juta ton pasir </a> dari negara tetangga seperti Malaysia, Indonesia dan Kamboja.</p>
<p>Kepulauan Riau terkena dampak langsung perdagangan pasir laut. Beberapa pulaunya menyusut secara signifikan akibat ekspor pasir legal dan ilegal ke Singapura. <a href="https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-resume-sand-exports-raising-fears">Sekitar seperempat luas Singapura</a>, termasuk ruang ikonik seperti Marina Bay Sands dan kawasan pantai dan resor mewah di Singapura Sentosa <a href="https://www.channelnewsasia.com/singapore/sentosa-history-50-years-golden-jubilee-2547546">dibangun di atas tanah reklamasi</a> dengan pasir impor. </p>
<p>Yang dirugikan dalam proses <a href="https://academic.oup.com/edited-volume/44609/chapter-abstract/393367359?redirectedFrom=fulltext">pembuatan lahan</a> adalah pekerja perikanan, dan pihak lain yang bergantung pada lahan pesisir dan perairan, termasuk kontak saya di Kepulauan Riau. </p>
<p>Pekerja perikanan yang saya temui berbicara tentang perairan yang berlumpur, hilangnya pulau-pulau, dan berkurangnya jumlah ikan serta rumput laut secara drastis pada puncak perdagangan pasir.</p>
<p>Pada 2003, karena menghadapi kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki lagi, termasuk naiknya air laut karena berkurangnya pasir dan tanaman bakau, Indonesia melarang perdagangan pasir. Namun, <a href="https://www.ft.com/content/5359d629-365c-4cd5-94dd-49eb168be1a2">perdagangan pasir ilegal terus berlanjut</a>. Pada 2023, <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-scraps-two-decade-ban-on-sea-sand-exports">pasir kembali masuk dalam agenda pemerintah</a> sebagai <a href="https://www.greenpeace.org/southeastasia/press/58968/sea-sand-export-returns-after-a-20-year-ban/">komoditas yang legal diperdagangkan</a>. Rempang kemungkinan besar akan menghadapi dampak dari penambangan pasir yang baru.</p>
<p><em>Baca tulisan kedua seputar konflik Rempang yang menganalisis seputar investasi energi terbarukan dan perampasan lahan masyarakat <a href="https://theconversation.com/konflik-rempang-bagaimana-proyek-transisi-energi-yang-didukung-cina-justru-merampas-lahan-rakyat-bagian-2-216183">di sini.</a></em></p>
<p><em>The Conversation telah menghubungi pemerintah Indonesia dan grup Artha Graha melalui surel dan pesan instan untuk memberikan komentar, tetapi hingga berita ini diterbitkan, mereka tidak merespons.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/216178/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nikita Sud menerima dana dari Oxford University Press yang didukung John Fell Fund di Universitas Oxford. Referensi hibah: 0012658.</span></em></p>Konflik Rempang menunjukkan bahwa unjuk gigi energi bersih negara-negara global justru menciptakan “zona pengorbanan” di negara-negara berkembang.Nikita Sud, Professor of the Politics of Development, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2147282023-10-11T02:17:52Z2023-10-11T02:17:52ZRiset temukan rencana pensiun dini PLTU tak melibatkan pemerintah daerah<p><em>Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian artikel bertopik “#SayonaraPLTU”</em>.</p>
<p>Tahun lalu, negara-negara maju sepakat membantu Indonesia mempercepat pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menggenjot penggunaan energi terbarukan. Bantuan ini mereka sepakati dalam skema <a href="https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/IP_22_6926">Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (<em>Just Energy Transition Partnership</em> atau JETP)</a>.</p>
<p>JETP krusial karena, jika terlaksana, Indonesia dapat mempercepat rencananya untuk mencapai kondisi emisi bersih sektor ketenagalistrikan pada 2040. Udara di sekitar kita juga bakal lebih bersih karena polusi dari pembakaran batu bara berkurang.</p>
<p>Sayangnya, skema yang baik ini tidak dibarengi dengan keterlibatan yang bermakna oleh pemerintah daerah. </p>
<p><a href="https://celios.co.id/wp-content/uploads/2023/07/CELIOS%20-Percepatan%20Transisi%20Energi%20di%20Daerah%3A%20Dampak%20dan%20Peluang%20Daerah.pdf">Riset kami</a> di tiga provinsi dan tiga kabupaten menunjukkan pemerintah daerah belum tahu dan tidak dilibatkan dalam kebijakan transisi energi JETP. Padahal, enam daerah tersebut adalah tuan rumah beberapa PLTU sehingga kebijakan pensiun dini dapat berdampak langsung terhadap mereka.</p>
<p>Kami menganggap keterlibatan pemerintah daerah sangat penting agar mereka bisa lebih cepat merancang berbagai program transisi yang adil bagi masyarakat. Program ini misalnya terkait ketenagakerjaan dan pemberdayaan masyarakat terdampak penutupan PLTU. </p>
<h2>Daerah tak diacuhkan?</h2>
<p><a href="https://celios.co.id/wp-content/uploads/2023/07/CELIOS%20-Percepatan%20Transisi%20Energi%20di%20Daerah%3A%20Dampak%20dan%20Peluang%20Daerah.pdf">Kami</a> melakukan eksplorasi dengan berbagai metode yaitu survei, observasi, wawancara, dan penggalian data serta regulasi daerah, di tingkat provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Utara) dan juga di tingkat kabupaten (Cilacap, Probolinggo, dan Langkat).</p>
<p>Daerah tersebut kami pilih karena memiliki PLTU yang masuk dalam rencana pensiun dini oleh PLN. </p>
<p>Pemerintah Jawa Tengah dan salah satu kabupatennya Cilacap merupakan tuan ruam dari PLTU yang Karangkandri berkapasitas total 2.260 megawatt (MW).</p>
<p>Objek lainnya adalah pemerintah Provinsi Jawa Timur dan salah satu kabupatennya Probolinggo yang menjadi tempat PLTU Paiton berkapasitas 4.600 MW–salah satu yang terbesar di Indonesia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="PLTU besar Indonesia" src="https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/552698/original/file-20231009-21-fv9t9t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">PLTU Paiton merupakan salah satu tulang punggung sistem kelistrikan Jawa-Bali yang masih ditopang energi fosil.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami juga meneliti pemerintah Sumatra Utara dan pemerintah di salah satu kabupatennya Langkat sebagai otoritas lokasi PLTU Pangkalan Susu 820 MW.</p>
<p>Ketiga PLTU ini memiliki unit pembangkit dengan efisiensi pembakaran batu bara yang cukup rendah (kerap disebut teknologi <em>subcritical</em>) sehingga sangat layak dipensiunkan.</p>
<p>Hasilnya, selain tidak mengetahui kebijakan JETP, enam pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten juga menyatakan, regulasi transisi energi saat ini belum memberi jaminan perlindungan materiil kepada masyarakat pasca penutupan PLTU. </p>
<p>Temuan ini cukup disayangkan. Sebab, meski tidak signifikan, keberadaan PLTU berkontribusi terhadap penyerapan kerja dan tumbuhnya usaha kecil di sekitarnya. </p>
<p>Pembangkit tersebut juga turut menambah kas pemerintah Cilacap, Probolinggo, dan Langkat meskipun jumlahnya tak seberapa. Porsinya tak mencapai 10% dari total pendapatan asli daerah (PAD).</p>
<h2>Energi bersih dan solusi palsu</h2>
<p>Selain tentang pengakhiran PLTU, <a href="https://celios.co.id/wp-content/uploads/2023/07/CELIOS%20-Percepatan%20Transisi%20Energi%20di%20Daerah%3A%20Dampak%20dan%20Peluang%20Daerah.pdf">riset kami</a> juga menemukan keenam pemerintah daerah di atas belum mengetahui keberadaan <a href="https://peraturan.go.id/id/perpres-no-11-tahun-2023#:%7E:text=Peraturan%20Presiden%20Nomor%2011%20Tahun,Pada%20Subbidang%20Energi%20Baru%20Terbarukan">Peraturan Presiden No. 11 Tahun 2023.</a> Selain sebagai regulasi terkait JETP, aturan ini juga terbit untuk menjadi basis hukum aksi pemerintah daerah mengelola energi baru terbarukan. </p>
<p>Karena ketidaktahuan mereka, hingga kini, pemerintah daerah akhirnya tidak memiliki aturan pelaksanaan pengelolaan energi bersih di lapangan. Sebagian dari mereka bahkan merasa Peraturan Presiden No. 11 Tahun 2023 belum memenuhi kebutuhan energi daerah untuk beralih ke energi ramah lingkungan.</p>
<p>Absennya peran pemerintah daerah pada akhirnya akan membatasi terobosan kebijakan, inovasi, dan teknologi untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan. Sebagai catatan, kami mendorong pembiayaan ini hanya fokus pada energi terbarukan saja, bukan energi baru yang sejauh ini digunakan pemerintah untuk memasukkan <a href="https://theconversation.com/gasifikasi-dan-pencairan-batu-bara-cara-indonesia-melanggengkan-kecanduan-terhadap-batu-bara-172421">produk turunan batu bara</a> (seperti gas batu bara ataupun atau batu bara tercairkan) sebagai salah satu solusi transisi energi.</p>
<p>Keterlibatan pemerintah daerah dalam mengawal percepatan transisi energi di Indonesia juga sangat penting untuk menghindari solusi palsu transisi energi. Maksudnya, solusi tersebut hanya untuk memperpanjang penggunaan energi fosil termasuk PLTU batu bara. </p>
<p>Beberapa jenis solusi palsu misalnya: energi gas batu bara; penggunaan bahan bakar pendamping batu bara (<em>co-firing</em>) yang berisiko meningkatkan deforestasi dan memperpanjang usia PLTU; ataupun nuklir yang memiliki risiko sosial dan lingkungan tinggi. </p>
<p>Minimnya partisipasi terkait JETP ini juga sejalan dengan <a href="https://celios.co.id/2023/survei-opini-publik-terkait-jetp-just-energy-transition-partnership/">survei kami pada Juli </a>2023 yang menemukan bahwa 76% masyarakat tidak mengetahui JETP.</p>
<h2>Tiga aspek keadilan</h2>
<p>Program pensiun PLTU akan terjadi bersamaan dengan proses masuknya energi terbarukan. Studi <a href="https://www.iea.org/reports/skills-development-and-inclusivity-for-clean-energy-transitions">International Energy Agency (IEA)</a> menjelaskan, transisi energi akan menciptakan 14 juta lapangan pekerjaan hijau di Indonesia pada tahun 2030. </p>
<p>Pemerintah pusat harus mengevaluasi besar-besaran skema transisi energi nasional agar melibatkan pemerintah daerah secara bermakna. Otoritas daerah perlu ikut merencanakan, menetapkan anggaran, dan melaksanakan program transisi energi agar kepentingan daerah dan penghidupan masyarakat setempat tidak terabaikan.</p>
<p>Keterlibatan ini penting agar pemerintah daerah berkesempatan merumuskan program transisi energi yang adil bagi penduduk setempat. </p>
<p>Pemerintah pusat setidaknya bisa melibatkan daerah dalam perancangan tiga hal yaitu akses, partisipasi, dan peluang.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/desa-bisa-jadi-ujung-tombak-energi-bersih-indonesia-dan-menggenjot-akses-energi-daerah-terpencil-187072">Desa bisa jadi ujung tombak energi bersih Indonesia dan menggenjot akses energi daerah terpencil</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam hal akses, pemerintah harus memastikan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, layanan masyarakat, dan infrastruktur. Kebutuhan ini penting untuk memudahkan pemerintah daerah dan masyarakat terutama kelompok rentan seperti (karyawan langsung PLTU, pekerja dalam rantai pasok industri terkait, masyarakat sekitar PLTU, dan bisnis lokal) turut serta dalam program transisi energi.</p>
<p>Akses informasi juga penting agar masyarakat setempat mengetahui apa yang sedang direncanakan pemerintah dan berperan dalam pengambilan keputusan. Pasalnya, ketika dirancang tanpa mempertimbangkan akses informasi yang adil, program transisi energi sering kali menambah masalah baru. </p>
<p>Salah satu contohnya, kenaikan pajak karbon Prancis pada bensin, solar, minyak pemanas, dan gas alam memicu <a href="https://static.agora-energiewende.de/fileadmin/Projekte/2018/CO2-Steuer_FR-DE_Paper/Agora-Energiewende_Paper_CO2_Steuer_EN.pdf">protes masyarakat</a>. Kebijakan ini diterapkan pemerintah secara ‘pukul rata’ dan menyebabkan keluarga miskin menanggung beban lebih berat.</p>
<p>Di Afrika Selatan, serikat industri pertambangan dan logam nasional telah berbaris di ibu kota Pretoria mendesak untuk transisi energi yang <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/1943815X.2022.2108459">adil</a> </p>
<p>Di Indonesia, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Wae Sano, Nusa Tenggara Timur, juga diprotes masyarakat adat. <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220510235755-20-795229/warga-wae-sano-ntt-desak-bank-dunia-setop-danai-proyek-geothermal">Menurut masyarakat setempat,</a> proyek ini mengancam ruang hidup mereka. </p>
<p>Sementara itu, partisipasi menekankan keterlibatan warga maupun suara kelompok yang kurang terwakili agar tidak ada yang tertinggal dalam usaha menggenjot energi terbarukan. Pembuatan program dan proyek energi terbarukan harus melibatkan berbagai kelompok secara bermakna dengan menggunakan berbagai saluran. </p>
<p>Terakhir adalah aspek peluang yang setara untuk pekerjaan, pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi masyarakat. Pemenuhan tiga aspek ini memungkinkan Indonesia menciptakan peluang bagi jutaan orang untuk mengatasi kemiskinan dan menikmati penghidupan lebih baik.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/214728/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhamad Saleh tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Daerah-daerah tuan rumah PLTU merasa diacuhkan dalam rencana transisi energi nasional.Muhamad Saleh, Peneliti, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2126912023-09-26T02:10:31Z2023-09-26T02:10:31ZTransisi energi di Indonesia, tiga hal yang perlu kamu tahu<p>Istilah <a href="https://www.undp.org/energy/our-work-areas/energy-transition">transisi energi</a> begitu populer di media massa, seminar, diskusi, dan perbincangan masyarakat. Transisi energi adalah usaha kita untuk beralih dari pemakaian energi fosil ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.</p>
<p>Sebagian besar dari kita mungkin bertanya: apa maknanya, bagaimana melakukannya, dan tentu saja, apa untungnya buat kita jika kita semua jika kita benar-benar melakukannya.</p>
<p>Tulisan ini menjelaskan tiga hal mendasar tentang transisi energi.</p>
<h2>1. Transisi energi adalah mitigasi perubahan iklim</h2>
<p>Transisi energi merupakan satu dari sekian banyak bentuk mitigasi atau usaha meredam <a href="https://www.irena.org/Energy-Transition/Outlook">perubahan iklim</a>. </p>
<p>Sedangkan perubahan iklim merupakan akibat dari naiknya suhu rata-rata permukaan bumi (pemanasan global) dalam setidaknya dalam durasi 30 tahun.</p>
<p>Pada mulanya, menghangatnya permukaan Bumi adalah sebuah kewajaran. Normal. Bahkan kebutuhan. Tanpa paparan sinar matahari yang menghangatkan, hewan, tumbuhan, dan manusia tidak bisa tumbuh. </p>
<p>Jika energi panas sinar matahari memancar dari sumbernya dengan kekuatan 100%, maka ia akan terbagi-bagi: dipantulkan kembali ke luar angkasa oleh awan dan atmosfer 23%, diserap atmosfer 23%, diserap permukaan bumi 47%, dan dipantulkan oleh bumi kembali ke luar angkasa 7%. </p>
<p>Skenario normal ini merupakan bagian dari <em>earth’s energy budget</em> atau <a href="https://www.nasa.gov/feature/langley/what-is-earth-s-energy-budget-five-questions-with-a-guy-who-knows">anggaran energi bumi</a>, sebuah neraca energi yang masuk ke bumi dan yang keluar dari bumi ke luar angkasa.</p>
<p>Semua berubah ketika <a href="https://jrte.org/wp-content/uploads/2020/10/The-Effects-Of-Industrialization-On-Climate-Change-1-1.pdf">revolusi industri</a> dimulai pada akhir abad ke-18, saat era produksi massal menjadi tren.</p>
<p>Sejak itu konsumsi energi meningkat di berbagai sektor kehidupan yang didapatkan dari membakar kayu, minyak bumi, gas, dan batu bara (karena itu mereka disebut bahan bakar). Bahan bakar itu merupakan senyawa berbasis unsur hidrogen (H) dan karbon (C), yang meninggalkan limbah di atmosfer setelah dibakar. Kita menyebutnya emisi karbon.</p>
<p>Apa yang terjadi saat dan setelah emisi karbon memenuhi atmosfer kita? </p>
<p>Neraca anggaran energi bumi kita <a href="https://theconversation.com/earths-energy-budget-is-out-of-balance-heres-how-thats-warming-the-climate-165244">tak lagi seimbang</a>. Atmosfer yang memiliki kemampuan menyerap dan memancarkan energi menjadi penyimpan panas yang semakin baik. Hangatnya matahari yang seharusnya hanya berlangsung saat matahari bersinar saja, justru menghangatkan bumi sepanjang 24 jam penuh karena disimpan oleh atmosfer. </p>
<p>Energi panas permukaan bumi yang seharusnya terpancar ke luar angkasa, malah terjebak di atmosfer.</p>
<p>Dalam istilah sains, atmosfer kita yang dipenuhi emisi karbon juga sering disebut <a href="https://www.epa.gov/ghgemissions/sources-greenhouse-gas-emissions">Gas Rumah Kaca (GRK)</a> karena efeknya yang menjebak panas bagaikan rumah kaca untuk lahan pertanian itu.</p>
<p>Planet kita tidak lagi menghangat, tapi memanas sejak beberapa dekade terakhir. Bahkan kini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mulai frustasi dengan lambatnya upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Dia pun <a href="https://news.un.org/en/story/2023/07/1139162">mengenalkan istilah baru: pendidihan global</a>.</p>
<h2>2. Mengapa butuh transisi energi? Bagaimana caranya?</h2>
<p>Mengapa pilihannya adalah transisi energi? </p>
<p>Jawaban pertama, bukti ilmiah <a href="https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg3/downloads/report/IPCC_AR6_WGIII_FullReport.pdf">temuan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) terbaru</a> menunjukkan bahwa sumber GRK terbesar berasal dari sektor energi (34%). Lalu disusul industri (24%), kegiatan di sektor pangan, kehutanan, dan alih fungsi lahan (22%), dan transportasi (15%) serta bangunan (6%).</p>
<p>Maka, upaya transisi energi merupakan ikhtiar mengendalikan 49% sumber GRK (energi dan transportasi).</p>
<p>Jawaban kedua, transisi energi bukanlah <em>silver bullet</em> (obat mujarab lengkap) yang mampu menyelesaikan persoalan pendidihan global dan perubahan iklim secara serta-merta. Upaya itu hanya salah satu bentuk ikhtiar. </p>
<p>Saat kita melakukannya saja, perubahan iklim tidak otomatis tertanggulangi, apalagi kalau tidak melakukannya!</p>
<p>Lalu, bagaimana melakukan transisi energi? </p>
<p>Nah, di titik ini jawabannya mulai ruwet karena urusannya sangat kompleks.</p>
<p>Transisi energi di bidang transportasi misalnya, berarti mengubah jenis bahan bakarnya: dari minyak bumi (bensin, solar, avtur), ke bahan bakar lain, seperti bahan bakar organik (bioenergi) yang diperoleh dari makhluk hidup. </p>
<p>Bioenergi di Indonesia sedikitnya punya tiga tantangan. Pertama, kita cenderung menggunakan tanaman sawit untuk mengurangi pemakaian solar. </p>
<p>Sayangnya, perkebunan kelapa sawit dibangun dengan fondasi yang buruk. Seperti mengubah hutan yang tanamannya beragam-–dengan segudang jasa ekologisnya–-menjadi hutan yang tanamannya seragam. Dalam prosesnya, perusahaan sawit kadang kala membakar lahan gambut yang justru menambah GRK di angkasa.</p>
<p>Kedua, bioenergi berbasis jagung dan singkong untuk mengurangi penggunaan bensin. Ini berarti akan memicu persaingan fungsi lahan antara jagung dan singkong sebagai tanaman pangan (manusia) dan pakan (ternak) versus sebagai tanaman energi.</p>
<p>Ketiga, bioenergi berbasis ganggang (<em>microalgae</em>) masih membutuhkan riset yang panjang untuk bisa efisien.</p>
<p>Ada juga opsi lain, yaitu penggantian mesin yang berbasis pembakaran menjadi listrik. Pada titik ini, kekusutannya bertambah.</p>
<p>Meskipun kendaraannya tak lagi membakar bensin atau solar, ketika mengisi baterai kendaraan, kita menancapkan kabel kendaraan pada listrik yang berasal dari pembakaran batu bara. </p>
<p>Bagaimanapun, <a href="https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-handbook-of-energy-and-economic-statistics-of-indonesia-2022.pdf">lebih dari setengah pembangkit listrik Indonesia (54,94%)</a> merupakan ajang penambangan dan pembakaran bahan bakar fosil bernama batu bara.</p>
<h2>3. Kunci transisi energi: listrik</h2>
<p>Pembahasan kita sekarang menukik pada persoalan listrik. </p>
<p>Listrik adalah sebuah produk yang paling dicari semua orang. Lampu rumah, <em>rice cooker</em> dan alat dapur, lemari es, televisi, radio, AC, telepon genggam, laptop dan komputer, <em>lift</em> kantor, dan beberapa jenis kereta membutuhkan listrik. Begitu pula dengan kegiatan kita sehari-hari: pendidikan, kesehatan, hiburan, usaha kecil, industri besar, dan sebagainya.</p>
<p>Upaya transisi energi di sektor listrik berarti bagaimana caranya mengurangi 54,94% pembangkit batu bara.</p>
<p>Ada solusi, misalnya dengan <em>co-firing</em>. Maksudnya mengganti sebagian batu bara yang dibakar di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan pelet kayu atau bahan berbasis makhluk hidup lainnya (disebut biomassa). </p>
<p>Tantangan dari solusi ini serupa dengan sawit: ada potensi penggunaan lahan yang merusak keragaman hutan, ataupun persaingan lahan antara urusan pangan dengan urusan energi.</p>
<p>Sementara solusi energi terbarukan seperti air, angin, dan surya, juga menghadapi banyak persoalan. Energi air dinilai tidak ramah secara ekologis karena, ketika skalanya besar, pembangunan bendungannya bakal menenggelamkan beberapa ekosistem. </p>
<p>Angin dan surya diterpa persoalan pasokan yang tidak konstan (disebut intermitensi). Angin <a href="https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2017.06.098">tak selalu berhembus 24 jam</a>. Durasi sinar matahari di Indonesia <a href="https://ijeecs.iaescore.com/index.php/IJEECS/article/view/25887">hanya efektif 4-5 jam setiap harinya</a>.</p>
<p>Bahkan energi surya juga diancam oleh bayang-bayang ketergantungan impor. Pasalnya, kita tak punya industri manufaktur yang memproduksi komponen utamanya. Ketika industri manufaktur mencoba masuk (industri nikel dan baterai), kita tahu persis bagaimana efek lingkungannya <a href="https://mediaindonesia.com/nusantara/556476/walhi-dorong-pemerintah-tindak-tambang-nikel-pulau-obi-yang-rusak-lingkungan">tak diawasi dengan baik oleh otoritas Indonesia</a>.</p>
<h2>Optimisme transisi energi</h2>
<p>Banyak orang yang bekerja di sektor energi selama ini merasa pusing ketika mengelola kerumitan tersebut. Itu baru masalah teknis. </p>
<p>Dari perspektif kebijakan pemerintah, termasuk sikap dan perilaku perusahaan energi pelat merah, daftar masalahnya <a href="https://rm.id/baca-berita/government-action/187335/tingkatkan-minat-masyarakat-pakai-plts-atap-esdm-perbaiki-regulasi">tak kalah panjang</a>.</p>
<p>Namun, kita harus optimistis bahwa transisi energi itu mungkin dilakukan. </p>
<p>Tantangan-tantangan tersebut seharusnya mendorong kita semua (terutama pelaku industri bahan bakar fosil!) untuk mulai peduli pada urusan transisi energi. </p>
<p>Kita harus mencari solusi terbaik yang seimbang antara perspektif teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Itu memang tidak mudah, tapi mungkin.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212691/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ahmad Rahma Wardhana tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Meskipun kendaraannya tak lagi membakar bensin atau solar, ketika mengisi baterai kendaraan, kita menancapkan kabel kendaraan pada listrik yang berasal dari pembakaran batubara.Ahmad Rahma Wardhana, Peneliti dan Mahasiswa Doktoral, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2132922023-09-12T07:25:13Z2023-09-12T07:25:13ZBagaimana upaya daur ulang bisa jadi solusi kelangkaan mineral untuk energi terbarukan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/547490/original/file-20230824-21082-9pxfgr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=530%2C0%2C4895%2C2651&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Transisi energi ramah lingkungan yang ambisius memerlukan lebih banyak logam dan mineral yang digunakan untuk membangun teknologi energi ramah lingkungan.</span> <span class="attribution"><span class="source">(AP Photo/Mary Altaffer)</span></span></figcaption></figure><p>Apakah persamaan perak, silikon, dan galium? Bahan baku yang mahal ini adalah komponen penting untuk beragam teknologi energi surya. </p>
<p>Bagaimana dengan neodimium, praseodimium, dan diprosium? Ketiganya adalah mineral tanah jarang yang digunakan untuk <a href="https://op.europa.eu/en/publication-detail/-/publication/2ea6ecb2-40e2-11eb-b27b-01aa75ed71a1/language-en">membuat magnet super dalam turbin angin</a>. </p>
<p>Usaha menjaga kesehatan bumi membutuhkan <a href="https://www.ipcc.ch/report/ar6/syr/">peralihan energi terbarukan secara cepat</a> oleh pemerintah. <a href="https://www.un.org/en/climatechange/net-zero-coalition">Emisi karbon global</a> harus dipangkas hingga separuh pada 2030 dan mencapai kondisi bebas emisi (<em>net zero</em>) pada 2050.</p>
<p>Namun, transisi yang lebih ambisius membutuhkan lebih banyak logam dan mineral untuk membangun teknologi energi bersih. Seiring bergesernya sektor energi global <a href="https://www.energyinst.org/statistical-review">dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan</a>, permintaan <a href="https://www.iea.org/topics/critical-minerals">logam yang berharga</a>—kerap disebut mineral kritis (<em>critical minerals</em>)— terus naik.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/3-cara-mengurangi-emisi-karbon-pertambangan-mineral-kritis-indonesia-208184">3 cara mengurangi emisi karbon pertambangan mineral kritis Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Salah satu contohnya adalah litium, logam yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik. Selama 2018-2022, <a href="https://www.mckinsey.com/industries/metals-and-mining/our-insights/australias-potential-in-the-lithium-market">permintaan litium naik 25% saban tahun</a>. Dalam skenario <em>net zero</em>, permintaan litium pada 2040 <a href="https://www.iea.org/reports/the-role-of-critical-minerals-in-clean-energy-transitions/executive-summary">akan melonjak 40 kali lipat dari tahun 2020</a>.</p>
<h2>Permintaan dan penawaran</h2>
<p>Dunia saat ini menghadapi tantangan pasokan dan kebutuhan yang tidak seimbang. Permintaan mineral kritis diperkirakan melebihi pasokan yang ada. Akhirnya, prinsip dasar ekonomi membuat harga mineral jenis ini lebih tinggi.</p>
<p>Tantangan lainnya, pasokan mineral kritis tidak merata di seluruh dunia. Pasokan logam ini hanya dikeruk dari <a href="https://ec.europa.eu/docsroom/documents/42881">beberapa negara saja. Sebagian besar pun diolah di Cina</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Grafik yang menunjukkan permintaan logam penting melebihi pasokan" src="https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=423&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=423&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=423&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544654/original/file-20230824-21-w1aau4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=532&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tingkat produksi logam penting saat ini kemungkinan tidak cukup untuk memenuhi permintaan di masa depan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Dana Moneter Internasional)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Cina, misalnya, <a href="https://www.iea.org/reports/energy-technology-perspectives-2023/clean-energy-supply-chains-vulnerabilities">mengeruk 60% dan mengolah 90%</a> bahan mineral atau logam tanah jarang global. Bandingkan dengan salah satu produsen utama minyak bumi–Amerika Serikat–yang hanya menguasai <a href="https://iea.blob.core.windows.net/assets/ffd2a83b-8c30-4e9d-980a-52b6d9a86fdc/TheRoleofCriticalMineralsinCleanEnergyTransitions.pdf">18% penyedotan dan 20% pengolahan di seluruh industri minyak global</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Grafik yang menggambarkan beberapa negara terpilih bertanggung jawab atas ekstraksi mineral dan bahan bakar fosil terpilih" src="https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=269&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=269&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=269&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=338&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=338&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544829/original/file-20230825-15-3y1uy1.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=338&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pangsa negara-negara penghasil teratas dalam ekstraksi mineral dan bahan bakar fosil terpilih.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(IEA)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pasokan yang terkonsentrasi ini membuat hambatan tambahan bagi pasokan mineral tanah jarang. Indonesia sebagai produsen nikel terbesar, misalnya, <a href="https://www.iea.org/policies/16084-prohibition-of-the-export-of-nickel-ore">melarang ekspor bijih nikel</a> untuk memperkuat industri pengolahan di dalam negeri.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Grafik yang mengilustrasikan hanya beberapa negara yang bertanggung jawab atas pengolahan mineral dan bahan bakar fosil tertentu" src="https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=264&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=264&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=264&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=331&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=331&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544830/original/file-20230825-28-735aa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=331&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pangsa negara-negara penghasil teratas dalam total pemrosesan mineral dan bahan bakar fosil tertentu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(IEA)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sempitnya keberagaman geografis dalam pasokan ini membuat harga rentan naik-turun. Harga litium, misalnya, <a href="https://www.reuters.com/markets/commodities/lithium-slump-puts-chinas-spot-price-under-spotlight-andy-home-2023-05-19/">naik lebih dari 400% pada 2022 sebelum anjlok 65% pada 2023</a>. Harga tembaga di Peru juga sempat melambung akibat <a href="https://www.reuters.com/markets/commodities/disruptions-raise-chance-copper-supply-tightness-2023-02-03/">masalah sosial dan blokade pertambangan</a>.</p>
<p>Cina, yang mengontrol 98% pasokan galium, menciptakan kenaikan harga 40% pada 2023 dengan <a href="https://www.reuters.com/markets/commodities/chinas-controls-take-effect-wait-gallium-germanium-export-permits-begins-2023-08-01/">kebijakan pembatasan ketat ekspor</a> karena “alasan keamanan nasional.”</p>
<p>Jika hambatan ini terus berlanjut, harga mineral kritis akan menjadi terlalu tinggi. Walhasil penggunaan energi bersih menjadi sangat mahal. Pemerintah-pemerintah pun semakin kelimpungan mencapai target energi bersih mereka.</p>
<p>Kita harus menyeimbangkan permintaan dan penawaran dengan salah satu dari dua cara: mengurangi kebutuhan mineral kritis atau menaikkan suplainya.</p>
<h2>Mengembalikan keseimbangan</h2>
<p>Cara paling jelas untuk memulihkan keseimbangan, yaitu dengan lebih banyak menambang, juga cukup rumit. Pertambangan menghancurkan lingkungan dan <a href="https://climate.mit.edu/ask-mit/will-mining-resources-needed-clean-energy-cause-problems-environment">merusak ekosistem maupun masyarakat di dalamnya</a>. Rencana untuk membuka tambang baru di <a href="https://www.francetvinfo.fr/economie/energie/mines-de-lithium-en-france-des-projets-mais-encore-beaucoup-d-interrogations_5546643.html">Prancis</a>, <a href="https://www.reuters.com/world/europe/serbian-pm-sees-no-chance-reviving-rio-tinto-lithium-project-2022-12-13/">Serbia</a> dan <a href="https://doi.org/10.1016/j.erss.2022.102912">Portugal</a> juga menghadapi banyak penolakan sehingga masa depannya masih belum pasti.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/menambah-energi-terbarukan-sama-dengan-menambah-pertambangan-aksi-iklim-jangan-sampai-menumbalkan-masyarakat-205411">Menambah energi terbarukan sama dengan menambah pertambangan: aksi iklim jangan sampai menumbalkan masyarakat</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Pembukaan tambang baru juga memakan waktu <a href="https://www.spglobal.com/marketintelligence/en/news-insights/research/discovery-to-production-averages-15-7-years-for-127-mines">rata-rata melebihi 15 tahun</a>, jadi proyek yang dimulai hari ini kemungkinan akan terlambat. </p>
<p>Meskipun kapasitas penambangan mungkin bisa ditambah lebih cepat dengan membuka kembali tambang-tambang lama, dan <a href="https://www.wsj.com/articles/europe-is-embarking-on-a-mining-renaissance-winning-over-locals-is-proving-a-challenge-b7d14f5f">beberapa proyek sedang dalam perjalanan</a>, ketimpangan pasokan bakal <a href="https://iea.blob.core.windows.net/assets/afc35261-41b2-47d4-86d6-d5d77fc259be/CriticalMineralsMarketReview2023.pdf">tetap terjadi pada 2030</a>. </p>
<p>Selain pertambangan, ada dua pendekatan praktis yang bisa dilakukan. Pertama adalah pengurangan permintaan mineral kritis dengan teknologi energi terbarukan. Dengan inovasi, penelitian dan pengembangan, produk energi bersih dapat didesain ulang untuk menyerap lebih sedikit bahan baku di setiap generasinya.</p>
<p>Sebagai contoh, komponen perak dalam sel surya <a href="https://www.spglobal.com/marketintelligence/en/news-insights/latest-news-headlines/solar-driven-silver-demand-set-to-dim-as-sector-innovates-60533352">turun 80% dalam waktu 10 tahun</a>. Begitu juga katoda dalam baterai kendaraan listrik baru yang berisikan <a href="https://www.spglobal.com/marketintelligence/en/news-insights/latest-news-headlines/battery-makers-slash-cobalt-intensity-in-the-face-of-accelerating-demand-71813202">kobalt enam kali lipat lebih sedikit</a> dibandingkan sel surya model lama.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Satu blok mineral keperakan dipegang dengan sarung tangan" src="https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544661/original/file-20230824-27-8645j8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Telurium olahan, mineral langka yang digunakan dalam panel surya, ditampilkan di kilang Rio Tinto Kennecott pada Mei 2022 di Magna, Utah, Amerika Serikat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(AP Photo/Rick Bowmer)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Alternatif kedua adalah peningkatan pasokan mineral kritis dengan mengambilnya dari produk teknologi bekas dan lama dengan proses daur ulang canggih. Panel surya yang sudah pensiun mungkin tak bisa menghasilkan energi lagi. Alat ini masih bisa menjadi sumber perak ataupun silikon yang berharga.</p>
<p>Penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah solar panel yang terbuang dapat melampaui panel baru pada <a href="https://hbr.org/2021/06/the-dark-side-of-solar-power">satu dekade mendatang</a>. Pasalnya, para pemasang cenderung <a href="https://news.mit.edu/2019/short-lived-solar-panels-economic-0919">mengganti panel lama dengan panel baru yang lebih efisien</a>.</p>
<p>Dengan mengambil mineral kritis dari limbah ini, <a href="https://hillnotes.ca/2023/04/21/electrical-and-electronic-equipment-waste-an-urban-mine-with-great-potential/">dengan proses yang acap disebut “<em>urban mining</em>”</a>, kita bisa menutupi permintaan material untuk pemasangan sumber energi terbarukan pada masa depan.</p>
<h2>Daur ulang adalah langkah maju</h2>
<p><a href="https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.4424516">Penelitian terbaru kami bersama rekan, Luk Van Wassenhove</a>, membandingkan konsekuensi ekonomi dari dua pendekatan alternatif di atas.</p>
<p>Jika kelangkaan mineral kritis tidak ekstrem, pengurangan konten mineral kritis dalam produk energi bersih lebih mungkin dilakukan. </p>
<p>Walau begitu, ada konsekuensi tak diinginkan yang bisa saja terjadi seperti <a href="https://doi.org/10.3389/fenrg.2018.00026"><em>rebound effect</em> (efek memantul) atau paradoks Jevon</a>. Penggunaan mineral kritis yang semakin efisien justru akan jauh meningkatkan angka pemakaiannya.</p>
<p>Apabila produk energi bersih menggunakan lebih sedikit material kritis, peningkatan keuntungan akan membuat jumlah produksinya jauh bertambah. Akibatnya, pengurangan pemakaian material per produk tidak akan berperan banyak untuk memangkas permintaan material kritis.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bias-kota-dalam-solusi-mobil-listrik-mengatasi-polusi-udara-jakarta-212456">Bias kota dalam solusi mobil listrik mengatasi polusi udara Jakarta</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebaliknya, penelitian kami menemukan usaha daur ulang produk purnapakai tidak akan mengalami efek memantul tersebut. Pasokan material daur ulang dari produk ini akan melindungi produsen dari naik-turun harga komoditas sekaligus memfasilitasi transisi energi lebih baik lagi. </p>
<p>Usaha menciptakan ekosistem daur ulang membutuhkan usaha lebih besar dibandingkan perubahan desain produk. Produsen akan membutuhkan sistem logistik terbalik yang hemat biaya, pabrik daur ulang, dan infrastruktur untuk mendapatkan kembali produk akhir yang cukup lalu memprosesnya. </p>
<p>Investasi awal yang besar juga akan membutuhkan waktu untuk balik modal, sehingga memaksa perusahaan dan pembuat kebijakan untuk mengadopsi pola pikir jangka panjang.</p>
<p>Namun, masih ada ruang untuk optimisme. Perusahaan rintisan ROSI Solar membuka pabrik daur ulang pertamanya tahun ini. Langkah ROSI menjadikan Prancis sebagai pionir dalam <a href="https://recyclinginternational.com/business/mega%20-pabrik-daur%20ulang-tenaga%20surya-bukan-impian-masa%20depan/53692/">mengekstrak silikon, perak, dan tembaga dengan kemurnian tinggi dari panel surya yang purnapakai</a>.</p>
<p>Demikian pula dengan <a href="https://www.solarcycle.us/">SOLARCYCLE yang berbasis di AS dapat mendaur ulang 95% material berharga dalam panel surya</a>. Banyak pembuat kendaraan listrik, seperti <a href="https://www.autoblog.com/2023/07/04/nissan-takes-the-long-complex-approach-to-recycling-old-ev-%20baterai/">Tesla, Renault, dan Nissan</a>, memulai proyek daur ulang baterai dan memastikan pasokan kobalt, nikel, dan litium tanpa risiko. Daur ulang memang bisa menjadi jalan menuju energi bersih yang terjangkau.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/213292/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>The demand for the minerals needed to build clean energy technology currently exceeds the available supply. If this issue continues, governments may find it hard to reach their clean energy targets.Serasu Duran, Assistant Professor, Operations and Supply Chain Management at Haskayne School of Business, University of CalgaryAtalay Atasu, Professor of Technology and Operations Management, INSEADClara Carrera, PhD Candidate in Technology and Operations Management, INSEADLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2116072023-08-28T03:55:14Z2023-08-28T03:55:14ZPentingnya biogas kelurahan untuk mengatasi tumpukan masalah sampah dapur di perkotaan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544521/original/file-20230824-17-dd8l87.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Gunung sampah di Wonosobo, Jawa Tengah.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Ludhita Dwi A/Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://news.detik.com/detiknews/d-6892830/kebakaran-tpa-sarimukti-belum-padam-bandung-barat-tetapkan-darurat-bencana">Kebakaran besar yang melanda tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Sarimukti,</a> Kabupaten Bandung Barat, merupakan puncak gunung es dari masalah pengelolaan sampah organik di Indonesia.</p>
<p>Gunungan sampah di TPA Sarimukti terbakar sejak 19 Agustus lalu, diduga akibat puntung rokok dan gas metana dari sampah yang menumpuk. Saat ini, volume sampah di TPA Sarimukti sudah <a href="https://bandung.kompas.com/read/2023/05/10/153150178/sudah-melebihi-kapasitas-area-tampung-tpa-sarimukti-di-bandung-barat?page=all">tujuh kali lebih besar dari kapasitas seharusnya.</a> </p>
<p>Masalah lainnya terjadi di <a href="https://theconversation.com/tpa-piyungan-ditutup-yogyakarta-semakin-darurat-sampah-laut-210643#:%7E:text=Kabar%20terakhir%2C%20Sekretaris%20Daerah%20Istimewa,dari%20sejumlah%20daerah%20di%20Yogyakarta.">TPA Piyungan</a>, Yogyakarta, yang tutup sementara akibat kelebihan kapasitas. Begitu juga di <a href="https://www.radardepok.com/metropolis/pr-9466766034/tpa-cipayung-tutup-siapsiap-sampah-di-depok-menggunung">TPA Cipayung</a> di Depok, Jawa Barat.</p>
<p>Upaya pengurangan sampah di kota-kota besar sangat mendesak–apalagi sampah dapur <a href="https://www.kompas.id/baca/investigasi/2022/05/19/kota-kota-penyumbang-sampah">yang porsinya paling besar.</a> </p>
<p>Kami menganggap Indonesia seharusnya menempuh langkah strategis memanfaatkan sampah dapur menjadi <a href="https://dml.or.id/news-articles/biogas-sampah-rumah-tangga.html">menjadi biogas</a>, yaitu energi gas ramah lingkungan yang dihasilkan dari limbah organik. </p>
<p>Tak perlu muluk-muluk membangun fasilitas biogas berskala besar. Pemerintah daerah hanya perlu menyiapkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi biogas di tingkat kelurahan atau desa bersama masyarakat setempat.</p>
<p>Dengan langkah ini, kami meyakini sampah organik di kota-kota dapat berkurang. Masyarakat juga bisa memanfaatkan energinya untuk kegiatan sehari-hari, misalnya memasak. </p>
<h2>Beraneka manfaat biogas kelurahan</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1016/j.biortech.2020.124538">Biogas</a> adalah sumber energi ramah lingkungan diperoleh dari hasil penguraian material organik secara anaerob (tanpa oksigen) oleh mikroba. Gas ini terdiri dari gas metana, karbon dioksida, nitrogen, hitrogen sulfida, hingga uap air.</p>
<p>Penggunaan biogas dapat menciptakan peluang ekonomi sirkular bagi masyarakat melalui konsep <em>waste to energy</em>. Sampah dapur yang dahulu langsung dibuang kini dapat <a href="https://www.power-technology.com/features/biogas-pros-and-cons/">dimanfaatkan</a> sebagai sumber energi dan tidak menghasilkan emisi karbon. </p>
<p>Keuntungan lainnya, pemakaian biogas dapat mengurangi ketergantungan warga dengan gas LPG (<em>liquified petroleum gas</em>) yang berasal dari energi fosil dan kebanyakan pasokannya masih diimpor.</p>
<p>Pemakaian biogas dari sampah dapur pernah dilakukan di <a href="https://disnak.jatimprov.go.id/web/posts/read/308-biomethagreen-jadi-solusi-penanganan-sampah-di-kelurahan-cibangkong-bandung">Kelurahan Cibangkong, Kota Bandung, pada 2011</a>. </p>
<p>Upaya tersebut diinisiasi Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling)–sebuah komunitas independen di <a href="https://www.wisatabdg.com/2013/03/my-darling-gerakan-bank-sampah-dari.html">Kelurahan Cibangkong</a>. Komunitas ini mengumpulkan sampah dapur yang dihasilkan oleh tiap rumah tangga. Setelah dikumpulkan, sampah akan diproses oleh alat bernama biodigester dan <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">didistribusikan</a> kepada beberapa rumah tangga.</p>
<p>Biogas sampah dapur di Kelurahan Cibangkong dijual dengan harga Rp <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">20.000 per bulan</a>–jauh lebih rendah dibandingkan harga LPG ukuran 12 kg saat itu sebesar <a href="https://www.academia.edu/79318005/Analisis_Ekspansi_Kapasitas_Produksi_Biogas_Dengan_Substrat_Sampah_Organik_DI_Kelurahan_Cibangkong_Bandung">Rp 70 ribu.</a> </p>
<p>Dengan harga tersebut, masyarakat bisa menghemat banyak pengeluaran. Harga biogas bahkan bisa lebih murah jika pemerintah <a href="https://www.mdpi.com/2313-4321/1/1/61">memberlakukan program ini secara massal</a>.</p>
<p>Selain biogas, proses pengolahan sampah dapur juga <a href="https://disnak.jatimprov.go.id/web/posts/read/310-biomethagreen-karya-dosen-unpad-hasilkan-biogas-dari-sampah-perkotaan">menghasilkan cairan sisa organik</a> yang dapat <a href="https://www.power-technology.com/features/biogas-pros-and-cons/">dimanfaatkan</a> sebagai pengganti pupuk kimia. Cairan organik itu <a href="http://citarum.bappenas.go.id/info-citarum/berita-artikel/532-my-darling-kelompok-warga-yang-sayang-lingkungan.html">dapat dijual</a> sebagai pupuk sehingga menjadi peluang bisnis ramah lingkungan bagi masyarakat. </p>
<p>Di Kelurahan Cibangkong, pupuk cair tersebut dijual dengan harga <a href="https://www.inilah.com/wow-warga-bandung-sulap-sampah-jadi-uang">Rp 20 ribu per liter</a> sehingga bisa menjadi pemasukan tambahan bagi masyarakat.</p>
<h2>Tantangan biogas kelurahan</h2>
<p>Usaha menjalankan proyek biogas kelurahan memang belum luput dari tantangan. </p>
<p>Pertama adalah masalah biaya. Per 2020, pemasangan biodigester berukuran 6 meter bisa memakan biaya sebanyak <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/09/29/mahalnya-biaya-investasi-hambat-pengembangan-biogas">Rp 11 juta.</a> Sumber pendanaan dari pemerintah pun <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/09/29/mahalnya-biaya-investasi-hambat-pengembangan-biogas">cukup terbatas</a> sehingga pelaksanaannya masih membutuhkan keterlibatan swasta (biasanya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan).</p>
<p>Pelaksanaan program biogas saat ini juga belum diiringi kerja sama yang baik antar lembaga. Sebagai contoh, dari tingkat pemerintah pusat, program pengembangan biogas tersebar di banyak kementerian dan <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">tidak diiringi dengan koordinasi yang baik.</a> </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/desa-bisa-jadi-ujung-tombak-energi-bersih-indonesia-dan-menggenjot-akses-energi-daerah-terpencil-187072">Desa bisa jadi ujung tombak energi bersih Indonesia dan menggenjot akses energi daerah terpencil</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Perkara lainnya, Indonesia juga <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">tidak memiliki</a> rencana khusus untuk pengembangan biogas seperti Tiongkok, padahal potensi yang dimiliki sangat besar.</p>
<p>Pada level masyarakat, koordinasi untuk mengumpulkan sampah dapur, operasionalisasi sistem biogas, dan <a href="https://www.academia.edu/65015678/Comparison_of_Household_and_Communal_Biogas_Digester_Performance_to_Treat_Kitchen_Waste_Case_Study_Bandung_City_Indonesia">proses pemeliharaan</a> menjadi tantangan tersendiri. Masyarakat juga masih menilai <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">penggunaan biogas cukup rumit</a> apabila dibandingkan LPG.</p>
<p>Sebagai contoh, Kelurahan Cihaurgeulis di Bandung sempat mendapatkan bantuan untuk pengembangan biogas, tapi hal tersebut tidak bertahan lama diakibatkan <a href="https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/67167">kurangnya pengetahuan warga</a> dan bimbingan tentang sistem biogas. </p>
<h2>Rekomendasi pemanfaatan biogas</h2>
<p>Untuk meningkatkan pemanfaatan biogas dari sampah dapur, kami memiliki lima rekomendasi:</p>
<p>Pertama, pemerintah harus mengupayakan berbagai <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">bentuk pembiayaan lain</a> untuk mengembangkan biogas di perkotaan. Misalnya melalui <a href="https://inspektorat.jatengprov.go.id/17/detailpost/pemberian-dana-bantuan-csr-kepada-desa-sugihmanik-grobogan">pemanfaatan dana tanggung jawab sosial perusahaan</a> ataupun pengalokasian anggaran daerah untuk pengeluaran modal (capital expenditure). </p>
<p>Kedua, pemerintah perlu <a href="https://www.mdpi.com/2313-4321/1/1/61">mendampingi</a> masyarakat mulai dari wawasan lingkungan hingga aspek teknis pemanfaatan biogas dari sampah dapur. Pemerintah Daerah dan organisasi masyarakat dapat menjadi tokoh dalam <a href="https://conference.unri.ac.id/index.php/unricsce/article/view/160/174">aksi pendampingan tersebut.</a> </p>
<p>Ketiga, memotivasi masyarakat dalam memisahkan sampah dapur melalui <a href="https://www.mongabay.co.id/2017/04/25/tiga-pintu-wilma-chrysanti-menuju-kota-tanpa-sampah/">program-program yang menyentuh kebiasaan masyarakat</a>. Misalnya, warga diajak untuk melihat perjalanan sampah mereka. Bisa juga melalui penghargaan, bahkan perlombaan ‘minim sampah’ antar-RT.</p>
<p>Keempat, memastikan tata kelola dan petunjuk pelaksanaan yang jelas agar proyek biogas tidak mangkrak. Karena itu, pengelolaan biogas oleh perusahaan daerah, koperasi, dan organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) haruslah menjunjung prinsip tata kelola yang baik.</p>
<p>Terakhir, saat ini masyarakat masih menggunakan LPG karena adanya subsidi dari pemerintah. Namun, kondisi lapangan pun <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230308141359-4-419959/terbukti-subsidi-lpg-bbm-benar-benar-tak-tepat-sasaran">membuktikan</a> bahwa subsidi LPG tidak tepat sasaran. Dalam jangka panjang, pemerintah semestinya dapat <a href="https://wri-indonesia.org/id/wawasan/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas">mengalihkan anggaran subsidi LPG</a> ke pengembangan biogas khususnya di daerah yang potensial sehingga mampu meningkatkan minat masyarakat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211607/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemerintah daerah hanya perlu menyiapkan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi biogas di tingkat kelurahan ataupun desa bersama masyarakat setempat.Muhammad Salman Hakim, Research Administrator, The Purnomo Yusgiantoro Center Vivi Fitriyanti, Researcher, The Purnomo Yusgiantoro Center Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2114332023-08-11T10:32:55Z2023-08-11T10:32:55ZEnergi ‘tak terbatas’: Negara padat penduduk seperti Indonesia dapat memenuhi energi bersihnya dari PLTS terapung<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/542266/original/file-20230803-17-ypizoo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=5%2C4%2C992%2C660&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Foto udara panel surya atau sel surya yang mengapung di danau, laut, atau samudera.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/aerial-top-view-solar-panels-cells-1924116725">Tavarius, Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Pembangkit tenaga listrik surya (PLTS) terapung di laut Khatulistiwa yang tenang dapat menyediakan energi surya ‘tak terbatas’ secara efektif untuk negara-negara berpenduduk padat di Asia Tenggara dan Afrika Barat. </p>
<p><a href="https://www.mdpi.com/2673-9941/3/3/23">Penelitian terbaru</a> kami menemukan bahwa pemanfaatan PLTS lepas pantai di Indonesia saja dapat menghasilkan listrik sekitar 35.000 terawatt-jam (TWh) per tahun. Angka tersebut setara dengan <a href="https://ourworldindata.org/electricity-mix">produksi listrik global saat ini</a> (30 ribu TWh per tahun). </p>
<p>Jika sebagian besar lautan di dunia dilalui jalur badai, beberapa wilayah laut di Khatulistiwa malah relatif tenang dan damai. Di tempat ini, pembangunan PLTS terapung lepas pantai hanya butuh struktur teknik yang relatif murah cukup untuk melindungi panel surya.</p>
<p><a href="https://re100.eng.anu.edu.au/offshore_solar_atlas/">Peta ‘<em>heatmap</em>’ beresolusi tinggi</a> dari hasil penelitian kami menunjukkan bahwa negara kepulauan Indonesia dan daerah Khatulistiwa di Afrika Barat dekat Nigeria berpotensi terbesar untuk PLTS terapung di laut.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Peta lokasi terbaik memasang PLTS terapung yang jauh dari badai" src="https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=284&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=284&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=284&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=357&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=357&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/540572/original/file-20230801-20-dkpvgr.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=357&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Peta ‘heatmap’ untuk panel surya terapung lepas pantai. Area merah adalah yang terbaik,
diikuti oleh kuning, hijau, dan biru tua. Garis abu-abu menunjukkan jejak badai tropis.
CC BY-ND.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Disediakan penulis, berbasiskan OpenStreetMap</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Peran energi surya pada 2050</h2>
<p>Dalam tren saat ini, ekonomi global sebagian besar akan mengalami dekarbonisasi dan elektrifikasi pada tahun 2050. Ini didukung oleh <a href="https://theconversation.com/despairing-about-climate-change-these-4-charts-on-the-unstoppable-growth-of-solar-may-change-your-mind-204901">energi matahari dan angin dalam jumlah besar.</a></p>
<p>Panel surya dengan luas sekitar 70 kilometer persegi (km2) (melebihi 10% dari luas <a href="https://regional.kompas.com/read/2022/08/08/211948678/profil-kota-padang-ibu-kota-provinsi-sumatera-barat?page=all">kota Padang, Sumatra Barat)</a> dapat menyediakan semua kebutuhan energi satu juta orang yang kaya dalam ekonomi bebas karbon. Panel surya dapat ditempatkan di atap rumah/bangunan, di daerah gersang, berbagi ruang dengan lahan pertanian, atau terapung. </p>
<p>Namun, di negara-negara dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti <a href="https://www.worldometers.info/population/most-populous-countries/">Nigeria dan Indonesia,</a> bisa jadi memiliki lahan yang terbatas untuk memasang panel surya. Pasalnya, ada persaingan lahan untuk kebutuhan pertanian ataupun area tempat tinggal. </p>
<p>Lokasi tropis mereka di garis lintang yang disebut <em>doldrum</em> juga berarti kedua negara tersebut memiliki sumber daya angin yang buruk. Untungnya, negara-negara ini–dan tetangganya-–dapat memanen energi tak terbatas secara efektif dari panel surya yang mengapung di lautan. </p>
<p>Panel surya terapung juga dapat ditempatkan di danau dan waduk. PLTS terapung seperti ini <a href="https://www.pv-magazine-australia.com/2023/03/23/global-study-highlights-potential-of-floating-solar/">memiliki potensi besar dan sudah berkembang pesat.</a></p>
<p><a href="https://www.mdpi.com/2673-9941/3/3/23">Studi kami baru-baru ini</a> menganalisis permukaan laut dunia untuk menemukan wilayah mana yang tidak mengalami ombak besar atau angin kencang selama 40 tahun terakhir. Panel surya terapung di wilayah seperti itu tidak memerlukan struktur teknik yang kuat dan mahal. </p>
<p>Daerah yang tidak mengalami ombak yang lebih besar dari 6 meter atau angin yang lebih kuat dari 15 meter per detik dapat menghasilkan listrik energi surya hingga sejuta TWh per tahun. Angka tersebut lima kali lebih besar dibandingkan kebutuhan energi bersih untuk 10 miliar penduduk dunia pada tahun 2050 nanti.</p>
<p>Sebagian besar area laut yang cocok untuk PLTS terapung berada di dekat Khatulistiwa, di sekitar Indonesia dan Afrika Barat. Daerah ini memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi dan nilai lingkungan yang tinggi. Panel surya terapung laut dapat menjadi solusi potensi konflik penggunaan lahan.</p>
<h2>Indonesia dan potensi energi surya yang sangat besar</h2>
<p>Indonesia merupakan negara yang padat penduduk, terutama di pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Pada pertengahan abad ini, populasi Indonesia diperkirakan melebihi <a href="https://www.population-trends-asiapacific.org/data/IDN">315 juta jiwa.</a></p>
<p>Untungnya, Indonesia memiliki <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/14/17/5424">potensi energi matahari yang sangat besar</a> dan <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/15/9/3457">juga potensi penyimpanan energi ‘<em>pumped hydro energy storage</em>’</a> untuk menyimpan kelebihan energi surya untuk digunakan pada malam hari. Sekitar 25 ribu km2 panel surya akan dibutuhkan untuk mendukung Indonesia yang makmur setelah dekarbonisasi ekonomi yang mengandalkan tenaga matahari. </p>
<p>Indonesia memiliki pilihan untuk PLTS terapung di laut pedalaman yang tenang. Wilayah ini memiliki sekitar 140 ribu km2 bentang laut. </p>
<p>Kawasan ini belum pernah mengalami ombak lebih besar dari 4 meter atau angin yang lebih kuat dari 10 meter per detik dalam 40 tahun terakhir. Luas wilayah laut Indonesia sebesar 6,4 juta km2 adalah 200 kali lebih besar dari yang dibutuhkan jika seluruh kebutuhan energi Indonesia di masa depan dipenuhi PTLS terapung lepas pantai.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A heatmap showing the best locations for floating solar panels, away from tropical storm tracks" src="https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=276&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=276&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=276&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=347&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=347&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/540573/original/file-20230801-23-ko6dda.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=347&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Peta panas yang menunjukkan lokasi terbaik untuk panel surya terapung lepas pantai di Indonesia. Area merah adalah yang terbaik, diikuti oleh kuning, hijau, dan biru tua. Garis abu-abu menunjukkan jejak badai tropis.</span>
<span class="attribution"><span class="source"> Disediakan oleh penulis, menggunakan basis= OpenStreetMap, CC BY-ND</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masa depan PLTS terapung lepas pantai</h2>
<p>Sebagian besar bentang laut global mengalami ombak lebih besar dari 10 meter dan angin lebih kuat dari 20 meter per detik. </p>
<p>Beberapa perusahaan terus mengembangkan struktur teknik pertahanan untuk PLTS terapung lepas pantai agar mampu menahan badai. </p>
<p>Sebaliknya, lingkungan maritim yang tenang di sepanjang khatulistiwa tidak membutuhkan pertahanan kuat ataupun mahal. </p>
<p>Kami menemukan beberapa wilayah yang paling cocok dalam 5–12 derajat lintang Khatulistiwa, terutama di dalam dan sekitar kepulauan Indonesia dan di Teluk Guinea dekat Nigeria. Wilayah ini memiliki potensi angin yang rendah, kepadatan penduduk yang tinggi, pertumbuhan yang cepat (baik dalam populasi maupun konsumsi energi) dan ekosistem utuh yang substansial yang tidak boleh dibuka untuk ladang tenaga surya. Badai tropis jarang berdampak pada daerah Khatulistiwa.</p>
<p>Industri surya terapung lepas pantai masih berada dalam tahap pengembangan. Panel surya lepas pantai memiliki kelemahan dibandingkan dengan panel di darat, seperti risiko korosi garam, dan pengotoran laut.</p>
<p>Sejauh ini, laut dangkal lebih memungkinkan untuk menambatkan panel ke dasar laut. Kita memerlukan perhatian yang cermat untuk meminimalkan kerusakan lingkungan laut dan dampaknya terhadap penangkapan ikan.</p>
<p>Pemanasan global juga dapat mengubah pola angin dan ombak. Namun, terlepas dari tantangan ini, kami yakin panel surya apung lepas pantai akan berkontribusi signifikan dalam bauran energi pada negara-negara yang memiliki akses ke laut khatulistiwa yang tenang. </p>
<p>Menjelang tahun 2050, sekitar satu miliar orang di negara-negara ini sebagian besar akan bergantung pada energi matahari, yang akan mendorong <a href="https://theconversation.com/despairing-about-climate-change-these-4-charts-on-the-unstoppable-growth-of-solar-may-change-your-mind-204901">transisi energi tercepat dalam sejarah.</a></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211433/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Andrew Blakers mendapatkan pendanaan dari ARENA, P4I, dan beberapa organisasi serupa.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>David Firnando Silalahi memperoleh dana beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia.</span></em></p>Laut khatulistiwa yang tenang bisa menjadi alternatif terandal untuk panen energi surya besar-besaran dari laut.Andrew Blakers, Professor of Engineering, Australian National UniversityDavid Firnando Silalahi, Phd Candidate, School of Engineering, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2061852023-05-23T06:57:08Z2023-05-23T06:57:08ZPotensi energi terbarukan Indonesia : sebesar apa dan bagaimana cara memanfaatkannya?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/527641/original/file-20230523-43245-dho4t2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><iframe style="border-radius:12px" src="https://open.spotify.com/embed/episode/0VVQ8loOGLPSTe9UVSiA0X?utm_source=generator&theme=0" width="100%" height="152" frameborder="0" allowfullscreen="" allow="autoplay; clipboard-write; encrypted-media; fullscreen; picture-in-picture" loading="lazy"></iframe>
<p>Energi berperan krusial dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua kegiatan manusia memerlukan suplai energi. </p>
<p>Selama ini, energi umumnya diperoleh dari sumber bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara. Namun, sumber ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada polusi udara dan perubahan iklim. </p>
<p>Situasi ini menuntut perlunya adopsi langkah-langkah efisiensi serta transisi menuju penggunaan energi terbarukan guna mengurangi tingkat emisi.</p>
<p>Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai kondisi nol emisi atau <em>Net Zero Emission</em> pada 2060 atau lebih cepat, sesuai <a href="https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement">Perjanjian Paris</a>. Untuk mencapai tujuan ini, Indonesia seharusnya memanfaatkan sumber energi terbarukan yang tersedia di tanah air, seperti surya, angin, air, bioenergi, dan panas bumi.</p>
<p>Seberapa besar potensi energi terbarukan di Indonesia? bagaimana cara memanfaatkannya untuk mengurangi emisi di sektor energi?</p>
<p>Dalam episode <em>Sains Sekitar Kita</em> terbaru, kami berbincang dengan Akbar Bagaskara, peneliti Bidang Ketenaga listrikan dari <em>Institute for Essential Services Reform</em> (IESR) yang sempat meneliti <a href="https://iesr.or.id/pustaka/beyond-443-gw-potensi-energi-terbarukan-indonesia">besarnya potensi energi terbarukan Indonesia</a>.</p>
<p>Dengarkan obrolan lengkap tentang sumber daya alam, energi terbarukan, dan dampak sosial maupun ekonomi akibat perubahan iklim dalam siniar (<em>podcast</em>) Sains Sekitar Kita di KBR Prime, Spotify, dan Apple Podcasts!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/206185/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Selama ini energi umumnya diperoleh dari sumber bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Untuk mengurangi dampak dari penggunaan energi ini, Indonesia perlu memanfaatkan energi baru.Muammar Syarif, Podcast ProducerLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2054112023-05-11T02:04:32Z2023-05-11T02:04:32ZMenambah energi terbarukan sama dengan menambah pertambangan: aksi iklim jangan sampai menumbalkan masyarakat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/525337/original/file-20230510-25-1wvk1l.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Shutterstock
</span> </figcaption></figure><p>Banyak negara berlomba-lomba memperbanyak penggunaan energi terbarukan. Industri bahan bakar fosil kian surut. Namun, apa yang akan terjadi terhadap tenaga kerja lokal, komunitas, ataupun bisnis yang bergantung padanya?</p>
<p>Dalam konferensi iklim global di Glasgow (COP26) tahun 2021 lalu, perwakilan dunia usaha, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil <a href="https://www.ihrb.org/focus-areas/just-transitions/cop26-high-level-dialogue-on-business-and-human-rights-in-the-just-transition">mendiskusikan</a> bagaimana “<em>just transition</em>” atau “transisi berkeadilan” dapat mengatasi tantangan-tantangan di atas. </p>
<p>Harapannya, proses peralihan ke energi terbarukan ini turut menjamin kepastian pekerjaan yang layak nan pantas bagi pekerja di tambang batu bara, kilang minyak, pembangkit listrik yang segera berakhir. </p>
<p>Walau begitu, <a href="https://doi.org/10.1002/sd.2163">penelitian kami</a> menekankan gagasan transisi berkeadilan harus diperluas. Pasalnya, banyak tambang baru yang harus dibuka demi memenuhi kebutuhan bahan mineral untuk infrastruktur energi terbarukan. </p>
<p>Tambang-tambang ini dapat <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-020-18661-9">berdampak besar</a> bagi masyarakat, seperti menghasilkan ketimpangan baru, eksklusi sosial, maupun gangguan terhadap sumber daya alam daratan daratan.</p>
<p>Kegagalan menyeimbangkan dampak sosial akibat perubahan iklim dengan aksi yang bertanggung jawab sama saja dengan menukar masalah; bukan mengakhirinya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/429870/original/file-20211103-17-1mcko7y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tambang tembaga terbuka di Spanyol. Lebih banyak tembaga dibutuhkan untuk infrastruktur listrik terbarukan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Keadilan dalam transisi energi</h2>
<p>Dunia akan membutuhkan banyak sekali bahan <a href="https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/acs.est.9b02808">mineral serta logam</a> untuk teknologi bersih. Misalnya, bijih besi untuk pembangkit listrik tenaga surya maupun angin, tembaga untuk sistem kelistrikan, ataupun nikel untuk baterai.</p>
<p>Sementara, tambang-tambang yang ada saat ini terletak jauh di bawah permukaan tanah, bermutu rendah, lebih boros air dan energi. Tak sedikit pula yang berlokasi di tanah masyarakat adat. Aktivitas pengerukan ataupun pengolahan barang tambang akan memproduksi lebih banyak sisa hasil pertambangan ataupun limbah <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/bse.2613">berbahaya dan beracun</a>. </p>
<p>Proyek-proyek energi bersih seperti panel surya dan kincir angin juga berdampak <a href="https://theconversation.com/why-most-aboriginal-people-have-little-say-over-clean-energy-projects-planned-for-their-land-139119">sosial dan lingkungan</a>. Pasalnya, proyek ini membutuhkan lahan yang besar, sehingga bisa membatasi hak-hak ulayat kaum adat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bank-tanah-lembaga-baru-yang-mubazir-dan-mengancam-masyarakat-adat-akademisi-179297">Bank Tanah lembaga baru yang mubazir dan mengancam masyarakat adat: akademisi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi keuntungan dari industri <em>critical mineral</em> (sumber daya mineral yang penting bagi infrastruktur teknologi bersih) akan melampaui <a href="https://www.iea.org/news/clean-energy-demand-for-critical-minerals-set-to-soar-as-the-world-pursues-net-zero-goals">pendapatan industri bahan bakar fosil</a> sebelum 2040. Pertumbuhan fantastis ini akan merangsang pemerintah untuk membuka keran <a href="https://www.forbes.com/sites/sorensonimpact/2021/10/28/impact-investors-can-catalyze-a-just-transition-to-net-zero-emissions/?sh=3fb098d351f3">investasi sederas mungkin</a> dan menyetujui proyek pertambangan baru.</p>
<p>Nah, ambisi besar pada investasi akan menguji kepatutan pelaksanaan konsultasi publik, terutama upaya mendapatkan persetujuan informasi yang tanpa paksaan <a href="https://www.oxfam.org.au/what-we-do/economic-inequality/mining/free-prior-and-informed-consent/">(<em>free, prior and informed consent</em>)</a> dari masyarakat adat.</p>
<p>Pertambangan besar baru juga berisiko memicu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0301420718303842?via%3Dihub">kerugian pascatambang</a>. Sejak dulu, pemulihan lingkungan akibat <a href="https://theconversation.com/what-should-we-do-with-australias-50-000-abandoned-mines-18197">tambang-tambang terlantar menjadi masalah global</a>. Sebab, batuan yang ditambang menghasilkan air asam dan logam berat yang mencemari aliran air selama berpuluh-puluh tahun. Penambangan baru akan memperberat masalah ini.</p>
<p>Salah satu dampak dari penambangan mineral untuk transisi energi terjadi di Australia. Di Sungai McArthur, masyarakat adat setempat terus <a href="https://www.theguardian.com/australia-news/2020/dec/20/lead-in-my-grandmothers-body-damage-from-mining-reflected-in-northern-territory-exhibition">menolak</a> penambangan timbal dan seng di daerah Borroloola karena merugikan lingkungan dan penduduk setempat. </p>
<p>Penambangan ini mengakibatkan pencemaran <a href="https://www.abc.net.au/news/2021-05-21/nt-mcarthur-river-mine-road-train-spills/100153646">bahan berbahaya</a> serta <a href="https://www.abc.net.au/news/2014-07-27/mcarthur-river-mine-gulf-of-carpentaria-anger-smoke-plume/5625484">limbah batuan panas</a>.</p>
<p>Beberapa negara tengah berjuang mengamankan material yang dibutuhkan untuk transisi energi mereka. Cina, misalnya, yang <a href="https://www.marketwatch.com/story/u-s-looks-to-ease-chinas-monopoly-on-rare-earths-11615568838">memonopoli</a> produksi <a href="https://kleinmanenergy.upenn.edu/research/publications/rare-earth-elements-a-resource-constraint-of-the-energy-transition/">mineral tanah jarang (<em>rare earth</em>)</a>, seperti neodymium yang penting bagi teknologi terbarukan seperti turbin dan kendaraan listrik.</p>
<p>Ketidakpastian pasokan mineral dapat memicu <a href="https://asialink.unimelb.edu.au/insights/critical-minerals-and-the-new-geopolitics">konflik geopolitik baru</a> yang mengganggu era pasar bebas dalam perdagangan komoditas global. Gangguan ini dapat merusak iklim transparansi, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam rantai nilai industri.</p>
<p>Transisi berkeadilan harus menghindari risiko-risiko di atas. Masyarakat di kawasan pertambangan terpencil maupun sepanjang rantai pasok global <a href="https://lawjournal.mcgill.ca/article/sacrifice-zones-in-the-green-energy-economy-toward-an-environmental-justice-framework/">tidak boleh menjadi tumbal</a> atas nama aksi iklim. </p>
<h2>Memperluas jangkauan transisi berkeadilan</h2>
<p>Istilah transisi berkeadilan dikenalkan pertama kali oleh <a href="https://www.gov.scot/publications/transitions-comparative-perspective/pages/3/">pergerakan serikat pekerja</a> pada dekade 1970-an. Istilah ini juga disebutkan dalam mukadimah <a href="https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement/the-paris-agreement">Perjanjian Paris</a> dan diperkuat dalam <a href="https://cop24.gov.pl/presidency/initiatives/just-transition-declaration/">Deklarasi Silesia tahun 2018</a>. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-mayoritas-sertifikat-energi-terbarukan-tak-efektif-mengurangi-emisi-cuma-pencitraan-korporasi-185698">Riset: mayoritas sertifikat energi terbarukan tak efektif mengurangi emisi, cuma pencitraan korporasi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Perundingan di Glasgow pada 2021 lalu menjadi pemicu karena menempatkan ide transisi berkeadilan sebagai salah satu agenda pembahasan. Dalam pembukaan konferensi, eks presiden dan pengampanye keadilan iklim, <a href="https://www.mrfcj.org/">Mary Robinson</a>, menyatakan bahwa transisi energi harus menjunjung tinggi hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan hak pekerja di seluruh dunia.</p>
<p>Senada dengan Mary, Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation–konfederasi serikat pekerja global–<a href="https://www.ituc-csi.org/sharan-burrow-6329">Sharan Burrow</a>, <a href="https://www.oecd.org/environment/cc/g20-climate/collapsecontents/Just-Transition-Centre-report-just-transition.pdf">mengatakan</a> bahwa aksi iklim harus menyejahterakan pekerja maupun komunitas dalam <a href="https://www.unep.org/regions/asia-and-pacific/regional-initiatives/supporting-resource-efficiency/green-economy">perekonomian hijau</a> yang inklusif (melibatkan semua golongan).</p>
<p>Pernyataan mereka menambah gaung seputar <a href="https://www.theguardian.com/environment/2021/jul/19/politicians-from-across-world-call-for-global-green-deal-to-tackle-climate-crisis"><em>Green New Deal</em> (paket kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan)</a> di berbagai negara.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1455618575998365699"}"></div></p>
<p><a href="https://www.ihrb.org/">Institute for Human Rights and Business</a>, lembaga internasional yang mendukung bisnis berkelanjutan, yang mengadakan pertemuan pada COP26 juga berencana <a href="https://twitter.com/Jomo1966/status/1455688952132866050?s=20">menjadi tuan rumah</a> dalam perbincangan seputar transisi energi berkeadilan di setiap konferensi iklim PBB.</p>
<h2>Apa yang harus kita lakukan?</h2>
<p>Butuh waktu puluhan tahun untuk kita mengangkat dampak sosial perubahan iklim menjadi agenda global. Kini, kita harus <a href="https://www.undp.org/blog/energy-transition-urgently-essential-will-raise-series-justice-questions">lebih berfokus</a> pada dampak sosial aksi iklim. </p>
<p><a href="https://www.ohchr.org/Documents/Publications/GuidingPrinciplesBusinessHR_EN.pdf">Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia</a> bisa menjadi acuan. Instrumen ini sangat penting agar perusahaan—pertambangan, teknologi energi terbarukan, dan keuangan— lebih bertanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungan yang mereka timbulkan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/warga-vs-hotel-bagaimana-pendekatan-ham-dapat-atasi-masalah-pengelolaan-air-warga-di-sekitar-hotel-191777">Warga vs Hotel: bagaimana pendekatan HAM dapat atasi masalah pengelolaan air warga di sekitar hotel</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Prinsip-prinsip di atas mewajibkan sektor bisnis melakukan <a href="https://www.ohchr.org/EN/Issues/Business/Pages/CorporateHRDueDiligence.aspx">uji tuntas seputar pemenuhan HAM</a>. Harapannya, usaha mereka tidak membahayakan pekerja, warga lokal, ataupun orang-orang lainnya di sepanjang rantai pasok. Prinsip tersebut juga mewajibkan perusahaan untuk memahami hal apa saja yang berisiko dilanggar HAM, sekaligus bertindak jika ada pelanggaran.</p>
<p>Prinsip ini senada dengan gagasan untuk <a href="https://www.openglobalrights.org/the-doughnut-approach-how-to-climatize-human-rights/?lang=English">meng-iklim-kan HAM</a>, maksudnya para peserta bertanggung jawab secara hukum terhadap aksi iklim yang mereka lakukan ataupun dampaknya.</p>
<p>Uni Eropa pun sedang mempertimbangkan <a href="https://www.business-humanrights.org/en/latest-news/eu-commissioner-for-justice-commits-to-legislation-on-mandatory-due-diligence-for-companies/">aturan</a> kewajiban uji tuntas HAM. Harapannya, pelaku bisnis—mulai dari penambang mineral hingga kontraktor proyek energi terbarukan—dapat mengevaluasi dampak sosial dan HAM atas aksi iklim mereka. Usulan ini menjadi langkah penting agar aksi iklim lebih menghargai HAM.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1455083754402238469"}"></div></p>
<p>Inisiatif-inisiatif di atas menjadi batu loncatan kita untuk berubah. Kini, yang kita perlukan adalah langkah nyata untuk mengavaluasi pemenuhan HAM setiap aspek transisi energi.</p>
<p>Itulah mengapa pemantauan progres menjadi penting. Aliansi untuk penerapan bisnis berkelanjutan—-The World Benchmarking Alliance telah meluncurkan <a href="https://www.worldbenchmarkingalliance.org/research/2021-just-transition-assessment/">alat penilaian transisi energi</a>. </p>
<p>Temuan mereka mencengangkan: korporasi penghasil besar emisi gas rumah kaca gagal memakai pengaruh mereka untuk melindungi masyarakat, mengelola dampak sosial, dan <a href="https://earthworks.org/campaigns/making-clean-energy-clean/declaration-on-mining-and-the-energy-transition-for-cop26/">mengadvokasi transisi berkeadilan</a>. </p>
<p>Situasi tersebut perlu segera diubah, seiring naiknya angka pengerukan sumber daya alam di tengah tekanan perubahan iklim yang berisiko menciptakan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212420919306648">petaka baru</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/205411/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Deanna adalah kepala penyelidik hibah ARC Linkage untuk penyelidikan publik-swasta di bidang pertambangan; anggota panel peninjau ahli independen Dewan Pertambangan dan Logam Internasional; dan wali dan anggota dewan penasehat internasional untuk Institut Hak Asasi Manusia dan Bisnis. Dia adalah Direktur Pusat Tanggung Jawab Sosial di Pertambangan (CSRM) di The University of Queensland (UQ). CSRM melakukan penelitian terapan dengan masyarakat, pemerintah, dan perusahaan pertambangan.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Nick Bainton tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Jika kita gagal menyeimbangkan dampak sosial dari perubahan iklim dengan tindakan iklim yang bertanggung jawab, kita berisiko mengganti satu jenis bahaya dengan yang lain – dan ini akan menjadi bencana baru.Nick Bainton, Associate Professor, The University of QueenslandDeanna Kemp, Professor and Director, Centre for Social Responsibility in Mining, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2027342023-03-28T07:17:15Z2023-03-28T07:17:15ZEnergi terbarukan: antara cita-cita dan kenyataan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/517844/original/file-20230328-23-4jy7v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><p>Indonesia memiliki tujuan besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pemanfaatan energi terbarukan. Tujuannya adalah untuk mencapai kondisi <a href="https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/berkenalan-dengan-net-zero-emission"><em>net zero emission</em> (NZE)</a> atau nol emisi karbon pada 2060. </p>
<p>Melalui pemakaian sumber energi yang ramah lingkungan, Indonesia diharapkan dapat membantu meredam laju perubahan iklim melalui pengurangan emisi sektor energi.</p>
<p>Saat ini, sektor energi masih menjadi penyumbang terbesar dalam emisi gas rumah kaca di Indonesia. Sektor ini menyumbang sekitar 40% dari total emisi karbon nasional atau sekitar 450 juta ton setara CO2 per tahun.</p>
<p>Sayangnya, meski Indonesia memiliki sumber energi terbarukan seperti surya, air, angin, dan biomassa yang melimpah, pemakaian bahan bakar fosil dalam sektor energi masih mendominasi.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-seretnya-investasi-energi-bersih-berbahaya-bagi-keanekaragaman-hayati-indonesia-198680">Mengapa seretnya investasi energi bersih berbahaya bagi keanekaragaman hayati Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Untuk mengulas bagaimana penggunaan energi terbarukan di Indonesia, kami berbincang dengan Grita Anindarini, Deputi Direktur Bidang Program di Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL).</p>
<p>Dengarkan obrolan lengkap tentang sumber daya alam, energi terbarukan, dan dampak sosial & ekonomi akibat perubahan iklim dalam siniar (<em>podcast</em>) Sains Sekitar Kita di KBR Prime, Spotify, dan Apple Podcasts!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/202734/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Sayangnya, meski Indonesia memiliki sumber energi terbarukan seperti surya, air, angin, dan biomassa yang melimpah, pemakaian bahan bakar fosil dalam sektor energi masih mendominasi.Muammar Syarif, Podcast ProducerLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1999732023-02-15T04:46:37Z2023-02-15T04:46:37ZRiset: panel surya di lahan pertanian cocok menjadi habitat satwa liar<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/510255/original/file-20230215-18-yybfg2.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Shutterstock</span> </figcaption></figure><p><a href="https://theconversation.com/topics/transisi-energi-125327">Transisi energi terbarukan</a> di Australia memicu pembangunan belasan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berskala besar. Meski tren ini mengurangi ketergantungan Negeri Kangguru terhadap bahan bakar fossil, pembangunan PLTS juga menambah kebutuhan lahan untuk memasang panel surya.</p>
<p>Tren yang sama juga terjadi di Indonesia yang mulai menggenjot <a href="https://www.republika.co.id/berita/qxmfsz383/tiga-proyek-besar-plts-akan-dikembangkan-di-indonesia">pembangunan PLTS berskala besar.</a> </p>
<p>Proyek PLTS sebagian besar berlokasi di kawasan perdesaan. Sejumlah pihak <a href="https://www.abc.net.au/news/2022-03-23/solar-farms-conflict-with-agricutural-land-use-/100920184">mengkhawatirkan</a> pemakaian lahan untuk PLTS berpotensi menggerus produksi pertanian maupun mengganggu habitat kehidupan liar.</p>
<p>Sebenarnya ada cara untuk memperluas infrastruktur PLTS tanpa mengganggu manusia ataupun makhluk lainnya. Misalnya, <a href="https://theconversation.com/farmers-shouldnt-have-to-compete-with-solar-companies-for-land-we-need-better-policies-so-everyone-can-benefit-173333">adanya proyek</a> <a href="https://www.weforum.org/agenda/2022/07/agrivoltaic-farming-solar-energy/">PLTS agrivoltaik</a>“ yang beroperasi <a href="https://www.mdpi.com/2071-1050/13/14/7846">di antara tanaman pertanian</a> ataupun hewan ternak.</p>
<p>Lantas, bagaimana konsep PLTS <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/aec.13289">konservoltaik</a> – kombinasi upaya konservasi biodiversitas dengan energi surya?</p>
<p>Riset terbaru saya menelaah apakah PLTS dapat digunakan untuk menyokong pelestarian spesies asli di suatu daerah. Hasilnya, saya menemukan panel surya justru menjadi habitat yang berguna bagi kehidupan liar, sekaligus bermanfaat bagi kesuburan tanah dan petani.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="manfaat panel surya" src="https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=325&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=325&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=325&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=409&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=409&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507775/original/file-20230202-5481-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=409&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">‘Agrivoltaik.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Rumah baru</h2>
<p>Bentang alam liar kita terus berkurang. Di Australia, kawasan lindung seperti taman nasional <a href="https://soe.dcceew.gov.au/land/graphs-maps-and-tables?keys=land+use">hanya mencakup 9% dari total luas wilayah</a>. </p>
<p>Sementara, di Indonesia, jumlah kawasan lindung di daratan hanya <a href="https://www.cbd.int/pa/doc/dossiers/indonesia-abt11-country-dossier2021.pdf">setara 12,2% dari keseluruhan luas wilayah</a>.</p>
<p>Banyak pepohonan di kawasan peternakan yang ditebangi menjadi padang rumput untuk hewan ternak. Artinya, satwa liar yang bergantung pada pohon-pohon mengalami kehilangan sebagian besar habitatnya. </p>
<p>Karena itulah, kita harus menyediakan tempat baru supaya satwa liar dapat mencari makan, beristirahat, berlindung, maupun berkembang biak.</p>
<p>Penelitian saya menelaah apakah kawasan PLTS yang berada di lahan pertanian ataupun peternakan dapat juga digunakan sebagai habitat satwa liar. Saya melakukan survei dan penyelidikan menggunakan <em>camera trap</em> (kamera tersembunyi) untuk mengenali tanaman dan hewan-hewan yang berada di sela-sela panel surya. Saya juga mencatat berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk berkoloni, serta langkah yang perlu dilakukan untuk menyokong mereka.</p>
<p>Hasil riset saya juga mencoba memunculkan istilah baru untuk penggunaan lahan berganda ini: konservoltaik. Saya juga menyitir penelitian lainnya yang menyimpulkan manfaat PLTS bagi konservasi. Tentu saja kita juga masih membutuhkan penelitian lanjutan soal ini.</p>
<p>Struktur tiga dimensi dari panel surya (berikut penopangnya) menambah kekayaan struktur di suatu bentang lahan pertanian. Pembangkit ini juga berfungsi sebagai tempat satwa berlindung dari pemangsa, seperti layaknya <a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmars.2020.00282/full">terumbu artifisial</a> di danau maupun lautan. Panel surya juga bisa menjadi tempat yang pas untuk menjadi tempat tinggal hewan.</p>
<p>Infrastruktur PLTS turut menciptakan mozaik sinar matahari maupun bayangan. Kondisi ini <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0038092X21008562">memungkinkan area sekitar PLTS menjadi habitat mikro</a> bagi tumbuhan maupun hewan. </p>
<p><a href="https://helapco.gr/wp-content/uploads/Solar_Farms_Biodiversity_Study.pdf">Studi yang dilakukan di Eropa</a> menunjukkan PLTS berskala besar dapat menambah keanekaragaman hayati dan jumlah tanaman, rumput, kupu-kupu, lebah, maupun burung.</p>
<p>Vegetasi yang tumbuh di antara panel surya juga berfungsi menjadi <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364032121003531?via=ihub#fig3">jalur perjalanan satwa</a>, tempat berkembang biak, sekaligus berlindung bagi satwa liar.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesia-bisa-panen-listrik-besar-besaran-dari-10-miliar-panel-surya-berikut-tempat-ideal-untuk-memasangnya-168812">Indonesia bisa panen listrik besar-besaran dari 10 miliar panel surya, berikut tempat ideal untuk memasangnya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<figure class="align-center ">
<img alt="kupu-kupu di tanaman di depan panel surya" src="https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507748/original/file-20230201-20-nxfh9e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penelitian menunjukkan susunan surya dapat meningkatkan keberadaan penyerbuk seperti kupu-kupu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Pengelolaan yang baik adalah kuncinya</h2>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364032121003531?via=ihub#fig3">Studi saya turut merekomendasikan</a> strategi pengelolaan untuk mengoptimalkan keuntungan panel surya bagi kehidupan liar.</p>
<p>Pengelola lahan harus menyediakan beragam spesies tanaman berbunga untuk merangsang datangnya serangga penyerbuk (polinator). Rumput-rumput yang tumbuh di antara panel surya juga sebaiknya tidak sering-sering dipangkas ataupun terlalu pendek. </p>
<p>Serangga penyerbuk lebih menyukai vegetasi yang tinggi untuk mencari makan. Jangan pula terlalu tinggi supaya tidak menghalangi panel surya menyerap sinar matahari.</p>
<p>Jika memungkinkan, kurangilah penggunaan herbisida ataupun bahan kimia lainnya. PLTS juga harus terhubung dengan kawasan vegetasi lainnya, seperti tanaman pagar atau jajaran pohon. Tujuannya agar satwa liar bisa berpindah-pindah dari area PLTS ke habitat lainnya.<br>
Pengelola lahan yang menggabungkan PLTS dengan habitat kehidupan liar juga bisa mengambil sejumlah keuntungan. Mereka bisa meraup pendapatan dari perolehan kredit lingkungan melalui proyek penyerapan karbon dan peningkatan biodiversitas.</p>
<p>Pemilik lahan juga bisa meningkatkan kesuburan tanahnya dengan penambahan jumlah serangga penyerbuk. Mereka juga bisa menyediakan habitat bagi burung melalui kotak sarang ataupun tiang bertengger guna mengontrol populasi serangga.</p>
<p>Kendati begitu, kita membutuhkan lebih banyak studi untuk memahami berbagai potensi PLTS konservoltaik ini.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="katak kecil di tangan manusia di depan panel surya" src="https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/507749/original/file-20230201-20-eoke8k.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Strategi manajemen peternakan dapat memaksimalkan manfaat peternakan surya untuk satwa liar.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Eric Nordberg</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Langkah ke depan</h2>
<p>Kita sudah mengetahui manfaat energi terbarukan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Kini, kita membutuhkan lebih banyak penelitian untuk melihat manfaat PLTS terhadap kehidupan liar. </p>
<p>Kita juga kekurangan riset dalam hal cara penempatan, konfigurasi, dan pengelolaan PLTS terbaik untuk menggenjot biodiversitas. Kolaborasi antara industri, pengelola lahan, dan para ahli diperlukan supaya produksi energi bersih dan konservasi bisa berjalan beriringan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/energi-surya-adalah-raja-listrik-namun-pelaksanaannya-butuh-lebih-banyak-insentif-166902">Energi surya adalah ‘raja listrik’, namun pelaksanaannya butuh lebih banyak insentif</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/199973/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Eric Nordberg tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Panel surya bisa jadi tempat yang cocok untuk satwa-satwa beristirahat, berlindung, dan berkembang biak – berpotensi menambah kesuburan lahan yang bermanfaat bagi petani.Eric Nordberg, Senior Lecturer (Applied Ecology and Landscape Management), University of New EnglandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1971302023-01-09T06:09:19Z2023-01-09T06:09:19Z2023 bisa jadi ‘tahun emas’ transisi energi bersih Indonesia, ini 3 hal yang perlu digenjot<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/502846/original/file-20230102-16-5e3k7w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">pexels narcisa aciko</span> </figcaption></figure><p>2022 merupakan tahun pemantik Indonesia untuk mempercepat transisi energi, yakni sebuah peralihan dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan yang ramah lingkungan.</p>
<p>Misalnya, pemerintah menerbitkan <a href="https://drive.esdm.go.id/wl/?id=o8WDm5f2AXpP9Awt2y4CFnvB3t2JdOAf">Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022</a> yang menjadi dasar hukum pengakhiran operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2050. </p>
<p>Pemerintah juga menetapkan target pengurangan emisi yang lebih ambisius. Dalam dokumen komitmen iklim yang disebut <a href="https://unfccc.int/sites/default/files/NDC/2022-09/23.09.2022_Enhanced%20NDC%20Indonesia.pdf">Nationally Determined Contribution (NDC) versi 2022,</a> Indonesia menaikkan target pengurangan emisi pada 2030 menjadi 31,89% dengan usaha sendiri, atau 43,20% dengan dukungan internasional.</p>
<p>Selain itu, sebagai tuan rumah KTT G20, Indonesia juga memperoleh dukungan pendanaan transisi energi melalui skema <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1658787/adb-just-energy-transition-partnership-menjadi-kemenangan-besar-indonesia"><em>Just Energy Transition Partnership</em> (JETP)</a> dari negara-negara G7 plus Denmark, Norwegia, dan Irlandia Utara. Kelompok negara tersebut menjanjikan pembiayaan hingga US$20 miliar atau sekitar Rp311 triliun untuk proyek-proyek yang mendukung penurunan emisi di Indonesia.</p>
<p>Kendati begitu, tahun 2022 juga menyisakan <a href="https://theconversation.com/pemulihan-ekonomi-pasca-covid-19-yang-bertumpu-pada-energi-kotor-bisa-timbulkan-masalah-lingkungan-186916">catatan kewalahan</a> berulang Indonesia dalam mengelola anggaran subsidi energi fosil. Pemerintah, demi menjaga daya beli masyarakat, terpaksa <a href="https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Anggaran-Subsidi-dan-Kompensasi-Rp502,4-triliun">menaikkan anggaran subsidi energi hingga tiga kali lipat</a> pada 2022 karena lonjakan harga energi fosil sebagai imbas invasi Rusia terhadap Ukraina.</p>
<p>Memasuki 2023, Indonesia sudah seharusnya berfokus pada aksi transisi energi yang lebih radikal. Setidaknya, terdapat tiga aspek yang perlu digenjot Indonesia pada 2023 agar target iklim untuk mencapai emisi nol bersih tidak tergelincir.</p>
<h2>Peningkatan kapasitas listrik energi bersih</h2>
<p>Pertumbuhan <a href="https://iesr.or.id/en/pustaka/indonesia-energy-transition-outlook-ieto-2023">bauran energi terbarukan di Indonesia menurun</a> dari 11,5% pada 2021 menjadi 10,4% pada 2022. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/502848/original/file-20230102-26-zh4zcd.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">PLTU Indramayu di Jawa Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">PLN</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Penurunan ini disebabkan <a href="https://iesr.or.id/en/pustaka/indonesia-energy-transition-outlook-ieto-2023">terhambatnya program biodiesel</a>. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan juga amat kecil dibandingkan <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20221109142340-4-386396/2-pltu-batu-bara-raksasa-ini-diam-diam-sudah-beroperasi-lho">penambahan kapasitas PLTU</a> sebesar 4 gigawatt (GW) di Pulau Jawa selama 2022. Hal ini merupakan imbas dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi yang masih bertumpu pada bahan bakar fosil.</p>
<p>Guna mencapai target emisi 2030, pemerintah perlu mengambil beberapa langkah strategis untuk mempercepat penambahan kapasitas energi terbarukan. Pertama, pemerintah sudah sepatutnya segera merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) agar sejalan dengan komitmen baru yang tercantum dalam dokumen E-NDC.</p>
<p>Kedua, pengembangan proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan harus dimulai pada 2023 dan berlanjut hingga 2025 agar dapat mulai beroperasi sebelum 2030.</p>
<p>Seiring peningkatan dukungan global terhadap usaha transisi energi Indonesia, 2023 bisa menjadi tahun emas untuk menggenjot pertumbuhan bauran energi terbarukan. <a href="https://iesr.or.id/en/pustaka/indonesia-energy-transition-outlook-ieto-2023">Beberapa proyek energi bersih</a> yang akan mulai beroperasi pada 2023 antara lain pembangkit listrik panas bumi Patuha di Jawa Barat (55 megawatt/MW), pembangkit listrik tenaga air Peusangan di Aceh dan Asahan di Sumatra Utara (45 MW dan 174 MW), serta pembangkit listrik tenaga surya terapung Cirata di Jawa Barat (145 MW). </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/pulau-sulawesi-akan-juarai-listrik-energi-bersih-pada-2030-jawa-bali-kalah-196665">Pulau Sulawesi akan juarai listrik energi bersih pada 2030, Jawa-Bali kalah</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam rangka mendorong proyek energi terbarukan lainnya, pemerintah perlu mengguyur insentif berupa pengurangan pajak, serta memperjelas dan menyederhanakan proses perizinan untuk investasi energi terbarukan. </p>
<p>Selain itu, regulasi dan insentif untuk instalasi panel surya atap di daerah pemukiman dan perkantoran harus diperbaiki untuk merangsang minat masyarakat menggunakan energi bersih.</p>
<h2>Pengembangan industri hidrogen hijau</h2>
<p>Hidrogen hijau merupakan bahan bakar yang diproduksi dari energi terbarukan. Energi ini berperan penting untuk memangkas emisi sektor industri yang sulit melakukan elektrifikasi mesinnya. Misalnya industri baja, semen, pupuk, serta alat berat.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Semen ramah lingkungan" src="https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=345&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=433&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=433&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/502849/original/file-20230102-14-dv4998.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=433&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pabrik Semen Gresik di Tuban, Jawa Timur.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Antara</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Indonesia, pengembangan industri hidrogen hijau masih berada di tahap sangat awal.</p>
<p>Dalam dokumen peta jalan menuju emisi nol bersih yang belum dilegalisasi, pemerintah memasang <a href="https://iea.blob.core.windows.net/assets/8af7e5d0-a594-4bd8-aab7-3f0eec4e878f/ARoadmaptoaNetZeroEnergySectorforIndonesia_ES_Indonesian.pdf">target kapasitas produksi hidrogen hijau</a> sebesar 328 MW pada 2030 kemudian melonjak hingga 52 GW pada 2060. </p>
<p>Namun, implementasi rencana pengembangan hidrogen hijau ini masih <a href="https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/view/562/480/11501-1">terkendala</a> tingginya biaya produksi dan keterbatasan infrastruktur pendukung.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesia-dapat-gunakan-teknologi-power-to-x-dalam-pengembangan-kawasan-industri-hijau-kalimantan-utara-apa-itu-173744">Indonesia dapat gunakan teknologi power-to-X dalam pengembangan kawasan industri hijau Kalimantan Utara, apa itu?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kendala pengembangan hidrogen hijau di Indonesia harus segera diatasi pada 2023 dengan mengambil beberapa langkah awal. </p>
<p>Pertama, pemerintah perlu menyusun peta jalan terperinci pengembangan industri hidrogen hijau nasional serta kebijakan pendukung. Langkah ini penting untuk membantu tercapainya biaya produksi yang kompetitif serta menarik investasi dari dalam dan luar negeri. </p>
<p>Kedua, proyek percontohan harus segera direalisasikan untuk menunjukkan bahwa industri hidrogen layak secara ekonomi. Tahun ini menjadi titik tolaknya dengan rencana Pertamina memproduksi hidrogen hijau skala percobaan dengan kapasitas 100 kg per hari di <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20220803172902-4-360878/pertamina-bidik-produksi-hidrogen-100-kg-hari-mulai-2023">Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Ulubelu, Lampung.</a></p>
<h2>Hilirisasi industri nikel menjadi baterai mobil listrik</h2>
<p>Dalam era transisi energi, nikel merupakan komoditas vital karena menjadi salah satu bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik. </p>
<p>Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia <a href="https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/nikel-untuk-kesejahteraan-bangsa">(21 juta ton)</a>. Sayangnya, sebagian besar nikel masih diekspor dalam bentuk bahan mentah atau <em>ore</em>.</p>
<p>Guna meningkatkan nilai komoditas nikel, Indonesia mulai membatasi ekspor bijih nikel demi memenuhi ambisi menjadi “raja” produsen baterai kendaraan listrik dunia. Namun, kebijakan ini tersandung <a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221121200207-85-876711/dalih-wto-kalahkan-ri-di-kisruh-larangan-ekspor-nikel-dengan-uni-eropa">sengketa dengan Uni Eropa.</a> </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Mobil listrik" src="https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=464&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/502850/original/file-20230102-18-ect7hc.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=583&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pabrik mobil listrik Hyundai di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Biro Pers Sekretariat Presiden</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pemerintah mesti maju terus untuk mencapai ambisi ini – sembari menyelesaikan sengketa nikel dengan Uni Eropa. Pasalnya, industri pengolahan nikel dalam negeri yang menggeliat bisa memicu ekonomi yang berkelanjutan, serta mendukung program konversi kendaraan bermotor menjadi kendaraan listrik. </p>
<p>Sejauh ini, usaha pemerintah untuk mengolah nikel terkesan setengah hati. Saat ini, bijih nikel hanya diolah menjadi barang setengah jadi yang nilai tambahnya sedikit. </p>
<p>Pada 2023, pemerintah perlu segera merumuskan peta jalan pengolahan nikel yang terarah dan berfokus tujuan akhir, yaitu produk baterai listrik atau kendaraan listrik.</p>
<p>Dengan menggenjot setidaknya 3 aspek transisi energi tersebut, Indonesia berpeluang mencapai target emisi nol bersih pada 2050 sesuai dengan <a href="https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement/the-paris-agreement">Perjanjian Paris.</a> Harapannya, pertumbuhan ekonomi nasional juga bisa berkelanjutan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/197130/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Denny Gunawan juga terafiliasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA).</span></em></p>Memasuki 2023, Indonesia sudah seharusnya berfokus pada aksi transisi energi yang lebih radikal.Denny Gunawan, PhD Candidate, ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy, Particles and Catalysis Research Laboratory, UNSW SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1920912022-10-27T02:55:35Z2022-10-27T02:55:35ZPLTU fleksibel: solusi sementara Indonesia untuk mengurangi emisi batu bara, apa itu?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/491811/original/file-20221026-13-lf1bpj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">PLTU di Konawe, Sulawesi Tenggara.</span> <span class="attribution"><span class="source">Jojon/Antara</span></span></figcaption></figure><p>Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai kondisi bebas emisi (<em>net zero emission</em>) pada 2060 atau lebih awal dengan <a href="https://ukcop26.org/global-coal-to-clean-power-transition-statement/">mempercepat penghentian operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)</a> pada 2040-an. </p>
<p>Target ini salah satunya didukung oleh kebijakan <a href="https://katadata.co.id/happyfajrian/ekonomi-hijau/618697bae4fe2/pltu-9-2-gw-pensiun-dini-sebelum-2030-cuma-40-yang-diganti-ebt">‘pensiun dini’ sejumlah PLTU</a> dengan kapasitas total 9,2 gigawatt (GW) pada 2030.</p>
<p>Masalahnya, kebanyakan PLTU yang beroperasi saat ini berusia muda, rata-rata di bawah 11 tahun. Total kapasitas dengan usia tersebut mencapai 25.157 MW. Ada juga beberapa PLTU yang masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas total 10.519 MW – kecil kemungkinannya untuk dibatalkan.</p>
<p>Upaya mengurangi penggunaan PLTU seharusnya bisa dipercepat untuk memuluskan transisi ke pembangkit listrik energi terbarukan, sekaligus memenuhi target Indonesia bebas emisi 2060 atau lebih awal.</p>
<p>Salah satu opsi yang layak dipertimbangkan adalah mengubah pola operasi PLTU dari yang sebelumnya beroperasi 24 jam dalam sehari untuk menopang beban dasar sistem ketenagalistrikan (<em>baseload</em>), menjadi hanya menopang beban puncak pada jam-jam tertentu saja (<em>peak load</em>). </p>
<p>Pola operasi yang disebut ‘PLTU fleksibel’ ini memungkinkan penambahan pasokan pembangkit energi terbarukan (ET), terutama yang berasal dari sumber-sumber energi yang suplainya bergantung pada kondisi tertentu (seperti matahari dan angin) ke dalam sistem ketenagalistrikan. Harapannya, emisi CO2 dari pembakaran batu bara untuk PLTU bisa dikurangi.</p>
<p>Berdasarkan kajian yang saya lakukan bersama tim <a href="https://iesr.or.id/pustaka/pembangkit-listrik-tenaga-panas-fleksibel-analisis-pengoperasian-pembangkit-listrik-tenaga-batubara-secara-fleksibel-untuk-memungkinkan-integrasi-tingkat-tinggi-energi-terbarukan-di-sistem-tenaga-lis">Institute for Essential Service Reform</a>, Indonesia bisa menerapkan pola operasi fleksibel. Berikut penjelasannya.</p>
<h2>Membuat operasi PLTU menjadi fleksibel</h2>
<figure class="align-center ">
<img alt="Aksi warga menolak PLTU batu bara" src="https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/491808/original/file-20221026-23-iu5ab.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Warga yang tergabung dalam Jaringan Tanpa Asap Batubara Indramayu (Jatayu) melakukan aksi unjuk rasa di depan PLTU Indramayu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Dedhez Anggara/Antara</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ada tiga kriteria performa dari suatu PLTU yang dapat disasar agar dapat beroperasi secara fleksibel:</p>
<p>1) produksi listrik minimum suatu pembangkit (<em>minimum load</em>)
2) tingkat kenaikan produksi listrik minimum ke produksi listrik maksimal (<em>full load</em>) per satuan waktu (<em>ramp rates</em>),
3) waktu nyala mula (<em>start-up time</em>). </p>
<p>Dengan pola operasi fleksibel, PLTU akan menurunkan <em>minimum load</em> ke tingkat yang lebih rendah, misalnya saat matahari tengah bersinar. Tujuannya untuk mengoptimalkan penyerapan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).</p>
<p>Sebaliknya, pada malam hari ketika PLTS tidak memproduksi listrik, unit-unit PLTU dapat memenuhi kebutuhan setrum dengan segera memaksimalkan produksi listriknya melalui <em>ramp rates</em> yang lebih cepat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-biaya-lingkungan-indonesia-nyaris-seribu-triliun-setahun-ini-10-besar-penyebabnya-176697">Riset: biaya lingkungan Indonesia nyaris seribu triliun setahun, ini 10 besar penyebabnya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Indonesia dapat mencontoh kesuksesan Jerman menerapkan <a href="https://www.ksta.de/kraftwerk-neurath-alter-kessel-ist-nun-fit-und-flexibel-12334970?cb=1637642585584&">pola operasi fleksibel sejak 2011.</a> Melalui modernisasi, produksi listrik minimum PLTU Neurath unit E Jerman dapat diturunkan sebesar 41% menjadi 260 MW dari sebelumnya 440 MW. <em>Ramp rates</em> PLTU ini juga meningkat sebesar 239%, dan <em>start-up time</em> menjadi 1 jam lebih cepat.</p>
<p><a href="https://energy-charts.info/charts/installed_power/chart.htm?l=en&c=DE&stacking=grouped&legendItems=1000111111111">Per tahun 2021</a>, sistem ketenagalistrikan Jerman memiliki kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan sebesar 61,96%. Sekitar 55,49% dari kapasitas energi terbarukan tersebut berasal dari pembangkit dengan pasokan listrik yang berfluktuasi (<em>variable renewable energy</em>), seperti energi surya dan energi angin atau bayu.</p>
<p>Pada 7 November 2021, pembangkit energi terbarukan di Jerman sempat mendominasi produksi listrik selama 12 jam. Dominasi ini membuat PLTU dan pembangkit fosil lainnya beroperasi fleksibel dengan produksi listrik minimum yang lebih rendah. Hasilnya, emisi CO2 di hari tersebut menjadi <a href="https://www.agora-energiewende.de/en/service/recent-electricity-data/chart/power_generation/01.11.2021/10.11.2021/today/">yang terendah pada November 2021.</a></p>
<p>Selain Jerman, India juga tengah menguji coba operasi fleksibel pada beberapa PLTU yang berumur kurang dari 9 tahun. Uji coba ini, yang bahkan dilakukan tanpa memodifikasi komponen fisik, mampu mengurangi <a href="https://www.energyforum.in/home/2018/igef-task-force-flexibility-experts-successfully-carried-out-minimum-load-tests-in-dadri-ntpc-power-plant/">produksi listrik minimum PLTU hingga angka 40%</a>.</p>
<h2>Memulai operasi fleksibel pada PLTU</h2>
<figure class="align-center ">
<img alt="Dampak PLTU dapat dikurangi dengan operasi fleksibel" src="https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/491813/original/file-20221026-27-c2hyyv.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">PLTU Labuan di Banten.</span>
<span class="attribution"><span class="source">ESDM</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Operasi fleksibel pada PLTU membutuhkan perencanaan yang memadai. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kondisi sistem ketenagalistrikan terkini dan perencanaan ke depannya. Misalnya terkait kondisi pembangkit-pembangkit listrik energi fosil, jenis-jenis pembangkit energi terbarukan, hingga keseimbangan pasokan-kebutuhan listrik.</p>
<p>Hal berikutnya adalah mengidentifikasi unit-unit PLTU yang berpotensi untuk dioperasikan secara fleksibel dan diuji coba.</p>
<p>Secara umum, unit PLTU yang dapat beroperasi secara fleksibel memiliki kriteria sebagai berikut:</p>
<p>1) Berusia kurang dari 5 tahun
2) Berteknologi <em>subcritical</em> – dengan pembakaran yang tidak efisien
3) Memiliki kapasitas antara 100-600 MW</p>
<p>Pembangkit-pembangkit dengan karakter teknis tersebut banyak tersebar di luar pulau Jawa-Bali dan Sumatra. Misalnya di Kalimantan, terdapat sekitar 1,8 GW PLTU yang berusia di bawah 10 tahun. Sedangkan di Sulawesi, terdapat sekitar 1,1 GW PLTU di rentang usia yang sama.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/david-vs-goliath-mengapa-pendanaan-pltu-di-indonesia-lebih-perkasa-ketimbang-energi-terbarukan-178648">_David_ vs _Goliath_: mengapa pendanaan PLTU di Indonesia lebih perkasa ketimbang energi terbarukan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kami mencoba menganalisis kemungkinan penerapan pola PLTU fleksibel di Pulau Sulawesi. Hasilnya, dengan pola operasi yang fleksibel, PLTU di Sulawesi dapat menurunkan produksi listrik minimumnya di angka 30% dari sebelumnya sekitar 50% pada 2030.</p>
<p>Kami memilih tahun 2030 karena, pada waktu tersebut, Sulawesi diperkirakan akan memperoleh 51,2% pasokan listriknya dari energi terbarukan. Pasokan ini dapat menggantikan fungsi PLTU sebagai penyangga beban sistem kelistrikan.</p>
<p>Nantinya, pada saat ekspansi pembangkit-pembangkit energi terbarukan sudah masif – sekaligus ditunjang dengan murahnya harga baterai, unit-unit PLTU yang sebelumnya beroperasi secara fleksibel dapat dihentikan sepenuhnya.</p>
<h2>Tantangan dan rekomendasi</h2>
<figure class="align-center ">
<img alt="Jokowi resmikan PLTU" src="https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/491815/original/file-20221026-19-lwyx09.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Joko Widodo saat meresmikan groundbreaking PLTU Lontar 1x315 MW di Jakarta.</span>
<span class="attribution"><span class="source">PLN</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Secara teknis, operator-operator pembangkit di Indonesia cukup mumpuni untuk bisa melakukan hal ini. Karakteristik unit-unit PLTU yang masih berusia relatif muda juga menjadi modal terselenggaranya operasi fleksibel.</p>
<p>Tantangan-tantangan yang ada sebetulnya lebih berada di ranah pasar, regulasi, perencanaan, dan kontrak Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL).</p>
<p>Misalnya, dalam <a href="https://web.pln.co.id/statics/uploads/2021/10/ruptl-2021-2030.pdf">Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030</a>, PLN hanya menyinggung sedikit seputar operasi fleksibel tanpa melengkapinya dengan detail perencanaan. Begitu juga kebijakan jaringan sistem tenaga listrik (<em>Grid Code</em>) dalam <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/175314/permen-esdm-no-20-tahun-2020">Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 20 Tahun 2020</a> yang tak memuat pengaturan PLTU Fleksibel.</p>
<p>Salah satu peluang sebenarnya muncul ketika pemerintah menerbitkan <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/225308/perpres-no-112-tahun-2022#:%7E:text=Perpres%20ini%20mengatur%20mengenai%20pengaturan,dituangkan%20dalam%20dokumen%20perencanaan%20sektoral.">Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022</a> yang mengamanatkan Menteri Energi membuat rencana pengakhiran PLTU. Aturan ini diharapkan menstimulasi adanya regulasi-regulasi lain yang mendukung PLTU yang beroperasi secara fleksibel.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-program-listrik-pemerintah-belum-sanggup-mendorong-pemerataan-kesejahteraan-175849">Mengapa program listrik pemerintah belum sanggup mendorong pemerataan kesejahteraan</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam rangka rencana pengakhiran PLTU ini, pemerintah dan PLN perlu membuat perencanaan dan pengaturan untuk mendorong operasi PLTU secara fleksibel.</p>
<p>PLN juga dapat memasukkan operasi fleksibel pada PLTU dalam dokumen perencanaan berikutnya. Pola ini dapat menjadi solusi sementara sebelum penghentian operasi seluruh PLTU. Upaya ini dianggap bisa meredam kerugian yang diderita pengembang PLTU muda.</p>
<p>Sementara, tantangan lainnya adalah dokumen perjanjian jual beli listrik antara PLN dan pengembang PLTU. Kontrak ini memiliki tenor yang juga panjang dan ketentuan yang baku dari pemerintah, serta kaku. Studi yang dilakukan oleh <a href="https://www.iea.org/reports/an-energy-sector-roadmap-to-net-zero-emissions-in-indonesia">Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA)</a> juga mengakui pasar kelistrikan Indonesia menjadi batu penghalang untuk dapat mengoperasikan PLTU secara fleksibel.</p>
<p>Untuk mengatasi tantangan ini, renegosiasi Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) oleh PLN kepada pengembang pembangkit mutlak diperlukan untuk mengubah peran PLTU dari penyangga beban dasar sebagai menjadi <em>load-follower</em> (mengikuti perubahan beban). Perpres No. 112 Tahun 2022 dapat menjadi pintu masuk untuk memulai proses renegosiasi kontrak.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192091/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Raden Raditya Yudha Wiranegara terafiliasi dengan IESR.</span></em></p>Pola operasi yang disebut ‘PLTU fleksibel’ ini memungkinkan penambahan pasokan pembangkit energi terbarukan ke dalam sistem ketenagalistrikan, sehingga emisi CO2 bisa dikurangi.Raden Raditya Yudha Wiranegara, Senior Researcher, Institute for Essential Services ReformLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1909732022-09-22T04:18:24Z2022-09-22T04:18:24ZTenaga surya terbukti paling murah, dan riset kami menemukan teknologi yang membuatnya lebih murah lagi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/485476/original/file-20220920-21052-fyh0cw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Peristiwa cuaca ekstrem baru-baru ini telah menekankan pentingnya mengurangi emisi karbon dioksida yang meningkatkan suhu global. Transisi cepat dari ekonomi energi ke sumber energi terbarukan diperlukan untuk merealisasikan target pengurangan emisi. <a href="https://www.csiro.au/en/research/technology-space/energy/Energy-data-modelling/GenCost-2021-22">Sumber energi terbarukan yang termurah adalah panel surya</a>. <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/solr.202200449">Penelitian kami yang baru terbit</a> menunjukkan cara untuk menurunkan biaya penggunaan panel surya dengan menggunakan bahan silikon yang lebih murah dengan tingkat efisiensi tinggi. </p>
<p>Australia telah selangkah lebih maju dalam <a href="https://theconversation.com/australia-is-the-runaway-global-leader-in-building-new-renewable-energy-123694">instalasi panel surya</a>, tetapi perjalanan tenaga surya kita baru saja dimulai. Tahun ini, umat manusia mencapai tonggak sejarah dengan <a href="https://www.pv-magazine.com/2022/03/15/humans-have-installed-1-terawatt-of-solar-capacity/">1 terawatt (TW ) – 1 juta x 1 juta watt – kapasitas surya terpasang</a>. Namun, para ahli memperkirakan bahwa <a href="https://aip.scitation.org/doi/10.1063/5.0020380">70TW fotovoltaik</a> mungkin diperlukan pada tahun 2050 untuk mendukung semua sektor ekonomi.</p>
<p>Untuk membantu mendorong penyerapan fotovoltaik surya yang cepat ini, kita membutuhkan panel surya dengan efisiensi tinggi dan biaya rendah. Selama sepuluh tahun terakhir, beberapa desain sel surya baru telah menghasilkan efisiensi dengan rekor tertinggi. Namun, desain ini juga membutuhkan bahan berkualitis tinggi yang membuatnya lebih mahal. </p>
<p><a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/solr.202200449">Penelitian terbaru</a> kami menemukan jenis silikon yang dibutuhkan untuk membuat sel surya dengan efisiensi tinggi. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1546327173409439745"}"></div></p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/australia-is-the-runaway-global-leader-in-building-new-renewable-energy-123694">Australia is the runaway global leader in building new renewable energy</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Tidak semua silikon sama</h2>
<p>Lebih dari 95% panel surya terbuat dari silikon. Silikon yang digunakan untuk membuat sel surya mirip dengan yang digunakan dalam <em>chip</em> komputer. Pada dasarnya adalah pasir yang sangat murni.</p>
<p>Untuk membuat sel surya bekerja, kita perlu membentuk medan listrik agar semua arus yang dihasilkan dapat mengalir dalam satu arah. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atom pengotor ke dalam silikon. Proses ini dikenal sebagai “doping.”</p>
<p>Dalam manufaktur panel komersial, jenis silikon yang paling umum digunakan adalah silikon “tipe p.” Material ini di-<em>doping</em> dengan atom yang memiliki satu elektron lebih sedikit daripada silikon, seperti boron atau yang lebih baru, galium. </p>
<p>Lapisan sangat tipis pada permukaan yang penuh dengan atom kemudian dapat disambungkan dengan silikon “tipe n.” Menempatkan kedua jenis silikon ini secara bersamaan akan membentuk “pertemuan p-n.” Wilayah tipe-p dan wilayah tipe-n memiliki perbedaan besar dalam jumlah elektron. Ini memaksa elektron untuk bergerak cepat dan menciptakan medan listrik yang menggerakkan arus di sel surya kita.</p>
<p>Panel surya konvensional pada atap yang dapat ditemukan di Australia saat ini dibuat menggunakan silikon tipe p karena harganya sekitar 10% lebih murah daripada silikon tipe n yang diolah dengan fosfor. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/the-sunlight-that-powers-solar-panels-also-damages-them-gallium-doping-is-providing-a-solution-164935">The sunlight that powers solar panels also damages them. 'Gallium doping' is providing a solution</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Efisiensi lebih tinggi membutuhkan biaya</h2>
<p>Para peneliti terus berusaha untuk meningkatkan efisiensi panel surya agar dapat menghasilkan lebih banyak daya bagi konsumen. Pada tahun 2017, <a href="https://doi.org/10.1038/nenergy.2017.32">rekor efisiensi 26,7%</a> dicapai untuk sel surya silikon. Beberapa bulan lalu, <a href="https://www.pv-magazine.com/2022/06/24/longis-heterojunction-solar-cell-hits-26-5/">LONGi Solar</a> mengumumkan efisiensi 26,5% - sangat mendekati rekor dunia - untuk jenis sel surya sejenis yang dibuat di pabrik, bukan di laboratorium. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1337029581044293632"}"></div></p>
<p>Jenis sel surya ini disebut “heterojungsi berbasis silikon.” Elemen khusus sel surya heterojungsi berbasis silikon adalah permukaannya ditutupi lapisan yang sangat tipis – sekitar 1.000 kali lebih tipis dari rambut manusia – dari silikon amorf. Lapisan tipis ini menghaluskan permukaan dan mengurangi hilangnya energi dalam jumlah banyak.</p>
<p>Sanyo mengembangkan desain sel ini pada tahun 1990-an. Pada saat itu, penghantar silikon tipe n berkualitas tinggi digunakan untuk membuat sel heterojungsi berbasis silikon, meskipun penghantar ini lebih mahal. </p>
<p>Alasan utamanya adalah bahwa sinar matahari menurunkan kualitas penghantar tipe p yang lebih murah. Namun, pemahaman mengenai fenomena ini dan cara mengatasinya telah jauh berkembang sejak tahun 1990-an. </p>
<h2>Penemuan kami</h2>
<p>Selama 30 tahun terakhir, semua sel surya heterojungsi berbasis silikon, termasuk sel-sel pemecah rekor, telah dibuat menggunakan penghantar silikon tipe n. Dalam <a href="https://arena.gov.au/projects/hydrogenated-hybrid-heterojunction-p-type-silicon-solar-cells/">proyek penelitian kami</a>, kami ingin menguji jika wafer tipe p yang lebih murah juga dapat digunakan. </p>
<p>Melalu pengujian komprehensif, kami menemukan bahwa sel surya heterojungsi yang dibuat dengan silikon tipe p tidak bekerja dengan baik. Hal ini membingungkan kami. Namun, suatu hari kami menyadari sebuah hal secara tiba-tiba. </p>
<p>Kami menyadari bahwa paparan pencahayaan ruangan yang tidak disengaja hanya selama sepuluh detik sebelum pengujian mengurangi tegangan sel tipe p sebanyak 30mV. Ini dapat mengurangi efisiensinya sebesar 1 persen, yaitu dari 22% menjadi 21%. Akibatnya, sel-sel kami bekerja jauh lebih buruk dari yang diharapkan. Sama seperti seseorang dengan alergi parah yang lebih sensitif terhadap serbuk sari di musim semi, kami menyadari bahwa sel surya heterojungsi berbasis silikon efisiensi tinggi yang dibuat dengan penghantar tipe p jauh lebih sensitif terhadap degradasi yang disebabkan oleh cahaya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="panel surya di atap rumah pinggiran kota" src="https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474774/original/file-20220719-12-4osyy5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penduduk Australia telah selangkah lebih maju dalam memasang panel surya, tetapi mengurangi biaya panel efisiensi tinggi dapat mendorong transisi mendesak ke energi terbarukan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Masalah telah teridentifikasi, sekarang kami memiliki solusinya</h2>
<p>Kami yakin bahwa pengamatan ini adalah alasan sel berefisiensi tinggi hanya dieksplorasi menggunakan silikon dengan harga tinggi. Peneliti sebelumnya tidak menyadari sensitivitas wafer tipe p terhadap degradasi dan belum memiliki pengetahuan untuk mengatasinya.</p>
<p>Untungnya, sekarang kami tahu bahwa degradasi tersebut disebabkan oleh ikatan boron dan oksigen dalam penghantar silikon. Perawatan dengan laser intensitas tinggi telah terbukti efektif untuk <a href="https://doi.org/10.1002/pssr.201510064">menstabilkan sel dalam hitungan detik</a>.</p>
<p>Tembakan laser dapat membuat hidrogen yang sudah mengambang dalam silikon lebih mudah untuk bergerak dan “mempasifkan” kerusakan boron-oksigen yang tidak diinginkan. Cara pasti hidrogen melakukan ini masih diteliti secara aktif, tetapi kami tahu ini dapat memecahkan masalah. <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/solr.202200449">Penelitian kami</a> menegaskan bahwa perawat laser yang singkat dapat menstabilkan kinerja sel surya heterojungsi berbasis silikon tipe p. </p>
<p>Berbekal pengetahuan baru ini, kami dapat lebih mengembangkan teknologi efisiensi tinggi dengan bahan baku yang lebih murah. Hal ini akan mengurangi biaya setiap watt listrik tenaga surya yang dihasilkan. Pada bulan Maret tahun ini, produsen panel surya LONGi Solar mengumumkan <a href="https://www.pv-magazine.com/2022/03/30/longi-achieves-25-47-efficiency-for-gallium-doped-p-type-heterojunction-solar-cell/">efisiensi 25,47%</a> untuk sel surya berbasis silikon yang dibuat menggunakan penghantar tipe p. </p>
<p>Dengan adanya produsen yang menghasilkan sel surya efisiensi dengan potensi harga lebih murah menunjukkan bahwa temuan kami memiliki dampak nyata pada industri. Mengurangi biaya sel surya akan menyediakan listrik yang lebih murah bagi jutaan konsumen di tengah upaya mengatasi perubahan iklim.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/190973/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bruno Vicari Stefani menerima dana dari Australian Renewable Energy Agency dan CSIRO Research Office. Bruno Vicari Stefani melakukan sebagian dari pekerjaan ini selama masa PhD-nya di University of New South Wales.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Brett Hallam menerima dana dari ARENA.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Matthew Wright menerima dana dari UK Engineering and Physical Sciences Research Council dengan nomor dana EP/V038605/1.</span></em></p>Sejauh ini, jenis silikon lebih mahal digunakan untuk menghasilkan panel surya efisiensi tinggi. Kini, ada cara penggunaan bahan baku lebih murah yang akan memotong biaya tenaga surya untuk semua.Bruno Vicari Stefani, Postdoctoral Research Fellow, Solar Technologies, CSIROBrett Hallam, Associate professor, UNSW SydneyMatthew Wright, Postdoctoral Researcher in Photovoltaic Engineering, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1883742022-08-10T06:57:35Z2022-08-10T06:57:35ZDengan potensi energi matahari dan angin, Indonesia dapat gunakan energi bersih di ibu kota baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/478465/original/file-20220810-23-qbvymn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">IKN</span> <span class="attribution"><span class="source">(Sekertariat Negara)</span></span></figcaption></figure><p>Pada 15 Februari 2022, Presiden Joko Widodo <a href="http://www.thejakartapost.com/indonesia/2022/03/13/jokowis-dream-of-a-new-capital-city-takes-a-step-closer-to-reality.htm">menandatangani dan mengumumkan</a> sebuah Undang-Undang baru untuk penetapan ibu kota baru Indonesia, yang disebut sebagai “Nusantara” dan berada di antara Balikpapan dan Samarinda di Provinsi Kalimantan Timur.</p>
<p>Jokowi membayangkan Nusantara sebagai kota yang berkelanjutan dan hijau, yang akan menggunakan energi terbarukan untuk memenuhi <a href="https://industri.kontan.co.id/news/listrik-di-ibu-kota-baru-ditopang%20-39-pembangkit-energi-terbarukan">hampir 40% dari kebutuhan listrik</a> - jauh melebihi <a href="https://mediaindonesia.com/ekonomi/464843/esdm-porsi-bauran-ebt-2021-di-bawah-target-hanya%20-11">rata-rata nasional yakni 11,5%</a> </p>
<p>Lalu, bagaimana Indonesia akan mewujudkan “visi energi hijau” di ibu kota baru Nusantara?</p>
<p><a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/frsc.2022.848309/full#B14">Penelitian kami</a> merekomendasikan pemerintah mempertimbangkan penggunaan potensi energi surya dan energi angin sebagai alternatif untuk memenuhi target energi terbarukan di ibu kota baru.</p>
<h2>Energi matahari dan angin: mana yang paling layak?</h2>
<p>Pada Agustus 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral <a href="https://balitbanghub.dephub.go.id/file/286">memperkirakan</a> ibu kota baru akan membutuhkan kapasitas listrik 1.500 MW . Saat ini produksi energi terbarukan di daerah tersebut masih 0%.</p>
<p>Kalimantan Timur memiliki potensi energi bersih yang sangat besar. <a href="https://cleanenergyfinanceforum.com/2021/05/11/can-indonesias-new-capital-attract-capital-for-renewable-energy">Riset </a> dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan prospek pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, biofuel dan sumber energi terbarukan lainnya di Kalimantan Timur saja bisa mencapai 2.000 MW.</p>
<p>Statistik kami menunjukkan adanya potensi pembangkit listrik tenaga air yang terdiri dari 26%, dan tenaga surya yang terdiri 65%. Kami menggunakan data geospasial yang menggunakan lahan dan karakteristik medan Nusantara untuk menganalisis kemungkinan potensi energi matahari dan angin.</p>
<p>Kami menemukan bahwa kecepatan angin rata-rata Kalimantan Timur pada umumnya terlalu rendah untuk proyek pembangkit tenaga angin agar bisa menguntungkan. Tetapi beberapa daerah, terutama di bagian timur wilayah tersebut, memiliki kondisi angin yang baik.</p>
<p>Meski demikian, area tersebut perlu memiliki turbin angin dengan ukuran yang tepat, yang dapat diangkut dengan infrastruktur yang tersedia ke lokasi.</p>
<p>Energi matahari lebih layak daripada angin, karena wilayah Nusantara menerima sinar matahari dalam jumlah besar, meski jelas tidak setiap daerah di kota tersebut cocok untuk dipasang panel surya.</p>
<p>Dengan menggunakan data geospasial, kami mengidentifikasi area berpotensi tinggi dengan mengecualikan area miring yang tidak cocok untuk pengembangan tenaga surya dan area penggunaan lahan tertentu seperti hutan, lahan basah, area perlindungan nasional, dan area yang direncanakan untuk bangunan pemerintah.</p>
<p>Riset kami menunjukan bahwa proyek energi surya harus difokuskan di 3 area potensial yakni</p>
<p>1) Perairan, dengan menggunakan panel surya terapung hingga luas 22 km persegi, termasuk badan air di area pertambangan;</p>
<p>2) Daerah pertambangan, karena radiasi matahari umumnya paling tinggi di daerah tersebut. Dengan luasnya yang sekitar 2,21% dari area Nusantara, lapangan pertambangan sudah memiliki infrastruktur distribusi listrik, transmisi, dan transportasi. Keuntungan kedua adalah dampak lingkungan yang rendah dari penggunaan lahan yang sudah terganggu di wilayah pertambangan. Dengan cara ini, kita dapat menghemat biaya sambungan ke jaringan listrik yang tinggi dan meminimalkan dampak lingkungan. </p>
<p>3) Area pertanian, sekitar 1,26% dari lahan yang dapat digunakan. Penelitian kami telah mengidentifikasi 23 km persegi lahan pertanian yang dapat digunakan untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya. Petani dan bisnis pertanian dapat berkolaborasi untuk menguraikan solusi yang tergantung sesuai tanaman, lokasi, dan ukuran. Hasilnya bisa menjadi situasi yang menguntungkan tidak hanya bagi petani, investor, tapi juga perusahaan listrik.</p>
<h2>Apa yang harus dilakukan</h2>
<p>Pemerintah harus memperluas jaringan listrik yang stabil untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Jaringan yang tidak stabil berdampak buruk pada energi yang berfluktuasi seperti matahari dan angin. </p>
<p>Saat ini, Kalimantan Timur <a href="https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/1.5098210">bergantung pada saluran transmisi sebesar 150 kilovolt (kV)</a>. Tetapi menyalurkan daya sebesar 1.500 MW akan membutuhkan saluran transmisi utama 500 kV.</p>
<p>Hal ini terus-menerus membutuhkan beban dasar tertentu, yang saat ini disediakan oleh bahan bakar fosil seperti batu bara. Di sinilah dibutuhkan inovasi.</p>
<p>Ada dua konsep inovasi yang bisa diadopsi </p>
<p>1) Menggunakan jaringan mikro guna meringankan jaringan listrik nasional. </p>
<p>Banyak dari “<a href="https://www.businesswire.com/news/home/20190716005252/en/Navigant-Research-Has-Identified-4475-Microgrid-Projects-Representing-Nearly-27-GW-of-Planned%20-and-Installed-Power-Capacity-Globally-Through-2Q-2019">sistem pulau</a>” – yang jaringan listrik lokal beroperasi secara independen dari jaringan utama – menggunakan energi terbarukan. Jaringan listrik lokal ini ini dapat dihubungkan ke jaringan utama – seperti yang berhasil dilakukan di <a href="https://greennetwork.asia/news/india-integrates-solar-energy-into-new-delhi-%20listrik-pasokan-dengan-shakti-microgrid/">New Delhi, India</a>.</p>
<p>Saat menghubungkan sistem energi, energi terbarukan dapat melengkapi atau bahkan menggantikan sistem kelistrikan yang ada, dan menghasilkan listrik yang lebih stabil.</p>
<p>Pemerintah juga dapat mengupayakan sistem pemantauan jaringan listrik yang inovatif agar memiliki sejumlah besar data yang tersedia untuk dianalisis sehingga hasil yang konsisten dalam konsumsi listrik dapat dilacak, dan pedoman tersebut disesuaikan dengan manfaat pembangunan kota.</p>
<p>2) Untuk mencapai target pembangunan infrastruktur energi di ibu kota dan negara baru, dapat dipikirkan untuk merangsang pengusaha swasta untuk berkontribusi dalam tender publik untuk produsen listrik independen dalam skala besar.</p>
<p>Produsen listrik asing dan penyedia lokal PLN dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Banyak cara yang bisa dilakukan. Peralihan ke energi terbarukan dengan menggunakan sedikit batu bara, pembangkit listrik yang sudah pensiun dapat digunakan untuk lokasi energi surya yang besar karena mereka sudah memiliki infrastruktur untuk terhubung ke jaringan.</p>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188374/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Walter Timo de Vries tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar.Walter Timo de Vries, Professor of Land Management, Technical University of MunichLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1870722022-07-21T02:03:08Z2022-07-21T02:03:08ZDesa bisa jadi ujung tombak energi bersih Indonesia dan menggenjot akses energi daerah terpencil<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/474231/original/file-20220715-22-9p7aql.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Sumber: Hafidz Mubarak/Antara)</span></span></figcaption></figure><p>Demi mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, pemerintah Indonesia merencanakan energi terbarukan yang ramah lingkungan bisa berkontribusi terhadap <a href="https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-rencana-umum-energi-nasional-ruen.pdf">25% penggunaan energi nasional</a> pada 2025. </p>
<p>Sayangnya, tiga tahun menjelang waktu yang ditentukan, pencapaian penggunaan energi bersih <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20220701174802-4-352304/capaian-bauran-energi-hijau-juni-2022-baru-128">masih jauh dari target, hanya 12,8%.</a> Bahkan, sebanyak <a href="https://jurnal.idu.ac.id/index.php/JPBH/article/view/562/JPBHV9N2A2">142 proyek energi terbarukan senilai Rp 1,17 triliun</a> justru ditemukan mangkrak dan hanya berjalan sesaat.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474230/original/file-20220715-26-wsosu4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kesenjangan target dan pencapaian energi terbarukan Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: BPS, ESDM)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pemerintah semestinya meninjau kembali pelaksanaan kebijakan pengembangan energi bersih. Hal ini penting agar pencapaian target tersebut tak hanya di atas kertas, tapi juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saat ini <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/masih-banyak-desa-tanpa-listrik-di-papua-pada-2021">masih terdapat 19.565 desa</a> di Indonesia yang belum memiliki akses aliran listrik. Kebutuhan mereka sepatutnya dipenuhi dengan sarana yang lebih baik – mengedepankan sumber energi yang bersih dan berkelanjutan.</p>
<p><a href="https://drive.google.com/file/d/15TMfc4m0R_NdDl7haQDVynW7MEpHSHhY/view">Studi yang saya lakukan</a> bersama tim (dipaparkan di Konferensi Nasional Energi Baru Terbarukan Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2022, belum dipublikasi) di Desa Muara Enggelam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, membuktikan bahwa pengembangan energi bersih yang direncanakan bersama masyarakat dapat efektif menjamin keberhasilan proyek, sekaligus menjaga keberlanjutannya. </p>
<p>Model pengembangan energi bersih berbasis desa ini dapat diperbanyak di berbagai wilayah di Indonesia untuk mencapai dua target: peningkatan kapasitas energi bersih nasional dan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi.</p>
<h2>Memanfaatkan otoritas desa</h2>
<p>Dalam perencanaan pengembangan energi bersih berbasis warga ataupun komunitas, pemerintah desa dapat menjadi pangkalnya. Pemerintah desa bisa melibatkan peran warga sebagai pengelola yang bernaung dalam satu badan hukum tertentu.</p>
<p>Contoh yang saya analisis adalah <a href="https://kaltimkece.id/warta/ekonomi/kisah-dua-bumdes-paling-bersinar-di-kukar-punya-omzet-miliaran-rupiah-kini-jadi-tempat-studi-banding">pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Komunal Desa Muara Enggelam</a> yang dikelola oleh masyarakat desa yang tergabung dalam badan usaha milik desa (BUMDes) Bersinar Desaku. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/ZUGONxOP1RQ?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Video seputar Desa Muara Enggelam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.</span></figcaption>
</figure>
<p>Meski PLTS merupakan bantuan dari pemerintah, pengelolaan oleh warga memastikan fasilitas tersebut bisa terus menerangi rumah warga. Iuran bulanan juga memperkuat arus kas perusahaan untuk mengelola unit usaha lainnya seperti air bersih, pasar, pengolahan kayu, hingga televisi kabel.</p>
<p>Kajian saya bersama tim menganalisis keberhasilan tersebut berhulu dari komitmen bersama para warga, pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten. Komitmen ini memastikan kelancaran dalam proses perencanaan, pembangunan, hingga pemantauan proyek. Itikad tersebut kemudian diperkuat dengan kebijakan yang memadai, infrastruktur, serta ketersediaan badan hukum warga sebagai wadah pengelolaan bersama.</p>
<p>Contoh sukses lainnya adalah <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/01/18/asa-kamanggih-menuju-desa-mandiri-energi-dan-mandiri-pangan-seperti-apa/">Koperasi Masyarakat Desa Kemanggih</a>, badan usaha yang mengelola pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan jaringan biogas bersama di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Berbasis iuran dari warga sebesar Rp 20 ribu per bulan, koperasi ini bisa mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) secara berkelanjutan, bahkan menjual kelebihan setrumnya ke PT PLN. Listrik pun menjadi penggerak warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan peternak.</p>
<h2>Kerja sama antarlembaga</h2>
<p>Selain komitmen, faktor kolaborasi juga merupakan strategi kunci yang harus dibangun antara masyarakat desa dan pemangku kepentingan untuk pengembangan EBT berbasis komunitas di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Kerja bersama ini melibatkan:</p>
<p>1) Pemerintah Pusat melalui bantuan infrastruktur. Misalnya, <a href="https://solo.tribunnews.com/2022/03/14/kisah-awal-mula-desa-urutsewu-boyolali-jadi-desa-mandiri-energi-gegara-terganggu-bau-kotoran-sapi">Balai Pengkajian Teknologi Pertanian</a> memberikan bantuan alat pengolahan biogas untuk Desa Urutsewu di Kebumen, Jawa Tengah, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan bantuan pembangunan infrastruktur PLTS di Desa Muara Enggelam.</p>
<p>2) Pemerintah Daerah melalui upaya perencanaan pembangunan. Misalnya Dinas ESDM dalam pembangunan PLTS Komunal di beberapa desa terisolasi di Kutai Kartanegara</p>
<p>3) BUMN: PT PLN membeli energi terbarukan desa, memberikan listrik PLTMH gratis, operator profesional PLTMH, dan memberikan <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/01/18/asa-kamanggih-menuju-desa-mandiri-energi-dan-mandiri-pangan-seperti-apa/">PLTMH tambahan di Desa Kamanggih</a>. Ada juga ada <a href="https://global-news.co.id/2016/02/pltmh-andungbiru-milik-warga-bayar-listrik-dengan-ayam-bebek-telur-dan-hasil-bumi/">PT PGN (anak usaha PT Pertamina)</a> yang memberikan bantuan infrastruktur <a href="https://global-news.co.id/2016/02/pltmh-andungbiru-milik-warga-bayar-listrik-dengan-ayam-bebek-telur-dan-hasil-bumi/">PLTMH baru di Desa Andungbiru di Probolinggo, Jawa Timur.</a></p>
<p>4) Swasta atau lembaga Donor: Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) mengadakan penelitian kelayakan pemanfaatan PTMH dan membantu desa menyusun proposal pendanaan PLTMH kepada HIVOS, dan memberikan bantuan PLTS. HIVOS, merupakan lembaga donor internasional yang memberikan bantuan infrastruktur dalam membangun PLTMH utama di Desa Kamanggih, dan ada juga Millenium Challenge Account Indonesia (lembaga donor asal Amerika Serikat) yang menghibahkan PLTS Komunal di Desa Rawasari, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.</p>
<p>5) Perguruan tinggi: Peran Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Brawijaya, Malang, yang digandeng PT PGN membantu melakukan survei dan uji kelayakan pengembangan PLTMH. Universitas Gadjah Mada juga membantu mengkaji kelayakan dan potensi ekonomi pengembangan PLTS Komunal.</p>
<h2>Tantangan kebijakan</h2>
<p>Pengelolaan energi terbarukan berbasis partisipasi masyarakat memerlukan dukungan regulasi. Sejauh ini, skema pendanaan dan pembangunan infrastruktur EBT termuat dalam <a href="https://jdih.esdm.go.id/peraturan/Permen%20ESDM%20No.%2039%20Thn%202017.pdf">Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2017</a> tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan EBT Serta Konservasi Energi. </p>
<p>Pengembangan energi terbarukan sebenarnya sempat masuk dalam prioritas <a href="https://sdgsdesa.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2020/12/Peraturan-Menteri-Desa-Pembangunan-Daerah-Tertinggal-dan-Transmigrasi-Nomor-13-Tahun-2020-tentang-Prioritas-Penggunaan-Dana-Desa-2021-Salinan.pdf">alokasi Dana Desa tahun 2021</a>. Namun, pada <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/199693/permendesa-pdtt-no-7-tahun-2021">prioritas tahun 2022</a>, alokasi ini justru dihapus.</p>
<p>Oleh karena itu, agar pengembangan energi bersih di tingkat desa lebih konsisten, pemerintah dapat mengatur kebijakan pengelolaannya, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Pengaturan ini dapat dimasukkan dalam <a href="https://katadata.co.id/happyfajrian/ekonomi-hijau/62a8535199607/usai-dibahas-rapat-paripurna-dpr-ruu-ebt-tunggu-persetujuan-jokowi">Rancangan Undang-undang tentang Energi Baru Terbarukan</a> yang tengah dirumuskan DPR. Hal-hal yang dapat diatur adalah:</p>
<p>1) Pemerintah pusat <a href="https://drive.google.com/file/d/15TMfc4m0R_NdDl7haQDVynW7MEpHSHhY/view">sebagai pembuat kebijakan</a> dapat memprioritaskan pembangunan infrastruktur EBT di daerah 3T, menjadi fasilitator dengan memberikan pelatihan teknis dan manajerial secara berkala pasca pembangunan infrastruktur EBT. Hal ini pernah dilakukan pada pengelola PLTS Komunal Desa Muara Enggelam.</p>
<p>2) Pemerintah daerah menjadi salah satu penggagas aktif dengan <a href="https://drive.google.com/file/d/15TMfc4m0R_NdDl7haQDVynW7MEpHSHhY/view">mengkoordinasi berbagai pemangku kepentingan</a>, seperti perguruan tinggi setempat untuk melakukan kajian potensi EBT, mengajukan proposal pendanaan kepada pemerintah pusat, swasta, lembaga donor, dan menyusun rencana pengelolaan jangka panjang dan melakukan evaluasi pengelolaan EBT secara berkala.</p>
<p>3) Pemerintah desa harus membentuk <a href="http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/731">kelompok usaha masyarakat desa</a> dalam bentuk BUMDes, koperasi, badan usaha lainnya dan menjadikan EBT sebagai unit usaha agar pengelolaannya berkelanjutan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/187072/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Adhityo Nugraha Barsei tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pengembangan energi bersih yang direncanakan bersama masyarakat dapat efektif menjamin keberhasilan proyek, sekaligus menjaga keberlanjutannya.Adhityo Nugraha Barsei, Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1869162022-07-18T05:36:27Z2022-07-18T05:36:27ZPemulihan ekonomi pasca-COVID-19 yang bertumpu pada energi kotor bisa timbulkan masalah lingkungan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/474225/original/file-20220715-24-tafnc0.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C4000%2C2275&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">PLTU Suralaya Unit 8 dan 9 di Suralaya, Cilegon, Banten.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Symber: Asep Fathulrahman/Antara)</span></span></figcaption></figure><p>Pandemi COVID-19 yang melanda sejak 2020 berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Krisis yang juga dialami banyak negara lain ini disebabkan terhentinya aktivitas perekonomian secara masif akibat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat guna menekan penyebaran COVID-19.</p>
<p>Indonesia mencoba menggenjot perekonomian nasional kembali ke level pra-COVID-19 atau lebih baik melalui berbagai kebijakan, salah satunya melalui <a href="https://www.iisd.org/system/files/2021-10/indonesia-achieve-covid-19-recovery-climate-targets.pdf">program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)</a>. Sayangnya, program PEN masih bertumpu pada bahan bakar fosil guna memenuhi kebutuhan energi.</p>
<p>Langkah ini semestinya direvisi karena pemulihan ekonomi semestinya sejalan dengan upaya komitmen iklim Indonesia untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060. Tanpa upaya yang agresif mengurangi penggunaan bahan bakar fossil dan menambah kapasitas energi bersih, program PEN justru menciptakan masalah baru.</p>
<h2>Pemulihan minim kelestarian</h2>
<p>‘Dukungan’ Indonesia terhadap penggunaan bahan bakar fosil tercermin dari dana dukungan untuk penggunaan bahan bakar fosil mencapai sekitar <a href="https://www.iisd.org/system/files/2021-10/indonesia-achieve-covid-19-recovery-climate-targets.pdf">8% dari total anggaran PEN.</a> Anggaran ini terbagi ke dalam 15 langkah strategis untuk mendukung sektor energi. </p>
<p>Sayangnya, sebagian besar langkah tersebut cenderung menguntungkan sektor energi berbasis bahan bakar fosil dibandingkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).</p>
<p><a href="https://www.iisd.org/system/files/2021-10/indonesia-achieve-covid-19-recovery-climate-targets.pdf">Anggaran terbesar bagi sektor energi (Rp95,3 triliun)</a> ditujukan untuk mendukung keberlangsungan badan usaha milik negara yang terasosiasi dengan energi fosil, seperti PT Pertamina, PT PLN, PT Garuda Indonesia, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). </p>
<p><a href="https://www.iisd.org/system/files/2021-10/indonesia-achieve-covid-19-recovery-climate-targets.pdf">Selain itu, Rp13,1 triliun</a> digelontorkan untuk subsidi listrik bagi masyarakat yang sebagian besar dihasilkan dari pembakaran batu bara. Pemerintah Indonesia juga melanjutkan subsidi rutin sebesar Rp97,4 triliun pada 2020 untuk berbagai jenis energi fosil seperti listrik, Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan Bahan Bakar Minyak (BBM).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=358&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/473804/original/file-20220713-12-qngxgg.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=450&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Anggaran subsidi dan dana dukungan untuk bahan bakar fosil di tahun 2020 (dalam triliun rupiah).</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: IISD)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di sisi lain, PEN hanya mencantumkan besaran dana subsidi untuk satu jenis EBT yakni biodiesel. Sementara, dukungan untuk jenis EBT lainnya hanya disebutkan tanpa rincian alokasi dana ataupun program. Sebagai contoh, PEN mendukung instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di sektor swasta dan pemberian insentif untuk proyek EBT. Pelaksanaan dukungan ini akhirnya menjadi tidak jelas dan berpotensi terabaikan.</p>
<p>Kebijakan yang bertumpu pada bahan bakar fosil memang cara instan untuk mendongkrak perekonomian. Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, kebijakan ini dapat menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia maupun kelangsungan bumi. </p>
<p>Contoh yang masih hangat saat ini adalah kenaikan harga minyak mentah hingga <a href="https://www.sierraclub.org/sierra/our-addiction-fossil-fuels-driving-inflation">US$100 per barel</a> akibat invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan ini <a href="https://bisnis.tempo.co/read/1605075/subsidi-bbm-dan-elpiji-sentuh-rp-75-triliun-sri-mulyani-minta-pertamina-ikut-kendalikan">mengakibatkan pemerintah kelimpungan</a> mengalokasikan anggaran subsidi BBM dan gas LPG. Lonjakan harga komoditas tersebut <a href="https://www.idxchannel.com/economics/harga-bahan-pokok-hingga-kenaikan-bbm-picu-lonjakan-inflasi">turut mengerek harga barang-barang lainnya.</a></p>
<p>Maraknya aktivitas industri dan perkantoran pun terkait erat dengan polusi udara yang memburuk, terutama di perkotaan. Situs pemantau kualitas udara IQAir beberapa mencatat Jakarta sebagai <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20220622113910-4-349279/jakarta-dapat-kado-ulang-tahun-kota-polusi-terburuk-dunia">kota dengan udara terpolusi di dunia.</a></p>
<p>Sedangkan dampak lainnya, ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar fossil mengakibatkan penggunaan energi bersih tersendat. Misalnya, sebelum krisis COVID-19, <a href="https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2021-indonesia-insights.pdf">lebih dari 90% kebutuhan energi Indonesia</a> dipasok dari bahan bakar fosil dan <a href="https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2021-indonesia-insights.pdf">hanya sekitar 8% menggunakan EBT.</a></p>
<p>Pertumbuhan EBT di Indonesia tergolong sangat lambat, <a href="https://www.irena.org/IRENADocuments/Statistical_Profiles/Asia/Indonesia_Asia_RE_SP.pdf">sekitar 23% (2015-2020)</a>, jauh tertinggal di bawah negara tetangga Vietnam yang mampu mencapai <a href="https://www.irena.org/IRENADocuments/Statistical_Profiles/Asia/Viet%20Nam_Asia_RE_SP.pdf">120% (2015-2020)</a>. Apabila tren semacam ini berlanjut, rencana untuk mencapai target emisi nol bersih 2060 terancam buyar.</p>
<h2>Pemenuhan keamanan energi harus seimbang dengan aspek lingkungan</h2>
<p>Pemerintah Indonesia perlu mengkaji ulang strategi transisi energinya agar <a href="https://unfccc.int/sites/default/files/resource/Indonesia_LTS-LCCR_2021.pdf">target emisi nol bersih 2060</a> serta pemulihan ekonomi pasca-krisis COVID-19 dapat tercapai.</p>
<p>Pemerintah perlu memanfaatkan teknologi ramah lingkungan serta berbagai potensi energi terbarukan untuk menggenjot pembangunan yang berkelanjutan. Pada bidang industri, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dapat diterapkan dengan biaya yang relatif rendah. Melalui teknologi ini, industri dengan kebutuhan energi yang tinggi tetap dapat berjalan menggunakan bahan bakar fosil dalam jangka pendek hingga menengah dengan jejak karbon yang lebih rendah.</p>
<p>Pemerintah perlu memberikan dukungan pada sumber energi terbarukan potensial yang andal dan murah. Sebagai contoh, energi panas bumi, nuklir, dan air adalah jenis-jenis EBT yang potensial untuk menyangga keamanan energi nasional. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/474226/original/file-20220715-11-tq724j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Teknisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melakukan perawatan rutin di pabrik PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) Cikampek, Jawa Barat.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Sumber: Yulius Satria Wijaya/Antara)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain itu, <a href="https://www.mdpi.com/1996-1073/14/17/5424">energi matahari yang melimpah</a> di nusantara dan teknologi panel surya yang semakin murah juga dapat dimanfaatkan untuk memasok listrik bersih di daerah pemukiman dan perkantoran. </p>
<p>Tak kalah pentingnya, teknologi penyimpanan energi seperti baterai, penyimpanan energi berbasis tenaga air (<em>pumped storage hydropower</em>), dan hidrogen perlu dikembangkan untuk memastikan pasokan EBT yang andal.</p>
<p>Pemerintah dapat mengimplementasikan rekomendasi tersebut secara bertahap sembari mengambil langkah-langkah strategis terkait pembiayaan dan kebijakan pendukung. Misalnya, Pemerintah perlu menambah dana subsidi untuk sektor energi terbarukan agar semakin banyak digunakan di masyarakat maupun industri. </p>
<p>Sumber pendanaan dapat diperoleh dari pengurangan subsidi energi fosil dan menetapkan pajak karbon terutama untuk sektor industri yang tinggi emisi. Selain itu, Indonesia, sebagai negara yang saat ini memegang <a href="https://g20.org/">presidensi G20,</a> berada pada posisi yang strategis untuk menarik minat investor asing menanamkan modal dalam sektor teknologi rendah karbon dan EBT.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186916/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Denny Gunawan dan Elisa Wahyuni terafiliasi dengan Komisi Energi, Direktorat Penelitian dan Kajian, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Elisa Wahyuni terafiliasi dengan Komisi Energi, Direktorat Penelitian dan Kajian, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia.
</span></em></p>Tanpa upaya yang agresif mengurangi penggunaan bahan bakar fossil dan menambah kapasitas energi bersih, program PEN justru menciptakan masalah baru.Denny Gunawan, PhD Candidate, ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy, Particles and Catalysis Research Laboratory, UNSW SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1856982022-06-24T02:08:12Z2022-06-24T02:08:12ZRiset: mayoritas sertifikat energi terbarukan tak efektif mengurangi emisi, cuma pencitraan korporasi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/470497/original/file-20220623-51187-9huxh2.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">(Sumber:Shutterstock)</span> </figcaption></figure><p>Korporasi besar berlomba-lomba mematok target pengurangan emisi gas rumah kaca dari konsumsi listrik. Mereka berharap rencana perusahaan dapat sejalan dengan Perjanjian Iklim Paris dan <a href="https://zerotracker.net/">standar pengurangan emisi</a> versi <a href="https://sciencebasedtargets.org/resources/files/foundations-of-SBT-setting.pdf">Science-Based Targets Initiative</a>, koalisi global untuk pengurangan emisi perusahaan. </p>
<p>Salah satu pendekatan yang ditempuh adalah melalui <a href="https://www.epa.gov/greenpower/program-data-viewer">sertifikat energi terbarukan</a> yang berasal dari penggunaan tenaga solar, angin, ataupun energi lainnya ke jaringan-jaringan listrik.</p>
<p>Namun, <a href="https://www.nature.com/articles/s41558-022-01379-5">studi terbaru kami</a> justru menunjukkan perusahaan hanya mengandalkan sertifikat tersebut dalam laporan pengurangan emisinya. Padahal, sertifikat ini tak benar-benar mengurangi emisi yang dilepaskan dari konsumsi listrik perusahaan.</p>
<h2>Apa itu sertifikat energi terbarukan?</h2>
<p>Listrik yang diproduksi di mayoritas tempat merupakan kombinasi berbagai sumber energi: terbarukan maupun tidak terbarukan. Setrum yang dihasilkan kemudian mengalir ke jaringan yang saling terhubung untuk disalurkan ke para konsumen, termasuk perusahaan-perusahaan.</p>
<p>Namun, tak ada cara yang pas untuk memisahkan sumber listrik yang digunakan (dari energi terbarukan atau energi fossil) saat memasuki jaringan listrik. Karena itu, perusahaan membeli sertifikat energi terbarukan. Produk ini diterbitkan oleh produsen listrik setiap kali mereka menambah listrik berbasis energi terbarukan (dihitung dengan satuan megawatt jam atau MWh) ke dalam jaringannya. </p>
<p>Sertifikat ini seakan menjadi bukti valid perusahaan untuk mengklaim bahwa aktivitas mereka bersumber dari (atau tengah berupaya menggenjot) <a href="https://www.there100.org/">energi terbarukan</a>. Dokumen tersebut juga digunakan untuk mengurangi jumlah emisi yang dilaporkan dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, produk ini menjadi andalan perusahaan untuk pencitraan ‘ramah lingkungan.’</p>
<p>Di Indonesia, per akhir 2021, ada <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20211214/44/1477654/beli-sertifikat-energi-terbarukan-nike-hingga-uniqlo-gunakan-ebt-di-kegiatan-operasi">28 perusahaan yang telah membeli sertifikat energi terbarukan.</a> Sertifikat ini diterbitkan oleh PT PLN, berbasis setrum dari pembangkit listrik energi terbarukan setempat. </p>
<h2>Masalah yang timbul</h2>
<p>Ada <a href="https://resource-solutions.org/wp-content/uploads/2016/03/How-RECs-Make-a-Difference.pdf">asumsi</a> bahwa pembelian sertifikat oleh perusahaan memicu produksi energi terbarukan, sehingga dapat mengurangi emisi dari pembangkitan listrik. Asumsi ini menjadi <a href="https://ghgprotocol.org/scope_2_guidance">dasar perhitungan</a> yang jamak dipakai di perusahaan-perusahaan: pembelian satu sertifikat energi terbarukan sama dengan penggunaan 1 MWh listrik bebas emisi. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Sebuah fotoilustrasi dari pusat energi terbarukan yang dikonseptualisasikan dengan turbin angin dan panel surya di dekat pelabuhan." src="https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/466115/original/file-20220530-16-syx3jo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sertifikat energi terbarukan dikeluarkan oleh pembangkit listrik setiap kali mereka menambahkan satu megawatt-jam listrik terbarukan ke jaringan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sayangnya, asumsi ini mudah terbantahkan karena bukti yang mendukung manfaat sertifikat energi terbarukan sangat minim. Sebaliknya, sejumlah riset justru menyatakan harga sertifikat tersebut <a href="https://www.bccas.business-school.ed.ac.uk/impact-and-collaboration/renewable-energy-purchasing/">terlalu murah dan belum tentu berhasil</a> mendongkrak investasi sektor energi bersih.</p>
<p>Keraguan tersebut memang menjadi masalah utama dalam perkara perdagangan sertifikat ‘hijau’ di dunia. Misalnya, perusahaan-perusahaan di Eropa yang menggunakan listrik dari sumber ‘kotor’ bisa saja membeli sertifikat energi terbarukan dari <a href="https://doi.org/10.1016/j.enpol.2016.09.040">pembangkit listrik tenaga air di Norwegia yang sudah berumur puluhan tahun</a> dengan harga yang murah. </p>
<p>Jadi, apa artinya sertifikat tersebut untuk upaya pengurangan emisi yang digaungkan korporasi? Sertifikat tersebut jelas tidak menambah jumlah pasokan energi bersih.</p>
<h2>Klaim yang berlebihan</h2>
<p>Kami menganalisis laporan emisi 115 perusahaan yang memiliki target pengurangan emisi. Sepanjang 2015-2019, mereka melaporkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31% dari energi yang sudah dibeli. Secara kolektif, pengurangan tersebut sejalan dengan <a href="https://zerotracker.net/">standar pengurangan emisi korporasi</a> versi <a href="https://sciencebasedtargets.org/resources/files/foundations-of-SBT-setting.pdf">Science-Based Targets Initiative</a> sebesar 4,2 persen per tahun. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Grafik yang menunjukkan pengurangan emisi yang diklaim dan nyata dari perusahaan yang membeli sertifikat energi terbarukan." src="https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/464371/original/file-20220519-21-7cukr7.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pengaruh sertifikat energi terbarukan pada pengurangan emisi listrik yang dilaporkan perusahaan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Penulis)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun, 89% dari ratusan perusahaan ini melaporkan pengurangan emisi berasal dari pembelian sertifikat energi terbarukan. Ini bisa diartikan bahwa mayoritas korporasi tidak menambah konsumsi energi terbarukan ataupun melakukan aktivitas pengurangan emisi lainnya.</p>
<p>Di sisi lain, porsi upaya pengurangan emisi yang benar-benar dilakukan perusahaan hanya sekitar 10% dari total klaim mereka. Porsi ini jauh dari ampuh untuk membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 2°C. Ketimpangan tersebut punya dampak besar karena karena setiap kenaikan suhu akan menimbulkan kerusakan serta kerugian berlipat-lipat bagi penghuni bumi.</p>
<p>Adapun porsi 10% upaya pengurangan emisi tersebut dicapai melalui <a href="https://cleantechnica.com/2021/10/10/decarbonizing-the-grids-with-demand-response/">dekarbonisasi jaringan listrik</a>. Sayangnya, upaya ini tak sepadan karena pada saat yang sama, konsumsi listrik perusahaan-perusahaan juga naik signifikan.</p>
<h2>Adakah sertifikat yang bermanfaat?</h2>
<p>Sejumlah sertifikat energi terbarukan sebenarnya memiliki <a href="https://newclimate.org/2022/02/07/corporate-climate-responsibility-monitor-2022/">potensi untuk meningkatkan kapasitas energi bersih</a>. </p>
<p>Misalnya, studi kami menyoroti sertifikat yang terhubung dengan perjanjian jual beli listrik (<em>power purchase agreement</em>) dapat merangsang produksi listrik energi bersih.</p>
<p>Bagi perusahaan, sertifikat model ini memberikan kepastian dan mengikat mereka untuk membeli pasokan setrum dari pembangkit listrik energi terbarukan selama minimum 10 tahun ke depan.</p>
<p>Sedangkan bagi produsen listrik, perjanjian tersebut menjamin keuntungan jangka panjang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas pembangkitan atau investasi listrik energi bersih berikutnya.</p>
<p>Porsi sertifikat ini –- dibandingkan sertifikat yang diragukan keasliannya -– memang masih kecil. Namun, jumlah transaksinya terus bertambah. Sejumlah korporasi bahkan memprioritaskan sertifikat dari produsen lokal dibandingkan sertifikat dari pengobral sertifikat murah berskala besar, seperti Norwegia. </p>
<h2>Empat langkah perbaikan</h2>
<p>Kami mencatat setidaknya ada empat hal yang perlu diubah oleh perusahaan agar laporan pengurangan emisinya bisa dipercaya.</p>
<ol>
<li><p>Media harus betul-betul mengkritisi klaim perusahaan seputar sertifikat energi terbarukan. <a href="https://theconversation.com/outdated-carbon-credits-from-old-wind-and-solar-farms-are-threatening-climate-change-efforts-151456">Seperti kritik terhadap konsep transaksi karbon</a>, media harus menekan korporasi besar untuk membuktikan bahwa pembelian sertifikat mereka efektif mengurangi emisi.</p></li>
<li><p>Investor harus menanamkan modal ke perusahaan yang betul-betul berkontribusi terhadap dekarbonisasi sistem kelistrikan.</p></li>
<li><p>Standar perhitungan pengurangan emisi harus diubah. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan hanya bisa mengklaim telah mengurangi emisi jika sudah membeli sertifikat yang benar-benar berhasil mengurangi emisi.</p></li>
<li><p>Pembuat kebijakan dapat <a href="https://www.reuters.com/legal/litigation/us-sec-set-unveil-landmark-climate-change-disclosure-rule-2022-03-21/">melarang penggunaan sertifikat energi terbarukan</a> yang tidak efektif mengurangi emisi dari korporasi.</p></li>
</ol>
<p>Riset kami menambah <a href="https://newclimate.org/2022/02/07/corporate-climate-responsibility-monitor-2022/">bukti</a> bahwa upaya pengurangan emisi secara sukarela dari perusahaan tak berdampak signifikan. Karena itu, demi mencapai tujuan Perjanjian Paris, perubahan kebijakan besar-besaran untuk mengurangi emisi harus dilakukan di seluruh dunia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/185698/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Anders Bjørn menerima dana dari Concordia University Horizon Fellows Program dan World Resources Institute.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>H. Damon Matthews menerima dana dari Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada, Environment and Climate Change Canada dan Microsoft Corporation.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Matthew Brander tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Shannon M Lloyd menerima dana dari Natural Sciences and Engineering Research Council, CN Center for Studies in Sustainable Supply Chain Management, dan World Resources Institute.</span></em></p>Selama 2015-2019, 89% dari 115 perusahaan melaporkan pengurangan emisi dari pembelian sertifikat energi terbarukan. Ini bisa diartikan mayoritas korporasi tidak menambah konsumsi energi bersih.Anders Bjørn, Postdoctoral fellow in environmental science, Concordia UniversityH. Damon Matthews, Professor and Concordia University Research Chair in Climate Science and Sustainability, Concordia UniversityMatthew Brander, Senior Lecturer in Carbon Accounting, The University of EdinburghShannon M Lloyd, Assistant Professor, Department of Management, John Molson School of Business, Concordia UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1826702022-06-03T07:00:32Z2022-06-03T07:00:32ZMembangun penyimpanan energi adalah kunci menuju integrasi energi terbarukan di Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/466900/original/file-20220603-15259-64ocn8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap Sulawesi Selatan.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Bayu_Sidrap">Wikipedia</a></span></figcaption></figure><p>Meski sempat tersendat karena pandemik COVID-19, pertumbuhan listrik di Indonesia diprediksi tetap akan naik dalam 10 tahun terakhir pada angka 4,9% sesuai dengan <a href="https://web.pln.co.id/stakeholder/ruptl">Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030</a>. </p>
<p>Selain harus memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat, Indonesia juga dihadapkan pada target pencapaian porsi energi terbarukan 23% pada 2025 dalam <a href="https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/25eed-rukn-2019-2038-isbn.pdf">Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) 2019-2038</a>. Saat ini capaiannya masih pada <a href="https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/04/19/2843/laporan.kinerja.ditjen.ebtke.tahun.2020">kisaran 11,2%</a>. </p>
<p>Kabar baiknya adalah potensi energi terbarukan yang kita miliki lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan <a href="https://theconversation.com/riset-prediksi-indonesia-bisa-hasilkan-100-listrik-dari-tenaga-surya-pada-tahun-2050-136879">pengembangan energi terbarukan bahkan hingga 100% pada tahun 2050</a>.</p>
<p>Masalahnya, pembangunan pembangkit energi terbarukan khususnya yang berbasis angin dan surya, tidak serta merta menyelesaikan target penetrasi energi terbarukan. Sebab, dua jenis energi ini sifatnya variatif dan pasokannya tak menentu. </p>
<p>Hasil wawancara saya dengan PLN pada 2017 terkait operasional Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap, Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hingga 74%, bahkan ada yang mencapai 1027%, antara prediksi dan realisasi produksi dari PLTB. Sebuah gap yang sangat besar. </p>
<h2>Kuncinya: penyimpanan energi</h2>
<p>Agar kapasitas listrik dari energi terbarukan bertambah, Indonesia membutuhkan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301421517304573">sistem kelistrikan</a> andal dan fleksibel untuk mengikuti perubahan pasokan sekaligus mengantisipasi perubahan beban. </p>
<p>Selain dihadapkan pada keharusan meningkatkan fleksibilitas untuk dapat menyerap energi terbarukan, sistem kelistrikan di Jawa-Bali juga cukup rentan terhadap gangguan besar. Misalnya kejadian <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Mati_listrik_Jawa_2019">pemadaman mendadak di Jawa bagian barat pada 4 Agustus 2019</a>.</p>
<p>Untuk meningkatkan fleksibilitas dan keandalan sistem kelistrikan, maka pilihan yang paling masuk akal adalah fasilitas baterai energi atau disebut juga <em>energy storage</em>. Baterai ini juga dapat bekerja sebagai pembangkit awal (<em>black start</em>) saat pemadaman listrik mendadak seperti pada kasus di Jakarta. Fungsi lainnya adalah mencegah mati listrik dengan mendukung sistem dalam periode genting sebelum padam total.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=458&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=458&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=458&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=575&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=575&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465649/original/file-20220527-23-wxyje.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=575&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ragam rating, waktu pemakaian (<em>discharging time</em>), fungsi, dan jenis teknologi baterai.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1002007116303240">Moller (2017)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Baterai energi ini telah digunakan di banyak negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Korea, Jepang, Cina, dan Thailand. Satu <a href="https://ieeexplore.ieee.org/document/8810961">studi menunjukkan bahwa</a> <em>energy storage</em> di Australia berhasil mencegah terjadinya listrik padam mendadak pada 25 Agustus 2018. </p>
<p>Studi <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360544219302427">lainnya menunjukkan</a> bahwa penyimpanan energi di Australia dapat menurunkan biaya produksi listrik hingga 13-22%, mengurangi kapasitas pembangkit hingga 22%, dan mencegah energi yang terbuang hingga 76%. </p>
<p>Indonesia saat ini belum memiliki <em>energy storage</em>. Proyek fasilitas penyimpanan energi pertama yang berlokasi di Cisokan, Bandung Barat, masih <a href="https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pembangunan-plta-cisokan-selesai-4-tahun">dalam masa pembangunan</a>. <em>Energy storage</em> yang dapat digunakan bisa menyesuaikan dengan potensi alam, potensi bahan baku, dan karakteristik yang dapat saling melengkapi. </p>
<p>Opsi penyimpan energi ini antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) teknologi <em>pumped storage</em> atau PHS, baterai lithium-ion (<em>Lithium-Ion battery</em>. LIB), dan baterai dinamis ( <em>Redox Flow Battery</em>,RFB).</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=169&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=169&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=169&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=212&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=212&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465702/original/file-20220527-15-jj6wwf.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=212&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Perbandingan karakteristik masing-masing penyimpan energi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352152X19315646,%20https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364032120307413#!,%20https://www.mdpi.com/1996-1073/13/13/3307/htm,%20https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352484720312464">Das (2020), Barra (2020), Mongird (2020), Shaqshi (2020).</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>PLTA pumped-storage</h2>
<p><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity">PLTA pumped-storage (PHS)</a> adalah teknologi <em>energy storage</em> paling tua dan paling banyak proporsinya sekarang ini. Tercatat 96% dari 176 GW penyimpanan energi secara global pada 2017 adalah jenis ini. </p>
<p>Penyimpan energi ini memiliki karakteristik yang mirip dengan PLTA biasa, dan dapat merespons kebutuhan pembangkitan listrik yang cepat – dalam hitungan menit. Efisiensinya mencapai 70-80%, dengan kapasitas yang cukup besar, dari 1.000-15.000 MW. </p>
<p>Indonesia sendiri memiliki potensi lokasi yang dapat digunakan sebagai <em>pumped-storage</em>. <a href="https://ieeexplore.ieee.org/document/9102581">Sebuah studi pada 2019</a> menghitung potensi <em>pumped-storage</em> di Indonesia dapat mencapai 871 TWh di 26.000 lokasi. Namun hipotesis ini perlu penelitian lebih lanjut mengingat pembangunan <em>pumped-storage</em> tidak selamanya mudah. </p>
<p>Indonesia berencana membangun beberapa <em>pumped storage</em> dalam 10 tahun ke depan.
Perencanaan dan <a href="https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pembangunan-plta-cisokan-selesai-4-tahun">pembangunan <em>pumped-storage</em> Cisokan, Bandung Barat, kapasitas 1.040 MW di Indonesia</a> telah dimulai pada 2010. Awalnya proyek ini akan ditargetkan beroperasi pada 2014, namun mengalami berbagai kendala. </p>
<p>Dalam rencana terbaru baru penyimpanan energi ini akan beroperasi pada 2025. Artinya terjadi kemunduran paling tidak 11 tahun dari perencanaan awal. Adapun <em>pumped storage</em> lainnya masih tahap perencanaan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=364&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=364&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465650/original/file-20220527-13-hokn5y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=364&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi PLTA <em>pumped-storage</em>.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0306261914010290">Lou (2015)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena itu saya juga mengusulkan alternatif penyimpanan energi yang lebih cepat pembangunannya, kepadatan energi yang tinggi, tidak tergantung lokasi dan pertimbangan biaya. Jenis tersebut adalah baterai litium-ion (<em>Lithium-Ion battery</em>) dan baterai dinamis ( <em>Redox Flow Battery</em>).</p>
<h2>Baterai Lithium-ion</h2>
<p>Baterai litium-ion telah menjadi bagian integral dari perkembangan industri elektronik dan telepon seluler. Baterai ini juga pendorong utama perkembangan kendaraan listrik. </p>
<p>Pada masa depan baterai ini dianggap sebagai lokomotif dan kunci dari energi yang berkelanjutan sebagai media penyimpan dengan kepadatan energi yang tinggi. Harganya pun terus menurun secara signifikan dari tahun ke tahun <a href="https://about.bnef.com/blog/battery-pack-prices-fall-to-an-average-of-132-kwh-but-rising-commodity-prices-start-to-bite/">hingga 89% dalam 10 tahun terakhir</a>.</p>
<p>Kekurangan utama dari baterai ini adalah biaya instalasi yang relatif tinggi. Persyaratan sistem manajemen baterai juga ketat. Ada pula kekhawatiran terjadi kebakaran yang dipicu reaksi internal dari baterai.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=474&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=474&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=474&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=596&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=596&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465705/original/file-20220527-23-4fvsss.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=596&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi <em>Lithium-Ion Battery</em>.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://pubs.acs.org/doi/10.1021/ja3091438">Goodenough (2013)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai pengekspor nikel terbesar di dunia, Indonesia baru memulai pendirian <a href="https://www.cnbcindonesia.com/market/20210327141944-17-233328/indonesia-battery-corp-resmi-dibentuk-rencana-rp-238-t">[Indonesia Battery Corporation (IBC)]</a> pada Maret 2021. Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan baterai ini dengan mengarahkan pasarnya tidak hanya menyasar kendaraan listrik tapi untuk penyimpanan energi.</p>
<p>Menurut rencana <a href="https://web.pln.co.id/stakeholder/ruptl">PLN 2021-2030</a>, selain <em>pumped storage</em> akan dibangun juga jenis baterai lain dengan kapasitas 300 MW pada 2030. Jenis teknologi baterai yang akan dibangun belum ditentukan, tapi baterai litium-ion adalah pilihan yang perlu diprioritaskan. </p>
<h2>Redox Flow Battery (RFB)</h2>
<p>RFB adalah alternatif lain jenis penyimpanan energi yang juga dapat dikembangkan. </p>
<p>Baterai ini cocok untuk penggunaan yang sifatnya tak bergerak, sehingga lebih aplikatif untuk penyimpanan energi dibanding penggunaan untuk baterai yang bergerak (untuk telepon seluler, laptop atau kendaraan listrik) yang menjadi kelebihan dari baterai litium-ion.</p>
<p>Tak seperti baterai konvensional yang menggunakan material elektroda untuk menyimpan energi, RFB memakai cairan elektrolit yang disuplai dari tangki sebagai media penyimpanan. Konstruksi dari baterai ini memerlukan pompa dan tangki untuk menyimpan elektolit. </p>
<p>Pengontrolan daya dan energinya dapat terpisah. Untuk mengontrol energinya dengan menambahkan volume tangki, sementara untuk daya dilakukan dengan mengontrol aliran elektrolit.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=465&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=465&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=465&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=584&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=584&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/465704/original/file-20220527-23-poezjz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=584&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi RFB.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Li (2011)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Untuk dapat meningkatkan penetrasi energi terbarukan di Indonesia, pemerintah perlu melakukan langkah pendukung yang memungkinkan agar energi terbarukan dapat terintegrasi dengan mulus dengan sistem kelistrikan. </p>
<p>Penyimpanan energi menjadi pilihan prioritas mengingat karakteristiknya yang luas. Pilihan penyimpanan energi yang banyak dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem kelistrikan di Indonesia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/182670/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ahmad Amiruddin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Membangun pembangkit energi terbarukan khususnya yang berbasis angin dan surya, tidak serta merta menyelesaikan target penetrasi energi terbarukan, karena jenis energi ini sifatnya variatif.Ahmad Amiruddin, PhD Candidate and Teaching Assistant, Monash UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.