Menu Close
Hujan lebat dan banjir ekstrem yang dialami Inggris bagian utara pada 2015 telah membahayakan banyak nyawa. Ian Forsyth/Getty Images

Laporan iklim IPCC: badai dan banjir akan semakin sering menerjang akibat siklus air yang kian intensif

Bulan lalu, dunia menjadi saksi saat curah hujan ekstrem menyebabkan banjir yang menghanyutkan rumah-rumah berusia ratusan tahun di Eropa, memicu tanah longsor di Asia, dan menggenangi kereta bawah tanah di Cina.

Berbagai bencana itu menelan nyawa lebih dari dari 900 orang.

Sementara itu, negara-negara Amerika Utara berjuang melawan kebakaran di tengah kekeringan hebat yang juga mempengaruhi ketersediaan air dan pasokan listrik.

Bencana yang berhubungan dengan air bisa sangat merusak. Dampak krisis iklim terhadap intensitas kejadian bencana yang semacam ini juga semakin nyata.

Dalam studi iklim terbaru yang diterbitkan pada 9 Agustus 2021, misalnya, Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change, atau IPCC) memperingatkan bahwa siklus air dunia kini menjadi semakin intens.

Studi tersebut – di mana saya menjadi salah satu penulis utama – mencatat kenaikan curah hujan yang terjadi secara signifikan di sebagian besar wilayah di dunia. Pada saat yang bersamaan, kekeringan ekstrem melanda kawasan Mediterania, Australia bagian barat daya, Amerika Selatan bagian barat daya, Amerika Utara bagian barat, dan Afrika Selatan.

Kondisi kekeringan maupun kondisi basah yang parah ini akan terus meningkat seiring dengan memanasnya suhu bumi di masa depan.

Mengapa siklus air meningkat?

Air terus bersirkulasi di lingkungan sekitar kita, bergerak di antara atmosfer, laut, tanah dan cadangan air beku. Air juga bisa jatuh sebagai hujan atau salju, meresap ke dalam tanah, mengalir ke saluran air, bergabung dengan lautan, membeku, atau menguap kembali ke atmosfer. Tumbuhan juga menyerap air dari tanah dan melepaskannya melalui daun.

Dalam beberapa dekade terakhir, laju terjadinya hujan dan menguapnya air dari lautan terus meningkat.

Sebuah ilustrasi yang menunjukkan bagaimana siklus air berjalan melalui presipitasi (terjadinya hujan), limpasan, air tanah, tanaman, penguapan, dan pengembunan untuk jatuh lagi.
Beberapa poin penting dalam siklus air. NASA

Percepatan siklus air sebenarnya dipengaruhi banyak faktor. Namun, salah satu penyebab yang paling penting adalah kenaikan suhu yang kemudian menambah kadar uap air di udara. Akhirnya, hujan berpotensi semakin sering terjadi.

Kian kencangnya pergerakan air karena perubahan iklim ini terbukti dalam investigasi yang kami lakukan.

Kita bisa menaksir fenomena itu dari perhitungan fisika dasar dan memproyeksikannya menggunakan model komputer. Data hasil pengamatan juga menunjukkan hal ini dalam bentuk intensitas curah hujan yang meningkat disertai suhu yang semakin panas.

Pemahaman tentang perubahan siklus air sangat penting, dan tidak sekadar untuk persiapan menghadapi bencana. Pasalnya, air adalah sumber daya penting untuk seluruh ekosistem maupun masyarakat di dunia, khususnya di bidang pertanian.


Read more: Mencairnya lapisan es dan pengaruhnya bagi laut Indonesia. Ini kata panel ilmuwan PBB


Apa artinya untuk masa depan bumi?

Perubahan siklus air secara umum berdampak hebat namun bervariasi di seluruh dunia.

Misalnya, di sebagian besar wilayah daratan, curah hujan bakal meningkat tajam. Tapi, kekeringan parah juga berisiko terjadi di kawasan Mediterania, Amerika Selatan bagian barat daya, dan bagian barat Amerika Utara.

Peta yang menunjukkan proyeksi curah hujan dan proyeksi pemanasan pada 1,5 dan 3 derajat Celcius.
Curah hujan rata-rata tahunan diproyeksi meningkat di banyak wilayah saat planet ini menghangat, terutama wilayah di posisi lintang bumi yang lebih tinggi. Laporan Penilaian Keenam IPCC

Secara global, setiap kenaikan suhu bumi sebesar 1 derajat Celsius akan meningkatkan curah hujan ekstrem harian sekitar 7%.

Selain persoalan di atas, kenaikan suhu juga menimbulkan persoalan yang sangat berpengaruh pada berbagai aspek lain terkait siklus air. Di antaranya adalah pengikisan gletser di pegunungan, penurunan durasi tutupan salju musiman, pencairan salju yang lebih cepat, serta perubahan hujan muson di berbagai wilayah.

Aneka kejadian tersebut sangat berdampak pada kondisi sumber daya air bagi miliaran penduduk dunia.

Apa yang bisa kita lakukan?

Berbagai perubahan aspek dalam siklus air adalah bagian dari satu persoalan besar – emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi akan berdampak lebih parah terhadap lingkungan.

IPCC tidak membuat rekomendasi kebijakan. Laporan ini hanya memberikan informasi ilmiah yang diperlukan untuk mengevaluasi pilihan kebijakan secara hati-hati. Hasil studi menunjukkan bagaimana pilihan aksi kita sangat menentukan seberapa besar dampaknya bagi masa depan kondisi bumi.

Satu hal yang terbukti secara ilmiah adalah, pembatasan kenaikan suhu global sebesar 1,5 C sesuai target Perjanjian Paris membutuhkan pengurangan emisi gas rumah kaca dengan segera, cepat, dan berskala besar.

Apapun targetnya, seberapa parahnya dampak krisis iklim sangat terkait dengan kadar emisi gas rumah kaca.

Karena itu, setiap upaya memangkas emisi – sekecil apapun angkanya – akan membantu mengurangi dampak pemanasan global.


Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di sini.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,100 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now