Menu Close

Mengapa meteor menerangi langit malam

Sebuah bola api di langit Atacama Large Millimeter / submillimeter Array, ALMA, di Chile. ESO/C. Malin, CC BY-SA

Meteor telah dapat dilihat sejak dahulu kala. Meteor terdiri dari potongan puing-puing, biasanya tidak lebih besar dari butiran debu atau pasir, yang terus-menerus menabrak atmosfer bumi.

Ketika puing-puing itu masuk semakin dalam, gesekan dengan atmosfer akan membuatnya terkikis dan terbakar dari luar. Ini biasanya terjadi di dalam mesosfer, umumnya pada ketinggian sekitar 80 km.

Semakin besar ukuran puing, atau semakin cepat dia bergerak, maka semakin cerah pula meteor yang dihasilkan. Partikel yang paling lambat menghantam atmosfer melaju sekitar 12 km/detik, dan yang tercepat sekitar 72 km/detik.

Kecepatan ekstrem inilah yang menjadikan benda-benda kecil ini terbakar begitu terang. Energi kinetik yang dibawa sebanding dengan massa dikali kuadrat kecepatannya.

Ini berarti, butiran kecil yang bergerak sangat cepat ini membawa energi dalam jumlah yang besar.

Energi itu dikonversi menjadi cahaya, sesuatu yang kita lihat ketika sebuah meteor muncul di langit malam.

Mari kenali beberapa terminologi

Terdapat beberapa kekeliruan terkait definisi dari istilah-istilah tertentu, yang sering tercampur dalam percakapan santai, dan media. Berikut rinciannya:

Meteoroid: Potongan batu, logam, atau es berukuran kecil, yang bergerak di luar angkasa. Semakin dekat Anda melihat, semakin banyak serpihan yang ada, meski serpihan terkecil dengan cepat diterbangkan ke ruang antar bintang (interstellar) oleh radiasi matahari.

Meteor: Kilatan cahaya yang diamati sebagai hamburan meteoroid di atmosfer Bumi.

Meteorit: Jika suatu benda berhasil menembus atmosfer untuk mencapai tanah, maka itu disebut meteorit. Meteorit berkisar dari beberapa gram hingga puluhan ton. Yang paling sering jatuh adalah benda terkecil dan paling ringan. Hingga saat ini, meteorit paling besar yang pernah ditemukan adalah meteorit Hoba, dari Namibia, dengan massa sekitar 66 ton.

Bola api: Sebuah meteor yang luar biasa terang, melampaui hampir semua yang ada di langit malam. Biasanya, setiap meteor yang lebih terang dari magnitudo -4 (lebih terang dari Venus) dianggap sebagai bola api.

Mikrometeoroit: Meteoroit terkecil—debu kosmik yang efektif—sangat kecil sehingga mereka dapat memasuki atmosfer bumi tanpa terkikis, karena gesekan dengan lapisan atmosfer Bumi yang paling lemah memperlambat masuknya mereka. Butiran sangat kecil ini lebih mirip partikel asap. Mereka dapat mencapai permukaan Bumi secara utuh, dan banyak yang telah dikumpulkan menggunakan pesawat untuk studi ilmiah.

Meteorit: jatuh vs ditemukan

Ketika para ilmuwan mempelajari meteorit yang baru ditemukan, mereka membaginya menjadi dua jenis—yang jatuh dan yang ditemukan.

Sebagian besar meteorit baru ditemukan setelah mereka jatuh lama, bisa setelah bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad, sehingga mereka akan mengalami efek pelapukan dan proses kimia di Bumi.

Dikenal sebagai “penemuan”, meteorit jenis ini banyak dikumpulkan, dan banyak ditemukan di permukaan es Antartika.

Meteorit yang “jatuh” jauh lebih berharga dan lebih jarang. Ini adalah meteorit yang sudah diamati dan dilaporkan sejak melintas melewati atmosfer. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk menemukannya sebelum mereka dipengaruhi oleh cuaca atau proses lain di Bumi.

Begitu berharganya meteorit yang “jatuh” sehingga ada jaringan khusus dalam usaha melacak dan mendapatkan objek tersebut. Salah satunya adalah Australian Desert Fireball Network yang dapat Anda dukung dengan cara melaporkan bola api yang Anda lihat, barangkali benda tersebut jatuh dan dapat didapatkan.

Hujan meteor

Asalkan malam cerah, seorang pengamat yang jeli dapat melihat sekitar lima sampai sepuluh meteor per jam, dan jumlah itu meningkat seiring mendekatnya fajar (lihat grafik di bawah ini untuk alasannya).

Kejadian “sporadis” ini terjadi ketika Bumi yang sedang bergerak mengelilingi matahari, sesuai orbitnya, bertabrakan dengan macam-macam puing.

The Conversation

Pada waktu-waktu tertentu, serpihan yang melintasi bumi bergerak secara signifikan dan lebih padat sehingga terjadi hujan meteor.

Komet (dan beberapa asteroid) menumpahkan material ketika mereka berayun dekat dengan matahari, dan puing-puing tersebut terus bergerak pada orbit yang mirip dengan induknya.

Setelah orbit sebuah komet membawanya cukup dekat ke matahari untuk mengeluarkan gas, maka ia akan terus menyebarkan debu dan gas dalam setiap laluan perihelion. Debu ini perlahan menyebar di sekitar orbit komet, mengikuti rute yang hampir persis tetapi dengan periode orbit yang agak lebih panjang atau pendek sedikit.

Akibatnya, orbit benda-benda ini terbungkus oleh puing-puing. Kepadatan material meningkat saat ia mendekati orbit induk, dan sumbernya sendiri. Jika orientasi orbital tepat, maka Bumi akan bergerak melalui petak-petak itu pada waktu yang sama di setiap tahun, dan hujan meteor tahunan pun terjadi.

Karena puing-puing bergerak ke arah yang sama seperti saat menabrak Bumi, meteor akan terlihat memancar dari daerah kecil di langit malam, yang dikenal sebagai radian.

Meteors streak outwards from the top of Orion’s head as seen in 2012 from central Victoria. Phil Hart, CC BY
Meteor melesat keluar dari atas kepala Orion seperti yang terlihat di tahun 2012 dari pusat Victoria. Phil Hart, CC BY

Ini murni masalah perspektif. Ketika puing-puing bergerak menuju titik yang menguntungkan kita, maka partikel-partikel itu tampak berbeda ketika mereka terbakar di mesosfer.

Dengan satu pengecualian (Quadrantids), hujan meteor dinamai berdasarkan rasi tempat pancarannya muncul - Geminid adalah pancaran dari Gemini sedangkan Leonid berasal dari Leo.

Sebaliknya, dinamai Quadrantids untuk mengenang rasi yang telah mati - Quadrans Muralis - yang dimasukkan ke dalam Boötes ketika 88 rasi bintang telah disetujui oleh International Astronomical Union pada tahun 1922.

Hujan dan badai, tua dan muda

Dengan setiap ayunan mengelilingi matahari, bongkahan utama dari hujan meteor menambahkan lebih banyak material ke aliran puingnya, yang terus menyebar ke ruang angkasa. Akibatnya, hujan meteor berubah seiring bertambahnya usia.

Aliran meteor muda biasanya sempit, serta mengandung kepadatan material yang tinggi di dekat objek induknya, dan sedikit di tempat lain. Jika Bumi memotong salah satu filamen yang sempit dan padat ini, badai meteor dapat terjadi, dengan ribuan atau bahkan puluhan ribu meteor per jam.

Badai seperti itu jarang terjadi, namun terkadang bisa diprediksi.

Pada tahun-tahun tanpa badai meteor, hujan meteor muda biasanya menampilkan laju yang rendah, dengan aktivitas yang bervariasi, tergantung jaraknya dari objek induk di tahun tertentu. Contoh yang popular adalah Leonid dan Draconid.

A woodcut depicting the great Leonid storm of 1833, when up to a hundred thousand meteors per hour were observed from the United States. Adolf Vollmy/Wikimedia
Potongan kayu yang menggambarkan badai besar Leonid di tahun 1833, hingga seratus ribu meteor per jam, diamati dari Amerika Serikat. Adolf Vollmy/Wikimedia

Hujan meteor pada masa puncaknya mencakup wilayah yang relatif luas, sehingga Bumi berhadapan dengan puing-puing selama seminggu atau lebih. Mereka terjadi dalam periode yang panjang dengan tingkat yang rendah, dan secara bertahap meningkat relatif tajam.

Di pusatnya, hujan tersebut mempertahankan aliran material yang relatif padat, dilepas terlalu cepat untuk sepenuhnya tersebar, yang mengarah ke tingkat hingga seratus (atau lebih) meteor per jam.

Hujan meteor utama pada tahun normal, seperti Eta Aquariids, Orionids dan Geminids, adalah contoh yang baik.

Aliran meteor tua, biasanya tersebar dan membutuhkan waktu sebulan atau lebih untuk diseberangi Bumi. Dalam aliran itu, puing-puing tersebar dengan baik, dan hanya beberapa meteor per jam yang dapat terlihat.

Jika induk hujan meteor tertentu dibelokkan ke orbit baru, atau kehabisan volatil, maka alirannya akan terus memburuk, dengan laju yang menurun secara bertahap hingga tidak dapat dibedakan dari latar belakang sporadis.

Hujan meteor Taurid, terlihat di bulan September hingga Desember setiap tahun, adalah contoh yang paling terkenal dari aliran meteor tua, meskipun masih dapat menawarkan kejutan!

Hantu masa lalu komet

Terkadang sebuah komet berantakan, terpecah-pecah dan hancur. Contoh yang bagus dari hal ini adalah komet 3D/Biela, yang terpecah-pecah secara dahsyat pada abad ke-19.

Sketsa Komet 3D / Biela yang dibuat pada Februari 1846, beberapa minggu setelah komet itu terbelah menjadi dua bagian. Setelah penampakan berikutnya, pada 1852, komet itu tidak pernah terlihat lagi, dan diperkirakan telah hancur. E. Weiß/Wikimedia

Puing-puing kehancuran itu terus mengorbit matahari dan memberikan epitaf spektakuler untuk komet dengan badai meteor Andromedid.

Dua ledakan meteor yang sangat spektakuler terlihat pada tahun 1872 dan 1885 dari hujan yang terikat komet, ketika Bumi melewati sisa-sisa penyebarannya.

Hujan meteor yang akan datang

Selama berabad-abad, hujan meteor datang dan pergi. Orbit dari beberapa hujan meteor yang berotasi mengakibatkan mereka tidak lagi berhadapan dengan Bumi, dan kemunculannya turun menjadi nol.

Aliran lain berputar, melahirkan hujan meteor baru, dan aliran baru akan muncul ketika komet dilemparkan ke orbit baru.

Akibatnya, para astronom terus-menerus waspada terhadap kelahiran hujan meteor baru.

Dengan setiap penemuan asteroid atau komet dengan orbit mendekati Bumi, para astronom memeriksa kemungkinan terjadinya hujan meteor. Ini mengarah pada prediksi potensi hujan meteor baru, seperti Camelopardalids.

Bahkan dengan pengetahuan yang mita miliki, kita masih bisa mendapat kejutan. Jadi ada baiknya untuk memandangi langit di malam yang cerah, barangkali Anda bisa menangkap kelahiran hujan meteor baru.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,100 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now