tag:theconversation.com,2011:/global/topics/kecelakaan-61964/articleskecelakaan – The Conversation2023-06-17T03:42:24Ztag:theconversation.com,2011:article/2078462023-06-17T03:42:24Z2023-06-17T03:42:24ZKereta sesak dengan penumpang jadi metafora India di mata Barat – namun ini adalah sisa kolonialisme dan kapitalisme<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/532369/original/file-20230616-21-43c17e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C9%2C3003%2C1985&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sebuah rangkaian kereta mengangkut para penglaju di Mumbai, India, pada 2009. Meskipun telah terjadi langkah-langkah perbaikan dan modernisasi, kereta api masih jadi metafora India kontemporer.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/mumbaimaharashtra-indiafeb-122009-mumbai-commuters-travel-2300906975">ShutterCo/shutterstock</a></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.theguardian.com/world/2023/jun/04/what-caused-the-india-train-crash-a-visual-guide-to-what-we-know">Tragedi tabrakan kereta api</a> yang <a href="https://www.theguardian.com/world/2023/jun/08/brothers-breadwinners-fathers-the-lives-lost-in-indias-train-disaster">menewaskan hampir 300 orang</a> beberapa pekan lalu kembali menarik fokus internasional terhadap pentingnya perkeretaapian bagi keseharian masyarakat India.</p>
<p>Memang, bagi kebanyakan orang Barat, gambaran tentang laki-laki dan perempuan berdesakan di gerbong menjadi metafora bagi India modern.</p>
<p>Ambil contoh pemberitaan media Jerman, Der Spiegel, tentang jumlah penduduk India yang kini telah melampaui Cina. Dipublikasikan hanya beberapa pekan sebelum kecelakaan di Provinsi Odisha tersebut terjadi, <a href="https://www.independent.co.uk/asia/india/india-der-spiegel-racist-cartoon-population-b2327147.html">kartunnya yang kini banyak dikritik</a> tersebut menggambarkan sebuah kereta usang India <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-india-65395860">penuh dengan penumpang yang saling berdesakan</a>, melaju melewati kereta lokomotif Cina yang hanya berisi dua orang di dalamnya.</p>
<p>Dari mana gambaran Barat tentang perkeretapian India – dan tentang India itu sendiri – yang bertahan begitu lama berasal? </p>
<p>Sebagai ilmuwan yang berkutat dengan sejarah India sekaligus penulis buku <a href="http://www.cambridge.org/us/academic/subjects/history/south-asian-history/tracks-change-railways-and-everyday-life-colonial-india?format=HB"><em>Tracks of Change: Railways and Everyday Life in Colonial India</em></a> yang terbit pada 2015, saya percaya jawabannya dapat ditemukan di proyek-proyek infrastruktur besar-besaran pada abad ke-19 – dibangun pada era persimpangan antara pemerintah kolonial dan permintaan para kapitalis.</p>
<h2>Kendaraan untuk barang, bukan orang</h2>
<p>Kereta api adalah tulang punggung pergerakan penumpang di India dan telah menjadi andalan bagi <a href="https://www.aljazeera.com/gallery/2020/3/25/in-pictures-railways-indias-lifeline-come-to-a-halt">23 juta orang tiap harinya</a>. Selama tahun keuangan 2018-2019, pada masa pra-pandemi, <a href="https://economictimes.indiatimes.com/industry/transportation/railways/three-years-on-indian-railways-passenger-traffic-remains-below-pre-pandemic-numbers/articleshow/99458137.cms?utm_source=contentofinterest&utm_medium=text&utm_campaign=cppst">7,7 miliar penumpang</a> bepergian menggunakan kereta di India. Sebagai perbandingan, penumpang angkutan udara hanya <a href="https://economictimes.indiatimes.com/industry/transportation/airlines-/-aviation/domestic-airlines-flew-123m-passengers-in-2022-dgca/articleshow/97148274.cms?from=mdr">123,2 juta pada 2022</a>, bahkan setelah kenaikan drastis pascapandemi.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="People are seen on a platform and hanging out of doorways on a train car." src="https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/531016/original/file-20230608-19-suqccx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Orang-orang menaiki kereta yang kelebihan penumpanh di stasiun kereta apa di pinggiran New Delhi, India.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/people-board-an-overcrowded-train-at-a-railway-station-in-news-photo/1252255086?adppopup=true">Kabir Jhangiani/NurPhoto via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Namun demikian, pada saat pertama dirancang pada 1840-an, kereta api di India ditujukan untuk mengangkut barang dan ternak, bukan penumpang.</p>
<p>Dalam pandangan jajaran direksi Perusahaan Hindia Timur Britania, perusahaan monopoli dagang yang pelan-pelan menganeksasi dan memasukkan sebagian besar kehidupan India ke bawah kontrol Kerajaan Inggris, <a href="https://www.cambridge.org/core/books/tracks-of-change/2393A3B1B77CF7F2B23C8C00DDA18442#:%7E:text=Tracks%20of%20Change%20explores%20how,process%20has%20shaped%20India's%20history.">kecil kemungkinan</a> masyarakat India menjadi penumpang kereta api. </p>
<p>Saat itu, banyak orang tak sepakat dengan pandangan bahwa orang-orang India tak bepergian, apalagi mengingat negara tersebut memiliki sejarah <a href="https://www.cambridge.org/core/books/india-in-the-world-economy/9079E07A2697FB6A122BEBFE3CC6FA13">perdagangan global</a> dengan jaringan perairan yang luas.</p>
<p>Namun, kebijakan awal perkeretaapian kolonial didorong oleh gambaran <a href="https://theconversation.com/orientalism-edward-saids-groundbreaking-book-explained-197429">Orientalis</a> yang begitu luas tentang orang-orang yang tak bisa ke mana-mana karena miskin, hidup di desa-desa yang terisolasi, dan terikat oleh aturan-aturan keagamaan yang melarang bepergian.</p>
<p>Pandangan klise ini <a href="https://marxists.architexturez.net/archive/marx/works/1853/07/22.htm">saling terkait dengan pemikiran kolonial</a> bahwa perkeretaapian akan mendorong industrialisasi yang lebih besar yang pada gilirannya akan memajukan ekonomi kapitalis.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="A modern high-speed train is seen in a station." src="https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=406&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/531017/original/file-20230608-19-5m7lin.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=511&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kereta Vande Bharat Express seperti terlihat di Kolkata, India.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/vande-bharat-express-train-as-seen-at-howrah-station-in-news-photo/1245840303?adppopup=true">Debarchan Chatterjee/NurPhoto via Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal tersebut juga sejalan dengan kebutuhan praktis perusahaan dagang monopoli yang membutuhkan bahan mentah untuk industri di Inggris, seperti kapas, untuk dapat dipindahkan dengan cepat dan efisien dari bagian dalam India ke kota-kota pelabuhan agar bisa dikapalkan.</p>
<h2>Kursi murah bagi pribumi</h2>
<p>Untuk <a href="https://www.cambridge.org/core/books/tracks-of-change/2393A3B1B77CF7F2B23C8C00DDA18442#:%7E:text=Tracks%20of%20Change%20explores%20how,process%20has%20shaped%20India's%20history.">menarik “pribumi”</a> (sebutan orang-orang Inggris untuk masyarakat jajahannya) agar menggunakan kereta api, pemerintah kolonial menetapkan tarif rendah, terutama di gerbong-gerbong kelas tiga – kategori terendah dan termurah dalam perjalanan kereta api.</p>
<p>Keputusan untuk mengenalkan tarif rendah tampaknya ganjil jika disandingkan dengan usaha kapitalis yang berpusat pada profit, dengan modal yang dikumpulkan oleh <a href="https://www.jstor.org/stable/2113695">perusahaan-perusahaan swasta</a> yang tergabung di Britania Raya.</p>
<p>Walaupun begitu, para kapitalis dan pemegang saham Inggris tak mengkhawatirkan profit mereka, yang ditanggung oleh pembayar pajak India. Pemerintah kolonial India menjamin perusahaan-perusahaan ini mendapatkan pengembalian tahunan 5% atas investasi mereka, terlepas dari apakah usaha itu menghasilkan keuntungan atau tidak.</p>
<p>Walaupun sempat ada keraguan, <a href="https://www.cambridge.org/core/books/tracks-of-change/2393A3B1B77CF7F2B23C8C00DDA18442#:%7E:text=Tracks%20of%20Change%20explores%20how,process%20has%20shaped%20India's%20history.">perkeretaapian India berhasil menarik penumpang dan terus bertambah</a>.</p>
<p>Pada tahun 1854 ketika kereta api mulai dioperasikan, jumlah <a href="http://www.cambridge.org/us/academic/subjects/history/south-asian-history/tracks-change-railways-and-everyday-life-colonial-india?format=HB">penumpangnya sebanyak setengah juta orang</a>, lalu tahun 1875 melonjak menjadi 26 juta. Pada tahun 1900, jumlah penumpang tahunan berada di kisaran 175 juta kemudian naik hampir 3 kali lipat menjadi 520 juta pada 1919-20. </p>
<p>Ketika partisi India terjadi pada 1947, jumlah perjalanan sudah mencapai 1 miliar penumpang per tahunnya. Memang, gambaran kereta yang penuh sesak menjadi contoh yang sempurna untuk mengilustrasikan pergolakan partisi, dengan sistem perkeretapian digunakan untuk membawa orang-orang yang terusir melewati wilayah yang tak lama kemudian menjadi perbatasan Pakistan dan India.</p>
<p>Penumpang kelas tiga, didominasi oleh orang-orang India, menyumbangkan 90% dari arus penumpang ini. Namun, lonjakan penumpang ini tak membuat tarif turun. Juga tak menghasilkan perbaikan substansial terhadap perjalanan di gerbong kelas tiga yang kelebihan penumpang dan kondisinya kotor dan tak sehat.</p>
<p>Alih-alih, perusahaan-perusahaan kereta api mencari “penghematan ruang dan muatan”, seperti <a href="http://www.cambridge.org/us/academic/subjects/history/south-asian-history/tracks-change-railways-and-everyday-life-colonial-india?format=HB">yang dikatakan salah seorang manajer</a>. Kereta api yang tidak memadai, kebanyakan diimpor, memperburuk masalah.</p>
<h2>Alat ‘ketenangan diri’</h2>
<p>Para manajer kereta api, kebanyakan orang Inggris, tampaknya tak tertarik untuk memperbaiki kepadatan penumpang yang merupakan masalah sistematis, termasuk membawa penumpang di gerbong yang diperuntukkan bagi hewan ternak. Mereka malah bersikeras bahwa kepadatan penumpang ini disebabkan oleh kebiasaan aneh dan kecenderungan orang India: benci terhadap gerbong kosong dan cenderung mengikuti satu sama lain “seperti domba” ke dalam gerbong yang penuh sesak</p>
<p>Atribut ini tak lama menjadi narasi publik, terutama bagi mereka yang punya pola pikir Barat. Pada tahun 1929, H. Sutherland Stark, jurnalis majalah berbasis industri, <a href="https://www.cambridge.org/core/books/tracks-of-change/2393A3B1B77CF7F2B23C8C00DDA18442#:%7E:text=Tracks%20of%20Change%20explores%20how,process%20has%20shaped%20India's%20history.">Indian State Railways Magazine</a>, menulis bahwa meskipun “belum berpengalaman” dalam administrasi perkeretaapian dan kontrol lalu lintas, dia tahu bahwa fasilitas perkeretaapian bukanlah masalahnya. Sebaliknya, penumpang India tidak memiliki kesiapan mental, “kepemilikan diri” dan “metode” yang diperlukan untuk bepergian seperti “manusia waras”.</p>
<p>Stark menyarankan edukasi penumpang sebagai solusi terhadap “masalah” tersebut dan menjadikan perjalanan kereta api sebagai alat untuk “ketenangan diri dan ketertiban massal”. </p>
<p>Dia bukan satu-satunya yang menyarankan kesesuaian antara perjalanan kereta api yang rasional dan perilaku publik yang masuk akal. Pada tahun 1910-an, meskipun mengutuk manajemen kereta api karena melanggengkan penghinaan yang dihadapi penumpang kelas tiga, pemimpin nasionalis <a href="https://www.gandhimedia.org/read_more/writings/books/books_by_gandhi/english/WRBOMGEN0510_rs.pdf">Mahatma Gandhi</a> juga menyarankan mendidik penumpang kereta api sebagai sarana untuk membuat warga sipil berperilaku dengan baik.</p>
<h2>Metafora yang berlanjut</h2>
<p>Lebih dari satu abad kemudian, penggambaran ini terus bertahan, meski secara ironis menjadi kontras untuk memahami India kontemporer. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di <a href="https://www.proquest.com/docview/318482381/DBAA8BBEEC8045B3PQ/1?accountid=14605&forcedol=true">The New York Times</a> pada 12 Maret 2005, penulis memuji metro New Delhi yang saat itu masih baru, dengan menekankan bahwa “tidak ada kesan kemelaratan yang kacau dari para penjaja dan pengemis yang menjadi ciri jalur kereta api utama di India, juga tidak ada penumpang yang putus asa yang menggantung di sisi kereta.”</p>
<p>Saat perdebatan berkecamuk tentang apakah keselamatan telah dikesampingkan demi “<a href="https://www.theguardian.com/world/2023/jun/03/modi-has-spent-billions-modernising-indias-%20trains-but-safety-is-biggest-need">proyek modernisasi yang berkilau</a>” di India – dengan analisis awal menunjukkan <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-india-65801807">kegagalan pensinyalan</a> mungkin menjadi penyebab kecelakaan pada 2 Juni 2023 – perkeretaapian terus mewakili sejarah India.</p>
<p>Di masa kejayaan Kerajaan Inggris, kereta api dianggap sebagai teknologi yang akan digunakan pemerintah kolonial untuk menyeret India masuk ke dalam modernitas kapitalis. Pada 1947, kereta api menjadi tema berulang yang menggambarkan trauma <a href="https://academic.oup.com/book/32195/chapter-abstract/268346962?redirectedFrom=fulltext">partisi</a> yang menyertai kemerdekaan India dan Pakistan. Sebagaimana pemberitaan mengenai kecelakaan Odisha mengingatkan kita, kereta api terus menjadi metafora untuk mengevaluasi India kontemporer bagi orang-orang Barat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/207846/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ritika Prasad tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kecelakaan mematikan di India yang merenggut nyawa sekitar 300 orang telah memfokuskan kembali perhatian internasional pada pentingnya perkeretaapian di negara tersebut.Ritika Prasad, Associate Professor of History, University of North Carolina – CharlotteLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1597092021-04-26T07:21:04Z2021-04-26T07:21:04ZKRI Nanggala-402 ditemukan: apa yang kemungkinan terjadi pada kapal selam itu di saat-saat terakhirnya?<p>Setelah lima hari pencarian, kapal selam KRI Nanggala-402 <a href="https://nasional.tempo.co/read/1456292/begini-kronologi-kri-nanggala-402-ditemukan-kapal-mv-swift-milik-singapura">ditemukan</a> terpecah menjadi tiga bagian dan berada di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 800 meter di Laut Bali.</p>
<p>Tanpa ada awak kapal yang selamat - dan tidak ada kepastian penyebab bencana ini akan dapat diketahui - Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) harus memutuskan seberapa besar upaya yang akan dilakukan untuk memeriksa dan mengangkat kapal selam itu.</p>
<h2>Gambaran bencana serius</h2>
<p>Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kapal selam yang diproduksi di Jerman pada 1978 itu pecah menjadi tiga bagian, dan lambung kapal terpisah dari buritan (bagian belakang).</p>
<p>TNI AL telah merilis rekaman video, yang diambil dari oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (<em>remote operated vehicle</em> atau ROV) milik kapal <a href="https://nasional.tempo.co/read/1456292/begini-kronologi-kri-nanggala-402-ditemukan-kapal-mv-swift-milik-singapura/full&view=ok">MV Swift Rescue</a> bantuan pemerintah Singapura. Rekaman itu menunjukkan salah satu sirip yang ada di buritan.</p>
<p>Ada pula gambar-gambar lain yang sepertinya menunjukkan bagian-bagian dalam kapal, tapi belum dapat dipastikan bagian-bagian mana tepatnya.</p>
<p>Dibutuhkan waktu <a href="https://www.bbc.com/news/world-latin-america-46245686">satu tahun</a> untuk menemukan kapal selam San Juan milik Argentina yang tenggelam pada 2017. Nanggala ditemukan hanya dalam beberapa hari pencarian, ini menunjukkan bahwa kapal ini berada tidak jauh dari posisi saat melakukan kontak terakhir.</p>
<p>Maka apa pun kecelakaan yang terjadi, kemungkinan terjadi saat kapal ini sedang menyelam.</p>
<p>Pada tahap ini, mustahil bagi kita untuk mengetahui apa yang memicu kecelakaan. Penyebab-penyebab dapat meliputi kegagalan material atau mekanik yang menyebabkan salah satu atau lebih kompartemen kemasukan air secara fatal. </p>
<p>Mudah bagi kapal selam untuk kehilangan kendali kedalaman akibat kehilangan daya apung.</p>
<p>Ada juga kemungkinan terjadinya kebakaran - sesuatu yang sangat ditakuti oleh awak kapal selam dalam ruang kapal yang sangat tertutup. </p>
<p>Atau kemungkinan kesalahan manusia (<em>human error</em>). Namun awak kapal selam telah berlatih prosedur operasi standar secara sangat hati-hati dan sangat ekstensif.</p>
<p>Kegagalan material adalah penyebab yang paling mungkin.</p>
<p>Apapun pemicunya, nasib tragis Nanggala tak terhindarkan setelah kapal itu turun ke kedalaman yang melebihi kemampuan lambung dan perlengkapan untuk menahan tekanan. Tidak dapat segera diketahui dengan jelas pada kedalaman berapa hal ini terjadi.</p>
<p>Kapal selam seperti Nanggala memiliki batas aman kedalaman operasi minimal 260 meter. Angka “crush depth” atau kedalaman yang merusak kapal pasti jauh lebih besar. </p>
<p>Tapi risiko rusaknya lambung kapal meningkat dengan cepat seiring bertambahnya kedalaman. Pada kedalaman 800 meter, Nanggala tidak memiliki kemungkinan untuk tetap utuh.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kapal-selam-dirancang-untuk-sembunyi-lalu-bagaimana-proses-pencarian-kapal-selam-yang-hilang-159640">Kapal selam dirancang untuk sembunyi - lalu bagaimana proses pencarian kapal selam yang hilang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bagaimana mengukur upaya yang masuk akal dilakukan?</h2>
<p>Pemerintah berharap untuk <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210425183113-20-634548/tni-al-bertekad-angkat-kri-nanggala-dari-kedalaman-838-meter">mengangkat</a> Nanggala. Ini mungkin untuk dilakukan, dan ada preseden serupa.</p>
<p>Misi Amerika Serikat (AS) - diberi kode “<a href="https://web.archive.org/web/20120728214106/http:/www.kansaspress.ku.edu/shacia.html">Azorian</a>” - pada 1974, misalnya melibatkan pengangkatan secara diam-diam (dari dasar laut yang lebih dalam) komponen-komponen kapal selam Uni Soviet yang membawa peluru kendali.</p>
<p>Bagaimana pun, mengangkat logam seberat 1.300 ton dari kedalaman lebih dari 800 meter adalah tugas besar. Hanya ada sedikit organisasi penyelamatan yang mampu melakukan itu.</p>
<p>Biayanya juga akan sangat mahal. Mungkin akan ada pendapat bahwa TNI Al yang memiliki anggaran terbatas lebih baik menggunakan uang yang mereka miliki untuk hal-hal lain, termasuk merawat empat kapal selam yang tersisa.</p>
<p>Terlebih lagi, tidak ada jaminan penyebab kecelakaan ini secara spesifik akan dapat diketahui. </p>
<p>Kapal selam adalah sebuah mesin yang besar dan rumit, dan sistem “kotak hitam” seperti yang ada di penerbangan tidak akan mampu mencakup segala kemungkinan masalah yang bisa terjadi pada Nanggala.</p>
<p>Pendekatan terbaik adalah menindaklanjuti pemeriksaan visual awal terhadap puing kapal dengan pemetaan lebih rinci pada lokasi puing dan semua material yang jatuh di dasar laut.</p>
<p>Jika dilakukan, dan dibantu dengan pengangkatan beberapa komponen secara selektif, ini akan membantu menyediakan jawaban.</p>
<h2>Mencegah kecelakaan pada masa depan</h2>
<p>TNI Al kini akan melakukan pemeriksaan internal. Berapa pun besarnya kemungkinan Nanggala mengalami kegagalan material, peninjauan ulang standar pelatihan dan prosedur operasi akan tetap dilakukan.</p>
<p>Divisi kapal selam TNI AL telah mendapat tantangan setelah menambah jumlah kekuatan dari dua kapal menjadi lima belum lama ini. Ada tambahan kapal selam baru pada 2017, 2018 dan yang terbaru pada bulan lalu - yaitu kapal selam pertama yang dirakit di dalam negeri, <a href="https://www.antaranews.com/berita/2084866/panglima-tni-kri-alugoro-405-wujud-mitra-strategis-indonesia-korsel">KRI Alugoro</a>.</p>
<p>KRI Cakra-401, saudara kembar Naggala, yang telah mengalami <a href="https://www.indomiliter.com/dsme-menangkan-proyek-overhaul-kapal-selam-kri-cakra-401/">perbaikan dan modernisasi</a>, mungkin akan berhenti beroperasi untuk meminimalkan kecelakaan serupa.</p>
<p>Berhenti beroperasi atau tidak, Cakra akan diperiksa secara saksama untuk mencari tahu apakah ada masalah-masalah yang tidak terdeteksi terkait kelelahan logam atau potensi kegagalan lain.</p>
<p>Walau telah diperbaiki secara keseluruhan dan banyak menerima perangkat dan sistem baru, Cakra telah beroperasi lebih dari 40 tahun. Ini waktu yang lama.</p>
<h2>Solidaritas dari seluruh dunia</h2>
<p>Gugurnya 53 pelaut adalah tragedi untuk Indonesia dan angkatan lautnya. Di seluruh dunia, khususnya orang-orang di angkatan laut dan kapal selam turut berbagi kedukaan.</p>
<p>Operasi kapal selam mengandung risiko tinggi dan memiliki tuntutan besar pada setiap awak yang terlibat. Mereka harus memiliki tingkat kerja sama tinggi dan kepercayaan mutlak pada profesionalisme para awak lain di dalam kapal selam.</p>
<p>Budaya profesionalisme yang ini sangat tinggi sehingga membentuk solidaritas internasional dalam kejadian seperti ini.</p>
<p>Terlepas dari kecepatan dan keterbukaan TNI AL dalam mengelola situasi ini, yang juga membesarkan hati adalah kesiapan negara-negara lain untuk menyediakan bantuan secara cepat dan efektif, dan kegotongroyongan yang terbentuk.</p>
<p>Hal ini paling tampak dalam peran kunci kapal selam penyelamat dari Singapura dalam penemuan Nanggala. Namun Amerika Serikat, Australia, India, Malaysia, dan negara-negara lain juga dengan cepat menyediakan bantuan yang mereka miliki.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/159709/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>James Goldrick tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Nanggala telah ditemukan di kedalaman lebih dari 800 meter. Berikutnya apa yang akan dilakukan?James Goldrick, Adjunct Professor in Naval and Maritime Strategy and Policy, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1596402021-04-23T07:34:37Z2021-04-23T07:34:37ZKapal selam dirancang untuk sembunyi - lalu bagaimana proses pencarian kapal selam yang hilang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/396740/original/file-20210423-21-rxjjz1.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=53%2C0%2C6000%2C3709&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kapal selam KRI Alugoro ikut terlibat dalam operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala.</span> <span class="attribution"><span class="source">TNI AL/AAP</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56833112">Operasi pencarian</a> atas KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali pada sejak 21 April terus dilakukan. </p>
<p>Kapal selam dengan 53 awak itu hilang kontak saat tengah mengikuti latihan penembakan rudal dan torpedo. Setidaknya 21 kapal perang dan satu pesawat patroli maritim telah dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala.</p>
<h2>Bagaimana cara mencari kapal selam</h2>
<p>Ada dua tantangan utama dalam mencari kapal selam yang hilang.</p>
<p>Pertama adalah tantangan dalam menemukan kapal itu. Kapal selam dirancang untuk tidak mudah dilacak. Saat Nanggala menyelam dalam latihan rutin itu, kecil kemungkinan ada pelacakan terhadap kapal itu.</p>
<p>Bahkan dalam latihan jarak dekat sekalipun, akan sangat sulit untuk terus-menerus melacak sebuah kapal selam dengan sonar.</p>
<p>Nanggala mungkin memiliki jalur yang sudah direncanakan dalam latihan, tapi lokasi yang bisa kita ketahui dengan jelas adalah lokasi saat awak kapal melakukan kontak terakhir.</p>
<p>Biasanya, petunjuk pertama sebuah kapal selam hilang - kecuali ada tabrakan yang jelas dengan kapal lain di permukaan - adalah tidak ada laporan rutin dari awak.</p>
<p>Angkatan-angkatan laut dunia memiliki <a href="https://divsurg.afod-pofa.com/DIVSURG/APP/Undersea_Medicine/Sub_Med/ATP-MTP_57.pdf">prosedur terencana</a> untuk memeriksa dan memulai pencarian jika sebuah kapal selam berhenti melapor.</p>
<p>Prosedur ini akan segea dilakukan saat laporan tidak dilakukan. Otoritas akan segera berganti dari prosedur yang dinamai “SUBLOOK” (pencarian kapal selam) ke prosedur “SUBMISS” (kapal selam hilang). Lalu, jika tidak ada harapan lagi atau ada bukti telah terjadi kecelakaan, ada prosedur “SUBSUNK” (kapal selam tenggelam).</p>
<h2>Ketidakpastian besar</h2>
<p>Sebanyak apa pun jumlah pencari dan seberapa canggih pun sensor yang mereka miliki, akan selalu ada ruang ketidakpastian, dan bisa jadi sangat besar.</p>
<p>Semakin cepat kapal selam itu bergerak, semakin lama jangka waktu sejak kontak terakhir, semakin besar ruang ketidakpastian itu.</p>
<p>Kapal selam memiliki pelampung indikator yang dapat dilepaskan untuk memberi tahu posisinya saat terjadi kecelakaan. Ini tentu saja jika kecelakaan itu tidak menghalangi kemampuan awak untuk melepaskan pelampung.</p>
<p>Di perairan dangkal, pelampung-pelampung ini bisa tetap tersambung pada kapal selam. Di perairan dalam, pelampung ini mengapung bebas; sehingga saat tim pencari menemukan pelampung ini, mereka harus mengkalkulasi perkiraan posisi saat pelampung itu dilepas, dengan segala faktor tidak pasti terkait angin dan arus air.</p>
<p>Ini juga bisa dilakukan jika ada puing atau bahan bakar yang ditemukan di permukaan laut - seperti <a href="https://news.detik.com/berita/d-5542236/2-kemungkinan-dari-tumpahan-minyak-di-lokasi-pencarian-kri-nanggala-402">tumpahan oli dan minyak</a> yang mungkin ditemukan oleh tim pencari Nanggala.</p>
<h2>Kesulitan di perairan dalam</h2>
<p>Dasar laut jarang sekali berbentuk rata; ini menjadi tantangan kedua.</p>
<p>Bahkan jika perairan tidak cukup dalam untuk meremukkan badan kapal - seperti yang terjadi pada [kapal selam Argentina bernama San Juan](https://en.wikipedia.org/wiki/ARA_San_Juan_(S-42) yang tenggelam di perairan berkedalaman 900 meter pada 2017 - mungkin akan tetap sulit untuk mendeteksi kapal selam di permukaan dasar laut.</p>
<p>Pencarian San Juan, walau didukung data getaran seismik yang timbul saat kapal itu meletup di bawah air, membutuhkan waktu <a href="https://www.bbc.com/news/world-latin-america-46245686">satu tahun</a> lewat pencarian secara rinci di dasar laut menggunakan sonar frekuensi tinggi dan kamera bawah laut. Maka ada kemungkinan pencarian Nanggala juga bisa berlangsung sama lamanya atau lebih lama.</p>
<p>Saat kapal itu ditemukan, tidak ada jaminan awak kapal masih hidup, walaupun badan kapal utuh. Jika satu atau lebih kompartemen kemasukan air, maka awak kapal mungkin berada di bagian kapal lain, tapi mereka memiliki pasokan udara terbatas. Ini masalah utama.</p>
<h2>Laut terlalu dalam, waktu terlalu sedikit</h2>
<p>Waktu menjadi musuh bagi awak Nangala. Masalahnya, sebagaimana <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-56829278">disampaikan Angkatan Laut Indonesia</a>, 53 awak kapal Nanggala hanya memiliki sekitar 72 jam pasokan udara setelah kapal selam berhenti berfungsi. Artinya hanya ada waktu sampai Sabtu pagi.</p>
<p>Memang ada kemungkinan untuk individu melepaskan diri dari kapal selam yang karam naik ke permukaan, tapi prosedur berbahaya ini semakin berisiko di perairan yang semakin dalam.</p>
<p>Nanggala beroperasi di area dengan kedalaman hingga 700. Ini area yang terlalu dalam untuk metode ini; namun ada kemungkinan badan kapal masih utuh.</p>
<p>Walau Nanggala masih utuh, kecil kemungkinan peralatan penyelamat dapat meraih kapal itu di kedalaman 700 meter. Ada prosedur-prosedur internasional yang telah dikembangkan dengan baik untuk memberi bantuan dalam kecelakaan kapal selam, dan beberapa kapal dan sistem pencari <a href="https://www.theaustralian.com.au/world/indonesia-pleads-for-help-as-submarine-lost/news-story/f9a4d1da6b17ac7769e4c7dd8f7e2305">telah diaktifkan oleh negara-negara lain</a> dan juga oleh Indonesia.</p>
<p>Idealnya, sebuah unit penyelamat laut dalam dapat diterjunkan untuk menempel pada pintu kapal selam dan mengeluarkan para awak - ini jika pintu kapal selam dapat diakses dan perairan tidak terlalu dalam. Jika Nanggala berada pada kedalaman 700 meter, maka ini mungkin terlalu dalam.</p>
<p>Bagaimana pun, unit penyelamat semacam itu harus dibawa ke lokasi. Ada sistem-sistem - seperti American Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV) berkapasitas 24 orang - yang bisa diterbangkan ke sebuah wilayah, lalu dinaikkan ke kapal laut dan dibawa ke lokasi kejadian.</p>
<p>Dalam kasus Nanggala, Angkatan Laut India telah menerjunkan kapal selam penyelamat, tapi kapal ini butuh enam hari untuk tiba di lokasi, dan hampir semua sistem penyelamat lain yang tersedia juga akan tiba terlambat untuk menolong.</p>
<p>Dan hingga kini Nanggala belum ditemukan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/159640/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>James Goldrick tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pencarian KRI Nanggala 402 menghadapi banyak ketidakpastian, dan waktu yang sangat terbatasJames Goldrick, Adjunct Professor in Naval and Maritime Strategy and Policy, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1063362018-11-06T03:18:23Z2018-11-06T03:18:23ZKotak hitam Lion Air JT-610 ditemukan, banyak bukti lain yang diperlukan untuk tahu mengapa pesawat jatuh<p>Penyelam dari tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan <a href="https://www.reuters.com/article/us-indonesia-crash/black-box-from-crashed-indonesian-jet-retrieved-from-debris-on-sea-floor-idUSKCN1N63FO">minggu lalu menemukan “kotak hitam”</a> dari puing pesawat jet penumpang Lion Air JT-610 yang jatuh di laut Karawang Jawa Barat Senin pekan lalu, menewaskan 189 orang di dalamnya.</p>
<p>Laporan mengatakan tim pencarian dan penyelamat berhasil mendapatkan <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/divers-recover-flight-data-recorder-from-lion-air-plane">perekam data penerbangan</a>, satu dari perekam rekaman yang harus ada di setiap pesawat komersial. Rekaman yang lain adalah perekam suara kokpit. </p>
<p>Perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit dapat mengungkapkan banyak informasi tentang penerbangan. Tergantung jenisnya, perekam data penerbangan digital modern dapat menangkap lebih dari 2000 parameter, memberikan wawasan menyeluruh kepada penyelidik tentang berbagai fungsi sistem pesawat terbang dan konfigurasi apa terjadi sampai pesawat jatuh. </p>
<h2>Apa saja yang akan <em>black box</em> ungkapkan</h2>
<p>Investigasi keselamatan udara menggunakan ilmu yang pasti. Hal ini didasarkan pada metode investigasi dan analisis yang terbukti dan sistematis, yang kesimpulan didasarkan pada bukti yang tersedia. Para peneliti JT-610 akan mengeksplorasi banyak aspek dari operasi Lion Air, mencari faktor-faktor yang berkontribusi.</p>
<p>Perekam akan memberi tahu penyelidik tentang peringatan dan alarm yang berbunyi di kokpit, dan apa tanggapan kru terhadap peringatan tersebut. Mereka juga akan mengungkapkan semua input kontrol yang dibuat, efek yang dihasilkan, semua posisi <em>switch</em> kokpit, dan informasi relevan lainnya.</p>
<p>Perekam penerbangan dapat memberikan indikasi yang jelas tentang sistem apa yang tidak berfungsi dan apa tanggapan kru terhadap kegagalan fungsi tersebut. </p>
<h2>Mencari tahu alasan mengapa pesawat jatuh?</h2>
<p>Namun, data penerbangan hanya dapat menjelaskan apa yang terjadi. Penyelidik harus secara sistematis menyelidiki bukti lain untuk memastikan mengapa hal itu bisa terjadi. Peneliti juga akan menganalisis catatan pemeliharaan maskapai, rezim pelatihan awak penerbangan, sistem dan dokumentasi pemuatan pesawat, catatan penumpang dan rekaman kontrol lalu lintas udara, misalnya.</p>
<p>Peneliti khusus juga akan melihat aspek instrumentasi pesawat, avionik (alat elektronik yang dipasang di pesawat), mesin, badan pesawat, sistem kelistrikan, sistem hidrolik, serta faktor manusia dan kinerja awak kabin. Itu semua akan dianalisis secara menyeluruh sebelum kesimpulan akhir akan diambil.</p>
<p>Tidak diragukan lagi, sebagian besar penyelidikan akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-46014260">pesawat baru yang canggih</a> dengan berbagai cadangan untuk sistem-sistem yang penting dapat mengalami serangkaian kegagalan yang menyebabkannya jatuh. Pengalaman penerbangan sebelumnya menunjukkan mungkin ada masalah dengan sistem <a href="https://www.skybrary.aero/index.php/Pitot_Static_System">pitot statis</a> yang memberikan tekanan udara statis dan dinamis ke instrumen penerbangan utama. Walau kesalahan itu tampaknya sudah diperbaiki sebelum penerbangan, kerusakan itu mungkin muncul kembali atau memburuk selama atau setelah lepas landas.</p>
<p>Jika peneliti JT610 menemukan bahwa kerusakan sistem statis pilot memang terjadi, pertanyaan lain akan diangkat tentang mengapa kru tidak dapat mengatasi kerusakan itu. Pesawat dirancang dengan sistem udara statis terpisah untuk kapten dan perwira pertama. Secara teoretis kegagalan seharusnya tidak dapat mempengaruhi instrumentasi pada kedua sisi kokpit.</p>
<p>Selain itu, pilot seharusnya dapat menggunakan sumber udara statis alternatif, untuk memulihkan udara statis untuk setiap instrumen yang terpengaruh. Selain itu, pesawat pasti dilengkapi dengan cakrawala buatan, indikator kecepatan udara, altimeter dan kompas, sehingga kru seharusnya memiliki instrumentasi minimum penerbangan, independen dari semua sistem lainnya, untuk memungkinkan mereka dengan aman menerbangkan pesawat kembali ke bandara.</p>
<p>Dalam situasi seperti itu, pilot akan menerbangkan Boeing 737 itu dengan tingkat instrumentasi yang sama seolah-olah itu adalah pesawat ringan mesin tunggal dasar.</p>
<p>Jika itu semua terbukti, maka fokusnya akan beralih ke standar pengecekan dan pelatihan pilot Lion Air, metode pelatihan simulasi dan serangkaiannya. Apakah pilot pernah dihadapkan dengan kegagalan instrumentasi parsial atau penuh di simulator? Apakah mereka pernah mencoba menerbangkan simulator hanya pada instrumen siaga, dan jika mereka melakukannya, bagaimana kinerja mereka dalam situasi seperti itu?</p>
<p>Hal ini pada gilirannya akan menimbulkan pertanyaan tentang standar penerbangan maskapai penerbangan, kebijakan sumber daya kru, pengaturan tata kelola perusahaan, pengambilan keputusan manajemen dan budaya keselamatan operasional, dan banyak lagi.</p>
<p>Saya yakin para peneliti JT-610 akan secara sistematis mengungkapkan apa yang terjadi dan mengapa. Saya juga yakin akan ada banyak faktor kausal yang terungkap yang menyebabkan tragedi itu. Pada akhirnya kita akan belajar dari pelajaran ini, sehingga korban tidak akan hilang dan orang yang mereka cintai menderita sia-sia.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Gracesillya Febriyani</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/106336/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Geoffrey Dell tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Black box milik pesawat Lion Air JT - 610 penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang baru data awal untuk menelusuri penyebab jatuhnya pesawat.Geoffrey Dell, Associate Professor/Discipline Leader Accident Investigation and Forensics, CQUniversity AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.