Menu Close

Inilah mengapa Sukuk Ritel tetap menarik jadi investasi di era pandemi

Berinvestasi di Sukuk Ritel bisa membantu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Antara Foto

Pandemi COVID-19 membuat kondisi perekonomian tidak menentu. Lonjakan kasus secara tiba-tiba bisa langsung menghambat pertumbuhan ekonomi.

Bagi investor yang menginginkan alternatif investasi yang aman dari gejolak ekonomi selain deposito dan emas, maka Sukuk Ritel bisa menjadi salah satu pilihan yang baik.

Sukuk Ritel lebih aman karena dijamin negara, halal (sesuai syariah Islam), dan masih menguntungkan. Kelebihan ini membuat salah satu Sukuk Ritel yang baru diterbitkan yaitu seri 015 (SR015) masih laris dibeli investor, walaupun imbal hasilnya yang 5,1% per tahun adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Penjualan SR015 berlangsung hingga 15 September 2021 dan terjual hingga Rp 25,2 triliun atau hanya menyisakan kuota pemesanan sebesar Rp 1,57 miliar dari total target Rp 25,23 triliun.

Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta, Senin (30/8/2021). Antara Foto

Menguntungkan, terjamin, dan membantu pembangunan

Sukuk Ritel serupa dengan obligasi sebagai surat utang. Pemerintah wajib untuk membayarkan kembali dana yang diinvestasikan oleh investor setelah masa berlaku investasi atau tenor berakhir yakni tiga tahun.

Bedanya Sukuk Ritel menggunakan prinsip syariah. Pemerintah atau penerbit utang tidak bisa menggunakan dana yang terhimpun untuk peruntukan yang bertentangan dengan nilai syariah – contohnya kegiatan usaha yang tidak halal seperti judi.

Sukuk Ritel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan investasi yang lain seperti surat utang korporasi, deposito dan saham.

Contohnya Sukuk Ritel SR015 memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan dan deposito di bank, walaupun imbal hasil Sukuk Ritel terus menurun tiap tahunnya karena mengikuti suku bunga Bank Indonesia yang mengikuti kondisi perekonomian.

Sukuk Ritel yang pertama kali dikeluarkan pemerintah yaitu SR001 yang diterbitkan tahun 2009 mempunyai imbal hasil sebesar 12% karena pada saat itu suku bunga acuan mencapai 8,25%.

SR015 mempunyai imbal hasil 5,1% yang lebih rendah dari SR001.

Namun angka ini tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga acuan BI yang mencapai 3,5% dan bunga deposito tertinggi yang hanya 3,78% per awal September.

Sukuk Ritel juga dikenakan pajak yang lebih rendah jika dibandingkan dengan deposito. Pajak Sukuk Ritel sebesar 10%, sementara pajak bunga deposito mencapai 20%.

Investor juga dapat meringankan beban negara dengan membeli Sukuk Ritel karena memiliki bunga yang lebih rendah dibandingkan sumber pendanaan negara yang lain, seperti surat utang negara atau Obligasi Ritel ORI-19 dengan imbal hasil 5,57% dan utang luar negeri yang memiliki rata-rata bunga 14,9%.

Sukuk Ritel juga digunakan untuk membantu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah karena menggunakan akad ijarah asset to be leased, yang berarti dana yang berhasil dikumpulkan dari penerbitan sukuk ini akan digunakan untuk pembelian hak manfaat Barang Milik Negara maupun pengadaan proyek untuk kemudian disewakan kepada pemerintah.

Nilai sewa tersebut kemudian menjadi sumber dari imbal hasil kepada investor.

Salah satu keunggulan lainnya adalah Sukuk Ritel dijamin oleh pemerintah. Ini karena Sukuk Ritel merupakan salah satu dari jenis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang ditawarkan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementrian Keuangan.

Investasi yang lain seperti surat utang yang diterbitkan perusahaan dan deposito bank lebih berisiko karena bisa gagal bayar jika penerbitnya mengalami masalah seperti kebangkrutan dan penurunan laba.

Selain itu jika dibandingkan dengan deposito, saat ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin dana nasabah dengan deposito sampai Rp 2 miliar, Sukuk Ritel SR015 bisa memberikan investasi terjamin yang lebih besar karena bisa dibeli masyarakat mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 3 miliar.

Setelah SR015, calon investor bisa melirik alternatif serupa yang akan diterbitkan oleh pemerintah yaitu Sukuk Tabungan ST007 yang akan dijual pada bulan November nanti.

Sukuk Tabungan ST007 akan menjadi Sukuk Hijau pertama dari pemerintah Indonesia, karena secara khusus akan digunakan untuk membiayai proyek yang ramah lingkungan.

Cocok untuk tujuan jangka pendek dan menengah

Sukuk Ritel cocok sebagai investasi untuk mencapai tujuan jangka pendek dan menengah yang hendak dicapai oleh investor.

Seperti kebutuhan persiapan dana pernikahan, persiapan persalinan, dana pendidikan, dan tujuan keuangan lainnya dengan tenor atau masa investasi yang tetap dan tidak menginginkan adanya risiko keuangan yang tinggi seperti di saham dan pasar uang.

Keuntungan lainnya juga tidak kalah menarik adalah Sukuk Ritel dapat diperdagangkan atau dijual kembali ke investor yang lain setelah masa tunggu (holding period) tiga kali pembayaran imbalan.

Artinya, setelah tiga bulan, investor juga berpeluang untuk mendapatkan keuntungan tambahan dari kelebihan harga jual (capital gain) yang dapat digunakan sesuai kebutuhan keuangan (financial goal) masing-masing investor.

Namun investasi tentunya bukan tanpa risiko, Sukuk Ritel juga bisa diperjualbelikan di bawah harga beli ketika harganya turun yang membuat investor mengalami kerugian.

Masyarakat yang masih memiliki keraguan terkait pilihan investasi ini, dapat meminta pandangan dari penasihat keuangan, juga meminta informasi kepada salah satu dari 30 mitra distribusi SR015 yang telah ditunjuk.

Untuk dapat mengikuti proses pemesanan mulai dari pendaftaran, pemesanan, pembayaran, hingga penyelesaian transaksi pemesanan Sukuk Ritel melalui sistem elektronik e-SBN yang telah disediakan.

Dengan segala kelebihannya, Sukuk Ritel merupakan investasi yang lengkap dan layak diperhitungkan di era pandemi. Khususnya bagi masyarakat muslim karena sesuai syariah, masih memberikan keuntungan dan juga aman karena dijamin negara.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,100 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now