‘Sharenting’ atau aktivitas orang tua membagikan informasi anak di media sosial memiliki berbagai risiko. Untuk menghindarinya, orang tua perlu memiliki literasi digital. Benarkah demikian?
Pandemi COVID-19 menggeser aktivitas diplomasi ekonomi ke ranah maya. Kami meneliti 15 akun Instagram milik perwakilan Indonesia di luar negeri untuk melihat pola aktivitas duplomasi mereka.
Akibat regulasi iklan rokok yang masih lemah di platform besutan Meta, para pengguna muda menjadi sasaran empuk para produsen untuk promosi rokok elektrik mereka.
Influencer perlu menyadari bahwa beberapa pengikut mereka mungkin memiliki hubungan yang tidak sehat dengan media sosial. Meskipun kontras dengan tujuan mereka, influencer dapat membantu menciptakan hubungan yang sehat.
Teknologi pendeteksi wajah semakin populer di dengan meningkatnya jumlah perangkat dan mode canggih. Namun, fitur ini memiliki dampak sosial jangka panjang.
Penelitian dari Meta dan beberapa ilmuwan tidak menunjukkan bahaya media sosial, tetapi penelitian lain dan kesaksian pelapor menunjukkan sebaliknya. Walau tampak kontradiktif, keduanya bisa benar.
Pandemi membuat orang menghabiskan lebih banyak waktu daring untuk sekolah, bersosialisasi, dan bekerja. Agar penggunaan berdampak positif, kita perlu mengelola waktu dan aktivitas daring kita.
Semakin banyak orang kini menjadi kreator konten. Namun, banyak konten yang diunggah justru kontroversial dan memicu polemik sosial. Konsep “kewarganegaraan digital” dalam berkarya bisa jadi solusi.
Sebagai ruang publik baru, media sosial memiliki data penting bukan saja untuk penelitian ilmiah, tapi juga agar peneliti dapat terlibat mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat.
Positivitas tubuh bertujuan untuk menantang standar kecantikan yang dangkal dan menganjurkan penerimaan dan apresiasi tubuh dalam segala bentuk, ukuran, dan penampilan.
Banyak dari kita mengeluh tentang stres yang timbul karena “selalu on"–Berikut ini adalah apa yang akan terjadi dalam hidup Anda bila Anda memutuskan untuk lebih sering offline.
Meskipun beberapa pengguna media sosial dapat memonetisasi “like” di media sosial mereka, kita justru melakukannya tanpa tujuan & malah mengubah kita menjadi pion untuk penggunaan politik & komersil
Professor Digital Culture, Business and Computing at Durham University Business School and Advanced Research Computing (ARC), Durham University, Durham University