Menu Close
Ilustrasi eksoplanet dengan latar belakang awan gas, Matahari dan bintang. Rassamee Cafe/Shutterstock

In Conversation With: Tri Astraatmadja, astronom Indonesia pemburu eksoplanet

Teknologi di bidang astronomi awalnya didesain untuk kepentingan penjelajahan militer dan pertahanan di negara maju seperti di Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, teknologi tersebut dipakai untuk penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas dalam astronomi, termasuk pencarian eksoplanet.

Dengan kemajuan teknologi termasuk dalam bidang komputasi, kini mengukur posisi bintang bisa lebih tepat dan lebih teliti. Bintang-bintang yang pada masa lalu kurang terlihat melalui teleskop lama, bisa dilihat lebih jelas dengan bantuan teleskop yang lebih canggih.

Tri L. Astraatmadja, astronom Indonesia yang kini bekerja sebagai peneliti postdoctoral di Department of Terrestrial Magnetism, Carnegie Institution for Science, Washington D.C., bercerita tentang pengembaraan intelektualnya dalam riset astronomi global, sebuah dunia kerja-riset yang begitu sempit tapi setiap tahun ribuan sarjana astronomi lulus dari universitas di seluruh dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir dia meneliti eksoplanet, planet yang mengitari bintang lain di luar Tata Surya. Ada kemungkinan bisa ditemukan eksoplanet yang mirip seperti Bumi. Kelak dia dan timnya akan mempublikasikan hasil risetnya.

Ini penuturan Tri terkait dengan risetnya.

Tri L. Astraatmadja, peneliti eksoplanet di Carnegie Institution for Science Amerika Serikat.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 180,900 academics and researchers from 4,919 institutions.

Register now