Ahli dalam bidang kripto menjawab pertanyaan: apakah cryptocurrency merupakan ‘fenomena’ yang tidak akan bertahan lama?
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Metaverse
Displaying all articles
Mengukur ukuran sebuah kota – atau di mana satu berakhir dan yang berikutnya dimulai –semakin sulit untuk ditentukan. Abad ke-21 menjadi milik kota tanpa batas.
Meski metaverse menawarkan ruang virtual baru untuk perkuliahan di masa depan, masih ada banyak masalah filosofis yang bisa muncul.
Nilai seni digital atau objek digital lainnya tergantung pada seberapa banyak seseorang bersedia membayar untuk itu.
Pada episode kali ini, kami ngobtol dengan Wisnu Uriawan, peneliti teknologi blockchain di Universite de Lyon, Prancis tentang hiruk-pikuk beragam istilah teknologi anyar, dari NFT hingga Metaverse.
Coba bayangkan, akan tiba masa kita akan hidup dalam sebuah era yang sama sekali baru. Era dimana dunia virtual tampak lebih realistis, praktis, dan fantastis daripada yang terjadi di dunia nyata.
Tanah virtual kini diperdagangkan sebagai NFT.
Dorsey telah menunjukkan bahwa ia berbeda dari orang-orang seperti Mark Zuckerberg yang tetap bertahan di perusahaan tradisional.
Top contributors
-
Senior Lecturer in Digital Marketing, University of the West of Scotland
-
Professor of Geographic Information and Cartography, UCL
-
Researcher at Research Center for Society and Culture (PMB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Professor of Philosophy and Director, Applied Ethics Center, UMass Boston
-
Blockchain researcher, INSA Lyon – Université de Lyon
-
Lecturer in Banking, City, University of London
-
Chair and Professor of Planning, UCL
-
Associate professor, Université du Québec à Montréal (UQAM)
