tag:theconversation.com,2011:/global/topics/pajak-rokok-52682/articlespajak rokok – The Conversation2022-11-04T07:31:47Ztag:theconversation.com,2011:article/1903732022-11-04T07:31:47Z2022-11-04T07:31:47ZEmpat riset baru bantah argumen industri rokok soal dampak ekonomi dari pengendalian tembakau<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/492954/original/file-20221102-26716-o3g9lu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Warga duduk di taman kawasan tanpa rokok di Bandung, Jawa Barat, 28 Oktober 2022. Belum semua daerah memiliki peraturan kawasan tanpa rokok. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://branda.antaranews.com/data/content_photo_wire.php?pubid=1666948806&getcod=dom">ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.</a></span></figcaption></figure><p>Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC). Salah satu argumen utama penentang ratifikasi FCTC di Indonesia adalah pengendalian tembakau <a href="https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/ybD1z3vk-ratifikasi-fctc-dinilai-mematikan-ekonomi-hasil-tembakau-indonesia">berdampak negatif terhadap ekonomi</a>.</p>
<p>Sebagian pihak, terutama kelompok industri rokok dan pendukungnya, yakin bahwa setiap upaya pengendalian tembakau akan mengurangi jumlah tembakau yang dikonsumsi. Hal ini akan menurunkan permintaan tembakau sehingga berdampak negatif pada petani tembakau lokal dan pekerja industri tembakau. Hasil akhirnya, menurut mereka, ratifikasi FCTC akan berdampak negatif pada perekonomian. </p>
<p>Namun, argumen-argumen ini tidak memiliki bukti yang kuat secara akademis. Sebaliknya, semakin banyak penelitian terbaru membuktikan sebaliknya. </p>
<p>Berikut ini empat studi terbaru sebagai bukti tandingan terhadap argumen industri tembakau dan pendukungnya yang terus menyebarkan narasi palsu seputar dampak ratifikasi FCTC terhadap negara.</p>
<h2>Ratifikasi FCTC tak berdampak pada ekonomi negara</h2>
<p><strong>Pertama</strong>. Studi <a href="https://globalizationandhealth.biomedcentral.com/counter/pdf/10.1186/s12992-022-00810-y.pdf">terbaru yang menyelidiki dampak ratifikasi FCTC</a> pada indikator makroekonomi di Bangladesh, Brazil, Pakistan, dan Indonesia menunjukkan temuan yang bertentangan dengan apa yang dianut oleh industri tembakau. Selain Indonesia, tiga negara tersebut telah meratifikasi FCTC. </p>
<p>Studi tersebut menunjukkan bahwa ratifikasi FCTC tidak berdampak pada <a href="https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html">Produk Domestik Bruto (PDB)</a> per kapita di Bangladesh, Brazil, dan Pakistan.</p>
<p>Sebaliknya, ratifikasi FCTC memberikan pedoman yang komprehensif untuk mengurangi prevalensi merokok yang tetap mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. </p>
<p>Ratifikasi pun bermanfaat bagi sektor kesehatan dan ekonomi jika diterapkan secara komprehensif.</p>
<p><strong>Kedua.</strong> Temuan riset di atas ini didukung oleh penelitian terbaru <a href="http://journal.waocp.org/article_90140.html">tentang dampak industri tembakau terhadap perekonomian</a>. Riset ini membandingkan data periode 2006-2019 di Azerbaijan, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Vietnam. </p>
<p>Mereka semua telah meratifikasi FCTC. <a href="https://www.jt.com/">Jepang</a> dan <a href="https://tobaccotactics.org/wiki/japan-tobacco-international/">Cina,</a> yang memiliki perusahaan rokok global tetap mengimplementasikan konvensi tersebut. Begitu Cina sebagai <a href="https://data.worldbank.org/indicator/SH.PRV.SMOK.MA">pemilik pangsa pasar rokok terbesar di dunia</a>.</p>
<p>Hasil riset ini menunjukkan bahwa industri tembakau tidak berkontribusi yang signifikan terhadap indikator makroekonomi di berbagai negara, terutama di negara dengan industri tembakau yang minim.</p>
<p>Para pendukung berpendapat bahwa perdagangan tembakau memberikan kesempatan kerja yang luas di sektor manufaktur dan komoditas yang menguntungkan petani tembakau. Mereka hakul yakin bahwa setiap upaya pengendalian tembakau akan berdampak buruk bagi perekonomian.</p>
<p>Studi ini membantah klaim ini dengan secara khusus membandingkan dampak tembakau di Indonesia dan Amerika Serikat, sebagai salah satu pasar tembakau terbesar di dunia. Studi ini menunjukkan bahwa meski tembakau berdampak negatif terhadap perekonomian AS pada masa depan, hal itu tidak berdampak dalam konteks Indonesia. </p>
<p>Indonesia dan <a href="https://www.lung.org/research/sotc/tobacco-timeline">Amerika Serikat</a> sama-sama belum meratifikasi FCTC, tapi <a href="https://www.amazon.com/Global-Tobacco-Control-Governance-Transfer/dp/0230200044">kebijakan pengendalian tembakau di negara bagian dan federal Amerika sangat ketat sejak 1970-an</a>. </p>
<h2>Pengendalian tembakau dan petani</h2>
<p>Argumen selanjutnya menyangkut petani tembakau. Para pendukung tembakau sangat percaya bahwa setiap tindakan pengendalian tembakau akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan dan mata pencaharian petani tembakau. Karena itu, mereka mencoba mengganggu agenda pengendalian tembakau pemerintah. </p>
<p>Sebaliknya, banyak penelitian di Indonesia yang membuktikan bahwa argumen tersebut hanyalah mitos belaka.</p>
<p><strong>Ketiga.</strong> Sebuah <a href="https://tobacconomics.org/research/the-economics-of-tobacco-farming-in-indonesia-results-from-two-waves-of-a-farm-level-survey/">studi membandingkan kondisi antara petani tembakau saat ini dan mantan petani tembakau</a> di tiga provinsi penghasil utama tembakau (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat).</p>
<p>Studi ini menyimpulkan bahwa penanaman tembakau tidak menguntungkan bagi sebagian besar petani. Bahkan, mantan petani tembakau memiliki kondisi ekonomi yang lebih baik daripada petani tembakau. Angka kemiskinan juga meluas di kalangan petani tembakau, yang terimbas oleh kenaikan produk tembakau impor.</p>
<p><strong>Keempat.</strong> Sebuah <a href="https://globalizationandhealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12992-020-00595-y">studi tahun 2020 membandingkan impor tembakau di Indonesia dan beberapa negara penghasil tembakau</a> (Pakistan, Bangladesh, Zimbabwe, dan Mozambique) menunjukkan bahwa sementara produksi lokal menurun hampir 20% selama 1990-2016, proporsi impor tembakau dari produksi lokal meningkat empat kali lipat dari 17% menjadi 65%. </p>
<p>Selama periode yang sama, rasio impor tembakau terhadap ekspor berbalik dari 70% menjadi 370%. Ini dapat dimaknai bahwa jumlah impor tembakau mencapai 3,7 kali lipat dari jumlah ekspornya. Kondisi ini tidak menguntungkan baik bagi petani lokal maupun kebijakan pengendalian tembakau.</p>
<p>Angka ini tidak akan diperlukan jika Indonesia dapat secara signifikan mengurangi jumlah penggunaan tembakau sehingga menurunkan jumlah impor tembakau dan menyejahterakan petani lokal. </p>
<p>Untuk mencapai itu, Indonesia masih perlu melakukan upaya pengendalian tembakau yang cukup besar.</p>
<h2>Tembakau tidak mempengaruhi perekonomian</h2>
<p>Fakta bahwa kegiatan pengendalian tembakau dan tembakau tidak mempengaruhi perekonomian seharusnya menambah keberanian Indonesia untuk lebih ketat mengendalikan tembakau. Regulasi yang lebih banyak dan lebih kuat akan dibutuhkan untuk mengatasi masalah tingginya konsumsi tembakau di Indonesia.</p>
<p>Kini Indonesia memiliki <a href="https://data.worldbank.org/indicator/SH.PRV.SMOK.MA">prevalensi merokok tertinggi laki-laki di dunia</a>, 71,3% dan negara perokok terbesar kelima di dunia dengan prevalensi <a href="https://data.worldbank.org/indicator/SH.PRV.SMOK.MA">merokok orang dewasa sebesar 36,3%.</a> </p>
<p>Tingginya prevalensi merokok telah menjadi beban ganda bagi sektor kesehatan dan ekonomi. Konsumsi rokok telah membebani belanja kesehatan pemerintah <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8049109/">hingga Rp 27,7 triliun per tahun</a>. Dari jumlah tersebut, <a href="http://repository.litbang.kemkes.go.id/3016/">56% merupakan biaya pengobatan</a> ditanggung oleh BPJS Kesehatan.</p>
<p>Konsumsi rokok tidak hanya bertanggung jawab atas penyakit tidak menular utama dan kematian dini, tapi juga telah dilaporkan meningkatkan risiko <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10834-022-09864-x">prevalensi stunting sebesar 3,47%</a>. Saat ini angka <a href="https://stunting.go.id/tahun-2022-angka-prevalensi-stunting-harus-turun-setidaknya-3/">stunting mencapai 24%</a>. Indonesia saat ini menjadi negara dengan <a href="https://data.unicef.org/resources/data_explorer/unicef_f/?ag=UNICEF&df=GLOBAL_DATAFLOW&ver=1.0&dq=.NT_ANT_HAZ_NE2+NT_BW_LBW..&startPeriod=2016&endPeriod=2022">prevalensi stunting tertinggi kelima secara global</a>.</p>
<p>Indikator pengendalian tembakau di Indonesia menunjukkan kemajuan yang stagnan, atau bahkan menurun selama dekade terakhir. Menurut data <a href="http://repository.litbang.kemkes.go.id/3514/">Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan,</a> terdapat peningkatan yang mengkhawatirkan pada prevalensi perokok perempuan yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari 2,5% pada 2013 menjadi 4,8% pada 2018. </p>
<p>Data juga menunjukkan peningkatan konsisten dalam prevalensi merokok di antara anak di bawah umur 10-18 tahun, dari 7,2% pada 2013 menjadi 9,1% pada 2018.</p>
<p>Saat ini hanya ada empat peraturan utama tentang pengendalian tembakau di Indonesia: cukai tembakau; pembatasan iklan, promosi, dan sponsor tembakau (TAPS); peringatan kesehatan bergambar (PHW); dan kawasan bebas rokok. Peraturan ini, bagaimanapun, masih di bawah standar yang direkomendasikan oleh protokol WHO-FCTC.</p>
<p>Karena itu, Indonesia butuh kebijakan pengendalian tembakau yang komprehensif. Itu bisa terwujud jika Indonesia meratifikasi FCTC dan mengadopsinya dalam undang-undang nasional. Tak ada jalan lain selain itu.</p>
<hr>
<p><em>Nadira Amalia, peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia berkontribusi dalam penulisan artikel ini</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/190373/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Abdillah Ahsan terafiliasi dengan The International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases sebagai technical consultant.</span></em></p>Indonesia butuh kebijakan pengendalian tembakau yang komprehensif. Itu bisa terwujud jika Indonesia meratifikasi FCTC dan mengadopsinya dalam undang-undang nasional.Abdillah Ahsan, Lecturer in Department of Economics,, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1235372019-09-16T08:25:59Z2019-09-16T08:25:59ZCegah kematian 1 miliar orang, perang melawan tembakau harus dilakukan di kota-kota besar di dunia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/292498/original/file-20190915-8682-1lutuvx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kota Ho Chi Minh, Vietnam, merupakan kota metropolitan yang baru tumbuh dan sedang berjuang melindungi warganya dari tembakau.</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>New York dan London merupakan kota-kota pertama yang memulai <a href="https://doi.org/10.2105/AJPH.2004.058164">kebijakan pengendalian tembakau yang efektif</a> - seperti tempat kerja bebas dari asap rokok, layanan berhenti merokok, dan menaikkan cukai tembakau.</p>
<p>Kebijakan-kebijakan yang menyelamatkan nyawa ini dinilai sangat berhasil sehingga sebuah perjanjian internasional, disebut <a href="https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42811/9241591013.pdf;jsessionid=A48790AB1A635512623F593F77159C57?sequence=1">Framework Convention on Tobacco Control</a>, pada 2003 dinegosiasikan untuk mempromosikan kebijakan berbasis kesuksesan ini kepada dunia. Sampai sekarang, <a href="https://www.who.int/dg/speeches/2008/20081117/en/">banyak yang mengatakan</a> bahwa <a href="https://www.who.int/fctc/signatories_parties/en/">181 negara yang meratifikasi perjanjian itu</a> memperoleh manfaat dari kebijakan ini. </p>
<p>Bulan ini kami menerbitkan <a href="https://doi.org/10.1136/bmj.l2287">penelitian baru dalam <em>British Medical Journal</em></a> yang menunjukkan bahwa penurunan konsumsi rokok global yang sudah ada sebelumnya tidak dipercepat oleh perjanjian pengendalian tembakau internasional ini.</p>
<p>Lebih buruk lagi, temuan kami menunjukkan bahwa walau konsumsi rokok kecil di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat dan Inggris, konsumsi tembakau justru meningkat lebih dari 500 batang per orang dewasa di negara-negara yang lebih miskin seperti Cina, Indonesia, dan Vietnam.</p>
<p>Hasil tak terduga ini menimbulkan dua pertanyaan penting: apa yang menyebabkan disparitas global dalam pengendalian tembakau ini, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?</p>
<h2>Cukai tembakau yang terlalu rendah</h2>
<p>Disparitas global mungkin sebagian besar dapat dijelaskan dengan menggeser tren ekonomi dan berbagai kemampuan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pengendalian tembakau.</p>
<p>Kota-kota metropolitan dengan pertumbuhan pesat seperti Beijing, Jakarta, dan Ho Chi Minh tidak memiliki keberhasilan yang sama dalam melindungi penduduk mereka dari bahaya tembakau seperti kota-kota negara maju yang lebih awal mengadopsi kebijakan ini.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=337&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/291824/original/file-20190910-190044-ex46mr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=423&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Jakarta, Indonesia. Konsumsi tembakau meningkat sampai lebih dari 500 batang rokok per orang di negara yang lebih miskin seperti Indonesia dan Vietnam.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Satu alasan utama yang menyebabkan hal ini adalah <a href="https://doi.org/10.1007/s00038-017-0955-8">cukai tembakau di kota-kota ini lebih kecil</a> dari yang seharusnya (idealnya) dan <a href="https://www.tobaccofreekids.org/assets/global/pdfs/en/Indonesia_tobacco_taxes_report_en.pdf">cukai ini tidak meningkat sesuai naiknya pendapatan (masyarakat)</a>. </p>
<p>Hasilnya, kota-kota ini akan <a href="http://dx.doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2014-051821">kehilangan miliaran dolar</a> akibat hilangnya produktivitas dan pengeluaran layanan kesehatan karena rokok, serta <a href="https://www.who.int/tobacco/publications/surveillance/rep_mortality_attibutable/en/">kematian dini yang dapat dicegah</a> akan bertambah buruk setiap tahun untuk ratusan juta orang.</p>
<h2>Penghindaran pajak dan penyelundupan</h2>
<p>Namun kota-kota di negara berkembang itu tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Penelitian kami, ketika digabung dengan <a href="https://doi.org/10.1080/17441692.2016.1273370">penelitian-penelitian sebelumnya tentang industri tembakau</a>, menghasilkan beberapa bukti kuantitatif pertama yang para ekonom sebut sebagai “efek keseimbangan” dalam pasar tembakau. Maksudnya, penerapan kebijakan pengendalian tembakau di negara-negara kaya memberi insentif kepada perusahaan tembakau untuk merelokasi kegiatan lobi, pemasaran, dan promosi mereka ke negara-negara yang lebih miskin dengan kebijakan yang jauh lebih longgar.</p>
<p>Kenyataannya, ada ironi tragis dari kisah ini: oligopoli yang mendominasi pasar tembakau global semuanya bermarkas di kota-kota yang merintis kebijakan pengendalian tembakau, dan kebijakan-kebijakan ini sekarang mendorong operasi industri ke kota-kota berkembang yang memiliki sedikit perlindungan terhadap produk mematikan ini.</p>
<p>Phillip Morris di New York. British American Tobacco dan Imperial Tobacco di London. Japan Tobacco di Tokyo. Tidak hanya perusahaan publik yang memanfaatkan modal dari investor kaya di kota-kota ini untuk memperburuk epidemi tembakau di luar negeri, mereka juga mengirim miliaran dolar ke kota-kota kaya ini melalui <a href="https://www.theguardian.com/business/2019/apr/30/tobacco-firm-bat-costs-developing-countries-700m-in-tax">penghindaran pajak sistemik</a> dan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/tobaccocontrol/13/suppl_2/ii104.full.pdf">penyelundupan internasional</a> yang terkoordinasi tingkat tinggi - semuanya dilakukan sambil <a href="https://doi.org/10.1016/S0140-6736(15)60312-9">secara agresif melawan kebijakan pengendalian tembakau yang efektif</a> di seluruh dunia.</p>
<h2>Perkiraan satu miliar kematian</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1136/bmj.l2287">Penelitian kami</a> menunjukkan bahwa Framework Convention on Tobacco Control belum mengarah pada perlindungan yang adil terhadap bahaya tembakau bagi kota-kota besar di dunia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/291826/original/file-20190910-190026-72f4sm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Cukai tembakau di kota-kota seperti Beijing tidak naik secepat naiknya pendapatan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada 2044 akan ada <a href="https://ourworldindata.org/urbanization">dua kali lebih banyak orang yang tinggal di kota-kota besar</a> seperti di daerah pedesaan, yang berarti kita tidak dapat meninggalkan kota mana pun jika kita memiliki harapan untuk mengalahkan epidemi tembakau global.</p>
<p>Tahap selanjutnya dari perang panjang ini harus diperangi kota demi kota. Apakah itu berarti menaikkan cukai tembakau di Beijing, membatasi pemasaran industri di Jakarta, mewajibkan pengemasan rokok polos (tanpa merek rokok) di Kota Ho Chi Minh atau mengambil tindakan hukum di New York dan London - kita semua memiliki peran dalam pertempuran <a href="https://www.who.int/tobacco/mpower/2008/en/">untuk mencegah satu miliar kematian </a> akibat tembakau pada abad ke-21.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/123537/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Steven Hoffman declares support from the Canadian Institutes of Health Research (project 312902) and the Research Council of Norway. He was previously employed by WHO.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Mathieu JP Poirier tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Beijing, Jakarta dan Kota Ho Chi Minh berjuang melindungi penduduknya dari tembakau. Kebijakan pengendalian tembakau di negara-negara kaya sebagian dapat disalahkan.Steven J. Hoffman, Director, Global Strategy Lab and Professor of Global Health, Law, and Political Science, York University, CanadaMathieu JP Poirier, Assistant Professor of Soclal Epidemiology, York University, CanadaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1023142018-09-10T10:59:01Z2018-09-10T10:59:01ZTemuan baru ungkap perusahaan rokok global melebih-lebihkan keberadaan pasar gelap<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/235090/original/file-20180905-45175-1wqe2yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Perusahaan tembakau kerap menyebarkan infromasi yang tidak akurat tentang rokok.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTUzNjE5NjY3MiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTgzNTk4OTE5IiwiayI6InBob3RvLzE4MzU5ODkxOS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCIyQmVYa2hsTUxMNEJ5UlU5V1M3Zm9oUHhjN1UiXQ%2Fshutterstock_183598919.jpg&pi=41133566&m=183598919&src=VXyBXffAvLLpYmU9npakdw-1-72">Underworld/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Seberapa besarkah pasar gelap rokok dan siapa yang ada di belakangnya? Pertanyaan ini telah menghantui pemerintah, advokat kesehatan masyarakat, peneliti, dan industri tembakau selama bertahun-tahun. Perusahaan tembakau terbesar di dunia telah menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian guna menghasilkan jawaban, kebanyakan penelitian ini merupakan pesanan yang menggiring pada kesimpulan bahwa perdagangan tembakau ilegal sedang meningkat.</p>
<p>Perusahaan-perusahan rokok besar secara rutin menggunakan penemuan ini untuk menunjukkan bahwa setiap kebijakan pengendalian tembakau akan menyebabkan peningkatan penyelundupan. Mereka mengklaim bahwa pungutan cukai yang lebih tinggi <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/add.12159">mendorong</a> lebih banyak orang untuk membeli rokok secara ilegal, misalnya, atau dengan <a href="https://theconversation.com/plain-cigarette-packaging-is-the-government-stalling-as-election-approaches-35438">kemasan polos</a> membuatnya <a href="https://www.bath.ac.uk/case-studies/debunking-big-tobaccos-arguments-against-standardised-packaging/">lebih mudah</a> bagi pemalsu untuk menyalin merek besar.</p>
<p>Namun ada masalah besar dengan temuan data yang dibiayai oleh industri ini. Ketika dibandingkan dengan sumber yang independen, mereka secara konsisten melebih-lebihkan skala tembakau ilegal. Mereka juga berulang kali gagal memenuhi standar kualitas dan keterbukaan penelitian setelah ditelaah kembali. </p>
<p>Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang industri yang memiliki <a href="https://theconversation.com/it-was-big-tobacco-not-trump-that-wrote-the-post-truth-rule-book-75782">sejarah panjang</a> penggunaan hasil <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/22/1/1">penelitian</a> dan tidak tahu lagi cara untuk menipu para pembuat kebijakan dan publik. Belum lagi <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">keterlibatan intim</a> industri ini dengan penyelundupan tembakau yang <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">diklaim</a> sedang dicegahnya.</p>
<h2>Riset Kami</h2>
<p>Banyak dokumen dan laporan independen telah meninjau data tentang tembakau ilegal yang dibiayai oleh industri. <a href="http://dx.doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2018-054295">Penelitian kami</a>, yang baru diterbitkan dalam <em>Tobacco Control</em>, adalah yang pertama kali meninjau ulang penilaian semacam itu secara sistematis untuk memeriksa kecenderungan yang lebih luas. </p>
<p>Kami mengumpulkan 35 laporan tinjauan, 25 di antaranya fokus riset tentang satu negara – kebanyakan dari Australia atau Inggris – sedangkan sisanya memiliki fokus pada suatu kawasan atau suatu kombinasi beberapa kawasan dan negara. Sebanyak 18 penilaian telah ditinjau kembali oleh rekan sejawat, sementara semua kecuali satu dari sumber data yang dibiayai industri yang mereka tidak periksa. </p>
<p>Dari 31 laporan penilaian, penelitian yang dibiayai oleh perusahaan rokok memperkirakan pasar gelap rokok lebih tinggi dari perkiraan para peninjau - mulai dari 17% lebih tinggi hingga lebih dari 100%. Dalam 29 laporan peninjau, ada kritik terhadap metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang didanai industri. Misalnya, survei terhadap kemasan rokok/kantong tembakau hanya dikumpulkan di kota-kota kecil dan kota-kota besar, tempat produk ilegal cenderung lebih umum ditemukan. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Temukan perbedaannya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/blur-many-cigarettes-on-shelves-sale-559550167?src=VHLjLWg0cXT-oh1tpZAOSw-1-94">khlungcenter</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Permasalahan dengan analisis data juga ditemukan pada 22 laporan peninjauan; sementara 21 memiliki masalah pada penyajiannya, seperti kegagalan untuk menyoroti ketika produk industri tembakau jumlahnya menjadi mayoritas di pasar gelap. Terdapat juga keluhan yang terus terjadi bahwa laporan yang dibiayai oleh industri tidak secara jelas menyampaikan metode penelitian, sehingga lebih sulit untuk membuktikan temuan tersebut secara ilmiah.</p>
<p>Riset kami kami menyimpulkan bahwa “kualitas data industri mengenai tembakau ilegal secara keseluruhan berada di bawah standar yang diharapkan untuk dipertimbangkan dapat diandalkan”. Kami menambahkan bahwa konsistensi ini “dapat menunjukkan bahwa industri tembakau dengan sengaja menghasilkan data yang menyesatkan” terkait topik ini.</p>
<h2>Gambaran yang lebih besar</h2>
<p>Pada era 1990-an, terdapat <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">banyak bukti</a> bahwa <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Big_Tobacco">Big Tobacco</a> atau perusahaan rokok besar terlibat di pasar rokok ilegal. Merujuk pada <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/tobaccocontrol/7/1/66.full.pdf">perkiraan</a> pada saat itu, sepertiga dari ekspor rokok tahunan global melalui jalur distribusi legal. </p>
<p>Kami telah <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4382920/">menulis di tempat lain</a> mengenai bagaimana ini telah menjadi <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e75">bagian penting</a> strategi bisnis banyak perusahaan rokok. Produk yang dikirim ke pasar sangat sering <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/17/6/399">melampaui</a> tingkat konsumsi rokok penduduk lokal. Dalam beberapa kasus, distributor bahkan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/13/suppl_2/ii104">ditugaskan secara khusus</a> untuk menyelundupkan produk perusahaan rokok. Alasan perusahaan-perusahaan rokok tertarik pada pasar gelap itu adalah bahwa mereka dibayar ketika mereka menjual produk ke distributor, terlepas bagaimana barang selundupan itu dijual. Karena produk yang dijual ilegal lebih murah, hal ini berpotensi menghasilkan penjualan yang lebih tinggi. </p>
<p>Pada akhir 2000-an, industri harus tunduk pada penyelidikan negara, <a href="https://www.theguardian.com/world/2000/nov/07/smoking.eu">putusan</a> pengadilan, <a href="https://www.reuters.com/article/canada-us-rjreynolds-settlement-idCATRE63C3WC20100413">denda</a> dan banyak publisitas negatif. Empat perusahaan tembakau terbesar dunia - Philip Morris International (PMI), British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan Japan Tobacco - telah menandatangani <a href="https://ec.europa.eu/anti-fraud/investigations/eu-revenue/cigarette_smuggling_en">perjanjian hukum</a> dengan Uni Eropa untuk bekerja sama dalam memberantas tembakau ilegal. </p>
<p>Di Kanada, anak perusahaan Japan Tobacco dan British American, dan sebagian perusahaan yang dimiliki oleh PMI telah <a href="https://www.reuters.com/article/canada-us-rjreynolds-settlement-idCATRE63C3WC20100413">mengaku bersalah</a> karena penyelundupan rokok dan telah didenda secara kolektif C$1,7 miliar (£1 miliar).</p>
<p>Sekarang, industri tembakau berpendapat bahwa mereka adalah korban dari pasar gelap, <a href="http://the-tma.org.uk/policy-legislation/tobacco-smuggling-crossborder-shopping/counterfeit/">menekankan dampak negatif</a> rokok tiruan. Namun ada bukti bahwa industri tidak pernah berhenti mendapatkan manfaat dari pasar gelap - meskipun perusahaan-perusahaan besar menyangkalnya. Penelitian yang kami publikasikan baru-baru ini <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e35">menunjukkan</a> bahwa dua per tiga rokok ilegal di seluruh dunia berasal dari perusahaan tembakau itu sendiri, sementara kurang dari satu dari sepuluh adalah tiruan. Pada saat ini, tidak ada data yang cukup andal tentang skala pasar gelap tembakau secara keseluruhan. </p>
<p>Setidaknya, bagaimanapun, perusahaan tembakau gagal mengendalikan rantai pasokan mereka - <a href="https://www.icij.org/investigations/tobacco-underground/ukraines-lost-cigarettes-flood-europe/">kelebihan produksi</a> dan <a href="https://www.theguardian.com/business/2014/nov/16/bat-fined-for-oversupplying-tobacco-in-low-tax-european-jurisdictions">kelebihan pasokan</a> produk tembakau, menyebabkan sebagiannya masuk ke pasar ilegal. Sementara itu, bukti dari <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191#ref-36">dokumen yang bocor</a> dan <a href="https://www.reportingproject.net/troubleswithbigtobacco/">pembocor internal</a> menunjukkan beberapa perusahaan tembakau secara aktif terlibat dalam perdagangan ini baru-baru ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Akan murah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/cairo-egypt-29122014-kids-smoking-on-1062529136?src=Uvzq1fJ_XiiUcyCr6Zda8g-1-11">Photo Spirit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai bagian dari upaya global untuk menangani penyelundupan tembakau, <a href="http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/80873/9789241505246_eng.pdf?sequence=1">Protokol Pasar Gelap</a> dari <a href="http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42811/9241591013.pdf?sequence=1">Kerangka Kerja Konvensi tentang Pengendalian Tembakau</a> WHO mulai berlaku pada September ini. Salah satu ukuran kunci dari protokol ini adalah sebuah sistem global untuk melacak dan menelusuri produk tembakau. Sistem ini akan menentukan di mana suatu produk di produksi, memungkinkan penyelidikan jika itu berakhir di pasar gelap.</p>
<p>Protokol ini menetapkan bahwa sistem ini tidak boleh dikontrol oleh perusahaan tembakau. Namun demikian, perusahaan tembakau telah <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">berulang kali</a> mempromosikan alternatif mereka yang <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e3">tidak memadai</a> dan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/02/26/tobaccocontrol-2017-053970">tidak efisien</a>. <em><a href="http://tobaccotactics.org/index.php?title=Codentify">Codentify</a></em> (sistem penandaan produk tembakau terpusat) dipatenkan oleh Philip Morris International (PMI) pada pertengahan 2000-an, dan dilisensi secara gratis kepada kompetitor utama perusahaan pada 2010. </p>
<p>Mereka secara <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191#ref-65">kolektif setuju</a> untuk mempromosikan sistem ini kepada pemerintah dengan cara yang membuatnya tampak independen. Ini dilakukan dengan menggunakan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">berbagai</a> kelompok pendukung industri rokok dan pihak ketiga.</p>
<p>Keterlibatan industri dalam <em>Codentify</em> nyatanya tetap <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e3">terlihat</a>, sehingga mereka berusaha menjauhkan diri. Pada 2016 sistem itu dijual ke sebuah perusahaan bernama Inexto, dan <a href="https://www.theguardian.com/society/2018/jun/14/tobacco-industry-seeking-to-control-anti-smuggling-measures-say-critics">PMI mengklaim</a> <em>Codentify</em> sekarang memenuhi persyaratan WHO. </p>
<p>Namun beberapa staf <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">di Inexto</a> tampaknya menjadi karyawan lama PMI yang juga turut menciptakan <em>Codentify</em>, sementara itu juga tampaknya sebuah jaringan kompleks dari kekayaan intelektual bersama ada di antara individu-individu ini dan kedua perusahaan.
Industri tembakau <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">masih melakukan</a> semua yang dapat menerapkan sistem ini sebagai standar pelacakan dan jejak global.</p>
<p>Temuan baru kami mengenai data industri adalah bukti lebih lanjut bahwa industri tembakau tidak bermain jujur dan baik dalam masalah tembakau ilegal. Data memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk mempromosikan kesimpulan tentang skala dan sifat perdagangan gelap yang tidak dapat dengan mudah dibantah. Ini terutama berfungsi sebagai platform untuk strategi lobi dan hubungan masyarakat industri.</p>
<p>Filantropi <a href="https://www.bath.ac.uk/announcements/major-funding-announcement-puts-bath-tcrg-at-centre-of-new-20-million-global-industry-watchdog/">Bloomberg baru-baru ini mengumumkan</a> investasi sebesar US$20 juta (£16 juta) untuk membuat <a href="https://www.bloomberg.org/program/public-health/stoptobacco/">STOP (The Stopping Tobacco Organizations and Products)</a> - sistem pantauan global untuk mengekspos praktik-praktik seperti ini. <a href="http://www.bath.ac.uk/health/research/tobacco-control/">Organisasi kami Tobacco Control Research Group</a> di University of Bath adalah salah satu dari tiga mitra yang didanai untuk memimpin inisiatif ini. Kami tidak bisa membiarkan industri beroperasi di bawah naungan kegelapan. Hubungan kerja sama baru ini akan berfungsi sebagai sorotan yang diperlukan. </p>
<p>The Tobacco Manufacturers Association, yang mewakili British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan anak perusahaan Japan Tobacco Gallaher, mengatakan tidak akan menanggapi artikel ini.</p>
<p>Seorang juru bicara untuk PMI mengatakan:</p>
<blockquote>
<p>Perdagangan rokok ilegal melukai bisnis dan pendapatan kami - kami memiliki kepentingan untuk menguranginya. Kami menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memastikan kontrol yang kuat dalam rantai pasokan kami dan mengatasi pengalihan produk kami. Kami juga mendukung aturan ketat dan langkah-langkah penegakan hukum.</p>
<p>PMI tidak berada dalam usaha melacak dan menelusuri. Kami percaya bahwa cara terbaik untuk memastikan hal ini adalah melalui serangkaian sistem pelacakan dan jejak standar terbuka yang disetujui secara independen, bersaing di pasar bebas.</p>
</blockquote><img src="https://counter.theconversation.com/content/102314/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Allen Gallagher menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Anna Gilmore menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund.</span></em></p>Bagaimana data mengenai penyelundupan tembakau yang dibiayai industri rokok justru membesar-besarkan skala masalah.Philip Morris International (PMI) telah mengaku bersalah karena penyelundupan rokok.Allen Gallagher, Doctoral Researcher, University of BathAnna Gilmore, Professor of Public Health/Director, Tobacco Control Research Group, University of BathLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.